Peranan Anggaran Penjualan sebagai Alat Perencanaan dan Pengendalian dalam Usaha Meningkatkan Efektivitas Penjualan (Studi Kasus pada PT. Himalaya Tunas Texindo).

(1)

ABSTRAK

Untuk menghadapi keadaan perekonomian Indonesia saat ini, suatu perusahaan dituntut untuk mampu dalam menjalankan fungsi-fungsi manajemennya dengan baik, yaitu fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (actuating), dan pengendalian (controlling). Fungsi perencanaan (planning) dan pengendalian (controlling) memegang peranan yang cukup penting dalam perusahaan. Oleh karena itu untuk membantu pelaksanaan fungsi perencanaan dan pengendalian tersebut digunakan alat bantu, yaitu anggaran. Salah satu jenis anggaran tersebut adalah anggaran penjualan. Anggaran penjualan dapat membantu dalam proses perencanaan dan pengendalian aktivitas penjualan sehingga dalam pelaksanaannya tidak menyimpang dari apa yang telah direncanakan sebelumnya. Anggaran penjualan dapat memberikan feedback bagi pihak manajemen untuk menilai kinerjanya, apakah telah sesuai dengan apa yang telah direncanakan atau tidak. Apabila ada penyimpangan yang terjadi, maka harus segera diambil tindakan koreksi/perbaikan.

Dalam penyusunan skripsi ini, objek penelitian yang diteliti oleh penulis adalah PT. Himalaya Tunas Texindo yang bergerak di bidang industri tekstil. Data-data yang digunakan adalah data-data mengenai anggaran penjualan dengan laporan realisasi penjualan PT. Himalaya Tunas Texindo dari tahun 2003 – tahun 2005. Proses pengumpulan data dilakukan melalui penelitian lapangan, yaitu dengan mengadakan wawancara langsung dengan direktur selaku pemimpin perusahaan dan pihak-pihak lain yang berhubungan dengan kegiatan penjualan. Dari data-data yang diperoleh, penulis melakukan analisa untuk mengetahui peranan anggaran penjualan dalam proses perencanaan dan pengendalian.

Pada PT. Himalaya Tunas Texindo, proses perencanaan sepenuhnya dilakukan oleh direktur selaku pemimpin perusahaan. Proses perencanaannya masih sederhana, perusahaan hanya membuat anggaran penjualan berupa rencana penjualan sedangkan untuk proses pengendaliannya perusahaan membuat suatu laporan bulanan yang di dalamnya memuat mengenai aktivitas penjualan mingguan, yang kemudian disusun dalam bentuk laporan tahunan.

Pada penyusunan anggaran penjualan PT. Himalaya Tunas Texindo masih banyak ditemukan kekurangan, yaitu penyusunannya kurang memperhatikan tingkat keberhasilan dari periode sebelumnya dan lebih memperhatikan keadaan pasar periode berikutnya yang tidak stabil. Analisa pasar yang dilakukan perusahaan pun tidak jarang juga meleset dan tidak sesuai dengan yang diharapkan sehingga dalam pelaksanaannya tidak tercapai hasil yang maksimal yang pada akhirnya mengakibatkan terjadinya selisih yang cukup besar antara anggaran penjualan dengan laporan realisasi penjualan. Walaupun demikian dengan adanya hasil analisis ini, penulis berharap perusahaan dapat menjadikannya masukan dan pertimbangan untuk selalu melakukan peningkatan dalam proses perencanaan dan pengendaliannya.

Universitas Kristen Maranatha i


(2)

DAFTAR ISI

Hal.

