PERBANDINGAN STUDI ANALISIS PROSES TENDER SECARA ONLINE DENGAN KONVENSIONAL.

(1)

Wilandika, 2012

Perbandingan Studi Analisis Proses Tender Secara Online Dengan Konvensional

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ... 1-1 1.2 Perumusan Masalah ... 1-2 1.3 Pembatasan Masalah ... 1-3 1.4 Tujuan Penulisan ... 1-6 1.5 Manfaat Penulisan ... 1-7 1.6 Sistematika Penulisan ... 1-7

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Proses Pemilihan Kontraktor ... 2-1 2.2 Pengertian Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah ... 2-1 2.3 Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa ... 2-2 2.4 Pelaksanaan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa ... 2-4 2.5 Metode Penilaian Kualifikasi ... 2-12 2.6 Metode Pemasukan Dokumen Penawaran ... 2-16 2.7 Metode Evaluasi Penawaran ... 2-21 2.8 Jenis-Jenis Kontrak ... 2-23 2.9 Prosedur Pemilihan Penyedia Barang/Jasa ... 2-28 2.10 Dokumen Pengadaan dan Dokumen Penawaran ... 2-35


(2)

Daftar Isi

Wilandika, 2012

Perbandingan Studi Analisis Proses Tender Secara Online Dengan Konvensional

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

iv BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian ... 3-1 3.2 Metode Penelitian ... 3-1 3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 3-2 3.4 Langkah-langkah Penelitian ... 3-4 3.5 Pengumpulan Data ... 3-4 3.5.1 Data yang Digunakan ... 3-4 3.5.2 Teknik Pengumpulan Data ... 3-6 3.5.3 Materi Pertanyaan Kuesioner ... 3-7

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Informasi Pelelangan ... 4-2 4.2 Menjadi Penyedia Barang/Jasa pada Proses Tender secara

Online ... 4-3 4.2.1 Langkah Pertama Cara Mendaftar secara Online ... 4-3 4.2.2 Langkah Kedua Cara Mendaftar secara Offline (Verifikasi) ... 4-6 4.3 Pengisian Data-data Perusahaan Penyedia Barang/Jasa pada

Proses Tender secara Online ... 4-7 4.4 Prosedur Pemilihan Penyedia Barang/Jasa Menggunakan

Proses Tender secara Online ... 4-23 4.4.1 Pengumuman Pelelangan ... 4-23 4.4.2 Pendaftaran dan Pengambilan Dokumen Pengadaan ... 4-25 4.4.3 Penjelasan Pelelangan ... 4-26 4.4.4 Pemasukan Dokumen Penawaran ... 4-27 4.4.5 Pembukaan Dokumen Penawaran ... 4-46 4.4.6 Evaluasi Penawaran ... 4-46 4.4.7 Evaluasi Kualifikasi ... 4-46 4.4.8 Pembuktian Kualifikasi ... 4-46 4.4.9 Pembuatan Berita Acara Hasil Pelelangan ... 4-46 4.4.10 Penetapan Pemenang ... 4-46


(3)

Wilandika, 2012

Perbandingan Studi Analisis Proses Tender Secara Online Dengan Konvensional

4.4.11 Pengumuman Pemenang ... 4-46 4.4.12 Masa Sanggahan ... 4-46 4.4.13 Masa Sanggahan Banding (Apabila Diperlukan) ... 4-46 4.4.14 Penunjukan Penyedia Barang/Jasa ... 4-46 4.5 Prosedur Pemilihan Penyedia Barang/Jasa Menggunakan

Proses Tender secara Konvensional ... 4-47 4.5.1 Pengumuman Pelelangan Umum ... 4-47 4.5.2 Pendaftaran untuk Mengikuti Pelelangan ... 4-48 4.5.3 Pengambilan Dokumen Lelang Umum ... 4-48 4.5.4 Penjelasan Pelelangan (aanwijzing) ... 4-48 4.5.5 Penyusunan Berita Acara Penjelasan Dokumen Lelang dan

