PERBEDAAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DENGAN FUTSAL DI SMPN 1 PASEH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2013.

(1)

Niara Ayu Benny, 2013

Perbedaan Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Bola Basket Dengan Futsal Di SMPN 1 Paseh Kabupaten Bandung Tahun 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

PERBEDAAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DENGAN FUTSAL DI SMPN 1 PASEH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2013

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Science

Oleh

NIARA AYU BENNY 0907380

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013

PERBEDAAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA SISWA YANG MENGIKUTI

EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DENGAN FUTSAL DI SMPN 1 PASEH KABUPATEN


(2)

Niara Ayu Benny, 2013

Perbedaan Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Bola Basket Dengan Futsal Di SMPN 1 Paseh Kabupaten Bandung Tahun 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Oleh

Niara Ayu Benny

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Sains Program Studi Ilmu Keolahragaan

© Niara Ayu Benny 2013 UniversitasPendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya, atau sebagian, Dengan di cetak ulang, di photocopy atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(3)

Niara Ayu Benny, 2013

Perbedaan Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Bola Basket Dengan Futsal Di SMPN 1 Paseh Kabupaten Bandung Tahun 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN

NIARA AYU BENNY

PERBEDAAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DENGAN

FUTSAL DI SMPN 1 PASEH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2013

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Agus Rusdiana, M. Sc, Ph. D NIP. 197608122001121001

Pembimbing II

Iman Imanudin, S. Pd, M. Pd NIP. 197508102001121001

Mengetahui: Ketua Program Studi

Ilmu Keolahragaan

Drs. Sumardiyanto, M. Pd NIP. 196212221987031002


(4)

Niara Ayu Benny, 2013

Perbedaan Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Bola Basket Dengan Futsal Di SMPN 1 Paseh Kabupaten Bandung Tahun 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Perbedaan Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Bola Basket Dengan Futsal Di SMPN 1 Paseh Kabupaten

Bandung Tahun 2013 Niara Ayu Benny

0907380

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat kebugaran jasmani siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola basket dengan futsal di SMPN 1 Paseh Kabupaten Bandung Tahun 2013. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif komparatif yang membandingkan status kebugaran jasmani siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bola basket dan futsal. Populasi dari penelitian ini adalah siswa putra yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bola basket dan futsal SMPN 1 Paseh. Yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah 30 orang peserta ekstrakurikuler, yang terdiri dari 15 siswa ekstrakurikuler bola basket, dan 15 siswa yang mengikuti ekstrakurikuler futsal. Pengambilan data menggunakan survey, dengan instrument yang digunakan TKJI untuk usia 13-15 tahun. Teknik analisis data untuk menguji perbedaan menggunakan analisis uji-t, melalui uji prasyarat normalitas, dan homogenitas. Hasil penelitian memperoleh nilai probabilitas atau sig 0,228 > 0.05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan tingkat kebugaran jasmani siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola basket dengan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler futsal di SMPN 1 Paseh Kabupaten Bandung. Tingkat kebugaran jasmani siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler futsal tidak lebih baik dari pada siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bola basket namun hanya lebih tinggi, dengan rerata hasil perolehan TKJI sebesar 15,73 untuk ekstrakurikuler futsal dan 14,93 untuk ekstrakurikuler bola basket.


(5)

Niara Ayu Benny, 2013

Perbedaan Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Bola Basket Dengan Futsal Di SMPN 1 Paseh Kabupaten Bandung Tahun 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Different Of Physical Fitness Student Who Follow The Basket Ball Extracuriculer With Futsal In Smpn 1 Paseh Kabupaten Bandung Years

2013.

Niara Ayu Benny 0907380

This studying is purpose to know the different of phisycal fitness student who following the Basket Ball extracuriculer with Futsal in SMPN 1 Paseh Kabupaten Bandung years 2013. The studied is deskriptif komparatif studied which compare phisycal fitness student statue who followed Basket Ball and Futsal extracurricular. Populated of this studied is man student who followed the basket ball and futsal in SMPN 1 Paseh, the sample of this studying is 30 polunter extracuriculer which 15 Basket Ball player and 15 Futsal student. Taking of date from the survey, with Indonesian Phisical Fitness instrument for 13-15 age’s. The tecnic analist date to test the different use the uji-t analist, from precondition normality and homogenite. The studying result have the probability or significant 0,228>0,05. At list we can take appoint that is no significant different the physical level student who followed the Basket Ball extracuriculer with Futsal in SMPN 1 Paseh Kabupaten Bandung. The physical fitness student level who followed the futssal extracuriculer not better from the student who followed a basket ball extracuriculer it just move high score, which 15,73 point for futsal extracuriculer and 14,93 for basket ball extracuriculer.


(6)

Niara Ayu Benny, 2013

Perbedaan Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Bola Basket Dengan Futsal Di SMPN 1 Paseh Kabupaten Bandung Tahun 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ………..…..

KATA PENGANTAR ………...……

UCAPAN TERIMA KASIH ………...………..

DAFTAR ISI ………....…………...

DAFTAR TABEL ………....………..

DAFTAR GAMBAR ………....………..

DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ………

B. Rumusan Masalah ………...……

C. Tujuan Penelitian ...……….……

D. Manfaat Penelitian ...………..

E. Batasan Penelitian ………..

F. Definisi Operasional …….………

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kebugaran Jasmani………... 1. Pengertian Kebugaran Jasmani………... 2. Komponen Kebugaran Jasmani………... 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebugaran Jasmani…...

i

ii

iii

v

viii

x

xi

1

6

6

6

7

8

9

9

11


(7)

Niara Ayu Benny, 2013

Perbedaan Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Bola Basket Dengan Futsal Di SMPN 1 Paseh Kabupaten Bandung Tahun 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

4. Fungsi Kebugaran Jasmani……….. 5. Macam-macam Cara Pengukuran Kebugaran Jasmani……… B. Kegiatan Ekstrakurikuler………

1. Pengertian Ekstrakuriler………... 2. Kegiatan Ekstrakurikuler SMPN 1 Paseh Kab.Bandung…….

3. Kegiatan Futsal……….

4. Kegiatan Bola Basket………... 5. Karakteristik Siswa Peserta Ekstrakurikuler………. C. Penelitian yang Relevan………... D. Kerangka Berfikir dan Hipotesis Tindakan……….

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian………

B. Populasi dan Sampel………...……….………...

1. Populasi………...

2. Sampel……….

C. Desain Penelitian …...………….………….

D. Instrumen Penelitian ……….……….…

E. Prosedur Penelitian………..

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian...………..

17

18

22

22

24

26

28

30

32

33

36

37

37

37

38

39

42


(8)

Niara Ayu Benny, 2013

Perbedaan Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Bola Basket Dengan Futsal Di SMPN 1 Paseh Kabupaten Bandung Tahun 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1. Deskripsi Data……….

2. Hasil Uji Normalitas Data dan Homogenitas……….. 3. Hasil Uji Hipotesis………..

B. Pembahasan….………..……….

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ………..………...

B. Saran……..………..………...

DAFTAR PUSTAKA………..

LAMPIRAN……….

