PENGGUNAAN SUMBER TENAGA NUKLIR Dl RUANG ANGKASA DAN TANGGUNG JAWABNYA MENURUT HUKUM INTERNASIONAL Repository - UNAIR REPOSITORY

  SKRIPSI S U K A R N O

P E N G G U N A A N S U M B E R T E N A G A N U K L I R D l

R U A N G A N G K A S A D A N T A N G G U N G J A W A B N Y A

  M E N U R U T H U K U M I N T E R N A S I O N A L

F A K U L T A S H U K U M U N I V E R S I T A S A I R L A N G G A

S U R A B A Y A

  1 9 9 0

  

P E N 6 6 U N A A N S U M B E R T E N A 6 A N U K L I R D ! R U A N G A N 6 K A S A

DA N T A N 6 6 U N 6 J A W A B N Y A M E N U R U T H U K U M I N T E R N A S I O N A L

  SKRI PS I DI AJUKAN UNTUK MELENGKAPI TUGAS DAN ME ME NUH 1 PERSYARATAN UNTUK MENCAPAI GELAR SARJANA HUKUM OLEH SUKARNO 038512086

  FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS A IRLANGGA SURABAYA 1 990

  L E H B A R P E N G E S A H A N D I U J I T G L ; 9 J A N U A R I 1 9 9 0 D i : R U A N G J U R U S A N H U K U H I N T E R N A S I O N A L M E N 6 E T A H U ! / M E N Y E T U J U I A N G G O T A P A N I T I A P E N G U J t S K R I P S I K E T U A J . H E N D Y T E D J O N A G O R O , S . H . S E K R E T A R I S EM AN R A M E L A N , S . H . , H . S A N G G O T A H E RM A W A N P s . N O T O D I P O E R O , S . H > ^ ( WA Y AN T I T i B S U L A K S A N A . S . H , , M . S . (

   ABSTRAK PEN GGU N AAN SU M BER T EN AGA N U K LI R Dl RU AN G AN GK ASA DAN T AN GGU N G J AWABN Y A M EN U RU T H U K U M I N T ERN ASI ON AL SUKARNO PEMBIMBING : HERMAWAN PS NOTODIPURO,SH.MS

  INTERNATIONAL LAW KKB KK-2 INT 166/91 Suk p Copyrights @ 1991 by Airlangga University Library. Surabaya

  Tenaga nuklir (nuclear power sources, yang selanjutnya dismgkat NPS) mempunyai banyak keuntungan misalnya masa hidupnya (lifetime) lebih lama, konstruksinya lebih ringkas (Compactness), dan dapat bekerja tanpa bergantung dengan radiasi matahari.) Sedangkan baterai masa hidupnya sangat terbatas dan berat, konstruksinya relatif lebih besar dtbandingkan dengan tenaga yang di hasilkan. Sei suryapun kemampuannya terbatas dan hanya dapat dioperasikan apabila ada bantuan radiasi matahari.

  Keyword : Sumber Tenaga Nuklir

  

skripsi PENGGUNAAN SUMBER TENAGA ..... SUKARNO

  K u p e r s e n n b s h K a n u n t u K E m a k ,

B a p a K d a n K 3 K s K ■ t e r ' o i m t a

"t g f~ 1 m s K s s l l n fcs u a "t s e o a 1 a n y a , s e m o g ® K. a m i J a d i a n a J< V a n o fc> a i K , a h o 1 e h d a n to e r~ o i _ j n a . A m i e n .

  K A T A P E N G A N T A R

  A IhamduI i11 a n , terucap syukur kepada ALLAH SWT serta solawat dan salam pada nabi besar Muhammad SAW atas segala rahmat, nikmat, dan KaruniaNya pada saya yang tak terhingga, sehingga s k n p s i ini dapat terse I esa i kan , guna melengkapi syarat-syarat pencapaian geiar Sarjana Hukum. Satu langkah dalam hidup saya teiah terlampaui, dan saya yakin bahwa semua ini adalah berkat pertolongan ALLAH semat a .

  Banyak hal yang mewarnai proses penulisan skripsi m i . Pada awalnya, saya pesimis untuk berharap banyak. Teriebih melihat kenyataan bahwa masalah sumber tenaga nukI ir adalah masih merupakan masalah baru yang sedang dicarikan upaya hukumnya. Berbagai pendapat setuju dan tidak setuju telah dikemukakan diantara negara maju dan negara berkembang mengenai segera dibuatkannya dalam bentuk aturan khusus, agar dalam peIaksanaannya nanti tidak menimbulkan petaka maut bagi manusia dan lingkungan, sebab penggunaan ruang angkasa yang tidak bertanggung jawab akan dirasakan akibatnya oleh seiuruh negara, sehingga sudah selayaknya kalau seiuruh bangsa di dunia ikut memikirkan hal penggunaan ruang angkasa.

  Dari awal penulisan sampai selesatnya s k n p s i ini, saya merasa betapa banyak pihak yang dengan tulus ikhlas

  t e lah m e m b a n t u s a y a . U n tu k itu, dari lubuk hati yang

paling dalam, saya menghaturkan terima kasih kepada :

  1. Bapak R. Djoko Soemadijo, S.H., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas A i r langga beserta staf dan Bapak Prof. dr. Sumarto D a n u s u g o n d h o , M P H , Dr. P H . , y a n g telah

memberikan ijin untuk melakukan pencarian data.

  2. Bapak Hermawan Ps. Notodipoero, S.H.,M.S., selaku dosen p e m b i n b i n g sekaligus p e n g u j i , yang telah berkenan meluangkan w a k t u , tenaga dan pikiran serta dengan penuh kesabaran telah m embimbing saya melalui pengrahan yang k o n s t r u k t i f . B a p a Sula

  3. Bapak E m a n ,S .H .,M .S , k Wayan T itib ksana, S.H., M.S., dan B a p a k J. Hendry T e d j o n a g o r o ,S .H ., y a n g b e r kenan menguji skripsi ini dan memberi masukan sebagai pelengkap.

