Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pola Komunikasi Judi Bola: studi kasus komunikasi antara agen dan pemain pada judi bola online T1 362009107 BAB V

(1)

1 BAB V ANALISIS DATA

5.1. Pola Komunikasi judi Online antara Agen dan Pemain

Setelah peneliti melakukan observasi atau tinjauan langsung di lapangan tentang system komunikasi pada jaringan judi bola online pada bab IV , peneliti akan mencoba menggambarkan pola komunikasi yang terjadi dalam judi bola online. Pola komunikasi diartikan sebagai bentuk atau pola hubungan dua orang atau lebih dalam proses pengiriman dan penerimaan pesan dengan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami (Djamarah, 2004:1). Untuk menggambarkan pola komunikasi itu penulis menggunakan teori Joseph A. Devito sebagai dasar analisis.

5.2 Pola Komunikasi

Pada studi kasus pola komunikasi yang digunakan oleh agen dalam menjaring calon pemain baru pada judi bola online,peneliti menemukan ada dua pola komunikasi yang dipakai dalam jaringan judi bola online. Pola Komunikasi yang pertama dipakai dalam jaringan judi bola online adalah :

 Pola Komunikasi Sekunder

Pola komunikasi sekunder yaitu proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau media. Komunikator menggunakan alat atau media ini karena yang menjadi sasaran komunikasi berada ditempat yang berbeda dan berjauhan, atau banyak jumlahnya. Agen yang mencari calon pemain baru dalam satu waktu bisa langsung memberi informasi kepada banyak orang melalui media internet, dengan begitu agen bisa menghemat waktu. Jadi jika ada


(2)

2

calon pemain baru yang tertarik, maka agen baru menjelaskan secara detail tentang bagaimana menjadi pemain pada judi bola online.

Gambar 5.1

Gambar Pola Komunikasi Sekunder

(Devito, Joseph. A. 1997. Komunikasi Antarmanusia. Jakarta : Professional Books.)

B = Bandar A = Agen P = Player

Dari hasil pengamatan selama penelitian, dan dengan hasil data yang penulis peroleh di lapangan, kemudian penulis mengolah dengan teori Joseph A. Devito ,dengan menggunakan pola komunikasi sekunder (gambar 5.1) pola komunikasi ini sangat cocok digunakan pada komunikasi judi bola online karena selain agen bisa menghemat waktu dan juga bisa memberi informasi langsung kepada banyak calon pemain, pola komunikasi ini juga yang paling efektif dan efisien disamping itu pola komunikasi ini juga bertujuan untuk menjaga keamanan dalam jaringan

B

A A

P

A


(3)

3

tersebut karena dengan pola ini para player tidak mengetahui siapa Bandar yang mereka ikuti. Para player hanya bisa berkomunikasi dengan para agen yang merekrut mereka. Tetapi itu semua tidak menutup kemungkinan Bandar bisa berkomunikasi dengan para Player, jika Bandar Ingin melakukan atau Bandar ada kepentingan.

Pada pola komunikasi sekunder, interaksi yang terjadi antara agen dan konsumen hampir sama dengan komukasi yang dilakukan antara Bandar dengan agen. Bandar memberikan informasi tentang bagaimana cara-cara dan apa yang harus dikerjakan untuk menjadi seorang agen dan kemudian setelah memahami semua tugasnya, agen mencari calon player baru untuk bergabung masuk dalam jaringannya. Tetapi perbedaan agen dengan Bandar adalah agen memiliki peranan yang sangat dominan dalam perkembangan jaringan ini karena resiko dalam mencari player baru lebih besar daripada mencari seorang agen yang baru. Faktor keamanan adalah taruhannya, seorang agen harus menjaga keamanan para pemain yang lain dan yang pasti keamanan struktur jaringannya. Untuk menjaga keamanan, agen lebih memilih untuk bertatap muka langsung dengan para calon player baru karena agen dapat mengetahui lebih jauh latar belakang para calon player disini agen harus benar benar memiliki tingkat kewaspadaan dan tingkat kehati hatian yang sangat tinggi ketika melakukan komunikasi. Jika agen salah melangkah, maka resiko yang akan diterima juga sangat besar, apalagi agen adalah orang terdepan dalam jaringan judi bola online.

