ANALISIS PRODUK PAPAN PARTIKEL berbahan baku

1

ANALISIS PRODUK PAPAN PARTIKEL
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Potensi hutan dari tahun ke tahun terus berkurang seiring dengan
meningkatnya kebutuhan manusia akan penggunaan kayu dan hasil hutan lainnya,
dimana kayu memiliki sifat dan karakteristik yang unik dan merupakan bahan yang
paling banyak digunakan untuk keperluan kontruksi. Sampai saat ini kebutuhan kayu
sebagian besar masih dipenuhi dari hutan alam. Persediaan kayu dari hutan alam
setiap tahun semakin berkurang, baik dari segi mutu maupun volumenya. Hal tersebut
menuntut adanya penggunaan kayu yang efisien dan bijaksana, antara lain dengan
memanfaatkan limbah berupa serbuk kayu menjadi produk yang bermanfaat.
Seperti yang telah kita ketahui bahwa limbah merupakan buangan yang
dihasilkan dari suatu proses produksi, suatu limbah ada yang tidak dapat digunakan,
tapi ada juga yang yang masih dapat digunakan untuk menciptakan sesuatu yang
bermanfaat, limbah yang masih bisa digunakan ini salah satunya adalah limbah kayu.
Salah satu pemnafaatan serbuk kayu adalah dalam pembuatan papan partikel atau
biasa disebut partikel board.
Menurut Sudi (1990) yang dimaksud dengan papan partikel adalah istilah

umum untuk panel yang dibuat (biasanya kayu), terutama dalam bentuk potonganpotongan kecil , serbuk gergajian atau partikel kayu dan lain lain dicampur dengan
bahan perekat sintesis atau perekat lain yang sesuai dan direkat bersama-sama
dibawah tekanan dan press di dalam suatu alat kempa panas melalui suatu proses
dimana terjadi ikatan antara partikel dan perekat yang ditambahkan. Dalam makalah
ini akan diuraikan beberapa produk papan partikel untuk melihat adanya perbedaan
serta keunggulan dari beberapa produk papan partikel yang telah dihasilkan.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :

2

1. Mengetahui definisi Papan Partikel (Partikel board).
2. Mengetahui Bahan Baku Papan Partikel.
3. Mengetahui Jenis Papan Partikel.
4. Mengetahui Pengawetan Papan Partikel.
5. Mengetahui Pengolahan Papan Partikel.
6. Mengetahui Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Papan Partikel.
7. Mengetahui Mutu Papan Partikel.
8. Mengetahui serta dapat membandingkan beberapa produk papan partikel.


3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Papan Partikel
Papan partikel merupakan salah satu jenis produk komposit atau panel kayu
yang terbut dari partikel­partikel kayu atau bahan­bahan berlignoselulosa lainnya,
yang diikat dengan perekat atau bahan pengikat lainnya kemudian dikempa panas
(Maloney 1993, dalam Fuadi 2009).
Menurut   (Iskandar   dalam   Hesty   2009),   papan   partikel   adalah   lembaran
hasil   pengempaan   panas   campuran   partikel   kayu   atau   bahan   berlognoselulosa
lainnya dengan perekat organik dan bahan lainnya.
Kualitas   papan   partikel   merupakan   fungsi   dari   beberapa   faktor   yang
berinteraksi   dalam   proses   pembuatan   papan   partikel   tersebut.   Sifat   fisis   dan
mekanis   papan   partikel   seperti   kerapatan,   modulus   patah,   modulus   elastis   dan
keteguhan   rekat   internal   serta   pengembangan   tebal   merupakan   parameter   yang
cukup baik untuk menduga kualitas papan partikel yang dihasilkan (Haygreen dan
Bowyer 1986, dalam Fuadi 2009).
Joesoef ( 1977 ), papan partikel dapat diklasifikasikan berdasarkan
ketahanannya terhadap air, cara pengempaan dan jumlah lapisannya.Berdasarkan

ketahanannya terhadap air, sebagai akibat dari jenis perekat yang digunakan, papan
partikel dibedakan :
1. Exterior Particleboard, yaitu papan partikel yang tahan terhadap air
sehingga dapat digunakan diluar, tidak dibawah atap, dengan jenis
perekat phenol formaldehida.

4

2. Interior Particleboard, yaitu papan partikel yang tidak ( kurang )
tahan terhadap air, dengan jenis perekat urea formaldehida.