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Kegunaan Penelitian ... 3

1.5 Kerangka Pemikiran... 4

1.6 Metode Penelitian ... 8

1.6.1 Variabel dan Pengukuran ... 8

1.6.2 Macam-macam Data dan Teknik Pengumpulannya .... 8

1.6.3 Teknik Pengolahan Data ... 9

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penganggaran ... 12

Universitas Kristen Maranatha ii


(3)

2.1.1 Definisi Anggaran ... 15

2.1.2 Manfaat Anggaran... 17

2.1.3 Keterbatasan Anggaran ... 21

2.1.4 Jenis-jenis Anggaran ... 22

2.1.5 Prosedur Penyusunan Anggaran ... 24

2.1.6 Prinsip-prinsip Penyusunan Anggaran... 27

2.2 Anggaran Penjualan ... 28

2.2.1 Tujuan Penyusunan Anggaran Penjualan... 29

2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Penjualan ... 30

2.2.3 Prosedur Penyusunan Anggaran Penjualan... 31

2.2.4 Periode Anggaran Penjualan ... 31

2.2.5 Pelaporan Realisasi Anggaran Penjualan... 32

2.3 Anggaran Sebagai Alat Perencanaan dan Pengendalian... 33

2.3.1 Anggaran Sebagai Alat Perencanaan Bagi Manajemen 34 2.3.2 Anggaran Sebagai Alat Pengendalian Bagi Manajemen 35 2.4 Analisis Perubahan... 36

2.4.1 Analisis Perubahan Volume Penjualan ... 36

2.4.2 Analisis Perubahan Harga Penjualan ... 36

2.5 Analisis Selisih ... 37

2.6 Efektivitas Penjualan... 39

2.6.1 Pengertian Efektivitas ... 39

2.6.2 Efektivitas Anggaran Penjualan... 39

Universitas Kristen Maranatha iii


(4)

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian ... 41

3.1.1 Sejarah Singkat PT. Himalaya Tunas Texindo ... 41

3.1.2 Maksud dan Tujuan Perusahaan... 42

3.1.3 Struktur Organisasi ... 43

3.1.4 Kegiatan Penjualan Perusahaan ... 44

3.1.5 Prosedur Penyusunan, Pelaksanaan, Analisis, dan Evaluasi Anggaran Penjualan ... 46

3.2 Metode Penelitian ... 47

3.2.1 Metode yang Digunakan ... 47

3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 48

3.2.3 Jenis dan Sumber Data ... 48

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data... 49

3.2.5 Teknik Pengolahan Data ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kegiatan Penjualan PT. Himalaya Tunas Texindo ... 52

4.2 Jenis-jenis Anggaran PT. Himalaya Tunas Texindo... 54

4.3 Anggaran Penjualan PT. Himalaya Tunas Texindo... 55

4.3.1 Tujuan Penyusunan Anggaran Penjualan... 55

4.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Penjualan ... 55

4.3.3 Prosedur Penyusunan, Pelaksanaan, Analisis, dan Evaluasi Anggaran Penjualan ... 60

Universitas Kristen Maranatha iv


(5)

4.3.4 Periode Anggaran Penjualan ... 62

4.3.5 Perencanaan dan Pengendalian Kegiatan Penjualan .... 63

4.3.6 Penyusunan Anggaran Penjualan PT. Himalaya Tunas Texindo tahun 2003, 2004, dan 2005... 65

4.4 Laporan Realisasi Penjualan PT. Himalaya Tunas Texindo Tahun 2003, 2004 dan 2005 ... 76

4.5 Analisis Perubahan Anggaran Penjualan dan Laporan Realisasi Penjualan dari Tahun ke Tahun ... 80

4.5.1 Analisis Perubahan Anggaran Penjualan ... 80

4.5.2 Analisis Perubahan Laporan Realisasi Penjualan ... 84

4.6 Analisis Selisih Antara Anggaran Penjualan dengan Laporan Realisasi Penjualan ... 88

4.7 Analisis Masalah ... 96

4.8 Usulan Perbaikan Penyusunan dan Pelaksanaan Anggaran Penjualan PT. Himalaya Tunas Texindo... 99

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 104

5.2 Saran... 106

DAFTAR PUSTAKA ... xi

LAMPIRAN-LAMPIRAN... xii

Universitas Kristen Maranatha v


(6)

DAFTAR TABEL

TABEL

PENJELASAN

Tabel 4.1 Tabel mengenai rencana nilai penjualan PT. Himalaya Tunas Texindo di daerah Bandung pada tahun 2003

