Pengaruh Madu Alami Sebagai Antioksidan Terhadap Kesehatan Kulit.

(1)

ABSTRAK

PENGARUH MADU ALAMI SEBAGAI ANTIOKSIDAN TERHADAP KESEHATAN KULIT

Ananda Ulli W, 2006. Pembimbing Savitri R. Wardhani, dr., SpKK dan Slamet Santosa, dr., MKes

Penyakit kulit di Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat. Salah satu penyebabnya adalah radikal bebas, yang dapat berasal dari lingkungan seperti asap rokok dan sinar ultraviolet. Untuk menjaga kesehatan kulit kita, diperlukan mengkonsumsi zat-zat alami yang berkhasiat sebagai antioksidan atau penetralisir radikal bebas, salah satunya adalah madu alami.

Tujuan penulisan ini adalah memberikan informasi tentang bahaya radikal bebas, manfaat antioksidan terhadap kesehatan kulit, dan pengaruh madu alami sebagai antioksidan terhadap kesehatan kulit.

Di dalam madu alami terkandung zat bioflavonoid dan vitamin C yang berfungsi sebagai antioksidan. Antioksidan ini diperlukan untuk menetralisir radikal bebas, yang merupakan faktor penyebab timbulnya penyakit-penyakit kulit, seperti penuaan dini.

Sehingga dapat disimpulkan madu alami dapat berfungsi menjaga kesehatan kulit kita dari bahaya radikal bebas, karena di dalam madu alami tersebut terkandung zat bioflavonoid dan vitamin C yang memiliki kemampuan sebagai zat antioksidan atau penangkal radikal bebas.

Kata kunci : Madu Alami – Antioksidan – Kesehatan Kulit.


(2)

Ananda Ulli Wulandari, 2005. Tutor : Savitri R. Wardhani, dr., SpKK and Slamet Santosa, dr., MKes

In Indonesia, skin disease to be increased year by year. One of the trigger of this disease is free radical, which can be derived from the environment such as smoke fume and ultraviolet ray. To ensure the health of our skin, we need to consume natural substance which holds the ability as an antioxidant or the neutralizer of free radical, one of the substance is natural honey.

The main purpose of this paper is to inform the dangerous effects of free radical, the use or benefit of antioxidant towards skin health and the effects of natural honey as an antioxidant towards skin health.

Natural honey consist of bioflavonoid substance and vitamin C which has the function as an antioxidant. This antioxidant needed to neutralize free radical, which causes the occurrence of skin disease, such as premature aging.

From this paper, we can conclude that natural honey has the ability to ensure the health of our skin from the dangerous effects of free radical, because natural honey contain bioflavonoid substance and vitamin C which has the ability as antioxidant or as antidote for free radical.


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR... xiii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah... 2

1.3 Maksud dan Tujuan... 2

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah... 2

1.5 Metode Penelitian ... 3

1.6 Lokasi dan Waktu ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 4

2.1 Kulit ... 4

2.1.1 Histologi Kulit ... 5

2.1.1.1 Lapisan Epidermis ... 5

2.1.1.1.1 Stratum Korneum ... 6

2.1.1.1.2 Stratum Lusidum... 7

2.1.1.1.3 Stratum Granulosum ... 7

2.1.1.1.4 Stratum Spinosum ... 8

2.1.1.1.5 Stratum Basale ... 8

2.1.1.2 Lapisan Dermis ... 9

2.1.1.3 Lapisan Subkutis ... 10

2.1.2 Adneksa Kulit dan Alat Tambahan Kulit ... 11


(4)

