JOURNAL PUBLIKASI Upaya Meningkatkan Kemampuan Bercerita Dengan Penggunaan Media Buku Cerita Bergambar TK Kemiri 02 Kebakkramat Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013.

JOURNAL PUBLIKASI
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA DENGAN
PENGGUNAAN MEDIA BUKU CERITA BERGAMBAR TK
KEMIRI 02 KEBAKKRAMAT KARANGANYAR
TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Prasyarat
Guna Mencapai Derajat Strata 1
Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

Disusun Oleh

SRI TYASTUTI
NIM. A. 53A100051

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
TAHUN 2013

ABSTRAK,

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA DENGAN
PENGGUNAAN MEDIA BUKU CERITA BERGAMBAR TK
KEMIRI 02 KEBAKKRAMAT KARANGANYAR
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Sri Tyastuti A. 53A100051 Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013, 104 halaman
Tujuan penelitian ini adalah tujuan umum adalah untuk meningkatkan kemampuan
bercerita anak pada kelompok A TK Kemiri 02 Kebakkramat, Karanganyar Tahun
Pelajaran 2012/2013. Dan tujuan khusus adalah untuk meningkatkan kemampuan
bercerita anak melalui media buku cerita bergambar pada kelompok A TK Kemiri 02
Kebakkramat, Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013. Jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian tindakan (action ressearch) dengan bentuk penelitian
PTK. Subjek penelitian adalah seluruh anak yang berada di Taman Kanak-Kanak
Kemiri 02 Kebakkramat Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 16
siswa. Metode pengumpulan data yang dipergunakan adalah observasi partisipan,
dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data menggunakan model induktif interaktif,
komponen pokok analisis induksi interaktif yaitu reduksi data, sajian data dan
penarikan kesimpulan aktivitasnya dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses
pengumpulan data sebagai suatu siklus. Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan dapat diketahui bahwa Kemampuan bercerita anak Taman Kanakkanak Kemiri 02 Karanganyar pada pra siklus yang dinyatakan tuntas ada 6 anak

dari 16 anak (37,5 %), sedangkan yang belum tuntas ada 10 anak dari 16 anak (62,5
%). Pada siklus I dinyatakan tuntas ada 11 anak dari 16 anak (68,8 %), sedangkan
yang belum tuntas ada 5 anak dari 16 anak (31,2 %). Kemampuan bercerita anak
Taman Kanak-kanak Kemiri 02 Karanganyar pada siklus II dinyatakan tuntas ada
15 anak dari 16 anak (93,75 %), sedangkan yang belum tuntas ada 1 anak dari 16
anak (6,25 %). Berdasarkan keterangan di atas maka dapat dibuat suatu kesimpulan
sebagai berikut: Melalui pembelajaran dengan media buku cerita bergambar dapat
meningkatkan kemampuan bercerita anak Taman Kanak-kanak Kemiri 02
Kebakkramat Karanganyar tahun pelajaran 2012/ 2013.
Kata Kunci: Meningkatkan, Kemampuan Bercerita, Media Buku Cerita Bergambar

1

2

PENDAHULUAN
Pendidikan anak usia dini (TK)

merupakan bentuk pendidikan yang


fundamental dalam kehidupan seorang anak yang pendidikan pada masa ini sangat
menentukan keberlangsungan anak itu sendiri juga bagi suatu bangsa. Untuk
keberhasilan pada pendidikan anak usia dini (TK) perlu mendapat perhatian yang
sangat serius dari semua pihak baik, pemerintah, masyarakat dan pihak-pihak lain
yang terkait dan memiliki perhatian terhadap pengembangan sumber daya manusia di
masa datang. Oleh karena itu, kebijakan dan standarisasi teknis pendidikan untuk
anak usia dini perlu dibuat dan disusun dengan pemikiran yang matang dan
menyeluruh.
Bertitik tolak pada identifikasi masalah dan mengertian di atas berdasarkan
analisis kemampuan dan daya dukung yang ada maka masalah yang segera mendapat
solusi adalah rendahnya kemampuan bercerita

lisan. Mengingat kemampuan

berceerita lisan merupakan hal yang sangat penting untuk dikembangkan. Usia 5 – 6
tahun, merupakan waktu yang tepat bagi anak untuk menguasai bahasa kedua dengan
lancar dan sesuai dengan pembicara asli.
Bercerita dalam pembelajaran merupakan bagian dari pembelajaran
berbicara dan peningkatan kemampuan berbicara. Bercerita itu sendiri adalah
menuturkan pengalaman, perbuatan yang pernah dilihat, atau bahan bacaan terhadap

