Manajemen Lalu Lintas Di Persimpangan Jalan Cipedes - Jalan Sindang Sirna, Bandung.

(1)

MANAJAMEN LALU LINTAS DI PERSIMPANGAN JALAN

CIPEDES – JALAN SINDANG SIRNA, BANDUNG

Denny Detroit NRP : 0021085

Pembimbing : Prof. Ir. Bambang Ismanto S., M.Sc., Ph.D FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

ABSTRAK

Persimpangan Jalan Cipedes – Jalan Sindang Sirna merupakan jenis simpang tidak bersinyal. Persimpangan merupakan bagian terpenting dari jalan raya karena lancar atau tidaknya suatu ruas jalan sebagian besar tergantung pada perencanaan persimpangan. Peningkatan jumlah kendaraan bermotor yang tidak sebanding dengan panjang jalan tentu saja menjadi masalah bagi kelancaran arus lalu lintas. Dalam situasi lalu lintas seperti itu, sudah barang tentu hal yang ditakutkan pengguna jalan khususnya pengemudi kendaraan adalah kemacetan, khususnya di persimpangan.

Tugas Akhir ini mengambil kasus penelitian di persimpangan Jalan Cipedes- Jalan Sindang Sirna. Dalam proses analisis, data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan persyaratan standar dari Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI’97). Dari hasil analisis diperoleh derajat kejenuhan adalah 0,6742, tundaan simpang 11det/smp serta peluang antrian 18% - 24% yang berarti bahwa persimpangan Jalan Cipedes – Jalan Sindang Sirna masih mampu melayani arus lalu lintas yang melewatinya, sehingga belum perlu untuk merancang penggunaan lampu lalu lintas di persimpangan tersebut.


(2)

DAFTAR ISI

SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR………..……….i

SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR……….……...ii

ABSTRAK……….……….iii

PRAKATA……….……….iv

DAFTAR ISI………...……….….……..vi

DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN………..ix

DAFTAR GAMBAR……….………..……...xi

DAFTAR TABEL………..………..……..xii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang………...1

1.2Identifikasi Masalah………...5

1.3Tujuan Penelitian………...5

1.4Ruang Lingkup dan Pembatasan masalah………..6

1.5Sistematika Penulisan………6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum………...7

2.2 Lalu-lintas………...8

2.3 Persimpangan………8

2.3.1 Jenis Persimpangan………10

2.3.2 Arus dan Konflik di Persimpangan………10

2.3.3 Pengendalaian Arus Lalu lintas di Persimpangan………….……13


(3)

2.4 Metode Simpang Tak Bersinyal MKJI……….…….…….18

2.5 Metodologi Analisis Simpang Bersinyal……….….…...21

2.6 Rencana Kerja……….………28

2.6.1 Langkah A : DATA MASUKAN……….……….29

2.6.2 Langkah B: KAPASITAS……….……….36

2.6.3 Langkah C : PERILAKU LALU LINTAS………44

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir………..………..…….49

3.2 Lokasi dan Waktu Survei……..……….…………..…...51

3.3 Alat-alat yang digunakan………..………51

BAB 4 DATA DAN ANALISIS 4.1Tujuan………..…….52

4.2 Kondisi Geometrik Simpang………...53

4.3 Kondisi Lalu-lintas………..54

4.4 Data Survey……….55

4.5 Hasil Perhitungan dengan cara MKJI………..55

4.6 Lebar Pendekat………59

4.7 Kapasitas……….59

4.8 Perilaku Lalu-lintas……….60

4.9 Kinerja Simpang………..……….………...60


(4)

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan……….….……….63

5.2 Saran………..…...………64

DAFTAR PUSTAKA


(5)

DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN

A,B,C,D = Tempat masuknya kendaraan dalam suatu lengan persimpangan jalan.

Co = Kapasitas persimpangan jalan total untuk suatu kondisi tertentu yang sudah ditentukan sebelumnya (kondisi dasar).

DS = Derajat Kejenuhan

DT = Tundaan Lalu lintas

DG = Tundaan Geometrik

EMP = Ekivalen Mobil Penumpang

Fw = Faktor penyesuaian untuk kapasitas dasar sehubungan dengan lebar masuk persimpangan jalan.

