104 1 10 20180521 ##common.downloadPdf##

Jurnal Manajemen Informatika dan Teknik Komputer
Volume 3, Nomor 1, April 2018

PERANCANGAN SISTEM LEGER JALAN DAN JEMBATAN
BERBASIS WEB GIS
Hambali1, Arie Yandi Saputra2
1

Sistem Informasi, STMIK ROYAL Kisaran
Sistem Informasi, STMIK Bina Nusantara Jaya Lubuklinggau Sumatera Selatan
e-mail: hambali@royal.ac.id, arielahat@gmail.com

2

Abstract
Roads and bridges as one of the main development areas of the development sector has a big role in
supporting the realization of development facilities, especially in supporting the development activities of the
production sector and the jasadi of a region. Once the importance of this road function requires the government
to have a strategy of planning and handling the road quickly, precisely and accurately. This of course requires
the availability of information on historical data of roads and bridges and their conditions in accordance with
the actual circumstances. the government through the Minister of Public Works Regulation No.78 / PRT / M /

2005 has provided legal instruments on the legislative guidelines of the road. Leger road is a document that
contains data about the development of a road segment but, the implementation of the current road lager is
still done with paperbased so it is considered less follow the development of the era. The focus of this research
is more on making the application of Gis Web-based street leger to support government performance in
expanding the access of information about road and bridge history so that development and also road
improvement will be easier to do.
Keywords : GIS, Leger Jalan, Google Maps.
1. PENDAHULUAN
Jalan dan jembatan sebagai salah satu
prasana utama sektor pembangunan memiliki
peranan besar dalam mendukung terwujudnya
sarana pembangunan terutama dalam mendukung
kegiatan pembangunan sektor produksi dan jasadi
suatu wilayah. Begitu pentingnya fungsi jalan ini
menuntut pemerintah untuk mempunyai suatu
strategi perencanaan dan penanganan jalan yang
cepat, tepat dan akurat. Hal ini tentu sangat
memerlukan ketersediaan informasi data historis
jalan dan jembatan beserta kondisinya yang sesuai
dengan keadaan sebenarnya.

Pada tahun 2005, pemerintah melalui
Peraturan
Menteri
Pekerjaan
Umum
No.78/PRT/M/2005 telah memberikan instrument
hukum mengenai pedoman leger jalan. Leger jalan
adalah adalah dokumen yang memuat data
mengenai perkembangan suatu ruas jalan [1].
Perkembangan suatu ruas jalan yang dimaksud
adalah pelebaran, pembangunan, atau peningkatan
kapasitas [2]. Leger jalan sekurang-kurangnya
memuat data identitas jalan, data jalan, peta lokasi
ruas jalan, data rumija, serta data aset jalan. Leger
jalan juga berfungsi untuk mendukung pencatatan
aset jalan, pembuatan sertifikat, perencanaan
konstruksi, dan syarat laik fungsi jalan. Untuk itu,
dengan adanya leger jalan ini pemerintah dapat
dengan mudah memperoleh histori jalan dan
jembatan sehingga pelaksanaan perbaikan maupun

pengembangan jalan dapat dengan mudah
dilakukan karena telah memiliki dokumen
panduan yang lengkap dan akurat.
Seiiring dengan pekembangan teknologi
informasi sekarang ini tentunnya pemerintah
dituntut untuk terus berinovasi dalam peningkatan

kinerja. Penerapan leger jalan yang masih berbasis
paperbased hingga sekarang ini sudah dinilai
kurang mengikuti perkembangan jaman karena
akses informasi lager jalan sangat terbatas, untuk
itu
penerapan aplikasi lager jalan perlu
dikembangkan ke berbasis aplikasi. Salah satu
teknologi yang tepat adalah dengan menerapkan
sistem informasi geografis.
Sekarang ini, banyak sekali aplikasi yang
dapat membantu dalam pembuatan GIS, seperti
ArcView, Mapinfo atau pun menggunakan
aplikasi web gis salah satunya adalah google maps.