terjadinya sesuatu atau juga disebut dongengan. Moeliono, dkk (2005: 165)
mengatakan bahwa bercerita adalah kemampuan menuturkan atau tuturan yang
membentangkan bagaimana terjadinya sesuatu hal, atau dongengan atau omongan.
Dengan demikian banyak pengetahuan tentang tema, topik, ide, gagasan dan
pengalaman melalui banyak membaca, siswa akan memiliki bahan yang lebih banyak
untuk dapat bercerita atau menceritakan kembali. Dengan demikian kemampuan
bercerita yang dimiliki siswa akan lebih baik yang memiliki relevansi kemampuan
bercerita menjadi lebih baik.
Menurut Moeslichatoen (2004 : 24) "metode - metode yang sesuai dengan
karakteristik anak usia TK yaitu bermain, karyawisata, bercakap-cakap, bercerita, ..".
Bercerita merupakan salah satu kegiatan yang anak senangi. Ketika bercerita anak
menyimak dan belajar bagaimana hubungan kata-kata yang didengar dalam peristiwa

3

pada cerita tersebut. Dengan kata lain anak memperoleh kosakata langsung dengan
makna kata yang terkandung didalamnya. Menurut Musfiroh (2008: 86):
"Mendengar cerita sama artinya dengan melakukan serangkaian kegiatan fonologis,
sintaksis, semantik, dan pragmatik. Selama menyimak cerita, anak belajar bagaimana
bunyi-bunyi yang bermakna diujarkan dengan benar, bagaimana kata-kata disusun

secara logis dan mudah dipahami, bagaimana konteks dan koteks berfungsi dalam
makna".
Bercerita merupakan kegiatan menyampaikan amanat atau pesan melalui
sejumlah kata-kata, dengan cara yang menarik melalui media atau nonmedia oleh
pencerita kepada pendengar sehingga pesan yang dimaksudkan dapat dimengerti.
Selain itu dari kegiatan bercerita si pencerita mengeluarkan banyak kosakata
sehingga anak-anak memperoleh kata kata baru dari kegiatan menyimak cerita
tersebut.
Salah satu permasalahan praktis dalam mencapai tujuan pengajaran adalah
mengenai penggunaan metode yang efektif serta media yang tepat, karena pada
umumnya guru mengajar kurang sesuai atau tidak dengan materi yang diajarkan
sehingga kurang berhasil tujuan yang akan dicapai. Mengasuh, membesarkan dan
mendidik anak merupakan tugas yang mulia yang tidak dapat lepas dari berbagai
macam halangan dan tantangan. Telah banyak usaha yang dilakukan orang tua untuk
memberikan bekal bagi anak-anaknya kelak di kehidupan yang akan datang. Adalah
harapan dan cita-cita para orang tua untuk memperkembangkan anak semaksimal
mungkin agar anak tersebut dapat berkembang secara maksimal, namun dalam
kenyataan kehidupan tidak semua orang tua dapat membimbing anak-anak untuk
menjadi manusia yang berguna bagi dirinya sendiri maupun lingkungannya. Oleh
karena itu orang tua berusaha menyekolahkan putra putrinya di suatu lembaga

pendidikan. Agar anak mampu berkembang di kelak kemudian hari maka orang tua
haruslah pandai-pandai dalam memilih lembaga pendidikan mana yang tepat untuk
anak-anaknya. Agar anak mampu mengikuti perkembangan pada dini (TK) nya maka
sebelum ia memasuki sekolah dasar maka anak seharusnya disekolahkan di Taman
Kanak-kanak ( TK ).
TK Kemiri 02 Kebakkramat merupakan salah satu TK yang berada pada
Desa Kemiri yang berada dekat pusat kecamatan Kebakkramat

memiliki

4

kemampuan yang hampir seragam karena saat masuk memiliki umur yang hampir
seragam yakni antara 5 tahun dan 6 tahun. Namun demikian bila ditinjau dari
prestasi belajar anak didik belum sesuai harapan guru maupun orang tua sebagai
pengguna pendidikan berdasarkan hasil observasi dan refleksi diri ada beberapa
masalah yang terjadi di TK Kemiri 02 Kebakkramat, yaitu adanya anak yang belum
mampu bercerita dengan baik di depan kelas, anak-anak yang belum bisa bercerita
tentang pengalamannya kepada orang lain dengan bahasanya sendiri, karena
rendahnya kemampuan anak didik dalam berceerita