Tabel 4.2 Tabel mengenai rencana nilai penjualan PT. Himalaya Tunas Texindo di daerah Bandung pada tahun 2004

Tabel 4.3 Tabel mengenai rencana nilai penjualan PT. Himalaya Tunas Texindo di daerah Bandung pada tahun 2005

Tabel 4.4 Tabel mengenai anggaran penjualan PT. Himalaya Tunas Texindo di daerah Bandung pada tahun 2003

Tabel 4.5 Tabel mengenai anggaran penjualan PT. Himalaya Tunas Texindo di daerah Bandung pada tahun 2004

Tabel 4.6 Tabel mengenai anggaran penjualan PT. Himalaya Tunas Texindo di daerah Bandung pada tahun 2005

Tabel 4.7 Tabel mengenai laporan realisasi penjualan PT. Himalaya Tunas Texindo di daerah Bandung pada tahun 2003

Tabel 4.8 Tabel mengenai laporan realisasi penjualan PT. Himalaya Tunas Texindo di daerah Bandung pada tahun 2004

Tabel 4.9 Tabel mengenai laporan realisasi penjualan PT. Himalaya Tunas Texindo di daerah Bandung pada tahun 2005

Tabel 4.10 Tabel mengenai perubahan anggaran penjualan PT. Himalaya Tunas Texindo di daerah Bandung pada tahun 2003-2004

Universitas Kristen Maranatha vi


(7)

Tabel 4.11 Tabel mengenai perubahan anggaran penjualan PT. Himalaya Tunas Texindo di daerah Bandung pada tahun 2004-2005

Tabel 4.12 Tabel mengenai perubahan laporan realisasi penjualan PT. Himala- ya Tunas Texindo di daerah Bandung pada tahun 2003-2004

Tabel 4.13 Tabel mengenai perubahan laporan realisasi penjualan PT. Himala- ya Tunas Texindo di daerah Bandung pada tahun 2004-2005

Tabel 4.14 Tabel mengenai selisih anggaran penjualan dengan laporan realisasi penjualan PT. Himalaya Tunas Texindo di daerah Bandung pada tahun 2003

Tabel 4.15 Tabel mengenai selisih anggaran penjualan dengan laporan realisasi penjualan PT. Himalaya Tunas Texindo di daerah Bandung pada tahun 2004

Tabel 4.16 Tabel mengenai selisih anggaran penjualan dengan laporan realisasi penjualan PT. Himalaya Tunas Texindo di daerah Bandung pada tahun 2005

Universitas Kristen Maranatha vii


(8)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR

PENJELASAN

Gambar 1.1 Gambar alur kerangka pemikiran penelitian

Gambar 3.1 Gambar struktur organisasi PT. Himalaya Tunas Texindo Gambar 3.2 Gambar diagram penyusunan anggaran penjualan

PT. Himalaya Tunas Texindo

Universitas Kristen Maranatha viii


(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Sebagai perusahaan yang bertujuan mencari laba, pihak manajemen harus merencanakan bagaimana perusahaan dapat memperoleh laba optimum dengan biaya yang seefisien mungkin. Untuk itu diperlukan suatu alat bantu manajemen dalam membuat suatu perencanaan dan pengendalian operasi keuangan perusahaan yaitu dengan membuat anggaran. Anggaran merupakan suatu rencana yang terperinci dan menyeluruh dari setiap kegiatan dan aktivitas perusahaan yang dijabarkan dalam suatu satuan kuantitas dan dibuat untuk suatu jangka waktu tertentu di masa yang akan datang atau dalam periode tertentu.

Dengan adanya anggaran, manajemen mempunyai pedoman mengenai kegiatan apa yang akan dilakukan, sasaran yang dituju oleh perusahaan, bagaimana mengatur sumber daya yang tersedia, serta menganalisis sampai sejauh mana rencana yang telah dibuat dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam menyusun anggaran, terlebih dahulu kita harus menentukan tujuan dasar dari perusahaan, kemudian dari tujuan dasar tersebut disusun suatu rencana jangka panjang dan rencana jangka pendek yang bersifat operasional. Anggaran dapat digunakan sebagai alat bantu dalam mengendalikan penyimpangan-penyimpangan dari tujuan yang telah ditetapkan.

