PENDIDIKAN AQÎDAH GENERASI MUDA DALAM AL-QUR’AN (STUDI Q.S. AL-AN‘AM AYAT 74-79) Pendidikan aqîdah generasi muda dalam al-qur’an (studi q.s. al-an‘am ayat 74-79).

PENDIDIKAN AQÎDAH GENERASI MUDA DALAM AL-QUR’AN
(STUDI Q.S. AL-AN‘AM AYAT 74-79)

ARTIKEL NASKAH PUBLIKASI

Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas
Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu
Syaratguna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh:
FADILATUN
NIM: G000100105
NIRM: 10/X/02.2.1/T/5069

FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

1

ABSTRAK
PENDIDIKAN AQÎDAH GENERASI MUDA DALAM AL-QUR’ÂN

(STUDI Q.S. AL-AN‘ÂM AYAT 74-79)
Pendidikan aqîdah generasi muda adalah proses membimbing dan
mengarahkan segala potensi yang ada pada generasi muda terutama ketauhidan.
Pendidikan aqîdah generasi muda sangatlah penting karena pendidikan aqîdah
generasi muda akan menimbulkan kepercayaan dan keyakinan yang tertanam kuat
dalam hati sebagai pegangan dan landasan hidup di dunia dan di akhirat. Oleh
karena itu bagaimana pendidikan aqîdah generasi muda dapat dilihat dalam AlQur‟ân surat al-An‟âm ayat 74-79.
Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan bentuk pendidikan Aqîdah dalam
upaya meningkatkan kualitas aqîdah generasi muda seperti yang terkandung
dalam Q.S.Al-An‟âm ayat 74-79. Sedangkan manfaat penelitian ini adalah
menambah wawasan bagi generasi muda bagaimana meningkatkan dan
memantapkan aqîdahnya. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
pustaka (library research) dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa bentuk pendidikan aqîdah
generasi muda yang terdapat dala Al-Qur‟ân ayat 74-79 adalah mengesakan atau
mentauhidkan Allah, yang dapat dibuktikan melalui dalil fitrah dan dalil ‟aqli
(akal). Fitrah manusia adalah bertuhan dan menyembah Tuhan yang satu, ketika
generasi muda mencari makna hidup, kecenderungannya adalah menemukan
Tuhan Yang Maha Esa, seperti yang dialami oleh nabi Ibrahim menjadi contoh

untuk generasi muda dalam proses menemukan jati dirinya sehingga tidak
terjerumus ke jalan yang salah dengan menjadikan benda-benda yang tidak kekal
sebagai tuhan.
Sedangkan dalil akal berbicara bahwa akal yang dimiliki manusia
merupakan anugerah yang luar biasa dari Sang Pencipta, dengan mengoptimalkan
akal generasi muda akan ditemukan bukti keesaan Allah melalui benda-benda
yang diciptakan oleh Sang Pencipta di alam raya ini seperti bintang, bulan,
maupun matahari. Dengan akal juga generasi muda dapat menemukan
ketidaklogisan benda-benda di alamraya ini dijadikan sebagai tuhan sebab mereka
tidaklah kekal padahal diketahui bersama bahwa Allah memiliki sifat kekal.
Metode pendidikan aqîdah generasi muda yang ada pada Q.S.Al-An‟âm
ayat 74-79 yaitu metode nasehat, dan metode keteladanan, sedangkan pendekatan
pendidikan yang ditemukan pada ayat tersebut pendekatan rasional dan
keteladanan.

Kata kunci: Pendidikan aqîdah, generasi muda.

2

3


SURAT PERNYATAAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH

‫ﺒﺴﻢ ﷲ ﺍﻠﺮ ﺤﻤﻦ ﺍﻠﺮﺤﻴﻢ‬
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya
Nama

: Fadilatun

NIM/ NIRM

: G000100105/10/X/02.2.1/T/5069

Fakultas

: Agama Islam

Program Studi


: Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)

Jenis

: Skripsi

Judul

: Pendidikan Aqîdah Generasi Muda Dalam Al-Qur‟ân
(Studi Q.S. Al-An„âm ayat 74-79)

Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk:
1. Memberikan hak bebas royalti kepada Perpustakaan UMS atas penulisan karya
ilmiah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan.
2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan/mengalih formatkan,
mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikan, serta
menampilkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada
Perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta.
3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan

pihak Perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hukum yang timbul atas
pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat
digunakan sebagaimana mestinya.
Surakarta, 19 Juli 2014
Yang Menyatakan