FM = Faktor penyesuaian untuk kapasitas dasar sehubungan dengan tipe median jalan utama.

Fcs = Faktor penyesuaian untuk kapasitas dasar sehubungan dengan ukuran kota.

FRSU = Faktor penyesuaian untuk kapasitas dasar akibat tipe lingkungan jalan, hambatan samping dan kendaraan tak bermotor.

FLT = Faktor penyesuaian kapasitas dasar akibat belok kiri. FRT = Faktor penyesuaian kapasitas dasar akibat belok kanan. FMI = Faktor penyesuaian kapasitas dasar akibat rasio arus jalan

minor.

HV = Kendaraan berat.

IT = Kode untuk jumlah lengan simpang dan jumlah lajur pada jalan minor dan jalan utama simpang tersebut.


(6)

LV = Kendaraan ringan.

LT = Indeks untuk lalu-lintas belok kiri.

MC = Sepeda motor.

Plt = Rasio kendaraan belok kiri

Prt = Rasio kendaraan belok kanan

Pum = Rasio antara jumlah kendaraan tidak bermotor dan kendaraan bermotor yang melewati persimpang tersebut.

Pmi = Rasio dari arus jalan minor terhadap totalarus persimpangan.

Qtot = Arus Total

RT = Indeks untuk lalu-lintas belok kanan.

ST = Indeks untuk lalu-lintas lurus.

SMP = Satuan Mobil Penumpang

T = Indeks untuk lalu-lintas belok.

UM = Kendaraan tidak bermotor.

W1 = Lebar efektif rata-rata untuk semua pendekat pada persimpangan jalan.

Wac,Wbd = Lebar rata-rata pendekat pada jalan minor (A-C) atau jalan utama (B-D).


(7)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Macam persimpangan Berdasarkan Jumlah Lengan………...9

Gambar 2.2 Jenis Pergerakan Pada Persimpangan………...11

Gambar 2.3 Konflik Utama dan Kedua Pada Simpang Bersinyal………12

Gambar 2.4 Model dasar untuk arus jenuh………...23

Gambar 2.5 Contoh Sketsa data masukan geometrik………...30

Gambar 2.6 Bagan alir perhitungan kapasitas………..36

Gambar 2.7 Faktor penyesuaian lebar pendekat………...38

Gambar 2.8 Faktor penyesuaian belok – kiri………41

Gambar 2.9 Faktor penyesuaian belok – kanan………42

Gambar 2.10 Faktor penyesuaian arus jalan minor………..……..43

Gambar 2.11 Tundaan lalu lintas simpang VS Derajat kejenuhan……….45

Gambar 2.12 Tundaan lalu lintas jalan utama VS Derajat kejenuhan………46

Gambar 2.13 Rentang peluang antrian (QP%) terhadap derajat kejenuhan (DS)..48

Gambar 4.1 Geometri Simpang Jalan Cipedes – Jalan Sindang Sirna………….53

Gambar 4.2 Arus lalu lintas di persimpangan Jalan Cipedes – Jalan Sindang Sirna……….54


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Faktor ekivalen mobil penumpang………...19

Tabel 2.2 Nilai normal faktor - k………..33

Tabel 2.3 Nilai normal komposisi lalu lintas………33

Tabel 2.4 Nilai normal lalu lintas umum………..33

Tabel 2.5 Kelas ukuran kota……….35

Tabel 2.6 Tipe lingkungan jalan………...35

Tabel 2.7 Kapasitas dasar menurut tipe simpang……….38

Tabel 2.8 Faktor penyesuaian median jalan utama………..39

Tabel 2.9 Faktor penyesuaian ukuran kota………..39

Tabel 2.10 Faktor penyesuaian tipe lingkungan jalan, hambatan samping dan kendaraan tak bermotor………40

Tabel 2.11 Faktor penyesuaian arus jalan minor………43

Tabel 4.1 Data lalu lintas di persimpangan Jalan Cipedes – Jalan Sindang Sirna………..55