Jika suatu perusahaan membuat anggaran penjualan, maka seluruh bagian dalam perusahaan memiliki pedoman dalam melaksanakan aktivitas yang

Universitas Kristen Maranatha 1


(10)

berhubungan dengan penjualan. Dimulai dari merencanakan tingkat persediaan yang harus ada untuk memenuhi permintaan pasar sampai masalah dana dan investasi untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Anggaran penjualan juga dapat menjadi alat untuk meningkatkan efektivitas penjualan. Penjualan dikatakan efektif bila kegiatan penjualannya sesuai dengan yang telah dianggarkan oleh perusahaan.

Penulis mengambil suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang tekstil yaitu PT. Himalaya Tunas Texindo. Perusahaan ini memproduksi, mendistribusikan, dan menjual produk-produk seperti katun, TC, PE, polister, kasmilon, dan rayon yang akan digunakan langsung oleh konsumen. Penulis akan melakukan penelitian bagaimana pengaruh anggaran penjualan terhadap penjualan yang dilakukan oleh PT. Himalaya Tunas Texindo. Alasan penulis melakukan penelitian di PT. Himalaya Tunas Texindo adalah karena perusahaan ini mempunyai volume penjualan yang cukup besar sehingga penulis ingin tahu seberapa besar peran anggaran penjualan PT. Himalaya Tunas Texindo terhadap volume penjualan tersebut. Selain itu, perusahaan ini memang selalu membuat anggaran penjualan dari tahun ke tahun guna memaksimalkan fungsi perencanaan dan pengendalian dalam manajemen untuk meningkatkan efektivitas penjualan mereka.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan menuangkannya dalam bentuk skripsi dengan judul “Peranan Anggaran Penjualan Sebagai Alat Perencanaan dan Pengendalian Dalam Usaha Meningkatkan Efektivitas Penjualan”.

Universitas Kristen Maranatha 2


(11)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas, penulis mengidentifikasikan masalah-masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana proses penyusunan anggaran penjualan dan pengendalian kegiatan penjualan yang dilakukan oleh PT. Himalaya Tunas Texindo.

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penetapan anggaran penjualan. 3. Bagaimana peran anggaran penjualan dan pengendalian pelaksanaan anggaran

penjualan dalam meningkatkan efektivitas penjualan serta anggaran-anggaran apa saja yang terkait yang ditetapkan oleh PT. Himalaya Tunas Texindo.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui proses penetapan anggaran penjualan dan pengendalian kegiatan penjualan yang dilakukan oleh PT. Himalaya Tunas Texindo.

2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penetapan anggaran penjualan. 3. Mengetahui peran anggaran penjualan dan pengendalian pelaksanaan

anggaran penjualan dalam meningkatkan efektivitas penjualan serta anggaran-anggaran apa saja yang ditetapkan oleh PT. Himalaya Tunas Texindo dan pencapaian dari anggaran-anggaran tersebut.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian diharapkan memberikan sumbangan pemikiran yang bermanfaat sebagai berikut:

Universitas Kristen Maranatha 3


(12)

1. Bagi lingkungan usaha

Memberikan sumbangan pemikiran yang berguna bagi pihak manajemen perusahaan khususnya mengenai pentingnya peranan anggaran penjualan dalam menilai efektivitas kegiatan penjualan.

2. Bagi lingkungan akademis

Menambah pengetahuan mengenai anggaran penjualan dan pengendaliannya serta persiapan rekan-rekan mahasiswa dan penulis sebelum terjun ke masyarakat.

1.5 Kerangka Pemikiran

Dewasa ini, perkembangan dunia usaha maupun tingkat persaingan dalam dunia usaha itu sendiri semakin meningkat. Hal ini mengakibatkan permasalahan yang dihadapi oleh manajemen dalam perusahaan semakin rumit dan kompleks, sehingga manajemen dituntut untuk selalu bekerja secara lebih efektif dan lebih efisien agar tujuan perusahaan yang telah ditetapkan semula dapat tercapai dan yang lebih penting lagi adalah untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Usaha ini dilakukan dengan melaksanakan fungsi-fungsi manajerial secara lebih baik, terutama pada fungsi perencanaan dan pengendalian.

