PENDIDIKAN KADER MUHAMMADIYAH DALAM MENINGKATKAN KARAKTER MAHASISWA Pendidikan Kader Muhammadiyah Dalam Meningkatkan Karakter Mahasiswa (Studi Kasus di Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah KH. Mas Mansyur Universitas Muhammadiyah Surakarta P

PENDIDIKAN KADER MUHAMMADIYAH
DALAM MENINGKATKAN KARAKTER MAHASISWA
(Studi Kasus di Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah KH. Mas
Mansyur Universitas Muhammadiyah Surakarta Periode 2012/2013)

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat-syarat guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.) pada Fakultas Agama Islam Program Studi
Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)

Oleh :
Indah Wahyuningsih
NIM. G000100157
NIRM. 10/X/02.2.1/T/5577

FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

ABSTRAK
Organisasi yang baik adalah yang mampu menunjukkan eksistensi di antaranya yaitu

berkualitas dan memiliki banyak anggota. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah yang merupakan
salah satu organisasi otonom dari Muhammadiyah juga berupaya untuk menjaga ekistensinya,
khususnya kualitas dari kadernya. Salah satu upaya adalah dengan pendidikan kader sebab
organisasi akan maju ketika dipimpin oleh orang-orang yang melewati proses perkaderan di
dalam organisasi tersebut. Oleh karena itu, apa saja bentuk pendidikan kader muhammadiyah
dalam meningkatkan karakter mahasiswa di Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah KH. Mas Mansyur UMS beserta faktor pendukung dan penghambatnya?
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk pendidikan kader dalam meningkatkan
karakter mahasiswa yang diselenggarakan oleh Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah KH. Mas Mansyur UMS beserta faktor pendukung dan penghambatnya.
Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah sebagai masukan dan sebagai informasi strategi
perkaderan Muhammadiyah yang dapat meningkatkan karakter mahasiswa serta bahan evaluasi
bagi pihak-pihak yang berperan dalam pelaksanaan perkaderan Muhammadiyah di Pimpinan
Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah KH. Mas Mansyur UMS.
Jenis Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan sumber data dari Pimpinan dan
Kader Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah KH. Mas Mansyur UMS, dokumen serta
buku-buku perkaderan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan Muhammadiyah. Untuk
pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi, observasi dan wawancara dengan model
focus group discussion, sedangkan analisis data menggunakan diskriptif kualitatif dengan
metode deduktif.

Kesimpulan dari Penelitian ini adalah pendidikan kader dalam meningkatkan Karakter
Mahasiswa di PK. IMM KH. Mas Mansyur UMS terbagi menjadi empat kelompok yaitu Pra
Perkaderan yang meliputi Masa Ta’aruf, Perkaderan Utama yang meliputi Darul Arqom Dasar
dan Pendelegasian Darul Arqom Madya, Perkaderan Khusus meliputi Pelatihan Instruktur Dasar,
Perkaderan Pendukung meliputi Sekolah Kader, Kajian Al-Islam, Kajian Kristologi, Kader
Adventure serta Pendelegasian. Kemudian yang menjadi faktor pendukung adalah adanya
dukungan dan perhatian dari PC. IMM Kab. Sukoharjo, ijin dari Pengurus Pondok Internasional
serta semangat juang para kader dan pimpinan dalam membangun komisariat. Sedangkan yang
menjadi faktor penghambat adalah dari internal yaitu double Job Pimpinan di luar organisasi dan
perbedaan fakultas, serta dari eksternal yaitu ancaman dari organisasi kemahasiswaan sejenis di
sekitar kampus dan kurang perhatian dari pimpinan pondok?
Kata Kunci: Pendidikan Kader Muhammadiyah, Karakter Mahasiswa.

PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Muhammadiyah didirikan di
Yogyakarta pada tanggal 8 Dzulhijjah
1330 bertepatan dengan tanggal 18
November 1912 1 . K.H Ahmad Dahlan
mengawali usahanya untuk memurnikan

Islam, mengembalikan kehidupan agama
kepada sumber aslinya yaitu Al-Qur’an
dan Sunnah. Semangat pembaharuan
berawal dari perkenalannya dengan
tafsir Al-Manar oleh Muhammad
Abduh, tokoh pembaharu di Mesir2.
“seorang kader akan bekerjakeras
dalam keadaan apapun dan di tempat
manapun, kendati tidak menduduki
jabatan dalam persyarikatan. Ambisi
seorang kader bukanlah pada jabatan,
tetapi pada tercapainya target program
dan tujuan persyarikatan dengan
memaksimalkan amal dan pengabdian
kepada Allah Swt”3
Kontribusi
muhammadiyah
diantaranya banyak amal usaha yang
dimiliki, aset muhammadiyah pada saat
ini tercatat berupa TK/TPQ berjumlah

4.623,
SD/MI
berjumlah
2.604,
SMP/MTs
berjumlah
1.772,
SMA/SMK/MA
berjumlah
1.143,
Pondok pesantren berjumlah 67,
Perguruan tinggi berjumlah 172 4 .
Tokoh- tokoh besar Indonesia yang lahir
dari rahim muhammadiyah diantaranya
kader-kader tersebut adalah ki Bagus
Hadikusumo, Jendral Sudirman, KH.
Mas Mansyur, AR. Fahrudien, Amien
Rais, Hatta Rajasa dan lain sebagainya.
Universitas
Muhammadiyah

Surakarta yang merupakan salah satu
1

Adi
Nugroho,
K.H.Ahmad
Dahlan
(Yogyakarta: GARASI, 2010), hlm. 01.
2
Ibid, hlm. 47
3
Mohammad
Djazman
Al
Kindi,
Muhammadiyah Peran Kader dan Pembinaannya
(Surakarta:Muhammadiyah University Perss, 1989), hlm.
18.
4
PP Muhammadiyah, Inventarisasi Amal Usaha