RIWAYAT HIDUP PENULIS

45

52

55

63

67

68

69


(9)

Niara Ayu Benny, 2013

Perbedaan Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Bola Basket Dengan Futsal Di SMPN 1 Paseh Kabupaten Bandung Tahun 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kegiatan olahraga merupakan kegiatan yang tiada putus-putusnya, bahkan dapat dikatakan bahwa olahraga sudah merupakan suatu bagian dari kegiatan hidup manusia. Dengan berolahraga terutama olahraga kesehatan akan dapat memelihara dan meningkatkan derajat hidup manusia. Tanpa olahraga akan terjadi penurunan kesehatan dan memperbesar kemungkinan terserang penyakit non infeksi.

Kebugaran jasmani merupakan salah satu faktor penting untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Kita selalu dituntut tampil dalam kondisi prima untuk menjalani kesibukan yang semakin meningkat. Namun, saat ini kebugaran jasmani telah mulai dilupakan. Kebanyakan orang tidak menyempatkan diri melakukan latihan untuk memelihara kebugaran jasmaninya, akibatnya orang cenderung merasa kelelahan saat melakukan aktivitas hidupnya. Secara singkat, kebugaran jasmani dapat diartikan sebagai kemampuan tubuh untuk melakukan pekerjaan rutin sehari-hari dengan giat dan semangat tanpa merasa kelelahan, dan masih mempunyai cadangan energi sisa cukup untuk menikmati waktu luang.

Kebugaran jasmani merupakan salah satu komponen dalam kehidupan manusia yang sangat diperlukan, agar segala aktivitas sehari-hari dapat berjalan dengan baik. Kebugaran jasmani dapat diperoleh dengan cara melakukan aktivitas jasmani secara teratur, terukur, dan terprogram. Kebugaran jasmani yang baik merupakan modal dasar utama bagi seseorang untuk melakukan aktivitas fisik secara berulang-ulang dalam waktu yang relatif lama tanpa menimbulkan kelelahkan yang berarti. Dengan memiliki kebugaran Jasmani yang baik, maka seseorang diharapkan akan mampu bekerja secara optimal, produktif dan efisien, tidak mudah terserang penyakit, dan belajar menjadi lebih semangat dan mencapai prestasi yang baik pula.


(10)

2

Niara Ayu Benny, 2013

Perbedaan Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Bola Basket Dengan Futsal Di SMPN 1 Paseh Kabupaten Bandung Tahun 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Kebugaran jasmani erat kaitanya dengan kegiatan manusia dalam melakukan pekerjaan dan bergerak. Kebugaran jasmani yang dibutuhkan untuk mendukung aktivitas sehari-hari (pekerjaan) seseorang agar pekerjaan atau aktivitas tersebut optimal. Pekerjaan atau aktivitas pun dapat mempengaruhi kebugaran jasmani seseorang. Kebugaran jasmani yang tinggi merupakan modal essensial untuk menyelesaikan kegiatan secara bergairah, efektif, dan efisien, sehingga berakibat pada produktivitas, dan semuanya itu dijadikan salah satu indikator kualitas sumberdaya manusia yang sangat diharapkan ada pada diri individu sebagai bagian dari masyarakat yang sedang aktif dalam melakukan pembangunan.

Bisa dikatakan pula bahwa tingkat kebugaran jasmani yang baik memberikan seseorang kesanggupan pada seseorang untuk menjalankan hidup yang produktif dan dapat menyesuaikan diri pada tiap pembebanan yang banyak. Sajoto (1995:8-11) mengungkapkan kondisi fisik atau kesegaran jasmani adalah satu kesatuan yang utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja. Baik peningkatan maupun pemeliharaannya. Disebutkan pula bahwa komponen kondisi fisik meliputi: kekuatan, daya tahan, daya otot, kecepatan, daya lentur, kelincahan, koordinasi, keseimbangan, dan ketepatan.

Akhir-akhir ini baru disadari betapa pentingnya aktivitas pendidikan jasmani dan olahraga dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan serta kebugaran jasmani. Dalam kehidupan modern ini kehidupan manusia di kelilingi oleh perangkat-perangkat yang didesain dan diciptakan agar hidup seba mudah dan praktis, tanpa memerlukan kerja dan gerak yang lebih banyak.

Pembangunan bangsa Indonesia adalah pembangunan manusia seutuhnya, yang meliputi semua segi kehidupan, termasuk segi kesehatan. Pembangunan kesehatan ditunjukkan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.

Melihat perkembangan dalam setiap kehidupan sekarang ini bahwa kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari kebutuhan akan kegiatan yang di namakan olahraga. Olahraga berperan penting dalam mewujudkan kehidupan manusia yang sehat jasmani dan rohani, di samping itu olahraga biasa dijadikan


(11)

3

Niara Ayu Benny, 2013

Perbedaan Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Bola Basket Dengan Futsal Di SMPN 1 Paseh Kabupaten Bandung Tahun 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

sebagai alat untuk memupuk perpaduan antara sesama manusia dengan cara silaturahmi. Pada saat ini olahraga sudah menjadi budaya meliputi aspek ekonomi, pendidikan dan sosial yang tidak lagi hanya berfungsi semata-mata sebagai permainan dan pengisi waktu luang.

Bangsa Indonesia menetapkan gerakan olahraga bahwa meningkatkan usaha pembibitan dan pembinaan olahraga prestasi harus dilakukan secara sistimatis dan komprehensif melalui lembaga-lembaga pendidikan sebagai pusat pembinaan demi tercapainya sasaran prestasi yang membanggakan di tingkat internasional.

Bibit atlit yang unggul dengan pengolahan dan proses kepelatihan secara ilmiah, barulah muncul prestasi atlit semaksimal mungkin pada umur-umur tertentu, atlit berbakat usia muda dapat ditemukan disekolah-sekolah (SD, SMP, SMA ) klub, organisasi pemuda, dan kampung.

Sekolah merupakan lembaga dengan organisasi yang tersusun rapi. Segala kegiatannya direncanakan dan diatur dengan kurikulum dan untuk menghadapi perkembangan zaman, kurikulum selalu diadakan perubahan, di perbaiki dan di sempurnakan agar apa yang diberikan sekolah terhadap anak didiknya dapat digunakan untuk menghadapi tantangan hidup di masa sekarang atau di masa yang akan datang, sehingga sekolah sebagai tempat untuk belajar agar tujuan hidup atau cita-citanya dapat tercapai. Hal ini berlaku pula pada mata pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan.

Kebugaran jasmani di lingkungan sekolah perlu dibina dan ditingkatkan untuk tercapainya proses belajar mengajar yang optimal, karena siswa yang kebugaran jasmaninya baik maka tugas belajarnya dapat dilaksanakan dengan baik, sebagaimana yang dikemukakan oleh Tarigan F. Beltasar (2012 : 29) seorang siswa yang memiliki tubuh yang bugar akan mampu menjalani aktivitas fisik sehari-hari tanpa ada keluhan dan kelelahan yang berarti. Sebaliknya tingkat kebugaran jasmani yang rendah akan merupakan kendala dalam pelaksanaan pekerjaan, oleh karena tuntutan pekerjaan yang meminta aktifitas jasmani tidak dapat terpenuhi, dan ini sudah tentu berpengaruh dengan tingkat produktivitasnya.


