Analisis Pronomina Demonstratif 'Kore, Sore, Are' Dalam Novel 'Madogiwa No Totto-Chan' (Kajian Pragmatik).

(1)

Universitas Kristen Maranatha

語用論

指示代名詞

分析

―自伝エッセ

一考察―

概要

ョセフ ン

0742008

マ タキ 教大学 文学部

日本文学科 バン ン


(2)

Universitas Kristen Maranatha 序論

さ 2004 115 文 意味 扱う意味論 対 発

話 意味 扱う分野 語用論(pragmatics) 呼 述べ い

語用論 直示 文脈 関係 説 いう意味 あ

直示 指示詞 使う あ 伊織 2000 2 次 う 述べ い

指示詞 二 使い方 あ 一 指 話 現場 あ 場合 現場指示 今一 指 話 中 出

場合 文脈指示

文脈指示 前方照応 後方照応 いう二 用法 あ

前方照応 指 指示詞 先 現 用法 あ 一方 後方照 応 指 指示詞 後 現 用法 あ

日常生活 描い 窓 わ ッ 文脈指示

指示代名詞 あ 使い方 分析 具体的

エッセ 中 指示代名詞 あ 指 示 い

本論


(3)

Universitas Kristen Maranatha

1. 今 違 昔 電車 外 開 う 取手 い

い 両手 取手 持 右 引 開い

ッ キ キ ー 首

中 見 い わあーい!!

勉強 い 旅行 い い

網棚 あ 窓 全部 違う 運転手さ

席 黒板 あ 電車 長い腰

生徒用 机 腰 進行方向 い 並 い 革 い

P.50

ータ 後方照応 当 指 網棚

あ 窓 全部 違う 運転手さ

黒板 あ 電車 長い腰 生徒用 机

腰 進行方向 い 並 い 革 い

話 手 知 い 聞 手 う い場合 使う

2.新 い学校 門 前 ッ ママ 不安

説 ッ 小学校一年

わ 学校 退学 一年生 !!


(4)

Universitas Kristen Maranatha

ータ 前方照応 当 指 ッ

ママ 不安 説 あ

\話 手 知 い エッセ 通 ママ 感情 指

場合 使う

3. 前 病院 い 兵隊さ 見舞い 行 看護婦さ

注射 あ い?あ

う …

P. 170

ータ 前方照応 あ 当 指 看護

婦さ 注射 あ い あ

話 手 聞 手 知 い 指 場合 あ 使う

結論

. 自伝エッサ 窓 わ ッ 指示代名詞

あ 使い方 以下 通 あ

 :前方照応 指 先 現 用法

あ 後方照応 指 後 現 用法

あ 話 手 知 い 聞 手 う い


(5)

Universitas Kristen Maranatha

 :前方照応 指 先 現 用法

あ 話 手 知 い 聞 手 う い場

合 使う 話 手 聞 手 知 い

指 場合 使う

 あ :前方照応 指 あ 先 現 用法

あ 話 手 聞 手 知 い 指 場合 あ 使う

. 自伝エッサ 窓 わ ッ 指示代名詞 あ 具体的 指 以下 通 あ

 場面 歌 名 競技 名 経験 理由 指

 人物 人 性格 感情 指


(6)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……….i

DAFTAR ISI………v

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah……….1

1.2 Rumusan Masalah……….11

1.3 Tujuan Masalah……….11

1.4 Metode dan Teknik Penelitian………...12

1.4.1 Metode Penelitian………...12

1.4.2 Teknik Penelitian………...12

1.5 Organisasi Penulisan………..14

Bab II Kajian Teori 2.1 Pragmatik………...15

2.1.1 Deiksis………..17

2.1.1.1 Anafora………..19


(7)

Universitas Kristen Maranatha

2.2 Pronomina Demonstratif…………..………..22

2.2.1 Kore………...26

2.2.2 Sore………29

2.2.3 Are………..32

Bab III Analisis Pronomina Demonstratif Kore, Sore, Are dalam Novel Madogiwa no Totto-chan 3.1 Kore………..36 3.2 Sore………..59

3.3 Are………81

Bab IV Kesimpulan………... 83

SINOPSIS………..vii

DAFTAR PUSTAKA……….xi

LAMPIRAN DATA……….xiii


(8)

Lampiran

Kore

1. 昨日 例 窓 立 い

チン ン屋 思 授業 大

い ? 誰 聞い い

(ペー 22)

2. ッ 口 考え い 先生 い

う い い?

ッ い う 残念 思

ペー 38

3. 校長先生 い 安心 暖 気持

人 ー 一緒 い いい

校長先生 小林宗作氏 初 逢 日 ッ

感 感想

ペー 42

4. 大変 大 忙

海 弁当 作 ッ 朝

御飯 べ 毛糸 編 通 イ 定期入


(9)

(ペー 46)

5. 今 違 昔 電車 外 開 う ア 取手 い い

両手 取手 持 右 引 ア 開い

ッ ー 首 中

見 い

わあーい!!

勉強 い 旅行 い い

網棚 あ 窓 全部 違う 転手

黒板 あ 電車 長い腰

生 用 机 腰 進行方向 い 並 い 革

ペー 50

6. 生 好 学科 いい いう う

い 嫌い 学科 学校 終わ 時間

いい 出来 自習

形式 多 い い わ 先生 聞

行 自 席 先生 来 い い 納得

い 教え う 例題 自習 入

本当 勉強

(ペー 56)

1. 校長先生 音楽家 あ 弁当 べ 前 歌う歌


(10)

校長先生 いう 本当 あ 曲

先生 替え歌 いう い

ペー 68

2. ー 噛

噛 噛 噛 噛

歌い終わ 初 い ー

ペー 72

3. う う 鳴い い

人 満足 い

泰 最初 最後 木

ペー 94

4. いう風 う いい 考え 思い い

嘘 家 帰 ッ い

道歩い 子 私 背中 イ

フ投 破

いい い い わ 聞い 困 思


(11)

あ う 大変 わ

い ああ ッ 安心

好 洋服 破 方 ..

