Hubungan Kebugaran Yang Diukur Dengan Tes Treadmill Metode Bruce Dengan Tes Ergometer Sepeda Metode Progresif.
iv ABSTRAK
HUBUNGAN KEBUGARAN YANG DIUKUR DENGAN TES TREADMILL METODE BRUCE DENGAN TES ERGOMETER SEPEDA METODE
PROGRESIF
Elisabeth Henderina Kapitan, 2010.
Pembimbing: Dr. Iwan Budiman, dr., MS, MM, MKes, AIF
Latar belakang: Kebugaran dapat diukur dengan tes treadmill metode Bruce dan tes ergometer sepeda metode Progresif. Hasil VO2 maks yang diukur dengan tes treadmill 5-15% lebih tinggi daripada yang diukur dengan sepeda atau tes bangku.
Tujuan: Ingin mengetahui hubungan kebugaran yang diukur dengan treadmill metode Bruce dengan tes ergometer sepeda metode Progresif.
Metode Penelitian: Pada 40 mahasiswa laki-laki usia 18-25 tahun yang tinggi badan minimal 165 cm, Desain penelitian adalah survei analitik. Pengukuran kebugaran dilakukan dengan tes treadmill metode Bruce dan tes ergometer sepeda metode Progresif.
Hasil: Pada tes treadmill metode Bruce didapatkan hasil 38 orang (95%) berkriteria baik, 2 orang (5%) berkriteria sedang dan tidak seorangpun (0%) berkriteria buruk. dengan VO2 maks rata-rata 54,92 mlO2/kgBB/menit (Baik). Pada tes ergometer sepeda metode Progresif didapatkan hasil 16 orang (40%) berkriteria Baik, 23 orang (57,5%) berkriteria Sedang dan 1 orang (2,5%) berkriteria Buruk. dengan VO2 maks rata-rata 41,73mlO2/kgBB/menit (Sedang). Tes treadmill metode Bruce dan tes ergometer metode progresif berhubungan dengan persamaan garis regresi linier sederhana Bruce = 18,10 + 0,882 Progresif**(p=0,001), dengan koefisien korelasi “ r ” = 0,522**(p=0,000), (hubungan Sedang).
Kesimpulan: Tingkat kebugaran 40 orang mahasiswa UKM yang diukur dengan tes treadmill metode Bruce didapatkan VO2 maks dengan rata-rata Baik. Pada tes ergometer sepeda metode Progresif didapatkan VO2 maks dengan rata-rata Sedang. Tes treadmill metode Bruce dan tes ergometer sepeda metode Progresif mempunyai bentuk hubungan berupa garis regresi linier sederhana, dengan kekuatan hubungan sedang.
(2)
v ABSTRACT
RELATIONSHIP BETWEEN PHYSICAL FITNESS MEASURED BY BRUCE TREADMILL METHOD TEST WITH PROGRESSIVE
ERGOCYCLE TEST
Elisabeth Henderina Kapitan, 2010.
Tutor : Dr. Iwan Budiman, dr.,MS, MM, MKes, AIF
Background: Physical fitness can be measured by treadmill method test and
Progressive method ergocycle test. The result of VO2 max which is measured by
treadmill test is 5-15 % higher than result in ergocycle test or step test.
Objectives: This study was to know correlation between Bruce treadmill method
test and Progressive method ergocycle test.
Research Methods: The subject of this study consisted of 40 male student’s of
Maranatha Christian University aged between 18-25 years old, minimal height 165 cm. Research design used analytic survey. Physical fitness level measured by Bruce treadmill method test and Progressive method ergocycle test.
Results: On Bruce treadmill method test resulted 38 students (95%) showed
Good criterion, 2 students(5%) showed Moderate criterion, and none of respondent (0%) showed Bad criterion. By average, the students showed VO2
max= 54,92mlO2/kgweight/minute (Good). Furthermore, Progressive method
ergocycle test, the resulted in 16 students (40%) showed Good criterion, 23 students (57,5%) showed Moderate criterion, and 1 students (2,5%) showed Bad criterion. By average, the students showed VO2 max=41,73 mlO2/kgweight/minute
(Moderate). Bruce treadmill method test and Progressive ergocycle method test have correlation as according to equation of simple linier regression line Bruce =18,10 + 0,882 Progressive** (p=0,001 ) with correlation coefficient “r” =
0,522** (p=0,000 ).