Perubahannya ... 4-49 4.5.6 Pemasukan Penawaran ... 4-49 4.5.7 Pembukaan Penawaran ... 4-49 4.5.8 Evaluasi Penawaran Termasuk Evaluasi Kualifikasi ... 4-50 4.5.9 Penetapan Pemenang ... 4-50 4.5.10 Pengumuman Pemenang ... 4-50 4.5.11 Masa Sanggah ... 4-50 4.5.12 Penunjukan Pemenang ... 4-50 4.5.13 Penandatanganan Kontrak ... 4-50 4.6 Perbandingan Proses Tender secara Online dengan

Konvensional ... 4-51 4.6.1 Menjadi Penyedia Barang/Jasa ... 4-51 4.6.2 Prosedur Pemilihan Penyedia Barang/Jasa ... 4-52 4.6.3 Pengumuman Pelelangan ... 4-54 4.6.4 Pendaftaran Pelelangan ... 4-56 4.6.5 Pengambilan Dokumen Pengadaan ... 4-58 4.6.6 Penjelasan Pelelangan ... 4-60 4.6.7 Pemasukan Dokumen Penawaran ... 4-62


(4)

Daftar Isi

Wilandika, 2012

Perbandingan Studi Analisis Proses Tender Secara Online Dengan Konvensional

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

vi BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 5-1 5.2 Saran ... 5-2


(5)

Wilandika, 2012

Perbandingan Studi Analisis Proses Tender Secara Online Dengan Konvensional

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Saat ini dalam dunia lelang peranan internet terasa sangat penting. Hal tersebut terlihat dari merebaknya jumlah dan jenis pelelangan yang ada di internet. Dengan internet, para pelaku lelang dapat melakukan proses lelangnya secara cepat di mana pun ia berada. Proses pelelangan secara konvensional dinilai tidak efisien karena proses ini memerlukan tatap muka secara langsung. Para pelaku lelang yang menggunakan proses lelang tatap muka secara langsung akan mengalami kesulitan baik dari segi waktu ataupun jarak.

Di sisi lain, dalam hal pengadaan barang/jasa pemerintah, pemerintah membutuhkan bantuan dan dukungan dari pihak lain baik itu dari BUMN ataupun dari perusahaan swasta. Hal ini dimaksudkan agar pengadaan barang/jasa pemerintah yang dibiayai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBN/APBD) dapat terlaksana dengan efektif dan efisien. Dalam melakukan pengadaan barang/jasa pemerintah, pemerintah memiliki prinsip persaingan sehat, transparan, terbuka, dan perlakuan yang adil bagi semua pihak, maka pemerintah memandang perlu melakukan proses pengadaan barang/jasa pemerintah dengan pelelangan/tender.

Dari beberapa uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa proses tender pengadaan barang dan jasa yang dilakukan oleh pemerintah memerlukan perubahan dari proses tender secara konvensional menjadi proses tender secara online. Aspek legal proses tender secara konvensional adalah Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2003 (Keppres RI) tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, sedangkan aspek legal proses tender secara online adalah Peraturan Presiden Republik Indonesia (Perpres RI) Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.


(6)

Pendahuluan

Wilandika, 2012

Perbandingan Studi Analisis Proses Tender Secara Online Dengan Konvensional

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1-2

pada Perpres RI Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah terdapat dalam: BAB I KETENTUAN UMUM - Pasal 1 Nomor 38 tentang pengertian LPSE, Nomor 39 tentang pengertian E-Tendering, Nomor 40 tentang pengertian katalog elektronik, Nomor 41 tentang pengertian E-Purchasing, dan Nomor 42 tentang pengertian Portal Pengadaan Nasional. BAB XIII PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK - Bagian Pertama tentang Ketentuan Umum Pengadaan secara Elektronik, Bagian Kedua tentang E-Tendering, Bagian Ketiga tentang E-Purchasing, Bagian Keempat tentang Layanan Pengadaan secara Elektronik, dan Bagian Kelima tentang Portal Pengadaan Nasional.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, terdapat beberapa permasalahan yang terjadi. Adapun permasalahan tersebut adalah sebagai berikut:

(1) Apakah terdapat kesamaan atau perbedaan antara Perpres RI Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dengan Keppres RI Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah?

