T1__BAB V Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pola Komunikasi dalam Transaksi Judi Togel Melalui Media Handphone di Kota Temanggung T1 BAB V

BAB V
POLA KOMUNIKASI DALAM TRANSAKSI JUDI TOGEL YANG DIKAJI

Setelah menjabarkan temuan lapangan serta analisa yang relevan pada bab
sebelumnya, dalam bab ini peneliti mencoba menggambarkan pola komunikasi yang terjadi
dalam transaksi judi togel tersebut. Pola komunikasi diartikan sebagai bentuk atau pola
hubungan dua orang atau lebih dalam proses pengiriman dan penerimaan cara yang tepat
sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami (Djamarah, 2004:1). Untuk menggambarkan
pola komunikasi itu, penulis merujuk kepada teori jaringan komunikasi menurut Joseph A.
Devito, proses komunikasi menurut Tubbs, Moss dan juga teori penetrasi sosial menurut
Irwin Altman & Dalmas Taylor sebagai dasar analisis.

5.1 . Pola Komunikasi Antara Individu Dalam Transaksi Judi Togel
Tubbs dan Moss mengatakan bahwa “pola komunikasi atau hubungan itu dapat
dicirikan oleh : komplementaris atau simetris”. Dalam hubungan komplementer satu bentuk
perilaku dominan dari satu partisipan mendatangkan perilaku tunduk bagi pihak lain. Dalam
simetri, tingkatan sejauh mana orang berinteraksi atas dasar kesamaan, dominasi bertemu
dengan dominasi atau kepatuhan dengan kepatuhan” (Tubbs, Moss, 2001:26). Komunikasi
yang berlangsung antara bandar, pengepul, pengecer sampai dengan konsumen seperti yang
telah diungkapkan dalam Bab IV ternyata mengambarkan kedua pola komunikasi yang
dikemukakan oleh Tubbs & Moss tersebut, tetapi dalam dua situasi yang berbeda. Pada

situasi dimana pengepul, dan pengecer berkomunikasi dalam rangka melakukan transakis judi
togel, berlaku pola komunikasi komplementer. Perilaku dominan dari pengepul, karena dia
termasuk orang yang memiliki wewenang dalam transaksi ini menciptakan kepatuhan kepada
pengecer.
“Permainan ini hanya bisa beroperasi dengan adanya keputusan dari si Bos untuk
menjalakan atau enggak, kalau tiba – tiba si Bos menyuruh untuk tidak melakukan
kegiatan ini dikarenakan adanya faktor keamanan atau hal lain yang berpengaruh,
kami nggak bisa apa – apa.”

Dari hasil pernyataan X yang berperan sebagai pengepul dapat diketahui bahwa
pengecer hanya dapat menerima segala keputusan yang ada dan tidak memiliki kemampuan
21

untuk meminta ataupun menawar kepada pengepul, hal ini berlaku juga kepada konsumen.
Kepatuhan konsumen ini mutlak sebab tidak mudah pula bagi pengecer untuk meyediakan
transaksi judi togel untuk mereka. Situasi ini terjadi oleh karena adanya faktor – faktor yang
berpengaruh terhadap transaksi judi togel, salah satunya adalah faktor keamanan. Karena
kegiatan ini hanya bisa dilakukan secara sembunyi – sembunyi bersifat ilegal dan
bertentangan dengan undang – undang yang berlaku. Dan jika tidak berhati – hati semua
pihak yang terlibat dalam transaksi ini akan berurusan dengan pihak penegak hukum.

Komunikasi antara individu yang terlibat dalam transaksi judi togel penulis sebut
sebagai “komunikasi di ruang gelap” dan bersifat linear dimana bandar yang memegang
kendali. Dalam komunikasi di “ruang gelap‟ ini media yang paling sering digunakan adalah
handphone sebagai sarana berkomunikasi antara bandar, pengepul dan pengecer, sampai
konsumen ketika melakukan proses transaksi judi togel maupun ketika saling bertukar
informasi mengenai situasi yang sedang terjadi. Agar tercipta keadaan yang kondusif dalam
menjalakan transaksi ini.
“Togelnya vakum dulu, keadaan lagi panas. Lagi banyak raziah, kemarin pengecer di
daerah Kedu ada yang ketangkep untuk sementara kamu nggak usah muter dulu.
Besok kalau udah adem tak calling” (ungkapan si Bos selaku bandar yang dikutip
oleh X dalam data wawancara yang penulis dapat)”

