Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Pola Asuh Permisif Orang Tua Siswa dengan Kreativitas Siswa Kelas VIII SMP N 7 Salatiga Tahun Pelajaran 2012/2013 T1 132009026 BAB IV

(1)

42

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 7 Salatiga, Jalan setiaki no 15, Telepon 0298-322272, Kelurahan Mangunsari, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek peneliti adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Salatiga, yang berjumlah 66 siswa dan 66 orang tua siswa.

Tabel 4.1

Deskripsi Responden Siswa berdasarkan Jenis Kelamin (N=66) Jeniskelamin Frekuensi Prosentase (%)

Laki – laki 34 51,5%

Perempuan 32 48,5%

Jumlah 66 100 %

Berdasarkan tabel 4.1 jumlah responden dari siswa SMP Negeri 7 Salatiga sebagian besar berjenis kelamin laki-laki (51.5%)

Tabel 4.2

Deskripsi Responden Siswa berdasarkan Usia Siswa (N=66) Umur Frekuensi Prosentase (%)

13 21 31,8%

14 35 53,1%

15 9 13,6%

16 1 1,5%

17 0 0%


(2)

43

Berdasarkan tabel 4.2 jumlah responden dari SMP Negeri 7 Salatiga sebagian besar berumur 14 tahun (53,1%).

Tabel 4.3

Deskripsi Responden Siswa berdasarkan Urutan Anak (N=66) Urutan anak Frekuensi Prosentase (%)

Anak ke 1 23 35%

Anak ke 2 27 40,9%

Anak ke 3 9 13,6%

Anak ke 4 5 7,5%

Anak ke 5 1 1,5%

Anak ke 6 0 0%

Anak ke 7 1 1,5%

Jumlah 66 100%

Berdasarkan tabel 4.3 jumlah responden dari orang tua siswa SMP Negeri 7 Salatiga sebagian besar anak ke 2 (40,9%)

Tabel 4.4

Deskripsi Responden Orang Tua Siswa berdasarkan Jenis Kelamin (N=66) Jeniskelamin Frekuensi Prosentase (%)

Bapak 39 59,1%

Ibu 27 40,9%

Jumlah 66 100 %

Berdasarkan tabel 4.4 jumlah responden dari Orang tua siswa SMP Negeri 7 Salatiga sebagian besar adalah bapak (59,1%).


(3)

44 Tabel 4.5

Deskripsi Responden Orang Tua berdasarkan dari Jenis Pekerjaan (N=66) Jenis pekerjaan Frekuensi Prosentase (%)

Wiraswasta 5 7,5%

PNS 3 4,5%

Karyawan Swasta 56 84,9%

Petani 2 3,1%

Jumlah 66 100%

Berdasarkan tabel 4.5 jumlah responden dari orang tua siswa SMP Negeri 7 Salatiga sebagian besar pekerjaannya adalah Karyawan Swasta (84,9%).

4.2. Pengumpulan Data

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti terlebih dahulu meminta surat ijin penelitian dari Dekan FKIP UKSW melalui TU FKIP untuk dibawa dan diserahkan kepada Kepala Sekolah SMP N 7 Salatiga, surat ijin tersebut dikeluarkan pada hari selasa tanggal 26 Maret 2013 dan penulis pada hari yang sama juga mengantarkan surat ijin tersebut kepada Kepala SMP N 7 Salatiga. Kepala SMP N 7 Salatiga memberi jawaban secara lisan dan mengijinkan untuk mengadakan penelitian di SMP Negeri 7 Salatiga. Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 26 Maret 2013- 29 April 2013 dengan sampel yang digunakan yaitu siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Salatiga. Jadwal dan pengumpulan data sesuai dengan jadwal di kelas VIII SMP N 7 Salatiga. Jadwal tersebut dapat dilihat sebagai berikut


(4)

