PENGGUNAAN TEKNIK MAJELIS (ASSEMBLY) DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA PERANCI.
PENGGUNAAN TEKNIK MAJELIS (ASSEMBLY) DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA PERANCIS
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa Perancis
oleh
Lia Meirina Widianti 0906511
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA PERANCIS
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2014
(2)
PENGGUNAAN TEKNIK MAJELIS (ASSEMBLY)
DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN
BERBICARA BAHASA PERANCIS
Oleh
Lia Meirina Widianti
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
© Lia Meirina Widianti 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
April 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwwa skripsi yang berjudul “ Penggunaan Teknik Majelis (Assembly) dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Perancis” ini beserta seluruh isinya adalah benar -benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya.
ATTESTATION
Je soussignée Lia, atteste que ce mémoire intitulé “ L’utilisation de la technique d’Assemblée dans L’apprentissage de la Compétence de Production Orale en Français” est véritablement ma propre rédaction, et que je ne pratique pas le démarquage ou le fait de citer des ouvrages qui ne conviennent pas aux critères au monde académique. Par cette attestation, je suis disposée à admettre la sanction si l’on trouve des infractions aux codes d’éthiques dans ce mémoire.
Bandung, 4 April 2014
(4)
(5)
Lia Meirina Widianti, 2014
Penggunaan Teknik Majelis (Assembly) Dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Perancis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK……… i
KATA PENGANTAR……….. ii
UCAPAN TERIMA KASIH……… iii
DAFTAR ISI………. vi
DAFTAR TABEL………. xi
DAFTAR GAMBAR……… xiv
DAFTAR LAMPIRAN……… xvv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah……… 1
1.2 Rumusan Masalah………. 4
1.3 Tujuan Penelitian……….. 4
1.4 Manfaat Penelitian………... 5
1.5 Asumsi……….. 6
BAB II TEKNIK MAJELIS DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA PERANCIS 2.1 Keterampilan Berbahasa………. 7
2.2 Keterampilan Berbicara ………. 8
2.2.1 Kegiatan Berbicara………... 11
2.2.2 Fungsi Berbicara………... 12
2.2.3 Tugas Berbicara……… 13
2.2.4 Tujuan Berbicara………. 14
2.3 Pembelajaraan Bahasa Perancis………... 16 2.3.1 Pembelajaran Bahasa Perancis Sebagai Bahasa Asing 16
(6)
Lia Meirina Widianti, 2014
Penggunaan Teknik Majelis (Assembly) Dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Perancis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Français Langue Etrangère (FLE)……… 16
2.3.2 Hambatan dalam Pembelajaraan Keterampilan Berbicara Bahasa Perancis………. 19
2.3.3 Teknik Pembelajaran Berbicara Bahasa Perancis…….. 21
2.4. Pembelajaran Kooperatif……….. 22
2.5 Konsep Dasar Teknik Majelis dalam Pembelajaran Berbicara 25
2.5.1 Teknik Majelis………. 27
2.5.2 Prosedur Teknik Majelis……….. 28
2.5.3 Variasi Majelis………. 29
2.5.4 Langkah Pembelajaran Menggunakan Teknik Majelis… 29
2.5.5 Penilaian dalam Teknik Majelis Menurut Paul Ginnis…. 30
2.6 Penilaian Keterampilan Berbicara Bahasa Perancis Level DELF A1 31 2.6.1 Evaluasi Keterampilan Berbicara Berdasarkan CECRL… 32
2.6.2 Aspek Penilaian dalam Berbicara………. 34
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian…….……….. 37
3.1.1 Metode Penelitian………..……….. 36
3.1.2 Desain Penelitian……….. 38
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian……….. 39
3.2.1 Populasi Penelitian……… 39
3.2.2 Sampel Penelitian……….. 39
3.3 Lokasi Penelitian………. 39
3.4 Variabel Penelitian……… 39
(7)
Lia Meirina Widianti, 2014
Penggunaan Teknik Majelis (Assembly) Dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Perancis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.6 Instrumen Penelitian……… 40
3.6.1 Observasi………. 40
3.6.2 Angket ……….. 41
3.6.3 Tes……..……… 41
3.7 Validitas………... 42
3.8 Teknik Pengumpulan Data……….. 43
3.8.1 Studi Pustaka………. 45
3.8.2 Observasi..………. 45
3.8.3 Angket ……….. 47
3.8.4 Tes……… 49
3.9 Prosedur Penelitian……… 53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Penelitian……… 56
4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan Mengenai Tahap Pelaksanaan Penelitian………. 56
4.2.1 Tahap Pelaksanaan Perlakuan……….. 56
4.2.1.1 Tahap Pertama……… 57
4.2.1.2 Tahap Kedua...………... 58
4.2.1.3 Tahap Ketiga...………... 59
4.2.1.4 Tahap Keempat………... 60
4.2.2. Tahap Pelaksanaan Tes……… 62
(8)
Lia Meirina Widianti, 2014
Penggunaan Teknik Majelis (Assembly) Dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Perancis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.4 Hasil Analisis Data Angket..……….……… 64
4.4.1 Kesan Siswa terhadap Bahasa Perancis………. 65
4.4.2 Kendala yang Dialami Siswa Saat Berbicara Bahasa Perancis 66 4.4.3 Solusi terhadap Permasalahan yang Dialami Siswa Saat Berbicara Bahasa Perancis……….…………. 68
4.4.4 Keterampilan Berbicara Merupakan Keterampilan yang Memerlukan Sebuah Teknik dalam Pembelajarannya…… 69
4.4.5 Penggunaan Teknik Majelis dalam Pembelajaran Bahasa Perancis……… 70
4.4.6 Kesan Siswa terhadap Teknik Majelis dalam Pembelajaran Berbicara Bahasa Perancis………..…. 72
4.4.7 Kendala yang Dialami Saat Menggunakan Teknik Majelis 72 4.4.8 Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Teknik Majelis…. 73 4.4.9 Saran terhadap Penggunaan Teknik Majelis………. 75
4.5 Hasil Pengamatan Keterlaksanaan Pembelajaran Dengan Menggunakan Teknik Majelis……….. 75
4.6 Hasil Penilaian Kemampuan Berbicara Bahasa Perancis Siswa Setelah Menggunakan Teknik Majelis……… 78
4.6.1 Hasil Tes………..……….………… 78
4.6.2 Penilaian Tes Dari Setiap Aspek…..……… 80
4.6.2.1 Aspek Pelafalan……… 80
4.6.2.2 Aspek Kosakata……… 82
(9)
Lia Meirina Widianti, 2014
Penggunaan Teknik Majelis (Assembly) Dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Perancis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.6.2.4 Aspek Tata bahasa………. 84
4.6.2.5 Aspek Pemahaman……… 86
4.7 Pembahasan Hasil Penelitian……… 87
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan……… 90
5.2 Saran……….……….. 93
DAFTAR PUSTAKA………. 94
(10)
Lia Meirina Widianti, 2014
Penggunaan Teknik Majelis (Assembly) Dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Perancis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Penilaian Tujuan Partikular dalam Teknik Majelis………. 29
Tabel 2.2 Grille Pour Un Descripteur De Niveau A1………. 34
Tabel 2.3 Bobot Penilaian……….. 35
Tabel 3.1 Kategori Nilai………. 44
Tabel 3.2 Kategori Tingkat Penguasaan Nilai……… 44
Tabel 3.3 Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Dengan Menggunakan Teknik Majelis……….. 45
Tabel 3.4 Kategori Pertanyaan Angket………. 47
Tabel 3.5 Aspek Pelafalan……….. 49
Tabel 3.6 Aspek Kosakata……….. 50
Tabel 3.7 Aspek Kelancaran………... 50
Tabel 3.8 Aspek Tata Bahasa……….. 51
Tabel 3.9 Aspek Pemahaman……….. 51
Tabel 3.10 Bobot Penilaian……… 52
Tabel 4.1 Data Responden………. 56
Tabel 4.2 Skala Penilaian Angket……….. 64
Tabel 4.3 Kesan Siswa terhadap Pembelajaran Bahasa Perancis……….. 65
Tabel 4.4 Pendapat Siswa terhadap Pembelajaran Berbicara………. 65
(11)
Lia Meirina Widianti, 2014
Penggunaan Teknik Majelis (Assembly) Dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Perancis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.6 Kendala Siswa dalam Pembelajaran Berbicara Bahasa Perancis…... 67
Tabel 4.7 Frekuensi Kesulitan Berbicara Siswa……….. 67
Tabel 4.8 Solusi Siswa dalam Menangani Kesulitan Saat Berbicara Bahasa Perancis……… 68
Tabel 4.9 Pendapat Siswa terhadap Keterampilan Berbicara dan Penggunaan Teknik………. 69
Tabel 4.10 Alasan Siswa terhadap Penggunaan Teknik dalam Pembelajaran… 70 Tabel 4.11 Kesan Siswa Mengenai Penggunaan Teknik Majelis……… 70
Tabel 4.12 Pendapat Siswa Mengenai Penggunaan Teknik Majelis…………... 71
Tabel 4.13 Pendapat Siswa terhadap Teknik Majelis dalam Pembelajaran…… 72
Tabel 4.14 Kesulitan Siswa terhadap Penggunaan Teknik Majelis……… 73
Tabel 4.15 Kelebihan Penggunaan Teknik Majelis dalam Pembelajaran…….. 73
Tabel 4.16 Kekurangan Penggunaan Teknik Majelis dalam Pembelajaran…... 74
Tabel 4.17 Saran Penggunaan Teknik Majelis dalam Pembelajaran…………. 75
Tabel 4.18 Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Dengan Menggunakan Teknik Majelis……… 76
Tabel 4.19 Hasil Tes…….……….. 78
Tabel 4.20 Bobot Nilai……… 79
Tabel 4.21 Frekuensi Nilai Aspek Pelafalan………. 80
(12)
Lia Meirina Widianti, 2014
Penggunaan Teknik Majelis (Assembly) Dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Perancis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.23 Frekuensi Nilai Aspek Kosakata……….. 82
Tabel 4.24 Penggunaan Kosakata Siswa………... 82
Tabel 4.25 Frekuensi Nilai Aspek Kelancaran………... 83
Tabel 4.26 Kesulitan yang Dialami Siswa………. 84
Tabel 4.27 Frekuensi Nilai Aspek Tata Bahasa………. 85
Tabel 4.28 Kesalahan Tata Bahasa Siswa………. 85
Tabel 4.29 Frekuensi Nilai Aspek Pemahaman……… 86
Tabel 4.30 Nilai Rata-Rata Tes……… 87
Tabel 4.31 Kategori Nilai………... 88
(13)
Lia Meirina Widianti, 2014
Penggunaan Teknik Majelis (Assembly) Dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Perancis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Un Cadre De Référence En Six Niveaux……….. 17
Gambar 4.1 Majelis Jeune………... 58
Gambar 4.2 Majelis Diligent……… 58
Gambar 4.3 Majelis Jolie………. 59
Gambar 4.4 Majelis Nakula………. 59
Gambar 4.5 Peneliti……….. 60
Gambar 4.6 Kegiatan Siswa Mencatat Teks……… 60
Gambar 4.7 Kegiatan Kuis………. 61
Gambar 4.8 Kegiatan Kuis………. 61
(14)
Lia Meirina Widianti, 2014
Penggunaan Teknik Majelis (Assembly) Dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Perancis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 Artikel Penelitian 93 Lampiran 2 Surat Keputusan 105 Lampiran 3 Surat Izin Penelitian 108 Lampiran 4 Surat Permohonan Expert Judgments
Lampiran 5 Surat Pernyataan Expert Judgments Lampiran 6 Transkrip Test Siswa
Lampiran 7 Lembar Kerja Perlakuan Lampiran 8 Lembar Soal Tes
Lampiran 9 Foto Kegiatan Pembelajaran di Kelas
Lampiran 10 Rencana Pelaksanaan Pembelajaraan (RPP) Lampiran 11 Riwayat Hidup Peneliti
(15)
1
Lia Meirina Widianti, 2014
Penggunaan Teknik Majelis (Assembly) Dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Perancis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
Berbicara merupakan salah satu cara berkomunikasi yang memiliki fungsi dalam kehidupan sehari – hari untuk menginformasikan secara lisan dengan melafalkan atau mengucapkan. Salah satu kegiatan berbahasa tersebut, rutin dilakukan oleh setiap orang. Dengan berbahasa setiap orang menginformasikan, memberitahukan, dan berinteraksi. Bahasa pun menjadi suatu alat untuk berkomunikasi dengan sesama. Adapun dalam pembelajarannya digolongkan menjadi pembelajaran keterampilan berbahasa. Saat ini pembelajaran berbahasa, khususnya bahasa asing sudah wajib dipelajari.
