Sejarah Gereja Kristen Jawa Gondokusuman Yogyakarta dari tahun 1913-1942 : suatu kajian historis.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK
SEJARAH GEREJA KRISTEN JAWA GONDOKUSUMAN
YOGYAKARTA DARI TAHUN 1913-1942 (SUATU KAJIAN HISTORIS)
Oleh : Henricus Krsna Murti Guna Saputra
Universitas Sanata Dharma
2014

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis tiga
permasalahan pokok, yaitu: 1). Latar belakang berdirinya Gereja Kristen Jawa
Gondokusuman, 2). Sejarah Gereja Kristen Jawa Gondokusuman dari tahun 19131942, dan 3). Dampak dari hubungan antara GKJ Gondokusuman dengan
masyarakat sekitarnya.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah, pendekatan
multidimensional, dan model penulisan deskriptif analitis.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1). Berdirinya Gereja Kristen

Jawa Gondokusuman dilatarbelakangi pekabaran Injil oleh pendeta Jacob
Wilhem, J.G Scheurer, dan Cornelius Swaan, lewat sarana rumah sakit dan
sekolah. 2). GKJ Gondokusuman dari tahun 1913 sampai 1942 dalam masa
perintisan. Hambatan yang dihadapi, bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi
dan gedung gereja yang tidak mampu menampung jumlah jemaat yang terus
bertambah. 3). Hubungan GKJ Gondokusuman dengan masyarakat sekitarnya
berdampak pada bidang pendidikan, kesehatan dan budaya.

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
THE STORY OF JAVANESE CHRISTIAN CHURCH OF
GONDOKUSUMAN YOGYAKARTA FROM 1913-1942

(A HISTORICAL STUDY)
By: Henricus Krsna Murti Guna Saputra
Sanata Dharma University
2014

This research was aimed to describe and analyze three main problems
namely: 1) the background of the establishment of the Javanese Christian Church
(GKJ) of Gondokusuman, 2) the story of the Javanese Christian Church of
Gondokusuman from 1913-1942, and 3) the influence of the relationship between
GKJ of Gondomanan and its surrounding community.
This research used a historical method, multidimensional approach and
descriptive analytical writing model.
The research results showed that 1) the establishment of the Javanese
Christian Church of Gondokusuman was based on the Bible teachings by priest
Jacob Wilhelm, J.G Scheurer and Cornelius Swaan through hospitals and schools’
facilities, 2) GKJ Gondokusuman from 1913-1942 in the pioneering period faced
obstacles fain, language used to communicate and church buildings were not be
able to receive the increasing company, 3) the relationship between GKJ
Gondokusuman and its surrounding community influenced the educational, health
and culture fields.


ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

SEJARAH GEREJA KRISTEN JAWA GONDOKUSUMAN
YOGYAKARTA DARI TAHUN 1913-1942 (SUATU KAJIAN HISTORIS)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah

Disusun oleh:
HENRICUS KRSNA MURTI GUNA SAPUTRA
091314010


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

SEJARAH GEREJA KRISTEN JAWA GONDOKUSUMAN
YOGYAKARTA DARI TAHUN 1913-1942 (SUATU KAJIAN HISTORIS)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Sejarah

Disusun oleh:
HENRICUS KRSNA MURTI GUNA SAPUTRA
091314010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


ii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

iii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA


Saya menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 10 Desember 2014

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria,
dan orang-orang yang selalu membuat diriku kuat, bangga, dan selalu

tersenyum.
 Tuhan Yesus Kristus , ucap syukur terdalam dariku kepadaMu yang telah
memberkahiku kesabaran, ketabahan, dan kekuatan untuk setiap langkah
hidupku.
 Kedua orang tua dan adikku yang tak henti-hentinya memberikan kasih
sayang dan cinta dalam hidupku, serta tak pernah lelah untuk selalu
mendoakan dan menyemangati diriku.
 Brigitta Hasdike, yang selalu memberikanku motivasi, semangat, doa,
dan kasih sayang.

v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

MOTTO


“Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai
iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah
dari tempat ini ke sana, maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang
mustahil bagimu.”
(Matius 17:20)

“Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan, dan kasih, dan
yang paling besar di antaranya ialah kasih.”
(Korintus 13:13)

“Raih harimu, atau kamu akan mati menyesali waktumu yang terbuang”
(Penulis)

vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK

TIDAKTERPUJI
TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Henricus Krsna Murti Guna Saputra
NIM : 091224031
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
SEJARAH
GEREJA
KRISTEN
JAWA
GONDOKUSUMAN
YOGYAKARTA DARI TAHUN 1913-1942 (SUATU KAJIAN HISTORIS)
Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma hak
untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam
bentuk


pangkalan

data,

mendistribusikan

secara

terbatas,

da n

mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberi royalty kepada saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 10 Desember 2014
Yang menyatakan,

Henricus Krsna Murti G. S

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK
SEJARAH GEREJA KRISTEN JAWA GONDOKUSUMAN
YOGYAKARTA DARI TAHUN 1913-1942 (SUATU KAJIAN HISTORIS)
Oleh : Henricus Krsna Murti Guna Saputra
Universitas Sanata Dharma
2014

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis tiga
permasalahan pokok, yaitu: 1). Latar belakang berdirinya Gereja Kristen Jawa
Gondokusuman, 2). Sejarah Gereja Kristen Jawa Gondokusuman dari tahun 19131942, dan 3). Dampak dari hubungan antara GKJ Gondokusuman dengan
masyarakat sekitarnya.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah, pendekatan
multidimensional, dan model penulisan deskriptif analitis.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1). Berdirinya Gereja Kristen
Jawa Gondokusuman dilatarbelakangi pekabaran Injil oleh pendeta Jacob
Wilhem, J.G Scheurer, dan Cornelius Swaan, lewat sarana rumah sakit dan
sekolah. 2). GKJ Gondokusuman dari tahun 1913 sampai 1942 dalam masa
perintisan. Hambatan yang dihadapi, bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi
dan gedung gereja yang tidak mampu menampung jumlah jemaat yang terus
bertambah. 3). Hubungan GKJ Gondokusuman dengan masyarakat sekitarnya
berdampak pada bidang pendidikan, kesehatan dan budaya.