Muhammadiyah,
online
website,
2013,
www.muhammadiyah.or.id/contenc-8-det-amalusaha.html diakses 11 Februari 2014

amal usaha muhammadiyah. Pada saat
ini UMS yang tengah dipimpin oleh
rektor Prof. DR. Bambang Setiadji telah
membuktikan keberhasilannya yaitu
dengan adanya gedung kuliah dan
pondok pesantren mahasiswa.
Pondok pesantren internasional
KH. Mas Mansyur UMS merupakan
asrama mahasiswa dari Indonesia
maupun
mahasiswa
luar
negeri.
Berdirinya pondok ini bertujuan untuk

keberlangsungan
perkaderan
Muhammadiyah. Salah satu usaha
perkaderan adalah mendirikan Pimpinan
Komisariat Mahasiswa Muhammadiyah.
Banyak sekali kegiatan-kegiatan yang
dirancang oleh pimpinan IMM untuk
membangun
karakter
mahasiswa
diantaranya darul arqom dasar, kader
adventur, kajian kristologi, kajian
aqidah, diskusi kelompok dan lain
sebagainya.
Berdasarkan latar belakang di
atas maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul
“Pendidikan Kader Muhammadiyah
dalam
Meningkatkan

Karakter
Mahasiswa (Studi Kasus di Pimpinan
Komisariat
Ikatan
Mahasiswa
Muhammadiyah Pondok Internasional
KH.
Mas
Mansyur
Universitas
Muhammadiyah
Surakarta
Periode
2012/2013).
Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang
masalah yang telah di tulis di atas, maka
penulis merumuskan masalah penelitian
yaitu “Apa saja bentuk pendidikan kader
yang dilaksanakan oleh Pimpinan

Komisariat
Ikatan
Mahasiswa
Muhammadiyah KH. Mas Mansyur
Universitas Muhammadiyah Surakarta
dalam
meningkatkan
karakter
Mahasiswa serta faktor pendukung dan
penghambatnya?”
Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah
untuk
mendeskripsikan
bentuk

pendidikan kader yang dilaksanakan
oleh Pimpinan Komisariat Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah KH.
Mas

Mansyur
Universitas
Muhammadiyah Surakarta dalam
meningkatkan karakter mahasiswa
serta menyebutkan faktor pendukung
dan penghambatnya.
Manfaat Penelitian
1. Manfaat Penelitian
Dari
penelitian
ini
dapat
memberikan manfaat antara lain
sebagai berikut :
a. Manfaat Teoritis
Memberikan
informasi
untuk
menambah
khasanah

keilmuan bagi aktivis mahasiswa
maupun aktivis Muhammadiyah
khususnya terkait pendidikan
kader
dalam
meningkatkan
karakter mahasiwa.
b. Manfaat Praktis
Memberikan
masukan
bagi kader IMM Mas Mansyur
mengenai strategi perkaderan dan
bahan evaluasi kinerja agar lebih
berinovasi. Sebagai informasi
tambahan atau pembanding bagi
peneliti
lain
dengan
permasalahan yang sejenis.
LANDASAN TEORI
Tinjauan Pustaka
1. Sutarman, 2009, Pendidikan Kader
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
(Studi
Kasus
di
Komisariat
Muhammad Abduh Fakultas Agama
Islam Universitas Muhammadiyah
Surakarta Periode 2007-2008)5.
2. Aris
Suseno,
2012,
Konsep
Pendidikan
Karakter
Berbasis

5
Edi
Rukman,
Pendidikan
Kader
Muhammadiyah (Studi Empiris di Pimpinan Daerah
Muhammadiyah
Surakarta
Periode
2007-2008),
(Surakarta: Skripsi UMS, 2011), Tidak di Terbitkan.

Potensi Diri dalam Film The Miracle
Worker6.
3. Anis Indarwati, 2010, Modernisasi
Pendidikan Islam KH. Ahmad
Dahlan dalam Novel Sang Pencerah
Karya Akmal Nasery Basral7.
Berdasarkan pada penelitian yang
sudah ditemukan di atas, dapat dilihat
bahwa jelas terdapat perbedaan antara
beberapa penelitian diatas dengan
penelitian yang akan penulis laksanakan
ini. seperti fokus penelitian, lokasi
penelitian dan permasalahan penelitian
yang jelas berbeda. objek penelitian
yang memfokuskan pada pelaksanaan
pendidikan kader Muhammadiyah dalam
meningkatkan karakter mahasiswa.
Tinjauan Teoritik
1. Pendidikan Kader Muhammadiyah
a. Pengertian Pendidikan Kader
Pendidikan adalah usaha
yang dijalankan oleh seseorang
atau kelompok orang lain agar
menjadi dewasa atau mencapai
tingkat hidup atau penghidupan
yang lebih tinggi dalam arti
mental8.
Kader
adalah
sama
dengan elite yaitu bagian yang
terpilih dan terbaik karena telah
terlatih (inti tetap suatu resimen)
yaitu kelompok manusia yang
terbaik
karena
terpilih
merupakan inti dari kelompok
yang lebih besar dan terorganisir
secara permanen9.
Perkaderan
Muhammadiyah adalah suatu
6

Aris Suseno, Konsep Pendidikan Karakter
Berbasis Potensi Diri dalam Film The Miracle Worker,
(Surakarta: Skripsi UMS, 2012), Tidak di Terbitkan.
7
Anis Indarwati, Modernisasi Pendidikan Islam
KH. Ahmad Dahlan dalam Novel Sang Pencerah Karya
Akmal Nasery Basral”, (Surakarta: Skripsi UMS, 2010),
Tidak di Terbitkan.
8
Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada: 2009), hlm.1.
9
Agus Sukaca, Mengembangkan
Misi
Muhammadiyah (Yogyakarta: Suara Muhammadiyah:
2010), hlm. 57.

