Aplikasi Activity Based Costing (ABC) System untuk Meningkatkan Akurasi Perhitungan Kos Produk di Pabrik Roti Kurnia Sari.

(1)

vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

Product cost is an important information in making decision to product pricing. Direct material, direct labor and factory overhead are element product cost.

Assigning the right overhead cost will improve the accuracy of product cost. Reversely, inaccurate information causes the price of not compete competitively. In calculating product cost, Kurnia Sari assigned overhead cost directly to product using allocation based on arbitrary, which cause inaccurate result. Using Activity-Based Costing System, overhead cost calculation is more accurate because resources comsumption by activity is assigned to product using activity driver. In this research, writer conducts calculating towards plain bread and sweet kopyor bread.

According to research result, it is known that product cost calculation by Kurnia Sari towards plain bread and sweet kopyor bread are, Rp1,503.75 and Rp1,598.38 respectively. Instead, using Activity-Based Costing system are, 1,450.02 and Rp1,628.42 respectively. From that infornation, the product cost difference of two kinds bread, each are Rp53.73 and Rp30.04, which means plain bread are overcost 3,57% and sweet kopyor bread are undercost 1,88% using Activity-Based Costing system. As a result, it can be concluded that the ABC do not need to be applied by Kurnia Sari because the difference is not significant.


(2)

viii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Kos produk merupakan informasi penting dalam pengambilan keputusan harga jual produk. Bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead merupakan elemen-elemen kos produk.

Pelekatan kos overhead yang tepat akan meningkatkan akurasi kos produk. Sebaliknya, ketidakakuratan informasi menyebabkan harga jual tidak bersaing kompetitif. Dalam perhitungan kos produk, Kurnia Sari melekatkan kos overhead secara langsung ke produk dengan cara alokasi berbasis arbitrer, sehingga hasil tidak akurat. Menggunakan sistem Activity-Based Costing (ABC), perhitungan kos overhead lebih akurat karena sumber daya yang dikonsumsi oleh aktivitas dilekatkan ke produk menggunakan activity driver. Dalam penelitian ini, penulis melakukan perhitungan terhadap produk roti tawar dan roti manis kopyor.

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa perhitungan kos produk oleh Kurnia Sari terhadap roti tawar dan roti manis kopyor, yaitu masing-masing sebesar Rp1.503,75 dan Rp1.598,38. Sedangkan menggunakan sistem Activity-Based Costing (ABC), yaitu Rp1.450,02 dan Rp1.628,42. Dari informasi tersebut, diketahui selisih kos produk untuk kedua roti tersebut, masing-masing sebesar Rp53,73 dan Rp 30,04, sehingga roti tawar mengalami overcost sebesar 3,57% dan roti manis kopyor mengalami undercost sebesar Rp1,88% bila menggunakan sistem Activity-Based Costing. Sebagai hasil, dapat disimpulkan bahwa ABC belum perlu diterapkan oleh Kurnia Sari karena hasil selisih tidak signifikan.


(3)

ix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL………... i

HALAMAN PENGESAHAN……….... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI……….. iii

KATA PENGANTAR……….... iv

ABSTRACT………... vii

ABSTRAK……… viii

DAFTAR ISI………... ix

DAFTAR GAMBAR……… xiv

DAFTAR TABEL……….... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Identifikasi Masalah... 4

1.3 Tujuan Penelitian... 5

1.4 Kegunaan Penelitian... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka... 7

2.1.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)... 7

2.1.1.1 Definisi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).... 7

2.1.1.2 Kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)... 8


(4)

x Universitas Kristen Maranatha

2.1.2.1 Klasifikasi Akuntansi... 8

2.1.2.2 Tujuan dan Rerangka Kerja Terkait Akuntansi Kos dan Manajemen... 10

2.1.2.2.1 Akuntansi Kos... 10

2.1.2.2.2 Akuntansi Manajemen... 10

2.1.2.2.3 Manajemen Kos... 11

2.1.2.2.4 Rerangka Kerja Akuntansi Kos dan Manajemen Kos... 11

2.1.3 Kos... 12

2.1.3.1 Definisi Kos... 12

2.1.3.2 Klasifikasi Kos... 13

2.1.3.2.1 Kos dalam Hubungan dengan Produk... 14

2.1.3.2.1.1 Kos Manufaktur... 14

2.1.3.2.1.2 Biaya Komersial... 15

2.1.3.2.2 Kos dalam Hubungan dengan Volume Produksi... 15

2.1.3.2.3 Kos dalam Hubungan dengan Departemen Produksi / Segmen Lain... 16

2.1.3.2.4 Kos dalam Hubungan dengan Periode Akuntansi... 16

2.1.3.2.5 Kos dalam Hubungan dengan Keputusan, Tindakan, atau Evaluasi... 16

2.1.3.3 Kos Non-Manufaktur dan Kos Manufaktur... 17


(5)