Pada situasi dimana invividu yang terlibat melakukan interaksi untuk membahas
perkembangan transaks judi togel, berlangsung pola komunikasi simetris. Bandar, pengepul,
dan pengecer memiliki posisi dominan, bandar dominan dalam hubungannya dengan
pengepul, pengepul dominan dalam hubungannya dengan pengecer, begitu pula pengecer
yang dominan dalam hubunganya dengan konsumen. Semua pihak selain bandar sama-sama
berada dalam posisi kepatuhan, yakni kepatuhan dalam memelihara kelangsungan transaksi
ini.
Komunikasi antar bandar dan pengepul dalam situasi seperti ini, penulis maknai

sebagai komunikasi di ruang terbuka. Komunikasi ruang terbuka adalah pertemuan baik itu
antara bandar dengan pengepul, pengepul dengan pengecer atau pengecer dengan konsumen,
akan tetapi yang dibicarakan adalah hal lain diluar proses transaksi judi togel. Komunikasi
dalam ruang terbuka ini lebih ke arah komunikasi interpersonal dan berlangsung face to face.
Masing – masing mengemukakan persoalan, keluhan ataupun pendapat dalam suasana akrab
dan saling percaya. Walaupun tidak secara pasti kapan komunikasi ini dilangsungkan ternyata
22

“komunikasi di ruang terbuka‟ ini ternyata sering dilakukan. Waktu pertemuan biasanya
ditentukan oleh pihak yang memiliki dominasi atas orang – orang yang terlibat dalam
transaksi judi togel. Biasanya adalah orang yang memiliki tanggung jawab atas transaksi
tersebut, sebab pertemuan yang terlalu sering juga dapat membahayakan keamanan transaksi
ini.
Komunikasi antara Pengepul dan pengecer, juga berlangsung dalam dua pola
komunikasi yang sama. Pada situasi dimana pengepul dan pengecer berinteraksi dalam
rangka pelaksanaan transaksi judi togel, terjadi pola komunikasi komplementer. Pengepul
berada pada posisi dominan, dimana pengepul yang menentukan kapan, dimana dan
bagaimana proses transaksi ini akan dilakukan. Pengecer hanya bisa patuh, hal ini berlaku
juga terhadap konsumen. Bahkan sekalipun ketika pengecer atas keputusan dari bandar
melalui pengepul untuk memberhentikan kegiatan transaksi judi togel salah satu pengecer, si

pengecer harus patuh. Sifat ilegal dari perjudian togel inilah yang menciptakan kepatuhan
pengecer pada pengepul yang dominan dalam proses transaksi ini. Oleh karena faktor
keamanan merupakan syarat utama telaksananya transaksi judi togel, yang meliputi
keamanan jaringan dari bandar, pengepul, dan pengecer, sampai dengan keamanan
konsumen.

5.2. Pengunaan Handphone Sebagai Media Dalam Transaksi Judi Togel
Proses komunikasi di “ruang gelap‟ antara pengepul dan pengecer ini biasanya terjadi
dalam bentuk komunikasi tatap muka (face to face), walaupun sekarang lebih sering
menggunakan media handphone. Seorang pengepul dituntut untuk berhati – hati dan waspada
dalam melakukan transaksi jual beli togel dengan pengecer. Jika salah perhitungan atau
keliru, maka resiko yang akan di terima juga sangat besar, apalagi pengepul termasuk orang
yang memiliki peranan penting dalam transaksi ini. Maka dari itu, bagi beberapa pengepul
merasa lebih aman berinteraksi dengan pengecer tentang berbagai hal yang bersangkutan
dalam transaksi judi togel malalui media handphone sebelum melakukan komunikasi secara
face to face. Baik mengunakan fitur layanan SMS ataupun telefon yang tersedia.

Pemilihan media ini sebagai alat untuk bertransaksi dianggap efektif karena dengan
pengunaan media ini oleh para individu dalam transaksi judi togel dirasa lebih aman dan
mudah. Aman bagi mereka karena dengan pengunaan media ini bukti transaksi perjudian ini

lebih mudah dihilangkan, sewaktu – waktu jika terjadi hal – hal yang tidak diinginkan. Yang
kedua adalah murah karena handphone saat ini bukan lagi barang mewah yang hanya dapat
diakses oleh kalangan tertentu melainkan hampir semua orang menggunakan handphone
23

sebagai kebutuhan utama untuk dijadikan media dalam berinteraksi melakukan proses
komunikasi. Dalam konteks ini adalah untuk melakukan transaksi judi togel.

