efektifitas media tanah untuk pemisolasi dari rizover berdayaan spora glomus hasil.

EFEI(TIVITAS MEDIA TANAN{ UNTUK PERBANYAKAN SPORA

Gloluus HASIL ISOLASI

DARI RIZOSFE R pternandt a ecrtinataJack.

SKRIPSI SARJANA BIOLOGI

OLEH

DEZIMEUTYA DAPtrRSAL
8.P.0910422A40

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG,2OI4

ABSTRAK


Penelitian tentang efektivitas media tanam untuk perbanyakan spora glomus hasil
isolasi dari rizosfer Pternandra echinata Jack. telah dilakukan dari bulan Februari November 2013 di rumah kaca dan Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Jurusan
Biologi Universitas Andalas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis media
tanam yang efektif untuk perbanyakan Glomus hasil isolasi dari rizosfer Pternandra
echinata. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan 3 perlakuan
dan 9 ulangan. Perlakuan terdiri dari jenis media tanam yang digunakan yaitu pasir,
zeolit, dan pasir zeolit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media tanam yang
digunakan memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada pertambahan tinggi
tanaman jagung dan jumlah daun. Sedangkan kepadatan spora dan bobot kering akar
jagung menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata. Semua perlakuan menunjukkan
bahwa tanaman jagung terinfeksi tinggi oleh spora glomus. Secara umum media
tanam pasir, zeolit, pasir zeolit efektif untuk perbanyakan spora glomus hasil isolasi
dari Pternandra echinata Jack.
Kata Kunci : Efektivitas, Glomus, Media Tanam

iii

ABSTRACT

The study about effectivity of growth medium for multiplication of glomus spores

isolated from the rhizosphere Pternandra echinata Jack. has been conducted from
February to November 2013. This experiment was conducted in the greenhouse
Plant Physiology Laboratory Department of Biology, Andalas University. This study
to determine the appropriate type of growth medium for multiplication of glomus
isolated from rhizosphere Pternandra echinata. The experiment used a Completely
Randomized Design with 3 treatments and 9 replications. The treatment consisted of
the type of mediumi.e. sand, zeolite, and zeolite sand. The results showed that
growth medium gives a significant effect on the increase of corn height and number
of leaves. Meanwhile, the spore density and dry weight of the root of corns
showednon significantly different between all treatments. All treatments showed that
corns were highly infected by glomus spores. In general, all growth medium were
suitable for multiplication of glomus spores isolated from the rhizosphere
Pternandra echinata Jack.
Keywords : Effectivity, Glomus, Growth Medium

iv

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mikoriza merupakan hubungan simbiosis mutualisme antara fungi dengan perakaran
tanaman tingkat tinggi. Kehadiran Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) penting bagi
ketahanan suatu ekosistem, stabilitas tanaman dan pemeliharaan serta keragaman
tumbuhan dan meningkatkan produktivitas tanaman (Moreira, Dilmar dan Tsai,
2007). Selain itu mikoriza membantu kerja perakaran tanaman, mikoriza juga
mampu meningkatkan toleransi tanaman terhadap keadaan lingkungan yang tidak
menguntungkan seperti kekeringan dan salinitas (Brundrett et al., 1996; Delvian,
2006). FMA merupakan salah satu jenis fungi tanah yang memiliki tingkat
penyebaran tinggi, karena kemampuannya bersimbiosis dengan hampir 90% jenis
tanaman (Setiadi, 2001).
Keberadaan fungi mikoriza di alam tersebar luas, artinya fungi mikoriza
hampir ada dalam kondisi tanah apapun, seperti halnya di hutan. Fatimah (2010)
menjelaskan bahwa hutan pendidikan dan penelitian biologi (HPPB) memiliki
biodiversitas tinggi yang berpotensi

untuk dieksplorasi. Tanaman yang menjadi

starter awal pada suksesi hutan secara alami adalah tanaman pionir. Tanaman pionir
yang terdapat di plot permanen HPPB UNAND yang mempunyai Laju Pertumbuhan
Diameter Relatif (RGRD) yang tertinggi diantaranya adalah Pternandra echinata

Jack. Tingginya laju pertumbuhan beberapa tanaman pionir ini kemungkinan
didukung oleh mikroba tanah seperti mikoriza.
Beberapa genus FMA yang umum dijumpai adalah Glomus, Gigaspora,
Acaulospora dan Scutellospora (Brundrett et al., 1996). Contesa (2012) dalam
penelitiannya menemukan 4 genus FMA indigenous di beberapa tanaman pionir
HPPB. Glomus merupakan genus yang paling banyak ditemukan untuk setiap