proses, upaya, atau cara secara
sadar terarah, trencana dan
berkesinambungan
untuk
membentuk
kader
Muhammadiyah dengan peran
sebagai kader persyarikatan,
kader umat, dan kader bangsa
sesuai dengan misi, gerak, dan
tujuan Muhammadiyah yang
diembannya10.
Berpijak pada pengertian
diatas,
jadi
Pengertian
pendidikan
Kader
muhammadiyah
merupakan
proses perkaderan oleh anggota
inti yang diorganisir secara
permanen dan berkemampuan
dalam menjalankan tugas serta
misi
di
lungkungan
persyarikatan, umat dan bangsa
guna
mencapai
tujuan
muhammadiyah11.
b. Tujuan
Pendidikan
Kader
Muhammadiyah
Pendidikan
kader
memiliki tujuan yaitu agar
terwujudnya
kader
muhammadiyah sebagai kader
umat, kader bangsa dan kader
persyarikatan yang terbina aspek
ideologi
dan
kepemimpinannya12.
c. Komponen
dan
Jenjang
Perkaderan
Dikarenakan penelitian di
laksanakan di PK. IMM KH. Mas
Mansyur UMS, maka Komponen
dan jenjang perkaderan yang
penulis muat adalah komponen
perkaderan IMM, terbagi sebagai
berikut13:
1. Komponen Pra Perkaderan
10

Edi
Rukman,
Pendidikan
Kader
Muhammadiyah (Studi Empiris di Pimpinan Daerah
Muhammadiyah Surakarta) (Surakarta: Universitas
Muhammadiyah: 2011), hlm. 24.
11
Ibid, hlm. 57.
12
Ibid, hlm. 67.
13
Pimpinan
pusat
Ikatan
Mahasiswa
Muhammadiyah, Sistem Perkaderan Ikatan (Jakarta : PP
IMM: 2012). Hlm. 3.

Yaitu
suatu
komponen
awal
yang
berfungsi
untuk
mengenalkan IMM disebut
Masa Ta’aruf yang disingkat
Masta.
2. Komponen
Perkaderan
Utama :
Yaitu
merupakan
komponen pokok perkaderan
IMM bersifat mengikat
secara struktural. Terdiri dari
Darul Arqam Dasar (DAD),
Darul Arqa Madya (DAM),
Darul Arqam Paripurna
(DAP).
3. Komponen
Perkaderan
Khusus :
Komponen
pendukung perkaderan utama
dengan pendekatan khusus
dalam rangka meningkatkan
kemampuan khusus yang
terdiri dari Latihan Instruktur
Dasar
(LID),
Latihan
Instruktur Madya (LIM) dan
Latihan Instruktur Paripurna
(LIP).
4.
Komponen Perkaderan
Pendukung :
Yaitu
komponen
perkaderan yang dilaksanakan
untuk meningkatkan potensi
kader
yang
dilaksanakan
secara
integral
dengan
program organisasi dan terdiri
dari :
a. Perkaderan
Pendukung
Pokok yang dilaksanakan
oleh bidang.
b. Perkaderan pendukung
tambahan yang tidak di
atur
secara
khusus
(terbuka dan bebas).
d. Perangkat Perkaderan
Ada enam hal yang perlu
dipertimbangkan dalam suatu

aktivitas Perkaderan. Keenam
aktivitas tersebut adalah14:
1. Tujuan yang jelas dan
terarah
2. Sifat materi yang diajarkan
tekhnis atau teoritis
3. Kondisi
peserta
dari
kalangan pendidikan rendah,
sedang atau tinggi
4. Kemampuan
Instruktur/Pembicara yang
harus menguasai materi dan
metode
5. Peralatan yang tersedia dapat
menunjang
keberhasilan
penyampaian materi
6. Waktu yang tersedia sesuai
dengan
target
yang
ditentukan.
e. Tugas Kader Muhammadiyah
Kandidiat
kader
dinyatakan sebagai kader setelah
masuk ke dalam gerakan dan
melaksanakan tugas- tugasnya.
Adapun tugasnya antara lain15:
1) Mengundang
Pengajian/Kursus kepada
simpatisan
muhammadiyah
2) Memimpin
Jamaah
kurang lebih 7- 15
anggota
3) Menjaga
shalat
berjamaah di masjid yang
telah di tentukan secara
rutin
4) Menjaga
sillaturrahim
dengan
jamaahnya,
memberikan
perhatian
lebih terhadap jamaah
yang
mengalami
kesulitan.
5) Membina
kehidupan
beragama jamaah dan
terus memberi motivasi
untuk perbaikan ibadah.

6) Mengajak mengaji untuk
meningkatkan agama dan
menjaga
semangat
beragama.
7) Melayani anggota jamaah
untuk
memperoleh
informasi terkait tuntunan
hidup beragama.
8) Mempromosikan
simpatisan
menjadi
anggota muhammadiyah.
9) Membawa
dan
melibatkan
anggota
dalam
kegiatan
perkaderan
muhammadiyah.
f. Kompetensi
Kader
Muhammadiyah
1) Kompetensi Keberagamaan
Kader
muhammadiyah
bertauhid murni dengan
ikhlas semata-mata karena
Allah, bukan karena motivasi
yang lain16.
2) Kompetensi Akademis dan
Intelektual
Kader muhammadiyah harus
seorang yang cerdas dalam
berfikir agar memenuhi
kualifikasi ulil albab dan
senantiasa
membina
kecerdasan tersebut dengan
membiasakan al- qur’an dan
buku-buku
yang
dapat
mendukung pemahamannya
terhadap
ajaran
islam
sehingga
mengakibatkan
berfikir maju dan moderat17.
3) Kompetensi
Sosial
Kemanusiaan
Seorang
kader
muhammadiyah
adalah
orang yang banyak berbuat
untuk kemaslahatan umat.
Menunjukkan
dan
mengajarkan yang benar
secara bijak18.