Fadilatun

4

setiap

PENDAHULUAN
Pendidikan Agama Islam (PAI)

Aqîdah

menjadi sorotan masyarakat karena
dianggap


memberikan

kontribusi

dalam

pendidikan
kurangnya

akhlak

penanaman

tetapi

dirumuskan
kerap

seluruh


Aqîdah

sebagai

berikut:

diambil dari Al-Qur‟ân surat AlAn„âm

ayat

meningkatkan

dunia

74-79

untuk

kualitas


aqîdah

generasi muda? Sedangkan Tujuan

160.000.000 remaja putri berusia 1519 tahun melahirkan.

akan

Pendidikan aqîdah apa yang dapat

WHO (2011) menunjukkan bahwa
di

maka

akan dikaji dalam penelitian ini

ini adalah masalah seksualitas. Data


tahun

sedikit

atas, maka permasalahan pokok yang

terjadi dikalangan generasi muda saat

setiap

terjadi

Berdasakan latar belakang di

nilai-nilai

yang

dan


menyimpang dari jalan yang lurus.2

aqîdah dalam diri peserta didik.
Permasalahan

otak

langkah yang diciptakannya sehingga

pada

akan

manusia.

menimbulkan kerusakan pada gerak

kehidupan

bukanlah


bila

ketidakberesan

sehari-hari. Jika ditelusuri, timbulnya
permasalahan

merupakan

manusia

memberikan dampak pada perilaku
didik

langkah

memutuskan setiap gerak langkah

dalam pembentukan jiwa yang akan

peserta

gerak

penelitian ini adalah menjelaskan

1

berfungsi

bentuk pendidikan aqidah dalam
sebagai

upaya meningkatkan kualitas aqîdah

monitor dan pemandu akurat yang

generasi

muda

seperti

yang

dapat mengatur dan menggerakan
1

2 2

Faturochman dkk, Psikologi untuk
Kesejahteraan Masyarakat (Yogyakarta:
Pustaka Belajar, 2012), hlm. 52-53.

Abdullah Azzam, Al-Aqîdah wa
Atsaruha fil Bina (Jakarta: Gema Insani,
1994), hlm. 9.

1

terkandung dalam Q.S. Al-An„âm

kemampuan

ayat 74-79.

ukurannya. Implementasi dalam

Beberapa

penelitian

yang

yang

sesuai

pembelajaran adalah ketiga tahap

berhubungan dengan masalah yang

pembelajaran

penulis angkat antara lain:

merenungi ayat-ayat Allah yang

1. Karya
Syafi‟i

Muhammad
(UIN

Ma‟shum

digunakan

untuk

terletak di alam semesta dengan

Sunan

Kalijaga

2013),

melalui

2. Karya Rio Erlangga Dwi Pantara

skripsi yang berjudul “Pendidikan

(UMS, 2011), melalui skripsi

Aqîdah

yang

Yogyakarta,

melalui

Kajian

cara bertadabbur alam.

Ayat

berjudul

“Nilai-Nilai

Kauniyah Mengenal Keajaiban

Pendidikan Aqîdah dalam Perang

Laba-Laba (Telaah Materi Buku

Badar”, menyimpulkan terdapat

Pustaka Sains Popular Terjemah:

beberapa pendidikan aqîdah, di

Keajaiban pada Laba-Laba Karya

antaranya

Harun

Yahya)”.Menemukan

pendidikan iman kepada Allah;

bahwa kajian Laba-Laba tersebut

(2) nilai pendidikan iman kepada

dapat

sarana

Malaikat yang mendidik manusia

ma‟rifatullah, (2) bukti kebenaran

untuk meyakini bahwa mereka

akan

makhluk-Nya yang mulia, mereka

menjadi,

adanya

penciptaan

alam

(1)

Allah

dalam

semesta,

(3)

tidak

yaitu:

pernah

(1)

nilai

mendurhakai

mengagumi kebesaran Allah di

perintah-Nya;

alam semesta, (4) bukti makhluk

Pendidikan iman kepada kitab Al-

yang diciptakan disertai dengan

Qurân mendidik manusia untuk

2

(3)

Nilai

meyakini kitab Al-Qur‟ân yang

mengakar kuat, sehingga manusia

diturunkan Allah kepada Nabi

dalam tahap ini mampu ma‟rifah

Muḥammad.

dengan Tuhan.

