JURNALISME WARGA DAN KEBUTUHAN INFORMASI MAHASISWA (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang Pengguna Twitter)

(1)

JURNALISME WARGA DAN KEBUTUHAN INFORMASI

MAHASISWA

(Studi Pada Mahasiswa Jurusan Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang Pengguna Twitter)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan untuk Mendapatkan Gelar Sarjana ( S-1)

Oleh: Yeti Ikawati NIM: 08220294

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

i LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Yeti Ikawati NIM : 08220294 Konsentrasi : Jurnalistik

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi :JURNALISME WARGA DAN KEBUTUHAN INFORMASI MAHASISWA (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang Pengguna Twitter)

Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang Jurusan Ilmu Komunikasi

dan dinyatakan LULUS

Pada hari : Kamis

Tanggal : 31 Januari 2013 Tempat : Ruang 605

Mengesahkan, Dekan FISIP UMM

Dr. Wahyudi, M.Si Dewan Penguji:

1. Dra. Frida Kusumastuti, M.Si Penguji I ( ) 2. Sugeng Winarno, MA Penguji II ( ) 3. Nurudin, S.Sos, M.Si Penguji III ( ) 4. Dr. Muslimin Machmud, M.Si Penguji IV ( )


(3)

ii

KATA PENGANTAR

Dengan rasa syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadiran allah SWT yang telah melimpahkan taufiq dan hidayah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul “JURNALISME WARGA DAN KEBUTUHAN INFORMASI MAHASISWA (Studi Pada Mahasiswa Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang Pengguna Twitter) bisa terselesaikan.

Dengan segala keterbatasan yang ada, penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan semangat yang diberikan dari semua pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih dengan segala kerendahan hati dan rasa hormat yang sebesar – besarnya kepada:

1. Dr. Muhadjir Effendy, M.AP selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Dr. Wahyudi, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Univesitas Muhammadiayah Malang.

3. Nurudin, M.Si selaku ketua jurusan Ilmu Komunikasi dan Dosen pembimbing I yang telah dengan sabar membimbing dan memberikan pengarahan bagi penulis dalam menyusun skripsi.

4. Dr. Muslimin Machmud, M.Si selaku dosen pembimbing II yang selalu berkenan memberikan bimbingan dan masukan yang sangat berarti bagi kesempurnaan skripsi ini.

5. Seluruh penulis buku yang telah digunakan sebagai rujukan dan referensi dalam penyusunan skripsi ini.

6. Ibu dan Bapak tercinta, kakak serta seluruh saudara yang senantiasa memberikan dukungan moral dan materiil sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.


(4)

iii 7. Seluruh subjek penelitian yang telah berkenan menyisihkan waktunya

untuk berbagi informasi.

8. Teman – teman dan seluruh pihak yang telah membantu serta terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharap adanya saran serta kritik yang membangun dari pembaca sekalian.

Malang, 23 Januari 2013

Penulis,


(5)

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iv

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI ... v

MOTTO ... vi

LEMBAR PERSEMBAHAN ... vii

ABSTRAKSI ... viii

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ...xvii

DAFTAR GAMBAR ... . xviii

DAFTAR LAMPIRAN ……….. xix

BAB I. PENDAHULUAN………..… 1

A. Latar Belakang ………. 1

B. Rumusan Masalah ……… 5

C. Tujuan Penelitian ……….………... 6


(6)

v

D.1. Manfaat Akademis ……… 6

D.2. Manfaat Praktis ………. 6

E. Tinjauan Pustaka ……….. 7

E.1. Jurnalisme Warga (Citizen Journalism) ……….... 7

E.1.1. Pengertian Citizen Journalism………... 7

E.1.2. Sejarah dan Perkembangan Citizen Journalism…...….…. 9

E.1.3. Kelebihan Citizen Journalism...……….…... 12

E.1.4. Tantangan Citizen Journalism…...………...… 14

E.1.5. Implikasi Munculnya Citizen Journalism………. 16

E.2. Kebutuhan Informasi ………... 17

E.2.1. Kebutuhan ……….….…... 17

E.2.2. Kebutuhan Informasi ... 20

E.2.3. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi ………..……. 21

E.3. Twitter ... 22

E.3.1. Pengertian Twitter ……….…... 22

E.3.2. Sejarah dan Perkembangan Twitter ………...…. 24

E.3.3. Kelebihan dan Kekurangan Twitter ……….…. 28


(7)

vi

G. Fokus Penelitian ………...… 31

H. Metode Penelitian ………..……. 31

H.1. Pendekatan Penelitian ………...….. 31

H.2. Tipe dan Dasar Penelitian ………...…… 32

H.3. Tempat dan Waktu Penelitian ………... 32

H.4. Penetapan Subjek Penelitian ………... 32

H.5. Teknik Pengumpulan Data ………. 38

H.6.Teknik Analisis Data ………..…. 40

H.7. Uji Keabsahan Data ……….…... 42

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN ... . 43

A. Gambaran Umum Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Muhammadiyah Malang …..………... 43

B. Grup Komunitas Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi ………...…. 44

1. Eskalator ………..……. 44

2. JUFOC (Jurnalistik Fotografi Club) ……….… 44

3. Kociris (Komunitas Cinta Riset) ……….. 45

4. Public Relations Club (PRc) UMM ………... 45

5. Audio Visual Club UMM ………... 46


(8)

vii

7. 3Pod Productions ….……….… 47

C. Mahasiswa Pengguna Media Sosial ………...…… 47 BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA ... . 49

A. Identitas Subjek Penelitian ………...….. 49

A.1. Subjek Penelitian 1 ……….... 50

A.2. Subjek Penelitian 2 ………. 51

A.3. Subjek Penelitian 3 ………... 52

A.4. Subjek Penelitian 4 ………...… 53

A.5. Subjek Penelitian 5 ………...….. 54

A.6. Subjek Penelitian 6 ………. 55

A.7. Subjek Penelitian 7 ………...… 56

B. Data Lokasi, Waktu dan Situasi Saat Penelitian ……….... 57

C. Analisis Hasil Penelitian ……… 58

C.1. Macam – Macam Informasi dari Citizen Journalism yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa....………. 58

C.2. Manfaat Informasi Citizen Journalism pada Kebutuhan Informasi Mahasiswa.……….. 67

C.3. Dampak Citizen Journalism di Twitter dalam memenuhi Kebutuhan Informasi …..……….……...… 77


(9)

viii BAB II PENUTUP ... . 88

A. Kesimpulan ……….………….………... 88 B. Saran ……….……….…. 89 DAFTAR PUSTAKA


(10)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perbedaan Citizen Journalism dan Civic Journalism ... 8

Tabel 1.2 Data Subjek penelitian Tahap I ... 33

Tabel 1.3 Data Pengguna Twitter Yang Masuk Tahap II ... 36

Tabel 1.4 Daftar nama Subjek Penelitian ... 37

Tabel 3.1 Identitas Subjek Penelitian I ... 50

Tabel 3.2 Identitas Subjek Penelitian 2 ... 51

Tabel 3.3 Identitas Subjek Penelitian 3 ... 52

Tabel 3.4 Identitas Subjek Penelitian 4 ... 53

Tabel 3.5 Identitas Subjek Penelitian 5 ... 54

Tabel 3.6 Identitas Subjek Penelitian 6 ... 55

Tabel 3.7 Identitas Subjek Penelitian 7 ... 56


(11)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Teknik Analisis Data Miles and Huberman ... 40

Gambar 3.1 Contoh Postingan di akun Desy Ika Susila Landasary ... 63

Gambar 3.2 Contoh Postingan di akun Novi Andriyanti ... 64


(12)

xi DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Basuki, Sulistiyo. 2004. Pengantar Dokumentasi. Bandung. Rekayasa Sains. Effendy, Onong Uchyana. 2003. Komunikasi & Modernisasi. Bandung.

Madar Maju.

Gulo, W. 2000. Metodelogi Penelitian. Jakarta. Grasindo

Hamidi. 2010. Metode Penelitian dan Teori Komunikasi. Malang. UMM Press.

Haryati, Dida Dirgahayu, Pandhan Yudhapramesti, dkk. 2007. Mengamati

Fenomena Citizen Journalism. Bandung. BP2I dan Simbiosa

Rekatama Media.

Koespradono, Gantyo. 2009. Cara Andal Jadi Tenar; Kreatif Menulis

Efektif di New Media. Jakarta. PT. Gramadia Pustaka Utama.

Kristanto, Andri. 2003. Perancang Sistem Informasi dan Aplikasinya. Jakarta. Gava Media.

Kusumaningrat, Hikmat; Kusumaningrat, Purnama. 2007. Jurnalistik: Teori

dan Praktik. Bandung. PT.Remaja Rosdakarya.

Machmud, Muslimin. 2011. Komunikasi Tradisional: Pesan Kearifan Lokal

Masyarakat Sulawesi Selatan. Yogyakarta. Buku Litera.

Moleong, Lexy J. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung. PT.Remaja Rosdakarya.

Nugraha, Aditya Aji. 2010. Penerapan konsep Citizen Journalism dalam

Twitter. Semarang.Tidak diterbitkan.

Nugraha, Pepih. 2012. Citizen Journalism:Pandangan, Pemahaman dan

Pengalaman. Jakarta. Buku Kompas.