2.1.3 Fisiologi Kulit... 11

2.2 Radikal Bebas (Oksidan) ... 12

2.2.1 Jenis-Jenis Radikal Bebas... 13

2.2.2 Peroksida Lemak ... 13

2.2.3 Sumber Radikal Bebas ... 14

2.2.4 Fungsi Normal Oksigen Radikal ... 15

2.2.5 Mekanisme Radikal Bebas Untuk Dapat Menimbulkan Suatu Penyakit ... 16

2.2.6 Dampak Radikal Bebas Terhadap Tubuh... 17

2.3 Antioksidan ... 19

2.3.1 Penggolongan Antioksidan... 19

2.3.1.1 Penggolongan Antioksidan Berdasarkan Cara Kerjanya ... 19

2.3.1.2 Penggolongan Antioksidan Berdasarkan Berat Molekulnya... 19

2.3.1.2.1 Antioksidan Berat Molekul Tinggi (Antioksidan Endogen)... 20

2.3.1.2.2 Antioksidan Berat Molekul Rendah (Antioksidan Eksogen) ... 21

2.3.1.2.2.1 Polifenol ... 22

2.3.1.2.2.2 Bioflavonoid ... 23

2.3.1.2.2.3 Vitamin C (ascorbic acid) ... 24

2.3.1.2.2.4 Vitamin E (Tokoferol)... 26

2.3.1.2.2.5 Karotenoid ... 27

2.3.1.2.2.6 Katekin ... 28

2.3.1.2.2.7 Resveratrol... 29

2.3.2 Peran Antioksidan Sebagai Penetralisir Radikal Bebas Terhadap Kesehatan ... 30

2.3.2.1 Penyakit Pada Tubuh Dan Kulit (Khususnya) Yang Ditimbulkan Oleh Radikal Bebas Dan Peranan Antioksidan Terhadap Penyakit Tersebut ... 31


(5)

2.3.2.1.1 Penuaan Dini ... 31

2.3.2.1.2 Ulkus (Luka) Kulit ... 33

2.3.2.1.2 Luka Bakar Matahari (Sun burn) dan Porphyria ... 34

2.3.3 Pemakaian Antioksidan ... 34

2.3.3.1 Pemakaian Internal ... 34

2.3.3.2 Pemakaian Eksternal ... 35

2.3.4 Kolagen... 35

2.5 Madu ... 36

2.5.1 Asal Usul Madu ... 37

2.5.2 Tahapan-Tahapan Terbentuknya Madu ... 38

2.5.3 Kandungan Madu ... 39

2.5.4 Kualitas Madu ... 41

2.5.5 Penggunaan Madu... 41

2.5.6 Produk-Produk Lebah Madu ... 44

2.5.6.1 Malam Lebah (Bee Wax)... 44

2.5.6.2 Royal Jelly (Susu Ratu)... 44

2.5.6.3 Pollen (Tepung Sari) ... 45

2.5.6.4 Racun Lebah (Bee Venom)... 46

2.5.6.5 Lem Lebah (Propolis) ... 46

2.5.6.6 Madu Super ... 47

2.5.7 Macam-Macam Madu ... 47

2.5.7.1 Madu Alami ... 47

2.5.7.2 Madu Campuran... 48

2.5.7.3 Madu Palsu... 49

2.5.7.4 Madu Herbal ... 50

2.5.8 Cara Pemakaian Madu Alami ... 50

2.5.8.1 Untuk Pemakaian Dalam... 50

2.5.8.2 Untuk Pemakaian Luar... 51

BAB III PEMBAHASAN ... 52


(6)

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 55


(7)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Perbedaan Oksigen Radikal Dengan Peroksida Lemak ... 14 Tabel 2.2 Kelompok Senyawa Flavonoid ... 23 Tabel 2.3 Zat Pencegah Timbulnya Oksigen Radikal Di Dalam Tubuh

(Antioksidan) ... 30


(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Struktur Kulit ... 5

Gambar 2.2 Struktur Kulit ... 6

Gambar 2.3 Struktur Kimia Vitamin C... 26

Gambar 2.4 Struktur Kimia Vitamin E ... 27

Gambar 2.5 Struktur Kimia Karotenoid... 28

Gambar 2.6 Struktur Kimia Resveratrol...29

Gambar 2.7 Hiperpigmentasi Pada Pipi Akibat Terpajan Sinar Matahari... 32

Gambar 2.8 Ulkus Kulit (Epidermis dan dermis) ... 33


(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Radikal bebas dapat didefinisikan sebagai molekul atau senyawa yang mempunyai satu atau lebih elektron bebas yang tidak berpasangan. Elektron dari radikal bebas yang tidak berpasangan ini sangat mudah menarik elektron dari molekul lainnya sehingga radikal bebas tersebut menjadi lebih reaktif. Oleh karena sangat reaktif, radikal bebas sangat mudah menyerang sel-sel sehat di dalam tubuh, sehingga tubuh memerlukan pertahanan untuk menetralkan radikal bebas tersebut. Bila tidak ada pertahanan yang cukup optimal maka sel-sel sehat tersebut menjadi sakit (Hernani&Mono Rahardjo, 2005, Elna Kartawiguna, 1998).