lisan melalui bercerita di

sekolah. Bila masalah ini tidak segera mandapat solusi maka sangatlah sulit hasil
belajar anak didik mencapai hasil yang memuaskan.
Berkaitan dengan kemampuan bercerita anak di TK Kemiri 02 Kebakkramat
menunjukkan bahwa dari jumlah 16 siswa hanya 5 anak (± 31 %) yang mampu
menyampaikan cerita dengan baik di depan kelas, selebihnya yang berjumlah 11
siswa (± 69 %) belum mampu dan mau menyampaikan pengalamannya sehari-hari di
depan kelas. Oleh karena itu perlu adanya bimbingan dan arahan dari guru agar anak
mampu meningkatkan kemampuan bercerita dengan memanfaatkan media buku
cerita bergambar, dengan adanya media akan mempermudah materi sampai kepada
anak karena proses pengajaran tidak membosankan adapun data nama siswa yang
telah memiliki kemampuan bercerita maupun yang belum memiliki kemampuan
bercerita dapat dilihat pada tabel berikut:

5

Tabel 1.1.
Daftar Siswa TK Kemiri 02 Kebakkramat yang Memiliki Kemampuan bercerita dari Hasil

Observasi Awal Sebelum Pembelajaran Dengan Media Buku Cerita Bergambar

No

Nama Anak

Jenis

Keterangan

Kelamin
1

Aris

L

Belum Memiliki Kemampuan bercerita

2


Aulia

P

Belum Memiliki Kemampuan bercerita

3

Bayu

L

Belum Memiliki Kemampuan bercerita

4

Chelse

P


Telah Memiliki Kemampuan bercerita

5

Dava

P

Belum Memiliki Kemampuan bercerita

6

Fikal

L

Belum Memiliki Kemampuan bercerita

7


Helen

P

Belum Memiliki Kemampuan bercerita

8

Mutiara

P

Telah Memiliki Kemampuan bercerita

9

Marcelina

P

Belum Memiliki Kemampuan bercerita

10

Natanael

P

Telah Memiliki Kemampuan bercerita

11

Ravelina

P

Telah Memiliki Kemampuan bercerita

12

Rama

L

Belum Memiliki Kemampuan bercerita

13

Shila

P

Telah Memiliki Kemampuan bercerita

14

Selvi

P

Belum Memiliki Kemampuan bercerita

15

Satria

L

Belum Memiliki Kemampuan bercerita

16

Salsa

L

Belum Memiliki Kemampuan bercerita

Bercerita menggunakan buku cerita bergambar merupakan satu teknik yang
dapat dilakukan guru dalam mengajarkan kemampuan bercerita kepada anak-anak
sesuai apa yang dikemukakan oleh Nation dalam Cameron (2001 : 85) 'listed basic
techniques by which teachers can explain the meaning of new words, all of which
can be used in the young learner classroom : by demonstration or picture... pictures
from books.... Teknik dasar bercerita yang mana guru dapat menjelaskan arti dan
makna sebuah cerita yang digunakan di dalam kelas usia dini yaitu dengan
mendemonstrasikan atau gambar... atau menggunakan gambar dari buku.
Menggunakan buku cerita bergambar dapat memberikan kesempatan kepada anak
untuk dapat mengetahui urutan cerita karena anak-anak dapat mendengar cerita dan