Nurudin 2010. Citizen Journalism: Sebagai Katarsis Baru Masyarakat. Jogjakarta. Itera buku.


(13)

xii ______2009. Jurnalisme Masa Kini. Jakarta. PT. RajaGrafindo Persada.

______2009. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta. Rajawali Pers. Pawito. 2008. Penelitian Komunikasi: Kualitatif. Yogyakarta. LKis.

Siagan, Sondang P. 1989. Teori Komunikasi dan Aplikasinya. Jakarta. Bina Aksara.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif R&D. Bandung. ALFABETA

Sumadiria, AS Haris. 2008. Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan

Feature (Panduan Praktik Jurnalis Indonesia). Bandung. PT.

Remaja Rosdakarya Offset.

Susanto, Edhy. 2003. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta. Graha Ilmu.

Yulius, Andre Pudyastomo. 2009. Twitter, Facebook Mah Kuno!. Jogjakarta. Mediakom.

Yusup, Pawit M. 1995. Pedoman Praktis Mencari Informasi. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.

Waloeyo, Yohan Jati. 2009. Twitter, Best Social Networking. Jogjakarta. Adi Offset.

West,Richard; Turner, Lynn .H. 2010. Pengantar Teori Komunikasi:

Analisis dan Aplikasi. Jakarta. Salemba Humanika.

Internet:

http://alexa.com/twit-rank diakses pada 11 Februari 2012 jam 14.22 wib Setiawan, Dwiki. Tersedia pada

http://dwikisetiyawan.wordpress.com/2012/02/29/data-dan-fakta-pengguna-jejaring-sosial-twitter-indonesia/ diakses pada 3 Maret 2012 jam 10.56 wib.


(14)

xiii

http://donnybu.blogdetik.com/2009/07/22/citizen-journalist-ala-facebook-dan-twitter-pada-kasus-bom-teroris-di-marriot-ritz-jakarta-2009/ diakses pada 9 Februari 2012 jam 11.12 wib

http://edukasi.kompasiana.com/2011/03/23/citizen-journalism-wujud-demokrasi-Indonesia/ diakses pada 9 Februari 2012 jam 10.43 wib Parman, Maman S. 2011 tersedia pada

http://media.kompasiana.com/new-media/2011/02/10/5-pilar-citizen-journalism/ diakses pada 27 Maret 2012 jam 20.21 wib.

Subandi, Ade. 2007. Manfaat Internet Sebagai Media Informasi. Tersedia pada

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=manfaat+media+internet &source=web&cd=5&cad=rja&ved=0CDYQFjAE&url=http%3A% 2F%2Ftour.telkomspeedy.com%2Fdirmember%2F57aeee35c98205 091e18d1140e9f38cf%2F57aeee35c98205091e18d1140e9f38cf.doc &ei=Q3mRUPuJMYX3rQfVh4CADA&usg=AFQjCNFRqZAEPhf mI9XRbTzr7yBmmqeUzQ diakses pada 13 Agustus 2012 jam 02.30 wib.


(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pesatnya perkembangan teknologi saat ini ternyata berdampak terhadap pola komunikasi dan proses penyebaran informasi dikalangan masyarakat. Saat ini, kebutuhan masyarakat akan informasi bisa dengan mudah dipenuhi. Kebutuhan informasi tidak hanya disajikan melalui media konvensional seperti media cetak maupun media elektronik, tetapi juga disajikan melalui media baru (new media). Media baru (new media) merupakan media kotemporer yang memberikan wahana baru dalam aktualisasi pemberitaan. Munculnya media baru (new media) ini membawa perubahan dalam masyarakat. Masyarakat dimudahkan dalam memperoleh informasi yang mereka inginkan tanpa harus dibatasi oleh ruang dan waktu. Internet merupakan salah satu bentuk dari hadirnya media baru (new

media). Internet memenuhi hasrat dan keinginan masyarakat dalam mencari berita

serta berkomunikasi dengan orang lain. Keberadaan internet memberikan keleluasaan pada masyarakat dalam berbagi informasi.

Internet merupakan media baru (new media) yang pada gilirannya juga telah menghadirkan cara baru untuk memperoleh informasi, berbagi informasi serta cara baru untuk berkomunikasi dengan orang lain. Tidak hanya itu, kehadiran internet juga menghadirkan sekian macam bentuk jurnalisme baru yang sebelumnya tidak kita kenal. Salah satunya adalah yang kita sebut sebagai


(16)

2 Jurnalisme Warga (yang selanjutnya disebut dengan Citizen Journalism). Citizen

Journalism saat ini sudah mulai muncul dikalangan masyarakat. Hal ini muncul

ketika kegiatan jurnalistik tidak hanya dilakukan oleh orang dengan latar belakang media (wartawan) tetapi juga dapat dilakukan oleh orang biasa.

Munculnya Citizen Journalism yang berkembang saat ini tidak dapat dipungkiri lagi. Citizen Journalism merupakan genre yang sudah menggejala dalam masyarakat digital. Citizen Journalism adalah keterlibatan warga negara dalam memberitakan sesuatu. Seseorang tanpa memandang latar belakang pendidikan, keahlian dapat merencanakan, menggali, mencari, mengolah, melaporkan informasi (tulisan, foto, tuturan) video kepada orang lainnya. Jadi, setiap orang bisa menjadi wartawan (Nurudin, 2009:215).

Menuliskan pengalaman yang ditemukan dalam kegiatan sehari-hari dilingkungannya bisa juga masuk dalam kategori Citizen Journalism. Seorang

Citizen Journalist (pelaku Citizen Journalism) ketika memberikan informasi juga

tidak kalah akurat dengan yang disampaikan oleh wartawan profesional. Hal ini didukung dengan kecanggihan teknologi yang sangat mumpuni dalam memenuhi kebutuhan informasi masyarakat. Dengan hanya bermodalkan kamera di telepon selular dan akses internet, masyarakat biasa sudah bisa menginformasikan sebuah peristiwa kepada khalayak.

Saat ini Citizen Journalism tidak hadir sebagai saingan tetapi alterative yang memperkaya pilihan dan referensi. Berita tidak lagi dilihat sebagai produk yang didominasi oleh wartawan dan institusi pers, tetapi masyarakat biasa juga bisa


(17)

3 masuk dalam ekosistem media sebagai unsur yang aktif berinteraksi. Citizen

Journalism dinilai sebagai bentuk partisipasi aktif masyarakat untuk menyuarakan

pendapat secara lebih leluasa, terstruktur serta dapat diakses secara umum dan sekaligus menjadi rujukan alterative (Haryati,et.al, 2007: 27).

Salah satu perkembangan teknologi informasi yang juga mendukung berkembangnya Citizen Journalism adalah hadirnya berbagai situs jejaring social dan juga situs penyedia blog. Twitter merupakan media jejaring social yang paling banyak digunakan masyarakat terutama oleh mahasiswa untuk saling berbagi informasi yang ada disekitarnya.

Twitter adalah layanan microblogging yang memungkinkan penggunanya untuk mengirim pembaharuan status atau informasi berupa tulisan teks dengan maksimal karakter terbatas yaitu 140 karakter. Inilah yang digunakan para Citizen

Journalist dalam berbagi kabar terbaru. Dengan layanan following dan follower

pada Twitter, pengguna dapat berbagi kabar dengan pengguna lain yang tergabung sebagai followers – nya. Dengan ke–update–an beritanya, para pengguna Twitter dapat dengan cepat memperoleh informasi atau kabar terbaru mengenai sesuatu hal yang mungkin belum semua orang mengetahuinya.

Menurut data yang dilansir situs Semiocast Dot Com, jumlah tweeps di Indonesia sebanyak 19,5 juta orang. Jumlah tersebut menempati posisi kelima dunia setelah Amerika Serikat (sekitar 107 juta pengguna), Brasil (33 juta pengguna), Jepang (29 juta pengguna), dan Inggris (24 juta pengguna) (http://dwikisetiyawan.wordpress.com)


(18)

4 Kepopularan Twitter di Indonesia dalam mengambil alih traffic Citizen

Journalism muncul saat terjadinya kasus bom di Hotel JW Marriot dan Ritz

Carlton pada jum’at 17 Juli 2009. Saat itu salah satu pengunjung hotel dan juga seorang pengguna Twitter memuat postingan setelah terjadi pengeboman dikedua hotel tersebut. Postingan tersebut kemudian disusul dengan postingan dari pengguna Twitter lainnya. Dan postingan mengenai pemboman di hotel JW Marriot dan Ritz Carlton tersebut di klaim sebagai informasi tragis pertama yang disampaikan oleh masyarakat biasa melalui media internet ke public secara langsung (http://donnybu.blogdetik.com)

Kesederhanaan, jangkauan penyebaran informasi yang cepat dan luas dibandingkan media jejaring social lain seperti Facebook menjadikan Twitter lebih menjadi pilihan dalam mendukung praktek jurnalistik.

Konsep Citizen Journalism di Twitter juga sudah pernah diteliti oleh Aditya Aji Nugraha (2010) mahasiswa Universitas Diponegoro denga judul penelitian “Penerapan Konsep Citizen Journalism dalam Twitter” dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa Twitter mendukung penerapan konsep Citizen Journalism. Dengan kecanggihan teknologi yang ada saat ini, aplikasi layanan Twitter di telepon selular semakin memberikan kemudahan tersendiri bagi pengguna Twitter untuk berbagi kabar dengan cepat dimanapun dan kapanpun. Pengguna Twitter tanpa latarbelakang pendidikan dan pelatihan jurnalistik dapat dengan mudah menggunakan aplikasi layanan internet yang ada di telepon selularnya.