(2) Apakah terdapat kesamaan atau perbedaan yang signifikan antara proses tender secara online dengan konvensional?

(3) Bagaimana perbandingan dari segi jangka waktu antara proses tender secara online dengan konvensional?


(7)

Wilandika, 2012

Perbandingan Studi Analisis Proses Tender Secara Online Dengan Konvensional Gambar 1.1 Perumusan Masalah Tugas Akhir 1.3 Pembatasan Masalah

Mengingat ruang lingkup pembahasan yang sangat luas, maka perbandingan studi proses tender secara online dengan konvensional dibatasi hal-hal sebagai berikut:

(1) Perbandingan studi proses tender dilakukan hanya terhadap proses tender pengadaan jasa konstruksi pemerintah.

(2) Proses tender secara online didasarkan atas Perpres RI Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

(3) Proses tender secara konvensional didasarkan atas Keppres RI Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

PERUMUSAN MASALAH

PERPRES RI NOMOR 54 TAHUN 2010

PROSES TENDER

SECARA ONLINE JANGKA WAKTU

KEPPRES RI NOMOR 80 TAHUN 2003

PROSES TENDER SECARA KONVENSIONAL


(8)

Pendahuluan

Wilandika, 2012

Perbandingan Studi Analisis Proses Tender Secara Online Dengan Konvensional

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1-4

Pada tugas akhir ini dilakukan studi kasus. Adapun ruang lingkup dari studi kasus tersebut adalah sebagai berikut:

(1) Studi kasus dilakukan hanya terhadap proses tender proses tender pengadaan jasa konstruksi pemerintah, pelelangan umum, dan dengan pascakualifikasi.

(2) Studi kasus dilakukan terhadap dua pengadaan jasa konstruksi pemerintah. Dalam hal ini diwakili oleh satu perusahaan yang mengikuti proses pengadaan jasa konstruksi pemerintah dengan menggunakan proses tender secara online dan satu perusahaan yang mengikuti proses pengadaan jasa konstruksi pemerintah dengan menggunakan proses tender secara konvensional.

Untuk mengetahui perbandingan dari segi jangka waktu, maka proses tender secara online dengan konvensional memerlukan tanggapan dari para pelaku lelang. Adapun ruang lingkup dari para pelaku lelang tersebut adalah sebagai berikut:

(1) Tanggapan dari penyedia barang dan jasa konstruksi; (2) Tanggapan dari penyedia barang dan jasa konsultasi;

(3) Tanggapan dari BUMD selaku badan usaha milik pemerintah; (4) Tanggapan dari panitia lelang selaku pejabat pengadaan; (5) Tanggapan dari LPSE selaku pengelola tender secara online.


(9)

Wilandika, 2012

Perbandingan Studi Analisis Proses Tender Secara Online Dengan Konvensional Gambar 1.2 Pembatasan Masalah Tugas Akhir

PEMBATASAN MASALAH DASAR TEORITIK PENGADAAN JASA KONSTRUKSI PEMERINTAH PERPRES RI NOMOR 54 TAHUN 2010

PROSES TENDER SECARA ONLINE

KEPPRES RI NOMOR 80 TAHUN

2003 PROSES TENDER SECARA KONVENSIONAL STUDI KASUS PENGADAAN JASA KONSTRUKSI PEMERINTAH PASCAKUALIFIKASI PERPRES RI NOMOR 54 TAHUN 2010