14

Ibid, hlm. 10.
Agus Sukaca,
Mengembangkan Misi
Muhammadiyah (Yogyakarta: Suara Muhammadiyah:
2010), hlm. 63.
15

16

Ibid, hlm. 59.
Ibid, hlm. 60.
18
Ibid, hlm. 65.
17

2. Karakter Mahasiswa
a. Definisi Karakter Mahasiswa
Karakter secara istilah
berarti
sifat-sifat
kejiwaan,
kepribadian, akhlak atau budi
pekerti
yang
membedakan
seseorang dari yang lain:tabiat,
watak 19 . Karakter berasal dari
bahasa Yunani yaitu charassein
yang berarti “to engrave” atau
mengukur, melukis memahatkan
dan menggoreskan 20 . Semua
psikologi
kepribadian
menggunakan istilah kepribadian
untuk menggambarkan kualitas
psikologis yang memberikan
kontribusi terhadap ketahanan
(enduring) individu dan pola
khusus dari perasaan, pola pikir
dan perilaku21.
Menurut Ainain “Khuluq
adalah ibarat dari kelakuan
manusia yang membedakan baik
dan buruk, lalu disenangi dan
dipilih yang baik untuk di
praktekkan dalam perbuatan,
sedangkan yang buruk di benci
dan dihilangkan22”
Pengertian
dasar
dari
Mahasiswa merupakan orang
yang belajar di pergurusan
tinggi 23 . Secara istilah definisi
dari mahasiswa adalah peserta
didik yang terdaftar dan belajar
di perguruan tinggi tertentu24.
Jadi karakter mahasiswa
adalah
sifat-sifat
kejiwaan,
perilaku seorang yang belajar di
19

Ibid, hlm. 240.
Marzuki, Pembinaan Karakter Mahasiswa
Melalui Pendidikan Agama Islam Di Perguruan Tinggi
Umum (Yogyakarta: Ombak, 2011), hlm. 173.
21
Daniel Cervone, Kepribadian : Teori dan
Penelitian (Jakarta: Salemba Humanika, 2008), hlm. 10.
22
Ibid,hlm. 173.
23
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus
Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:Balai Pustakas,2008)
hlm. 570.
24
Surwono, Peraturan Pemerintah RI No.30:
1990.
20

perguruan
tinggi
berupa
gambaran kualitas dari dirinya
sendiri berupa baik ataupun
buruk.
b. Nilai- Nilai Karakter
Karakter dalam psikologi
akan
dimaknai
lewat
implementasi perilaku yang
tampak dalam kehidupan seharihari. Secara subtantif karater
terdiri dari tiga nilai operatif
yaitu pengetahuan tentang moral
(moral knowing, aspek kognitif),
perasaan berlandaskan moral
(moral feeling, aspek afektif) dan
perilaku
berlandasan
moral
(moral
behavior,
aspek
psikomotor)25.
Karaketer yang baik
terdiri atas proses- proses yang
meliputi: tahu mana yang baik
(knowing the good), keinginan
melakukan yang baik (desiring
the good) dan melakukan yang
baik (doing the good)26.
c. Jenis- Jenis Karakter Mahasiswa
Mahasiswa
dikelompokkan
menjadi beberapa sesuai dengan
karakternya, yaitu27:
1) Mahasiswa Pemimpin
Tipe
mahasiswa
yang
mencolok dan aktif tidak
hanya di dalam kelas tetapi
juga
memiliki
banyak
kegiatan di luar perkuliahan.
Hidupnya
diperkuliahan
sangan variatif, belajar dari
bangku
kuliah
dan
lingkungan sekitarnya.
2) Mahasiswa Akademisi
Mahasiswa yang yang track
record akademisnya bagus
25
Muchlas Samani, Pendidikan Karakter
(Bandung: PT. Remaja Rosydakarya, 2011), hlm. 47.
26
Ibid, hlm. 48.
27
Dani Puti Rudi, Jenis dan Karakter
Mahasiswa,
ounline
blogspot,
2012,
http://daniaputirudi.blogspot.com/2012/12/jenis-dankarakter-mahasiswa.html, diakses 16 April 2014

sebab
disiplin
dalam
mengikuti perkuliahan, aktif
masuk kuliah, mengerjakan
tugas, aktif ikut praktikum,
tepat waktu, catatan lengkap,
jarang membolos kecuali
sangat terdesak, serta indek
prestasi tidak pernah dibawah
3, 00.
3) Aktivis-Organisator
Mahasiswa tipe ini juga ikut
kuliah, namun setelah jam
pelajaran selesai biasanya
menyibukkan
diri
ikut
organisasi.
Ciri
yang
menonjol adalah piawai
dalam berbicara di depan
umum, jiwa kepemimpinan
yang tinggi dan mampu
bekerjasama. Ada beberapa
yang bisa membagi waktu
dengan baik antara kuliah
dengan organisasi namun ada
juga yang dipandang kurang
bagus seperti IPK biasa saja
dan tukang demo.
4) Agamis
Tipe mahasiswa ini biasa
melibatkan
diri
dalam
kegiatan-kegiatan keagamaan
yang berada di lingkungan
kampus. Dari segi pakaian
dan
tingkah
laku
menunjukkan simbol-simbol
keagamaan. Mahasiswa tipe
ini sering diminta menjadi
mentor
agama,
mengisi
forum dakwah kampus dan
aktif di organisasi dakwah
kampus.
5) Mahasiswa Biasa
Tipe
mahasiswa
yang
berasumsi kuliah sebagai
formalitas,
masuk
dan
mengerjakan
tugas
merupakan bagian di dalam
perkuliahan
setelah
itu
mencari kesenangan. Ciri-ciri
yang
menonjol
dari
mahasiswa tipe ini adalah

tidak betah dikampus, lebih
suka
keramaian
yang
menhyenangkan dan tidak
menjadi beban pikiran seperti
mall, dan kadang ujian
menyontek.
METODE PENELITIAN
Jenis dan Pendekatan Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah
penelitian lapangan (field reserach)
dengan
penelitian
kualitatif.
Penelitian
yang
prosedurnya
menghasilkan data diskriptif yang
berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari orang-orang dan perilaku yang
diamati28.
2. Pendekatan Penelitian
Dilihat dari aspek penelitian,
jenis ini termasuk penelitian
kualitatif deskriptif dengan metode
studi kasus. Metode studi kasus
merupakan
penelitian
yang
dilaksanakan
secara
intensif,
terperinci dan mendalam terhadap
suatu organisme (individu), lembaga
atau gejala tertentu dengan daerah
atau subyek yang sempit29.
Tempat dan Subjek Penelitian
Tempat yang digunakan penulis
dalam penelitian ini adalah Pimpinan
Komisariat
Ikatan
Mahasiswa
Muhammadiyah KH. Mas Mansyur
Universittas
Muhammadiyah
Surakarta. Terletak di dalam
lingkungan Pondok Internasional
Mas Mansyur di daerah Gonilan
yang berdiri tegak lima lantai, dan
merupakan aset dari Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Subyek
penelitian meliputi kader-kader IMM
Mas Mansyur yang memimpin pada
periode 2012/2013.
28

Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian
Kualitatif (Bandung:Remaja Rosyda Karya, 2010), hlm.
40.
29
Suharsimi Arikunto, Prosedur Pemelitian
Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 2006),
hlm.131.

