Studi Deskriptif Mengenai Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Kualitas Pelayanan Kantor Pos "X" Kota "Y".

(1)

vI Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

Penelitian ini adalah Studi Deskriptif Mengenai Tingkat Kepuasan

Konsumen Terhadap Kualitas Pelayanan Kantor Pos “X” Kota “Y”. Subjek dalam penelitian ini yaitu konsumen Kantor Pos “X” kota “Y” yang minimal sudah dua

kali menggunakan pelayanan jasa Kantor Pos “X” kota “Y”.

Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah responden 100 orang. Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan teknik survei dan pengumpulan data menggunakan kuesioner. Alat ukur yang digunakan dibuat oleh penulis, dengan berlandaskan dari teori menurut Valerie. A. Zeithaml berdasarkan 5 dimensi kualitas pelayanan jasa yaitu reliability, responsieness, assurance, emphaty, dan tangibles. Alat ukur terdiri dar 33 item

Berdasarkan uji validitas menggunakan Correlation Coefficient Spearman dengan rentang validitas expected service sebesar r=0,217 – 0,809 dan perceived service sebesar r=0,305 – 0,665. Pengujian reliabilitas menggunakan Alpha

Cronbach (α) dengan bantuan SPSS versi 20 dengan reliabilitas expected service sebesar 0,881 dan perceived service sebesar 0,912 keduanya tergolong tinggi. Diperoleh data bahwa dari 100 responden sebanyak 87 responden (87%) merasa tidak puas, 1 responden merasa puas (1%) dan 12 responden merasa sangat puas (12%) terhadap kualitas pelayanan Kantor Pos “X” kota “Y”.

Kesimpulannya yaitu mayoritas konsumen Kantor Pos “X” kota “Y” merasa tidak puas terhadap pelayanan Kantor Pos “X” kota “Y” Peneliti berikutnya disarankan untuk lebih menggali faktor-faktor yang memiliki kecenderungan keterkaitan dengan kualitas pelayanan jasa. Peneliti menyarankan kepada Kantor Pos “X” kota “Y” untuk meningkatkan kualitas pelayanan jasa (reliability, responsieness, assurance, emphaty, dan tangibles)


(2)

viI Universitas Kristen Maranatha Abstract

This study was conducted to describe the consumer satisfaction toward

Kantor Pos “X” Kota “Y”. Subjects in this research is consumers at Kantor Pos

“X” Kota “Y” with the characteristics of consumers at least two times using

Kantor Pos “X” Kota “Y” service.

This research uses purposive sampling with 100 respondents. The method used is descriptive by using survey techniques and data collection using questionnaires. Measuring instruments were made by the author, based on the theory according to Valerie. A. Zeithaml is based on 5 dimensions of service quality are reliability, responsieness, assurance, empathy, and tangibles. Measuring instrument consists of 33 items.

Testing the validity of using Spearman’s Correlation Coefficient with range expected validity r= 0,319 – 0,809 and perceived validity r=0,305 – 0,665. Reliability testing using Alpha Cronbach (α) with SPSS version 20 with the reliability expected service 0,881 and perceived service 0,912 and both of them are high. Data showed that from 100 respondents, respondents 87 (87%) were dissatisfied, 1 (1%) satisfied and 12 (12%) respondents were very satisfied on the quality of service Kantor Pos “X” kota “Y”.

The conclusion is, majority of consumers Kantor Pos “X” kota “Y” were not satisfied with the service Kantor Pos “X” kota “Y” .The next researchers advised to further explore the factors that have a tendency correlation with service quality. Researchers suggest Kantor Pos “X” kota “Y” " to improve the quality of service (reliability, responsieness, assurance, empathy, and tangibles)


(3)

viiI Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Pengesahan Pembimbing ... ii

Kata Pengantar... iii

Abstrak... vi

Abstract...vii

Daftar Isi ... viii

Daftar Tabel ... xiii

Daftar Bagan... ix

Daftar Lampiran ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 9

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 9

1.3.1 Maksud Penelitian ... 9

1.3.2 Tujuan penelitian ... 9

1.4 Kegunaan Penelitian... 10

1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 10

1.4.2 Kegunaan Praktis ... 10

1.5 Kerangka Pemikiran ... 10


(4)

viiiI Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 21

2.1 Kualitas Pelayanan (Service Quality)... 21

2.1.1 Definisi Jasa (Service) ... 21

2.1.2 Definisi Kualitas Pelayanan (Service Quality) ... 21

2.1.3 Dimensi Kualitas Pelayanan...22

2.2 Kepuasan Konsumen ... 24

2.2.1 Definisi Kepuasan Konsumen ... 24

2.2.2 Tingkat Kepuasan Konsumen ... 25

2.2.3 Expected Service ... 26

2.2.3.1 Faktor yang memengaruhi Expected Service ... 26

2.2.4.Perceived Service ... 30

2.2.4.1 Faktor yang memengaruhi Perceived Service ... 30

2.3 Persepsi ... 33

2.3.1 Proses Terbentuknya Persepsi ... 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 36

3.1 Rancangan Penelitian ... 36

3.2 Bagan Rancangan Penelitian ... 36

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 37

3.3.1 Variabel Penelitian ... 37

3.3.2 Definisi Operasional... 37

3.4 Alat Ukur ... 38


(5)

ixI Universitas Kristen Maranatha

3.4.2 Cara Penilaian Tingkat Kepuasan Konsumen ... 41

3.4.3 Data Pribadi dan Data Penunjang ... 41

3.4.3.1 Data Pribadi ... 41

3.4.3.2 Data Penunjang...42

3.5 Validitas dan Realibilitas Alat Ukur ... 42

3.5.1 Validitas Alat Ukur ... 42

3.5.2 Realibilitas Alat Ukur ... 43

3.6 Populasi Sasaran dan Teknik Penarikan Sampel ... 44

3.6.1 Populasi Sasaran ... 44

3.6.2 Karakteristik Sampel ... 44

3.6.3 Teknik Penarikan Sampel ... 45

3.7 Teknik Analisis Data ... 45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 46

4.1 Gambaran Responden ... 46

4.2 Gambar Hasil Penelitian ... 49

4.2.1 Kepuasan Konsumen di Kantor Pos “X” kota “Y” ... 49

4.2.2 Gambaran Kepuasan Konsumen Pada Setiap Dimensi ... 49

4.3 Pembahsan ... 52

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 63

5.1 Simpulan ... 63

5.2 Saran ... 64

5.1 Saran Teoritis ... 64


(6)

xI Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA ... 65 DAFTAR RUJUKAN... 66 LAMPIRAN


(7)

xiI Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Alat Ukur ... 39

Tabel 3.2 Skor Penilaian Setiap item Expected Service...40

Tabel 3.3 Skor Penilaian Setiap item Perceived Service... 40

Tabel 3.4 Kriteria Tingkat Kepuasan Konsumen ... 41

Tabel 3.5 Reliabilitas Alat Ukur ... 44

Tabel 4.1 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 46

Tabbel 4.2 Gambaran Responden Tahap Perkembangan ... 47

Tabel 4.3 Gambaran Responden Frekuensi Kunjungan ... 47

Tabel 4.4 Gambaran Responden Berdasarkan Jasa yang digunakan ... 48

Tabel 4.5 Kepuasan Konsumen di Kantor Pos secara Keseluruhan ... 49

Tabel 4.6 Kepuasan Konsumen Berdasarkan Dimensi Tangibles ... 50

Tabel 4.7 Kepuasan Konsumen Berdasarkan Dimensi Reliability ... 50

Tabel 4.8 Kepuasan Konsumen Berdasarkan Dimensi Responsiveness ... 51

Tabel 4.9 Kepuasan Konsumen Berdasarkan Dimensi Assurrance ... 51


(8)

xiiI Universitas Kristen Maranatha DAFTAR BAGAN

Bagan 1.1 Skema Kerangka Pemikiran ... 19 Bagan 3.1 Rancangan Penelitian ... 36


(9)

xiiiI Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kata Pengantar, Lembar Persetujuan, Kuesioner, Data Penunjang Lampiran 2 Kisi-Kisi Alat ukur