(12)

4

Niara Ayu Benny, 2013

Perbedaan Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Bola Basket Dengan Futsal Di SMPN 1 Paseh Kabupaten Bandung Tahun 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Salah satu cara untuk meningkatkan kebugaran tubuh adalah melalui olahraga yang dilakukan secara teratur, terukur, terprogram, sistematis dan selalu meningkat. Pembinaan kondisi fisik melalui olahraga merupakan pondasi untuk meningkatkan kebugaran jasmani, sehingga dapat beraktivitas dengan baik. Seseorang yang memiliki kebugaran jasmani yang baik akan terhindar dari kemungkinan cedera pada saat melakukan aktivitas fisik atau olahraga yang lebih berat. Kurangnya daya tahan tubuh, kelenturan persendian, kekuatan otot, kecepatan dan kelincahan merupakan penyebab utama timbulnya cedera olahraga.

Pendidikan jasmani dalam pelaksanaannya mempunyai tiga kegiatan yaitu: intrakurikuler, kokurikuler, ekstrakurikuler. Kegiatan intrakurikuler adalah kegiatan belajar mengajar yang dilakukan melalui tahap tatap muka yang alokasi waktunya telah ditentukan dan struktur program yang bertujuan mencapai kemampuan minimal untuk bidang studi. Kegiatan kokurikuler adalah kegiatan yang dilakukan diluar jam pelajaran biasa yang bertujuan agar siswa lebih menghayati apa yang di pelajari dalam kegiatan intrkurikuler. Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler itu sendiri adalah kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka, dilaksanakan di sekolah ataupun diluar sekolah untuk lebih memperluas atau kemampuan peningkatan dan penerapan nilai pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran.

Tujuan kegiatan ekstrakurikuler pada umumnya adalah untuk mengembangkan bakat siswa sesuai dengan minatnya. Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler juga untuk mengisi waktu luang anak pada kegiatan yang positif dan dapat lebih memperkaya keterampilan, memperluas wawasan, daya kreativitas, jiwa sportivitas, meningkatkan rasa percaya diri, dan lain sebagainya. Akan lebih baik lagi apabila siswa mampu memberikan prestasi yang gemilang di luar sekolah sehingga dapat mengharumkan nama sekolah.

Meskipun secara akademis nilai dari ekstrakurikuler tidak masuk secara langsung ke nilai rapot, namun kegunaannya jauh lebih bermanfaat dari pada tidak melakukan aktivitas di luar jam belajar. Pada saat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, siswa bisa menggali dan mengembangkan potensi dirinya.


(13)

5

Niara Ayu Benny, 2013

Perbedaan Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Bola Basket Dengan Futsal Di SMPN 1 Paseh Kabupaten Bandung Tahun 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler dilakukan pada siang hari setelah pulang sekolah agar tidak mengganggu kegiatan intrakurikuler.

Tujuan kegiatan ekstrakuler lainnya adalah meningkatkan dan memantapkan pengetahuan siswa, mengembangkan bakat, minat, kemampuan dan keterampilan dalam upaya pembinaan pribadi, mengenal hubungan antara mata pelajaran dengan kehidupan masyarakat. Ruang lingkung kegiatan ekstrakurikuler mencakup semua kehidupan yang dapat menunjang dan mendukung kegiatan kurikuler dengan ciri-ciri : telah memperluas wawasan, mengandung penerapan berbagai bidang mata pelajaran yang pernah dipelajari, memerlukan pengorganisasian tersendiri mengingat tugas dan kegiatan yang komplek, dilakukan di luar jam pelajaran. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu upaya pembinaan olahraga yang ada di sekolah yang meliputi : bola voli, bola basket, futsal, pramuka, OSIS, PMR, dan PASKIBRA.

Siswa yang mengikuti ekstrakurikuler futsal dengan bola basket adalah siswa yang memiliki dasar keterampilan olahraga tersebut. Dalam permainan futsal dengan bola basket membutuhkan kekuatan tangan dan kaki sehingga dibutuhkan kebugaran jasmani yang bagus. Dengan kebugaran jasmani yang baik siswa diharapkan dapat melakukan aktivitas fisik di dalam maupun luar sekolah dengan baik. Program latihan yang diberikan pada kegiatan ekstrakurikuler futsal maupun basket relatif sama, yaitu meliputi latihan teknik dan juga latihan fisik, yang dilaksanakan baik dalam bentuk permainan taktis maupun bermain sesungguhnya.

Pada kegiatan ekstrakurikuler bola basket di SMP Negeri 1 Paseh dengan ekstrakulikuler Futsal keduanya mempunyai kesamaan yaitu sama-sama olahraga permainan dan sama melibatkan aktivitas fisik yang cukup tinggi. Dari kegiatan ekstrakurikuler tersebut sudah disesuaikan dengan jadwal yang sudah ditentukan oleh kedua ekstrakurikuler itu. Dari kenyataan tersebut dimana kedua jenis kegiatan ektrakurikuler di SMPN 1 Paseh yaitu ekstrakurikuler bola basket dan ektrakurikuler futsal yang sama-sama melibatkan aktifitas fisik yang merupakan komponen penunjang kebugaran jasmani akan tetapi intensitas latihannya berbeda, maka penulis terarik melakukan kajian tentang “Perbedaan tingkat


(14)

6

Niara Ayu Benny, 2013

Perbedaan Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Bola Basket Dengan Futsal Di SMPN 1 Paseh Kabupaten Bandung Tahun 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

kebugaran jasmani antara siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola basket dengan yang mengikuti ekstrakurikuler futsal di SMP Negeri 1 Paseh Kabupaten Bandung Tahun 2013.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat merumuskan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat kebugaran jasmani siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola basket di SMPN 1 PASEH Kabupaten Bandung Tahun 2013.

2. Bagaimana tingkat kebugaran jasmani siswa yang mengikuti ekstrakurikuler Futsal di SMPN 1 PASEH Kabupaten Bandung Tahun 2013.

3. Apakah terdapat perbedaan tingkat kebugaran jasmani antara siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola basket dengan futsal di SMPN 1 PASEH Kabupaten Bandung Tahun 2013.

C. Tujuan Penelitian

Mengacu pada rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana tingkat kebugaran jasmani siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola basket di SMPN 1 PASEH Kabupaten Bandung Tahun 2013.

2. Untuk mengetahui bagaimana tingkat kebugaran jasmani siswa yang mengikuti ekstrakurikuler Futsal di SMPN 1 PASEH Kabupaten Bandung Tahun 2013.

3. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan tingkat kebugaran jasmani antara siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola basket dengan futsal di SMPN 1 PASEH Kabupaten Bandung Tahun 2013.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak yaitu :


(15)

7

Niara Ayu Benny, 2013

Perbedaan Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Bola Basket Dengan Futsal Di SMPN 1 Paseh Kabupaten Bandung Tahun 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Secara teoritis penilitian diharapkan dapat diketahui sejauhmana tingkat kebugaran jasmani para peserta kegiatan ekstrakurikuler futsal dan bola basket. Dengan diketahui tingkat kebugaran jasmani diharapkan dapat dapat menunjang aktivitas siswa baik dalam proses pembelajaran, kegiatan ekstakurikuler, maupun kegiatan sehari-hari. Bagi keilmuan diharapkan bermanfaat sebagai sumber informasi dan sumber kajian dalam ilmu pengetahuan tentang tingkat kebugaran jasmani.