Pembelajaran keterampilan berbahasa asing pun dipelajari di sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Begitu pula pada jenjang sekolah menengah atas, terdapat beberapa pembelajaran berbahasa asing salah satunya bahasa Perancis yang dipelajari untuk program pilihan dan bahasa. Dalam pembelajarannya, memiliki 4 cabang yang menjadi kompetensi dasar yaitu keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Empat keterampilan berbahasa tersebut, menunjang dan saling berhubungan satu sama lain. Pada setiap keterampilan tentunya memiliki fungsi dan kesulitan yang berbeda – beda. Seperti halnya keterampilan berbicara yang digunakan untuk menyampaikan informasi atau mempunyai fungsi sebagai alat komunikasi, tentunya memiliki kesulitan tersendiri, ketika dilakukan dengan bahasa Perancis.
Dalam pembelajarannya di sekolah menengah atas, seringkali siswa sulit mengungkapkan pendapat atau berbicara menggunakan bahasa Perancis. Adapun pengalaman dan pengamatan peneliti tersebut didapat ketika melaksanakan PPL (Program Pengalaman Lapangan) di SMA N 3 Cimahi pada siswa kelas XII IPS 2 Tahun ajaran 2012/2013.
(16)
2
Lia Meirina Widianti, 2014
Penggunaan Teknik Majelis (Assembly) Dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Perancis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pembelajaran keterampilan berbicara menjadi salah satu yang menarik saat dilaksanakan, setiap siswa saling memperhatikan satu sama lain ketika salah seorang murid berbicara bahasa Perancis, namun hanya beberapa di antaranya yang dapat mengungkapkan pendapatnya atau ingin berbicara bahasa Perancis. Dari hal tersebut, peneliti mengamati bahwa di antaranya disebabkan karena siswa tidak memiliki informasi apa yang harus dibicarakan dan kurang berani dalam mengemukakan pendapat, maka pembelajaran akan menjadi kaku maupun terpusat pada guru (teacher centered). Berdasar pengamatan tersebut, keterampilan yang kurang dipahami dan perlu untuk ditingkatkan di Sekolah Menengah Atas yaitu keterampilan berbicara. Dari uraian di atas, peneliti ingin meningkatkan keterampilan berbicara dalam pembelajaran bahasa Perancis di kelas.
Mempelajari bahasa asing khususnya pada keterampilan berbicara memerlukan pemahaman yang benar, keberanian dan kemampuan melafalkan. Seseorang dapat menggunakan keterampilan berbicara apabila siap dan mengetahui apa yang akan diucapkan dan memahami apa yang perlu disampaikan. Adapun fokus permasalahan yang diamati dalam pembelajaran keterampilan berbicara adalah ketika seseorang tidak siap, memiliki kesulitan berbicara dan tidak mengetahui apa yang ingin disampaikan. Dalam pembelajaran bahasa Perancis, hal tersebut sering terjadi yaitu karena kurangnya pemahaman dan kurangnya siswa berbicara bahasa Perancis di kelas sehingga menyebabkan siswa tidak memiliki keberanian dalam berbicara bahasa Perancis. Pemasalahan tersebut sering dialami siswa di kelas sehingga untuk mengemukakan pendapat ataupun sekedar berbicara mengulang kembali informasi dari guru seringkali sulit dilakukan.
Keberhasilan pembelajaran tentu tidak terlepas dari peran guru, namun dalam hal pembelajaran bahasa asing, khususnya bahasa Perancis perlu adanya penggunaan sebuah teknik yang dapat membantu pembelajaran tersebut sehingga siswa mampu mengungkapkan gagasan dan ekspresi lisan yang dimiliki.
(17)
3
Lia Meirina Widianti, 2014
Penggunaan Teknik Majelis (Assembly) Dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Perancis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dari uraian di atas, peneliti ingin membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Perancis melalui penggunaan sebuah Teknik untuk mendorong siswa berbicara bahasa Perancis di kelas. Teknik tersebut adalah teknik pembelajaran kooperatif yang membagi pembelajar ke dalam beberapa kelompok. Salah satunya adalah teknik Majelis. Majelis pada penelitian ini adalah salah satu teknik pembelajaran model kooperatif.
Teknik Majelis ini terdapat dalam buku Paul Ginnis Trik dan taktik mengajar (Teacher Toolkit) tahun 2008. Dalam buku tersebut, Paul Ginnis mengembangkan berbagai teknik dan taktik sebagai alat bantu dalam pembelajaran di kelas. Paul Ginnis sebagai trainer melakukan berbagai kegiatan di dalam kelas, salah satunya dengan menggunakan teknik Majelis. Teknik Majelis ini, mencakup keterampilan – keterampilan berbahasa yang dapat dipakai, khususnya keterampilan membaca, berbicara dan mendengarkan. Dalam prosesnya, secara bersama – sama dengan mengelompokan pembelajar untuk merundingkan teks acak. Adanya penggunaan teknik tersebut diharapkan dapat membantu siswa dalam mengungkapkan gagasan lisan, merumuskan apa yang ingin disampaikan secara lisan, mampu memotivasi siswa dalam berbicara bahasa Perancis dan memahami materi yang dipelajari. Apabila pembelajar atau siswa sudah memahami dan dapat merumuskan apa yang akan diungkapkan melalui gagasan lisan, maka informasi akan tersampaikan dan akan mendorong kegiatan berbicara. Dengan adanya kebutuhan untuk mendorong kegiatan berbicara tersebut, teknik Majelis diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu teknik pembelajaran yang dapat mendukung dalam meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Perancis. Berdasarkan pengamatan peneliti pun, teknik Majelis belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya khususnya terhadap pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Perancis.
Dengan adanya permasalahan yang telah diuraikan berdasarkan pengamatan dari peneliti, maka peneliti merasa perlu melakukan sebuah penelitian yang berhubungan dengan pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Perancis.
(18)
4
Lia Meirina Widianti, 2014
Penggunaan Teknik Majelis (Assembly) Dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Perancis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Oleh karena itu, peneliti bermaksud melakukan sebuah penelitian untuk mengembangkan dan membantu siswa dalam pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Perancis melalui penggunaan salah satu teknik dalam pembelajaran pada penelitian yang berjudul “Penggunaan Teknik Majelis Dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Perancis “.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini diharapkan dapat menjadi poin – poin penting agar kajian yang diteliti memperoleh sasaran yang tepat dan terarah sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Peneliti merumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut.
1. Apakah teknik Majelis dapat diterapkan dalam pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Perancis siswa kelas XI IPA SMA 2 N 3 Cimahi Tahun Ajaran 2013/2014?
2. Apakah kelebihan dan kekurangan teknik Majelis dalam pembelajaran berbicara bahasa Perancis menurut siswa kelas XI IPA 2 SMAN 3 Cimahi Tahun Ajaran 2013/2014?
