PENERAPAN PEMBELAJARAN ANGKLUNG DIATONIS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERMAIN MUSIK ANAK.

(1)

PENERAPAN PEMBELAJARAN ANGKLUNG DIATONIS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERMAIN MUSIK ANAK

(Penelitian Tindakan Kelas pada kelompok B di TK Al Madina

Kota Serang-Banten Tahun Ajaran 2012-2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Pendidikan Anak Usia Dini

Oleh Sri Widya Utami

0801799

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013


(2)

PENERAPAN PEMBELAJARAN ANGKLUNG DIATONIS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERMAIN MUSIK ANAK

(Penelitian Tindakan Kelas pada Kelompok B di TK Al Madina Kota Serang-Banten Tahun Ajaran 2013-2014)

Oleh Sri Widya Utami

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Fakultas Ilmu Pendidikan

© Sri Widya Utami 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

September 2013

Hak cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotocopy, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(3)

SRI WIDYA UTAMI

PENERAPAN PEMBELAJARAN ANGKLUNG DIATONIS

UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERMAIN MUSIK ANAK

(Penelitian Tindakan Kelas pada Kelompok B di TK Al Madina Kota Serang-Banten Tahun Ajaran 2013-2014)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

PEMBIMBING I

Toni Setiawan Sutanto, S. Pd, M. Sn NIP. 197402262001121002

PEMBIMBING II

I Gusti Komang Aryaprastya, M. Hum NIP. 197703122008121001

Diketahui oleh

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Dr. Ocih Setiasih, M.Pd NIP. 1960070719860122002


(4)

PENERAPAN PEMBELAJARAN ANGKLUNG DIATONIS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERMAIN MUSIK ANAK

(Penelitian Tindakan Kelas pada Kelompok B di TK Al Madina Kota Serang-Banten Tahun Ajaran 2013-2014)

Disetujui dan Disahkan Oleh :

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Indonesia

Dr. Ocih Setiasih, M. Pd NIP. 196007071986012002 Penguji I

Leli Kurniawati, S. Pd, M. Mus NIP. 132252248

Penguji II

Rita Maryana, M. Pd NIP. 197803082001122001

Penguji III

Yeni Rachmawati, M. Pd NIP. 197303082000032001


(5)

ABSTRAK

PENERAPAN PEMBELAJARAN ANGKLUNG DIATONIS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERMAIN MUSIK ANAK

(Penelitian Tindakan Kelas pada kelompok B di TK Al Madina

Kota Serang-Banten Tahun Ajaran 2013-2014)

SRI WIDYA UTAMI 0801799

Penelitian ini dilatarbelakangi adanya permasalahan yang ditemukan di TK Al Madina yaitu keterampilan bermain musik yang kurang berkembang dengan baik. Hal tersebut menjadi alasan yang mendasari rumusan masalah 1. Bagaimana kondisi objektif keterampilan bermain musik anak kelompok B di TK Al Madina Serang Banten?, 2. Bagaimana penerapan pembelajaran angklung diatonis dalam rangka meningkatkan keterampilan bermain musik anak kelompok B di TK Al Madina Serang Banten?, 3. Bagaimana peningkatan keterampilan bermain musik anak kelompok B di TK Al Madina Serang Banten setelah diterapkan pembelajaran angklung diatonis? Dengan tujuan untuk memperoleh gambaran tentang penerapan pembelajaran angklung diatonis untuk meningkatkan keterampilan bermain musik anak. Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian adalah anak kelompok B di TK Al Madina yang berjumlah 17 orang anak. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, studi leteratur dan dokumentasi. Analisis data menggunakan teknik deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui pembelajaran angklung diatonis mengalami peningkatan dalam hal kemampuan dasar bermusik, antara lain : kemampuan mendengar; peka terhadap syair dan pesan lagu dalam pembelajaran angklung, tepat menirukan ketukan dan nada angklung. Kemampuan meragakan; bernyanyi sesuai nada dan irama, memainkan lagu dengan angklung. Kemampuan berkreativitas; kemampuan berkreasi dalam mengungkapkan isi dan pesan musik dengan perbuatan berupa nyanyian, gerakan dan permainan alat musik angklung atau mengkolaborasikannya. Hal ini juga didukung oleh persentase peningkatan jumlah anak yang dikategorikan baik (sesuai indikator dalam kegiatan). Pada siklus pertama 21%, siklus kedua 52% dan siklus ketiga 72%. Rekomendasi bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran angklung antara lain guru hendaknya memiliki kemampuan dasar bermusik serta menggunakan media yang sederhana dan mudah dimainkan oleh anak.


(6)

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN LEMBAR PERSEMBAHAN

ABSTRAK……… i

KATA PENGANTAR………. ii

UCAPAN TERIMA KASIH………... iii

DAFTAR ISI……… v

DAFTAR BAGAN………... vii

DAFTAR TABEL……… vii

DAFTAR DIAGRAM……….. vii

DAFTAR GRAFIK……….. vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………. 1

B. Rumusan Masalah………... 5

C. Tujuan Penelitian……… 6

D. Manfaat Penelitian……….. 7

E. Metode Penelitian………... 7

F. Lokasi dan Subjek……….. 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Keterampilan Bermain Musik………. 9

1. Pengertian Keterampilan Bermain Musik………. 9

2. Karakteristik Musik Untuk Anak……….. 10

3. Tahapan Perkembangan Musik Anak………... 12

4. Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Bermain Musik Anak……… 13

5. Pengembangan Keterampilan Dalam Bermusik………... 15

6. Manfaat Bermain Musik……… 16

B. Pembelajaran Musik……… 17

1. Pembelajaran Musik Anak……… 17

2. Tujuan pembelajaran musik Anak……… 18

3. Faktor-faktor yang Mendukung Pembelajaran Musik Anak……… 19

4. Strategi Pembelajaran Musik Anak……….. 20

C. Angklung Diatonis……….. 22

1. Sejarah Angklung Diatonis………... 22

2. Penggunaan Angklung Diatonis……… 24


(7)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian………... 28

B. Lokasi dan Subjek Penelitian……….. 29

C. Definisi Operasional……… 30

D. Prosedur Penelitian……….. 31

E. Instrument Penelitian………... 33

F. Teknik Pengumpulan Data……….. 35

G. Teknik Analisis Data……….. 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian………... 41

B. Pembahasan………. 62

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan……….. 68

B. Rekomendasi………... 69

DAFTAR PUSTAKA……… 70


(8)

