Studi Deskriptif Mengenai Self-Esteem pda Siswa Sekolah Dasar Kelas V yang Mengikuti Program Attractive Integrated di SD "X" Bandung.

(1)

Lampiran I : Hasil Uji Validitas Self-Esteem

Validitas Item Self-Esteem

No. Item Nilai Validitas Keterangan

1 0.844 Item diterima

2 0.866 Item diterima

3 0.440 Item diterima

4 0.674 Item diterima

6 0.521 Item diterima

7 0.575 Item diterima

8 0.684 Item diterima

10 0.632 Item diterima

11 0.535 Item diterima

12 0.441 Item diterima

13 0.687 Item diterima

14 0.486 Item diterima

15 0.743 Item diterima

16 0.706 Item diterima

17 0.848 Item diterima

18 0.533 Item diterima

19 0.555 Item diterima

20 0.791 Item diterima

21 0.579 Item diterima

22 0.660 Item diterima

23 0.692 Item diterima

24 0.483 Item diterima

25 0.475 Item diterima

26 0.551 Item diterima

27 0.408 Item diterima

28 0.457 Item diterima

29 0.835 Item diterima

30 0.631 Item diterima

31 0.450 Item diterima

32 0.566 Item diterima

33 0.756 Item diterima

34 0.488 Item diterima

35 0.827 Item diterima

36 0.656 Item diterima

37 0.634 Item diterima

38 0.738 Item diterima

39 0.464 Item diterima

40 0.677 Item diterima

41 0.505 Item diterima


(2)

No. Item Nilai Validitas Keterangan

43 0.495 Item diterima

44 0.596 Item diterima

45 0.796 Item diterima

46 0.450 Item diterima

48 0.661 Item diterima

49 0.570 Item diterima

50 0.654 Item diterima

51 0.901 Item diterima

52 0.524 Item diterima

53 0.802 Item diterima

54 0.659 Item diterima

55 0.628 Item diterima

56 0.539 Item diterima

57 0.467 Item diterima

58 0.673 Item diterima

59 0.677 Item diterima

60 0.849 Item diterima

61 0.654 Item diterima

62 0.403 Item diterima

63 0.554 Item diterima

64 0.596 Item diterima

65 0.427 Item diterima

66 0.502 Item diterima


(3)

Lampiran II : Hasil Uji Reliabilitas Self-Esteem

Reliability

****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******

_

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Reliability Coefficients

N of Cases = 10,0 N of Items = 67 Alpha = ,7381


(4)

Lampiran III : Data Penunjang dan Alat Ukur Self-Esteem

KATA PENGANTAR

Dalam rangka memenuhi mata kuliah Skripsi, salah satu tugas yang harus dipenuhi adalah melakukan penelitian. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Penelitian yang dilakukan adalah mengenai Self-Esteem.

Sehubungan dengan itu, peneliti mohon kesediaannya untuk mengisi kuesioner ini. Jawaban yang diberikan akan menjadi data yang mendukung

penelitian ini dan jawabannya tidak ada yang benar ataupun salah. Oleh karena itu mohon diisi dengan spontan, jujur, lengkap dan sesuai dengan keadaan diri kamu yang sebenarnya.

Data yang kamu berikan akan dijamin kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian ini saja.

Atas perhatian, waktu dan kerjasamanya, peneliti mengucapkan terima kasih.

Hormat saya,


(5)

DATA SEKUNDER

DATA PRIBADI

Usia : ……….

Jenis Kelamin : L / P

Tinggal dengan : Ayah – Ibu / Ayah / Ibu / Sdr / ………… Sekolah di sini sejak : ………..

DATA PENUNJANG

1. Menurut kamu, siapakah orang yang paling dekat dengan kamu? a. Ayah

b. Ibu

c. Teman

d. ……….

2. Seberapa sering orang yang paling dekat dengan kamu memujimu? a. Sering

b. Kadang-kadang

c. Jarang d. Tidak Pernah 3. Apa yang kamu pikirkan saat kamu dipuji?

………...….. ………... 4. Menurut kamu, apa arti dari sukses?

……….…. ………..… ……….. 5. (Jika kamu merasa sukses) Bagaimana tanggapan teman-teman terhadap hal

tersebut?

………..… ………. 6. Menurut kamu, apakah tujuan yang kamu tetapkan telah tercapai? (Contoh

tujuannya mendapat juara 1)

a. Ya, yaitu ... b. Tidak, yaitu ...


(6)

7. Apakah dengan tercapai atau tidak tercapainya tujuan kamu (pada soal no.6), kamu merasa sukses?

a. Ya, karena ... b. Tidak, karena ... 8. Apakah kamu merasa telah berusaha semampumu dengan tercapai atau tidak

tercapainya tujuan kamu (pada soal no.6)?

a. Ya, karena ... b. Tidak, karena ... 9. Apakah kamu lebih mengutamakan tujuan yang kamu tetapkan (pada soal

no.6)?

a. Ya, karena ... b. Tidak, karena ... 10. Bagaimana reaksi kamu saat gagal?

a. Menyalahkan diri sendiri b. Menyalahkan orang lain

c. Diam saja

d. ………. 11. Menurut kamu, bagaimanakah pengaturan lingkungan sekolah di luar kelas?

a. Sangat Menarik b. Menarik

c. Kurang Menarik d. Tidak menarik 12. Menurut kamu, bagaimanakah pengaturan ruangan kelas?

a. Sangat Menarik b. Menarik

c. Kurang Menarik d. Tidak menarik

13. Menurut kamu, apakah pengaturan lingkungan sekolah baik di dalam maupun di luar kelas (pada soal no.11 dan no.12) mendukung dalam proses belajar-mengajar?

a. Ya, karena ... b. Tidak, karena ... 14. Menurut kamu, apakah pengaturan lingkungan sekolah diperlukan?

a. Ya, karena ... b. Tidak, karena ...


(7)

15. Menurut kamu, apakah pengaturan lingkungan sekolah baik di luar dan di dalam kelas dapat menjadi contoh buat kamu untuk mengatur lingkungan di sekitar kamu juga?

a. Ya, karena ... b. Tidak, karena ... 16. Menurut kamu, apakah dengan pengaturan lingkungan sekolah baik di dalam

dan di luar kelas mendukung dalam belajar?

a. Ya, karena ... b. Tidak, karena ... 17. Menurut kamu, bagaimana kegiatan yang diadakan di dalam sekolah?

a. Sangat beragam b. Beragam

c. Kurang beragam d. Tidak beragam 18. Menurut kamu, bagaimana kegiatan yang diadakan di luar sekolah?

a. Sangat beragam b. Beragam

c. Kurang beragam d. Tidak beragam

19. Menurut kamu, apakah kegiatan-kegiatan yang diadakan di dalam maupun di luar sekolah dapat dibahas dalam beberapa mata pelajaran?

a. Ya, karena ... b. Tidak, karena ... 20. Menurut kamu, apakah kegiatan-kegiatan yang diadakan baik di dalam dan di

luar sekolah dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari kamu?

a. Ya, karena ... b. Tidak, karena ... 21. Menurut kamu, apakah kegiatan-kegiatan yang diadakan baik di dalam dan di

luar sekolah mendukung dalam belajar?

a. Ya, karena ... b. Tidak, karena ... 22. Menurut kamu, bagaimana cara pengajaran kebanyakan Ibu / Bapak guru di

sekolah?

a. Sangat menyenangkan b. Menyenangkan

c. Kurang menyenangkan d. Tidak menyenangkan


(8)

23. Menurut kamu, apakah penyampaian Bapak / Ibu guru berdasarkan pada tema yang ditetapkan?

a. Ya, karena ... b. Tidak, karena ... 24. Menurut kamu, apakah sikap Bapak / Ibu guru dapat menjadi contoh bagi kamu?

a. Ya, karena ... b. Tidak, karena ... 25. Menurut kamu, apa yang disampaikan oleh Bapak / Ibu guru di sekolah dapat

mendukung kamu dalam belajar?

a. Ya, karena ….……….…… b. Tidak, karena ……….………


(9)

PETUNJUK PENGISIAN

Dibalik halaman ini terdapat beberapa buah pertanyaan mengenai diri pribadi kamu, keluarga, sekolah, dan teman kamu.

Bacalah pertanyaan tersebut satu persatu kemudian pililah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan kamu dengan memberikan tanda (√).

TS : Tidak Sesuai KS : Kurang Sesuai S : Sesuai SS : Sangat Sesuai Contoh :

Jika kamu merasa bersalah saat menyontek maka berilah tanda (√) pada kolom sangat sesuai.

Jika kamu tidak merasa bersalah saat menyontek maka berilah tanda (√) pada kolom tidak sesuai.

PERTANYAAN TS KS S SS

Saya merasa bersalah apabila saya menyontek.

PERTANYAAN TS KS S SS

Saya merasa bersalah apabila saya

menyontek. √

PERTANYAAN TS KS S SS

Saya merasa bersalah apabila saya


(10)

KUESIONER

TS : Tidak Sesuai KS : Kurang Sesuai S : Sesuai SS : Sangat Sesuai OPTION NO PERTANYAAN

TS KS S SS

1. Saya lebih banyak menghabiskan waktu dengan melamun.

2. Saya yakin dengan diri saya sendiri. 3. Saya sering berharap menjadi orang lain.

4. Orang tua saya dan saya sering melakukan kegiatan bersama yang menyenangkan

5. Saya senang saat bersama-sama dengan anggota keluarga saya.

6. Saya tidak pernah cemas tentang sesuatu. 7. Saya malu ketika berbicara di depan kelas. 8. Orang tua saya memahami perasaan saya. 9. Orang tua mengerti apa yang saya katakan.

10. Saya dapat membuat keputusan tanpa mengalami banyak kesulitan.

11. Saya adalah orang yang menyenangkan. 12. Saya merasa bosan berada di rumah. 13. Saya merasa sedih saat dimarahi guru. 14. Saya bangga dengan PR yang saya kerjakan.