Aplikasi webgis berbasis google maps dapat
dijadikan sebuah solusi untuk memperluas akses
informasi histori jalan dan jembatan bagi dinas
Pekerjaan Umum, karna google maps selain telah
menyediakan API yang memudahkan pengembang
dalam memodifikasi peta google maps, google
maps juga dapat digunakan secara bebas dan gratis.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Leger Jalan
Menurut
Peraturan
Menteri
No
78/PRT/M/2005 lager jalan merupakan dokumen
yang memuat data dan informasi mengenai
perkembangan suatu ruas jalan atau jembatan.
Beberapa hal yang perlu diinventarisasi dalam
leger jalan adalah sebagai berikut :
1. Data identitas jalan yang meliputi nomor
dan nama jalan / jembatan, nama

pengenal, titik awal dan titik akhir, fungsi
jalan, status dan kelas jalan
2. Data fisik dan data teknis jalan atau
jembatan
3. Peta lokasi ruas jalan yang meliputi
koordinat
awal,
koordinat
akhir,
1

Hambali, dkk., Perancangan Sistem Leger Jalan
Dan Jembatan Berbasis Web GIS

koordinat persimpangan, dan koordinat
jembatan.
Data ruang milik jalan meliputi luas
lahan, data perolehan lahan.
Data lainnya yang meliputi tanggal
dibukanya

jalan,
tanggal
selesai
diwujudkan, nilai jalan, dan pembiayaan.

2.3 Google Maps
Google Maps adalah sebuah jasa peta
globe virtual gratis dan online yang disediakan
oleh
perusahaan Google.
Google
Map
menawarkan peta yang dapat diseret dan gambar
satelit serta street view untuk seluruh dunia dan
juga menawarkan perencana rute dan pencari. [6].

2.2 Sistem Informasi Geografis
Definisi Sistem Informasi Geografis
selalu berkembang, bertambah dan bervariasi. Hal
ini telihat dari banyaknya definisi SIG yang telah

beredar. Selain itu, GIS juga merupakan suatu
kajian ilmu dan teknologi yang relative baru,
digunakan oleh berbagai bidang disiplin ilmu, dan
berkembang dengan cepat.

Google Maps digunakan pertama kali
pada tahun 2005 pada pemetaan online word wide
web. Google Maps menyediakan services yang
dapat diakses melalui Google Maps API berbasis
javascript dan XML [7]. Pada Google Maps
terdapat lima (5) library yang dapat digunakan
dalam proses pemetaan yaitu [8]:

4.
5.

AdSense Library, library yang digunakan
untuk memasukkan konteks baris iklan
yang ditampilkan kepada pengguna.
b. Drawing Library, library yang digunakan

untuk menggambar polygon, polyline,
lingkaran, dan marker pada peta.
c. Geometry
Library,
library
yang
digunakan untuk melakukan perhitungan
nilai skala geometris pada peta.
d. Places Library, library yang digunakan
untuk melakukan pencarian tempat sesuai
dengan koordinat yang ditentukan.
Visualization Library, library yang
digunakan untuk memberikan informasi data
atribut lokasi pada visual data.
a.

GIS pertama kali dikenal di Indonesia
tahun 1972 dengan nama data banks for
development [3] Sistem Informasi Geografis (GIS)
atau Geography Information System (SIG)

merupakan gabungan dari tiga unsur pokok sistem,
informasi, geografis. SIG lebih menekankan pada
unsur informasi geografis yaitu suatu kesatuan
formal yang terdiri dari berbagai sumber daya fisik
dan logika yang berkenaan dengan objek – objek
yang terdapat dipermukaan bumi [4].
Sistem Informasi Geografis dibagi
menjadi dua kelompok yaitu system manual
(analog),dan sistem otomatis(yang berbasis digital
komputer). Perbedaan yang paling mendasar
terletak pada cara pengelolaannya. Sistem
Informasi manual biasanya menggabungkan
beberapa data seperti peta, lembar transparansi
untuk tumpang susun (overlay), foto udara,
laporan statistik dan laporan survey lapangan.
Kesemua data tersebut dikompilasi dan di analisis
secara manual dengan alat tanpa komputer.
Sedangkan GIS otomatis telah menggunakan
komputer sebagai sistem pengolah data melalui
proses digitasi. Sumber data digital dapat berupa

citra satelit atau foto udara digital serta foto udara
yang terdigitasi.
Data geografis yang dimaksud diatas
adalah data spasial yang terdiri atas lokasi suatu
geografi yang diset ke dalam bentuk koordinat
yang ciri-cirinya adalah [5] :
a. Memiliki atribut geometri seperti
koordinat dan lokasi.
b. Terkait dengan aspek ruang seperti kota
dan kawasan pembangunan
c. Berhubungan dengan semua fenomena
yang terdapat di bumi, misalnya data,
kejadian, gejala, dan objek.
d. Dipakai untuk maksud – maksud tertentu,
misalnya analisis, pemantauhan ataupun
pengelolaan.