45 Tabel 4.6

Jadwal Pengisian Skala Kreativitas Siswa SMP N 7 Salatiga

NO Kelas Hari, tanggal Jam ke-

1 VIII A Rabu 27 Maret 2013 11.00 - 11.45 2 VIII B Jum’at 29 Maret 2013 11.45 - 12.30 3 VIII C Kamis 28 Maret 2013 08.30 - 09.15 4 VIII D Rabu 27 Maret 2013 07.00 - 07.45 5 VIII E Selasa 26 Maret 2013 10.15 - 11.00 6 VIII F Selasa 26 Maret 2013 08.30 - 09.15 7 VIII G Rabu 27 Maret 2013 07.45 - 08.30 8 VIII H Kamis 28 Maret 2013 11.00 - 11.45

Pengumpulan data sesuai dengan jadwal dikelas VIII SMP N 7 Salatiga yang dapat dilihat pada tabel 4.6. Peneliti pada saat masuk kelas mengawali dengan salam, “Selamat pagi anak-anak senang rasanya bisa bertemu dengan anak-anak disini. Maaf apabila kedatangan saya mengganggu kegiatan proses belajar anak-anak”. Kemudian peneliti memperkenalkan diri kepada siswa mengenai identitas diri. ”Terimakasih atas waktu yang diberikan. Sebelum mengawali kegiatan ini saya akan memperkenalkan diri, nama saya Titik Heru Riyanti, saya adalah mahasiswa UKSW FKIP Program Studi Bimbingan dan Konseling, umur saya adalah 22 tahun”. Setelah selesai memperkenalkan diri kemudian peneliti menjelaskan maksud kedatangan di SMP N 7 Salatiga. “Kedatangan saya berada di SMP N 7 Salatiga adalah untuk meminta bantuan anak-anak yaitu untuk kerjasamanya dalam penyelesaian tugas akhir kuliah penulisan skripsi dengan meminta data dari anak-anak melalui pengisian skala kreativitas yang nantinya akan saya bagikan”.

Setelah memperkenalkan diri kemudian peneliti membagikan skala kreativitas kepada setiap siswa dan dilanjutkan dengan menjelaskan tujuan dari


(5)

46

pemberian skala kreativitas kepada siswa. “Anak-anak tujuan dari anak-anak mengerjakan skala kreativitas ini yaitu saya meminta data mengenai kreativias sesuai dengan keadaan diri anak-anak di SMP N 7 Salatiga. Perlu diketahui skala kreativitas ini tidak mempegaruhi pada nilai akademik anak-anak”. Setelah siswa diberikan penjelasan tersebut siswa menjadi paham. Kemudian peneliti baru membagikan skala kreativitas kepada anak-anak. “Anak-anak saya akan membagikan skala kreativitasnya. Setiap anak akan mendapatkan 1 skala kreativitas yang terdiri dari 2 lembar”.

Sebelum dikerjakan oleh siswa peneliti memandu siswa untuk mengisi terlebih dahulu data diri.” Baiklah apakah ada yang belum mendapatkan skala kreativitas bisa acungkan tangan?”. Ternyata setiap siswa sudah mendapatkan skala kreativitas, sebelum anak-anak mengerjakan mari saya memandu anak-anak terlebih dahulu mengisi data diri yang dituliskan nama anak-anak, kelas, jenis kelamin dan alamat rumah”. Setelah selesai mengisi data diri siswa langkah selanjutnya adalah peneliti mengingatkan untuk membaca petunjuk pengisian skala kreativitas. “Sebelum anak-anak mengerjakan saya akan membacakan petunjuk pengisian dalam pengisian skala kreativitas”.

Peneliti memberikan penjelasan mengenai cara memberikan jawaban terhadap pernyataan pada skala kreativitas. ”Anak-anak dapat memilih salah satu pilihan jawaban antara sangat setuju (ST), setuju (S), ragu-ragu (R), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS) gunakan pilihan skala kreativitas dengan mencentang satu pernyataan yang dianggap paling sesuai dengan diri anak-anak”. Setelah siswa paham akan penjelasan dari peneliti dan memberikan kesempatan


(6)

47

kepada siswa untuk bertanya apabila kurang jelas. Kemudian peneliti bertanya kepada siswa.” Apakah semua sudah paham”. Kemudian peneliti mengintruksikan kepada siswa agar langsung dikerjakan. ”Silahkan untuk dikerjakan”. Semua siswa mengerjakan dengan tertip.