(19)

5 Kemudahan inilah yang dimanfaatkan oleh mahasiswa. Mahasiswa yang cenderung selalu mengikuti trend bisa dengan mudah mengaplikasikan konsep

Citizen Journalism di Twitter melalui telepon selularnya. Selain untuk mengikuti

trend, ada beberapa alasan lain mahasiswa menggunakan Twitter yaitu

kesederhaaan dalam mengakses aplikasinya dan kemudahan koneksi untuk bertukar informasi. Selain itu, kebutuhan mahasiswa akan informasi tidak hanya teratas pada seputar dunia perkuliahan, tetapi juga kebutuhan akan dunia sosialnya sehari hari.

Hal inilah yang mendasari peneliti untuk melakukan penelitian ini. Dengan perkembangan teknologi dan komunikasi yang ada, telah mampu menciptakan bentuk jurnalisme baru dan munculnya berbagai media baru yang semakin memudahkan kita untuk berbagi informasi. Mahasiswa dengan kecenderungan untuk mengikuti trend terus berusaha untuk memenuhi kebutuhan informasi melalui media Twitter. Berpijak dari latar belakang inilah, peneliti telah melakukan penelitian dengan judul “Journalisme Warga dan Kebutuhan Informasi Mahasiswa (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang Pengguna Twitter)”.

B. Rumusan Masalah

Permasalahan yang muncul dari uraian latar belakang di atas adalah sebagai berikut:


(20)

6 1. Informasi seperti apa yang diperoleh dan sesuai dengan kebutuhan

informasi mahasiswa melalui Jurnalisme Warga di Twitter? 2. Bagaimana dampak dari informasi tersbeut bagi mahasiswa?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui informasi yang sesuai dengan kebutuhan informasi mahasiswa melalui Jurnalisme Warga di Twitter.

2. Untuk mengetahui dampak dari informasi yang dihasilkan Jurnalisme warga di Twitter dikalangan mahasiswa.

D. Manfaat Penelitian

D.1. Manfaat Akademis

Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi ilmu pengetahuan serta wawasan dalam dunia akademik mahasiswa jurusan ilmu komunikasi UMM konsentrasi jurnalistik yang hendak melakukan penelitian berhubungan dengan Citizen Journalism dalam memenuhi kebutuhan informasi.

D.2. Manfaat Praktis

Selain itu, hasil penelitian juga diharapkan mampu memberikan suatu gambaran tentang fenomena yang saat ini terjadi dimasyarakat dan


(21)

7 menjadi referensi pengetahuan baru bagi mahasiswa dalam menggunakan media sosial. Tidak hanya itu, bagi pengajar penelitian ini bisa dijadikan referensi bahan pengajaran yang berhubungan dengan media sosial.

E. Tinjauan Pustaka

E.1. Journalisme Warga (Citizen Journalism)

E.1.1. Pengertian Citizen Journalism

Citizen Journalism dikenal dengan beberapa nama lain seperti

Participatory Journalism atau Grassroot Journalism yang memiliki

pengertian yaitu jurnalisme warga. Citizen Journalism adalah keterlibatan warga dalam memberikan sesuatu. Seseorang tanpa memadang latar belakang pendidikan keahlian dalam merencanakan, menggali, mencari, mengolah, dan melaporkan informasi (tulisan, gambar, foto, tuturan) video kepada orang lain. Sementara Wood and Smith ( 2005) mendefinisikan Netizens (sebutan lain bagi Citizen

Journalist) sebagai sekelompok warga yang aktif memberikan

kontribusi berita seiring dengan perkembangan internet. Menurutnya, Netizen harus memahami nilai – nilai kerja kolektif dan aspek – aspek yang harus dimiliki dalam menjalankan proses komunikasi publik. (Nurudin, 2009:215 ).

Ditegaskan pula oleh Lily Yulianti Faris, wartawan yang pernah bekerja di Kompas, Radio Australia Melbourne dan kini aktif


(22)

8 bekerja di NHK di Tokyo, Citizen Journalism dicirikan dengan partisipasi aktif masyarakat dalam proses lahirnya berita (Haryati, et.al, 2007:35).

Citizen Journalism (jurnalisme warga) berbeda dengan Civic

Journalism (jurnalisme publik). Pada dasarnya, antara Citizen

Journalism dengan Civic Journalism sama – sama menggunakan

masyarakat sebagai objek utamanya, hanya saja dalam Civic

Journalism, masyarakat di posisikan sebagai objek sedangkan dalam

Citizen Jounaralism, masyarakat tidak hanya berada dalam posisi

objek tetapi juga sebagai subjek. Berikut disajikan tabel ringkas perbedaan Citizen Journalism dan Civic Journalism:

Tabel 1.1. Perbedaan Citizen Journalism dan Civic Journalism Citizen Journalism Civic Journalism Penulis Warga negara biasa/

semua orang

Wartawan professional

Media Internet Media Utama ( Koran,

majalah Tv, Radio dll.) Tujuan Memberikan informasi

kepada orang lain (to share)

Memberikan penyadaran pada masyarakat atas persoalan yang dihadapi. (to cover)

Aturan Bebas Tunduk pada media

dimana wartawan bekerja.

Isi Bermacam – macam (video, tulisan, gambar, dll.)

Tergantung media (pemberdayaan

masyarakat) Posisi

individu/ masyarakat

Subjek dan objek Objek

Motivasi menulis


(23)

9 (sumber: Nurudin 2010. Citizen Journalism: Sebagai Katarsis

Baru Masyarakat. Jogjakarta. Itera buku.)

Apabila dalam Citizen Journalism yang berperan dalam menghasilkan berita adalah masyarakat biasa tanpa berlatarbelakang wartawan berbeda dengan Civic Journalism, dalam Civic

Journalism, hanya wartawan profesional yang menghasilkan berita,

masyarakat hanya diposisikan sebagai objek atau kosumen berita saja.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan aspek-aspek utama dari Citizen Journalism, yaitu antara lain:

1. penyampaian informasi (tulisan, foto, video, dll) 2. oleh siapapun (tidak terbatas pada kalangan jurnalistik),

3. aktif, tidak dibatasi oleh mekanisme dan prosedural jurnalisme.

E.1.2. Sejarah dan Perkembangan Citizen Journalism

Perkembangan Citizen Journalism bermula pada era 1980 – an di Amerika Serikat. Pada saat itu, kegiatan jurnalistik tidak hanya dilakukan oleh wartawan profesional, tetapi juga dilakukan oleh masyarakat.

Di Indonesia sendiri Citizen Journalism berkembang seiring dengan hadirnya blog – blog milik masyarakat biasa. Masyarakat yang cenderung mengikuti perkembangan teknologi, tidak lagi


(24)

10 tergantung pada media konvensional, tetapi mereka memanfaatkan media internet untuk memperoleh informasi.

Menurut pernyataan pakar komunikasi AS yang termuat di jurnal flamedia. net, secara garis besar menyebutkan bahwa fenomena bom informasi terjadi pada dua dekade terakhir. Pada awalnya menciptakan sensasi kejutan (shock), kemudian menjadi sebuah kebutuhan (needs) dan akhirnya tiba pada tahap terakhir yaitu sebagai penyangga kehidupan sehari – hari. Artinya, keberadaan

Citizen Journalism tidak begitu saja muncul. Berawal dari proses

perkenalan kepada masyarakat hingga menjadi sebuah kebutuhan yang sampai pada saat ini melekat dalam kehidupan sehari – hari (Haryati,et.al.2007:27).

Menurut Maman A. Rahman dalam blog Kompasiana.com menjelaskan bahwa perkembangan Citizen Journalism memberikan arah yang menggembirakan belakangan ini. Menurutnya ada 5 pilar yang dapat memperkuat posisi Citizen Journalism kedepannya. Kelima pilar tersebut ialah:

1. Sumber Daya Manusia (SDM). Pilar yang sangat penting dalam

Citizen Journalism adalah adanya warga atau masyarakat yang

mempunyai kesadaran untuk berbagi informasi melalui media secara sukarela (voluntary). Kesadaran ini perlu dilandasi atas


(25)

11 kemauan untuk menolong sesama dan semangat untuk melihat dunia yang lebih baik.

2. Kuatnya kelas menengah. Istilah kelas menengah tidak mudah untuk didefinisikan. Namun, secara sederhana bisa dikatakan kelompok masyarakat yang sudah tidak mempersoalan kebutuhan dasarnya (sandang, pangan dan papan). Menurut Data Biro Pusat Statistik pada 1999 dan 2009 di Indonesia, jumlah kelas menengah itu tumbuh pesat dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Pada 1999 kelompok kelas menengah baru 25 persen atau 45 juta jiwa, namun satu dekade kemudian melonjak jadi 42,7 persen atau 93 juta jiwa. Berbagai data menunjukkan bahwa kebanyakan pegiat social

media adalah kelas menengah. Yaitu kelompok yang mempunyai

akses ekonomi yang memadai. Meningkatnya masyarakat kelas menengah di Indonesia dalam 10 tahun belakangan ini berpotensi besar meningkatkan dan memperkuat keberadaan Citizen Journalism.

