NASKAH PUBLIKASI UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI METODE Upaya Meningkatkan Kemandirian Anak Melalui Metode Demonstrasi Pada Kelompok A Di Tk Batik Magersari Mojo Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2012/ 2013.

NASKAH PUBLIKASI
UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI METODE
DEMONSTRASI PADA KELOMPOK A DI TK BATIK MAGERSARI
MOJO KECAMATAN ANDONG KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2012/ 201

Disusun Oleh :
NOFITA MARDIYANINGSIH
A53C090019

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
TAHUN 2012

ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI METODE
DEMONSTRASI PADA KELOMPOK A DI TAMAN KANAK-KANAK
BATIK MAGERSARI MOJO KECAMATAN ANDONG KABUPATEN
BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013

NOFITA MARDIYANINGSIH, NIM A53C090019. Program Studi Pendidikan Anak
Usia Dini, Fakultas Keguruan da Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah
Surakata. Skripsi tahun 2012, 70 halaman.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemandirian anak kelas A melalui
melalui metode demonstrasi di TK Batik tahun pelajaran 2012/ 2013. Penelitian ini
merupakan penelitian tindakan kelas yang berjumlah 10 anak. Penelitian ini bersifat
kolaboratif antara peneliti dan guru kelas. Data dikumpulkan melalui observasi yaitu
dengan lembar observasi penerapan metode demonstrasi dan berdokumentasi.
Keabsahan data diperiksa dengan triangulasi. Data dianalisis secara deskriptif
komparatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kemandirian anak
kelompok A TK Batik tahun pelajaran 2012/ 2013 sebelum penelitian tindakan kelas
yaitu sebesar 43,41 % dan setelah dilakukan tindakan yang disepakati dengan
menggunakan metode demonstrasi pada proses pembelajaran anak diperoleh hasil
yaitu siklus I menjadi 54,36% dan siklus II meningkat menjadi
85,94 %. Hasil
penelitian ini sudah memeuhi indikator pencapaian. Berdasarkan data hasil penelitian
tindakan kelas tersebut maka hipotesis tindakan yang menyatakan ”diduga dengan
metode demonstrasi dapat meningkatkan kemandirian anak kelompok A TK Batik
tahun pelajaran 2012/ 2013” terbukti dan dapat diterima kebenarannya.
Kata Kunci : Metode demonstrasi, kemandirian anak


PENDAHULUAN
Latar Belakang

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagaimana dinyatakan dalam Undang–
undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Pasal 1 butir 14)
adalah :
Upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak–anak sejak lahir sampai
dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan
rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Pengertian tersebut menyiratkan tentang sasaran, proses layanan, lingkup aspek
perkembangan, tujuan, serta peran PAUD sebagai dasar bagi pencapaian keberhasilan
pendidikan di tahap yang lebih tinggi.
Adapun tujuan pendidikan TK berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi
(KBK 2004) adalah :
Membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik
yang meliputi moral, nilai–nilai agama, sosial emosional, kognitif, bahasa,
fisik motorik, kemandirian dan seni untuk siap memasuki pendidikan dasar.
Kemandirian


merupakan

bagian

dari

aspek

bidang

pengembangan

pembentukan perilaku/ pembiasaan dalam program kegiatan belajar TK yang
bertujuan untuk membina anak agar dapat mengendalikan emosinya secara wajar dan
dapat berinteraksi dengan sesamanya maupun dengan orang dewasa dengan baik serta
dapat menolong dirinya sendiri dalam rangka kecakapan hidup. Kemandirian penting
sekali ditanamkan atau diajarkan kepada anak sejak dini supaya anak tidak selalu
bergantung kepada orang lain.
Mustari


menyatakan:

”anak–anak

tidak

akan

mengembangkan

kemandiriannya selama orang tua berada disisinya dan melindunginya” (2011: 99–
100). Orang tua harus belajar membiarkan mereka, tetapi pembiaran ini pun ada
saatnya. Jika orang tua membiarkan mereka terlalu cepat, anak–anak mungkin akan
mendapat perasaan tidak aman dari independen. Sebaliknya, jika kita membiarkannya
terlalu telat, kita mungkin telah membuat anak berkebiasaan tergantung pada orang
tua.