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
THE STORY OF JAVANESE CHRISTIAN CHURCH OF
GONDOKUSUMAN YOGYAKARTA FROM 1913-1942
(A HISTORICAL STUDY)
By: Henricus Krsna Murti Guna Saputra
Sanata Dharma University
2014

This research was aimed to describe and analyze three main problems
namely: 1) the background of the establishment of the Javanese Christian Church
(GKJ) of Gondokusuman, 2) the story of the Javanese Christian Church of
Gondokusuman from 1913-1942, and 3) the influence of the relationship between
GKJ of Gondomanan and its surrounding community.
This research used a historical method, multidimensional approach and
descriptive analytical writing model.
The research results showed that 1) the establishment of the Javanese
Christian Church of Gondokusuman was based on the Bible teachings by priest
Jacob Wilhelm, J.G Scheurer and Cornelius Swaan through hospitals and schools’
facilities, 2) GKJ Gondokusuman from 1913-1942 in the pioneering period faced
obstacles fain, language used to communicate and church buildings were not be
able to receive the increasing company, 3) the relationship between GKJ
Gondokusuman and its surrounding community influenced the educational, health
and culture fields.

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, yang telah melimpahkan
rahmat-Nya kepada penulis, sehingga skripsi yang berjudul Sejarah Gereja
Kristen Jawa Gondokusuman Yogyakarta Dari Tahun 1913-1942 (Suatu Kajian
Historis) dapat terselesaikan.
Skripsi ini dapat tersusun berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan serta dukungannya dalam penulisan skripsi ini:
1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Ibu Dra. Theresia Sumini, M. Pd., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Sejarah.
3. Bapak Drs. B. Musidi, M. Pd., selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing, sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan.
4. Kedua orangtuaku tercinta, yaitu Bapakku Agustinus Guna dan Ibuku
Yuliana

Sriliyastuti,

Brigitta

Hasdike,

serta

adikku

Emannuel

Wikandaru, yang tak pernah lelah untuk memberikan semangat,
dorongan, dan doa pada diriku.
5. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun
telah banyak memberi dukungan hingga skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan berbagai saran, masukan dan
kritik yang membangun dari pembaca. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi
pembaca dan menjadi inspirasi untuk penelitian sejenis.
Penulis

Henricus Krsna Murti G. S
x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... v
HALAMAN MOTTO ....................................................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .......................... vii
ABSTRAK....................................................................................................... viii
ABSTRACT........................................................................................................ ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................ x
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi
BAB I

PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian........... .................................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 6
E. Kajian Pustaka ................................................................................................. 6
F. Landasan Teori ................................................................................................ 8
G. Metode Penelitian ......................................................................................... 11
H. Sistematika Penulisan.................................................................................... 15
BAB II

LATAR BELAKANG BERDIRINYA GEREJA KRISTEN
JAWA GONDOKUSUMAN............................................................ 17

A. Masuk dan Berkembangnya Injil di Yogyakarta ............................................ 17
1. Penyebaran Agama Kristen Oleh Kyai Sadrach............................... ........... 17
2. Masuknya Injil di Yogyakarta....... ............................................................. 18
B. Berdirinya Rumah Sakit Petronella......................................................... ......... 20
1. Kedatangan J.G. Scheurer ke Yogyakarta.. ................................................ 20
2. Pembangunan Rumah Sakit Petronella....................................................... 22
C. Papanthan Gondokusuman Menuju Kedewasaan ........................................... 24
xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

1. Terbentuknya Papanthan Gondokusuman. ................................................. 24
2. Diutusnya Pendeta Cornelius Zwan dan Berdirinya Gereja ....................... 25
3. Papanthan Gondokusuman didewasakan.. .................................................. 27
BAB III SEJARAH GEREJA KRISTEN JAWA
GONDOKUSUMAN DARI TAHUN 1913-1942............................. 29
A. Periode tahun 1913-1926............................................................................... 29
1. Masa Awal Gereja Kristen Jawa Gondokusuman ....................................... 29
2. Pendeta Pribumi Pertama ........................................................................... 30
B. Periode tahun 1926-1942 ............................................................................... 31
1. Pembangunan Gedung Gereja yang Baru ................................................... 31
2. Terbentuknya Perkumpulan-perkumpulan di dalam Gereja Kristen
Jawa Sawokembar Gondokusuman Yogyakarta ........................................ 34
3. Pergantian Pendeta di Gereja Kristen Jawa Sawokembar
Gondokusuman Yogyakarta ...................................................................... 35
C. Pengorganisasian dalam Gereja Kristen Jawa Sawokembar Gondokusuman
Yogyakarta ................................................................................................... 36
a. Gereja ................................................................................................... 37
b. Klasis.................................................................................................... 40
c. Sinode ................................................................................................... 42
BAB IV DAMPAK

DARI

HUBUNGAN

GKJ

GONDOKUSUMAN

DENGAN MASYARAKAT SEKITARNYA .................................. 45
A. Hubungan Gereja Kristen Jawa Sawokembar Gondokusuman
dengan Masyarakat Yogyakarta .................................................................... 45
1. Gereja dan Adat Istiadat ............................................................................ 45
a. Perkawinan ........................................................................................... 46
b. Kematian .............................................................................................. 49
2. Gereja dan Bahasa serta Kesenian Daerah ................................................. 50
a. Bahasa daerah ....................................................................................... 50
b. Kesenian Daerah ................................................................................... 51
3. Gereja dan Kesehatan Masyarakat ............................................................. 53
4. Gereja dan Pendidikan ............................................................................... 54
xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

B. Dampak Perkembangan Gereja Kristen Jawa Sawokembar
Gondokusuman terhadap Masyarakat Yogyakarta ......................................... 56
1. Adat Istiadat, Bahasa, dan Kesenian Daerah .............................................. 56
2. Kesehatan Masyarakat ............................................................................... 57
3. Pendidikan Masyarakat.............................................................................. 58
BAB V

PENUTUP ........................................................................................ 59

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 62
LAMPIRAN............................................................ ........................................... 65
Responden dan foto-foto.................................. ................................................... 65
Silabus ............................................................................................................... 70
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................................................... 74

