Makalah Komunikasi Antar Budaya Mengatas

MAKALAH KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
MENGATASI GESEKAN BUDAYA MELALUI
SIMPATI DAN EMPATI

Kelompok
Pangeran Kristian

201446500245

Tantowi Noer Zulkarnaen

201446500293

Alsya Jadiah Ramadhan

201446500259

Rahadika Satya Ajie

2014465002492


DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
2017

Mengatasi Gesekan Budaya Melalui Simpati dan Empati

i

DAFTAR ISI
COVER .................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang ................................................................................................. 1

1.2

Rumusan masalah ............................................................................................ 1


1.3

Tujuan .............................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1

Pengertian Kebudayaan .................................................................................... 3

2.2

Pengertian Simpati ........................................................................................... 3
2.2.1 Keuntungan Simpati ............................................................................. 4
2.2.2 Kerugian Simpati .................................................................................. 4

2.3 Empati ............................................................................................................... 5
2.4 Pengertian Gesekan Budaya .............................................................................. 5
2.5 Contoh Kasus: Penghinaan Atas Presiden Jokowi Saat Memakai Baju Adat
Maluku ............................................................................................................. 5
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 9
3.2 Saran .................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 11

Mengatasi Gesekan Budaya Melalui Simpati dan Empati

ii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki ciri khas tertentu yang
membedakan dari negara lain. Keanekaragaman suku dan budaya yang ada di
Indonesia menjadi salah satu ciri khas masyarakat Indonesia. Dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara tidak terlepas dari adanya benturanbenturan perbedaan kebudayaan antara satu daerah dengan daerah lainnya.
Suatu kelompok masyarakat dengan kelompok masyarakat lainnya, hingga
benturan kebudayaan antara masing-masing individu dengan latar belakang

adat istiadat, budaya serta nilai-nilai yang berbeda pula. Secara umum, hal ini
menjadi halangan dalam berkomunikasi, karena pemahaman yang dimiliki
individu tidak sama.
Di Indonesia sendiri banyak terjadi gesekan budaya, terutama melalui
simpati dan empati. Maka dari itu, penulis membuat makalah dengan judul
Mengatasi Gesekan Budaya Melalui Simpati dan Empati sebagai
pembelajaran penulisan.

1.2.

Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
- Apa pengertian gesekan budaya?
- Apa itu simpati?
- Apa itu empati?
- Contoh kasus gesekan budaya.
- Bagaimana cara mengatasi gesekan budaya melalui simpati dan
empati
Mengatasi Gesekan Budaya Melalui Simpati dan Empati


1

1.3.

Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini diantaranya adalah:
-

Menjelaskan mengenai pengertian gesekan budaya.

-

Menjelaskan mengenai pengertian simpati.

-

Menjelaskan mengenai pengertian empati.

-


Mengatasi gesekan budaya melalui simpati dan empati.

Mengatasi Gesekan Budaya Melalui Simpati dan Empati

2

BAB II
PEMBAHASAN

2.1.

Pengertian Budaya
Budaya

merupakan

suatu

tatanan


pengetahuan,

pengalaman,

kepercayaan, nilai, sikap, agama, waktu dan peranan sosial yang diperoleh
sekelompok besar orang dari generasi ke generasi melalui usaha seorang
individu dan kelompok. Suatu budaya membentuk diri individu agar
melakukan dan mejadikan sesuatu itu apa adanya. Tanpa sengaja budaya akan
terbawa oleh individu dalam kehidupan sehari-harinya.
Kebudayaan dapat diartikan sebagai keseluruhan simbol, pemaknaan,
penggambaran (image), struktur aturan, kebiasaan, nilai, pemrosesan
informasi dan pengalihan pola-pola konvensi pikiran, perkataan dan
perbuatan/tindakan yang dibagikan diantara para anggota suatu sistem sosial
dan kelompok sosial dalam suatu masyarakat.

2.2.

Pengertian Simpati
Simpati adalah suatu ketertarikan kepada orang lain yang seolah ikut
merasakan perasaan orang lain. Contohnya, jika saya memberitahukan kepada

anda bahwa bibi saya meninggal, anda bersimpati kepada saya dengan
membayangkan bagaimana anda merasa jika bibi anda meninggal dunia.
Wispe dalam International Encyclopedia of the Social Sciences
(1968): “Dalam empati kita memperhatikan perasaan orang lain. Sedangkan
simpati saat kita memperhatikan penderitaan orang lain, tetapi perasaannya
adalah perasaan orang lain.”.

Mengatasi Gesekan Budaya Melalui Simpati dan Empati

3

Ada dua cara untuk merespon simpati kepada orang lain. Yang
pertama adalah simpati ingatan, sedangkan yang kedua adalah simpati
imaginatif. Simpati ingatan sering didefinisikan kepada orang-orang yang
memiliki pengalaman dalam bidang mereka sebagai penyuluh terpercaya
untuk pada bidang pengalaman mereka. Sedangkan, simpati imajinatif lebih
kepada respon seseorang dalam bayangan mereka saat orang lain
menceritakan pengalaman mereka pada orang tersebut.
2.2.1. Keuntungan Simpati
1.