DAFTAR BAGAN BAGAN

2.1 Perolehan Kemampan Dasar Musik……… 15

DAFTAR TABEL

TABEL

4.1 Data Tenaga Pendidik………. 40

4.2 Data Subjek Penelitian……… 41

4.3 Persentase Perkembangan

Bermain Musik Pra Tindakan………. 46

4.4 Rencana Kegiatan Siklus I……….. 48

4.5 Persentase Perkembangan

Bermain Musik Siklus I……….. 51

4.5 Rencana Kegiatan Siklus II………. 55

4.7 Persentase Perkembangan

Bermain Musik Siklus II………. 57

4.8 Rencana Kegiatan Siklus III……… 59 4.9 Persentase Perkembangan

Bermain Musik Siklus III……… 60

DAFTAR DIAGRAM DIAGRAM

4.1 Persentase Perkembangan

Bermain Musik Pra Tindakan……….. 47

4.2 Persentase Perkembangan Keterampilan

Bermain Musik Siklus I………... 53

4.3 Persentase Perkembangan Keterampilan

Bermain Musik Siklus II………. 58

4.4 Persentase Perkembangan Keterampilan

Bermain Musik Siklus III……… 61

4.5 Persentase Rata-rata Perkembangan

Keterampilan Bermain Musik Siklus I, II, III………. 62

DAFTAR GRAFIK GRAFIK

4.1 Peningkatan Persentase Keterampilan


(9)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Manusia merupakan makhluk yang paling sempurna diantara makhluk-makhluk lainnya. Manusia sebagai individu dibekali berbagai macam potensi yang sangat bermanfaat bagi kehidupan dirinya. Potensi yang diberikan pada manusia sangat beragam, salah satunya adalah potensi dalam hal bermusik.Musik memiliki kemampuan untuk dapat menghadirkan suasana yang menyenangkan dan hampir semua orang menyenangi musik, sehingga sangat memungkinkan musik dijadikan sebagai alat pembelajaran yang efektif. Banyak terdapat penelitian dan pendapat para ahli mengenai manfaat perkembangan yang dapat dimiliki dari mendengarkan musik bagi anak. Mengenalkan anak pada alunan musik sejak dini merupakan hal yang baik untuk dilakukan. Hal tersebut, selain dapat memunculkan ketertarikan anak untuk lebih mendalami dunia musik, musik juga merupakan seni yang memiliki banyak manfaat. Berkaitan dengan hal tersebut, Simanjuntak dalam Maula (2010) menulis dalam artikelnya bahwa :

Kebiasaan berlatih musik akan menyeimbangkan kemampuan otak kiri dan otak kanan. Selain itu, musik dapat meningkatkan daya ingat anak untuk proses belajar dan penyimpanan informasi. Singkat kata, musik dapat berguna untuk meningkatkan kecerdasan anak. Bermain musik dapat membantu koordinasi antara indera dan motorik anak yang sering mendengarkan musik, kepekaan pendengarannya akan terlatih untuk menangkap bunyi. Hal ini dapat mengembangkan kemampuan sinkronisasi ritme dan urutan-urutan gerakan.

Begitu juga yang diungkapkan Sperry dan Orritein (1999:12) menyatakan bahwa :


(10)

2

Manusia memiliki dua sisi/belahan otak yang dihubungkan oleh jaringan saraf yang luar biasa kompleksnya yang disebut “Corpus Callosum”. Kedua sisi/belahan ini secara dominan berhubungan dengan tipe aktivitas yang berbeda. Otak kiri menangani angka, logika, organisasi dan hal-hal yang memerlukan pikiran rasional. Sebaliknya otak kanan menangani dimensi yang berbeda, seperti warna, ritme, daya cipta dan artistik. Untuk menyeimbangkan otak kiri, perlu dimasukkan musik dan estetika untuk memberikan umpan balik yang positif bagi anak.

Kemampuan anak dalam bermusik perlu dikembangkan karena merupakan salah satu kemampuan yang sangat memungkinkan untuk dikembangkan menjadi keterampilan dimasa yang akan datang. Hurlock (Katmini dan Tanjung, 2005: 31) menjelaskan bahwa masa kanak-kanak merupakan masa yang ideal untuk mempelajari keterampilan tertentu. Hurlock juga mengemukakan beberapa alasan mengapa hal tersebut bisa terjadi sebagai berikut :

1)Anak-anak senang mengulang-ngulang sehingga mereka dengan senang hati bersedia mengulang suatu aktivitas sampai dengan mereka terampil melakukannya; 2) anak-anak bersifat pemberani sehingga tidak terhambat oleh rasa takut/ragu-ragu untuk melakukan sesuatu; 3) anak-anak mudah dan cepat belajar karena tubuh mereka masih sangat lentur dan juga keterampilan yang mereka miliki masih sangat sedikit sehingga keterampilan yang baru dikuasai tidak mengganggu keterampilan yang telah ada.

Musik merupakan kekuatan dasar yang sangat efektif untuk menenangkan dan sebagai inspirasi bagi banyak orang. Anak diharapkan mengembangkan dan berlatih dalam kegiatan bermusik karena dapat merangsang kecerdasannya. Untuk itu, pada masa ini anak harus mendapatkan stimulasi yang baik sesuai dengan kebutuhan. Bermain musik dapat meningkatkan keterampilan dan kreativitas dan juga memberi kesenangan pada siapa pun. Musik dapat menjadi salah satu fasilitas untuk menyalurkan daya imajinasi dan emosi. Dengan demikian emosi dan kepribadian anak itu dapat berkembang kearah yang positif. Oleh karena itu musik merupakan bagian dari seni yang tak terpisahkan dari kehidupan kita.