. わ え 思

ペー 98

5. 例え 鯉

競走 いう 出 点 ーイ ン! 少 走

校庭 中 置い あ いう 寝 い 大 い布 鯉

口 入 出 出 点 帰 来

いう 鯉 青い色 匹

赤い 一匹 合計 匹い 人 同時 ーイ ン!

出 い う 案外

ペー 112

6. 探 競争 いう あ

ーイ ン! 少 走 横 長 置い 立 あ 木 梯子

段 段 間 通 抜 う あ 籠 中 封筒

ふう う

紙 出 例え

ペー 114

7. ッ

書い あ 見物人 中 行 ッ


(12)

あ 梯子 四角い穴 猫 い う

い 尻

ペー 114

8. 昔 人間 あ

いう話 楽 い話

元気 入

ペー 128

9. い 可愛い 見え い

高橋君 あ い? いう う 不用意

言 校長先生 考え い 偶然 朝 授

業 校長先生 後 参観 わ

ペー 130

10. 馬 親子 元気 あ !四!

指揮 始

ッ 知 い歌

ペー 152

11. 英語 狐 フ ッ 靴 ュー 知

い ?

充 う

泰 い 利口 人

い い

ッ 思


(13)

12. ワカイ 良 残

い贈 考え い

実 あ 別 別

う前 最後 心 通いあう 楽 い

ペー 200

Sore

13. 新 い学校 門 前 ッ 不安

ッ 小学校一年

わ 学校 退学 一年生 !!

ペー 14

14. 講堂 ッ 来 石 階段 あ

あ 行 生 大 わ 机

椅子 講堂 ー 論 う 並べ い

隅 見 い ッ 校長先生 着

聞い

ペー 42

15. う 九人 生 ッ 電車 乗 込 来

学園 一年生 全員


(14)

16. ッ 待 待 海 山 弁

当 時間 来 海 山 い

え 校長先生 考え 弁当

ペー 62

17. いい 講堂 集 小 テー ワ

ワ 待 ーン色 テン

ペー 80

18. 講堂 野宿

次 次 日 う う ッ 大冒険 日 来

泰 約束

ペー 84

19. 約束 泰 家 人

秘密 約束 ういう いう

ッ 木 泰 招待 いう

ペー 84

20. 人 ー 木 い 話 泰

熱 話

ア カ い 姉 聞い ア カ

テ ン いう 出来 日本 来 家


(15)

ペー 94

21. 動会 十一月 日 い 校長先

生 い 所 問い合わ 結果 秋 雨 降 最

少 い 十一月 日 わ う 以来

年 日 い

ペー 112

22. 動会 始 驚 起 競技

い い全校生 一緒 学校 一番

手足 短 背 小 い 高橋君 一等 う

ペー 120

23. 頃, 学校 い い ノー 鉛筆 消

学校 知 野菜 い

う 少 抵抗 あ いう ッ

ボウ い い 持 電車 乗

恥 い気

ペー 122

24. ふ う 小学校 生 教え 人

先生 資格 い い 規則 あ う 小林先生

わ 子供 本物 見 必要

大 先生 考え い


(16)

25. 校長先生 ういう 件 起 絶対

呼 出 生 同 い

校長先生 生 間 解

ペー 142

26. いい子 い 君 人 思わ い い い

あ 君 本当 性格 悪 いい あ 校

長先生 わ い

ペー 144

27. ッ !

いう泰 怒 い 立

泰 一息 い

大 君 頼

僕 嫁 あ い !

いう 泰 い 歩い 行

ペー 146

28. 兵隊 涙 あ 兵隊

わ い

ペー 154

29. 宮崎君 英語 文章

言葉 う

ペー 160

30. 教会 い 合 花 あ 泰 い

姉 家 人 黒い洋服 着 入

口 外 立 い ッ 見

泣い

ペー 166

31. 泰 ー 悲 特

ッ 朝 電車 教室 う い 授業

始 時間 泰 来 遅刻

絶対 来 い 馴 時間


(17)

32. 泰 席 い い 空い

い 違い い

ペー 170

Are

33. 前 病院 い 兵隊 見舞い 行 看護婦

注射 あ い?あ

う …


(18)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Josephine Natalie

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, tanggal lahir : 26 December 1987

Alamat : Jl. Pasir Kencana no. 28

Perumahan Bumi Kopo Kencana

Bandung-40233

Nama Ayah : (Alm) Setyadi A. Pranadjadja

Nama Ibu : Theresia Juniati

Pendidikan

TK Permata Bunda, Jakarta SDK Permata Bunda, Jakarta SMPK Permata Bunda, Jakarta SMAK BPPK, Bandung


(19)

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Mempelajari suatu bahasa asing sangat menarik, karena suatu bahasa memiliki keistimewaannya sendiri. Bahasa Jepang merupakan bahasa yang kental akan unsur budaya. Hal ini yang menjadi daya tarik tersendiri bagi pembelajar asing yang ingin mempelajari bahasa Jepang.