15. Saya sering menyesal terhadap apa yang saya kerjakan.

16. Saya disenangi teman-teman.

17. Orang tua menghibur saat saya sedih 18. Saya tidak pernah bahagia.

19. Saya mengerjakan PR semampu saya. 20. Saya dengan mudah menyerah.


(11)

TS : Tidak Sesuai KS : Kurang Sesuai S : Sesuai SS : Sangat Sesuai OPTION NO PERTANYAAN

TS KS S SS

21. Saya dapat menjaga diri saya sendiri. 22. Saya bahagia.

23. Saya lebih senang bermain dengan adik kelas saya. 24. Orang tua berharap saya berprestasi di sekolah. 25. Saya menyukai setiap orang yang saya kenal. 26. Saya suka saat dipanggil di dalam kelas. 27. Saya memahami diri saya sendiri. 28. Cukup sulit untuk menjadi diri sendiri.

29. Saya merasa orang tua terlalu banyak menuntut. 30. Teman-teman selalu sependapat dengan saya. 31. Tidak ada seorang pun yang memperhatikan saya

di rumah.

32. Saya menjauhi teman-teman di sekolah.

33. Saya tidak mengerjakan sebaik apa yang saya harapkan di sekolah.

34. Saya merasa cemas saat mengerjakan soal di depan kelas.

35. Saya cukup dikenal oleh teman-teman di sekolah. 36. Saya mempunyai pendapat yang buruk tentang diri

saya.

37. Saya lebih senang sendirian.

38. Seringkali saya ingin pergi dari rumah. 39. Saya sering sedih di sekolah.

40. Saya merasa teman-teman suka bermain dengan saya.


(12)

TS : Tidak Sesuai KS : Kurang Sesuai S : Sesuai SS : Sangat Sesuai OPTION NO PERTANYAAN

TS KS S SS

42. Jika saya ingin mengatakan sesuatu, biasanya saya mengatakannya.

43. Saya sering diganggu teman-teman.

44. Orang tua mengetahui apa yang saya inginkan. 45. Saya selalu berkata jujur.

46. Saya merasa guru kurang menyukai saya.

47. Saya menerima ajakan teman-teman untuk bermain.

48. Saya seorang yang gagal.

49. Saya merasa teman-teman jahil terhadap saya. 50. Kebanyakan orang lebih disukai dibandingkan

saya.

51. Saya biasanya merasa seolah-olah orang tua saya mendesak saya.

52. Saya selalu tahu apa yang akan saya katakan. 53. Saya sering berkecil hati di sekolah.

54. Saya merasa kurang mampu diantara teman-teman. 55. Saya tidak dapat diandalkan.

56. Saya lebih mampu daripada adik / kakak saya. 57. Jika saya gagal melakukan sesuatu, orang tua saya

dapat mengerti.

58. Saya mendapat perhatian dari guru.

59. Saya suka menjadi pemimpin dalam kerja kelompok di sekolah.

60. Saya mudah berteman saat di sekolah.

61. Saya lebih unggul dibandingkan dengan teman-teman lainnya dalam berprestasi.


(13)

TS : Tidak Sesuai KS : Kurang Sesuai S : Sesuai SS : Sangat Sesuai OPTION NO PERTANYAAN

TS KS S SS

62. Prestasi teman-teman lebih tinggi dari saya. 63. Saya takut ide-ide saya ditolak oleh teman-teman.


(14)

Lampiran IV : Skor Self-Esteem

No. Subyek Skor Self-Esteem Kategori

1 D. 182 Cenderung Tinggi

2 E. 172 Cenderung Tinggi

3 I. 175 Cenderung Tinggi

4 L. 207 Tinggi

5 M.Y. 157 Cenderung Rendah

6 M.M. 185 Cenderung Tinggi

7 S.M. 205 Cenderung Tinggi

8 S. 201 Cenderung Tinggi

9 J. 161 Cenderung Tinggi

10 S. 201 Cenderung Tinggi

11 F. 205 Cenderung Tinggi

12 J. 188 Cenderung Tinggi

13 A. 172 Cenderung Tinggi

14 C. 181 Cenderung Tinggi

15 F. 184 Cenderung Tinggi

16 K. 216 Tinggi

17 M. 193 Cenderung Tinggi

18 N. 193 Cenderung Tinggi

19 S. 176 Cenderung Tinggi

20 T. 163 Cenderung Tinggi

21 T. 176 Cenderung Tinggi

22 W.D.A. 184 Cenderung Tinggi

23 A. 171 Cenderung Tinggi

Keterangan : Skor Self-Esteem 206-252 = Tinggi

Skor Self-Esteem 158-205 = Cenderung Tinggi Skor Self-Esteem 111-157 = Cenderung Rendah Skor Self-Esteem 63-110 = Rendah


(15)

No. Subyek Skor Self-Esteem Area Diri Pribadi Kategori

1 D. 56 Cenderung tinggi

2 E. 57 Cenderung tinggi

3 I. 55 Cenderung tinggi

4 L. 64 Cenderung tinggi

5 M.Y. 49 Cenderung rendah

6 M.M. 55 Cenderung tinggi

7 S.M. 68 Tinggi

8 S. 68 Tinggi

9 J. 51 Cenderung tinggi

10 S. 66 Tinggi

11 F. 59 Cenderung tinggi

12 J. 68 Tinggi

13 A. 52 Cenderung tinggi

14 C. 58 Cenderung tinggi

15 F. 67 Tinggi

16 K. 65 Cenderung tinggi

17 M. 63 Cenderung tinggi

18 N. 62 Cenderung tinggi

19 S. 50 Cenderung rendah

20 T. 50 Cenderung rendah

21 T. 51 Cenderung tinggi

22 W.D.A. 53 Cenderung tinggi

23 A. 50 Cenderung rendah

Keterangan : Skor Self-Esteem 66 – 80 = Tinggi

Skor Self-Esteem 51 – 65 = Cenderung Tinggi Skor Self-Esteem 36 – 50 = Cenderung Rendah Skor Self-Esteem 20 – 35 = Rendah


(16)

No. Subyek Skor Self-Esteem Area Keluarga Kategori

1 D. 41 Cenderung tinggi

2 E. 39 Cenderung tinggi

3 I. 42 Cenderung tinggi

4 L. 43 Cenderung tinggi

5 M.Y. 31 Cenderung rendah

6 M.M. 50 Tinggi

7 S.M. 50 Tinggi

8 S. 43 Cenderung tinggi

9 J. 35 Cenderung rendah

10 S. 48 Cenderung tinggi

11 F. 51 Tinggi

12 J. 41 Cenderung tinggi

13 A. 44 Cenderung tinggi

14 C. 39 Cenderung tinggi

15 F. 22 Rendah

16 K. 51 Tinggi

17 M. 44 Cenderung tinggi

18 N. 43 Cenderung tinggi

19 S. 45 Cenderung tinggi

20 T. 40 Cenderung tinggi

21 T. 40 Cenderung tinggi

22 W.D.A. 48 Cenderung tinggi

23 A. 41 Cenderung tinggi

Keterangan : Skor Self-Esteem 50 – 60 = Tinggi

Skor Self-Esteem 39 – 49 = Cenderung Tinggi Skor Self-Esteem 28 – 38 = Cenderung Rendah Skor Self-Esteem 16 – 27 = Rendah


(17)

No. Subyek Skor Self-Esteem Area Sekolah Kategori

1 D. 35 Cenderung tinggi

2 E. 29 Cenderung rendah

3 I. 32 Cenderung tinggi

4 L. 41 Tinggi

5 M.Y. 30 Cenderung rendah

6 M.M. 33 Cenderung tinggi

7 S.M. 35 Cenderung tinggi

8 S. 33 Cenderung tinggi

9 J. 27 Cenderung rendah

10 S. 33 Cenderung tinggi

11 F. 37 Cenderung tinggi

12 J. 35 Cenderung tinggi

13 A. 32 Cenderung tinggi

14 C. 34 Cenderung tinggi

15 F. 36 Cenderung tinggi

16 K. 40 Tinggi

17 M. 34 Cenderung tinggi

18 N. 33 Cenderung tinggi

19 S. 35 Cenderung tinggi

20 T. 27 Cenderung rendah

21 T. 31 Cenderung tinggi

22 W.D.A. 35 Cenderung tinggi

23 A. 32 Cenderung tinggi

Keterangan : Skor Self-Esteem 40 – 48 = Tinggi

Skor Self-Esteem 31 – 39 = Cenderung Tinggi Skor Self-Esteem 22 – 30 = Cenderung Rendah Skor Self-Esteem 12 – 21 = Rendah


(18)

No. Subyek Skor Self-Esteem Area Teman Sebaya Kategori

1 D. 45 Cenderung tinggi

2 E. 42 Cenderung tinggi

3 I. 39 Cenderung rendah

4 L. 53 Tinggi

5 M.Y. 44 Cenderung tinggi

6 M.M. 42 Cenderung tinggi

7 S.M. 47 Cenderung tinggi

8 S. 52 Cenderung tinggi

9 J. 44 Cenderung tinggi

10 S. 50 Cenderung tinggi

11 F. 51 Cenderung tinggi

12 J. 42 Cenderung tinggi

13 A. 40 Cenderung rendah

14 C. 44 Cenderung tinggi

15 F. 57 Tinggi

16 K. 54 Tinggi

17 M. 46 Cenderung tinggi

18 N. 48 Cenderung tinggi

19 S. 41 Cenderung tinggi

20 T. 40 Cenderung rendah

21 T. 50 Cenderung tinggi

22 W.D.A. 43 Cenderung tinggi

23 A. 42 Cenderung tinggi

Keterangan : Skor Self-Esteem 53 – 64 = Tinggi

Skor Self-Esteem 41 – 52 = Cenderung Tinggi Skor Self-Esteem 29 – 40 = Cenderung Rendah Skor Self-Esteem 16 – 28 = Rendah


