Nilai-Nilai Pendidikan Keimanan Yang Terkandung dalam Al-Quran Surat Al-Waqiah Ayat 57-74

(1)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk memenuhi Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh:

Nur Choirum Mauzuroh 1110011000050

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015


(2)

Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilrnu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri

Jakarta. Telah rnelalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk

diajukan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

lakarta" i4 Januari 2015

Yang mengesahkan,

I

Pembimbing


(3)

Waqiah

Ayat 57-74 disusun

oleh

Nur Choirum

Mauzuroh Nomor Induk Mahasiswa

Ill00l1000050, cliajukan kepada Fakultas llmu Tarbiyah

dan

Keguruan

UIN

Syarif

I-lidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 05 Maret 2015 di hadapan dervan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar sarjana Sl (S.pd.l) dalam bidang Pendidikan Agama lslam.

Jakarta,0T April 2015

Panitia U.i ian Munaqasah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi)

I}, H

Abdqtl4atrd Khon. M.Ag

NIP: 19580707 198703 I 003

Sekretaris ( Sekretaris .lurusan/Prodi Ifi.X4arnaman Saten

lm

NIP: I 97203 132008012010 Penguji I

Drs-H. Ahmad

Ba$UrM.Ag-NIP:1 9491126197901

|

001

t'engu.ii II

QlDim,vati. M.,,\g

N IP: I 97 403 I 82003 121002

Tanggal

t/

n^';-of

Aq.i\ ,ors

rs

A\t\

&rF

Prof, Dr.


(4)

Saya yang bertanda tangan di

Nama

Tempat/Tg1. Lahir

NIM

Jurusan/Prodi Judul Skripsi

Dosen Pembimbing

bawah ini,

Nur Choirum Mauzuroh

Mojokerto, 23 April 1992

1 1 1001 10000s0

Pendidikan Agama Islam

Nilai-Nilai Pendidikan Keimanan Yang Terkandung dalam

Al-Quran Surat Al-Waqiah Ayat 57-74

Prof. Dr. H. Salman Harun

dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya beftanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

Jakarta,03 Maret 2015

Nur Choirum Mau2uroh NIM.l 1 10011000050


(5)

i

Al-Quran diturunkan dengan tujuan agar menjadi petunjuk bagi orang-orang yang berserah diri, orang-orang yang membutuhkan cahaya dalam kegelapan. Selain sebagai petunjuk, Al-Quran juga sebagai sumber-sumber pendidikan, karena di dalamnya terdapat banyak nilai pendidikan yang dapat kita ambil untuk kepentingan dunia dan akhirat. Salah satunya adalah nilai pendidikan keimanan, pendidikan keimanan adalah modal utama bagi setiap muslim.

Pendidikan keimanan adalah pendidikan yang mengajarkan kepercayaan yang mengandung nilai-nilai keimanan kita kepada Allah serta mengimani adanya malaikat-malaikat Allah, Kitab-kitab Allah, rasul-rasul Allah, hari kiamat serta

beriman kepada Qada‟ dan Qadar.

Tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk “Menjelaskan nilai-nilai pendidikan keimanan yang terkandung dalam Q.S Al- Waqiah 57-74” dan “mengaplikasikan nilai-nilai pendidikan keimanan yang terkandung dalam surat al-Waqiah 57-74 dalam kehidupan sehari-hari.”

Adapun metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode deskriptif analisis, yaitu menganalisis masalah yang akan dibahas dengan cara mengumpulkan data-data kepustakaan, pendapat para mufassir. Kemudian mendeskripsikan pendapat para mufassir, selanjutnya membuat kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam ayat ini adalah nilai pendidikan keimanan melalui penelitian alam meliputi tentang asal-usul keadian manusia, tanaman, air dan api juga pendidikan keimanan kepada hari kiamat. Dan hal-hal yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari yaitu Aplikasi Pendidikan Penelitian Alam yang Menumbuhkan Keimanan, (Tafakkur) dan Aplikasi Pendidikan Keimanan Melalui Penelitian Alam (Tadzakkur).


(6)

Al-Quran descended for guidance to all of people surrender. People need light in the dark. Besides for guidance AL-Quran have to as resource of education because in the Al-Quran have more value of education can we take for interest in the world and in the beyond. One of them is value education of faith, education of faith is financial of every moslems.

Education of faith taught to belief have our value of faith to Allah and then have

faith in angels, holybooks, prophet, doomsday and have faith in qada‟ dan qadar.

This research have purpose for explain value education of faith in the Q.S. Al-Waqiah ayat 57-74 and then apply values education of faith in the daily activity. The method aplicated in this minithesis is descriptive analysis method. The analyze problem with way library research, opinion of mufassir. And then description opinion of mufassir and make conclusion.

Result of this research indicate value of education in this ayat is value education of faith pass research of nature there are is origin of human, origin of plants, origin of water, and origon of fire. The value education of doomsday and then something for application in daily activity is aplication education research of nature have feeling faith (Tafakkur) and Tadzakkur.


(7)

ii Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala nikmat yang tiada hentinya engkau menganugerahkan kepada penulis. Dan berkat kasih serta sayang-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya, kelak syafaat beliaulah yang diharapkan umatnya di akhir zaman.

Skripsi ini berjudul “Nilai-Nilai Pendidikan Keimanan Yang Terkandung Dalam Al-Quran Surat Al-Waqiah Ayat 57-74”, merupakan tugas akhir yang harus dipenuhi untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam.

Atas terselesainya Skripsi ini tidak terlepas dari upaya berbagai pihak yang telah memberikan kontribusi atau bantuan dalam rangka penyusunan dan penulisan skripsi ini, untuk itu penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya. MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, beserta seluruh staf pengajar dan staf administrasi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan atas segala fasilitas yang diberikan kepada penulis.

2. Dr. Abdul Madjid Khon, M.Ag selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam dan Marhamah Saleh Lc. M.Ag, selaku sekertaris jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah menyetujui penyusunan skripsi ini.

3. Dr. H. Anshori LAL., MA., Alm. selaku dosen pembimbing skripsi pertama, terimakasih atas ilmu yang telah diberikan kepada penulis.


(8)

iii

5. Dosen-dosen jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak memberikan pengetahuan dan pengalamannya kepada penulis, sehingga penulis mendapatkan pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan penulis.

6. Kedua orang tua penulis ayahanda Muhammad Kamali dan ibunda Mistianah

terimakasi atas do‟a, cinta, serta kasih sayang, didikan, semangat, kepercayaan

dan pengorbanan kalian yang tulus tiada hentinya untuk penulis, serta kakakku Khaula Mawaziroh yang selalu mengisi hari-hari penulis dengan canda dan tawanya disaat penulis mengalami kejenuhan, terimakasih atas do‟a dan semangat yang kalian berikan untuk penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Sahabat-sahabatku tersayang, para anggota P20AI, khususnya sahabat-sahabat ku Isnin Nadra S.pd.I, Intan Rahma Yuri S.Pd.I, Siti Nurbaiti, S.Pd.I terimakasih atas dorongan, semangat, masukan yang kalian berikan untuk penulis, yang selalu menemani penulis disaat penulis mengalami kebimbangan dan masalah dalam hidup penulis.

8. Teman-teman seperjuangan PAI angkatan 2010 terima kasih atas masukan, dorongan, dan sharingnya yang telah diberikan untuk penulis sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman-teman seperjuangan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, terimakasih atas semangat, senum dan hiburan yang telah kalian berikan kepada penulis sehingga terselesainya skripsi ini.


