KARAKTERISASI MORFOLOGI DAN HUBUNGAN FILOGENETIK SEPULUH KULTIVAR NANAS (ANANAS COMOSUS (L.) MERR.) DI KABUPATEN SUBANG.

(1)

Yolla Shara Amelia, 2013

Karakterisasi Morfologi Dan Hubunagn Filogenetik Sepuluh Kultivar Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KARAKTERISASI MORFOLOGI DAN HUBUNGAN FILOGENETIK SEPULUH KULTIVAR NANAS (Ananas comosus (L.) Merr.)

DI KABUPATEN SUBANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Biologi Jurusan Pendidikan Biologi

Oleh

Yolla Shara Amelia 0905652

PROGRAM STUDI BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


(2)

Yolla Shara Amelia, 2013

Karakterisasi Morfologi Dan Hubunagn Filogenetik Sepuluh Kultivar Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013

KARAKTERISASI MORFOLOGI DAN

HUBUNGAN FILOGENETIK SEPULUH

KULTIVAR NANAS (Ananas comosus (L.)

Merr.) DI KABUPATEN SUBANG

Oleh

Yolla Shara Amelia

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Yolla Shara Amelia 2013 Universitas Pendidikan Indonesia


(3)

Yolla Shara Amelia, 2013

Karakterisasi Morfologi Dan Hubunagn Filogenetik Sepuluh Kultivar Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

YOLLA SHARA AMELIA

KARAKTERISASI MORFOLOGI DAN HUBUNGAN FILOGENETIK SEPULUH KULTIVAR NANAS (Ananas comosus (L.) Merr.) DI KABUPATEN SUBANG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dr. Topik Hidayat, M.Si. NIP. 197004101997021001

Pembimbing II

Drs. Amprasto, M. Si. NIP. 196607161991011001


(4)

Yolla Shara Amelia, 2013

Karakterisasi Morfologi Dan Hubunagn Filogenetik Sepuluh Kultivar Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI

Dr. Riandi, M. Si. NIP. 196305011988031002


(5)

i

Yolla Shara Amelia, 2013

Karakterisasi Morfologi Dan Hubunagn Filogenetik Sepuluh Kultivar Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Karakterisasi Morfologi dan Hubungan Filogenetik Sepuluh Kultivar Nanas (Ananas comosus (L.) Merr.) di Kabupaten Subang

ABSTRAK

Salah satu permasalahan pengembangan buah nanas (Ananas comosus (L.) Merr.) di Indonesia, yaitu kurangnya informasi tentang karakteristik morfologi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kekerabatan antara 10 kultivar nanas Subang berdasarkan 21 karakter morfologi yang meliputi karakter daun, duri, buah, mata dan mahkota. Analisis hubungan kekerabatan 10 kultivar nanas menghasilkan pohon filogenetik dengan menggunakan program komputer MEGA (Molecular

Evolutionary Genetics Analysis) menunjukkan bahwa 10 kultivar nanas Subang

terbagi dalam dua kelompok. Kelompok satu terdiri dari Queen Blitar, dan kelompok dua terdiri dari nanas Cayenne Biasa, Cayenne Simadu, Cayenne Duri,

Cayenne Leor, Cayenne Bulat, Cayenne Hilo, Cayenne Gelung Duri, Cayenne Bottleneck, dan Cayenne Big Eye. Karakter yang membedakan kelompok satu dan

dua adalah karakter buah, mata dan mahkota. Analisis gabungan antara nanas Subang dan Malaysia menunjukkan 19 kultivar nanas terbagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama terdiri dari empat kultivar nanas Malaysia yaitu Morris Betanggor, Morris Gajah, Yankee, Sarawak Green Local, dan kelompok dua terdiri dari empat kultivar nanas Malaysia hasil hibridisasi yaitu Maspine, N36, MD2, MD2/T, Josapine dan 10 kultivar nanas Subang.

Kata Kunci : analisis filogenetik, Ananas comosus (L.) Merr., kultivar nanas,


(6)

ii

Yolla Shara Amelia, 2013

Karakterisasi Morfologi Dan Hubunagn Filogenetik Sepuluh Kultivar Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Morphological Characterization and Phylogenetic Relationships Among Ten Cultivars of Pineapple (Ananas comosus (L.) Merr.) In Subang

ABSTRACT

One of the most serious problems of pineapple (Ananas comosus (L.) Merr.) cultivation in Indonesia it was less information icluded relates the morphological characteristics. The aim of this study was to determine phylogenetic among 10 cultivars of Subang pineapple based on 21 morphological characters that include leaf, spine, fruit, eyes and crown characters. Relationship among 10 cultivars of pineapple was analyzed with computer program MEGA (Molecular Evolutionary Genetics Analysis) to construct a phylogenetic tree, showed that 10 cultivars of Subang pineapple divided into two groups. Group one consists of the Queen Blitar. Group two consists of Cayenne Biasa, Cayenne Simadu, Cayenne Duri,

Cayenne Leor, Cayenne Bulat, Cayenne Hilo, Cayenne Gelung Duri, Cayenne

Bottleneck and Cayenne Big Eye. Fruit, eye and crown characters divided pineapple cultivars into two separates groups. While in combined analysis data of Subang pineapple and Malaysian pineapple showed 19 cultivars are divided into two separates groups too. The first group consists of four cultivars Malaysian pineapple are Morris Betanggor, Morris Gajah, Yankee, Sarawak Green Local. Second group consists of four cultivars of pineapple Malaysian hybridization are Maspine, N36, MD2, MD2 / T, Josapine and 10 cultivars Subang pineapple.

Keywords : phylogenetic analysis, Ananas comosus (L.) Merr., pineapple


(7)

iii

Yolla Shara Amelia, 2013

Karakterisasi Morfologi Dan Hubunagn Filogenetik Sepuluh Kultivar Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Batasan Masalah ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN UMUM Ananas comosus (L.) Merr., KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN KEKERABATAN DENGAN ANALISIS FILOGENETIK A. Deskripsi Umum Ananas comosus (L.) Merr. ... 7

B. Karakter Morfologi Ananas comosus (L.) Merr. ... 8

1. Organ Generatif ... 9

2. Organ Vegetatif ... 12

C. Produksi Nanas di Indonesia ... 17

D. Macam dan Karakteristik Kultivar Nanas ... 19

E. Analisis Filogenetik ... 23

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 26


(8)

iv

Yolla Shara Amelia, 2013

Karakterisasi Morfologi Dan Hubunagn Filogenetik Sepuluh Kultivar Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Populasi ... 26

2. Sampel... 26

C. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 27

D. Alat dan Bahan Penelitian ... 27

1. Alat ... 27

2. Bahan ... 28

E. Langkah Kerja ... 28

1. Persiapan Awal ... 28

2. Identifikasi Tumbuhan ... 28

3. Pengambilan Sampel Tumbuhan ... 28

4. Observasi Morfologi ... 28

5. Analisis Data ... 33

F. Alur Penelitian ... 35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengamatan Morfologi ... 36

1. Keberadaan Duri pada Daun ... 36

2. Lokasi Duri ... 37

3. Pola Distribusi Duri ... 37

4. Bentuk Duri ... 38

5. Ukuran Duri ... 39

6. Arah Duri ... 40

7. Warna Duri... 41

8. Bentuk Daun ... 41

9. Tepi Daun... 42

10.Permukaan Daun ... 43

11.Permukaan Daun Mengkilap... 44


(9)

v

Yolla Shara Amelia, 2013

Karakterisasi Morfologi Dan Hubunagn Filogenetik Sepuluh Kultivar Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