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pandangan pemerintah kolonial Hindia-Belanda terhadap agama Islam
menyebabkan dilarangnya pekabaran Injil di lingkungan Islam.1 Pemerintah
Belanda mengeluarkan peraturan, bahwa pendeta Kristen, baik utusan dari Eropa
ataupun guru pribumi hanya diperkenankan melakukan pekabaran Injil apabila ada
izin dari Gubernur Jendral.2 Pulau Jawa yang merupakan daerah Islam, tak luput
dari peraturan ini. Kasultanan Yogyakarta sendiri sampai dengan akhir ke-19
merupakan kawasan terlarang untuk pekabaran Injil. Pemerintah kolonial Belanda
tidak ingin terjadi goncangan politik di kawasan Kasultanan.
Pemerintah kolonial mengeluarkan peraturan ini bukan tanpa sebab, pada
tahun 1825 pecah perang Diponegoro, yang menjadi penyebabnya adalah bangsa
Belanda dituduh menjadi musuh agama Islam, bahkan dikatakan orang Islam tidak
diperkenankan menjalankan syariat agamanya. Pangeran Diponegoro dan
pengikutnya mengalami kekalahan dalam peperangan, namun dalam hal agama,
Pangeran Diponegoro dapat dikatakan unggul.3 Dapat dikatakan demikian karena
Pemerintah kolonial memandang agama Islam sebagai sesuatu yang sangat peka.
Golongan-golongan

Islam

yang

fanatik

mudah

sekali

memunculkan

pemberontakan dan kekacauan dalam pemerintahan kolonial, karena itu perlu
1

7
2

3

J. D. Wolterbeek, Babad Zending di Pulau Jawa, Yogyakarta: Taman Pustaka Kristen, 1995, hlm.
Kronger Moeller, Sejarah Gereja Indonesia, Jakarta: Badan Penerbit Kristen, hal. 68
op. cit., hal 7.

1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2
diusahakan sesuatu agar tidak terjadi pemberontakan lagi, yaitu larangan bagi
pekabaran Injil di masyarakat pribumi.
Alasan diatas bukanlah satu-satunya alasan pemerintah kolonial melarang
pengkabaran Injil di Indonesia. Pada tahun 1930, keadaan Indonesia maupun
Belanda sangat memburuk. Hutang semakin besar untuk menutup perang Belgia
dan Diponegoro. Maka untuk menghindari kebangkrutan, pemerintah kolonial
sangat berharap, Jawa dapat memberi hasil yang cukup untuk mengisi kekosongan
kas.4 Oleh karena itu van den Bosch memusatkan politik kolonial pada
peningkatan produksi perkebunan dan pertanian. Seperti yang kita ketahui bahwa
Belanda pada saat itu tidak mempunyai perdagangan, perkapalan dan pabrik.
Solusi dari permasalahan itu diberlakukannya kebijakan tanam paksa. Pemerintah
kolonial berharap besar pada sistem tanam paksa, maka pemerintah kolonial pada
masa itu lebih memfokuskan kepada keberhasilan sistem ini daripada pekabaran
Injil.
Pemerintah kolonial sendiri memandang pekabaran Injil dapat menganggu
keberlangsungan tanam paksa, karena pekabaran Injil kepada masyarakat pribumi
dapat menimbulkan benturan yang berupa pemberontakan dan perlawanan antara
golongan Islam fanatik terhadap pemerintah kolonial. Benturan ini tentu dapat
menganggu keamanan dan ketertiban umum, yang merupakan kebutuhan
pemerintah kolonial dalam menjalankan kebijakan tanam paksa. Dapat dikatakan
pemerintah kolonial lebih mengurusi bidang ekonomi daripada pekabaran Injil.5

4

Sartono Kartodirjo dkk, Sejarah Nasional Indonesia V, Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, 1975, hal 7.
5
op. cit., hal. 68

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3
Berkembangnya paham liberal di Belanda ternyata mempengaruhi
kebijakan pemerintah kolonial Belanda di Indonesia. Sistem tanam paksa
kemudian dihapuskan dan mulailah penanaman modal asing ke Indonesia atau
berlakunya politik liberal. Kebijakan politik ini membuat banyak pemilik modal
asing dari negara-negara Eropa ke Indonesia. Namun pada akhir ke 19 kaum
liberal mengalami kemunduran.6 Hal ini diakibatkan karena pemisahan golongangolongan politik ke dalam agama di dalam politik kolonial Belanda. Golongangolongan politik ini sejalan dengan politik kolonial, namun politik eksploitasi tetap
harus dihapuskan. Dari pihak partai agama haluan baru tertuju pada kristenisasi
sebagai suatu panggilan rakyat Kristen, maka dilancarkan politik zending atau
missie.7
Sejak dijalankan politik zending di Indonesia maka pekabaran Injil mulai
terbuka bagi masyarakat pribumi. Para misionaris Belanda banyak dikirim ke
Indonesia untuk melakukan pekabaran Injil. Jauh sebelum politik zending ini
dilaksanakan, sebenarnya agama Kristen sudah mulai berkembang di Jawa.
Pekabaran ini dilakukan oleh masyarakat awam. Mereka mendapatkan kabar Injil
ada yang dari majikan mereka, Conrad Laurens Coolen, Yohanes Emde, Kyai
Paulus Tosari, Abisai Kunto, Mateus Sanip, dan Kyai Ibrahim Tunggul Wulung
yang mengawali Injil di Jawa Timur.8 Kegiatan mereka ini memang lebih awal
sedikit dari para zending.

6

Sartono Kartodirjo dkk, Sejarah Nasional Indonesia V, Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, 1975 hal 28
7
Ibid., hal 29
8
Soekotjo dan Agoes Widhartono, Menjadi Garam dan Terang Kehidupan: 100 Tahun GKJ
Gondokusuman, Yayasan Taman Pustaka Kristen Indonesia:Yogyakarta, 2013, hal 11

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

4
Kehadiran Injil di Yogyakarta sendiri tidak dapat dibendung oleh kebijakan
politik konial pada saat itu. Hal itu bisa terjadi karena adanya aktifitas para murid
Kyai Sadrach dari gerakan yang bernama Golongane Wong Kristen kang Mardika,
di Jelok dan Bulu di Kawasan Menoreh yang masuk wilayah Bagelen.9 Pekabaran
Injil selanjutnya diteruskan oleh para zending, seiring dibukanya daerah
Yogyakarta bagi pekabaran Injil dan diberlakukanya politik zending. Pekabaran
Injil kemudian semakin pesat dengan dibangunnya sekolah-sekolah dan rumah
sakit yang membantu usaha-usaha zending melakukan pekabaran Injil.
Perkembangan agama Kristen di Yogyakarta kemudian semakin terlihat dengan
dibangunnya Gereja Kristen Jawa Gondokusuman.
Gereja Kristen Jawa Gondokusuman memiliki andil yang cukup besar
dalam sejarah perkembangan agama Kristen di Yogyakarta. Gereja Kristen Jawa
Gondokusuman adalah Gereja Kristen Pertama di Yogyakarta, yang merupakan
induk dari Gereja-Gereja Kristen Jawa dan jemaat-jemaat Kristen di Yogyakarta.
Gereja Kristen Jawa Gondokusuman juga mempunyai pepanthan (anak cabang
dari sebuah Gereja) hampir di seluruh wilayah Yogyakarta.