(9)

iv

Akhir kata tiada gading yang tak retak, penulis menyatakan sebagai manusia tidak sempurna, dengan senang hati akan menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga karya sederhana ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Ciputat, 01 Maret 2015 Penulis


(10)

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah Pembatasan Masalah, dan Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN TEORI A. Nilai-Nilai Pendidikan Keimanan ... 6

1. Pengertian Nilai ... 6

2. Pengertian Pendidikan Keimanan ... 7

3. Rukun Iman ... 10

B. Tafsir Surat Al-Waqiah Ayat 57-74 ... 21

1. Teks Ayat dan Terjemah ... 21

2. Asbabun Nuzul Surat Al-Waqiah ... 22

3. Fadilah Membaca Surat Al-Waqiah ... 23

4. Arti Kosa Kata ... 24

5. Perbedaan dan Persamaan Penafsiran Para Ulama’ Tentang Q.S. Al-Waqiah Ayat 57-74 ... 26

6. Tafsir Perayat ... 35

C.Hasil Penelitian Yang Relevan ... 39

BAB III Metodologi Penelitian A.Objek dan Waktu Penelitian ... 41

B. Fokus penelitian ... 41

C.Pendekatan Penelitian ... 41

D.Sumber Data ... 41


(11)

vi

F. Teknis Penulisan ... 43

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Nilai-nilai pendidikan keimanan yang terkandung dalam Q.S Al-Waqiah 57-74 ... 44

1. Pendidikan Keimanan Melalui Penelitian Alam ... 44

a. Asal-usul Kejadian Manusia ... 44

b. Asal-usul Tanaman ... 49

c. Asal-usul Air ... 53

d. Asal-usul Api ... 57

2. Pendidikan Iman kepada Hari Akhir ... 59

B. Aplikasi nilai-nilai pendidikan keimanan dalam Q.S Al-Waqiah 57-74 ... . 61

1. Aplikasi Pendidikan Penelitian Alam Yang Menumbuhkan Keimanan (Tafakur) ... 62

2. Aplikasi Pendidikan Keimanan Melalui Penelitian Alam (Tadzakur) ... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 66

B. Saran ... 67


(12)

1

Al-Qur‟an adalah firman yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantara Malaikat Jibril untuk dijadikan pedoman bagi seluruh umat manusia, menjadi petunjuk bagi orang-orang yang sesat, orang-orang yang membutuhkan cahaya dalam kegelapan dan dengan segala petunjuknya yang lengkap menyangkut seluruh aspek kehidupan yang bersifat universal. Rasul SAW bersabda bahwa Al-Quran adalah tali Allah yang terulur dari langit ke bumi, di dalamnya terdapat berita tentang umat masa lalu, dan kabar tentang situasi masa datang. Barang siapa yang berpegang dengan petunjuk-Nya dia tidak akan tersesat.1

Al-Quran memberikan jalan keluar dari berbagai permasalahan yang dihadapi oleh setiap umat manusia. Allah berfirman dalam Q.S. An-Nahl/16: 89































) /لحنلا

٦١ : ٩٨ (

Dan Kami turunkan kepadamu Al kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri. (An-Nahl/16:89)

Isi Al-Quran bermacam-macam, ia memberikan petunjuk dalam persolan-persolan akidah, syariah, dan akhlak selain sebagai petunjuk al-Quran juga memecahkan persoalan kemanusiaan di berbagai segi kehidupan, baik yang berkaitan dengan masalah alam semesta, kejiwaan, jasmani, sosial, ekonomi, politik, dan pendidikan. Begitu banyak nilai serta kandungannya yang sangat luas dan sangat berguna dalam setiap segi kehidupan. Begitu banyak segi kehidupan ini yang tercakup dalam ayat-ayat Al-Quran baik yang


(13)

tersirat maupun yang tersurat, baik itu mulai dari pri-hidup kemanusiaan sampai ke berbagai bidang dan ruang lingkup dan ilmu pengetahuan.

Isi yang terkandung dalam Al-Quran mengandung kebenaran, tidak ada keraguan di dalamnya. Sesuai dengan firman Allah Q.S Al-Baqarah/2:2

















) / رق لا

٢

:

٢

(

Kitab(Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.(Al-Baqarah/2:2)

Terbukti kebenaran ayat Allah melalui tanda-tanda kehidupan dan fenomena alam. Sebelum para ilmuwan membahas tentang teori alam semesta, Al-Quran telah menjelaskan terlebih dahulu, terbukti dengan adanya firman Allah berikut ini:





























Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya. (Al-Anbiya/21:33)

Seperti dikemukakan ayat diatas bahwa Al-Quran berbicara tentang alam dan fenomenanya. Al-Quran mengajak manusia untuk memperhatikan alam raya, langit, bumi, bintang dan lain sebagainya dalam rangka memperoleh manfat dan kemudahan-kemudahan bagi kehidupannya, serta untuk mengantarkannya kepada kesadaran akan keesaan dan kemaha Kuasaan Allah SWT. Alam dan segala isinya beserta hukum-hukum yang mengaturnya, diciptakan, dimiliki dan dibawah kekuasaan Allah serta diatur dengan sangat teliti. Alam raya tidak dapat melepaskan diri dari ketetapan-ketetapan tersebut, kecuali jika dikehendaki oleh Tuhan. Maka dari itu alam raya dan elemen-elemennya tidak boleh disembah atau dipertuhankan, dengan memperhatikan alam semesta diharpkan agar dapat menambah keimanan dan rasa syukur kepada Allah SWT.2

Tidak hanya membahas alam semesta, Al-Quran juga membahas tentang pendidikan. Hampir semua unsur yang berkaitan dengan kependidikan


(14)

disinggung secara tersurat atau tersirat oleh Al-Quran yang mana nilai pendidikan tersebut harus kita terapkan dalam kehidupan untuk kepentingan dunia dan akhirat.3 Adapun tujuan pendidikan menurut al-Quran adalah membina manusia secara pribadi dan kelompok sehingga mampu menjalankan fungsinya sebagai hamba Allah dan Khalifah-Nya guna membangun dunia ini sesuai dengan konsep yang ditetapkan Allah. Pada intinya tujuan pendidikan dalam Al-Quran adalah menjadikan manusia sebagai hamba yang bertaqwa.4 Dengan begitu pendidikan keimanan merupakan modal penting bagi setiap muslim. Seorang muslim yang beriman kepada Allah adalah yang membenarkan adanya Tuhan yang Maha Agung Tuhan Maha Pencipta Langit dan Bumi.5

Dalam Al-Qur‟an banyak ayat yang membicarakan tentang masalah pendidikan keimanan, salah satunya adalah surat al-Waqiah ayat 57-74, yang menerangkan tentang kebesaran alam dan kekokohan hukum-hukumnya yang menjadi petunjuk adanya kebesaran Allah dan nikmat Nya. Allah telah memberikan berbagai nikmat kepada manusia, dari luar bumi dan pada bumi itu sendiri, dari luar bumi meliputi matahari, rembulan dan seluruh tata surya yang ada, dari bumi itu sendiri meliputi air, tanaman, benih, api dan segala makhluk hidup yang ada di bumi. Namun terkadang manusia melupakan segala nikmat Allah tersebut maka dari itu penulis tertarik untuk membahasnya dalam skripsi ini, dengan tujuan setelah menemukan nilai pendidikan keimanan yang terkandung dalam ayat ini diharapkan kita sebagai manusia memperbanyak rasa syukur dan dapat menambah keimanan kita kepada Allah SWT.

Tentunya masih banyak nilai pendidikan dan nikmat Allah yang terkandung dalam Q.S Al-Waqiah ayat 57-74 untuk kita syukuri, maka dari itu penulis tertarik untuk membahasnya dalam skiripsi yang berjudul

3 Quraish Shihab, Secercah Cahaya Ilahi, ( Bandung: Mizan, 2000), hal. 67 4 Qurash Shihab, Membumikan Al-Quran, (Bandung: Mizan, 1994), hal. 172

5 Abu Bakar Jabir El-Jaziri, Pola Hidup Muslim Aqidah, (Bnadung: Remaja Rosdakarya,1990), hal.1


(15)

“NILAI-NILAI PENDIDIKAN KEIMANAN YANG TERKANDUNG DALAM AL-QURAN SURAT AL-WAQIAH AYAT 57-74”.

B. Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah, dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: a. Nilai-nilai pendidikan keimanan yang terkandung dalam Al-Quran

Surat Al-Waqiah ayat 57-74

b. Kurangnya rasa syukur kita sebagai manusia terhadap nikmat yang telah Allah SWT berikan kepada kita.

c. Kurangnya penanaman nilai-nilai pendidikan keimanan pada diri manusia.

d. Aplikasi nilai-nilai pendidikan keimanan yang terkandung dalam surat al-Waqiah 57-74 dalam kehidupan sehari-hari

2. Pembatasan Masalah

Untuk lebih terarahnya pembahasan dalam skripsi ini, maka penulis membatasi hanya pada masalah :

a. Nilai-Nilai Pendidikan Keimanan Yang Terkandung Dalam Surat Al-Waqiah 57-74”

b. Aplikasi nilai-nilai pendidikan keimanan yang terkandung dalam surat al-Waqiah 57-74 dalam kehidupan sehari-hari.

3. Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

a. Apakah nilai-nilai pendidikan keimanan yang terkandung dalam Al-Quran Surat Al-Waqiah 57-74 ?

b. Apa sajakah aplikasi nilai-nilai pendidikan keimanan yang terkandung dalam surat al-Waqiah 57-74 dalam kehidupan sehari-hari?


(16)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah:

a. Menjelaskan nilai-nilai pendidikan keimanan yang terkandung dalam Q.S Al- Waqiah 57-74.

b. Mengaplikasikan nilai-nilai pendidikan keimanan yang terkandung dalam surat al-Waqiah 57-74 dalam kehidupan sehari-hari.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan penulis dalam skripsi ini adalah:

a. Penelitian merupakan langkah awal dan dapat ditindak lanjuti oleh peneliti selanjutnya.

b. Dapat berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan di bidang pendidikan.

c. Untuk menambah pengetahuan dan kajian tafsir tentang ayat yang membahas tentang pendidikan keimanan dari surat al-Waqiah 57-74. d. Supaya menambah keimanan, kecintaan dan ketaqwaan pada Allah. e. Agar manusia sadar akan kekuasaan dan kebesaran Allah SWT.

f. Agar manusia lebih banyak bersyukur terhadap nikmat yang Allah berikan.

g. Agar pesan-pesan yang terkandung didalamnya dapat direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari.


(17)

6

1. Pengertian Nilai

Kehidupan manusia tidak akan pernah lepas dari nilai. Nilai dalam kamus

Besar Bahasa Indonesia diartikan dengan “sifat-sifat yang penting atau berguna bagi kemanusiaan, sesuatu yang menyempurnakan manusia sesuai dengan

hakikatnya”.1

Sebagaimana Ahmad Tafsir dalam bukunya mengatakan bahwa

“nilai adalah harga. Sesuatu barang bernilai tinggi karena barang itu harganya

tinggi. Bernilai artinya berharga. Jelas, segala sesuatu tentu bernilai, karena segala sesuatu berharga, hanya saja ada yang harganya rendah ada yang

tinggi.”2

Lebih lanjut ditegaskan bahwa , nilai-nilai tidak hanya menurut pikiran dan keinginan manusia secara subjektif. Nilai-nilai itu bersifat objektif, universal, independen dalam arti bebas dari pengaruh rasio dan keinginan manusia secara individual. Nilai bukan semata-mata untuk memenuhi dorongan intelek dan keinginan manusia. Nilai justru berfungsi untuk membimbingdan membina manusia supaya menjadi lebih luhur, lebih matang sesuai dengan martabat Human Dignity, sedangkan Human Dignity ini ialah tujuan itu sendiri, tujuan dan cita-cita manusia.

Menurut penulis nilai adalah sesuatu yang dianggap penting, dimana setiap manusia membutuhkan nilai dan penilaian dalam menjalani kehidupannya. Dalam Islam setiap sesuatu yang diciptakan Allh mempunyai nilai. Nilai sebagai sesuatu yang positif dan bermanfaat dalam kehidupan manusia dan harus dimiliki setiap manusia untuk dipandang dalam kehidupan

1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), cet.II, hal. 783

2Ahmad Tafsir, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010),cet. Ke-4, hal. 50.


(18)

bermasyarakat. Nilai di sini dalam konteks etika (baik dan buruk), logika (benar dan salah), estetika (indah dan jelek).

2. Pengertian Pendidikan Keimanan

Dalam kehidupan setiap manusia berhak mendapatkan pendidikan, pendidikan tidak hanya di dapat di bangku sekolah, dalam kehidupan sehari-hari pun dapat kita dapatkan pendidikan. Menurut Heri Jauhari Muchtar dalam bukunya yang berjudul Fikih Pendidikan mengatakan

bahwa “pendidikan adalah segala usaha yang dilakukan untuk mendidik

manusia sehingga dapat tumbuh dan berkembang serta memiliki potensi atau kemampuan sebagai mana mestinya. Ada unsur utama yang harus terdapat dalam proses pendidikan, yaitu: Pendidik (Orang Tua,

Guru/dosen/ulama‟), Peserta didik (anak, santri/murid), Ilmu atau pesan yang disampaikan”.3

Mortimer J. Adler mengartikan “pendidikan adalah proses dengan mana semua kemampuan manusia (bakat dan kemampuan yang diperoleh) yang dapat dipengaruhi oleh pembiasaan, disempurnakan dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik melalui sarana yang secara artistik dibuat dan dipakai oleh siapapun untuk membantu orang lain atau dirinya

sendiri”.4

Keimanan, berasal dari iman, makna iman dalam segi istilah ialah pembenaran atau pengakuan hati dengan penuh yakin tanpa ragu-ragu akan segala apa yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Yang dketahui

dengan jelas sebagai ajaran agama yang berasal dari wahyu Allah”.5

Sebagian pakar mengartikannya sebagai pembenaran hati terhadap apa yang didengar oleh telinga. Iman adalah sesuatu yang tidak terjangkau oleh indra. Iman berkaitan dengan nilai atau prinsip-prinsip yang harus menjadi tolak ukur sekaligus pendorong bagi langkah-langkah konkret, menuju tujuan yang konkret pula, dan ini tidak boleh bertentangan dengan akal atau ilmu. Walaupun bisa jadi ia tidak dimengerti oleh hakikat nalar.

3 Heri Jauhari Mukhtar, Fikih Pendidikan, (Bandung: RosdaKarya, 2008), hal. 14 4 Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,2003), hal. 13 5Ahmad Daudy, Kuliah Akidah Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1987), hal 21


(19)

Karena iman menjadi tolak ukur sekaligus pendorong, maka iman yag

benar akan melahirkan aktivitas yang benar sekaligus

kekuatanmenghadapi tantangan, bukannya kelemahan yang melahirkan angan-angan dan mengantar kepada keinginan terjadinya sesuatu yang tidak sejalan dengan ketentuan hokum-hukum Allah yang berlaku dialam raya, atau yang bertentangan dengan akal sehat dan hakikat Islam.6

Menurut penulis sendiri Keimanan kata dasarnya adalah iman diberi imbuhan ke- dan –an yang menjadikannya kata sifat yaitu keimanan, yaitu rasa iman yang ada pada diri seseorang. Iman adalah keyakinan dalam hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan perbuatan. Iman itu Yazid wa yanqus, naik turun dikatakan naik apabila kita senantiasa beribadah kepada Allah dan dikatakan turun ketika kita bermaksiat kepadaNya. Agar iman senantiasa stabil kita harus selalu mengingat Allah melalui ciptaan-ciptaanNya, senantiasa berdzikir dan berdoa untuk mengingatNya. Semaksimal berusaha untuk menjauhkan diri dari larangan-larangan Allah dan menjalan kan perintah Allah. Sesungguhnya iman tidak akan sempurna kecuali dengan cinta yang sejati, yaitu mencintai Allah,mencintai Rasulullah dan mencintai syariat yang diwahyukan oleh Allah kepada Rasul. Melakukan hal baik kita niatkan untuk beribadah kepada Allah.