3. Karya Sri Puji Ashaniyati (UMS,

4. Karya Sila Harnani (UMS, 2005),

2008), melalui skripsi berjudul

melalui skripsi yang berjudul

“Pendidikan Aqîdah dalam Kisah

“Nilai Pendidikan Aqîdah pada

Havy

Surah

Bin

Yaqzan”,

Qoof

menyimpulkan

bahwa

proses

menyimpulkan

pengembangan

potensi

aqîdah

aqîdah

Ayat

19-23”,

bahwa

keyakinan

hari

secara
akhir

dalam kisah Hayy bin Yaqzan

melahirkan sikap menjaga diri

adalah

dari perbuatan yang jahat dan

tahap

pengetahuan
manusia

dapat

pengembangan
indrawi

agar

dengan

menjaga diri agar tetap diisi

nyata

dengan perbuatan baik.

melihat bukti adanya tuhan, yaitu

Pendidikan adalah suatu proses

alam semesta. Tahap selanjutnya

penanaman sesuatu ke dalam diri

pengembangan pengetahuan akali.

manusia.3 Proses tersebut dilakukan

Dengan

bisa

secara

lain

direncanakan dalam mempersiapkan

semesta.

peserta didik agar mampu menjalani

akal,

mengenal
dibalik

manusia

adanya

wujud

wujud

alam

Kemudian tahap pengembangan
batin

dilakukan

sengaja,

sistematis,

dan

kehidupan dimasa datang.

untuk

menyingkap rahasia alam agar

3

Wan Mohd Nor Wan Daud, Filsafat
dan Praktik Pendidikan Islam Syed
Muhammad Naquib Al-Attas (Bandung:
Mizan, 2003), hlm. 60.

menumbuhkan keyakinan yang

3

Adapun

pengertian

aqîdah

membimbing

dan

mengarahkan

secara etimologis „aqada-ya„qidu-

segala

„aqdan-aqîdatan.„Aqdan

generasi muda terutama ketauÍîdan,

memiliki

potensi

yang

pada

beberapa makna di antaranya simpul,

sehingga

kokoh, ikatan dan perjanjian. Setelah

kepercayaan dan keyakinan yang

„aqdân

kata

terbentuk

akan

ada

menimbulkan

menjadi

tertanam kuat dalam hati sebagai

„aqîdah maka berarti keyakinan.

pegangan dan landasan hidup di

Kaitan antara kata „aqîdah dan

dunia.

„aqdân adalah keyakinan tersimpul

pendidikan aqîdah tersebut dalam

dengan kokoh di dalam hati, bersifat

bertingkah

mengikat

kepercayaan dengan keyakinan.

dan

mengandung

perjanjian.4
Generasi

Diharapkan

laku

Pembahasan
muda

adalah

dengan

didasari

pokok

atas

aqîdah

Islam adalah yang terumuskan dalam

terjemahan dari young generation

rukun iman yang enam yaitu:6

yang mengandung arti populasi yang

1. Beriman kepada Allah

sedang membentuk dirinya.5

Iman kepada Allah adalah
iman atau yakin bahwa Allah

Dari uraian pendidikan aqîdah
dan generasi muda, dapat diambil

adalah

kesimpulan

pendidikan

benar. Allah berhak disembah

aqîdah generasi muda adalah proses

tanpa menyembah kepada yang

bahwa

lain,

4

Sudarno Shobron dkk, Studi Islam I
(Solo: LPID UMS, 2010), hlm. 1.
5
Ardan
Lelemappuji,.2012,
http://ahsanmaqan.blogspot.com/2012/12/ge
nerasi-muda.html. diakses tanggal 06 januari
2014.

6

Ilâh

karena

(sembahan)

Dialah

yang

pencipta

Yunahar Ilyas, Kuliah Aqidah Islam
(Yogyakarta: LPPI, 2000), hlm. 5-6.