xi Universitas Kristen Maranatha

2.1.3.3.2 Kos Manufaktur... 17

2.1.3.4 Unsur-unsur Kos Manufaktur... 18

2.1.3.4.1 Kos Bahan Baku Langsung... 18

2.1.3.4.2 Kos Tenaga Kerja Langsung……….. 19

2.1.3.4.3 Kos Overhead Manufaktur………. 19

2.1.3.5 Tujuan Perhitungan Kos Produk……… 20

2.1.3.6 Kos Langsung dan Kos Tidak Langsung... 21

2.1.3.6.1 Penelusuran Kos dan Alokasi Kos... 21

2.1.3.6.2 Pelekatan Kos... 21

2.1.3.6.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Klasifikasi Kos Langsung dan Tidak Langsung... 22

2.1.4 Sistem Kos Dimuka... 23

2.1.4.1 Sistem Kos Taksiran... 23

2.1.4.2 Sistem Kos Standar... 23

2.1.5 Sistem Akuntansi Kos Tradisional... 24

2.1.5.1 Tahap Pelekatan Kos Produk dengan Sistem Kos Tradisional... 25

2.1.5.2 Keterbatasan Sistem Akuntansi Kos Tradisional... 26

2.1.5.2.1 Distorsi Kos Produk... 27

2.1.5.3 Perbaikan Sistem Kalkulasi Kos……… 28

2.1.6 Pemicu Kos……… 30

2.1.6.1 Klasifikasi Pemicu Kos……….. 30

2.1.6.1.1 Pemicu Kos Terkait Sumber Daya……….. 30


(6)

xii Universitas Kristen Maranatha

2.1.6.1.2.1 Tingkatan Aktivitas………. 31

2.1.6.1.2.2 Pemicu Kos Aktivitas……….. 32

2.1.6.1.2.3 Pemilihan Pemicu Kos Aktivitas…. 33 2.1.6.2 Kriteria dan Faktor Pemilihan Pemicu Kos... 33

2.1.7 Activity-Based Costing... 34

2.1.7.1 Definisi Activity-Based Costing... 34

2.1.7.2 Falsafah yang Melandasi ABC System... 36

2.1.7.3 Prosedur Pelekatan Kos Overhead dengan ABC... 37

2.1.7.3.1 Tahapan dalam Maerancang Sistem Perhitungan Kos Berdasarkan Activity-Based Costing……... 38

2.1.7.4 Manfaat dan Keterbatasan Sistem ABC... 41

2.1.7.4.1 Manfaat Sistem ABC... 41

2.1.7.4.2 Keterbatasan Sistem ABC... 42

2.1.8 Perbedaan Antara Sistem Tradisional dengan Sistem ABC... 43

2.2 Kerangka Pemikiran……… 46

BAB III METODA PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian... 50

3.1.1 Sejarah Umum Perusahaan... 50

3.1.2 Visi dan Misi Perusahaan... 51

3.1.3 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas... 52

3.1.4 Jenis-Jenis Produk yang Dihasilkan... 54

3.1.5 Sarana Produksi... 55


(7)

xiii Universitas Kristen Maranatha BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Tinjauan Umum... 63

4.2 Kos Produksi di Pabrik Roti Kurnia Sari... 63

4.3 Sistem Perhitungan Kos Produk di Pabrik Roti Kurnia Sari... 68

4.4 Penerapan Activity-Based Costing (ABC)………. 70

4.4.1 Alur Proses Produksi... 71

4.4.1.1 Uraian Proses Produksi... 72

4.4.2 Perhitungan Kos Overhead dengan Sistem ABC... 73

4.4.3 Perhitungan Kos Produksi Menggunakan Sistem ABC... 90

4.5 Perbandingan Perhitungan Kos Produk... 91

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan... 95

5.2 Saran... 96

DAFTAR PUSTAKA... 98


(8)

xiv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 The Volume-Based Two Stage Procedure………. 26