Sejarah Gereja

Kristen Jawa Gondokusuman ini cukup menarik untuk dibahas, sehingga penulis
mencoba menggali sejarah Gereja Kristen Jawa Gondokusuman Yogyakarta.
Untuk itu penulis mengambil judul “Sejarah Gereja Kristen Jawa Gondokusuman
Yogyakarta dari Tahun 1913-1942” (Suatu Kajian Historis) yang diharapkan
bermanfaat bagi semua.

9

Ibid., hal 12

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang akan diteliti pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana latar belakang berdirinya Gereja Kristen Jawa Gondokusuman?
2. Bagaimana sejarah Gereja Kristen Jawa Gondokusuman dari tahun 1913-1942?
3. Bagaimana dampak dari hubungan antara GKJ Gondokusuman dengan
masyarakat sekitarnya?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai
adalah :
1. Tujuan Umum
Untuk mendeskripsikan sejarah Gereja Kristen Jawa Gondokusuman.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mendeskripsikan latar belakang sejarah berdirinya Gereja Kristen Jawa
Gondokusuman.
b. Untuk mendeskripsikan sejarah Gereja Kristen Jawa Gondokusuman dari tahun
1913-1942.
c. Untuk menganalisis dampak dari perkembangan Gereja Kristen Jawa
Gondokusuman terhadap masyarakat sekitarnya.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

6
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penulisan sejarah dengan judul “ Sejarah Gereja Kristen Jawa
Gondokusuman Yogyakarta (Sebuah Kajian Historis) adalah sebagai berikut:
a. Bagi Penulis
Penulisan skripsi ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
mengenai sejarah Gereja Kristen Jawa Gondokusuman dari tahun 1913-1942.
Selain itu, penulis juga berharap dapat menerapkan ilmu yang didapat selama
mengikuti perkuliahan menjadi sebuah karya ilmiah yang dapat berguna bagi
sesama.
b. Bagi pihak Gereja
Penulisan skripsi ini diharapkan dapat membantu umat Kristen di
Gondokusuman untuk memperoleh informasi tentang sejarah perkembangan
Gereja tempat mereka beribadah. Selain itu, dengan adanya penulisan ini
diharapkan dapat diambil hikmahnya bagi peran serta umat di Gereja dan
pengaruhnya dalam perkembangan Gereja.
c. Bagi pihak Universitas Sanata Dharma
Karya ilmiah ini diharapkan dapat menambah dan melengkapi karya
ilmiah yang sudah ada, terutama yang menyangkut sejarah Gereja Kristen Jawa.

E. Kajian Pustaka
Saat melakukan penulisan sejarah tentu sangat dibutuhkan sumber sejarah
yang berkaitan dengan topik yang akan ditulis. Penulisan karya ilmiah tentang
sejarah Gereja Kristen Jawa ini memiliki sumber yang berupa buku-buku yang
berkaitan langsung dengan topik yang akan dibahas.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

7
Pertama, Empat Puluh Tahun Jemaat Kristen Gondokusuman, terbitan
Gereja Kristen Jawa Gondokusuman. Buku ini berisi tentang peringatan empat
puluh tahun Gereja Kristen Jawa Gondokusuman pada tanggal 23 November1953.
Di dalam buku ini berisi tentang awal mula berdirinya Gereja Kristen Jawa
Gondokusuman pada zaman Belanda hingga usianya yang ke empat puluh tahun,
yang dihitung dari 23 November ketika pertama kali Gereja ini didewasakan.
Kedua, 75 tahun Jemaat Kristen Jawa Sawokembar Gondokusuman
Yogyakarta, yang diterbitkan oleh Majelis Gereja Kristen Jawa Sawokembar
Yogyakarta. Buku ini berisi tentang peringatan tujuh puluh lima tahun jemaat
Gereja Kristen Jawa pada tanggal 23 November 1988. Dijabarkan dalam buku ini
tentang awal mula benih-benih agama Kristen di Yogyakarta. Hingga kemudian
semakin berkembang dan melahirkan Gereja Kristen Jawa Gondokusuman sebagai
induk dari gereja-gereja Kristen di wilayah Yogyakarta.
Ketiga, buku Menjadi Garam dan Terang Kehidupan: 100 tahun GKJ
Gondokusuman 1913-2013 oleh S.H. Soekotjo dan Agoes Widhartono. Buku ini
berisi tentang sejarah GKJ Gondokusuman dari masa perintisan tahun 1913 sampai
dengan masa di tengah dinamika perubahan tahun 2013. Selain itu, buku ini juga
menceritakan tentang kisah para gembala yaitu tokoh-tokoh yang berperan penting
dalam perkembangan GKJ Gondokusuman.
Keempat, buku Sejarah Gereja-Gereja Kristen Jawa: Di Bawah BayangBayang Zending 1858-1948 oleh S.H. Soekotjo. Buku ini berisi tentang bagaimana
gambaran Pulau Jawa, masyarakatnya, keadaan alam, dan lain-lain. Dijelaskan
juga bagaimana agama Kristen masuk dan berkembang di Jawa, yang kemudian
lahir Gereja-Gereja Kristen di Jawa.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

8
Kelima, buku Gereja-Gereja Kristen Jawa: Benih yang Tumbuh dan
Berkembang di Tanah Jawa. Buku ini menceritakan tentang awal mula masuknya
agama Kristen di Jawa. Selain itu juga dijelaskan tentang bagaimana kehidupan
Gereja Kristen Jawa.
Keenam, buku I.H. Enklaar yang berjudul Sejarah Gereja. Buku ini berisi
tentang awal sejarah Gereja hingga Gereja saat ini. Buku ini cukup lengkap
menceritakan sejarah gereja dan perkembangan di dalamnya.