Antioksidan merupakan senyawa penting dalam menjaga kesehatan tubuh karena berfungsi sebagai penangkal radikal bebas yang dapat menyebabkan berbagai kerusakan sel. Tubuh manusia menghasilkan senyawa antioksidan, tetapi tidak cukup kuat untuk berkompetisi dengan radikal bebas yang dihasilkan setiap harinya oleh tubuh sendiri. Kekurangan tersebut dapat diatasi dengan menambah asupan dari luar. Saat ini banyak dikembangkan produk antioksidan alami yang berfungsi sebagai asupan dari luar, antara lain Billberry (Vaccinum myrtillius), Bawang putih (Allium sativum), Ginkgo (Ginkgo biloba), Ginseng asia (Panax ginseng), Ekstrak biji anggur, Teh hijau (Camellia sinensis), kulit pinus (Pinus sp.), dan madu (Hernani&Mono Rahardjo, 2005).

Pada keadaan normal terjadi keseimbangan, dimana radikal bebas dapat ditangkap oleh antioksidan alami di dalam atau di luar sel tubuh manusia sehingga menjadi tidak toksik. Keseimbangan ini diperlukan karena bila radikal bebas jumlahnya terlalu besar, sedangkan antioksidan yang berasal dari luar tidak mencukupi maka akan menyebabkan suatu keadaan yang disebut stress oksidatif yang akan menimbulkan kerusakan pada organ atau jaringan tubuh manusia, dan dapat pula menyebabkan peningkatan risiko terjadinya kanker pada manusia (Emil R. Fadly, 1999).


(10)

Madu berfungsi sebagai antioksidan, karena mengandung beberapa unsur penting seperti vitamin C dan bioflavonoid. Oleh karena itu madu memiliki khasiat untuk menyembuhkan berbagai penyakit dan sering juga digunakan untuk perawatan tubuh dan kecantikan (Adji Suranto, 2004).

Penggunaan madu sebagai antioksidan alami untuk mengatasi masalah kesehatan kulit masih belum berkembang luas. Oleh karena itu perlu dipelajari peranan madu sebagai antioksidan alami terhadap kesehatan kulit pada umumnya.

1.2 Identifikasi Masalah

• Zat-zat apa saja yang terkandung dalam madu, yang merupakan suatu antioksidan?

• Contoh-contoh penyakit kulit apa saja yang berhubungan dengan radikal bebas?

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud

Maksud dari karya tulis ini adalah untuk memberikan informasi lebih jauh tentang peran madu sebagai senyawa antioksidan alamiah terhadap kesehatan kulit.

Tujuan

• Untuk mengetahui zat-zat apa saja yang terkandung dalam madu, yang merupakan suatu antioksidan, yang berguna untuk kesehatan kulit.

• Untuk mengetahui contoh-contoh penyakit kulit apa saja yang berhubungan dengan radikal bebas.

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Diharapkan para pembaca dapat menambah wawasan tentang kemungkinan digunakannya madu sebagai antioksidan, dalam kaitannya dengan kesehatan kulit.


(11)

3

1.5 Metode Penelitian

Karya tulis ini merupakan studi pustaka.

1.6 Lokasi dan Waktu

Karya tulis ini dibuat di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung pada bulan Maret s/d Desember 2005.


(12)

™ Di dalam madu alami jenis Propolis terkandung zat antioksidan berberat molekul rendah atau antioksidan eksogen, yaitu bioflavonoid, yang berfungsi mencegah timbulnya penyakit kulit yang disebabkan oleh berbagai jenis radikal bebas.

™ Di dalam madu alami jenis Royal jelly (ratu susu) terkandung zat antioksidan berberat molekul rendah atau antioksidan eksogen, yaitu vitamin C, yang juga berfungsi mencegah timbulnya penyakit kulit yang disebabkan oleh berbagai jenis radikal bebas.

™ Contoh-contoh penyakit kulit yang disebabkan oleh radikal bebas adalah penuaan dini, ulkus (luka) pada kulit, luka bakar karena matahari (sun burn) dan porphyria pada bayi.

SARAN

Selain mengkonsumsi vitamin-vitamin A, C dan E yang diketahui sebagai antioksidan, disarankan agar mengkonsumsi madu secara internal (dengan diminum) dan eksternal (dengan dioleskan), untuk menjaga kesehatan kulit kita.


(13)

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Djaeni Sediaoetama. 1985. Ilmu Gizi. Jakarta: Dian Rakyat. Hal: 110- 139.

Adji Suranto. 2004. Khasiat dan Manfaat Madu Herbal. Edisi 1. Jakarta: Agromedia Pustaka. Hal: 2, 4-5, 9-14, 19-36.