13.Warna Daun Bagian Bawah ... 46

14.Bentuk Petak Daun ... 47

15.Bentuk Buah... 48

16.Warna Kulit Buah ... 49

17.Warna Daging Buah ... 51

18.Bentuk Mata Buah ... 52

19.Kedalaman Mata Buah ... 52

20.Ukuran Mata Buah ... 53

21.Bentuk Mahkota ... 54

B. Analisis Filogenetik ... 56

C. Pengelompokkan Berdasarkan Klasifikasi Ilmiah ... 65

D. Aplikasi dalam Pembentukkan Bibit Unggul... 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 68

B. Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 70


(10)

vi

Yolla Shara Amelia, 2013

Karakterisasi Morfologi Dan Hubunagn Filogenetik Sepuluh Kultivar Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1. Sampel Tumbuhan yang Digunakan ... 26 3.2. Daftar Alat yang Digunakan ... 27 3.3. Karakteristik Morfologi yang Diobservasi... 30


(11)

vii

Yolla Shara Amelia, 2013

Karakterisasi Morfologi Dan Hubunagn Filogenetik Sepuluh Kultivar Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Morfologi Ananas comosus (L.) Merr. ... 8

2.2. Morfologi Bunga Ananas comosus (L.) Merr. ... 9

2.3. Morfologi Buah Ananas comosus (L.) Merr. ... 11

2.4. Sistem Perakaran pada Tumbuhan Berbiji ... 13

2.5. Tipe Ujung Daun Seperti Duri ... 15

2.6. Tipe Tepi Daun ... 15

2.7. Bentuk Mahkota ... 17

2.8. Produksi Buah Nanas di Berbagai Negara pada Tahun 2006 ... 18

2.9. Nanas Cayenne ... 19

2.10. Nanas Queen ... 20

2.11. Nanas Red Spanish ... 20

2.12. Nanas Singapore Spanish ... 21

2.13. Nanas Abacaxi ... 21

2.14. Nanas Cabezone ... 22

3.1. Bagan Alur Penelitian ... 35

4.1. Keberadaan Duri pada Daun ... 36

4.2. Lokasi Duri ... 37

4.3. Pola Distribusi Duri ... 38

4.4. Bentuk Duri ... 39

4.5. Ukuran Duri ... 39

4.6. Arah Duri ... 40

4.7. Warna Duri ... 41

4.8. Bentuk Daun Linear ... 42


(12)

viii

Yolla Shara Amelia, 2013

Karakterisasi Morfologi Dan Hubunagn Filogenetik Sepuluh Kultivar Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.10. Tipe Permukaan Daun ... 44

4.11. Permukaan Daun Bagian Atas ... 45

4.12. Warna Daun pada Bagian Atas ... 46

4.13. Warna Daun pada Bagian Bawah ... 47

4.14. Bentuk Petak Daun ... 48

4.15. Bentuk Penampakan Buah ... 49

4.16. Warna Kulit Buah Ketika Matang... 50

4.17. Warna Daging Buah Ketika Matang ... 51

4.18. Bentuk Mata pada Buah ... 52

4.19. Kedalaman Mata Buah ... 53

4.20. Ukuran Mata Buah ... 54

4.21. Bentuk Mahkota pada Buah ... 55

4.22. Pohon Filogenetik Ananas comosus (L.) Merr., Subang ... 60


(13)

ix

Yolla Shara Amelia, 2013

Karakterisasi Morfologi Dan Hubunagn Filogenetik Sepuluh Kultivar Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) Di Kabupaten Subang


(14)

1

Yolla Shara Amelia, 2013

Karakterisasi Morfologi Dan Hubunagn Filogenetik Sepuluh Kultivar Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan beragam buah – buahan. Iklim tropis di Indonesia merupakan keuntungan alamiah, sehingga dapat dijadikan sebagai negara salah satu penghasil buah – buahan tropis terbesar di dunia. Salah satu komoditas buah tropis penting di Indonesia yang berperan sebagai produk andalan dalam negeri adalah buah nanas. Indonesia memiliki berbagai macam kultivar nanas yang telah dibudidayakan oleh para petani mulai Sumatra sampai Irian Jaya (Irfandi, 2005).

Nanas memiliki daya tarik dari segi rasa asam manis yang segar sehingga mejadikannya komoditas buah – buahan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Dinas Pertanian Tanaman Pangan (2008) menyatakan bahwa daya serap pasar (konsumen) yang semakin tinggi mengindikasikan agribisnis ini mempunyai prospek cerah. Untuk pengembangan usaha nanas skala komersial, diperlukan perencanaan yang cermat, terutama dalam hal teknik budidayanya. Nanas – nanas tersebut kemungkinan mempunyai potensi unggul untuk industri pengolahan maupun konsumsi buah segar (Irfandi, 2005).

Menurut Verheji dan Coronel (Malihah, 2006) ukuran buah, warna, pinggiran daun rata atau berduri dan rasa pada buah nanas (Ananas comosus (L.) Merr.) dapat dibedakan menjadi enam kelompok yaitu Red Spanish,

Queen, Abacaxi, Cayenne, Cabezone, dan Singapore Spanish. Buah nanas di

Indonesia sendiri sudah menjadi trademark bagi suatu daerah atau wilayah. Kultivar nanas yang paling banyak ditanam di Indonesia adalah Cayenne dan


(15)

2

Yolla Shara Amelia, 2013

Karakterisasi Morfologi Dan Hubunagn Filogenetik Sepuluh Kultivar Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

minyak (Bogor), sedangkan kultivar Queen dikenal dengan nama lokal seperti nanas Bogor, Palembang, Pemalang, dan Blitar (Miswar et al., 2012).

Daerah penghasil buah nanas adalah Palembang, Riau, Jambi, Bogor, Subang, Pandeglang, Tasikmalaya dan Kutai (Sari, 2002). Berdasarkan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Standar Operasional Prosedur (SOP) Nanas Kabupaten Subang (2008), kota Subang merupakan salah satu sentra produksi nanas di Indonesia. Nanas yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 10 kultivar. 10 kultivar ini berasal dari Perkebunan Toto Mariuk di Jalan Cagak Subang dan Kebun Percobaan Subang, Jawa Barat yang terdiri dari nanas

Cayenne Biasa, Cayenne Simadu, Cayenne Duri, Cayenne Leor, Cayenne

Bulat, Cayenne Hilo, Cayenne Gelung Duri, Cayenne Bottleneck, Cayenne Big

Eye dan Queen Blitar.

Dari 10 kultivar nanas di atas tentu memiliki perbedaan satu sama lain yang menunjukkan ciri khas masing – masing, diantaranya perbedaan pada segi morfologi. Untuk dapat memahami perbedaan dari masing – masing kultivar tersebut tentunya dibutuhkan informasi mengenai karakter morfologi yang berkenaan dengan 10 kultivar nanas Subang tersebut. Hingga saat ini karakter morfologi merupakan dasar utama sebagai alat identifikasi tanaman (Hidayat et al., 2012). Namun, hal ini merupakan salah satu permasalahan pengembangan buah nanas di Indonesia, yaitu kurangnya informasi tentang karakteristik morfologi (Irfandi, 2005).