(19)

Tabel 4.2.1.1 Tabel persentase self-esteem siswa kelas V SD “X” Bandung yang mengikuti program Attractive Integrated

Self-Esteem Jumlah Persentase

Tinggi 2 8,70%

cenderung tinggi 20 86,96%

cenderung rendah 1 4,35%

Rendah 0 0,00%

Total 23 100,00%

Tabel 4.2.1.2 Tabel persentase area diri pribadi, area keluarga, area sekolah, area teman sebaya siswa kelas V SD “X” Bandung yang mengikuti program Attractive Integrated

Aspek Self-Esteem Tinggi Cenderung tinggi Cenderung rendah Rendah Total

5 14 4 0 23

Diri Pribadi

21,74% 60,87% 17,39% 0,00% 100,00%

4 16 2 1 23

Keluarga

17,39% 69,57% 8,70% 4,35% 100,00%

2 17 4 0 23

Sekolah

8,70% 73,91% 17,39% 0,00% 100,00%

3 17 3 0 23

Teman Sebaya


(20)

Tabel 4.2.1.3 Tabel persentase hasil tabulasi silang self-esteem dengan individu terdekat siswa kelas V Sekolah Dasar “X” Bandung yang mengikuti program Attractive Integrated

Individu terdekat

Self-Esteem

Ayah Ibu Teman Saudara Kakak Total

1 1 0 0 0 2 Tinggi

4,35% 4,35% 0,00% 0,00% 0,00% 8,70% 3 14 1 1 1 20 Cenderung tinggi

13,04% 60,87% 4,35% 4,35% 4,35% 86,96% 0 1 0 0 0 1 Cenderung rendah

0,00% 4,35% 0,00% 0,00% 0,00% 4,35% 0 0 0 0 0 0 Rendah

0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 4 16 1 1 1 23

Total

17,39% 69,57% 4,35% 4,35% 4,35% 100,00%

Tabel 4.2.1.4 Tabel persentase hasil tabulasi silang self-esteem dengan intensitas dipuji siswa kelas V Sekolah Dasar “X” Bandung yang mengikuti program Attractive Integrated

Intensitas dipuji

Self-Esteem

Sering Kadang-kadang Jarang Total

1 1 0 2

Tinggi

4,35% 4,35% 0,00% 8,70%

2 14 4 20

Cenderung tinggi

8,70% 60,87% 17,39% 86,96%

0 0 1 1

Cenderung rendah

0,00% 0,00% 4,35% 4,35%

0 0 0 0

Rendah

0,00% 0,00% 0,00% 0,00%

3 15 5 23

Total


(21)

Tabel 4.2.1.5 Tabel persentase hasil tabulasi silang self-esteem dengan tercapainya tujuan siswa kelas V Sekolah Dasar “X” Bandung yang mengikuti program Attractive Integrated

Tercapainya tujuan

Self-Esteem

Ya Tidak Total

2 0 2 Tinggi

8,70% 0,00% 8,70% 12 8 20 Cenderung tinggi

52,17% 34,78% 86,96% 0 1 1 Cenderung rendah

0,00% 4,35% 4,35% 0 0 0 Rendah

0,00% 0,00% 0,00% 14 9 23

Total

60,87% 39,13% 100,00%

Tabel 4.2.1.6 Tabel persentase hasil tabulasi silang self-esteem dengan perasaan sukses siswa kelas V Sekolah Dasar “X” Bandung yang mengikuti program Attractive Integrated

Perasaan sukses

Self-Esteem

Ya Tidak Total

2 0 2 Tinggi

8,70% 0,00% 8,70% 13 7 20 Cenderung tinggi

56,52% 30,43% 86,96% 0 1 1 Cenderung rendah

0,00% 4,35% 4,35% 0 0 0 Rendah

0,00% 0,00% 0,00% 15 8 23

Total


(22)

Tabel 4.2.1.7 Tabel persentase hasil tabulasi silang self-esteem dengan kemampuan siswa kelas V Sekolah Dasar “X” Bandung yang mengikuti program Attractive Integrated

Kemampuan

Self-Esteem

Ya Tidak Total

2 0 2 Tinggi

8,70% 0,00% 8,70% 17 3 20 Cenderung tinggi

73,91% 13,04% 86,96% 1 0 1 Cenderung rendah

4,35% 0,00% 4,35% 0 0 0 Rendah

0,00% 0,00% 0,00% 20 3 23

Total

86,96% 13,04% 100,00%

Tabel 4.2.1.8 Tabel persentase hasil tabulasi silang self-esteem dengan pengutamaan tujuan siswa kelas V Sekolah Dasar “X” Bandung yang mengikuti program Attractive Integrated

Pengutamaan tujuan

Self-Esteem

Ya Tidak Total

2 0 2 Tinggi

8,70% 0,00% 8,70% 11 9 20 Cenderung tinggi

47,83% 39,13% 86,96% 0 1 1 Cenderung rendah

0,00% 4,35% 4,35% 0 0 0 Rendah

0,00% 0,00% 0,00% 13 10 23

Total


(23)

Tabel 4.2.1.9 Tabel persentase hasil tabulasi silang self-esteem dengan reaksi saat gagal siswa kelas V Sekolah Dasar “X” Bandung yang mengikuti program Attractive Integrated

Reaksi saat gagal

Self-Esteem Menyalahkan

diri sendiri

Menyalahkan orang lain

Diam

saja Sedih Menyesal Coba

lagi

Biasa saja

Total

1 0 1 0 0 0 0 2

Tinggi

4,35% 0,00% 4,35% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 8,70%

10 1 1 2 1 4 1 20

Cenderung

tinggi 43,48% 4,35% 4,35% 8,70% 4,35% 17,39

% 4,35% 86,96%

1 0 0 0 0 0 0 1

Cenderung

rendah 4,35% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 4,35%

0 0 0 0 0 0 0 0

Rendah

0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%

12 1 2 2 1 4 1 23

Total

52,17% 4,35% 8,70% 8,70% 4,35% 17,39

% 4,35%

100,00 %

Tabel 4.2.1.10 Tabel persentase hasil tabulasi silang self-esteem dengan pengaturan lingkungan di luar kelas siswa kelas V Sekolah Dasar “X” Bandung yang mengikuti

program Attractive Integrated

Pengaturan lingkungan di luar kelas

Self-Esteem

Sangat menarik Menarik Kurang menarik Total

0 2 0 2 Tinggi

0,00% 8,70% 0,00% 8,70% 3 11 6 20 Cenderung tinggi

13,04% 47,83% 26,09% 86,96% 0 1 0 1 Cenderung rendah

0,00% 4,35% 0,00% 4,35% 0 0 0 0 Rendah

0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 3 14 6 23

Total


(24)

Tabel 4.2.1.11 Tabel persentase hasil tabulasi silang self-esteem dengan pengaturan ruangan kelas siswa kelas V Sekolah Dasar “X” Bandung yang mengikuti

program Attractive Integrated Pengaturan ruangan kelas

Self-Esteem

Sangat menarik Menarik Kurang menarik Tidak menarik Total

0 2 0 0 2

Tinggi

0,00% 8,70% 0,00% 0,00% 8,70%

1 7 10 2 20

Cenderung tinggi

4,35% 30,43% 43,48% 8,70% 86,96%

0 1 0 0 1

Cenderung rendah

0,00% 4,35% 0,00% 0,00% 4,35%

0 0 0 0 0

Rendah

0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%

1 10 10 2 23

Total

4,35% 43,48% 43,48% 8,70% 100,00%

Tabel 4.2.1.12 Tabel persentase hasil tabulasi silang self-esteem dengan pengaturan lingkungan yang mendukung proses belajar mengajar siswa kelas V Sekolah Dasar “X”

Bandung yang mengikuti program Attractive Integrated

Pengaturan lingkungan mendukung PBM

Self-Esteem

Ya Tidak Total

2 0 2

Tinggi

8,70% 0,00% 8,70%

19 1 20

Cenderung tinggi

82,61% 4,35% 86,96%

1 0 1

Cenderung rendah

4,35% 0,00% 4,35%

0 0 0

Rendah

0,00% 0,00% 0,00%

22 1 23

Total


(25)

Tabel 4.2.1.13 Tabel persentase hasil tabulasi silang self-esteem dengan perlunya pengaturan lingkungan siswa kelas V Sekolah Dasar “X” Bandung yang mengikuti

program Attractive Integrated

Perlunya pengaturan lingkungan

Self-Esteem

Ya Tidak Total

1 1 2

Tinggi

4,35% 4,35% 8,70%

20 0 20

Cenderung tinggi

86,96% 0,00% 86,96%

1 0 1

Cenderung rendah

4,35% 0,00% 4,35%

0 0 0

Rendah

0,00% 0,00% 0,00%

22 1 23

Total

95,65% 4,35% 100,00%

Tabel 4.2.1.14 Tabel persentase hasil tabulasi silang self-esteem dengan pengaturan lingkungan menjadi contoh siswa kelas V Sekolah Dasar “X” Bandung yang mengikuti

program Attractive Integrated

Pengaturan lingkungan menjadi contoh

Self-Esteem

Ya Tidak Total

2 0 2

Tinggi

8,70% 0,00% 8,70%

15 5 20

Cenderung tinggi

65,22% 21,74% 86,96%

1 0 1

Cenderung rendah

4,35% 0,00% 4,35%

0 0 0

Rendah

0,00% 0,00% 0,00%

18 5 23

Total


(26)