Metode Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data meliputi :
a. Wawancara
Wawancara
adalah
percakapan dengan maksud
tertentu. Percakapan dilakukan
oleh
dua
pihak,
yaitu
mengajukan pertanyaan kepada
responden secara langsung dan
yang diwawancarai memberikan
jawaban atas pertanyaan itu 30 .
Maksud penggunaan metode ini
adalah untuk menggali data yang
berhubungan
dengan
pelaksanaan pendidikan kader
serta
kebijakan-kebijakan
PK.IMM KH. Mas Mansyur
UMS. Model Focus Group
Discussion sebagai alat yang
akan peneliti gunakan dalam
metode ini.
b. Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari
kata dokumen yang berarti
barang-barang tertulis. Peneliti
menyelidiki benda-benda tertulis
seperti buku-buku, majalah,
arsip,
peraturan-peraturan,
notulen rapat, catatan harian dan
sebagainya 31 . Dokumen berupa
Laporan
Pertanggungjawaban
Pimpinan tahun 2014, data base
kader, notulensi rapat dan
Rancangan Agenda Kegiatan .
c. Observasi (pengamatan)
Observasi
adalah
menperhatikan sesuatu dengan
menggunakan
mata
atau
pengamatan
yang
meliputi
kegiatan, baik secara langsung
maupun tidak langsung 32 .
Metode ini dilakukan untuk
memperoleh data tentang letak
geografis, keadaan fasilitas dan
kegiatan pendidikan kader di
lingkungan PK.IMM KH. Mas
Mansyur UMS.

Hasil Penelitian
Metode Analisis Data
Dalam metode ini penulis
menggunakan analisis deskriptif
kualitatif yaitu digambarkan dengan
kata-kata atau kalimat yang dipisahpisahkan menurut kategori untuk
memperoleh
kesimpulan 33 .
Sedangkan dalam menyimpulkan
menggunakan metode deduktif yaitu
suatu
metode
yang
akan
menganalisis suatu maksud dengan
berangkat dari hal-hal yang bersifat
umum kemudian ditarik kesimpulan
yang bersifat khusus34.

A.

HASIL PENELITIAN
Bentuk
Pendidikan
Kader
Muhammadiyah dalam Meningkatkan
Karakter Mahasiswa di PK. IMM KH. Mas
Mansyur UMS
Berdasarkan teori pada Bab II dan
deskripsi data pada Bab IV dengan data-data
yang didapatkan dari hasil wawancara,
observasi dan dokumentasi, maka adapun
bentuk-bentuk pendidikan kader yang ada di
Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah KH.
Mas Mansyur
Universitas
Muhammadiyah
Surakarta
dalam meningkatkan karakter mahasiswa
terdapat empat model yaitu kegiatan Pra
Perkaderan, Perkaderan Utama, Perkaderan
khusus dan Pendukung:
1. Kegiatan Pra Perkaderan
Masa ta’araf oleh IMM KH. Mas
Mansyur UMS 35 adalah kegiatan yang
tergolong pra perkaderan. Di dalam
kegiatan tersebut telah disiapkan
beberapa materi pengenalan tentang
keislaman, kemuhammadiyah, ke-imman dan organisasi. Ini merupakan
wahana yang tepat untuk mengarahkan
mahasiswa agar menentukan prioritas
dirinya berpendidikan akan memiliki
karakter seperti apa, entah akademisi,
33

Ibid,hlm.245
Miles, Data Kualitatif Buku Sumber tentang
Metode-Metode Baru (Jakarta: Universitas Indonesia
Press, 1992), hlm. 16.
35
Liaht Bab IV hlm. 26.
34

30

Lexy J, Metodologi, hlm. 135.
Arikunto, Prosedur, hlm.149.
32
Arikunto, Prosedur, hlm.57.
31

aktivis-organisatoris,
agamis
atau
mahasiswa biasa 36 serta menanamkan
nilai iman dan taqwa, disiplin, berfikir
konstruktif, bertanggung jawab dan
tertib. Selain itu membuktikan karakter
kader imm yaitu contibute to37 terhadap
calon kadernya.
2. Perkaderan Utama
Kader yang baik adalah yang
tidak cacat perkaderan, maksudnya
adalah mengikuti jenjang perkaderan
dari awal sampai akhir sehingga paham
seluk beluk organisasi yang diikuti.
Adapun bentuk perkaderan utama yaitu
Darul Arqom Dasar dan pendelegasian
Darul Arqom Madya di PC. IMM
Kabupaten Sukoharjo.
a. Darul Arqom Dasar
Analisis dalam pendidikan kader
Darul
Arqom
Dasar
dalam
mempengaruhi karakter mahasiswa
dilihat dari beberapa aspek yaitu:
1) Peserta
Calon kader harus lolos
dalam
mengikuti
screening
sebelum
dapat
bergabung
menjadi peserta sehingga harus
mempersiapkan diri dengan
memperkaya aspek kognitinya
yaitu keilmuan seperti ilmu
umum,
al-islam,
kemuhammadiyahan dan keIMMan38.
2) Materi dan Nara Sumber
Subtansi
dari
materi
berupa pemahaman tentang nilainilai
keislaman,
kemuhammadiyahan dan keIMMan 39 yang disampaikan
narasumber
sesuai
bidang
pembahasan sangat berpengaruh
dalam meningkatkan karakter
mahasiswa dalam cara berfikir
dan bertindak40.
3) Target dan tujuan