F. Landasan Teori
Dalam penulisan ini, ada beberapa konsep yang digunakan, yaitu konsep
sejarah, konsep Gereja, konsep Gereja Kristen, dan kajian historis. Kata “Sejarah”
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti kejadian yang benarbenar terjadi pada masa lampau dan pengetahuan atau uraian tentang kejadian
yang benar-benar terjadi pada masa lampau10. Sejarah dalam bahasa Arab disebut
juga dengan Syajaratun yang berarti pohon, keturunan, dan asal usul. Dalam
bahasa Inggris kata sejarah sama dengan history, dan di dalam bahasa Latin dan
Yunani disebut dengan historia. Asal katanya dari bahasa Yunani yakni histor atau
istor yang berarti orang pandai. Sejarah juga dapat berarti rekontruksi masa lalu.11
Sebagai perbandingan bisa dilihat kata geschicte (bahasa Jerman) yang berarti
sesuatu yang telah terjadi. Pada dasarnya sejarah membicarakan masa lalu yang
dianggap penting (unik), dan kejadian itu hanya berlangsung satu kali.

10

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1990, hlm. 414.
11
Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta: Benteng Budaya, 1995, hlm. 17.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

9
Skripsi ini membahas tentang sejarah sebuah Gereja, maka perlu dicari
konsep mengenai Gereja untuk menjawab permasalahan yang telah ada. Kata
“Gereja” berasal dari bahasa Portugis, yaitu “Igreja”, yang berasal dari kata
Yunani “Eklesia” (mereka yang dipanggil, kaum, golongan), Kyriake (yang
dimiliki Tuhan). Maka kata “Gereja” sama asal-usulnya seperti kata “Kerk”
(Belanda) dan Kirche (Jerman).12 Gereja merupakan persekutuan orang yang
dipersatukan dalam Kristus, dibimbing oleh Roh Kudus dalam ziarah mereka
menuju kerajaan Bapa dan telah menerima warta keselamatan untuk disampaikan
ke semua orang. Semua dan setiap anggota dipanggil untuk memberi kesaksian
tentang Yesus Kristus dan Injilnya sesuai dengan kemampuan dan kedudukannya
masing-masing.13
Secara garis besar, pengertian Gereja ialah persekutuan orang-orang
percaya (orang-orang tebusan pilihan Tuhan yang percaya kepada Tuhan Yesus
Kristus).14 Gereja memiliki hubungan dengan kesatuan dunia, bahwa kesatuan
iman akan cinta kasih yang merupakan dasar kokoh kesatuan Gereja sendiri di
dalam Roh Kudus.15 Selain itu, Gereja merupakan suatu organisasi, suatu lembaga,
suatu Badan Hukum yang berdiri sendiri. Oleh karena itu, Gereja mempunyai hakhak dan kewajiban-kewajiban serta memiliki kekayaan tersendiri. Sebagai suatu
lembaga, Gereja hanya dapat hidup karena anggota-anggotanya juga hidup,

12

Adolf, P. Heuken S.J, Ensiklopedia Populer Tentang Gereja, Yogyakarta: Kanisius, 1976, hlm.
60.
13
Thomas van den End. Harta Dalam Bejana, Jakarta: BPK Gunung Mulia, Tanpa Tahun, hlm. 7.
14
Tim Penerbitan 75 Tahun GKJ Gondokusuman, 75 Tahun Jemaat Kristen Jawa Sawokembar
Gondokusuman Yogyakarta, Yogyakarta: Majelis Gereja Kristen Jawa Sawokembar
Gondokusuman Yogyakarta, 1988, hlm. 117.
15
J.B. Banawiratma. Gereja dan Masyarakat. Yogyakarta: Kanisius, 1986. Hal. 25.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

10
sedangkan kehidupan anggotanya sangatlah bergantung pada Kristus yang menjadi
Kepala Gerejanya.
Konsep Gereja Kristen itu sendiri berbeda dengan konsep Gereja Katholik.
Gereja Kristen merupakan hasil dari pekerjaan Badan atau Lembaga Zending yang
pada saat itu berada di Indonesia. Lembaga Zending itu didirikan oleh anggota dari
berbagai macam Gereja Kristen dengan tradisi, ajaran, tata ibadah, dan struktur
yang berbeda-beda. Akan tetapi, satu hal yang menjadi dasar bagi mereka adalah
semangat untuk memberitakan Injil pada orang-orang pribumi. Pada umumnya,
konsep Gereja Kristen yang dijalankan di Indonesia itu sama seperti konsep Gereja
asal lembaga zending.
Gereja Kristen itu sendiri menganut ajaran yang berbeda-beda, yaitu ajaran
Calvin (kelompok Reformed atau Gereformeed), ajaran Luther (Lutheran), ajaran
Wesley (Methodist), dan sebagainya. Gereja Kristen yang telah terbentuk
kemudian mengambil nama berdasarkan suku bangsa anggota gereja, daerah
tempat berdiri gereja itu, atau mengambil nama dari Gereja induknya. Sebagai
contoh antara lain: Gereja Kristen Jawa (GKJ), Gereja Kristen Indonesia, Gereja
Bethel Indonesia (GBI), sedangkan Gereja Katholik merupakan gereja yang secara
eklesiologis tidak mempunyai masalah, karena Gereja tersebut telah menjadi
anggota Gereja Katholik Roma.
Pengertian kajian historis adalah usaha untuk mempelajari, menggali
fakta-fakta, dan menyusun kesimpulan mengenai peristiwa-peristiwa masa lampau.
Temuan masa lampau tersebut dapat dijadikan bahan untuk masa sekarang dan
meramalkan peristiwa yang akan datang. Dalam kajian historis selain digunakan
dalam penelitian sejarah, dapat juga digunakan untuk meneliti perkembangan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

11
sistem pendidikan, kurikulum, dan penilaian dari periode ke periode sebagai bahan
untuk masa mendatang.16