Perencanaan merupakan dasar dari semua pelaksanaan fungsi manajemen yang lain yaitu pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian. Fungsi perencanaan sangat berkaitan erat dengan fungsi pengendalian. Dapat dikatakan bahwa fungsi perencanaan dan fungsi pengendalian merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, karena pengendalian tanpa perencanaan tidak akan

Universitas Kristen Maranatha 4


(13)

dapat memberikan arah yang jelas dan tidak akan memberikan dasar bagi pembuatan standar (tidak tahu apa yang akan dikontrol) sedangkan perencanaan tanpa pengendalian akan menimbulkan penyimpangan-penyimpangan dari tujuan perusahaan dan tidak dapat memberikan feedback yang berarti bagi penyusunan perencanaan berikutnya.

Agar perencanaan dan pengendalian perusahaan dapat berjalan dengan baik, maka diperlukan suatu cara atau teknik serta prosedur pelaksanaan yang baik sehingga dapat memberikan serta menyajikan informasi yang sesuai dan bermanfaat bagi pimpinan perusahaan.

Menurut Horngren, Foster, dan Datar (1995), pengertian anggaran adalah sbb.:

“Anggaran adalah pernyataan kuantitatif dari rencana tindakan dan suatu alat bantu untuk mengkoordinasi dan mengimplementasikan rencana ini.”

Oleh karena itu salah satu alat yang penting digunakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan penyusunan anggaran atau budget.

Dengan adanya anggaran, manajemen memiliki pedoman mengenai kegiatan yang akan dilakukan, sasaran apa yang akan dituju, bagaimana mengatur sumber daya yang tersedia, serta menganalisis sampai sejauh mana rencana yang dibuat telah tercapai. Selain itu, anggaran juga merupakan suatu alat pengendalian, karena dalam pelaksanaannya, hasil aktual akan dipantau dan dibandingkan dengan anggaran. Kesalahan dan penyimpangan yang terjadi kemudian dievaluasi, sehingga jalannya aktivitas perusahaan dapat dikendalikan.

Universitas Kristen Maranatha 5


(14)

Welsch, Hilton dan Gordon (1996) menggunakan istilah rencana penjualan terpadu untuk anggaran penjualan, dan mengemukakan sbb.:

“Rencana penjualan terpadu berisi keputusan manajemen tentang tujuan, sasaran, strategi dan asumsi. Ini selanjutnya dijabarkan menjadi keputusan perencanaan tentang volume yang direncanakan (unit atau kegiatan) barang dan jasa, harga, promosi, dan kegiatan penjualan”.

Dengan demikian, anggaran penjualan tersebut dapat digunakan sebagai alat perencanaan dan pengendalian, sekaligus meningkatkan efektivitas dari kegiatan penjualan. Adanya penyimpangan, baik dalam volume penjualan maupun harga jualnya, harus dievaluasi penyebabnya dan segera dilakukan tindak lanjut agar perusahaan dapat mengantisipasi masalah tersebut dan pengaruhnya terhadap operasi perusahaan di masa yang akan datang. Dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa: “Anggaran penjualan akan sangat berguna sebagai alat perencanaan dan pengendalian penjualan, jika disusun dan dilaksanakan dengan tepat”.

Universitas Kristen Maranatha 6


(15)

PERENCANAAN PENGENDALIAN

Ya

Tidak

Ramalan penjualan

Pengawasan pelaksanaan anggaran

Anggaran penjualan

Laporan realisasi

Perbandingan antara anggaran dengan realisasi

Analisis penyimpangan

Feedback Efektif atau tidak?

Tindakan perbaikan

Gambar 1.1 Alur Kerangka Pemikiran Penelitian

Universitas Kristen Maranatha 7


(16)

1.6 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode penelitian deskriptif analisis. Metode ini menggambarkan secara jelas keadaan objek yang diteliti berdasarkan data yang dikumpulkan, kemudian dilakukan analisis atas objek penelitian tersebut. Atas dasar analisis ini, akan ditarik suatu kesimpulan yang mendukung pemecahan masalah yang diteliti.