4

hamba-hamba-Nya, Dialah yang

dengan kata lain setiap anak

memberi rizki kepada manusia.7

manusia dilahirkan sebagai

Keyakinan
Yang

kepada

Maha

Esa

Allah

seorang muslim.9

(tauhîd)

2) Dalil Akal („Aqlî)

merupaka titik sentral keimanan.
Karena

itu,

setiap

Dengan menggunakan

aktivitas

akal

pikiran

untuk

seorang muslim harus senantiasa

merenungkan

vertikal kepada Allah.

sendiri, alam semesta dan

Iman

dirinya

kepada

Allah

lain-lainya seorang manusia

empat

unsur

bisa membuktikan adanya

mengandung
diantaranya:

Tuhan (Allah swt).

a. Beriman akan adanya Wujud

3) Dalil Naqlî

Allah

Sekalipun
Mengimani

adanya

fitrah

manusia

secara
bisa

Wujud Allah dapat dibuktikan

mengakui adanya Tuhan,

dengan tiga dalil, dalil fitrah,

dan dengan akal pikiran bisa

akal („aqlî), dan naqlî.8

membuktikannya,

1) Dalil Fitrah
Allah
menciptakan

namun

manusia tetap memerlukan
dalil naqlî (Al-Qur‟ân dan

swt
manusia

As-Sunnah)

dengan fitrah bertuhan, atau

7

Marzuki, Pendidikan Agama Islam
(Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2012), hlm.
88.
8
Yunahar Ilyas, Kuliah, hlm. 11.

9

Ibid.

5

untuk

membimbing

manusia

d. Mengimani sifat Asma´ dan

mengenal Tuhanya.10

ṣifât Allah (tauḥîd asmâ´ wa
ṣifât)

b. Mengimani sifat Rubûbiyyah
Allah (tauḥîd rubûbiyyah)
Yaitu beriman

Yaitu menetapkan apa-

bahwa

apa

yang ditetapkan Allah

hanya Allah swt satu-satunya

untuk Dzatnya yang terdapat

Rabb

dalam kitab Allah dan sunnah

yang merencanakan,

menciptakan,

mengatur,

Rasul-Nya baik itu berkenaan

memelihara, memberi rezeki,

dengan nama-nama maupun

memberikan manfaat,

serta

sifat-sifat Allah.

menjaga

alam

seluruh

2. Beriman kepada malaikat Allah,

semesta.

Allah menciptakan mereka dari

c. Mengimani

sifat

nûr (cahaya). Mereka disucikan

Ulûhiyyah

Allah (tauḥîd ulûhiyyah)
Yaitu
hanya

beriman

Allah

semata

dari
bahwa

hayawâniyyah, dan terjauh dari

yang

perbuatan salah dan dosa.

berhak disembah, tidak ada
sekutu

bagi-Nya.

kesahwatan-kesahwatan

3. Beriman kepada kitab-kitab Allah,

Allah

dengan mempercayai bahwa Allah

menyatakan bahwa tidak ada

telah menurunkan beberapa kitab-

Tuhan (yang berhak disembah)

Nya kepada para rasul untuk

kecuali Dia yang menegakan

menjadi pedoman dan pegangan

keadilan.

hidup agar mencapai kebahagiaan
hidup di dunia dan di akhirat.

10

Ibid., hlm. 17-18.

6

4. Beriman kepada

rasul Allah,

Metode yang dapat digunakan

dengan mempercayai bahwa Allah

dalam

telah

utusan-

diantaranya yaitu, Metode Nasehat,

membawa

adalah metode yang efektif dalam

mengirimkan

utusan-Nya

yang

menyampaikan

wahyu Ilahi untuk disampaikan

usaha

kepada umat manusia sebagai

(aqîdah),

petunjuk atau pedoman hidup.

spiritual

5. Beriman
dengan

kepada

hari

mempercayai

aqîdah,

pembentukan

keimanan

mempersiapkan
(emosional)

dan

moral,
sosial

akhir,

peserta didik.11 Metode Keteladanan,

bahwa

adalah memberikan teladan yang
al-ḥasanah

semua kehidupan di dunia akan

baik

berakhir, masa ini disebut dengan

kepada peserta didik, sehingga dalam

hari kiamat didahului dengan

penyampaian materi akan berhasil

musnahnya alam semesta. Pada

membentuk aspek moral , spiritual

hari itu seluruh mahluk hidup

dan etos soial.12 Metode Kisah,

akan mati. Bumipun akan barganti

adalah

bukannya bumi atau langit yang

menyampaikan

sekarang.