Tabel 4.2.1.15 Tabel persentase hasil tabulasi silang self-esteem dengan pengaturan lingkungan mendukung dalam belajar siswa kelas V Sekolah Dasar “X” Bandung yang

mengikuti program Attractive Integrated

Pengaturan lingkungan mendukung belajar

Self-Esteem

Ya Tidak Total

2 0 2

Tinggi

8,70% 0,00% 8,70%

18 2 20

Cenderung tinggi

78,26% 8,70% 86,96%

1 0 1

Cenderung rendah

4,35% 0,00% 4,35%

0 0 0

Rendah

0,00% 0,00% 0,00%

21 2 23

Total

91,30% 8,70% 100,00%

Tabel 4.2.1.16 Tabel persentase hasil tabulasi silang self-esteem dengan kegiatan di dalam sekolah siswa kelas V Sekolah Dasar “X” Bandung yang mengikuti

program Attractive Integrated

Kegiatan dalam sekolah

Self-Esteem

Sangat Beragam Beragam Kurang Beragam Total

2 0 0 2 Tinggi

8,70% 0,00% 0,00% 8,70% 10 8 2 20 Cenderung tinggi

43,48% 34,78% 8,70% 86,96% 0 1 0 1 Cenderung rendah

0,00% 4,35% 0,00% 4,35% 0 0 0 0 Rendah

0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 12 9 2 23

Total


(27)

Tabel 4.2.1.17 Tabel persentase hasil tabulasi silang self-esteem dengan kegiatan di luar sekolah siswa kelas V Sekolah Dasar “X” Bandung yang mengikuti

program Attractive Integrated Kegiatan luar sekolah

Self-Esteem

Sangat Beragam Beragam Kurang Beragam Total

0 2 0 2 Tinggi

0,00% 8,70% 0,00% 8,70% 6 13 1 20 Cenderung tinggi

26,09% 56,52% 4,35% 86,96% 0 1 0 1 Cenderung rendah

0,00% 4,35% 0,00% 4,35% 0 0 0 0 Rendah

0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 6 16 1 23

Total

26,09% 69,57% 4,35% 100,00%

Tabel 4.2.1.18 Tabel persentase hasil tabulasi silang self-esteem dengan pembahasan kegiatan siswa kelas V Sekolah Dasar “X” Bandung yang mengikuti

program Attractive Integrated

Pembahasan kegiatan

Self-Esteem

Ya Tidak Total

2 0 2 Tinggi

8,70% 0,00% 8,70% 19 1 20 Cenderung tinggi

82,61% 4,35% 86,96% 1 0 1 Cenderung rendah

4,35% 0,00% 4,35% 0 0 0 Rendah

0,00% 0,00% 0,00% 22 1 23

Total


(28)

Tabel 4.2.1.19 Tabel persentase hasil tabulasi silang self-esteem dengan penerapan kegiatan sekolah dalam kehidupan sehari-hari siswa kelas V Sekolah Dasar “X” Bandung yang

mengikuti program Attractive Integrated

Penerapan kegiatan sekolah dalam sehari-hari

Self-Esteem

Ya Tidak Total

2 0 2

Tinggi

8,70% 0,00% 8,70%

18 2 20

Cenderung tinggi

78,26% 8,70% 86,96%

1 0 1

Cenderung rendah

4,35% 0,00% 4,35%

0 0 0

Rendah

0,00% 0,00% 0,00%

21 2 23

Total

91,30% 8,70% 100,00%

Tabel 4.2.1.20 Tabel persentase hasil tabulasi silang self-esteem dengan kegiatan sekolah yang mendukung dalam belajar siswa kelas V Sekolah Dasar “X” Bandung yang mengikuti

program Attractive Integrated

Kegiatan sekolah mendukung dlm belajar

Self-Esteem

Ya Tidak Total

2 0 2

Tinggi

8,70% 0,00% 8,70%

18 2 20

Cenderung tinggi

78,26% 8,70% 86,96%

1 0 1

Cenderung rendah

4,35% 0,00% 4,35%

0 0 0

Rendah

0,00% 0,00% 0,00%

21 2 23

Total


(29)

Tabel 4.2.1.21 Tabel persentase hasil tabulasi silang self-esteem dengan cara pengajaran siswa kelas V Sekolah Dasar “X” Bandung yang mengikuti program Attractive Integrated

Cara pengajaran

Self-Esteem

Sangat Menyenangkan Menyenangkan Kurang Menyenangkan Total

1 1 0 2

Tinggi

4,35% 4,35% 0,00% 8,70%

3 13 4 20

Cenderung tinggi

13,04% 56,52% 17,39% 0,86957

0 1 0 1

Cenderung rendah

0,00% 4,35% 0,00% 4,35%

0 0 0 0

Rendah

0,00% 0,00% 0,00% 0,00%

4 15 4 23

Total

17,39% 65,22% 17,39% 100,00%

Tabel 4.2.1.22 Tabel persentase hasil tabulasi silang self-esteem dengan penyampaian guru berdasarkan tema siswa kelas V Sekolah Dasar “X” Bandung yang mengikuti

program Attractive Integrated

Penyampaian berdasarkan tema

Self-Esteem

Ya Tidak Total

2 0 2

Tinggi

8,70% 0,00% 8,70%

17 3 20

Cenderung tinggi

73,91% 13,04% 86,96%

1 0 1

Cenderung rendah

4,35% 0,00% 4,35%

0 0 0

Rendah

0,00% 0,00% 0,00%

20 3 23

Total


(30)

Tabel 4.2.1.23 Tabel persentase hasil tabulasi silang self-esteem dengan sikap guru menjadi contoh bagi siswa kelas V Sekolah Dasar “X” Bandung yang mengikuti

program Attractive Integrated

Sikap guru menjadi contoh

Self-Esteem

Ya Tidak Total

2 0 2

Tinggi

8,70% 0,00% 8,70%

19 1 20

Cenderung tinggi

82,61% 4,35% 86,96%

1 0 1

Cenderung rendah

4,35% 0,00% 4,35%

0 0 0

Rendah

0,00% 0,00% 0,00%

22 1 23

Total

95,65% 4,35% 100,00%

Tabel 4.2.1.24 Tabel persentase hasil tabulasi silang self-esteem dengan penyampaian guru mendukung dalam belajar siswa kelas V Sekolah Dasar “X” Bandung yang mengikuti

program Attractive Integrated

Cara penyampaian mendukung belajar

Self-Esteem

Ya Tidak Total

2 0 2

Tinggi

8,70% 0,00% 8,70%

18 2 20

Cenderung tinggi

78,26% 8,70% 86,96%

1 0 1

Cenderung rendah

4,35% 0,00% 4,35%

0 0 0

Rendah

0,00% 0,00% 0,00%

21 2 23

Total


(31)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Dewasa ini banyak sekali persoalan yang menjadi beban pengelola pendidikan dan pengajaran, mulai dari beban pengajaran yang terlalu banyak dan padat sampai pada profesionalitas guru yang masih perlu ditingkatkan dan penghargaan finansial terhadap para pendidik yang masih sangat rendah. Banyak sekolah yang menetapkan standar keberhasilan belajar anak didik hanya dari bidang intelektual. Proses pembelajaran lebih menekankan pada aspek hafalan, ingatan, materi, suasana kelas yang menuntut anak didik untuk aktif mendengarkan dan mencatat, tugas yang banyak secara rutin diberikan pada anak didik dan mendapat nilai bagus dalam rapor. Hal ini membentuk keyakinan masyarakat bahwa nilai rapor yang diperoleh anak didik adalah satu-satunya ukuran keberhasilan anak didik, tanpa memperhatikan banyak aspek lain yang mungkin diperoleh oleh anak didik. Anak didik dapat merasa terbebani oleh tugas-tugas yang diberikan terus-menerus.

Jika pendidikan benar-benar ingin membantu peserta didik untuk menumbuhkembangkan aspek-aspek dirinya, perlu dikembangkan pendidikan yang tidak hanya menekankan aspek materi, ingatan, hafalan, namun juga pada aspek penalaran dan keterampilan serta aktif bertanya, berdiskusi, melakukan percobaan, dan aktif merefleksikan. Sejak tanggal 21 Juli 2001, Departemen


(32)

2

Pendidikan Nasional mengeluarkan kebijakan umum dengan menerbitkan kurikulum berbasis kompetensi yang merupakan refleksi, pemikiran atau pengkajian ulang dan penilaian terhadap kurikulum pendidikan dasar dan menengah tahun 1994 beserta pelaksanaannya dalam rangka mempersiapkan para peserta didik menghadapi tantangan masa depan secara mandiri, cerdas, kritis, rasional, dan kreatif. Salah satu prinsip dalam pengembangan kurikulum berbasis kompetensi adalah prinsip yang berpusat pada anak sebagai pembangun pengetahuan, sebagai upaya untuk memandirikan peserta didik untuk belajar, berkolaborasi, membantu teman, mengadakan pengamatan, dan penilaian diri untuk suatu refleksi akan mendorong mereka untuk membangun pengetahuannya sendiri. Dengan demikian anak akan memperoleh pandangan baru melalui pengalaman langsung secara lebih efektif. Dalam hal ini, peran utama guru adalah sebagai fasilitator belajar. (www.puskur.or.id)

Program kegiatan untuk anak Sekolah Dasar yang didasarkan pada prinsip di atas adalah program Attractive Integrated yang telah dilakukan di Sekolah Dasar “X” di Bandung. Di sekolah ini, satu ruangan kelas berisi 25 orang anak dan masing-masing tingkat terdiri atas dua kelas, misalnya kelas satu terdiri atas kelas 1A dan kelas 1B. Di sekolah para siswa diminta untuk mencari materi-materi yang berkaitan dengan tema yang ditentukan oleh pengajar di ruangan perpustakaan kemudian berdiskusi dengan kelompok lalu mempresentasikan apa yang telah didiskusikan dalam kelompok di dalam kelas. Selain itu pembelajaran tidak hanya di dalam sekolah namun juga di luar sekolah.