1.6.1 Variabel dan Pengukuran

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Anggaran penjualan

Anggaran penjualan merupakan suatu rencana yang terperinci mengenai penjualan perusahaan dalam satu periode tertentu, dan di dalamnya mencakup rencana tentang jenis (kualitas) barang yang akan dijual, jumlah (kuantitas) barang yang akan dijual, waktu penjualan serta daerah penjualannya.

2. Laporan realisasi penjualan

Dalam laporan ini tertulis mengenai jumlah (kuantitas) barang yang telah dijual, jenis barang yang telah dijual, waktu penjualan, serta daerah penjualannya.

1.6.2 Macam-macam Data dan Teknik Pengumpulannya

Data yang diambil dari perusahaan merupakan data historis dimana data yang tersedia mulai dengan bulan Januari sampai bulan Desember tahun 2003 - 2005, yang meliputi:

Universitas Kristen Maranatha 8


(17)

- Data anggaran penjualan PT. Himalaya Tunas Texindo - Data realisasi penjualan PT. Himalaya Tunas Texindo

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sbb.: 1. Penelitian lapangan

Penelitian ini dilakukan dengan mendatangi langsung objek penelitian untuk memperoleh data primer. Adapun teknik penelitian dan pengumpulan data yang digunakan pada penelitian lapangan ini ada dua macam yaitu:

- Observasi yaitu teknik penelitian dan pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung objek yang diteliti. Adapun objek penelitian yang dikunjungi adalah kantor pusat PT. Himalaya Tunas Texindo yang berlokasi di Jl. Cisirung Km. 2, Bandung.

- Wawancara yaitu suatu teknik penelitian dan pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya jawab secara lisan dengan staf dan karyawan bagian yang ada kaitannya dengan topik yang dibahas.

2. Studi kepustakaan

Dalam hal ini penulis mencari data-data sekunder dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku referensi, artikel, dan sumber bacaan lainnya yang berkaitan dengan pembahasan masalah dan untuk analisis yang akan dilakukan oleh penulis.

1.6.3 Teknik Pengolahan Data

Penulis menggunakan beberapa analisis matematika untuk mengolah data yang telah ada yaitu sbb.:

Universitas Kristen Maranatha 9


(18)

- Untuk menentukan kuantitas produk yang akan dijual Q = Nilai Penjualan / Harga Jual Satuan

Keterangan:

Q = Kuantitas produk yang akan dijual

Nilai Penjualan = Nilai dari produk yang dijual (dinyatakan dalam mata

uang rupiah)

Harga Jual Satuan = Harga jual produk perusahaan untuk setiap unit

- Untuk menentukan persentase perubahan antara anggaran nilai penjualan dari tahun ke tahun

% = Selisih / Nilai Penjualan Periode Sebelumnya x 100% Keterangan:

% = Besar persentase perubahan antara anggaran nilai penjualan dari tahun ke tahun

- Untuk menentukan selisih antara anggaran dengan realisasi penjualan Selisih = Anggaran – Realisasi

Keterangan:

Selisih = Selisih antara anggaran dengan realisasi penjualan Anggaran = Anggaran produk yang dijual

Realisasi = Realisasi produk yang telah terjual

- Untuk menentukan persentase dari selisih antara anggaran dengan realisasi penjualan

% = Selisih / Anggaran x 100% Keterangan:

Universitas Kristen Maranatha 10


(19)

% = Besar persentase dari selisih antara anggaran dengan

realisasi

Penulis akan melakukan teknik pengolahan data yang utama dengan cara mencari selisih atau varians dari perbedaan volume penjualan dan harga jual dari anggaran penjualan yang telah ditetapkan sebelumnya dengan laporan realisasi penjualan yang ada pada suatu periode tertentu. Selisih atau varians tersebut kemudian akan dianalisis untuk mengetahui apakah anggaran penjualan di PT. Himalaya Tunas Texindo itu efektif atau tidak terhadap kegiatan penjualan yang ada.