dengan

6. Beriman

kepada

qaḍa/qadar,

atau

kronologis

al-uswah

suatu

cara
materi

menuturkan
tentang

dalam
pengajaran
secara
bagaimana

mempercayai bahwa Allah itulah

terjadinya sesuatu hal yang baik,

yang

yang sebenarnya terjadi ataupun

menjadikan

makhluknya

dengan

semua
kodrat,

iradah, dan hikmah-Nya.
11

Abdullah Nashih Ulwan, Pedoman
Pendidikan Anak dalam Islam (Jakarta:
Pustaka Amani, 2007), hlm, 209.
12
Ibid.

7

didik.17

rekaan saja.13 Metode Pembiasaan,

peserta

yaitu membiasakan anak tentang

Pengamalan,

cara-cara bertindak hal-hal baik.14

kesempatan

Pendekatan

yang

bersikap

dapat

Pendekatan

yakni
peserta

dan

memberikan
didik

untuk

berperilaku

sesuai

digunakan dalam pendidikan aqidah

dengan ajaran Islam.18 Pendekatan

generasi muda adalah, Pendekatan

Fungsional, yaitu menyajikan materi

Rasional, yaitu suatu pendekatan

pokok dari segi manfaatnya bagi

yang menekankan kepada aspek

peserta

penalaran.

sehari-hari.19

Pendekatan

ini

dapat

berbentuk proses berpikir induktif
deduktif.15

didik

dalam

kehidupan

METODE PENELITIAN

Pendekatan

Jenis penelitian dalam skripsi

Emosional, yaitu upaya menggugah

ini adalah penelitian pustaka (library

perasaan (emosi) peserta didik dalam

research),

menghayati perilaku yang sesuai

datanya disimpulkan berupa tulisan,

dengan ajaran agama.16 Pendekatan

kata-kata, gambar dan bukan angka-

Keteladanan, yaitu menjadikan figur

angka.20 Pendekatan yang digunakan

guru (pendidik), sebagai cermin bagi

dalam

atau

yaitu

penelitian

pendekatan

penelitian

ini

deskriptif

yang

adalah
kualitatif.

Pendekatan ini sering disebut juga

13

Armai Arif, Ilmu dan Metodologi
Pendidikan Islam (Jakarta: Ciputat Pers,
2002), hlm. 110.
14
Ahmad
Tafsir,
Metodologi
Pengajaran Agama Islam (Jakarta: Pustaka
Amani, 2002), hlm. 140.
15
MGS. Nazarudin, Managemen
Pembelajaran:
Implementasi
Konsep,
Karakteristik dan Metodologi Pendidikan
Agama
Islam
di
Sekolah
Umum
(Yogyakarta: Teras, 2007), hlm. 19.
16
Ibid.

sebagai pendekatan yang humanistik,
17

Ibid., hlm. 20
Ibid.
19
Ibid.
20
Lexy J. Meleong, Metodologi
Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2002), hlm 6.
18

8

karena peneliti tidak kehilangan sisi

tentang data yang telah terkumpul,

kemanusiaan dari suatu kehidupan

dianalisis dan ditafsirkan kemudian

sosial. Peneliti tidak dibatasi oleh

disimpulkan dengan metode induktif

angka-angka, perhitungan statistik,

dan deduktif.

variabel-variabel yang mengurangi

Dalam skripsi ini, metode yang

nilai keunikan individual.
Metode

digunakan penulis dalam menarik
data

kesimpulan adalah induktif, penulis

yang digunakan dalam skripsi ini

berusaha menemukan kesimpulan-

adalah dokumentasi, yaitu peneliti

kesimpulan umum yang terdapat

mengamati

dalam Q.S. Al-An„âm ayat 74-79.

seperti

pengumpulan

benda-benda
buku-buku,

tertulis
majalah,

HASIL

dokumen, peraturan, notulen rapat,

yang

DAN

PEMBAHASAN

catatan harian dan sebagainya.21
Analisis

PENELITIAN

Bentuk iman kepada Allah

digunakan

yang ada pada Q.S. Al-An„âm ayat

content analysis yaitu investigasi

74-79 yaitu:

tekstual

1. MengEsakan atau mentauḥîdkan

melalui

analisis

ilmiah

terhadap isi pesan atau komunikasi

Allah

sebagaimana yang terungkap pada

menyembah berhala atau patung.

media cetak atau buku,22 kemudian
dilakukan

deskripsi

dengan

Pendidikan

yaitu

menitikberatkan

memberikan penafsiran atau uraian

terhadap

Allah

menolak

aqîdah
pengEsaan
dengan

meninggalkan syirik dalam bentuk
21

Suharsimi Arikunto, Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
(Jakarta: Asdi Maha Satya), hlm. 158.