3. Apakah kendala yang dialami siswa kelas XI IPA 2 SMA N 3 Cimahi Tahun Ajaran 2013/2014 dalam berbicara bahasa Perancis?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data terkait :
1. penerapan teknik Majelis dalam pembelajaraan keterampilan berbicara bahasa Perancis dan penilaian keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA 2 SMAN 3 Cimahi Tahun Ajaran 2013/2014 sesudah menggunakan teknik Majelis melalui tes;
2. kelebihan dan kekurangan penggunaan teknik Majelis dalam pembelajaran berbicara bahasa Perancis menurut siswa kelas XI IPA 2 SMAN 3 Cimahi Tahun Ajaran 2013/2014;
(19)
5
Lia Meirina Widianti, 2014
Penggunaan Teknik Majelis (Assembly) Dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Perancis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. kendala yang dialami siswa kelas XI IPA SMA N 3 Cimahi Tahun Ajaran 2013/2014 dalam berbicara bahasa Perancis.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.
1. Bagi Peneliti
a. Memberikan gambaran mengenai peranan teknik Majelis dalam pembelajaran bahasa Perancis.
b. Memberikan gambaran mengenai hasil penerapan teknik tersebut untuk keterampilan berbicara bahasa Perancis.
c. Memberikan hasil terkait kendala yang dimiliki siswa dalam keterampilan berbicara bahasa Perancis.
2. Bagi Siswa
a. Memberikan motivasi dan dorongan kepada siswa dalam pembelajaraan berbicara bahasa Perancis melalui penerapan Teknik Majelis.
b. Memberikan suatu cara untuk meningkatkan keaktifan dalam berbicara bahasa Perancis.
3. Bagi Guru
a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan dalam pembelajaran bahasa Perancis.
b. Teknik pembelajaran Majelis dalam pembelajaran bahasa Perancis diharapkan dapat menjadi referensi terkait teknik pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Perancis.
c. Sebagai teknik pembelajaran untuk melatih dan mendorong kemampuan siswa dalam berbicara bahasa Perancis.
(20)
6
Lia Meirina Widianti, 2014
Penggunaan Teknik Majelis (Assembly) Dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Perancis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Bagi Jurusan Pendidikan Bahasa Perancis
a. Sebagai referensi hasil penelitian yang berkaitan dengan Mata Kuliah Production Orale dan Communication Orale I melalui penerapan Teknik Majelis.
b. Sebagai salah satu teknik pembelajaran yang mungkin dapat diterapkan pada mata kuliah Communication Orale I dan Compréhension Écrite I. c. Sebagai gambaran umum mengenai pembelajaran keterampilan berbicara
bahasa Perancis di sekolah menengah atas.
1.5 Asumsi
Asumsi adalah anggapan dasar mengenai pernyataan / kebenaran yang tidak perlu dipertanyakan lagi. Adapun asumsi pada penelitian ini, dirumuskan sebagai berikut :
a. Teknik sangat diperlukan dalam pembelajaran keterampilan berbahasa b. Penggunaan teknik pembelajaran dapat menunjang kualitas keterampilan
berbicara bahasa asing.
(21)
37
Lia Meirina Widianti, 2014
Penggunaan Teknik Majelis (Assembly) Dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Perancis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam sebuah penelitian diperlukan metode agar dapat membantu mempermudah jalannya penelitian. Metode penelitian berperan penting dalam memaparkan jalannya sebuah penelitian. Metode penelitian pun merupakan rangkaian atau tahapan yang dilalui selama proses penelitian. Melalui metode yang dipaparkan, proses penelitian akan berjalan sesuai dengan tahapan. Begitu pula pada bab ini, peneliti memaparkan metode penelitian untuk mempermudah jalannya proses penelitian. Adapun penelitian ini dilakukan melalui pendekatan Kuantitatif.
Setiadi (2010:1) mengatakan bahwa
͞Pendekatan kuantitatif adalah penelitian tentang masalah sosial atau masalah manusia di dunia pendidikan, yang didasarkan pada pengujian sebuah teori yang terbentuk dari sejumlah variabel, diukur dengan angka dan dianalisis dengan prosedur statistik untuk menentukan kebenaran dari generalisasi-generalisasi teori yang dirumuskan͟.
Berdasarkan pengertian tersebut, penelitian dilakukan terhadap masalah dalam dunia pendidikan khususnya pada pembelajaran berbicara bahasa Perancis. Penelitian ini dilakukan untuk melihat kemampuan berbicara bahasa Perancis pada siswa sekolah menengah atas.
3.1 Metode dan Desain Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian Pra-eksperimental yang hanya menggunakan kelas eksperimen sebagai objek penelitian dan tidak adanya kelas kontrol. Sebagaimana Sugiyono ( 2009 : 111) menjelaskan bahwa dalam metode Pra-eksperimental “…tidak adanya variabel kontrol”. Oleh karena itu, penelitian dilaksanakan hanya dengan kelas eksperimen.
Penelitian dilaksanankan dengan menggunakan desain studi kasus bentuk tunggal atau One shot case study. Desain studi kasus bentuk tunggal tersebut tidak
(22)
38
Lia Meirina Widianti, 2014
Penggunaan Teknik Majelis (Assembly) Dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Perancis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menggunakan pretest (tes awal) dan hanya menggunakan Perlakuan kemudian melakukan tes sebagai uji coba dari hasil Perlakuan. Begitu pula dalam penelitian yang dilaksanakan yaitu uji coba suatu penggunaan teknik sebagai Perlakuan yang kemudian dilaksanakan tes untuk memperoleh data terkait kemampuan berbicara bahasa Perancis.
3.1.2 Desain Penelitian
Desain yang dilakukan dalam penelitian ini adalah One shot case study yang berlangsung tanpa menggunakan kelas kontrol dan tidak melakukan tes awal atau pretest sebagai nilai awal.
Syamsuddin (2007 : 156) mengemukakan bahwa pada rancangan One shot case study,”… tidak ada kelompok kontrol dan siswa diberikan beberapa instruksi percobaan atau perlakuan (diberi label X) dan untuk menandai jenis tes (diberi label O)”.
Maka penelitian berlangsung melalui Perlakuan khusus dengan penggunaan sebuah teknik dalam pembelajaran berbicara bahasa Perancis, yaitu siswa akan melakukan kegiatan berbicara bahasa Perancis melalui teknik Majelis sebagai Perlakuan.
Berikut desain penelitian One shot case study yang dilakukan adalah sebagai berikut:
(Syamsuddin 2007 : 156)
Desain tersebut menjelaskan bahwa penggunaan teknik Majelis atau Perlakuan dilakukan sebelum tes untuk melihat kemungkinan penggunaan teknik majelis dalam pembelajaran berbicara bahasa Perancis. Tes dilaksanakan setelah Perlakuan pada kelas eksperimen. Tes tersebut merupakan tes untuk mengetahui ukuran kemampuan siswa dalam keterampilan berbicara bahasa Perancis sesudah menggunakan teknik Majelis.
Perlakuan Tes XX O
(23)
39
Lia Meirina Widianti, 2014
Penggunaan Teknik Majelis (Assembly) Dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Perancis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 3.2.1 Populasi Penelitian
Populasi yang diteliti pada penelitian ini adalah keterampilan berbicara bahasa Perancis siswa kelas XI IPA 2 Semester 1 Tahun Ajaran 2013/2014 SMA Negeri 3 Cimahi.
3.2.2 Sampel Penelitian
Sampel merupakan “…bagian dari populasi yang dianggap mewakili untuk
dijadikan sumber data atau subjek penelitian” (Setiadi, 2010). Dalam penelitian ini,
data penelitian berupa keterampilan berbicara bahasa Perancis yang diperoleh dari 20 orang siswa kelas XI IPA 2 Semester 1 Tahun Ajaran 2013/2014.
3.3 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang dipilih sebagai tempat untuk melakukan penelitian yaitu SMA NEGERI 3 CIMAHI yang bertempat di jalan Pasantren no.61 Kecamatan. Cimahi Utara.
3.4 Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan variabel bebas dan variabel terikat. a. Variabel bebas (variabel X) adalah penggunaan teknik Majelis
b. Variabel terikat (variabel Y) adalah keterampilan berbicara bahasa Perancis
3.5 Definisi Operasional
1. Keterampilan Berbicara
Keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang memproduksi bunyi - bunyi atau lafal bahasa untuk berkomunikasi dengan mengucapkan secara lisan. Menurut Iskandarwassid & Sunendar (2008 : 286) “keterampilan berbicara adalah
(24)
40
Lia Meirina Widianti, 2014
Penggunaan Teknik Majelis (Assembly) Dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Perancis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan dan keterampilan berbicara adalah proses berkomunikasi individu.” Sejalan dengan pernyataan tersebut, keterampilan berbicara pada penelitian ini adalah keterampilan dalam mengungkapkan pesan atau informasi secara lisan. Salah satunya adalah dengan menyampaikan informasi dengan materi Se présenter dan Présenter Quelqu’un.
2. Teknik Majelis dalam Pembelajaran Berbicara Bahasa Perancis
Teknik Majelis dalam pembelajaran berbicara bahasa Perancis pada penenelitian ini adalah dengan merangkai kalimat atau kata acak sehingga menjadi satu teks, siswa harus dapat melaporkan informasi dari teks yang telah disusun secara lisan. Adapun teknik Majelis (merangkai potongan teks acak) ini digunakan untuk mempermudah siswa untuk mengetahui informasi yang ada di dalam teks, sehingga siswa memahami informasi tersebut dan memiliki gambaran umum apa yang harus dilaporkan sebelum melaporkan isi teks tersebut secara lisan. Adapun pembelajaraan tersebut dilaksanakan secara berkelompok, seperti dalam prosedur teknik Majelis menurut (Ginnis 2008 : 82).
3.6 Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan alat ukur dalam sebuah penelitian. Sugiyono (2009 :
149) mengungkapkan “Instrumen merupakan suatu alat yang digunakan untuk
mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Pada penelitian ini terdapat beberapa instrumen yang mendukung, diantaranya peneliti menggunakan pengamatan observasi untuk mengetahui proses kerja dari peneliti dan siswa, kemudian angket untuk mengetahui rata – rata sikap responden dan.tes sebagai alat ukur kemampuan objek penelitian dengan perolehan angka.