Tabel 4.2 Hasil perhitungan kendaraan pada setiap jalur jalan………61

Tabel 4.3 Lebar pendekat dan tipe simpang……….62

Tabel 4.4 Kapasitas jalan………..62

Tabel 4.5 Perilaku lalu lintas………62


(9)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pentingnya sarana transportasi dalam perkembangan dunia bersifat multidimensi. Sebagai contoh, salah satu fungsi dasar transportasi adalah menghubungkan tempat kediaman dengan tempat bekerja atau para pembuat barang dengan para pelanggannya. Dari sudut pandang yang lebih luas, fasilitas transportasi memberikan aneka pilihan untuk menuju ke tempat kerja, pasar, dan sarana rekreasi,


(10)

2

serta menyediakan akses ke sarana-sarana kesehatan, pendidikan, dan sarana yang lainnya.

Sejauh ini tidak ada yang dapat diungkapkan secara langsung mengenai perbandingan antara masalah transportasi di negara maju dan di negara berkembang. Karena transportasi di suatu wilayah perkotaan dan pedesaaan mempengaruhi efisiensi ekonomi dan sosial daerah dan kota, dan juga karena hampir setiap orang menggunakan transportasi, maka pengoperasian sistem transportasi merupakan salah satu topik utama di dalam agenda para politisi dan manajer.

Pemecahan masalah-masalah transportasi telah menjadi salah satu tugas utama yang harus dilakukan oleh pemerintah pusat dan daerah di dalam negeri dan di luar negeri. Problematika transportasi dewasa ini semakin meningkat, terlepas dari besarnya jumlah pengeluaran tahunan untuk mengembangkan berbagai sistem dan fasilitas transportasi.

Saat ini terus terjadi perseteruan (antara masyarakat dan pemerintah) terkait dengan pembangunan fasilitas dan untung-rugi yang dirasakan oleh masing-masing lapisan masyarakat. Masyarakat ekonomi lemah umumnya merasakan bahwa dana-dana masyarakat lebih banyak digunakan untuk memberi keuntungan bagi golongan mampu daripada untuk masyarakat ekonomi lemah. Pemecahan masalah transportasi lebih banyak dilakukan dari basis ekonomi. Harga bahan bakar naik terus-menerus dan masyarakat cenderung menyalahkan pemerintah karena tidak membatasi kepemilikan kendaraan pribadi.

Penduduk di kota metropolitan berpendapat bahwa pemerintah takut untuk

menerapkan metoda penetapan harga seperti yang telah ditetapkan di Singapura untuk

mengurangi kepadatan lalulintas dan membatasi jumlah kendaraan.


(11)

3

Peningkatan jumlah penduduk dan perkembangan ekonomi dalam suatu wilayah mengakibatkan tingginya aktivitas masyarakat dalam melakukan pergerakan, hal ini menyebabkan tuntutan terhadap jasa transportasi juga meningkat. Kurangnya kontrol terhadap tata guna lahan serta meluasnya daerah perkotaan juga menjadi permasalahan dalam transportasi.

Kepadatan arus lalu lintas terutama di daerah perkotaan peningkatannya

memang sulit dihindari. Kendaraan bermotor yang beroperasi di ruas-ruas jalan

jumlahnya dari tahun ke tahun terus meningkat, sementara penambahan

pembangunan jaringan jalan relatif sedikit.Peningkatan jumlah kendaraan bermotor

yang tidak sebanding dengan panjang jalan tersebut tentu saja menjadi masalah bagi

kelancaran arus lalu lintas. Hal ini sudah menjadi pemandangan sehari-hari, bukan

saja di persimpangan jalan tetapi sudah menyebar ke hampir semua ruas jalan.Dalam

situasi lalu lintas seperti itu, sudah barang tentu hal yang ditakutkan pengguna jalan

khususnya pengemudi kendaraan adalah kemacetan. Terlebih lagi di persimpangan

yang merupakan tempat terjadinya "konflik" lalu lintas. Karenanya, lalu lintas di

perkotaan seperti halnya Kota Bandung sangat dipengaruhi oleh perilaku pengguna

jalan. Setiap pergerakan dari kendaraan bermotor yang menghambat arus lalu lintas

bisa menjadi penyebab kemacetan. Atas dasar itu, salah satu upaya yang bisa

dilakukan pemerintah dalam mengurangi kemacetan yaitu dengan melakukan

manajemen lalu lintas. Dengan terus bertambahnya volume kendaraan bermotor,

jaringan jalan yang ada tentunya harus dimanfaatkan secara optimal.Manajemen

transportasi jalan di Bandung telah dilaksanakan pemerintah dengan mengubah arus

lalu lintas di sejumlah ruas jalan yang rawan kemacetan


(12)