Peneliti mengingatkan kepada siswa bahwa waktu pengisian sudah selesai. “Kelihantannya anak-anak sudah selesai mengerjakan dan waktupun hampir selesai. Silahkan koreksi kembali apakah anak-anak sudah menjawab setiap pernyataan dan tidak ada yang terlewati. Jika ada satu atau beberapa pernyataan yang tidak diisi maka masih diberikan kesempatan untuk mengerjakan?”. Sesuai intruksi dari peneliti semua siswa mengoreksi kembali. Ternyata semua sudah lengkap. Setelah selesai skala kreativitas dikerjakan oleh siswa maka peneliti mengintruksi untuk mengumpulkan skala kreativitas. ”Baiklah anak-anak setelah selesai dikerjakan skala kreativitas dapat dikumpulkan sekarang tapi harus sesuai dengan no urut, saya akan memanggil no urut yang dari yang terkecil”. Semua siswa tertip mengumpulkan intrumen dan peneliti mengecek satu persatu apakah sudah sesuai dengan no urut atau tidak serta peneliti mengecek jawaban yang terkumpul semua lengkap dan kembali 207 lembar.

Kemudian peneliti menutup kegiatan, “anak-anak saya mengucapkan trimakasih atas kerjasamanya dan dukungannya dalam pemberian data ini. Semoga data ini berguna dengan baik dalam penulisan skripsi saya. Sekali lagi trimakasih. Baiklah kita tutup kegiatan pada kali ini silahkan dipersiapkan”. Kegiatan ditutup dengan pemberian salam kepada siswa dari peneliti.


(7)

48

Pada proses pengumpulan data pola asuh, peneliti langsung membagikan skala pola asuh orang tua siswa kepada orang tua siswa SMP N 7 Salatiga. Secara garis besar pada awalnya peneliti mengucapkan salam kepada orang tua siswa. ”Selamat pagi bapak/ibu, sebelumnya saya minta maaf atas kedatangan saya yang mungkin mengganggu kegiatan ibu/bapak sekarang ini”. Kemudian peneliti memperkenalkan diri kepada orang tua siswa mengenai identitas diri. ”Sebelumnya saya mengucapkan trimakasih atas waktu yang diberikan, nama saya Tiitik Heru Riyanti saya mahasiswa dari UKSW FKIP Bimbingan dan Konseling, umur berumur 22 tahun”. Setelah memperkenalkan diri peneliti menjelaskan tujuan kedatangan peneliti yaitu untuk meminta bantuan ibu/bapak dalam penyelesaian tugas akhir kuliah penulisan skripsi dengan meminta data dari bapak/ibu dalam pengisian skala pola asuh orang tua siswa yang nanti akan diberikan.

Peneliti membagikan skala pola asuh orang tua siswa kepada orang tua dan dilanjutkan dengan penjelasan tujuan dari pemberian skala pola asuh orang tua siswa. ”Bapak/ibu tujuan dari pemberian skala pola asuh orang tua siswa adalah untuk memperoleh data pola asuh yang diterapkan oleh bapak/ibu dirumah terhadap anak bapak/ibu yang sekolah di SMP N 7 Salatiga”. Kemudian peneliti memberikan skala pola asuhnya. Sebelum dikerjakan oleh orang tua siswa, peneliti memandu orang tua siswa untuk mengisi data diri. ”Sebelum mengerjakan ibu/bapak mengisi dulu data diri bapak/ibu yang terdiri dari nama bapak/ibu, Nama anak yang bersekolah di SMP N 7 Salatiga, Pekerjaan bapak/ibu, alamat rumah, Jenis kelamin”.


(8)