Lampiran 3 Validitas dan Reliabilitas Alat ukur Lampiran 4 Hasil Penelitian


(10)

1

Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Di zaman yang semakin maju dan berkembang, komunikasi menjadi salah satu kebutuhan yang utama karena dengan berkomunikasi kita bisa menyampaikan berbagai macam pesan kepada orang lain. Alat-alat yang sekarang banyak digunakan untuk berkomunikasi adalah laptop, smartphone, dan netbook atau yang biasa disebut dengan

gadget. Selain berfungsi untuk berkomunikasi, gadget dapat digunakan untuk mencari

informasi dari berbagai belahan dunia manapun yang dapat diakses dengan mudah dan cepat. Perangkat gadget sudah menjamur di masyarakat, penggunanya pun bervariasi dari anak-anak hingga orang dewasa. Alasan masyarakat menggunakan gadget adalah alat komunikasi yang sangat mudah, dan alat yang memiliki banyak kegunaan dalam keseharian mereka (Yolanda, 2015). Saat ini sudah jarang masyarakat yang berkomunikasi dengan cara mengirimkan surat karena tidak praktis dan dalam proses pengirimannya memakan waktu yang cukup lama, bahkan cenderung mahal karena harus membeli kertas, amplop dan perangko terlebih dahulu. Resiko surat tidak sampai kepada orang yang ditujupun sangat besar.

Di Indonesia terdapat beberapa perusahaan penyedia layanan komunikasi. Salah satunya adalah PT Pos Indonesia. PT Pos Indonesia (Persero) merupakan sebuah badan usaha milik negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang jasa telekomunikasi pos dan giro. PT Pos Indonesia sudah berdiri selama 268 tahun. PT Pos Indonesia telah beberapa kali mengalami perubahan status mulai dari Jawatan PTT (Post, Telegraph dan Telephone). Badan usaha yang dipimpin oleh seorang Kepala Jawatan ini operasinya tidak bersifat komersial dan fungsinya lebih diarahkan untuk mengadakan pelayanan publik. Perkembangan terus terjadi hingga


(11)

2

Universitas Kristen Maranatha statusnya menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel). Mengamati perkembangan zaman dimana sektor pos dan telekomunikasi berkembang sangat pesat, maka pada tahun 1965 berganti menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos dan Giro), dan pada tahun 1978 berubah menjadi Perum Pos dan Giro yang sejak ini ditegaskan sebagai badan usaha tunggal dalam menyelenggarakan dinas pos dan giro pos baik untuk hubungan dalam maupun luar negeri. Selama 17 tahun berstatus Perum, maka pada Juni 1995 berubah menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Pos Indonesia (Persero) (PT Pos Indonesia.

(2016). Sejarah Pos Indonesia. Jakarta).

Pada awalnya PT Pos Indonesia hanya menyediakan jasa pengiriman surat ke dalam negeri saja dan untuk lebih menjamin keamanan surat-surat penduduk. Seiring dengan berkembangnya zaman, PT Pos Indonesia melakukan inovasi untuk tetap memertahankan eksistensinya. Saat ini PT Pos Indonesia memiliki berbagai macam jenis layanan yang diberikan berupa pengiriman surat pos, paket pos, wesel pos instant, transaksi pembayaran bermacam-macam tagihan seperti tagihan listrik, telepon, ponsel, angsuran kredit kendaraan dan tagihan kartu kredit, melakukan pengambilan dan pengiriman uang dari atau ke luar negeri serta bisa juga pembayaran pajak dan PBB dan pemesanan tiket kereta api, namun ada keunggulan yangt tidak dimiliki pesaing lainnya yaitu PT Pos Indonesia memiliki infrastruktur jejaring yang mencapai sekitar 24 ribu titik layanan yang menjangkau 100% kabupaten, hampir 100% kecamatan, dan 42% kelurahan/desa, dan 940 lokasi transmigrasi terpencil di Indonesia. Sistem Kode Pos diciptakan untuk memermudah processing kiriman pos dimana tiap jengkal daerah di Indonesia mampu diidentifikasi dengan akurat (PT Pos Indonesia, 2016).

Di Indonesia selain PT Pos Indonesia, saat ini muncul beragam penyedia layanan pengiriman yang dapat dipilih sebagai tempat untuk mengirimkan dokumen dan barang. Perusahaan-perusahaan swasta yang muncul adalah seperti TIKI, JNE, PT. Repex perdana


(12)

3

Universitas Kristen Maranatha Internasional bekerja sama dengan federal express (Fed-EX), dan DHL yang menyediakan jasa pengiriman barang dan dokumen ke dalam negeri maupun ke luar negeri. Merekaberlomba-lomba memberikan pelayanan sebaik mungkin untuk menarik dan memertahankan konsumen. Bagi setiap perusahaan, konsumen adalah faktor terpenting dalam kesuksesan dan kelangsungan suatu perusahaan. PT Pos Indonesia sekarang lebih dituntut untuk melakukan inovasi dalam rangka memenuhi tuntutan peningkatan kualitas layanan kepada masyarakat.

Bukan saja pesaing di sektor perusahaan penyedia layanan jasa serupa, sektor teknologi juga menjadi saingan berat PT Pos Indonesia. Semakin maju dan berkembangnya teknologi di bidang komunikasi membuat masyarakat semakin enggan untuk menggunakan jasa pengiriman surat. Saat ini kebanyakan orang lebih sering menggunakan email. Email merupakan singkatan dari electronic mail yang dalam bahasa Indonesia adalah surat elektronik. Sesuai dengan namanya, email digunakan untuk melakukan kegiatan surat-menyurat melalui jaringan internet. Dengan menggunakan email, pesan yang dikirim akan lebih cepat sampai.

Seiring dengan semakin cepat dan berkembangnya zaman, manusia memiliki kebutuhan untuk segera menyelesaikan pekerjaan dan kebutuhannya dalam hal mengirimkan pesan. Melalui email, pesan yang kita kirim dapat sampai ke alamat email yang dituju dalam hitungan menit bahkan detik. Selain cepat, email juga memiliki beberapa kelebihan, yaitu mudah (cukup mengetik di smartphone/laptop), multiple send (dapat mengirim ke beberapa orang sekaligus), dapat mengirim file (attachment seperti file doc, excel, mp3, gambar, video), serta dapat mengirimkan pesan kapan saja dan dimana saja (tidak ada perbedaan lokasi dan waktu).


(13)

4

Universitas Kristen Maranatha Dalam memertahankan eksistestensinya, PT Pos Indonesia melakukan kegiatan kerja sama dengan Connecting Life Singapura dengan membuka Bisnis plazapos. Plazapos merupakan bisnis belanja online yang akan memudahkan masyarakat di daerah pelosok sekalipun untuk berbelanja karena tinggal datang ke kantor pos terdekat dan memesan barang kemudian barangnya akan diantar ke rumah. Plazapos menghadirkan barang-barang mewah impor, gadget dan berbagai produk lokal. Menurut direktur utama PT Pos Indonesia (Persero) I Ketut Mardjana, kelebihan plazapos adalah semua orang bisa mengakses plazapos.com, termasuk yang buta huruf (Tempo. 5 April 2016).