4

Atas dasar inilah pengambilan topik manajemen lalu-lintas di persimpangan

Jalan Cipedes - Jalan Sindang Sirna. Karena di persimpangan tersebut sudah

mengalami kemacetan walaupun tidak setiap waktu. Dalam hal ini perhitungan yang

digunakan adalah dengan menggunakan cara MKJI. Tugas Akhir ini berusaha untuk

menganalisis kinerja simpang Jalan Cipedes – Jalan Sindang Sirna, sehingga

mempermudah dalam mengatasi kemacetan di persimpangan tersebut.

1.2 Identifikasi Masalah

Mengingat semakin meningkatnya jumlah kepadatan penduduk di kota

Bandung maka semakin meningkat jumlah kepadatan kendaraan bermotor. Sehingga

mengakibatkan sering terjadinya kemacetan lalu-lintas di Jalan Cipedes - Jalan

Sindang Sirna terutama pada jam-jam sibuk yaitu jam 07.00-09.00 pagi.

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengevaluasi simpang tak bersinyal di persimpangan Jalan

Cipedes-Jalan Sindang Sirna

2. Merancang dan mengevaluasi lampu lalu lintas menjadi simpang

bersinyal (jika diperlukan).

1.4 Ruang lingkup dan Pembatasan Masalah

Ruang lingkup dan pembatasan masalah pada penelitian ini adalah :


(13)

5

1. Persimpangan jalan yang akan ditinjau adalah persimpangan antara

Jalan Cipedes-Jalan Sindang Sirna.

2. Mengevaluasi diperlukannya lampu-lintas di persimpangan Jalan

Cipedes - Jalan Sindang Sirna

3. Praktikum dilaksanakan selama satu jam pada jam sibuk dengan

menggunakan video kamera sesuai dengan hari yang telah

ditentukan.(Selasa 20 Juni 2006, waktu : 08.00-09.00 WIB)

4. Selanjutnya hasil survey akan dianalisis dengan menggunakan

Metode MKJI 1997 untuk simpang tak-bersinyal.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam Tugas Akhir ini adalah sebagai

berikut :

BAB-1 PENDAHULUAN

Pada bab ini diuraikan tentang informasi keseluruhan penelitian, yang

meliputi latarbelakang permasalahan, identifikasi masalah, tujuan penelitian,

ruang lingkup dan pembatasan masalah serta sistematika penulisan.

BAB-2 TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan tentang dasar teori dalam melakukan studi masalah ini,

serta beberapa definisi dari studi literatur yang berhubungan dengan

penelitian ini.


(14)

6

BAB-3 METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini diuraikan mengenai rencana kerja, dimana diuraikan metode

pengumpulan data yang dipergunakan, prosedur pengolahan data yang

diperoleh, lokasi dan waktu survei dilaksanakan.

BAB-4 DATA DAN ANALISIS

Bab ini menyajikan data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data,

dimana data ini selanjutnya diolah sehingga menghasilkan info yang dapat

dipergunakan dan menganalisis masalah yang ada.

BAB-5 KESIMPULAN DAN SARAN

Merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan yang didapat dari hasil

pembahasan dan analisis yang telah dilakukan dalam bab sebelumnya dan

penyampaian saran-saran yang dapat digunakan untuk meningkatkan

kelancaran dan keamanan pemakaian jalan di persimpangan tersebut.


(15)

63

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis lebar pendekat, tipe simpang, kapasitas dan

perilaku lalu-lintas dapat diambil beberapa kesimpulan.