3. Keberadaan social media. Partisipasi warga untuk berbagi informasi ke masyarakat luas membutuhkan sebuah media. Perkembangan Teknologi Informasi yang semakin canggih, memudahkan warga untuk berbagi informasi baik berupa tulisan, foto, gambar maupun audio video. Beragam informasi itu bisa disampaikan melalui social media yang tersedia secara gratis di dunia maya. Keberadaan social media ini menjadi pilar yang


(26)

12 sangat penting bagi tumbuh dan berkembangnya Citizen Journalism.

4. Pengetahuan yang memadai bagi warga tentang Citizen

Journalism. Pengetahun ini meliputi pengetahuan tentang

pentingnya Citizen Journalism, teknis Journalism sampai pengetahuan tentang keterampilan menggunakan Teknologi Informasi. Pengetahun ini sangat penting untuk membantu tumbuh dan berkembangnya Citizen Journalism berbasis online.

5. Adanya regulasi (aturan) yang memberikan ruang kebebasan yang mewadahi bagi lahirnya informasi kritis. Aturan ini perlu bagi para

citizen journalist untuk memberikan kenyamanan dan kepastian

keamanan bagi dirinya.

E.1.3. Kelebihan Citizen Journalism

Dalam bukunya “Citizen Journalism Sebagai Katarsis Baru Masyarakat”, Nurudin (2010:65) menjelaskan mengenai kelebihan Citizen Journalism, diantaranya sebagai berikut:

1. Citizen Journalism mendorong terciptanya iklim demokratisasi.

Keberadaan blog mampu mewacanakan informasi alterative dan tidak terikat seperti halnya media utama. Dengan adanya kebebasan ini, akan memberikan beragam informasi bagi masyarakat.


(27)

13

2. Citizen Journalism mampu memupuk budaya tulis dan baca

masyarakat.

Selama ini, budaya mendengar dan melihat lebih dominan dibanding budaya tulis dan baca. Padahal, budaya tulis dan baca lebih mencerdaskan dan hal tersebut memberikan banyak pengetahuan baru dalam kegiatan sehari – hari.

3. Mematangkan terciptanya public sphere (ruang publik) di masyarakat.

Masyarakat bisa mendiskusikan apapun mengenai tema yang telah ada tanpa dibatasi oleh aturan seperti halnya media utama. Seorang pemilik blog misalnya, dia bisa menuliskan informasi apapun di blognya. Sementara itu, pembaca bisa memberikan komentar mengenai informasi yang pemilik blog tulis tersebut.

4. Citizen Journalism juga manifestasi fungsi wacth dog ( kontrol

sosial) media.

Media utama dengan berbagai aturan yang melingkupinya (sistem media dan sistem politik) terkadang tidak mampu menginformasikan semua informasi yang terjadi. Disinilah fungsi Citizen Journalism sebagai kontrol sosial. Ketika kekuasaan tidak lagi terkontrol secara efektif, masyarakat melalui kegiatan Citizen Journalism memberikan suntikan


(28)

14 vitamin untuk melakukan kontrol atas ketimpangan yang terjadi dalam masyarakat.

E.1.4.Tantangan Citizen Journalism

Apabila kegiatan Citizen Journalism dihubungkan dengan kriteria jurnalistik yang sudah kita kenal, jelas bahwa Citizen

Journalism tidak masuk dalam kategori kegiatan jurnalistik.

Berkaitan dengan itu, Nurudin (2010:67) menyebutkan bahwa ada tantangan yang harus dihadapi Citizen Journalist, yaitu:

1. Masalah profesionalisme. Seorang jurnalis adalah seorang yang profesional. Dia bekerja karena sesuai dengan profesinya sebagai jurnalis yaitu untuk mencari, mengumpulkan dan menginformasikan kepada masyarakat. Karena profesi itulah mereka digaji. Sedangkan seorang Citizen Journalist, mereka melakukan kegiatan Citizen Journalism untuk sekedar hobi. 2. Seorang jurnalis adalah orang yang terlatih. Mereka memiliki

keahlian dalam membuat berita dan menginformasikannya kepada khalayak. Misalnya, berita inverstigasi, features, straight news dan sebagainya. Mereka membutuhkan keahlian khusus dan latihan yang tidak gampang.

3. Jurnalis terikat oleh sistem. Selama ini jurnalis terikat dengan media massa, dan media massa terikat dengan undang – undang tertentu. Artinya, pers tunduk pada sistem pers dan sistem pers


(29)

15 tunduk pada sistem politik. Jadi, apabila nara sumber mengatakan off the record, maka wartawan juga tidak boleh menuliskannya di media yang bersangkutan. Tetapi lain halnya dengan yang terjadi pada Citizen Journalist. Blogger misalnya, individu tersebut bebas menuliskan apa saja di blognya dan hanya tunduk pada web – sitenya atau layanan fitur dalam web tersebut.

4. Jurnalis bukan anonim. Kemunculan Citizen Journalism seolah menjadi lawan dari nation state. Dalam nation state, warga negara adalah individu yang mempuyai bukti legal menjadi warga negara di sebuah negara tersebut. Maka, Citizen

Journalism adalah kegiatan seorang warga negara yang legal

bukan ilegal. Sementara itu, penguasaan seseorang akan internet atau media sosial tidak mensyaratkan bahwa mereka merupakan warga negara legal. Tidak sedikit dari mereka yang merupakan imigran. Padahal seorang wartawan selalu memiliki tanda pengenal yang lengkap sebagai bukti bahwa dia legal.

5. Jurnalis terikat oleh hukum. Seorang jurnalis ketika melakukan pemberitaan yang berisi kebohongan mereka akan berurusan dengan hukum. Berbeda dengan Citizen Journalist, mereka tidak memiliki aturan hukum yang jelas. Jadi, ketika mereka melakukan kesalahan atau kebohongan tidak akan ada aturan yang dapat memenjarakannya.


(30)

16 E.1.5.Implikasi Munculnya Citizen Journalism

Munculnya Citizen Journalism tentu saja memberikan implikasi. Seperti yang dijelaskan oleh Nurudin (2010:71) tentang implikasi dari kemunculan Citizen Journalism dengan tradisi yang dikembangkan dalam Old School Journalism. Beberapa implikasi yang bisa dilihat antara lain:

1. Open Source Reporting. Artinya, muncul cara baru dalam

mengumpulkan berita. Wartawan bukan lagi satu – satunya pengumpul berita. Tetapi, wartawan dalam konteks tertentu harus bersaing dengan masyarakat biasa dalam menyediakan berita dilapangan.

2. Perubahan modus pengelolaan media. Tidak hanya mengandalkan Open Source Reporting, media juga harus bersaing dengan blog – blog milik warga.

3. Kaburnya batas antara produsen dan konsumen media. Media yang lazimnya memposisikan diri sebagai produsen berita kadang harus berubah posisi menjadi konsumen berita ketika harus mengutip informasi dari blog milik warga ataupun video – video amatir yang dibuat warga. Demikian pula sebaliknya, masyarakat yang biasanya diposisikan sebagai kosumen berita harus berubah fungsi menjadi produsen berita dalam Citizen


(31)

17 4. Ketiga poin sebelumnya memperlihatkan bahwa masyarakat sebagai partisipan aktif dalam memproduksi, mengkreasi, maupun menyebarkan berita dan informasi kepada khalayak. Pada akhirnya, persaingan tidak muncul dari pemerintah dan ideologi atau kompetitor, tetapi dari konsumen yang biasa mereka layani.

E.2. Kebutuhan Informasi

E.2.1. Kebutuhan

Kebutuhan adalah keadaan internal seseorang yang disebabkan hasil usaha tertentu menjadi menarik. Artinya, suatu kebutuhan yang belum terpuaskan menciptakan “ketegangan” yang pada gilirannya menimbulkan dorongan tertentu dalam diri seseorang. (Sondang, 1989:139).

Banyak teori yang membahas tentang kebutuhan manusia. Teori – teori kebutuhan tersebut lahir dari ilmu kejiwaan atau lebih dikenal dengan istilah psikologi. Salah satu teori kebutuhan dikeluarkan oleh Abraham Maslow membedakan 5 perangkat kebutuhan dasar (Yusup, 1995 :2) :

1. Physiological needs (kebutuhan fisiologis) misalnya haus dan


(32)

18

2. Safety needs (kebutuhan keamanan) misalnya rasa aman dari

gangguan dan ancaman;

3. Love needs (kebutuhan cinta) misalnya rasa cinta dan memiliki;

4. Esteem needs (kebutuhan penghargaan) misalnya prestise,

keberhasilan, harga diri, serta respek pribadi;

5. Self – Actualization needs (kebutuhan aktualisasi diri) misalnya

hasrat untuk berdiri sendiri.

Dikaitkan dengan lingkungan yang mendorong timbulnya kebutuhan tersebut, khususnya yang berkaitan dengan seseorang yang dihadapkan pada berbagai media penampung kebutuhan informasi (sumber – sumber informasi), maka banyak kebutuhan yang bisa dikemukakan, antara lain seperti yang di usulkan Katz, Gurevitch dan Haas (Yusup, 1995 : 3) adalah sebagai berikut:

1. Kebutuhan kognitif (cognitve needs)

Kebutuhan ini berkaitan erat dengan kebutuhan untuk memperkuat informasi, pengetahuan dan pemahaman seseorang akan lingkungannya. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat seseorang untuk memahami dan meguasai lingkungannya. Disamping itu, kebutuhan ini juga dapat memberikan kepuasan atas hasrat keingintahuan dan penyelidikan seseorang.