Orang tua seharusnya mempunyai komitmen yang kuat dalam pendidikan
anak–anaknya serta harus mempunyai waktu luang untuk mendidik anak–anaknya

dalam mengembangkan atau melatih kemandirian anak sejak dini. Misalnya dengan
mengajak anak belajar merapikan mainanya, belajar melipat selimut sendiri, menata
bantal dan guling, menyisir rambut dan kegiatan–kegiatan lain yang sesuai dengan
usia anak.
Orang tua yang terlalu menyayangi anaknya dengan cara memanjakan dan
melindungi mereka secara berlebihan akan menghambat anak–anak untuk mencapai
kemandirian. Mereka akan selalu bergantung dengan orang tua dan merasa tidak
nyaman apabila harus berpisah dengan orang tua dan memasuki lingkungan baru.
Taman Kanak–kanak yang merupakan pendidikan pertama bagi anak setelah
keluarga harus lebih efektif dalam melatih kemandirian. Dengan berbagai
kegiatannya, TK/ sekolah harus bisa mengajarkan para murid agar tidak tergantung
pada orang lain, berusaha menyelesaikan tugas (pekerjaan, belajar) berdasarkan
kemampuan sendiri, berani berbuat tanpa minta ditemani dan sebagainya.
Menurut Triyon, dkk terdapat tugas–tugas perkembangan masa kanak–kanak
awal yang harus dijalani anak TK salah satunya adalah berkembang menjadi pribadi
yang mandiri maksudnya adalah anak berkembang menjadi pribadi yang bertanggung
jawab untuk melayani dan memenuhi kebutuhan sendiri pada tingkat kemandirian
yang sesuai dengan tingkat usia taman kanak–kanak. Hal ini senada dengan pendapat
Montessori bahwa dalam melatih kemandirian hendaknya disesuaikan dengan
karakter


dan

taraf

perkembangan

anak.

Montessori

(dalam

Noorlaila)

mengungkapkan :
Ketika mendidik anak–anak, kita hendaknya ingat bahwa mereka adalah
individu–individu yang unik dan akan berkembang sesuai dengan kemampuan
mereka sendiri. Tugas kita sebagai orang tua dan pendidik adalah memberikan
sarana dorongan belajar dan memfasilitasinya ketika mereka telah siap untuk

mempelajari sesuatu (2010: 21–22).
Dalam hal ini guru harus bisa menerapkan metode pembelajaran yang tepat
untuk anak dalam melatih kemandirian anak.
Berkaitan dengan kemandirian anak, peneliti yang juga sebagai guru di kelas
A Taman Kanak–kanak Batik menemukan berbagai masalah yang dihadapi oleh

sebagian besar anak didik. Permasalahan yang muncul dapat disebabkan karena pola
asuh orang tua dirumah yang selalu melayani atau membantu anak dalam melakukan
aktivitas sehingga anak tidak diberi kesempatan untuk berlatih mandiri, sehingga
permasalahan tersebut terbawa saat anak memasuki pendidikan prasekolah atau TK.
Adapun permasalahan yang dijumpai yang berkaitan dengan kemandirian anak antara
lain: anak tidak mengembalikan peralatan menulis di keranjang masing–masing
setelah digunakan, anak tidak membereskan dan mengembalikan peralatan bermain
dan sering dibiarkan berantakan begitu saja yang pada akhirnya peneliti yang
membereskannya, anak belum mampu mengerjakan tugas sendiri, anak belum
mampu mengurus dirinya sendiri.
Setelah mengkaji permasalahan yang dialami oleh anak dan mengkaji metode
pembelajaran yang selama ini digunakan oleh peneliti, ternyata permasalahan–
permasalahan yang dialami oleh anak–anak selain faktor dari rumah juga diakibatkan
kurang tepatnya peneliti dalam menerapkan metode pembelajaran dengan baik yaitu;