  4. Ibu Sri Hulan Rios M a r t i n o ,S .H ., staf DEPANRI dan staf p e r p u s t a kaan L A P A N , yang dengan sabar memberikan bahan- bahan yang saya minta, serta menjawan p ertanyyan yang saya ajukan, sehingga membuat kesan akrab dengan beliau, yang tak pernah terlupakan.

  5. Bapak Suyud H a r s o y o ,S .H ., Pansus NPS, Bapak DR. A.A, Jela n t i k Radiolog Depkes, Bapak T.H Siahaan, Hsc kabag pengendalian keselamatan .kerja BPRZR BATAN, Ibu Ir. Sri U t a m i n i n g s i h N u g r o h o Ajun p e n e l i t i muda, Telsa, f

  v Pusfatsa, LAPAN, yang dengan tulus ikhlas memberikan beberapa karya tulisnya untuk memperluas wawasan yang ada, sekaiipun pada akhirnya saya tidak bisa bertemu langsung di Jakarta.

  6

  . Bapak Prof. DR. Priyatna Abdurra syid,S .H .,D P L .,L L .M ., dan Bapak Ida Bagus.S.H. Staf ahii Iuar negeri Menko Polkam, yang telah bersedia bertatap muka 1angsung untuk membantu kesulitan saya dan bersedia memberi p m j a m a n sejumlah buku,

  7. Bapak Aryanto Wiryoatmojo Refrence Assistant UNIC, Bapak Swantoro Library Center for strategic and international Studies and staf America Culture Centre di wisma Metroplitan Jakarta.

  8

  . Ibu Sulastri Helmi, S.h., kepala unit perpustakaan BPHN dan staf perpustakaan litbang DEPLU di Jakarta.

  9. Adikku, Amir, Ana Susanti dari institut Elektronika Indonesia dan mbak A m K , mbak Yayuk, mas Batu atas segala doa dan bantuannya.

  10. ustadz Ghufron Lazim, BA dan ibu Hajjah Maryam Hafidz, Darul Ulum Banin wal Banat atas segala doa dan na seh atn ya.

  11. Kak Fauzi beserta Ibu sekeiuarga di Tebet yang telah banyak membantu saya dalam pqnginapan seIama beberapa kali penelitian di Jakarta sehingga saya betul-betul betah dan gembira dalam suasana Ke Ke Iuarg aan , saya tak tahu cara membalas budiny a,semoga saja Allah memberiKan imbalan atas amatan yang yang baiK, amien.

  12. Sahabatku, Usman, Bhakti, D w i , Anton, Pandam, George, Bambang, Donar, Munir, Imron, Harun, Syaiful, juga segenap rekan dari forum pengajian mahasiswa ai Mizan, yang dengan cara masing-masing memberi dorongan semangat dan doa pada saya.

  13. Sahabatku, Butet, Agnes Devita To s y a n a ,S .H ., Andi Asniar, Hendito dan Amico Widyaningrum atas segala bantuan saran dan semangat da I am melakukan penelitian.

  14. R e k a n k u , Ir. M o h . Nawaw i dan Ir. Eko Prasetyo, serta rekan dari ITS yang lain, atas bantuan dan petunjuknya dal am memberikan pinjaman seperangkat komputer, sehingga dapat mempertancar penyelesaian penulisan ini.

  15. Rekan-rekan di "KAMAHI" FH Unair Surabaya.

  Akhir kata, dengan segala kerendahan ha t i , saya menyadari bahwa s k n p s i m i teriahir d a n keterbatasan kemampuan dan pemiKiran yang ada, la bukan merupakan pembahasan yangmenyeIuruh, namun ia hanya menyajikan setitik pena dari nuansa NPS di ruang angkasa. Untuk itu, dengan berbesar hati, saya menerima segala kritik yang membangun. .

  Surabaya, Januari 1990 V I I SUKARNO

  

D A F T A R I S I

  10

  3. Mekanisme p e m b e n a n bantuan akibat kecelakaan penggunaan NPS di Ruang

  17

  2. Upaya keselamatan Penggunaan NPS di Ruang Angkasa . . ...............

  13

  1. Latar belakang penggunaan sumber daya nuklir sebagai sumber daya utama di Ruang Angkasa ..........

  13

  10 BAB II : SUMBER DAYA NUKLIR DALAM WAHANA ANTA- R I KSA ..................................

  6 . Pertanggungjawaban SistematiKa ...

  9 d. Analisis data ..................

  Ha Iaman KATA PENGANTAR ................................... iv DAFTAR I S I ........................................ v i i i BAB I : PENDAHULUAN ...........................

  9 c. Prosedur pengumpulan data ....

  8 b. Sumber data ....................

  7 a. PendeKatan masalah ............

  7 5. Metodologi .........................

  5 4. Tujuan Penulisan ..................

  4 3. Alasan Pemilihan Judul ...........

  1 2. Penjelasan Judul ..................

  1. Permasalahan : Latar Belakang dan rumusannya ........

  1

  VIII

  AngKasa ............................

  21 BAB M l : OAMPAK LINGKUNGAN DAN IMPLIKASI HUKUK AKIBAT KEGIATAN NPS DI RUANG ANGKASA.

  25

  1. DampaK lingkungan akibat Cosmos 1900 yang menggunakan sistem NPS.

  25

  a. Dampak lingkungan pada ruas Bumi ............................

  27

  b. Dampak lingkungan pada ruas ru­ ang angkasa ....................

  30

  2. Bahaya radiasi potensial Tenaga nukltr bagt tubuh manusia ........

  32 3. upaya pencegahan pemaparan Bahaya rad i as i NPS ........................

  35 a. Upaya dt btdang t e k m s ........

  36 b. Upaya di bidang hukum .........

  37 BAB IV : PERKEHBANGAN NPS DI UNCOPUOS DAN

  8 TANGGUNG JAWAB EBAN KERUGIAN ATAS KEG IATANNYA DI RUANG ANGKASA ......

  39

  1

  . Pembahasan masalah NPS di UNCOPUOS

  39

  a. Perkembangan dalam subkomite i Im i ah tekn i k ..................