Conclusions: The physical fitness level of 40 students of Maranatha Christian
University which is tested with Bruce treadmill method test can be seen that the average of VO2 max are Good. Moreover Progressive ergocycle method test
resulted in average of VO2 max are Moderate. Bruce treadmill method test and
Progressive method ergocycle test are linked to a simple linier regression line with Moderate correlation.
(3)
viii DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN... ii
SURAT PERNYATAAN... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GRAFIK ... x
DAFTAR DIAGRAM ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 2
1.3 Maksud dan Tujuan ... 2
1.4 Kegunaan Penelitian ... 2
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian ... 3
1.7 Metode Penelitian... 3
1.6 Lokasi dan waktu penelitian... 3
BAB II. Tinjauan Pustaka 2.1 Definisi Kebugaran ... 4
2.2 Komponen-Komponen Kebugaran... 4
2.2.1 Paru ... 4
2.2.2 Jantung ... 5
2.2.2.1 Stroke Volume ... 5
2.2.2.2 Cardiac Output ... 6
2.2.2.3 Heart rate ... 6
2.2.3 Otot ... 7
2.3 Kapasitas Aerobik Maksimal ... 8
2.4 Tes Kebugaran ... 8
2.4.1 Treadmill ... 9
2.4.2 Ergometer Sepeda ... 9
2.5 Manfaat Olahraga untuk Kebugaran Jasmani ... 10
BAB III. Bahan dan Metode Penelitian 3.1 Subjek Penelitian ... 11
3.2 Alat-alat yang digunakan ... 11
3.3 Metode penelitian ... 12
3.3.1 Desain Penelitian ... 12
3.3.2 Variabel Penelitian ... 12
(4)
ix
3.3.4 Besar Sampel Penelitian ... 13
3.4 Prosedur Kerja ... 14
3.5 Analisis data ... 15
BAB IV. HASIL, PEMBAHASAN DAN PENGUJIAN HIPOTESIS PENELITIAN 4.1Hasil dan Pembahasan ... 16
4.1.1 Tes Treadmill metode Bruce ... 16
4.1.2 Tes Ergometer sepeda metode Progresif ... 18
4.2Pengujian Hipotesis Penelitian ... 25
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 26
5.2 Saran ... 27
DAFTAR PUSTAKA ... 28
LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP ... 36
SURAT PERSETUJUAN ... 29
FORMULIR BRUCE ... 32
FORMULIR PROGRESSIVE CYCLE ... 33
TABEL PROGRESSIVE CYCLE ... 34
(5)
x
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hasil Penelitian Tes Treadmill Metode Bruce ... 16 Tabel 4.2 Hasil Tes Ergometer Sepeda Metode Progresif ...18 Tabel 4.3 Hasil Tes Treadmill Metode Bruce dan Tes Ergometer Sepeda metode
(6)
xi
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Hubungan Tes Treadmill Metode Bruce dengan Tes Ergometer Sepeda Metode Progresif... 24
(7)
xii
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Hasil Tes Treadmill Metode Bruce... 17 Diagram 4.2 Hasil Tes Ergometer Sepeda Metode Progresif... 19 Diagram 4.3 Hasil Tes Treadmill Metode Bruce dan Tes Ergometer
(8)
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Persetujuan... 29
Lampiran 2 Formulir Bruce... 32
Lampiran 3 Formulir Progressive cycle... 33
Lampiran 4 Output Hasil Pengujian Statistik... 30
(9)
(10)
(11)
29
Lampiran 1
SURAT PERSETUJUAN
Yang bertandatangan di bawah ini,Nama lengkap : Tanggal lahir :
NRP :
Alamat :
Menyatakan bersedia dan tidak berkeberatan menjadi naracoba dalam penelitian yang dilakukan oleh Elisabeth Henderina Kapitan, NRP : 0510135, yang bertempat di Universitas Kristen Maranatha.
Surat persetujuan ini saya buat dengan kesadaran saya sendiri tanpa tekanan ataupun paksaan darimanapun.