Gambar 2 Keyakinan Dasar yang Melandasi ABC System... 36

Gambar 3 The Activity-Based Two Stage Procedure……….... 37

Gambar 4 Kerangka Pemikiran………... 46

Gambar 5 Model Sistem Activity-Based Costing (ABC)……….. 48

Gambar 6 Struktur Organisasi di Pabrik Roti Kurnia Sari……… 52


(9)

xv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel I Perbedaan Volume-Based Costing System dan Activity-Based

Costing System.………... 43

Tabel II Rincian Tahapan Penelitian, Informasi yang Diperoleh dan Teknik Pengumpulan Data………...…………... 58

Tabel III Perhitungan Kos Produk dengan Sistem yang Diterapkan Pabrik Roti Kurnia Sari………..…... 69

Tabel IV Daftar Klasifikasi Aktivitas Terkait Proses Produksi….………...…. 75

Tabel V Sumber Daya (Resources) yang Berkaitan dengan Aktivitas………... 76

Tabel VI Daftar Alokasi Sumber Daya ke Aktivitas di Pabrik Roti Kurnia Sari... 82

Tabel VII Daftar Jumlah Konsumsi Aktivitas………... 84

Tabel VIII Daftar Assign Aktivitas Sekunder ke Aktivitas Primer………... 85

Tabel IX Daftar Kos Aktivitas Primer………..……….…... 85

Tabel X Daftar Aktivitas dan Activity Driver untuk Setiap Produk………….... 87

Tabel XI Perhitungan Kos Aktivitas Primer yang Dikonsumsi Setiap Produk.... 90

Tabel XII Perhitungan Kos Produk Menggunakan Sisten ABC di Pabrik Roti Kurnia Sari... 91


(10)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kos produk adalah jumlah pengorbanan sumber ekonomi yang digunakan dalam pengolahan bahan baku hingga menjadi produk jadi. Horngren, Foster dan Datar (2006:25) menyatakan bahwa kos produk dapat digolongkan menjadi kos langsung (direct cost) dan kos tidak langsung (indirect cost). Bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik merupakan unsur-unsur yang saling berhubungan dalam membentuk kos produk.

Penentuan kos produk yang tidak tepat akan menuai pengaruh negatif bagi kelangsungan dan tujuan perusahaan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Meningkatkan akurasi perhitungan kos produk, secara otomatis akan menghasilkan informasi bermutu tinggi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan yang lebih baik, tepat dan akurat, misalnya untuk kepentingan penentuan harga jual produk. Oleh karena itu, penetapan kos produk secara akurat dirasakan sangat penting bagi manajemen perusahaan.

Permasalahan mengenai keakuratan kos produk muncul ketika dihadapkan pada perhitungan indirect cost, sedangkan direct cost tidak menjadi permasalahan karena dapat ditelusuri secara eksklusif ke produk. Oleh karena itu, untuk mencapai perhitungan kos produk yang akurat, kos overhead akan menjadi fokus utama dalam pembahasan. Kos sumber daya (cost resources) yang dikonsumsi oleh overhead pabrik, dapat di-assign dengan cara direct tracing, driver tracing dan allocation.


(11)

Bab I Pendahuluan 2

Universitas Kristen Maranatha Dari ketiga cara assignment tersebut, diketahui bahwa driver tracing lebih akurat bila dibandingkan dengan allocation karena menekankan pada hubungan sebab-akibat untuk melekatkan kos sumber daya ke objek kos.

Penerapan sistem tradisional, perhitungan kos produk didasarkan pada asumsi bahwa produk menyebabkan timbulnya kos. Dalam sistem ini, kos overhead diasumsikan proporsional dengan jumlah unit yang diproduksi, sehingga kos overhead di-assign ke produk dengan dasar single driver ataupun multi driver yang berkaitan dengan tingkat unit (volume related driver). Namun fakta seringkali membuktikan bahwa banyak sumber daya atau kos-kos yang timbul dari aktivitas-aktivitas yang tidak berkaitan dengan volume produksi (non-related volume unit). Oleh karena itu, sistem tradisional dirasakan sudah tidak sesuai dengan kondisi perusahaan yang semakin berkembang.