9

ِ ‫وَك َذلِ نُِري إِب ر ِاهيم ملَ ُك ت ال َسماو‬
‫ات‬
َ َ
َ َ َ َ َ َْ
ِ
َ ‫ فَلَ َما َج‬٧٥ َ ِ‫اأر ِ َوليَ ُك َو ِم َ الْ ُم قِن‬
ْ ‫َو‬
‫ال َه َذا َريّ فَلَ َما أَفَ َل‬
َ َ‫َعلَْي ِه اللَْي ُل َرأَى َك ْ َكًا ق‬
‫ فَلَ َما َرأَى الْ َق َمَر‬٧٦ َ ِ‫ب اآفِل‬
َ َ‫ق‬
ّ ‫ال ا أ ُِح‬
ِ‫ال لَئِ ْ ََْ يَ ْه ِد‬
َ َ‫ال َه َذا َريّ فَلَ َما أَفَ َل ق‬
َ َ‫بَا ِز ًغا ق‬
‫ فَلَ َما‬٧٧ َ ‫َريّ أ ُك نَ َ ِم َ الْ َق ْ ِ اللَالي‬
‫ال َه َذا َريّ َه َذا أَ ْكَ ُر فَلَ َما‬
َ َ‫س بَا ِز َغةً ق‬
ْ ‫َرأَى الش‬
َ ‫َم‬
‫ال يَا قَ ْ ِ إِ ي بَِريءٌ َِِا تُ ْش ِرُك َو‬
َ َ‫ت ق‬
ْ َ‫أَفَل‬
‫ت َو ْج ِه َي لِلَ ِذي فَطََر‬
ُ ‫ إِ ي َو َج ْه‬٧٨
ِ
ِ
ِ
ِ
َ ‫اأر َحني ًفا َوَما أَنَا م َ الْ ُم ْش ِرك‬
ْ ‫ال َس َم َاوات َو‬
٧٩

apapun. Seperti dalam ayat 74
yang berbunyi:

ِ
ِ ِ َ َ‫وإِ ْذ ق‬
ِ
ِ
ً‫َصنَ ًاما آَِة‬
ْ ‫يم أبِيه َآزَر أَتَتَخ ُذ أ‬
ُ ‫ال إبْ َراه‬
٧٤ ٍ ِ‫إِ ي أ ََر َاا َوقَ ْ َم َ ِ َ ٍل ُم‬

“Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim
berkata kepada bapaknya, Aazar,
"Pantaskah kamu menjadikan
berhala-berhala sebagai tuhantuhan? Sesungguhnya aku melihat
kamu dan kaummu dalam
kesesatan yang nyata.”Q.S. AlAn‟âm (6): 74.
Disebutkan dalam ayat ini

kami
“Dandemikianlah
perlihatkan
kepada
Ibrâhîm
tanda-tanda keagungan (kami) di
langit dan di bumi, dan agar
Ibrâhîm termasuk orang-orang
yang yakin. Ketika malam telah
gelap dia melihat sebuah bintang
(lalu) Dia berkata: “inilah
Tuhanku”, tetapi tatkala bintang
itu tenggelam Dia berkata:"Saya
tidak
suka
kepada
yang
tenggelam." Kemudian tatkala
Dia melihat bulan terbit Dia
berkata: "Inilah Tuhanku". Tetapi
setelah bulan itu terbenam, Dia
berkata: "Sesungguhnya jika
Tuhanku tidak memberi petunjuk
kepadaKu, pastilah aku Termasuk
orang yang sesat." kemudian
tatkala ia melihat matahari
terbit, Dia
berkata: "Inilah
Tuhanku, ini yang demikianlah
kami perlihatkan kepada Ibrâhîm
tanda-tanda keagungan (Kami
yang terdapatlebih besar".Maka
tatkala matahari itu terbenam,
Dia berkata: "Hai kaumku,
Sesungguhnya aku berlepas diri
dari
apa
yang
kamu