(33)

3

Contohnya proses pembelajaran pada bulan September 2004, siswa kelas II mengadakan kegiatan di luar lingkungan Sekolah, yaitu di Lapangan Udara Husein Sastranagara. Siswa diberi penjelasan mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan pesawat dan diajak untuk melihat bagian-bagian dari pesawat. Siswa juga diberitahukan mengenai kejadian bom di Kuningan Jakarta kemudian siswa diminta untuk menggambar dan menuliskan pendapat mereka mengenai kejadian tersebut. Kegiatan berikutnya adalah siswa mendoakan agar orang yang meninggal dapat masuk surga dan bagi yang sakit dapat cepat sembuh. Pengajar kelas ada satu orang dan pengajar lainnya apabila ada yang berminat dapat menjadi observer di kelas tersebut. Pengajar sebagai observer adalah agar diantara para pengajar dapat belajar tentang kelebihan dan kelemahan metoda pengajaran yang diberikan pengajar lainnya.

Kepala Sekolah SD “X” mengatakan bahwa dasar dari penggunaan program Attractive Integrated yang pertama yaitu melihat banyaknya siswa yang merasa bosan dan lelah dengan kegiatan sekolah yang rutin serta tugas-tugas yang selalu menumpuk. Kedua, diketahui banyak siswa memiliki IQ yang tinggi namun kurang disertai dengan EQ yang sebanding. Contohnya seorang siswa yang berinisial F tergolong salah satu siswa yang bermasalah. F selalu mendapatkan prestasi yang baik dalam semua mata pelajaran namun F selalu berkata kasar terhadap teman-temannya tanpa menghiraukan perasaan teman-temannya.

Menurut penuturan kepala sekolah SD “X”, program Attractive Integrated ini telah berjalan tiga tahun. Attractive artinya fun atau menyenangkan sehingga siswa tidak sekadar tahu tentang suatu tema tertentu namun juga dimotivasi agar


(34)

4

belajar lebih banyak lagi. Sedangkan integrated artinya terpadu dalam berbagai mata pelajaran, contohnya pada tema jagung maka pada pelajaran Bahasa Indonesia siswa diminta untuk membuat cerita mengenai jagung, pada pelajaran science siswa diajarkan bagaimana proses menanam jagung dan seberapa besar energi yang diperlukan dalam pembuatan jagung, pada pelajaran matematika siswa menghitung jumlah jagung yang diproduksi.

Hal yang senada juga diungkapkan juga oleh Theo Riyanto (2002) yang mengatakan bahwa pembelajaran atraktif adalah suatu proses pembelajaran yang mempesona, menarik, mengasyikkan, menyenangkan, tidak membosankan, variatif, kreatif dan indah. Pembelajaran atraktif dapat dilihat dari beberapa hal antara lain atraktif dari segi fisik, atraktif dari segi suasana, dan atraktif dalam proses pembelajaran. Orientasi untuk siswa Sekolah Dasar adalah pengembangan kemampuan membaca, menulis dan berhitung, dengan suasana bermain, bernyanyi, berlatih secara sederhana dan tidak menekan, mempesona dan memukau anak-anak. (www.dis.or.id)

Kepala sekolah SD “X” juga menjelaskan tujuan diadakannya program Attractive Integrated ini yaitu yang pertama adalah mengantisipasi siswa agar tidak mengalami stres saat masuk ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi karena siswa diwajibkan untuk mencatat dan mempelajari bahan-bahan yang diberikan oleh guru tanpa dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan program Attractive Integrated, siswa belajar dihadapkan langsung pada obyek sehingga diharapkan siswa akan lebih merasa tertarik dan menjadi betah di sekolah. Kedua, mengantisipasi terjadinya tingkah laku yang tidak diinginkan


(35)

5

ketika siswa mencapai kelas yang lebih tinggi, seperti tingkah laku agresif, menyendiri, tidak mengerjakan tugas, tidak mendengarkan nasehat pengajar. Ketiga, mengembangkan potensi siswa seoptimal mungkin. Keempat, siswa diharapkan berpikir kreatif atau menciptakan ide-ide sendiri. Kelima, menumbuhkan rasa empati siswa terhadap teman-temannya. Keenam, pengembangan kepustakaan artinya siswa diajak ke perpustakaan untuk mencari buku-buku yang menarik minat baca ataupun jika siswa merasa tertarik dengan apa yang dikemukakan pengajar maka siswa dapat mencari sendiri bukunya di perpustakaan.

Menurut penuturan kepala sekolah SD “X”, semenjak program Attractive Integrated dijalankan sampai tahun yang kedua ini, beliau melihat hasil yang diperoleh yaitu siswa dapat melakukan problem solving atau dapat berpikir untuk mengatasi masalah sendiri, siswa menjadi mandiri, percaya diri bahwa apa yang dikerjakannya akan dihargai oleh orang lain, bersedia membantu dan menghargai teman-teman, mampu berempati terhadap teman-teman, memiliki hubungan yang dekat dengan pengajar dan lebih bersedia mengungkapkan masalah-masalah yang dihadapi kepada pengajar, serta mendapatkan nilai yang cukup bagus. Jadi siswa memiliki penilaian diri yang berkembang ke arah positif. Misalnya seorang siswa yang berinisial J selalu berdiam diri dan tidak mau bermain dengan teman-teman lainnya, kemudian J sering diajak oleh teman-temannya untuk bergabung dalam kelompok jika ada kegiatan outdoor dari sekolah. Setelah enam bulan lebih J mulai menikmati kegiatan yang diadakan oleh sekolah dan mulai bergaul dengan teman-temannya. Namun demikian juga terdapat beberapa orang siswa yang


(36)

6

memiliki self-esteem yang lebih mengarah ke negatif. Misalnya seorang siswa yang selalu bertingkah laku agresi dengan memukul teman-temannya dalam rangka mencari perhatian bahkan siswa tersebut telah mendapatkan terapi khusus tetapi perilakunya tidak berubah.

Penilaian diri pada siswa merupakan hal yang penting terutama pada masa anak akhir, dimana siswa memiliki pengalaman yang cukup dan kemampuan untuk berpikir abstrak sehingga siswa dapat memutuskan penilaian terhadap kemampuan dirinya. Pada periode ini, siswa ditandai dengan kestabilan relatif dalam bidang akademik dan relasi sosialnya, juga ditandai dengan stress dan tuntutan lingkungan yang lebih sedikit dibandingkan dengan masa remaja. Siswa juga telah memiliki keterbukaan untuk bersaing, prestasi akademik, dan mungkin dapat direfleksikan pada self-esteemnya. Anak masa akhir adalah anak sekolah yang ingin memantapkan dan mengkokohkan self-esteemnya dengan mengembangkan dan memperlihatkan kompetensi sosialnya. Anak tahu apabila dapat melaksanakan tugasnya secara mantap sesuai kompetensi maksimal, orang lain dan kelompoknya akan mengakui dan memujinya sebagai orang yang terampil dan sungguh-sungguh dapat melaksanakan tugas secara mandiri tanpa terlalu dibantu atau dinasehati orang lain. (Coopersmith,1967).

Penilaian anak mengenai dirinya sendiri disebut dengan self-esteem. Menurut Elizabeth Morris (2005), self-esteem merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan siswa di sekolah dan dalam kehidupan siswa kelak. Siswa yang memiliki low self-esteem dan high self-esteem dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, termasuk jenis kelamin, status sosial ekonomi, penampilan dan


(37)

7

penerimaan dari teman sebaya. Bagaimana penilaian dan penghargaan orang tua mengenai anaknya, kemampuan dan prestasinya berpengaruh terhadap perasaan dan pendapat anak mengenai dirinya sendiri. Kesediaan untuk mencoba hal-hal yang baru, toleransi terhadap frustrasi, interaksi dengan individu lainnya atau aktivitas dalam kelompok, sikap pada saat menghadapi tantangan, dan perasaan pada saat mengalami kegagalan merupakan unsur-unsur yang berperan dalam pembentukan self-esteem anak (kidshealth.org).

Clemes dan Bean (1978) menyatakan bahwa self-esteem merupakan unsur

yang penting dalam pembentukan kepribadian yang sehat. Selain itu, self-esteem juga menunjang perkembangan berbagai aspek siswa dalam setiap tingkat perkembangan kehidupannya. Jadi self-esteem mengambil peran penting dalam kehidupan anak-anak sejak dini, khususnya dalam prestasi belajar, relasi sosial, dan kreativitas.

Wali kelas SD kelas V mengungkapkan bahwa program yang dijalankan sebelum diterapkannya program Attractive Integrated lebih bersifat satu arah, siswa diharapkan dapat menjadi siswa yang duduk diam dan mendengarkan apa yang dikatakan oleh guru, mencatat semua yang diberikan oleh guru, mengerjakan dan mengumpulkan tugas tepat pada waktu. Dengan program pembelajaran seperti ini, siswa tampak tertib dalam kelas namun kurang berinisiatif dalam mengemukakan pendapatnya. Sedangkan dengan diterapkannya program pembelajaran Attractive Integrated, siswa terlihat senang dalam belajar, artinya siswa lebih berani menjawab pertanyaan yang diajukan pengajar, membantah pendapat teman apabila ada perbedaan pendapat .


(38)

8

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap tujuh orang anak kelas V pada Sekolah Dasar “X” di Bandung didapat bahwa empat orang siswa mengatakan bahwa mereka yakin tugas-tugas yang dikerjakan sendiri telah benar, berani menerima tanggung jawab sebagai ketua dalam kelompok belajar, percaya diri tampil ke depan kelas untuk mempresentasikan tugas yang telah dikerjakan dan memberikan masukan-masukan, apabila mendapat kesulitan berupaya menyelesaikan kesulitan yang dihadapinya dan yakin akan berhasil, merasa senang teman-temannya banyak membantu dirinya demikian juga sebaliknya. Sedangkan tiga orang siswa merasa bahwa mereka dapat mengerjakan tugas-tugas sendiri namun kurang yakin akan hasil yang dikerjakan, cenderung memilih diam dalam kelompok, tidak pernah mengajukan diri untuk mempresentasikan tugas di depan kelas, cenderung menghindar menerima tugas-tugas yang dirasakan sulit. Dengan demikian maka peneliti ingin meneliti seperti apa self-esteem pada siswa yang telah diajarkan dengan menggunakan program Attractive Integrated di SD “X” ini.