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Untuk mengumpulkan data yang penulis perlukan dalam melengkapi penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada PT. Himalaya Tunas Texindo yang berlokasi di Jl. Cisirung Km. 2, Bandung.

Pengumpulan dan pengolahan data dilaksanakan pada bulan November sampai dengan bulan Desember 2006.

Universitas Kristen Maranatha 11


(20)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di PT. Himalaya Tunas Texindo, penulis menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Anggaran penjualan disusun dan ditetapkan oleh direktur perusahaan sedangkan pelaksanaannya dilakukan oleh bagian departemen penjualan, departemen keuangan, dan departemen produksi, dengan pengendalian oleh bagian pengawasan. Perusahaan tidak baik dalam melakukan rencana penjualan karena penyusunannya hanya dilakukan oleh direktur saja tanpa melibatkan pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam pelaksanaan penjualan sehingga tidak ada koordinasi yang baik antara penyusunan dan pelaksanaan anggaran penjualan. Tidak adanya koordinasi yang baik antara pelaku perencanaan penjualan dengan pelaku pelaksanaan penjualan dalam perusahaan menyebabkan perusahaan tidak mampu mencapai anggaran penjualan setiap tahunnya (khususnya tahun 2003 – tahun 2005).

2. Banyak faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran penjualan, baik dari dalam maupun dari luar. Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi keberhasilan perusahaan untuk menyusun anggaran penjualannya agar efektif terhadap kegiatan penjualannya. Pada tahun 2003 – tahun 2005, perusahaan gagal mencapai rencana nilai penjualan yang telah disusun sebelumnya dalam

Universitas Kristen Maranatha 104


(21)

anggaran penjualan, dan lebih banyak faktor internal yang menyebabkan kegagalan tersebut.

3. Perusahaan kurang realistis dalam menyusun rencana penjualan produk mereka karena kurang memperhatikan data penjualan periode sebelumnya dan lebih menitikberatkan pada keadaan pasar saat ini yang sering berubah. Hal tersebut dapat mengakibatkan kegagalan rencana penjualan yang telah ditetapkan sebelumnya.

4. Setelah dilakukan analisis selisih, maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan selalu mengalami gap (selisih antara anggaran dengan realisasi) yang berbanding lurus dengan kenaikan anggaran nilai penjualannya. Apabila perusahaan menaikkan anggaran penjualannya, maka selisih yang terjadi antara anggaran dengan realisasi penjualannya pun semakin besar (anggaran > realisasi). Dalam hal ini perusahaan dapat dikatakan tidak efektif dalam menyusun anggaran penjualannya karena selalu gagal mencapai anggarannya tersebut pada akhir tahun.

5. Perusahaan kurang berhasil dalam melakukan aktivitas penjualannya karena masih kurang gencar melakukan promosi untuk mendapatkan kepercayaan dan order dari pelanggan dan kurang adanya kontrol yang terus-menerus untuk setiap penjualan produk mereka.

6. Perusahaan belum menyusun anggaran penjualan dengan periode yang lebih singkat seperti per bulan atau per enam bulan; penyusunannya hanya dilakukan pada awal tahun dengan menetapkan anggaran penjualan satu tahun ke depan.

Universitas Kristen Maranatha 105


(22)

7. Perusahaan belum memiliki komite anggaran yang berfungsi untuk mengkoordinasikan, mengesahkan, meninjau ulang, dan menganalisis anggaran yang dimiliki perusahaan secara keseluruhan sehingga terdapat permasalahan seperti kurangnya koordinasi pada saat penyusunan anggaran penjualan, dan lemahnya pengawasan/kontrol dalam pelaksanaan anggaran penjualan.

8. Secara keseluruhan, penulis dapat menyimpulkan bahwa pada tahun 2003 – tahun 2005, penyusunan anggaran penjualan pada PT. Himalaya Tunas Texindo tidak efektif terhadap kegiatan penjualannya karena jumlah realisasi penjualannya lebih kecil dibandingkan dengan jumlah anggaran penjualannya. Dengan demikian, terlihat bahwa betapa besarnya peranan anggaran penjualan dan pengendalian kegiatan penjualan dalam rangka meningkatkan efektivitas penjualan.