Setiap bahasa memiliki karakteristik tersendiri yang dapat diteliti, sehingga dapat dipahami dan digunakan dengan tepat. Salah satu hal yang memiliki karakteristik tersendiri adalah penggunaan pronomina dalam setiap bahasa. Pronomina digunakan untuk mengacu pada suatu nomina, seperti yang dikemukakan oleh Alwi dkk (1998: 249), “Jika ditinjau dari segi artinya,

pronomina adalah kelas kata yang dipakai untuk mengacu pada nomina lain.”

Dalam bahasa Indonesia, ada 3 macam pronomina, yaitu,

(1) Pronomina persona, yaitu pronomina yang digunakan untuk mengacu pada orang. Contoh: saya, engkau, dia.

(2) Pronomina penanya, yaitu pronomina yang digunakan sebagai pemarkah pertanyaan. Contoh: siapa, apa, mana.

(3) Pronomina penunjuk, yaitu pronomina yang digunakan untuk mengacu pada sesuatu benda/ tempat/ perihal. Contoh: ini, itu, situ, sana, begini.


(20)

2 Universitas Kristen Maranatha

Pronomina penunjuk disebut juga sebagai pronomina demonstratif (Djajasudarma, 1999: 54). Pronomina demonstratif dalam bahasa Indonesia menurut Kridalaksana (1993:179) adalah sebagai berikut, “Pronomina demonstratif adalah demonstrativa yang dipergunakan untuk menggantikan nomina. Misalnya itu dan ini.” Contoh; pohon ini/itu ditanam oleh Reindwardt

(Alwi dkk, 1998: 261). Pada contoh kalimat tersebut, terdapat perbedaan yang jelas antara penggunaan kata ini dan itu. Kata ini digunakan oleh penutur saat menunjuk pohon yang berada di dekatnya. Sedangkan kata itu digunakan oleh penutur saat menunjuk pohon yang berada jauh darinya.

Sedangkan menurut Tanaka (1990:81) dalam bahasa Jepang, pronomina disebut dengan代名詞 (daimeishi)dan terdapat 2 macam, yaitu,

(1) 人称代名詞 (ninshoudaimeishi), yaitu pronomina persona. Contoh:

私 あ . Untuk pronomina penanya seperti yang

berfungsi untuk menanyakan persona dimasukkan pada pronomina persona.

(2) 指示代名詞 (shijidaimeishi), yaitu pronomina demonstratif. Contoh:

.

Untuk pronomina penanya seperti yang berfungsi untuk menanyakan benda dimasukkan pada pronomina demonstratif.

Menurut Tanaka (1990: 82), dalam代名詞, dikenal istilah コソア .

事物 場所 方向 指示 ま 人 指 近く 指

語頭 付 中間 距離 遠く 指


(21)

3 Universitas Kristen Maranatha

いま 形容動詞・連体詞・副詞 見 指示語

語頭 部分 共通 ・ ・あ・ 形 示 特

う 組織 コソア 呼 いま

Jibutsu ya basho, houkou wo sasu toki, mata hito wo sasu toki, chikaku wo sasu toki wa gotou ni (ko) ga tsuki, chuukan no kyori no toki wa (so) ga, tooku wo sasu toki wa (a) ga, hakkirishinai toki wa (do) ga tsuku to iu, hitotsu no taikei wo nashite imasu. Kore wa keiyoudoushi/ rentaishi/ fukushi ni mo mirareru shijigo de, gotou no bubun ga kyoutsuushite (ko/ so/ a/ do) no katachi wo shimesu no de, toku ni kono you na soshiki wo (kosoado) to yondeimasu.

Saat menunjuk benda, tempat, arah, dan juga saat menunjuk persona, menggunakan satu sistem, saat menunjuk sesuatu yang dekat dihubungkan dengan (ko) pada bagian awal, saat berada pada jarak pertengahan menggunakan (so), saat menunjuk sesuatu yang jauh menggunakan (a), saat tidak jelas akan suatu hal dihubungkan dengan (do). Hal ini juga dapat dilihat pada kata sifat II/ kata sambung/ adverbia yang menggunakan kata penunjuk, karena pada umumnya ditunjukkan pada bagian awal dengan bentuk (ko/ so/ a/

do), struktur ini disebut dengan (kosoado).

Dengan demikian, コソア adalah istilah umum yang digunakan pada bagian

awal kata sebagai kata ganti penunjuk benda, tempat, arah, atau persona dalam bahasa Jepang.

指示代名詞 atau pronomina demonstratif dalam bahasa Jepang digunakan

untuk menunjuk suatu benda/ tempat/ arah. Salah satu contoh指示代名詞 yaitu

kore, sore, are yang digunakan sebagai kata penunjuk benda. Perhatikan contoh

kalimat berikut ini.

1. マ あ ま

Kore wa tomato dewa arimasen.

Ini bukan tomat.


(22)

4 Universitas Kristen Maranatha

Pronomina demonstratif pada kalimat 1 adalah kore, yang digunakan untuk menunjuk suatu benda yang dekat dengan penutur. Pada kalimat 1, pronomina demonstratif berfungsi sebagai kata ganti penunjuk benda yang menunjuk pada tomat.

Pronomina demonstratif jika digunakan dalam suatu wacana yang saling berhubungan, dapat berfungsi sebagai kata rujuk anafora1. Hal ini menarik, karena pemahaman kata rujuk tersebut tidak hanya dapat dilihat dari 1 kalimat saja, melainkan dari keseluruhan wacana. Menurut Kuno (1990: 282).

However, these demonstratives are used not only for actually pointing to

objects but also for referring something that the speaker or the hearer has just mentioned but that is not visible to either the speaker or the hearer at the time of the speech. Let us call this an anaphoric of use demonstratives.