3.6.1 Observasi
Selain menggunakan tes dan angket, pengumpulan data juga diperoleh dengan kegiatan observasi. Sugiyono (2009:196) menjelaskan bahwa “teknik pengumpulan
(25)
41
Lia Meirina Widianti, 2014
Penggunaan Teknik Majelis (Assembly) Dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Perancis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala – gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar”. Dalam penelitian ini, observasi dilakukan untuk melihat proses kerja baik dari peneliti maupun objek penelitian yaitu siswa. Oleh karena itu, observasi yang dilakukan adalah observasi berperan serta. Sugiyono (2009:197) menjelaskan bahwa
dalam observasi tersebut, ’’…peneliti terlibat dengan kegiatan sehari – hari orang
yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sember data…’’
3.6.2 Angket
Pada penelitian ini, pengumpulan data diperoleh pula menggunakan Angket, yaitu memberikan siswa beberapa pertanyaan tertulis terkait permasalahan yang diteliti. Tjokrosujoso dalam Setiadi (2010) memaparkan
“Angket merupakan salah satu instrumen pengumpul data penelitian yang diberikan kepada responden (manusia sebagai subjek penelitian). Teknik angket ini dilakukan dengan cara pengumpulan datanya melalui daftar pertanyaan tertulis yang disusun dan disebarkan untuk mendapatkan informasi yang benar – benar diperlukan saja”.
Angket dalam penelitian ini pun, berfungsi untuk mengetahui respon perserta didik terhadap penggunaan teknik Majelis pada pembelajaran teks bahasa Perancis. Angket yang digunakan adalah angket tertutup, yaitu berisi jawaban yang sudah ditentukan, siswa sebagai respon memilih jawaban yang sudah ada. Terdapat 20 soal di antaranya 18 soal tertutup dan 2 soal terbuka.
3.6.3 Tes
Tes merupakan alat ukur dan sebuah instrumen dalam penelitian.Djiwandono (2008:15) mengungkapkan bahwa “salah satu alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran terhadap sesuatu yang bersifat abstrak,tidak kasat mata, tidak kongkrit, seperti kemampuan berpikir, kemampuan mengingat serta kemampuan berbicara atau kemampuan menulis kemampuan –kemampuan bahasa yang lain”.
(26)
42
Lia Meirina Widianti, 2014
Penggunaan Teknik Majelis (Assembly) Dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Perancis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam pelaksanaannya, tes dilaksanakan dengan mengunakan jenis tes kemampuan berbicara bahasa Perancis. Djiwandono (2008 : 155) menjelaskan bahwa
“Tes kemampuan berbicara dimaksudkan untuk mengukur tingkat kemampuan
mengungkapkan diri secara lisan.” Begitu pula dalam tes yang dilaksanakan bertujuan
mengukur kemampuan berbicara bahasa Perancis sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Sementara itu, tes yang dilaksanakan, secara umum digolongkan pada jenis penskoran tes subjektif yaitu penilaian dengan tidak menggunakan jawaban yang disediakan. Djiwandono (2008 : 97) menambahkan bahwa pada tes subjektif “…butir tes yang dirumuskan sebagai pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta tes sesuai dengan pemahamannya terhadap pertanyaan tanpa disertai dengan jawaban yang tinggal dipilih…”. Begitu pula dengan tes akhir yang dilaksanakan pada penelitian ini, tidak menggunakan jawaban yang tinggal dipilih atau pilihan ganda, tes tersebut hanya berupa butir pertanyaan langsung yang harus dijawab secara lisan.
3.7 Validitas
’’Validitas berarti kesucian alat ukur atau dapat dikatakan seberapa jauh alat dapat mengukur hal atau subjek yang ingin diukur”. (Hasan, 2010:15). Validitas dalam penelitian pun diartikan sebagai kesucian atau kualitas tes yang dilakukan, seberapa jauh tes tersebut dapat digunakan dalam menilai suatu objek yang akan diukur. Begitu pula Tagliante (1991 : 124) menjelaskan “Validité : Qualité d’un test, qui fait qu’il mesure exclusivement ce qu’il est cense mesurer.” Validitas dapat diartikan sebagai kualitas dari sebuah tes yang mana mengukur secara khusus apa yang seharusnya diukur. Tagliante (2005 : 192) pun menambahkan bahwa “Un outil d’evaluation est valide s’il mesure effectivement l’objectif qu’il pretend mesurer’’. Dari pernyataan tersebut diartikan bahwa sebuah alat evaluasi dikatakan valid, jika dapat mengukur secara efektif objek yang hendak diukur. Oleh karena itu, sebuah tes harus menjalani uji validitas atau uji kualitas sehingga tes dikatakan dapat mengukur apa yang ingin diukur. Adapun Sugiyono (2009 : 172) mengemukakan bahwa untuk menguji validitas dapat digunakan pendapat dari ahli (experts judgement).
(27)
43
Lia Meirina Widianti, 2014
Penggunaan Teknik Majelis (Assembly) Dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Perancis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Begitu pula validitas atau pengukuran alat tes yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan validitas content atau validitas isi dengan penilaian dosen tenaga penimbang ahli atau peneliti melakukan experts judgement terhadap instrumen penelitian agar dapat digunakan dalam penelitian dan mampu mengukur keterampilan yang diteliti.
3.8 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan berbagai cara di antaranya:
1. Studi pustaka untuk mengumpulkan dan memperoleh sumber data maupun teori yang relevan.
2. Observasi sebagai hasil penilaian proses terhadap peneliti dan objek penelitian.
3. Tes untuk mengumpulkan hasil data objek penelitian terhadap pengaruh perlakuan, Angket dalam memperoleh pendapat dan saran dari objek penelitian.
Adapun rumus yang digunakan dalam mencari perbedaan terhadap peningkatan hasil tes yaitu :
̅
̅̅
= rata
– rata nilai tes̅
= Jumlah keseluruhan nilai tes peserta
= Jumlah peserta
Adapun pengukuran dilakukan melalui penilaian hasil tes yang diukur dengan perolehan angka. Adanya kemungkinan penggunaan teknik tersebut dinilai dari hasil
(28)
44
Lia Meirina Widianti, 2014
Penggunaan Teknik Majelis (Assembly) Dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Perancis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
rata – rata tes yang diperoleh yang diukur melalui kategori nilai. Kategori nilai yang digunakan adalah sebagai berikut.
Tabel 3.1 Kategori Nilai
(Nurgiyantoro, 2010: 253)
Tabel 3.2 Kategori Nilai dan Persentase Tingkat Penguasaan
(Nurgiyantoro, 2010: 253)
Selain itu, peneliti pun membandingkan nilai tes dengan nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) dan menganalisis hasil angket dan tahapan – tahap pada saat perlakuan dilaksanakan.
Interval Nilai Keterangan
8,5 -10 85-100 Sangat baik 7,5-8,4 75-84 Baik 6 – 7,4 60-74 Cukup 4,0-5,9 40-59 Kurang
0-3,9 0-39 Sangat kurang
Interval Presentase Tingkat Penguasaan
Nilai
Keterangan
96% - 100% 10 Sempurna 86% - 95% 9 Baik Sekali 76% - 85% 8 Baik 66% - 75% 7 Cukup 56% - 65% 6 Sedang
46% - 55% 5 Hampir Sedang 36% - 45% 4 Kurang
26% - 35% 3 Kurang Sekali 16% - 25% 2 Buruk
(29)
45
Lia Meirina Widianti, 2014
Penggunaan Teknik Majelis (Assembly) Dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Perancis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.8.1 Studi Pustaka
Studi Pustaka digunakan sebagai sumber data dan teori yang digunakan dalam penelitian. Studi pustaka dilakukan untuk memperoleh teori terkait dengan permasalahan penelitian. Studi pustaka diambil dari beberapa teori yang relevan bersumber pada buku – buku, jurnal online, majalah, pedoman CECRL dan lain sebagainya. Proses studi pustaka sendiri dilakukan dengan membaca buku dan memperoleh sumber data melalui internet.
3.8.2 Observasi
Dalam penelitian dilakukan pula observasi terhadap peneliti dan siswa yang bertujuan untuk mengetahui kegiatan pembelajaraan pada saat Perlakuan sebelum tes dilaksanakan. Observasi yang dilakukan adalah mengamati perilaku dan kegiatan peneliti maupun siswa selama Perlakuan dilakukan. Adapun pengamatan tersebut dilakukan oleh dua orang observer dengan format pengamatan sebagai berikut :
Tabel 3.3
Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Dengan Menggunakan Teknik Majelis
No. Kegiatan Keterlaksanaan dalam
Pembelajaraan
Ya Tidak
A. Peneliti atau pengajar
1. Menuliskan topik pembelajaraan
2. Menyebutkan tujuan dan indikator pembelajaran 3. Mempersiapkan dan membagi siswa dalam
kelompok Majelis
4. Meminta siswa untuk menyusun dan melengkapi soal teks
5. Meminta siswa untuk mengidentifikasi informasi penting yang ada di dalam teks dan memahaminya secara global.
(30)
46
Lia Meirina Widianti, 2014
Penggunaan Teknik Majelis (Assembly) Dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Perancis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 6. Mengidentintifikasi dan mengklarifikasi
kesulitan yang ditemui siswa saat proses pemahaman teks bahasa Perancis.