(11)

3

Musik juga dapat memberi pengetahuan lebih kepada anak sekaligus menstimulasi kemampuan matematika karena dalam bermusik anak harus memahami tempo dan ketukan-ketukan setiap nada. Lamanya suatu nada dibunyikan harus dihitung secara teliti. Namun dengan demikian, pembelajaran musik tidak semata-mata dapat diselenggarakan di TK dengan begitu saja, tetapi lebih dari itu kegiatan tersebut harus diimbangi dengan berbagai usaha yang dapat mengarahkan kepada tujuan pembelajaran yang baik dan sesuai dengan perkembangan anak. Musik sangat berperan bagi perkembangan anak. Menurut Gardner dalam Suprapti, 2006:2 bahwa :

Seorang anak akan tumbuh dan berkembang dengan baik apabila mendapat suatu stimulus atau rangsangan yang baik sesuai tahap-tahap perkembangannya, baik itu dari aspek perkembangan fisik dan aspek perkembangan mental atau psikisnya yang mempengaruhi terhadap pembentukan mentalitas anak tersebut.

Banyaknya guru TK khususnya yang berada di daerah yang masih belum memahami dan menganggap proses keceriaan anak dalam bermusik sebagai jalan yang penting untuk mengoptimalkan proses tumbuh kembang anak. Hal tersebut terlihat dari pandangan mereka yang menyatakan bahwa anak yang pintar itu adalah anak yang dapat membaca, menulis dan berhitung dengan baik terutama dikhususkan untuk kelompok B, di mana hanya menekankan pembelajaran pada kemampuan kognitif dan bahasanya saja supaya anak bisa lebih siap untuk memasuki jenjang pendidikan selanjutnya.

Seperti yang terjadi di TK Al Madina kota Serang Banten, khususnya pada kelompok B, peneliti mengamati kemampuan dasar musiknya masih rendah yang meliputi kemampuan mendengar dan meragakan saja. Hampir setiap anak ketika bernyanyi hanya mengikuti cara yang diajarkan gurunya saja.

Pada observasi yang telah dilakukan bahwa TK Al Madina hanya memiliki alat musik keyboard dan itupun jarang sekali digunakan karena ketidakmampuan guru-guru untuk menggunakannya dalam kegiatan pembelajaran. Tetapi ketua yayasan dari sekolah tersebut mengutarakan keinginannya untuk diadakannya pembelajaran yang menjunjung tinggi nilai kebudayaan daerah serta anak-anak maupun guru dapat menggunakannya secara langsung sehingga terampil dalam


(12)

4

bermusik. Maka dari itu peneliti menyarankan untuk mencoba mempelajari alat musik angklung dimana alat musik ini merupakan alat musik tradisional yang sangat sederhana, aman bagi anak dan mudah dimainkan oleh anak. Menurut Sumaatmaja (Musbikin, 2009:123) mengemukakan bahwa :

Musik tradisional memiliki nada dan ritme yang luar biasa, salah satunya adalah alat musik angklung dengan komposisi yang sudah diatur sebagai alternatif musik yang bisa memicu perkembangan kecerdasan anak.

Setelah peneliti menjelaskan mengenai alat musik angklung dari bagaimana cara menggunakan sampai pada manfaat bagi anak usia dini, beliau pun sangat tertarik untuk segera mengadakan alat musik angklung di sekolahnya untuk dijadikan kegiatan pembelajaran musik bagi anak didiknya. Peneliti pun menyarankan untuk membeli alat musik angklung yang baik di tempat yang sudah sangat ternama yaitu di Saung Angklung Udjo, di mana di tempat tersebut terdapat berbagai jenis angklung menurut jenis dan kegunaannya. Maka dari itu peneliti memilih angklung yang sesuai penggunaannya untuk anak usia TK yaitu angklung diatonis.

Dalam pementasannya, seni angklung ini memerlukan personal yang banyak agar menghasilkan nada dan ritme yang indah. Angklung memiliki banyak keunggulan dibanding beberapa alat musik lain. Angklung mudah dimainkan, tidak berbahaya, membuat suasana jadi meriah, dan bentuknya yang menarik. Bahkan kebanyakan anak-anak usia tiga tahun sudah bisa main angklung. Cara main yang cuma digoyang sekaligus melatih motorik mereka. Ketika dimainkan berkelompok makin banyak manfaatnya. Anak-anak bisa belajar kerjasama, disiplin, dan berkoordinasi.

Kelebihan lain adalah angklung memiliki motto 5 M, yaitu: mudah, murah, menarik, missal dan mendidik serta permainannya ini dimainkan secara berkelompok. Kalau alat musik lain masih bisa dimainkan secara individual, maka angklung ini hanya bisa dimainkan dengan baik jika dilakukan oleh orang banyak. Kelebihan ini membuat setiap anggota yang tergabung dalam grup angklung merasa memiliki peran yang sama dalam komunitas. Kekosongan satu posisi akan berdampak pada keharmonisan permainan secara keseluruhan.


(13)

5

Hal lain yang mendasari bahwa angklung dapat digunakan dalam kegiatan di sekolah adalah angklung secara yuridis formal telah mendapatkan sambutan yang positif dari pemerintah sejak lama yang tersurat pada Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 082/1968 tentang Penetapan Angklung Sebagai Alat Pendidikan Musik, menyatakan bahwa :

Angklung yang mula-mula sebagai alat permainan kemudian terdapat hal-hal yang penting dan menonjol dalam bidang character building seperti kerja sama, gotong royong, disiplin, kecermatan, ketangkasan, tanggung jawab dan lain-lainnya, yang kemudian meningkat kepada hal-hal yang berarti dalam pendidikan seni suara, seperti membangkitkan perhatian terhadap musik, menghidupkan musikalitas, mengembangkan rasa ritme, rasa melodi, rasa harmoni, dan lain-lain.