Pendidikan keimanan perlu ditanamkan sejak dini sebagaimana menurut pendapat Al-Ghazali yang dikutip oleh Zainuddin yakni:

Ketahuilah, bahwa apa yang telah kami sebutkan itu mengenai penjelasan akidah (keyakinan) maka sebaiknya di dahulukan kepada anak-anak pada awal pertumbuhannya. Supaya dihafalkan dengan baik, kemudian senantiasalah terbuka pengertiannya nanti sedikit demi sedikit sewaktu dia telah besar. Jadi permulaanna dengan menghafal, lalu memahami, kemudian beritika, mempercayai dan membenarkan dan yang berhasil pada anak-anak tanpa memerluka bukti.”7

Penanaman keimanan merupakan aspek yang sangat fundamental di dalam berbagai segi kehidupan. Al-Ghazali mengatur cara

6Quraish Shihab, MenaburPesanIllahi, (Jakarta: LenteraHati, 2006), hal.5-6


(20)

angsur mulai membaca, menghafal, memahami, mempercayai dan membenarkan kemudian tertanam sangat kuat pada jiwa anak yang akan mempengaruhi pola pikir, pola sikap dan pola tindak lahir dan pandangan hidup.Jadi cara memperteguh iman adalah melalui tiga unsur dari pengertian iman itu sendiri yaitu:

1) Dibaca dan diucapkan dengan lisan atau bahkan dihafalkan ayat-ayat maupun hadis yang berhubungan erat dengan keimanan.

2) Memahami pengertiannya dan mencamkan dalam pikirannya kemudian diakui kebenarannya dalam hati, agar dapat meresap sedalam-dalamnya.

3) Mengamalkan ajaran-ajarannya yang terkandung di dalamnya.

Allah SWT berfirman:















Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran. (Al-Hijr/15: 19)



















) /فسوي : )

Dan banyak sekali tanda-tanda (kekuasaan Allah) di langit dan di bumi yang mereka melaluinya, sedang mereka berpaling dari padanya.(Q.S. Yusuf/12:105)

Keteraturan fenomena alam, keajaiban ciptaan merupakan pertanda adanya Sang Pencipta. Al-quran berulang kali mengungkapkan tentang alam dan fenomenanya yang menggambarkan kekuasaan dan keagungan Allah dan menyerukan agar manusia beriman, beribadah, dan bersyukur kepada-Nya.

Posisi orang yang beriman yaitu di pertengahan, diantara takut dan harap, disamping takut kepada Allah, juga berharap mendapatkan rahmat


(21)

dariNya sehingga tidak mudah putus asa. “janganlah kamu berputus asa dari mengharap rahmat Allah” )QS. Az-Zumar: 53).8

3. Rukun Iman

Terdapat enam macam rukun Iman yang harus kita Imani yaitu sebagai berikut:

a. Iman kepada Allah

Iman kepada Allah harus diterjemahkan “mempercayai Allah disertai

keyakinana kuat bahwa dirinya akan senantiasa merasa aman sentosa”. Hal ini sesuai dengan tuntutan kata “iman” yang berasal dari kata

“aman”. Oleh para mufassir, keduanya dianggap memiliki keterikatan. Penerapan “iman” tidak cukup hanya percaya adanya Allah. Iman harus disertai dengan “mempercayai” Allah dalam kualitas-Nya sebagai satu-satunya dzat yang bersifat illahiyat (disembah, sekaligus ditaati) dan rububiyah (dipercaya sebagi pengatur dan pengurus).9

Iman kepada Allah mencerminkan hubungan paling mulia antara manusia sebagai makhluk dengan penciptanya. Hal ini karena makhluk yang paling mulia di muka bumi adalah manusia, dan sesuatu yang ada di dalam diri manusia yang paling mulia adalah hatinya, sedangkan sesuatu yang ada di dalam hati yang paling mulia adalah keimanan. Allah berfirman dalam Quran surat Al-Hujurat : 15

































Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa

8 Imam Al-Ghazali, Membangkitkan Energi Qalbu,(Indonesia: Mitrapress, 2008), hal.156 9

A. Husnul Hakim Imzi, Ber-TuhanMasikahrelevan, (Depok: LingkarStudi Al-Quran, 2006), hal.22


(22)

mereka pada jalan Allah. mereka Itulah orang-orang yang benar.(Q.S Al-Hujurat: 15)

b. Iman kepada malaikat

Kata malaikat adalah jama’ dari kata ك (malak) yang berasal dari kata ك (alukah) yang berarti risalah.10 Malaikat adalah makhluk Allah yang ghaib diciptakan dari cahaya, malaikat disucikan oleh Allah dari hawa nafsu dan dari dosa-dosa maupun kesalahan. Mereka selalu berbuat baik, tidak pernah melanggar apa yang diperintahkan Nya, tidak pernah berbuat kemungkaran dan tidak henti-hentinya bertasbih kepada Allah. Dalam al-Quran terdapat banyak ayat yang mewajibkan seorang mukmin untuk beriman kepada adanya malaikat, salah satunya terdapat dalam potongan surat Al-Baqarah 285































Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan Kami taat." (mereka berdoa): "Ampunilah Kami Ya Tuhan Kami dan kepada Engkaulah tempat kembali.". (Al-Baqarah/2: 285)

Jumlah malaikat amat banyak, tidak ada satupun yang mmpu menghitungnya hanya Allah lah yang tahu jumlah para malaikat, namun terdapat 10 nama malaikat dan tugas-tugasnya yang wajib kita ketahui, yaitu:

1) Malaikat Jibril bertugas menyampaikan wahyu 2) Malaikat Mikail bertugas membagi rezeki 3) Malaikat Izrail bertgas mencabut nyawa

10


(23)

4) Malaikat Israfil bertugas meniup sangkakala, pada hari kiamat dan hari kebangkitan

5) Malaikat Munkar bertugas untuk memberikan pertanyaan kepada manusia di alam kubur

6) Malaikat Nakir bertugas untuk memberikan pertanyaan kepada manusia di alam kubur

7) Malaikat Rakib bertugas mencatat amal baik manusia 8) Malaikat atid bertugas mencatat amal buruk manusia 9) Malaikat Malik bertugas menjaga pintu neraka 10) Malaikat Ridwan bertugas menjaga pintu surga c. Iman Kepada Kitab-kitab Allah

Iman kepada Allah dsini adalah meyakini secara mantap terhadap apa yang telah diwahyukan Allah kepada orang-orang pilihan, yaitu para rasul. Wahyu-wahyu tersebut dijadikan sebagai suhuf yang bernilai dan kitab yang suci.11 Terdapat dua Shuhuf dan empat kitab yang berisi ajaran dan pesan-pesan dari Allah yang harus kita imani, diantaranya yaitu: 1) Shuhuf Ibrahim

2) Shuhuf Musa

Tentang dua shuhuf ini Allah berfirman dalam surat al-A’la :18-19

















) / ىلعاا ٧٨ : ١ -٧ (

Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam Kitab-Kitab yang dahulu, (yaitu) Kitab-Kitab Ibrahim dan Musa. (Q.S Al-A’la/87 : 18-19)

Dan keempat kitab itu adalah:

1) Kitab Taurat yang diturunkan kepada Musa Alaihissalam 2) Kitab Zabur yang dirturunkan kepada Daud Alaihissalam 3) Kitab Injil yang diturunkan kepada Isa Alaihissalam 4) Kitab Alquran yang diturunkan kepada Muhammad SAW,

11

SyaikhAbubakar Jabir Al-jazairi, AqidahSeorangmukmin, (Solo: CV.PustakaMantiq, 1994), hal.184


(24)

Dan firman Allah tentang kitab-kitabnya tertulis dalam potongan ayat Quran Surat An-Nisa:113



























) /ءاسنلا : )

Dan (juga karena) Allah telah menurunkan kitab dan Hikmah kepadamu, dan telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui. dan adalah karunia Allah sangat besar atasmu.(Q.S. An-Nisa/4 :113)

d. Iman Kepada Rasul Allah

Dalam suatu hadist yang driwayatkan oleh Mardawaih dalam tafsirnya dari Abu Zar al-Ghifari disebutkan bahwa jumlah para rasul adalah 313 atau 315 oranf sedangkan jumlah para nabi adalah 124.000 orang.