Berdasarkan cara pengempaannya papan partikel dapat dibedakan :
1. Papan datar (Flat Pressed Particleboard ), yaitu papan partikel
dengan pengempaan datar sejajar permukaan papan.
2. Papan ekstrusi ( Extruded Particleboard ), yaitu papan partikel
dengan pengempaan tegak lurus permukaan papan.
Berdasarkan jumlah lapisan yang menyusun papan partikel dapat dibedakan :
1. papan partikel lapis tunggal ( tidak berlapis )
2. papan partikel multi lapis ( berlapis banyak ).
Maloney (1977), menggolongkan papan partikel berdasarkan kerapatan yang

dihasilkan, yaitu :
1. Papan partikel kerapatan rendah, papan partikel dg kerapatan
kurang dari 37 lbs / ft3 dengan berat jenis kurang dari 0,59.
2. Papan partikel kerapatan sedang, papan partikel dg kerapatan
antara 37 - 50 lbs / ft 3 dengan berat jenis antara 0,59 – 0,80.
2.2 Bahan Baku Papan Partikel
Menurut Haygreen dan Bowyer (2000), tipe partikel yang digunakan untuk
bahan baku pembuatan papan partikel adalah :
a. Pasahan (Shaving), partikel kayu kecil berdimensi tidak menentu yang
dihasilkan apabila mengetam lebar atau mengetam sisi ketebalan kayu.
b. Serpih (flake), partikel kecil dengan dimensi yang telah ditentukan
sebelumnya yang dihasilkan dalam peralatan yang dikhususkan.
c. Biskit (Wafer) serupa serpih dalam bentuknya tetapi lebih besar. Biasanya
lebih dari 0,025 inchi tebalnya dan lebih dari 1 inchi panjangnya.

5

d. Tatal (chips), sekeping kayu yang dipotong dari suatu balok dengan pisau
yang besar atau pemukul, seperti dengan mesin pembuatan tatal kayu
pulp.

e. Serbuk gergaji (Sawdust), berupa serpih yang dihasilkan oleh pemotongan
dengan gergaji.
f. Untaian

(strand),

pasahan

panjang,

tetapi

pipih

dengan

permukaan yang sejajar.

g. Kerat (silver), hamper persegi potongan melintangnya dengan
panjang paling sedikit 4 kali ketebalannya.


h. Wol kayu (excelsior), keratin yang panjang berombak ramping
juga digunakan sebagai kasuran pada pengepakan.

2.3 Jenis Papan Partikel
Ada beberapa jenis papan partikel yang ditinjau dari beberapa segi, yaitu
sebagai berikut (Hesty, 2009):
a.Bentuk
Papan partikel umumnya berbentuk datar dengan ukuran relatif panjang,
relatif lebar, dan relatif tipis sehingga disebut Panel. Ada papan partikel
yang tidak datar (papan partikel lengkung) dan mempunyai bentuk tertentu
tergantung pada acuan (cetakan) yang dipakai seperti bentuk kotak radio.
b.

Pengempaan
Cara   pengempaan   dapat   secara   mendatar   atau   secara   ekstrusi.   Cara
mendatar   ada   yang   kontinyu   dan   tidak   kontinyu.   Cara   kontinyu
berlangsung melalui ban baja yang menekan pada saat bergerak memutar.
Cara   tidak   kontinyu   pengempaan   berlangsung   pada   lempeng   yang
bergerak vertikal dan banyaknya celah (rongga atau lempeng) dapat satu

atau lebih. Pada cara ekstrusi, pengempaan berlangsung kontinyu diantara

6

dua lempeng yang statis. Penekanan dilakukan oleh semacam piston yang
bergerak vertikal atau horizontal.
c.Kerapatan
Ada tiga kelompok kerapatan papan  partikel, yaitu rendah,  sedang dan
tinggi.   Terdapat   perbedaan   batas   antara   setiap   kelompok   tersebut,
tergantung pada standar yang digunakan.
d.

Kekuatan (sifat mekanis)
Pada   prinsipnya   sama   seperti   kerapatan,   pembagian   berdasarkan
kekuatanpun   ada   yang   rendah,   sedang,   dan   tinggi.   Terdapat   perbedaan
batas antara setiap macam (tipe) tersebut, tergantung pada standar yang
digunakan.   Ada   standar   yang   menambahkan   persyaratan   beberapa   sifat
fisis.