PROSES TENDER SECARA ONLINE

KEPPRES RI NOMOR 80 TAHUN

2003 PROSES TENDER SECARA KONVENSIONAL TANGGAPAN PARA PELAKU LELANG PENYEDIA BARANG DAN JASA KONSTRUKSI PENYEDIA BARANG DAN JASA KONSULTASI PANITIA LELANG BUMD LPSE


(10)

Pendahuluan

Wilandika, 2012

Perbandingan Studi Analisis Proses Tender Secara Online Dengan Konvensional

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1-6

1.4 Tujuan Penulisan

Tujuan yang ingin dicapai pada penulisan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui kesamaan dan perbedaan antara Perpres RI Nomor 54 Tahun 2010 dengan Keppres RI Nomor 80 Tahun 2003, kesamaan dan perbedaan antara proses tender secara online dengan konvensional, serta perbandingan proses tender secara online dengan konvensional dari segi jangka waktu.

Gambar 1.3 Tujuan Penulisan Tugas Akhir TUJUAN

PENULISAN

PERPRES RI NOMOR 54 TAHUN 2010

PROSES TENDER

SECARA ONLINE JANGKA WAKTU

KEPPRES RI NOMOR 80 TAHUN 2003

PROSES TENDER SECARA KONVENSIONAL


(11)

Wilandika, 2012

Perbandingan Studi Analisis Proses Tender Secara Online Dengan Konvensional 1.5 Manfaat Penulisan

(1) Bagi diri sendiri, penulisan tugas akhir ini dijadikan wahana pendalaman dan penambahan wawasan mengenai proses tender pengadaan barang/jasa pemerintah.

(2) Bagi Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Lembaga Perguruan Tinggi, sebagai sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di Jurusan Pendidikan Teknik Sipil mengenai mata kuliah manajemen konstruksi dan manajemen proyek dengan subpembahasan pengadaan barang/jasa pemerintah.

(3) Bagi pengguna barang/jasa dan bagi penyedia barang/jasa, sebagai informasi dan penambahan wawasan pengetahuan mengenai proses tender secara online.

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pembaca dalam mengikuti alur penulisan tugas akhir, maka sistematika penulisan perbandingan studi analisis proses tender secara online dengan konvensional adalah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan; Berisi tentang penjelasan awal dari penulisan tugas akhir, yaitu, latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan sistematika penulisan.

Bab II Kajian Pustaka; Menguraikan tentang proses tender secara online didasarkan atas Perpres RI Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan proses tender secara konvensional didasarkan atas Keppres RI Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

Bab III Metodologi Penelitian; Menguraikan tentang objek penelitian, metode penelitian, populasi dan sampel penelitian, langkah-langkah penelitian, data yang digunakan, dan materi pertanyaan kuesioner.


(12)

Pendahuluan

Wilandika, 2012

Perbandingan Studi Analisis Proses Tender Secara Online Dengan Konvensional

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1-8

Bab IV Pembahasan; Menguraikan tentang studi kasus yang dilakukan terhadap dua pengadaan jasa konstruksi pemerintah. Dalam hal ini diwakili oleh satu perusahaan yang mengikuti proses pengadaan jasa konstruksi pemerintah dengan menggunakan proses tender secara online dan satu perusahaan yang mengikuti proses pengadaan jasa konstruksi pemerintah dengan menggunakan proses tender secara konvensional.

Berisi tentang pembahasan bab III proses tender secara online dan konvensional yang dikaitkan dengan dasar teoritik yang dibahas dalam bab II kajian pustaka, serta tanggapan para pelaku lelang tentang perbandingan proses tender secara online dengan konvensional dari segi jangka waktu.

Bab V Kesimpulan dan Saran; Berisi kesimpulan dan saran yang merupakan jawaban dari perumusan masalah sehingga tujuan dan manfaat penulisan tugas akhir ini dapat tercapai, serta berisi rekomendasi untuk penulisan atau penelitian lain yang ingin mengembangkan laporan tugas akhir ini.