(16)

64

1. Volume total kendaraan di simpang adalah 2171 smp/jam.

2. Kapasitas yang dimiliki oleh persimpangan Jl.Cipedes – Jl.Sindang

Sirna adalah 3220,84 smp/jam

3. Tundaan lalu lintas simpang adalah 7 det/smp.

4. Tundaan rata-rata jalan utama dari persimpangan adalah 5,25 det/smp

sedangkan tundaan rata-rata jalan minor dari persimpangan adalah

13,75 det/smp.

5. Tundaan geometrik simpang adalah 4det/smp.

6. Dengan derajat kejenuhan 0,6742, Tundaan simpang 11 det/smp serta

peluang antrian 18 – 24 %, menunjukkan bahwa persimpangan Jalan

Cipedes – Jalan Sindang Sirna masih mampu melayani arus lalu lintas

yang melewatinya, sehingga belum perlu pemasangan lampu lalu

lintas.

5.2Saran

1. Perlu kajian lebih lanjut dampak berhentinya angkot Sarijadi-Ciroyom di

salah satu kaki simpang (Jalan Sindang Sirna C) terhadap kinerja antrian.

2. Perlu kajian lebih lanjut dampak adanya pasar kaget di salah satu kaki

simpang yang lain (Jalan Sindang Sirna A).


(17)

DAFTAR PUSTAKA

1. Clarkson H. Oglesby, Gary Hicks K (1997) Teknik Jalan Raya, Penerbit Erlangga, Jakarta.

2. Direktorat Jendral Bina Marga. (1997) Manual Kapasitas Jalan Indonesia, Sweroad dan PT.Bina Karya.

3. Jon D.F, Robert K. whit Ford. (1996) Fundamental of Transportation Engineering, Pearson Prentice Hall, USA.

4. Jotin Khisty C, Kent Lall B. (2003) Dasar-dasar Rekayasa Transportasi, Penerbit Erlangga, Jakarta.

5. Morlock, E.K. (1985) Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi, Penerbit Erlangga, Jakarta.

6. Richardson A.J., (1982), Transport Survey Method, Department Of Civil Engineering Monash University, Australia.

7. Salter R.J. (1976) Highway Traffic Analysis and Design, The Macmillan Press Ltd. Melbourne.

8. Salter R.J. (1981) Traffic Engineering, The Macmillan Press Ltd. Melbourne.

9. Susilo, B.H., (1993), Teknik Lalu Lintas, Diktat Kuliah, Universitas Kristen Maranatha., Bandung.

10. Susilo, B.H., (1998), Sistem dan Rekayasa Transportasi, Diktat Kuliah, Universitas Kristen Maranatha., Bandung.


(1)

Atas dasar inilah pengambilan topik manajemen lalu-lintas di persimpangan Jalan Cipedes - Jalan Sindang Sirna. Karena di persimpangan tersebut sudah mengalami kemacetan walaupun tidak setiap waktu. Dalam hal ini perhitungan yang digunakan adalah dengan menggunakan cara MKJI. Tugas Akhir ini berusaha untuk menganalisis kinerja simpang Jalan Cipedes – Jalan Sindang Sirna, sehingga mempermudah dalam mengatasi kemacetan di persimpangan tersebut.

1.2 Identifikasi Masalah

Mengingat semakin meningkatnya jumlah kepadatan penduduk di kota Bandung maka semakin meningkat jumlah kepadatan kendaraan bermotor. Sehingga mengakibatkan sering terjadinya kemacetan lalu-lintas di Jalan Cipedes - Jalan Sindang Sirna terutama pada jam-jam sibuk yaitu jam 07.00-09.00 pagi.