Target dan tujuan DAD
jelas subtansinya yaitu sebagai
peningkatan
mutu
karakter
mahasiswa sebagai kader agar
setingkat lebih baik daripada
mahasiswa biasa41.
4) Metode
Metode yang digunakan
adalah a) In Class yaitu
pembelajaran di dalam kelas
berupa
diskusi
interaktif,
brainstorming, kuis, tanya jawab
serta focus group discussion.
b)Outing
Class
yaitu
pembelajaran diluar ruang kelas
yang berupa game problem
solving dan tadzabur alam42. Ini
membantu mahasiswa mengasah
sikap,
sifat,
strategi
dan
emosional.
b. Darul Arqom Madya PC.IMM Kab.
Sukoharjo
Merupakan
kegiatan
perkaderan tingkat kedua setelah
darul arqom dasar sesuai dengan
sistem
perkaderan
ikatan
mahasiswa muhammadiyah43.
Pada saat itu kader
komisariat KH. Mas Mansyur
mengikuti DAM dengan baik
dan dapat menerima materi yang
disampaikan. Ada lima kader
yang menjadi delegasi, materi
yang diperoleh satu tingkat lebih
berat dibandingkan waktu DAD.
Kader itu sama dengan
elite yaitu bagian yang terpilih
dan terbaik karena telah terlatih
(inti tetap suatu resimen) yaitu
kelompok manusia yang terbaik
karena terpilih merupakan inti
dari kelompok yang lebih besar
dan
terorganisir
secara
permanen 44 .
Sehingga
mendelegasikan kader untuk
ikut Darul arqom Madya adalah

36

Lihat Bab II hlm. 14.
Ibid, hlm. 12.
38
Ibid, hlm 26.
39
Ibid, hlm 27.
40
Ibid, Hlm. 27.
37

41

Ibid, hlm. 14.
Ibid, hlm. 27.
43
Ibid, hlm. 13.
44
Ibid, hlm. 7.
42

salah satu upaya untuk tidak
cacat organisasi.
3. Perkaderan Khusus
Pendelegasian
kader
dalam
kegiatan Pelatihan Instruktur Dasar yang
dilaksanakan oleh PC.IMM Kab.
Sukoharjo 45 sebagai peserta kegiatan
Pelatihan insturktur sangat beruntung
karena sangat mempengaruhi kecerdasan
intelektual
dengan
tidak
mengesampingkan ilmu agama 46 .
Sehingga sangat melengkapi pemenuhan
kebutuhan karakter mahasiswa yang
tengah dalam proses pertumbuhan.
Selain itu kader yang mengikuti LID ini
nantinya yang akan meneruskan subyek
perkaderan di Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah.
Karakter yang tampak pada
kegiatan ini adalah akhlak islam
terhadap pimpinan diatasnya yang harus
dihormati
dan
diikuti 47 serta
menunjukkan
mahasiswa
aktivis48
organisatoris .
4. Perkaderan Pendamping
Perkaderan Pendamping oleh
Pimpinan Komisariat IMM KH. Mas
Mansyur cukup baik dilaksanakan .
Adapun perkaderan pendamping yaitu
sekolah kader, kajian keislaman, kajian
kristologi dan pendelegasian.
a. Sekolah Kader
Kegiatan
dengan
model
persekolahan ini sangat membantu
transfer ilmu khususnya terkait keIMMan49.
1) Peserta
Peserta yang mengikuti
sekolah kader adalah alumni
darul arqom dasar50, kader yang
telah
mengikuti
proses
perkaderan dasar dalam imm dan
karakternya
terbentuk
dari
perkaderan dasar tersebut.

2) Materi dan Nara Sumber
Berdasarkan materi dan
narasumber kegiatan sekolah
kader ini mampu membantu
meningkatkan karater mahasiswa
yang telah menjadi kader imm
pada aspek afektif, kognitif dan
psikomotorik serta memenuhi
trikompetensi
imm
yaitu
Religiusitas, Intelektualitas dan
humanitas 51.
3) Target dan Tujuan
Sekolah kader memiliki
Indikator
keberhasilan
perkaderan berupa a) paham
seluk
beluk
IMM
dan
Muhammadiyah b) membuka
cakrawala berfikir lebih dalam
lagi dalam membaca wacana 52 .
Hal ini sesuai dengan tujuan
Pendidikan kader yaitu agar
terwujudnya
kader
muhammadiyah sebagai kader
umat, kader bangsa dan kader
persyarikatan yang terbina aspek
ideologi
dan
kepemimpinannya53.
4) Metode
Metode yang digunakan
dalam sekolah kader ini adalah a.
Andragogy dan b. Diskusi
Interaktif 54 , menempatkan
peserta didik sebagai obyek
pembelajaran
mandiri,
dan
dengan
diskusi
interaktif
membuka peluang bagi pemateri
dan pesrta lebih aktif interaksi
dalam belajar sehingga materi
mudah dipahami.
b. Kajian Al-Islam
Kajian ini merupakan kegiatan
rutin setiap hari senin ba’da subuh
oleh
bidang
Dakwah
dan
mempelajari
materi-materi

45

Ibid, hlm. 30.
Ibid, hlm. 8.
47
Ibid, hlm.11.
48
Ibid, hlm.12.
49
Ibid, hlm. 28.
50
Ibid, hlm. 28.
46

51

Ibid, hlm.11.
Ibid, hlm. 28.
53
Ibid, hlm. 7.
54
Ibid, hlm. 28
52

keislaman seperti Akidah, Fiqh dan
akhlak55.
1) Peserta
Peserta kajian al-islam
adalah mahasiswa yang berbeda
dengan mahasiswa biasa. Sesuai
karakter mahasiswa ini mampu
mengkombinasikan
karakter
aktifis-organisatoris
dan
agamis56.
2) Materi dan Narasumber
Kajian yang dibawakan
oleh ustad yang berpotensi sesuai
bidang
masing-masing
ini
mengajarkan beberapa materi
keislaman seperti aqidah, akhlak
dan fiqh untuk memberikan
suplemen rohani pada diri kader
dan pimpinan yang mengikuti 57.
Sehingga materi yang sudah
didapatkan
kemudian
diimplementasikan
dalam
kehidupan pribadi, keluarga,
sosial dan masyarakat58.
3) Target dan tujuan
Kajian ini memiliki
tujuan baik, Jadi ketika target
dan tujuan tersebut telah tercapai
maka mahasiswa yang menjadi
kader maupun pimpinan mampu
menguatkan
trikompetensi
khususnya religiusitanya59.
4) Metode
Metode
yang
disampaikan tidak hanya sekedar
dipahami
namun
juga
memahamkan kebenaran dan
memotivasi untuk melaksanakan
ilmu tersebut60.
c. Kajian Kristologi
Kajian ini merupakan kegiatan
rutin setiap hari kamis ba’da ashar
yang membahas tentang materi-