2

rizosfer tumbuhan pionir yang diamati. Clark (1997) menyatakan bahwa Glomus
memiliki masa dormansi yang singkat, mempunyai daya kecambah cukup baik dan
waktu kecambah paling cepat yaitu sekitar ± 6 minggu.
Glomus mampu meningkatkan hasil pertumbuhan tanaman, seperti jarak
pagar (Irianto, 2009), manggis (Gustian, 2008), sorgum (Nurbaity, Setiawan,
Mulyani, 2011), sebagai pengendalian nematoda Sista Kuning Globodera
rostochiensis Woll. pada tanaman kentang (Restiawan, 2009).
Setiap FMA memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam membantu
meningkatkan pertumbuhan tanaman. Dengan demikian, pemilihan isolat FMA yang
benar-benar kompatibel dengan tanaman yang dibudidayakan perlu dilakukan.
Kelangkaan dan kekurangan isolat FMA adalah salah satu faktor pembatas

penggunan FMA secara luas. Upaya untuk mendapatkan isolat dari suatu ekosistem
tertentu dapat dimulai dengan melakukan eksplorasi FMA, pemurnian isolat-isolat
dari lapangan dan dilanjutkan dengan perbanyakan yang sudah ada. Terakhir
dilakukan perbanyakan inokulum dari isolat terpilih (Delvian, 2006).
FMA hidup bersimbiosis dengan tanaman inang yang responsif dan memiliki
perakaran yang banyak (Simanungkalit, 2003) karena hal ini akan berpengaruh
terhadap pembentukan asosiasi pada akar dan sporulasi FMA (Gunawan, 1993).
Tanaman inang yang biasa digunakan untuk perbanyakan FMA adalah Zea mays
karena sistem perakarannya yang baik untuk pembentukan mikoriza, dan memiliki
daya adaptasi yang bagus (Delvian, 2006).
Perbanyakan spora FMA membutuhkan kesesuaian antara tanaman inang dan
media tumbuh. Sumber bahan media (carrier) merupakan komponen terpenting
dalam perbanyakan inokulan FMA, dengan syarat dapat diperoleh dalam jumlah
besar, ringan, bersifat porus, homogen dan murah (Prematuri dan Faiqoh, 1999).

3

Ada beberapa media yang biasa digunakan untuk memperbanyak spora FMA
diantaranya adalah pasir dan zeolit. Pasir memiliki kapasitas tukar kation yang tinggi
dan aerasi yang lebih baik dibandingkan tanah sehingga dapat digunakan sebagai

media pertumbuhan tanaman (Gunawan, 1993). Zeolit baik digunakan sebagai media
tanam karena bersifat stabil dan tidak mudah berubah atau rusak karena siraman air
(Bertham, 2003).
Delvian (2006) menggunakan media zeolit untuk memperbanyak spora FMA
yang berasal dari isolat kawasan hutan pantai, sedangkan Suswanti (2012)
menggunakan pasir steril untuk memperbanyak spora FMA yang berasal dari rizosfer
tanaman pisang.
Ketersediaan inokulan dalam kuantitas dan kualitas yang baik merupakan
faktor penting dalam penggunaan FMA dalam skala yang lebih luas. Untuk itu
dilakukan pengujian jenis media tanam yang kompatibel dalam perbanyakan
inokulan spora Glomus maka dilakukanlah penelitian ini dengan judul “Efektivitas
Media Tanam untuk Perbanyakan Spora Glomus Hasil Isolasi dari Rizosfer
Pternandra echinata Jack.”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan paparan dari latar belakang penelitian maka dapat dikemukakan
permasalahan : Apa jenis media tanam yang sesuai untuk perbanyakan Glomus hasil
isolasi dari rizosfer Pternandra echinata pada beberapa jenis media tanam?.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui jenis media tanam yang
efektif dalam perbanyakan Glomus hasil isolasi dari rizosfer Pternandra echinata.


4

Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang media yang
efektif dalam perbanyakan spora Glomus.
1.4 Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah jenis media yang digunakan akan memberikan hasil
yang berbeda

dalam perbanyakan spora Glomus hasil isolasi dari rizosfer

Pternandra echinata