Mudah, karena kita bersimpati itu hanya merasakan saja yang
seolah-olah itu terjadi pada kita.

2.

Dapat dipercaya, adanya perbandingan karena adanya
pengalaman yang sama.

3.

Cermat,

didasarkan

pada

fakta

(benar


atau

tidaknya

pengalaman itu di ceritakan kepada kita).
4.

Menyenangkan, sama-sama memiliki pengalaman yang sama.

2.2.2. Kerugian Simpati
1.

Tidak peka terhadap perbedaan, Jika tidak kenal dengan
orang lain,dan jika kita berbeda pengalaman, kita akan sulit
berkomunikasi secara efektif.

2.

Bersifat menggurui, Merasa bahwa pengalaman dan hal yang

kita rasakan adalah yang paling benar daripada pengalaman dan
hal yang dirasakan oleh orang lain, sehingga orang lain dalam
menyelesaikan masalah harus sesuai dengan apa yang kita
lakukan dahulu.

3.

Bersifat Defensif, Bersikap kokoh mempertahankan hal yang
dialami dan yang dirasakan adalah hal yang paling benar, tanpa
menerima pengalaman orang lain.

Mengatasi Gesekan Budaya Melalui Simpati dan Empati

4

2.3.

Empati
Empati adalah kemampuan dengan berbagai definisi yang berbeda dan
luas. Empati berkisar paa orang lain yang menciptakan keinginan untuk
menolong sesama, mengalami emosi yang serupa dengan emosi orang lain,
mengetahui apa yang orang lain rasakan dan pikirkan, mengaburkan garis
antara diri dan orang lain. Empati juga dapat dikembangkan, dengan cara:
1. Mengasumsikan perbedaan, Apa yang kita bayangkan dari
pengalaman orang lain, seolah sama dengan apa yang dirasakan orang
tersebut.
2. Mengenali

diri,

Memiliki

keyakinan

individual

(mempunyai

pengendalian diri) Contoh: jadi ikut cemas ketika orang lain juga
cemas.
3. Menunda

diri,

Perluasan

batas

diri

secara

sementara

atau

menghilanglan pemisahan antara diri dengan lingkungan. (menahan
diri untuk mau medengarkan orang lain bercerita)
4. Melakukan imajinasi terbimbing, Kita membayangkan apa yang
dialami dan dirasakan orang lain, namun harus sesuai logika.
5. Membiarkan pengalaman empati, Kita selalu dapat membayangkan
dan merasakan perasaan-perasan dari orang lain yang berbeda
6. Meneguhkan kembali diri, Walaupun kita merasakan pengalaman
seperti orang lain, kita lantas tidak boleh seperti mereka dan kembali
pada pribadi kita sdendiri.

2.4.

Pengertian Gesekan Budaya
Gesekan budaya merupakan salah satu bentuk permasalahan yang ada
dalam suatu kebudayaan. Gesekan budaya dapat terjadi saat seseorang tidak
memiliki rasa simpati pada suatu kebudayaan, sehingga ia meninggalkan
budayanya tersebut.
Mengatasi Gesekan Budaya Melalui Simpati dan Empati

5

Disamping itu, gesekan budaya juga dipengaruhi masuknya budaya
baru akibat globalisasi. Sehingga seseorang dapat meninggalkan budayanya
karena tertarik oleh budaya terbaru. Atau kurangnya pengetahuan akan
kebudayaan sendiri sehingga seseorang dapat dengan mudah memandang
rendah suatu simbol kebudayaan tempat asalnya.
Kemampuan empati seseorang dalam budayanya sendiri merupakan
suatu hal penting. Kita dapat merasakan bagaimana kuatnya kebudayaan dan
berusaha memahami kebudayaan yang merupakan suatu simbol yang
ditinggalkan oleh leluhur.

2.5.

Contoh Kasus: Penghinaan Atas Presiden Jokowi Saat Memakai Baju
Adat Maluku
Banyak kasus yang terjadi akibat gesekan budaya, terutama yang
berhubungan dengan simpati dan empati. Salah satu contohnya yang terjadi di
Indonesia, yaitu penghinaan kepada Bapak Presiden Joko Widodo saat beliau
mengenakan baju adat Maluku.
Seperti yang dilansir pada tribunnews.com, masyarakat di dunia maya
(nitizen) dikejutkan dengan sebuah kiriman di facebook oleh akun yang
bernama Indrisantika Kurniasari. Pasalnya, pada kirimin di media sosial
tersebut, Indri menuliskan "maaf mau tanya ni.....!!! Ini raja kodok pake baju
adat daerah mana ya..??? Apa doi ingin bersaing dengan king salman ya..??
Sampe segitunya dalam mencari kostum, hanya ingin bersaing dengan king
salman....!!!". yang lebih parah ia juga menghina baju adat tersebut dengan
membanding-bandingkannya pada baju keagamaan pada agama tertentu.
Lantas, masyarakat yang melihat kirimannya merasa geram atas apa yang
dilakukan beliau.
Dikutip dari laman setkab.go.id, alasan Presiden Jokowi mengenakan
pakaian adat itu adalah karena ia mendapat anugerah gelar 'Upu Kaletia
Dantul Po Deyo Routnya Hnulho Maluku' yang artinya Bapak Pemimpin
Mengatasi Gesekan Budaya Melalui Simpati dan Empati

6

Besar yang Peduli Terhadap Kesejahteraan Hidup Masyarakat Adat Maluku
dari Majelis Latupati Maluku.