49

Setelah mengisi data diri peneliti menjelaskan cara pengisian skala pola asuh orang tua siswa,” Bapak/ibu dalam pengisian skala pola asuh orang tua bapak/ibu dapat memilih salah satu jawaban antara Sangat Setuju (ST) , Setuju (S), Ragu-ragu (R), tidak setuju (TS) dan Sangat tidak Setuju (STS), gunakan pilihan tersebut dengan mencentang satu jawaban yang paling sesuai dengan diri ibu/bapak pada kolom yang disediakan”. Setelah orang tua paham akan penjelasan dari peneliti, peneliti mepersilahkan orang tua siswa untuk mengerjakan skala pola asuh yang telah diberikan. “Silahkan bapak/ibu untuk mengerjakan skala ini samapai selesai”. Setelah selesai dikerjakan dan semua sudah diisi peneliti meminta skala pola asuh orang dari orang tua siswa. “Terimakasih bapak/ibu sudah mau mengerjakan skala ini dan tidak ada yang terlewati, skala ini saya bawa untuk data saya dalam penyusunan skripsi saya”. Orang tua memberikan skala kepada peneliti. Peneliti mengecek jawaban yang sudah terkumpul, semua kembali dan satu-persatu pada akhirnya terkumpul 207 lembar.

Kemudian peneliti mengucapkan trimakasih atas kerjasama dan bantuan yang diberikan oleh orang tua kepada peneliti. “Semoga data ini dapat berguna dengan baik dalam penyelesaian skripsi saya sekali lagi saya mengucapkan trimakasih”. Dan kegiatan ditutup dengan berpamitan kepada orang tua siswa.

4.3 Analisis Deskriptif

Pada pengkategorian kreativitas, pengkatogarisasi menjadi 5 kategori yaitu Sangat Rendah dengan skor (< 80), Rendah dengan skor (80-89), Sedang dengan skor (90-110), Tinggi dengan skor (111-130), Sangat Tinggi dengan skor


(9)

50

(>130). Dari data diperoleh kategorisasi kreativitas siswa diperoleh sebagai berikut

Tabel 4.7

Kategori kreativitas siswa

Kategori Range Frekuensi Prosentase (%)

Sangat Tinggi >130 7 10,6%

Tinggi 111-130 13 19,6%

Sedang 90-110 32 48,4%

Rendah 80-89 13 19,6%

Sangat Rendah <80 1 1,5%

TOTAL 66 100%

Berdasarkan tabel 4.7 sebagian besar siswa kelas VIII SMP N 7 Salatiga memiliki kreativitas dalam kategori sedang sebesar (48,4%).

Dari data yang diperoleh sebanyak 207 orang siswa, terbagi dalam 4 kategori pola asuh yaitu authoritative, permisif, authoritarian, neglectful. Dalam memilah pola asuh orang tua didasarkan pada penjumlahan skor setiap aspek pola asuh authoritative, permisif, authoritarian, neglectful. Untuk menentukan jenis pola asuh ditentukan berdasarkan jumlah skor terbanyak dari ke 4 jenis pola asuh. Kategori pola asuh dapat dilihat dari tabel 4.8 sebagai berikut:

Tabel 4.8

Deskripsi responden orang tua berdasarkan dari pola asuh (N=207) Pola asuh Orang tua Frekuensi Prosentase (%)

Pola asuh authoritative 96 46,3%

Pola asuh authoritarian 43 20,7%

Pola asuh permisif 66 32%

Pola asuh neglectful 2 0,96%

Jumlah 207 100%

Berdasarkan tabel 4.8 jumlah responden dari orang tua siswa SMP Negeri 7 Salatiga sebagian besar pola asuh authoritative 46,3%. Dalam hal ini yang


(10)

51

menjadi responden penelitian yaitu pola asuh permisif orang tua siswa yang berjumlah 66 orang tua siswa karena data yang diambil merupakan data primer sehingga skala parenting ini di isi oleh orang tuasiswa.

Untuk mengukur membuat kategorisasi pola asuh permisif digunakan rumus interval sebagai berikut :

Pada masing-masing item pola asuh permisif, skor tertinggi 5 dan skor terendah 1. Untuk membuat kategorisasi pada kreativitas dibagi dalam lima ketegori yaitu kategori Sangat Tinggi, Tinggi, Sedang, Rendah, dan Sangat Rendah. Jumlah item 8 sehingga skor maksimal diperoleh adalah 8x5 =40 dan skor minimal 8x1 = 8, sehingga diperoleh interval sebagai berikut:

= 6,4 dibulatkan menjadi 7

Tabel 4.9

Kategori Pola Asuh Permisif Orang Tua Siswa Kategori Range Frekuensi Prosentase (%)

Sangat Tinggi 36-42 2 3%

Tinggi 29-35 52 78,8%

Sedang 22-28 12 18,2%

Rendah 15-21 0 0 %

Sangat Rendah 8-14 0 0%

TOTAL 66 100%

Berdasarkan tabel 4.9 sebagian besar siswa kelas VIII SMP N 7 Salatiga pola asuh permisif dalam kategori tinggi (78,8%).