e.Macam perekat

Macam   perekat   yang   dipakai   mempengaruhi   ketahanan   papan   partikel
terhadap   pengaruh   kelembaban,   yang   selanjutnya   menentukan
penggunaanya.   Ada   standar   yang   membedakan   berdasarkan   sifat
perekatnya,   yaitu   interior   dan   eksterior.   Ada   standar   yang   memakai
penggolongan   berdasarkan   macam   perekat,   yaitu   tipe   U   (urea
formaldehida atau yang setara), tipe M (melamin urea formaldehida atau
yang setara) dan tipe P  (phenol formaldehida atau yang setara). Untuk
yang   memakai   perekat   urea   formaldehida   ada   yang   membedakan
berdasarkan emisi formaldehida dari papan partikelnya, yaitu yang rendah
dan yang tinggi atau yang rendah, sedang dan tinggi.
f. Susunan partikel
Pada saat membuat partikel dapat dibedakan berdasarkan ukurannya, yaitu
halus dan kasar. Pada saat membuat papan partikel kedua macam partikel
tersebut dapat disusun tiga macam sehingga menghasilkan papan partikel

7

yang   berbeda   yaitu   papan   partikel   homogen   (berlapis   tunggal),   papan
partikel berlapis tiga dan papan partikel berlapis bertingkat.
g. Arah partikel

Pada saat membuat hamparan, penaburan partikel (yang sudah dicampur
sama perekat) dapat dilakukan secara acak (arah serat partikel tidak diatur)
atau arah serat diatur, misalnya sejajar atau bersilangan tegak lurus. Untuk
yang disebutkan terakhir dipakai partikel yang relatif panjang, biasanya
berbentuk   untai   sehingga   disebut   papan   untuk   terarah   (oriented   strand
board atau OSB).
h. Penggunaan
Berdasarkan penggunaan yang berhubungan dengan beban, papan partikel
dibedakan menjadi papan partikel penggunaan umum dan papan partikel
struktural   (memerlukan   kekuatan   yang   lebih   tinggi).   Untuk   membuat
mebel, pengikat dinding dipakai papan partikel penggunaan umum. Untuk
membuat komponen dinding, peti kemas dipakai papan partikel struktural.
i. Pengolahan
Ada dua macam papan partikel berdasarkan tingkat pengolahannya, yaitu
pengolahan primer dan pengolahan sekunder. Papan partikel pengolahan
primer   adalah   papan   partikel   yang   dibuat   melalui   proses   pembuatan
partikel,   pembentukan   hamparan   dan   pengempaan   yang   menghasilkan
papan   partikel.   Papan   partikel   pengolahan   sekunder   adalah   pengolahan
lanjutan   dari   papan   partikel   pengolahan   primer   misalnya   dilapisi   venir
indah, dilapisi kertas aneka corak.

2.4 Pengawetan Papan Partikel
Pengawetan kayu pada dasarnya merupakan tindakan pencegahan terhadap
serangan organism perusak kayu (OPK), seperti jamur, serangga dan binatang laut
penggerek kayu. Tindakan pencegahan , pertama dilakukan pada dolok segar yang

8

baru dipotong dan kayu gergajian yang basah terhadap serangan jamur biru dan
kumbang ambrosia atau disebut pengawetan sementara (prophylactic treatment),
kedua, pencegahan yang bersifat jangka panjang atau permanen. Tindakan tersebut
lebih dikenal dengan istilah pengawetan, bertujuan untuk meningkatkan keawetan
atau daya tahan kayu terhadap OPK.
Dengan demikian, melalui pengawetan mutu dan volume kayu dapat
ditingkatkan. Jenis kayu kurang awet dan belum digunakan dapat dimanfaatkan
dengan baik menjadi berbagai macam produk yang berarti dapat mencegah
pemborosan, menambah ketersediaan kayu dan membuka peluang pasar. Selain itu,
konsumen pemakai kayu akan memperoleh kepuasan dan jaminan berupa kayu awet.
Partikel board adalah jenis kayu kering, sehingga proses pengawetannya
adalah sebagai berikut : (Pelaburan. Pemulasan dan penyemprotan). Pengawetan
dengan cara tersebut dapat dilakukan dengan alat sederhana . cairan bahan pengawet

larut organic atau berupa minyak dengan kekentalan rendah lazim digunakan dalam
pengawetan kayu kering yang sudah siap pakai atau sudah terpasang. Pada kayu yang
sudah terpasang pelaburan dapat diulangi secara periodic 2-3 tahun. Bahan pengawet
yang masuk ke dalam kayu sangat tipis. Penembusan akan lebih dalam apabila
terdapat retak. Cara tersebut hanya dipakai untuk maksud terbatas, yaitu membunuh
serangga atau perusak yang belum banyak pada kayu yang sudah terpasang (represif).
2.5 Pengolahan Papan Partikel
Nuryawan,et.al (2005) menyatakan bahwa proses pembuatan papan partikel
terdiri atas tahap-tahap seperti:
1. penyiapan partikel kayu
2. Pengeringan
3. Refining
4. Pemisahan partikel kayu
5. Perekatan
6. Pembentukan lembaran papan (mat Forming).
7. Pengempaan (pressing)

9

8. Pengkondisian (conditioning)
9. Finishing.
Berikut merupakan proses pengolahan produk papan partikel dapat dilihat pada
Gambar 1.