Namun, (pronomina) demonstratif tidak hanya digunakan untuk menunjuk objek tapi juga merujuk pada sesuatu yang penutur dan petutur baru saja sebutkan, tetapi hal itu tidak kelihatan bagi keduanya saat pembicaraan berlangsung. Mari kita sebut ini sebagai penggunaan (pronomina) demonstratif dalam anafora.

Dengan demikian, dapat dipahami bahwa pronomina demonstratif memiliki 2 fungsi, yaitu sebagai kata penunjuk dan kata rujuk. Pronomina demonstratif sebagai kata penunjuk mewakili benda yang terlihat bagi penutur dan petutur. Sedangkan fungsi kedua, yaitu kata rujuk, pronomina demonstratif digunakan untuk merujuk suatu hal yang sedang diperbincangkan namun hal yang

1

Anafora, hal/fungsi yang menunjuk kembali kepada sesuatu yang telah disebutkan sebelumnya dalam wacana (yang disebut anteseden) dengan pengulangan/dengan substitusi. (Kridalaksana, 1993:12)


(23)

5 Universitas Kristen Maranatha

dimaksudkan adalah sesuatu yang kasat mata namun tersirat dan diketahui oleh penutur dan petutur.

Perhatikan contoh percakapan berikut ini. 2. A:

Sore wa nandesuka?

Apakah ini?

B: 辞書

Kore wa jisho desu. Ini adalah kamus.

(Iori, 2000:2)

Pada kalimat 2, penutur menunjuk suatu benda dengan menggunakan kata sore, karena benda yang dimaksud berada di dekat petutur. Sedangkan petutur menjawab dengan menggunakan kata kore, karena benda yang dimaksud berada di dekatnya. Pada kalimat di atas, kore dan sore berfungsi sebagai kata penunjuk, dan benda yang dimaksud terlihat oleh penutur dan petutur. Penggunaan kore dan

sore pada percakapan 2, berbeda dengan contoh wacana berikut ini.

3. 僕 彼女 魅 う 美 い ?可愛い ?

け い

Naze bokutachi wa kanojo ni bakareru no darou. Utsukushii kara? Kawaii kara? Demo, sore dake ja nai.

Mengapa kita terpikat pada seorang wanita? Karena cantik? Karena manis? Tapi, bukan hanya itu saja.


(24)

6 Universitas Kristen Maranatha

Pada kalimat 3, け い, penggunaan kata sore merujuk pada

sesuatu yang berada pada kalimat sebelumnya, yaitu kata 美 い (utsukushii) dan

可愛い (kawaii). Kata美 い (utsukushii) dan 可愛い (kawaii) adalah kata sifat I

yang keduanya merupakan sesuatu yang relatif bagi setiap orang. Setiap orang memiliki tolok ukur tersendiri dalam menilai sebuah nilai kecantikan. Salah satunya adalah dengan menilai penampilan seseorang. Hal ini yang menyebabkan penutur tidak dapat menunjuk secara langsung apa yang ia maksud.

Pada kalimat 3, kata sore berperan sebagai kata rujuk yang merujuk pada sesuatu yang dikatakan pada kalimat sebelumnya dan bukan sesuatu yang dapat terlihat dengan jelas dan bersifat relatif bagi setiap orang. Hal ini sesuai dengan teori Kuno (1990:282) yang menyatakan bahwa pronomina demonstratif dapat berperan sebagai kata rujuk saat sesuatu yang dimaksudkan seolah-olah terlihat bagi penutur dan petutur. Pronomina demonstratif yang menjelaskan kalimat sebelumnya disebut sebagai kata rujuk anafora. Penggunaan kata rujuk sore pada contoh no. 3 pun, dapat menggantikan 2 hal sekaligus, yaitu美 い (utsukushii)

dan 可愛い (kawaii).

Selain sebagai kata rujuk anafora, pronomina demonstratif pun dapat digunakan sebagai kata rujuk katafora2, seperti yang dikemukakan oleh Nomura dan Seiji Koike (1992: 95).

後方指示 用法 べ コソア 備わ い い 近称

く限 い用法 あ

2


(25)

7 Universitas Kristen Maranatha Kouhoushiji no youhou wa, subete no kosoado ni sonawatte iru dewa nai. Kinshou no goku kagirareta mono ni shikanai youhou de aru.

Penggunaan kata rujuk katafora tidak meliputi semua kosoado. Ada juga hal yang dibatasi berdasarkan jarak dekatnya.

Dengan demikian, dapat dipahami bahwa penggunaan コソア tidak hanya

terbatas pada kata penunjuk jarak suatu benda. コソア pun dapat digunakan

sebagai kata rujuk katafora. Jadi, penggunaan pronomina demonstratif tidak hanya sebagai kata penunjuk dan kata rujuk anafora, melainkan dapat digunakan sebagai kata rujuk katafora. Perhatikan contoh berikut ini.

4. 文句 く 意見 べ !

Kore wa monku janakute, iken wo nobeteru no!

Ini bukan omelan, tapi menyatakan pendapat!

(Tokimeki Memorial, 1997: 14)

Pada kalimat 4, kata kore berfungsi sebagai kata rujuk katafora yang digunakan oleh penutur untuk menjelaskan, bahwa apa yang dibicarakannya bukan suatu omelan melainkan menyatakan pendapat. Pada kalimat 4, kata kore merujuk

pada文句 く 意見 べ . Penggunaan kata kore pada awal

kalimat yang menjelaskan maksud penutur pada kata-kata berikutnya disebut sebagai kata rujuk katafora, yaitu menjelaskan makna yang berada di belakang kalimat.

Penggunaan anafora dan katafora berfungsi untuk menunjukkan hal yang dirujuk dalam sebuah konteks kalimat, dan keduanya termasuk dalam deiksis.