(11)

52 4.4 Analisis Korelasi

Analisis korelasi yang digunakan adalah teknik korelasi bivariate menggunakan bantuan program SPSS for Windows Release 16.0 dengan rumus korelasi kendall’s tau_b. korelasional pola asuh permisif orang tua siswa dengan kreativitas siswa SMP N 7 Salatiga dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut

Tabel 4.10

Korelasi Pola Asuh Orang Tua Siswa dengan Kreativitas Siswa polaashprmsf kreativitas Kendall's tau_b Polaashprmsf Correlation Coefficient 1.000 .268*

Sig. (2-tailed) . .018

N 66 66

Kreativitas Correlation Coefficient .268* 1.000

Sig. (2-tailed) .018 .

N 66 66

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Dari tabel 4.10 koefisien korelasi antara pola asuh permisif dengan kreativitas siswa kelas VIII SMP N 7 Salatiga sebesar rxy = 0,268* dengan p = 0,018 (p<0,05) yang artinya semakin tinggi skor pola asuh permisif orang tua siswa maka semakin tinggi pula skor kreativitas siswa SMP N 7 Salatiga dan sebaliknya semakin rendah skor pola asuh permisif orang tua siswa maka semakin rendah pula skor kreativitas siswa, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh permisif orang tua siswa dengan kreativitas siswa kelas VIII SMP N 7 Salatiga.


(12)

53 4.5 Uji Hipotesis

Hipotesis yang dikemukakan penulis pada Bab 2 sebagai berikut:

Hipotesis : Ada hubungan yang signifikan antara pola asuh permisif dengan kreativitas siswa kelas VIII SMP N 7 Salatiga.

Hasil analisis : Ada hubungan yang signifikan antara pola asuh permisif orang tua siswa dengan kreativitas siswa kelas VIII SMA N 7 Salatiga, sehingga hipotesis diterima.

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil penelitian mengungkapkan adanya hubungan yang signifikan dengan arah positif antara Pola asuh permisif dengan kreativitas siswa kelas VIII SMP N 7 Salatiga dengan koefisien korelasi rxy = 0,268* dengan p = 0,018 (p<0,05), artinya semakin tinggi skor pola asuh permisif orang tua siswa maka semakin tinggi skor kreativitas siswa sebaliknya semakin rendah skor pola asuh permisif orang tua siswa akan diikuti rendah pula skor pada kreativitas siswa.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Setiawan (2010) tentang Hubungan antara pola asuh pemisif orang tua siswa dengan berfikir divergen. data dianalisis menggunakan Kendall”s tau_b yang menemukan hasil bahwa ada hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua siswa dengan berfikir divergen siswa dengan koefisien korelasi sebesar rxy=0,240 dan p=0,020 (p<0,05) dan sejalan dengan penelitian Tiga (2010) tetang hubungan antara pola asuh permisif orang tua siswa dengan kreativitas siswa yang menemukan hasil bahwa ada hubungan yang signifikan antara pola asuh permisif orang tua siswa dengan


(13)