2.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Papan Partikel
Adapun faktor yang mempengaruhi mutu papan partikel adalah sebagai 
berikut (Sutigno, dalam Hesty 2009) :
a. Berat jenis partikel
Perbandingan antara kerapatan atau berat jenis papan partikel dengan
berat   jenis   kayu   harus   lebih   dari   satu,   yaitu   sekitar   1,3   agar   mutu
papan   partikelnya   baik.   Pada   keadaan   tersebut   proses   pengempaan
berjalan optimal sehingga kontak antar partikel baik

10

b. Zat ekstraktif partikel
Partikel yang berminyak akan menghasilkan papan partikel yang kurang
baik dibandingkan dengan papan partikel dari kayu yang tidak berminyak.
Zat ekstraktif semacam ini akan mengganggu proses perekatan.
c. Jenis partikel
Jenis kayu (misalnya Meranti Kuning) yang kalau dibuat papan partikel
emisi folmaldehidanya lebih tinggi dari jenis lain (misalnya Meranti
Merah).   Masih   diperdebatkan   apakah   karena   pengaruh   warna   atau
pengaruh zat ekstraktif atau pengaruh keduanya.
d. Campuran jenis kayu
Keteguhan lentur papan partikel dari campuran jenis kayu ada diantara
keteguhan   lentur   papan   partikel   jenis   tunggalnya,   karena   itu   papan
partikel struktural lebih baik dibuat dari satu jenis kayu daripada dari
campuran jenis kayu.
e. Ukuran partikel
Papan partikel yang dibuat dari tatal akan lebih daripada yang dibuat
dari serbuk karena ukuran tatal lebih besar daripada serbuk. Karena itu,
papan partikel strukturan dibuat dari partikel yang relatif panjang dan
relatif lebar.
f. Kulit kayu
Makin banyak kulit kayu dalam partikel kayu sifat papan partikelnya
makin   kurang   baik   karena   kulit   kayu   akan   mengganggu   proses
perekatan antar partikel. Banyaknya kulit kayu maksimum sekitar 10%.
g. Perekat
Macam   partikel   yang   dipakai   mempengaruhi   sifat   papan   partikel.
Penggunaan   perekat   eksterior   akan   menghasilkan   papan   partikel

11

eksterior   sedangkan   pemakaian   perekat   interior   akan   menghasilkan
papan   partikel   interior.   Walaupun   demikian,   masih   mungkin   terjadi
penyimpangan,   misalnya   karena   ada   perbedaan   dalam   komposisi
perekat   dan   terdapat   banyak   sifat   papan   partikel.   Sebagai   contoh,
penggunaan   perekat   urea   formaldehid   yang   kadar   formaldehidnya
tinggi akan menghasilkan papan partikel yang keteguhan. lentur dan
keteguhan   rekat   internalnya   lebih   baik   tetapi   emisi   formaldehidnya
lebih jelek.
h. Pengolahan
Proses   produksi   papan   partikel   berlangsung   secara   otomatis.
Walaupun demikian, masih mungkin terjadi penyimpangan yang dapat
mengurangi mutu papan partikel. Sebagai contoh, kadar air hamparan
(campuran partikel dengan perekat) yang optimum adalah 10  –  14%,
bila terlalu tinggi keteguhan lentur dan keteguhan rekat internal papan
partikel akan menurun
2.7 Mutu Papan Partikel
Dibawah ini adapun mutu papan partikel yaitu meliputi (Hesty, 2009):
1. Cacat
2. Ukuran
3. Sifat fisis
4. Sifat mekanis
Dalam standar papan partikel yang dikeluarkan oleh beberapa negara masih
mungkin terjadi perbedaan dalam hal kriteria, cara pengujian dan persyaratannya.
Walaupun demikian, secara garis besarnya sama. Dibawah ini dapat ditunjukkan
standar SNI 03–2105–1996 dan JIS A 5908–2003 untuk pengujian papan partikel :
Tabel 1. Sifat fisis dan mekanis papan partikel dengan standar SNI
03–2105­1996 dan JIS A 5908 – 2003

12

No.

Sifat Fisis mekanis

SNI 03­2105­1996

JIS A 5908­2003

0,5­0,9

0,4­0,9

2