Beberapa ahli menyatakan bahwa pelekatan kos overhead dengan sistem tradisional tidak akurat, terlebih lagi jika diterapkan pada perusahaan manufaktur modern yang menghasilkan aneka ragam produk. Guan, Hansen dan Mowen (2009:90-91) menyatakan sedikitnya terdapat dua faktor yang menyebabkan terjadinya hal tersebut, yakni:

”At least two major factors can impair the ability of the unit-based plantwide and departmental rates to assign overhead cost accurately: (1) the proportion of non-unit-related overhead costs to total overhead costs is large, and (2) the degree of product diversity is large.”

Perhitungan kos produk dengan sistem tradisional memberikan informasi kos yang terdistorsi. Distorsi muncul karena adanya ketidakakuratan dalam pelekatan kos, sehingga mengakibatkan kesalahan penentuan kos, pembuatan keputusan,


(12)

Bab I Pendahuluan 3

Universitas Kristen Maranatha perencanaan, dan pengendalian. Lebih lanjut, distorsi juga mengakibatkan undercost / overcost terhadap produk (Horngren, 2006:161).

Demi menghasilkan informasi yang lebih akurat, maka perhitungan kos overhead perlu dilakukan dengan metode Activity-Based Costing (ABC), yang menelusuri kos overhead ke berbagai aktivitas menggunakan resources driver kemudian activity driver untuk melekatkan kos aktivitas ke objek kos (produk). Activity-Based Costing (ABC) mengasumsikan bahwa sumber daya dikonsumi oleh aktivitas, bukan oleh produk. Hilton (2003:145) mendefinisikan sistem ABC sebagai berikut:

“Activity-Based Costing is a costing method that first assigns cost to activities and then to goods and services based on how much each good or service uses the activities.”

Dibandingkan dengan sistem tradisional, sistem ABC memiliki penerapan penelusuran kos yang lebih menyeluruh. Activity-Based Costing (ABC) mengakui bahwa banyak kos-kos lain yang pada kenyataannya dapat ditelusuri tidak ke unit output, tetapi ke aktivitas yang diperlukan untuk memproduksi output. Dengan demikian, penggunaan metode Activity-Based Costing akan mampu memberikan informasi kos produk yang lebih akurat.

Mengingat pentingnya keakuratan dalam pelekatan kos produk, penulis memilih pabrik roti Kurnia Sari sebagai objek penelitian. Pabrik roti Kurnia Sari merupakan organisasi manufaktur dengan golongan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), yang memproduksi lebih dari satu jenis produk, yaitu roti tawar dan roti manis aneka rasa. Dalam penentuan kos produksi, sejauh ini perusahaan masih melakukan perhitungan indirect cost yang di-assign dengan cara alokasi (allocation) secara langsung ke produk. Mulyadi (2003:199) menyatakan bahwa


(13)

Bab I Pendahuluan 4

Universitas Kristen Maranatha basis yang digunakan sebagai dasar alokasi (allocation) bersifat arbitrer (arbitrary), sehingga hasil proses alokasi tidak akurat. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk memberikan solusi bagi perusahaan dalam perhitungan kos produk yang lebih akurat. Latar belakang di atas telah mendorong penulis untuk melakukan penelitian lebih luas mengenai keakuratan sistem pelekatan kos produksi dengan judul “Aplikasi Activity-Based Costing (ABC) System untuk Meningkatkan Akurasi Perhitungan Kos Produk di Pabrik Roti Kurnia Sari.

1.2. Identifikasi Masalah

Keakuratan kos produk dirasakan sangat penting bagi manajemen perusahaan sebagai informasi dasar untuk pengambilan keputusan. Selama ini pabrik roti Kurnia Sari melakukan perhitungan indirect cost dengan melekatkan kos sumber daya secara langsung ke produk menggunakan dasar alokasi (allocation) yang bersifat arbitrer (arbitrary), sehingga pelekatan kos overhead menjadi tidak akurat. Dalam hal ini, keakuratan kos produk dapat dicapai menggunakan sistem Activity-Based Costing (ABC), yang melekatkan kos sumber daya sesuai tingkat konsumsi setiap aktivitas kemudian melekatkan kos aktivitas tersebut ke objek kos (produk). Dengan demikian, perusahaan diharapkan mampu mengambil keputusan bisnis yang lebih baik, misalnya penentuan harga jual produk yang tepat dan relevan, sehingga berdampak positif pada kelangsungan dan pencapaian tujuan perusahaan dalam jangka panjang.