54

kreativitas siswa dengan koefisien korelasi sebesar rxy=-0,235 dan p=0,047 (p<0,05) yang artinya semakin tinggi skor pola asuh permisif orang tua siswa maka semakin rendah skor kreativitas siswa sebaliknya semakin rendah skor pola asuh permisif orang tua siswa maka semakin tinggi skor kreativitas siswa. Adanya kesamaan hasil penelitian dengan yang dilakukan peneliti dikarenakan subjek penelitiannya sama yaitu siswa SMP dan memiliki arah yang jelas dalam mengembangkan kreativitas siswa sehingga ada hubungan antara pola asuh permisif orang tua siswa dengan kreativitas.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Wesberg dan Stinger (dalam Munandar, 1988) menyatakan bahwa anak yang kreatif mempunyai orang tua yang mampu mendorong anaknya untuk mandiri dan memberikan kebebasan untuk menentukan tindakannya sendiri sehingga peran orang tua dalam mendidik anak berhubungan dengan kreativitas anak. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pola asuh permisif mempunyai hubungan dengan kreativitas siswa SMP N 7 Salatiga. Besar atau tingginya pola asuh yang diterapkan oleh orang tua siswa akan berhubungan dengan kreativitas yang dimiliki siswa. Jika pola asuh permisif orang tua siswa tinggi maka kreativitas siswa akan tinggi juga dan sebaliknya jika pola asuh orang tua rendah akan diikuti rendahnya kreativitas siswa. Seperti halnya dalam teori Baumrind (1971) yang mengungkapkan bahwa pola asuh permisif akan berhubungan dengan kreativitas anak, dengan tingkat kehangatan yang tinggi dan kontrol yang rendah anak dapat melakukan kegiatan apapun yang diberikan sehingga kreativitas dapat berkembang dengan arah yang jelas. Yang


(14)

55

mengakibatkan hasil penelitian ini menemukan ada hubungan yang signifikan dengan arah positif.

Seperti yang di ungkapkan oleh Dacey (dalam Munandar 1988) yang menyatakan bahwa penerapan pola asuh permisif orang tua siswa akan berhubungan dengan kreativitas siswa. terdapat hubungan yang signifikan karena peran besar penerapan pola asuh didalam keluarga yang menghasilkan anak kreatif merupakan anak yang tidak diberlakukan aturan sedangkan anak yang remajanya biasa saja, orang tua selalu memberlakukan aturan untuk dipatuhi dan apabila dilanggar akan mendapatkan hukuman. Hal ini diwujudkan dengan adanya kontrol yang rendah dari orang tua siswa.

Dan hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian dari Rintih (2010) yang menemukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pola asuh permisif orang tua dengan kreativitas siswa dengan koefisien korelasi rxy=-0,192 dan p=0,127(p>0,05). Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Rintih (2010) karena subjek penelitiannya berbeda yaitu siswa SD kelas V dan sempelnya hanya sedikit yaitu 33 responden. Sesuai yang diungkapkan oleh Diekhoff dan Hays (dalam Azwar,2001) hasil penelitian dengan hasil signifikan atau tidak signifikan suatu statistik yang diuji tergantung antara lain pada ukuran sampel (N) dan variabilitas data. Hasil ini juga bertentangan dengan hasil penelitiannya Wulandari (2001) tentang hubungan antara pola asuh permisif orang tua siswa dengan kreativitas siswa yang menemukan ada hubungan yang tidak signifikan antara pola asuh permisif orang tua siswa dengan kreativitas siswa dengan koefisien korelasi rxy=0,051 dan p=0,578 (P>0,05).


(1)

50

(>130). Dari data diperoleh kategorisasi kreativitas siswa diperoleh sebagai berikut

Tabel 4.7

Kategori kreativitas siswa

Kategori Range Frekuensi Prosentase (%)

Sangat Tinggi >130 7 10,6%

Tinggi 111-130 13 19,6%

Sedang 90-110 32 48,4%

Rendah 80-89 13 19,6%

Sangat Rendah <80 1 1,5%

TOTAL 66 100%

Berdasarkan tabel 4.7 sebagian besar siswa kelas VIII SMP N 7 Salatiga memiliki kreativitas dalam kategori sedang sebesar (48,4%).

Dari data yang diperoleh sebanyak 207 orang siswa, terbagi dalam 4 kategori pola asuh yaitu authoritative, permisif, authoritarian, neglectful. Dalam memilah pola asuh orang tua didasarkan pada penjumlahan skor setiap aspek pola asuh authoritative, permisif, authoritarian, neglectful. Untuk menentukan jenis pola asuh ditentukan berdasarkan jumlah skor terbanyak dari ke 4 jenis pola asuh. Kategori pola asuh dapat dilihat dari tabel 4.8 sebagai berikut:

Tabel 4.8

Deskripsi responden orang tua berdasarkan dari pola asuh (N=207) Pola asuh Orang tua Frekuensi Prosentase (%) Pola asuh authoritative 96 46,3% Pola asuh authoritarian 43 20,7%

Pola asuh permisif 66 32%

Pola asuh neglectful 2 0,96%

Jumlah 207 100%

Berdasarkan tabel 4.8 jumlah responden dari orang tua siswa SMP Negeri 7 Salatiga sebagian besar pola asuh authoritative 46,3%. Dalam hal ini yang


(2)

51

menjadi responden penelitian yaitu pola asuh permisif orang tua siswa yang berjumlah 66 orang tua siswa karena data yang diambil merupakan data primer sehingga skala parenting ini di isi oleh orang tua siswa.