  39

  b. Perkembangan dalam subkomite hu­ kum ..... ...... ................. 4 2

  2. Tanggung jawab kerugian atas kegiatan NPS di ruang angkasa I x

  da lam space treaty 1967 dan Liability Convention 1972 ........

  45

  3. PermasaIahan Hukum dan Draft Prin- sip Tentang Notifikasi dan in- formasi Penggunaan NPS di Ruang Angkasa ............................

  51 BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ..................

  5B Daftar Bacaan ................................... . < Daftar Tabei ......................................

  Daftar Grafik ..................................... Daftar Gambar ..................................... Lampiran-I ampiran .................................

  x

  B A B

  I P E N 0 A H U L U A N

  1. PermasaIahan j Latar be 1aKarg dan rumusannya Penggunaan sistem tenaga nuklir dalam pesawat ruang angkasa tampaknya telah menjadikan suatu kebutuhan yang tidak mungkin dapat dihindari lagi d i s a m p m g sumber tenaga lainnya seperti sel surya, baterai, dan sel-sel bahan bakar kovensional lainnya.

  Tenaga nuklir (nuclear power sources, yang selanjutnya d i s m g k a t NPS) mempunyai banyak keuntungan misalnya masa hidupnya (lifetime) lebih lama, konstruksinya lebih ringkas (Compactness), dan dapat bekerja tanpa bergantung dengan radiasi m a t a h a r i .) Sedangkan baterai masa hidupnya sangat terbatas dan berat, konstruksinya relatif lebih besar dtbandingkan dengan tenaga yang di hasilkan. Sei suryapun kemampuannya terbatas dan hanya dapat dioperasikan apabila ada bantuan rad i as i m a tah ar i.g

  Terdapat dua type NPS yang pernah digunakan dalam kegiatan ruang angkasa, yaitu generator radioisotop dan reaktor nuklir. Generator radioisotop umumnya menggunakan unsur polonium (po-210) dan Curium (Cm-242) untuk misi j ... — '

  U N -DOC.A/AC.105/238, "Report of the Working Group on the NPS", Februari 1979.

2 M. Benko dan W. De Graff, Space Law in the United Nations, Martinus Niihoff, Netherlands, 1905, h. 60

  ! berjangka pendek, dan Plutonium (pu-238) untuk misi penyelidikan di ruang angkasa (deep space probes), sedangkan reaktor nuklir biasanya mengunakan uranium (LI-

  ) . 3

  2 3 5 Oengan kelebihanya ter sebut , maka NPS dapat digunakan untuk misi-misi penjelajahan misalnya ke Yupiter, Saturnus, dan Uranus. Disamping itu dengan kemampuanya menghasilkan tanaga yang tinggi, NPS dapat dipakai juga menjadi tenaga pengerak pada radar-radar untuk keperluan pengintaian pada permukaan Iaut (Ocean

  1 ) . 4

  surveiI ance Namun, mengingat kadar radioaktivitasnya yang sangat tinggi, Pengunaan NPS yang tidak terkendali akan dapat menimbulkan bahaya radiasi terhadap manusia dan makhluk hidup lain beserta Iingkungannya, baik di bumi, ruang udara, maupun di ruang angkasa. Bahkan lebih jauh

  Iagi ada kemungkinan dapat menimbulkan kerusakan pada ribuan makhluk yang kini belum lahir karena disebabkan oleh akumulasi dari efek-efek genetik yang tidak

  . 5

  d i i ng i n k a n Bahaya radiasi yang ditimbulkan dari kegiatan ruang angkasa dapat berakibat jauh lebih parah dibandingkan dengan penggunaannya di bumi mengingat bahwa

  • 3 Ibid. , h.

  62 ,

  4 C.W. JenKs, Liability for Ultra Hazardus

  Activities in International Law, Leiden, 1967, h. 80

  5 "Effect of Radiation from Nuclear Power Sources Built in the Space Craft on Populations and tne Standard of

   20.

  I CRP", BATAN, 1963, h. sampai saat ini masih sulit memperkirakan dengan tepat waKtu dan lokasi jatuhnya pesawat ruang angkasa,e serta adanya k e m u n g k m a n tersebarnya zat-zat radioaktif pada daerah yang luas. Peristiwa kecelakaan pesawat cosmos 954 mi 1 ik Uni Soviet yang jatuh di wilayah barat laut Kanada pada awal tahun 1978 tidak hanya menyadarkan masyarakat internasionaI tentang bahaya yang dapat d iti m b u )k a n y a , tetapi juga menunjukan bahwa ketentuan hukum internasionaI yang ada belum dapat menampung dan menyeIesaikan seiuruh persoalan hukum yang timbui akibat Penggunaan NPS di ruang angkasa. Berdasarkan penyelidikan diketahui pecahan- pecahan cosmos 954 mengandung banyak zat radioaktif yang cukup membahayakan kehidupan manusia dan sudah tersebar

  . 7

  pada daerah yang cukup luas Hal ini m a k m diperkuat tagi dengan masuknya Kembaii (re-entry) pesawat cosmos 1402 ke atmosfir pada tahun 1984. Pemberitahuan-pemberitahuan oleh

  Uni Soviet menjelang re-entry cosmos 1402 yang ternyata tidak begitu sesuai dengan kenyataannya menunjukkan bahwa saat-saat re-entry masih sulit diperkirakan dengan tepat.

  Melihat kenyataan-kenyataan yang dapat tfmbuf dalam cosmos 954, Kanada sebagai negara yang telah

  1

  merasakan a k bat- akibatnya secara Iangsung telah

  6 "Report of the scientific and TecKnical Su b ­ committee on the work of its twentieth session", Delegasi RI pada sldang UN-COPUOS, 1953.