Davis dan Heywood (Rahayu dan Handayani, 2008) menyatakan bahwa karakter morfologi mempunyai peran penting di dalam sistematika. Walaupun banyak pendekatan yang dipakai dalam menyusun sistem klasifikasi, namun semuanya berpangkal pada karakter morfologi. Selain itu menurut Rifai (Rahayu dan Handayani, 2008) pendekatan ini memberikan


(16)

3

Yolla Shara Amelia, 2013

Karakterisasi Morfologi Dan Hubunagn Filogenetik Sepuluh Kultivar Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

jalan tercepat memperagakan keanekaragaman dunia tumbuhan dan dapat dipakai sebagai sistem pengacuan umum yang dapat memberikan informasi dan data – data untuk bidang lainnya. Stace (Rahayu dan Handayani, 2008) menambahkan karakter morfologi merupakan karakter-karakter yang mudah dilihat dan bukan karakter – karakter yang tersembunyi, sehingga variasinya dapat dinilai dengan cepat jika dibandingkan dengan karakter – karakter lainnya.

Kebanyakan masyarakat khususnya para petani nanas hanya mengenal nanas dari segi morfologi secara terbatas, tanpa memperhatikan karakteristik morfologi yang lebih rinci, contohnya saja hanya mampu membedakan tanaman nanas dari segi morfologi bentuk dan warna buah. Hal ini sering disebut dengan istilah klasifikasi rakyat, yang hanya dapat membedakan jenis kultivar nanas secara terbatas. Keterbatasan ini dapat menyebabkan terjadinya kesalahan dalam membedakan kultivar – kultivar nanas, terutama jika akan dilakukan hibridisasi tanaman untuk mendapatkan nanas unggul.

Jika dikaji lebih lanjut, perbedaan secara morfologi pada kultivar nanas tidak hanya terlihat dari bentuk dan warna buah, tetapi daun, duri, mata serta bentuk mahkota pun merupakan organ tanaman yang memiliki perbedaan, karena terdapat ciri khas masing – masing dari setiap kultivarnya. Oleh karena itu, klasifikasi rakyat ini dapat diangkat dan dikembangkan dengan karakterisasi morfologi yang lebih rinci dalam ruang lingkup ilmiah untuk mendapatkan data secara akurat sebagai pembeda beragam kultivar nanas.

Kartikaningrum et al. (Rejeki, 2011) mengemukakan karakterisasi morfologi secara ilmiah dapat digunakan sebagai alat penanda untuk dapat mempelajari hubungan kekerabatan dari suatu populasi organisme. Salah satu metode kontemporer yang digunakan untuk mengetahui kekerabatan antar


(17)

4

Yolla Shara Amelia, 2013

Karakterisasi Morfologi Dan Hubunagn Filogenetik Sepuluh Kultivar Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tumbuhan yaitu dengan menggunakan analisis filogenetik (Maharani, 2008). Dengan analisis filogenetik dapat diketahui jauh dekatnya hubungan kekerabatan pada tumbuhan. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas tanaman adalah dengan menyilangkan antar tetua yang memiliki karakter – karakter tertentu dan mengetahui terlebih dahulu hubungan kekerabatan tanaman tersebut (Yunianti et al., 2010). Beberapa penelitian tentang karakter morfologi dan kekerabatan kultivar nanas yang telah dilakukan diantaranya adalah penelitian Karakterisasi Morfologi dan Filogenetik pada Kultivar Nanas Malaysia oleh Syafiqah (2012) dan Identifikasi Molekuler pada Kultivar Nanas Malaysia Berdasarkan Daerah Internal Transcribed Spacer oleh Hidayat et al. (2012). Di negara Indonesia sendiri, khususnya mengenai nanas Subang penelitian yang berkenaan dengan karakter morfologi dan hubungan kekerabatan kultivar nanas belum dilakukan.

Dilakukannya penelitian ini akan menjadi sumber informasi karakter morfologi dan filogenetik yang dapat bermanfaat bagi masyarakat dengan memberikan informasi baru mengenai kultivar nanas komersial yang banyak diminati untuk dikonsumsi dan sebagai referensi bagi mahasiswa ataupun peneliti untuk melengkapi informasi dalam bidang morfologi. Hasil analisis mengenai kekerabatan ini dapat dijadikan dasar untuk memudahkan hibridisasi antara kultivar – kultivar nanas serta penelitian masa depan dalam bidang lain mengenai tanaman nanas, misalnya dalam bidang biologi molekuler. Oleh karena itu, diperlukan penelitian mengenai keanekaragaman morfologi yang meliputi karakteristik daun, duri, mata, buah dan mahkota serta membangun pohon filogenetik 10 kultivar terpilih dari Kabupaten Subang.


(18)

5

Yolla Shara Amelia, 2013

Karakterisasi Morfologi Dan Hubunagn Filogenetik Sepuluh Kultivar Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rumusan masalah yang diangkat pada penelitian ini adalah :

“Bagaimana hubungan kekerabatan pada 10 kultivar nanas Subang berdasarkan keanekaragaman morfologi daun, duri, mata, buah dan mahkota?”. Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka dapat dibuat menjadi beberapa pertanyaan penelitian, yaitu:

1. Bagaimana keanekaragaman morfologi daun, duri, mata, buah dan mahkota pada 10 kultivar nanas Subang?

2. Kultivar manakah yang memiliki hubungan kekerabatan paling dekat berdasarkan morfologi daun, duri, mata, buah dan mahkota?

3. Bagaimana hubungan kekerabatan antara nanas Subang dan nanas Malaysia berdasarkan data penelitian yang sebelumnya?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui keanekaragaman morfologi daun, duri, mata, buah dan mahkota pada 10 kultivar nanas Subang.

2. Mengetahui hubungan kekerabatan 10 kultivar nanas Subang.

3. Mengetahui kultivar yang memiliki hubungan kekerabatan terdekat berdasarkan analisis filogenetik.

D. Batasan Masalah

Agar penelitian ini memiliki arah dan ruang lingkup yang jelas, maka perlu adanya pembatasan masalah. Adapun batasan-batasan dalam penelitian ini yaitu:

1. Sampel nanas yang akan digunakan berasal dari Kabupaten Subang, Jawa Barat berjumlah 10 kultivar yang berasal dari Perkebunan Toto Mariuk di Jalan Cagak Subang dan Kebun Percobaan Subang, Jawa Barat yaitu nanas


(19)

6

Yolla Shara Amelia, 2013

Karakterisasi Morfologi Dan Hubunagn Filogenetik Sepuluh Kultivar Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Cayenne Biasa, Cayenne Simadu, Cayenne Duri, Cayenne Leor, Cayenne

Bulat, Cayenne Hilo, Cayenne Gelung Duri, Cayenne Bottleneck, Cayenne

Big Eye dan Queen Blitar.

2. Buah nanas yang diamati adalah buah nanas yang matang, dengan umur tanaman yang sama (2 tahun satu minggu).

3. Karakter yang diamati pada penelitian ini adalah karakter secara morfologi, meliputi daun, duri, mata, buah dan mahkota dengan pemberian skor 0 – 5. 4. Data morfologi nanas Malaysia yang digunakan berdasarkan penelitian

Syafiqah (2012).

5. Metode analisis secara filogenetik menggunakan software MEGA (Molecular Evolutionary Genetics Analysis) Versi 4.0.2.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah dengan terkumpulnya data mengenai karakterisasi morfologi yang diperoleh dapat bermanfaat bagi masyarakat dengan memberikan informasi baru mengenai ciri morfologi kultivar nanas komersial yang banyak diminati untuk dikonsumsi dan dapat juga menjadi referensi bagi mahasiswa ataupun peneliti untuk melengkapi informasi dalam bidang morfologi. Hasil analisis filogenetik mengenai hubungan kekerabatan dapat memberikan informasi awal untuk penelitian masa depan dalam bidang lain mengenai tanaman nanas serta dapat menjadi dasar untuk memudahkan hibridisasi antara kultivar – kultivar nanas untuk meningkatkan kualitas buah.