(26)

8 Universitas Kristen Maranatha

Deiksis adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan suatu hal dalam praktek bahasa seperti yang dikemukakan oleh Verschueren (1999:18) yang berpendapat bahwa deiksis adalah fenomena dalam penggunaan bahasa yang tidak dapat mengesampingkan penunjukkan akan suatu hal dalam beberapa variabel.

Deiksis merupakan bagian dari bidang pragmatik selain speech acts,

implicit meaning, dan conversation (Verschueren, 1999:18-42). Pragmatik adalah

ilmu yang mempelajari suatu aspek dalam praktek bahasa dan makna yang sebenarnya tidak dapat diartikan sesuai dengan apa yang diutarakan, seperti yang dikemukakan oleh Gazdar (1974:2) dalam Levinson (1983: 12).

Pragmatics has as its topic those aspects of the meaning of utterances which

cannot be acconted for by straight forward reference to the truth of the sentences uttered, put crudely= PRAGMATICS= MEANING- TRUTH

CONDITIONS.

Pragmatik memiliki topik dimana aspek dari makna pengucapan tidak dapat dilaporkan dengan jelas dari kalimat-kalimat yang diucapkan, secara kasar= PRAGMATIK= MAKNA- KONDISI YANG SEBENARNYA.

Dengan demikian, pragmatik dapat dipahami jika ada kesepakatan mengenai makna di luar kalimat-kalimat yang diutarakan. Pragmatik adalah situasi saat makna yang sebenarnya tidak dapat diartikan secara langsung dari kondisi yang sebenarnya.

Penggunaan pronomina demonstratif dalam suatu wacana atau percakapan, jika dianalisis secara pragmatik akan terlihat perubahan fungsinya sebagai kata penunjuk menjadi kata rujuk (anafora dan katafora). Perhatikan contoh percakapan berikut ini.


(27)

9 Universitas Kristen Maranatha

5. A : 言 う 文句 !

Itteru darou, monku bakka!

Sudah kukatakan bukan, ngomel melulu! B

: 文句 く 意見 べ ! く いわ

Kore wa monku janakute, iken wo nobeteru no! sore kurai wakatte yone.

Ini bukan omelan, tapi menyatakan pendapat! Hal seperti itu mengerti kan.

Tokimeki Memorial (1997:14)

Pronomina demonstratif kore dan sore digunakan pada contoh percakapan 5 untuk menunjukkan suatu makna yang sebenarnya dalam percakapan, yaitu pengertian omelan dan pendapat. Kata kore digunakan oleh penutur karena yang dikatakannya adalah hal dirasakannya secara pribadi atau merupakan suatu hal yang dekat dengan dirinya. Kata kore digunakan oleh penutur untuk menanggapi kalimat sebelumnya, yaitu文句 . Kata kore digunakan oleh penutur untuk

menjelaskan bahwa ia sedang menyatakan pendapat, bukan omelan. Kata kore pada contoh percakapan 5 berfungsi sebagai kata rujuk katafora, yaitu

menjelaskan kalimat yang berada di belakang,

yaitu文句 く 意見 べ .

Kata sore digunakan oleh penutur untuk bertanya kepada petutur mengenai

hal yang dikatakan sebelumnya, yaitu

文句 く 意見 べ . Penutur menggunakan sore


(28)

10 Universitas Kristen Maranatha

dekat dengan pengertian petutur akan kalimat sebelumnya. Penutur tidak menggunakan kata kore karena ia (penutur) menuntut akan pengertian dari petutur mengenai hal yang telah dikatakannya dan bukan merupakan suatu hal yang hanya dimengerti secara individual. Kata sore pada contoh percakapan 5 berfungsi sebagai kata rujuk anafora, yaitu menjelaskan kalimat yang berada di depan sebelumnya.

Pada contoh percakapan 5, dapat dilihat bahwa pronomina demonstratif digunakan sebagai kata rujuk dengan mempertimbangkan hubungan batin antara penutur dan petutur. Seri- so digunakan saat penutur tidak mengetahui atau tidak yakin petutur mengetahui hal yang dibicarakan secara personal atau belum pernah berbagi pengalaman dalam hal tersebut, sedangkan seri- ko digunakan saat hal yang dibicarakan ada di dekat penutur atau bersifat pribadi. Namun dalam seri-

ko, petutur tidak dapat menggunakan seri-ko untuk merujuk hal sama yang telah

dibicarakan oleh penutur, karena jika terdapat pengertian yang sama, seri- a yang akan digunakan dan seri- ko tidak dapat diterima. Dengan demikian, penggunaan pronomina demonstratif sebagai kata rujuk harus mempertimbangkan terlebih dahulu pengalaman, pengetahuan dan perasaan dari penutur dan petutur dalam konteks suatu kalimat.

Fungsi pronomina demonstratif sebagai kata penunjuk, jika dikaji secara pragmatik akan terlihat pergeseran fungsinya menjadi kata rujuk. Penelitian kore,


(29)

11 Universitas Kristen Maranatha

dalam anime, novel, ataupun berita. Penggunaan kore, sore, are sebagai kata rujuk dapat menimbulkan kerancuan karena tidak jelas merujuk kepada apa.

Hal-hal di atas menjadi daya tarik tersendiri sehingga penulis memilih topik dengan judul Analisis Pronomina Demonstratif Kore, Sore, Are dalam cerita

Madogiwa no Totto-chan dengan Kajian Pragmatik.