7 UN-DO

C. A/AC. 105/L. i/L. 106, "Summary of Operation" Laporan yang disajikan oleh Kanada, 1979.

  melaporKanya Kepada sekjend PBB. Berdasarkan 1aporan Kanada tersebut, PBB mengambil inisiatif untuk membahas masalah NPS dalam Committee on the Peaceful Uses of Outer

  Space ( UNCOPUOS ) beserta kedua subkomitenya, yaitu subkomite hukum dan sub komite ilmiah dan teknik. Subkomite hukum diberi tugas untuk menangani persoalan- persoalan hukum, termasuk memformulasikan prinsip-prinsip yang yang akan dijadikan Iandasan kegiatan negara-negara dalam melakukan studi dan penggunaan ruang angkasa, sedangkan subkomite ilmiah dan teknik menangani masalah masalah teknis ilmiah eksplorasi ruang angkasa

  . 3

  Bertitik tolak dari gambaran diatas, dalam penulisan skripsi ini akan memaparkan beberapa kajian untuk menjawab masalah masalah dibawah ini :

  1

  . Apa peran sumber daya nuklir dalam praktek kegiatanya didalam wahana antariksa ? H. Bagaimana dampak lingkungan dan impiikasi hukum yang ditimbuikan akibat kegiatan NPS di ruang angkasa ?

  3. Sampai seberapa jauh perkembangan pembahasan NPS di UNCOPUOS, dan tanggung jawab beban kerugian atas kegiatannya diruang angkasa ?

  S. PenjeIasan J u d u 1 .

  Fenomena yang dicoba untuk diungkapkan dalam

  8 Priyatna Abdurrasyid, H ukum Antariksa Nasional

  Penempatan Urgensinya, BPHN, 1986 (selanjutnya disingkat Priyatna Abdurrasyid I), h. 15.

  5 penulisan s k n p s i yang berjudul "PENGGUNAAN SUMBER TENAGA NUKLIR DI RUANG ANGKASA DAN TANGGUNG JAWAB MENURUT HUKUM

  I NTERNAS IOAN A L " adalab adanya keterkaitan yang erat antara benda-benda yang diluncurkan ke ruang angkasa dengan masalah pengaturan tentang p n n s i p penggunaan ruang angkasa secara damai beserta tanggung jawabnya menurut hukum Internasional. Kata Penggunaan sebagai kata pembuka judul, bukan saja dimaksudkan sebagai persoalan llmiah dan teknik semata, tetapi melalui kata penggunaan sekaligus tercermin pula suatu persoalan hukum dalam kegiatanya di ruang angkasa. DipaKainya sumber tenaga nuklir, disamping merupakan basil penemuan baru yang dlpandang banyak memberikan keuntungan bila dibandingkan dengan penggunaan sumber tenaga lain. Kepadatan dayanya yang tinggi, umur operasinya yang panjang, konstruksinya yang ringkas dan kemudahan pengaturan menjadikannya sebagai pilihan yang Sedang utama, kan masalah ruang angkasa sampai sekarang belum disepakati batas bawahnya, meskipun banyak pihak menggunakan k r l t e n u m : Ruang angkasa dimulai dimana benda angkasa tanpa tenaga dapat bertafran dalam orbitnya, yaitu 100-150 k m dlatas Bumi.

  9

3. A1asan P e m i 1lhan Judul Relevansi pembahasan dalam hal penggunaan sumber tenaga nuklir di ruang angkasa adalah akibat d a n kemajuan

  9 " R. Sunaryo, "Ruang An g kasa Permasaiahannya dan Pemanfaatannya", makalah, LAPAN, Jakarta, h. l. iimu pengetahuan dan teknologi antariksa yang demikian pesat. Banyaknya permasalahan baru yang berkembang di bidangnya yang dirasakan semakin lama semakin meningkat, serta timbulnya perdebatan yang tidak dapat dihindarkan lagi, akan dapat membahayakan perdamaian I nternas i o n a I . Meskipun sudah ada pengaturan internasionaInya mengenai kegiatan manusi a di ruang angkasa, namun demikian dalam peIaksanaannya, ketentuan-ketentuan internasiona

  1

  tersebut sering kali Kurang efektif dalam mengatasi permasalahan yang timbul. Olen karena itu berdasarkan laporan dari berbagai negara di dunia, PBB mengambiI m i s i a t i f untuk membahas NPS dalam UNCOPUOS beserta kedua subkomitenya hukum dan teknik. Ternyata dari hasil peninjauan hast I tersebut, disimpulkan bahwa memang benar ketentuan internasionaI khususnya dalam perjanjian-perjanjian internasionaI mengenai keruangangkasaan masih merupakan 'general principle', karena itu periu diadakan penjabaran lebih lanjut (amandement) yang lebih khusus untuk menghindari atas kekosongan hukum.

  Penggunaan tenaga nuklir hendaknya perlu juga memperhatikan keprihatinan berbagai negara di dunia tentang berbahayanya radiasi nuklir yang mungkin ditimbuikan, karena penggunaan NPS untuk kegiatan antariksa tidak hanya mempunyai aspek peningkatan kemampuan teknologi, tetapi juga aspek Keselamatan hidup manusia dan lingkungan. Sebab itu sangat penting untuk

  7

  3

  segera dibuatkan pedoman pengaturan NPS ebagai pijakan dasar negara - negara didunia sehubungan dengan penggunaan

  . 10

  ruang angkasa secara d a m a i

  A

  . Tu.iiian Penu 1 i sar Tujuan utama penulisan skripsi ini adalah untuk me Iengkap j syarat-syarat yang dibutuhkan dalam proses pencapaian gelar Sarjana Hukum, pada Fakultas Hukum

  Universitas Airlangga. Di damping itu, penulis berusaha memaparkan suatu kajian yang, tampaknya sederhana, namun diharapkan dapat menjadikan saJah 3atu 3umbangan pemikiran yang besar' bagi pengembangan hukum antariksa khususnya dan iI mu pengetahuan pada umumnya.