G. Metode Penelitian
Setiap ilmu memiliki cara kerja atau metode sendiri untuk menggali atau
mencari kebenaran dan hakiki. Metode merupakan sebuah cara yang digunakan
untuk memecahkan permasalahan. Jawaban dari pemecahan masalah yang
diperoleh harus mencapai kebenaran obyektif. Dalam ilmu sejarah, metode
penelitian disebut dengan metode sejarah. Umumnya metode sejarah harus melalui
proses pengujian fakta serta penganalisaan secara kritis peristiwa masa lalu.
Menurut pendapat Nugroho Noto Susanto di dalam metode penelitian sejarah
terdapat empat tahap yang harus dilalui, yaitu
1. Heuristik, yaitu proses pengumpulan data yang relevan untuk keperluan
subjek yang diteliti.
2. Kritik sejarah, yaitu menyelidiki apakah data itu benar atau tidak.
3. Interpretasi, yaitu menetapkan makna dan saling berhubungan dari
berbagai fakta yang telah diperoleh.
4. Penulisan sejarah (Historiografi), merupakan gambaran atau pengisahan
kembali suatu runtutan peristiwa, berdasarkan data yang diperoleh dan
diuji kebenarannya. 17
Kuntowijoyo mengatakan bahwa dalam penelitian sejarah ada lima tahapan
yang harus dilalui, yaitu pemilihan topik, heuristik, verifikasi, interpretasi, dan
histiografi.

18

Secara lebih rinci langkah-langkah yang digunakan penulis ini

dijabarkan sebagai berikut:

16

Nana Sudjana, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung: Sinar Baru, 1989, hlm. 81.
Nugroho Noto Susanto, Hakekat Sejarah dan Metode Sejarah, Jakarta: Pusat Sejarah Angkatan
Bersenjata, 1964, hlm. 22-23.
18
Dudung Abdurahman, Metodologi Penelitian Sejarah, Yogyakarta:Ar-Russ Media, 2007, hal
90.
17

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

12
1. Pemilihan topik
Menurut Kuntowijoyo ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
pemilihan topik, yaitu kedekatan emosional, kedekatan intelektual, dan rencana
penelitian. Dalam proses penelitian, peneliti dapat memakai acuan pertanyaanpertanyaan yang berkaitan dengan a) where, menunjuk pada daerah mana yang
menjadi objek penelitian, b) when, menunjuk pada waktu yang dipilih, c) who,
menunjuk pada siapa saja yang terlibat di dalamnya, d) what, menunjuk pada apa
yang dilakukan oleh pelaku, e) why, menunjuk pada pertanyaan mengapa pelaku
melakukan perbuatan itu, f) how, menunjuk pada pertanyan bagaimana terjadinya
peristiwa itu.19
Penulisan sejarah gereja ini dilakukan oleh peneliti karena adanya
kedekatan emosional dan kedekatan intelektual peneliti dengan topik Sejarah
Gereja Kristen Jawa Gondokusuman Yogyakarta dari tahun 1913-1942 (suatu
kajian historis). Kedekatan emosional dapat dilihat dari peneliti yang tumbuh besar
di lingkungan Kristen, hal ini membuat peneliti tertarik menulis sejarah Gereja
Kristen Jawa Gondokusuman. Kedekatan intelektual dapat dilihat dari penulis
yang sering membaca buku mengenai agama Kristen. Sejarah gereja juga
merupakan mata kuliah wajib yang penulis dapatkan di Universitas Sanata
Dharma. Dengan demikian diharapkan pengetahuan penulis dapat membantu
mengulas sejarah Gereja Kristen Jawa.

19

Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Yoyakarta: Yayasan Banteng Budaya, 1995, hal 92.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

13
2. Metode pengumpulan data (Heuristik)
Data yang digunakan dalam penulisan sejarah ini haruslah benar adanya,
maksudnya tidak direkayasa. Oleh karena itu, penulis mengumpukan data dengan
melakukan:
a. Studi Pustaka, yaitu dengan mengumpulkan data-data dari dokumen
milik gereja Kristen Jawa yang berhubungan dengan penelitian. Selain
itu, penulis juga menggunakan buku yang relevan dengan topik yang
diajukan.
b. Wawancara, yaitu pengumpulan data secara lisan dengan cara
melakukan tanya jawab dengan orang-orang yang terkait dengan topik
penelitian Dalam wawancara penulis menentukan terlebih dahulu target
yang akan diwawancarai. Tujuannya adalah untuk mendapatkan
informasi yang akurat yang dibutuhkan oleh peneliti.
3. Verifikasi
Setelah sumber-sumber yang diperlukan dikumpulkan, maka langkah
berikutnya adalah melakukan kritik atas sumber atau verifikasi. Tujuan dari kritik
sumber yang dilakukan adalah untuk mengetahui kebenaran informasi atau untuk
menguji otentisitas dan kredibilitasnya. Kritik sumber terdiri dari dua macam,
yaitu kritik ekstern yang berguna untuk menguji keaslian sumber dan kritik intern
yang digunakan untuk mendapatkan keabsahan dari sebuah sumber.20 Kritik intern
digunakan untuk memperoleh nilai kebenaran dari suatu data agar data tersebut
dapat dipercaya. Kritik intern dilakukan dengan cara membandingkan berbagai
20

Ibid, hal 101.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

14
sumber untuk mendapatkan data yang jelas dan lengkap. Sedangkan pada kritik
ekstern pengujian dilakukan dengan meneliti data dalam dokumen yang akan
digunakan, melalui pemakaian bahasa, corak penulisannya, dan lain sebagainya.
4.