(20)

7

Yolla Shara Amelia, 2013

Karakterisasi Morfologi Dan Hubunagn Filogenetik Sepuluh Kultivar Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) Di Kabupaten Subang


(21)

26

Yolla Shara Amelia, 2013

Karakterisasi Morfologi Dan Hubunagn Filogenetik Sepuluh Kultivar Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif untuk mendata dan mengevaluasi karakteristik morfologi daun, duri, buah, mata dan mahkota pada 10 kultivar nanas Subang, yang kemudian hasilnya akan dianalisis dengan menggunakan software MEGA 4.0.2 (Molecular

Evolutionary Genetics Analysis) untuk menghasilkan pohon filogenetik yang

terstruktur mengenai hubungan kekerabatan kultivar nanas Subang serta kultivar nanas Subang dan Malaysia.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh kultivar

Ananas comosus (L.) Merr., yang terdapat di Perkebunan Toto Mariuk, Jalan

Cagak Subang dan Kebun Percobaan Subang, Jawa Barat.

2. Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10 kultivar nanas Subang terpilih yang diamati (Tabel 3.1).

Tabel 3.1 Sampel Tumbuhan yang Digunakan

No. Kultivar Ananas comosus (L.) Merr.

1. Cayenne Biasa


(22)

27

Yolla Shara Amelia, 2013

Karakterisasi Morfologi Dan Hubunagn Filogenetik Sepuluh Kultivar Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Cayenne Duri

4. Cayenne Leor

5. Cayenne Bulat

No. Kultivar Ananas comosus (L.) Merr.

6. Cayenne Hilo

7. Cayenne Gelung Duri

8. Cayenne Bottleneck

9. Cayenne Big Eye

10. Queen Blitar

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai Bulan Maret 2013. Lokasi penelitian dilakukan di Laboratorium Struktur Tumbuhan FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia Jalan Setiabudi 229 Bandung.

D. Alat dan Bahan Penelitian

Penelitian ini menggunakan bahan utama yaitu kultivar nanas Subang. Nanas yang digunakan dalam penelitian ini adalah nanas yang diperoleh dari Perkebunan Toto Mariuk, Jalan Cagak Subang dan Kebun Percobaan Subang, Jawa Barat.

1. Alat

Alat – alat yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Daftar Alat yang Digunakan

No. Nama Alat Kegunaan Jumlah

1. Pisau Memotong sampel tumbuhan 1 buah

2. Camera digital Mendokumentasikan hasil penelitian

1 buah


(23)

28

Yolla Shara Amelia, 2013

Karakterisasi Morfologi Dan Hubunagn Filogenetik Sepuluh Kultivar Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Tabel skoring

karakteristik morfologi

Tabel yang berisikan karakter morfologi yang akan di amati

3 buah

5. Penggaris Mengukur sampel 2 buah

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah organ daun, buah dan mahkota dari 10 kultivar nanas, seperti yang dapat terlihat pada Tabel 3.1.

E. Langkah Kerja

Penelitian ini terdiri atas beberapa tahap, yaitu tahap persiapan, identifikasi tumbuhan, pengambilan sampel dan observasi morfologi serta studi pustaka.

1. Persiapan Awal

Persiapan yang dilakukan meliputi pembuatan proposal penelitian, kegiatan survei ke lapangan untuk mencari lokasi pengambilan sampel nanas dan mengetahui sampel yang akan dicuplik, serta menyiapkan alat – alat yang mendukung penelitian.

2. Identifikasi Tumbuhan

Identifikasi tumbuhan dilakukan dengan sumber berupa jurnal dan skripsi yang berhubungan dengan tanaman nanas (Ananas comosus (L.) Merr.).

3. Pengambilan Sampel Tumbuhan

Metode sampling dilakukan secara langsung, dengan pengambilan sampel nanas sebanyak 10 buah yang berasal dari Perkebunan Toto Mariuk,


(24)

29

Yolla Shara Amelia, 2013

Karakterisasi Morfologi Dan Hubunagn Filogenetik Sepuluh Kultivar Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jalan Cagak Subang dan Kebun Percobaan Subang, Jawa Barat. Bagian dari tumbuhan yang diambil adalah organ daun, buah, dan mahkota.

4. Observasi Morfologi

Untuk mempermudah pengamatan saat kegiatan observasi digunakan tabel skoring. Tabel berisi karakter – karakter morfologi dengan bobot setiap karakter. Total karakter yang diamati berjumlah 21 karakter yaitu delapan karakter pengamatan daun, enam karakter pengamatan duri, tiga karakter pengamatan buah, tiga karakter pengamatan mata buah dan satu karakter pengamatan mahkota. Total karakter yang diamati untuk nanas Subang dan Malaysia berjumlah 15 karakter yang meliputi tujuh karakter pengamatan daun yaitu bentuk daun, tepi daun, permukaan daun, permukaan daun mengkilap, warna daun bagian atas, warna daun bagian bawah, bentuk petak daun, lima karakter pengamatan duri yaitu daun berduri, lokasi duri, pola distribusi duri, bentuk duri, ukuran duri, dua karakter pengamatan buah yaitu bentuk buah, warna kulit buah dan satu karakter pengamatan bentuk mata. Karakter morfologi daun, duri, buah dan mata berpedoman pada “Morphological Characteristic and Phylogeny of Malaysian Pineapple” oleh Syafiqah (2012) dan karakter morfologi mahkota berdasarkan pada Panduan Pengujian Individual Kebaruan, Keunikan, Keseragaman dan Kestabilan yang diterbitkan oleh Departemen Pertanian Republik Indonesia: Pusat Perlindungan Varietas Tanaman (2007).

Karakter yang digunakan merupakan Multi State karakter dengan nilai skor angka 0, 1, 2, 3, 4 dan 5. Angka 0 merupakan nilai skoring yang paling rendah (karakter primitif), angka 1 bernilai sedang, pertengahan atau rendah, sedangkan nilai 2, 3, 4 dan 5 merupakan nilai paling tinggi pada skoring


(25)

30

Yolla Shara Amelia, 2013

Karakterisasi Morfologi Dan Hubunagn Filogenetik Sepuluh Kultivar Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menunjukkan karakter kemajuan. Jika skor angka dikonversi untuk dianalisis dengan software MEGA 4.0.2 (Molecular Evolutionary Genetics Analysis), maka 0 – 5 diubah menjadi m, k, l, i, f, dan n seperti urutan protein pada bakteri. Karakter – karakter morfologi yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Karakteristik Morfologi yang Diobservasi

No. Karakteristik

Morfologi Skor Keterangan

1. Daun berduri 0 – ada 1 – tidak ada

Diamati adanya duri di bagian tepi daun.

2. Lokasi duri 0 – sepanjang tepi daun 1 – ujung dan pangkal daun 2 – ujung daun

3 – pangkal daun 4 – tidak ada

Diamati sebaran duri pada daun, dari bagian ujung, tengah dan pangkal daun.

3. Pola distribusi duri

0 – rapat (< 0,2 cm) dan jumlah banyak 1 – renggang (>0,2) dan jumlah banyak 2 – rapat (< 0,2 cm) dan jumlah sedikit 3 – renggang (>0,2) dan jumlah sedikit

Dihitung jarak antar duri, dan jumlah duri yang ada pada daun.


(26)

31

Yolla Shara Amelia, 2013

Karakterisasi Morfologi Dan Hubunagn Filogenetik Sepuluh Kultivar Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4 – tidak ada 4. Bentuk duri 0 – tumpul

1 – tajam 2 – tidak ada

Diamati bentuk

ujung duri yang terdapat pada bagian daun dan dengan sentuhan tangan.