  1

  5. Het o d o ofl i Sesuai dengan judul dan pokok banasan, metoda yang digunakan pada pembahasan ini adalah deduksi kualitatif dan analisa ko mp reh enstf , mak3udnya adalah pengungkapan masalah berangkat dari adanya ketentuan-ketentuan umum dalam hukum internasionaJ khususnya perjanjian perjanjian internasionaI mengenai keruanga ngkas aan , yang kemudian dihubungkan dengan fakta-fakta yang timbul akibat perbuatan manusia di ruang angkasa. Pembahasan juga ditekankan pada aktifttas peraturan berkenaan dengan penggunaan teknologi baru keruangangkasaan . Di samping itu, juga memperhatiKan usulan, gagasan pemikiran berbagai

  1 0 Priyatna Abdurrasyid, Pengantar H u kum Angkasa dan Space Treaty 1967, Jakarta, 1977 (selatjutnya disingkat Priyatna Abdurrasyid II), h.

   16. negara sebagai pertimbangan untuk dikaitkan dengan identifikasi masalah dan rancangan prinsip tentang NPS.

  Untuk memudahkan pembahasan selanjutnya, digunakan beberapa pendekatan, yaitu : a. pendekatan masalah.

  1. Historis, latar belakang timbuinya serta praktek awal penggunaan sumber tenaga nuklir yang mengarah pada proses penyelesaian masalah. Dimensi historis digunakan sebagai pijakan dasar dalam pengembangan konsep sumber tenaga nuklir diruang angkasa.

  

S. PoIitis, Pemenuhan kebutuhan poli tik suatu negara

  akan mempengaruhi suatu perkembangan kegiatan manusia, termasuk kegiatan di ruang angkasa yang dijadikan salah satu bagian strategi poiitik global sebagai sarana pencapaian tujuan dan keinginan.

  3. Juridis, mempergunakan per'angkat hukum sebagai pedoman dalam memantau perkembangan permasalahan yang ada, dengan satu pengertian bahwa dalam usaha pencapaian kepentingan nasionainya, setiap negara harus menyeIaraskan dengan ketentuan hukum yang ada.

  4. Teknis, mengadakan penelitian secara cermat tentang komponen-komponen yang mempergunakan sumber tenaga nuklir serta reaksi dasar aktifitas desain keseIamatannya, baik dalam operasi normal maupun kalau terjadi kecelakaan. .

  5. Sosiologis, memanfaatkan hasil-hasil penemuan teknotogi antariksa secara optimal untuk maksud damai dan kemanusiaan, serta memperkecil resiko terjadinya kecelakaan yang dapat meresahkan manusia dan kehidupan I i ngkungannya.

  b. Sumber data.

  Data yang dipergunakan untuk pembahasan ini dtperoleh dari buku-buku, baik produk dalam negert maupun produk luar ne g e r i , informasi dari majalah, buletin, journal, serta informasi dari instansi yang terka it.sumber lain juga didapat dari para dosen khususnya dosen pemb i mb i n g .

  c. Prosedur pengumpulan data. proses pengumpulan data yang dilakukan dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut :

  1. Studi kepustakaan PeIaksanaanya dilakukan dengan menggunakan data yang tersedia diperpustakaan pusat nasionat dan perwakilan luar negeri yang ada di Indonesia, baik dalam bentuk buku maupun majalah, journal,atau

  Iaporan kerj a .

  2

  . Wawancara PeIaksanaanya dilakukan dengan cara dengar pendapat dan melakukan tanya jawab dengan para pakar dari berbagai disiplin iImu yang berhubungan langsung dengan bidang ini baik dari aspek ilmiah, teknik maupun hukum. Dialog langsung juga dilakukan dengan instansi yang terkait dengan bidang ini termasuk

  1 para dosen hukum internasiona .

  d . Ana Iis i s data D a n data yang berhasil diperoleh, dicoba untuk dilakukan analisis masalah secara kualitatif dan ko mprehensif, dengan menggunakan pendekatan histo ris, politis, juridis, teknis dan sosiologis, dalam kerangka

  1 pemikiran yang didasarkan pada hukum internasiona .

  6 . Pertanggungjawabari S i stemat i k a .

  Pada bagian awal pada penulisan skripsi ini menggambarkan permsalahan secara global, berikut latar belakang dan rumusannya, Tujuan penulisan, alasan pemilihan judul, serta metoda dan pendekatan yang digunakan. Bab pembuka ini diharapkan dapat memfokuskan arah pandang pemikiran dalam usaha pemahaman masalah utama yang akan diulas.

  Dalam Bab I I, akan tampak peranan pentingnya penggunaan sumber tenaga nuklir sebagai sumber daya utama dalam kegiatannya dr ruang angkasa juga dikemukakan mengenai prinsip kerja dan rancangan secara teknis untuk menghindari timbulnya kemungkinan bahaya radiasi. Dalam

  bab ini juga akan diulas identifikasi sistem dalam berbagai lapisan keselamatan, untuk membatasi dan memperkecil akibat kejadian awal yang dipostuI asikan dengan dilengkapi petunjuk khusus mengenai standart radiasi secara internasionaI, untuk menghindari penggunaan NPS yang tidak terkendaIikan, serta mekanisme pemberian bantuan akibat kecelakaan penggunaan NPS di ruang angkasa.

  Setelah mengetahui peranan pentingnya penggunaan sumber tenaga nuklir di ruang angkasa berikut identifikasi sistem, maka dalam pemahaman uraian bab ill m i ditekankan pada praktek kehidupan nyata sehubungan dengan jatuhnya pesawat cosmos yang bertenaga nuklir, berikut dengan implikasi hukumnya pada lingkungan, baik pada ruas bumi maupun pada ruas ruang angkasa, juga dibahas bahaya radiasi bertenaga nuklir yang mengakibatkan kerusaKan pada anatomi tubuh manusia. Ulasan lebih lanjut diarahkan pada usaha pencegahan meluasnya pemaparan bahaya radiasi dalam kegiatanya di ruang angkasa.

  Perkembangan baru akan dapat dijumpai secara lebih terperinci dalam

  Bab IV ' tentang pembahasan NPS di UNCOPUOS, baik dari dimensi ilmiah teknik maupun hukum. Juga dikemukakan jika terjadi tuntutan ganti rugi yang ditimbulkan akibat penggunaan NPS, apakah ketentuan hukum internasionaI dalam liability convention 1972 dan space treaty 1967 dapat dipakai sebagai dasar hukum yang tuntas, sehubungan dengan perkembangan teknologi baru yang mempergunakan NPS. Di samping itu ulasan juga diarahkan untuk menjawab permasalahan .tentang hukum tentang notifikasi dan informasi yang masih bersifat problematis dan keterkaitannya dengan penggunaan NPS di ruang angkasa.