Atas dasar latar belakang di atas, sebagai calon pendidik anak usia dini penulis merasa perlu mengkaji lebih dalam tentang “Penerapan Pembelajaran

Angklung Diatonis Untuk Meningkatkan Keterampilan Bermain Musik Anak” yang akan dilakukan di TK Al Madina kota Serang Banten, karena penggunaan alat musik angklung ini sangat jarang ditemukan di sekolah Taman Kanak-kanak, khususnya provinsi Banten. Maka dari itu peneliti mencoba untuk menerapkan alat musik angklung dalam pembelajaran musik tentunya dengan bantuan guru kelas serta guru khusus dibidang musik. Penulis berharap pengkajian masalah ini dapat menjadi masukan bagi pendidik anak usia dini khususnya guru Taman Kanak-kanak dalam memilih kegiatan bermusik anak dengan menggunakan media/alat musik yang menarik bagi anak sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kecerdasan musikal anak.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan judul dan latar belakang yang telah diungkapkan diatas, maka peneliti mengidentifikasi masalah yang diangkat dalam penelitian. Secara umum rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana penerapan pembelajaran angklung diatonis dalam rangka meningkatkan keterampilan bermain musik anak.


(14)

6

Rumusan masalah dalam penelitian ini dituangkan ke dalam pertanyaan peneliti sebagai berikut ini :

1. Bagaimana kondisi objektif keterampilan bermain musik anak kelompok B di TK Al Madina Serang Banten?

2. Bagaimana penerapan pembelajaran angklung diatonis dalam rangka meningkatkan keterampilan bermain musik anak kelompok B di TK Al Madina Serang Banten?

3. Bagaimana peningkatan keterampilan bermain musik anak kelompok B di TK Al Madina Serang Banten setelah diterapkan pembelajaran angklung diatonis?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian yang akan dilakukan dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana penerapan pembelajaran angklung diatonis untuk meningkatkan keterampilan bermain musik anak di TK Al Madina.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk menjawab permasalahan serta memaparkan tujuan yang ingin dicapai pada kegiatan penelitian. Tujuan khusus yang dimaksud adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui kondisi objektif keterampilan bermain musik anak kelompok B di TK Al Madina Serang Banten.

b. Untuk mengetahui penerapan pembelajaran angklung diatonis dalam rangka meningkatkan keterampilan bermain musik anak kelompok B di TK Al Madina Serang Banten.

c. Untuk mengetahui peningkatan keterampilan bermain musik anak kelompok B di TK Al Madina Serang Banten setelah diterapkan pembelajaran angklung diatonis.


(15)

7

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoritis

a) Sebagai sumbangan pikiran dalam keilmuan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini mengenai penerapan pembelajaran angklung diatonis untuk meningkatkan keterampilan bermain musik anak.

b) Penggunaan dan pemilihan metode memiliki pengaruh dalam menentukan baik atau buruknya kemampuan peserta didik yang akan dikembangkan.

c) Memberikan kontribusi dalam rangka pembelajaran angklung diatonis yang dapat meningkatkan keterampilan bermain musik anak.

2. Manfaat Praktis

a) Memberikan informasi tentang penerapan pembelajaran angklung diatonis dalam meningkatkan keterampilan bermain musik anak. b) Menambah wawasan peneliti dan Guru mengenai penerapan

pembelajaran angklung diatonis sebagai media yang dapat digunakan dalam meningkatkan keterampilan bermain musik anak.

E. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas. Kegiatan penelitian ini bertujuan untuk memperoleh suatu gambaran tentang penerapan pembelajaran alat musik angklung diatonis untuk meningkatkan keterampilan bermain musik anak kelompok B di TK Al Madina.

Penelitian ini dilaksanakan dalam proses pengkajian yang berulang-ulang dengan empat tahapan, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Pertama, pada tahap ini peneliti merencanakan jenis tindakan yang akan dilakukan secara matang dengan guru. Kedua, tahap ini merupakan pelaksanaan tindakan yang telah direncanakan. Ketiga, peneliti


(16)

8

mengamati proses pelaksanaan tindakan. Keempat, berdasarkan dari hasil pengamatan, peneliti dan guru melakukan refleksi terhadap penerapan yang diberikan.

Hasil dari refleksi akan digunakan sebagai pertimbangan dalam membuat perencanaan bagi siklus selanjutnya jika ternyata tindakan yang dilakukan belum berhasil, maka dilakukan siklus selanjutnya sehingga mencapai hasil yang ditetapkan.

F. LOKASI DAN SUBJEK PENELITIAN

Lokasi penelitian adalah TK Al Madina yang beralamat di Jl. H. Sanusi RT. 03 / RW. 04 No. 47 Waringin Kurung Kec. Kramat Watu Serang-Banten dan subjek pada penelitian ini adalah siswa dan siswi TK Al Madina di kelompok B yang berjumlah 17 anak, terdiri dari 6 anak perempuan dan 11 anak laki-laki.


(17)

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penerapan pembelajaran angklung diatonis untuk meningkatkan keterampilan bermain musik anak, yaitu dengan menggunakan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.

Menurut Arikunto (2009:3) menyatakan bahwa “penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa”.

Menurut Hopkins (Muslich, 2009:8) penelitian tindakan kelas adalah”suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif, yang dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakannya dalam melaksanakan tugas dan memperdalam pemahaman terhadap kondisi dalam praktik pembelajaran”.

Sedangkan Kemmis dan Mc. Taggart menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah “studi yang dilakukan untuk memperbaiki diri sendiri, pengalaman kerja sendiri, yang dilaksanakan secara sistematis, terencana dan dengan sikap mawas diri”.

Berdasarkan ketiga definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa PTK merupakan penelitian yang dilakukan secara sistematis terhadap tindakan guru mulai dari perencanaan sampai dengan peniliaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar mengajar dengan tujuan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan. Melalui PTK diharapkan keterampilan guru dalam menghadapi permasalahan di dalam kelas semakin meningkat. Oleh karena itu, pada pelaksanaan PTK memiliki ciri khusus yaitu small class, collaborative, self evaluation siklus dan partisipatori.