“ Ketika mencari player baru kami hanya menggunakan media internet untuk beriklan dan ketika ada yang berminat, kami melakukan tatap muka langsung untuk memberikan informasi kemudian setelah itu semua komunikasi dilakukan lewat media selluler.

Agen dan Player sebenarnya berada posisi yang saling bergantungan. Agen bergantung pada player baru demi menambah luas jaringannya, karena semakin banyak player yang bergabung, semakin


(4)

4

besar agen untuk mendapatkan jumlah uang yang diperoleh. Sedangkan player baru bergantung pada agen agar bisa bergabung di dalam jaringan judi bola online dan dapat bermain dengan tujuan untuk mendapatkan uang.

Gambar 5.2 Contoh Gambar Iklan di Internet (http://www.depobola.com/sbobet)

Gambar 5.3 Contoh Gambar Iklan di Internet (http://www.depobola.com/sbobet)


(5)

5  Pola Komunikasi Primer

Pola komunikasi primer merupakan suatu proses penyampaian pikiran oleh komunikator kepada komunikan secara langsung dengan menggunakan lambang sebagai media. Lambang dibagi menjadi dua yaitu verbal dan non verbal. Lambang verbal yaitu bahasa, dan lambang non-verbal seperti isyarat dengan anggota tubuh antara lain mata, kepala, bibir, dll. Peneliti memilih pola komunikasi primer karena, setelah terjadi pola komunikasi sekunder atau berkomunikasi dengan menggunakan alat atau media untuk beriklan. Kemudian selanjutnya akan terjadi pola komunikasi primer dimana Agen harus bertatap muka langsung kepada calon Player baru untuk menyelidiki alasan Player untuk mau bergabung,dan mengetahui semua latar belakang dari calon Player tersebut. Karena agen tidak ingin sampai dijebak oleh pihak-pihak tertentu.

Gambar 5.4 Contoh Gambar Pola Komunikasi Primer (Devito, Joseph. A. 1997. Komunikasi Antarmanusia. Jakarta : Professional Books.)

Komunikator : Agen Komunikan : Player


(6)

6

Pola komunikasi antara Agen dan Calon Player sebagaimana digambarkan diatas dapat dirumuskan sebagai pembentukan hubungan interpersonal yang artinya dimana ketika kita berkomunikasi, kita bukan sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan kadar hubungan interpersonalnya. Jadi ketika kita berkomunikasi kita tidak hanya menentukan content melainkan juga menentukan relationship.Dari segi psikologi komunikasi, kita dapat menyatakan bahwa makin baik hubungan interpersonal, makin terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya; makin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya; sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung diantara komunikan.

5.3 Model Pertukaran Sosial

Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu transaksi dagang. Orang berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya. Thibault dan Kelley (1997), dua orang pemuka dari teori ini menyimpulkan model pertukaran sosial sebagai berikut: “Asumsi dasar yang mendasari seluruh analisis kami adalah bahwa setiap individu secara sukarela memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya selama hubungan tersebut cukup memuaskan ditinjau dari segi ganjaran dan biaya”. Ganjaran yang dimaksud adalah setiap akibat yang dinilai positif yang diperoleh seseorang dari suatu hubungan. Ganjaran dapat berupa uang, penerimaan sosial, atau dukungan terhadap nilai yang dipegangnya. Sedangkan yang dimaksud dengan biaya adalah akibat yang negatif yang terjadi dalam suatu hubungan. Biaya itu dapat berupa waktu, usaha, konflik, kecemasan, dan keruntuhan harga diri dan kondisi-kondisi lain yang dapat menimbulkan efekefek tidak menyenangkan.

Pola komunikasi antara agen dengan calon konsumen sebagaimana dijelaskan diatas dapat dirumuskan sebagai pola pembentukan dan peneguhan hubungan interpersonal.