Anna Poedjiadi. 1994. Dasar-Dasar Biokimiawi. Jakarta: Universitas Indonesia. Hal: 393-418.

Amin Ruwaihah. 1998. Pengobatan dengan Madu. Surabaya: Dutamedia. Hal: 6, 12.

Dorland. 2005. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 29. Jakarta: EGC. Hal: 2327.

Elias, Peter and Williams, Mary. 2003. Structure and Function of the Stratum Corneum. http://www.aad.org/education/stratumcorneum.htm#table%201., 5 Mei 2005.

Elna Kartawiguna. 1998. Vitamin Yang Dapat Berfungsi Sebagai Antioksidan. Majalah Fakultas Kedokteran USAKTI. No 1 (17): Hal 17-24.

Elvina Karyadi. 2004. Antioksidan Resep Sehat dan Umur Panjang. http://www.indomedia.com., 21 Juni 2005.

FKUI. 2001. Radikal Bebas dan Antioksidan dalam Kesehatan. Dalam: Bagian Biokimia FKUI. Jakarta.

Halliwel B., Gutteridge J.M.C., 1999. Free Radicals in Biology and Medicine. 3rd ed. NY, USA. Oxford University Press. Page 21-26, 36-100, 105-107, 200-208, 246-253, 337-343, 529-534, 577-584, 837-837.

Haryanto Noor Laksono. 2005. Belajar Dari Lebah. Dalam Pikiran Rakyat. Bandung. Hal 37. 5 Juni 2005.

Hasnain Walji. 2001. Terapi Lebah (Daya Kekuatan dan Khasiat Lebah, Madu, dan Serbuk Sari). Jakarta: Prestasi Pustaka.


(14)

Hernani dan Mono Rahardjo. 2005. Tanaman Berkhasiat Antioksidan. Jakarta: Swadaya. Hal 5-20.

J. Rio Purbaya., 2002. Mengenal dan Memanfaatkan Khasiat Madu Alami. Edisi 1. Bandung: Pionir Jaya.

Leeson, R., and Paparo, A. 1996. Kulit dan Turunannya. Dalam Jan Tambajong&Sugito Wonodirekso: Buku Ajar Histologi. Edisi 5. Jakarta:EGC. Hal 306-324.

Lehninger A., 1982. Principles of Biochemistry. 2nd ed. NY: Worth Publisher, Inc.

Maria C. Linder. 1992. Nutritional Biochemistry and Metabolism. California State University. Page: 165-170.

Mariano. 1992. Kulit. Dalam Eroschenko: Atlas Histologi Manusia. Edisi 4. Jakarta: EGC. Hal 104.

Marwali Harahap. 2000. Anatomi dan Fungsi Kulit. Dalam Marwali Harahap: Ilmu Penyakit Kulit. Edisi 1. Jakarta: Hipokrates. Hal 1-3.

_______2000. Dasar-Dasar Diagnosis Penyakit Kulit. Dalam Marwali Harahap: Ilmu Penyakit Kulit. Edisi 1. Jakarta: Hipokrates. Hal S-5.

Mayes P.A., 1987. Biokimia Harper. Edisi 20. Jakarta: EGC. Hal 143-150.

Petrus Andrianto dan Tan Eng Tie (E. Sukardi). 1989. Dasar-Dasar Histologi Kulit. Dalam Petrus Andrianto dan Tan Eng Tie (E. Sukardi): Kapita Selekta Dermatovenerologi. Jakarta: EGC. Hal 1-7.

Revis, D.R. 2003. Skin Anatomy. http://www.emedicine.com/plastic/topic389.htm., 4 Maret 2005.

Robbins. 1999. Pathologic Basis of Disease. Elsevier. Amsterdam. Netherlands. Hal 45-48, 98-101, 106-107.

R.S. Siregar. 2005. Gangguan Pigmentasi. Dalam Prof. Dr. R.S. Siregar, Sp.KK(K): Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Edisi 2. Jakarta: EGC. Hal 255.


(15)

57

Sjarief M. Wasitaatmadja. 2002. Anatomi Kulit. Dalam Sulistia G. Ganiswara: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 3. Jakarta: FKUI. Hal 3-5.

_______2002. Faal Kulit. Dalam Sulistia G. Ganiswara: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 3. Jakarta: FKUI. Hal 7-8.

Unyversity of York. The Influence of Free Radicals in Industry and Biology. http://www.users-york.ac.uk/~chem 77/pages/Tale_of_2_Radicals_Part_3.htm. 26 Januari 2006.