PT Pos Indonesia memiliki tempat untuk memberikan layanan pengiriman surat yang disebut dengan kantorpos. Kantor Pos menjual benda-benda pos seperti perangko, kartu pos, amplop dan perlengkapan untuk membungkus paket dan menyediakan berbagai macam jenis pengiriman baik barang maupun surat. Kantor pos memberikan pelayanan sesuai dengan visi dan misi yang dimiliki. Visi dari kantor pos adalah menjadi perusahaan pos yang terpercaya sedangkan misinya adalah berkomitmen kepada pelanggan untuk menyediakan layanan yang selalu tepat waktu dan nilai terbaik, berkomitmen kepada karyawan untuk memberikan iklim kerja yang aman, nyaman dan menghargai kontribusi, berkomitmen kepada pemegang saham untuk memberikan hasil usaha yang menguntungkan dan terus bertumbuh, berkomitmen untuk berkontribusi positif kepada masyarakat, berkomitmen untuk berperilaku transparan dan terpercaya kepada seluruh pemangku kepentingan. Kantor pos juga memiliki kredo “terus bergerak maju (move on), move on dijabarkan menjadi vision: to be a trusted postal services

company, Action: operational effectiveness, cost efficiency, overwhelming challenge, & increase revenue, passion: champion postal company in the region, collaboration: merger & acquisition. Konsumen yang datang ke kantor pos diberikan pelayanan sesuai dengan yang

konsumen inginkan. Kantor pos ingin memberikan kepuasan terhadap konsumennya dan tidak ingin mengecewakan konsumen yang datang (PT Pos Indonesia, 2016). Salah satu kantor pos


(14)

5

Universitas Kristen Maranatha yang memberikan pelayanan pengiriman surat, wesel pos instan, pengambilan dan pengiriman uang dari atau ke luar negeri, pos pay yang mencakup pembayaran listrik, telepon/speedy, air/PDAM, cicilan motor atau mobil, pembayaran kartu kredit, pembayaran pajak dan PBB, TV kabel, pemesanan tiket kereta api, pembayaran dana pensiun dan tabungan e’batarapos adalah Kantor Pos “X” Kota “Y”. Kantor pos tersebut sudah berdiri selama 15 tahun.

Kantor pos ini terletak di jalan X yang merupakan tempat paling mudah dan strategis untuk didatangi. Kantor pos ini merupakan kantor pos yang paling luas dan besar dibandingkan kantor pos-kantor pos yang ada di kota “Y”. Kantor pos ini memiliki tempat parkir dan ruang tunggu yang cukup luas. Di dalam kantor pos terdapat beberapa kursi untuk para konsumen dalam menunggu antrian dan terdapat lima loket untuk melayani konsumen. Konsumen yang datang kebanyakan untuk mengirim dokumen dan surat, ataupun membayar tagihan listrik dan TV kabel. Setiap awal bulan kantor pos ini selalu ramai didatangi oleh para konsumen untuk menerima dana pensiun. Namun beberapa tahun terakhir ini Kantor Pos “X”

Kota “Y” mengalami penurunan dalam jumlah konsumen. Penurunan jumlah konsumen

sudah dirasakan oleh Kantor Pos “X” Kota “Y” sejak beberapa tahun yang lalu. Seperti pada tahun 2015 EXP DOC terdapat 75.071 produksi dan BSU sebanyak 604.858.544 sedangkan pada tahun 2016 terdapat 21.124 produksi dan 260.261.761. Dari data tersebut terlihat adannya jumlah penurunan produksi pada EXP DOC dan BSU.

Dalam mengembangkan inovasi-inovasi bisnis, PT Pos Indonesia menghadapi berbagai masalah internal seperti aset properti (bangunan dan tanah) yang jumlahnya mencapai 3.296 unit, tidak seluruhnya berada dalam lokasi yang strategis sehingga masih harus ditinjau ulang agar masyarakat bisa menggunakan jasa dari PT Pos Indonesia. Selain itu, PT Pos Indonesia yang merupakan anggota Union Postal Universal (UPU) juga terikat perjanjian untuk melaksanakan pelayanan yang bersifat Universal Service Obligation (USO)


(15)

6

Universitas Kristen Maranatha yang mewajibkan PT Pos Indonesia untuk memberikan pelayanan murah dan merata untuk seluruh penduduk. PT Pos Indonesia diberikan tanggungjawab untuk melaksanakan peran pemerintahan dalam melayani masyarakat atau Public Service Obligation (PSO), seperti keharusan untuk memberikan kemudahan dalam pelayanan komunikasi, pengiriman barang dan pelayanan keuangan terhadap para pegawai negeri, transmigran, dan pensiunan di daerah terpencil (Tempo (5 April 2016).

Selain masalah internal yang dihadapi oleh PT Pos Indonesia, terdapat juga masalah dalam hal pelayanan yang diberikan PT Pos Indonesia kepada konsumennya. Masalah pelayanan ini bukan hanya terjadi baru-baru ini namun sudah sejak tahun 2009. Beberapa masyarakat sudah kecewa dengan pelayanan PT Pos Indonesia yang lamban dan bahkan tidak sampai ke konsumen. Terbukti dengan komentar salah satu konsumen yang mengatakan “Saya pernah dikecewakan dengan Pos Indonesia, saya pernah sekali mengirimkan paket dari Bali ke Jakarta. Sampai sekarang, entah bagaimana kabarnya paket saya tidak ada informasi

yang jelas”. Itu merupakan salah satu komentar yang ditujukan kepada PT Pos Indonesia atas

pelayanan yang telah diberikan (Tempo (5 April 2016).

Beragam penyedia layanan pengiriman yang tersebar di Indonesia, membuat seseorang yang ingin melakukan pengiriman surat akan mencari informasi terlebih dahulu mengenai kualitas pelayanannya. Calon konsumen biasanya mendapatkan informasi tersebut dari pengalaman individu lain yang sudah lebih dulu menjadi konsumen pada tempat pelayanan jasa tertentu. Informasi tersebut akan disebarkan dari mulut ke mulut. Informasi inilah yang akan menentukan seseorang untuk memilih dan memutuskan jasa pengiriman mana yang akan mereka gunakan. Tentu saja setiap individu itu berharap pilihannya sesuai dengan kebutuhan dan harapannya. Harapan konsumen akan berpengaruh terhadap kepuasan konsumen.


(16)

7

Universitas Kristen Maranatha Kepuasan konsumen adalah evaluasi konsumen terhadap suatu produk atau jasa, apakah produk atau jasa tersebut sesuai dengan harapan dan kebutuhannya (Zeithaml, 2006). Berdasarkan hal tersebut setiap tempat pelayanan jasa pengiriman akan mengutamakan kepuasan konsumennya. Apabila konsumen tidak merasa puas terhadap suatu pelayanan yang disediakan atau diberikan, maka pelayanan tersebut dapat dipastikan tidak sesuai dengan yang diharapkan sehingga tidak mampu memberikan kepuasan konsumen. Sebaliknya, apabila konsumen merasa puas terhadap suatu pelayanan yang diberikan maka pelayanan tersebut dapat dipastikan sesuai dengan apa yang diharapkannya sehingga dapat membuat konsumen bertahan dan memungkinkan bertambahnya jumlah konsumen. Yang menjadi permasalahannya adalah bagaimanacara kantor pos memertahankan konsumennya. Kebutuhan setiap konsumen berbeda-beda sehingga hal itu akan menimbulkan harapan yang berbeda pula pada setiap konsumen. Hal ini berpengaruh pada tingkat kepuasan konsumen terhadap kualitas pelayanan kantor pos. Menurut Zeithmal (2006), persepsi pelanggan terhadap kualitas jasa (Perceived service) merupakan penilaian menyeluruh atas keunggulan suatu jasa yang diterima terhadap harapan jasa dan harapan atau perkiraan konsumen tentang kualitas pelayanan yang akan diterima (Expected service). Perceived service dan expected

service masing-masing memiliki lima dimensi. Lima dimensi tersebut adalah reliability

(keterandalan penyedia jasa), responsiveness (kecekatan penyedia jasa dalam membantu konsumen), empathy (peduli terhadap konsumen dan memahami kebutuhan mereka sebagai individu), assurance (pengetahuan dan kesopanan karyawan) dan tangibles (representasi fisik pelayanan jasa).