(39)

9

1.2 Identifikasi Masalah

Seperti apakah self-esteem pada siswa Sekolah Dasar kelas V yang mengikuti program Attractive Integrated di SD “X” Bandung?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Ingin mengetahui self-esteem pada siswa Sekolah Dasar kelas V yang mengikuti program Attractive Integrated di SD “X” Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Untuk mendapatkan gambaran mengenai area dari self-esteem pada siswa Sekolah Dasar kelas V yang mengikuti program Attractive Integrated di SD “X” Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Ilmiah

1. Memberikan informasi khususnya dalam bidang Psikologi Perkembangan dalam kasus-kasus yang berhubungan dengan pembentukan self-esteem anak masa akhir.

2. Memberikan masukan atau menjadi bahan pertimbangan penelitian berikutnya dalam bidang Psikologi Perkembangan dan Pendidikan yang berkaitan dengan self-esteem anak.


(40)

10

1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Bagi sekolah, sebagai data mengenai self-esteem pada siswa Sekolah Dasar kelas V yang mengikuti program Attractive Integrated untuk mengevaluasi program pendidikan yang telah diterapkan bagi anak didik.

2. Memberikan informasi bagi guru mengenai self-esteem pada siswa Sekolah Dasar kelas V yang mengikuti program Attractive Integrated agar dapat menangani masalah siswa secara tepat.

3. Bagi orang tua, agar dapat memahami dan memperhatikan self-esteem anak dalam rangka pengenalan diri dan pengembangan diri putra putrinya.

1.5 Kerangka Pemikiran

Kartini (2001) mengungkapkan bahwa sasaran utama dalam kerangka

sistem dan aktifitas persekolahan yaitu mempersatukan pendidikan dan kreatifitas siswa. Tujuannya untuk menumbuhkembangkan potensi-potensi yang dimiliki siswa termasuk potensi memberikan respon kreatif terhadap hal-hal sekitar kehidupannya. Program pembelajaran atraktif yang saat ini mulai banyak digunakan oleh beberapa sekolah merupakan salah satu program pembelajaran yang berusaha untuk mempertemukan pendidikan dan kreativitas pada siswa (www.depdiknas.go.id).

Program pembelajaran dapat dikatakan atraktif apabila memenuhi tiga persyaratan yang disebut sebagai tiga pilar utama. Pilar pertama, penataan lingkungan baik di dalam maupun diluar kelas. Walaupun penataan lingkungan sudah ada dalam buku pedoman sarana pendidikan, namun bagi seorang guru


(41)

11

yang kreatif tidak ada sejengkal ruangan yang tidak bisa dijadikan sarana pengembangan siswa. Penataan lingkungan berpengaruh terhadap suasana belajar siswa. Jika siswa merasa nyaman dengan lingkungan belajarnya maka siswa akan betah dalam belajar (www.depdiknas.go.id).

Pilar kedua, kegiatan bermain dan alat permainan edukatif, merancang, dan mengembangkan berbagai jenis alat permainan edukatif, bagi guru yang kreatif akan menggunakan bahan-bahan yang terdapat di lingkungan sekitar siswa. Dengan demikian siswa bebas mengembangkan kreatifitas mereka dengan bahan-bahan yang telah tersedia (www.depdiknas.go.id).

Pilar ketiga, ada interaksi edukatif yang ditunjukkan guru. Guru harus memahami dan melaksanakan tindakan edukatif yang sesuai dengan usia perkembangan siswa. Mulai dari pembukaan proses KBM sampai penutup kegiatan. Dengan interaksi yang edukatif, siswa lebih mudah dalam memahami apa yang dijelaskan oleh pendidik sehingga siswa lebih tertarik untuk mendengarkan penjelasan pendidik lebih jauh lagi (www.depdiknas.go.id).

Kartini (2001) juga mengungkapkan bahwa program pembelajaran atraktif

pada dasarnya merupakan upaya mengembalikan dan menempatkan sekolah pada fungsinya yang hakiki sebagai sebuah taman. Maksud taman yaitu sekolah yang menyenangkan dan menarik. Selain dari itu, dapat juga menantang siswa untuk bermain sambil mempelajari berbagai hal tentang bahasa, intelektual, motorik, disiplin, emosi, dan sosiobilitas (www.depdiknas.go.id).

Dalam pelaksanaannya, pengembangan program pembelajaran atraktif dilaksanakan secara terpadu (integrated). Penataan lingkungan di dalam dan luar


(42)

12

kelas, kegiatan bermain dan alat permainan edukatif, serta interaksi edukatif guru dilaksanakan berdasar pada tiga ciri dari pembelajaran terpadu. Ciri dari pembelajaran terpadu yaitu, yang pertama adalah holistik, sesuatu yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran terpadu dikaji melalui beberapa bidang studi sekaligus agar dapat memahami suatu fenomena dari segala sisi. Kedua yaitu bermakna, keterkaitan antara konsep akan menambah kebermaknaan konsep yang dipelajari dan diharapkan siswa mampu menerapkan hasil belajarnya untuk memecahkan masalah yang nyata dalam kehidupannya. Ketiga adalah aktif, pembelajaran terpadu dikembangkan melalui pendekatan discovery inquiry, siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran yang tidak langsung dapat memotivasi siswa untuk belajar. (Hilda Karli dan Margaretha Sri

Yuliariatiningsih, 2003)

Penataan lingkungan baik di dalam maupun di luar kelas yang holistik, bermakna, dan aktif artinya bahwa penataan lingkungan sekolah dibuat agar dapat mendukung proses pembelajaran terpadu, dapat mengajak siswa memahami dan menata lingkungan sekitarnya, dan juga memotivasi siswa untuk mencari tahu lebih banyak lagi. Kegiatan bermain dan alat permainan edukatif yang holistik, bermakna, dan aktif artinya hasil dari kegiatan bermain dapat mendukung proses pembelajaran terpadu dan dapat dibahas dalam beberapa mata pelajaran, siswa dapat menerapkan apa yang telah didapat di lingkungan luar sekolah, dan juga memotivasi siswa dalam belajar. Interaksi edukatif guru yang holistik, bermakna, dan aktif artinya tindakan guru sesuai dengan tema yang ditetapkan, dapat


(43)

13

menjadi contoh bagi siswa, dan juga membuat siswa aktif mengikuti proses belajar mengajar.

Pembelajaran terpadu dapat diterapkan pada pembelajaran di kelas untuk berbagai jenjang. Pelaksanaan pendekatan ini bertolak dari suatu topik atau tema sebagai payung untuk mengaitkan konsep-konsepnya. Tema sentral diambil dari kehidupan sehari-hari yang menarik bagi kehidupan siswa untuk memicu minat belajar. (www.depdiknas.go.id)

Sejumlah pakar dalam bidang pendidikan percaya bahwa kurikulum di kebanyakan sekolah, dewasa ini menaruh terlalu banyak penekanan pada prestasi dan keberhasilan. Hal itu menyebabkan siswa mengalami tekanan yang terlalu dini dalam perkembangan mereka. Siswa berkembang pada berbagai tingkat dan sekolah harus diberi keleluasaan untuk bekerja berdasarkan perbedaan-perbedaan individual siswa. Sekolah harus berfokus pada peningkatan perkembangan sosial siswa dan juga perkembangan kognitifnya. Pendidikan yang berpusat pada siswa, melibatkan seluruh siswa dan mencakup kepedulian akan perkembangan fisik, kognitif, dan sosial siswa. (Santrock, 1995)

David Elkin (1976) menyebutkan tiga prinsip yang ada dalam teori

perkembangan kognitif Piaget yang dapat diterapkan dalam pendidikan siswa. Pertama, isu terpenting di dalam pendidikan adalah komunikasi. Pikiran siswa bukanlah suatu kotak yang kosong, sebaliknya anak memiliki sejumlah gagasan tentang dunia fisik dan alamiah yang berbeda dari gagasan-gagasan orang dewasa. Oleh sebab itu para pendidik dan orang tua perlu memahami apa yang dikatakan oleh siswa dan menanggapi dengan cara berbicara yang sama dengan yang


(44)

14

digunakan oleh siswa. Kedua, siswa selalu mau belajar lebih lanjut untuk memperoleh pengetahuan. Ketiga, siswa pada dasarnya adalah makhluk yang berpengetahuan, yang selalu termotivasi untuk memperoleh pengetahuan. Cara terbaik untuk memelihara motivasi akan pengetahuan ini ialah membiarkan siswa untuk secara spontan berinteraksi dengan lingkungan. Pendidikan harus menjamin bahwa pendidikan tidak akan menumpulkan rasa ingin tahu siswa dengan menyusun suatu kurikulum yang sangat kaku yang merusak irama dan langkah belajar siswa itu sendiri. (Santrock, 1995)

Vygotsky (1934) sama halnya dengan Piaget (1896) juga berpandangan

bahwa siswa membangun pengetahuan mereka secara aktif. Perkembangan siswa tidak dapat dipisahkan dari aktivitas sosial dan budaya. Perkembangan memori, atensi, dan penalaran termasuk pembelajaran dibentuk dari lingkungan. Vygotsky percaya bahwa interaksi sosial siswa dengan orang dewasa dan peers dapat meningkatkan perkembangan kognitif. Dengan interaksi akan membantu siswa dalam beradaptasi dan berhasil dalam masyarakat. (Santrock, 2004)

Siswa akan menyenangi pembelajarannya bila pendidik selalu memperhatikan cara siswa belajar yaitu dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan diri sendiri, memiliki konsep diri positif, memberikan waktu yang cukup untuk bereksplorasi, adanya kesempatan belajar dengan teman, memiliki gaya belajar, kesempatan dalam menilai diri sendiri, interaksi dengan orang dewasa di lingkungan siswa. Moeslichatoen (2004) mengatakan bahwa agar konsep diri siswa tumbuh secara sehat maka kebutuhan psikologis utama siswa harus dipenuhi yakni memperoleh kasih sayang, dorongan, dan bimbingan


(45)

15

dari guru. Pengalaman memperolah kasih sayang akan memberikan siswa rasa aman dan dihargai, memperoleh dorongan akan membantu pembentukan rasa percaya diri dan perasaan mampu, dan pemberian bimbingan akan memberi rasa mampu dan berhasil.

