TANGGUNG JAWAB NEGARA PELUNCUR TERHADAP BENDA ANGKASA YANG TELAH DI ALIHKAN KEPEMILIKANNYA KEPADA MULTINATIONAL CORPORATION MENURUT HUKUM RUANG ANGKASA.

TANGGUNG JAWAB NEGARA PELUNCUR TERHADAP BENDA
ANGKASA YANG DIALIHKAN KEPEMILIKANNYA KEPADA
MULTINATIONAL CORPORATION MENURUT HUKUM RUANG
ANGKASA
Abstrak
Kemajuan teknologi dari tahun ke tahun dan perkembangannya
yang sangat pesat menyebabkan semakin meluasnya pengeksplorasian
yang dilakukan oleh umat manusia, tidak hanya di daratan dan di lautan
bahkan ruang udara dan ruang angkasa sekalipun tidak luput dari objek
pengeksplorasian tersebut. Aktivitas manusia di ruang angkasa mulai dari
penelitian, pengeksplorasian, peluncuran satelit, hingga mendaratkan
manusia di bulan yang tentunya tidak lepas dari masalah, karena itulah
Hukum Ruang Angkasa dibentuk. Hukum Ruang Angkasa mengatur
kegiatan-kegiatan Negara di ruang angkasa. Semakin banyaknya
kegiatan-kegiatan di ruang angkasa, semakin banyak pula permasalahanpermasalahn baru akibat kegiatan-kegiatan tersebut. Turut serta pihak
swasta dalam kegiatan ruang angkasa dengan alasan demi kemajuan
ekonomi salah satunya. Aktor-aktor baru bermunculan, pihak swasta salah
satunya. Commercial Interest ini menjadi permasalahan baru, kemampuan
pihak swasta untuk melakukan jual-beli satelit bahkan meluncurkan
satelitnya sendiri tentunya tidak akan terlepas dari masalah karena
dengan adanya interaksi antara Negara dan pihak swasta tersebut

membutuhkan pengaturan khusus. Pengalihan kepemilikan benda
angkasa milik suatu Negara kepada pihak swasta satu diantaranya. Oleh
karena itu tanggung jawab Negara dan pihak swasta dalam kegiatannya di
ruang angkasa tersebut dapat disimpulkan melalui pembahasan
berdasarkan instrumen hukum yang berkaitan.
Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah
pendekatan yuridis normatif yang dilakukan melalui studi kepustakaan
atau data sekunder. Spesifikasi penelitian terhadap skripsi ini adalah
deskriptif analitis dimana digambarkan fakta-fakta mengenai tanggung
jawab Negara atas satelitnya yang dialihkan kepada pihak swasta
kemudian di analisis dengan instrumen hukum yang berkaitan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis, tanggung
jawab Negara atas pengalihan benda angkasanya kepada pihak swasta
sesuai dengan Hukum Internasional namun membutuhkan spesifikasi
yang lebih detail mengenai prosedur kegiatan pengalihan benda angkasa
antara Negara dan pihak swasta tersebut. Pertanggungjawaban sebagai
Negara peluncur akan terus melekat sampai benda angkasa yang
dialihkan didaftarkan kembali oleh pemilik barunya.