5. Ukuran duri 0 – panjang (> 0,1 cm) 1 – pendek (< 0,1 cm) 2 – tidak ada

Dihitung dari

pangkal duri hingga ujung duri.

6. Arah duri 0 – mengarah ke ujung 1 – mengarah ke pangkal 2 – keduanya

Diamati arah

orientasi duri.

No. Karakteristik

Morfologi Skor Keterangan

7. Warna duri 0 – kehijauan 1 – kemerahan 2 – keunguan

Diamati warna duri pada daun dewasa.

8. Bentuk daun 0 – linear (sempit dan panjang)

1 – acuminatus (meruncing ke satu titik)

Diamati bentuk daun dewasa.

9. Tepi daun 0 – berduri 1 – entire (halus) 2 – ciliate (berambut)

Diamati tekstur tepi daun dewasa.

10. Permukaan daun 0 – halus 1 – kasar

Diamati tekstur

permukaan daun


(27)

32

Yolla Shara Amelia, 2013

Karakterisasi Morfologi Dan Hubunagn Filogenetik Sepuluh Kultivar Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

11. Permukaan daun

bagian atas

mengkilap

0 – ada 1 – tidak

Diamati pada

permukaan daun

dewasa bagian atas.

12. Warna daun

(bagian atas)

0 – hijau

1 – hijau kemerahan 2 – hijau kecoklatan

Diamati dengan

melihat warna pada

permukaan daun

bagian atas.

13. Warna daun

(bagian bawah)

0 – hijau keputihan 1 – hijau kemerahan 2 – hijau kecoklatan

Diamati dengan cara melihat warna pada

permukaan daun

bagian bawah.

14. Bentuk petak daun

0 – canaliculatus (bentuk

menyerupai huruf U) 1 – carinatus (bentuk menyerupai huruf V)

Diamati dengan cara melihat bentuk daun secara keseluruhan.

No. Karakteristik

Morfologi Skor Keterangan

15. Bentuk buah 0 – silinder 1 – bulat 2– kerucut

Diamati bentuk buah secara keseluruhan.

16. Warna kulit buah 0 – kuning 1 – hijau tua 2 – hijau muda 3 – hijau – oranye 4 – oranye – kemerahan

Diamati warna kulit buah ketika buah sudah matang.

17. Warna daging buah (diamati ketika matang)

0 – hijau

1 – hijau keperakan 2 – kuning keputihan

Diamati warna

daging buah ketika buah sudah matang.


(28)

33

Yolla Shara Amelia, 2013

Karakterisasi Morfologi Dan Hubunagn Filogenetik Sepuluh Kultivar Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3 – kuning kemerahan 4 – kecoklatan

18. Bentuk mata 0 – menonjol 1 – datar

Diamati bentuk mata pada buah

19. Kedalaman mata 0 – dangkal 1 – dalam

Diraba dengan indra perasa sentuhan tangan.

20. Ukuran mata 0 – kecil (<1,9 cm) 1 – besar (>1,9cm)

Dihitung bagian terlebar mata.

21. Bentuk mahkota 0 – jorong jambul (oblong

blocky)

1 – bentuk hati (akron) 2 – kerucut panjang (long –

conical)

3 – silindris dengan ujung lebat (lengthened

cylindrical with buncy top)

4 – kerucut (cone)

Diamati bentuk

mahkota secara

keseluruhan.

No. Karakteristik

Morfologi Skor Keterangan

5 – silindris memanjang (lengthened cylindrical)

Keterangan : (*) Hasil skor 1, 2, 3, 4, 5 = karakter lebih maju atau modern, 0 = karakter primitif. Konversi hasil skor k, l, i, f, n = karakter lebih maju atau modern, m = karakter primitif.

Sumber : Syafiqah (2012); Departemen Pertanian Republik Indonesia (2007)


(29)

34

Yolla Shara Amelia, 2013

Karakterisasi Morfologi Dan Hubunagn Filogenetik Sepuluh Kultivar Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil pengamatan dimasukkan ke dalam tabel skoring yang karakter telah diamati. Setelah seluruh data morfologi daun, duri, buah, mata dan mahkota terkumpul, dilakukan analisis dengan menggunakan MEGA 4.0.2 (Molecular Evolutionary Genetics Analysis) yang merupakan analisis karakteristik dalam data berupa deskriptif untuk membangun pohon filogenetik (Syafiqah, 2012). Sehingga diperoleh hubungan kekerabatan berupa pohon filogenetik yang terstruktur mengenai hubungan kekerabatan kultivar nanas Subang serta kultivar nanas Subang dan Malaysia.

Langkah – langkah dalam melakukan analisis filogenetik dan merekonstruksi pohon filogenetik adalah sebagai berikut:

a. Setelah dilakukan observasi morfologi langsung dan skoring, didapat matriks skoring dari tiap karakter.

b. Ubah skoring 0, 1, 2, 3, 4, 5, menjadi urutan protein pada bakteri m, k, l, i, f, n.

c. Buka program ClustalX (1.83) sebelum dimasukan ke program MEGA

4.0.2

d. Klik file, kemudian Load Sequences Open

e. Setelah file dalam bentuk notepad dipilih, klik Aligment Output

Format Option

f. Pilih output format dalam bentuk NEXUS format Close

g. Klik Do Complete Aligment hingga didapatkan dalam bentuk

NEXUS.files.

h. Buka program MEGA 4.0.2 untuk membangun pohon filogenetik i. Klik File kemudian Open Data

j. Pilih all files agar nxs.file dapat terbaca klik nxs.file k. Klik icon convert to MEGA format


(30)

35

Yolla Shara Amelia, 2013

Karakterisasi Morfologi Dan Hubunagn Filogenetik Sepuluh Kultivar Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

l. Setelah masuk ke data format pilih .nexus (PAUP, McClade) – OK

m. Save as untuk mendapatkan data berupa mega.file untuk tahap selanjutnya.

n. Untuk mengaktifkan data file yang akan dianalisis, buka click me to active

a data file

o. Pilih data dalam bentuk mega.file yang telah disave as input data,

kemudian klik protein sequences karena tabel skoring diubah menjadi urutan protein bakteri  OK  close

p. Klik phylogeny construct phylogeny maximum parsimony

compute

q. Jika terdapat outgroup klik place root on branch agar outgroup terpisah dari ingroup

r. Untuk menyimpan file berupa foto klik image save as TIFF file.

s. Lakukan beberapa kali ulangan, hingga didapatkan pohon filogenetik yang representatif dan pilih tampilan yang terbaik.

Setelah didapatkan pohon filogenetik nanas Subang yang representatif, langkah selanjutnya adalah menganalisis pohon filogenetik nanas Subang. Selain menganalisis pohon filogenetik dari nanas Subang dilakukan perbandingan dengan menyatukan data antara nanas Subang dengan nanas Malaysia berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Syafiqah (2012) sehingga dapat terlihat perbedaan ataupun persamaan karakter dari pohon filogenetik nanas Subang – nanas Malaysia yang mengindikasikan jauh dan dekatnya hubungan kekerabatan kedua kelompok nanas berbeda asal negara ini.