Penelitian pronomina demonstratif sebelumnya hanya berpusat pada penggunaan kono, sono, ano, yaitu pada penelitian Muhammad Hamim dengan judul Analisis Pronomina Demonstratif Kono, Sono, Ano dalam Drama

Hanafubuki Koifubuki dengan Kajian Pragmatik pada tahun 2009. Penggunaan kore, sore, are belum diteliti sebelumnya, khususnya secara pragmatik.

1.2Rumusan Masalah

Dengan latar belakang, dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut:

1. Bagaimana penggunaan pronomina demonstratif kore, sore, are pada cerita Madogiwa no Totto-chan ?

2. Merujuk kepada apa pronomina demonstratif kore, sore, are dalam cerita

Madogiwa no Totto-chan ?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, berikut adalah tujuan dari penelitian ini dilakukan: 1. Mendeskripsikan penggunaan pronomina demonstratif kore, sore, are


(30)

12 Universitas Kristen Maranatha

2. Mendeskripsikan hal yang dirujuk oleh pronomina demonstratif kore, sore,

are dalam cerita Madogiwa no Totto-chan. 1.4Metode dan Teknik Penelitian

1.4.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan sesuai dengan penelitian adalah deskriptif. Metode deskriptif digunakan untuk memaparkan teori-teori pronomina demonstratif dan deiksis sehingga dapat digunakan untuk menganalisa data yang berupa wacana dalam bahasa Jepang.

Seperti yang dikemukakan oleh Nazir (1988: 63), metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran/ lukisan secara sistemastis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki.

1.4.2 Teknik Penelitian

Teknik Penelitian yang digunakan adalah studi pustaka, yaitu dengan menelusuri bahan bacaan lalu membacanya dan mencatat informasi (Nazir, 1988:111-112).

Teori-teori pronomina demonstratif dan deiksis ditelusuri dengan urutan sebagai berikut:


(31)

13 Universitas Kristen Maranatha

1. Penulis mencari teori-teori yang berhubungan dengan pronomina demonstratif dan deiksis, kemudian membacanya, lalu merangkumnya. 2. Teori-teori pronomina demonstratif dan deiksis yang telah dirangkum

kemudian dihubungkan. Setelah itu, akan ditarik kesimpulan mengenai hubungan dari teori-teori tersebut.

3. Setelah itu, penulis akan menganalisa pronomina demonstratif dan deiksis dalam data berupa wacana bahasa Jepang.

4. Penulis akan menarik kesimpulan untuk mendeskripsikan pronomina demonstratif dan deiksis sehingga dapat diperoleh kejelasan mengenai penggunaan keduanya.

Teknik kajian yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik parafrase, yaitu pengulangan akan suatu pernyataan dengan kata-kata yang lebih mudah dipahami, seperti yang dikemukakan oleh Longman (1992:958).

Paraphrase is a re-statement in different words of (something or said), esp. in words that are easier to understand.

Parafrase adalah pengulangan pernyataan dalam kata-kata yang berbeda (sesuatu atau yang dikatakan), khususnya dalam kata-kata yang lebih mudah untuk dipahami.

Teknik parafrase digunakan untuk dapat menjelaskan hubungan-hubungan antarkalimat dalam suatu wacana dengan cara membaca, memahami kemudian diuraikan kembali dengan kata-kata yang berbeda namun tidak mengubah maknanya.

Teknik parafrase juga digunakan untuk mencari makna yang tersembunyi dalam suatu wacana, seperti yang dikemukakan dalam KBBI (2001: 828),


(32)

14 Universitas Kristen Maranatha “penguraian kembali suatu teks (karangan) dalam bentuk (susunan kata-kata) yang lain, dengan maksud untuk dapat menjelaskan makna yang tersembunyi”. Penggunaan teknik parafrase digunakan untuk menguraikan kalimat-kalimat dalam suatu wacana sehingga makna antar kalimat dapat ditemukan.

1.5 Organisasi Penelitian

Penelitian akan disusun dari bab I, pendahuluan, yang berisikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian dan metode & penelitian. Dilanjutkan dengan bab II, kajian teori, berisikan teori-teori yang berhubungan dengan penelitian. Teori-teori yang digunakan adalah teori pragmatik, teori deiksis yang mencakup anafora dan katafora dan teori pronomina demonstratif yang akan difokuskan pada kore, sore, are. Kemudian pada bab III akan menganalisa pronomina demonstratif kore, sore, are dalam cerita Madogiwa no

Totto-chan berdasarkan teori-teori pada bab II. Selanjutnya bab IV berisikan

kesimpulan dari analisis pada bab III. Kemudian akan disertakan pula sinopsis, daftar pustaka, lampiran data dan riwayat hidup penulis.

Penulisan organisasi penelitian ditulis sedemikian rupa bertujuan mempermudah pembaca untuk memahami.


(33)

83 Universitas Kristen Maranatha

BAB IV

KESIMPULAN

Hasil dari penelitian ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Penggunaan pronomina demonstratif kore, sore, are pada novel窓ぎわのトットちゃん (Madogiwa no Totto-chan) adalah:

Kore digunakan sebagai kata rujuk anafora saat objek yang dirujuk

telah disebutkan. Kore sebagai kata rujuk katafora saat objek yang dirujuk baru akan disebutkan. Kore digunakan saat penutur merujuk objek yang diketahui dengan baik dan berdasarkan pengalaman.

Sore hanya digunakan sebagai kata rujuk anafora ketika objek yang

dirujuk telah disebutkan. Sore digunakan oleh penutur untuk merujuk objek yang diketahui dengan baik dan berdasarkan pengalamannya dan objek tersebut belum diketahui oleh petutur. Sore juga digunakan ketika penutur dan petutur tidak mengetahui objek yang dirujuk dengan baik.