2. Manfaat Praktis

Adapun manfaat praktis yang diharapkan dengan melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut ini;

a. Bagi siswa, sebagai motivasi untuk lebih giat lagi dalam meningkatkan kebugaran jasmaninya. Dengan mengetahui sejauh mana tingkat kebugaran jasmaninya ini diharapkan akan lebih meningkatkan kebugaran jasmaninya untuk melakukan aktivitas yang lebih baik dan lebih berprestasi.

b. Bagi para pelatih baik basket maupun futsal, dapat dijadikan masukan mengenai gambaran status kebugaran jasmani para anak latihannya, sehingga dapat lebih mudah dan terarah dalam usaha meningkatkan kondisi fisik anak latihnya untuk berprestasi dan menentukan program latihan yang sesuai. c. Bagi guru penjas, merupakan alat untuk mengevaluasi sehingga lebih dapat

aktif, kreatif dan inovatif dalam membina atau melatih siswa melalui kegiatan ektrakurikuler.

d. Bagi sekolah, setelah mengetahui tingkat kebugaran jasmani siswanya, dapat merencanakan dan mewujudkan model latihan yang efektif dan efisien dalam melatih ekstrakurikuler futsal dan bola basket.

e. Bagi lembaga, hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan untuk pengembangan dan pengetahuan tentang tingkat kebugaran jasmani.


(16)

8

Niara Ayu Benny, 2013

Perbedaan Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Bola Basket Dengan Futsal Di SMPN 1 Paseh Kabupaten Bandung Tahun 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Karena keterbatasan dari segi waktu, kesempatan dan kemampuan, maka peneliti hanya membahas tentang tingkat kebugaran jasmani siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola basket dan ekstrakurikuler futsal.

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari salah penafsiran dan salah pengertian istilah dalam penelitian ini maka perlu suatu batasan-batasan dan penegasan istilah yang terdapat dalam judul penelitian ini.

1. Tingkat Kebugaran Jasmani

Kebugaran jasmani adalah derajat sehat dinamis seseorang yang menjadi kemampuan dasar untuk melaksanakan tugas yang dilaksanakan.

2. Ektrakurikuler Bola Basket

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kegiatan ekstrakurikuler bola basket adalah olahraga bola berkelompok yang terdiri atas dua tim beranggotakan masing-masing lima orang yang saling bertanding mencetak poin memasukan bola ke dalam keranjang lawan.

3. Ekstrakurikuler Futsal

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kegiatan ekstrakurikuler futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua regu dengan satu regunya sebanyak lima orang dengan tujuan memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawan.

4. Siswa SMPN 1 PASEH

Siswa dalam penelitian ini adalah siswa SMPN 1 Paseh yang mengikuti ekstrakurikuler bola basket dan futsal.


(17)

Niara Ayu Benny, 2013

Perbedaan Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Bola Basket Dengan Futsal Di SMPN 1 Paseh Kabupaten Bandung Tahun 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan. Tujuan penelitian adalah untuk mengungkapkan, menggambarkan, dan menyimpulkan hasil pemecahan masalah melalui cara tertentu sesuai dengan prosedur penelitian.

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Melalui penelitian secara umum data yang telah diperoleh dari penelitian dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah. Penelitian ini diawali dengan pembelajaran terhadap teori-teori yang nantinya akan mengawali pengidentifikasian variabel-variabel yang bersesuaian. Setelah mempelajari dan memahami teori-teori pendukung yang ada, maka tahapan selanjutnya adalah mengidentifikasi variabel penelitian.

Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu penelitian yang didasarkan pada pemecahan masalah berdasarkan fakta-fakta dan kenyataan-kenyataan yang ada pada saat sekarang/kontemporer dan memusatkan pada masalah aktual yang terjadi pada saat penelitian dilaksanakan. Hal ini sesuai dengan pendapat Nazir (1998: 63) yang menyatakan bahwa:

Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran atau sesuatu pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang terjadi.

Dengan menggunakan metode deskriftif penulis dapat mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat pada situasi tertentu, termasuk hubungan kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan serta proses-proses yang berlangsung dan pengaruhnya dari suatu fenomena. Jenis penelitian ini adalah


(18)

37

Niara Ayu Benny, 2013

Perbedaan Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Bola Basket Dengan Futsal Di SMPN 1 Paseh Kabupaten Bandung Tahun 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

penelitian survey dengan pendekatan deskriptif komparatif. Artinya, penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tes sebagai pengumpul data terhadap sampel dari populasi tertentu, dan selanjutnya dideskripsikan secara lebih lanjut dengan menggunakan model-model statitik untuk memberikan penegasan pada teori yang telah dibangun sebelumnya.

Menurut Arikunto (2002:147) penelitian yang menggunakan pendekatan deskriptif komparatif adalah penelitian yang mempelajari fenomena yang terjadi pada dua objek atau lebih kemudian membandingkan fenomena-fenomena tersebut berdasarkan diskripsi data yang mendalam.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Warsito (1992: 49), populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari mausia, hewan, tumbuhan, gejala, nilai tes, atau peristiwa, sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian. Nurul Zuriah (2007:116) mengemukakan bahwa populasi merupakan seluruh data yang menjadi perhatian peneliti. Jadi, populasi penelitian dapat disimpulkan sebagai subjek penelitian yang mengenainya dapat diperoleh dari data yang dipermasalahkan

Populasi menurut Riduwan (2009:6) yaitu; “pupulasi merupakan subjek atau objek yang berada pada satu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah peneltian.

Berdasarkan berbagai pendapat di atas, maka populasi dari penelitian ini adalah sekelompok siswa SMPN 1 Paseh Kabupaten Bandung yang ikut serta dalam kegiatan ekstra kurikuler olahraga futsal dan bola basket.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti, (Arikunto, 2002:29,109). Penetapan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan jenis metode random sampling. Teknik sampling ini diberi nama demikian karena di dalam pengambilan sampelnya, peneliti “mencampur” subjek


(19)

-38

Niara Ayu Benny, 2013

Perbedaan Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Bola Basket Dengan Futsal Di SMPN 1 Paseh Kabupaten Bandung Tahun 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

subjek di dalam populasi sehingga semua subjek-subjek dalam populasi dianggap sama.

Sampel dalam penelitian ini adalah siswa ekstrakurikuler bola Basket dan siswa ekstrakurikuler futsal di SMPN 1 PASEH Kabupaten Bandung. Jumlah sampel akan digunakan dalam penelitian ini berjumlah 15 siswa dari masing-masing peserta ekstrakulikuler kegiatan futsal dan basket. Jadi jumlah sampel seluruhnya adalah 30 orang siswa. Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik random sampling.

C. Desain Penelitian

Desain penelitian diperlukan dalam satu penelitian karena desain penelitian dapat menjadi pegangan yang lebih jelas dalam melakukan penelitiannya. Design research atau rancangan penelitian merupakan gambaran umum penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti untuk mencapai tujuan tertentu. Rancangan penelitian disajikan dalam satu kesatuan naskah yang ringkas dan utuh. Rancangan penelitian menunjukkan adanya format penulisan yang disusun secara sistematis dan operasional meliputi langkah-langkah dan tahapan yang harus dijalani oleh peneliti. Rancangan penelitian memiliki beberapa manfaat sebagai berikut.

1. Memberikan pedoman penelitian kepada peneliti.

2. Menentukan batas penelitian yang berhubungan dengan tujuan penelitian. 3. Memberikan gambaran yang jelas tentang hal-hal yang kemungkinan

dihadapi dan seharusnya dilakukan.