F. Alur Penelitian

Persiapan

Pengamatan morfologi 10 kultivar nanas Subang yang

berbeda

Pengambilan sampel dari kebun nanas di Subang


(31)

36

Yolla Shara Amelia, 2013

Karakterisasi Morfologi Dan Hubunagn Filogenetik Sepuluh Kultivar Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(32)

68

Yolla Shara Amelia, 2013

Karakterisasi Morfologi Dan Hubunagn Filogenetik Sepuluh Kultivar Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan karakter morfologi pada nanas Subang terdiri atas 21 karakter, yaitu delapan karakter pengamatan daun, enam karakter pengamatan duri, tiga karakter pengamatan buah, tiga karakter pengamatan mata dan satu karakter pengamatan mahkota, sedangkan karakter pada nanas Subang – Malaysia terdiri atas 15 karakter. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan program komputer MEGA Versi 4.0.2, pohon filogenetik satu yang terbentuk membagi 10 kultivar nanas Subang menjadi dua kelompok. Kelompok pertama beranggotakan Queen Blitar, sedangkan kelompok kedua beranggotakan

Cayenne Gelung Duri, Cayenne Duri, Cayenne Bulat, Cayenne Bottleneck, Cayenne Big Eye, Cayenne Hilo, Cayenne Biasa, Cayenne Leor, dan Cayenne

Simadu. Karakter yang membedakan kelompok satu dan dua adalah karakter buah, mata dan mahkota. Kultivar yang memiliki kekerabatan lebih dekat pada 10 kultivar nanas Subang adalah Cayenne Biasa dan Cayenne Simadu.

Pohon filogenetik dua yang terbentuk membagi sembilan belas kultivar nanas Subang – Malaysia menjadi dua kelompok. Kelompok pertama terdiri atas empat nanas Malaysia kultivar Morris Betanggor, Morris Gajah, Sarawak Green Local, dan Yankee. Kelompok kedua terdiri atas lima nanas Malaysia hasil hibridisasi yaitu kultivar Maspine, N36, MD2, MD2/T, Josapine, dan kultivar lainnya merupakan 10 kultivar nanas asal Subang, Indonesia.


(33)

69

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat beberapa saran untuk penelitian selanjutnya pada kultivar nanas, diantaranya:

1. Diperlukan adanya penelitian mengenai karakter morfologi bunga pada nanas yang berbeda kelompok, seperti bunga Cayenne dengan Queen untuk menambah kelengkapan karakter morfologi.

2. Diperlukan jumlah sampel yang lebih besar, dan diambil dari tempat yang berbeda seperti nanas asal Bogor.

3. Untuk penelitian selanjutnya mengenai karakterisasi morfologi baik pada nanas atau pun tanaman lain, dapat digunakan alat bantu ukur berupa jangka sorong untuk memudahkan dalam pengukuran ukuran organ tanaman guna mendapatkan hasil yang lebih akurat.

4. Untuk penelitian lanjutan diperlukan penelitian mengenai kekerabatan nanas Subang dan nanas Subang – Malaysia dalam bidang anatomi, fisiologi dan molekuler.


(34)

(35)

70

Yolla Shara Amelia, 2013

Karakterisasi Morfologi Dan Hubunagn Filogenetik Sepuluh Kultivar Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Abidin, N. (2010). Filogenetik Bulu Babi Tripneustes gratilla Menggunakan DNA

Mitokondria. Skripsi Sarjana Sains pada Fakultas Pendidikan Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam pada Fakultas FPMIPA Universitas Negeri Papua Manokwari. [Online]. Tersedia: www.papuaweb.org [24 April 2013]

Ardisela, D. (2010). “Pengaruh Dosis Rootone-F Terhadap Pertumbuhan Crown Tanaman Nenas (Ananas comosus)”. Jurnal Agribisnis dan Pengembangan

Wilayah. 1, (2), 48 – 62.

Anwar, N. (2007). Pengaruh Media Multiplikasi Terhadap Pembentukan Akar pada

Tunas In Vitro Nanas (Ananas Comosus (L.) Merr.) Cv. Smooth Cayenne di Media Pengakaran. Skripsi Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut

Pertanian Bogor. [Online]. Tersedia: http://repository.ipb.ac.id [17 Mei 2013]

Australian Government Office of the Gene Technology Regulator. (2008). The Biology of Ananas comosus var. comosus (Pineapple) [Online]. Tersedia: http://www.ogtr.gov.au [8 Desember 2012]

Conqruist, A. (1981). An Integrated System of Classification of Flowering Plants. New York: Columbia University Press.

Coppens d‟Eeckenbrugge G., Garth M. Sanewski, Mike K. Smith, Marie-France Duval, and Freddy Leal. Ananas. (2011). Wild Crop Relatives: Genomic and

Breeding Resources, Tropical and Subtropical Fruits [Online]. Tersedia:

www.springer.com. [7 Desember 2012]

Didin dan Sobir. (2009). “Identifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketidakseragaman Ukuran Buah Nanas (Ananas Comosus L. Merr) di P.T. Great Giant Pineapple, Terbanggi Besar, Lampung Tengah.” Makalah pada


(36)

71

Yolla Shara Amelia, 2013

Karakterisasi Morfologi Dan Hubunagn Filogenetik Sepuluh Kultivar Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB, Bogor.

Dinas Pertanian Tanaman Pangan. (2008). Standar Operasional Produser (SOP)

Nanas Kabupaten Subang Revisi 1 [Online]. Tersedia:

http://ditbuah.hortikultura.deptan.go.id [6 Desember 2012]

Departemen Pertanian Republik Indonesia: Pusat Perlindungan Varietas Tanaman. (2007). Panduan Pengujian Individual Kebaruan, Keunikan, Keseragaman dan

Kestabilan Nanas Pineapple (Ananas Comosus (L.) Merr.).

Fitmawati. (2003). “Revalansi Batasan Spesies dan Infraspesies Van Stenis Ditinjau dari Perkembangan Teknologi Pencacah Molekuler.” Jurnal Floribunda. 2, (4),

108 – 112.

Gilman, F. E. (1999). Ananas comosus „Variegatus‟. [Online]. Tersedia: http://hort.ifas.ufl.edu [ 1 September 2013]

Hadiati, S. (2009). Nenas Komersial Berdaun Tanpa Duri. [Online]. Tersedia: http://pustaka.litbang.deptan.go.id [ 1 September 2013]

Hariyadi, B., Harlis, Muswita, Aina M. dan Sadikin A. (2011). “Pelatihan Penggunaan Gen Bank NCBI (National Center For Biotechnology Information) dan Program MEGA 4.0 (Molecular Evolutionary Genetics Analysis Version

4.0) untuk Penelitian dan Peningkatan Pembelajaran Biologi di Sekolah dan

Perguruan Tinggi”. Jurnal Pengabdian pada Masyarakat. 52, 55 – 60.

Haryudin, W. dan Rostiana O. (2008). “Karakteristik Morfologi Bunga Kencur”.


(37)

72

Yolla Shara Amelia, 2013

Karakterisasi Morfologi Dan Hubunagn Filogenetik Sepuluh Kultivar Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hertianti, L. C. (2012). Analisis Biomolekuler Gen Internal Transcribed Spacer (ITS)

Dalam Studi Filogenetik Zingiber loerzingii Valeton (Zingiberaceae). Skripsi

Sarjana Sains pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Insitut Pertanian Bogor. [Online]. Tersedia: http://repository.ipb.ac.id [2 Januari 2013]

Hidayat, B. (1994). Morfologi Tumbuhan. Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Guru.

Hidayat, B. (1995). Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

Hidayat, T., dan Pancoro, A. (2006). “Sistematika dan Filogenetika Molekuler”.

Makalah pada Kursus Tingkat Perangkat Lunak PAUP dan MrBayes untuk Penelitian Filogenetika Molekuler SITH ITB, Bandung.

Hidayat, T., dan Pancoro, A. (2008). “Kajian Filogenetika Molekuler dan Peranannya

Dalam Menyediakan Informasi Dasar untuk Meningkatkan Kualitas Sumber

Genetik Anggrek”. Jurnal Agrobiogen. 4, (1), 35 – 40.