3. METODOLOGI
Tahapan penelitian Sistem Leger Jalan
berbasis WebGis dilakukan berdasarkan siklus

Sistem Life Cycle (SLC). Tahapan yang ada pada
model SLC terdiri dari 5 bagian yaitu,
perancangan, analisis sistem, desain sistem,
pengujian dan evaluasi, serta implementasi.[9]

Gambar 1. Model SLC
Dari proses pengembangan pada gambar
1, maka dapat dijelaskan kegiatan pada masingmasing tahapan sebagai berikut :

2

Hambali, dkk., Perancangan Sistem Leger Jalan
Dan Jembatan Berbasis Web GIS

1.

2.

3.

4.

5.

Tahap Perencanaan
Tahap ini merupakan tahap dalam
melakukan
pengumpulan data serta
mempelajari proses bisnis dari kegiatan
pencatatan lager jalan dan jembatan.
Tahap analisis
Adapun beberapa kegiatan pada tahap
analisis, yaitu melakukan analisa data
serta kebutuhan sistem berdasarkan jenis
pengguna
sistem.
Analisis
ini
menghasilkan kebutuhan fungsional
sistem.
Tahap Perancangan
Setelah analisis dilakukan, maka hasil
analisis tersebut harus dituangkan dalam
bentuk perancangan. Dalam tahap
perancangan ini, peneliti membagi
beberapa jenis perancangan atau desain,
yaitu :
a. Desain input
b. Desain output
c. Desain Basis data
d. Desain fungsi atau proses.
Tahap Implementasi
Implementasi pada apikasi gis ini
dilakukan dengan menggunakan bahasa
pemrograman PHP dan MySql serta
memanfaatkan teknologi google map API
sebagai peta digitalnya.
Tahap Penggunaan dan pengujian sistem
Pengujian dilakukan untuk mendeteksi
kesalahan serta memastikan setiap input
yang dimasukan menghasilkan output
yang diharapkan. Dalam pengujian ini
peneliti menggunakan metode black box

4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Diera sekarang ini ketersediaan data dan
informasi jalan maupun jembatan dalam bentuk
yang telah terkomputerisasi dan bersifat mobile
merupakan sesuatu suatu keniscayaan, hal ini
karenakan akses informasi yang semakin
berkembang dapat mendukung hal tersebut. Selain
itu, informasi yang cepat dan akurat menjadi nilai
lebih dalam mendukung kepentingan pengambilan
keputusan untuk melakukan perencanaan maupun
penanganan ruas jalan dengan cepat, tepat dan
akurat. Mengingat bahwa jalan merupakan suatu
data yang bersifat keruangan (spatial), maka
sistem leger jalan dapat kembangkan dengan
berbasiskan web GIS. Hal ini cukup beralasan,
karena google maps yang merupakan salah satu
penyedia layanan peta digital terus mengembangan
teknologi nya sehingga masyarakat atau pun
pemerintah dapat memanfaatkan teknologi
tersebut guna mendukung kinerjanya.
4.1 Arsitektur Sistem
Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini
memfokuskan pada pembangunan perangkat lunak

sistem leger jalan dan jembatan yang benar-benar
disesuaikan dengan kebutuhan pengguna yang
mampu menyediakan informasi lager jalan
berbasiskan web gis.
Berikut gambar arsitektur sistem aplikasi leger
jalan berbasis webgis

