KOMPATIBILITAS SPORA GLOMUS HASIL ISOLASI DARI RIZOSFER Macaranga triloba (Bl) M.A. DENGAN TIGA JENIS TANAMAN INANG.

KOMPATIBILITAS SPORA GLOMUS HASIL ISOLASI DARI RIZOSFER
Macaranga triloba (Bl) M.A. DENGAN TIGA JENIS TANAMAN INANG

SKRIPSI SARJANA BIOLOGI

OLEH :

GIAN WULANDARI
B.P. 0910422058

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG, 2014

ABSTRAK

Penelitian tentang kompatibilitas spora Glomus hasil isolasi dari rizosfer Macaranga
triloba (Bl) M.A. dengan tiga jenis tanaman inang telah dilakukan dari bulan
Februari sampai November 2013 di Rumah kaca dan Laboratorium riset Fisiologi
Tumbuhan Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Universitas Andalas, Padang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kompatibilitas tanaman Jagung (Zea mays L.), Jarak pagar (Jatropha curcas L.) dan
Bawang daun (Allium fistulosum L.) sebagai tanaman inang dalam perbanyakan
spora Glomus hasil isolasi dari rizosfer Macaranga triloba. Penelitian ini
menggunakan metoda Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 9
ulangan. Perlakuan terdiri Jagung, Jarak pagar, dan Bawang daun. Berdasarkan
analisis statistik, hasil penelitian menunjukkan bahwa kepadatan spora tanaman
Jagung dan Bawang daun memberikan efek yang sama, sedangkan tanaman Jarak
pagar memberikan pengaruh yang berbeda terhadap kedua tanaman tersebut.
Persentase derajat infeksi akar tanaman jagung dan Bawang daun menunjukkan
kriteria tinggi, sedangkan persentase derajat infeksi akar tanaman jarak pagar
menunjukkan kriteria sedang. Jagung dan Bawang daun merupakan tanaman inang
yang kompatibel dengan spora Glomus hasil isolasi dari rizosfer Macaranga triloba.
Kata kunci : Kompatibilitas, Tanaman inang, Spora Glomus

ABSTRACT

The study about compatibility of Glomus spores isolated from the rhizosphere
Macaranga triloba (Bl) M.A. with three types of host plants have been done from
February to November 2013 in Greenhouses and Plant Physiology Research

Laboratory, Department of Biology, Andalas University, Padang. The aim of this
study was determine the compatibility of corn (Zea mays L.), jatropha (Jatropha
curcas L.) and scallion (Allium fistulosum L.) as host plants of Glomus spores
isolated from the rhizosphere Macaranga triloba. The experiment used completely
randomized design (CRD) with 3 treatments and 9 replications. The treatments were
corn, jatropha and scallion. Based on statistical analysis, the results showed that
spore density of the corn and scallion gave the same effect, whereas jatropha had
different effects on the two plants. The degree of infection of corn roots and scallion
showed a high criteria, while the percentage degree of infection jatropha roots
showed a moderate criteria. The corn and scallion were compatible host plants of
Glomus spores isolated from the rhizosphere Macaranga triloba.
Key words

: Compatibility, Host Plants, Glomus spores

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mikoriza adalah simbiosis antara fungi tanah dengan akar tanaman yang memiliki

banyak manfaat dibidang pertanian, diantaranya adalah membantu meningkatkan
unsur hara tanaman dan meningkatkan ketahanan tanaman terhadap kekeringan
(Auge, 2001). Berdasarkan struktur tubuh dan cara menginfeksi akar, mikoriza dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu ektomikoriza dan endomikoriza. Endomikoriza
disebut pula sebagai fungi mikoriza arbuskula (FMA), tidak memiliki batang tubuh
dan tidak dapat diperbanyak tanpa tanaman inang, sedangkan ektomikoriza memiliki
batang tubuh dengan bentuk dan warna yang beragam dan dapat diperbanyak tanpa
tanaman inang (Musfal, 2010).
FMA merupakan salah satu jenis fungi tanah yang memiliki tingkat
penyebaran tinggi (Setiadi, 2001), sehingga penyebaran mikoriza di alam tersebar
luas, seperti di Hutan Pendidikan dan Penelitian Biologi (HPPB). Fatimah (2010)
menjelaskan bahwa HPPB memiliki biodiversitas tinggi yang berpotensi

untuk

dieksplorasi. Tanaman yang menjadi stater awal pada suksesi hutan secara alami
adalah tanaman pionir. Tanaman pionir yang terdapat di plot permanen HPPB yang
mempunyai Laju Pertumbuhan Diameter Relatif yang tertinggi adalah Macaranga
triloba (Bl) M.A. Menurut Contesa (2012), tingginya laju pertumbuhan tanaman
pionir ini kemungkinan didukung oleh mikroba tanah seperti mikoriza.