Untuk mengukur membuat kategorisasi pola asuh permisif digunakan rumus interval sebagai berikut :

Pada masing-masing item pola asuh permisif, skor tertinggi 5 dan skor terendah 1. Untuk membuat kategorisasi pada kreativitas dibagi dalam lima ketegori yaitu kategori Sangat Tinggi, Tinggi, Sedang, Rendah, dan Sangat Rendah. Jumlah item 8 sehingga skor maksimal diperoleh adalah 8x5 =40 dan skor minimal 8x1 = 8, sehingga diperoleh interval sebagai berikut:

= 6,4 dibulatkan menjadi 7

Tabel 4.9

Kategori Pola Asuh Permisif Orang Tua Siswa Kategori Range Frekuensi Prosentase (%)

Sangat Tinggi 36-42 2 3%

Tinggi 29-35 52 78,8%

Sedang 22-28 12 18,2%

Rendah 15-21 0 0 %

Sangat Rendah 8-14 0 0%

TOTAL 66 100%

Berdasarkan tabel 4.9 sebagian besar siswa kelas VIII SMP N 7 Salatiga pola asuh permisif dalam kategori tinggi (78,8%).


(3)

52 4.4 Analisis Korelasi

Analisis korelasi yang digunakan adalah teknik korelasi bivariate menggunakan bantuan program SPSS for Windows Release 16.0 dengan rumus korelasi kendall’s tau_b. korelasional pola asuh permisif orang tua siswa dengan kreativitas siswa SMP N 7 Salatiga dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut

Tabel 4.10

Korelasi Pola Asuh Orang Tua Siswa dengan Kreativitas Siswa polaashprmsf kreativitas Kendall's tau_b Polaashprmsf Correlation Coefficient 1.000 .268*

Sig. (2-tailed) . .018

N 66 66

Kreativitas Correlation Coefficient .268* 1.000

Sig. (2-tailed) .018 .

N 66 66

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Dari tabel 4.10 koefisien korelasi antara pola asuh permisif dengan kreativitas siswa kelas VIII SMP N 7 Salatiga sebesar rxy = 0,268* dengan p = 0,018 (p<0,05) yang artinya semakin tinggi skor pola asuh permisif orang tua siswa maka semakin tinggi pula skor kreativitas siswa SMP N 7 Salatiga dan sebaliknya semakin rendah skor pola asuh permisif orang tua siswa maka semakin rendah pula skor kreativitas siswa, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh permisif orang tua siswa dengan kreativitas siswa kelas VIII SMP N 7 Salatiga.


(4)

53 4.5 Uji Hipotesis

Hipotesis yang dikemukakan penulis pada Bab 2 sebagai berikut:

Hipotesis : Ada hubungan yang signifikan antara pola asuh permisif dengan kreativitas siswa kelas VIII SMP N 7 Salatiga.

Hasil analisis : Ada hubungan yang signifikan antara pola asuh permisif orang tua siswa dengan kreativitas siswa kelas VIII SMA N 7 Salatiga, sehingga hipotesis diterima.