Berdasarkan hasil survei awal yang dilakukan terhadap 15 orang konsumen yang datang ke Kantor Pos “X” Kota “Y” diperoleh hasil bahwa delapan orang konsumen (53%) merasa bahwa pelayanan yang diberikan Kantor Pos “X” Kota “Y” belum sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Dilihat dari dimensi tangibles, konsumen merasa ruang tunggu masih


(17)

8

Universitas Kristen Maranatha terlalu sempit sehingga masih banyak konsumen yang berdiri di dalam ruang tunggu. Dari dimensi responsiveness, konsumen merasa bahwa karyawan Kantor Pos “X” Kota “Y” sudah membantu tetapi hanya seadanya saja seperti karyawan menjawab dengan singkat sehingga konsumen merasa kecewa. Dari dimensi assurance, konsumen merasa jika mereka datang pada siang hari ketika ramai, para karyawan menunjukkan sikap yang kurang ramah jika konsumen menanyakan mengenai jasa yang akan konsumen pilih. Dari dimensi empathy, karyawan tidak menjelaskan mengenai jasa yang akan konsumen pilih jika konsumen tidak bertanya mengenai jasa tersebut. Dari dimensi reliability, konsumen merasa bahwa waktu pengiriman baik dokumen, barang yang sudah tertera tidak sesuai dengan kenyataannya, seperti jika mengirim dokumen atau barang yang dijanjikan akan sampai selama dua hari pada kenyataannya tidak seperti yang dijanjikan. Konsumen pun merasa kecewa dengan pelayanan

yang diberikan oleh Kantor Pos “X” Kota “Y”.

Sebaliknya, tujuh orang konsumen (46%) merasa bahwa pelayanan Kantor Pos “X”

Kota “Y” sudah sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Seperti pada dimensi tangibles,

konsumen merasa Kantor Pos “X” Kota “Y” sudah menyediakan tempat parkir yang cukup luas, ruang tunggu yang dilengkapi kursi, ruangan yang bersih, serta adanya TV. Dari dimensi

responsiveness, konsumen merasa pelayanan yang diberikan karyawan Kantor Pos “X” Kota “Y” sudah sesuai dengan apa yang diinginkannya seperti membantu konsumen jika ada hal yang kurang dimengerti mengenai persyaratan, resiko, dan waktu yang dibutuhkan dalam mengirim dokumen atau melakukan pos pay. Dari dimensi assurance, konsumen merasa bahwa karyawan Kantor Pos “X” Kota “Y” sudah berperilaku sopan dan ramah seperti menyapa, ataupun tersenyum kepada konsumen. Dari dimensi empathy, karyawan membantu konsumen dalam memilih atau memberi tahu bagaimana cara melakukan pembayaran seperti pembayaran listrik dan pembayaran TV kabel. Dari dimensi reliability, konsumen merasa puas dengan janji-janji yang diberikan oleh Kantor Pos “X” Kota “Y” seperti dalam


(18)

9

Universitas Kristen Maranatha pengiriman paket dan dokumen yang janjinya datang tiga hari maka dokumen dan paket tersebut datang tepat waktu, selain itu dalam pengiriman uang yang dijanjikan sampai selama dua hari, uang tersebut sampai sesuai dengan janji yang diberikan

Berdasarkan pernyataan tersebut kepuasan konsumen terhadap kualitas pelayanan

Kantor Pos “X” Kota “Y” berbeda-beda. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai kepuasan konsumen terhadap kualitas pelayanan jasa di Kantos Pos “X”

Kota “Y” untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat kepuasan konsumen terhadap

kualitas pelayanan kantor pos tersebut.

1.2. Identifikasi Masalah

Dari penelitian ini ingin diketahui seberapa besar tingkat kepuasaan konsumen terhadap kualitas pelayanan Kantor Pos “X” Kota “Y”.

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1. Maksud Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran tingkat kepuasan konsumen terhadap kualitas pelayanan jasa di Kantor Pos “X” Kota “Y”.

1.3.2. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen terhadap kualitas pelayanan Kantor Pos “X” Kota “Y” secara umum yang dilihat dari masing-masing dimensinya, serta kaitannya dengan faktor-faktor lain yang berpengaruh.


(19)

10

Universitas Kristen Maranatha 1.4. Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

1. Sebagai informasi dan dapat digunakan dalam mengembangkan teori Psikologi, khususnya psikologi konsumen yang berkaitan dengan kepuasan konsumen terhadap kualitas pelayanan.

2. Sebagai informasi bagi peneliti lain yang tertarik untuk mengadakan penelitian yang berhubungan dengan kepuasan konsumen.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Memberikan gambaran kepada bagian HRD Kantor Pos “X” Kota “Y” mengenai tingkat kepuasan konsumen terhadap kualitas pelayanan agar dapat memertahankan atau meningkatkan kembali kualitas pelayanannya dengan melakukan evaluasi dan training secara berkala kepada karyawan Kantor Pos “X” Kota “Y” sehingga dapat meningkatkan kepuasan dan kepercayaan konsumen untuk menggunakan kembali jasa Kantor Pos “X” Kota “Y”.

1.5 Kerangka Pemikiran

Konsumen Kantor Pos “X” Kota “Y” mendapatkan pelayanan yang diberikan oleh kantor pos berupa jasa. Hal ini menimbulkan rasa puas dan tidak puas yang dibentuk dari persepi konsumen akan pelayanan tersebut. Persepsi adalah suatu proses dengan mana individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna kepada lingkungan mereka. Persepsi menjadi penting karena perilaku orang-orang didasarkan pada persepsi mereka.

Penilaian terhadap suatu jasa atau produk ditentukan dengan cara membandingkan

expected service dan perceived service yang menimbulkan tingkat kepuasan konsumen


(20)

11

Universitas Kristen Maranatha konsumen saat merasakan pelayanan yang diberikan oleh Kantor Pos “X” Kota “Y”. Kepuasan konsumen menjadi sangat penting bagi pengelola jasa seperti Kantor Pos “X” Kota “Y” agar tetap bisa bertahan dan bersaing dengan perusahaan penyedia layanan jasa yang lainnya. Seperti yang diungkapkan oleh Zeithaml (2006), kepuasan konsumen adalah evaluasi konsumen terhadap suatu produk atau jasa, apakah produk atau jasa tersebut sesuai dengan harapan dan kebutuhannya. Kepuasan konsumen ini sangat terkait dengan kualitas pelayanan jasa yang diberikan oleh Kantor Pos “X” Kota “Y”.

Sebelum konsumen menikmati layanan jasa yang diberikan, konsumen memiliki harapan (expected service) berupa keyakinan yang dimiliki oleh konsumen mengenai pelayanan jasa yang akan mereka terima dan perceived service yang berarti kenyataan kualitas pelayanan yang diterima oleh konsumen (Zeithaml, 2009). Perbandingan antara kedua faktor ini yang nantinya akan menjadi dasar dalam mengetahui tingkat kepuasan konsumen di Kantor Pos “X” Kota “Y”. Terdapat tiga tingkat yang menggambarkan tentang kepuasan konsumen. Tiga tingkat tersebut adalah jika perceived service melebihi expected

service maka konsumen akan merasa sangat puas. Jika perceived service sesuai dengan expected service maka konsumen akan merasa puas. Yang terakhir jika perceived service

tidak sesuai dengan expected service maka konsumen akan merasa tidak puas.