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengevaluasi simpang tak bersinyal di persimpangan Jalan Cipedes-Jalan Sindang Sirna

2. Merancang dan mengevaluasi lampu lalu lintas menjadi simpang bersinyal (jika diperlukan).

1.4 Ruang lingkup dan Pembatasan Masalah


(2)

1. Persimpangan jalan yang akan ditinjau adalah persimpangan antara Jalan Cipedes-Jalan Sindang Sirna.

2. Mengevaluasi diperlukannya lampu-lintas di persimpangan Jalan Cipedes - Jalan Sindang Sirna

3. Praktikum dilaksanakan selama satu jam pada jam sibuk dengan menggunakan video kamera sesuai dengan hari yang telah ditentukan.(Selasa 20 Juni 2006, waktu : 08.00-09.00 WIB)

4. Selanjutnya hasil survey akan dianalisis dengan menggunakan Metode MKJI 1997 untuk simpang tak-bersinyal.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :

BAB-1 PENDAHULUAN

Pada bab ini diuraikan tentang informasi keseluruhan penelitian, yang meliputi latarbelakang permasalahan, identifikasi masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup dan pembatasan masalah serta sistematika penulisan.

BAB-2 TINJAUAN PUSTAKA


(3)

BAB-3 METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini diuraikan mengenai rencana kerja, dimana diuraikan metode pengumpulan data yang dipergunakan, prosedur pengolahan data yang diperoleh, lokasi dan waktu survei dilaksanakan.

BAB-4 DATA DAN ANALISIS

Bab ini menyajikan data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data, dimana data ini selanjutnya diolah sehingga menghasilkan info yang dapat dipergunakan dan menganalisis masalah yang ada.

BAB-5 KESIMPULAN DAN SARAN

Merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan yang didapat dari hasil pembahasan dan analisis yang telah dilakukan dalam bab sebelumnya dan penyampaian saran-saran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kelancaran dan keamanan pemakaian jalan di persimpangan tersebut.


(4)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan


(5)

1. Volume total kendaraan di simpang adalah 2171 smp/jam.

2. Kapasitas yang dimiliki oleh persimpangan Jl.Cipedes – Jl.Sindang Sirna adalah 3220,84 smp/jam

3. Tundaan lalu lintas simpang adalah 7 det/smp.

4. Tundaan rata-rata jalan utama dari persimpangan adalah 5,25 det/smp sedangkan tundaan rata-rata jalan minor dari persimpangan adalah 13,75 det/smp.

5. Tundaan geometrik simpang adalah 4det/smp.

6. Dengan derajat kejenuhan 0,6742, Tundaan simpang 11 det/smp serta peluang antrian 18 – 24 %, menunjukkan bahwa persimpangan Jalan Cipedes – Jalan Sindang Sirna masih mampu melayani arus lalu lintas yang melewatinya, sehingga belum perlu pemasangan lampu lalu lintas.

5.2 Saran

1. Perlu kajian lebih lanjut dampak berhentinya angkot Sarijadi-Ciroyom di salah satu kaki simpang (Jalan Sindang Sirna C) terhadap kinerja antrian. 2. Perlu kajian lebih lanjut dampak adanya pasar kaget di salah satu kaki

simpang yang lain (Jalan Sindang Sirna A).


(6)

1. Clarkson H. Oglesby, Gary Hicks K (1997) Teknik Jalan Raya, Penerbit Erlangga, Jakarta.

2. Direktorat Jendral Bina Marga. (1997) Manual Kapasitas Jalan

Indonesia, Sweroad dan PT.Bina Karya.

3. Jon D.F, Robert K. whit Ford. (1996) Fundamental of Transportation Engineering, Pearson Prentice Hall, USA.

4. Jotin Khisty C, Kent Lall B. (2003) Dasar-dasar Rekayasa

Transportasi, Penerbit Erlangga, Jakarta.

5. Morlock, E.K. (1985) Pengantar Teknik dan Perencanaan

Transportasi, Penerbit Erlangga, Jakarta.

6. Richardson A.J., (1982), Transport Survey Method, Department Of Civil Engineering Monash University, Australia.

7. Salter R.J. (1976) Highway Traffic Analysis and Design, The Macmillan Press Ltd. Melbourne.

8. Salter R.J. (1981) Traffic Engineering, The Macmillan Press Ltd. Melbourne.

9. Susilo, B.H., (1993), Teknik Lalu Lintas, Diktat Kuliah, Universitas Kristen Maranatha., Bandung.

10. Susilo, B.H., (1998), Sistem dan Rekayasa Transportasi, Diktat Kuliah, Universitas Kristen Maranatha., Bandung.