Secara spesifik, penulis mengidentifikasi beberapa masalah yang perlu dibahas lebih lanjut terkait penelitian ini, yaitu sebagai berikut:


(14)

Bab I Pendahuluan 5

Universitas Kristen Maranatha 1. Bagaimanakah penerapan sistem dan teknik perhitungan kos produk di pabrik

roti Kurnia Sari selama ini?

2. Bagaimanakah model dan sistem perhitungan kos produk dengan Activity-Based Costing (ABC) yang akan diterapkan di pabrik roti Kurnia Sari?

3. Bagaimanakah hasil perbandingan kos produk antara sistem yang selama ini telah diterapkan dengan sistem Activity-Based Costing (ABC) yang akan diterapkan di pabrik roti Kurnia Sari?

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan identifikasi masalah yang telah dikemukakan, berikut ini diuraikan tujuan penelitian secara spesifik, yaitu:

1. Untuk mendeskripsikan teknik dan cara penentuan kos produk yang selama ini diterapkan di pabrik roti Kurnia Sari, mencari kelemahan dari sistem tersebut, serta solusi untuk mencapai keakuratan kos produk.

2. Untuk menghitung, membuat serta mengaplikasikan model dan sistem perhitungan kos produk menggunakan Activity-Based Costing (ABC) yang akan diterapkan di pabrik roti Kurnia Sari, sebagai bentuk perbaikan dari sistem perhitungan kos produk sebelumnya.

3. Untuk membandingkan perhitungan kos produk antara sistem yang selama ini diterapkan dengan sistem Activity-Based Costing (ABC) yang akan diterapkan di pabrik roti Kurnia Sari.


(15)

Bab I Pendahuluan 6

Universitas Kristen Maranatha 1.4. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, yaitu:

1. Bagi perusahaan yang terkait

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih akurat mengenai pelekatan kos produk, sehingga informasi yang diberikan menjadi relevan dalam pengambilan keputusan, misalnya penentuan harga jual produk, serta pencapaian tujuan perusahaan dalam jangka panjang.

2. Bagi penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan penulis mengenai penerapan sistem Activity-Based Costing (ABC), yaitu melekatkan kos sumber daya ke aktivitas-aktivitas yang terkait untuk menghasilkan produk. Penulis dapat mengetahui perbandingan hasil antara sistem Activity-Based Costing (ABC) dengan sistem tradisional ataupun sistem yang diterapkan oleh perusahaan. Adanya praktik langsung dan observasi di perusahaan dalam penelitian ini, memberikan pemahaman lebih kepada penulis mengenai permasalahan di perusahaan dalam hal penetapan kos produk.

3. Bagi pihak lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak lain, yaitu sebagai informasi atau bahan perbandingan bagi peneliti selanjutnya yang berminat untuk melakukan penelitian dengan tema yang sama. Selain itu, diharapkan pula dapat memberikan wawasan bagi para pembaca mengenai penjelasan dan pemahaman penetapan kos produk yang lebih akurat menggunakan sistem Activity-Based Costing (ABC).


(16)

95 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis terkait perhitungan kos produk menggunakan sistem yang diterapkan oleh pabrik roti Kurnia Sari dan sistem Activity-Based Costing (ABC) terhadap produk roti tawar dan roti manis kopyor, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut, yaitu:

1. Pabrik roti Kurnia Sari melakukan perhitungan kos produk dengan mengalokasikan kos overhead langsung ke produk, sehingga hasil kos yang dilekatkan ke produk tidak akurat karena dasar alokasi yang digunakan bersifat arbitrer. Hasil perhitungan kos produk yang dilakukan pabrik roti Kurnia Sari untuk produk roti tawar dan roti manis kopyor adalah masing-masing sebesar Rp 1.503,75 dan Rp 1.598,38.

2. Hasil perhitungan kos produk yang dilakukan penulis menggunakan sistem Activity-Based Costing (ABC) lebih akurat karena didasarkan pada aktivitas yang mengonsumsi sumber daya untuk menghasilkan produk roti. Pada tahap pertama kos sumber daya di-assign ke aktivitas menggunakan allocation. Pada tahap kedua, kos aktivitas si-assign ke objek kos (produk) menggunakan lebih dari satu activity driver, yang disesuaikan dengan setiap jenis aktivitas yang dilakukan dalam rangka menghasilkan objek kos (produk). Berdasarkan sistem ABC, kos produk yang dihasilkan untuk roti


(17)

Bab V Simpulan dan Saran 96

Universitas Kristen Maranatha tawar dan roti manis kopyor, yaitu masing-masing sebesar Rp 1.450,02 dan Rp 1.628,42.