(33)

19 2. Kebutuhan afektif (affective needs)

Kebutuhan ini dikaitkan dengan penguatan estetis, hal yang dapat menyenangkan dan pengalaman – pengalaman emosional. Berbagai media, baik cetak atau elektronik sering dijadikan alat untuk mengejar kesenangan dan hiburan. Orang membeli radio, televise, menonton film dan membaca buku – buku bacaan ringan dengan tujuan untuk mencari hiburan.

3. Kebutuhan integrasi personal (personal integrative needs)

Kebutuhan ini sering dikaitkan dengan penguatan krediilitas, kepercayaan, stailitas dan status individu. Kebutuhan – kebutuhan ini berasal dari hasrat seseorang untuk mencari harga diri.

4. Kebutuhan integrasi sosial (social integrative needs)

Kebutuhan ini dikaitkan dengan penguatan hubungan dengan keluarga, teman, dan orang lain di dunia. Kebutuhan ini didasarkan oleh hasrat seseorang untuk bergabung atau berkelompok dengan orang lain.


(34)

20 5. Kebutuhan berkhayal (escapist needs)

Kebutuhan ini dikaitkan dengan kebutuhan – kebutuhan untuk melarikan diri, melepaskan ketegangan dan hasrat untuk mencari hiburan atau pengalihan (diversion).

Kebutuhan yang dihadapi orang tidak akan berkurang sepanjang hidupnya, begitu juga masalah – masalah yang menyertainya karena pada dasarnya yang disebut masalah adalah kebutuhan yang menduduki prioritas tinggi. Terjadinya kebutuhan itu jika terdapat kesenjangan antara harapan dan kenyataan, antara yang seharusnya dengan kondisi nyata sekarang. Sebenarnya, timbulnya suatu kebutuhan itu juga dari adanya informasi yang datang menerpa orang yang bersangkutan.

E.2.2. Kebutuhan Informasi

Manusia mahkluk yang kompleks. Manusia memiliki banyak kebutuhan untuk melangsungkan kehidupannya. Mulai dari kebutuhan ragawi sampai kebutuhan rohani.

Setiap orang membutuhkan informasi sebagai bagian dari tuntutan kehidupannya, penunjang kegiatannya dan pemenuhan kebutuhannya. Rasa ingin tahu seseorang timbul karena ia ingin selalu berusaha menambah pengetahuannya. Krech, Crutchfield, dan Ballachey (Yusup, 1995:8) lebih jauh menjelaskan karena adanya


(35)

21 kebutuhan untuk memecahkan mlah – masalah sosial, seseorang termotivasi untuk mencari pengetahuan, bagaimana caranya agar dapat memecahkan masalah tersebut. Salah satu cara adalah mencari tambahan pengetahuan melalui membaca dari berbagai media.

E.2.3. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi

Menurut Sulistiyo Basuki (2004: 396) kebutuhan informasi ditentukan oleh faktor – faktor berikut:

1. Kisaran informasi yang tersedia;

2. Sumber daya teknologi yang digunakan;

3. Latar belakang, motivasi, orientasi profesional, dan karakteristik masing-masing pemakai;

4. Lingkungan. Lingkungan meliputi sistem sosial, ekonomi, dan politik tempat pemakai berada;

5. Konsekuensi penggunaan informasi.

Dari pendapat di atas jelas bahwa kebutuhan informasi seseorang dipengaruhi oleh waktu penemuan informasi, lingkungan seseorang itu berasal, asal – usul, media yang digunakan serta manfaat dan dampak dari informasi yang diperoleh.

Sedangkan menurut Tan yang dikutip oleh Yusup (1995: 4), menemukan dalam penelitiannya bahwa orang yang tingkat pendidikannya tinggi lebih banyak mempunyai kebutuhan akan


(36)

22 informasi dibandingkan dengan orang yang berpendidikan rendah. Ini berarti bahwa orang yang mempunyai pendidikan relatif tinggi, seperti guru, dosen, dan peneliti, misalnya, lebih banyak mempunyai kebutuhan akan sesuatu yang bisa memuaskannya, dan lebih banyak mempunyai tujuan yang berkaitan dengan permasalahan kehidupannya daripada orang-orang pada umumnya.

Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa orang yang memiliki banyak kegiatan atau orang yang menuntut tingkat pendidikan lebih tinggi akan membutuhkan informasi yang lebih banyak dari pada orang – orang pada umumnya. Karena kebutuhan mereka berbeda – beda, semakin tinggi tingkat pendidikannya akan semakin banyak kebutuhannya akan informasi.

E.3. Twitter

E.3.1. Pengertian Twitter

Twitter adalah situs jejaring sosial (social networking site) yang berbasis micrologging (Yulius, 2009:10). Kata Twitter berasal dari kata “tweet” yang diartikan secara bebas adalah kicauan burung. Burung berkicau tidak pernah panjang. Kicauan burung itu singkat namun bersifat kotinyu. Dari konsep itulah Twitter dibuat. Orang yang mengirim status ke publik disebut “tweeting”.Status yang


(37)

23 ditulis disebut dengan Tweets, dan pemilik akun Twitter disebut dengan Tweeps. (Yulius, 2009:11)

Tweets merupakan penulisan teks berbasis 140 karakter.

Artinya, jumlah karakter dalam penulisan status pesan maksimal hanya 140 karakter saja. Tweets dapat ditampilkan pada profil pemilik akun tersebut atau dapat mengomentari status dari teman. Keistimewaan Tweets adalah dapat mengirimkannya melalui Twitter via Internet, SMS (Short Message Service) atau aplikasi – aplikasi yang lain yang mendukung.( Waloeyo, 2010: 1)

Dengan basis microblogging, maka Twitter adalah sebuah perwujudan dari web 2.0 yang sukses. Indikator web 2.0 adalah kemampuan untuk berinteraksi antar pengguna. Microblogging adalah Citizen Journalism dalam bentuk pesan singkat. Karena pesan singkat, informasi dapat menyebar dengan cepat. (Yulius, 2009:12)

Pada hakikatnya, Twitter merupakan salah satu situs jejaring social yang pada saat kemunculannya digunakan untuk memudahkan orang untuk saling berkomunikasi. Tetapi, pada perkembangannya, situs ini berubah fungsinya dari communication network menjadi

information network. Salah satu yang mendukung perubahan fungsi

Twitter tersebut adalah konsep following dan follower. Kedua konsep tersebut berperan penting dalam mengatur arus informasi dalam Twitter. Konsep following menentukan siapa yang dapat


(38)

24 memberikan informasi kepada kita, sedangkan follower menentukan siapa yang akan mendapatkan informasi dari kita. Dengan kita mem

follow orang lain, artinya kita dapat mengetahui apa yang dia tulis

melalui layanan “whats happening?” –nya. Begitu juga dengan orang yang mem – follow kita, mereka akan mengetahui informasi apa saja yang telah kita tulis.

E.3.2. Sejarah dan Perkembangan Twitter

Sejarah awal lahirnya Twitter adalah dari perusahaan Odeo Corp. Twitter diciptakan oleh Jack Dorsey dibawah perusahaan tersebut. Ide dalam menciptakan Twitter berawal dari sebuah sesi

brainstroming” pada sebuah rapat yang diselenggarakan oleh

anggota dewan perusahaan Podcasting Odeo dalam rangka menampilkan ide – ide kretif untuk mengembangkan produk – produk yang akan dikeluarkan oleh perusahaan tersebut (Waloeyo, 2010:2).

Prototype pertama Twitter, diluncurkan hanya untuk layanan internal para karyawan Odeo, kemudian diluncurkan untuk publik pada awal Juli 2006. Pada Oktober 2006, Biz Stone, Eva Williams, Dorsey dan anggota lain dari perusahaan Odeo membentuk Ovious Corporation dan memperoleh saham Odeo beserta seluruh asetnya, termasuk Odeo.com dan Twitter.com dari para investor dan


(39)

25 pemegang saham Odeo grup, tetapi Twitter membentuk perusahaan sendiri pada awal April tahun 2007 (Waloeyo, 2010:3).

Secara total Twitter meraih keuntungan sekitar 57 juta US Dollar dari bisnis yang telah mereka jalankan. Menurut data yang dilansir situs Semiocast Dot Com, jumlah tweeps di Indonesia sebanyak 19,5 juta orang. Jumlah tersebut menempati posisi kelima dunia setelah Amerika Serikat (sekitar 107 juta pengguna), Brasil (33 juta pengguna), Jepang (29 juta pengguna), dan Inggris (24 juta pengguna) (http://dwikisetiyawan.wordpress.com).

Kepopularan Twitter di Indonesia dalam mengambil alih traffic Citizen Journalism mucul saat adanya kasus bom di Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton pada Jum’at 17 Juli 2009. Saat itu salah satu pengunjung hotel dan juga seorang pengguna Twitter memuat postingan setelah terjadi pengeboman dikedua hotel tersebut. Postingan tersebut kemudian disusul dengan postingan dari pengguna Twitter lainnya. Dan postingan mengenai pemboman di hotel JW Marriot dan Ritz Carlton tersebut di klaim sebagai informasi tragis pertama yang disampaikan oleh masyarakat biasa melalui media internet ke public (http://donnybu. blogdetik.com).

