TUGAS ETIKA BISNIS (7). docx

TUGAS ETIKA BISNIS

DISUSUN OLEH : BENNY WIJAYA
NRP : 1352161
KELAS : MG-

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
FAKULTAS EKONOMI 2013

Resensi buku Pandji Nasionalisme
Pandji menceritakan kisah hidupnya di buku ini. Terlahir di Singapura. TK
dan SD dia habiskan di sebuah sekolah swasta elite. Masuk ke SMP Negeri dan
baru mengenal arti kemiskinan di sana. Seorang muslim tapi entah takdir atau apa
dia menjadi seorang siswa sebuah SMA Katholik yang justru menjadikannya
seorang pribadi yang menghargai perbedaan. Hingga ada satu quote singkat yang
menjadi pegangan hidupnya tentang Indonesia: “Bahwa yang benar adalah bukan
dijadikan SATU tapi dijadikan BERSATU.” Perbedaan perlu diperjelas agar kita tau
apa itu perbedaan, menyikapinya dan menjadikannya bersatu. Menghabiskan
umur-umur perkuliahan di Fakultas Seni Rupa dan Design Institut Teknologi
Bandung pada masa reformasi menjadikannya salah seorang aktivis yang berusaha
keras menciptakan perdamaian di Bandung-kota yang sekarang sangat

dicintainya-, setelah merasa tidak mampu untuk menghentikan segala kekerasan
dan kesadisan yang terjadi di ibukota pada masa itu.

Di dalam buku ini Pandji secara bertahap membawa pembaca ke dalam
sebuah alur yang ia ciptakan. Sebuah alur yang memaksa pembaca untuk mau
masuk ke dalam pikiran-pikirannya, apa yang dia inginkan, dan apa yang ingin dia
sampaikan kepada kita. Tentang optimismenya kepada negara ini disaat hampir
seluruh mayoritas rakyat negeri ini menyampaikan rasa pesimisnya kepada
Indonesia. Kesempatan yang dimilikinya untuk mengelilingi Indonesia dan
menyerap hikmah yang ada di dalamnya pun menjadikannya semakin mencintai
bangsanya sendiri.

Berikut ini merupakan beberapa cuplikan pikirannya :

“DON’T COMPARE INDONESIA TO OTHERS! IT’S NOT FAIR IT’S NOT AN
APPLE TO APPLE COMPARISON.” merupakan apa yang dipikirkannya ketika banyak

orang yang membandingkan Indonesia dengan Jepang, memikirkan kenapa orangorang mempertanyakan kenapa Jepang bisa semaju sekarang sedangkan
Indonesia begini-begini saja. Padahal dua negara ini terpuruk di waktu yang
bersamaan pada tahun 1945. Panji merasa hal ini absolutely not fair.

Membandingkan Jepang yang sebelum terpuruk sudah maju dan Indonesia yang
selama itu masih terjajah, sangat tidak adil menurut dia.

“THE PROBLEM IN OUR COUNTRY IS, WE DO NOT THINK AS ONE.WE ARE
TOO MUCH APART. THAT IS THE FACT. Thank God we are united in the same
language.”

“WHAT WE DO, WILL EFFECT OTHERS. Walaupun gue akui, sesuatu yang
baik tidak akan tersebar secepat sesuatu yang buruk. Itulah mengapa, kita harus
sama-sama kerja keras. Evil is controling time, we should not let ourselves be
controled by time. WE CONTROL OUR TIME.”

“Intinya adalah, apa yang kita tahu, akan jadi sekumpulan data yang
membantu kita dalam mengambil keputusan dan pada akhirnya, keputusan kita
akan menguak jalan hidup kita.
Artinya, apa yang kita tahu, atau dengan kata lain, wawasan, sangat sangat
penting.
Karena itu, kita seharusnya—seperti juga diperintahkan agama—terus belajar.”
Meskipun terkadang gaya penulisan masih terkesan semaunya dan apa adanya,
tapi justru itu yang menjadi daya tarik dari buku ini. Jadi, ada kesan simpel dan

seperti membaca buku harian seseorang yang jujur, ringan tapi full amanat.
Tidak hanya penuh ilmu, tapi buku ini juga penuh inspirasi. Meskipun Pandji
bersumpah dia pengen mendirikan sebuah yayasan pendidikan, tapi saat ini Panji
ingin fokus kepada satu badan yang dinaunginya. C3, Community for Childern with

Cancer merupakan yayasan yang bergerak untuk membantu anak anak penderita
kanker yang datang dari keluarga tidak mampu (C3 ini juga dibahas secara
gamblang di buku). Bantuan versi pemerintah tentunya adalah Askeskin. Tapi
siapapun tahu itu tidak cukup. Apalagi askeskin tidak sampai memikirkan terapi
psiko sosial yang dibutuhkan oleh anak anak kecil. C3 sudah hadir di Indonesia dari
tahun 2006, sampai sekarang usaha ini tidak surut. Selalu memberikan yang
terbaik bagi anak-anak penderita kanker agar beban penderitaa mereka tidak
terlalu berat. Bukan hanya itu, dia juga menciptakan sebuah komunitas yang dia
beri nama Indonesiaunited dan masih banyak lagi komunitas-komunitas
perjuangan lainnya.

Menurutnya, hanya ada 2 jenis anak muda di dunia
Mereka yang menuntut perubahan
Mereka yang menciptakan perubahan.