materi agama dalam injil dan alqur’an selama satu periode61.
1) Peserta
Peserta kajian adalah
orang-orang yang mempertegas
bahwa agama islam satu-satunya
agama yang menjalankan akidah
yang benar salah satunya dengan
membandingkan dan mencari
kebenarannya dengan kitab injil.
Ini sesuai dengan kompetensi
kader muhammadiyah yaitu
kompetensi
religius
yang
menjaga akidahnya62
2) Materi dan Narasumber
Kajian ini diisi oleh
ustadz Harsono dari Pimpinan
Pusat Majelis Dakwah Khusus
Muhammadiyah dengan materi
kandungan Injil dan Al-Qur’an
dalam satu periode 63 . Materi
yang diajarkan adalah materimateri yang menguatkan aqidah
islam dimana untuk memenuhi
karakter kader muhammadiyah
yang paling utama adalah akidah
islam yang murni64.
3) Tagret dan tujuan
Dengan adanya tujuan
tersebut kajian ini mampu
memberikan
kontribusi
pembentukan karakter kader
yang agamis dan memurnikan
aqidah65.
4) Metode
Metode yang digunakan
adalah a.Pengkajian ayat-ayat
dalam Injil dan Al-qur’an dan
b.diskusi Interaktif 66 . Dengan
metode ini peserta akan lebih
mempelajari
detail-detail
kandungan kitab yang dipelajari
serta membuka fikiran untuk

55

61

56

62

Ibid, hlm. 29
Ibid, hlm.14.
57
Ibid, hlm.29.
58
Ibid, hlm.12.
59
Ibid, hlm.30.
60
Ibid, hlm.11.

Ibid, hlm. 30.
Ibid, hlm. 7.
63
Ibid, hlm. 26.
64
Ibid, hlm. 30.
65
Ibid, hlm. 30.
66
Ibid, hlm. 30.

menentukan yang benar dan
yang terbaik.
d. Kader adventure
Kader
Adventure
merupakan salah satu program kerja
dari bidang Kader sebagai bentuk
perkaderan di luar ruang yang
dilaksanakan
pada
sabtu,
15
Desember 2012 di Tawangmangu67.
Kegiatan ini memberikan sensasi
yang
berbeda
dalam
proses
perkaderan. iMeskipun diluar ruang
terbuka namun tidak hanya jalanjalan tetapi juga untuk berdiskusi dan
mencari ilmu secara bersama-sama.
Menariknya
yaitu
bisa
mengkolaborisakn keadaan antara
bermain, belajar dan beribadah.
Kegiatan
ini
melengkapi
trikompetensi kader IMM yaitu
religiusitas,
intelektualitas
dan
humanitas.
e. Pendelegasian
Kegiatan
pendelegasian
merupakan
sarana
untuk
memberikan pengalaman dan
ilmu yang lebih banyak lagi.
Adapun kegiatan-kegiatan yang
pernah kader ikuti diluar
komisariat yaitu Baret Merah
dan
Pendidikan
Khusus
Immawati68.
1) Baret Merah PC.IMM Kab.
Sukoharjo
Baret merah merupakan
kegiatan
untuk
mengasah
intelektual
dan
menambah
khasanah keilmuan diberbagai
bidang keilmuan. Salah satu
kompetensi
kader
muhammadiyah
adalah
kompetensi
akademis
dan
intelektual
sehingga
Kader
muhammadiyah harus seorang
yang cerdas dalam berfikir agar
memenuhi kualifikasi ulil albab
dan
senantiasa
membina

kecerdasan tersebut dengan
membiasakan al- qur’an dan
buku-buku
yang
dapat
mendukung
pemahamannya
terhadap ajaran islam sehingga
mengakibatkan berfikir maju
dan moderat69.
2) Pendidikan Khusus Immawati
Dasar PC.IMM kab. Sukoharjo
DIKSUSWATIDA
merupakan pendidikan kader
dasar yang dikhususkan untuk
membahas keputrian dan anakanak sebagai bentuk pembekalan
diri agar tidak ikut arus
kejahatan dan kemaksiatan yang
tengah marak di masyarakat.
Kegiatan ini sangat bermanfaat
sehingga semua kader putra dan
putri IMM se-Komisariat KH.
Mas
Mansyur
UMS
didelegasikan.
B. Faktor Pendukung dan Penghambat
PK.IMM KH. Mas Mansyur UMS
Melaksanakan Pendidikan Kader dalam
Meningkatkan Karakter Mahasiswa
1. Faktor Pendukung
a. Dukungan dan Perhatian Khusus
dari Pimpinan Cabang Ikatan
Mahasiswa
Muhammadiyah
dengan
mengesahkan
terbentuknya PK. IMM KH. Mas
Mansyur UMS dan melibatkan
dalam kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan oleh PC. IMM Kab.
Sukoharjo70.
b. Dukungan dari Pengurus pondok
dengan
memberikan
ijin
berdirinya PK IMM KH. Mas
Mansyur UMS di lingkungan
Pondok Internasional tersebut
serta menggunakan kelas-kelas
untuk
kegiatan-kegiatan
pendidikan kader71.
c. Semangat juang para kader dan
pimpinan yang cukup baik untuk
membangun dan memajukan
69