Wallahua’lam bissoab.12

Allah berfirman dalam Quran surat an-Nisa/4: 164













Dan (kami telah mengutus) Rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan Rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu. dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung. (Q.S an-Nisa/4:164)

Beriman kepada Rasul-Rasul Allah Ta’la yang dipilih oleh-Nya untuk menjadi pembimbing kearah petunjuk serta pemimpin seluruh makhluk guna menuju kepada yang hak. Degnan beriman kepasa rasul, dimaksudkan agar setiap manusia itu mengikuti jejak langkahnya, memperhias diri dengan meniru akhlak para rasul itu. Selain itu juga


(25)

bersabar dan tabah hati dalam mencontoh sepak terjang beliau-beliau itu. Sebab sudah jelaslah bahwa tindak langkahnya para rasul itu mencerminkan suatu teladan yang tinggi nilainya dan bermutu baik sekali, bahkan itulah yang merupakan kehidupan yang suci dan bersih yang dikehendaki oleh Allah Taala agar dimiliki oleh seluruh umat manusia.

e. Iman Kepada Hari akhir

Hari akhir mempunyai dua pengertian, pertama: hancur dan berakhirnya alam dan seluruh kehidupan. Kedua: datangnya kehidupan akhirat dan permulaan kehidupan yang baru.13 Dengan beriman dengan rukun iman yang kelima ini, maka keimanan seorang mukmin bisa dikatakan sempurna.

Hari akhir ini dimulai dengan kehancuran alam semesta ini, kemudian semua makhluk hidup menjadi mati, dan bumi ini berganti dengan yang lain. Begitu pula segenap langit mengalami perubahan total.Beriman kepada hari akhir adalah suatu kebajikan seperti yang tertulis dalam potongan ayat al-Quran surat al-Baqarah : 177



Akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, (Q.S Al-Baqarah/2 : 177

1) Nama-nama hari akhir

a) Yaumul Qiyamah (hari kiamat)

b) Yaumul Akhir (hari akhir). Istilah ini digunaka untuk menunjukkan bahwa hari itu merupakan saat terakhir bagi semua makhluk terutama manusia, sbelum mereka menuju akhirat yang merupakan alam keabadian.

13 SyaikhAbubakar Jabir Al-jazairi, AqidahSeorangmukmin, (Solo: CV.PustakaMantiq, 1994), hal.244


(26)

c) As-Sa’ah (waktu/saat berakhirnya alam semesta). Kata ini bermakna waktu, saat yang akan datang, saat datangnya kehancuran alam semesta.

d) Al-Qariah (suara ketukan yang keras). Bermakna suara keras yang mengetuk dan memekakan telinga. Hal ini terjadi pada awal kiamat. Saat itu terdengar suara keras yang menggelegar akibat kehancuran yang maha dahsyat.suara tersebut merupakan tanda awal kehancuran alam.

e) Al-Haqqah (yang pasti terjadi). Hari kiamat disebut al-haqqah karena kiamat pasti terjadi dan pasti akan datang. Namun tidak satu makhluk pun yang tau kapan terjadinya kiamat.

f) Al-waqiah (peristiwa hebat). Disebut sebagai peristiwa hebat karena kiamat adalah peristiwa paling hebat, peristiwa hancur leburnya alam ini.

g) Al-Ghasiyah (malapetaka yang menyelimuti perasaan manusia). Disebut seperti itu karena kekacauan yang terjadi pada saat itu mambuat manusia tidak dapat memikirkan hal lain selain kejadian itu.

h) As- Sakhah (bunyi gelegar yang keras sekali). Disebut seperti itu karena teriakan dan gelegar suara yang timbul saat itu sangat memekakan telingahingga hampir-hampir membuat tuli.

i) Yaumul Ba’s (hari kebangkitan manusia dari kubur)

j) Yaumul Khuruj. Hari dikeluarkanya manusia dari kubur menuju tempat berkumpul (al-Mahsyar) yaitu ketika sangkakala kedua ditiup oleh malaikat Israfil.

k) Yaumul Fasl. Hari saat Allah memutuskan seluruh persolan yang telah dilakukan dan dipertentangkan oleh manusia.

l) At-Tammah al-Kubra. Hari yang merupakan malapetaka sangat besar bagi orang kafir dan pendosa.

m)Yaumul Hasrah (hari penyesalan). Pada hari itu manusia yang mempunya banyak kesalahan merasakan penyesalan.


(27)

n) Yaumul Hisab (hari perhitungan). Hari itu semua amal manusia akan diperhitungkan dengan teliti dan diadili seadil-adilnya.

o) Yaumul Wa’id (hari ancaman). Pada hari itu Allah mengancam orang-orang kafir dengan siksa.

p) Yaumul Azifah (hari yang dekat). Karena hari kiamat telah dekat. Sesuatu yang bakal terjadi di masa yang akan datang bisa dibilang dekat karena kepastiannya akan terjadi.

q) Yaumul- Jam (hari berkumpul). Pada hari itu, semua manusia akan dikumpulkan di padang mahsyar untuk ditimbang amalnya dan ditentukan nasibnya, masuk surga atau neraka.

r) Yaumul Talaq (hari pertemuan). Pada hari itu, semua manusia kafir dan mukmin, yang zalim dan dizalimi akan bertemu untuk dadili dihadapan Yang Maha Adil.

s) Yaumud Tanad (hari saling memanggil). Pada hari itu, sebagian manusia memanggil yang lain untuk emminta pertolongan, karena dahsyatnya kejadian saat itu.

t) Yaumut Tagabun (hari kerugian). Pada hari itu ditampakkan kepada orang kafir akan kesalahan mereka.14

2) Adapun tanda-tanda hari akhir yaitu:

a) Diutusnya Nabi besar Muhammad SAW., yang mana beliau adalah Rasul yang terakhir.

b) Terpecahnya bulan. Dan ini terjadi pada zaman Rasulullah SAW c) Munculnya kabut, amukan yang dahsyat, tersebarnya berbagai

macam fitnah, zina, pembunuhan, minuman keras, kebodohan, amanah sudah tidak dipedulikan manusia.15

d) Allah akan mengangkat atau mencabut ilmu; banyaknya kemaksiatan, kejahilan yang meluas dan merata, wanita lebih banyak daripada laki-laki sehingga bandingnya adalah 5:1.