Kesederhanaan, jangkauan penyebaran informasi yang cepat dan luas dibandingkan media jejaring social lain seperti Facebook


(40)

26 menjadikan Twitter lebih menjadi pilihan dalam mendukung praktek jurnalistik.

Dengan adanya layanan aplikasi Twitter pada telepon selular akan semakin memudahkan pengguna Twitter dalam berkomunikasi dan berbagi informasi. Seseorang dimanapun dan kapanpun tanpa terbatasi oleh ruang dan waktu tetap saling bisa berkomunikasi dan berbagi informasi dengan pengguna Twitter lainnya dimanapun dan kapanpun.

Dalam bukunya “ Twitter, Best Social Networking” Yohan Jati Waloeyo (2010:6) menegaskan bahwa selama perkembangannya, Twitter banyak membantu menyebarkan informasi kepada masyarakat umum. Berikut ini merupakan beberapa peristiwa yang melibatkan Twitter, diantaranya:

1. Sebagai ajang promosi kandidat pemilihan presiden di Amerika Serikat. Twitter digunakan oleh salah satu calon Presiden terpilih dari partai Demokrat, Barack Obama, dalam kampanye Presiden Amerika Serikat pada tahun 2008. Obama beserta tim kampanyenya menggunakan Twitter untuk publisitas dan mencari dukungan dari rakyat Amerika Serikat.

2. Sebagai alat untuk mendukung pergerakan demonstrasi. Pada bulan Juni 2009, ada dugaan terjadi kecurangan pada saat pemilihan umum di Iran. Para pengunjuk rasa memakai Twitter


(41)

27 sebagai alat penggerak dan sebagai alat komunikasi dengan dunia luar setelah segala akses media komunikasi di blokir oleh pemerintah setempat.

3. Sebagai alat untuk menyebarkan situasi gawat darurat, sebuah penelitian pernah mengungkapkan bahwa pada kasus kebakaran di California tahun 2007 dan kebakaran Australia tahun 2009, masyarakat setempat terus mengirimkan kabar melalui Twitter mereka untuk mengabarkan bencana yang mereka alami. Palang Merah Amerika Serikat juga mulai menggunakan Twitter untuk bertukar informasi mengenai statistik koran bencana dan mengarahkan distribusi bantuan agar tepat sasaran.

4. Sebagai media untuk mengungkapkan kasus kriminal. Pada April 2009, FBI menangkap seseorang yang akan melakukan demonstrasi besar – besaran terhadap Presiden Obama. Ia ditangkap karena menyebarkan fitnah terhadap pemerintahan Obama melalui pesan – pesan yang ia sampaikan melalui Twitter.

Jenis informasi dalam media sosial memang berbeda – beda. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil postingan dari Citizen

Journalist yang lebih bersifat informative. Dalam media sosial ada

dua jenis informasi, yaitu:


(42)

28 Informasi yang bersifat informative ini lebih cenderung pada kebutuhan kognitif seseorang. Kebutuhan untuk memperkuat informasi, pengetahuan dan pemahaman seseorang akan lingkungannya.

b. Informasi yang bersifat motivator

Informasi yang bersifat motivator ini lebih cenderung pada kebutuhan afektif seseorang. Artinya, kebutuhan ini lebih dikaitkan dengan penguatan estetis, hal yang menyenangkan dan pengalaman – pengalaman emosional. Berbagai media baik cetak, elektronik maupun media online saat ini sering dijadikan alat untuk mengejar kesenangan dan hiburan.

E.3.3. Kelebihan dan Kekurangan Twitter

Berikut adalah kelebihan dan kekurangan Twitter dibandingkan media sosial lainnya.

Kelebihan Twitter

1. Twitter adalah sebuah layanan gratis dan sederhana untuk menyiarkan status singkat melalui internet. Karena singkat, status di Twitter dapat dikirim melalui email, sms dan jejaring sosial lain.


(43)

29 2. Status dapat langsung diumumkan keseluruh pengguna Twitter

lainnya

3. Mudah untuk mengupdate status

4. Informasi cepat disebarkan dan diperoleh

5. Dengan berbagai kemudahan yang ada, Twitter memberikan kesempatan untuk mendapatkan jaringan yang lebih luas untuk memperoleh informasi atau berbagi informasi kapapun dan dimanapun.

Kekurangan Twitter

1. Kemampuan terbatas dalam menemukan orang-orang 2. Dibatasi sampai 140 karakter per update

3. Tidak semua orang menemukan manfaat langsungnya 4. Lebih menekankan pada penghitungan follower

5. Mudah disalahgunakan untuk spam dan meningkatkan tingkat kebisingan

6. Relatif lebih kecil basis pengguna diinstal

7. Belum ada strategi keuangan yang mudah dan jelas

F. Teori Uses and Gratification

Banyaknya asumsi tentang teori Uses and Gratification secara jelas nyatakan oleh Katz, Blumler & Gurevitch (1974) sebagai pencetus pendekatan ini.


(44)

30 Mereka menyatakan bahwa terdapat lima asumsi dasar Uses and Gratifications (West & Turner 2010:104):

1. Khalayak aktif dan penggunaan medianya berorientasi pada tujuan.

2. Inisiatif dalam menghubungkan kepuasan kebutuhan pada pilihan media tertentu terdapat pada anggota khalayak.

3. Media berkompetisi dengan sumber lainnya untuk kepuasan kebutuhan. 4. Orang yang mempunyai cukup kesadaran diri akan penggunaan media

mereka, minat dan motif sehingga dapat memberikan sebuah gambaran yang akurat mengenai kegunaan tersebut kepada para peneliti.

5. Penilaian mengenai nilai isi media hanya dapat dinilai oleh khalayak.

Asumsi dari teori ini mengenai masyarakat yang aktif dalam penggunaan media yang berorientasi pada tujuan cukup yang jelas. Masyarakat atau individu dapat membawa tingkat aktivitas yang berbeda untuk penggunaan media yang mereka pilih.

Masyarakat juga berusaha untuk menyelesaikan tujuannya melalui media. Seperti yang ditekankan sebelumnya, Mc Quail dan koleganya (1972) mengidentifikasikan beberapa cara untuk mengklasifikasikan kebutuhan dan kepuasan masyarakat. Klasifikasi tersebut mencakup:

1. Pengalihan (diversion) yang bisa didefinisikan sebagai keluar dari rutinitas atau masalah sehari – hari. Masyarakat bisa saja menggunakan media sebagai alat untuk mencari hiburan.;


(45)

31 2. Hubungan personal (personal relationship) yang terjadi ketika orang menggunakan media sebagai ganti temannya. Hal ini biasa terjadi ketika mereka menggunakan media sebagai alat untuk berinteraksi dengan orang lain.

3. Identitas personal (personal identity), atau cara untuk menekankan nilai – nilai individu;

4. Pengawasan ( surveillance ) , atau informasi mengenai bagaimana media akan membantu individu mencapai sesuatu. Hal ini bisa saja media digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan akan informasinya.

G. Fokus Penelitian

Fokus dalam penelitian ini yaitu postingan yang dihasilkan dari Jurnalisme warga mampu memenuhi kebutuhan informasi mahasiswa dilihat dari informasi dan dampak yang dihasilkan dari informasi yang diperoleh.

H. Metode Penelitian

H.1. Pendekatan Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif interpretatif. Pendekatan interpretif memfokuskan pada sifat subjektif dari dunia sosial dan berusaha memahaminya dari kerangka berpikir objek yang sedang dipelajarinya. Pendekatan kualitatif interpretatif memberikan peranan penting pada peneliti dalam menafsirkan data dan informasi yang telah diperoleh.


(46)

32 H.2. Tipe dan Dasar Penelitian

Penelitian ini menggunakan tipe penelitian kualitatif deskriptif. Hal ini bertujuan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan secara sistematis fakta dan karakter objek dan subjek yang diteliti secara tepat. Tipe ini mencari jawaban atas pertanyaan mengenai siapa, apa, bilamana, dimana, dan bagaimana (Gulo, 2000:19).

Selain itu dasar penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah naturalistik. Dasar penelitian naturalistik ini biasa digunakan dalam penelitian kualitatif yang menekankan pada kealamiahan sumber data, karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural

setting) (Lexy.j.Moleong, 2006:3).

H.3. Tempat dan Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini, lokasi penelitian dilakukan dikota Malang dengan penelitian dilakukan melalui media sosial Twitter. Lokasi penelitian dipilih oleh peneliti dikota Malang karena, keberadaan subjek penelitian secara keseluruhan berada dilingkungan Universitas Muhammadiyah Malang.

Sedangkan untuk waktu penelitian dilakukan pada bulan Juni tahun 2012.


(47)

33 Untuk menentukan subjek dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik purposive sampling (sampling bertujuan). Purposive sampling adalah teknik pengambilan subjek atau sumber data dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2008:218). Teknik ini bertujuan untuk menentukan sumber informasi dengan kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti. Adapun kriterianya sebagai berikut:

1. Subjek penelitian merupakan follower sekaligus juga following dari peneliti. Dengan demikian, antara peneliti dengan subjek penelitian sudah terjalin pertemanan secara resmi sehingga dapat mempermudah peneliti dalam melakukan pengamatan terhadap akun Twitter subjek penelitian. Dari pengamatan awal ada 47 pengguna Twitter yang masuk sebagai following dan juga follower peneliti. Berikut data yang pengguna Twitter yang masuk sebagai following dan juga follower peneliti.