67

Ibid, hlm. 27.
68
Ibid, hlm.30

Ibid, hlm.9
Ibid, hlm.20.
71
Ibid, hlm.20.
70

Komisariat. Terbukti dengan
adanya banyak program kerja
yang
telah
dilaksanakan
khususnya
untuk
proses
perkaderan seperti Darul arqom
dasar, sekolah kader, kajian rutin,
kader
adventure
dan
72
pendelegasian .
2. Faktor Penghambat
a. Hambatan dari internal pimpinan
dimana banyak yang double job
diluar imm seperti unit kegiatan
mahasiswa
dan
perbedaan
fakultas sehingga mengakibatkan
benturan jam kuliah dengan
aktivitas organisasi73.
b. Hambatan
dari
eksternal
pimpinan seperti kompleksitas
karakter
dan
kepribadian
mahasiswa yang tinggal di
lingkungan pondok yang dapat
mempengaruhi fikiran serta
tindakan kader, tantangan dari
Organisasi
kemahasiswaan
sejenis
yang
mencoba
mempengaruhi calon kader agar
ikut
masuk
kedalamnya
diantaranya
Himpunan
Mahasiswa Islam (HMI) dan
Perkumpulan Mahasiswa Islam
Indonesia (PMII). Selain itu juga
kurangnya perhatian kepada
IMM di lingkungan pondok oleh
pengurus dan memprioritaskan
Internationan
Student
Organisation74.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan data yang terkumpul
dan analisis yang dikemukakan pada babbab sebelumnya dapat diambil beberapa
kesimpulan:
1. Bentuk Pendidikan Kader dalam
meningkatkan Karakter Mahasiswa di
PK.IMM
KH. Mas Mansyur UMS
terbagi menjadi empat kelompok yaitu
72

Ibid, hlm.26.
Ibid, hlm.31.
74
Ibid, hlm.31.
73

Pra Perkaderan yang meliputi Masa
Ta’aruf, Perkaderan Utama yang
meliputi Darul Arqom Dasar dan
Pendelegasian Darul Arqom Madya,
Perkaderan Khusus meliputi Pelatihan
Instruktur Dasar, Perkaderan Pendukung
meliputi Sekolah Kader, Kajian AlIslam,
Kajian
Kristologi,
Kader
Adventure serta Pendelegasian.
2. Faktor-faktor
pendukung
dan
penghambat pendidikan Kader dalam
Meningkatkan Karakter yaitu:
a. Faktor Pendukung: dukungan dari
Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah Kab. Sukoharjo
dan Perijinan pendirian oleh
Pengurus
Pondok
Pesantren
Internasional KH. Mas Mansyur
UMS.
b. Faktor Penghambat: Hambatan dari
mahasiswa dilingkungan pondok,
tantangan organisasi mahasiswa
sejenis dan pimpinan pondok yang
kurang perhatian.
Saran-saran
1. Bagi Pimpinan
a. Pimpinan yang ada dalam struktur
secara keseluruhan sudah cukup baik
dalam menjalankan tugansnya serta
kerjasama yang solid sehingga
mampu merancang program kerja
yang bermanfaat. Harapannya bisa
dipertahankan dan lebih ditingkatkan
kinerjanya serta senantiasa istiqomah
untuk menjadi pribadi yang baik.
b. Bidang Kader PK.IMM KH. Mas
Mansyur
UMS
yang
sudah
melaksanakan perkaderan dengan
cukup baik diharapkan agar lebih
inovatif dalam membuat follow up
perkaderan.
2. Bagi Kader
Hendaknya jangan berhenti untuk
mengikuti pendidikan kader yang telah
dilaksanakan oleh pimpinan, serta apa
yang sudah didapat dari kegiatan
perkaderan yang telah diikuti bisa
diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA

Al Kindi, Mohammad Djazman. 1989.
Muhammadiyah
Peran
Kader
Dan
Pembinaannya. Surakarta: Muhammadiyah
University Perss.

Miles, B. Mathew dan A, Michael Huberman.
1992. Data Kualitatif Buku Sumber Tentang
Metode-Metode Baru. Jakarta : Universitas
Indonesia Press
Moleong. L. 2010. Metode Penelitian Kualitatif.
Bandung : PT Remaja Rosyda Kara Offset

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Renika
Cipta.

Nugroho, Adi. 2010. K.H. Ahmad Dahlan.
Jogjakarta : Garasi.

Azwar, Saifuddin. 2010. Metode Penelitian.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

PP Muhammadiyah, Inventarisasi Amal Usaha
Muhammadiyah,
online
website,
2013,
www.muhammadiyah.or.id/contenc-8-det-amalusaha.html diakses 11 Februari 2014

Cervone, daniel, Lawrence A. Pervine. 2008.
Kepribadian : Teori dan Penelitian. Jakarta:
Salemba Humanika.
Dani Puti Rudi, Jenis dan Karakter Mahasiswa,
ounline
blogspot,
2012,
http://daniaputirudi.blogspot.com/2012/12/jenisdan-karakter-mahasiswa.html, diakses 16 April
2014.

Rukman, Edi. 2011. Pendidikan Kader
Muhammadiyah(Studi Empiris di Pimpinan
Daerah Muhammadiyah Kota Surakarta Periode
2005-2010). Skripsi UMS. Tidak di Terbitkan.
Samani, Muchla. 2011. Pendidikan Karakter.
Bandung: PT. Remaja Rosydakarya.

Departemen Pendidikan Nasional, 2008. Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:Balai Pustaka.

Sukaca, agus. 2010. Mengembangkan Misi
Muhammadiyah.
Yogyakarta:
Suara
Muhammadiyah.

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus
Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai
Pustaka.

Surwono. 1990. Peraturan Pemerintah RI
No.30.

Hasbullah.
2009.
Dasar-Dasar
Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers.

Ilmu

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, PP. 2012.
Sistem Perkaderan Ikatan .Jakarta : PP IMM.
Indarwati, Anis. 2010. “Modernisasi Pendidikan
Islam KH. Ahmad Dahlan dalam Novel “Sang
Pencerah” Karya Akmal Nasery Basral”,
Journal of Tajdida, (12) August. 170-177.
Marzuki, Dr., M.Ag. 2010. Pembinaan Karakter
Mahasiswa Melalui Pendidikan Agama Islam
Di Perguruan Tinggi Umum. Yogyakarta:
Ombak,212.

Suseno, Aris. 2012. “Konsep Pendidikan
Karakter Berbasis Potensi Diri dalam Film “The
Miracle Worker””. Journal of Suhuf. (21) Mei.
72-97.
Sutarman. 2009. “Pendidikan Kader Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah (Studi Kasus di
Komisariat Muhammad Abduh Fakultas Agama
Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta”,
Journal of Tajdida, (10) Agustus. 135-147.