Yukie Niwa. 1997. Radikal Bebas Mengundang Kematian. Japan. Hal: 9-10, 16-22, 25, 30-44, 81-82, 89-92, 94-95, 113, 120-123, 132-133, 136, 140-141, 146.

http://www.abellaskincare.com. 21 Juni 2005.

http://www.cs.stedwards.edu/.../Antioxidants.HTML. 21 Juni 2005.

http://www.florida.co.cr/images/tabla_carotenoides2.gif. 21 Juni 2005.

http://www.red-wine-and-health.com/assets/images/imgRWAHresveratrol.gif. 21 Juni 2005.


(1)

2

Madu berfungsi sebagai antioksidan, karena mengandung beberapa unsur penting seperti vitamin C dan bioflavonoid. Oleh karena itu madu memiliki khasiat untuk menyembuhkan berbagai penyakit dan sering juga digunakan untuk perawatan tubuh dan kecantikan (Adji Suranto, 2004).

Penggunaan madu sebagai antioksidan alami untuk mengatasi masalah kesehatan kulit masih belum berkembang luas. Oleh karena itu perlu dipelajari peranan madu sebagai antioksidan alami terhadap kesehatan kulit pada umumnya.

1.2 Identifikasi Masalah

• Zat-zat apa saja yang terkandung dalam madu, yang merupakan suatu antioksidan?

• Contoh-contoh penyakit kulit apa saja yang berhubungan dengan radikal bebas?

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud

Maksud dari karya tulis ini adalah untuk memberikan informasi lebih jauh tentang peran madu sebagai senyawa antioksidan alamiah terhadap kesehatan kulit.

Tujuan

• Untuk mengetahui zat-zat apa saja yang terkandung dalam madu, yang merupakan suatu antioksidan, yang berguna untuk kesehatan kulit.

• Untuk mengetahui contoh-contoh penyakit kulit apa saja yang berhubungan dengan radikal bebas.

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Diharapkan para pembaca dapat menambah wawasan tentang kemungkinan digunakannya madu sebagai antioksidan, dalam kaitannya dengan kesehatan kulit.


(2)

3

1.5 Metode Penelitian

Karya tulis ini merupakan studi pustaka.

1.6 Lokasi dan Waktu

Karya tulis ini dibuat di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung pada bulan Maret s/d Desember 2005.


(3)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

™ Di dalam madu alami jenis Propolis terkandung zat antioksidan berberat molekul rendah atau antioksidan eksogen, yaitu bioflavonoid, yang berfungsi mencegah timbulnya penyakit kulit yang disebabkan oleh berbagai jenis radikal bebas.

™ Di dalam madu alami jenis Royal jelly (ratu susu) terkandung zat antioksidan berberat molekul rendah atau antioksidan eksogen, yaitu vitamin C, yang juga berfungsi mencegah timbulnya penyakit kulit yang disebabkan oleh berbagai jenis radikal bebas.

™ Contoh-contoh penyakit kulit yang disebabkan oleh radikal bebas adalah penuaan dini, ulkus (luka) pada kulit, luka bakar karena matahari (sun burn) dan porphyria pada bayi.

SARAN

Selain mengkonsumsi vitamin-vitamin A, C dan E yang diketahui sebagai antioksidan, disarankan agar mengkonsumsi madu secara internal (dengan diminum) dan eksternal (dengan dioleskan), untuk menjaga kesehatan kulit kita.


(4)

Achmad Djaeni Sediaoetama. 1985. Ilmu Gizi. Jakarta: Dian Rakyat. Hal: 110- 139.

Adji Suranto. 2004. Khasiat dan Manfaat Madu Herbal. Edisi 1. Jakarta: Agromedia Pustaka. Hal: 2, 4-5, 9-14, 19-36.

Anna Poedjiadi. 1994. Dasar-Dasar Biokimiawi. Jakarta: Universitas Indonesia. Hal: 393-418.

Amin Ruwaihah. 1998. Pengobatan dengan Madu. Surabaya: Dutamedia. Hal: 6, 12.

Dorland. 2005. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 29. Jakarta: EGC. Hal: 2327.

Elias, Peter and Williams, Mary. 2003. Structure and Function of the Stratum

Corneum. http://www.aad.org/education/stratumcorneum.htm#table%201., 5

Mei 2005.

Elna Kartawiguna. 1998. Vitamin Yang Dapat Berfungsi Sebagai Antioksidan.

Majalah Fakultas Kedokteran USAKTI. No 1 (17): Hal 17-24.