(18)

29

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif. Bogdan dan Taylor (dalam Maula, 2012: 64) mengungkapkan bahwa penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Pada penelitian kualitatif peneliti berkomunikasi langsung dengan subjek yang diteliti serta dapat mengamati mereka sejak awal sampai akhir proses penelitian. Adapun ciri-ciri penelitian kualitatif menurut Wiraatmadja dalam Maula (2012: 64) adalah sebagai berikut :

1. Menggunakan lingkungan alamiah tempat kejadian dan pelaku manusia berlangsung sebagai sumber data.

2. Peneliti adalah instrument utama penelitian. 3. Data yang dihasilkan sifatnya deskriptif.

4. Fokus diarahkan kepada persepsi dan pengalaman partisipasi 5. Proses sama pentingnya dengan produk.

Merujuk pada beberapa pendapat yang telah diungkapkan di atas, peneliti mengharapkan melalui PTK ini dapat menemukan realitas tentang peningkatan keterampilan bermain musik anak TK Al Madina melalui kegiatan pembelajaran angklung diatonis, kemudian hasil dari penelitian ini dideskripsikan ke dalam bentuk karya tulis ilmiah.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini berlokasi di TK Al Madina yang beralamat di Jl. H. Sanusi RT. 03 / RW. 04 No. 47 Waringin Kurung Kec. Kramat Watu Serang-Banten. Subjek penelitian yang akan diteliti adalah anak kelompok B yang berjumlah 17 anak, terdiri dari 6 anak perempuan dan 11 anak laki-laki. Alasan memilih lokasi tersebut adalah karena pada observasi dan wawancara awal dengan ketua Yayasan TK tersebut bahwa beliau sangat ingin diadakannya pembelajaran yang menjunjung tinggi nilai kebudayaan daerah yaitu salah satunya dengan menggunakan alat musik angklung, mengingat alat musik angklung merupakan alat musik yang sederhana, aman bagi anak dan mudah dimainkan oleh anak.


(19)

30

C. Definisi Operasional

1. Keterampilan Bermain Musik

Terampil atau cekatan adalah kepandaian melakukan sesuatu dengan cepat dan benar (Soemarjadi, Muzni Ramanto, Wikdati Zahri,1991:2).

Keterampilan bermain musik merupakan kepandaian atau kemampuan seseorang untuk bernyanyi serta memainkan alat musik dengan benar serta dapat menghasilkan nada atau suara yang disusun sedemikan rupa melalui rasa (feeling) sehingga mengandung irama, lagu dan keharmonisan.

2. Angklung Diatonis

Angklung diatonis merupakan angklung yang menggunakan sistem nada kromatik, yaitu tangga nada yang terdiri dari 12 nada per oktaf. Angklung diatonis pertama kali dibuat oleh Daeng Sutigna. Angklung diatonis ini digunakan untuk mengiringi lagu-lagu berbahasa Indonesia dan lagu-lagu Barat dan disajikan meniru orkes gaya Barat dengan jumlah pemain yang banyak. Mempertimbangkan jumlah pemain yang banyak dan cara permainan harus disiplin, maka pemerintah Indonesia telah mengeluarkan surat keputusan No. 082 tahun 1968 yang menyatakan bahwa Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia menetapkan angklung sebagai alat pendidikan musik.

Adapun yang dimaksud dengan pembelajaran angklung diatonis dalam penelitian ini merupakan pembelajaran musik di TK yang tentunya menggunakan alat musik angklung diatonis yang dibawakan dengan jumlah murid yang banyak, khususnya kelompok B di TK Al Madina. Pada kegiatan pembelajarannya, anak kelompok B diarahkan untuk bermain angklung dalam suatu kelompok besar membawakan satu lagu yang sudah ditetapkan guru. Dengan begitu anak diharapkan dapat bekerjasama dalam menciptakan harmonisasi yang indah dalam membawakan sebuah lagu.


(20)

31

D. Prosedur Penelitian

Dalam tahap pelaksanaan tindakan, peneliti berperan untuk merancang pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan bermain musik anak melalui angklung diatonis, bekerja dengan guru selaku praktisi dalam melaksanakan tindakan yang direncanakan serta mendampingi guru dengan memberikan arahan, motivasi dan stimulus agar guru dapat melaksanakan perannya berdasarkan rencana.

Prosedur penelitian ini mengikuti tahap-tahap penelitian tindakan kelas yang terdiri atas pengamatan, perencanaan, dan pelaksanaan tindakan. Pelaksanaan tindakan ini terdiri dari beberapa siklus. Setiap siklus terdiri atas tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi.

1. Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan meliputi pembuatan rancangan pembelajaran serta mempersiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan anak didik dalam proses pembelajaran sebagai alat peraga, dalam hal ini penggunaan angklung diatonis untuk meningkatkan keterampilan bermain musik anak TK Al Madina kelompok B yang berlokasi di Kec. Kramat Watu Serang Banten.

2. Pelaksanaan Tindakan

Penelitian ini bersifat kolaboratif antara peneliti dan guru kelas B di TK Al Madina yang dilaksanakan pada bulan April 2013. Dalam pelaksanaan penelitian tindakan, peran peneliti adalah merancang teknik yang akan digunakan dalam pembelajaran, bekerja sama dengan guru dalam melaksanakan tindakan serta mendampingi guru dengan memberikan arahan, motivasi dan stimulus agar guru dapat melaksanakan perannya berdasarkan rencana. Sehingga apa yang menjadi tujuan dari penelitian ini tercapai dan dapat menghasilkan peningkatan prestasi belajar yang lebih baik.

3. Pengamatan

Kegiatan pengamatan dalam penelitian ini adalah dengan mengumpulkan data yang dilakukan dengan perekaman data, dan hasil pelaksanaan


(21)

32

kegiatan. Adapun tujuannya adalah mengumpulkan bukti hasil tindakan agar dapat dievaluasi dan dijadikan landasan dalam melakukan refleksi. 4. Refleksi

Refleksi dilakukan analisis data mengenai proses, masalah, dan hambatan yang dijumpai serta dampak dari pelaksanaan tindakan.

Secara garis besar tahapan yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas digambarkan dalam bagan di bawah ini:

Gambar 3.1

Desain Penelitian Tindakan Kelas Arikunto (2009:16)

Penjelasan:

Tahap 1 Menyusun rancangan tindakan

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan. Istilah untuk cara ini adalah penelitian kolaborasi.

Perencanaan SIKLUS I

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS II

Pengamatan

Pelaksanaan

Pelaksanaan Refleksi

Refleksi


(22)

33

Tahap 2 pelaksanaan tindakan

Tahap ke 2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu menggunakan tindakan kelas.

Tahap ke 3 pengamatan atau observasi

Tahap ke 3, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat.