Siswa yang mendapatkan rasa aman dan dihargai serta merasa percaya diri dan mampu akan berhasil lebih positif dalam menilai dirinya (self-esteem). Menurut Coopersmith (1967) selama tahun awal pembentukan self-esteem, siswa mulai membangun konsep dirinya terlebih dahulu melalui respon dari orang lain terhadap dirinya dan obyek-obyek referensi sekelilingnya. Siswa menerima semua pengalaman dan disimpan dalam fungsi abstraksi di dalam fungsi kognitif kemudian dielaborasi dalam pengaruh sosial dan reaksi pribadi terhadap dirinya. Fungsi abstraksi ini berguna untuk referensi dalam menilai pengalaman selanjutnya yang hampir serupa dengan apa yang dialami sebelumnya. Dengan bertambahnya usia, bertambah juga pengalaman yang disimpan dalam fungsi abstraksi untuk menilai segala hal termasuk dirinya. Hal ini membawa fungsi abstraksi siswa berkembang dan semakin kompleks untuk menilai segala hal termasuk dirinya sendiri (Coopersmith, 1967).

Definisi self-esteem adalah penilaian pribadi mengenai keberhargaan diri, yang diekspresikan dalam sikap individu (Coopersmith,1967). Hal ini merupakan pengalaman subyektif individu yang disampaikan kepada orang lain melalui ungkapan verbal maupun tingkah laku lain yang tampak. Self-esteem merupakan salah satu dimensi dari self-concept. Perbedaannya, self-concept merupakan seperangkat ide tentang diri individu yang lebih dideskripsikan daripada dinilai,


(46)

16

sedangkan self-esteem merupakan attitude penilaian terhadap konsep-konsep yang dimiliki individu mengenai dirinya sendiri (Coopersmith, 1967).

Aspek-aspek yang terkandung dalam self-esteem dapat dilihat dari empat area kehidupan yaitu, area diri pribadi yaitu self-esteem yang berkaitan dengan minat pribadi dan minat sosial individu. Area keluarga yaitu self-esteem ketika individu berada dalam keluarga dan berinteraksi dengan orang tua maupun anggota keluarga lainnya. Area sekolah yaitu self-esteem ketika individu berada di sekolah ketika berinteraksi dengan guru dan berkaitan dengan kemampuan akademis individu. Area teman sebaya yaitu self-esteem ketika individu bergaul dengan kelompok teman sebaya.

Menurut Coopersmith (1967) self-esteem terbagi menjadi dua kategori yaitu self-esteem tinggi dan self-esteem rendah. Ciri-ciri siswa dengan self-esteem tinggi yaitu mampu mengerjakan dan menyelesaikan tugas dengan keyakinan bahwa mereka akan berhasil dan dihargai, memiliki kepercayaan diri baik dalam persepsi maupun pengambilan keputusan, mandiri secara sosial dan tidak mengalami kesulitan dalam membentuk persahabatan, berpartisipasi secara aktif dalam kelompok diskusi, berusaha mewujudkan goal atau harapannya, menghargai dan menerima dirinya sendiri, bangga terhadap apa yang ada pada dirinya serta cenderung mengartikan tugas yang dilakukan di lingkungannya secara positif, mengikuti tantangan dan optimis dalam menghadapi tantangan, kreatif, mampu mempengaruhi orang lain. Siswa dengan self-esteem rendah mempunyai karakteristik kurang percaya diri sendiri, terutama dalam hal menuntut pengambilan risiko, keputusan, dan strategi pemecahan masalah, takut


(47)

17

menemukan gagasan yang baru / berbeda (cenderung pasif dan submisif) karena menilai bahwa pandangannya tidak berarti dan tidak dapat mempengaruhi kelompok, kurang dapat bergaul dan cenderung membatasi hubungan sosial sehingga mengurangi kemungkinan membina hubungan sosial yang menunjang, merasa inferior / tidak berdaya, cenderung diwarnai oleh ketakutan / keragu-raguan, kurang menerima diri sendiri dan pasif dalam beradaptasi terhadap tekanan dan tuntutan lingkungan, sangat peka terhadap kritik yang ditujukan kepadanya dan mudah tersinggung, mudah putus asa, pesimis, depresif, merasa diri tidak menarik, dan terasing.

Ada empat faktor utama yang mempengaruhi perkembangan self-esteem, yang pertama adalah penghargaan atau penerimaan terutama dari individu yang signifikan. Hal ini menyebabkan siswa menilai dirinya sama seperti penilaian individu yang signifikan terhadap siswa. Kedua, latar belakang tentang kesuksesan dan status di dalam hidup. Penghargaan atas kesuksesan dan status individu dalam masyarakat merupakan dasar dari pembentukkan self-esteem, yang diukur melalui wujud dari kesuksesan dan indikasi dari penerimaan sosial. Ketiga, nilai-nilai dan aspirasi individu. Kesuksesan, kekuasaan, dan perhatian akan dirasakan pada saat individu mencapai tujuannya. Keempat, respon individu terhadap kegagalan. Respon individu ini akan mempertahankan self-esteem dalam mengurangi kecemasan dan membantu individu mencapai keseimbangan (Coopersmith, 1967).

Faktor yang paling berpengaruh diantara empat faktor diatas adalah faktor penghargaan atau penerimaan terutama dari individu yang signifikan dan


(48)

nilai-18

nilai dan aspirasi individu. Penghargaan atau penerimaan yang diperoleh siswa dengan adanya interaksi edukatif yang ditunjukkan oleh guru akan meningkatkan self-esteem siswa. Nilai-nilai dan aspirasi siswa lebih mudah tercapai dengan adanya pilar kegiatan bermain dan alat permainan yang holistik, bermakna, dan aktif pada program pembelajaran Attractive Integrated.

Oleh karena itu, program pembelajaran Attractive Integrated ini sangat membantu dalam mengerjakan apa yang menjadi minat siswa. Dengan kata lain siswa lebih mudah untuk mengekspresikan keinginan-keinginan, perasaan-perasaan, dan pendapat-pendapat mereka sehingga akan lebih mudah dalam meningkatkan self-esteem siswa.

Bagan 1.1 Skema Kerangka Pemikiran

PROGRAM ATTRACTIVE INTEGRATED Tiga pilar utama

pembelajaran atraktif : ƒ Penataan lingkungan ƒ Kegiatan bermain

dan alat permainan ƒ Interaksi edukatif

Ciri pembelajaran terpadu :

• Holistik

• Bermakna

• Aktif

Siswa SD

kelas V Self-esteem

Faktor yang mempengaruhi perkembangan

self-esteem yaitu Empat area kehidupan : ¾ Area diri pribadi ¾ Area keluarga ¾ Area sekolah ¾ Area teman sebaya - Penghargaan atau penerimaan dari individu

signifikan.

- Latar belakang kesuksesan serta status dalam hidup.

- Nilai-nilai aspirasi individu.


(49)

19

1.6 Asumsi

1. Program pembelajaran Attractive Integrated yang diterapkan pada siswa Sekolah Dasar dapat membuat siswa lebih tertarik dalam belajar.

2. Ketertarikan siswa dalam belajar dapat memotivasi siswa baik dalam akademik maupun bersosialisasi.

3. Lingkungan belajar yang menarik menyebabkan siswa lebih termotivasi dalam belajar dan lebih banyak belajar sehingga siswa yakin dengan kemampuan yang dimiliki yang akhirnya dapat meningkatkan self-esteem siswa.


(50)

69

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengumpulan data terhadap 23 responden yaitu siswa kelas V Sekolah Dasar “X”, Bandung yang mengikuti program pembelajaran Attractive Integrated dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Sebagian besar siswa kelas V Sekolah Dasar “X”, Bandung memiliki self-esteem cenderung tinggi.

2. Pada area diri pribadi, sembilan belas orang siswa kelas V Sekolah Dasar “X”, Bandung memiliki self-esteem tinggi dan cenderung tinggi yang berkaitan dengan penerimaan pujian yang diberikan oleh orang terdekat siswa, sedangkan empat orang siswa memiliki self-esteem cenderung rendah yang berkaitan dengan kurangnya penerimaan pujian yang diberikan oleh orang terdekat siswa.

3. Pada area keluarga, dua puluh orang siswa kelas V Sekolah Dasar “X”, Bandung memiliki self-esteem tinggi dan cenderung tinggi yang berkaitan dengan hubungan yang menyenangkan antara orang tua dengan siswa, sedangkan tiga orang siswa memiliki self-esteem cenderung rendah yang berkaitan dengan hubungan yang tidak menyenangkan antara orang tua dan siswa.


(51)

70

4. Pada area sekolah, sembilan belas orang siswa kelas V Sekolah Dasar “X”, Bandung memiliki self-esteem tinggi dan cenderung tinggi yang berkaitan dengan tercapainya tujuan pribadi siswa, sedangkan empat orang siswa memiliki self-esteem cenderung rendah yang berkaitan dengan tidak tercapainya tujuan pribadi siswa.

5. Pada area teman sebaya, dua puluh orang siswa kelas V Sekolah Dasar “X”, Bandung memiliki self-esteem tinggi dan cenderung tinggi yang berkaitan dengan respon teman-teman yang positif terhadap keberhasilan siswa, sedangkan tiga orang siswa memiliki self-esteem cenderung rendah yang berkaitan dengan respon teman-teman yang negatif terhadap keberhasilan siswa.