Gambar 2. Arsitektur Sistem Web Gis
Dari arsitektur sistem yang terlihat pada gambar 2
maka dapat diktahui bahwa User dapat
berkomunikasi dengan sistem melalui web
browser, apabila situs webgis ini dibuka, maka
akan menampilkan konten web berupa informasi
leger jalan yang terdapat pada web server. Aplikasi
webgis inilah yang akan berinteraksi secara
interaktif dengan pengguna, apabila pengguna
melakukan suatu perintah, maka eksekusinya akan
diproses di browser atau web server, dan apabila
terdapat permintaan dari aplikasi untuk mengakses
database, maka database tersebut akan dipanggil
ke dalam program yang diambil dari web server,
lalu dilakukan request data yang diminta ke server
Google Maps. Hasilnya adalah berupa gambar
peta, serta objek- objek yang dimiliki oleh peta
Google Maps yang selanjutnya akan dikembalikan
ke web browser berupa tampilan peta yang
memiliki point-poin, data polyline yang
menggambarkan
ruas
jalan
yang
dimintadidalamnya Aplikasi web GIS ini memiliki
empat fitur utama yaitu menampilkan lokasi
berdasarkan ruas jalan, pencarian lokasi,
menampilkan informasi ruas jalan dan jembatan
serta output berupa data yang telah di convert ke
dalam aplikasi ms.excel sehingga dapat
memudahkan user membuat laporan. Berikut
merupakan struktur aplikasi leger jalan
berdasarkan masing-masing level pengguna :
a. Struktur Pengguna Administrator aplikasi
Struktur Administrator merupakan gambaran
secara umum mengenai hal-hal yang dapat
dilakukan oleh administrator sistem. Tugas utama
administrator
sistem
adalah
melakukan
pengolahan data jalan dan jembatan. Isian data
jalan dan jembatan ini mengacu pada peraturan
menteri mengenai leger jalan yang secara umum
terdiri dari identitas jalan, data kelompok jalan,
lokasi, kondisi, data teknis dan koordinat.
Sebelum administrator sistem dapat mengakses
akunya, maka administrator wajib login sesuai
dengan username dan password yang dimiliki.
Berikut gambaran struktur pengguna administrator
aplikasi

3

Hambali, dkk., Perancangan Sistem Leger Jalan
Dan Jembatan Berbasis Web GIS

Gambar 3. Strukur Administrator Sistem
b. Struktur Pengguna Pimpinan
Struktur
Administrator
merupakan
gambaran secara umum mengenai hal-hal yang
dapat dilakukan oleh pimpinan atau pengambil
kebijakan. Dalam akun pimpinan, aplikasi
menyediakan menu berupa tampilan leger jalan
dan jembatan serta tampilan peta ruas jalan dan
jembatan yang telah diinput oleh administrator
sistem.
Sama halnya dengan administrator sisten,
pimpinan juga dapat mengakses akunya wajib
melakukan login dengan menggunakan username
dan password yang dimiliki. Gambar 4 merupakan
bagan struktur pengguna pimpinan.

Gambar 5. Halaman Akun Administrator
Pada halaman akun administrator
terdapat menu pengelolaan data jalan dimana pada
menu tersebut terdapat dua navigasi yaitu navigasi
add data dan view data. Navigasi add data
berfungsi untuk menginput data leger jalan. Data
leger jalan disesuaikan dengan kebutuhan data
yang mengacu pada pedoman leger jalan yang
dikeluarkan oleh pemerinta, yaitu data identitas
jalan, data kodefikasi kelompok jalan, data lokasi,
data kondisi jalan, data teknis yang berisikan
informasi tipe dan struktur jalan, terakhir data
koordinat.
Gambar 6 merupakan tampilan halaman
navigasi add data pada menu data jalan.

Gambar 4. Strukur Administrator Pimpinan
4.2 Aplikasi Leger Jalan Berbasis Web Gis
Aplikasi leger jalan berbasis web gis telah
di buat sesuai dengan arsitektur dan struktur
pengguna
sistem.
Berdasarkan
arsitektur
pengguna, aplikasi ini terdiri dari 2 user yaitu
pengguna sebagai administrator yang memiliki
akses penuh dalam melakukan pengelolaan data
jalan dan jembatan, serta pengguna sebagai
pimpinan atau yang memiliki akses untuk melihat
informasi lager jalan yang telah di kelolah oleh
administrator.
Berikut tampilan akun administrator yang
didalamnya terdapat menu kelolah data jalan,
kelolah data jembatan.

Gambar 6. Form Input Data Jalan
Untuk menu view data berfungsi sebagai
tampilan hasil inputan data jalan. Pada menu ini
terdapat informasi umum data jalan yang telah
berhasil disimpan ke database.
Gambar 7 mernupakan tampilan halaman
view data pada menu data jalan.

4

Hambali, dkk., Perancangan Sistem Leger Jalan
Dan Jembatan Berbasis Web GIS

satu ruas jalan sehingga apabila pada ruas jalan
tertentu terdapat 2 jenis jalan yaitu jalan baik dan
jalan
rusak
maka
administrator
ketika
menginputkan data harus memilih jenis jalan pada
icon point di form koordinat jalan seperti yang
tampak pada gambar 10.