  Penutup penulisan skripsi ini ditandai dengan adanya beberapa kesimpulan yang merupakan rangkuman pembahasan bab-bab yang disertai beberapa saran yang ada. terdahulu. Di samping itu, juga sebagai alternatif penyelesaian

  B A B

  I I S U H B E R D A Y A N U K L I R D A L A N W A H A N A A N T A R I K S A

  1. Latar BelaKang Penggunaan Sumber Daya NuKI i r Sebagai Sumber Daya Utama Dj Ruang An g k a s a .

  Masalah penggunaan sumber daya nuklir pada wahana antariksa akhir-akhir ini telah menarik perhatian banyak negara di dunia, terutama yang berkaitan dengan keprihatinan terhadap bahaya kejatuhan pecahan satelit yang bersifat r a d i o a k t i f , ^ seperti yang terjadi di Kanada dengan jatuhnya satelit yang bertenaga nuklir cosmos 954 mi I ik Uni Soviet tahun 1976, cosmos-1402 dan cosmos-1900, yang jatuh pada tahun 1963 di Samudra Pasifik dan tahun

  1988 di dekat benua Afrika baru-baru ini.

  Untuk berbagai misi wahana antariksa, terutama yang dikenal sebagai penyelidikan dalam ruang angkasa, penggunaan sumber daya nuklir merupakan yang terbaik, apalagi lintasan yang dilaiui cukup jauh dari m a t a h a r i . Untuk bferbagai misi yang berorientasikan ke bumi dan

  11 b e r o r b mengeI iI ingi b u m i .

  Gambar 1 (Iampi r a n ) , menunjukan daerah kerja berbagai sumber daya yang dihasilkan terhadap berat dan

11 Harijono djojodihardjo, "Sumber D a y a Nu klir Pada Wahana AntariKsa". makaiah, LAPAN, Jakarta. 1984.

  12 g .

  David, , The launching Powers and space U t i 1izationfor the banefit of Mankind, McGill Univ.,

  1 4 kerumitan KereKayasaan pada waKtu o p e r a s m y a . Dari gambar

  ini dapat disimpuikan bahwa untuk jumlah daya yang besar dapat disimpuikan bahwa untuk jumlah daya yang besar dan waktu operasi yang lama,sumber daya nuklir merupakan pilihan yang tepat. Manfaat sumber daya nuklir sebagai daya utama pada wahana a n t a n k s a adalah sangat menonjol. Kepadatannya yang tinggi, sekitar orde 5-100

  3

  megawat t/m konstruksi yang ringkas, umur operasi yang panjang dan kemudahan pengaturan menjadikan pilihan yang tepat. Pada sistem bertenaga nuklir ini juga dapat d»lengkap» dengan perisai terhadap radiasi gamma dan neutron dengan batas berat yang memenuhi persyaratan mekanika terbang. Karena operasinya berada di dalam ruang hampa udara yang tidak memungkinkan untuk pancaran radiasi tersebut cukup digunakan perisai bayangan (shadow shielding).

  Persyaratan sumber daya yang harus dipenuhi pada sistem yang bekerja di permukaan bumi, alaiah daya spesifik satuan berat yang cukup t i n g g i . T a b e l

  1 (lampiran), dapat memper I i hatkan beberapa jeri-s sumber daya nuklir untuk wahana a n t a n k s a y«.ng pernah dikembangkan oleh Amerika Serikat. 'Pada tahun 1965, Amerika Serikat berhasil mengembangkan sit tern daya pembantu nuklir yang diberi nama

13 W. B. Osdol, Thomson dan M e r c i 1,"Uranium '.iirconium Hydllde Reactor Space Power Systems", A New A re a in Space Transportation, 1977, h. 65.

  SNAP (system nuklir auxilary power), yang merupakan satelit tenaga nuklir tak berawak yang pertama. Pada konsfep SNAP ini berat dan ukurannya harus kecil, sistem konversi daya harus dapat membuang panas pada temperatur tinggi, sehingga mempersulit persyaratan bahan dan memperpendek umur satelit. Batas atas temperatur pada SNAP sekitar 1200° F yang ditetapkan berdasarkan teknologi zirkonium hidrida (I that gambar 2) . Agar ukuran reaktor dapat cukup kecil dan menghindari tekanan tinggi berkenaan dengan penggunaan hidrogen, dipergunakanI ah zirkonium hidrida sebagai bahan moderator*

  yang

  Energi dihasilkan reaktor nuklir dengan penguraian U-235 dengan paduan metal cair NaK-78 digunakan sebagai medium untuk memindahkan energi tersebut dalam bentuk energi panas. Uap merkuri digunakan untuk menggerakan turbin yang bekerja mengikuti siklus rankine, dan selanjutnya memutar aitenator pembangkit. Uap merkuri dicairkan pada temperature 600° F me I a Iui radiator kondensor yang merupakan bagian d m d i n g luar wahana antariksa (lihat gambar 3). Semua komponen dari konversi daya dipasang pada suatu poros tunggai yang disebut CRU

  (combined rotary unit). SNAP-2 <jan beberapa sistem lain yang sedang diteliti mempunyai komposisi berat seperti yang diper Iihatkan pada tabel 2 (lampiran). Pada wahana antariksa dengan sumber daya nuklir, reaktor diletakkan pada ujung hidung pesawat dan dibawahnya dilengkap* dengan perisai radia si. dengan menempatKan reaKtor pada ujung pesawat, pada waktu re-entry (memasuki atmosfir bumi), rektor tersebut akan mudah terbakar habis.

