PROFIL MOTIVASI BERPRESTASI DAN KONDISI FISIK ATLET BOLA BASKET KOTA BANJAR.

(1)

PROFIL MOTIVASI BERPRESTASI DAN KONDISI FISIK ATLET BOLA BASKET KOTA BANJAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Disusun oleh : Yusni Arie Apriansyah

0705281

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : YUSNI ARIE APRIANSYAH

NIM : 0705281

JUDUL : PROFIL MOTIVASI BEPRESTASI DAN KONDISI FISIK ATLET BOLA BASKET KOTA BANJAR

Disetujui Dan Disahkan Oleh : Pembimbing I

Drs. H. Dede Rohmat N, M.Pd., NIP. 196312091988031001

Pembimbing II

Drs. Dadan Mulyana, M.Pd., NIP. 195801171989031001

Jurusan Pendidikan Kepelatihan

Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Ketua,

Dr. Rd. Boyke Mulyana, M.Pd., NIP. 196210231989031001


(3)

SURAT PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PROFIL MOTIVASI

BERPRESTASI DAN KONDISI FISIK ATLET BASKET KOTA BANJAR” ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Oktober 2013 Yang membuat pernyataan,


(4)

ABSTRAK

Profil motivasi berprestasi dan kondisi fisik atlet bola basket Kota Banjar

Pembimbing 1 : Drs. H. Dede Rohmat N, M.pd., Pembimbing 2 : Drs. Dadan Mulyana, M.Pd.,

Yusni Arie Apriansyah* 0705281

Keadaaan fisik dan psikis sangat penting dalam mencapai prestasi. Motivasi menjadi pendorong sesorang untuk berlatih dan kondisi fisikmenjaminkemampuan sesesorangdalam berlatih. Motivasi bersifat dinamis artinya dapat berubah begitu pun dengan kondisi fisik. Rendahnya motivasi berprestasi dan kelelahan sering terjadi pada saat latihan. Pada saat menghadapi tekanan berat seperti pertandingan, motivasi menjadi turun terutama jika berhadapan dengan lawan yang lebih berat.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil motivasi berprestasi dan kondisi fisik atlet bola basket. Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Populasi dan sampel pada penelitian ini adalah atlet bola basket Kota Banjar (teknik sampling jenuh).

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dapat disimpulkan bahwa: komponen motivasi berprestasi dari dalam Kota Banjar lebih menonjol daripada motivasi berprestasi dari luar. Sedangkan dalam komponen kondisi fisik berada dalam kategori baik.

Saran penelitian adalah dilakukan penelitian dengan sampel yang lebih banayak agar diperoleh hasil penelitian yang lebih mewakili motivasi berprestasi dan kondisi fisik para atlet bola basket dalam menghasilkan prestasi yang baik.


(5)

ABSTRACT

Motivational profiles of top achievers and the physical condition of the city's basketball athlete Banjar

Supervisor 1: Drs. h. Dede Rohmat N, m. Pd., Supervisor 2 : Drs. Dadan Mulyana, m. Pd.

Yusni, Arie Apriansyah * 0705281

Psychic and physical Form is very important in achieving the feat. The motivation driving someone to be practicing and practicing in physical ability guarantee conditions. Motivation is dynamic meaning can be changed so a physical condition. Low motivation overachievers and fatigue often occurs at the time of exercise. In the face of heavy pressure as the game, the motivation being down especially if dealing with a heavier opponents.

The purpose of this research is to know the profile of the motivation of athlete's physical condition and an accomplished basketball. The methods used in this study the author is descriptive method by using the questionnaire as an instrument of research. Populations and samples in this research is the city's basketball athletes Banjar (sampling saturated).

Based on the results of processing and data analysis it can be concluded that: the motivational components of achievers in the town of Banjar more prominent than the motivation of overachievers from the outside. Whereas in the physical condition of the components are in a good category.

Research advice is do research with samples that are more that obtained research results are more representative of an accomplished motivational and physical condition of the basketball athlete in

generating good achievements.


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK………...

KATA PENGANTAR………

UCAPAN TERIMAKASIH……….…………..

DAFTAR ISI……….……..

DAFTAR TABEL………..

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………...………

B. Rumusan Masalah.………...……..

C. Tujuan Penelitian………...…... D. Manfaat Penelitian………...….. E. Batasan Penelitian………... F. Batasan Istilah...

BAB II TINJAUAN TEORETIS

A. Motivasi Berprestasi………...….………. B. Kondisi Fisik………...…... C. Permainan Bola Basket…...………... D. Teknik Dasar Permainan Bola Basket... BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian……….……….. B. Populasi dan Sampel………...……….... C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional…………... D. Teknik Pengumpulan Data………... E. Pengembangan Instrumen Penelitian.……….….……. F. Metode Analisis Data...………...…….

G. Penyajian Data……….

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

A. Deskripsi Hasil Penelitian ……….…... I ii iii v vii 1 5 5 5 6 6 8 13 18 21 22 23 24 27 27 32 34 35


(7)

B. Diskusi Penelitian……….………….………. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan……….………...

B. Saran……….………...

DAFTAR PUSTAKA………..………...

LAMPIRAN-LAMPIRAN………..………...

57 63 63 65 67

DAFTAR TABEL


(8)

2.1 Hierarki Kebutuhan Maslow ………...………... 11

3.1 Komponen dan Proses Penelitian Kuantitatif ... 23

3.2 Kisi-kisi Angket Tentang Profil Motivasi Berprestasi………. 25

3.3 Skla Likert………

28 3.4 Illinois Agility Run Test………... 32

4.1 Motivasi Internal Atlet Kota Banjar……….. 35

4.2 Kategori Kelas Motivasi Internal Atlet Kota Banjar………. 38

4.3 Tingkat Motivasi Internal secara individu Atlet Kota Banjar………… 38

4.4 Motivasi Eksternal Atlet Kota Banjar……… 41

4.5 Kategori Kelas Motivasi Eksternal Atlet Kota Banjar……….. 42

4.6 Tingkat Motivasi Berprestasi secara individu Atlet Kota Banjar…….. 42

4.7 Hasil Test Lari 30 meter Atlet Kota Banjar……….. 44

4.8 Hasil Test Lari Atlet Kota Banjar………. 45

4.9 Hasil Test Squat Jump Atlet Kota Banjar………. 47

4.10 Hasil Test Squat Jump Atlet Kota Banjar………. 47

4.11 Hasil Test Sit up Atlet Kota Banjar……….. 49


(9)