(13)

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan uraian bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:

(1) Hal-hal yang bersifat prinsip, tidak terdapat perbedaan antara Perpres RI Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dengan Keppres RI Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

(2) Prosedur pemilihan penyedia barang/jasa menurut Perpres RI Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan Keppres RI Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sama. Pada praktiknya proses tender secara online dengan konvensional berbeda. (3) Jadwal pelaksanaan proses tender secara online dan konvensional berbeda. Jangka waktu pelaksanaan proses tender secara online dan konvensional sama.


(14)

Kesimpulan

Wilandika, 2012

Perbandingan Studi Analisis Proses Tender Secara Online Dengan Konvensional

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 5-2

Gambar 5.1 Kesimpulan

5.2 Saran Saran

(1) Terkait dengan banyaknya laporan mengenai ketidaksiapan dari pengguna barang/jasa dan dari penyedia barang/jasa, bab II dan bab III penulisan tugas akhir ini dapat dijadikan sebagai informasi dan penambahan wawasan pengetahuan mengenai proses tender secara online.

(2) Untuk pengelola dan penentu kebijakan pengadaan barang dan jasa agar memperbaiki SPSE sedemikian rupa, sehingga tidak terjadi kesalahan sistem pada saat proses tender secara online.

KESIMPULAN

PERPRES RI NOMOR 54 TAHUN 2010

KEPPRES RI NOMOR 80 TAHUN 2003 PERBANDINGAN PRINSIP SAMA ATURAN-ATURAN BEDA PROSES TENDER SECARA ONLINE

PROSES TENDER SECARA KONVENSIONAL PERBANDINGAN PROSEDUR PEMILIHAN PENYEDIA SAMA PELAKSANAAN

PROSES TENDER BEDA

TANGGAPAN PROSES TENDER SECARA ONLINE

TANGGAPAN PROSES TENDER SECARA ONLINE


(15)

Penulisan Lanjutan

(1) Dirilisnya SPSE versi terbaru dari SPSE versi yang ada saat ini pada proses tender secara online, beberapa bulan semenjak penulisan tugas akhir ini dibuat, dapat memungkinkan penulisan atau peneliti lain untuk mengembangkan penulisan tugas akhir ini.

(2) Sesuai dengan pembatasan masalah yang terdapat dalam bab I bahwa; studi kasus dilakukan hanya terhadap proses tender pengadaan jasa konstruksi pemerintah; studi kasus dilakukan terhadap dua pengadaan jasa konstruksi pemerintah; dan studi kasus dilakukan terhadap pengadaan jasa konstruksi pelelangan umum dengan pascakualifikasi. Penulisan atau penelitian lanjutan dapat dikembangkan pada penulisan tugas akhir inidengan tidak melakukan hal-hal yang terkait pembatasan masalah di atas.

(3) Terlepas dari judul penulisan tugas akhir ini, penulisan atau penelitian lanjutan tentang dokumen pengadaan atau dokumen penawaran barang/jasa konstruksi pemerintah. Bab II kajian pustaka penulisan tugas akhir ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan.

Gambar 5.2 Penulisan Lanjutan

PENULISAN LANJUTAN

SPSE VERSI TERBARU

BUKAN PEMBATASAN

MASALAH LAPORAN

TUGAS AKHIR INI

DOKUMEN

PENGADAAN ATAU

DOKUMEN

PENAWARAN


(16)

Daftar Pustaka

Wilandika, 2012

Perbandingan Studi Analisis Proses Tender Secara Online Dengan Konvensional

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres RI). Nomor 80. (2003). Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.