(20)

39

Niara Ayu Benny, 2013

Perbedaan Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Bola Basket Dengan Futsal Di SMPN 1 Paseh Kabupaten Bandung Tahun 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1

Desain Penelitian

Keterangan:

X1 : Tingkat Kebugaran JasmaniSiswa Peserta Kegiatan Futsal X2 : Tingkat Kebugaran JasmaniSiswa Peserta Kegiatan Bola Basket

D. Instrumen Penelitian

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penilitian, diperlukan sebuah alat ukur untuk medapatkan data. Sehubungan dengan pengukuran, Nurhasan (2007:5) mengemukakan bahwa;

Pengukuran adalah proses pengumpulan data/informasi dari suatu obyek tertentu, dalam proses pengukuran diperlukan suatu alat ukur. Alat ukur ini berupa; a) tes dalam bentuk-bentuk pertanyaan, b) tes dalam bentuk psikomotor, c) berupa skala sikap dan berupa alat ukur yang bersifat standar misalnya ukuran meter, berat, ukuran suhu derajat fahrenheit (F) derajat celsius (C).

Dalam tes telah direncanakan sesuai dengan pilihan hati dan pikiran subjek guna menggambarkan respons yang kemudian diolah oleh peneliti secara sistematis menuju suatu arah kesimpulan yang menggambarkan tingkah laku dari subjek tersebut.

Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Peserta Kegiatan Futsal

(x1)

Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Peserta Kegiatan Futsal

(x2)


(21)

40

Niara Ayu Benny, 2013

Perbedaan Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Bola Basket Dengan Futsal Di SMPN 1 Paseh Kabupaten Bandung Tahun 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tes merupakan pengumpul informasi adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelas.

Berdasarkan pendat di atas, maka instrument dalam penelitian ini menggunakan tes psikomotor yaitu Tes kebugaran jasmani untuk anak SMP yaitu tes kebugaran jasmani berupa: 1) Lari 50 meter, 2) Gantung siku tekuk, 3) Baring duduk 60 detik, 4) Loncat tegak dan 5) Lari , 1000 meter (pa), 800 meter (pi).

Untuk lebih jelasnya keterkaitan antara variabel penelitian, sumber data, metode, dan Instrumen penelitian adalah sebagai berikut ini:

Tabel 3.1

Rancangan Intrumen Penelitian No Variabel

Penelitian

Sumber Data Metode Instrumen

1. Tingkat Kebugaran Jasmani

Siswa peserta

kegiatan

ekstrakurikuler Futsal Tes

Kebugaran

1) Lari 50 meter, 2) Gantung siku

tekuk,

3) Baring duduk 60 detik, 4) Loncat tegak

dan

5) Lari , 1000 meter (pa), 800 meter (pi). 2. Tingkat

Kebugaran Jasmani

Siswa peserta

kegiatan

ekstrakurikuler Bola Basket

Tes

Kebugaran

Adapun cara penilaian yang dilakukan dalam pengetesan ini sesuai dengan pendapat Nurhasan dan Hasanudin Cholil, (2007: 104-116) adalah sebagai berikut;

a. Tes lari cepat 50 meter

Tabel 3.2


(22)

41

Niara Ayu Benny, 2013

Perbedaan Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Bola Basket Dengan Futsal Di SMPN 1 Paseh Kabupaten Bandung Tahun 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Catatan Waktu

Nilai

Putera Puteri

sd –6.7” sd –7.7” 5

6.8”–7.6” 7.8”–8.7” 4

7.7”–8.7” 8.8”–9.9” 3

8.8”–10.3” 10.0”–11.9” 2

10.3” – dst. 12.0” – dst. 1 b. Gantung siku tekuk,

Tabel 3.3

Pedoman Penilaian Gantung Siku Tekuk Kemampuan yang dapat dilakukan

Nilai

Putera Puteri

16 ke atas 41 ke atas 5

11 – 15 22 – 40 4

6 – 10 10 – 21 3

2 – 5 3 – 9 2

0 – 1 0 – 2 1

c. Baring duduk 60 detik

Tabel 3.4

Pedoman Penilaian Baring Duduk 60 Detik Kemampuan yang dapat dilakukan

Nilai

Putera Puteri

38 ke atas 28 ke atas 5

28 – 37 19 – 27 4

19 – 27 9 – 18 3

8 – 18 3 – 8 2

0 – 7 0 – 2 1

d. Loncat tegak

Tabel 3.5

Pedoman Penilaian Loncat Tegak Kemampuan yang dapat dilakukan

Nilai

Putera Puteri

66 ke atas 50 ke atas 5

53 – 65 39 – 49 4


(23)

42

Niara Ayu Benny, 2013

Perbedaan Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Bola Basket Dengan Futsal Di SMPN 1 Paseh Kabupaten Bandung Tahun 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

31 – 41 21 – 29 2

0 – 30 0 – 20 1

e. Lari, 1000 meter (pa), 800 meter (pi)

Tabel 3.6

Pedoman PenilaianLari1000 meter (pa), 800 meter (pi)

Catatan Waktu

Nilai

Putera Puteri

sd –3’.04” sd –3’.06” 5

3’.05”–3’.53” 3’.07”–3’.55” 4

3’.54”–4’.46” 3’.56”–4’.58” 3

4’.47”–6’.04” 4’.59”–6’.40” 2

6’.05” ke atas 6’.41” ke atas 1

Adapun hasil akhir dari kelima tes tersebut jumlahnya akan dicocokan dengan norma Tes Kesegaran Jasmani Indonesia, seperti yang diungkapkan oleh Nurhasan dan Hasanudin Cholil, (2007: 118) yaitu sebagai berikut ini;

Tabel 3.7

Pedoman Norma Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI)

No Jumlah Nilai Klasifikasi

1 22 25 Baik Sekali ( BS ) 2 18 21 Baik ( B )

3 14 19 Sedang ( S) 4 10 13 Kurang ( K ) 5 5 9 Kurang Sekali ( KS)

E. Prosedur Penelitian

1. Tahap penelitan yang dilakukan adalah

a. Tahap persiapan yaitu tahap menyiapkan proposal penelitian, survei pendahuluan untuk memperoleh data yang diperlukan, dan studi dokumentasi serta literatur yang berhubungan dengan masalah penelitian. b. Pelaksanaan penelitian yang dimulai dengan melakukan pengetesan


(24)

43

Niara Ayu Benny, 2013

Perbedaan Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Bola Basket Dengan Futsal Di SMPN 1 Paseh Kabupaten Bandung Tahun 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

c. Tahap pengumpulan dan pengolahan data yang telah diperoleh yang selanjutnya dilakukan analisis data dan uji statistik.

d. Tahap penyusunan laporan dan penyajian hasil penelitian. Setelah kegiatan pelaksanaan penelitian selesai dilakukan, kemudian disusun laporan penelitian yang berupa sekripsi.

2. Pengolahan dan Analisa Data a. Pengolah data

1) Editing, Pada tahap ini peneliti melakukan koreksi data untuk melihat kebenaran data hasil pengetesan kepada responden. Hal ini dilakukan apabila bila ada kekurangan segera akan dapat dilengkapi.

2) Coding, merupakan mengklarifikasi hasil tes. Klarifikasi dilakukan dengan jalan mengelompokan angka-angka, yang kemudian dimasukan ke dalam lembar tabel kerja.

3) Saving, Merupakan proses penyimpanan data sebelum data diolah atau dianalisis.

4) Tabulating, Merupakan proses menyusun data dalam bentuk tabel, selanjutnya diolah menggunakan bantuan komputer.