dalam melatih tanggung jawab anak dalam hal kemandirian peneliti selama ini hanya
menyuruh anak–anak agar membereskan peralatan setelah digunakan. Meskipun
anak–anak menjawab ”ya bu guru” namun pada kenyataannya tetap tidak dibereskan.
Peneliti selalu memberikan bantuan kepada anak–anak sehingga anak–anak menjadi
tergantung dan tidak mandiri.
Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan adanya metode pembelajaran
yang tepat untuk melatih kemandirian dan tanggung jawab anak. Salah satu metode
yang akan peneliti gunakan adalah dengan metode demonstrasi praktik langsung.
Metode tersebut dipilih oleh peneliti dikarenakan dengan melakukan demonstrasi
diharapkan anak terbiasa untuk mandiri, melakukan sesuatu yang nantinya anak
belajar mandiri dan bertanggung jawab. Dalam pelaksanaan demonstrasi dilakukan
dengan berbagai macam kegiatan yang menyenangkan anak.
Atas dasar permasalah tersebut, maka ditawarkan solusi dengan mengadakan
penelitian berjudul Upaya Peningkatan Kemandirian Anak Melalui Metode
Demonstrasi Pada Kelompok A TK Batik Magersari Kecamatan Andong Kabupaten
Boyolali tahun ajaran 2012/ 2013.

Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemandirian anak

pada kelompok A TK Batik Magersari, Mojo, Andong, Boyolali tahun ajaran
2013/ 2013.
2. Tujuan Khusus
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan
kemandirian

anak dengan metode demonstrasi pada kelompok A TK Batik

Magersari, Mojo, Andong, Boyolali tahun ajaran 2012/ 2013.

LANDASAN TEORI
Kemandirian
Kemandirian adalah
Suatu sikap individu yang diperoleh secara kumulatif selama
perkembanagan, individu akan terus belajar untuk bersikap mandiri
dalam menghadapi berbagai situasi lingkungan, sehingga individu pada
akhirnya akan mampu berfikir dan bertindak sendiri dengan
kemandiriannya seseorang dapat memilih jalan hidupnya untuk dapat
berkembang lebih mantap Mutadin (Munawaroh, 2011: 15).
Sedangkan menurut Laman, dkk (1988) kemandirian (independence) adalah

kemampuan individu untuk mengatur dirinya sendiri dan tidak bergantung pada orang
lain. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007) kemandirian adalah hal atau
keadaan dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang lain.
Berdasarkan pada beberapa definisi diatas peneliti menyimpulkan bahwa
kemandirian adalah suatu sikap seseorang yang bertanggung jawab, mampu
mengatasi sendiri, dan berani mengambil keputusan tanpa adanya campur tangan dari
pihak lain.
Menurut Yuna, (2009) (dalam http://wa2cantique.blogspot.com) terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan kemandirian. Berikut pendapat
para ahli tentang faktor-faktor tersebut antara lain :
1) Intelegensi

”Anak dapat dikatakan mempunyai intelegensi yang baik jika ia mampu
menyelesaikan masalah”. (Gunarsa, 2006).
2) Kebudayaan
”Kebudayaan yang berbeda akan menyebabkan perbedaan norma dan nilai-nilai
yang berlaku dalam lingkungan keluarga, sehingga tindak tanduk suku tertentu
akan berbeda dengan suku yang lain”. (Sarwono, 1997).
3) Pola Asuh Orang Tua
Pola pengasuhan keluarga seperti sikap orang tua, kebiasaan keluarga, dan

pandangan keluarga akan mempengaruhi pembentukan kemandirian anak. Orang
tua yang terlalu memanjakan anak justru akan membuat anak tumbuh menjadi
tidak mandiri. Sedangkan keluarga yang membiasakan anak-anaknya diberi
kesempatan untuk mandiri sejak dini, akan menumbuhkan kemandirian pada anakanaknya.
4) Tingkat Pendidikan Orang Tua
Orang tua yang paling dengan anak atau paling sering berhubungan dengan anak
dalam keluarga pada umumnya adalah ibu, sehingga sikap ibu merupakan faktor
yang penting dalam perkembangan anak. Tingkat pendidikan ibu akan
mempengaruhi sikap dan tingkah lakunya dalam menghadapi anak-anaknya
artinya ibu yang berpendidikan akan bersikap lebih baik.
5) Usia
”Kemandirian dapat dilihat sejak individu masih kecil, dan akan terus berkembang
sehingga akhirnya akan menjadi sifat-sifat yang relative menetap pada masa
remaja” (Smart dan Smart, 1978).
6) Jumlah Anak
Jumlah anak dalam keluarga yang mempengaruhi kemungkinan paling besar
untuk memperlakukan anak secara demokrasi adalah keluarga kecil. Didorong
untuk memegang peran yang diipihnya sendiri. Anak didorong untuk
berprestasi
(Hurlok,
1997).
(http://wa2cantique.blogspot.com/2009/03/kemandirian.html).
Dari beberapa faktor tersebut di atas peneliti menarik kesimpulan bahwa
faktor utama yang dapat meningkatkan kemandirian anak adalah pola asuh orang tua
terhadap anak sejak dini. Pembiasaan kemandirian yang ditanamkan orang tua kepada

anak-anak sejak dini dengan perhatian, bimbingan yang baik, pembiasaan, serta
pemberian ketrampilan hidup akan menjadikan anak tumbuh menjadi pribadi yang
mandiri dan tidak bergantung pada orang lain.

Metode Demonstrasi
”Metode adalah cara menyampaikan atau menstransfer ilmu yang tepat
sehingga menghasilkan pemahaman yang maksimal” (Sujiono, 2011: 7.3). Pendapat
lain ”Metode merupakan alat untuk mencapai tujuan dari suatu kegiatan” (Hidayat,
2011: 4.15). Menurut Moeslichatoen (1999: 7) ”Metode merupakan cara, yang dalam
bekerjanya merupakan alat untuk mencapai tujuan kegiatan”.
”Demonstrasi adalah strategi yang dilaksanakan dengan cara memperhatikan
bagaimana, proses terjadinya atau cara bekerjanya sesuatu dan bagaimana tugas-tugas
itu dilaksanakan” (Masitoh, 2007: 7.26). ”Metode demonstrasi adalah cara
memahami sesuatu melalui peran-peran sambil berimajinasi” (Sujiono. dkk, 2011:
7.10). Menurut Suwarna (2005: 11) ”metode demonstrasi/ peragaan sebagai metode
mengajar merupakan cara mengajar yang mana guru atau ahli memperlihatkan
kepada seluruh siswa suatu benda asli, benda tiruan atau suatu proses”.
Berdasarkan pengertian diatas peneliti menyimpulkan bahwa metode
demonstrasi adalah cara mengajar yang memperagakan sesuatu dan diperlihatkan
anak bagaimana proses itu berlangsung.
Metode demonstrasi memadukan strategi umum pembelajaran ”do it signal,
madelling dan menceritakan–menjelaskan–menginformasi kan”. Menurut Kontelnik.
1999 (dalam Masitoh, dkk, 2007: 7.15) ada tiga langkah strategi demonstrasi yaitu :
1) Meminta perhatian anak,
2) Menunjukkan sesuatu kepada anak-anak,
3) Meminta tanggapan atau respon anak terhadap apa yang mereka lihat.
Kajian Penelitian Yang Relevan
Penelitian ini mengacu pada penelitian yang sudah pernah dilakukan oleh
peneliti sebelumnya. Penelitian yang terdahulu akan peneliti paparkan dibawah ini.

Siti Munawaroh (2011: 72) dengan judul ”Hubungan antara pola pendidikan
keluarga dengan kemandirian anak” yang menyimpulkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara pola pendidikan keluarga (demokratis) dengan kemandirian anak.
Semakin demokratis pola pendidikan keluarga maka kemandirian anak semakin
meningkat.
Dra. Baniyah (2009: 28) dengan judul ”Menimbulkan kemandirian dan
kreativitas pola pikir anak usia prasekolah” yang menyatakan bahwa dalam
membentuk kemandirian diperlukan pribadi yang terbebas dari rasa ketergantung
dalam arti anak mempunyai rasa aman dan yakin bahwa masih ada orang yang dekat
dengan dirinya, sehingga terbentuklah pribadi yang mandiri dan peduli pada orang
lain.
Rezika Endang Pancarwati (2010: 73) dengan judul ”Upaya guru dalam
membimbing kemandirian anak Taman Kanak–kanak” yang menyimpulkan bahwa
dalam upaya membimbing kemandirian anak, diperlukan sifat yang sabar, penuh
kasih sayang serta berusaha mengetahui karakter anak dengan cara menghargai setiap
hasil karya anak, memahami perasaan anak sehingga anak merasa nyaman dekat
dengan guru.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di TK Batik, Mojo, Andong, Boyolali dan
dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2012/ 2013. Subyek dalam penelitian
ini adalah siswa kelompok A TK Batik Magersari dengan jumlah siswa 10 anak serta
guru sebagai peneliti.
Penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas (PTK) yang merupakan
terjemahan dari Classroom Actions Research (CAR) yaitu suatu penelitian tindakan
yang dilaksanakan didalam kelas. Menurut Wardhani (2007: 14) PTK adalah:
”penelitian yang dilakukan oleh guru didalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri,
dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa
menjadi meningkat”.
Selain definisi diatas menurut Sanjaya (2011: 26) PTK adalah :
Proses pengkajian masalah pembelajaran didalam kelas melalui refleksi diri
dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan

berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis
setiap pengaruh dari pelaksanaan tersebut.
Dalam

penelitian

ini

akan

menerapkan

metode

demonstrasi

untuk

meningkatkan kemandirian anak. Penelitian ini menggunakan subjek satu kelas,
dimana dalam kelas tersebut akan diberikan tindakan dengan menggunakan metode
demonstrasi yang diharapkan mampu mengatasi masalah kemandirian anak, yaitu
mampu menyelesaikan tugas sendiri.
Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan dalam 2 siklus. Siklus yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan model Hopkins. Menurut
Hopkins (1993), pelaksanaan penelitian tindakan dilakukan membentuk spiral yang
dimulai dari merasakan adanya masalah menyusun perencanaan, melaksanakan
tindakan melakukan observasi mengadakan refleksi, melakukan rencana ulang,
melaksanakan tindakan, dan seterusnya.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer berasal dari nilai siswa, sedangkan data sekunder dihasilkan
dari pengamatan yang dilakukan oleh teman sejawat. Data yang akan diambil dalam
penelitian ini adalah data tentang kemandirian anak dengan menerapkan metode
demonstrasi. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi, catatan lapangan
dan dokumentasi.

HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil observasi dan tindakan dapat diketahui bahwa peningkatan
kemandirian anak didik sebelum tindakan sampai dengan siklus II menunjukkan
peningkatan. Sebelum tindakan 43,41 %, siklus I mencapai 54,36 % dan siklus II
mencapai 85,94 %. Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh peneliti dan guru
sebagai kolaborator dapat diketahui bahwa penggunaan metode demonstrasi dalam
pembelajaran yang benar dan tepat dapat mempengaruhi hasil pembelajaran yang
sesuai tujuan. Adapun dalam penggunaan metode demonstrasi guru harus benar–
benar menguasai materi dan dapat mendemonstrasikan secara jelas kepada anak
sehingga anak mudah untuk mengikuti.

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan melalui 2
tindakan dari siklus I dan siklus II serta dari hasil seluruh pembahasan dan analisis
yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan kemandirian anak. Hal ini
ditunjukkan

dari

adanya

peningkatan

rata–rata

prosentase

peningkatan

kemandirian sebelum tindakan sampai pada siklus II yakni pada saat sebelum
tindakan 43,41 %, siklus I mencapai 54,36 %, dan siklus II mencapai 85,94 %.
2. Penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan ketrampilan anak dalam
mengurus diri sendiri sehingga kemandirian anak meningkat

Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian yang disertai dengan data bukti
nyata penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan kemandirian anak didik,
maka peneliti memberikan saran sebagai berikut :
1. Kepada Kepala Sekolah
Kepala Sekolah mengupayakan berbagai cara untuk meningkatkan mutu
proses pembelajaran yang menyeluruh bagi anak didik, tidak terbatas pada
pembelajaran akademik tetapi juga kemampuan yang lain termasuk melatih
kemandirian anak.
2. Kepada Guru
a. Guru hendaknya menggunakan metode pembelajaran yang tepat, menarik, dan
menyenangkan agar dapat mendorong minat dan antusias anak dalam mengikuti
pembelajaran serta tujuan dapat tercapai dengan baik yaitu meningkatkan
kualitas pembelajaran.
b. Mengingat metode demonstrasi dapat meningkatkan kemandirian anak, guru
hendaknya menerapkan metode ini serta sering memberi bimbingan dan
mengajarkan ketrampilan hidup kepada anak agar kemandirian anak dapat
terasah sejak dini.

3. Kepada Orang Tua Anak Didik
Orang tua hendaknya selalu memberikan ketrampilan hidup kepada anak
sejak kecil agar anak tumbuh menjadi pribadi yang mandiri, sehingga anak akan
mampu mengatasi masalah–masalah kecil yang mereka hadapi dan tidak selalu
tergantung dengan orang lain, serta menjadi anak yang bertanggung jawab dengan
tugas yang diberikan.

DAFTAR PUSTAKA
Adwinta.2012.
”Aspek-aspek
Kemandirian”
(online),
activity.blogspot.com, diakses tanggal 2 Juni 2012).

(http://Adwinta

Arikunto, Suharsini. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Asmani, Jamal Ma’mur. 2011. Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di
Sekolah. Yogyakarta: Diva Press.
Aunillah, Nuna Isna. 2011. Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah.
Yogyakarta: Laksana.
Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.
Hariwijaya, dan Bertiani Eka Sukaca. 2009. PAUD Melejitkan Potensi Anak dengan
Pendidikan Sejak Dini. Yogyakarta: Mahadhika Publishing.
Hurrahman.2008.
”Metode
Demonstrasi
dan
Eksperimen”
(http://undiex.wordpress.com, diakses tanggal 10 Juni 2012).

(online),

Masitoh dkk. 2007. Strategi Pembelajaran TK. Jakarta: Universitas Terbuka.
Moeslichatoen. 1999. Metode Pengajaran di Taman Kanak–kanak. Jakarta: Rineka
Cipta.
Munawaroh, Siti.2011. Hubungan Antara Pola Pendidikan Keluarga dengan
Kemandirian Anak Kelompok B Taman Kanak-kanak MTA Gemolong
Kabupaten Sragen”. Skripsi. Surakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Mustari, Mohamad. 2011. Nilai Karakter. Yogyakarta: Laksbang Pressindo.

Noorlaila, Iva. 2011. Panduan Lengkap Mengajar PAUD. Yogyakarta: Pinar Book
Publisher.
Ocavianthi. 2011. ”Kemandirian” (online), (http://octavianthi.blogspot.com).
Purwaningsih, Sri. 2010. Model Perkembangan Kecakapan Hidup. Surakarta:
Universitas Muhammadiyah Surakarta Press.
Sanjaya, Wina. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana.
Sujiyono dkk. 2011. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta: Universitas Terbuka.
Suwarna dkk. 2006. Pengajaran Micro. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Wardhani dkk. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.
Wardhani dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.
Yuna. 2009. ”Kemandirian” (online), (http://wa2cantique.blogspot.com.html, diakses
tanggal 2 Juni 2012).
 

Dokumen yang terkait

Peranan Kelompok Studi Dan Pengembangan Prakarsa Masyarakat Dalam Meningkatkan Kemandirian Masyaraat Melalui Credit Union Harapan Maju Di Desa Litongnihuta, Kecamatan Ronggurnihuta, Kabupaten Samosir

0 60 125

NASKAH PUBLIKASI

0 7 18

NASKAH PUBLIKASI SURYANINGTYAS ANDAYANI

0 4 14

Pengembangan Model Pembelajaran Dinamika Kelompok Berbasis Keberagaman Pada Mata Pelajaran Sejarah Sebagai Upaya Meningkatkan Sikap Nasionalisme Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kalianda Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011-2012

0 4 15

Meningkatkan Kreativitas Melalui Metode Proyek Pada Anak Usia Dini Di TK. Darul Ikhsan Kecamatan Rajabasa Kota Bandar Lampung

1 10 50

Kemampuan Kognitif Anak Kelompok B TK Rokhaniyah Muslimat NU Barabai Tahun Pelajaran 2016-2017 Dalam Mengenal Sains Melalui Metode Eksperimen

0 0 6

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Dalam Membuat Kolase Menggunakan Metode Demonstrasi Pada Kelompok A TK Nurrahman Kecamatan Labuan Amas Selatan

0 1 6

Peningkatan Hasil Belajar IPA Terpadu Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Sano Nggoang Manggarai Barat Tahun Pelajaran 2017/2018

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Melalui Lompat Tali pada Kelompok A di TK Kanisius Gendongan Salatiga

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Kemampuan Berhitung Melalui Permainan Kartu Bergambar pada Anak Usia 4 Sampai 5 Tahun di Kelompok A TK Kamulyan Terpadu Salatiga

0 0 14