Tabel 1.2. Data Subjek Penelitian Tahap Pertama

No Nama Asli Nama Akun 1. Tomii @HaiTomi

2. Alfianur Haris @Alfianur_haris 3. Rudi Hedra Putra @roedyendoets 4. Desi Ika Susila L @DesyLandasary 5. Aristantia Sukma Widodo @tiasukma 6. Novi Andriyanti @novihanabi 7. Stivani Erdha Asmara @erdhaAsmara


(48)

34 8. Ary Dwi Febriyanto @arypoenya

9. Kholifatul Adha @olifiofio

10. Dian Kurnia R @DeeRenaningtyas 11. Nena Kisna @nenaKisna

12. Faustyne Charismarani @campyeettt

13. Faisal Rheinaldi @PeyeckVanDeJassen 14. Farids Fibrow Ardiansyah @ibofibro

15. Indra bayu N W @uyab_bingung 16. Agus Chandra @ChandraAgus 17. Citra Alvin Parasti @Citra_Alvin 18. Lisa Kawulusan @LissaKawulusan 19. Justyn bob @boby_mc

20. Endrip Wahyutama @Endrip 21. Dewi Amalia @dewi_luphy 22. Aditya Dio @Diomonyet 23. Ayu Diah Hapsari @Diie_Dheeck 24. Aga Dipa @AgaDipa 25. M. Aladin Al Baihaqie @MbimbikJunior 26. Suci Prima Yousya @yousya

27. Gita Ardhilla @Githaardhila 28. Silvia Arya Sasmita @ariasasmita 29. Putu Diah K @putu_diahK 30. Rika @noonaRikha 31. Nurul Fitriyhan @nurul_vyhan 32. Indra Pemana @Indra_permana 33. Tri Prabowo L @Zer4

34. Ana nur Metania @metania 35. Bagus Dimas @DorkyDimz 36. Megi Fanani @MEGI_F 37. Sesiilia natasya @Sesilia_natasya


(49)

35 38. Suci Rosowulan @suci_rosowulan

39. Ryan @rian_narniaband90 40. Ferdiana K. D @ina_caplyn

41. Restu nurpratikno @RestuKribo 42. Yoga Maygiarta @YogaMaygiarta 43. Alin Romsa @AlinRomsa 44. Zulfikar Karepesina @beta_zul 45. Diah Ayu Mashita @dolphinous 46. Imaniar @Imaniar 47. Vici Juwita @ViciCantik

(Sumber data: Olahan data peneliti)

Setelah penentuan subjek pada kriteria tahap pertama, kemudian data yang ada dilanjutkan pada kriteria tahap kedua. Yaitu:

2. Jumlah following minimal 100 following; 3. Jumlah follower minimal 100 follower.

Dalam poin kedua dan ketiga peneliti membatasi minimal jumlah

follower dan following, hal ini dimaksudkan agat pada saat sebuah

berita diproduksi oleh Citizen Journalist yang juga seorang pengguna Twitter, berita yang disampaikan akan dengan mudah menyebar ke pengguna Twitter lainnya.

Dari 47 pengguna Twitter yang masuk dalam kriteria tahap pertama, diperoleh 35 orang yang masuk sebagai subjek penelitian pada tahap kedua. Berikut data pengguna Twitter yang masuk dalam criteria penelitian tahap kedua dan ketiga:


(50)

36 Tabel. 1.3. Pengguna Twitter Yang Masuk Kriteria Tahap Kedua

dan Ketiga

No Nama Asli Nama Akun Jumlah Following

Jumlah Follower 1. Tomii @HaiTomi 439 181 2. Alfianur Haris @Alfianur_haris 118 132 3. Rudi Hedra Putra @roedyendoets 327 259 4. Desi Ika Susila L @DesyLandasary 202 348 5. Aristantia Sukma

Widodo @tiasukma 309 1391 6. Novi Andriyanti @novihanabi 353 619 7. Stivani Erdha Asmara @erdhaAsmara 420 358 8. Ary Dwi Febriyanto @arypoenya 220 243 9. Kholifatul Adha @olifiofio 304 184 10. Dian Kurnia R @DeeRenaningtyas 436 193 11. Nena Kisna @nenaKisna 121 159 12. Faustyne Charismarani @campyeettt 268 199 13. Faisal Rheinaldi @PeyeckVanDeJassen 275 251 14. Farids Fibrow A @ibofibro 219 277 15. Indra bayu N W @uyab_bingung 337 329 16. Citra Alvin Parasti @Citra_Alvin 306 435 17. Lisa Kawulusan @LissaKawulusan 487 274 18. Justyn boby @boby_mc 227 104 19. Endrip Wahyutama @Endrip 380 464 20. Aditya Dio @Diomonyet 275 320 21. Aga Dipa @AgaDipa 200 166 22. M. Aladin Al Baihaqie @MbimbikJunior 538 135 23. Suci Prima Yousya @yousya 352 395 24. Gita Ardhilla @Githaardhila 529 169


(51)

37 25. Silvia Arya Sasmita @ariasasmita 202 116 26. Putu Diah K @putu_diahK 249 176 27. Nurul Fitriyhan @nurul_vyhan 150 227 28. Indra Pemana @Indra_permana 223 143 29. Ana nur Metania @metania 144 150 30. Bagus Dimas @DorkyDimz 188 123 31. Megi Fanani @MEGI_F 539 216 32. Yoga Maygiarta @YogaMaygiarta 195 102 33. Zulfikar Karepesina @beta_zul 187 232 34. Imaniar @Imaniar 172 203 35. Vici Juwita @ViciCantik 133 181

(Sumber data: Olahan data peneliti)

4. Subjek penelitian merupakan pengguna aktif jejaring sosial Twitter dan memiliki postingan 300 postingan dalam kurun waktu satu bulan terakhir.

Memasuki criteria pada tahap keempat, 11 orang dari 35 orang yang ada telah sesuai dengan seluruh criteria yang ditentukan peneliti. Tetapi, dari 11 orang tersebut, hanya 7 orang yang bersedia untuk dijadikan subjek penelitian. Berikut ini adalah daftar nama subjek penelitian yang berpartisipasi dalam proses penelitian ini.

Table 1.4. Daftar Nama Subyek Penelitian

No. Nama Asli Nama Akun 1. Aristantia Sukma W @tiasukma


(52)

38 3. Desy Ika S.L @DesyLandasary

4. Citra Alvin Parasty @@Citra_Alvin 5. Suci Prima Yousya @yousya

6. Farids Fibrow Ardiansyah @ibofibRo 7. Ary Dwi Febriyanto @arypoenya

(Sumber data: olahan data peneliti)

H.5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, observasi dan dokumentasi.

1. Wawancara

Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau tanya jawab. Wawancara dalam penelitian kualitatif sifatnya mendalam karena ingin mengeksplorasi informasi secara holistic dan jelas dari subjek penelitian.

Pada penelitian ini, metode wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur yaitu pewawancara telah memiliki daftar pertanyaan yang harus dijawab oleh subjek penelitian. Peneliti akan melakukan kegiatan wawancara ini pada subjek penelitian yang telah ditentukan sesuai kriteria yang dibuat oleh peneliti. Wawancara ini dilakukan oleh peneliti guna memperoleh data primer yaitu berupa jawaban dari subjek penelitian mengenai pertanyaan yang diajukan


(53)

39 oleh peneliti. Jawaban tersebut akan dijadikan acuan utama oleh peneliti dalam menjawab rumusan masalah yang terdapat pada penelitian ini.

2. Observasi

Observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian. Pengamatan dilakukan jika peneliti menghendaki data hasil dari melihat atau menyaksikan aktifitas yang dilakukan responden (Hamidi, 2010:140).

Observasi peneitian ini bersifat tidak partisipan, hal ini dikarenakan peneliti tidak langsung berada dilapangan dalam kehidupan nyata untuk melakukan observasi. Melainkan peneliti hanya akan menggunakan situs jejaring sosial Twitter yang dimiliki oleh subjek penelitian sebagai tempat observasi. Observasi yang dilakukan peneliti berupa kegiatan subjek penelitian dalam menggunakan Twitter. Kegiatan observasi ini sengaja dilakukan peneliti untuk memperoleh data berupa jumlah postingan subjek penelitian dan jumlah follower serta following subjek penelitian.

3. Dokumentasi

Dokumentasi dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi dari berbagai macam sumber tertulis atau dari


(54)

40 dokumen yang ada pada subjek penelitian atau dari media lain untuk mendukung penelitian.

Dalam hal ini dokumentasi berupa hasil transkrip wawancara serta status yang ada pada akun Twitter subjek penelitian sebagai data pendukung.

H.6. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik analisis milik Miles dan Huberman yang mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis data dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus – menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh. Langkah – langkah analisis tersebut digambarkan pada bagan sebagai berikut:

Gambar 1.1

Teknik Analisa Data Miles dan Huberman

(Sumber : Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : ALFABETA,

hlm 247) Koleksi data

(Data collection)

Penyajian data (Data display)

Penarikan kesimpulan (Conclusions) Reduksi data


(55)

41 1. Koleksi Data

Mengumpulkan data-data yang diperoleh baik dari buku-buku maupun informasi yang diperoleh. Hal tersebut dijadikan referensi maupun data penguat dalam menganalisa hasil penelitian.