  Dalam pertimbangan penggunaan sistem daya bantu nuklir dt antariksa, bahaya radiasi yang timbul harus diperhattkan dengan seksama. Dengan cara penanganan persyaratan operasi, dan kriteria perancangan yang tepat sumber daya n u k h r dapat digunakan pada wahana antariksa tanpa menimbuikan radiasi.

  Masalah yang timbul adaiah kemungkinan terjadi ledakan kimia yang disertai dengan beroperasinya reaktor secara tak terkendali diwaktu peluncuran ke orbit. Untuk itu reflaktor berillium diganti dengan selubung aluminium untuk menghindari terjadinya kecelakaan akibat kondisi kritis secara tidak terencana.

  Gambar 4 (lampiran), menunjukan dosis radiasi pada jarak yang aman sesuai prosedur, serta perisai tambahan pada menara peluncuran, bila terjadi ledakan kimia dan kegagalan peluncuran, analisa menunjukan bahwa bahaya ynag terjadi diluar radius pengamanan cukup kecil (tihat gambar

  5). Masalah lain yang timbul pada waktu re-entry terjadi adaiah sulitnya meramalkan sebeiumnya lokasi re-entry dan radiasi yang terjadi tidak dapat dikenali oleh masyarakat awam. Oleh karena itu dalam pengembangan SNAP diusahakan terjadinya pembakaran dan ketinggian cukup besar dan pemencaran pecahan akibat pemanasan sewaktu re-entry.

  Perhitungan dan percobaan awal menunjukan bahwa sasaran ini dapat dicapai, selain itu bila sewaktu re-entry sistem reaktor tetap utuh, tidak akan berbahaya jika t m g k a t radioaktif cukup rendah beberapa saat tertentu

  . 14

  setelah satelit shutdow n

  6 Gambar dan 7 (lampiran), menunjukan hubungan

  antaa laju dosis radiasi dan karakteristik radiasi yang m u n g k m timbul sehubungan dengan operasi SNAP-2-50 kw dan akibat proyeksi penggunaannya. Dalam gambar ini pula dapat dilihat bahwa umur pengorbitan satelit diatas 300 tahun, atau ketinggian orbit pada 960 km untuk wahana yang re I at i f besar merupakan orbit yang aman terhadap bahaya radiasi bila terjadi re-entry satelit dengan reaktor yang utuh (intact) . £. Upaya KeseIamatan Penggunaan NPS Dj Rang Angkasa

  Dalam menilai keselamatan dari sutu desain reaktor nuklir, anal isa keselamatan merupakan tahap yang p e n t m g . Tujuan Otamanya adalah untuk menentukan apakah desain tersebut telah memenuhi tujuan keselamatan yang diinginkan. Analisa keselamatan mengkaji kejadian awal yang mungkin timbul pada suatu reaktor nuklir, kemudian secara sistematik mengikuti dan mengkaji rentetan kejadian berikutnya yang mungkin terjadi, termasuk tindakan operator. Untuk setiap kejadian awal yang dipostuI asikan analisis keselamatan berisi analisa kuantitatif terperinci

F. D. Andrson dan D. J. Choceran, ”N u c 1 ear Space Power SNAP II Balistic missile and Space T e c h n o l o g y " , 1960, h. 57.

  tentang perilaKu reaktor dan bahan baKar selama rentetan peristiwa beriKutnya, sehingga tidak mungkin memperkirakan semua peristiwa kecelakaan yang terjadi. Oleh karena itu fungsi yang paling penting dari analisis keselamatan adaiah b e r t m d a k sebagai pengu j i secara teoritis terhadap sistim keselamatan, sehingga diperoleh sistem kepercayaan yang tinggi terhadap keandalan sistem keselamatan dalam mengatasi semua situasi kegagalan.

  Analisis keselamatan adaiah suatu proses yang berulang, dimana titik analisa adaiah identifikasi sistem pada berbagai lapisan keselamatan yang diperiukan untuk membatasi dan memperkecii akibat kejadian awal yang

  . ^5

  dipostuI asikan Berdasarkan hal ini, dapat diketahui rentetan konfigurasi yang akan menyertai kejadian awal dengan mempertimbangkan ciri desain reaktor yang ada. Tahap analisis berikutnya adaiah mengevaiuasi rentetan kejadian yang paling mungkin dari analisis keandalan peralatan berdasarkan pada pengalaman dan anggapan yang d i setuju i.

  Masalah utama mengenai tindakan keselamatan (lihat dalam draft principales relevant to the use of nuclear

  2

  power sources in outer space, prinsip paragraf t, dan prinsip 3), yang dihadapi penggunaan NPS di ruang

  15E.Lewis, "Nuclear power safty", A W il e y Inter science, New Y o r K , 1977; 1lhat Juga , "Nuclear Reactor safety and r el at ed topics", AECL, 1979, h. 20. angkasa menyangkut tingkat pemaparan radiasi (radiation exposure level). Beberapa negara berpendapat bahwa hukum ruang angkasa tidak memuat ketentuan khusus mengeni perlindungan terhadap penduduk atau seseorang dari pemaparan radiasi yang melampaui batas dalam penggunaan tenaga nuklir di ruang angkasa. Oleh Karena itu, dipandang masih periu ditetapkannya standart, persyaratan dan pembatasan-pembatasan penggunaan NPS di ruang angkasa. Sehubungan dengan standart tersebut Kanada telah mengajukan untuk mempertimbangkan diterapkannya dosis radiasi sesuai dengan standart yang telah direkomendasikan oleh International Commission on Radiological Protection

  (ICRP).(g Standart yang dimaksud tersebut dimuat dalam

  paragraf 12 ICRP no 26, yang memuat 3 prinsip sebagai berikut : "Penggunaan radiasi hendaknya dilaksanakan hanya jika dapat menghasilkan keuntungan positif ;

  Pemaparan radiasi hendaknya menggunakan prinsip ALARA (as low as reasonable achievable), serta mempertim- bangkan aspek ekonomi dan sosial; dosis radiasi terhadap sesorang tidak boleh melebihi batas yang direkomendasikan oleh commission bagi keadaan yang wajar (appropriate circumstances).”