3. Perbandingan antara sistem perhitungan kos produk yang diterapkan oleh pabrik roti Kurnia Sari dengan sistem Activity-Based Costing (ABC) adalah sebesar Rp 53,73 dan Rp 30,04 untuk roti tawar dan roti manis kopyor. Berdasarkan selisih tersebut, roti tawar mengalami overcost sebesar 3,57% dan roti manis kopyor mengalami undercost sebesar Rp 1,88% terhadap sistem Activity-Based Costing (ABC). Dikarenakan hasil selisih yang tidak signifikan dan pertimbangan cost-benefit bagi perusahaan, maka penulis menyimpulkan bahwa Kurnia Sari dirasakan belum perlu menerapkan Sistem Activty-Based Costing (ABC).

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di pabrik roti Kurnia Sari, penulis memberikan saran yang diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan masukan bagi pabrik roti Kurnia Sari dan peneliti berikutnya dimasa yang akan datang, terutama dalam hal penentuan kos produk yang lebih akurat, diantaranya adalah:

1. Pabrik roti Kurnia Sari sebaiknya menggunakan sistem Activity-Based Costing (ABC) dalam melakukan perhitungan kos produk karena akan menghasilkan informasi yang lebih akurat jika dibandingkan dengan sistem perhitungan yang diterapkan oleh perusahaan selama ini. Informasi yang lebih akurat tersebut dapat digunakan oleh pabrik roti Kurnia Sari sebagai dasar untuk penentuan harga jual yang tepat dan relevan. Namun dikarenakan selisih hasil perhitungan yang tidak signifikan dalam


(18)

Bab V Simpulan dan Saran 97

Universitas Kristen Maranatha penelitian ini, saran ini akan menjadi masukan bagi perusahaan di masa yang akan datang jika selisih perhitungan terlalu signifikan.

2. Sebelum menerapkan sistem Activity-Based Costing (ABC) untuk perhitungan kos produk yang lebih akurat di pabrik roti Kurnia Sari, sebaiknya perusahaan tetap mempertimbangkan unsur cost-benefit yang akan timbul jika sistem tersebut diaplikasikan di perusahaan.

3. Dalam sistem Activity-Based Costing (ABC), pada tahap perhitungan kos sumber daya yang di-assign ke aktivitas, penulis masih menggunakan cara alokasi (allocation). Oleh karena itu, bagi peneliti selanjutnya yang berminat melakukan penelitian dengan topik yang sama, penulis menyarankan untuk melakukan perhitungan pada bagian tersebut menggunakan penelusuran penggerak (driver tracing) sehingga kos sumber daya yang dilekatkan pada aktivitas menjadi lebih akurat dibandingkan penelitian ini.

4. Pabrik roti Kurnia Sari sebaiknya melakukan uji coba terhadap activity driver yang digunakan, karena activity driver yang disajikan penulis dalam penelitian ini belum tentu tepat dan akurat.


(19)

98 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson, Anthony R., Robert S Kaplan and S. Mark Young. (2004). Management Accounting. 4th Edition. New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Blocher, Edward J., Kung H. Chen, Garry Cokins, Thomas W. Lin. (2005). Cost Management: “A strategic emphasis”. 3th Edition. McGraw-Hill Co., New York.

Bustami, Bastian, Nurlela. (2006). Akuntansi Biaya: Teori dan Aplikasi. Edisi Pertama. Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.

Carter, William K. (2009). Akuntansi Biaya. Edisi Keempat Belas. Diterjemahkan oleh: Trisna. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Guan, Liming, Hansen, Don R dan Maryanne Mowen. (2009). Cost Mangement. 6th Edition. Thomson: South Western Publishing Co.

Garrison, Ray H., Eric W. Noren. (2003). Managerial Accounting. 10th Edition. McGraw-Hill Co., New York.

Hansen, Don R and Maryanne M Mowen. (2005). Management Accounting. 7th Edition. Thomson: South Western.

Hilton, Ronald W. (2008). Managerial Accounting. 7th Edition. Boston: McGraw-Hill / Irwin, New York.