Kepuasan Konsumen terdiri dari lima dimensi yaitu reliability, responsiveness,

assurance, empathy, dan tangibles. Reliability merupakan kemampuan untuk memberikan

pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat dan dapat dipercaya, seperti konsumen memiliki harapan agar Kantor Pos “X” Kota “Y” dapat melakukan pengiriman dokumen/barang, baik ke dalam negeri maupun ke luar negeri, pengiriman-penerimaan uang dari dalam maupun luar negeri, serta pembayaran listrik, telepon, kartu kredit, pajak, serta TV kabel dilakukan dengan tepat waktu sesuai dengan yang dijanjikan. Responsiveness merupakan kesediaan untuk membantu konsumen dan memberikan pelayanan yang cepat bagi


(21)

12

Universitas Kristen Maranatha konsumen, seperti konsumen memiliki harapan karyawan Kantor Pos “X” Kota “Y” siap menjawab jika konsumen bertanya mengenai jasa pengiriman uang seperti berapa hari waktu yang dibutuhkan untuk mengirim uang ke luar negeri, ataupun keluhan mengenai mengapa barang bisa terlambat sampai kepada konsumen. Assurance merupakan pengetahuan dan kesopanan karyawan, dan kemampuan perusahaan serta karyawannya untuk menumbuhkan rasa percaya konsumen pada perusahaan, seperti konsumen memiliki harapan agar karyawan

Kantor Pos “X” Kota “Y” melayani konsumen dengan ramah seperti tersenyum dan menyapa

ketika konsumen datang.

Empathy merupakan kepedulian serta perhatian yang diberikan perusahaan pada konsumennya secara individual. Konsumen memiliki harapan pada Kantor Pos “X” Kota “Y” agar peduli terhadap konsumen, seperti ketika Kantor Pos “X” Kota “Y” sedang penuh dengan para konsumen yang mengambil dana pensiun di awal bulan, Kantor Pos “X” Kota “Y” akan membuka loket lebih banyak sehingga para konsumen tidak menunggu lama.

Tangibles merupakan tampilan fisik dari fasilitas, peralatan, personel dan alat-alat

komunikasi, seperti konsumen memiliki harapan agar Kantor Pos “X” Kota “Y” memiliki tempat untuk para konsumen menunggu dengan ruangan yang luas dan kursi-kursi tempat menunggu yang banyak sehingga para konsumen bisa duduk ketika masih menunggu giliran,petunjuk tentang loket-loket yang ada di Kantor Pos “X” Kota “Y”, petunjuk arah toilet serta ada alternatif tempat parkir yang disediakan jika tempat parkir yang ada penuh sehingga konsumen tidak sulit untuk memarkirkan kendaraannya.

Apabila Kantor Pos “X” Kota “Y” mampu melakukan pelayanan dengan tepat waktu, cepat, tepat sesuai dengan apa yang dijanjikan dan bahkan lebih cepat dari yang dijanjikan (reliability), maka konsumen akan merasa sangat puas. Apabila karyawan Kantor Pos “X”

Kota “Y” mampu memberikan pelayanan yang siap siaga, tepat dalam menjawab pertanyaan


(22)

13

Universitas Kristen Maranatha (responsiveness), maka konsumen akan merasa sangat puas. Apabila Kantor Pos “X” Kota

“Y” mampu melakukan hal tersebut serta memberikan tempat duduk lebih agar konsumen

tidak berdiri pada saat menunggu (empathy), maka konsumen akan merasa sangat puas. Apabila karyawan Kantor Pos “X” Kota “Y” tidak hanya tersenyum dan menyapa namun juga dapat memberikan informasi mengenai produk-produk, serta jasa pengiriman dan pembayaran apa saja yang dapat dilakukan dan dipilih oleh konsumen dengan inisiatif sendiri di Kantor

Pos “X” Kota “Y” (assurance), maka konsumen akan merasa sangat puas. Apabila kantor pos

“X” kota “Y” mampu menyediakan ruang untuk menunggu dan tempat parkir yang tidak hanya luas, tetapi juga menyediakan televisi, toilet, petunjuk arah toilet serta ada alternatif tempat parkir yang disediakan jika tempat parkir yang ada penuh sehingga konsumen tidak sulit untuk memarkirkan kendaraannya, serta keadaan ruangan untuk menunggu yang bersih dan tidak panas (Tangibles).

Apabila Kantor Pos “X” Kota “Y” mampu memberikan pelayanan yang tepat waktu, cepat, tepat, dan tidak membuat konsumen menunggu lama (reliability), maka konsumen akan merasa sangat puas. Apabila karyawan Kantor Pos “X” Kota “Y” menanggapi dan menerima keluhan yang diberikan konsumen (responsiveness), maka konsumen akan merasa puas. Apabila Kantor Pos “X” Kota “Y” peduli dan bersedia menyediakan apa yang dibutuhkan konsumen seperti jika kursi di ruang tunggu sedang penuh, karyawan akan memberikan kursi tambahan agar konsumen bisa duduk (empathy), maka konsumen akan merasa puas. Apabila karyawan Kantor Pos “X” Kota “Y” tersenyum, menyapa, dan mengetahui setiap jasa yang ditanyakan oleh konsumen (assurance), maka konsumen akan merasa puas. Apabila Kantor

Pos “X” Kota “Y” mampu menyediakan ruang tunggu yang sesuai dengan harapan konsumen

dimana tersedia kursi-kursi, petunjuk tentang loket-loket yang ada di Kantor Pos “X” Kota

“Y”, petunjuk arah toilet, serta alternatif tempat parkir lain yang bisa konsumen gunakan.


(23)

14

Universitas Kristen Maranatha Namun apabila Kantor Pos “X” Kota “Y” tidak mampu melakukan pelayanan dengan tepat waktu, cepat, tepat, dan membuat konsumen menunggu lama sehingga membuat kesal dan kecewa atas pelayanan yang diberikan (reliability), maka konsumen akan merasa tidak puas. Apabila karyawan Kantor Pos “X” Kota “Y” tidak mampu memberikan pelayanan yang sesuai dengan harapan konsumen dan tidak menanggapi apa yang diinginkan dan dikeluhkan oleh konsumen (responsiveness), maka konsumen akan merasa tidak puas. Apabila Kantor

Pos “X” Kota “Y” tidak mampu melakukan hal yang diharapkan oleh konsumen dan malah

bersikap tidak peduli (empathy), maka konsumen akan merasa tidak puas. Apabila karyawan

Kantor Pos “X” Kota “Y” tidak tersenyum dan menyapa konsumen dengan ramah

(assurance), maka konsumen akan merasa tidak puas. Apabila Kantor Pos “X” Kota “Y” tidak mampu menyediakan sesuai dengan yang diharapkan dan malah menyediakan tempat yang tidak nyaman, kursi yang sedikit, tidak adanya petunjuk tentang loket-loket yang ada di Kantor Pos “X” Kota “Y”, tidak ada petunjuk arah toilet, serta tidak ada alternatif tempat parkir lain yang bisa konsumen gunakan (Tangibles), maka konsumen akan merasa tidak puas.

Faktor-faktor pengalaman yang pernah dialami oleh konsumen juga memengaruhi bagaimana persepsi konsumen. Menurut Kotler (2000) dalam jurnal psikologi (2009) persepsi sebagai proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti. Konsumen yang pernah mendapatkan pelayanan jasa yang baik dan melebihi harapannya akan merasa sangat puas, konsumen yang mendapatkan pelayanan sesuai dengan apa yang mereka harapkan akan merasa puas dan jika konsumen yang mendapatkan pelayanan yang tidak sesuai dengan harapannya akan merasa tidak puas. Contohnya ketika konsumen sedang terburu-buru mengirim uang ke luar negeri dan karyawan cepat dalam memberikan pelayanannya sehingga konsumen tidak menunggu terlalu lama, maka hal tersebut akan


(24)

15

Universitas Kristen Maranatha membuat konsumen memiliki persepsi yang baik mengenai pelayanan Kantor Pos “X” Kota “Y”.