Bandung……….2010
( )
SURAT PERSETUJUAN
Yang bertandatangan di bawah ini,Nama lengkap : Tanggal lahir :
NRP :
Alamat :
Menyatakan bersedia dan tidak berkeberatan menjadi naracoba dalam penelitian yang dilakukan oleh Elisabeth Henderina Kapitan, NRP : 0510135, yang bertempat di Universitas Kristen Maranatha.
Surat persetujuan ini saya buat dengan kesadaran saya sendiri tanpa tekanan ataupun paksaan darimanapun.
Bandung……….2010
(12)
30
Lampiran 2
Penghitungan Statistik
Bruce – Progresif
Correlations
BRUCE PROGRSF Pearson Correlation BRUCE 1.000 .522
PROGRSF .522 1.000
Sig. (1-tailed) BRUCE . .000
PROGRSF .000 .
N BRUCE 40 40
PROGRSF 40 40
Model Summary
Model R
R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics R Square Change F
Change df1 df2
Sig. F Change 1 .522(a) .272 .253 7.35915 .272 14.233 1 38 .001 a Predictors: (Constant), PROGRSF
b Dependent Variable: BRUCE
ANOVA(b)
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 770.814 1 770.814 14.233 .001(a) Residual 2057.970 38 54.157
(13)
31
Coefficients(a)
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 18.104 9.829 1.842 .073 PROGRSF .882 .234 .522 3.773 .001 a Dependent Variable: BRUCE
(14)
32
Lampiran 3
Bruce Treadmill Test
Nama : Tgl Lahir :
Sex : L / P
BB :
TB :
Panjang Tungkai dari Trochanter Major – Lantai : cm Panjang Cruris dari Caput Fibulae Lateral – Lantai: cm Tgl Pemeriksaan:
HR Istirahat: bpm
HR METs
VO2 max = METs x 3.5 ml/kgBB/menit
(15)
33
Lampiran 4
Formulir Progressive Cycle
Nama : Tgl Lahir :
Sex : L / P
BB : kg
TB : cm
Panjang Tungkai dari Trochanter Major – Lantai : cm Panjang Cruris dari Caput Fibulae Lateral – Lantai : cm HR Istirahat : bpm
Tgl :
Beban maksimal = kgm (A kgm)
VO2max = (2 x A) + 300 ml/kg/menit
(16)
34
Lampiran 5
(17)
35
Lampiran 6
Lampiran 7
Tes Treadmill Metode Bruce
(18)
36
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Elisabeth Henderina Kapitan Tempat tanggal lahir : Kupang, 26 Maret 1987
Alamat : Jl. Soverdi bawah no.08 Kupang NTT
Riwayat Pendidikan : - 1999 lulus SD Katolik Santo.Yoseph di Kupang NTT - 2001 lulus SLTP Negeri 1 di Kupang NTT
- 2005 lulus SMA Negeri 1 di Kupang NTT
- 2005 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung
(19)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Aktivitas dan rutinitas hidup yang dijalani seseorang, menyebabkan orang tersebut melupakan akan kebugaran jasmaninya. Banyak waktu yang dipakai untuk melakukan aktivitas dan rutinitasnya, membuat orang tersebut berpendapat bahwa tidak ada cukup waktu untuk berolahraga atau merasa lelah dengan aktifitas dan rutinitas yang ada sehingga tidak ada lagi energi atau tenaga yang tersisa untuk melakukan kebugaran.
Tingkat kebugaran yang dibutuhkan setiap orang berbeda ditentukan dari beratnya aktivitas yang diilakukan. Semakin berat aktivitas yang dilakukan seseorang, semakin tinggi tingkat kebugaran yang dibutuhkan, dan ketika seseorang mampu melakukan aktivitas tanpa merasakan kelelahan, saat itulah seseorang tersebut dapat dikatakan bugar.
Tingkat kebugaran dapat dilakukan dengan berbagai macam test kebugaran diantaranya tes lapangan dan test laboratorium. Tes lapangan diantaranya adalah tes Cooper, tes Bleep, tes Rockport. Sedangkan tes laboratorium antara lain tes
treadmill metode Bruce, tes bangku atau tes ergometer sepeda metode Progresif
(Astrand & Rodahl, 1986; Fox et al., 1988).