14 Kementerian Agama RI, Kiamat dalam Perspektif Al-Quran dan Sains(Tafsir Ilmi), (Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran, 2011), hal. 10-18


(28)

e) Matahari muncul dari barat; pada hari ini tidak ada gunanya iman bagi orang yang tidak beriman sebelumnya seperti yang tertulis dalam al-Quran potongan surat al-An’am/6:158



























pada hari datangnya ayat dari Tuhanmu, tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang kepada dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau Dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya. (Q.S. Al-An’am/6:158)

f) Keluarnya hewan yang dapat berbicara dengan manusia























Dan apabila Perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa Sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami.(QS. An-Naml/27: 82)

g) Keluar Dajjal; dia membawa fitnah dengan mengatakan baahwa dirinya adalah tuhan yang mampu menghidupkan orang mati. Mata sebelah kanan buta dan akan tinggal selam empat puluh hari dalam kalangan manusia.

h) Kedatangan Imam Mahdi; dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Daud, Turmuzi dan al-Hakim disebutkan bahwa nama beliau adalah Ahmad atau Muhammad bin Abdullah dari keturunan Siti Fatimah, serupa dengan Nabi dalam hal akhlak, tidak pada bentuk ciptaan. Beliau akan mengeakkan keadilan diatas bumi ini yang telah penuh dengan kezaliman. Menghidupkan syariat Nabi


(29)

Muhammad dan sunnahnya. Dan beliau akan tinggal dibumi ini selama tujuh tahun. Sesudah itu datanglah Dajjal dan lalu turunlah Nabi Isa yang kemudian dengan batuan Imam Mahdi membunuh Dajjal itu. Kemudian Imam Mahdi meninngal dunia dan orang-orang Islam sembahyang atas jenazahnya.

i) Turunnya Nabi Isa dan membunuh Dajjal. Nabi Isa a.s akan turun, tanpa dibarengi oleh Nabi atau Rasul-rasul yang lain. Dia akan menguatkan menguatkan Islam. Turunnya Isa a.s itu dibarengi dengan munculnya Dajjal, kemudian dia membunhnya.16

















)

Dan Sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu dan ikutilah aku. Inilah jalan yang lurus.(Q.S Az-Zukhruf/43:61)

j) Keluarnya Ya’juj dan Majuj; terdapat dalam surat al-Anbiya’/21: 96

















/ء ي أ )

:

١

)

hingga apabila dibukakan (tembok) Ya'juj dan Ma'juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. (Al-anbiya’/21: 96)

Mereka ini akan keluar nanti pada waktu Nabi Isa turun dan hidup diatas bumi. Semua peristiwa yang tersebut merupakan tanda-tanda kiamat besar. WallahuA’lam.17

16 M. Abdul Ghaffar, Sudah Ada dan Pasti akan Tiba,(Jakarta: Firdaus,1993), hal.162 17 Ahmad Daudy, Kuliah Akidah Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1987), hal.135-137


(30)

f. Iman Kepada Qadha dan Qadar

Iman kepada Qadha dan qadar adalah mempercayai bahwa Allah telah menentukan takdir seluruh makhluk hidup, yaitu sebelum diciptakan langit dan bumi. Kata qadha berasal dari bahasa arab, qadha berarti memutuskan atau keputusan. Qadar artinya keputusan Allah dan ukuran yang ditetapkan Allah. Dari itu setiap muslim wajib mempunyai keyakinan bahwa segala perbuatan makhluk telah ditetapkan Allah. 18 Dari abdullah bin Umar bin Ash, Rasululullah bersabda, “Allah telah mencatat takdir seluruh makhluk hidup. Hal tersebut terjadi lima puluh ribu tahun sebelum diciptakannya langit dan bumi. Dan Arasy-Nya

berada diatas air.” (HR. Muslim)

Iman kepada qada’ dan qadar artinya percaya dan yakin bahwasannya Allah SWT memiliki kehendak, keputusan dan ketetapan atas semua makhluk-Nya termasuk segala sesuatu melipui semua kejadian yang menimpa seluruh makhluk hidup, termasuk manusia dan benda-benda yang ada di alam semesta. Kejadian itu bisa berarti baik atau buruk, hidup atau mati.19

Allah telah menetapkan ketentuan untuk hamba-hamba-Nya sejak masih menjadi janin, ketika masih berada didalam rahim sang ibu, baik ketentuan yang berhubungan dengan kebahagaiaan, kesedihan, rezeki, karir, maupun kematiannya. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Oleh sebab itu, Alalh mempunyai kekuasaan untuk menghidupkan dan

mematikan seluruh makhluk-Nya, memberi dan melarang,

menjadikannya mulia atau hina, mengangkat derajatnya atau menurunkannya, serta mengampuni dan menyiksanya. Semua ketentuan Allah sebenarnya sama. Allah telah menentukan ketentuan seseorang secara terperinci. Setiap ketentuan tersebut telah ditentukan oleh Allahdengan empat unsur. Barang siapa yang idak beriman dengan empat unsur tersebut, berarti ia tidak beriman atau mengingkari ketentuan yang

18 Zaimudin, Ilmu Tauhid Lengkap, (Jakarta: PT. Rineka, 1996), hal. 132


(31)

telah ditetapkan oleh AllahSWT. Keempat unsur tersebut adalah sebagai berikut:

1) Allah Maha Mengetahui atas segala sesuatu yang ada di dunia ini sebelum makhluk-Nya karena Dialah Zat yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

2) Allah telah mencatat seluruh ketentuan yang ada di dunia sebelum dunia ini dihidupkan. Sebagaimana Firman Allah:



















/ديدح ) ٨ : )

Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Q.S. Al-Hadid/57: 22)

3) Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu yang ada di dunia ini. Allah berfirman dalam Al-Quran.









/سي) : ٧ )

Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" Maka terjadilah ia. (Q.S. Yasiin: 82)

4) Allah adalah Dzat Maha Pencipta. Artinya, Allah yang telah menciptakan seluruh makhluk hidup dan menentukan hal-hal yang akan mereka lakukan. Semua itu akan terus mengikuti perintah-Nya karena Dia yang telah mewujudkan dan menciptakan mereka.20

Ketentuan yang telah Allah berikan kepada manusia, baik sebagai individu maupun golongan merupakan peringatan bagi dirinya dan mereka bahwa kekuasaan Allah berlaku bagi manusia secara keseluruhan.

20 Muahammad Izzuddin Taufiq, Dalil Afaq al-Quran dan Alam Semesta, (Solo, Tiga Serangkai, 2006), hal. 175-177,183


(32)

Kekuasaan itu akan selalu berada disekeliling mereka, baik dalam pebuatan yang ia kehedaki maupun di luar kehendaknya. Allah telah memperlihatkan berbagai tanda kebesaran kebesaran-Nya kepada manusia, dianataranya berada dalam jiwa manusia sendiri agar meyadari kebenaran janji Allah dan Kekuasaan-Nya selalu mengelilingi mereka. Seandainya mereka tidak menginginkan tanda-tanda Kebesaran Allah yang bersifat negatif datang kepada mreka, hendaknya mereka beriman kepada Rasul-Nya dan mengikuti seluruh perintah-Rasul-Nya.21

B. Tafsir Surat Al-Waqiah Ayat 57-74

1. Teks Ayat dan Terjemah Q.S Al-Waqiah 57-74

                                                                                                                                                                                   ) / عق : ٨ -٨ )

57. Kami telah menciptakan kamu, Maka mengapa kamu tidak membenarkan? 58. Maka Terangkanlah kepadaku tentang nutfah yang kamu pancarkan. 59. kamukah yang menciptakannya, atau kamikah yang menciptakannya?

60. Kami telah menentukan kematian di antara kamu dan Kami sekali-sekali tidak akan dapat dikalahkan,

21Muahammad Izzuddin Taufiq, Dalil Afaq al-Quran dan Alam Semesta, (Solo, Tiga Serangkai, 2006), hal. 175-177,183


(33)

61. untuk menggantikan kamu dengan orang-orang yang seperti kamu (dalam dunia) dan menciptakan kamu kelak (di akhirat) dalam Keadaan yang tidak kamu ketahui.

62. dan Sesungguhnya kamu telah mengetahui penciptaan yang pertama, Maka Mengapakah kamu tidak mengambil pelajaran (untuk penciptaan yang kedua)? 63. Maka Terangkanlah kepadaku tentang yang kamu tanam.

64. kamukah yang menumbuhkannya atau kamikah yang menumbuhkannya? 65. kalau Kami kehendaki, benar-benar Kami jadikan Dia hancur dan kering, Maka jadilah kamu heran dan tercengang.

66. (sambil berkata): "Sesungguhnya Kami benar-benar menderita kerugian", 67. bahkan Kami menjadi orang-orang yang tidak mendapat hasil apa-apa. 68. Maka Terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum.

69. kamukah yang menurunkannya atau kamikah yang menurunkannya? 70. kalau Kami kehendaki, niscaya Kami jadikan Dia asin, Maka Mengapakah kamu tidak bersyukur?