6

melihat gambar dalam buku cerita tersebut. Menurut Musthafa (2008: 11) "Children
love to hear the story of storybooks. This language can enhance the oral English they
have been using in the classroom. The picture and your expression help children to
understand the vocabulary and the story. Children can see picture they have learned
come alive through storybook characters". Anak-anak senang mendengarkan cerita
dari buku cerita. Gambar ini dapat melatih kemampuan bercerita yang akan mereka
gunakan di dalam kelas. Gambar dan ekspresi guru dapat membantu anak untuk
memahami cerita. Anak-anak dapat melihat gambar yang telah mereka pelajari
dengan nyata melalui karakter buku cerita"..
Atas dasar uraian diatas, maka penulis ingin mengetahui : Upaya
Meningkatan Kemampuan Bercerita Anak Dengan Media buku cerita
bergambar pada anak kelompok A TK Kemiri 02 Kebakkramat, Karanganyar
tahun pelajaran 2012/2013.
Berpijak keterangan di atas maka masalah penelitian ini dirumuskan sebagai
berikut: Apakah dengan media buku cerita bergambar dapat meningkatkan
kemampuan bercerita anak kelompok A TK Kemiri 02 Kebakkramat, Karanganyar
tahun pelajaran 2012/2013? Adapun tujuan penelitian ini dilaksanakan dalam rangka
meningkatkan kemampuan bercerita anak melalui media buku cerita bergambar pada
kelompok A TK Kemiri 02 Kebakkramat, Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013

7

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di TK Kemiri 02 Kebakkramat

Karanganyar.

Penelitian dilaksanakan selama selama 3 bulan mulai bulan Maret 2013 sampai
dengan bulan Meii 2013. Subyek penelitian adalah Guru kelas serta siswa di Taman
Kanak-Kanak Pertiwi Kemiri 02 Kebakkramat Karanganyar tahun pelajaran
2012/2013. Obyek penelitian adalah kemampuan bercerita serta pembelajaran
dengan menggunakan media buku cerita bergambar.
Jenis penelitian adalah PTK dengan langkah-langkah
1. Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan untuk proses penelitian tindakan kelas ini
adalah menyusun RKH dan RBP dilanjutkan mendata seberapa banyak anak
yang kemampuan bercerita masih kurang serta menyiapkan perangkat
pengajaran dengan media buku cerita bergambar.
2. Pelaksanaan
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Anak – anak yang akan ditingkatkan kemampuan bercerita adalah
anak – anak yang kemampuan bercerita belum muncul saat di sekolah.
Adapun langkah yang dilakukan pada tahapan ini antara lain :
1) Pengumpulan data diri anak yang kemampuan kemampuan bercerita
belum muncul
2) Mengidentifikasi masalah yang dihadapi anak dan memecahkannya.
3) Menentukan program pengajaran yang tepat yakni Pembelajaran dengan
memainkan jari-jari tangan
b. Tahapan Pelaksanaan Tindakan
1) Guru menerapkan pembelajaran dengan media buku cerita bergambar
2) Anak belajar dalam situasi media buku cerita bergambar
3) Memantau perkembangan kemampuan bercerita yang terjadi pada anak.
c. Tahapan Observasi
Tindakan guru memonitor dan membantu anak jika menemui kesulitan
selama pengajaran dengan media buku cerita bergambar
d. Tahapan Refleksi
Mengadakan refleksi dan evaluasi dari kegiatan a, b, c.

8

Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi siklus I, dibuat siklus II yang
meliputi :
a. Tahap Perencanaan Tindakan
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
c. Tahap Observasi
d. Tahap Refleksi.
Demikian juga untuk siklus II, selanjutnya anak mampu memiliki
kemampuan bercerita .
Sumber data dapat ditemukan melalui pengamatan keseharian yang dilakukan
anak, dimana anak sebelumnya masih belum bisa bercerita dengan memainkan jarijari tangan , setelah berlatih dengan pembelajaran mampu bercerita dengan baik.
Dalam pengumpulan data yang dipergunakan peneliti ada 3 teknik. Teknik
tersebut adalah

Teknik Wawancara; Teknik Observasi; Metode Dokumentasi.

Keberhasilan kegiatan penelitian ini akan tercermin dengan adanya penigkatan yang
signifikan terhadap kemampuan bercerita. Adapun prosentase keberhasilan penelitian
tiap siklus dapat dilihat pada sebuh tabel.
Tabel Rata – rata Prosentase Keberhasilan Tiap Siklus

Keberhasilan penelitian
Rata – rata prosentase
kemampuan bercerita
anak dalam 1 kelas

Prasiklus

Siklus I

Siklus II

35 %

65 %

90 %

9

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian yang untuk meningkatkan kemampuan bercerita dengan iringan
musik perkusi dilakukan dalam 2 siklus mulai dari siklus I, siklus 2. Pada siklus 2
hasil

penelitian

menunjukkan

bahwa

meningkatkan kemampuan bercerita

penelitian

yang

dilakukan

berhasil

siswa Taman Kanak-Kanak Kemiri 02

Kebakkramat Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013. Secara keseluruhan dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel Rangkuman Perbandingan Hasil Kemampuan Bercerita Anak Taman Kanak-kanak
Kemiri 02 Kebakkramat Karanganyar selama Pembelajaran