Horngren, Charles T., George Foster, and Srikant Datar. (2006). Cost Accounting: A Managerial Emphasis. 12th Edition. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Horngren, Charles T., Gary L. Sundem, William O. Stratton. (2005). Managerial Accounting. 13th Edition. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Mulyadi. (2000). Akuntansi Biaya. Edisi Kelima. Penerbit Aditya Media, Yogyakarta.


(20)

Daftar Pustaka 99

Universitas Kristen Maranatha Mulyadi. (2003). Activity-Based Cost System : Sistem Informasi Biaya untuk

Pengurangan Biaya. Edisi Keenam. Bagian Penerbitan UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

UU Republik Indonesia No. 20 (2008), tentang usaha mikro, kecil dan menengah. Diakses dari http://www.smecda.com/Files/infosmecda/uu_permen/UU_2008_20 TENTANG_USAHA_MIKRO_KECIL_DAN_MENENGAH.pdf

Widjaja, Amin. (2000). Activity-Based Costing untuk Manufakturing dan Pemasaran. Edisi revisi. Havarindo, Jakarta.


(1)

Bab I Pendahuluan 6

1.4. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, yaitu:

1. Bagi perusahaan yang terkait

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih akurat mengenai pelekatan kos produk, sehingga informasi yang diberikan menjadi relevan dalam pengambilan keputusan, misalnya penentuan harga jual produk, serta pencapaian tujuan perusahaan dalam jangka panjang.

2. Bagi penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan penulis mengenai penerapan sistem Activity-Based Costing (ABC), yaitu melekatkan kos sumber daya ke aktivitas-aktivitas yang terkait untuk menghasilkan produk. Penulis dapat mengetahui perbandingan hasil antara sistem Activity-Based Costing (ABC) dengan sistem tradisional ataupun sistem yang diterapkan oleh perusahaan. Adanya praktik langsung dan observasi di perusahaan dalam penelitian ini, memberikan pemahaman lebih kepada penulis mengenai permasalahan di perusahaan dalam hal penetapan kos produk.

3. Bagi pihak lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak lain, yaitu sebagai informasi atau bahan perbandingan bagi peneliti selanjutnya yang berminat untuk melakukan penelitian dengan tema yang sama. Selain itu, diharapkan pula dapat memberikan wawasan bagi para pembaca mengenai penjelasan dan pemahaman penetapan kos produk yang lebih akurat


(2)

95 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis terkait perhitungan kos produk menggunakan sistem yang diterapkan oleh pabrik roti Kurnia Sari dan sistem Activity-Based Costing (ABC) terhadap produk roti tawar dan roti manis kopyor, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut, yaitu:

1. Pabrik roti Kurnia Sari melakukan perhitungan kos produk dengan mengalokasikan kos overhead langsung ke produk, sehingga hasil kos yang dilekatkan ke produk tidak akurat karena dasar alokasi yang digunakan bersifat arbitrer. Hasil perhitungan kos produk yang dilakukan pabrik roti Kurnia Sari untuk produk roti tawar dan roti manis kopyor adalah masing-masing sebesar Rp 1.503,75 dan Rp 1.598,38.

2. Hasil perhitungan kos produk yang dilakukan penulis menggunakan sistem Activity-Based Costing (ABC) lebih akurat karena didasarkan pada aktivitas yang mengonsumsi sumber daya untuk menghasilkan produk roti. Pada tahap pertama kos sumber daya di-assign ke aktivitas menggunakan allocation. Pada tahap kedua, kos aktivitas si-assign ke objek kos (produk) menggunakan lebih dari satu activity driver, yang disesuaikan dengan setiap jenis aktivitas yang dilakukan dalam rangka menghasilkan objek kos (produk). Berdasarkan sistem ABC, kos produk yang dihasilkan untuk roti


(3)

Bab V Simpulan dan Saran 96 tawar dan roti manis kopyor, yaitu masing-masing sebesar Rp 1.450,02 dan Rp 1.628,42.

3. Perbandingan antara sistem perhitungan kos produk yang diterapkan oleh pabrik roti Kurnia Sari dengan sistem Activity-Based Costing (ABC) adalah sebesar Rp 53,73 dan Rp 30,04 untuk roti tawar dan roti manis kopyor. Berdasarkan selisih tersebut, roti tawar mengalami overcost sebesar 3,57% dan roti manis kopyor mengalami undercost sebesar Rp 1,88% terhadap sistem Activity-Based Costing (ABC). Dikarenakan hasil selisih yang tidak signifikan dan pertimbangan cost-benefit bagi perusahaan, maka penulis menyimpulkan bahwa Kurnia Sari dirasakan belum perlu menerapkan Sistem Activty-Based Costing (ABC).