Are digunakan sebagai kata rujuk anafora saat objek yang dirujuk telah

disebutkan. Are digunakan saat objek yang dimaksud diketahui dengan baik oleh penutur dan petutur.


(34)

84 Universitas Kristen Maranatha

2. Pronomina demonstratif kore, sore, are pada data yang berupa novel窓ぎわのトットちゃん (Madogiwa no Totto-chan) merujuk pada: Kore merujuk pada perihal, situasi, nama lagu, nama perlombaan,

dialog, suasana, pengalaman, alasan dan cerita.

Sore merujuk pada perihal, persona, benda, karakter seseorang, situasi

dan perasaan.


(35)

xi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan dkk. 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum.

2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Balai Pustaka.

Djajasudarma, Dr. T. Fatimah. 1999. Semantik 2-Pemahaman Ilmu Makna. Bandung: PT. Refika Aditama.

Hanada, Jukki dan Yamada Yasunori. 1997. Tokimeki Memorial: First Autumn &

Winter. Tokyo: Shufu no Yuusha.

Iori, Isao. 2000. Shokyuu wo Oshieru Hito no Tame no Nihongo Bunpou

Handobukku. Tokyo: Suri-e-.

Ishiwata, dan Takada Makoto. 1998. Taishou Gengogaku. Oufuu, Tokyo.

Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus Linguistik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum.

Kuno, Susumu. 1990. The Structure of The Japanese Language. USA: The Massachusetts Institute of Technology.

Levinson, Stephen C. 1983. Pragmatics. 語用学. England: Cambridge University Press.

Longman Group UK Limited. 1992. Dictionary of English Language and Culture. England: Longman Group UK Limited.

Nazir, Moh. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nomura, Masaaki dan Seiji Koike. 1992. Nihongo Jiten. Tokyo: Tokyodo Shuppan.


(36)

xii Universitas Kristen Maranatha

Oxford University Press. 2005. Oxford Advanced Learner Dictionary. Oxford University Press, New York.

Tanaka, Yoshiko. 1990. Guidance on Japanese Grammar. Tokyo: Kindaibun sha. Tetsuko Kuroyanagi. 2001. Madogiwa no Totto-chan: The Little Girl at the

Window. Tokyo: Kodansha International Ltd.

Verschueren, Jef. 1999. Understanding Pragmatics. China: Edward Arnold Publishers.

Yule, George. 1996. The Study of Language. USA: The Press Syndicate of The University of Cambridge.


(1)

13 Universitas Kristen Maranatha

1. Penulis mencari teori-teori yang berhubungan dengan pronomina demonstratif dan deiksis, kemudian membacanya, lalu merangkumnya. 2. Teori-teori pronomina demonstratif dan deiksis yang telah dirangkum

kemudian dihubungkan. Setelah itu, akan ditarik kesimpulan mengenai hubungan dari teori-teori tersebut.

3. Setelah itu, penulis akan menganalisa pronomina demonstratif dan deiksis dalam data berupa wacana bahasa Jepang.

4. Penulis akan menarik kesimpulan untuk mendeskripsikan pronomina demonstratif dan deiksis sehingga dapat diperoleh kejelasan mengenai penggunaan keduanya.

Teknik kajian yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik parafrase, yaitu pengulangan akan suatu pernyataan dengan kata-kata yang lebih mudah dipahami, seperti yang dikemukakan oleh Longman (1992:958).

Paraphrase is a re-statement in different words of (something or said), esp. in words that are easier to understand.

Parafrase adalah pengulangan pernyataan dalam kata-kata yang berbeda (sesuatu atau yang dikatakan), khususnya dalam kata-kata yang lebih mudah untuk dipahami.

Teknik parafrase digunakan untuk dapat menjelaskan hubungan-hubungan antarkalimat dalam suatu wacana dengan cara membaca, memahami kemudian diuraikan kembali dengan kata-kata yang berbeda namun tidak mengubah maknanya.

Teknik parafrase juga digunakan untuk mencari makna yang tersembunyi dalam suatu wacana, seperti yang dikemukakan dalam KBBI (2001: 828),


(2)

14 Universitas Kristen Maranatha “penguraian kembali suatu teks (karangan) dalam bentuk (susunan kata-kata) yang lain, dengan maksud untuk dapat menjelaskan makna yang tersembunyi”. Penggunaan teknik parafrase digunakan untuk menguraikan kalimat-kalimat dalam suatu wacana sehingga makna antar kalimat dapat ditemukan.

1.5 Organisasi Penelitian

Penelitian akan disusun dari bab I, pendahuluan, yang berisikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian dan metode & penelitian. Dilanjutkan dengan bab II, kajian teori, berisikan teori-teori yang berhubungan dengan penelitian. Teori-teori yang digunakan adalah teori pragmatik, teori deiksis yang mencakup anafora dan katafora dan teori pronomina demonstratif yang akan difokuskan pada kore, sore, are. Kemudian pada bab III akan menganalisa pronomina demonstratif kore, sore, are dalam cerita Madogiwa no

Totto-chan berdasarkan teori-teori pada bab II. Selanjutnya bab IV berisikan

kesimpulan dari analisis pada bab III. Kemudian akan disertakan pula sinopsis, daftar pustaka, lampiran data dan riwayat hidup penulis.

Penulisan organisasi penelitian ditulis sedemikian rupa bertujuan mempermudah pembaca untuk memahami.