- Mereka yang menuntut perubahan adalah mereka yang hanya berani
menjadi follower dan berteriak agar tercapai perubahan, tapi tidak ada aksi
nyata perubahan yang dilakukannya.

- Mereka yang menciptakan perubahan adalah mereka yang ingin
tercapainya perubahan dan benar2 berusaha melakukan hal-hal yang dapat
mengubah Indonesia kearah perubahan yang lebih baik.

Sinopsis buku berdasarkan dari saya sendiri
buku ini menurut saya sangat berisi akan pentingnya nasionalisme
menghadapi segala bentuk produk-produk dari luar negeri kita. Dalam buku ini
banyak sekali yang bisa kita kaitkan dengan kehidupan sehari-hari kita. Dan
pertanyaannya adalah bagaimana wawasan akan Indonesia bisa mempreventasi
rakyat Indonesia agar tetap mempercayai bahwa produk Indonesia juga memiliki
daya saing yang kuat.
Indonesia adalah Negara yang luar biasa, kaya akan segala sumber daya
alam yang dibutuhkan oleh berbagai Negara lain yang bahkan ingin menguasai
sumber daya untuk mencapai apa yang menjadi tujuan mereka. Tapi, entah
mengapa banyak sekali warga Indonesia yang merasa malu menjadi warga
Indonesia yang merupakan Negara kaya. Banyak warga Indonesia lebih memilih

untuk menggunakan atau memilih dari luar ketimbang dari Indonesia sendiri.
Contoh dalam bukunya pandji dikatakan ada sepasang suami istri ingin mengadu
nasib di amerika dengan melihat bahwa ada yang sukses membeli rumah dengan
hanya menjadi loper Koran. Benar yang dikatakan pandji bahwa pergi kemanapun
anda mau, belum tentu disana bisa serta merta mengubah nasib maupun hidup
anda. Tapi, yang bisa mengubah nasib hanyalah kerja keras dan kecakapan dalam
mengolah uang dari pada uang tersebut digunakan untuk tinggal di amerika.

Pandji adalah anak yang berasal dari luar negeri dan bersekolah diindonesia
dari TK sampai SMA, tapi tidakkah kita sadari bahwa seseorang yang bukan dari
Indonesia saja bisa mencintai Indonesia, kenapa kita yang benar-benar anak
Indonesia tidak bisa menumbuhkan rasa nasionalisme yaitu kecintaan akan
produk atau bangsa sendiri. Bahkan pandji juga ikut aktif dalam yayasan C3.
Dalam buku ini banyak sekali yang diceritakan berbagai destinasi Indonesia
yang benar-benar indah, entah mengapa banyak sekali warga Indonesia yang
masih lebih memilih untuk berlibur keluar negeri dibandingkan dengan berbagai
pantai-pantai indah yang banyak terdapat diindonesia. Sebenarnya bukannya tidak
ingin berlibur kepantai Indonesia yang indah, tapi ada faktor gengsi yang
menyebabkan tidak mau lagi mencicipi destinasi yang ada diindonesia.
Buku ini menggunakan bahasa yang digunakan anak-anak gaul sehari-hari.

Sehingga lebih mudah untuk dicerna ketimbang buku-buku yang formal tentang
teori nasionalisme yang banyak beredar ditoko buku. Anak muda sekarang lebih
cenderung mencerna suatu teori berdasarkan kehidupan realitas sekarang ini
dibandingkan teori yang ada sekarang.

Berdasarkan cerita diatas, masih banyak sebenarnya rakyat Indonesia yang
tidak ingin menggunakan jasa ataupun produk dari Indonesia lagi. Contohnya :
seberapa banyak orang kaya diindonesia apabila sakit berat ingin mempercayai
dokter Indonesia ?, mereka pasti lebih memilih berobat di Malaysia atau pun
Singapore yang kualitasnya gak begitu jauh dibandingkan rumah sakit
ciptomangunkusumo di Jakarta. Ada yang menyatakan harga di RS Jakarta lebih
mahal ketimbang Malaysia. Ini seharusnya diperhatikan lagi oleh pemerintah
dalam pemberian layanan kesehatan yang dimana tidak memberatkan pasien
dalam masalah harga dan administrasinya.
Sudah banyak remaja-remaja Indonesia yang berusaha menumbuhkan rasa
nasionalisme dengan banyak cara yang bervariasi, mulai dari diadakannya band
bertema Indonesia hebat, ikut serta dalam aksi yayasan dan melakukan tindakan-

tindakan nyata yang sekarang benar-benar dibutuhkan untuk menggebrak rasa
nasionalisme dalam diri remaja yang sekarang.

Dalam buku ini selalu dibahas mengenai keindahan yang dikandung
Indonesia dan betapa friendly orang-orang diindonesia ini. Budaya yang menarik
juga menjadi tujuan para turis untuk mengunjungi Indonesia secara langsung.
Keragaman suku bangsa yang menjadikan Indonesia ini kaya akan budaya
nasionalnya. Diharapkan Indonesia kedepannya bisa terus mempromosikan
daerah-daerahnya agar tercipta wawasan nusantara sehingga dapat dipahami oleh
kaum remaja dan dapat menimbulkan kesan bahwa Indonesia itu luar biasa yang
pada akhirnya tercapai rasa nasionalisme.