7. Meminta siswa untuk melaporkan hasil teks yang sudah disusun dan dilengkapi secara berkelompok.
8. Membahas teks, meminta setiap majelis atau kelompok melakukan konfirmasi dengan menjawab pertanyaan rebutan.
B. Pembelajar (siswa) Ya Tidak
1. Mempersiapkan diri duduk bersama kelompok Majelis
2. Menyusun dan melengkapi soal teks atau bacaan bersama – sama
3. Membaca dan memahami teks atau bacaan yang diberikan secara berkelompok
4. Berdiskusi dengan teman sekelompok terkait informasi teks yang disusun.
5. Membuat catatan dari hasil identifikasi informasi 6. Memberikan laporan hasil teks yang sudah
disusun dan dilengkapi secara berkelompok. 7. Melakukan konfirmasi dengan menjawab
pertanyaan rebutan
(31)
47
Lia Meirina Widianti, 2014
Penggunaan Teknik Majelis (Assembly) Dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Perancis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.8.3 Angket
Selain dari penilaian keterampilan berbicara terhadap tes, peneliti juga mengumpulkan data melalui angket untuk mengetahui kesan, respon dari siswa atau objek penelitian. Adapun angket tersebut, berisi pertanyaan – pertanyaan mengeanai penggunaan teknik Majelis, kesulitan siswa dalam berbicara bahasa Perancis dan ketertarikan siswa terhadap bahasa perancis. Berikut kisi – kisi pertanyaan yang terdapat dalam angket.
Tabel 3.4
Kategori Pertanyaan Angket
No. Pertanyaan Nomor
soal
Jumlah soal
Presentase %
1. Kesan terhadap pembelajaran bahasa Perancis 1,2,6 3 15 2. Kendala yang dialami siswa saat berbicara
bahasa Perancis
3,4,7,8 4 20
3. Solusi terhadap permasalahan yang dialami siswa saat berbicara bahasa Perancis.
9,10 2 10
4. Keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang penting dan memerlukan sebuah teknik dalam pembelajarannya
5,11,12 3 15
5. Penggunaan teknik Majelis dalam pembelajaran bahasa Perancis
14,16, 13
3 15
6. Kesan terhadap teknik Majelis terhadap pembelajaran berbicara bahasa Perancis
15 1 5
7. Kendala yang dialami saat menggunakan teknik Majelis
18 1 5
8. Kelebihan dan kekurangan penggunaan teknik Majelis
(32)
48
Lia Meirina Widianti, 2014
Penggunaan Teknik Majelis (Assembly) Dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Perancis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 9. Saran terbuka untuk penggunaan teknik
Majelis
20 1 5
Total 20 soal 20 100%
Angket yang diberikan tersebut, berisi sejumlah pertanyaan dalam bentuk pilihan ganda dan uraian. Peneliti memberikan angket tersebut untuk mengetahui kemungkinan penggunaan teknik majelis dalam pembelajaran bahasa Perancis dan sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Perancis di Sekolah Menengah Atas.
Dalam mengolah data dari angket, peneliti menggunakan presentase dengan cara sebagai berikut:
Keterangan:
f : frekuensi jawaban n : jumlah responden 100 % : persentase
Perhitungan persentase angket ini berdasarkan pada kategori berikut: 0% : tidak ada
1-25% : sebagian kecil 26-45% : hampir setengahnya 50% : setengahnya
51-75% : sebagian besar 76-99% : pada umunya 100% : seluruhnya
(33)
49
Lia Meirina Widianti, 2014
Penggunaan Teknik Majelis (Assembly) Dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Perancis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.8.4 Tes
Tes dalam penelitian ini, merupakan tes berbicara bahasa perancis pada tingkat pemula. Materi yang digunakan dalam tes pun merupakan materi tes keterampilan berbicara pada tingkat A1 yaitu se présenter (dire le nom, l’âge, le lieu d’habitation, le gout, etc). Adapun penilaian tes diperoleh dari penilaian beberapa aspek dalam berbicara, yaitu Prononciation ( Pelafalan ), Vocabulaire (Kosakata), Grammaire (Tata bahasa), Fluidité, l’attitude, vitesse (Kelancaran, sikap dan kecepatan dalam berbicara) dan Compréhension (les informations, la compréhension de la consigne) Pemahaman, mencakup isi dan kemampuan memahami bahasa maupun perintah. Berikut penilaian keterampilan berbicara dari setiap aspek – aspek yang diamati.
Tabel 3.5
Prononciation (Pelafalan)
Nilai Kriteria Penilaian
5 Ucapan sudah standar.
4 Tidak terjadi salah ucapan yang mencolok, mendekati ucapan standar.
3 Pengaruh ucapan asing (daerah) dan kesalahan ucapan tidak menyebabkan kesalahpahaman.
2 Pengaruh ucapan asing (daerah) memaksa orang mendengarkan dengan teliti, salah ucap yang menyebabkan kesalahpahaman.
1 Sering terjadi kesalahan besar dan aksen yang kuat menyulitkan pemahaman, menghendaki untuk selalu di ulang.
0 Ucapan tidak dapat dipahami sama sekali
Kriteria pada aspek pelafalan tersebut menunjukan bahwa kemampuan pelafalan yang dimaksudkan adalah ketikan ucapan sudah standar yakni pelafalannya dilafalkan seperti seharusnya dan dapat dipahami. Kemudian tidak terdapat salah ucapan seperti pengaruh bahasa lain seperti bahasa ibu, daerah atau pun aksen yang kuat yang dapat menimbulkan ucapan tidak dapat dipahami.
(34)
50
Lia Meirina Widianti, 2014
Penggunaan Teknik Majelis (Assembly) Dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Perancis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.6 Vocabulaire (Kosakata)
Nilai Kriteria Penilaian
5 Pemilihan dan penggunaan kosakata sudah tepat.
4 Pemakaian kata-kata atau istilah kurang cocok, tetapi tidak membatasi percakapan.
3 Beberapa pemakaian kata-kata atau istilah tidak tepat tetapi tidak mengganggu pemahaman.
2 Penguasaan kosakata sangat terbatas pada keperluan dasar personal.
1 Salah menggunakan kata – kata dan kata yang digunakan terbatas, menyebabkan pembicaraannya sukar sekali untuk dipahami
0 Tidak dapat menggunakan kata – kata sehingga tidak ada percakapakan sama sekali
Pada aspek kosakata kriteria penilaian yang dimaksud adalah ketika penggunaan dan pemilihan kosakata sudah tepat, beragam sesuai dengan maksud yang disampaikan. Kemudian tidak terdapat penggunaan kosakata yang salah atau pun dapat mengganggu pemahaman. Kosakata yang digunakan dipilih dengan makna atau istilah yang cocok yang tidak membatasi percakapan.
Tabel 3.7
La fluidité, l’attitude, la vitesse (Kelancaran, sikap dan kecepatan dalam berbicara)
Nilai Kriteria Penilaian
5 Pembicaraan sudah lancar.
4 Pembicaraan lancar dan luas tetapi sesekali kurang dan berbicara sedikit dipengaruhi oleh kesulitan – kesulitan bahasa.
3 Pembicaraan kurang lancar, kalimat tidak lengkap, dan berbicara dipengaruhi oleh kesulitan – kesulitan bahasa.
2 Pembicaraan sangat lambat dan tidak ajeg kecuali untuk kalimat pendek;
1 Umumnya agak ragu – ragu dalam berbicara, sering terpaksa berdiam diri karena penguasaan bahasanya terbatas
0 Tidak dapat melakukan pembicaraan sehingga menyebabkan pembicaraan benar – benar tidak dapat berlangsung.
(35)
51
Lia Meirina Widianti, 2014
Penggunaan Teknik Majelis (Assembly) Dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Perancis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kriteria pada aspek kelancaran tersebut menunjukan bahwa kemampuan
kelancaran yang dimaksudkan adalah ketika pembicaraan sudah lancar yaitu tidak dipengaruhi kesulitan bahasa baik seperti dalam melafalkan nasalité, liaison, tidak terhenti sehingga menyebabkan pembicaraan benar – benar tidak dapat berlangsung. Kalimat yang diucapkan sudah lengkap, tidak ragu – ragu.
Tabel 3.8
Grammaire (Tata bahasa)
Nilai Kriteria Penilaian
5 Hampir tidak ada kesalahan pada tata bahasa atau susunan kata.
4 Sedikit sekali membuat kesalahan tata bahasa atau susunan kata tetapi tidak mengaburkan arti.
3 Sering membuat kesalahan tata bahasa atau susunan kata sehingga sewaktu – waktu menguburkan arti.
2 Kesalahan tata bahasa dan susunan kata sedikit sehingga menyebabkan pembicaraan sedikit dipahami.
1 Kesalahan tata bahasa dan susunan kata banyak sekali sehingga menyebabkan pembicaraan sukar sekali dipahami
0 Tidak dapat menggunakan tata bahasa dan susunan kata sehingga menyebabkan pembicaraan tidak dapat dipahami sama sekali.
Pada aspek tata bahasa kriteria penilaian yang dimaksud adalah ketika tata bahasa yang digunakan hampir tidak ada kesalahan dalam susunan kata, konjugasi, ataupun pemilihan kata yang dapat membingungkan dan mengaburkan arti pembicaraan sehingga menyebabkan pembicaraan tidak dapat dipahami.
Tabel 3.9
Compréhension (les informations, la compréhension de la consigne)
Pemahaman, mencakup isi dan kemampuan memahami bahasa maupun perintah
Nilai Kriteria Penilaian
5 Memahami segala sesuatu tanpa kesulitan
4 Memahami percakapan dengan baik, meskipun kadang-kadang masih perlu penjelasan dan pengulangan;
(36)
52
Lia Meirina Widianti, 2014
Penggunaan Teknik Majelis (Assembly) Dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Perancis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nilai Kriteria Penilaian
3 Memahami sebagian besar percakapan sederhana dengan baik, meskipun kadang-kadang masih perlu penjelasan ulang;
2 Memahami dengan lambat percakapan sederhana, perlu penjelasan dan pengulangan;
1 Memahami sedikit isi percakapan sederhana;
0 Tidak dapat memahami percakapan sama sekali.
Sumber Mudini dan Purba (2009: 25 - 27), Harris dalam Tagliante (2005: 200-201). Kriteria pada aspek pemahaman tersebut menunjukan bahwa pada saat pembicaraan memahami segala sesuatunya seperti perintah soal, informasi yang harus diberikan dan tidak memerlukan penjelasan mengenai soal ataupun informasi yang perlu disampaikan.