Langkah-Langkah Pendaftaran Penyedia Barang/Jasa pada Aplikasi Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE)-Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Provinsi Jawa Barat. Balai Layanan Pengadaan Secara

Elektronik-Dinas Komunikasi dan Informatika-Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Natawidjana, R. dkk. (2009). Hukum Jasa Konstruksi. Bahan Kuliah Aspek Hukum dan Administrasi Proyek pada Jurusan Pendidikan Teknik Sipil-Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan.

Natawidjana, R. dkk. (2009). Pengadaan Jasa Konstruksi. Bahan Kuliah Aspek Hukum dan Administrasi Proyek pada Jurusan Pendidikan Teknik Sipil-Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan.

Natawidjana, R. dkk. (2009). Perundang-undangan Konstruksi. Bahan Kuliah Aspek Hukum dan Administrasi Proyek pada Jurusan Pendidikan Teknik Sipil-Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan.

Peraturan Gubernur Jawa Barat. Nomor 4. (2011). Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah secara Elektronik.

Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Nomor 1. (2011). Tata cara E-Tendering.

Peraturan Presiden Republik Indonesia (Perpres RI). Nomor 54. (2010). Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.

Peraturan Presiden Republik Indonesia. Nomor 106. (2007). Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).

Petunjuk Pengoperasian SPSE 3.2.2-Penyedia. Dir. E-Procurement.

Soeharto, I. (1997). Manajemen Proyek: Dari Konseptual sampai Operasional. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama.


(17)

Syarat Verifikasi Baru. Balai Layanan Pengadaan Secara Elektronik-Dinas

Komunikasi dan Informatika-Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Undang-undang Republik Indonesia (UU RI). Nomor 11. (2008). Informasi dan Transaksi Elektronik.


(1)

Wilandika, 2012

Bab IV Pembahasan; Menguraikan tentang studi kasus yang dilakukan terhadap dua pengadaan jasa konstruksi pemerintah. Dalam hal ini diwakili oleh satu perusahaan yang mengikuti proses pengadaan jasa konstruksi pemerintah dengan menggunakan proses tender secara online dan satu perusahaan yang mengikuti proses pengadaan jasa konstruksi pemerintah dengan menggunakan proses tender secara konvensional.

Berisi tentang pembahasan bab III proses tender secara online dan konvensional yang dikaitkan dengan dasar teoritik yang dibahas dalam bab II kajian pustaka, serta tanggapan para pelaku lelang tentang perbandingan proses tender secara online dengan konvensional dari segi jangka waktu.

Bab V Kesimpulan dan Saran; Berisi kesimpulan dan saran yang merupakan jawaban dari perumusan masalah sehingga tujuan dan manfaat penulisan tugas akhir ini dapat tercapai, serta berisi rekomendasi untuk penulisan atau penelitian lain yang ingin mengembangkan laporan tugas akhir ini.


(2)

Kesimpulan

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan uraian bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:

(1) Hal-hal yang bersifat prinsip, tidak terdapat perbedaan antara Perpres RI Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dengan Keppres RI Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

(2) Prosedur pemilihan penyedia barang/jasa menurut Perpres RI Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan Keppres RI Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sama. Pada praktiknya proses tender secara online dengan konvensional berbeda. (3) Jadwal pelaksanaan proses tender secara online dan konvensional berbeda. Jangka waktu pelaksanaan proses tender secara online dan konvensional sama.


(3)

Gambar 5.1 Kesimpulan

5.2 Saran

Saran

(1) Terkait dengan banyaknya laporan mengenai ketidaksiapan dari pengguna barang/jasa dan dari penyedia barang/jasa, bab II dan bab III penulisan tugas akhir ini dapat dijadikan sebagai informasi dan penambahan wawasan pengetahuan mengenai proses tender secara online.

(2) Untuk pengelola dan penentu kebijakan pengadaan barang dan jasa agar memperbaiki SPSE sedemikian rupa, sehingga tidak terjadi kesalahan sistem pada saat proses tender secara online.