5.3. Penerapan Pola Komunikasi Devito Dalam Konteks Transaksi Judi Togel
Sedangkan kajian dari buku “The Interpersonal Communication Book” oleh Joseph
A.Devito mendefinisikan bahwa pola interaksi manusia ada lima struktur komunikasi yang
sering digunakan dan ternyata salah satu dari lima struktur tersebut ada yang dapat
mengambarkan bagaimana pola komunikasi yang terbentuk dalam transaksi judi togel yang
terjadi, yaitu :
Struktur rantai, struktur ini sama dengan struktur lingkaran kecuali bahwa para
anggota yang paling ujung hanya dapat berkomunikasi dengan satu orang saja. Keadaan
terpusat juga terdapat di sini. Orang yang berada di posisi tengah lebih berperan sebagai
pemimpin daripada mereka yang berada di posisi lain. Dalam pola ini dapat menjelaskan
bahwa proses komunikasi yang dilakukan para individu yang terlibat dalam transaksi judi
togel kurang lebih seperti yang dipaparkan dalam jaringan komunikasi tersebut. Dimana

konsumen hanya dapat berinteraksi dengan pengecer dan hanya pengecer yang bisa
berkomunikasi dengan pengepul. Begitu pula dengan bandar yang hanya melakukan
komunikasi melalui pengepul yang termasuk memiliki peranan penting dalam transaksi judi
togel. Tanpa adanya peranan pengepul, bandar tidak dapat berkomuikasi dengan pengecer
dimana pengecer adalah orang yang langsung menerima uang pertaruhan dari para pemain /
konsumen. Disini peran pengepul sangatlah penting karena bandar hanya dapat menerima
perputaran uang dalam perjudian togel ini melalui mereka.

5.4 Faktor Hubungan Antar Individu Dalam Transaksi Jual Beli Togel
Yang dimaksut dengan faktor hubungan dalam uraian ini adalah faktor kedekatan atau
kekerabatan yang terjalin antara individu dalam transaksi judi togel yang diteliti, mulai dari
pengepul sampai konsumen. Seperti yang sudah penulis utarakan pada latar belakang yang
menyatakan bahwa perjudian pada hakekatnya bertentangan dengan agama, kesusilaan dan
moral pancasila, serta membahayakan bagi penghidupan dan kehidupan masyarakat, bangsa,
dan negara. Transaksi jual beli togel merupakan kegiatan terlarang di Indonesia.Walaupun
transaksi ini jelas dilarang, ternyata masih banyak orang yang tetap menjalankan kegiatan
tersebut. Transaksi ini hanya berlaku bagi sebagian orang yang memiliki koneksi dan akses
dalam permainan ini. Sebagai pedoman adalah hasil data yang peneliti temukan di lapangan

24


yang diperkuat dengan pernyataan salah satu pengepul (X) di temanggung yang menyatakan
bahwa
“hanya orang – orang tertentu yang da pat mengakses judi togel ini”
Dari pernyataan tersebut dan berbagai fakta yang ada. Penulis dapat menyimpulkan
bahwa hanya orang – orang yang memiliki hubungan kekerabatan atau kedekatanlah yang
seolah - olah memiliki akses untuk dapat terlibat dalam transaksi jual beli togel. Mengapa
hanya orang – orang tersebut yang memiliki akses? Kembali lagi ke faktor keamanan yang
menjadi syarat utama agar transaksi jual beli togel ini dapat terlaksana.
Seseorang yang baru saja berkenalan akan cenderung berhati-hati dalam
berkomunikasi (Parwito, 2007:3). Bagi mereka transaksi tersebut lebih aman dilakukan jika
antar individu dalam transaksi ini sudah saling mengenal, entah konsumen yang sudah kenal
akrab dengan salah satu pengecer, pengecer yang merupakan saudara atau orang dekat dari
seorang pengepul, hubungan kedekatan sangatlah berpengaruh sehingga komunikasi yang
mereka bangun-pun juga dirasa akan lebih mudah. Dan masih banyak lagi

hubungan

keakraban dan kekerabatan yang mereka gunakan sebagai dasar kepercayaan antar individu
untuk dapat terlibat dalam transaksi ini. Oleh karena itu hubungan antar individu termasuk