Interpretasi (penafsiran)
Interpretasi dapat diasumsikan sebagai penetapan makna dan saling

keterkaitan antara berbagai fakta yang diperoleh. Interpretasi merupakan suatu
langkah yang ditempuh oleh penulis dalam menafsirkan fakta-fakta yang telah
diuji dan untuk menganalisis sumber supaya dapat menghasilkan suatu fakta yang
kebenarannya dapat dipercaya. Dalam interpretasi terdapat dua kegiatan pokok
yang harus dilalui, yaitu analasis (menguraikan) dan sintesis (menyatukan) data
atau fakta-fakta yang telah dikumpulkan.21
Dalam tahap interpretasi ini, analisis sumber yang dilakukan juga untuk
mengurangi subyektifitas dalam penulisan sejarah. Penulisan sejarah tentunya
tidak dapat lepas dari unsur subyektifitas, seperti adanya pengaruh dari jiwa,
kebudayaan, pendidikan, lingkungan sosial, dan agama yang melingkupi
penulisnya.22 Pengaruh tersebut akan tampak pada tulisan sejarah yang dihasilkan.
5. Pendekatan
Langkah yang terakhir dalam penulisan ini adalah penentuan pendekatan.
Pengertian pendekatan dalam penelitian sejarah adalah pola pikir atau cara
pandang dari penulis terhadap suatu kejadian atau peristiwa sejarah dari sudut
tertentu. Pendekatan diperlukan sebagai cara pandang penulis atau sejarawan
21

Nugroho Noto Susanto, Hakekat Sejarah dan Metode Sejarah, Jakarta:Pusat Sejarah Ankatan
Bersenjata, 1964, hal 22-23.
22
Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodolgi Sejarah, Jakarta:Gramedia
Pustaka Utama, 1992 hal 72.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

15
untuk memandang suatu peristiwa atau kejadian. Pendekatan akan membantu
sejarawan dalam menentukan berbagai ilmu sosial mana yang perlu digunakan dan
dimensi-dimensi yang tepat diungkapkan dalam penulisan. Pendekatan menjadi
satu hal yang sangat penting bagi penulisan sejarah, karena hasil penulisan sejarah
yang baik sangat ditentukan oleh jenis pendekatan yang dipakai.
Pendekatan yang dipakai oleh penulis adalah pendekatan historis dan
sosiologis. Melalui pendekatan historis penulis akan menguraikan hal-hal yang
melatarbelakangi berdirinya Gereja Kristen Jawa Gondokusuman di Yogyakarta.
Melalui pendekatan sosiologis penulis menganalisa hubungan sosial dalam gereja
baik keluar maupun ke dalam, dan dampak sosial dari perkembangan GKJ
Gondokusuman Yogyakarta terhadap masyarakat sekitar.

H. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan gambaran secara menyeluruh mengenai skripsi ini
maka sistematika penulisannya adalah sebagai berikut:
BAB I. Pendahuluan terdiri dari: latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode
penelitian, dan pendekatan serta sistematika penulisan.
BAB II. Latar belakang berdirinya Gereja Kristen Jawa Gondokusuman.
Membahas mengenai sebelum pendewasaan Gereja Kristen Jawa Gondokusuman
yang menjadi induk gereja Kristen di Yogyakarta.
BAB

III.

Memaparkan

mengenai

sejarah

Gereja

Kristen

Jawa

Gondokusuman dari tahun 1913-1942. Sejarah dan perkembangan yang dimaksud

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

16
yaitu perjalanan dari awal masa perintisan Gereja Kristen Jawa Gondokusuman
dan faktor-faktor yang mendorong dan menghambat perjalanan Gereja.
BAB IV. Pada bab ini dijelaskan mengenai hubungan gereja dan
masyarakat dalam berbagai faktor, seperti aspek sosial, budaya, kesehatan, dan
pendidikan. Pada bab ini juga dijelaskan mengenai dampak dari Gereja Kristen
Jawa Gondokusuman terhadap kehidupan masyarakat sekitar Gondokusuman.
Dampak tersebut meliputi berbagai aspek kehidupan masyarakat, seperti sosial,
budaya, kesehatan, dan pendidikan.
BAB V. Kesimpulan merupakan suatu jawaban atas permasalahan yang
telah diuraikan dan dianalisis berdasarkan berbagai data dan juga fakta yang telah
penulis dapatkan selama penulis mengadakan penelitian.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
LATAR BELAKANG BERDIRINYA GEREJA KRISTEN JAWA
GONDOKUSUMAN

A. Masuknya dan Berkembangnya Injil di Yogyakarta
1.

Penyebaran Agama Kristen Oleh Kyai Sadrach
Agama Kristen yang berkembang di Jawa memang hasil kerja dari kaum

awam yang memberitakan Injil di masyarakat Jawa. Di Yogyakarta sendiri
pekabaran Injil tidak terlepas dari peran seorang tokoh yang bernama Kyai
Sadrach. Ia adalah seorang yang mencari ilmu, yang kemudian ia bertemu dengan
Kyai Tunggul Wulung dan ia kemudian menjadi Kristen. Setelah membantu Kyai
Tunggul Wulung, ia kemudian memutuskan untuk pindah ke Bagelen, Purworejo
untuk membantu Ny. Philiphs. Di Purworejo Kyai Sadrach mempunyai andil besar
dalam penyebaran agama Kristen. Ia memberitakan Injil di desa-desa yang
terpencil yang belum tersentuh ajaran Kristen.
Kyai Sadrach menyampaikan Injil dengan berani, dengan caranya sendiri,
yaitu dengan mencampur aduk ilmu-ilmu Jawa di dalam pekabaran Injil.

23

Ia

berpendapat dengan jalan ini dapat disesuaikan dengan keadaan atau selera
kepercayaan orang-orang Jawa sehingga mereka dapat menerima Injil. Hal ini
memang berhasil, banyak yang di antara mereka menerima Yesus Kristus sebagai
Sang Juru Selamat mereka. Pekabaran Injil yang dilakukan pekabaran Injil terus
meluas hingga, Banyumas, Tegal dan Pekalongan.
23

I. Sumanto Wp, Kyai Sadrach Seorang Pencari Kebenaran: Sebabak Sejarah Pekabaran Injil di
Jawa Tengah, Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1974, hal.24

17

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18
2.

