Hubungan Antara Kredibilitas Pembicara Konferensi Anak Indonesia dengan Sikap Peserta dalam Menghindari Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) yang Tercemar.

ABSTRAK

Alnida Cahya Fatrisa, 210110100153, Jurusan Ilmu Hubungan Masyarakat,
Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran. Judul penelitian “Hubungan
Antara Kredibilitas Pembicara Konferensi Anak Indonesia dengan Sikap Peserta dalam
Menghindari Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) yang Tercemar”. Penelitian ini
dibawah bimbingan Trie Damayanti, S.Sos., M.Si sebagai pembimbing utama dan Heru
Ryanto Budiana, S.Ag., M.Si sebagai pembimbing pendamping.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana hubungan antara kredibilitas
pembicara program Konferensi Anak Indonesia dengan sikap peserta dalam menghindari
Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) yang tercemar. Penelitian ini diajukan sebagai
salah satu persyaratan untuk menempuh ujian sarjana Program S1 Jurusan Ilmu
Hubungan Masyarakat Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran. Penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif. Teori yang digunakan adalah Teori Kredibilitas Sumber
(Source Credibility Theory) yang dikemukakan oleh Hovland. Penelitian ini
menggunakan metode korelasional. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis
deskriptif dan inferensial. Sampel penelitian diambil dari peserta yang mengikuti
Konferensi Anak Indonesia dan diambil dengan cara teknik sampling acak sederhana.
Sementara itu, untuk mengumpulkan data, penulis melakukan penyebaran angket,
wawancara, observasi, dan studi kepustakaan.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang cukup berarti

antara kredibilitas pembicara Konferensi Anak Indonesia dengan sikap peserta dalam
menghindari Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) yang tercemar.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang cukup berarti antara
keahlian pembicara dengan sikap peserta dalam menghindari Pangan Jajanan Anak
Sekolah (PJAS) yang tercemar, terdapat hubungan yang cukup berarti antara
keterpercayaan pembicara dengan sikap peserta dalam menghindari Pangan Jajanan Anak
Sekolah (PJAS) yang tercemar, dan terdapat hubungan yang rendah tapi pasti antara daya
tarik pembicara dengan sikap peserta dalam menghindari Pangan Jajanan Anak Sekolah
(PJAS) yang tercemar. Peneliti menyarankan agar pembicara lebih menekankan diri
sebagai utusan langsung dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia
(BPOM RI) yang memiliki tugas dan wewenang untuk memberikan informasi penting
mengenai keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS), untuk kemudian harus
diterapkan oleh para peserta yang hadir dalam Konferensi Anak Indonesia dan pembicara
seharusnya dapat lebih mengolah kemampuan public speaking, karena dengan
kemampuan public speaking yang baik maka lawan bicara (peserta) dapat lebih
memperhatikan dan mengikuti apa yang dikatakan oleh pembicara. Kemampuan public
speaking yang baik sudah seharusnya dimiliki oleh pembicara agar pesan-pesan yang
disampaikan dapat mudah diterima oleh peserta dalam setiap program-program sosialisasi
BPOM.


ABSTRACT

Alnida Cahya Fatrisa, 210110100153, Public Relations Department, Faculty of
Communication Science, University of Padjadjaran . The tittle “The Correlation
Between Communicator’s Credibility Of Konferensi Anak Indonesia with Participant’s
Attitude to Avoid Unhealthy Street Food”. This study under the guidance of Trie
Damayanti., S.Sos., M.Si as the primary adviser and Heru Ryanto Budiana, S.Ag., M.Si
as the adviser companion.

This study aims to determine the extent of the correlation between
communicator’s credibility with participant’s attitude to avoid unhealthy street food. This
study was submitted as a requirement for undergraduate exams SI Department of Public
Relations, Faculty of Communication Science University of Padjadjaran. This study uses
quantitative methods. The theory which is used in this study is Source Credibility Theory
proposed by Hovland. This study used a correlational method. The analysis technique
used is a descriptive and inferential analysis. Samples from this study were taken from
participants who followed Konferensi Anak Indonesia, and was taken by means of a
simple random sampling. Meanwhile, to collect the data, the authors conducted a
questionnaire interview, observation, and literature study.
The results of this study indicate that there is a meaningfull correlation between

communicator’s of Konferensi Anak Indonesia with participant’s attitude to avoid
unhealthy street food.
The conclusion from this study is there is a significant correlation between the
communicator with participant’s attitude to avoid unhealthy street food, there is a
significant correlation between the reliability of the communicator with participant’s
attitude to avoid unhealthy street food, and there is a low but definite correlation between
attractiveness communicator with participant’s attitude to avoid unhealthy street food.
Researchers suggest that communicator should emphasize himself as a representative
from National Agency of Drug and Food of the Republic of Indonesia (BPOM RI) who
has the duty and authority to provide important information regarding the safety of street
food, to then be applied by the participants of Konferensi Anak Indonesia and the
communicator should be able to improve public speaking skills, because with good
public speaking skills, the other person (participants) can be more attention and follow
what is being said by the communicator. Good public speaking skills should be owned by
the communicator so that messages can be delivered easily and accepted by the
participants in each program socialization of BPOM.