5) Cleaning, Merupakan kegiatan pengetikan kembali data yang sudah dientry untuk mengetahui ada kesalahan atau tidak.

b. Analisa data

Setelah data penelitian diperoleh peneliti memasukan data yang telah ditabulasi ke dalam komputer dan dianalisis secara statistik. Untuk memperoleh data suatu generalisasi atau kesimpulan masalah yang diteliti, maka analisis data merupakan salah satu langkah penting dalam penelitian, karena dengan analisis data akan dapat ditarik kesimpulan mengenai masalah yang akan diteliti. Untuk menganalisis data diperlukan suatu teknik analisis yang sesuai dengan bentuk data yang terkumpul.

Dalam data penelitian ini, data yang tekumpul berupa angka-angka maka penyusun menggunakan analisis statistik. Teknik yang dipakai untuk menganalisis


(25)

44

Niara Ayu Benny, 2013

Perbedaan Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Bola Basket Dengan Futsal Di SMPN 1 Paseh Kabupaten Bandung Tahun 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

data penelitian adalah statistik deskripsi dengan uji t. Agar lebih akurat, maka analisis data ini menggunakan program komputer yaitu SPSS 22.

Uji beda rata-rata T-Test Teori uji rata-rata T-Test adalah sebuah teori dalam statistik yang digunakan untuk menguji apakah suatu nilai tertentu(yang diberikan sebagai pembanding) berbeda secara nyata ataukah tidak dengan rata-rata sebuah sampel. Untuk melakukan uji beda rata-rata-rata-rata dengan T-Test, datayang digunakan adalah data yang bertipe kuantitatif. Uji perbedaan rata-rata berdasarkan distribusi nilai t dapat dibedakan sebagai berikut:

1) Uji T untuk menguji rata-rata pada satu kelompok sampel (one sampel T-Test). Pengujian ini dilakukan antara lain untuk menguji homogenitas data, dan dapat juga digunakan untuk mengetahui signifikasi perbedaan rata-rata suatu kelompok sampel dengan nilai pembanding yang ditetapkan.

2) Uji T untuk mengetahui perbedaan rata-rata dua sampel yang saling bebas (Independent Sample T-Test). Melalui pengujian ini, dapat diketahui signifikansi perbedaan rata-rata dua kelompok sampel yang saling tidak berhubungan.

3) Uji T mengetahui perbedaan rata-rata dua sampel yang berhubungan atau berpasangan (Paired Sample T-Test). Melalui pengujian ini dapat diketahui signifikansi perbedaan rata-rata dua kelompok sampel yang saling berhubungan.


(26)

Niara Ayu Benny, 2013

Perbedaan Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Bola Basket Dengan Futsal Di SMPN 1 Paseh Kabupaten Bandung Tahun 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada kajian pustaka dan hasil pengolahan dan analisis data yang dibahas pada bab II dan IV, penulis dapat menjabarkan kesimpulan dari hasil penelitian sebagai berikut:

1. Tingkat kebugaran jasmani peserta ekstrakurikuler bola basket secara umum masih dalam kategori sedang. Dilihat dari aspek pengetesan, dari tes loncat tegak peserta ekstrakurikuler basket ini sangat baik, namun dalam aspek lari 50 meter umumnya sangat kurang dan gantung siku tekuk umumnya kurang. Untuk meningkatkan kebugaran para peserta ekstrakurikuler basket ini, perlu ditingkatkan ke arah yang lebih baik sebab para peserta ekstra memiliki tuntutan sebagai atlit yang akan mewakili sekolah dalam berbagai perlombaan. 2. Tingkat kebugaran jasmani peserta ekstrakurikuler futsal pun secara umum masih dalam kategori sedang. Namun, untuk peserta ekstrakurikuler futsal dilihat dari aspek pengetesan, unsur yang sangat baiknya adalah dalam aspek baring duduk 60 menit, sementara aspek yang kurang adalah dalam aspek gantung sikuk. Jika dilihat dari aspek nilai rata-rata, kebugaran peserta ekstrakurikuler futsal sudah lumayan baik dan akan mendekati pada tingkatan baik. Meskipun demikian, para peserta kurikuler futsal ini, tetap perlu meningkatkan kebugarannya sebab selain masih dalam tingkatan sedang masih ada aspek yang masih kurang dan perlu ditingkatkan dengan berbagai latihan.

3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan status kebugaran jasmani siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola basket dengan futsal di SMP Negeri 1 Paseh Kabupaten Bandung, namun dari aspek pengetesan ada beberapa perbedaan baik dari skor tertinggi maupun dari rata-ratanya. Hal ini menunjukan ada perbedaan yang perlu diberikan dalam memberikan latihan kepada para kedua peserta ekstrakurikuler ini.


(27)

68

Niara Ayu Benny, 2013

Perbedaan Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Bola Basket Dengan Futsal Di SMPN 1 Paseh Kabupaten Bandung Tahun 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu D. Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, hasil penelitian ini memberikan informasi tentang status kebugaran jasmani siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bola basket dan futsal. Dengan informasi ini, ada beberapa pihak yang dapat memanfaatkan untuk peningkataan keberadaan kedua ekstrakurikuler ini disekolah. Adapun saran-saran dan implikasi dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut ini .

1. Bagi pihak sekolah, dengan diketahui bahwa tingkat kebugaran dari kedua peserta ekstrakurikuler ini dalam tingkatan sedang, maka perlu diupayakan peningkatan tingkatan kebugaran yang lebih baik agar para siswa selalu siap untuk mengikuti berbagai kegiatan dan perlombaan dengan kondisi kebugaran yang baik.

2. Bagi siswa, agar meningkatkan status kebugaran jasmaninya sehingga tidak mudah merasa lelah. Dengan demikian dalam latihan kegiatan ekstrakurikuler dapat mengikuti sesuai program latihan yang diberikan pelatih, dan kemampuan bermain bola basket maupun futsal, selain itu, untuk mengetahui tingkat kebugaran sendiri dapat meminta pelatih untuk mengadakan pengetesan agar kondisi kebugaran dapat selalu terjaga.

3. Bagi peneliti berikutnya, untuk dapat melakukan penelitian tentang perbedaan status kebugaran jasmani dengan melibatkan peserta ekstrakurikuler non olahraga. Penelitian ini pun telah dilakukan pembatasan masalah, namun masih terdapat banyak keterbatasan, kekurangan dan kelemahan-kelemahan, dan peneliti sangat menyadari akan hal tersebut. Keterbatasan tersebut antara lain adalah bahwa peneliti tidak bisa mengontrol makan yang dikonsumsi dan aktivitas yang dilakukan responden sebelum dilaksanakan pengambilan data, sehingga data yang terkumpul adalah data yang diambil seketika itu tanpa memperhatikan kondisi responden.


(28)

Niara Ayu Benny, 2013

Perbedaan Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Bola Basket Dengan Futsal Di SMPN 1 Paseh Kabupaten Bandung Tahun 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Agus Mukholid. (2004). Pendidikan Jasamani dan Olahraga.Jakarta: Yudistira. Andang Suherman. (2000). Dasar-dasar Penjas. Jakarta: Depdinas.

Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian Dengan Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

Bedja Wijana. (2007). Tingkat Kebugaran jasmani Siswa yang Mengikuti Kegiatan Ektrakurikuler Bola Voli dan Bola basket di SMA 2 Panjatan Kebumen Kulon Progo. (Skripsi). Yogyakarta: FIK Universitas Negeri Yogyakarta.