Ada pula faktor-faktor yang memengaruhi expected service yaitu personal need,

lasting service intensifiers, temporary service intensifiers, perceived service alternatives, self perceive service roles, situational factors, predicted service, explicit service promises, implicit service promises, word of mouth communication, dan past experience. Faktor yang

pertama adalah Personal need, dimana individu memiliki kebutuhan, baik kondisi fisik maupun psikologis pada pelayanan yang diberikan oleh kantor pos, seperti ruang tunggu yang bersih, ketersediaanya fasilitas yang memadai (kebutuhan fisik), memiliki karyawan yang ramah dan mengerti apa yang konsumen inginkan (kebutuhan sosial), karyawan Kantor Pos

“X” Kota “Y” mengutamakan kebutuhan dan keinginan konsumen (kebutuhan psikologis),

Kantor Pos “X” Kota “Y” memberikan prosedur sesuai dengan apa yang telah ditetapkannya

(kebutuhan fungsional).

Faktor yang kedua adalah lasting service intensifiers, dimana individu memiliki harapan terhadap jasa yang diberikan oleh Kantor Pos “X” Kota “Y” yang akan meningkatkan sensitivitasnya terhadap jasa. Seperti konsumen sedang terburu-buru untuk mengirimkan wesel karena ada kebutuhan yang darurat, maka Kantor Pos “X” Kota “Y” dengan sigap dan cepat melayani konsumen tersebut. Faktor yang ketiga adalah perceived service alternatives, yaitu persepsi konsumen terhadap tingkat atau derajat pelayanan perusahaan lain yang sejenis. Seperti konsumen Kantor Pos “X” Kota “Y” membandingkan keramahan karyawan Kantor

Pos “X” Kota “Y” dengan keramahan karyawan perusahaan pengiriman jasa lainnnya. Faktor

yang keempat adalah situational factors, dimana konsumen memiliki toleransi jika terjadi kesalahan. Seperti konsumen tidak akan marah dan kesal apabila dokumen atau paket datang terlambat jika konsumen tahu bahwa karyawan yang mengantar dokumen atau paket tersebut menjadi korban kecelakaan.


(25)

16

Universitas Kristen Maranatha Faktor yang kelima adalah explicit service, merupakan pernyataan (secara personal atau non personal) oleh penyedia jasa tentang jasanya kepada konsumen. Seperti iklan yang dibuat oleh kantor pos di berbagai media seperti iklan di televisi, brosur, website, dan spanduk-spanduk. Faktor yang keenam adalah word-of-mouth communication, merupakan Pernyataan personal atau non personal yang disampaikan oleh orang lain selain perusahaan pada konsumen mengenai seperti apa pelayanan yang akan diberikan dan akan memengaruhi pelayanan yang diprediksi dan diinginkan oleh konsumen, yang disampaikan oleh orang lain selain penyedia jasa (service provider) kepada konsumen. Seperti konsumen Kantor Pos “X’

Kota “Y” mendengar dari konsumen lain bahwa pelayanan yang diberikan Kantor Pos “X”

Kota “Y” tidak baik seperti kurang ramahnya karyawan dan lamanya menunggu antrian

sehingga memengaruhi harapan konsumen kepada Kantor Pos “X” Kota “Y”. Faktor yang ketujuh adalah past experience, merupakan pengalaman masa lampau yang meliputi hal-hal yang telah dipelajari atau diketahui konsumen dari yang pernah diterimanya di masa lalu. Seperti jika di masa lampau konsumen menerima pelayanan dengan baik dan memuaskan maka selanjutnya konsumen akan menggunakan jasa Kantor Pos “X” Kota “Y” kembali karena sebelumnya konsumen merasa puas.

Di samping itu terdapat pula faktor yang memengaruhi perceived service yaitu service

encounter, evidence of service, image dan price. Service encounter merupakan tempat

terjadinya transaksi pembelian dan penggunaan pelayanan jasa oleh konsumen, dalam hal ini adalah Kantor Pos “X” Kota “Y”. Berdasarkan sudut pandang konsumen, service encounter memengaruhi kepuasannya dan kemauan untuk menggunakan kembali pelayanan jasa yang diberikan oleh Kantor Pos “X” Kota “Y”. Sedangkan dari sudut pandang penyedia jasa,

service encounter merupakan kesempatan Kantor Pos “X” Kota “Y” memberikan jasa yang


(26)

17

Universitas Kristen Maranatha

Evidence of service merupakan bukti dari pelayanan jasa yang diberikan oleh Kantor

Pos “X” Kota “Y”. Konsumen mencari bukti dari pelayanan jasa setiap terjadinya interaksi

antara konsumen dengan Kantor Pos “X” Kota “Y”. Tiga kategori utama dari evidence of

service, yaitu: People, berkaitan dengan orang-orang yang terlibat dalam pelayanan jasa di

Kantor Pos “X” Kota “Y” (karyawan, konsumen yang lain, dan konsumen itu sendiri).

Process, berkaitan dengan prosedur, mekanisme saat pelayanan yang diberikan oleh Kantor

Pos “X” Kota “Y”. Physical, berkaitan dengan fasilitas pelaksanaan atau komunikasi jasa

yang disediakan oleh Kantor Pos “X” Kota “Y”.

Image merupakan suatu sudut pandang dari konsumen mengenai reputasi penilaian

baik dan buruk. Reputasi ini dilihat dari pelayanan jasa yang diberikan oleh Kantor Pos “X”

Kota “Y” apakah pelayanan jasa tersebut telah memenuhi dan memuaskan kebutuhan

konsumen, serta dapat dipercaya oleh konsumen.

Price berupa imbalan atau harga yang diberikan konsumen kepada Kantor Pos “X”

Kota “Y” untuk dapat menggunakan layanan jasa tersebut. Konsumen akan menghubungkan

harga dengan produk yang diberikan serta pelayanan dan fasilitas yang diberikan. Konsumen harus mendapatkan pelayanan yang memuaskan dan sesuai jika harga yang diberikan oleh

Kantor Pos “X” Kota “Y” mahal.

Zeithaml (2006 : 33) mengungkapkan bahwa kesenjangan konsumen (customer gap) adalah perbedaan antara harapan konsumen (customer expectation) dan persepsi konsumen (customer perceptions). Harapan konsumen adalah standar atau titik referensi yang konsumen bawa dalam pengalaman pelayanan, sedangkan persepsi konsumen adalah penilaian subjektif akan pengalaman pelayanan yang sebenarnya. Harapan konsumen sering kali terdiri dari apa yang konsumen percayai harus atau akan terjadi sehingga memerkecil perbedaan antara harapan konsumen dan persepsi konsumen merupakan hal yang sangat penting dalam memberikan kualitas layanan, serta merupakan prinsip dasar dalam teori model kesenjangan.


(27)

18

Universitas Kristen Maranatha

Gap yang terjadi pada konsumen adalah kesenjangan antara expected service dan perceived service. Idealnya, expectations dan perceptions akan identik: konsumen merasa

bahwa mereka mendapatkan pengalaman yang mereka pikir akan dan seharusnya mereka terima. Pada kenyataannya konsep ini seringnya, bahkan biasanya dipisahkan oleh sebuah jarak. Konsumen Kantor Pos “X” Kota “Y” akan merasakan Gap jika apa yang mereka


(28)

19

Universitas Kristen Maranatha 1.1 Bagan Kerangka Pemikiran

Konsumen Kantor Pos “X” kota

“Y”

Perceived Service 1. Tangible 2. Reliability 3. Responsiveness 4. Assurance 5. Empathy Expected Service

1. Tangible 2. Reliability 3. Responsiveness 4. Assurance 5. Empathy 1. Service encounter 2. Evidence of service 3. Image

4. Price

1. Personal needs

2. Lasting service intensifiers 3. Perceived service alternative 4. Situational factors

5. Explicit service promises 6. Word of mouth communication 7. Past experience

Persepsi konsumen

PS<ES

TIDAK

PUAS

PS>ES

SANGAT

PUAS

PS=ES

PUAS

GAP


(29)

20

Universitas Kristen Maranatha 1.6 Asumsi Penelitian

1. Kualitas pelayanan yang diberikan oleh Kantor Pos “X” Kota “Y” akan dinilai berbeda-beda oleh setiap konsumen.

2. Kualitas pelayanan dinilai oleh konsumen Kantor Pos “X” Kota “Y” dengan cara membandingkan harapan (expected service) terhadap pelayanan jasa yang didapatkan (perceived service) dari Kantor Pos “X” Kota “Y”.