No

Uraian

1

Rata-rata Skor
Rata-rata Nilai
dalam skl 100
Jumlah anak
yang tuntas
Ketuntasan
dalam %

2
3
4

Pra Sikl Siklus 1 Siklus 2

Peningkatan keberhasilan dari
Pra ke 1 Pra ke 2

1 ke 2

29

31

32

2

3

1

72.2

76.4

80.5

4.2

8.3

4.1

6

11

15

5

9

4

37.5

68.75

93.75

31.3

56.25

25

Berdasarkan tabel di atas senamtiasa terlihat adanya peningkatan dari pra
siklus ke siklus 1, dari pra siklus ke siklus 2 maupun siklus 1 ke siklus 2 ditinjau dari
rata-rata skor kemampuan bernyanyi, rata nilai dalam skala 100, jumlah anak yang
tuntas maupun prosentase ketuntasan anak dalam belajar.
Kemampuan bercerita

anak anak Taman Kanak-kanak

Kemiri 02

Kebakkramat Karanganyar pada pra siklus menunjukkan bahwa skor tertinggi adalah
33 (82,5 dalam skala 100), skor terendah 25 (62,5 dalam skala 100) dengan rata-rata
29 (72,5 dalam skala 100) sehingga siswa yang telah dinyatakan tuntas (memiliki
aktifitas menunjukkan kemampuan bercerita memadai atau memiliki nilai lebih 75
dalam skala 100) ada 6 anak dari 16 anak (37,5 %), sedangkan yang belum tuntas
ada 10 anak dari 16 anak (62,5 %).
Kemampuan bercerita anak anak Taman Kanak-kanak

Kemiri 02

Kebakkramat Karanganyarpada siklus I menunjukkan bahwa skor tertinggi adalah 34
(80 dalam skala 100), skor terendah 27 (67,5 dalam skala 100) dengan rata-rata 31

10

(77,5 dalam skala 100) sehingga siswa yang telah dinyatakan tuntas (memiliki
aktifitas menunjukkan kemampuan bercerita memadai atau memiliki nilai lebih 75
dalam skala 100) ada 11 anak dari 16 anak (68,8 %), sedangkan yang belum tuntas
ada 5 anak dari 16 anak (31,2 %)
Kemampuan bercerita anak Taman Kanak-kanak Kemiri 02 Kebakkramat
Karanganyar pada siklus II menunjukkan bahwa skor tertinggi adalah 35 (87,5 dalam
skala 100), skor terendah 29 (72,5 dalam skala 100) dengan rata-rata 30 (80 dalam
skala 100) sehingga siswa yang telah dinyatakan tuntas (memiliki aktifitas
menunjukkan kemampuan bercerita

memadai atau memiliki nilai lebih 75 dalam

skala 100) ada 15 anak dari 16 anak (93,75 %), sedangkan yang belum tuntas ada 1
anak dari 16 anak (6,25 %)
Dari deskripsi data diatas dapat dibuat suatu perbandingan antara sebelum
Siklus, Siklus I, Siklus 2 pada tabel sebagai:
Perbandingan Hasil Penilaian Kkemampuan Bercerita Anak Taman Kanak-kanak
Kemiri 02 Kebakkramat Karanganyar

Skor
Kemampuan
bercerita anak

Sebelum Siklus

Siklus I

Siklus II

1

25

1 siswa

- siswa

- Siswa

2

26

1 siswa

- siswa

- siswa

3

27

2 siswa

1 siswa

- siswa

4

28

4 siswa

2 siswa

- siswa

5

29

2 siswa

2 siswa

1 Siswa

6

30

2 siswa

2 siswa

4 siswa

7

31

2 siswa

3 siswa

1 siswa

8

32

1 siswa

4siswa

2 siswa

9

33

1 siswa

1 siswa

2Siswa

10

34

- siswa

1 siswa

5 siswa

11

35

- siswa

- siswa

1 siswa

12
15
16
17

Siswa yang tuntas
Prsn Siswa Tuntas
Siswa Tak Tuntas
Prsn Siswa Tak
Tuntas

6 siswa
37,5 %
12 siswa
62,5 %

11 siswa
68,75 %
5 siswa
31,25 %

15siswa
93,75%
1 siswa
6,25 %

No

Perkembangan Kemampuan bercerita anak

11

Dari tabel 4.4 di atas dapat dibuat diagram sebagai berikut :