Bramesta. (2005). Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa yang Mengikuti Kegiatan Eksrakurikuler Olahraga Di SMA Negeri 1 Muntilan.(Skripsi). Yogyakarta: FIK Universitas Negeri Yogyakarta.

Depdiknas. (2003). Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Pra Sekolah Dasar dan Menengah Ketentuan Umum. Jakarta: Depdiknas.

Diah Harianti. (2007). Model Pengembangan Diri. Diakses dari http://www.scribd.com/doc/51770423/23/Fungsi-Kegiatan- Ekstrakurikuler. pada tanggal 10 Desember 2011.

Djoko Pekik Irianto. (2004). Bugar dan Sehat Dengan Olahraga. Yogyakarta : Andi Offset

John D. Tenang. (2008) Mahir Bermain Futsal Dilengkapi Teknik dan Strategi Bermain. Bandung: PT Mizan Pustaka

Kamus Besar. Kamus Bahasa Indonesia Online. Diakses dari http://kamusbahasaindonesia.org/profil. pada tanggal 10 Desember 2011. Krevitz, Len. (2004). Panduan Lengkap Bugar Total. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada Muhajir. (2006). Pendidikan Jasmani Teoridan Peraktik 1. Jakarta: Erlangga.

Leon AS, Ed. (1997). Physical Acivity & Cardiovascular Health Champign: Human Kinetic pub: 16 &23


(29)

70

Niara Ayu Benny, 2013

Perbedaan Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Bola Basket Dengan Futsal Di SMPN 1 Paseh Kabupaten Bandung Tahun 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Mochamad Sajoto. (1988). Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Jakarta: Dirjen Dikti P2LPTK. Dekdikbud.

Muhajir. (2007). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Nazir. (1998). Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Nurhasan, Cholil. (2007). Tes dan pengukuran. Bandung : FPOK UPI Bandung Nurhasan. (2005). Aktivitas Kebugaran. Jakarta. Depdiknas.

Nurul, Zuriah. (2007). Metode Peelitian Sosial dan Pendidikan, Teori-Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Riduwan. (2009). Pengantar Statistika sosial. Bandung: Alfabeta.

Roji. (2006). “Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan kelas VII”. Jakarta: Erlangga.

Rusli Lutan. (2002). "Menuju Sehat dan Bugar”. Jakarta: Depdiknas.

Sadoso Sumosardjuno. (1989). Pengetahuan Praktis Kesehatan Dalam Berolahraga. Jakarta: Galamedia.

Sadoso Sumosardjuno. (1992). “Pengetahuan Praktis Kesehatan dan Olahraga”. Jakarta: Pustaka Kartini.

Sajoto. M. (1995). Pebinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Jakarta: Depdikbud Sukadiyanto. (2007). Majalah Olahraga. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Keolahragaan. Sutanti. (2007). Perbedaan Status Kebugaran Jasmani Antara yang Mengikuti

Ekstrakurikuler Bola Basket dan Sepak Bola Pada Siswa Putra SMA Islam Agung 1 Semarang Tahun Ajaran 2006/2007. (Skripsi). Yogyakarta: FIK Universitas Negeri Yogyakarta.

Syamsul Yusuf LN. (2008). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Tarigan F. (2012). Optimalisasi Pendidikan Jasmani Dan Olahraga Berdasarkan Ilmu Faal. Eidos.


(30)

71

Niara Ayu Benny, 2013

Perbedaan Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Bola Basket Dengan Futsal Di SMPN 1 Paseh Kabupaten Bandung Tahun 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Wahjoedi. (2000). Landasan Evaluasi Pendidikan Jasmani. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Warsito, Hermawan. (1992). Pengantar Metodologi Penelitian. Buku Panduan Mahasiswa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.


(1)

44

data penelitian adalah statistik deskripsi dengan uji t. Agar lebih akurat, maka analisis data ini menggunakan program komputer yaitu SPSS 22.

Uji beda rata-rata T-Test Teori uji rata-rata T-Test adalah sebuah teori dalam statistik yang digunakan untuk menguji apakah suatu nilai tertentu(yang diberikan sebagai pembanding) berbeda secara nyata ataukah tidak dengan rata-rata sebuah sampel. Untuk melakukan uji beda rata-rata-rata-rata dengan T-Test, datayang digunakan adalah data yang bertipe kuantitatif. Uji perbedaan rata-rata berdasarkan distribusi nilai t dapat dibedakan sebagai berikut:

1) Uji T untuk menguji rata-rata pada satu kelompok sampel (one sampel T-Test). Pengujian ini dilakukan antara lain untuk menguji homogenitas data, dan dapat juga digunakan untuk mengetahui signifikasi perbedaan rata-rata suatu kelompok sampel dengan nilai pembanding yang ditetapkan.

2) Uji T untuk mengetahui perbedaan rata-rata dua sampel yang saling bebas (Independent Sample T-Test). Melalui pengujian ini, dapat diketahui signifikansi perbedaan rata-rata dua kelompok sampel yang saling tidak berhubungan.

3) Uji T mengetahui perbedaan rata-rata dua sampel yang berhubungan atau berpasangan (Paired Sample T-Test). Melalui pengujian ini dapat diketahui signifikansi perbedaan rata-rata dua kelompok sampel yang saling berhubungan.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada kajian pustaka dan hasil pengolahan dan analisis data yang dibahas pada bab II dan IV, penulis dapat menjabarkan kesimpulan dari hasil penelitian sebagai berikut:

1. Tingkat kebugaran jasmani peserta ekstrakurikuler bola basket secara umum masih dalam kategori sedang. Dilihat dari aspek pengetesan, dari tes loncat tegak peserta ekstrakurikuler basket ini sangat baik, namun dalam aspek lari 50 meter umumnya sangat kurang dan gantung siku tekuk umumnya kurang. Untuk meningkatkan kebugaran para peserta ekstrakurikuler basket ini, perlu ditingkatkan ke arah yang lebih baik sebab para peserta ekstra memiliki tuntutan sebagai atlit yang akan mewakili sekolah dalam berbagai perlombaan. 2. Tingkat kebugaran jasmani peserta ekstrakurikuler futsal pun secara umum masih dalam kategori sedang. Namun, untuk peserta ekstrakurikuler futsal dilihat dari aspek pengetesan, unsur yang sangat baiknya adalah dalam aspek baring duduk 60 menit, sementara aspek yang kurang adalah dalam aspek gantung sikuk. Jika dilihat dari aspek nilai rata-rata, kebugaran peserta ekstrakurikuler futsal sudah lumayan baik dan akan mendekati pada tingkatan baik. Meskipun demikian, para peserta kurikuler futsal ini, tetap perlu meningkatkan kebugarannya sebab selain masih dalam tingkatan sedang masih ada aspek yang masih kurang dan perlu ditingkatkan dengan berbagai latihan.

3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan status kebugaran jasmani siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola basket dengan futsal di SMP Negeri 1 Paseh Kabupaten Bandung, namun dari aspek pengetesan ada beberapa perbedaan baik dari skor tertinggi maupun dari rata-ratanya. Hal ini menunjukan ada perbedaan yang perlu diberikan dalam


(3)

68

D. Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, hasil penelitian ini memberikan informasi tentang status kebugaran jasmani siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bola basket dan futsal. Dengan informasi ini, ada beberapa pihak yang dapat memanfaatkan untuk peningkataan keberadaan kedua ekstrakurikuler ini disekolah. Adapun saran-saran dan implikasi dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut ini .