3. Kualitas pelayanan akan dinilai berdasarkan lima dimensi kualitas pelayanan yaitu

reliability, responsiveness, assurance, emphaty, tangibility.

4. Jika pelayanan yang diberikan oleh Kantor Pos “X” Kota “Y” melebihi harapan konsumen maka akan muncul perasaan sangat puas dalam diri konsumen (perceived service>expected

service).

5. Jika pelayanan yang diterima oleh konsumen sesuai dengan harapannya, maka akan muncul perasaan puas dalam diri konsumen (perceived service=expected service).

6. Jika pelayanan yang diterima oleh konsumen tidak sesuai dengan harapannya, maka akan muncul perasaan tidak puas dalam diri konsumen (perceived service<expected service).


(30)

11

BAB V.

SIMPULAN DAN SARAN

5

. 1 Simpulan

1. Mayoritas konsumen di Kantor Pos “X” Kota “Y” merasa tidak puas terhadap kualitas layanan jasa Kantor Pos “X” Kota “Y” pada seluruh dimensi, yaitu dimensi reliability, assurance, empathy, responsiveness, dan tangibles.

2. Dimensi yang memiliki persentase ketidakpuasan yang paling rendah adalah reliability sedangkan dimensi yang memiliki persentase ketidakpuasan yang paling tinggi adalah tangibles.

3. Dimensi yang memiliki persentase kepuasan yang paling tinggi adalah

reliability sedangkan dimensi yang memililki persentase kepuasan yang

paling rendah adalah tangibles.

4. Dimensi yang memiliki persentase sangat puas yang paling tinggi adalah

tangibles sedangkan dimensi yang memiliki persentase sangat puas yang

paling rendah adalah responsiveness. 5

. 2 Saran 5

. 2. 1 Saran Teoritis

1. Disarankan bagi peneliti selanjutnya yang hendak meneliti kepuasan konsumen di Kantor Pos “X” Kota “Y” untuk menambah jumlah responden agar hasilnya lebih mewakili kepuasan konsumen.

2. Bagi peneliti selanjutnya untuk memasukkan semua faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen yang nantinya akan dijaring di alat ukur data penunjang.

5

. 2. 2 Saran Praktis

1. Memberikan masukan kepada bagian HRD di Kantor Pos “X” Kota “Y” untuk mengadakan training dan evaluasi berkala terhadap karyawan


(31)

12

menyediakan jasa, kecekatan karyawan dalam membantu konsumen, kepedulian dan pemahaman karyawan terhadap kebutuhan konsumen, serta pengetahuan dan kesopanan karyawan ketikan melayani konsumen. 2. Memberikan masukan kepada bagian HRD di Kantor Pos “X” Kota “Y”

untuk mengadakan evaluasi berkala terkait representasi fisik pelayanan jasa, meliputi kejelasan fungsi masing-masing loket serta kebersihan dan kenyamanan seluruh area Kantor Pos “X” Kota “Y”.


(32)

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN

TERHADAP KUALITAS PELAYANAN KANTOR POS “X” KOTA “Y”

SKRIPSI

Diajukan untuk menempuh sidang sarjana pada Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha

disusun oleh Dian Asri Bestari

1130113

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG


(33)

KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang karena atas rahmat-Nya peneliti dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Studi Deskriptif

Mengenai Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Kualitas Pelayanan Kantor Pos “X” kota “Y”.

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menerima bantuan, bimbingan, serta dorongan dari berbagai pihak. Peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan selama pengerjaan penelitian ini. Ucapan terima kasih peneliti sampaikan kepada:

1. Dr. Irene P. Edwina, M.Si., Psikolog selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

2. Dra. Juliati A Santoso, M.Psi., Psikolog selaku dosen pembimbing utama yang selalu meluangkan waktunya untuk memberikan saran serta arahan kepada peneliti, dan sabar dalam membimbing peneliti sampai penelitian ini dapat terselesaikan.

3. Elda Anggriana, M.Psi., Psikolog selaku dosen pembimbing pendamping yang selalu meluangkan waktu, sabar, serta memberikan saran dan arahan bagi peneliti.

4. Staf tata usaha Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha, selaku sumber bantuan dalam mengurus administrasi untuk melakukan penelitian.

5. Kepala Kantor Pos “X” kota “Y” dan Manager pelayanan kantor pos “X” kota “Y”

yang telah memberikan izin serta menjadi narasumber dalam penelitian ini.

6. Para konsumen Kantor Pos “X” kota “Y” yang sudah bersedia menjadi responden dan


(34)

7. Mama, bapak, dan kakak saya yang selalu memberikan semangat, doa, serta dukungan kepada peneliti untuk tetap semangat dan tidak putus asa dalam menyelesaikan penelitian ini.

8. Yepi, Reza, Susan, Veronica, Rulli terima kasih atas bantuan, dukungan dan semangat yang selalu diberikan sehingga peneliti mampu menyelesaikan penelitian ini.

9. Teman-teman seperjuangan Eclesia, Saviera, Ricky, Billy, Nazib, Sabtio, Santa, Prishanti, Ical, Azhadusi, Anggunia, Sheila, Riana, Ajrina, Alina, Dinar, dan Rike yang dari awal perkuliahan bersama-sama belajar Psikologi dan sama-sama juga mengerjakan penelitian. Terima kasih telah memberikan masukan, dukungan dan bantuan kepada peneliti.

10. Teman-teman Psikologi Maranatha angkatan 2011 yang juga memberikan informasi selama penyusunan penelitian ini.

11. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu yang telah memberikan bantuan dan dukungannya semoga Allah SWT memberikan kebaikan yang berlipat ganda.

Akhir kata, peneliti berharap agar penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan pihak-pihak yang memerlukan. Terima Kasih

Bandung, Mei 2017


(35)

65

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Friedenberg, Lisa, 1995. Psychological Testing: Design, Analysis and Use. Boston : Allyn & Bacon.

Guilford, J.P 1956. Fundamental Statistic in Psychology And Education . New York : McGraw-Hill Book Company, Inc.

Kotler, Philip. 2003. Marketing Management. New Jersey. Pearson Education, Inc. Kumar, Ranjit. 1999. Research Metodology. New Delhi. Greenter Kailash

Sugiarto, dkk. 2001. Teknik Sampling. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Sugiyono, 2005. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta

Tjiptono, Fandy. 1997. Strategi Pemasaran, Edisi II. Yogyakarta : Andi

Zeithaml, Valerie A, Mary Jo Bitner & Dwayne D. Gremler. 2006. Services Marketing :

Integrating Customer Focus Across the Firm, Fourth Edition. New York : McGraw-Hall.


(36)

66

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR RUJUKAN

2015. Panduan Penulisan Skripsi Sarjana. Bandung : Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Elizabeth (2011) Studi Deskriptif Mengenai Kepuasan Konsumen Terhadap Kualitas

Pelayanan di Toko Model “X” Cirebon, Universitas Kristen Maranatha.