Devito (1997 : 233) memberikan gambaran tahapan hubungan melalui “model hubungan lima tahap” yang menguraikan tahap-tahap penting dalam


(7)

7

pengembangan hubungan. Kelima tahap itu adalah :

1. Kontak (contact)

Pada tahap pertama kita membuat kontak. Ada beberapa macam persepsi alat indera. Kita melihat, mendengar, dan membaui seseorang. Menurut beberapa peneliti, selama tahap inilah – dalam lima menit pertama interaksi awal – kita memutuskan apakah kita ingin melanjutkan hubungan ini atau tidak. Pada tahap inilah penampilan fisik begitu penting, karena dimensi fisik paling terbuka untuk diamati secara mudah. Namun demikian, kualitas-kualitas lain seperti sikap bersahabat, kehangatan, keterbukaan dan dinamisme juga terungkap pada tahap ini. Pada tahapan ini biasanya seorang agen melakukan pendekatan awal kepada calon konsumen, pendekatan dari agen masih meraba raba melihat banyak sisi yang telah dikategorikan untuk seorang konsumen, apabila calon konsumen tersebut dirasa memenuhi kriteria yang ditentukan oleh agen, maka agen akan lebih mendekatkan hubungan dan memutuskan sebagai konsumen. Akan tetapi apabila agen melihat calon konsumen tidak sesuai kriteria maka agen akan memutuskan untuk tidak mengembangkan hubungan dengan calon konsumen karena itu bisa mengancam keamanan jaringannya. Jika agen menyukai orang ini dan ingin melanjutkan hubungan, dapat berlanjut ke tahap kedua

2. Keterlibatan (involvement)

Tahap keterlibatan adalah tahap pengenalan lebih jauh, ketika kita ingin mengikatkan diri kita untuk lebih mengenal orang lain dan juga mengungkapkan diri kita. Jika ini adalah hubungan yang bersifat romantik (kekasih), mungkin kita melakukan kencan pada tahap ini. Jika ini merupakan hubungan persahabatan, kita mungkin melakukan sesuatu yang menjadi minat bersama. Setelah melewati tahap pertama maka yang kemudian dilakukan oleh seorang agen adalah mulai lebih sedikit mendekatkan diri dengan tujuan untuk memperoleh informasi lebih dalam lagi terhadap calon konsumen.


(8)

8 3. Keakraban (intimacy)

Pada tahap keakraban, kita mengikatkan diri kita lebih jauh pada orang ini. Kita mungkin membina hubungan primer (primary relationship), dimana orang ini menjadi sahabat baik atau menjadi kekasih. Komitmen ini dapat mempunyai berbagai bentuk : perkawinan, membantu orang ini, atau kita mengungkapkan rahasia terbesar kita kepada orang ini. Tahap ini hanya disediakan untuk sedikit orang saja – kadang-kadang hanya satu, kadang dua, tiga atau empat orang saja. Setelah agen sudah merasa tidak ada kecurigaan kemudian agen akan melanjutkan ke tahap pengungkapan diri, pada tahap ini agen sengaja sedikit membuka diri dengan bercerita tentang pengalamannya saat ini. Hal ini memliki tujuan agar calon konsumen juga mau membuka diri untuk memberikan segala informasi yang telah calon konsumen ketahui.

1. Perusakan (deterioration)

Dua tahap berikutnya merupakan penurunan hubungan, ketika ikatan di antara kedua pihak mulai melemah. Pada tahap perusakan kita mulai merasa bahwa hubungan ini mungkin tidaklah sepenting yang kita kira sebelumnya. Kita berdua mulai semakin jauh, makin sedikit waktu senggang yg dilalui bersama. Kalaupun kita saling bertemu, hanya berdiam diri tak bicara untuk mengungkapkan diri. Jika tahapan ini berlanjut, kita memasuki tahap pemutusan. Jika pada tahap ketiga sudah dilalui dan agen merasa calon konsumen tidak mau membuka diri atau bercerita tentang apa yang ia ketahui tentang judi bola online, contohnya mengapa ia sampai tertarik dengan jaringan saya (mengapa tidak dengan yang lainnya saja), kemudian tidak mau membuka identitas diri sesungguhnya. Sikap-Sikap tidak saling terbuka inilah yang menyebabkan perusakan hubungan.


(9)

9 5. Pemutusan (dissolution)

Tahap pemutusan adalah pemutusan ikatan yang mepertalikan kedua pihak. Ketika seorang agen atau calon konsumen tidak lagi ada kecocokan untuk melanjutkan hubungan mereka, mungkin bisa disebabkan oleh dominasi yang artinya Salah satu pihak berusaha mengendalikan pihak lain sehingga orang itu merasakan hak-haknya dilanggar. Atau Perbedaan nilai kedua pihak tidak sepakat tentang nilai-nilai yang mereka anut. Maka mereka akan melakukan Pemutusan hubungan.