4.12 Hasil Test Sit Up Atlet Kota Banjar………. 49

4.13 Hasil Test Illinoise Atlet Kota Banjar……… 51

4.14 Hasil Test Agility Atlet Kota Banjar………. 51

4.15 Rata-rata skor Motivasi Internal Atlet Kota Bandung……….. 53

4.16 Kategori Kelas Motivasi Internal……….. 54

4.17 Rata-rata skor Motivasi Eksternal Atlet Kota Bandung……… 55

4.18 Kategori Kelas Motivasi Eksternal……… 55

4.19 Rata-rata Kondisi Fisik Atlet Kota Bandung………. 56

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Dikutip dari “Strengh and Power Development”…….. 14

Gambar 2.2. Ukuran Lengkap lapangan bola basket...……… 20

Gambar 3.1. Rute test Illionis………. 31

Gambar 4.1. Hasil angket Motivasi Internal Atlet Kota Banjar…... 37

Gambar 4.2. Hasil angket Motivasi Internal Atlet Kota Banjar…... 39

Gambar 4.3. Hasil angket Motivasi Eksternal Atlet Kota Banjar….. 41

Gambar 4.4. Hasil angket Motivasi Eksternal Atlet Kota Banjar….. 43

Gambar 4.5. Hasil Test Lari secara individu Atlet Kota Banjar...… 45

Gambar 4.6. Hasil Test Lari secara individu Atlet Kota Banjar... 46


(10)

Gambar 4.8. Hasil Test Squat Jump secara individu Atlet

Kota Banjar………. 48

Gambar 4.9. Hasil Test Sit Up secara individu Atlet Kota Banjar…. 50 Gambar 4.10. Hasil Test Sit Up secara individu Atlet Kota Banja….. 50 Gambar 4.11. Hasil Test Lari secara individu Atlet Kota Banjar... 52 Gambar 4.12. Hasil Test Kelincahan secara individu Atlet

Kota Banjar... 52 Gambar 4.13. Hasil Skor Motivasi Internal Kota Banjar dan

Kota Bandung... 54 Gambar 4.15. Hasil Skor Motivasi Ekternal Kota Banjar dan

Kota Bandung... 56 Gambar 4.15. Rata-rata Kondisi Fisik Atlet Kota Banjar dan Kota


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aspek mental dan fisik tidak dapat dipisahkan dari kegiatan para atlet dalam meraih prestasi. Motif menjadi pendorong seseorang untuk berlatih atau meraih prestasi terbaik dalam olahraga tidak terkecuali bola basket. Kata “motif”, diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang melakukan sesuatu. Motif adalah aspek mental yang turut mempengaruhi pencapaian prestasi terutama dalam olahraga seperti bola basket. Persoalan yang muncul adalah seolah-olah hanya aspek fisik yang mempengaruhi penampilan para atlet di lapangan. Ditegaskan Harsono (1998:101) bahwa: “Aspek psikologis sering diabaikan pelatih atau kurang diperhatikan pada waktu melatih.” Daya pendorong sangat penting bagi atlet utuk berprestasi.

Motif sulit dibuktikan, motif seseorang tampak dari perilaku yang tampil. Dorongan yang kuat terhadap prestasi dalam olahraga bola basket akan tampak dari keterlibatan para atlet bola basket seperti rajin berlatih, mencari referensi tentang model pelatihan seperti audio visual, membaca buku tentang pelatihan bola basket atau mengembangkan latihan sendiri. Agar terlibat dalam pelatihan bola basket seorang atlet harus memiliki motif yang tinggi. Dalam kata yang sederhana motif diartikan sebagai tujuan dan dasar perilaku berlatih para atlet bola basket. “Motif adalah sumber penggerak atau pendorong tingkah laku individu memenuhi kebutuhan untuk mencapai tujuan tertentu” (Setyobroto, 1993:62-63).

Salah satu motif yang dimiliki para atlet adalah motivasi berprestasi. Motivasi berprestasi merupakan suatu dorongan yang terjadi dalam diri individu untuk senantiasa meningkatkan kualitas tertentu dengan sebaik-baiknya atau lebih dari biasa dilakukan. Motivasi berprestasi dipandang sebagai motivasi sosial untuk mencapai suatu nilai tertentu dalam perbuatan seseorang berdasarkan standar atau kriteria yang paling baik, sehingga motivasi dan keterampilan saling melengkapi.


(12)

2

Motivasi berprestasi sebagai dorongan untuk berprestasi berdasarkan standar yang paling baik, seseorang yang memiliki kebutuhan untuk berprestasi yang kuat cenderung berkeinginan untuk sukses dalam menyelesaikan tugas-tugas pekerjaan yang bersifat menantang. Begitu juga jika tidak ada hasrat yang tinggi dan tidak mempunyai keterampilan, maka prestasi yang akan dicapai tetap buruk.

Menurut Mc Clelland motivasi berprestasi yang dikutip Sobur (2003: 285) menyatakan: “Suatu daya dalam mental manusia untuk melakukan kegiatan yang lebih baik, lebih cepat, lebih efektif dan lebih efisien daripada kegiatan yang dilaksanakan.”Selain itu ditegaskan kembali oleh Syaodih (2005: 70) bahwa motivasi berprestasi adalah: “Keinginan untuk berkompetisi baik dengan dirinya atau dengan orang lain dalam mencapai prestasi tertinggi.” Hasil optimal dapat dicapai kalau motivasi dan keterampilan memperoleh kepuasan dengan jalan menguasai tugas-tugas yang sukar dan menantang.

Selain aspek mental, aspek fisik sangat penting untuk menunjang kegiatan berlatih atau bertanding.Selain adanya motivasi berprestasi dalam diri atlet, ada upaya lain untuk mengembangkan dan meningkatkan prestasi atlet dalam olahraga yaitu latihan fisik untuk meningkatkan kualitas fisik.