71. Maka Terangkanlah kepadaku tentang api yang kamu nyalakan (dengan menggosok-gosokkan kayu).

72. kamukah yang menjadikan kayu itu atau kamikah yang menjadikannya? 73. Kami jadikan api itu untuk peringatan dan bahan yang berguna bagi musafir di padang pasir.

74. Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Rabbmu yang Maha besar.

2. Asbabun Nuzul Surat Al-Waqiah

Surah al-Waqiah merupakan surah ke 56 terdiri dari 96 ayat yang berarti Hari Kiamat, surah ini merupakan surat yang diturunkan sebelum Nabi SAW berhijrah ke Madinah. Itu pendapat dari mayoritas pakar ilmu al-Quran. Sementara ulama berpendapat bahwa ada beberapa ayat yang turun setelah Nabi SW berhijrah. Al-Qurthubi mengemukakan riwayat riwayat yang bersumber dari sahabat Nabi SAW, Ibn Abbas, bahwa ayat 82 turun di Madinah.

Tema utama surah ini adalah uraian tentang hari kiamat serta penjelasan tentang apa yang akan terjadi di bumi, serta kenikmatan yang akan diperoleh


(34)

orang-orang bertakwa dan apa yang akan dialami oleh para pendurhaka. Demikian lebih kurang kesimpulan banyak ulama’. Al-Biqai berpendapat bahwa surah ini merupakan penjelasan dari apa yang diuraikan pada surah ar-Rahman.22

Ibnu Hatim telah mengetengahkan melalui Abu Hazrah yang telah mengatakan bahwa:

Ayat-ayat ini diturunkan berkenaan dengan seorang laki-laki dari kalangan Anshar dalam perang Tabuk. Mereka turun beristirahat di Al-Hajar, lalu Nabi SAW. Memerintahkan kepada mereka agar tidak membawa airnya sedikitpun. Setelah itu beliau melanjutkan perjalanannya dan turun beristirahat lagi ditempat lain, sedang mereka tidak memiliki air, lalu mereka mengadukan hal tersebut kepada Nabi SAW., lalu beliau berdiri solat dua rakaat dan kemudian berdoa. Lalu Allah mengirimkan awan dan turunlah hujan menyirami mereka, sehingga mereka mendapat air minum darinya. Seorang laki-laki dari kalangan Ansar berkata kepada temannya dari kalangan kaumnya

yang dicurigai munafik, dan lelaki munafik itu menjawab, “celakalah

kamu, kapan kamu melihat Nabi berdoa lalu Allah menurunkan hujan kepada kita.” Lelaki munafik itu menjawab bahwa sesungguhnya kita

diberi hujan oleh bintang “anu” dan bintang “anu”.23

3. Fadhilah membaca Q.S Al-Waqiah

Adapun fadhilah/keutamaan surat Al-Waqiah menurut Imam Ja’far ra. dalam kitab Khazinatul Asrar Kubra berkata:

Barang siapa yang membaca surat al-Waqiah pada waktu pagi ketika keluar dari rumahnya untuk bekerja atau untk mencari kebutuhan. Maka

Allah Ta’ala mempermudah rezekinya dan mendatangkan hajatnya.

Dan barang siapa membaca surat Al-Waqiah diwaktu pagi dan sore, maka ia tidak akan kelaparan dan kehausan, dan tidak akan takut terhadap orang yang akan memfitnah sedangkan fitnahannya akan kembai pada orang itu.24

22 Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah,(Jakarta: Lentera Hati, 2002), hal.541

23 Al-Imam Muhammad Usman Abdullah almaraghi, Mahkota Tafsir, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2009), hal.3171

24 Abu Taufiqurrahman,Terjemah Majmu’ Syarif , (Semarang,: PT. Karya Toha Putra, 1989), hal.164-165


(35)

Dalam sebuah hadis di sebutkan

Diriwayatkan dari Abu „Abidah dalam (Fadhail Qur’an) dan Harist bin Abi Usamah dan Abu ya’la dan Ibnu Mardawiyah dalam (tafsirnya) dan Bayhaqi dalam (Syu’bul Iman) dari Ibnu Mas’ud ra berkata : Saya telah mendengar

Rasulullah SAW berkata ( Barang siapa membaca Surat Al-Waqi’ah setiap malam maka tidak akan menimpa kepadanya kepapaan).

Dan diriwayatkan Ibnu Mardawiyah dari Anas ra Rasulullah SAW berkata surat Al-Waqiah adalah surat kaya maka bacalah dan ajarkanlah kepada anak-anakmu).

4. Arti Kosa Kata

ق خ

: Asal kata

ق خ

artinya menciptakan, jamak dari

ق خ

artinya pencipta

قِدصت

: Asal kata

قدص

artinya benar. Kalian membenarkan hari kiamat

ت

: Kalian mencurahkan nutfah ke dalam rahim

دق

:

Kami telah menentukan

يق س

: Asal kata

ق س

yang berarti mendahului yang lain. siapa yang mendahului dinamai

قب س

dan yang didahului dinamai

ق س

.

د

:

untuk menukar muka kamu, yaitu setelah datang waktunya untuk mati di dunia ini, tidak ada sesuatu yang dapat menghambat Allah untuk berbuat sekehendak-Nya. Kemudian


(36)

di akhirat pun kita akan di bangkitkan dari maut itu agar hidup kembali dalam rupa yang lain. Maka wajah manusia ditukar kepada yang lebih gagah dan bagus bagi orang yang beramal baik dan kepada yang lebih buruk dan seram bagi orang yang beramal buruk dan melanggar ketentuan Allah.

ث

:

jamak dari kata ث matsil yakni yang serupa atau sama. Sementara ulama memahami ayat diatas dalam arti mengganti badan kamu yag tadinya kamu guakan di dunia sebagai tempat ruh kamu, dengan badan yang lain yang serupa d akhirat nanti yang akan menempati ruh kamu. Ada juga yang memahaminya dalam arti menggantikan kamu dengan orang-orang yang seperti kam, atau menggantikan orang-orang yang seperti kamu ditempat kamu sekarang. Kedua makna terakhir mengacu kepada makna mengganti sesuatu yang lain, generasi masa lalu dengan generasi masa kini dan generasi masa kini dengan generasi masa datang.

ش

:

Kami menciptakan kalian

وأ أش

:

Penciptaan yang pertama, kata nasy’ah terambil dari kata

an-nasy’ yaitu kejadian. Patron yang digunakan ayat ini menunujukkan terjadinya sekali kejadian. Para ulama memahaminya sebagai menunjuk kepada suatu kejadian yang terjadi sekaligus tidak berulang-ulang atau bertahap yaitu penciptaan pertama.25

و ك ت

: B

erbentuk kata kerja mudhari’ / present tense untuk mengisyaratkan bahwa kalau pada masa lalu kamu belum lagi menarik pelajaran, maka kini dan masa datang, seharusnya kamu secara bersungguh-sungguh menarik pelajaran.


(1)

mulai dari penciptaan awal terbentuknya manusia, asal-usul tumbuhnya tanaman, asal-usul air dan api mewajibkan kita sebagai manusia untuk selalu bersyukur atas segala nikmat yang Allah berikan kepada kita.Tanpa

rahman rahim-Nya mungkin kita tidak akan bisa melanjutkan kehidupan. Ketika nikmat yang kita peroleh disyukuri maka Allah SWT akan menambah nikmat tersebut dan begitu pula sebaliknya, bila kekufuran yang kita cerminkan pada kehidupan maka sesungguhnya siksa Allah SWT sangatlah pedih























































































































Dia-lah, yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebahagiannya menjadi minuman dan sebahagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu. Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan. (Q.S. An-Nahl: 10-11)

b. Bertasbih kepada Allah; bertasbih adalah salah satu cara kita untuk bersyukur kepada Allah atas nikmat yang telah diberikan kepada kita. Selain bersyukur, tasbih juga dapat mendekatkan diri kita kepada Allah SWT. Sebagai manusia yang diberi banyak kenikmatan dan kelebihan oleh Allah sudah sepantasnya kita memperbanyak bertasbih kepada-Nya, melalui ayat Q.S. Al-Ahzab/33: 41-42 Allah berfirman:



















































Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang. (Q.S. Al-Ahzab/33: 41-42)


(2)

65

Pada firman diatas terdapat perintah untuk berdzikir dan bertasbih menyebut nama-Nya, namun perintah tersebut hanya ditujukan kepada orang yang beriman. Karena hanya orang beriman lah yang sadar atas kuasa dan kebesaran Allah. Dan hanya orang beriman yang tau bagaimana cara berterima kasih dan bersyukur kepada Tuhannya.