Gambar 7. Form View Data Jalan
Setelah data jalan diinputkan, maka
selanjutnya administrator dapat melakukan
penentuan lokasi jalan dengan cara memasukan
data koordinat jalan melalui menu add map pada
halaman view data jalan. Tampilan form koordinat
jalan dapat dilihat pada gambar 8.
Gambar 10. Contoh Ruas Jalan berdasarkan
jenis kondisi jalan
Untuk pengelolaan data jembatan, proses
yang dilalui sama dengan proses pengolahan data
jalan. Administrator harus terlebih dahulu
menginputkan data jembatan. Data yang
dimasukan menyesuaikan standar pada pedoman
data leger jembatan seperti yang tampak pada
gambar 11.

Gambar 8. Form Koordinat Jalan
Cara pengoperasian form ini dilakukan
dengan cara mengklik peta yang telah disediakan
oleh google maps pada aplikasi lager jalan ini.
Penginputan data dapat dilakukan dengan 3 jenis
keadaan jalan yaitu baik, rusak sedang atau rusak
berat

Gambar 11. Form Input Data Jembatan
Setelah proses input data jembatan
dilakukan dan berhasil tersimpan kedalam
database, maka selanjutnya administrator
melakukan penentuan lokasi jembatan melaui
menu view data jembatan dengan cara mengklik
menu add map.
Menu add map akan menampilkan form
peninputan lokasi jembatan seperti yang tampak
pada gambar 12.
Gambar 9. Form Jenis Keadaan jalan
Aplikasi ini mendukung penginputan data
koordinat jalan dengan berbagai jenis jalan dalam
5

Hambali, dkk., Perancangan Sistem Leger Jalan
Dan Jembatan Berbasis Web GIS

Gambar 12. Form Input Koordinat Jembatan
Berbeda dengan data jalan yang dibentuk
berdasarkan polyline sehingga terbentuk ruas
jalan, maka data jembatan menggunakan point.
Selain itu, administrator dapat juga menambahkan
foto jembatan pada menu input koordinat
jembatan. Gambar tersebut akan ditampilkan pada
akun pimpinan sebagai tampilan hasil pengelolaan
data yang dilakukan oleh administrator.
Ketika administrator telah melakukan
seluruh proses penginputan data jalan serta data
koordinat jalan maupun jembatan maka pimpinan
atau pengambil keputusan dapat melihat informasi
hasil inputan atau leger jalan pada akun pimpinan.
Berikut merupakan tampilan leger jalan
yang telah di sajikan dalam bentuk aplikasi web
gis.

Gambar 14. Informasi Leger Jalan
Informasi lager jalan ini disajikan dalam
bentuk tabed sehingga memudahkan pengguna
dalam melihat informasi data jalan tersebut.
Gambar 16 merupakan tampilan leger
untuk menyajikan informasi jembatan. Secara
umum, tampilan informasi leger jembatan tidak
memiliki perbedaan yang signifikan. Dimana
tampilan tersebut dijadikan dalam dua kolom yaitu
kolom untuk tampilan peta lokasi, dan kolom
informasi jembatan.

Gambar 15. Tampilan Data Jembatan

Gambar 13. Tampilan Data Jalan
Pada halaman ini, pimpinan selain dapat
melihat ruas jalan yang disajikan melalui aplikasi
google maps, pimpinan juga dapat melihat
informasi leger jalan seperti data identitas jalan,
kondisi atau teknis dan koordinat. Tampilan
informasi jalan dapat dillihat pada gambar 15

Gambar 16. Informasi Leger Jembatan
4.3 Pengujian Aplikasi
Pengujian aplikasi leger jalan berbasis
web gis dilakukan dengan metode black box
dimana pengujian ini difokuskan pada kebutuhan
fungsional perangkat lunak. Langkah pengujian
dilakukan dengan mendemonstrasikan fungsi dari
perangkat lunak yang beroperasi, dengan
mengecek apakah input sudah bisa diterima
6

Hambali, dkk., Perancangan Sistem Leger Jalan
Dan Jembatan Berbasis Web GIS

dengan baik, dan hasil outputnya sesuai dengan
apa yang diharapkan. Berikut bentuk hasil
pengujian black box yang dilakukan.
N
o
1.

Skenario
Pengujian
Mengosongk
an username
dan
password
laku klik
tombol login

2.