(3)

83 Universitas Kristen Maranatha

BAB IV

KESIMPULAN

Hasil dari penelitian ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Penggunaan pronomina demonstratif kore, sore, are pada

novel窓ぎわのトットちゃん (Madogiwa no Totto-chan) adalah:

Kore digunakan sebagai kata rujuk anafora saat objek yang dirujuk

telah disebutkan. Kore sebagai kata rujuk katafora saat objek yang dirujuk baru akan disebutkan. Kore digunakan saat penutur merujuk objek yang diketahui dengan baik dan berdasarkan pengalaman.

Sore hanya digunakan sebagai kata rujuk anafora ketika objek yang

dirujuk telah disebutkan. Sore digunakan oleh penutur untuk merujuk objek yang diketahui dengan baik dan berdasarkan pengalamannya dan objek tersebut belum diketahui oleh petutur. Sore juga digunakan ketika penutur dan petutur tidak mengetahui objek yang dirujuk dengan baik.  Are digunakan sebagai kata rujuk anafora saat objek yang dirujuk telah

disebutkan. Are digunakan saat objek yang dimaksud diketahui dengan baik oleh penutur dan petutur.


(4)

84 Universitas Kristen Maranatha

2. Pronomina demonstratif kore, sore, are pada data yang berupa novel窓ぎわのトットちゃん (Madogiwa no Totto-chan) merujuk pada: Kore merujuk pada perihal, situasi, nama lagu, nama perlombaan,

dialog, suasana, pengalaman, alasan dan cerita.

Sore merujuk pada perihal, persona, benda, karakter seseorang, situasi

dan perasaan.


(5)

xi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan dkk. 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum.

2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Balai Pustaka.

Djajasudarma, Dr. T. Fatimah. 1999. Semantik 2-Pemahaman Ilmu Makna. Bandung: PT. Refika Aditama.

Hanada, Jukki dan Yamada Yasunori. 1997. Tokimeki Memorial: First Autumn &

Winter. Tokyo: Shufu no Yuusha.

Iori, Isao. 2000. Shokyuu wo Oshieru Hito no Tame no Nihongo Bunpou

Handobukku. Tokyo: Suri-e-.

Ishiwata, dan Takada Makoto. 1998. Taishou Gengogaku. Oufuu, Tokyo.

Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus Linguistik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum.

Kuno, Susumu. 1990. The Structure of The Japanese Language. USA: The Massachusetts Institute of Technology.

Levinson, Stephen C. 1983. Pragmatics. 語用学. England: Cambridge University

Press.

Longman Group UK Limited. 1992. Dictionary of English Language and Culture. England: Longman Group UK Limited.

Nazir, Moh. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nomura, Masaaki dan Seiji Koike. 1992. Nihongo Jiten. Tokyo: Tokyodo Shuppan.


(6)

xii Universitas Kristen Maranatha

Oxford University Press. 2005. Oxford Advanced Learner Dictionary. Oxford University Press, New York.

Tanaka, Yoshiko. 1990. Guidance on Japanese Grammar. Tokyo: Kindaibun sha. Tetsuko Kuroyanagi. 2001. Madogiwa no Totto-chan: The Little Girl at the

Window. Tokyo: Kodansha International Ltd.

Verschueren, Jef. 1999. Understanding Pragmatics. China: Edward Arnold Publishers.

Yule, George. 1996. The Study of Language. USA: The Press Syndicate of The University of Cambridge.


Dokumen yang terkait

Konsep Ninjõ Dalam Novel“Totto-Chan’schildren” Karya Tetsuko Kuroyanagi Tetsuko Kuroyanagi No Sakuhin No “Totto-Chan’s Children” No Shosetsu Ni Okeru Ninjõ

8 123 98

ANALISIS PERKEMBANGAN MORAL YANG TERCERMIN PADA TOKOH TOTTO-CHAN DALAM NOVEL MADOGIWA NO TOTTO-CHAN KARYA TETSUKO KUROYANAGI (MELALUI METODE PENDEKATAN PSIKOLOGI PERKEMBANGAN)

10 60 26

ANALISIS DEIKSIS PRONOMINA PERSONA DAN DEIKSIS PRONOMINA DEMONSTRATIF PADA TEKS TERJEMAHAN QURAN SURAH MARYAM Analisis Deiksis Pronomina Persona Dan Deiksis Pronomina Demonstratif Pada Teks Terjemahan Quran Surah Maryam.

0 1 12

ANALISIS DEIKSIS PRONOMINA PERSONA DAN DEIKSIS PRONOMINA DEMONSTRATIF PADA TEKS TERJEMAHAN QURAN Analisis Deiksis Pronomina Persona Dan Deiksis Pronomina Demonstratif Pada Teks Terjemahan Quran Surah Maryam.

0 1 17

ANALISIS KEMAMPUAN PEMBELAJAR BAHASA JEPANG UPI TERHADAP KATA TUNJUK KORE SORE ARE.

2 6 39

TOKOH TOTTO-CHAN DALAM NOVEL MADOGIWA NO TOTTO-CHAN KARYA TETSUKO KUROYANAGI; TINJAUAN STRUKTURAL.

0 1 30

PROBLEMATIKA KEPRIBADIAN DALAM PROSES PENDIDIKAN DALAM NOVEL MADOGIWA NO TOTTO-CHAN KARYA TETSUKO KUROYANAGI; TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA.

0 3 2

NOVEL MADOGIWA NO TOTTO CHAN KARYA TETSUKO KUROYANAGI DI KALANGAN PENDIDIK TINJAUAN RESEPSI SASTRA.

0 0 6

Analisis Pronomina Demonstratif この、その、あの Dalam Drama 'Hanafubuki Koifubuki'(Kajian Pragmatik).

0 3 44

Soal Latihan Bahasa Jepang – Hiragana Kore Sore | Istikumayati - Berbagi Inspirasi hiragana kore sore

0 9 2