2. Reduksi Data

Reduksi data berarti merangkum data yang telah diperoleh dari lapangan. Hal yang dilakukan adalah memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal yang penting. Tujuannya adalah untuk mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data selanjutnya.

3. Penyajian Data

Penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian, grafik atau hubungan antar kategori. Penyajian data dilakukan dengan uraian naratif. Peneliti akan memfokuskan data terhadap aktivitas jurnalisme warga pada Twitter dalam memenuhi kebutuhan informasi mahasiswa melalui akun Twitternya.

4. Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan ini merupakan temuan baru. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang jelas, didukung dengan data yang benar, sehingga bisa menjadi kesimpulan yang kredibel.


(56)

42 H.7. Ujian Keabsahan Data

Untuk mendapatkan data yang akurat, maka peneliti menggunakan teknik triangulasi sumber. Triangulasi sumber atau sering disebut

triangulasi data, merupakan upaya penyelidik untuk mengakses data dari

sumber – sumber yang bervariasi agar memperoleh data yang berkenan dengan persoalan yang serupa (data diperoleh dari berbagai informan). Hal ini berarti bahwa informasi diperoleh dari suatu sumber dengan sumber yang lainnya. Dari kondisi ini, penyelidikan akan sampai pada salah satu kemungkinan apakah data yang diperoleh konsisten atau sebaliknya berlawanan (Muslimin Machmud, 2011:28).


(1)

37

25. Silvia Arya Sasmita @ariasasmita 202 116

26. Putu Diah K @putu_diahK 249 176

27. Nurul Fitriyhan @nurul_vyhan 150 227

28. Indra Pemana @Indra_permana 223 143

29. Ana nur Metania @metania 144 150

30. Bagus Dimas @DorkyDimz 188 123

31. Megi Fanani @MEGI_F 539 216

32. Yoga Maygiarta @YogaMaygiarta 195 102

33. Zulfikar Karepesina @beta_zul 187 232

34. Imaniar @Imaniar 172 203

35. Vici Juwita @ViciCantik 133 181

(Sumber data: Olahan data peneliti)

4. Subjek penelitian merupakan pengguna aktif jejaring sosial Twitter dan memiliki postingan 300 postingan dalam kurun waktu satu bulan terakhir.

Memasuki criteria pada tahap keempat, 11 orang dari 35 orang yang ada telah sesuai dengan seluruh criteria yang ditentukan peneliti. Tetapi, dari 11 orang tersebut, hanya 7 orang yang bersedia untuk dijadikan subjek penelitian. Berikut ini adalah daftar nama subjek penelitian yang berpartisipasi dalam proses penelitian ini.

Table 1.4. Daftar Nama Subyek Penelitian

No. Nama Asli Nama Akun

1. Aristantia Sukma W @tiasukma


(2)

38

3. Desy Ika S.L @DesyLandasary

4. Citra Alvin Parasty @@Citra_Alvin 5. Suci Prima Yousya @yousya

6. Farids Fibrow Ardiansyah @ibofibRo 7. Ary Dwi Febriyanto @arypoenya

(Sumber data: olahan data peneliti)

H.5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, observasi dan dokumentasi.

1. Wawancara

Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau tanya jawab. Wawancara dalam penelitian kualitatif sifatnya mendalam karena ingin mengeksplorasi informasi secara holistic dan jelas dari subjek penelitian.

Pada penelitian ini, metode wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur yaitu pewawancara telah memiliki daftar pertanyaan yang harus dijawab oleh subjek penelitian. Peneliti akan melakukan kegiatan wawancara ini pada subjek penelitian yang telah ditentukan sesuai kriteria yang dibuat oleh peneliti. Wawancara ini dilakukan oleh peneliti guna memperoleh data primer yaitu berupa jawaban dari subjek penelitian mengenai pertanyaan yang diajukan


(3)

39 oleh peneliti. Jawaban tersebut akan dijadikan acuan utama oleh peneliti dalam menjawab rumusan masalah yang terdapat pada penelitian ini.

2. Observasi

Observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian. Pengamatan dilakukan jika peneliti menghendaki data hasil dari melihat atau menyaksikan aktifitas yang dilakukan responden (Hamidi, 2010:140).

Observasi peneitian ini bersifat tidak partisipan, hal ini dikarenakan peneliti tidak langsung berada dilapangan dalam kehidupan nyata untuk melakukan observasi. Melainkan peneliti hanya akan menggunakan situs jejaring sosial Twitter yang dimiliki oleh subjek penelitian sebagai tempat observasi. Observasi yang dilakukan peneliti berupa kegiatan subjek penelitian dalam menggunakan Twitter. Kegiatan observasi ini sengaja dilakukan peneliti untuk memperoleh data berupa jumlah postingan subjek penelitian dan jumlah follower serta following subjek penelitian.

3. Dokumentasi

Dokumentasi dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi dari berbagai macam sumber tertulis atau dari


(4)

40 dokumen yang ada pada subjek penelitian atau dari media lain untuk mendukung penelitian.

Dalam hal ini dokumentasi berupa hasil transkrip wawancara serta status yang ada pada akun Twitter subjek penelitian sebagai data pendukung.

H.6. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik analisis milik Miles dan Huberman yang mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis data dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus – menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh. Langkah – langkah analisis tersebut digambarkan pada bagan sebagai berikut:

Gambar 1.1

Teknik Analisa Data Miles dan Huberman

(Sumber : Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : ALFABETA, hlm 247)

Koleksi data (Data collection)

Penyajian data (Data display)

Penarikan kesimpulan (Conclusions) Reduksi data


(5)

41 1. Koleksi Data

Mengumpulkan data-data yang diperoleh baik dari buku-buku maupun informasi yang diperoleh. Hal tersebut dijadikan referensi maupun data penguat dalam menganalisa hasil penelitian.

2. Reduksi Data

Reduksi data berarti merangkum data yang telah diperoleh dari lapangan. Hal yang dilakukan adalah memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal yang penting. Tujuannya adalah untuk mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data selanjutnya.

3. Penyajian Data

Penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian, grafik atau hubungan antar kategori. Penyajian data dilakukan dengan uraian naratif. Peneliti akan memfokuskan data terhadap aktivitas jurnalisme warga pada Twitter dalam memenuhi kebutuhan informasi mahasiswa melalui akun Twitternya.

4. Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan ini merupakan temuan baru. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang jelas, didukung dengan data yang benar, sehingga bisa menjadi kesimpulan yang kredibel.


(6)

42 H.7. Ujian Keabsahan Data

Untuk mendapatkan data yang akurat, maka peneliti menggunakan teknik triangulasi sumber. Triangulasi sumber atau sering disebut triangulasi data, merupakan upaya penyelidik untuk mengakses data dari sumber – sumber yang bervariasi agar memperoleh data yang berkenan dengan persoalan yang serupa (data diperoleh dari berbagai informan). Hal ini berarti bahwa informasi diperoleh dari suatu sumber dengan sumber yang lainnya. Dari kondisi ini, penyelidikan akan sampai pada salah satu kemungkinan apakah data yang diperoleh konsisten atau sebaliknya berlawanan (Muslimin Machmud, 2011:28).


Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN SITUS FACEBOOK DAN TWITTER SEBAGAI MEDIA PERSONAL BRANDING” (STUDI PADA ANGGOTA JOURNALISTIC CLUB MAHASISWA JURUSAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG)

1 19 19

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENGGUNAAN SITUS FACEBOOK DAN TWITTER SEBAGAI MEDIA PERSONAL BRANDING” (STUDI PADA ANGGOTA JOURNALISTIC CLUB MAHASISWA JURUSAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG)

0 13 19

PENGGUNAAN HANDPHONE QWERTY DI KALANGAN MAHASISWA (Studi pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2008 Pengguna Handphone Qwerty)

0 37 44

PEMAKNAAN MAHASISWA PENGGUNA AKUN TWITTER TENTANG CYBERBULLY (Studi Resepsi Pada Mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang angkatan 2010 Atas Kasus Pernyataan Pengacara Farhat Abbas Tentang Pemerintahan Jokowi - Ahok)

2 85 24

MAKNA I-BRANDING PADA TWITTER (Studi Resepsi Pada Mahasiswa Pengguna Twitter Jurusan Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammahadiyah Malang )

0 5 65

Efektivitas Twitter Sebagai Media Informasi Bagi Mahasiswa (Studi Deskriptif Akun @ikomUMM Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2013)

0 4 21

MOTIVASI PENGGUNAAN TWITTER SEBAGAI MEDIA SOSIAL DALAM BERKOMUNIKASI (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Muhammadiyah Malang Pengguna Twitter)

0 2 59

CITRA DAN EKSPEKTASI TERHADAP JURUSAN ILMU KOMUNIKASI Studi pada Mahasiswa Baru Jurusan Ilmu Komunikasi angkatan 2007 Universitas Muhammadiyah Malang

0 5 3

OPINI MAHASISWA TERHADAP ONLINE SHOP DI FACEBOOK (STUDI PADA MAHASISWA JURUSAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG ANGKATAN 2010)

0 4 23