KESIMPULAN

PERPRES RI NOMOR 54 TAHUN 2010

KEPPRES RI NOMOR 80 TAHUN 2003 PERBANDINGAN PRINSIP SAMA ATURAN-ATURAN BEDA PROSES TENDER SECARA ONLINE

PROSES TENDER SECARA KONVENSIONAL PERBANDINGAN PROSEDUR PEMILIHAN PENYEDIA SAMA PELAKSANAAN

PROSES TENDER BEDA

TANGGAPAN PROSES TENDER SECARA ONLINE

TANGGAPAN PROSES TENDER SECARA ONLINE


(4)

Kesimpulan

Penulisan Lanjutan

(1) Dirilisnya SPSE versi terbaru dari SPSE versi yang ada saat ini pada proses tender secara online, beberapa bulan semenjak penulisan tugas akhir ini dibuat, dapat memungkinkan penulisan atau peneliti lain untuk mengembangkan penulisan tugas akhir ini.

(2) Sesuai dengan pembatasan masalah yang terdapat dalam bab I bahwa; studi kasus dilakukan hanya terhadap proses tender pengadaan jasa konstruksi pemerintah; studi kasus dilakukan terhadap dua pengadaan jasa konstruksi pemerintah; dan studi kasus dilakukan terhadap pengadaan jasa konstruksi pelelangan umum dengan pascakualifikasi. Penulisan atau penelitian lanjutan dapat dikembangkan pada penulisan tugas akhir inidengan tidak melakukan hal-hal yang terkait pembatasan masalah di atas.

(3) Terlepas dari judul penulisan tugas akhir ini, penulisan atau penelitian lanjutan tentang dokumen pengadaan atau dokumen penawaran barang/jasa konstruksi pemerintah. Bab II kajian pustaka penulisan tugas akhir ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan.

Gambar 5.2 Penulisan Lanjutan

PENULISAN LANJUTAN

SPSE VERSI TERBARU

BUKAN PEMBATASAN

MASALAH LAPORAN

TUGAS AKHIR INI

DOKUMEN

PENGADAAN ATAU

DOKUMEN

PENAWARAN


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres RI). Nomor 80. (2003).

Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.

Langkah-Langkah Pendaftaran Penyedia Barang/Jasa pada Aplikasi Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE)-Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Provinsi Jawa Barat. Balai Layanan Pengadaan Secara Elektronik-Dinas Komunikasi dan Informatika-Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Natawidjana, R. dkk. (2009). Hukum Jasa Konstruksi. Bahan Kuliah Aspek Hukum dan Administrasi Proyek pada Jurusan Pendidikan Teknik Sipil-Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan.

Natawidjana, R. dkk. (2009). Pengadaan Jasa Konstruksi. Bahan Kuliah Aspek Hukum dan Administrasi Proyek pada Jurusan Pendidikan Teknik Sipil-Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan.

Natawidjana, R. dkk. (2009). Perundang-undangan Konstruksi. Bahan Kuliah Aspek Hukum dan Administrasi Proyek pada Jurusan Pendidikan Teknik Sipil-Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan.

Peraturan Gubernur Jawa Barat. Nomor 4. (2011). Pedoman Pelaksanaan

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah secara Elektronik.

Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Nomor 1. (2011). Tata cara E-Tendering.

Peraturan Presiden Republik Indonesia (Perpres RI). Nomor 54. (2010).

Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.

Peraturan Presiden Republik Indonesia. Nomor 106. (2007). Lembaga Kebijakan

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).

Petunjuk Pengoperasian SPSE 3.2.2-Penyedia. Dir. E-Procurement.

Soeharto, I. (1997). Manajemen Proyek: Dari Konseptual sampai Operasional. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama.


(6)

Daftar Pustaka

Syarat Verifikasi Baru. Balai Layanan Pengadaan Secara Elektronik-Dinas Komunikasi dan Informatika-Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Undang-undang Republik Indonesia (UU RI). Nomor 11. (2008). Informasi dan