Gambar: www.facebook.com

Selain penghinaan yang ia lontarkan kepada presiden Joko Widodo,
penghinaan yang tidak bisa diterima adalah ia menghina baju adat yang
Presiden Joko Widodo kenakan sebagai salah satu baju keagamaan pada
agama tertentu.

Mengatasi Gesekan Budaya Melalui Simpati dan Empati

7

Pendekatan simpati dan empati Indrisantika Kurniasari tidak dapat
kurang akan budaya, karena ia tidak memiliki simpati akan baju adat
negaranya sendiri. Ini diakibatkan karena kurangnya pengetahuan akan
budaya dan simpati yang dimiliki oleh Indrisantika Kurniasari.
Lalu, cara mengatasi persoalan seperti ini dengan cara meningkatkan
rasa simpati dan empati pada suatu kebudayaan. Rasa simpati yang dirasakan
seperti merasakan bagaimana kecintaan terhadap budaya Indonesia, dan
menempatkan diri sebagai bagian dari kebudayaan itu sendiri. Merasakan
bagaimana perjuangan leluhur yang membuat kebudayaan tersebut, serta
simpati terhadap orang-orang yang melestarikan dan mengenal budayabudaya di Indonesia. Agar tidak ada lagi orang yang tak memiliki simpati
serta empati terhadap kebudayaan di Indonesia.

Mengatasi Gesekan Budaya Melalui Simpati dan Empati

8

BAB III
PENUTUP

3.1.

Kesimpulan
Dari makalah diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kebudayaan
dapat diartikan sebagai keseluruhan simbol, pemaknaan, penggambaran,
struktur aturan, kebiasaan, nilai maupun bahasa yang diperoleh oleh
kesepakatan suatu kelompok dari generasi ke generasi. Salah satu bentuk
permasalahan pada kebudayaan adalah gesekan budaya. Gesekan budaya
merupakan salah satu bentuk permasalahan yang ada dalam suatu
kebudayaan. Gesekan budaya dapat terjadi saat seseorang tidak memiliki rasa
simpati pada suatu kebudayaan, sehingga ia meninggalkan budayanya
tersebut. Simpati dan empati sendiri perlu didalami agar gesekan budaya
diminimalkan. Rasa simpati yang dirasakan seperti merasakan bagaimana
kecintaan terhadap budaya Indonesia, dan menempatkan diri sebagai bagian
dari kebudayaan itu sendiri. Merasakan bagaimana perjuangan leluhur yang
membuat kebudayaan tersebut, serta simpati terhadap orang-orang yang
melestarikan dan mengenal budaya-budaya di Indonesia. Agar tidak ada lagi
orang yang tak memiliki simpati serta empati terhadap kebudayaan di
Indonesia.

3.2.

Saran
Setelah penulis melakukan penelitian dalam bentuk makalah ini, maka
penulis dapat mengambil saran sebagai berikut:
1. Simpati dan empati dapat dipelajari dengan 2 cara, melalui simpati
ingatan maupun simpati imajinatif.
2. Diharapkan simpati dan empati dapat menjadi solusi bagi banyak
orang sebagai bagian dari mengatasi gesekan budaya yang ada di
Indonesia.
Mengatasi Gesekan Budaya Melalui Simpati dan Empati

9

3. Pahami dan rasakan bagaimana orang-orang berjuang melestarikan
maupun merasa bangga terhadap suatu kebudayaan.

Mengatasi Gesekan Budaya Melalui Simpati dan Empati

10

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal:
1. Alo Liliweri. 2009. Makna Budaya Dalam Komunikasi Antar Budaya. LKIS.
Yogyakarta.
2. Nurhablisyah, Nughara Adhi Renanda, Susanti Khikmah. Bahan Kuliah
Komunikasi Antar Budaya. Universitas Indraprasta PGRI. Jakarta.
3. Yoga Yun Ellen, Selles Monica, A. D. Maulana. M. 2012. Mengatasi Kaidah
Emas Simpati dan Empati. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Website
1. http://bogor.tribunnews.com/2017/02/26/dihina-netizen-pakaian-adat-malukuyang-dipakai-jokowi-ternyata-punya-makna-besar?page=4. Dibuka pada 25
Maret 2017, pukul 17.19.
2. http://jateng.tribunnews.com/2017/02/26/alasan-di-balik-presiden-jokowimengenakan-baju-adat-maluku-yang-kemudian-dihina-netizen-ini. Dibuka
pada 25 Maret 2017, pukul 17.14.

Mengatasi Gesekan Budaya Melalui Simpati dan Empati

11