Tahap 4 Refleksi

Tahap ke 4 merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun, yang kembali ke langkah semula. Jadi penelitian tindakan tidak pernah menjadi kegiatan tunggal, tetapi selalu harus berupa rangkaian kegiatan yang akan kembali jika belum tercapai apa yang diharapkan.

E. Instrumen Penelitian

Menyusun instrumen pada dasarnya adalah menyusun alat evaluasi, karena mengevalusi adalah memperoleh data tentang sesuatu yang diteliti, dan hasil yang diperoleh dapat diukur menggunakan standar yang telah ditentuakan sebelumnya oleh peneliti.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pedoman observasi (pengamatan) digunakan untuk memperoleh data

tentang aktivitas anak selama penelitian berlangsung dengan membubuhkan tanda cheklist pada lembar observasi.

2. Pedoman wawancara merupakan alat berupa pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal untuk memperoleh gambaran mengenai pembelajaran angklung diatonis di TK Al Madina.

3. Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang terjadi pada saat penelitian berlangsung, dokumentasi berupa gambar dan tulisan.


(23)

34

Kisi-kisi Instrumen

Sub Variabel Indikator

Teknik Pengumpulan Data Sumber Data 1. Kemampuan mendengar

a. Peka terhadap syair dan pesan lagu dalam pembelajaran angklung

Observasi Anak

b. Tepat menirukan ketukan dan nada dalam permainan angklung

Observasi Anak

2. Kemampuan meragakan

a. Bernyanyi sesuai nada dan

irama Observasi Anak

b. Memainkan lagu dengan

angklung Observasi Anak

3. Kemampuan berkreativitas

Kemampuan berkreasi dalam mengungkapkan isi dan pesan musik dengan perbuatan yang berupa nyanyian, gerakan dan permainan alat musik atau mengkolaborasikan nya Observasi Anak 4. Strategi pembelajaran

a. Memberikan kesempatan kepada anak untuk memainkan alat musik

Wawancara Guru

b. Memberi stimulus pada anak agar termotivasi pada bidang musik

Wawancara Guru

c. Memberikan pengalaman


(24)

35

F. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi

Observasi atau pengamatan berarti setiap kegiatan untuk pengukuran. Dalam hal ini pengamat harus jeli dalam mengamati baik itu ketika menatap kejadian, gerak, atau proses. Dengan kata lain pengamatan disini yaitu pengamatan dengan menggunakan indera penglihatan yang berarti tidak menggunakan pertanyaan–pertanyaan.

2. Wawancara

Wawancara (interview) adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara (pengumpul data) kepada responden dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam dengan alat perekam (tape recorder). Wawancara merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian kualitatif.

3. Studi Literatur

Teknik pengumpulan data ini dilakukan terhadap berbagai sumber tulisan berupa teori-teori dari para ahli yang relevan sebagai bahan studi awal yang melandasi penelitian.

4. Dokumentasi

Dokumentasi dimaksudkan untuk melengkapi data dari hasil wawancara, observasi dan studi literatur. Badudu dalam Maula (2012: 82) mengartikan dokumentasi adalah semua tulisan yang dikumpulkan dan disimpan yang dapat digunakan bila diperlukan juga gambar atau foto. Dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan catatan yang berbentuk tulisan, gambar berupa foto maupun rekaman audio visual dari aktivitas yang dilakukan selama penelitian berlangsung.


(25)

36

G. Teknik Analisis Data

Proses analisis data yang dilakukan pada penelitian ini berlangsung dari awal penelitian yaitu mulai dari observasi, perencanaan, pelaksanaan sampai dengan refleksi terhadap tindakan. Setelah terkumpul, data dianalisis dengan menggunakan deskriftif kualitatif. Kegiatan pengumpulan dan analisis data yang benar serta tepat merupakan inti dari suatu penelitian. Data yang diperoleh dengan cara deskriftif kualitatif melalui tiga tahap yaitu reduksi data, paparan data, dan penyimpulan (Tim Pelatih Proyek PGSM, 1997: 73) berikut penjelasnnya :

1. Reduksi data merupakan proses penyederhanaan data yang dilakukan melalui penyelesaian dan pemfokusan terhadap masalah menjadi informasi yang bermakna.

2. Paparan data merupakan proses penampilan data secara sederhana dalam bentuk paparan naratif.

3. Penyimpulan merupakan proses pengambilan intisari dari sajian data yang singkat, padat namun mengandung pengertian yang luas.

Hasil dari analisis data penelitian divalidasi. Validasi data dilakukan untuk menjaga validitas dan objektivitas data temuan lapangan. Dalam penelitian ini, validasi data yang dilakukan merujuk kepada pendapat Wiriatmaja (Kurniasih, 2010:58) bahwa agar data yang diperoleh peneliti memiliki validitas dan objektivitas yang tinggi diperlukan beberapa persyaratan berikut:

1. Teknik triangulasi memungkinkan untuk mendapatkan informasi dan sumber lain mengenai kebenaran lain tentang data penelitian melalui kegiatan diskusi yang dilakukan setiap akhir pelaksanaan pembelajaran. Sumber lain yang dapat digunakan untuk konfirmasi hasil penelitian adalah guru kelas dan anak yang terlibat langsung dalam penelitian.


(26)

37

2. Teknik member-check dilakukan untuk mengecek kebenaran dan kesahihan data temuan peneliti dengan cara mengkonfirmasikannya dengan sumber data. Adapun untuk menunjang hasil data peneliti divalidasi dengan cara mengkonsultasikan hasil temuan kepada para ahli, dalam hal ini peneliti mengkonsultasikan kepada pembimbing untuk mendapatkan arahan dalam penyusunan hasil pelaporan di lapangan.

3. Audit Trial yaitu memeriksa kesalahan-kesalahan metode maupun prosedur yang digunakan peneliti dalam mengambil kesimpulan, dimana peneliti dapat mendiskusikannya dengan teman sejawat.

4. Expert Opinion yaitu melakukan pengecekan data atau informasi temuan penelitian kepada para ahli yang profesional.


(27)

69

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari analisis dan pembahasan mengenai peningkatan keterampilan bermain musik anak melalui pembelajaran angklung diatonis yang dilakukan pada anak kelompok B TK Al Madina dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Kondisi objektif keterampilan bermain musik anak di TK Al Madina pada saat pra tindakan belum terlihat berkembang. Hal tersebut dikarenakan kegiatan bermusik pada TK tersebut masih sangat kurang. Kegiatan bermusik yang teramati hanya dengan bernyanyi saja serta menirukan gerakan yang guru contohkan.