  Namun, mengingat bahwa ICRP no 26 tidak dilengkapi petunjuk khusus dalam hal terjadi^keceIakaan atau keadaan darurat, maka tampaknya masih perlu dikembangkan petunjuk lebih lanjut yang diakui secara internasionaI.

  1 6 Effect of Radiation from HPS Built in Space •• craft on popolation and the Standart of ICRP", opcit. so Petunjuk atau p r »nsip-prinsip Khusus mengenai standart cfos i s radiasi yang bersifat i nternas i ona I tersebut sangat diperlukan untuK njengh i ndar i penggunaan

  NPS yang tidaK terkenda1 iKan. Petunjuk yang dapat mengikat

  1

  secara ■nternas iona diperlukan dengan maksud : "Clarify and amplify existing genaral rules that are not uniquely applicable to NPS. A major element of this clarication in an attempt to d i f m e internationally, at least to a degree, the meaning of safe use. Otherwise, any State could set its own standart and say that its use of NPS was saf e.” disamping itu, untuk dapat memenuhi standart dan pembatasan dosis radiasi tersebut diatas, periu didukung pula oleh persyaratan-persyaratan teknis l a m , misalnya dalam hai disain dan kontruksi pesawat NPS. Kriteria- k r i t e n a desain dan konstruks i pesawat NPS perlu juga ditetapkan secara internasionaI guna menjamin tingkat keandalan yang tinggi, mencegah terjadinya kecelakaan atau apabiia terjadi kecelakaan, akibat-akibatnya sejauh

  7

  mungkin dapat d i k'urang i . j Mengenai hal ini Kanada telah mendesak agar desain dan kontruksi pesawat ruang angkasa dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menghindari terlepasnya radiasi atau bahan nuklir kedaiam lingkungan pada saat re-entry.^s ”

17 Daw .0.," Metoda inspeksi pada instalasi n u k l i r ” maKalah, terbatas, BATAN , Jakarta, i983 ; 1 m a t Juga, v. g , Snell," Safty of candu NPS ", AECL i960.

  18 "Industrial participation m the Implementation of Nuclear Power Program ", BATAN, Jakarta, 1981.

  3. meKan i sme Pember i an Bantuan Akibat KeceIakaan Penggu- naan NPS Dj Ruang Angkasa Pengaturan mengenai bantuan kepada negara-negara

  6

  dapat dijumpai dalam p r m s i p 5 rescue agreement, pasal registration convention, dan pasal

  XXI liability convention 1972, Ketentuan-ketentuan tersebut dianggap periu dikembangkan lebih lanjut karena masih bersifat umum

  Pasal 5 ayat 2 Rescue Agreement mengatakan bahwa negara yang mempunyai yurisdiksi terhadap wilayah tempat telah ditemukan benda angkasa (space object) atau bagian komponennya harus mengambil Iangkah-Iangkah guna mengembaIikan pada negara peluncur. Dalam hal ini, negara peluncur dapat memberi bantuan untuk mencari pecahan- pecahan benda angkasa tersebut sepanjang diminta oleh negara-negara yang terkena bencana.

6 Pasal Registration Convention pada prinsipnya

  negara anggota konvensi, termasuk negara lain yang memiliki fast litas monitoring dan penjejakan (tracking), untuk memberikan bantuan kepada negara yang terkena malapetaka apabila diminta oleh negara tersebut. Selanjutnya pada pada pasal XXI Liability Convention mengharuskan pada negara-negara k o nv en si , khususnya negara peluncur, untuk segera memberikan bantuan dengan segera apabila kerugian yang timbul sangat membahayakan kehidupan umat manusia atau mempengaruhi kondisi kehidupan umat manusia atau mempengaruhi kondisi penduduk dan pusat kegiatan. Beberapa negara berpendapat bahwa ketentuan-

  2 2

  manusia atau mempengaruhi Kondisi penduduK dan pusat kegiatan. Beberapa negara berpendapat bahwa Ketentuan- Ketentuan tersebut diatas mas i h perlu ditambah dengan ketentuan bantuan monitoring dan penjejakan bantuan informasi mengena tindakan pencegahan, bantuan setelah re ­ entry yang Khusus berkaitan dengan penggunaan NPS diruang angKasa. Hal ini penting untuk dtperhatikan mengingat kepentingan negara-negara berkembang, yang pada umumnya belum mempunyai teknologi maju. Masalah lain yang diperdebatkan adaiah apakah negara yang tertimpa Kejadian harus meminta bantuan kepada negara peluncur atau negara- negara tain. Ada dua pendapat pada hal ini. Beberapa negara berpendapat sesuai dengan pasal 5 ayat 4 Rescue

  Agreement, bahwa negara peluncurlah yang mempunyai hak prioritas untuk memberikan bantuan. SedangKan beberapa negara lain bahwa negara tempat Kejadian Kecekaaniah yang mempunyai wewenang penuh untuk menentuKan negara pemberi bantuan, tetapi biaya-biaya operasi pencarian dan pember-

  . 19

  sihan tetap menjadi tanggung jawab negara pel un cu r Dalam draft prinsip temtang NPS masalah bantuan ini dirumusKan dalam prinsip 5 sebagai beriKut :

  "Assistance to States,

  1

  . Upon the notification of an expected re-entry into the Earth's atmosphere of a space object containing a nuclear power source on boarb and its components, all states processing space monitoring and tracKing fasilities, in the spirit of international co-

19 E.Galloway, "United Nations Consideration of Nuclear Power for S at e ll it e s”, dalam proceeding of the

  

Twenty Second Colloqu iu m on the law of Outer Space, 1979,

2 0

  h. &, operation, shall communicate the relevant information that they may have available on the malfunctioning space object with a nuclear power sources on board to the Secretary-GeneraI to the United Nations and the States concerned as promptly as possible to allows States that might be affected to asses the situation and take any precautionary measures demeend necessary.

  2. After re-antry into the Earth's atmosphere of a space object containing a nuclear power source on board and its component :

  <a>. The launching states shall promptly offer, and if requisted by the affected state, provide promptly the necessaray assistance to eliminate acctual and possible harmful affect;