1. Bagi pihak sekolah, dengan diketahui bahwa tingkat kebugaran dari kedua peserta ekstrakurikuler ini dalam tingkatan sedang, maka perlu diupayakan peningkatan tingkatan kebugaran yang lebih baik agar para siswa selalu siap untuk mengikuti berbagai kegiatan dan perlombaan dengan kondisi kebugaran yang baik.

2. Bagi siswa, agar meningkatkan status kebugaran jasmaninya sehingga tidak mudah merasa lelah. Dengan demikian dalam latihan kegiatan ekstrakurikuler dapat mengikuti sesuai program latihan yang diberikan pelatih, dan kemampuan bermain bola basket maupun futsal, selain itu, untuk mengetahui tingkat kebugaran sendiri dapat meminta pelatih untuk mengadakan pengetesan agar kondisi kebugaran dapat selalu terjaga.

3. Bagi peneliti berikutnya, untuk dapat melakukan penelitian tentang perbedaan status kebugaran jasmani dengan melibatkan peserta ekstrakurikuler non olahraga. Penelitian ini pun telah dilakukan pembatasan masalah, namun masih terdapat banyak keterbatasan, kekurangan dan kelemahan-kelemahan, dan peneliti sangat menyadari akan hal tersebut. Keterbatasan tersebut antara lain adalah bahwa peneliti tidak bisa mengontrol makan yang dikonsumsi dan aktivitas yang dilakukan responden sebelum dilaksanakan pengambilan data, sehingga data yang terkumpul adalah data yang diambil seketika itu tanpa memperhatikan kondisi responden.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Agus Mukholid. (2004). Pendidikan Jasamani dan Olahraga.Jakarta: Yudistira. Andang Suherman. (2000). Dasar-dasar Penjas. Jakarta: Depdinas.

Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian Dengan Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

Bedja Wijana. (2007). Tingkat Kebugaran jasmani Siswa yang Mengikuti Kegiatan Ektrakurikuler Bola Voli dan Bola basket di SMA 2 Panjatan Kebumen Kulon Progo. (Skripsi). Yogyakarta: FIK Universitas Negeri Yogyakarta.

Bramesta. (2005). Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa yang Mengikuti Kegiatan Eksrakurikuler Olahraga Di SMA Negeri 1 Muntilan.(Skripsi). Yogyakarta: FIK Universitas Negeri Yogyakarta.

Depdiknas. (2003). Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Pra Sekolah Dasar

dan Menengah Ketentuan Umum. Jakarta: Depdiknas.

Diah Harianti. (2007). Model Pengembangan Diri. Diakses dari http://www.scribd.com/doc/51770423/23/Fungsi-Kegiatan- Ekstrakurikuler. pada tanggal 10 Desember 2011.

Djoko Pekik Irianto. (2004). Bugar dan Sehat Dengan Olahraga. Yogyakarta : Andi Offset

John D. Tenang. (2008) Mahir Bermain Futsal Dilengkapi Teknik dan Strategi

Bermain. Bandung: PT Mizan Pustaka

Kamus Besar. Kamus Bahasa Indonesia Online. Diakses dari http://kamusbahasaindonesia.org/profil. pada tanggal 10 Desember 2011. Krevitz, Len. (2004). Panduan Lengkap Bugar Total. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada Muhajir. (2006). Pendidikan Jasmani Teoridan Peraktik 1. Jakarta: Erlangga.

Leon AS, Ed. (1997). Physical Acivity & Cardiovascular Health Champign: Human Kinetic pub: 16 &23


(5)

70

Mochamad Sajoto. (1988). Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Jakarta: Dirjen Dikti P2LPTK. Dekdikbud.

Muhajir. (2007). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Nazir. (1998). Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Nurhasan, Cholil. (2007). Tes dan pengukuran. Bandung : FPOK UPI Bandung Nurhasan. (2005). Aktivitas Kebugaran. Jakarta. Depdiknas.

Nurul, Zuriah. (2007). Metode Peelitian Sosial dan Pendidikan, Teori-Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Riduwan. (2009). Pengantar Statistika sosial. Bandung: Alfabeta.

Roji. (2006). “Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan kelas VII”. Jakarta: Erlangga.

Rusli Lutan. (2002). "Menuju Sehat dan Bugar”. Jakarta: Depdiknas.

Sadoso Sumosardjuno. (1989). Pengetahuan Praktis Kesehatan Dalam Berolahraga. Jakarta: Galamedia.

Sadoso Sumosardjuno. (1992). “Pengetahuan Praktis Kesehatan dan Olahraga”. Jakarta: Pustaka Kartini.

Sajoto. M. (1995). Pebinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Jakarta: Depdikbud Sukadiyanto. (2007). Majalah Olahraga. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Keolahragaan. Sutanti. (2007). Perbedaan Status Kebugaran Jasmani Antara yang Mengikuti

Ekstrakurikuler Bola Basket dan Sepak Bola Pada Siswa Putra SMA Islam Agung 1 Semarang Tahun Ajaran 2006/2007. (Skripsi). Yogyakarta: FIK Universitas Negeri Yogyakarta.

Syamsul Yusuf LN. (2008). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Tarigan F. (2012). Optimalisasi Pendidikan Jasmani Dan Olahraga Berdasarkan


(6)

Wahjoedi. (2000). Landasan Evaluasi Pendidikan Jasmani. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Warsito, Hermawan. (1992). Pengantar Metodologi Penelitian. Buku Panduan Mahasiswa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.


Dokumen yang terkait

PROFIL KEBUGARAN JASMANI SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER SEPAK BOLA SMA NEGERI 1 TIGA LINGGA TAHUN 2014.

1 12 21

PROFIL KEBUGARAN JASMANI SISWA SMA NEGERI 1 TANAH JAWA KABUPATEN SIMALUNGUN YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER SEPAK BOLA TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 3 20

PENGARUH KEGIATAN EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA BOLA BASKET TERHADAP TINGKAT KEDISIPLINAN DAN TANGGUNG JAWAB SISWA: Studi Eksperimen Terhadap Ekstrakurikuler Bola Basket SMPN 12 Bandung.

0 5 49

PERBEDAAN KETERAMPILAN SOSIAL ANTARA SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER FUTSAL DENGAN BOLA BASKET DI SMKN 1 TAKOKAK.

0 1 46

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT FREKUENSI KEHADIRAN MENGIKUTI LATIHAN FUTSAL DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI DI MAESTRO FUTSAL ACADEMY.

0 1 43

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP PENINGKATKAN KETRAMPILAN BANK SHOOT PADA SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DI SMPN 50 BANDUNG.

0 0 41

PERBEDAAN STATUS KESEGARAN JASMANI ANTARA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DENGAN SEPAKBOLA PADA SISWA PUTERA SMA ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2006/2007.

0 0 83

HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN JASMANI DENGAN KETERAMPILAN DASAR BERMAIN FUTSAL PADA SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER FUTSAL DI SMA N 2 PURBALINGGA JAWA TENGAH.

0 0 126

PERBANDINGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DENGAN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI DI SMAN19 BANDUNG - repository UPI S JKR 1203766 Title

0 0 3

PERBEDAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DENGAN SISWA MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI

0 1 10