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di pabrik roti Kurnia Sari, penulis memberikan saran yang diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan masukan bagi pabrik roti Kurnia Sari dan peneliti berikutnya dimasa yang akan datang, terutama dalam hal penentuan kos produk yang lebih akurat, diantaranya adalah:

1. Pabrik roti Kurnia Sari sebaiknya menggunakan sistem Activity-Based Costing (ABC) dalam melakukan perhitungan kos produk karena akan menghasilkan informasi yang lebih akurat jika dibandingkan dengan sistem perhitungan yang diterapkan oleh perusahaan selama ini. Informasi yang lebih akurat tersebut dapat digunakan oleh pabrik roti Kurnia Sari sebagai dasar untuk penentuan harga jual yang tepat dan relevan. Namun


(4)

Bab V Simpulan dan Saran 97

Universitas Kristen Maranatha

penelitian ini, saran ini akan menjadi masukan bagi perusahaan di masa yang akan datang jika selisih perhitungan terlalu signifikan.

2. Sebelum menerapkan sistem Activity-Based Costing (ABC) untuk perhitungan kos produk yang lebih akurat di pabrik roti Kurnia Sari, sebaiknya perusahaan tetap mempertimbangkan unsur cost-benefit yang akan timbul jika sistem tersebut diaplikasikan di perusahaan.

3. Dalam sistem Activity-Based Costing (ABC), pada tahap perhitungan kos sumber daya yang di-assign ke aktivitas, penulis masih menggunakan cara alokasi (allocation). Oleh karena itu, bagi peneliti selanjutnya yang berminat melakukan penelitian dengan topik yang sama, penulis menyarankan untuk melakukan perhitungan pada bagian tersebut menggunakan penelusuran penggerak (driver tracing) sehingga kos sumber daya yang dilekatkan pada aktivitas menjadi lebih akurat dibandingkan penelitian ini.

4. Pabrik roti Kurnia Sari sebaiknya melakukan uji coba terhadap activity driver yang digunakan, karena activity driver yang disajikan penulis dalam penelitian ini belum tentu tepat dan akurat.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson, Anthony R., Robert S Kaplan and S. Mark Young. (2004). Management Accounting. 4th Edition. New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Blocher, Edward J., Kung H. Chen, Garry Cokins, Thomas W. Lin. (2005). Cost Management: “A strategic emphasis”. 3th Edition. McGraw-Hill Co., New York.

Bustami, Bastian, Nurlela. (2006). Akuntansi Biaya: Teori dan Aplikasi. Edisi Pertama. Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.

Carter, William K. (2009). Akuntansi Biaya. Edisi Keempat Belas. Diterjemahkan oleh: Trisna. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Guan, Liming, Hansen, Don R dan Maryanne Mowen. (2009). Cost Mangement. 6th Edition. Thomson: South Western Publishing Co.

Garrison, Ray H., Eric W. Noren. (2003). Managerial Accounting. 10th Edition. McGraw-Hill Co., New York.

Hansen, Don R and Maryanne M Mowen. (2005). Management Accounting. 7th Edition. Thomson: South Western.

Hilton, Ronald W. (2008). Managerial Accounting. 7th Edition. Boston: McGraw-Hill / Irwin, New York.

Horngren, Charles T., George Foster, and Srikant Datar. (2006). Cost Accounting: A Managerial Emphasis. 12th Edition. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Horngren, Charles T., Gary L. Sundem, William O. Stratton. (2005). Managerial Accounting. 13th Edition. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.


(6)

Daftar Pustaka 99

Universitas Kristen Maranatha

Mulyadi. (2003). Activity-Based Cost System : Sistem Informasi Biaya untuk Pengurangan Biaya. Edisi Keenam. Bagian Penerbitan UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

UU Republik Indonesia No. 20 (2008), tentang usaha mikro, kecil dan menengah. Diakses dari http://www.smecda.com/Files/infosmecda/uu_permen/UU_2008_20 TENTANG_USAHA_MIKRO_KECIL_DAN_MENENGAH.pdf

Widjaja, Amin. (2000). Activity-Based Costing untuk Manufakturing dan Pemasaran. Edisi revisi. Havarindo, Jakarta.