2. Proses pembelajaran angklung dilakukan secara bertahap dari mulai apersepsi, mengajarkan anak bagaimana cara memengang dan membunyikannya, sampai pada memberikan kesempatan kepada anak untuk bermain angklung secara langsung dengan membawakan lagu yang sederhana.

3. Perkembangan keterampilan bermain musik mengalami peningkatan setelah dilaksanakannya pembelajaran angklung diatonis. Perkembangan tersebut terlihat dari kemampuan mendengar, meragakan dan berkreativitas. Anak peka terhadap syair dan pesan lagu, anak mampu meniru dan meragakan dalam memainkan angklung sesuai nada dan ketukan.


(28)

70

B. Rekomendasi

Berdasarkan kajian teoritis dari hasil penelitian yang dilakukan, maka rekomendasi dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Guru TK

a. Guru hendaknya memiliki kemampuan dasar bermusik seperti bagaimana cara bernyanyi, menari serta memainkan alat musik dengan baik. Selain itu guru juga perlu memahami bagaimana cara menyampaikan informasi kepada anak mengenai aturan main kegiatan dengan baik agar kegiatan yang dilakukan terasa menyenangkan bagi anak.

b. Guru sebaiknya menggunakan media yang sederhana, menarik bagi anak, mudah dimainkan oleh anak dan tidak berbahaya bagi anak. Tentunya penggunaan media tersebut harus sesuai dengan kemampuan dan karakteristik anak usia TK, salah satunya adalah menggunakan alat musik angklung.

2. Bagi peneliti

Peneliti berharap dengan adanya hasil temuan dari penelitian ini dapat menjadi masukan atau ide baru bagi peneliti lainnya untuk mengangkat permasalahan lain mengenai peningkatan keterampilan bermain musik anak melalui alat musik angklung.


(29)

71

DAFTAR PUSTAKA

Alam, Shakti Dwi. (2011). Skripsi: Pembelajaran Angklung Sered di SDN (Induk Pengembangan Kesenian) Moch. Toha Singaparna Kabupaten Tasikmalaya. Bandung: FPBS UPI.

Alsiani, Regina. (2009). Apa Itu Seni?. Tersedia : http://teater35.blogspot.com. [Akses : 16 januari 1011].

Arikunto, S. Suhadjono dan Supardi. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.

Ganjar Kurnia. (2003). Deskripsi kesenian Jawa Barat. Bandung : Dinas Kebudayaan & Pariwisata Jawa Barat.

Indriani, Hanny. (2005). Skripsi: Penggunaan Angklung Pa Daeng dalam Pembelajaran Tangga Nada Minor di Kelas Dua SMPN 1 Ciamis. Bandung: FPBS UPI.

Kamtini dan Tanjung. (2005). Bermain Melalui Gerak dan Lagu di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Depdiknas

Mahmud, AT. (1995). Musik dan Anak. Jakarta: Depdikbud.

Masunah, dkk. (2003). Angklung di Jawa Barat, Sebuah Perbandingan. Bandung: P4ST UPI.

Maula, Nurul Hidayatul. (2012). Skripsi: Meningkatkan Musikalitas Anak Melalui Kegiatan Bermain Angklung Badud. Bandung: PG PAUD UPI

Musbikin, Imam. (2009). Kehebatan Musik Untuk Mengasah Kecerdasan Anak. Jogjakarta : Power Books.

NN. (2008). Angklung Baik Untuk Anak. Tersedia : http://elazhar.multiply.com. [Akses : 16 Januari 2011].


(30)

72

NN. (2009). Manfaat Mendengarkan Musik dan Bermain Musik Bagi Anak. Tersedia : http://www.gen22.net. [Akses : 1 Oktober 2013].

Prabowo, Utami. (2010). Keterampilan Bermain Musik. Tersedia : http://wienmuziek.blogspot.com. [Akses : 1 Oktober 2013].

Rasyid, Fathur. (2010). Cerdaskan Anakmu dengan Musik. Jogjakarta: Diva Pers

Sary, Teti Nur. (2011). Skripsi: Pembelajaran Angklung Pada Kegiatan Ekstrakurikuler di SMP Negeri I Subang. Bandung: FPBS UPI.

Subhan, Fauzia. (2012). Musik dan Perkembangan Anak. Tersedia : http://ruangbacadantulis.blogspot.com. [Akses : 1 Oktober 2013].

Sujiono, Nurani Y. (2010). Bermain Kreatif. Jakarta : PT Indeks.

Wikipedia. (2010). Angklung. Tersedia : http://id.wikipedia.org. [Akses : 24 Januari 2010].

Wiramihardja, Obby AR. (2010). Sejarah Angklung di Indonesia. Tersedia : http://angklungisindonesia.com. [Akses : 24 Januari 2010].

Zulfikar, Achmad. (2010). Seni Musik. Tersedia : http://www.gudangmateri.com. [Akses : 20 Januari 2011].


(1)

G. Teknik Analisis Data

Proses analisis data yang dilakukan pada penelitian ini berlangsung dari awal penelitian yaitu mulai dari observasi, perencanaan, pelaksanaan sampai dengan refleksi terhadap tindakan. Setelah terkumpul, data dianalisis dengan menggunakan deskriftif kualitatif. Kegiatan pengumpulan dan analisis data yang benar serta tepat merupakan inti dari suatu penelitian. Data yang diperoleh dengan cara deskriftif kualitatif melalui tiga tahap yaitu reduksi data, paparan data, dan penyimpulan (Tim Pelatih Proyek PGSM, 1997: 73) berikut penjelasnnya :

1. Reduksi data merupakan proses penyederhanaan data yang dilakukan melalui penyelesaian dan pemfokusan terhadap masalah menjadi informasi yang bermakna.

2. Paparan data merupakan proses penampilan data secara sederhana dalam bentuk paparan naratif.

3. Penyimpulan merupakan proses pengambilan intisari dari sajian data yang singkat, padat namun mengandung pengertian yang luas.