Hasil VO2 maks yang diukur pada tes treadmill 5-15% lebih tinggi daripada yang diukur pada tes sepeda ergometer atau tes bangku. (Astrand & Rodahl, 1986; Fox et al., 1988).
(20)
2
1.2. Identifikasi Masalah
1. Apakah kebugaran yang diukur dengan tes treadmill metode Bruce berhubungan dengan tes ergometer sepeda metode Progresif.
2. Bagaimana tingkat kebugaran mahasiswa UKM yang diukur dengan tes
treadmill metode Bruce.
3. Bagaimana tingkat kebugaran mahasiswa UKM yang diukur dengan tes ergometer sepeda metode Progresif.
1.3. Maksud dan Tujuan
1. Ingin mengetahui apakah kebugaran yang diukur dengan tes treadmill metode Bruce berhubungan dengan tes ergometer sepeda metode Progresif.
2. Ingin mengetahui tingkat kebugaran mahasiswa UKM yang diukur dengan dengan tes treadmill metode Bruce.
3. Ingin mengetahui tingkat kebugaran mahasiswa UKM yang diukur dengan tes ergometer sepeda metode Progresif.
1.4. Manfaat Penelitian
Memberikan Pengetahuan bagi mahasiswa mengenai pentingnya kebugaran untuk menunjang aktivitas sehari - hari.
1.5. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian Kerangka Pemikiran
Hasil VO2 maks yang diukur pada tes treadmill 5-15% lebih tinggi daripada yang diukur dengan tes sepeda atau tes bangku. (Astrand & Rodahl, 1986; Fox et al., 1988).
(21)
3
Hipotesis Penelitian :
Kebugaran yang diukur dengan tes treadmill metode Bruce berhubungan dengan tes ergometer sepeda metode Progresif.
1.6. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian survei analitik.
Data yang diukur pada tes treadmill metode Bruce yaitu umur (tahun), Berat Badan (BB) (kg), METs (Metaboliq equivalen task) dan VO2 maks (mlO2/kgBB/menit).
Data yang diukur pada tes ergometer sepeda metode Progresif yaitu umur (tahun), BB (kg), beban maksimal (watt), Heart Rate (HR) istirahat dan VO2 maks dalam mlO2/kgBB/menit.
Analisis data menggunakan statistik deskriptif dan analisis regresi korelasi linier sederhana.
1.7. Lokasi dan Waktu
Lokasi Penelitian ini dilakukan di :
1. BKOM (Balai Kesehatan Olahraga Masyarakat) Jawa Barat, Jln. Merak no.13. Bandung.
2. Kampus UKM, Jln. Suria Sumantri no.65. Bandung. Waktu Penelitian :
(22)
26 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Gambaran tingkat kebugaran 40 orang SP yang diukur dengan tes
treadmill metode Bruce adalah didapatkan hasil:
- 95 % berkriteria Baik. - 5 % berkriteria Sedang. - 0 % berkriteria Buruk.
- Rata-rata 54,92 mlO2/kgBB/menit
2. Gambaran tingkat kebugaran 40 orang SP yang diukur dengan tes ergometer sepeda metode Progresif didapatkan hasil:
- 40 % berkriteria Baik. - 57,5 % berkriteria Sedang. - 2,5 % berkriteria Buruk.
- Rata-rata 41,73 mlO2/kgBB/menit
3. Kebugaran yang diukur dengan tes treadmill metode Bruce berhubungan dengan tes ergometer sepeda metode Progresif dengan bentuk hubungan berupa persamaan garis regresi linier sederhana dengan kekuatan hubungan Sedang.
(23)
27
5.2 Saran
Dalam hal ini diharapkan untuk mahasiswa UKM memiliki tingkat kebugaran baik atau sedang, untuk lebih menjaga kebugarannya. sementara itu untuk yang memiliki tingkat kebugaran rendah diharapkan lebih giat lagi berolahraga untuk meningkatkan kebugarannya.