Masuknya Injil di Yogyakarta
Masuknya Injil ke Yogyakarta sudah tidak dapat dibendung lagi, adapun

bibit-bibit agama Kristen yang ditaburkan di daerah Kesultanan Yogyakarta
hingga tumbuhnya jemaat Kristen untuk pertama kalinya terjadi di desa
Prangkokan di pegunungan Menoreh kira-kira sebelah selatan Samigaluh.24
Penduduk desa Prangkokan memperoleh ajaran agama Kristen dari orang-orang
Kristen yang berasal dari desa Jelok dan Bulu, Purworejo, hasil dari pekerjaan Injil
yang dilakukan oleh Kyai Sadrach. Orang-orang dari desa Prangkokan ini
menceritakan hal agama baru dan tentang Sang Juru Selamat. Munculnya
pengabaran itu membuat tumbuhnya kelompok jemaat di Kebonagung yang
terletak di tepi sungai Progo, Sendang Mulyo, Minggir, Sleman, Yogyakarta.
Di daerah pesisir selatan, agama Kristen memasuki desa Selong dan
Temon, Kulon Progo, Yogyakarta kira-kira mulai tahun 1885. Dari kedua desa ini
ajaran agama Kristen berkembang ke arah Timur memasuki kota Yogyakarta.25
Agama Kristen masuk ke Yogyakarta sendiri pada tahun 1886. Seorang pemuda
bernama Eliyah yang berasal dari desa Selong telah berhasil merangkul seorang
cucu dari pangeran dari Paku Alam yang menjadi pengikut Yesus Kristus yaitu
Raden Mas Suryohasmoro Nototaruno.26 Beliau menerima tanda baptis pada
tanggal 30 Mei 1886 di kota Purworejo, karena pada saat itu di Yogyakarta masih
ada larangan untuk pelaksanaan pembaptisan.

Penduduk pribumi di desa

24
Tim Penerbitan 75 Tahun GKJ Gondokusuman, 75 Tahun Jemaat Gereja Kristen Jawa
Sawokembar Gondokusuman Yogyakarta, Yogyakarta: Majelis Gereja Kristen Jawa Sawokembar
Gondokusuman Yogyakarta, 1988, hlm. 15.
25
J.D. Wolterbeek, Babad Zending di Pulau Jawa, Yogyakarta: Taman Pustaka Kristen, 1995, hlm.
81.
26
Ibid. , hlm. 81.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19
Prangkokan, desa Selong, maupun Temon juga harus berjalan kaki ke kota
Purworejo untuk melakukan pembaptisan.
Melihat permasalahan itu, seorang pendeta Belanda, pendeta Jacob
Wilhelm yang mempunyai simpati dan rasa kasih kepada pribumi sudah berkalikali mengajukan permohonan kepada Residen J. van Baak. Pendeta meminta agar
diperkenankan melayani pembabtisan di daerah Yogyakarta, terutama di daerah
desa Prangkokan dan desa Selong, tetapi permohonan itu selalu ditolak. Baru
setelah residen Yogyakarta yaitu J. van Baak diganti oleh seorang residen baru
yang bernama Mullemeister, usul-usul dan permohonan pendeta Jacob Wilhelm
tadi diteliti dan diperiksa lagi. Pemeriksaan tersebut berkaitan dengan apakah
benar pengembangan agama Kristen di Yogyakarta dan kehidupan orang-orang
pribumi yang sudah beragama Kristen tidak membahayakan pemerintah daerah
Yogyakarta. Hasil penelitiannya membuktikan bahwa umat Kristen di daerah
Yogyakarta tidak meresahkan dan membahayakan.
Pada tanggal 21 Januari 1891, secara resmi pendeta Jacob mendapat izin
dari pemerintah pusat dan pemerintah Daerah Yogyakarta, untuk aktif
mengembangkan injil dan melaksanakan sakramen baptis di daerah Kesultanan
Yogyakarta.

Dengan

keluarnya

izin

tersebut,

maka

usaha-usaha

untuk

pengembangan Injil Kristus di daerah Yogyakarta sudah terbuka lebar. Usahausaha pekabaran Injil yang dilakukan kaum awam kemudian dilanjutkan oleh
zending, seiring diterapkan politik zending oleh pemerintah kolonial.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20
B. Berdirinya Rumah Sakit Petronella
1.

Kedatangan J.G. Scheurer ke Yogyakarta
Pada permulaan tahun 1892, pendeta Jacob Wilhem terserang penyakit

malaria yang parah hingga tidak tertolong, dan pada tanggal 3 Maret 1892 beliau
dipanggil Tuhan dengan umur yang terbilang muda, yaitu 37 tahun. Kejadian ini
membuat G.K.N. kehilangan seorang tenaga Penginjil yang sabar, tekun, dan suka
menolong siapapun yang membutuhkan, dan dekat dengan pribumi.
Kekosongan itu tidak berlangsung lama, setahun kemudian N.G.Z.V.
(Nederlandsche Gereformeerde Zendings Vereeniging) dapat menemukan
penggantinya yang dirasa pantas, yaitu seorang dokter dan juga Penginjil muda
yang aktif dan berpandangan luas bernama Jan Gerrit Scheurer. Setelah setuju dan
bersedia ditugaskan di Hindia Belanda, maka dengan segera beliau dikirimkan ke
Purwerejo dan tiba pada tanggal 13 Desember 1893. Dipilihnya dokter Jan Gerrit
Scheurer tentu sudah dipertimbangkan dengan matang. Pada saat itu sudah
dipandang perlu bahwa tugas sebagai Penginjil, dibutuhkan juga adanya seorang
yang dapat menolong penduduk pribumi yang banyak menderita sakit dan
membutuhkan pertolongan secara medis. Jadi tugas yang diemban oleh dokter Jan
Gerrit Scheurer sangatlah berat, selain di bidang kerohanian beliau juga bertugas
di bidang kejasmanian.
Setelah J.G. Scheurer datang ke Purwerejo, beliau mengalami kendala di
bidang bahasa sehingga sulit berkomunikasi dengan penduduk pribumi. Setelah
melalui pertimbangan yang matang akhirnya beliau memutuskan untuk pindah ke
kota Sala (Surakarta) dengan maksud supaya dapat belajar bahasa Jawa dengan
baik, sebab kota Sala dianggapnya sebagai pusat kebudayaan Jawa yang terkenal.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
21
Selama belajar bahasa Jawa di kota Sala, beliau juga mengobati orang sakit,
sehingga dikenal dengan sebutan “dokter tulung”. Di kota Sala beliau tidak dapat
mengabarkan Injil, karena masih ada larangan.
Pada tahun 1893 di Belanda sedang diadakan sidang Sinode yang antara
lain membahas mengenai pembagian tugas pekerjaan Zending di Indonesia. Dalam
sidang Sinode itu telah diputuskan bahwa pekerjaan Zending di Indonesia
seharusnya menjadi tugas kewajiban jemaat dan bukan lagi menjadi pekerjaan
lembaga N.G.Z.V.. Oleh sebab itu, semua tugas pekerjaan pemberit