Hasil dari analisis data penelitian divalidasi. Validasi data dilakukan untuk menjaga validitas dan objektivitas data temuan lapangan. Dalam penelitian ini, validasi data yang dilakukan merujuk kepada pendapat Wiriatmaja (Kurniasih, 2010:58) bahwa agar data yang diperoleh peneliti memiliki validitas dan objektivitas yang tinggi diperlukan beberapa persyaratan berikut:


(2)

2. Teknik member-check dilakukan untuk mengecek kebenaran dan kesahihan data temuan peneliti dengan cara mengkonfirmasikannya dengan sumber data. Adapun untuk menunjang hasil data peneliti divalidasi dengan cara mengkonsultasikan hasil temuan kepada para ahli, dalam hal ini peneliti mengkonsultasikan kepada pembimbing untuk mendapatkan arahan dalam penyusunan hasil pelaporan di lapangan.

3. Audit Trial yaitu memeriksa kesalahan-kesalahan metode maupun

prosedur yang digunakan peneliti dalam mengambil kesimpulan, dimana peneliti dapat mendiskusikannya dengan teman sejawat.

4. Expert Opinion yaitu melakukan pengecekan data atau informasi


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari analisis dan pembahasan mengenai peningkatan keterampilan bermain musik anak melalui pembelajaran angklung diatonis yang dilakukan pada anak kelompok B TK Al Madina dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Kondisi objektif keterampilan bermain musik anak di TK Al Madina pada saat pra tindakan belum terlihat berkembang. Hal tersebut dikarenakan kegiatan bermusik pada TK tersebut masih sangat kurang. Kegiatan bermusik yang teramati hanya dengan bernyanyi saja serta menirukan gerakan yang guru contohkan.

2. Proses pembelajaran angklung dilakukan secara bertahap dari mulai apersepsi, mengajarkan anak bagaimana cara memengang dan membunyikannya, sampai pada memberikan kesempatan kepada anak untuk bermain angklung secara langsung dengan membawakan lagu yang sederhana.

3. Perkembangan keterampilan bermain musik mengalami peningkatan setelah dilaksanakannya pembelajaran angklung diatonis. Perkembangan tersebut terlihat dari kemampuan mendengar, meragakan dan berkreativitas. Anak peka terhadap syair dan pesan lagu, anak mampu meniru dan meragakan dalam memainkan angklung sesuai nada dan ketukan.


(4)

B. Rekomendasi

Berdasarkan kajian teoritis dari hasil penelitian yang dilakukan, maka rekomendasi dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Guru TK

a. Guru hendaknya memiliki kemampuan dasar bermusik seperti bagaimana cara bernyanyi, menari serta memainkan alat musik dengan baik. Selain itu guru juga perlu memahami bagaimana cara menyampaikan informasi kepada anak mengenai aturan main kegiatan dengan baik agar kegiatan yang dilakukan terasa menyenangkan bagi anak.

b. Guru sebaiknya menggunakan media yang sederhana, menarik bagi anak, mudah dimainkan oleh anak dan tidak berbahaya bagi anak. Tentunya penggunaan media tersebut harus sesuai dengan kemampuan dan karakteristik anak usia TK, salah satunya adalah menggunakan alat musik angklung.

2. Bagi peneliti

Peneliti berharap dengan adanya hasil temuan dari penelitian ini dapat menjadi masukan atau ide baru bagi peneliti lainnya untuk mengangkat permasalahan lain mengenai peningkatan keterampilan bermain musik anak melalui alat musik angklung.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Alam, Shakti Dwi. (2011). Skripsi: Pembelajaran Angklung Sered di SDN (Induk

Pengembangan Kesenian) Moch. Toha Singaparna Kabupaten

Tasikmalaya. Bandung: FPBS UPI.

Alsiani, Regina. (2009). Apa Itu Seni?. Tersedia : http://teater35.blogspot.com. [Akses : 16 januari 1011].

Arikunto, S. Suhadjono dan Supardi. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.

Ganjar Kurnia. (2003). Deskripsi kesenian Jawa Barat. Bandung : Dinas Kebudayaan & Pariwisata Jawa Barat.

Indriani, Hanny. (2005). Skripsi: Penggunaan Angklung Pa Daeng dalam

Pembelajaran Tangga Nada Minor di Kelas Dua SMPN 1 Ciamis. Bandung:

FPBS UPI.

Kamtini dan Tanjung. (2005). Bermain Melalui Gerak dan Lagu di Taman

Kanak-kanak. Jakarta: Depdiknas

Mahmud, AT. (1995). Musik dan Anak. Jakarta: Depdikbud.

Masunah, dkk. (2003). Angklung di Jawa Barat, Sebuah Perbandingan. Bandung: P4ST UPI.


(6)

NN. (2009). Manfaat Mendengarkan Musik dan Bermain Musik Bagi Anak. Tersedia : http://www.gen22.net. [Akses : 1 Oktober 2013].

Prabowo, Utami. (2010). Keterampilan Bermain Musik. Tersedia :

http://wienmuziek.blogspot.com. [Akses : 1 Oktober 2013].

Rasyid, Fathur. (2010). Cerdaskan Anakmu dengan Musik. Jogjakarta: Diva Pers

Sary, Teti Nur. (2011). Skripsi: Pembelajaran Angklung Pada Kegiatan

Ekstrakurikuler di SMP Negeri I Subang. Bandung: FPBS UPI.

Subhan, Fauzia. (2012). Musik dan Perkembangan Anak. Tersedia :

http://ruangbacadantulis.blogspot.com. [Akses : 1 Oktober 2013].

Sujiono, Nurani Y. (2010). Bermain Kreatif. Jakarta : PT Indeks.

Wikipedia. (2010). Angklung. Tersedia : http://id.wikipedia.org. [Akses : 24 Januari 2010].

Wiramihardja, Obby AR. (2010). Sejarah Angklung di Indonesia. Tersedia :

http://angklungisindonesia.com. [Akses : 24 Januari 2010].

Zulfikar, Achmad. (2010). Seni Musik. Tersedia : http://www.gudangmateri.com. [Akses : 20 Januari 2011].