bentuk syirik yang dilakukan oleh
ayahnya

adalah

dengan

menyembah patung, “pantaskah
memaksakan

engkau

diri

menentang fitrahmu membuat dan
menjadikan

berhala-berhala

sebagai

tuhan-tuhan

yang

disembah?”
2. MengEsakan atau Mentauḥîdkan
Allah

dengan

menolak

menyembah benda-benda langit.
Dalam

ayat

berikutnya

adalah pendidikan yang dilakukan
Ibrâhîm melalui penelusuran alam
semesta, tergambar dalam ayat
75-79 yaitu:

10

persekutukan.“Sesungguhnya aku
menghadapkan diriku kepada
Rabb yang menciptakan langit
dan bumi, dengan cenderung
kepada agama yang benar, dan
aku bukanlah Termasuk orangorang yang mempersekutukan
tuhan”.
Iman kepada Allah memiliki

Maksud

Allah

yang

manusia

disini adalah fitrah bertuhan sejak
manusia lahir, manusia dilahirkan
sudah dalam keadaan bertuhan
dan bertauÍîd.

empat unsur yaitu mengimani
wujud

fitrah

Ayat 76-79 di atas dapat

dapat

dipahami bahwa ayat tersebut

dibuktikan dengan dalil fitrah,

menjelaskan tentang bagaimana

dalil akal („aqlî), dan dalil naqlî.

nabi

Mengimani

sifat

Tauḥîd

kemampuan

rubûbiyyah,

Tauḥîd

ulûhiyyah,

Ibrâhîm

menggunakan
akalnya

untuk

menemukan kebenaran aqîdah dan

dan Tauḥîd asmâ´wa sifât.

sekaligus

1. Mengimani Wujud Allah

digunakan

memberikan

Disebutkan dalam ayat 74

kepada

untuk

premis-premis
kaumnya

yang

bentuk syirik yang dilakukan oleh

menyembah benda-benda langit,

ayahnya

dengan

yang merupakan iplementasi dari

menyembah patung, “pantaskah

mengimani Wujud Allah dengan

engkau

adalah

memaksakan

pembuktian dalil „aqlî atau akal.

diri

menentang fitrahmu membuat dan
menjadikan
sebagai

2. Mengimani

berhala-berhala
tuhan-tuhan

sifat

Tauḥîd

Rubûbiyyah.
Pengarahan

yang

jiwa

Nabi

Ibrâhîm agar menjadi seorang

disembah?”

yang

11

mûqinîn

merupakan

Nabi

implementasi dari sifat Tauḥîd

sifat

kaumnya

Tauḥîd

kesyirikan

Ulûhiyyah.

Ibrahim

menunjukkan

meninggalkan
dengan

mengajak

kaumnya untuk berpikir logis

Ajaran monoteisme dibawa
Nabi

menjadi

teladan untuk orangtuanya dan

Rubûbiyyah.
3. Mengimani

Ibrâhîm

tetang tuhan-tuhan yang mereka

dengan

sembah.

kesesatan

penyembah benda-benda langit

Pendekatan yang dilakukan

hal ini terangkum dalam ayat 74.

nabi Ibrâhîm dalam menyapaikan

Tahap penolakan nabi Ibrâhîm

dakwahnya

dengan ungkapan ketidaksukaan,

dalam surat al-An„âm ayat 74-79

lebih

yaitu:

tegas,

sangat

tegas

Di sini dipaparkan bahwa

merupakan implementasi dari sifat

pendekatan yang digunakan nabi

Tauḥîd Ulûhiyyah.

Ibrahim untuk berdakwah adalah

Metode yang digunakan nabi
dalam

ditemukan

1. Pendekatan Rasional

diungkapkan diayat 76-78. Yang

Ibrâhîm

yang

dengan pendekatan rasional yaitu

menyampaikan

dakwahnya yaitu:

penggunaan akal secara maksimal

1. Metode Nasehat

dalam mencari kebenaran, metode

Metode
nabi

yang

Ibrâhîm

ini cocok dengan generasi muda

digunakan
dalam

yang memang identik dengan

menyampaikan kebenaran kepada
pemikiran mereka yang rasional.