Jadi dalam pendidikan penelitian alam dan pendidikan keimanan terdapat hubungan yang sangat erat karena diantaranya saling mengisi dan menyempurnakan. Ketika melihat dan mempelajari alam kita akan menemukan betapa Maha Besarnya Allah, sehingga akan menambah keimanan kita kepada Allah. Sebaliknya pula ketika kita beriman kepada Allah dan menegetahui tentang semua ciptaan Allah maka otomatis kita akan mendapat ilmu pengetahuan baru sehingga akan membuat iman kita semakin bertambah dan bertambah.


(3)

66 BAB V PENUTUP A.Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

1. Nilai-nilai pendidikan Keimanan yang terkandung dalam Al-Quran Surat Al-Waqiah adalah:

a. Pendidikan keimnana melalui penelitian alam, diantaranya adalah asal usul kejadian manusia, asal-usul tanaman, asal-usul air dan asal-usul api. Pada penciptaan empat unsur tersebut menjelaskan bahwa Allah lah satu-satunya Maha Pencipta, dengan melihat fenomena alam yang terjadi disekitar kita diharapkan dapat menambah keimanan kita kepada Allah SWT. Ke empat unsur tersebut diatas merupakan kebutuhan dasar yang perlu dijaga dan dlestarikan tidak boleh dirusak atau mendzholiminya.

b. Pendidikan Iman kepada hari akhir. Percaya kepada hari akhir merupakan salah satu rukun atau sendi dari berbagai rukun keimanan.

2. Aplikasi nila-nilai pendidikan keimanan meliputi:

a. Aplikasi pendidikan penelitian alam yang menumbuhkan keimanan (Tafakkur), Allah telah menunjukkan kepada manusia tanda-tanda kebesaran Allah melalui hukum alam yang berkenaan dengan awal mula kejadian manusia, tanaman air dan api yang apabila kita memperhatikan hal-hal tersebut akan menambah keimanan kita kepada Allah.

b. Aplikasi pendidikan keimanan melalui penelitian alam (Tadzakkur), dengan kita beriman kepada Allah maka kita akan memperhatikan segala ciptaan-Nya dengan begitu akan


(4)

67

menambah ilmu pengetahuan dan akan semakin menambah iman kita kepada Allah. Adapun cara kita untuk beriman yaitu diantaranya sebagai berikut; yaitu dengan selalu bersyukur dan memperbanyak bertasbih kepada Allah. Karena berrsyukur dan bertasbih merupakan salah satu tanda bahwa kita beriman kepada Allah.

B.

Saran

1. Bagi pendidik hendaklah mengajarkan kepada peserta didik bahwa dalam terciptanya alam terdapat pendidikan keimanan.

2. Untuk seluruh umat Islam, manusia harus bertafakur akan segala ciptaan Allah agar manusia sering bersyukur dan memperbanyak bertasbih kepada Allah SWT.

3. Untuk seluruh umat manusia pelajarilah alam dan pahamilah segala ni’mat maka dari itu akan menemukan tanda-tanda kebesaran Allah SWT.

4. Nutfah, benih, air dan api adalah kebutuhan dasar yang harus kita jaga dan kita lestarikan.


(5)

68

Al-Hafidz, Ahsin W, Kamus Ilmu Al-Quran, Jakarta: Amzah, 2006.

Al-jazairi, Syaikh Abu Bakar Jabir, Aqidah Seorang Mukmin, Solo: CV.PustakaMantiq, 1994.

Almaraghi, Al-Imam Muhammad Usman Abdullah, Mahkota Tafsir, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2009.

Arifin, Muzayyin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara,2003. Arifin, M.Ed, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009.

Buchori, Didin Saefuddin, Pedoman Memahami Kandungan al-Qur’an, Bogor: Granada Sarana Pustaka, 2005.

Budiyanto, Risalah alam semesta dan Kehidupan, Jakarta: G-Kreatif, 2006. Daudy, Ahmad, Kuliah Akidah Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1987.

El-Jaziri, Abu Bakar Jabir, Pola Hidup Muslim Aqidah, Bandung: Remaja Rosdakarya,1990.

Gabriel J.F., Fisika Lingkungan, Jakarta: Hipokrates, 2001.

Ghaffar, M. Abdul, Sudah Ada dan Pasti akan Tiba, Jakarta: Firdaus,1993. Haeri, Fadlala, Membaca Alam, Memahami Zaman, Jakarta: Serambi, 2004. Hamka, Buya, Tafsir Al-Azhar juzu’ 27, Jakarta: Pustaka Panjimas.

Hasan, Hamka, Metodologi Penelitian Tafsir Hadis, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009.

http://group2chemistry.blogspot.com/2012/12/fakta-sains-surat-yasin-ayat-80-dengan.html, diakses 13 Januari 2015, jam 08.00 WIB.

Imzi, A. Husnul Hakim, Ber-Tuhan Masikah Relevan, Depok: Lingkar Studi Al-Quran, 2006.

Indarto, Hidrologi Dasar Teori dan Contoh Aplikasi Model Hidrologi, Jakarta: Bumi aksara, 2010.

Kementerian Agama RI, Kiamat dalam Perspektif Al-Quran dan Sains(Tafsir Ilmi), Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran, 2011


(6)

69

Kementerian Agama RI, Tumbuhan dalam Perspektif Al-Quran dan Sains(Tafsir Ilmi), Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran, 2011.

Mahfud, Rois, Al-Islam: Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Erlangga, 2011. Mukhtar, Heri Jauhari, Fikih Pendidikan, Bandung: Rosda Karya,2005.. Nizar, Samsul, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Press,2002.

Rassidy, Imron, Fenomena Flora dan Fauna dalam Perspektif Al-Quran, UIN Malang Press, 2008.

Sabiq, Sayid, Aqidah Islam Pola Hidup Manusia Beriman, Bandung: CV Diponegoro.

Shihab, Quraish, Dia Dimana-mana “Tangan” Tuhan dibalik Setiap Fenomena,

Jakarta: Lentera Hati, 2011.

---, Quraish, dkk, Ensiklopedia Al-Quran: Kajian Kosa Kata, Jakarta: Lentera Hati, 2007.

---, Quraish, Membumikan Al-Quran, Bandung: Mizan, 1992. ---, Quraish, MenaburPesanIllahi, Jakarta: LenteraHati, 2006. ---, Quraish, Secercah Cahaya Ilahi, Bandung: Mizan, 2000.

---, Quraish, Tafsir Al-Misbah Pesan,Kesan dan Keserasian Al-Quran Volume 13, Jakarta: Lentera Hati, 2002.

Taufiq, Muahammad Izzuddin, Dalil Afaq al-Quran dan Alam Semesta, Solo: Tiga Serangkai, 2006.

Taufiqurrahman, Abu, Terjemah Majmu’ Syarif , Semarang,: PT. Karya Toha Putra, 1989.

Yahya Harun, Pustaka Sains Populer Islami : Manusia dan Alam Semesta, Bandung: PT Syamil Cipta Media, 2004.

Zaimudin, Ilmu Tauhid Lengkap, Jakarta: PT. Rineka, 1996.

Z, Zainal, Pengantar dan Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006.