Peneliti pun merangkum Aspek penilaian, point dan bobot penilaian berdasarkan Tagliante dan Haris sebagai berikut :
Tabel 3.10 Bobot Penilaian
Aspek penilaian Nilai Bobot
Penilaian
Correction phonétique : Prononciation (Pelafalan)
5 2
Lexique approprié : Vocabulaire (Kosakata)
5 2
Structures simples correctes : Grammaire (Tata bahasa)
5 2
Performance globale :
Fluidité, attitude, vitesse (kelancaran, sikap,kecepatan)
5 2
Compréhension:
Les informations, la comprehension de la consigne (Informasi dan pemahaman terhadap perintah)
5 2
(37)
53
Lia Meirina Widianti, 2014
Penggunaan Teknik Majelis (Assembly) Dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Perancis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.9 Prosedur Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian, terdapat prosedur penelitian berupa tahapan yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap pengolahan data.
Adapun tiga tahapan tersebut dideskripsikan secara rinci sebagai berikut : 1. Tahap Persiapan
a. Pengumpulan data teori
Pengumpulan data teori dilaksanakan sebelum proposal penelitian. b. Kajian Pustaka
Kajian pustaka dilakukan saat pembuatan landasan teori pada bab 2. Adapun peneliti menggunakan sumber kajian pustaka dari berbagai buku keterampilan berbahasa, strategi pembelajaran bahasa, trik dan taktik mengajar, L’evaluation dan lain – lain. Selain buku peneliti menggunakan sumber internet dari beberapa data online berupa majalah, koran, dokumen CECRL, jurnal bahasa perancis dan sumber data lainnya.
c. Observasi dan Penentuan materi Perlakuan dan Tes
Sebelum memutuskan objek penelitian, peneliti melakukan observasi terlebih dahulu yaitu dengan mengunjungi sekolah sasaran dan mengamati pembelajaran di kelas. Observasi tersebut dilakukan untuk melihat sejauh mana materi yang telah disampaikan dan sebagai gambaran peneliti dalam memutuskan materi yang akan digunakan dalam Perlakuan dan tes.
d. Pembuatan instrumen penelitian dan Expert Judgement
Terdapat beberapa instrumen yang mendukung penelitian yaitu instrumen soal Perlakuan dan tes, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Perlakuan dan tes, Format penilaian keterampilan berbicara bahasa Perancis, Format Observasi, Angket, Hand out materi pembelajaran. Setelah itu kemudian dilakukan pengujian instrumen kepada dosen ahli atau proses Expert Judgement.
(38)
54
Lia Meirina Widianti, 2014
Penggunaan Teknik Majelis (Assembly) Dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Perancis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
a. Perizinan sekolah
Sebelum memulai penelitian, sesuai prosedur peneliti mengajukan perizinan terhadap pihak sekolah dengan menyerahkan surat pengantar izin penelitian, proposal penelitian, format penilaian objek penelitian, RPP dan Hand out materi pembelajaran.
b. Pelaksanaan Perlakuan
Pada penelitian ini, Perlakuan dilaksanakan 2 kali dalam 2 pertemuan. Perlakuan yang dimaksud adalah penggunaan teknik Majelis dalam pembelajaran berbicara bahasa perancis. Materi yang disampaikan adalah berupa teks sederhana. Adapun pelaksanaannya melalui tahapan sesuai RPP dengan garis besar sebagai berikut :
1. Kegiatan awal, peneliti menyampaikan materi yang akan dibahas.
2. Kegiatan Perlakuan, peneliti memberikan lembar soal dan teks berupa kalimat – kalimat yang sudah dipotong bagiannya. Kemudian siswa harus menyusun dan mengurutkan sesuai dengan gambar dan kata kunci.
3. Kegiatan konfirmasi, membahas soal dan teks dan kuis. c. Tes
Tes dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan dengan 20 orang siswa. Tes dilaksanakan secara individual. Adapun kegiatan dalam tes yaitu :
1. Siswa memperkenalkan diri (nama, umur, tempat tinggal). (Se Présenter) 2. Siswa memperkenalkan seseorang. (Présenter Quelqu’un)
(39)
55
Lia Meirina Widianti, 2014
Penggunaan Teknik Majelis (Assembly) Dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Perancis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Pengolahan data
a. Pengamatan studi pustaka dan observasi, pengolahan angket dan tes b. Pengolahan hasil penelitian dan kesimpulan
(40)
90
Lia Meirina Widianti, 2014
Penggunaan Teknik Majelis (Assembly) Dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Perancis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini diuraikan kesimpulan yang telah diperoleh dari hasil penelitian dan pembahasan. Hasil penelitian yang dimaksud adalah penggunaan teknik Majelis serta kelebihan dan kekurangannya dan kesimpulan mengenai kendala yang dialami siswa pada saat berbicara bahasa Perancis. Adapun permasalahan tersebut merupakan rumusan masalah yang terdapat pada bab I. Selain itu, terdapat pula saran yang diharapkan mampu memberikan beberapa masukan bagi mahasiswa, siswa dan pengajar mengenai teknik yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran bahasa Perancis, khususnya dalam keterampilan berbicara.
5.1 Simpulan
Berbicara merupakan kompetensi produksi atau kemampuan yang menghasilkan. Sama halnya dalam pembelajaran bahasa Perancis, keterampilan berbicara yaitu Production Orale memilki kompetensi untuk memproduksi bahasa lisan. Namun dalam memproduksi bahasa asing atau berbicara yang meghasilkan pelafalan – pelafalan asing tentunya memiliki kendala. Setelah mengamati dan melakukan penelitian terhadap 20 orang siswa kelas XI IPA 2 Semester I Tahun Ajaran 2013/2014 SMA N 3 Cimahi, maka peneliti dapat menguraikan beberapa kesimpulan berikut ini.
Pada praktiknya, teknik Majelis digunakan melalui tahapan sebagai berikut : 1) mengelompokkan siswa untuk menyusun kata atau kalimat terpotong dari teks yang diberikan, 2) melaporkan hasil teks yang disusun secara individu dan kelompok, 3) mengoreksi hasil penyusunan teks, dan pelafalan dari masing – masing kelompok dan individu, 4) melakukan praktik pelafalan dan 5) melakukan kegiatan kompetisi atau kuis dengan cara siswa menjawab secara individu dan kelompok. Adapun hasil data angket terkait implementasi teknik Majelis dalam pembelajaran berbicara bahasa Perancis diperoleh data bahwa 100% responden yang dijadikan sebagai sampel
(41)
91
Lia Meirina Widianti, 2014
Penggunaan Teknik Majelis (Assembly) Dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Perancis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menjawab teknik Majelis dapat digunakan dalam pembelajaran berbicara bahasa Perancis, kemudian 95 % menjawab teknik Majelis dapat memudahkan dan memotivasi dalam berbicara bahasa Perancis. Kesan mengenai teknik Majelis dalam pembelajaran berbicara bahasa Perancis yaitu 45 % siswa menjawab cukup menarik. Selain itu, siswa memperoleh rata – rata tes 79,2 dengan kategori 76% - 85 % menunjukan bahwa siswa menguasai materi yang diberikan pada saat perlakuan dan teknik yang digunakan cukup baik dalam pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Perancis.
Dalam menggunakan teknik Majelis pada pembelajaran di kelas, terdapat beberapa kelebihan yang dapat membantu memudahkan siswa belajar di kelas. Melalui teknik majelis, kegitan pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Beberapa pendapat siswa terkait penggunaan teknik Majelis yaitu pembelajaran menjadi lebih menarik dengan adanya kegiatan kompetisi dan kuis, termotivasi untuk bersaing dengan kelompok lainnya, dapat membuat siswa berani dalam berbicara bahasa Perancis, dapat bekerjasama dan berkomunikasi dengan siswa lainnya, cara belajarnya tidak membosankan, pembelajaran pun menjadi lebih menarik. Selain itu, siswa dapat lebih aktif dalam belajar bahasa Perancis, seperti halnya terpacu dalam mngucapkan kata dalam bahasa Perancis. Adapun siswa lebih mudah dalam memahami materi teks dan lebih cepat memahami arti – arti kata melalui gambar dan
kata kunci yang terdapat dalam lembar kerja siswa pada permainan Majelis tersebut. Selain dari itu terdapat pula beberapa pendapat mengenai kekurangan atau kritikan yang disampaikan siswa terhadap penggunaan Teknik Majelis dalam pembelajaran berbicara bahasa Perancis di kelas, seperti halnya penggunaan waktu yang perlu disesuaikan, pemberian gambar dan kata kunci yang perlu diperjelas dan pengajar pun perlu dalam memberikan sebanyak – banyaknya pertanyaan dalam kegiatan kuis. Berdasarkan pendapat dan kritikan mengenai penggunaan teknik Majelis tersebut, peneliti dapat memahami bahwa dalam kegiatan pembelajaran di kelas tentunya diperlukan suatu cara untuk membantu siswa belajar. Keterkaitannya dengan teknik
(42)
92
Lia Meirina Widianti, 2014
Penggunaan Teknik Majelis (Assembly) Dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Perancis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang digunakan adalah pembelajaran di kelas dapat menggunakan teknik Majelis sebagai cara untuk membantu siswa dalam belajar dan mengatasi kesulitan, seperti halnya pembelajaran berbicara bahasa Perancis.