Dalam perbandingan hasil percobaan ini, dianjurkan menggunakan tes ergometer sepeda metode Progresif untuk mengukur kebugaran dikarenakan cara ini lebih murah dan mudah dipindahkan.
Diperlukan penelitian dengan jumlah sampel yang lebih banyak agar mampu mendapatkan kekuatan hubungan yang lebih baik.
(24)
28
DAFTAR PUSTAKA
Guyton A.C. and J.E. Hall 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta: EGC. 74,76, 80-81, 244, 248, 606,636,1070,1340.
Lamb D. R. 1984. Physiology of Exercise Response and Adaptations. 2nd edition. New York: MacMillan Publishing Company. p. 137-139, 140-149, 162-168, 173-177.
Fox E. L., R. W. Bowers, and M. L. Foss. 1988. The Physiological Basis of
Physical Education and Atlhetics. 4th ed. New York: Saunders College Publishing. p. 89-90, 100, 102, 123, 159, 204-209, 212,242.
Brooks G. A., and T. D. Fahey 1985. Exercise Physiology Human Biogenetics
and Its Applications. New York: Macmillan Publishing Co.
336-337,584,598.
Astrand P.O., and K. Rodahl. 1986. Textbook of work physiology. 3rd ed. New York: McGraw-Hill Book Company. p. 115-122, 168-173.
Willmore J. H. and D. L. Costill. 1994. Physiology of Sport and Exercise Human
Kinetics. USA: Human Kinetics Publishers. p. 30, 176-184.
Clarke D. H. 1975. Exercise Physiology. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall, Inc. p. 175-179.
(1)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Aktivitas dan rutinitas hidup yang dijalani seseorang, menyebabkan orang tersebut melupakan akan kebugaran jasmaninya. Banyak waktu yang dipakai untuk melakukan aktivitas dan rutinitasnya, membuat orang tersebut berpendapat bahwa tidak ada cukup waktu untuk berolahraga atau merasa lelah dengan aktifitas dan rutinitas yang ada sehingga tidak ada lagi energi atau tenaga yang tersisa untuk melakukan kebugaran.
Tingkat kebugaran yang dibutuhkan setiap orang berbeda ditentukan dari beratnya aktivitas yang diilakukan. Semakin berat aktivitas yang dilakukan seseorang, semakin tinggi tingkat kebugaran yang dibutuhkan, dan ketika seseorang mampu melakukan aktivitas tanpa merasakan kelelahan, saat itulah seseorang tersebut dapat dikatakan bugar.
Tingkat kebugaran dapat dilakukan dengan berbagai macam test kebugaran diantaranya tes lapangan dan test laboratorium. Tes lapangan diantaranya adalah tes Cooper, tes Bleep, tes Rockport. Sedangkan tes laboratorium antara lain tes treadmill metode Bruce, tes bangku atau tes ergometer sepeda metode Progresif (Astrand & Rodahl, 1986; Fox et al., 1988).
Hasil VO2 maks yang diukur pada tes treadmill 5-15% lebih tinggi daripada yang diukur pada tes sepeda ergometer atau tes bangku. (Astrand & Rodahl, 1986; Fox et al., 1988).
(2)
1.2. Identifikasi Masalah
1. Apakah kebugaran yang diukur dengan tes treadmill metode Bruce berhubungan dengan tes ergometer sepeda metode Progresif.
2. Bagaimana tingkat kebugaran mahasiswa UKM yang diukur dengan tes treadmill metode Bruce.
3. Bagaimana tingkat kebugaran mahasiswa UKM yang diukur dengan tes ergometer sepeda metode Progresif.
1.3. Maksud dan Tujuan
1. Ingin mengetahui apakah kebugaran yang diukur dengan tes treadmill metode Bruce berhubungan dengan tes ergometer sepeda metode Progresif.
2. Ingin mengetahui tingkat kebugaran mahasiswa UKM yang diukur dengan dengan tes treadmill metode Bruce.
3. Ingin mengetahui tingkat kebugaran mahasiswa UKM yang diukur dengan tes ergometer sepeda metode Progresif.
1.4. Manfaat Penelitian
Memberikan Pengetahuan bagi mahasiswa mengenai pentingnya kebugaran untuk menunjang aktivitas sehari - hari.