Kesalahan
memasukan
username
dan
password

3.

Input data
dengan benar
(Field tidak
ada yang
kosong lalu
klik simpan)

4.

5.

Hapus data
dengan
mengklik
navigasi
hapus

Merubah
data dengan
benar

6.

Melakukan
pencetakan
leger jalan

7.

Mencari
lokasi ruas
jalan dengan
benar

Hasil Yang
diharapkan
Sistem akan
menolak
dan
memrikan
notifikasi
“Usename
dan
password
tidak boleh
kosong
Sistem akan
member
notifikasi
“Login
gagal,
silahkan
ulangi lagi”
Sistem akan
merekam
data ke
database
dan
memberika
n notifikasi
“Data jalan
berhasil di
simpan”
Sistem
memberika
n notifikasi
konfirmasi
hapus
“Anda akan
menghapus
data ini ?”
Sistem
berhasil
melakukan
update data
di database
dan
memberika
n notifikasi
“data
berhasil di
update”
Sistem
menampilk
an data
lager jalan
Sistem
menampilk
an peta dan
informasi

Kesimpul
an
Valid

Valid

Valid

Valid

(Parameter
data tidak
ada yang
kosong”)

5. KESIMPULAN
Berdasarkan pada uraian hasil dan
pembahan yang telah dikemukakan sebelumnya,
maka dapat disimpulkan bahwa pembuatan lager
jalan untuk keperluan data hitori jalan dan
jembatan
dapat
dikembangkan
dengan
memanfaatkan teknologi weg gis dengan
menggunakan google maps sebagai penyedia
layanan peta digital. Informasi yang disajikan
dalam aplikasi ini, telah menyesuaikan pedoman
penyusunan leger jalan yang di publikasi oleh
kementrian Pekerjaan Umum sehingga informasi
leger jalan tersebut sudah standar. Secara fungsi,
aplikasi yang dikembangkan dapat berjalan dengan
baik sesuai dengan kebutuhan dan fungsinya.
6. DAFTAR PUSTAKA
Republik Indonesia. Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor 78/PRT/M/2005. Tentang
Leger Jalan.
A. Ayu Widya (2017). “Ditjen Bina Marga Gelar
Bimbingan
Teknis
Leger
Jalan”.
Internet:http://103.12.84.55/bm/index.php/
produk/jaringan-jalan/jaringan-jalantahun-2009/381-ditjen-bina-marga-gelarbimbingan-teknis-leger-jalan, Aug. 05,
2016
B.

Valid

lager jalan
atau
jembatan
yang dicari

Purmadipta (2015), "Sistem Informasi
Geografis Perumahan dan Fasilitas Sosial
Terdekat dengan Metode Haversine
Formula," Jurnal Sistem dan Teknologi
Informasi (JustIN), vol. 4, no. 1, p. 17

Kirom, M. et al (2014). Sistem Informasi
Geografis Pemetaan Suara Pemilu Kada
Berbasis Open Source di Kabupaten
Jombang, Jurnal Ilmiah Edutic, vol. 1 no. 1
D. Apriadi Dan A.Y. Saputra (2016). “Sistem
Informasi Geografis lokasi fasilitas umum
berbasiskan layanan lokasi (Location
Based Service),” in Proc. KeTIK, pp. 123127

Valid

Valid

Harri. W, et al. Sistem Informasi Potensi Industri
di Kabupaten Bantul Berbasis Geographic
Information System Dan Location Based
Service, jurnal script vol.1 no.2.
S. Hu and T. Dai (2013), "Online Map Application
Development Using Google Maps API,
SQL
Database,
and
ASP.NET,"
7

Hambali, dkk., Perancangan Sistem Leger Jalan
Dan Jembatan Berbasis Web GIS

International Journal of Information and
Communication Technology Research, vol.
3, no. 3, pp. 102-110
L. G. S. Handayani, I. N. Piarsa and K. S. Wibawa
(2015), "Sistem Informasi Geografis
Pemetaan Jalan Desa Berbasis Web,"
Jurnal Lontar Komputer, vol. 6, no. 2, pp.
128-137, 2015.
Arie Y.S. and Robi Y (2015). “E-Voting Berbasis
WEB dan WAP dalam Pemilihan Kepala
Desa Kabupaten Musi Rawas.” Jurnal
sistem Informasi, Volume 5, no. 3, pp. 187192, 2015.

8