Adapun kendala siswa saat pembelajaran berbicara bahasa Perancis adalah pelafalan yang sulit. Hasil data angket memperoleh data bahwa 20 orang siswa memiliki kendala dalam berbicara bahasa Perancis. Kesulitan dalam pembelajaran berbicara tersebut, 80 % menjawab karena pelafalan yang sulit, 10 % karena kurangnya penguasaan struktur kalimat dan 5 % menjawab karena keterbatasan kosakata. Hasil tes diperoleh data nilai rata – rata pelafalan yaitu 3,45 dari keseluruhan total nilai siswa yaitu 69/100. Berdasarkan hasil tersebut, nilai rata – rata pelafalan memperoleh total nilai dan rata – rata terendah dari keempat aspek berbicara lainnya. Dari kedua hasil data angket dan tes dapat dikatakan bahwa kendala yang dialami siswa pada umumnya karena pelafalan yang sulit, dan faktor lainnya karena keterbatasan kosakata, dan kurangnya penguasaan struktur kalimat. Peneliti pun mengamati dari hasil tes, bahwa kendala dalam berbicara bahasa Perancis pada siswa sekolah menengah atas dipengaruhi karena faktor – faktor kesulitan bahasa. Seperti halnya perbedaan jenis vokal dan konsonan, pengucapan vokal konsonan yang berbeda, dan pengaruh bahasa ibu. Hal tersebut sejalan dengan hasil tes nilai rata – rata pada aspek kelancaran yaitu sebesar 3,7 yang menyatakan bahwa pada nilai tersebut pembicaraan kurang lancar, kalimat tidak lengkap, dan berbicara dipengaruhi oleh kesulitan – kesulitan bahasa. Oleh karena itu, terdapat beberapa kendala yang dialami saat memproduksi bahasa Perancis sebagai bahasa asing.
(43)
93
Lia Meirina Widianti, 2014
Penggunaan Teknik Majelis (Assembly) Dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Perancis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5.2 Saran
Dari kesimpulan tersebut, peneliti memberikan saran sehubungan dengan kajian penelitian yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembelajar bahasa Perancis. Bagi Mahasiswa khususnya diharapkan dapat menganalisis kendala yang dialami saat berbicara bahasa Perancis, faktor – faktor yang mempengaruhi kesulitan bahasa dan dapat pula mengatasi kendala tersebut. Selain itu, melalui penelitian yang telah dilakukan, diharapkan pengajar dan guru dapat memilih cara atau penggunaan teknik atau media atau pun metode pembelajaran yang sesuai yang dapat membantu mengatasi kendala pada saat pembelajaran bahasa Perancis, khususnya pembelajaran berbicara. Kemudian calon peneliti selanjutnya dapat menganalisis kembali seputar analisis kesalahan pelafalan siswa melalui penggunaan teknik Majelis, efektivitas teknik Majelis dalam meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Perancis, dan dapat pula dilakukan penelitian mengenai pengaruh penggunaan teknik tersebut untuk keterampilan membaca nyaring dalam pembelajaran bahasa Perancis. Bagi Jurusan Pendidikan Bahasa Perancis FPBS UPI, Jurusan dapat menambah referensi kepustakaannya, khususnya dalam bidang keterampilan berbicara atau Production Orale.
(44)
93
Lia Meirina Widianti, 2014
Penggunaan Teknik Majelis (Assembly) Dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Perancis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Borghino,S.2006.’’ L’évaluation en classe de FLE’’.Mémoire de stage Maîtrise PRO FLE 1
Cadre européen commun de référence pour les langues. Apprendre,enseigner,evaluer. 2001. Paris, Didier.
Cadre européen commun de référence.2005. Un Portfolio Européen du Français.
Centre de Recherche et de Publication de Langues, S.L : Difusión
Tersedia : www.difusion.com[diunduh pada 23 juli 2013] Chauvet, A. 2008. Référentiel. Paris: CLE International
Conseil de l’Europe. Les descripteurs du CECRL en un coup d’oeil. Tersedia : http://www.coe.int/t/dg4/linguistic/Source/Framework_FR.pdf
[diunduh pada 23 juli 2013]
Division des Politiques Linguistiques.2000.Une Cadre européen commun de référence pour les langues.Strasbourg: Conseil de l’Europe. [diunduh pada 22 maret 2013]
Tersedia : http://fle.u-strasbg.fr/evaluation_fle/index.htm
Djiwandono, Soenardi.2008. Tes Bahasa.Jakarta : PT.INDEKS
Dwi Yani, Armalisa.2012.Teknik Acak Kata Berbasis Gambar. Skripsi.Bandung. UPI: Tidak diterbitkan.
Ernawati, Meila.2013.Efektifitas Teknik Récit et Raconté en Tandem dalam meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Perancis.Skripsi.Bandung.
UPI : Tidak diterbitkan.
Ghazali, Syukur.2010. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dengan Pendekatan Komunikatif – Interaktif.Bandung : PT.Refika Aditama.
Ginnis, Paul. 2008. Trik & Taktik Mengajar.Jakarta : PT.Indeks
Hasan, Iqbal.2010.Analisis Data Penelitian dengan Statistik.Jakarta : Bumi Aksara.
Ibrahim, M., Rachmadiarti, .F. Nur., Ismono.2006.Pembelajaran Kooperatif. Surabaya:
PSMS UNESA
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Jurusan Pendidikan Bahasa Perancis.2012.Pedoman penyusunan & bimbingan skripsi. Bandung : FPBS
Ménard, Louise. .La communication orale dans le context d’une prise de parole en public. (Online) Tersedia:
(45)
94
Lia Meirina Widianti, 2014
Penggunaan Teknik Majelis (Assembly) Dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Perancis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ministère de l'Éducation nationale. 2010.’’Descripteurs des capacités des niveaux
A1 à C1’’.Bulletin officiel spécial ( n° 9 du 30 septembre 2010).Tersedia :
www.education.gouv.fr [diunduh pada 31 agustus 2013]
Mudini dan Purba.2009.Pembelajaran Berbicara.Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik Tenaga Kependidikan Bahasa.
Tersedia Online: http://www.slideshare.net/NASuprawoto/pembelajaran-berbicara [diunduh pada 27 agustus 2013]
Moirand, Sophie.1987.Enseigner à communiquer en Langue Étrangère.Paris : Hachette Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra edisi III. Yogyakarta: BPFE
Poerwadarminta, W.J.S.1984.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: PN. Balai Pustaka
Qin, Li.2012.Faire Parler les étudiants en classe de FLE : Université des études
internationales de Shanghai Dalam Synergies Chine n° 7 - 2012 pp. 227-237. 11 Halaman. [28 Juli 2013]
Rey, Alain.2012.Le Robert de Poche plus. Paris : SEJER
Sanjaya, Wina.2008.Strategi Pembelajaran : Beriorentasi Standar Proses Pendidikan . Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada.
Media Group.
Setiadi, Riswanda.2010. Analisis Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif.
Silberman, Mel. 2010. 101 Cara Pelatihan & Pembelajaran Aktif.Jakarta : PT.Indeks
Slavin, Robert E. 2008.Cooperative Learning.Bandung : PT. Nusa Media.
Sudjana, N. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya Suhendar, M.E dan Supinah. P. 1992. Seri Mata Kuliah MKDU.
(Mata Kuliah Dasar Umum), Bahasa Indonesia Pengajaran dan Ujian Keterampilan. Bandung: Angkasa
Suprihatiningrum, Jamil.2013.Strategi Pembelajaran Teori &Aplikasi.Yogyakarta : AR-RUZZ MEDIA
Syamsuddin, dkk.2007.Metode Penelitian Pendidikan Bahasa.Bandung : PT.Rosdakarya. Tagliante, Christine.2005. L’evaluation Le Cadre Éuropeen Commun. Paris : CLE. Tagliante, Christine.1991. Technique de classe. Paris : CLE International.
(46)
95
Lia Meirina Widianti, 2014
Penggunaan Teknik Majelis (Assembly) Dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Perancis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
www.bonjourdefrance.com [diunduh pada 31 agustus 2013]
www.communicationorale.com [diunduh pada 24 juli 2013]
www.coe.int/t/dg4/linguistic/Source/Framework_FR.pdf [diunduh pada 23 juli 2013]
www.difusion.com[diunduh pada 23 juli 2013]
www.edufle.net [diunduh pada 27 agustus 2013]
www.education.gouv.fr [diunduh pada 31 agustus 2013]
www.lituraterre.org/Illettrisme-Le_FLE-historique.htm[diunduh pada 31 agustus 2013]
www.pratilangues.com [diunduh pada 22 juli 2013]
www.slideshare.net/NASuprawoto/pembelajaran-berbicara [diunduh pada 27 agustus 2013]
(1)
Lia Meirina Widianti, 2014
Penggunaan Teknik Majelis (Assembly) Dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Perancis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menjawab teknik Majelis dapat digunakan dalam pembelajaran berbicara bahasa Perancis, kemudian 95 % menjawab teknik Majelis dapat memudahkan dan memotivasi dalam berbicara bahasa Perancis. Kesan mengenai teknik Majelis dalam pembelajaran berbicara bahasa Perancis yaitu 45 % siswa menjawab cukup menarik. Selain itu, siswa memperoleh rata – rata tes 79,2 dengan kategori 76% - 85 % menunjukan bahwa siswa menguasai materi yang diberikan pada saat perlakuan dan teknik yang digunakan cukup baik dalam pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Perancis.