Hidayat, T., Abdullah F. I., Kuppusamy C., Samad A. A., and Wagiran A. (2012).

“Molecular Identification of Malaysian Pineapple Cultivar Based on Internal

Transcribed Spacer Region”. APCBEE Procedia ELSEVIER. 4, 146 – 151. Irfandi. (2005). Karakterisasi Morfologi Lima Populasi Nanas (Ananas Comosus (L.)

Merr.) Skripsi Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. [Online]. Tersedia: http://repository.ipb.ac.id [12 Desember 2012]

Juansah, J., Dahlan K., dan Huriati F. (2009). “Peningkatan Mutu Sari Buah Nanas dengan Memanfaatkan Sistem Filtrasi Aliran Dead-End dari Membran Selulosa


(38)

73

Yolla Shara Amelia, 2013

Karakterisasi Morfologi Dan Hubunagn Filogenetik Sepuluh Kultivar Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kartika, D., Fitmawati dan Sofiyanti. (2009). “Analisis Filogenetik Tiga Populasi Duku Turak (Lansium domesticum Corr.) Asal Kabupaten Kuantan Singingi Berdasarkan Karakter Morfologi.”

Kinsey, B. (2013). A Guide to the Flowers and Plants of Hawaii: Flower Ananas

comosus [Online]. Tersedia:http://wildlifeofhawaii.com. [27 Januari 2013]

Lindley, J., (1839). An Introduction to Botany, Volume 2. London: Harvard University.

Maharani, G. S. (2008). Keragaman Morfologi pada Kultivar Mangifera indica L.

Menggunakan Metode Fenetik. Skripsi Sarjana Sains pada Fakultas Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: tidak diterbitkan.

Malihah. (2006). Karakteristik Morfologi dan Kualitas Buah Nanas (Ananas comosus (L.) Merr.) dari Empat Populasi di Kecamatan Cijeruk Kabupaten Bogor. Skripsi Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. [Online]. Tersedia: http://repository.ipb.ac.id [17 Desember 2012]

Miswar, Z. F., Sukarmin, dan F. Ihsan. (2012). “Teknik Karakterisasi Kuantitatif Beberapa Aksesi Nanas”. Bulletin Teknik Pertanian. 17, (1), 10-13.

Mursyidin, H. D., dan Qurrohman, T. M. (2012). “Kekerabatan Filogenetik 15 Jenis

Durian (Durio Spp.) Berdasarkan Analisis Bioinformatik Gen 5.8s Rrna dan ITS Region”. Jurnal Bioscientiae. 9, (1), 45-54.

Nasution, A., Poerwanto, R., Sobir, Surahman, M. dan Trikoesoemaningtyas. (2010).

“Seleksi Hasil Persilangan antara „Queen‟ dan „Smooth Cayenne‟ Untuk

Perbaikan Hasil dan Mutu Buah Nenas.” Jurnal Hortikultura Indonesia. 1, (1),


(39)

74

Yolla Shara Amelia, 2013

Karakterisasi Morfologi Dan Hubunagn Filogenetik Sepuluh Kultivar Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Office of the Gene Technology Regulator. (2003). The Biology and Ecology of Pineapple (Ananas comosus var. comosus) in Australia [Online]. Tersedia: www.ogtr.gov.au [6 Desember 2012]

Othman, M.H., Buang, and Khairuzamri. (2011). “Rejuvenating the Malaysian

Pineapple Industry”. ISHS Acta Horticulturae International Pineapple

Symposium. 902, (7), 39 – 51.

Pineapple Best Practice Manual. (2009). The Pineapple, Australia.

Portal Resmi Perindustrian Nanas Malaysia. (2013). Sumber Kultivar Nanas Malaysia [Online]. Tersedia: http://www.mpib.gov.my. [26 Mei 2013]

Rahayu, S.E. dan Handayani. (2008). “Keanekaragaman Morfologi dan Anatomi

Pandanus (Pandanaceae) Di Jawa Barat.” Vis Vitalis. 1, (2), 29 – 44.

Rajendran, Kamarulzaman, Nawi, and Mohamed. (2010). Buyer-Supplier Relationship in Malaysian Pineapple Industry Supply Chain. Global Conference

on Operations and Supply Chain Management (Gcom 2012) Proceeding, 66

78 [Online]. Tersedia : www.globalresearch.com. [15 Mei 2013]

Rejeki, S. F. (2011). Analisis Filogenetik pada Genus Phalaeonopsis Berdasarkan

Karakteristik Morfologi Bunga dan Pollinaria. Skripsi Sarjana Sains pada

Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: tidak diterbitkan.

Rieger, M. (2012). Pineapple (Ananas comosus) [Online]. Tersedia: http://www.fruit-crops.com. [27 Januari 2013]

Sari, N. R., (2002). Analisis Keragaman Morfologi dan Kualitas Buah Populasi


(40)

75

Yolla Shara Amelia, 2013

Karakterisasi Morfologi Dan Hubunagn Filogenetik Sepuluh Kultivar Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Skripsi Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. [Online]. Tersedia: http://repository.ipb.ac.id [17 Desember 2012]

Shields, J. E. (2011). Leaf Morphology Based on Wm. Stearns, "Botanical Latin"

(1966) [Online]. Tersedia: http://www.shieldsgardens.com. [9Desember 2012]

Syafiqah, N. (2012). Morphological Characteristic and Phylogeny of Malaysian

Pineapple. Skripsi Sarjana Sains pada Faculty of Biosciences and

Bioengineering Universiti Teknologi Malaysia: tidak diterbitkan.

Tjitrosoepomo, G. (1993). Taksonomi Tumbuhan Berbiji (Spermatophyta). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Tjitrosoepomo, G. (2009). Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Tjitrosomo, S. S. (1983). Botani Umum 1. Bandung: Angkasa.

United States Departement of Agriculture. (2012). Tropical Plant Genetic Resources and Disease Research, Pineapple Collection [Online]. Tersedia: http://www.ars.usda.gov [18 Desember 2012]

Wisanti, (2011). Hubungan Kekerabatan. [Online]. Tersedia: http://pdpt.unesa.ac.id [1 September 2013]

Yudianto, S. A. (1992). Mengerti Morfologi Tumbuhan (Apa dan Mengapa). Bandung: Tarsito.


(41)

76

Yolla Shara Amelia, 2013

Karakterisasi Morfologi Dan Hubunagn Filogenetik Sepuluh Kultivar Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Yunianti, R., Sujiprihati S., dan Syukur M. (2010). Teknik Persilangan Buatan. [Online]. Tersedia: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/60268 [19 Mei 2013]


(1)

Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB, Bogor.

Dinas Pertanian Tanaman Pangan. (2008). Standar Operasional Produser (SOP) Nanas Kabupaten Subang Revisi 1 [Online]. Tersedia: http://ditbuah.hortikultura.deptan.go.id [6 Desember 2012]

Departemen Pertanian Republik Indonesia: Pusat Perlindungan Varietas Tanaman. (2007). Panduan Pengujian Individual Kebaruan, Keunikan, Keseragaman dan

Kestabilan Nanas Pineapple (Ananas Comosus (L.) Merr.).

Fitmawati. (2003). “Revalansi Batasan Spesies dan Infraspesies Van Stenis Ditinjau

dari Perkembangan Teknologi Pencacah Molekuler.” Jurnal Floribunda. 2, (4),

108 – 112.