5.2 Saran

Saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah :

1. Disarankan kepada guru untuk mempertahankan upaya dalam memotivasi siswa terutama dalam bidang akademik agar dapat meningkatkan self-esteem khususnya siswa yang memiliki self-esteem cenderung rendah.

2. Disarankan kepada orang tua untuk mempertahankan hubungan yang baik antara anak dengan orang tua agar dapat meningkatkan self-esteem anak terutama bagi orang tua dengan anak yang memiliki self-esteem cenderung rendah.

3. Disarankan kepada peneliti lain yang ingin melakukan penelitian dengan topik yang sama maka dapat dipertimbangkan untuk melakukan penelitian mengenai hubungan program Attractive Integrated terhadap self-esteem siswa.


(52)

Daftar Pustaka

Coopersmith, S. 1967. The Antecedents of Self Esteem. United States of America : W.H.Freeman and Company.

Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta.

Hurlock, Elizabeth B. 1978. Child Development. Sixth Edition. Mc Graw Hill Kogakusha LTD.

Karli, H. Yuliariatiningsih, Margaretha S. 2003. Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi : Model-Model Pembelejaran.

Koenig, Larry J. 2003. Smart Discipline : Menanamkan Disiplin dan Menumbuhkan Rasa Percaya Diri pada Anak. Jakarta : PT. Gramedia.

Moeslichatoen, R. 2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Riyanto, Theo, Martin Handoko. 2004. Pendidikan Pada Usia Dini : Tuntunan Psikologis dan Pedagogis bagi Pendidik dan Orang Tua. Jakarta : Grasinso. Santrock, John W. 2002. Life-Span Developmental. Edisi kelima. Jakarta :

Erlangga.

Sitepu, K. Nirwana S. 1995. Analisis Korelasi. Bandung : Unit Pelayanan Statistika FMIPA, Universitas Padjadjaran.

Suderadjat, Hari. 2004. Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi : Pembaharuan Pendidikan dalam Undang-undang Sisdiknas 2003. Bandung.


(53)

Daftar Rujukan

Pedoman Penulisan Skripsi Sarjana I. 2000. Bandung : Universitas Kristen Maranatha.

www.depdiknas.go.id/publikasi/Buletin/Pppg_Tertulis/08_2001/Model_Pembelaj aran_Atraktif_TK.htm

www.dis.or.id/dis/hauptframe-indonesien-1.htm. 2005. Deteksi Dini terhadap Anak-Anak.

www.jpa.gov.my/buletinjpa/J2bil2/KOMPETENSI.htm. 2005. Kurikulum Berbasis Kompetensi.

www.kidshealth.org. 2005. Assessing Children’s Self-Esteem.

www.puskur.or.id/2kurikulum.shtml. 2005. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Yoanita. 2003. Hubungan Spiritual Parenting dan Self Esteem pada Anak usia

10-12 tahun di Gereja “X” Kodya Bandung. Bandung : Universitas Kristen Maranatha.


(1)

nilai dan aspirasi individu. Penghargaan atau penerimaan yang diperoleh siswa dengan adanya interaksi edukatif yang ditunjukkan oleh guru akan meningkatkan self-esteem siswa. Nilai-nilai dan aspirasi siswa lebih mudah tercapai dengan adanya pilar kegiatan bermain dan alat permainan yang holistik, bermakna, dan aktif pada program pembelajaran Attractive Integrated.

Oleh karena itu, program pembelajaran Attractive Integrated ini sangat membantu dalam mengerjakan apa yang menjadi minat siswa. Dengan kata lain siswa lebih mudah untuk mengekspresikan keinginan-keinginan, perasaan-perasaan, dan pendapat-pendapat mereka sehingga akan lebih mudah dalam meningkatkan self-esteem siswa.

Bagan 1.1 Skema Kerangka Pemikiran

PROGRAM ATTRACTIVE INTEGRATED Tiga pilar utama

pembelajaran atraktif : ƒ Penataan lingkungan ƒ Kegiatan bermain

dan alat permainan ƒ Interaksi edukatif

Ciri pembelajaran terpadu : • Holistik • Bermakna • Aktif Siswa SD

kelas V Self-esteem

Faktor yang mempengaruhi perkembangan

self-esteem yaitu Empat area kehidupan : ¾ Area diri pribadi ¾ Area keluarga ¾ Area sekolah ¾ Area teman sebaya - Penghargaan atau penerimaan dari individu

signifikan.

- Latar belakang kesuksesan serta status dalam hidup.

- Nilai-nilai aspirasi individu.


(2)

19

1.6 Asumsi

1. Program pembelajaran Attractive Integrated yang diterapkan pada siswa Sekolah Dasar dapat membuat siswa lebih tertarik dalam belajar.

2. Ketertarikan siswa dalam belajar dapat memotivasi siswa baik dalam akademik maupun bersosialisasi.

3. Lingkungan belajar yang menarik menyebabkan siswa lebih termotivasi dalam belajar dan lebih banyak belajar sehingga siswa yakin dengan kemampuan yang dimiliki yang akhirnya dapat meningkatkan self-esteem siswa.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengumpulan data terhadap 23 responden yaitu siswa kelas V Sekolah Dasar “X”, Bandung yang mengikuti program pembelajaran Attractive Integrated dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Sebagian besar siswa kelas V Sekolah Dasar “X”, Bandung memiliki self-esteem cenderung tinggi.

2. Pada area diri pribadi, sembilan belas orang siswa kelas V Sekolah Dasar “X”, Bandung memiliki self-esteem tinggi dan cenderung tinggi yang berkaitan dengan penerimaan pujian yang diberikan oleh orang terdekat siswa, sedangkan empat orang siswa memiliki self-esteem cenderung rendah yang berkaitan dengan kurangnya penerimaan pujian yang diberikan oleh orang terdekat siswa.

3. Pada area keluarga, dua puluh orang siswa kelas V Sekolah Dasar “X”, Bandung memiliki self-esteem tinggi dan cenderung tinggi yang berkaitan dengan hubungan yang menyenangkan antara orang tua dengan siswa, sedangkan tiga orang siswa memiliki self-esteem cenderung rendah yang berkaitan dengan hubungan yang tidak menyenangkan antara orang tua dan siswa.


(4)

70

4. Pada area sekolah, sembilan belas orang siswa kelas V Sekolah Dasar “X”, Bandung memiliki self-esteem tinggi dan cenderung tinggi yang berkaitan dengan tercapainya tujuan pribadi siswa, sedangkan empat orang siswa memiliki self-esteem cenderung rendah yang berkaitan dengan tidak tercapainya tujuan pribadi siswa.

5. Pada area teman sebaya, dua puluh orang siswa kelas V Sekolah Dasar “X”, Bandung memiliki self-esteem tinggi dan cenderung tinggi yang berkaitan dengan respon teman-teman yang positif terhadap keberhasilan siswa, sedangkan tiga orang siswa memiliki self-esteem cenderung rendah yang berkaitan dengan respon teman-teman yang negatif terhadap keberhasilan siswa.

5.2 Saran

Saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah :

1. Disarankan kepada guru untuk mempertahankan upaya dalam memotivasi siswa terutama dalam bidang akademik agar dapat meningkatkan self-esteem khususnya siswa yang memiliki self-esteem cenderung rendah.

2. Disarankan kepada orang tua untuk mempertahankan hubungan yang baik antara anak dengan orang tua agar dapat meningkatkan self-esteem anak terutama bagi orang tua dengan anak yang memiliki self-esteem cenderung rendah.

3. Disarankan kepada peneliti lain yang ingin melakukan penelitian dengan topik yang sama maka dapat dipertimbangkan untuk melakukan penelitian mengenai hubungan program Attractive Integrated terhadap self-esteem siswa.


(5)

W.H.Freeman and Company.

Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta.

Hurlock, Elizabeth B. 1978. Child Development. Sixth Edition. Mc Graw Hill Kogakusha LTD.

Karli, H. Yuliariatiningsih, Margaretha S. 2003. Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi : Model-Model Pembelejaran.

Koenig, Larry J. 2003. Smart Discipline : Menanamkan Disiplin dan Menumbuhkan Rasa Percaya Diri pada Anak. Jakarta : PT. Gramedia.

Moeslichatoen, R. 2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Riyanto, Theo, Martin Handoko. 2004. Pendidikan Pada Usia Dini : Tuntunan Psikologis dan Pedagogis bagi Pendidik dan Orang Tua. Jakarta : Grasinso. Santrock, John W. 2002. Life-Span Developmental. Edisi kelima. Jakarta :

Erlangga.

Sitepu, K. Nirwana S. 1995. Analisis Korelasi. Bandung : Unit Pelayanan Statistika FMIPA, Universitas Padjadjaran.

Suderadjat, Hari. 2004. Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi : Pembaharuan Pendidikan dalam Undang-undang Sisdiknas 2003. Bandung.


(6)

Daftar Rujukan

Pedoman Penulisan Skripsi Sarjana I. 2000. Bandung : Universitas Kristen Maranatha.

www.depdiknas.go.id/publikasi/Buletin/Pppg_Tertulis/08_2001/Model_Pembelaj aran_Atraktif_TK.htm

www.dis.or.id/dis/hauptframe-indonesien-1.htm. 2005. Deteksi Dini terhadap Anak-Anak.

www.jpa.gov.my/buletinjpa/J2bil2/KOMPETENSI.htm. 2005. Kurikulum Berbasis Kompetensi.

www.kidshealth.org. 2005. Assessing Children’s Self-Esteem.

www.puskur.or.id/2kurikulum.shtml. 2005. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Yoanita. 2003. Hubungan Spiritual Parenting dan Self Esteem pada Anak usia

10-12 tahun di Gereja “X” Kodya Bandung. Bandung : Universitas Kristen Maranatha.