Kennaldy (2011) Studi Deskriptif Mengenai Kepuasan Konsumen Terhadap Kualitas

Layanan Jasa Pada Tamu “Lembang Asri Resort” Bandung. Universitas Kristen

Maranatha.

Liliant (2012) Studi Deskriptif Mengenai Tingkat Kepuasan Mahasiswa Universitas “X” terhadap Kualititas Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di RSGM “X” Bandung. Universitas Kristen Maranatha.

Yolanda Cyeria ( 2015) Dampak Penggunaan Gadget (http://mudaindonesia.com/dampak-penggunaan-gadget/ diakses pada tanggal 4 April 2016)

Fathoni Ahmad (2016). Pengertian fungsi sejarah surat. Melalui (http://www.zonasiswa.com/2013/12/surat-pengertian-fungsi-sejarah.html diakses pada tanggal 4 april 2016)

Pos Indonesia (2016). Melalui (http://www.posindonesia.co.id/index.php/profil-perusahaan/sejarah-pos diakses pada tanggal 4 April 2016)

(http://www.bumn.go.id/posindonesia/berita/36/Sudah.268.Tahun.Layanan.Pos.di.Nusantara. Pos.Indonesia.Terus.Bergerak.Maju.Melakukan.Inovasi diakses pada tanggal 4 April 2016) Tempo.Co (2016) (https://nasional.tempo.co/read/news/2013/01/06/058452344/plazapos-com-bisa-diakses-orang-buta-huruf diakses pada tanggal 5 April 2016)

Tempo.Co (2016) (https://www.tempo.co/topik/lembaga/410/pt-pos-indonesia diakses pada tanggal 5 April 2016)


(1)

12

menyediakan jasa, kecekatan karyawan dalam membantu konsumen, kepedulian dan pemahaman karyawan terhadap kebutuhan konsumen, serta pengetahuan dan kesopanan karyawan ketikan melayani konsumen. 2. Memberikan masukan kepada bagian HRD di Kantor Pos “X” Kota “Y”

untuk mengadakan evaluasi berkala terkait representasi fisik pelayanan jasa, meliputi kejelasan fungsi masing-masing loket serta kebersihan dan kenyamanan seluruh area Kantor Pos “X” Kota “Y”.


(2)

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN

TERHADAP KUALITAS PELAYANAN KANTOR POS “X” KOTA “Y”

SKRIPSI

Diajukan untuk menempuh sidang sarjana pada Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha

disusun oleh Dian Asri Bestari

1130113

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG


(3)

KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang karena atas rahmat-Nya peneliti dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Studi Deskriptif Mengenai Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Kualitas Pelayanan Kantor Pos “X” kota “Y”.

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menerima bantuan, bimbingan, serta dorongan dari berbagai pihak. Peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan selama pengerjaan penelitian ini. Ucapan terima kasih peneliti sampaikan kepada:

1. Dr. Irene P. Edwina, M.Si., Psikolog selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

2. Dra. Juliati A Santoso, M.Psi., Psikolog selaku dosen pembimbing utama yang selalu meluangkan waktunya untuk memberikan saran serta arahan kepada peneliti, dan sabar dalam membimbing peneliti sampai penelitian ini dapat terselesaikan.

3. Elda Anggriana, M.Psi., Psikolog selaku dosen pembimbing pendamping yang selalu meluangkan waktu, sabar, serta memberikan saran dan arahan bagi peneliti.

4. Staf tata usaha Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha, selaku sumber bantuan dalam mengurus administrasi untuk melakukan penelitian.

5. Kepala Kantor Pos “X” kota “Y” dan Manager pelayanan kantor pos “X” kota “Y”

yang telah memberikan izin serta menjadi narasumber dalam penelitian ini.

6. Para konsumen Kantor Pos “X” kota “Y” yang sudah bersedia menjadi responden dan


(4)

7. Mama, bapak, dan kakak saya yang selalu memberikan semangat, doa, serta dukungan kepada peneliti untuk tetap semangat dan tidak putus asa dalam menyelesaikan penelitian ini.

8. Yepi, Reza, Susan, Veronica, Rulli terima kasih atas bantuan, dukungan dan semangat yang selalu diberikan sehingga peneliti mampu menyelesaikan penelitian ini.

9. Teman-teman seperjuangan Eclesia, Saviera, Ricky, Billy, Nazib, Sabtio, Santa, Prishanti, Ical, Azhadusi, Anggunia, Sheila, Riana, Ajrina, Alina, Dinar, dan Rike yang dari awal perkuliahan bersama-sama belajar Psikologi dan sama-sama juga mengerjakan penelitian. Terima kasih telah memberikan masukan, dukungan dan bantuan kepada peneliti.

10. Teman-teman Psikologi Maranatha angkatan 2011 yang juga memberikan informasi selama penyusunan penelitian ini.

11. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu yang telah memberikan bantuan dan dukungannya semoga Allah SWT memberikan kebaikan yang berlipat ganda.

Akhir kata, peneliti berharap agar penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan pihak-pihak yang memerlukan. Terima Kasih

Bandung, Mei 2017


(5)

65

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Friedenberg, Lisa, 1995. Psychological Testing: Design, Analysis and Use. Boston : Allyn & Bacon.

Guilford, J.P 1956. Fundamental Statistic in Psychology And Education . New York : McGraw-Hill Book Company, Inc.

Kotler, Philip. 2003. Marketing Management. New Jersey. Pearson Education, Inc. Kumar, Ranjit. 1999. Research Metodology. New Delhi. Greenter Kailash

Sugiarto, dkk. 2001. Teknik Sampling. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Sugiyono, 2005. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta

Tjiptono, Fandy. 1997. Strategi Pemasaran, Edisi II. Yogyakarta : Andi

Zeithaml, Valerie A, Mary Jo Bitner & Dwayne D. Gremler. 2006. Services Marketing : Integrating Customer Focus Across the Firm, Fourth Edition. New York : McGraw-Hall.


(6)

66

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR RUJUKAN

2015. Panduan Penulisan Skripsi Sarjana. Bandung : Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Elizabeth (2011) Studi Deskriptif Mengenai Kepuasan Konsumen Terhadap Kualitas

Pelayanan di Toko Model “X” Cirebon, Universitas Kristen Maranatha.

Kennaldy (2011) Studi Deskriptif Mengenai Kepuasan Konsumen Terhadap Kualitas

Layanan Jasa Pada Tamu “Lembang Asri Resort” Bandung. Universitas Kristen

Maranatha.

Liliant (2012) Studi Deskriptif Mengenai Tingkat Kepuasan Mahasiswa Universitas “X”

terhadap Kualititas Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di RSGM “X” Bandung.

Universitas Kristen Maranatha.

Yolanda Cyeria ( 2015) Dampak Penggunaan Gadget (http://mudaindonesia.com/dampak-penggunaan-gadget/ diakses pada tanggal 4 April 2016)

Fathoni Ahmad (2016). Pengertian fungsi sejarah surat. Melalui (http://www.zonasiswa.com/2013/12/surat-pengertian-fungsi-sejarah.html diakses pada tanggal 4 april 2016)

Pos Indonesia (2016). Melalui (http://www.posindonesia.co.id/index.php/profil-perusahaan/sejarah-pos diakses pada tanggal 4 April 2016)

(http://www.bumn.go.id/posindonesia/berita/36/Sudah.268.Tahun.Layanan.Pos.di.Nusantara. Pos.Indonesia.Terus.Bergerak.Maju.Melakukan.Inovasi diakses pada tanggal 4 April 2016) Tempo.Co (2016) (https://nasional.tempo.co/read/news/2013/01/06/058452344/plazapos-com-bisa-diakses-orang-buta-huruf diakses pada tanggal 5 April 2016)

Tempo.Co (2016) (https://www.tempo.co/topik/lembaga/410/pt-pos-indonesia diakses pada tanggal 5 April 2016)