Contesa (2012) mengisolasi FMA indigenous dari tanaman pionir Macaranga
triloba (Bl) M.A di HPPB dan menemukan 4 genus FMA. Glomus merupakan genus
yang paling banyak ditemukan untuk setiap rizosfer tanaman yang diamati. Menurut

2

Clark (1997), Glomus memiliki masa dormansi yang singkat, mempunyai daya
kecambah cukup baik dan waktu kecambah paling cepat ± 6 minggu.
Sebagian besar tanaman secara alami dikolonisasi oleh FMA. Akan tetapi
dibutuhkan isolat FMA untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari
simbiosis ini. Upaya untuk mendapatkan isolat dari suatu ekosistem tertentu dapat
dimulai dengan melakukan eksplorasi FMA. Kegiatan berikutnya adalah permurnian
isolat-isolat dari lapangan dan dilanjutkan dengan perbanyakan isolat yang sudah
ada. Kemudian terakhir dilakukan perbanyakan inokulum dari isolat-isolat terpilih
(Delvian, 2006).
Dalam perbanyakan inokulum FMA perlu diperhatikan media tanam, inang
yang sesuai, dan lingkungannya. Media tanam yang biasa digunakan untuk
perbanyakan spora FMA adalah pasir steril. Suswanti (2012) menggunakan media
tanam pasir steril untuk memperbanyak spora FMA yang berasal dari rizosfer
tanaman pisang dan Contesa (2012) juga menggunakan pasir steril dalam Trapping

FMA dari tanaman pionir HPPB.
Tanaman inang sangat diperlukan karena FMA bersifat simbion obligat.
Bakhtiar (2002) menjelaskan bahwa pemilihan jenis tanaman inang sangat
berpengaruh terhadap sporulasi, dan infeksi akar. Pertimbangan utama untuk
memilih inang adalah tanaman yang toleran terhadap lingkungan rumah kaca.
Bagyaraj (1992) menyatakan bahwa semua tanaman berpotensi terinfeksi FMA,
namun tingkat infektivitas dan efektivitas berbeda setiap asosiasi inang dan FMA.
Beberapa jenis tanaman yang telah digunakan pada penelitian terdahulu
dalam perbanyakan FMA yaitu jagung, jarak pagar, dan bawang daun. Widiastuti
dkk., (2005) menggunakan tanaman inang jagung (Zea mays L.) dalam perbanyakan
Gigaspora margarita untuk diinokulasikan pada bibit kelapa sawit. Tanaman lain
yang juga telah digunakan sebagai tanaman inang untuk perbanyakan FMA adalah

3

jarak pagar (Jatropha curca L.) yang menghasilkan jumlah spora yang lebih banyak
daripada Sorghum (Nurbaity, Herdiyantoro, dan Mulyani ,2009). Sedangkan
Prasetia, Haryani, dan Trisilawati (2012) menggunakan bawang daun (Allium
fistulosum L.) untuk perbanyakan Gigaspora margarita yang menghasilkan jumlah
spora tidak berbeda nyata terhadap tanaman jagung dengan media tanam tanahzeolit.

Berdasarkan uraian diatas, perlu dilakukan pengujian jenis tanaman inang
tersebut yang sesuai untuk perbanyakan spora Glomus, maka dilakukanlah penelitian
dengan judul “Kompatibilitas Tiga Jenis Tanaman Inang dengan Spora Glomus Hasil
Isolasi Dari Rizosfer Macaranga triloba (Bl) M.A.”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan paparan dari latar belakang penelitian maka dapat dikemukakan
permasalahan : Apakah tanaman Jagung, Jarak pagar, dan Bawang daun kompatibel
sebagai tanaman inang dalam perbanyakan spora Glomus hasil isolasi dari rizosfer
Macaranga triloba (Bl) M.A.?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kompatibilitas tanaman Jagung, Jarak
pagar, dan Bawang daun sebagai tanaman inang dalam perbanyakan spora Glomus
hasil isolasi dari rizosfer Macaranga triloba. Dari penelitian ini diharapkan dapat
memberikan informasi tentang kompatiblitas tiga jenis tanaman inang yang
digunakan sebagai tanaman inang dalam perbanyakan spora Glomus hasil isolasi dari
rizosfer Macaranga triloba (Bl) M.A.

4

1.4 Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah ketiga jenis tanaman inang yang digunakan akan
memberikan hasil yang berbeda dalam perbanyakan spora Glomus hasil isolasi dari
rizosfer Macaranga triloba (Bl) M.A.