Dalam proses pola komunikasi primer pesan yang disampaikan akan sangat efektif apabila ada perencanaan sebelum melaksanakan komunikasi. Dalam jalinan hubungan antar individu hampir senantiasa melatar belakangi pola komunikasi ini. Seseorang yang baru saja berkenalan akan cenderung berhati-hati dalam berkomunikasi (Parwito, 2007 : 3 ). Karena itu , dalam mencari para agen maupun player baru. Bandar maupun agen harus pintar bergaul dan melihat orang-orang yang dipandang aman dan bisa memperluas jaringannya.

Pada sisi lain, Bandar dan agen dituntut menjaga keamanan jaringannya,dan mereka harus bertanggung jawab apabila orang yang akan direkrutnya ternyata dapat mengancam keselamatan jaringannya. Apabila orang yang akan direkrut adalah orang yang baru saja dikenalnya,maka Bandar atau agen harus lebih jeli dan berhati hati dalam menjalin hubungan interpersonal dengan orang tersebut agar lebih aman. Jika Bandar atau agen merasa bahwa orang yang akan direkrutnya dapat mengancam keselamatan jaringannya , maka mereka akan melakukan tindakan antisipasi dengan cara menutup diri. Dan apabila Bandar atau agen merasa orang yang akan direkrutnya aman maka mereka akan semakin terbuka sekaligus memberi kepercayaan kepada orang orang baru.(Dari seorang Bandar)


(10)

10

Penjelasan ini sejalan dengan hal yang dikemukakan oleh rakhmat (1993:129-138) bahwa agar hubungan interpersonal menumbuhkan hubungan yang baik ,berjalan lancar dan tidak mudah pecah, harus memenuhi tiga syarat yaitu : percaya, sikap suportif, dan sikap terbuka.


(1)

5  Pola Komunikasi Primer

Pola komunikasi primer merupakan suatu proses penyampaian pikiran oleh komunikator kepada komunikan secara langsung dengan menggunakan lambang sebagai media. Lambang dibagi menjadi dua yaitu verbal dan non verbal. Lambang verbal yaitu bahasa, dan lambang non-verbal seperti isyarat dengan anggota tubuh antara lain mata, kepala, bibir, dll. Peneliti memilih pola komunikasi primer karena, setelah terjadi pola komunikasi sekunder atau berkomunikasi dengan menggunakan alat atau media untuk beriklan. Kemudian selanjutnya akan terjadi pola komunikasi primer dimana Agen harus bertatap muka langsung kepada calon Player baru untuk menyelidiki alasan Player untuk mau bergabung,dan mengetahui semua latar belakang dari calon Player tersebut. Karena agen tidak ingin sampai dijebak oleh pihak-pihak tertentu.

Gambar 5.4 Contoh Gambar Pola Komunikasi Primer (Devito, Joseph. A. 1997. Komunikasi Antarmanusia. Jakarta : Professional Books.)

Komunikator : Agen Komunikan : Player


(2)

6

Pola komunikasi antara Agen dan Calon Player sebagaimana digambarkan diatas dapat dirumuskan sebagai pembentukan hubungan interpersonal yang artinya dimana ketika kita berkomunikasi, kita bukan sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan kadar hubungan interpersonalnya. Jadi ketika kita berkomunikasi kita tidak hanya menentukan content melainkan juga menentukan relationship.Dari segi psikologi komunikasi, kita dapat menyatakan bahwa makin baik hubungan interpersonal, makin terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya; makin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya; sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung diantara komunikan.

5.3 Model Pertukaran Sosial

Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu transaksi dagang. Orang berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya. Thibault dan Kelley (1997), dua orang pemuka dari teori ini menyimpulkan model pertukaran sosial sebagai berikut: “Asumsi dasar yang mendasari seluruh analisis kami adalah bahwa setiap individu secara sukarela memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya selama hubungan tersebut cukup memuaskan ditinjau dari segi ganjaran dan biaya”. Ganjaran yang dimaksud adalah setiap akibat yang dinilai positif yang diperoleh seseorang dari suatu hubungan. Ganjaran dapat berupa uang, penerimaan sosial, atau dukungan terhadap nilai yang dipegangnya. Sedangkan yang dimaksud dengan biaya adalah akibat yang negatif yang terjadi dalam suatu hubungan. Biaya itu dapat berupa waktu, usaha, konflik, kecemasan, dan keruntuhan harga diri dan kondisi-kondisi lain yang dapat menimbulkan efekefek tidak menyenangkan.