salah satu faktor penting dalam transaksi judi togel yang ada di Kabupaten Temanggung.
Dalam uraian ini peneliti mencoba memaparkan bagaimana transaksi judi togel ini
dilakukan. Pada permainan judi togel jenis KL, konsumen bisa langsung membeli nomor dari
salah satu pengecer. Biasanya bertempat di rumah si pengecer yang kemudian mendapatkan
kupon sebagai bukti pembelian, tertulis dengan rician nomer dan besaran nominal rupiah
yang konsumen beli sebagai bukti pertaruhan. Hal ini bertujuan agar uang hadiah dari
pertaruhan ini dapat diambil jika setelah diundi nomer yang dibeli “tembus” dengan kupon
yang menjadi bukti. Tembus dan tidaknya nomer yang dipertaruhkan biasanya dapat dilihat
di rumah si pengecer. Namun sekarang permainan togel jenis KL sudah tidak lagi beredar di
Temanggung. Karena peminat dari permainan jenis ini semakin berkurang.
Sedangkan dalam transaksi judi togel jenis HK, mereka (pengecer dan konsumen)
hanya melakukan transaksi ini melalui media handphone. Konsumen membeli nomer tetap
dengan cara yang sama, yaitu dengan menebak atau melakukan perhitungan dengan cara
tertentu untuk mendapatkan angka yang mereka anggap akan keluar dalam undian. Kemudian
pemain mengirimkan SMS yang berisi nomer serta besaran rupiah yang akan di beli dalam
setiap pertaruhan kepada pengecer. Ketika SMS tersebut diterima pengecer, si pengecer
25

mengirimkan lagi SMS tersebut ke pengepul. Pengepul kemudian merekap tiap pertaruhan
yang masuk sebagai bukti yang nantinya akan diserahkan kepada bandar.

Dari data lapangan yang peneliti dapat, pengepul dalam perjudian togel HK ini tidak
hanya berjumlah satu orang melainkan ada beberapa orang yang diberikan kepercayaan oleh
bandar untuk turut serta menjalankan transaksi perjudian ini. Pengepul diberikan wewenang
untuk menentukan masuk dan tidaknya pertaruhan tersebut, disini pengepul seolah memiliki
peran sebagai atasan dari para pengecer yang sudah ditentukan. Wewenang tersebut
didapatkan dari bandar yang menjadi bos utama dalam permainan ini. Setelah pengepul
memutuskan pertaruhan tersebut sah maka dia akan mengirimkan SMS kepada pengecer
dengan kode “MSK” dan diteruskan lagi kepada konsumen. Ketika konsumen menerima
balasan tersebut biasanya konsumen membalas dan melakukan perjanjian dengan pengecer
untuk dapat bertemu kapan dan dimana. Hal tersebut ditujukan guna menyerahkan uang
taruhan atau pengambilan uang hadiah ketika nomer yang dibeli salah satu konsumen
“tembus”.
Begitu pula kesepakatan yang dilakukan oleh pengecer dengan pengepul, mereka
bertemu untuk melakukan transaksi pertukaran uang dari hasil permainan judi ini. Berupa
pengecer menyetorkan uang hasil pertaruhan dari para konsumen kepada pengepul, atau
pengepul menyerahkan uang hadiah undian kepada pemain yang menang melalui pengecer.
Pengumuman nomer undian dalam judi togel jenis HK-pun kini memanfaatkan internet
sebagai media untuk mengumumkan hasil nomer undian.
Dari temuan lapangan yang ada, terlihat bahwa transaksi judi togel yang dikaji oleh
peneliti dapat terlaksana karena adanya faktor keuntungan. Khususnya bagi konsumen,

pengecer, dan pengepul. Keuntungan transaksi judi togel juga menjadi pertimbangan utama
dalam melakukan kegiatan ini, karena dapat menjadi sumber ekonomi bagi beberapa pihak.
Para oknum yang terlibat dalam transaksi judi togel memakai cara yang sedemikian rupa
adalah untuk mengelabuhi pihak yang berwenang. Proses transaksi seperti yang telah
diuraikan, sebenarnya ditujukan demi keamanan pihak – pihak yang terlibat di dalamnya.
Karena segi keamanan juga merupakan faktor utama dalam keberlangsungan transaksi ilegal
ini.

26

Berikut adalah bagan dalam transaksi judi togel :

Gambar 1.2. Alur Dalam Transaksi Judi Togel
Togel

Pengepul

Pengecer

27


Konsumen

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26