Kondisi fisik memegang peranan penting dan dianggap menjadi faktor dasar bagi seorang atlet bola basket dalam berlatih dan bertanding. Seperti diungkapkan oleh Harsono ( 1988 : 153 ) kondisi fisik pemain baik maka :

1)akan ada peningkatan dalam kemampuan sistem sirkulasi dan kerja jantung 2)akan ada peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina kecepatan 3) akan ada ekonomi gerak yang lebih baik pada waktu bertanding 4) akan ada pemulihan yang lebih cepat dalam organ-organ tubuh setelah pertandingan 5) akan ada respon yang cepat dari organisme tubuh kita apabila sewaktu-waktu respon demikian diperlukan.

Kondisi fisik yang sangat menentukan kelancaran proses latihan maupun dalam pertandingan. Kondisi fisik yang baik akan menentukan keterlibatan atlet dalam pelatihan, interaksi atlet dengan pelatih serta kemampuan berlatih dalam jangka waktu yang cukup lama tanpa mengalami kelelahan. Atlet yang berlatih dengan baik serta mampu mengikuti latihan dalam tempo yang cukup lama lebih


(13)

3

memiliki kesempatan untuk mengembangkan prestasi dan kemampuannya dibandingkan dengan atlet yang memiliki kondisi fisik yang lemah. Bermain bola basket cukup melelahkan bagi atlet yang lemah. Memasukan bola kedalam keranjang, mendominasi permainan, bekerja sama sebagai tim akan lebih mudah dilakukan jika para pemain memiliki kondisi fisik yang baik.

Kedua aspek tersebut yaitu mental dan kondisi fisik sangat penting guna menunjang kemampuan teknik bermainbola basket seperti dribbling, passing, keseimbangan, lay up dan shooting. Pada saat mendribbling bola, atlet harus mampu bergerak lincah dengan kordinasi mata tangan dan kaki yang baik agarbola tetap dikuasai dan diarahkan ke titik lemah lawan untuk dilakukan penembakan ke ring lawan. Agar mampu menembak dengan tepat dan tenang, para atlet harus dalam kondisi fisik yang baik dan memiliki tujuan yang kuat agar bola masuk ke ring lawan. Aspek fisik dan motivasi berprestasi akan mempengaruhi pencapaian prestasi dalam permainan bola basket.

Permainan bola basket termasuk permainan yang memiliki gerakan yang kompleks, artinya gerakanya terdiri dari gabungan unsur-unsur yang terkoordinasi dengan baik. Bola basket merupakan permainan dengan tujuan memasukkan bola ke ring lawan. Untuk dapat mengendalikan bola dengan baik perlu melakukan teknik gerakan dengan baik. “Gerakan yang baik menimbulkan efisiensi kerja dan berkat latihan yang teratur berpengaruh terhadap efektivitas yang baik pula(P.B. Perbasi, 2002).” Agar dapat melakukan efisiensi kerja maka seorang atlet perlu didukung oleh kondisi fisik yang baik dan memiliki motivasi berprestasi yang kuat.

Dalam setiap cabang olahraga (bola basket), terutama olahraga yang bersifat kompetisi tentunya ingin mencapai hasil akhir yaitu pencapaian prestasi yang tinggi. Prestasi adalah hasil akhir yang dicapai setelah mencapai proses latihan, sehingga para atlet memiliki kemampuan dan keterampilan olahraga yang lebih tinggi. Guna menunjang prestasi perlu didukung oleh motivasi berprestasi yang kuat dan kondisi fisik prima.


(14)

4

Adapun menurut Harsono (1988:204) dalam komponen kondisi fisik, karakteristik kondisi cabang olahragabola basket adalah sebagai berikut : 1) Bahu: kekuatan otot. 2) Lengan: kekuatan otot, daya tahan otot. 3) Tungkai :

kekuatan otot, daya tahan otot, agilitas dan kelentukan. Kebutuhan komponen fisik dalam permainan bola basket adalah suatu hal yang sangat penting, karena tuntutan permainan relatif lebih tinggi intensitasnya lebih tinggi, maka tingkat mobilitas pemain pun harus tinggi.

Kota Banjar adalah salah satu kota di Jawa Barat yang memiliki perkembangan olahraga bola basket cukup pesat. Hal ini tampak dari adanya kegiatan ekstrakulikuler bola basket di setiap sekolah menengah atas, adanya lapangan bola basket di pusat-pusat kota yang disediakan pemerintah daerah, dan berdirinya klub-klub bola basket. Tampak pada sore hari di pelataran parkir sekolah yang memiliki lapangan bola basket dan banyak para atlet yang bermain bola basket.

Perkembangan tersebut harus ditunjang dengan pembinaan yang baik agar arah dan tujuan bermain bola basket dapat dikembangkan pada pencapaian prestasi maksimal. Salah satu bentuk pembinaan yang dapat dilakukan adalah mengembangkan aspek mental dan fisik agar para atlet mampu mencapai prestasi maksimal baik pada tingkat lokal maupun tingkat profinsi.

Hasil wawancara terhadap beberapa club olahraga bola basket di Kota Banjar diperoleh kesimpulan bahwa perlu adanya program latihan yang jelas serta peningkatan dan penguatan motivasi berprestasi dan kondisi fisik agar bermain bola basket dapat diarahkan pada prestasi. Beberapa atlet yang bermain bola basket mengemukakan sering merasa terhambat dalam berlatih akibat kurang jelasnya program latihan, rendahnya motivasi berprestasi dan kondisi fisik yang kurang maksimal. Sehingga faktor kelelahan sering terjadi pada saat latihan. Begitu juga pada saat menghadapi tekanan berat seperti pertandingan motivasi menjadi turun terutama jika berhadapan dengan lawan yang lebih berat.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian mengenai motivasi berprestasi dan kondisi fisik atlet bola basket di lihat dari pengaruh aspek psikologis terutama motivasi berprestasi dan aspek kondisi fisik terhadap pemain Kota Banjar.


(15)

5

Motivasi berprestasi dan kondisi fisik sangat penting dilakukan agar para pemain mengetahui bagaimana gambaran tentang kondisi fisik yang dimiliki. Gambaran tersebut dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk perbaikan. Bagi pelatih penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar bagi penyusunan program latihan. Tanpa adanya data yang bersifat ilmiah maka akan sulit untuk menyusun program yang baik. Jika penelitian tentang motivasi berprestasi dan kondisi fisik tidak dilakukan maka akan mengurangi efektifitas pencapaian prestasi para atlet khususnya di Kota banjar. Oleh karena itu, penulis ingin mengangkat penelitian ini dalam bentuk penelitian yang berjudul: “Profil Motivasi Berprestasi dan Kondisi Fisik Atlet Bola basket Kota Banjar.”

B. Rumusan Penelitian

Berdasar kan uraian latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah penelitian adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah profil motivasi berprestasi atlet bola basket Kota Banjar ? 2. Bagaimanakan gambaran kondisi fisik atlet bola basket Kota Banjar ? C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari permasalahan ini tidak terlepas daripermasalahan yang ada, tujuan tersebut adalah :

1. Untuk mengetahui profil motivasi berprestasi atlet bola basket Kota Banjar. 2. Untuk mengetahui gambaran yang jelas mengenai profil kondisi fisik atlet bola

basket Kota Banjar. D.Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk :

1. Secara teori, hasil penelitian deskriptif dapat menambah pengetahuan mengenai gambaran motivasi berprestasi dan kondisi fisik para pemain bola basket.


(16)

6

2. Secara praktik

a. Bagi Para pelatih, hasil penelitian dapat digunakan Sebagai bahan informasi untuk menyusun program latihan dan pengembangan kondisi fisik.

b. Bagi para atlet, hasil penelitian dapat dijadikan sebagai pendorong dalam meningkatkan prestasi dan motivasi dalam permainan bola basket.

c. Bagi peneliti, penelitian ini memberikan pengalaman berharga tidak hanya pada peningkatan kemampuan belajar meneliti tapi memberikan pengalaman berharga mengenai aspek-aspek yang penting dalam pengembangan prestasi bola basket di Kota Banjar.

E. Batasan Penelitian

Demi kelancaran dan terkendalinya pelaksanaan penelitian, maka penelitian ini dibatasi sebagai berikut :

1. Ruang Lingkup penelitian ini hanya menekankan pada motivasi berprestasi dan profil kondisi fisik atlet bola basket Kota Banjar.

2. Populasi dan Sampel yang menjadi objek penelitian ini adalah atlet bola basket Kota Banjar yang mengikuti tes kondisi fisik.

F. Batasan Istilah

Untuk menghindari terjadinya perbedaan penafsiran yang terdapat dalampenelitian ini, maka peneliti memberikan batasan-batsan istilah yang terdapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Profil. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 897). Profil adalah “ gambaran.” 2. Motif adalah dorongan. Motif tidak dapat diamati secara langsung tetapi dapat

diinterpretasikan dalam tingkah lakunya berupa ranggsangan dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu” (Adi dalam Uno 2011:3).

3. Menurut Mc Clelland motivasi berprestasi yang dikutip Sobur (2003: 285) menyatakan: “Suatu daya dalam mental manusia untuk melakukan kegiatan


(17)

7

yang lebih baik, lebih cepat, lebih efektif dan lebih efisien daripada kegiatan yang dilaksanakan.

4. Kondisi fisik menurut Sajoto (dalam Sidik, 2007:51) yaitu : ”kondisi fisik adalah salah satu persyaratan yang sangat diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi seorang atlet bahkan dapat dikatan sebagai keperluan yang tidak dapat ditawar-tawar lagi.”

5. Atlet menurut kamus besar bahasa Indonesia (2005:75) atlet adalah olahragawan (terutama yang memerlukan kekuatan, ketangkasan dan kecepatan).


(18)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian sangat penting dalam penelitian untuk memberi gambaran kepada peneliti tentang bagaimana langkah-langkah penelitian dilakukan, rumusan masalah penelitian. Sugiyono (2010:2) menjelaskan bahwa: “metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.”

Metode yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik tes. Menurut Sugiyono (2010:11), metode deskriptif adalah: “Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel, atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain.” Nazir (2003:54) sebagai berikut : “Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.”

Hal ini dikarenakan metode deskriptif dalam penelitian ini adalah metode yang mampu mengungkap, menggambarkan dan menyimpulkan variabel motivasi berprestasi dan kondisi fisik. Proses penelitian yang dikembangkan pada penelitian ini merupakan pengembangan penelitian kuantitatif seperti pada Tabel 3.1.

Berdasarkan proses penelitian yang dikembangkan maka langkah-langkah penelitian yang dilakukan adalah :

1. Studi pendahuluan dari obyek yang diteliti untuk mendapatkan yang betul-betul masalah melalui fakta-fakta di lapangan, referensi teoritis, penelitian sebelumnya yang relevan, kemudian menyusun hipotesis.

2. Memilih desain dan metode penelitian.

3. Menyusun instrumen penelitian yaitu angket, teknik tes kondisi fisik. 4. Pengujian validitas dan reliabilitas angket.


(19)

23

6. Mengambil kesimpulan yang merupakan jawaban atas rumusan masalah.

Tabel 3.1

Komponen dan Proses Penelitian Kuantitatif (Sumber Sugiyono, 2010:49)

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah sumber data penelitian. Ridwan dan Achmad (2008:37) menjelaskan bahwa: “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.” Furqon (2009:146) menyatakan bahwa: ”populasi dapat didefinisikan sebagai sekumpulan objek atau keadaan yang paling tidak memiliki satu karakteristik yang sama.”

Populasi dalam penelitian ini adalah atlet asal Kota Banjar yang telah mengikuti Pelatkot sebanyak 18 atlet yang bersedia menjadi responden pada penelitian ini.

Populasi dan sampel

Pengujian Instrumen

Pengembangan Instrumen angket

Pengumpulan Data

Analisis Data

Kesimpulan dan Saran Rumusan

Masalah

Landasan Teori


(20)

24

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi. Penelitian ini tidak menggunakan semua populasi untuk dijadikan sampel tetapi hanya mengambil dari sebagian populasi. ”Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut” (Sugiyono, 2010:118). Ridwan dan Achmad ( 2008: 40) menyatakan bahwa: ”sampel harus representatif disamping itu peneliti wajib mengerti tentang besar ukuran sampel, teknik sampling, karakteristik populasi dalam sampel.”

Menentukan ukuran sampel dilakukan berdasarkan suatu teknik tertentu. “Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, bila jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih” (Arikunto, 2002 : 112).

Jumlah sampel yang diteliti sebanyak 18 atlet yang mengikuti Pelatkot Kota Banjar tahun 2012. Teknik pengambilan sampel adalah dengan teknik jenuh artinya seluruh populasi penelitian dijadikan sampel penelitian seperti diungkapkan Sugiyono (2010:124) bahwa ”sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi.”

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel adalah konsep yang dapat diukur. Pengertian variabel menurut F.N. Kerlinnger dalam Arikunto (2006:116), bahwa: “variabel adalah sebuah konsep.” Variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Motivasi berprestasi dalam penelitian ini diartikan sebagai dorongan untuk berprestasi dalam cabang olahraga bola basket Kota Banjar. Cratty (1973) yang dikutip dari Harsono (1988: 250) secara umum menjelaskan istilah motivasi mengacu pada faktor-faktor dan proses-proses yang bermaksud untuk mendorong orang untuk beraksi atau untuk tidak beraksi dalam berbagai situasi.

2. Kondisi Fisik adalah kemampuan fisik berdasarkan hasil tes fisik terhadap atlet bola basket Kota Banjar yang mengikuti Pelatkot.


(21)

25

Menurut Sidik (tersedia http:/Repository,UPI.Edu/ operator/ s_por 0704308_chapter 2.Pdf diakses 2012:20 september) menyatakan bahwa: “kondisi fisik dasar Kemampuan fisikadalah kemampuan kelenturan, kemampuan kecepatan gerak, kemampuan kekuatan, dan kemampuan daya tahan.”

Guna mempermudah operasionalisasi variabel dan meminalisir salah satu pengertian terhadap variabel penelitian maka ditetapkan definisi operasional variabel penelitian seperti pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2

Kisi-kisi Angket Tentang Profil Motivasi Berprestasi Atlet bola basket Kota Banjar

Sub Variabel Indikator Sub Indikator Soal Nomor

+ - Motivasi Berprestasi dari Dalam (Inner Achivement Motivation)

Dapat melakukan suatu pekerjaan dengan baik dan sukses

a. Disiplin

1,2 3,4

b. Rajin

5,8 6,7

Mengatasi

rintangan-rintangan dan mencapai suatu standar yang tinggi

a. Bekerja keras

10,11 9,12 b. Kepuasan diri

(dalam bertanding)

13,16 14,15

Terampil dalam melaksanakan tugas

Percaya diri

17,20 18,19 Tidak percaya pada

nasib baik atau untung-untungan

Sportif

21,22 23,24

Mengerjakan pekerjaan yang penting dan berarti

Daya Konsentrasi


(22)

26

Menghendaki umpan balik yang kongkrit

Evaluasi diri

30,32 29,31

Berinisiatif dalam melakukan sesuatu

a. Minat

33,34 35,36 b. Kreatif

37,38 39,40 Motivasi Berprestasi dari Luar (Outer Achivement Motivation)

Bekerja tidak terutama untuk mendapatkan uang atau jasa

Rangsangan bonus besar

41,44 42,43

Melakukan sesuatu dengan baik daripada orang lain dan bermutu

Kompetisi

45,48 46,47

Melawan dan mengatasi orang lain

Daya saing

49,51 50 Menguasai,

manipulasi dan mengorganisasi objek-objek

manusia atau ide-ide

a. Peran pelatih

52,54 53,55 b. Sosialisasi

62,63 64

Bertanggung jawab dalam mengerjakan sesuatu

Proses latihan

56 57,58

Meningkatkan harga diri

Penghargaan orang

lain 59,61 60


(23)

27

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah suatu cara yang dipakai oleh peneliti untuk memperoleh data yang akan diteliti. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kuesioner sebagai instrumen utama

Kuesioner adalah instrumen utama untuk mengetahui motivasi berprestasi para atlet. “Alat untuk mengumpulkan data adalah daftar pertanyaan, yang sering disebut secara umum dengan kuesioner atau daftar yang cukup terperinci dan lengkap” (Nazir 2003:203). Lebih lanjut dijelaskan kuesioner atau daftar isian adalah satu set pertanyaan yang tersusun secara sistematis dan standar pertanyaan yang sama dapat diajukan terhadap setiap responden (Supranto, 2006:23).

2. Hasil tes kondisi fisik

Metode ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data mengenai kondisi fisik atlet bola basket. Nurhasan (2007: 5) mengemukakan bahwa :

Pengukuran adalah proses pengumpulan data/ informasi dari suatu obyek tertentu, dalam proses pengukuran diperlukan suatu alat ukur. Alat ukur ini berupa a) tes dalam bentuk-bentuk pertanyaan, b) tes dalam bentuk psikomotor, c) berupa skala sikap dan berupa alat ukur yang bersifat standar misalnya ukuran meter, berat, ukuran suhu derajat Fahrenheit (“F), derajat Celcius (“C).

E. Pengembangan Instrumen Penelitian

Diperlukan alat ukur untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian yang dapat memberikan kontribusi bagi penelitian yang dilaksanakan. 1. Kuesioner

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden dengan skala likert. Beberapa prinsip yang dikembangkan memenuhi beberapa prinsip penulisan, pengukuran dan penampilan fisik seperti dikatakan (Sugiyono) (2010:200).

Prinsip itu adalah isi dan tujuan merupakan bentuk pengukuran, bahasa yang digunakan dimengerti responden, pertanyaan dibuat tertutup dalam kalimat


(24)

28

positif, pertanyaan tidak mendua, tidak menanyakan yang sudah lupa, pernyataan tidak menggiring, pertanyaan tidak terlalu panjang, urutan pertanyaan dari yang umum ke lebih spesifik serta penampilan fisik angket menarik.

Kuesioner menggunakan skala likert untuk mengetahui jawaban responden atas pernyataan yang diajukan. Alternatif jawaban menggunakan skala likert yang mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Seperti pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Skala Likert

NO Alternatif Jawaban Bobot Nilai

Bila Positif Bila Negatif 1.

2. 3. 4. 5.

SS (Sangat Setuju) S (Setuju)

KS ( kurang setuju) TS (Tidak Setuju)

STS (Sangat Tidak Setuju)

5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 Sumber : Metode Penelitian Sugiyono (2007)

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengumpulan data yaitu skala likert. Skala psikologi selalu mengacu kepada alat ukur atau atribut afektif. Metode skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pilihan ganda yang diilhami oleh model skala likert yang dimodifikasi dengan menghilangkan jawaban ragu-ragu dengan pertimbangan agar subjek tidak memberikan jawaban yang mengumpul di tengah (Hadi, 2000).

a. Pengujian Validasi dan Reliabilitas Instrumen angket 1. Uji Validitas Instrumen data

Untuk menguji validitas konstruk dapat dipergunakan pendapat para ahli (judgement expert) seperti diungkapkan Hadi (1986) dalam Sugiyono (2010: 176) bahwa: “bila bangunan teorinya sudah benar, maka hasil pengukuran dengan alat (instrument) yang berbasis pada teori itu sudah dipandang


(25)

29

sebagai hasil yang valid.” Angket kemudian di ujicobakan dan dihitung. Perhitungan dilakukan dengan membagi 27 % kelompok tertinggi dan 27% kelompok terendah dengan rumus :

t

=

̅

1

-

̅

2

S gab

+

Keterangan : ̅1 : rata-rata jawaban skor kelompok tinggi

̅

2 : rata-rata kelompok skor terendah

N1 : jumlah sampel pada kelompok skor tinggi

N2 : jumlah sampel pada kelompok skor tinggi

S gab diperoleh dari :

Ketentuan yang berlaku adalah apabila ke dua kelompok tesebut diatas 0,30 maka dianggap instrument memiliki validitas konstruksi yang baik. Untuk melakukan validitas butir pertanyaan maka langkah yang dilakukan adalah mengkorelasikan skor faktor tiap butir dengan jumlah total. Uji koreasi menggunakan rumus pearson product moment, yaitu

] ) ( ][ ) ( [ ) )( ( .

. 2 2 2

1 2 1 1 1 1

 

  y y n x x n y x y x n y x r

2. Pengujian reliabilitas Instrumen

Pengujian dapat dilakukan secara eksternal dan internal. Pengujian reliabilitas pada penelitian ini dilakukan secara internal. Secara internal reliabilitas instrument dapat diuji dengan menganalisa konsistensi butir-butir yang ada pada instrument dengan teknik belah dua dua dari spearman Brow ( split half) ( sugiyono, 2010: 185).

=


(26)

30

Keterangan

: r

1 = reliabilitas internal seluruh instrument

r

b= korelasi product moment antara belahan pertama dengan

belahan kedua 2. Tes kondisi fisik

Tes kondisi fisik untuk mengetahui bagaimana tingkat kondisi fisik atlet Kota Banjar setelah mengikuti Pelatkot 2012.

Instrumen yang dipakai dalam pengukuran yang meliputi kecepatan, power tungkai, daya tahan umum (Cardo Vascular), kelincahan, tes fleksibilitas, daya tahan otot tungkai. Norma tes yang dipakai adalah norma atlet nasional. a. Lari 30 meter

Bertujuan untuk mengukur kecepatan. Alat yang disediakan yaitu stop watch, lintasan 50 meter, pluit dan bendera start.

Pelaksanaan tes lari adalah sebagai berikut:

 Testi berdiri dibelakang garis start, dengan sikap melayang.Pada aba-aba “ya” ia berusaha lari secepat mungkin mencapai finish. Kesempatan diberikan dua kali percobaan.

Penilaian diberikan berdasarkan jumlah waktu tempuh terbaik yang diperoleh. b. Agility tes (Ilinois) 10x 5 meter

Tes ini bertujuan untuk mengukur agility (kelincahan) atlet dan sebagai alat ukur untuk melihat perkembangan agility atlet. Untuk melakukan tes ini, diperlukan :

 Area lapangan yang luasnya 400 meter

 8 cone (tanda berbentuk kerucut).

 Stopwatch.

 Seorang asisten.

Prosedur pelaksanaannya adalah :

 Tandai area lapangan dengan luas 10 x 5 meter, kemudian letakka 4 cone pada setiap ujung lapangan. Ujung kiri lapangan yang terdapat sebuah cone diberi tanda start dan ujung kanan lapangan yang terdapat sebuah cone diberi tanda finish.


(27)

31

 Letakkan 4 cone lainnya pada area pertengahan lapangan dan setiap cone jaraknya 3,3 meter.

 Orang coba mulai berdiri di depan cone start, kemudian asisten menjelaskan jalur lari yang harus dilakukan sampai finish.

 Pada saat asisten memberi aba-aba “go” maka orang coba harus lari secepat mungkin mengikuti jalur lari sampai finish, sementara asisten menjalankan stopwatch.

 Selama lari, orang coba tidak boleh menyentuh cone.

 Waktu yang ditempuh sampai finish dicatat dan dicocokkan dengan tabel Agility Run Rating

Tabel 3.4

Illinois Agility Run Test Gender Excellent Above

Average Average

Below

Average Poor Male <15.2 secs 15.2 – 16.1

secs

16.2 – 18.1 secs

18.2 – 18.3 secs

>18.3 secs Female <17.0 secs 17.0 – 17.9

secs

18.0 – 21.7 secs

21.8 – 23.0 secs

>23.0 secs

Gambar 3.1 Rute tes ilinois


(28)

32

c. Squat jump

Tes Squat Jump bertujuan, untuk mengukur komponen daya tahan lokal otot tungkai. Alat/fasilitas yang dipersiapkan sebidang tanah datar.

Pelaksanaan tes dilakukan dengan cara sebagai berikut

 Testi berada pada sikap jongkok dengan salah satu tumit kaki menyentuh pantatnya, dan kaki yang lainya berada di depan dengan kedua lengan saling berkait di belakang kepala

 Testi coba melompat keatas sehingga kedua tungkai lurus, lalu mendarat dengan berganti kaki ke depan dan ke belakang, sehingga pantat menyentuh tumit kaki yang belakang.

 Lakukan gerakan ini berulang kali, sampai testi tidak dapat melakukan lompatan dengan sempurna.

Penilaian pada tes squat jump adalah jumlah lompatan yang mampu dilakukan sampai testi tidak dianggap tidak sempurna melakukan squat jump. F. Metode Analisis Data

Variabel motivasi berprestasi dikelompokkan berdasarkan teknik pengelompokkan data sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, sangat rendah. Penulis menggunakan pendapat dari Sugiyono (2010:137) yang mengemukakan bahwa untuk menentukan kategori tersebut, terlebih dahulu menentukan nilai indeks minimum, nilai indeks maksimum, interval, dan jarak intervalnya.

1. Nilai indeks minimum adalah skor minimum dikali jumlah pertanyaan dikali jumlah responden.

2. Nilai indeks maksimum adalah skor maksimum dikali jumlah pertanyaan dikali jumlah responden.

3. Interval adalah selisih indeks maksimum dengan nilai indeks minimum. 4. Jarak interval adalah interval dibagi jumlah jenjang yang diinginkan.

Dengan demikian, jawaban responden disusun dan disajikan sebagai berikut : 1. Nilai indeks maksimum = 1 x jumlah pertanyaan x jumlah responden


(29)

33

n

x

x

3. Interval = Nilai indeks maksimum – nilai indeks minimum 4. Jarak interval =

5 Interval ang JumlahJenj Interval

Pengolahan data dilakukan berdasarkan metode statistika agar diperoleh hasil perhitungan akhir atau kesimpulan yang benar dengan langkah-langkah :

a. Mencari nilai rata-rata dari setiap variabel, digunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan:

x = Nilai rata-rata yang dicari

 = Jumlah dari x = Skor mentah n = Jumlah sampel

b. Mencari modus dengan rumus Mo = b + P (

Dimana

Mo : Modus

b : Batas kelas dengan frekuensi terbanyak p : Panjang Interval kelas

b1 : Frekuensi pada kelas modus (frekuensi pada kelas interval yang

terbanyak)

b2 :Frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas berikutnya

c. Menghitung median dipergunakan rumus: Md = b + P (

d. Menghitung simpangan baku untuk mengetahui skor yang diperoleh oleh tiap sampel dengan mempergunakan rumus berikut :

1 2 1       

n x x S


(30)

34

Keterangan:

S = Simpangan baku yang dicari

 = Jumlah dari x1 = Nilai data mentah

x = Nilai rata-rata

n = Jumlah sampel

Untuk hasil tes fisik digunakan penilaian acuan norma secara kelompok berdasarkan standar yang digunakan bagi penentuan kondisi fisik.

G. Penyajian Data

Setiap peneliti harus dapat menyajikan data yang diperoleh baik yang diperoleh melalui observasi, kuesioner (angket) maupun dokumentasi (sugiyono, 2010:29). Data yang akan disajikan padapenelitian iniyaitu dalam bentuk :

1. Tabel data interval ( hasil angket) 2. Grafik batang

3. Diagram lingkaran 4. Pengukuran gejala pusat

Pengukuran menggunakan teknik statistik modus (nilai yang paling banyak muncul), median (nilai tengah) dan mean (rata-rata hasil jawaban) untuk menjelaskan kelompok yang didasarkan pada gejala pusat dari kelompok jawaban.


(31)

BAB V KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil deskripsi pada maka dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini yaitu :

1. Motivasi berprestasi para atlet berada pada kelompok tinggi.

2. Kemampuan fisik para atlet secara keseluruhan berada pada kategori baik. B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan menyampaikan saran sebagai berikut :

1. Bagi Pelatih

Pada saat latihan, pelatih menciptakan kondisi, interaksi dan penyampaian materi pembicaraan yang dapat menumbuhkan kesadaran dan motivasi atlet terhadap prestasi itu sendiri. Gambaran mengenai kemampuan lawan, janji yang diberikan jika berprestasi, kesesuaian janji dengan kenyataan, perbaikan kesejahteraan para atlet terutama setelah tidak menjadi atlet perlu diperhatikan oleh para atlet dan lembaga yang menjadi induk olahraga bola basket. Metode latihan yang tepat sesuai dengan karakteristik perempuan serta penyediaan sarana untuk melatih fisik akan mempermudah pencapaian hasil latihan.

2. Bagi pemerintah Kota Banjar

Sebaiknya pembinaan tidak hanya pada saat status atlet dimiliki namunyang terpenting adalah bagaimana mendorong agar motivasi berprestasi yang tinggi tetap dimiliki melalui sejumlah kebijakan yang berdampak langsung pada atlet misalnya janji pekerjaan, beasiswa, perumahan atau sejumlah fasilitas yangdiberikan jika berhasil. Jika mengalami kekalahan pemerintah Kota Banjar tetap menghargai perjuangannya mengharumkan nama Kota Banjar melalui olahraga bola basket.


(32)

64

3. Bagi penelitian selanjutnya

Dilakukan penelitian dengan sampel yang lebih luas, variabel yang lebih banyak, dan penghitungan yang lebih akurat agar diperoleh hasil yang memiliki tinggkat kepercayaan tinggi sehingga hasilnya dapat dijadikan acuan untuk memperkaya ilmu pengetahuan dan kajian teoritis mengenai motivasi berprestasi dan kondisi fisik di kalangan atlet.


(33)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. (Edisi Keempat) Jakarta: Rineka Cipta.

FIBA. (2010). Peraturan Permainan Bola Basket 2006-2010. Bandung: Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FPOK UPI.

Harsono (1988). Coaching dan aspek-aspek psikologis dalam coaching. Jakarta: CV. Tambak Utama.

Ibrahim, Rusli. (2008). Modul Psikologi Olaharaga. Bandung : Jurusan Pendidikan Kesehatan Olahraga FPOK UPI.

Ibrahim, Rusli dan Komarudin. (2007). Psikologi kepelatihan. Bandung: FPOK UPI.

Lutan, Rusli.(2007). Modul Penelitian Pendidikan Dalam Pelatihan Olahraga: UPI.

Mc Cleland, David C. (1961). The Achieving Society. New York: The Free Press Nurhasan. H, Hasanudin.C.Dudung. (2007). Tes dan pengukuran Keolahragaan.

Bandung : Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FPOK UPI. Nurhasan. dkk (2008). Modul Mata kuliah Statistika. FPOK UPI Bandung. Sudjana. (1992). Metode statistika. Bandung: Edisi kelima Tarsito.

Satriya (2007). Metodologi Kepelatihan Olahraga. Bandung: FPOK UPI

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung

Wissel, Hal. (1996). Basketball Steps to Success. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.


(34)

66

Sumber lain :

PERBASI, (2010). Peraturan Resmi Bola Basket [Online]. Tersedia: http://mainbasket.files.wordpress.com/2011/07/peraturan-resmi-bola-basket-2010.pdf [07 Desember, 2011]

http://tunggara.wordpress.com/basket

http://www.coachlikeapro.com/two-hand-set-shot.html www.perbasi.or.id


(1)

Yusni Arie Apriansyah, 2013

Profil Motivasi Berprestasi Dan Kondisi Fisik Atlet Bola Basket Kota Banjar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

n

x

x

3. Interval = Nilai indeks maksimum – nilai indeks minimum

4. Jarak interval =

5 Interval ang JumlahJenj Interval

Pengolahan data dilakukan berdasarkan metode statistika agar diperoleh hasil perhitungan akhir atau kesimpulan yang benar dengan langkah-langkah :

a. Mencari nilai rata-rata dari setiap variabel, digunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan:

x = Nilai rata-rata yang dicari

 = Jumlah dari

x = Skor mentah n = Jumlah sampel

b. Mencari modus dengan rumus

Mo = b + P (

Dimana

Mo : Modus

b : Batas kelas dengan frekuensi terbanyak

p : Panjang Interval kelas

b1 : Frekuensi pada kelas modus (frekuensi pada kelas interval yang

terbanyak)

b2 :Frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas berikutnya

c. Menghitung median dipergunakan rumus:

Md = b + P (

d. Menghitung simpangan baku untuk mengetahui skor yang diperoleh oleh

tiap sampel dengan mempergunakan rumus berikut :

1 2 1       

n x x S


(2)

34

Keterangan:

S = Simpangan baku yang dicari

 = Jumlah dari

x1 = Nilai data mentah

x = Nilai rata-rata

n = Jumlah sampel

Untuk hasil tes fisik digunakan penilaian acuan norma secara kelompok berdasarkan standar yang digunakan bagi penentuan kondisi fisik.

G. Penyajian Data

Setiap peneliti harus dapat menyajikan data yang diperoleh baik yang diperoleh melalui observasi, kuesioner (angket) maupun dokumentasi (sugiyono, 2010:29). Data yang akan disajikan padapenelitian iniyaitu dalam bentuk :

1. Tabel data interval ( hasil angket)

2. Grafik batang

3. Diagram lingkaran

4. Pengukuran gejala pusat

Pengukuran menggunakan teknik statistik modus (nilai yang paling banyak muncul), median (nilai tengah) dan mean (rata-rata hasil jawaban) untuk menjelaskan kelompok yang didasarkan pada gejala pusat dari kelompok jawaban.


(3)

Yusni Arie Apriansyah, 2013

Profil Motivasi Berprestasi Dan Kondisi Fisik Atlet Bola Basket Kota Banjar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB V KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil deskripsi pada maka dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini yaitu :

1. Motivasi berprestasi para atlet berada pada kelompok tinggi.

2. Kemampuan fisik para atlet secara keseluruhan berada pada kategori baik.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan menyampaikan saran sebagai berikut :

1. Bagi Pelatih

Pada saat latihan, pelatih menciptakan kondisi, interaksi dan penyampaian materi pembicaraan yang dapat menumbuhkan kesadaran dan motivasi atlet terhadap prestasi itu sendiri. Gambaran mengenai kemampuan lawan, janji yang diberikan jika berprestasi, kesesuaian janji dengan kenyataan, perbaikan kesejahteraan para atlet terutama setelah tidak menjadi atlet perlu diperhatikan oleh para atlet dan lembaga yang menjadi induk olahraga bola basket. Metode latihan yang tepat sesuai dengan karakteristik perempuan serta penyediaan sarana untuk melatih fisik akan mempermudah pencapaian hasil latihan.

2. Bagi pemerintah Kota Banjar

Sebaiknya pembinaan tidak hanya pada saat status atlet dimiliki namunyang terpenting adalah bagaimana mendorong agar motivasi berprestasi yang tinggi tetap dimiliki melalui sejumlah kebijakan yang berdampak langsung pada atlet misalnya janji pekerjaan, beasiswa, perumahan atau sejumlah fasilitas yangdiberikan jika berhasil. Jika

mengalami kekalahan pemerintah Kota Banjar tetap menghargai

perjuangannya mengharumkan nama Kota Banjar melalui olahraga bola basket.


(4)

64

3. Bagi penelitian selanjutnya

Dilakukan penelitian dengan sampel yang lebih luas, variabel yang lebih banyak, dan penghitungan yang lebih akurat agar diperoleh hasil yang memiliki tinggkat kepercayaan tinggi sehingga hasilnya dapat dijadikan acuan untuk memperkaya ilmu pengetahuan dan kajian teoritis mengenai motivasi berprestasi dan kondisi fisik di kalangan atlet.


(5)

Yusni Arie Apriansyah, 2013

Profil Motivasi Berprestasi Dan Kondisi Fisik Atlet Bola Basket Kota Banjar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. (Edisi Keempat) Jakarta: Rineka Cipta.

FIBA. (2010). Peraturan Permainan Bola Basket 2006-2010. Bandung: Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FPOK UPI.

Harsono (1988). Coaching dan aspek-aspek psikologis dalam coaching. Jakarta: CV. Tambak Utama.

Ibrahim, Rusli. (2008). Modul Psikologi Olaharaga. Bandung : Jurusan Pendidikan Kesehatan Olahraga FPOK UPI.

Ibrahim, Rusli dan Komarudin. (2007). Psikologi kepelatihan. Bandung: FPOK UPI.

Lutan, Rusli.(2007). Modul Penelitian Pendidikan Dalam Pelatihan Olahraga: UPI.

Mc Cleland, David C. (1961). The Achieving Society. New York: The Free Press Nurhasan. H, Hasanudin.C.Dudung. (2007). Tes dan pengukuran Keolahragaan.

Bandung : Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FPOK UPI.

Nurhasan. dkk (2008). Modul Mata kuliah Statistika. FPOK UPI Bandung. Sudjana. (1992). Metode statistika. Bandung: Edisi kelima Tarsito.

Satriya (2007). Metodologi Kepelatihan Olahraga. Bandung: FPOK UPI

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung

Wissel, Hal. (1996). Basketball Steps to Success. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.


(6)

66

Sumber lain :

PERBASI, (2010). Peraturan Resmi Bola Basket [Online]. Tersedia:

http://mainbasket.files.wordpress.com/2011/07/peraturan-resmi-bola-basket-2010.pdf [07 Desember, 2011]

http://tunggara.wordpress.com/basket

http://www.coachlikeapro.com/two-hand-set-shot.html www.perbasi.or.id