Elvina Karyadi. 2004. Antioksidan Resep Sehat dan Umur Panjang. http://www.indomedia.com., 21 Juni 2005.

FKUI. 2001. Radikal Bebas dan Antioksidan dalam Kesehatan. Dalam: Bagian

Biokimia FKUI. Jakarta.

Halliwel B., Gutteridge J.M.C., 1999. Free Radicals in Biology and Medicine. 3rd ed. NY, USA. Oxford University Press. Page 21-26, 36-100, 105-107, 200-208, 246-253, 337-343, 529-534, 577-584, 837-837.

Haryanto Noor Laksono. 2005. Belajar Dari Lebah. Dalam Pikiran Rakyat. Bandung. Hal 37. 5 Juni 2005.

Hasnain Walji. 2001. Terapi Lebah (Daya Kekuatan dan Khasiat Lebah, Madu,

dan Serbuk Sari). Jakarta: Prestasi Pustaka.


(5)

56

Hernani dan Mono Rahardjo. 2005. Tanaman Berkhasiat Antioksidan. Jakarta: Swadaya. Hal 5-20.

J. Rio Purbaya., 2002. Mengenal dan Memanfaatkan Khasiat Madu Alami. Edisi 1. Bandung: Pionir Jaya.

Leeson, R., and Paparo, A. 1996. Kulit dan Turunannya. Dalam Jan Tambajong&Sugito Wonodirekso: Buku Ajar Histologi. Edisi 5. Jakarta:EGC. Hal 306-324.

Lehninger A., 1982. Principles of Biochemistry. 2nd ed. NY: Worth Publisher, Inc.

Maria C. Linder. 1992. Nutritional Biochemistry and Metabolism. California State University. Page: 165-170.

Mariano. 1992. Kulit. Dalam Eroschenko: Atlas Histologi Manusia. Edisi 4. Jakarta: EGC. Hal 104.

Marwali Harahap. 2000. Anatomi dan Fungsi Kulit. Dalam Marwali Harahap:

Ilmu Penyakit Kulit. Edisi 1. Jakarta: Hipokrates. Hal 1-3.

_______2000. Dasar-Dasar Diagnosis Penyakit Kulit. Dalam Marwali Harahap:

Ilmu Penyakit Kulit. Edisi 1. Jakarta: Hipokrates. Hal S-5.

Mayes P.A., 1987. Biokimia Harper. Edisi 20. Jakarta: EGC. Hal 143-150.

Petrus Andrianto dan Tan Eng Tie (E. Sukardi). 1989. Dasar-Dasar Histologi Kulit. Dalam Petrus Andrianto dan Tan Eng Tie (E. Sukardi): Kapita Selekta

Dermatovenerologi. Jakarta: EGC. Hal 1-7.

Revis, D.R. 2003. Skin Anatomy. http://www.emedicine.com/plastic/topic389.htm., 4 Maret 2005.

Robbins. 1999. Pathologic Basis of Disease. Elsevier. Amsterdam. Netherlands. Hal 45-48, 98-101, 106-107.

R.S. Siregar. 2005. Gangguan Pigmentasi. Dalam Prof. Dr. R.S. Siregar, Sp.KK(K): Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Edisi 2. Jakarta: EGC. Hal 255.


(6)

57

Sjarief M. Wasitaatmadja. 2002. Anatomi Kulit. Dalam Sulistia G. Ganiswara:

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 3. Jakarta: FKUI. Hal 3-5.

_______2002. Faal Kulit. Dalam Sulistia G. Ganiswara: Ilmu Penyakit Kulit dan

Kelamin. Edisi 3. Jakarta: FKUI. Hal 7-8.

Unyversity of York. The Influence of Free Radicals in Industry and Biology. http://www.users-york.ac.uk/~chem 77/pages/Tale_of_2_Radicals_Part_3.htm. 26 Januari 2006.

Yukie Niwa. 1997. Radikal Bebas Mengundang Kematian. Japan. Hal: 9-10, 16-22, 25, 30-44, 81-82, 89-92, 94-95, 113, 120-123, 132-133, 136, 140-141, 146.

http://www.abellaskincare.com. 21 Juni 2005.

http://www.cs.stedwards.edu/.../Antioxidants.HTML. 21 Juni 2005.

http://www.florida.co.cr/images/tabla_carotenoides2.gif. 21 Juni 2005.

http://www.red-wine-and-health.com/assets/images/imgRWAHresveratrol.gif. 21 Juni 2005.