Gilman, F. E. (1999). Ananas comosus „Variegatus‟. [Online]. Tersedia: http://hort.ifas.ufl.edu [ 1 September 2013]

Hadiati, S. (2009). Nenas Komersial Berdaun Tanpa Duri. [Online]. Tersedia: http://pustaka.litbang.deptan.go.id [ 1 September 2013]

Hariyadi, B., Harlis, Muswita, Aina M. dan Sadikin A. (2011). “Pelatihan Penggunaan Gen Bank NCBI (National Center For Biotechnology Information) dan Program MEGA 4.0 (Molecular Evolutionary Genetics Analysis Version

4.0) untuk Penelitian dan Peningkatan Pembelajaran Biologi di Sekolah dan

Perguruan Tinggi”. Jurnal Pengabdian pada Masyarakat. 52, 55 – 60.

Haryudin, W. dan Rostiana O. (2008). “Karakteristik Morfologi Bunga Kencur”.


(2)

Hertianti, L. C. (2012). Analisis Biomolekuler Gen Internal Transcribed Spacer (ITS)

Dalam Studi Filogenetik Zingiber loerzingii Valeton (Zingiberaceae). Skripsi

Sarjana Sains pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Insitut Pertanian Bogor. [Online]. Tersedia: http://repository.ipb.ac.id [2 Januari 2013]

Hidayat, B. (1994). Morfologi Tumbuhan. Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Guru.

Hidayat, B. (1995). Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

Hidayat, T., dan Pancoro, A. (2006). “Sistematika dan Filogenetika Molekuler”. Makalah pada Kursus Tingkat Perangkat Lunak PAUP dan MrBayes untuk Penelitian Filogenetika Molekuler SITH ITB, Bandung.

Hidayat, T., dan Pancoro, A. (2008). “Kajian Filogenetika Molekuler dan Peranannya Dalam Menyediakan Informasi Dasar untuk Meningkatkan Kualitas Sumber

Genetik Anggrek”. Jurnal Agrobiogen. 4, (1), 35 – 40.

Hidayat, T., Abdullah F. I., Kuppusamy C., Samad A. A., and Wagiran A. (2012). “Molecular Identification of Malaysian Pineapple Cultivar Based on Internal

Transcribed Spacer Region”. APCBEE Procedia ELSEVIER. 4, 146 – 151.

Irfandi. (2005). Karakterisasi Morfologi Lima Populasi Nanas (Ananas Comosus (L.) Merr.) Skripsi Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. [Online]. Tersedia: http://repository.ipb.ac.id [12 Desember 2012]

Juansah, J., Dahlan K., dan Huriati F. (2009). “Peningkatan Mutu Sari Buah Nanas dengan Memanfaatkan Sistem Filtrasi Aliran Dead-End dari Membran Selulosa


(3)

Kartika, D., Fitmawati dan Sofiyanti. (2009). “Analisis Filogenetik Tiga Populasi Duku Turak (Lansium domesticum Corr.) Asal Kabupaten Kuantan Singingi Berdasarkan Karakter Morfologi.”

Kinsey, B. (2013). A Guide to the Flowers and Plants of Hawaii: Flower Ananas

comosus [Online]. Tersedia: http://wildlifeofhawaii.com. [27 Januari 2013]

Lindley, J., (1839). An Introduction to Botany, Volume 2. London: Harvard University.

Maharani, G. S. (2008). Keragaman Morfologi pada Kultivar Mangifera indica L.

Menggunakan Metode Fenetik. Skripsi Sarjana Sains pada Fakultas Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: tidak diterbitkan.

Malihah. (2006). Karakteristik Morfologi dan Kualitas Buah Nanas (Ananas comosus (L.) Merr.) dari Empat Populasi di Kecamatan Cijeruk Kabupaten Bogor. Skripsi Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. [Online]. Tersedia: http://repository.ipb.ac.id [17 Desember 2012]

Miswar, Z. F., Sukarmin, dan F. Ihsan. (2012). “Teknik Karakterisasi Kuantitatif

Beberapa Aksesi Nanas”. Bulletin Teknik Pertanian. 17, (1), 10-13.

Mursyidin, H. D., dan Qurrohman, T. M. (2012). “Kekerabatan Filogenetik 15 Jenis Durian (Durio Spp.) Berdasarkan Analisis Bioinformatik Gen 5.8s Rrna dan

ITS Region”. Jurnal Bioscientiae. 9, (1), 45-54.

Nasution, A., Poerwanto, R., Sobir, Surahman, M. dan Trikoesoemaningtyas. (2010).

“Seleksi Hasil Persilangan antara „Queen‟ dan „Smooth Cayenne‟ Untuk

Perbaikan Hasil dan Mutu Buah Nenas.” Jurnal Hortikultura Indonesia. 1, (1),


(4)

Office of the Gene Technology Regulator. (2003). The Biology and Ecology of Pineapple (Ananas comosus var. comosus) in Australia [Online]. Tersedia: www.ogtr.gov.au [6 Desember 2012]

Othman, M.H., Buang, and Khairuzamri. (2011). “Rejuvenating the Malaysian

Pineapple Industry”. ISHS Acta Horticulturae International Pineapple

Symposium. 902, (7), 39 – 51.

Pineapple Best Practice Manual. (2009). The Pineapple, Australia.

Portal Resmi Perindustrian Nanas Malaysia. (2013). Sumber Kultivar Nanas Malaysia [Online]. Tersedia: http://www.mpib.gov.my. [26 Mei 2013]

Rahayu, S.E. dan Handayani. (2008). “Keanekaragaman Morfologi dan Anatomi

Pandanus (Pandanaceae) Di Jawa Barat.” Vis Vitalis. 1, (2), 29 – 44.

Rajendran, Kamarulzaman, Nawi, and Mohamed. (2010). Buyer-Supplier Relationship in Malaysian Pineapple Industry Supply Chain. Global Conference

on Operations and Supply Chain Management (Gcom 2012) Proceeding, 66

78 [Online]. Tersedia : www.globalresearch.com. [15 Mei 2013]

Rejeki, S. F. (2011). Analisis Filogenetik pada Genus Phalaeonopsis Berdasarkan

Karakteristik Morfologi Bunga dan Pollinaria. Skripsi Sarjana Sains pada

Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: tidak diterbitkan.

Rieger, M. (2012). Pineapple (Ananas comosus) [Online]. Tersedia: http://www.fruit-crops.com. [27 Januari 2013]


(5)

Skripsi Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. [Online]. Tersedia: http://repository.ipb.ac.id [17 Desember 2012]

Shields, J. E. (2011). Leaf Morphology Based on Wm. Stearns, "Botanical Latin"

(1966) [Online]. Tersedia: http://www.shieldsgardens.com. [9 Desember 2012]

Syafiqah, N. (2012). Morphological Characteristic and Phylogeny of Malaysian

Pineapple. Skripsi Sarjana Sains pada Faculty of Biosciences and

Bioengineering Universiti Teknologi Malaysia: tidak diterbitkan.

Tjitrosoepomo, G. (1993). Taksonomi Tumbuhan Berbiji (Spermatophyta). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Tjitrosoepomo, G. (2009). Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Tjitrosomo, S. S. (1983). Botani Umum 1. Bandung: Angkasa.

United States Departement of Agriculture. (2012). Tropical Plant Genetic Resources and Disease Research, Pineapple Collection [Online]. Tersedia: http://www.ars.usda.gov [18 Desember 2012]

Wisanti, (2011). Hubungan Kekerabatan. [Online]. Tersedia: http://pdpt.unesa.ac.id [1 September 2013]

Yudianto, S. A. (1992). Mengerti Morfologi Tumbuhan (Apa dan Mengapa). Bandung: Tarsito.


(6)

Yunianti, R., Sujiprihati S., dan Syukur M. (2010). Teknik Persilangan Buatan. [Online]. Tersedia: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/60268 [19 Mei 2013]