Gambar 4.5. Histogram Perbandingan Hasil Post Test Kemampuan Bercerita Anak
TK pada Sebelum Siklus, Siklus I; Siklus II

12

SIMPULAN
Berdasarkan hasil pembehasan senamtiasa terlihat adanya peningkatan dari
pra siklus ke siklus 1, dari pra siklus ke siklus 2 maupun siklus 1 ke siklus 2 ditinjau
dari rata-rata skor kemampuan bernyanyi, rata nilai dalam skala 100, jumlah anak
yang tuntas maupun prosentase ketuntasan anak dalam belajar.Berdasarkan
keterangan di atas maka dapat dibuat suatu kesimpulan sebagai berikut: Melalui
pembelajaran dengan media buku cerita bergambar dapat meningkatkan kemampuan
bercerita anak Taman Kanak-kanak Kemiri 02 Kebakkramat Karanganyar tahun
pelajaran 2012/ 2013

13

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :
Rineka Cipta.
_______, 2008. PTK. Jakarta: Bumi Aksara.
Anggani Sudono, 2000. Sumber Belajar dan Alat Permainan. Jakarta. Grasindo
Am. Mangun Hardjana, 2003.
Yogyakarta. Kanisius.

Mengatasi Hambatan-Hambatan Kepribadian.

Bachri, S Bachtiar. 2005. Pengembangan Kegiatan Bercerita, Teknik dan
Prosedurnya. Jakarta: Depdikbud
Chosiyah, 2001. Layanan Bimbingan dan Konseling. Surakarta. UNS Pres.
Dimyati dan Mudjiono, 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Rineka Cipta.
Hanafan Bambang Purnomo, 2002.
Mandar Maju.

Memahami Dunia Anak-Anak. Bandung.

Hujair AH. Sanaky, 2009. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Safiria Insania Press.
Hurlock, B Elizabeth. 2006. Perkembangan Anak Jilid I. Jakarta: Erlangga.
HB Sutopo, 2003. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta. UNS Press.
Henry Guntur Tarigan, 2005. Berbahasa Sebagai suatu Ketrampilan Berbahasa.
Bandung : Angkasa.
H.B. Sutopo, 2002. Konsep-Konsep Dasar Penelitian Kualitatif. Surakarta : UNS.
http://riensulistyo.blogspot.com/2010/04/pengaruh-buku-cerita-bergambarterhadap.html
http://www.tkmujahidin1sby.com/2012/02/teknik-bercerita-ala-kak-bimo-part-3.html
Lexy J. Moloeng, 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. Remaja Karya.
Mulyono Abdurrahman, 1999. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta :
Rineka Cipta.
Musfiroh, Tadkiroatun. 2005. Bercerita Untuk Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas.

14

Nur Aeni E. 2000. Metode Pengembangan Kemampuan Berbahasa. Jakarta:
Depdiknas.
Nasution, 2003. Metode Research( Penelitian Ilmiah). Jakarta : Bumi Aksara.
Ngalim Purwanto, 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Pupuh Fathurrohman, 2009. Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep
Umum dan Konsep Islami. Bandung: Refika Aditama.
Purwanto Ngalim 2002. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Roesdakarya.
Reni Akbar Hawdi, 2002. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta. Grasindo
Rochiati Wiriaatmaja, 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas Untuk Meningkatkan
Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: Remaja Rosda Karya
Roestiyah NK. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Saleh, Chasimar, dkk. 1991. Pedoman guru Bidang Pengembangan Kemampuan
Berbahasa di TK. Jakarta: Depdikbud.
Sadiman Arif dkk, 2009. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya. Jakarta; Raja Grafindo Persada.
Slameto. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Sarumpaet,1998. Psikologi Pendidikan. Bandung. CV Remaja karya
Sugiyono, 2003. Metode Penelitian Administrasi. Bandung. Alfa Beta.
Sumadi Suryabrata, 2006. Metodologi Penelitian. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Syamsu Yusuf, 2002. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung. Remaja
Rosdakarya.
Tim Kamus, 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka.