Meningkatkan Kreativitas Melalui Metode Proyek Pada Anak Usia Dini Di TK. Darul Ikhsan Kecamatan Rajabasa Kota Bandar Lampung

(1)

ii ABSTRAK

Meningkatkan Kreativitas Melalui Metode Proyek Pada Anak Usia Dini Di TK. Darul Ikhsan Kecamatan Rajabasa

Kota Bandar Lampung Oleh :

DIANA NPM 1213254006

Masalah dalam penelitian ini adalah kretivitas pada anak usia dini yang belum berkembang secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas melalui metode proyek. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri empat tahap, yakni tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak III sklus yang setiap siklusnya ada dua kali pertemuan. Teknik yang di gunakan dalam pengumpulan data penelitian adalah observasi dan dokumentasi sedangkan data dianalisis secara deskriftif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode proyek dapat meningkatkan kreativitas anak usia dini di TK Darul Ikhsan Kecamatan Rajabasa Kota Bandar Lampung. Peningkatan kreativitas ini terlihat dari rata-rata peningkatan yang semula pada siklus I hanya 41,25 persen meningkat menjadi 61,25 persen pada siklus II dan meningkat kembali sebesar 82,50 persen pada siklus III. Dentgan demikian maka hendaknya penggunaan metode proyek dalam pembelajaran lebih di tingkatkan khususnya dalam upaya meningkatkan kreativitas anak usia dini.


(2)

MENI NGKATKAN KREATI VI TAS MELALUI

METODE PROYEK PADA ANAK USI A DI NI

DI TK DARUL I KHSAN KECAMATAN RAJABASA

KOTA BANDAR LAMPUNG

Oleh D I A N A

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDI DI KAN

Pada

Jurusan I lmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan I lmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN I LMU PENDI DI KAN UNI VERSI TAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(3)

(4)

(5)

vi

RIWAYAT HIDUP

Penulis di lahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 18 April 1979, sebagai anak ke lima dari delapan bersaudara, dari pasangan Bapak Ilyas, Alm dan Ibu Hj. Rohimah.

Pendidikan Awal adalah Sekolah Dasar (SD) di selesaikan di SDN 1 Hajimena pada tahun 1992, kemudian melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di selesaikan di SLTP Mutiara Natar Lampung Selatan pada tahun 1995, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di selesaikan di SMA Surya Darma 2 Way Halim Bandar lampung pada tahun 1998.

Tahun 2001 Penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) Program Study D2 PGTK , di Universitas Lampung dan di selesaikan pada tahun 2004, untuk melengkapi profesi sebagai sarjana peneliti melanjutkan menjadi mahasiswa untuk kedua kalinya pada tahun 2012 sebagai mahasiswa konversi S1 PG-PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) di Universitas Lampung juga, selama menjadi mahasiswa D2 PG-TK dan S1 PG-PAUD peneliti mengabdikan diri di TK Ismariah sebagai tenaga pengajar di Taman kanak-kanak Darul Ikhsan dari tahun 1998 sampai tahun 2002, kemudian di Taman Kanak-kanak Al Hairiah Bandar lampung dari tahun 2003 sampai tahun 2011 sebagai tenaga pengajar dan di TK Darul Ikhsan Kecamatan Rajabasa Bandar Lampung dari tahun 2012 sampai dengan sekarang sebagai tenaga pengajar.


(6)

(7)

x

PERSEMBAHAN

Skripsi ini di persembahkan untuk : 1) Suamiku tercinta Sujadi

2) Anak - anak ku tersayang Dinda Silvani Putri, Nauval Banu Faith, Nabila Aisyah Ramadani

3) Kedua orang Tuaku Ilyas Alm, dan Hj.Rohimah, Ngatinem beserta Mertuaku Dorit dan Aweng

4) Kakakku : Nurhayati, Alm, Buhari, M. Zen, Dayat, Idris Ilyas dan kakak-kakak ipar.

5) Adikadikku : Ridwan, Juhari dan adik ipar

6) Kepala Sekolah TK. DARUL IKHSAN dan dewan guru TK DARUL IKHSAN.

7) Dan untuk keluargaku yang sudah membantu terlaksananya mata kuliah S1 PG-PAUD ini.


(8)

vii MOTO

Dengan ilmu kehidupan akan menjadi mudah, dengan seni

kehidupan akan lebih indah, dengan agama kehidupan akan

lebih terarah


(9)

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulilah penulis panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Tugas ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Penulis telah berusaha secara maksimal untuk menyusun Penelitian Tindakan Kelas ini, namun sekiranya terdapat kekeliruan dan kekurangan penulis sangat mengharapkan kritik dan sarannya sehingga dapat memotivasi peneliti untuk dapat lebih baik

Penyusunan tugas akhir ini tentunya tidak lepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagi pihak. Oleh karena itu kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs.Hi.Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

2. Ibu Dr.Riswanti Rini , M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

3. Ibu Ari Sofia, S,Psi, M.Psi selaku Ketua Program Study S1 PG-PAUD Universitas Lampung


(10)

ix

4. Ibu Dra. Sasmiati M,Hum selaku dosen Pembimbing dalam Penyusunan Skripsi dan Laporan Penelitian Tindakan Kelas.

5. Bapak Drs. Baharuddin, M.Pd selaku Pembahas Skripsi dan Laporan Penelitian Tindakan Kelas.

6. Bapak/Ibu Dosen Program S1 PG-PAUD yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama penulis menuntut ilmu pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

7. Bapak Pembina yayasan Pendidikan Darul Ikhsan Bandar lampung beserta Ibu Kepala TK Darul Ikhsan dan Bapak / Ibu dewan Guru TK Darul Ikhsan yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan Skripsi dan Penelitian Tindakan Kelas ini.

Akhir kata Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi banyak harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua, khususnya untuk program S1 PG-PAUD amiiin Yarobbal‘Alamin.

Bandar lampung, Mei 2015 Penulis

DIANA NPM. 1213254006


(11)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

LEMBAR PERNYATAAN ... v

RIWAYAT HIDUP ... vi

MOTO ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

PERSEMBAHAN ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

BAB.I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Batasan Masalah ... 6

1.4 Rumusan Masalah ... 6

1.5 Tujuan Penelitian ... 6

1.6 Manfaat Penelitian ... 6

1.6.1 Manfaat bagi Siswa ... 6

1.6.2 Manfaat bagi Guru ... 6

1.6.3 Manfaat bagi Peneliti ... 7

BAB. II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Kreativitas ... 8

2.2 Definisi Motorik Halus ... 10

2.3 Hubungan Kreativitas dan Kecerdasan ... 11

2.4 Kreativitas sebagai Basic Skil bagi Anak Usia Dini ... 12

2.5 Metode Proyek ... 13

2.5.1 Pengertian Metode Proyek ... 13

2.5.2 Manfaat Metode Metode Proyek Bagi AUD ... 16

2.5.3 Tujuan Kegiatan Proyek Bagi AUD ... 17

2.5.4 Rancangan Kegiatan Proyek bagi AUD ... 19

2.6 Kerangka Pikir Penelitian ... 21


(12)

xii BAB III METODELOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian ... 23

3.2 Seting Penelitian ... 23

3.2.1 Waktu Penelitian ... 23

3.2.2 Tempat Penelitian ... 23

3.3 Subjek penelitian ... 23

3.4 Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... 24

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data ... 24

3.4.2 Alat Pengumpulan Data ... 24

3.5 Analisis Data ... 25

3.6 Indikator Keberhasilan ... 32

3.7 Rancangan Penelitian Tindakan Kelas ... 33

3.7.1 Tahap Rancangan Tindakan Siklus I ... 33

3.7.2 Tahap Pelaksanaan ... 33

3.7.3 Observasi ... 34

3.7.4 Tahap Refleksi ... 34

3.7.5 Analisis Data ... 34

3.8 Instrumen Penelitian ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Profil Taman Kanak-Kanan Darul Ikhsan ... 36

4.1.1 Sejarah berdirinya ... 36

4.1.2 Letak Geografis ... ... 37

4.1.3 Visi dan misi ... 38

4.1.4 Data Guru Taman Kanak-kanak Darul Ikhsan ... 40

4.1.5 Data Murid Taman Kanak-kanak Darul Ikhsan ... 40

4.1.6 Data Sarana dan prasarana Taman Kanak-kanak Darul Ikhsan ... 41

4.2 Hasil Penelitian ... 42

4.2.1 Hasil Penelitian siklus I ... 42

4.2.2 Hasil Penelitian Siklus II ... 49

4.2.3 Hasil Penelitian Siklus III ... 56

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 62

4.3.1 Aktivitas Perkembangan Kreativitas Motorik Halus ... 62

4.3.2 Kinerja Guru... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 65

5.2 Saran ... 65 DAFTAR PUSTAKA


(13)

viii

DAFTAR GAMBAR


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya manusia telah memiliki potensi kreatif sejak awal ia diciptakan. Dengan potensi kreativitas alami yang dimilikinya, maka anak akan senantiasa membutuhkan aktivitas yang sarat dengan ide-ide kreatif. Mereka perlu mendapatkan pembinaan yang tepat yang memungkinkan mereka untuk dapat mengembangkan potensi dan kemampuannya itu secara optimal dapat berguna bagi dirinya, keluarga, dan masyarakat luas pada umumnya.

Dalam upaya mengembangkan kreativitas ini, hendaknya dilakukan semenjak anak usia dini, sebab pada masa ini individu memiliki peluang yang sangat besar untuk dapat mengembangkan potensinya tersebut.

Menurut pasal 28 UU Sisdiknas No. 20/2003 ayat 1 Menegaskan bahwa, Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.


(15)

2

PAUD merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar ), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spritual), sosial emosional (sikap dan perilaku serta agama), bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.

Pendidikan usia dini adalah salah satu hal penting untuk membekali anak dalam menghadapi perkembangan masa depan. Untuk itu proses stimulasi atau pembelajaran yang bermakna sangat menentukan terwujudnya manusia yang berkualitas anak perlu mendapatkan stimulasi atau pembelajaran pengamatan sertapengetahuan tentang hal–hal yang akan diperlukan dalam kehidupanya. Anak usia dini memiliki karakteristik yang khas, baik secara fisik, psikis, sosial, moral dan sebagainya. Masa kanak-kanak adalah masa pembentukan pondasi dan masa kepribadian yang akan menentukan pengalaman anak selanjutnya. Sedemikian pentingnya usia tersebut maka memahami karakteristik anak usia dini menjadi mutlak apa adanya bila ingin memiliki generasi yang mampu mengembangkan dari secara optimal.

Menyikapi perkembangan anak usia dini, perlu adanya suatu program pendidikan yang didesain sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Kita perlu kembalikan ruang kelas menjadi arena bermain, bernyanyi, bergerak bebas, kita jadikan ruang kelas sebagai ajang kreatif bagi anak dan menjadikan mereka senang dan secara psikologis nyaman.


(16)

3

Anak bukanlah orang dewasa dalam ukuran kecil. Oleh karena itu, anak harus diperlakukan sesuai dengan tahap tahap perkembangannya. Hanya saja, dalam praktik pendidikan sehari hari, tidak selalu demikian yang terjadi. Banyak contoh yang menunjukan ada beberapa orang tua dan masyarakat pada umumnya memberlakukan anak tidak sesuai dengan tingkat perkembanganya. Di dalam keluarga orang tua sering memberikan tekanan tidak sesuai dengan perkembangan anak.

Proses pembelajaran dengan kegiatan yang menyenangkan bagi anak-anak yaitu melalui bermain, dapat merangsang kreativitas anak sesuai dengan potensi yang dimilikinya sejak usia dini. Ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Mulyasa (2005 : 164) bahwa : "Proses pembelajaran pada hakekatnya bertujuan untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik, melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar". Hasil penelitian di Baylor College Of Medicine (Nurlaily, 2006:12) menunjukkan bahwa "lingkungan memberi peran yang sangat besar dalam membentuk sikap, kepribadian dan pengembangan kemampuan anak secara optimal. Anak yang tidak mendapat lingkungan yang baik untuk merangsang pertumbuhan otaknya, misal jarang disentuh, jarang diajak bermain, jarang diajak berkomunikasi, maka perkembangan otaknya akan lebih kecil 20-30% dari ukuran normal seusianya". Oleh karena itu hak-hak anak usia dini harus lebih diperhatikan lagi termasuk hak akan pendidikannya. Hal ini menunjukkan bahwa anak-anak berhak mendapat pengajaran, baik yang diselenggarakan di jalur pendidikan formal, informal, maupun di jalur nonformal sesuai pasal 28 dari UU No 20 tahun 2003.


(17)

4

Berkenaan dengan hal tersebut, maka pendidikan yang diberikan pada anak harus berorientasi pada perkembanganya. Menurut Nurlaily (2006:3) "Proses pendidikan yang berorientasi pada perkembangan adalah sebanyak mungkin melibatkan anak dalam kegiatan meneliti, menguji, memanipulasi dan bereksperimen dengan berbagai benda yang menarik bagi anak seusia mereka". Melakukan berbagai percobaan dengan berbagai benda adalah kegiatan yang disukai anak usia dini dan kegiatan ini mampu mengembangkan kreativitas anak. Nurlaily (2006:5) mengatakan:"Pentingnya masa anak usia dini dan karakteristiknya, menuntut pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran yang memusatkan perhatiannya pada anak. Peran pendidik dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran adalah dengan memberikan kesempatan pada anak untuk melakukan berbagai kegiatan dengan mengeksplorasi lingkungannya dan melakukan interaksi yang aktif dengan orang dewasa dan lingkungannya".

Atas dasar hal tersebut di atas, maka guru hendaknya bisa menciptakan situasi yang memungkinkan berkembangnya potensi yang dimiliki anak sehingga kreativitas anak bisa berkembang secara optimal. Namun demikian, berdasarkan pengamatan yang dilakukan di TK Darul Ikhsan Kecamatan Rajabasa Bandar Lampung Nampak bahwa mayoritas anak masih kesulitan dalam mengembangkan kreativitasnya, hal ini terlihat bahwa jika anak disuruh mengerjakan sesuatu, selalu bertanya, mereka tidak tahu apa yang akan mereka kerjakan, mereka Nampak kebingungan. Hal ini disebabkan metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru sangat bersifat akademistik, dimana anak hanya mengerjakan contoh yang diberikan guru, dalam pembelajaran guru seringkali hanya menggunakan metode ceramah, sehingga anak jarang diberi kesempatan


(18)

5

untuk melakukan suatu kegiatan yang memberikan kesempatan anak untuk mengembangkan kreativitasnya, jika ada tugas, maka tugas tersebut semua dicontohkan oleh guru, baik dalam mengenalkan huruf atau angka, menggambar maupun membuat sesuatu, sehingga anak hanya meniru persis apa yang dicontohkan oleh guru, akibatnya kreativitas anak tidak bias berkembang sesuai dengan yang diharapkan

Atas dasar hal tersebut maka perlu ada suatu kegiatan pembelajaran yang dapat membantu anak untuk meningkatkan kreativitasnya. Adapun salah satu metode pembelajaran yang dianggap bisa membantu anak mengembangkan kreativitasnya adalah metode proyek, mengingat metode proyek merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat mewadahi pengembangan kreativitas anak, mengingat melalui metode proyek, anak bekerja secara kelompok bertukar ide gagasan untuk menuangkan kreativitasnya melalui pekerjaan yang mereka lakukan,

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka masalah yang muncul dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1) Dalam pembelajaran, guru masih menggunakan metode ceramah.

2) Dalam pembelajaran, guru hanya memberi tugas untuk dikerjakan dengan menirukan persis seperti yang dilakukan guru.

3) Anak jarang diberi kesempatan melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kreativitasnya.


(19)

6

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang ditemukan maka masalah yang diteliti adalah : kreativitas anak belum berkembang secara optimal.

1.4 Permasalahan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah dan rumusan masalah tersebut ditas maka permasalahan yang akan diteliti adalah: Bagaimana meningkatkan kreativitas melalui metode proyek anak usia dini di TK Darul Ikhsan Kecamatan Rajabasa Bandar Lampung .

Atas dasar permasalahan diatas, maka judul penelitian ini adalah Meningkatkan Kreativitas Melalui Metode Proyek Pada Anak Usia Dini di TK Darul Ikhsan Kecamatan Rajabasa Bandar Lampung.

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kreativitas melalui metode proyek anak usia dini di TK Darul Ikhsan Kecamatan Rajabasa Bandar Lampung .

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini sebagai berikut : 1.6.1 Manfaat Bagi siswa

Dapat membantu meningkatkan kreativitas anak usia dini melalui metode proyek

1.6.2 Manfaat Bagi Guru

Dapat membantu guru dalam upaya memperbaiki pembelajaran terutama dalam upya meningkatkan kreativitas anak usia dini melalui metode proyek


(20)

7

1.6.3 Manfaat Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi informasi bagi pengembangan karya tulis ilmiah khususnya dalam bidang penerapan metode proyek untuk meningkatkan kreativitas anak usia dini.


(21)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Definisi Kreativitas

James J. Gallagher (1985) mengatakan bahwa “Creativity is a mental proceess by which an individual creates new ideas or products, or recombines exiting ideas and product, in fashion that is novel to him or her” Dengan demikian maka kreativitas merupakan suatu proses mental yang dilakukan individu berupa gagasan ataupun produk baru, atau mengkombinasikan antara keduanya yang pada akhirnya akan melekat pada dirinya

Lebih lanjut Supriadi (1994) mengutarakan bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baikberupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda apa yang pernah ada. Selanjutnya ia menambahkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang mengimplikasikan terjadinya askalasi dalam kemampuan berfikir , di tandai oleh suksesi, diskontinuitas, diferensiasi, dan integrasi antara setiap tahap perkembangan. Selanjutnya Monstakis (dalam Munandar, 1995) mengemukakan bahwa kreativitas merupakan kemampuan pengalaman dalam mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu antara hubungan diri sendiri, alam dan orang lain. Pada umumnya definisi kreativitas dirumuskan dalam istilah pribadi (person), proses, dan produk dan press, seperti yang dinukapkan oleh Rhodes yang menyebut hal ini sebagai “Four P’s of Creativity.


(22)

9

Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sesorang bisa dikatakan kreatif jika bisa melahirkan gagasan, proses, metode ataupun produk baru yang efektif yang bersifat imajinatif, estetis, fleksibel, integrasi, suksesi, diskontinuitas, dan diferensiasi yang berdayaguna dalam berbagai bidang untuk pemecahan suatu masalah.

Adapun proses kreatif hanya akan terjadi jika dibangkitkan melalui masalah yang memacu pada lima macam perilaku kreatif, sebagaimana yang dipaparkan oleh Parnes ( dalam Nursito : 2000) sebagi berikut;

a. Fluency (kelancaran),yaitu kemampuan mengemukakan ide-ide yang serupa untuk memecahkan suatu masalah.

b. Flexibility (keluesan), yaitu kemampuan untuk menghasilkan berbagai macam ide guna memecahkan suatu masalah diluar kategori yang biasa. c. Originality (keaslian), yaitu kemampuan memberikan respon yang unik atau

luar biasa.

d. Elaboration (keterperincian), yaitu kemampuan menyatakan pengarahan ide secara terperinci untuk mewujudkan ide menjadi kenyataan.

e. Sensitivity (kepekaan), yaitu menangkap dan menghasilkan masalah sebagai tanggapan terhadap suatu situasi.


(23)

10

2.2 Definisi Motorik Halus

Menurut Santrock (1995: 225) Pada usia 4 tahun, koordinasi motorik halus anak-anak telah semakin meningkat dan menjadi lebih tepat dan pada usia 5 tahun koordinasi motorik halus akan semakin meningkat. Saputra dan Rudyanto (2005:118) mengatakan bahwa motorik halus adalah kemampuan anak beraktivitas dengan menggunakan otot-otot halus (kecil) seperti menulis, meremas, menggambar, menggenggam, menyusun balok dan memasukkan kelereng.

Sujiono (2009:1.14) berpendapat, motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan menggunakan jari jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang tepat. Sehingga gerakan ini tidak memerlukan tenaga melainkan membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat. Dalam melakukan gerakan motorik halus, anak juga memerlukan dukungan keterampilan fisik lain serta kematangan mental.

Menurut Sumantri (2005:143) keterampilan motorik halus adalah pengorganisasian penggunakan sekelompok otot-otot kecil seperti jari jemari dan tangan yang sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi mata dengan tangan, keterampilan yang mencakup pemanfaatan dengan alat-alat untuk bekerja dan obyek yang kecil atau pengontrolan terhadap mesin misalnya mengetik, menjahit dan lain-lain.


(24)

11

2.3 Hubungan Kreativitas dan Kecerdasan

Kecerdasan dan kreativitas memiliki kaitan yang erat walaupun tidak mutlak orang yang kreatif dapat dipastikan ia orang yang cerdas, namun tidak selalu orang yang cerdas pasti kreatif. Lahirnya sebuah karya kreatif, membutuhkan lebih dari sekedar kecerdasan. Sebagai contoh; jika seorang dihadapkan pada permasalahan, ia akan disebut cerdas jika ia mampu menyelesaikan permasalahan itu dengan cepat dan tepat, walaupun jawaban yang diberikan bersifat umum. Pola berpikir seperti ini disebut berpkir konvergen. Namun bagi seseorang yang kreatif ia akan memperkaya penyelesaian masalahnya dengan berbagai alternatif jawaban, dengan berbagai cara dan sudut pandang, bersifat unik dan berbeda

dengan yang lain atau dengan katan lain ‘tidak umum’. Berpikir alternatif

merupakan kemampuan berpikir yang tidak hanya membutuhkan kecepatan dan ketepatan dalam menganalisa permasalahan , namun ia dapat menentukan berbagai alternatif jawaban yang benar dari berbagai sudut pandang secara cepat dan benar dari berbagai sudut pandang secara cepat dan benar. Seseorang tidak mungkin dapat melakukannya jika ia bukan seorang yang cerdas. Pola berpikir seperti ini disebut dengan berpikir divergen. Kreativitas merupakan salah satu ciri perilaku yang menunjukkan perilaku inteligent (cerdas), namun kreativitas dan Intlegensi tidak selalu menunjukkan korelasi yang memuaskan. Sebab skor IQ (Intelligensi Quotient) yang rendah memang selalu diikuti oleh tingkat kreativitas yang rendah pula, namun skor IQ yang tinggi ternyata tidak selalu dibarengi oleh tingkat kreativitas yang tinggi pula.


(25)

12

Menurut Lowenfeld yang dikutip oleh Barret (1984) kreativitas adalah seperangkat kemampuan seseorang untuk (a) Kepekaan mengamati berbagai masalah melalui indera, (b) Kelancaran mengeluarkan berbagai alternative pemecahan masalah, (c) Keluwesan melihat atau memandang suatu serta kemungkinan jawaban pemecahannya, (d) Kemampuan merespon atau membuahkan gagasan dalam pemecahan masalah originilitas yang biasa ditemukan, (e) Kemampuan yang berkaitan dengan keunikan cara atau nengungkapkan gagasan dalam menciptakan karya seni, (f) Kemampuan mengabstrasi hal-hal yang bersifat umum dan mengaitkannya menjadi hal-hal spesifik, (g) Kemampuan memandukan atau mengkombinasikan unsur-unsur seni menjadi karya seni yang utuh dan (h) Kemampuan memadukan atau mengkombinasikan unsur-unsur seni.

2.4 Kreativitas sebagai Basic Skill bagi Anak Usia Dini

Anak usia 3-4 tahun pun dapat menciptakan apapun yang dia inginkan melalui benda-benda sekitarnya. Ia dapat menciptakan roket dengan ember cucian ibunya, mobil bus dengan kursi terbalik.

Persoalan yang terjadi pada perkembangan selanjutnya daya kreatif anak semakin berkurang. Peraturan – peraturan yang tidak perlu, pola kebiasaan, pola penghargaan dan pola asuh orang dewasa disekitar anak dapat menghambat daya kreatifitas anak tereduksi.


(26)

13

Ayan (2002) menandaskan bahwa hasil riset menujukkan kreativitas mulai hilang pada masa kanak – kanak menuju masa dewasa. Salah satu kajiaannya telah mencermati kemampuan individu dalam memunculkan ide orsinil. Nilai

perbandingan jawaban jawaban “orisinil” (unik) dan standar “ (biasa) yang dihasilkan adalah sebagai berikut:

Tabel 2.4.1 Tingkat Orisinalitas berdasarkan Usia Umur 5 atau kurang 90% Orisinil

Umur 7 20% Orisinil

Orang dewasa 2% Orsinil Sumber : Ayan (2002)

Hilangnya orisinalitas ini sungguh mengejutkan. Tak heran jika menjelang usia 40 tahunan keatas, banyak orang dewasa yang cepat merasa kecewa dan menyerah ketika mencoba melakukan perubahan, pembahuruan dan produk kreatif lainnya padahal pada usia – usia tersebut, masyarakat justru sedangkan menunggu karya mereka.

2.5 Metode Proyek

2.5.1 Pengertian Metode Proyek

Istilah proyek diambil dari manual arts (pekerjaan tangan), di mana siswa harus menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu yang disebut proyek. Apakah itu membuat sandiwara, mengadakan karyawisata atau menikmati hasil-hasil kesenian. Yang

pokok dalam metode proyek ialah “the active purpose of the learner”. Siswa itu


(27)

14

Menurut Ahmadi dan Prasetya (1997: 70) mengemukakan bahwa metode proyek (unit) adalah suatu metode mengajar dimana bahan pelajaran diorganisasikan sedemikian rupa sehingga merupakan suatu keseluruhan atau kesatuan bulat yang bermakna dan mengandung suatu pokok masalah. Sedangkan menurut Roestiyah (1994: 81) metode proyek berarti rencana, suatu problem atau kesulitan, dan bentuk pengajaran dimana murid mengelola sendiri.

Dalam melaksanakan proyek siswa secara berkelompok dan bekerjasama dengan rekan sekelompoknya. Dengan demikian, hubungan sosial dan rasa solidaritas dengan sesama siswa dapat terlatih.

Pelaksanaan pembelajaran dengan metode proyek akan menghasilkan suatu hasil proyek yang dapat diamati secara langsung (nyata). Siswa akan melaporkan penemuannya dengan tertulis, lisan atau dalam beberapa bentuk penyajian lain di depan kelas, kelompok belajar atau guru. Metode ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk sangat kreatif, selain itu, dengan mempresentasikan laporan hasil proyek, dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi.

Metode proyek membawa perubahan esensial dalam kegiatan siswa. Belajar dengan baik tidak tercapai dengan cara penyajian yang bagaimanapun baiknya. Belajar dengan hasil baik hanya tercapai dengan membangkitkan kemauan dan kegiatan siswa untuk belajar.


(28)

15

Menurut Ahmadi (1997) langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode proyek sebagai berikut:

1. Penyelidikan dan observasi (exkploration)

Guru mengajukan pertanyaan lisan, memberi keterangan singkat tentang sesuatu hal untuk mengetahui sejauh mana kreativitas anak dalam menaggapi kegiatan apa yang akan dilakukan bersama guru.

2. Penyajian bahan (presentation)

Dengan metode ceramah, guru dengan metode ceramah memberikan garis besar tentang bahan pelajaran.

3. Asimilasi / pengumpulan keterangan atau data

Para pelajar mencari informasi, keterangan atau fakta-fakta untuk mengisi pokok-pokok yang penting. Dalam langkah ini pelajar mencari data dari sumber-sumber unit (resource unit = sumber yang berisi berita, fakta, informasi dan sebagainya tentang unit yang sedang dipelajari).

4. Mengorganisasikan data (organization)

Dalam langkah ini, pelajar dibawah pimpinan guru aktif mengorganisasikan data, fakta dan informasi, missal menggolongkan data, mengolah data untuk mengambil kesimpulan. Daya berpikir dan daya menganalisis memainkan peran penting dalam langkah ini. Mengungkapkan kembali (recitation)


(29)

16

Para pelajar mempertanggung jawabkan atau menyajikan hasil yang diperolehnya. Laporan pertanggungjawaban ini dapat dilakukan dengan lisan maupun tertulis atau keduanya. Metode ini memantapkan pengetahuan yang diperoleh anak didik. Menyalurkan minat dan melatih anak didik menelaah suatu materi pelajaran dengan wawasan yang lebih luas.

2.5.2 Manfaat Metode Proyek bagi Anak Usia Dini

Perkembangan suatu metode terletak pada kekuatannya dalam memotivasi anak. Metode proyek merupakan salah satu metode umtuk memberikan pengalaman belajar dalam memecahkan masalah yang memiliki nilai praktis yang sangat penting bagi pengembangan pribadi yang sehat dan realistis.

Metode proyek dapat diterapkan secara luas untuk memcahkan masalah dalam lingkup kehidupan anak sehari-hari. Kehidupan anak sehari-hari dalam keluarga, sekolah dan masyarakat yang lebih luas. Karena itu metode proyek bila digunakan secara tepat dapat memperluas wawasan anak tentang segi-segi kehidupan dalam keluarga, sekolah dan masyarakat. Anak memperoleh pengalaman belajar dalam pengembangan sikap positif dalam kegiatan bekerja dengan anak lain. Sikap positif ini antara lain sikap mandiri, penyesuaian diri, tanggung jawab, tenggang rasa, saling bantu dan sebaginya. Dengan demikian metode proyek dapat digunakan guru untuk melatih anak memecahkan persoalan sehari-hari denga memuaskan.


(30)

17

Karena dalam penggunaan metode proyek itu tekanan tanggung jawab beralih dari guru ke anak, maka dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan dan membina sikap kerjasama dan interaksi sosialdiantara anak-anak yang terlibat dalam proyek, agar mampu menyelesaikan bagian pekerjaannya dalam kebersamaan secara efektif dan harmonis. Masing-masing belajar bertanggung jawab terhadap bagian pekerjaannya dengan kesepakatan bersama.

Pemberian pengalaman belajar dengan menggunakan metode proyek dapat dipergunakan untuk mengeksplorasi kemampuan, minat serta kebutuhan anak. Dan juga melatih anak menerima tanggung jawabdan prakarsa untuk mengembangkan kreativitas dalam menjelaskna pekerjaan yang menjadi bagian proyek secara tuntas.

Dalam kegiatan dengan mengunakan metode proyek anak mendapat kesempatan untuk menggunakan kebebasan secara fisik maupun secara intelektual untuk menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab menurut cara yang dikuasi dan tidak harus duduk tenang di bangku masing-masing. Berbagai seumber belajar yang disediakan dapat dipergunakan dalam kegiatan membentuk, membangun, menata, mengukur, menggambar, menganyam dan sebagainya.

2.5.3 Tujuan Kegiatan Proyek bagi Anak Usia Dini

Metode proyek merupakan salah satu cara yang ditempuh guru untuk memberikan pengalaman belajar agar anak memperoleh keterampilan dalam memecahkan persoalan sehari-hari lebih baik. Pemecahan masalah bagi siapa pun pasti melibatkan aktivitas pikiran dan penalaran. Penggunaan metode proyek juga


(31)

18

bermanfaat dalam mengembangkan kemampuan mengadakan hubungan dengan anak lain dalam kelompok, yang dapat menimbulkan kecenderungan berfikir, merasakan dan bertindak lebih kepada tujuan kelompok daripada diri sendiri.

Anak usia dini selain memiliki kemampuan, keterampilan, kebutuhan dan miat yang sama juga memiliki perbedaan-perbedaan. Oleh karena itu metode proyek member peluang kepada tiap anak untuk berperan serta dalam memecahkan masalahyang dihadapi dengan memilih bagian pekerjaan kelompok sesuai dengan kemampuan, keterampilan, kebutuhan dan minat masing-masing. Oleh karena itu dalam menggunkan metode proyek agar tujuan pengajaran tercapai kegiatan proyek perlu memperhatika hal-hal sebagai berikut :

a. Merupakan kegiatan yang bersumber dari pengalaman anak sehari-hari dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun di luar sekolah

b. Kegiatan itu merupakan kegiatan yang sedemikian konplek yang menuntut bermacam penanganan yang tidak mungkin dilakukan anak secara perseorangan dalam jangka waktu yang sudah ditetapkan.

c. Kegiatan merupakan kegiatan yang dapat membantu mengembangkan kemampuan berfikir dan nalar, kemampuan bekerjasama dengan anak laindan memperluas wawasan anak

d. Kegiatan itu cukupmenantang bagi anak dalam pengembangan kesehatan fisik dan kesejahtraan.


(32)

19

2.5.4 Rancangan Kegiatan Proyek bagi Anak Usia Dini

Ada tiga tahap dalam merancang kegiatan proyek bagi anak usia dini yaitu adalah :

a. Rancangan persiapan yang dilakukan guru

Ada beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam merancang persiapan melaksanakan kegiatan pengajaran dengan menggunkan metode proyek :

1. Menetapkan tujuan dan tema kegiatan pengajaran dengan menggunkan metode proyek

2. Menetapkan rancangan bahan dan alat yang diperlukan dalam kegiatan proyek

3. Menetapkanrancangan pengelompokan anak untuk melaksanakan kegiatan proyek

4. Menetapkan rancangan langkah-langkahkegiatan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

5. Menetapkan rancangan penilaian kegiatan pengajaran dengan metode proyek.


(33)

20

b. Merancang pelaksanakan kegiatan proyek bagi anak

Dalam melaksanakan kegiatan proyek bagi anak usia dini ada tiga tahap yang harus dilakukan oleh guru antara lain :

1. Kegiatan Pra-pengembangan

Kegiatan Pra-Pengembangan merupakan persiapan yang harus dilakukan sebelum pelaksanaan kegiatan proyek. Kegiatan persiapan akan berpengaruh pada kelancaran kegiatan pelaksanaan kegiatan proyek. Oleh karena itu, kegiatan persiapan guru garus dilakukan secara cermat, jangan sampai unsur-unsur penting yang harus ada terlewatkan.

Kegiatan pra-pengembangan meliputi :

a. Kegiatan menyiapkan bahan dan alat yang diperlukan bagi pelaksanaan kegiatan proyek dengan tujuan dan tema yang dirancang b. Kegiatan penyiapan kelompok anak sesuai dengan kreteria yang telah

ditetapkan yang dianggap penting

c. Menyusun deskripsi pekerjaan bagi masing-masing kelompok. d. Kegiatan penyiapan anak dalam mengikuti kegiatan peroyek

2. Kegiatan Pengembangan

Kegiatan pengembangan merupakan kegiatan pengembangan dari kegiatan pra- pengemangan dengan kata lain pelaksanaan kegiatan proyek. Kegiatan ini sangat berpengaruh terhadap hasil dari kegiatan proyek tersebut.


(34)

21

3. Kegiatan Penutup

Kegiatan penutup merupakan akhir dari kegiatan proyek, kegiatan penutup biasanya adalah mengembalikan bahan dan alat yang dipergunakan pada tempat semua, membersihkan dan merapikan tempat kerja.

c. Merancang penilaian kegiatan proyek bagi penilaian kegiatan proyek merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kegiatan pemberian pengalaman belajar dengan menggunakan metode proyek.

2.6 Kerangka Pikir Penelitian

Kreativitas merupakan suatu proses mental yang dilakukan individu berupa gagasan ataupun berupa produk baru atau mengkombinasikan antara keduanya yang melekat pada diri seseorang. Dalam upaya mengembangkan kreatifitas hendaknya dilakukan semenjak anak usia dini sebab pada masa ini individu memiliki peluang yang sangat besar untuk dapat mengembangkan potensinya dan dengan proses pembelajaran dengan kegiatan yang menyenangkan bagi anak yaitu melalui bermain, dapat merangsang kreativitas anak sesuai dengan potensinya yang diliki sejak usia dini.

Anak hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan berbagai aktivitas melalui pengamatan, penyelidikan dan percobaan untuk mencari tahu, metode proyek merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat memberi kesempatan kepada anak untuk mengekplorasi potensi yang dimiliki anak. Atas dasar hal tersebut maka kerangka piker penelitian tergambar sebagai berikut:


(35)

22

Gambar. 2.6.1 Kerangka Pikir Penelitian

2.7 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir tersebut diatas maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut Jika pembelajaran di lakukan dengan menggunakan metode proyek maka kemampuan kreativitas pada anak usia dini akan meningkat

Guru/Peneliti : Belum menerapkan metode proyek dalam

mengenalkan kreativitas

Siswa/yang diteliti : Kreativitas belum berkembang secara optimal Menerapkan metode proyek dalam mengembangkan kreativitas AUD

Siklus I :

Guru menggunakan metode proyek dalam

mengembangkan kreativitas AUD

Siklus II : Guru mengunakan metode proyek yang

telah di modifikasi Siklus III : Guru menggunakan metode proyek yang lebih bervariasi dalam

mengembangkan kretivitas AUD Pengembangan

kreativitas dapat meningkat


(36)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Pedekatan Penelitian

Penelitian tentang upaya peningkatan kreativitas anak usia dini melalui metode proyek ini merupakan penelitian tindakan kelas sebanyak tiga siklus yang setiap siklusnya terdiri dari empat tahapan, yakni tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi dan tahap refleksi.

3.2. Setting Penelitian 3.2.1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada semester kedua tahun pelajaran 2014 - 2015

3.2.2. Tempat Penelitian

Dalam penelitian ini dilakukan di TK Darul Ikhsan Bandar Lampung Kecamatan Rajabasa Kelurahan Rajabasa Bandar Lampung,

3.3. Subyek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah anak siswa TK Darul Ikhsan Kecamatan Rajabasa Bandar Lampung di kelompok B1 yang berjumlah 16 anak terdiri dari 10 anak perempuan dan 6 anak laki-laki.

Data primer adalah sumber data dalam penelitian adalah suyek dari mana data diperoleh, sumber data utama dalam penelitian


(37)

24

3.4. Teknik dan Alat Pengumpulan Data 3.4.1. Teknik Pengumpulan Data

Tenik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik non tes wawancara, pengamatan, dan cek list.

3.4.2. Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah teknik non tes, alat pengumpulan datanya adalah :

a. Observasi

Adalah hasil pengamatan langsung terhadap fenomena, objek yang diteliti secara objektif dan hasilnya akan sistematis agar diperoleh gambaran yang konkrit tentang kondisi dilapangan (Sutrisno Hadi, 1984). Observasi dijadikan sebagai teknik pengumpulan data yang utama dalam penelitian tindakan (Action Research) karena dengan observasi dapat diketahui perkembangan penerapan model pembelajaran yang menjadi sasaran penelitian yakni berupa peningkatan kreativitas anak usia dini melalui metode proyek guna memperoleh gambaran tentang keberhasilan penelitian yang dilakukan.

b. Portofolio

Hasil kumpulan pekerjaan / karya anak c. Dokumentasi


(38)

25

3.5. Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah deskriftif kuantitatif data kuantitatif dengan membandingkan data kuantitatif dari kondisi awal, siklus 1, siklus 2 dan seterusnya.

Setelah semua data dianalisis dengan rumus persentase tersebut, memberikan indikator keberhasilan peningkatan kemampuan bahasa anak dalam mengenal huruf sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh setiap anak. Tabel dibawah ini merupakan kriteria indikator penilaian peneliti.

Tabel 3.5.1 Kriterian penelitian

Jenis penilaian Kriteria

BB (belum berkembang) Apabila anak belum dapat mencapai satu pun indicator yang ditetapkan

MB (Mulai berkembang) Apabila anak sudah dapat mencapai satu indicator yang ditetapkan

BSH (berkembang sesuai harapan)

 Apabila anak sudah dapat mencapai semua indicator yang ditetapkan

BSB (Berkembang sangat baik) Apabila anak sudah dapat mencapai lebih dari semua indicator yang ditetapkan


(39)

26

Adapun dalam memperoleh data untuk mengetahui keberhasilan pada indikator yang diberikan :

a. Anak dikatakan belum berkembang (BB) apabila anak belum dapat mencapai satu pun indicator yang ditetapkan.

b. Anak dikatakan mulai berkembang (MB) apabila anak sudah bisa mencapai satu indicator yang ditetapkan.

c. Anak dikatakan berkembang sesuai harapan (BSH) apabila anak dapat mencapai semua indicator yang ditetapkan.

d. Anak dikatakan berkembang sangat baik (BSB) apabila anak dapat mencapai lebih dari semua indicator yang ditetapkan.

Teknik analisis data tersebut adalah sebagai berikut :

a. Data berbentuk bilangan/ kuantitatif di analisis secara deskriptif yatu dengan membandingkan data kuantitatif dari kondisi awal, yaitu siklus ke 1 sampai siklus ke 3

b. Data yang berbentuk kualitatif dianalisis secara kualitatif berdasarkan hasil observasi/ pengamatan dan refleksi dari kondisi awal yaitu siklus ke 1 sampai siklus ke 3


(40)

27

SIKLUS I

PERENCANAAN

Sebelum melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) peneliti membuat rencana kegiatan pembelajaran agar dalam pelaksanaannya dapat berhasil dengan baik dan sesuai harapan.

Peneliti mempersiapkan RKH yang akan dijadikan pedoman dalam melaksanakan langkah-langkah pembelajaran dan lembar analisis untuk mencatat proses dan hasil yang diperoleh siswa saat mengikuti permainan untuk meningkatkan kreativitas motorik halus melalui metode proyek.

TINDAKAN

Setelah semua komponenn diatas dipersiapkan, peneiti dibantu dengan teman sejawat sebagai observer melaksanakan kegiatan permainan yang pertama yaitu menirukan bentuk dari kotak bekas seperti mobil, televisi, kereta api, dan boneka spongbob untuk meningkatkan kreativitas motorik halus melalui metode proyek tindakan dalam kegiatan ini dilakukam dalam 2 kali Pertemuan, pada pertemuan yang kedua peneliti memberikan riview kepada Anak untuk mengetahui seberapa pemahaman dan kemampuan anak dalam meningkatkan kreativitas motorik halus. Pelaksanaan tindakan dapat diuraikan sebagai berikut :

Rencana Kegiatan Harian 1. Kegiatan Pembukaan

a. Berdoa, menyanyi bersama, salam. b. Anak diajak bernyanyi


(41)

28

2. Inti

a. Menjelaskan tentang kotak bekas

b. Tanya jawab tentang kegunaan kotak bekas c. Anak dibagi menjadi 2 kelompok

d. Masing-masing kelompok membuat kreasi dari kotak bekas 3. Penutup

a. Anak diajak berdiskusi tentang kegiatan hari ini b. Diskusi tentang kegiatan hari esok.

c. Menyanyi, doa, pulang, salam. PENGAMATAN / OBSERVASI

Observasi merupakan upaya mengamati pelaksanaan tindakan dalam melaksanakan konteks, Penelitian Tindakan Kelas merupakan aktivitas yang dirancang dengan sengaja untuk menghasilkan adanya peningkatan dalam praktek pendidikan dan pengajaran dalam kondisi kelas tertentu.Observasi berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh pelaksanaan tindakan yang dapat diharapkan akan menghilangkan perubahan yang diinginkan. Observasi dilakukan peneliti pada saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung kedalam lembar pengamatan yang telah dipersiapkan. Selain itu perencanaan observasi bersifat fleksibel dan terbuka dengan mencatat hal-hal yang tidak terduga kedalam jurnal yang berkaitan dengan apa yang terjadi pada saat proses pembelajaran berlangsung. Teman sejawat sebagai observer melakukan pengamatan selama proses kegiatan permainan dalam pembelajaran.


(42)

29

SIKLUS II PERENCANAAN

Setelah melaksanakan tindakan perbaikan pembelajaran siklus I yang hasilnya belum terlihat atau kurang memuaskan maka peneliti melanjutkan melakukan tindakan perbaikan pembelajaran pada siklus II.

Hal yang sama dilakukan peneliti adalah dengan mempersiapkan Rencana Kegiatan Harian yang dijadikan pedoman dalam langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran, lembar evaluasi yang digunakan untuk mengukur kemampuan anak pada saat melaksanakan permainan yang berbeda pada siklus I, pada siklus II ini peneliti menggunakan permainan “playdought“

TINDAKAN

Tindakan pada siklus II dibantu dengan teman sejawat sebagai observer, peneliti melaksanakan tindakan perbaikan pada siklus II, selama peneliti melakukan tindakan perbaikan, peneliti berpedoman pada Rencana Kegiatan harian dan melihat kekurangan-kekurangannya yang ada pada siklus I

Pelaksanaan tindakan dapat di uraikan sebagai berikut : Rencana Kegiatan Harian

1. Pembukaan

a. Salam, berdoa sebelum kegiatan,


(43)

30

2. Inti

a. Bercerita tentang playdough, b. Anak dibagi menjadi 3 kelompok,

c. 1 kelompok mengadon dengan menggunakan tepung, minyak, pewarna hijau,

d. Kelompok 2 mengadon dengan mengguakan pewarna coklat,

e. Sedangkan kelompok 3 mengadon dengan menggunakan pewarna merah,

f. Anak mengamati hasil palydough,

g. Anak menceritakan proses percobaan yang dilakukan, h. Anak menghitung jumlah warna yang didapat pada kertas. 3. Penutup

a. Anak berdiskusi tentang kegiatan hari ini b. Guru memotivasi anak untuk kegiatan esok hari c. Doa, salam, pulang

PENGAMATAN / OBSERVASI

Observasi kegiatan di siklus II di lakukan bersama guru dan di temukan 5 dari 16 anak yang masih mengalami kesulitan dan masih memerlukan bimbingan dan belum dapat memahami kreativitas motorik halus.


(44)

31

SIKLUS III PERENCANAAN

Setelah melaksanakan tindakan perbaikan pembelajaran siklus II yang hasilnya kurang memuaskan maka peneliti melanjutkan tindakan perbaikan pembelajarn siklus III, pada siklus III ini peneliti mencoba dengan model permainan yang lain.

Peneliti mempersiapkan RKH yang akan dijadikan pedoman didalam langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran, lembar observasi untuk mencatat kekurangan anak dan guru selama proses pembelajaran, lembar evaluasi yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa pada saat melaksanakan permainan.

TINDAKAN

Pada siklus III ini peneliti masih dibantu teman sejawat sebagai observer, peneliti melaksanakan tindakan perbaikan siklus III. Selama peneliti melaksanakan tindakan perbaikan, peneliti berpedoman pada RKH dan melihat kekeuranagn-kekurangannya yang ada pada siklus II.

Pelaksanaan tindakan dapat diuraikan sebagai berikut : Rencana Kegiatan Harian

1. Pembukaan

a. Guru memberi salam

b. Anak duduk membuat lingkaran c. Anak mengamati gambar


(45)

32

2. Inti

a. Tanya jawab tentang kreativitas menggambar

b. Guru mendemonstrasikan menggambar sesuai dengan gagasannya c. Anak menggambar bebas sesuai gagasannya

3. Penutup

a. Anak mencoba menjelaskan bahan & alat yang telah digunakan b. Guru memotivasi anak

c. Doa, salam, pulang

PENGAMATAN / OBSERVASI

Teman sejawat yang peneliti minta menjadi observer selama kegiatan pada siklus III.

Indikator Keberhasilan

Penelitian ini dikatakan berhasil apabila 75 % anak sudah memenuhi minimal tiga indikator yang ditetapkan, yakni :

1. Kreatif dalam membentuk

2. Kreatif menyelesaikan bentuk yg dibuat 3. Kreatif dalam menggambar

4. Kreatif dalm merangkai gambar


(46)

33

3.7 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas 3.7.1 Tahap Perencanaan Tindakan Siklus 1

Perencaan tindakan merupakan tahapan sebelum melakukan tindakan, yakni mempersiapkan segala sesuatu yang akan dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode proyek untuk meningkatkan kreativitas anak usia ini. Adapun kegiatan yang dilaksanakan pada saat perencanaan adalah:

1. Menetapkan TPP yang digunakan dalam pembelajaran 2. Mengembangkan TPP menjadi indikator

3. Menentukan tema kegiatan

4. Merancang media yang akan digunakan

5. Merancang skenario pembelajaran melalui metdode proyek 6. Merancang evaluasi yang akan digunakan

7. Merancang instrumen observasi, baik kepada guru maupun anak

3.7.2 Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, guru melaksanakan kegiatan pembelajaran melalui metode proyek untuk meningkatkan kreativitas anak usia dini sesuai dengan rencana yang dibuat saat tahap perencanaan


(47)

34

3.7.3 Tahap Observasi

Pada tahap observasi, mengingat peneliti dalam hal ini guru tidak bisa sekaligus sebagai observer, maka observer ditunjuk teman sejawat/mitra untuk melakukan pengamatan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Observer melakukan pengamatan terhadap peneliti dengan mengacu pada instrumen yang dibuat pada saat perencanaan.

3.7.4.Tahap Refleksi

Setelah kegiatan pembelajaran selesai, maka guru bersama mitra observer melakukan refleksi bersama untuk mencari kelebihan dan kekurangan yang terjadi saat pembelajaran. Jika ada kelebihannya, maka kelebihan tersebut akan diteruskan pada siklus berikutnya, namun jika terdapat kekukarangan, maka kekurangan tersebut akan dijadikan perbaikan pada siklus berikutnya sampai indikator keberhasilan yang ditetapkan tercapai.

3.7.5.Analisis Data

Teknik analisis data disesuaikan dengan datanya. Pada umumnya data yang berbentuk kuantitatif dianalisis dengan analisis deskriptif, yaitu menggambar kan dari kondisi awal, siklus I, siklus II, dan siklus III.


(48)

35

3.8. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini menggunakan beberapa alat instrument yaitu :

1. Silabus

Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran kelas yang digunakan sebagai landasan dalam penyusunan RKH.

2. Rencana Kegiatan Harian

RKH adalah perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun tiap putaran.Dalam RKH, memuat indikator pembelajaran ,tujuan pembelajaran,skenario pembelajaran, alat peraga, dan kegiatan belajar mengajar.

3. Lembar Observasi Siswa

Lembar observasi ini digunakan untuk memantau setiap perkembangan siswa mengenai kemampuan anak mengenal konsep sains secara sederhana yang menjadi patokan dalam pengukuran tingkat kecerdasan mengenal konsep sains sederhana.

4. Lembar Observasi Guru

Lembar observasi ini disusun untuk memantau setiap perkembangan dari proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru, penguasaan terhadap metode yang dipakai serta penguasaan dalam menerapkan metode.


(49)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tidakan kelas dan pembahasan yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang dilakukan melalui metode proyek dapat meningkatkan kreativitas anak usia dini. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan aktivitas pembelajaran pada setiap siklusnya dan berdampak pada peningkatan kreativitas yang semula pada siklus I hanya 41,25 persen meningkat menjadi 61,25 persen pada siklus II dan 82,50 persen pada siklus III.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut diatas maka saran yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Guru hendaknya lebih meningkatkan penggunaan metode proyek dalam upaya meningkatkan kreativitas.

2) Metode proyek bisa dijadikan alternatif dalam upaya meningkatkan kreativitas.


(50)

66

DAFTAR PUSTAKA

Hurlock B. Elisabeth. 1978.Perkembangan Anak Jilid 2.Jakarta : Erlangga. Suyanto, Slamet. 2005. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:

Depdiknas.

Yeni Rachmawati, S.Pd dan Euis Kurniati, S.Pd, M.Pd. 2001. Strategi pengembangan kreativitas pada anak.

Mujib, Fathul dan Nailur Rahmawati. 2011. Metode Permainan-Permainan Edukatif Dalam Belajar Bahasa Arab. Jogjakarta: Diva Press

Departemen Pendidikan Nasional 2006, Pedoman Penerapan Pendekatan “Beyond

Centers and Cirles Time” (BCCT) dalam Pendidikan Usia Dini.

Hurloock, E.B.,1999. Perkembangan Anak Julid 1 (edisi 6). Penerbit Erlangga: Jakarta.

Mudjito, A K. 2007. Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Kognitif.Jakarta : Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Diroktorat Pembinaan Taman Kanak Kanak dan Sekolah Dasar.


(1)

2. Inti

a. Tanya jawab tentang kreativitas menggambar

b. Guru mendemonstrasikan menggambar sesuai dengan gagasannya c. Anak menggambar bebas sesuai gagasannya

3. Penutup

a. Anak mencoba menjelaskan bahan & alat yang telah digunakan b. Guru memotivasi anak

c. Doa, salam, pulang

PENGAMATAN / OBSERVASI

Teman sejawat yang peneliti minta menjadi observer selama kegiatan pada siklus III.

Indikator Keberhasilan

Penelitian ini dikatakan berhasil apabila 75 % anak sudah memenuhi minimal tiga indikator yang ditetapkan, yakni :

1. Kreatif dalam membentuk

2. Kreatif menyelesaikan bentuk yg dibuat 3. Kreatif dalam menggambar

4. Kreatif dalm merangkai gambar


(2)

33

3.7 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

3.7.1 Tahap Perencanaan Tindakan Siklus 1

Perencaan tindakan merupakan tahapan sebelum melakukan tindakan, yakni mempersiapkan segala sesuatu yang akan dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode proyek untuk meningkatkan kreativitas anak usia ini. Adapun kegiatan yang dilaksanakan pada saat perencanaan adalah:

1. Menetapkan TPP yang digunakan dalam pembelajaran 2. Mengembangkan TPP menjadi indikator

3. Menentukan tema kegiatan

4. Merancang media yang akan digunakan

5. Merancang skenario pembelajaran melalui metdode proyek 6. Merancang evaluasi yang akan digunakan

7. Merancang instrumen observasi, baik kepada guru maupun anak

3.7.2 Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, guru melaksanakan kegiatan pembelajaran melalui metode proyek untuk meningkatkan kreativitas anak usia dini sesuai dengan rencana yang dibuat saat tahap perencanaan


(3)

3.7.3 Tahap Observasi

Pada tahap observasi, mengingat peneliti dalam hal ini guru tidak bisa sekaligus sebagai observer, maka observer ditunjuk teman sejawat/mitra untuk melakukan pengamatan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Observer melakukan pengamatan terhadap peneliti dengan mengacu pada instrumen yang dibuat pada saat perencanaan.

3.7.4.Tahap Refleksi

Setelah kegiatan pembelajaran selesai, maka guru bersama mitra observer melakukan refleksi bersama untuk mencari kelebihan dan kekurangan yang terjadi saat pembelajaran. Jika ada kelebihannya, maka kelebihan tersebut akan diteruskan pada siklus berikutnya, namun jika terdapat kekukarangan, maka kekurangan tersebut akan dijadikan perbaikan pada siklus berikutnya sampai indikator keberhasilan yang ditetapkan tercapai.

3.7.5.Analisis Data

Teknik analisis data disesuaikan dengan datanya. Pada umumnya data yang berbentuk kuantitatif dianalisis dengan analisis deskriptif, yaitu menggambar kan dari kondisi awal, siklus I, siklus II, dan siklus III.


(4)

35

3.8. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini menggunakan beberapa alat instrument yaitu :

1. Silabus

Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran kelas yang digunakan sebagai landasan dalam penyusunan RKH.

2. Rencana Kegiatan Harian

RKH adalah perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun tiap putaran.Dalam RKH, memuat indikator pembelajaran ,tujuan pembelajaran,skenario pembelajaran, alat peraga, dan kegiatan belajar mengajar.

3. Lembar Observasi Siswa

Lembar observasi ini digunakan untuk memantau setiap perkembangan siswa mengenai kemampuan anak mengenal konsep sains secara sederhana yang menjadi patokan dalam pengukuran tingkat kecerdasan mengenal konsep sains sederhana.

4. Lembar Observasi Guru

Lembar observasi ini disusun untuk memantau setiap perkembangan dari proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru, penguasaan terhadap metode yang dipakai serta penguasaan dalam menerapkan metode.


(5)

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tidakan kelas dan pembahasan yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang dilakukan melalui metode proyek dapat meningkatkan kreativitas anak usia dini. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan aktivitas pembelajaran pada setiap siklusnya dan berdampak pada peningkatan kreativitas yang semula pada siklus I hanya 41,25 persen meningkat menjadi 61,25 persen pada siklus II dan 82,50 persen pada siklus III.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut diatas maka saran yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Guru hendaknya lebih meningkatkan penggunaan metode proyek dalam upaya meningkatkan kreativitas.

2) Metode proyek bisa dijadikan alternatif dalam upaya meningkatkan kreativitas.


(6)

66

DAFTAR PUSTAKA

Hurlock B. Elisabeth. 1978.Perkembangan Anak Jilid 2.Jakarta : Erlangga. Suyanto, Slamet. 2005. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:

Depdiknas.

Yeni Rachmawati, S.Pd dan Euis Kurniati, S.Pd, M.Pd. 2001. Strategi pengembangan kreativitas pada anak.

Mujib, Fathul dan Nailur Rahmawati. 2011. Metode Permainan-Permainan Edukatif Dalam Belajar Bahasa Arab. Jogjakarta: Diva Press

Departemen Pendidikan Nasional 2006, Pedoman Penerapan Pendekatan “Beyond Centers and Cirles Time” (BCCT) dalam Pendidikan Usia Dini.

Hurloock, E.B.,1999. Perkembangan Anak Julid 1 (edisi 6). Penerbit Erlangga: Jakarta.

Mudjito, A K. 2007. Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Kognitif.Jakarta : Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Diroktorat Pembinaan Taman Kanak Kanak dan Sekolah Dasar.


Dokumen yang terkait

DESKRIPSI PERALIHAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK KE PERMAINAN MODERN DI KELURAHAN RAJABASA KECAMATAN RAJABASA KOTA BANDAR LAMPUNG

3 23 57

LATAR BELAKANG DAN PERSEPSI PADA MANUSIA LANJUT USIA BEKERJA (Studi Di Kelurahan Rajabasa, Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung)

0 12 64

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN MELALUI PERMAINAN CONGKLAK PADA ANAK USIA DINI DI TK B DARMA BANGSA BANDAR LAMPUNG

3 34 50

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK GEOMETRI PADA ANAK USIA DINI MELALUI METODE PROYEK DI RA PURI FATHONAH KECAMATAN BUMI WARAS KOTA BANDAR LAMPUNG

8 72 84

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA ANAK USIA DINI MELALUI METODE BERCERITA PADA TK PERTIWI PULUHAN I Upaya Meningkatkan Kemampuan Bahasa Anak Usia Dini Melalui Metode Bercerita.

0 1 14

PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI MELALUI METODE PROYEK DI RAUDHATUL ATHFAL AL HIKMAH KEDATON BANDAR LAMPUNG

0 0 120

MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN MELIPAT ORIGAMI PADA SISWA KELOMPOK B2 TK GOEMERLANG SUKARAME BANDAR LAMPUNG

0 11 102

PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI MELALUI METODE BERMAIN DENGAN PERMAINAN BALOK DI TAMAN KANAK KANAK SABRINA SUKARAME BANDAR LAMPUNG

5 31 141

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI MELALUI AKTIVITAS MENGGAMBAR PADA ANAK KELOMPOK A DI TK ABA NGABEAN 2.

1 13 169

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS MELIPAT KERTAS PADA SISWA KELOMPOK B TK SABILA KOTA BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

0 59 96