Pola komunikasi antara agen dengan calon konsumen sebagaimana dijelaskan diatas dapat dirumuskan sebagai pola pembentukan dan peneguhan hubungan interpersonal.

Devito (1997 : 233) memberikan gambaran tahapan hubungan melalui “model hubungan lima tahap” yang menguraikan tahap-tahap penting dalam


(3)

7

pengembangan hubungan. Kelima tahap itu adalah :

1. Kontak (contact)

Pada tahap pertama kita membuat kontak. Ada beberapa macam persepsi alat indera. Kita melihat, mendengar, dan membaui seseorang. Menurut beberapa peneliti, selama tahap inilah – dalam lima menit pertama interaksi awal – kita memutuskan apakah kita ingin melanjutkan hubungan ini atau tidak. Pada tahap inilah penampilan fisik begitu penting, karena dimensi fisik paling terbuka untuk diamati secara mudah. Namun demikian, kualitas-kualitas lain seperti sikap bersahabat, kehangatan, keterbukaan dan dinamisme juga terungkap pada tahap ini. Pada tahapan ini biasanya seorang agen melakukan pendekatan awal kepada calon konsumen, pendekatan dari agen masih meraba raba melihat banyak sisi yang telah dikategorikan untuk seorang konsumen, apabila calon konsumen tersebut dirasa memenuhi kriteria yang ditentukan oleh agen, maka agen akan lebih mendekatkan hubungan dan memutuskan sebagai konsumen. Akan tetapi apabila agen melihat calon konsumen tidak sesuai kriteria maka agen akan memutuskan untuk tidak mengembangkan hubungan dengan calon konsumen karena itu bisa mengancam keamanan jaringannya. Jika agen menyukai orang ini dan ingin melanjutkan hubungan, dapat berlanjut ke tahap kedua

2. Keterlibatan (involvement)

Tahap keterlibatan adalah tahap pengenalan lebih jauh, ketika kita ingin mengikatkan diri kita untuk lebih mengenal orang lain dan juga mengungkapkan diri kita. Jika ini adalah hubungan yang bersifat romantik (kekasih), mungkin kita melakukan kencan pada tahap ini. Jika ini merupakan hubungan persahabatan, kita mungkin melakukan sesuatu yang menjadi minat bersama. Setelah melewati tahap pertama maka yang kemudian dilakukan oleh seorang agen adalah mulai lebih sedikit mendekatkan diri dengan tujuan untuk memperoleh informasi lebih dalam lagi terhadap calon konsumen.


(4)

8 3. Keakraban (intimacy)

Pada tahap keakraban, kita mengikatkan diri kita lebih jauh pada orang ini. Kita mungkin membina hubungan primer (primary relationship), dimana orang ini menjadi sahabat baik atau menjadi kekasih. Komitmen ini dapat mempunyai berbagai bentuk : perkawinan, membantu orang ini, atau kita mengungkapkan rahasia terbesar kita kepada orang ini. Tahap ini hanya disediakan untuk sedikit orang saja – kadang-kadang hanya satu, kadang dua, tiga atau empat orang saja. Setelah agen sudah merasa tidak ada kecurigaan kemudian agen akan melanjutkan ke tahap pengungkapan diri, pada tahap ini agen sengaja sedikit membuka diri dengan bercerita tentang pengalamannya saat ini. Hal ini memliki tujuan agar calon konsumen juga mau membuka diri untuk memberikan segala informasi yang telah calon konsumen ketahui.