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil penelitian mengungkapkan adanya hubungan yang signifikan dengan arah positif antara Pola asuh permisif dengan kreativitas siswa kelas VIII SMP N 7 Salatiga dengan koefisien korelasi rxy = 0,268* dengan p = 0,018 (p<0,05), artinya semakin tinggi skor pola asuh permisif orang tua siswa maka semakin tinggi skor kreativitas siswa sebaliknya semakin rendah skor pola asuh permisif orang tua siswa akan diikuti rendah pula skor pada kreativitas siswa.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Setiawan (2010) tentang Hubungan antara pola asuh pemisif orang tua siswa dengan berfikir divergen. data dianalisis menggunakan Kendall”s tau_b yang menemukan hasil bahwa ada hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua siswa dengan berfikir divergen siswa dengan koefisien korelasi sebesar rxy=0,240 dan p=0,020 (p<0,05) dan sejalan dengan penelitian Tiga (2010) tetang hubungan antara pola asuh permisif orang tua siswa dengan kreativitas siswa yang menemukan hasil bahwa ada hubungan yang signifikan antara pola asuh permisif orang tua siswa dengan


(5)

54

kreativitas siswa dengan koefisien korelasi sebesar rxy=-0,235 dan p=0,047 (p<0,05) yang artinya semakin tinggi skor pola asuh permisif orang tua siswa maka semakin rendah skor kreativitas siswa sebaliknya semakin rendah skor pola asuh permisif orang tua siswa maka semakin tinggi skor kreativitas siswa. Adanya kesamaan hasil penelitian dengan yang dilakukan peneliti dikarenakan subjek penelitiannya sama yaitu siswa SMP dan memiliki arah yang jelas dalam mengembangkan kreativitas siswa sehingga ada hubungan antara pola asuh permisif orang tua siswa dengan kreativitas.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Wesberg dan Stinger (dalam Munandar, 1988) menyatakan bahwa anak yang kreatif mempunyai orang tua yang mampu mendorong anaknya untuk mandiri dan memberikan kebebasan untuk menentukan tindakannya sendiri sehingga peran orang tua dalam mendidik anak berhubungan dengan kreativitas anak. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pola asuh permisif mempunyai hubungan dengan kreativitas siswa SMP N 7 Salatiga. Besar atau tingginya pola asuh yang diterapkan oleh orang tua siswa akan berhubungan dengan kreativitas yang dimiliki siswa. Jika pola asuh permisif orang tua siswa tinggi maka kreativitas siswa akan tinggi juga dan sebaliknya jika pola asuh orang tua rendah akan diikuti rendahnya kreativitas siswa. Seperti halnya dalam teori Baumrind (1971) yang mengungkapkan bahwa pola asuh permisif akan berhubungan dengan kreativitas anak, dengan tingkat kehangatan yang tinggi dan kontrol yang rendah anak dapat melakukan kegiatan apapun yang diberikan sehingga kreativitas dapat berkembang dengan arah yang jelas. Yang


(6)

55

mengakibatkan hasil penelitian ini menemukan ada hubungan yang signifikan dengan arah positif.

Seperti yang di ungkapkan oleh Dacey (dalam Munandar 1988) yang menyatakan bahwa penerapan pola asuh permisif orang tua siswa akan berhubungan dengan kreativitas siswa. terdapat hubungan yang signifikan karena peran besar penerapan pola asuh didalam keluarga yang menghasilkan anak kreatif merupakan anak yang tidak diberlakukan aturan sedangkan anak yang remajanya biasa saja, orang tua selalu memberlakukan aturan untuk dipatuhi dan apabila dilanggar akan mendapatkan hukuman. Hal ini diwujudkan dengan adanya kontrol yang rendah dari orang tua siswa.

Dan hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian dari Rintih (2010) yang menemukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pola asuh permisif orang tua dengan kreativitas siswa dengan koefisien korelasi rxy=-0,192 dan p=0,127(p>0,05). Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Rintih (2010) karena subjek penelitiannya berbeda yaitu siswa SD kelas V dan sempelnya hanya sedikit yaitu 33 responden. Sesuai yang diungkapkan oleh Diekhoff dan Hays (dalam Azwar,2001) hasil penelitian dengan hasil signifikan atau tidak signifikan suatu statistik yang diuji tergantung antara lain pada ukuran sampel (N) dan variabilitas data. Hasil ini juga bertentangan dengan hasil penelitiannya Wulandari (2001) tentang hubungan antara pola asuh permisif orang tua siswa dengan kreativitas siswa yang menemukan ada hubungan yang tidak signifikan antara pola asuh permisif orang tua siswa dengan kreativitas siswa dengan koefisien korelasi rxy=0,051 dan p=0,578 (P>0,05).