ayahnya adalah dengan metode

2. Pendekatan Keteladanan

nasehat.
2. Metode Keteladanan
12

Dalam ayat 74-79 terlihat
bahwa

nabi

generasi muda mencari makna hidup,

Ibrâhîm

kecenderungannya

adalah

menyampaikan dakwahnya juga

menemukan Tuhan Yang Maha Esa

dengan menunjukan teladan yang

Sedangkan

baik bagi ayahnya dan kaumnya

bahwa akal yang dimiliki manusia

seperti tidak mnyembah berhala

merupakan anugerah yang luar biasa

dan patung ataupun menyembah

dari

benda-benda

mengoptimalkan akal generasi muda

langit

seperti

dalil

Sang

akal

berbicara

Pencipta,

dengan

kaumnya.

akan menemukan bukti keEsaan

KESIMPULAN

Allah melalui benda-benda yang

Berdasarkan

yang

diciptakan oleh Sang Pencipta di

diperoleh dan analisis data yang

alam raya ini seperti bintang, bulan,

penulis

maupun matahari

lakukan,

disimpulkan

data

maka

bahwa

dapat
bentuk

SARAN
pendidikan aqîdah generasi muda
1. Saran Kepada Pembaca
yang terdapat dalam Al-Qur‟an surat
Kepada
Al-An„am

ayat

74-79

para

pembaca,

adalah
untuk selalu memanfaatkan dan

MengEsakan

atau

Mentauḥîdkan
menjadikan segala anugerah yang

Allah, yang dapat dibuktikan melalui
telah diberikan Allah seperti akal

dalil fitrah dan dalil ‛aqlî (akal).

untuk

berpikir,

mata

untuk

Dalil Fitrah mengatakan bahwa
melihat ciptaan Allah yang ada di
fitrah manusia adalah bertuhan dan
langit dan di bumi bukti bahwa
menyembah Tuhan yang satu, ketika
Allah itu Ada. Allah yang patut

13

Faturochman dkk. 2012. Psikologi
untuk
Kesejahteraan
Masyarakat.
Yogyakarta:
pustaka belajar.

disembah tidak ada sekutu bagiNya,

dan

Kuasa

sehingga

menambah keimanan kita kepada-

Ilyas, Yunahar. 2000. Kuliah Aqidah
Islam. Yogyakarta: LPPI.

Nya.

J. Meleong, Lexy. 2002. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.

2. Kepada Penulis Lain
Kepada para pengkaji tafsir
(khususnya

pengkaji

Lelemappuji,
Ardan.
2012.
http://ahsanmaqan.blogspot.co
m/2012/12/generasimuda.html.diakses tanggal 06
january 2014.

tafsir

tarbawi), dikarenakan terbatasnya
penelitian ini sehingga belum

Nashih Ulwan, Abdullah . 2007.
Pedoman Pendidikan Anak
dalam Islam. Jakarta: Pustaka
Amani

sepenuhnya tuntas dan setelah
penelitian

ini

mungkin

ada

Nazarudin, MGS. 2007. Managemen
Pembelajaran (Implementasi
Konsep, Karakteristik dan
Metodologi Pendidikan Agama
Islam di Sekolah Umum).
Yogyakarta: Teras.

permasalahan baru muncul, maka
hendaknya melakukan penelitian
lanjutan, khususya yang berkaitan
dengan

pendidikan

aqîdah

Sabiq, Sayid. 1986. Aqidah Islam.
Bandung: Diponegoro.

generasi muda.

Shihab, M. Quraisy. 2002. Tafsir alMishbâh: Pesan, Kesan, dan
Keserasian Al-Qur‟an, Vol-IV.
Jakarta: lentera hati.

DAFTAR PUSTAKA.
Arif, Armai. 2002.
Ilmu dan
Metodologi Pendidikan Islam
.Jakarta: Ciputat Pers.

Shobron, Sudarno dkk. 2010. Studi
Islam
1.
Surakarta:
Lembaga Studi Islam (LSI)
UMS.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta. Rineka Cipta.

Tafsir, Ahmad. 2002. Metodologi
Pengajaran Agama Islam.
Jakarta: Pustaka Amani.

Nor Wan Daud, Wan Mohd. 2003.
Filsafat
dan
Praktik
Pendidikan
Islam
Syed
Muhammad Naquib Al-attas.
Bandung: Mizan.
14