1. Perusakan (deterioration)

Dua tahap berikutnya merupakan penurunan hubungan, ketika ikatan di antara kedua pihak mulai melemah. Pada tahap perusakan kita mulai merasa bahwa hubungan ini mungkin tidaklah sepenting yang kita kira sebelumnya. Kita berdua mulai semakin jauh, makin sedikit waktu senggang yg dilalui bersama. Kalaupun kita saling bertemu, hanya berdiam diri tak bicara untuk mengungkapkan diri. Jika tahapan ini berlanjut, kita memasuki tahap pemutusan. Jika pada tahap ketiga sudah dilalui dan agen merasa calon konsumen tidak mau membuka diri atau bercerita tentang apa yang ia ketahui tentang judi bola online, contohnya mengapa ia sampai tertarik dengan jaringan saya (mengapa tidak dengan yang lainnya saja), kemudian tidak mau membuka identitas diri sesungguhnya. Sikap-Sikap tidak saling terbuka inilah yang menyebabkan perusakan hubungan.


(5)

9 5. Pemutusan (dissolution)

Tahap pemutusan adalah pemutusan ikatan yang mepertalikan kedua pihak. Ketika seorang agen atau calon konsumen tidak lagi ada kecocokan untuk melanjutkan hubungan mereka, mungkin bisa disebabkan oleh dominasi yang artinya Salah satu pihak berusaha mengendalikan pihak lain sehingga orang itu merasakan hak-haknya dilanggar. Atau Perbedaan nilai kedua pihak tidak sepakat tentang nilai-nilai yang mereka anut. Maka mereka akan melakukan Pemutusan hubungan.

Dalam proses pola komunikasi primer pesan yang disampaikan akan sangat efektif apabila ada perencanaan sebelum melaksanakan komunikasi. Dalam jalinan hubungan antar individu hampir senantiasa melatar belakangi pola komunikasi ini. Seseorang yang baru saja berkenalan akan cenderung berhati-hati dalam berkomunikasi (Parwito, 2007 : 3 ). Karena itu , dalam mencari para agen maupun player baru. Bandar maupun agen harus pintar bergaul dan melihat orang-orang yang dipandang aman dan bisa memperluas jaringannya.

Pada sisi lain, Bandar dan agen dituntut menjaga keamanan jaringannya,dan mereka harus bertanggung jawab apabila orang yang akan direkrutnya ternyata dapat mengancam keselamatan jaringannya. Apabila orang yang akan direkrut adalah orang yang baru saja dikenalnya,maka Bandar atau agen harus lebih jeli dan berhati hati dalam menjalin hubungan interpersonal dengan orang tersebut agar lebih aman. Jika Bandar atau agen merasa bahwa orang yang akan direkrutnya dapat mengancam keselamatan jaringannya , maka mereka akan melakukan tindakan antisipasi dengan cara menutup diri. Dan apabila Bandar atau agen merasa orang yang akan direkrutnya aman maka mereka akan semakin terbuka sekaligus memberi kepercayaan kepada orang orang baru.(Dari seorang Bandar)


(6)

10

Penjelasan ini sejalan dengan hal yang dikemukakan oleh rakhmat (1993:129-138) bahwa agar hubungan interpersonal menumbuhkan hubungan yang baik ,berjalan lancar dan tidak mudah pecah, harus memenuhi tiga syarat yaitu : percaya, sikap suportif, dan sikap terbuka.


Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pola Komunikasi Judi Bola: studi kasus komunikasi antara agen dan pemain pada judi bola online T1 362009107 BAB I

1 1 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pola Komunikasi Judi Bola: studi kasus komunikasi antara agen dan pemain pada judi bola online T1 362009107 BAB II

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pola Komunikasi Judi Bola: studi kasus komunikasi antara agen dan pemain pada judi bola online T1 362009107 BAB IV

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pola Komunikasi Judi Bola: studi kasus komunikasi antara agen dan pemain pada judi bola online T1 362009107 BAB VI

1 1 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pola Komunikasi Judi Bola: studi kasus komunikasi antara agen dan pemain pada judi bola online

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pola Komunikasi Judi Bola: studi kasus komunikasi antara agen dan pemain pada judi bola online

0 1 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Self-Control pada Mahasiswa UKSW yang Kecanduan Bermain Judi Bola Online

1 1 2

T1__BAB VI Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pola Komunikasi dalam Transaksi Judi Togel Melalui Media Handphone di Kota Temanggung T1 BAB VI

0 0 2

T1__BAB V Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pola Komunikasi dalam Transaksi Judi Togel Melalui Media Handphone di Kota Temanggung T1 BAB V

0 0 7

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pola Komunikasi dalam Transaksi Judi Togel Melalui Media Handphone di Kota Temanggung T1 BAB IV

0 0 4