Dalam menggunakan teknik Majelis pada pembelajaran di kelas, terdapat beberapa kelebihan yang dapat membantu memudahkan siswa belajar di kelas. Melalui teknik majelis, kegitan pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Beberapa pendapat siswa terkait penggunaan teknik Majelis yaitu pembelajaran menjadi lebih menarik dengan adanya kegiatan kompetisi dan kuis, termotivasi untuk bersaing dengan kelompok lainnya, dapat membuat siswa berani dalam berbicara bahasa Perancis, dapat bekerjasama dan berkomunikasi dengan siswa lainnya, cara belajarnya tidak membosankan, pembelajaran pun menjadi lebih menarik. Selain itu, siswa dapat lebih aktif dalam belajar bahasa Perancis, seperti halnya terpacu dalam mngucapkan kata dalam bahasa Perancis. Adapun siswa lebih mudah dalam memahami materi teks dan lebih cepat memahami arti – arti kata melalui gambar dan kata kunci yang terdapat dalam lembar kerja siswa pada permainan Majelis tersebut. Selain dari itu terdapat pula beberapa pendapat mengenai kekurangan atau kritikan yang disampaikan siswa terhadap penggunaan Teknik Majelis dalam pembelajaran berbicara bahasa Perancis di kelas, seperti halnya penggunaan waktu yang perlu disesuaikan, pemberian gambar dan kata kunci yang perlu diperjelas dan pengajar pun perlu dalam memberikan sebanyak – banyaknya pertanyaan dalam kegiatan kuis. Berdasarkan pendapat dan kritikan mengenai penggunaan teknik Majelis tersebut, peneliti dapat memahami bahwa dalam kegiatan pembelajaran di kelas tentunya diperlukan suatu cara untuk membantu siswa belajar. Keterkaitannya dengan teknik
(2)
Lia Meirina Widianti, 2014
Penggunaan Teknik Majelis (Assembly) Dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Perancis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang digunakan adalah pembelajaran di kelas dapat menggunakan teknik Majelis sebagai cara untuk membantu siswa dalam belajar dan mengatasi kesulitan, seperti halnya pembelajaran berbicara bahasa Perancis.
Adapun kendala siswa saat pembelajaran berbicara bahasa Perancis adalah pelafalan yang sulit. Hasil data angket memperoleh data bahwa 20 orang siswa memiliki kendala dalam berbicara bahasa Perancis. Kesulitan dalam pembelajaran berbicara tersebut, 80 % menjawab karena pelafalan yang sulit, 10 % karena kurangnya penguasaan struktur kalimat dan 5 % menjawab karena keterbatasan kosakata. Hasil tes diperoleh data nilai rata – rata pelafalan yaitu 3,45 dari keseluruhan total nilai siswa yaitu 69/100. Berdasarkan hasil tersebut, nilai rata – rata pelafalan memperoleh total nilai dan rata – rata terendah dari keempat aspek berbicara lainnya. Dari kedua hasil data angket dan tes dapat dikatakan bahwa kendala yang dialami siswa pada umumnya karena pelafalan yang sulit, dan faktor lainnya karena keterbatasan kosakata, dan kurangnya penguasaan struktur kalimat. Peneliti pun mengamati dari hasil tes, bahwa kendala dalam berbicara bahasa Perancis pada siswa sekolah menengah atas dipengaruhi karena faktor – faktor kesulitan bahasa. Seperti halnya perbedaan jenis vokal dan konsonan, pengucapan vokal konsonan yang berbeda, dan pengaruh bahasa ibu. Hal tersebut sejalan dengan hasil tes nilai rata – rata pada aspek kelancaran yaitu sebesar 3,7 yang menyatakan bahwa pada nilai tersebut pembicaraan kurang lancar, kalimat tidak lengkap, dan berbicara dipengaruhi oleh kesulitan – kesulitan bahasa. Oleh karena itu, terdapat beberapa kendala yang dialami saat memproduksi bahasa Perancis sebagai bahasa asing.
(3)
Lia Meirina Widianti, 2014
Penggunaan Teknik Majelis (Assembly) Dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Perancis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5.2 Saran
Dari kesimpulan tersebut, peneliti memberikan saran sehubungan dengan kajian penelitian yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembelajar bahasa Perancis. Bagi Mahasiswa khususnya diharapkan dapat menganalisis kendala yang dialami saat berbicara bahasa Perancis, faktor – faktor yang mempengaruhi kesulitan bahasa dan dapat pula mengatasi kendala tersebut. Selain itu, melalui penelitian yang telah dilakukan, diharapkan pengajar dan guru dapat memilih cara atau penggunaan teknik atau media atau pun metode pembelajaran yang sesuai yang dapat membantu mengatasi kendala pada saat pembelajaran bahasa Perancis, khususnya pembelajaran berbicara. Kemudian calon peneliti selanjutnya dapat menganalisis kembali seputar analisis kesalahan pelafalan siswa melalui penggunaan teknik Majelis, efektivitas teknik Majelis dalam meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Perancis, dan dapat pula dilakukan penelitian mengenai pengaruh penggunaan teknik tersebut untuk keterampilan membaca nyaring dalam pembelajaran bahasa Perancis. Bagi Jurusan Pendidikan Bahasa Perancis FPBS UPI, Jurusan dapat menambah referensi kepustakaannya, khususnya dalam bidang keterampilan berbicara atau Production Orale.
(4)
Lia Meirina Widianti, 2014
Penggunaan Teknik Majelis (Assembly) Dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Perancis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Borghino,S.2006.’’ L’évaluation en classe de FLE’’.Mémoire de stage Maîtrise PRO FLE 1
Cadre européen commun de référence pour les langues. Apprendre,enseigner,evaluer. 2001. Paris, Didier.
Cadre européen commun de référence.2005. Un Portfolio Européen du Français.
Centre de Recherche et de Publication de Langues, S.L : Difusión Tersedia : www.difusion.com[diunduh pada 23 juli 2013]
Chauvet, A. 2008. Référentiel. Paris: CLE International
Conseil de l’Europe. Les descripteurs du CECRL en un coup d’oeil. Tersedia : http://www.coe.int/t/dg4/linguistic/Source/Framework_FR.pdf
[diunduh pada 23 juli 2013]
Division des Politiques Linguistiques.2000.Une Cadre européen commun de référence
pour les langues.Strasbourg: Conseil de l’Europe. [diunduh pada 22 maret 2013]
Tersedia : http://fle.u-strasbg.fr/evaluation_fle/index.htm Djiwandono, Soenardi.2008. Tes Bahasa.Jakarta : PT.INDEKS
Dwi Yani, Armalisa.2012.Teknik Acak Kata Berbasis Gambar. Skripsi.Bandung. UPI: Tidak diterbitkan.
Ernawati, Meila.2013.Efektifitas Teknik Récit et Raconté en Tandem dalam meningkatkan
keterampilan berbicara bahasa Perancis.Skripsi.Bandung.
UPI : Tidak diterbitkan.
Ghazali, Syukur.2010. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dengan Pendekatan
Komunikatif – Interaktif.Bandung : PT.Refika Aditama.
Ginnis, Paul. 2008. Trik & Taktik Mengajar.Jakarta : PT.Indeks
Hasan, Iqbal.2010.Analisis Data Penelitian dengan Statistik.Jakarta : Bumi Aksara. Ibrahim, M., Rachmadiarti, .F. Nur., Ismono.2006.Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: PSMS UNESA
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Jurusan Pendidikan Bahasa Perancis.2012.Pedoman penyusunan & bimbingan skripsi. Bandung : FPBS
Ménard, Louise. .La communication orale dans le context d’une prise de parole en public. (Online) Tersedia:
(5)
Lia Meirina Widianti, 2014
Penggunaan Teknik Majelis (Assembly) Dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Perancis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ministère de l'Éducation nationale. 2010.’’Descripteurs des capacités des niveaux
A1 à C1’’.Bulletin officiel spécial ( n° 9 du 30 septembre 2010).Tersedia :
www.education.gouv.fr [diunduh pada 31 agustus 2013]
Mudini dan Purba.2009.Pembelajaran Berbicara.Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik Tenaga Kependidikan Bahasa.
Tersedia Online: http://www.slideshare.net/NASuprawoto/pembelajaran-berbicara
[diunduh pada 27 agustus 2013]
Moirand, Sophie.1987.Enseigner à communiquer en Langue Étrangère.Paris : Hachette Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra edisi III. Yogyakarta: BPFE
Poerwadarminta, W.J.S.1984.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: PN. Balai Pustaka Qin, Li.2012.Faire Parler les étudiants en classe de FLE : Université des études
internationales de Shanghai Dalam Synergies Chine n° 7 - 2012 pp. 227-237. 11 Halaman. [28 Juli 2013]
Rey, Alain.2012.Le Robert de Poche plus. Paris : SEJER
Sanjaya, Wina.2008.Strategi Pembelajaran : Beriorentasi Standar Proses Pendidikan . Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada. Media Group.
Setiadi, Riswanda.2010. Analisis Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif.
Silberman, Mel. 2010. 101 Cara Pelatihan & Pembelajaran Aktif.Jakarta : PT.Indeks Slavin, Robert E. 2008.Cooperative Learning.Bandung : PT. Nusa Media.
Sudjana, N. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya Suhendar, M.E dan Supinah. P. 1992. Seri Mata Kuliah MKDU.
(Mata Kuliah Dasar Umum), Bahasa Indonesia Pengajaran dan Ujian Keterampilan. Bandung: Angkasa
Suprihatiningrum, Jamil.2013.Strategi Pembelajaran Teori &Aplikasi.Yogyakarta : AR-RUZZ MEDIA
Syamsuddin, dkk.2007.Metode Penelitian Pendidikan Bahasa.Bandung : PT.Rosdakarya. Tagliante, Christine.2005. L’evaluation Le Cadre Éuropeen Commun. Paris : CLE. Tagliante, Christine.1991. Technique de classe. Paris : CLE International.
(6)
Lia Meirina Widianti, 2014
Penggunaan Teknik Majelis (Assembly) Dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Perancis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
www.bonjourdefrance.com [diunduh pada 31 agustus 2013]
www.communicationorale.com [diunduh pada 24 juli 2013]
www.coe.int/t/dg4/linguistic/Source/Framework_FR.pdf [diunduh pada 23 juli 2013]
www.difusion.com[diunduh pada 23 juli 2013]
www.edufle.net [diunduh pada 27 agustus 2013]
www.education.gouv.fr [diunduh pada 31 agustus 2013]
www.lituraterre.org/Illettrisme-Le_FLE-historique.htm[diunduh pada 31 agustus 2013]
www.pratilangues.com [diunduh pada 22 juli 2013]
www.slideshare.net/NASuprawoto/pembelajaran-berbicara [diunduh pada 27 agustus 2013]