1.5. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian
Kerangka Pemikiran
Hasil VO2 maks yang diukur pada tes treadmill 5-15% lebih tinggi daripada yang diukur dengan tes sepeda atau tes bangku. (Astrand & Rodahl, 1986; Fox et al., 1988).
(3)
3
Hipotesis Penelitian :
Kebugaran yang diukur dengan tes treadmill metode Bruce berhubungan dengan tes ergometer sepeda metode Progresif.
1.6. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian survei analitik.
Data yang diukur pada tes treadmill metode Bruce yaitu umur (tahun), Berat Badan (BB) (kg), METs (Metaboliq equivalen task) dan VO2 maks (mlO2/kgBB/menit).
Data yang diukur pada tes ergometer sepeda metode Progresif yaitu umur (tahun), BB (kg), beban maksimal (watt), Heart Rate (HR) istirahat dan VO2 maks dalam mlO2/kgBB/menit.
Analisis data menggunakan statistik deskriptif dan analisis regresi korelasi linier sederhana.
1.7. Lokasi dan Waktu
Lokasi Penelitian ini dilakukan di :
1. BKOM (Balai Kesehatan Olahraga Masyarakat) Jawa Barat, Jln. Merak no.13. Bandung.
2. Kampus UKM, Jln. Suria Sumantri no.65. Bandung. Waktu Penelitian :
(4)
26 5.1 Kesimpulan
1. Gambaran tingkat kebugaran 40 orang SP yang diukur dengan tes treadmill metode Bruce adalah didapatkan hasil:
- 95 % berkriteria Baik. - 5 % berkriteria Sedang. - 0 % berkriteria Buruk.
- Rata-rata 54,92 mlO2/kgBB/menit
2. Gambaran tingkat kebugaran 40 orang SP yang diukur dengan tes ergometer sepeda metode Progresif didapatkan hasil:
- 40 % berkriteria Baik. - 57,5 % berkriteria Sedang. - 2,5 % berkriteria Buruk.
- Rata-rata 41,73 mlO2/kgBB/menit
3. Kebugaran yang diukur dengan tes treadmill metode Bruce berhubungan dengan tes ergometer sepeda metode Progresif dengan bentuk hubungan berupa persamaan garis regresi linier sederhana dengan kekuatan hubungan Sedang.
(5)
27
5.2 Saran
Dalam hal ini diharapkan untuk mahasiswa UKM memiliki tingkat kebugaran baik atau sedang, untuk lebih menjaga kebugarannya. sementara itu untuk yang memiliki tingkat kebugaran rendah diharapkan lebih giat lagi berolahraga untuk meningkatkan kebugarannya.
Dalam perbandingan hasil percobaan ini, dianjurkan menggunakan tes ergometer sepeda metode Progresif untuk mengukur kebugaran dikarenakan cara ini lebih murah dan mudah dipindahkan.
Diperlukan penelitian dengan jumlah sampel yang lebih banyak agar mampu mendapatkan kekuatan hubungan yang lebih baik.
(6)
28
Jakarta: EGC. 74,76, 80-81, 244, 248, 606,636,1070,1340.
Lamb D. R. 1984. Physiology of Exercise Response and Adaptations. 2nd edition. New York: MacMillan Publishing Company. p. 137-139, 140-149, 162-168, 173-177.
Fox E. L., R. W. Bowers, and M. L. Foss. 1988. The Physiological Basis of Physical Education and Atlhetics. 4th ed. New York: Saunders College Publishing. p. 89-90, 100, 102, 123, 159, 204-209, 212,242.
Brooks G. A., and T. D. Fahey 1985. Exercise Physiology Human Biogenetics and Its Applications. New York: Macmillan Publishing Co. 336-337,584,598.
Astrand P.O., and K. Rodahl. 1986. Textbook of work physiology. 3rd ed. New York: McGraw-Hill Book Company. p. 115-122, 168-173.
Willmore J. H. and D. L. Costill. 1994. Physiology of Sport and Exercise Human Kinetics. USA: Human Kinetics Publishers. p. 30, 176-184.
Clarke D. H. 1975. Exercise Physiology. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall, Inc. p. 175-179.