5.2 Saran

Setelah membahas tentang masalah-masalah yang dihadapi PT. Himalaya Tunas Texindo, penulis ingin memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Perusahaan sebaiknya mengadakan rapat yang rutin antar bagian dalam perusahaan; yaitu antara direktur selaku penyusun anggaran penjualan dengan pihak-pihak pelaksana penjualan; seperti bagian penjualan, bagian produksi, dan bagian keuangan. Rapat diadakan untuk membahas tentang penyusunan anggaran penjualan. Dengan adanya rapat tersebut, maka dalam penyusunan anggaran penjualan semua pihak terlibat dan dapat memberikan

masukan-Universitas Kristen Maranatha 106


(23)

masukan yang berguna sehingga dalam pelaksanaannya dapat berjalan dengan lebih baik. Selain itu, rapat tersebut berguna untuk mengkoordinasikan anggaran dari masing-masing bagian, mengevaluasi apakah kinerja aktual telah sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya, menyiapkan dan menganalisis laporan realisasi, menganalisis penyimpangan yang terjadi dan mencari solusi terbaik untuk memperbaiki penyimpangan yang terjadi tersebut, dan menilai efektivitas dari tindakan koreksi tersebut untuk membuat perencanaan pada periode berikutnya.

2. Perusahaan sebaiknya memperhatikan lebih baik faktor-faktor yang mempengaruhi anggaran penjualan untuk dijadikan pertimbangan dalam penyusunan anggaran penjualan agar penyusunannya dapat dikatakan efektif terhadap kegiatan penjualannya. Dan dalam hal ini perusahaan harus lebih banyak berbenah diri untuk memperbaiki segala kesalahan yang terjadi di dalam perusahaan.

3. Perusahaan seharusnya lebih realistis dalam menyusun anggaran penjualan dengan mempertimbangkan tingkat keberhasilan penyusunan anggaran pada periode sebelumnya tanpa mengesampingkan keadaan pasar pada saat dilaksanakan penyusunan tersebut. Dengan demikian, perusahaan dapat meminimalisasi penyimpangan yang terjadi atau bahkan jumlah realisasinya dapat melebihi anggaran penjualan yang telah ditetapkan sebelumnya.

4. Perusahaan sebaiknya melakukan promosi/pemasaran yang lebih gencar dan melakukan kontrol secara terus-menerus terhadap penjualan agar aktivitas

Universitas Kristen Maranatha 107


(24)

penjualan dapat meningkat sehingga dapat mengimbangi peningkatan anggaran yang telah ditetapkan perusahaan sebelumnya.

5. Perusahaan sebaiknya menyusun anggaran penjualan untuk periode bulanan atau periode enam bulanan disamping periode tahunan sehingga proses pengevaluasian dapat lebih cepat, efektif dan feedback dapat lebih cepat diperoleh.

6. Perusahaan sebaiknya memiliki komite anggaran agar koordinasi dalam penyusunan anggaran (terutama anggaran penjualan) dapat terjalin dengan lebih baik dan kontrol/pengendalian terhadap kegiatan penjualan dapat lebih meningkat.

7. Secara keseluruhan penulis ingin memberikan saran kepada perusahaan agar lebih baik lagi dalam menyusun anggaran penjualannya dengan mengambil banyak pertimbangan, dan dalam pelaksanaannya perusahaan harus melakukan kontrol yang lebih baik pula agar aktivitas penjualan yang dilakukan dapat mencapai anggaran penjualan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Universitas Kristen Maranatha 108


(25)

DAFTAR PUSTAKA

Anthony, Dearden dan Bedford (1989). Management Control System. 6th Editions. Richard D. Irwin In Corp., Homewood Illinois.

Garrison, Ray H. (1988). Managerial Accounting. 5th Editions. Business Public, Inc.

Hammer, Carter dan Usry (1994). Cost Accounting. 11th Editions. South Western Publishing Co., Cincinnati.

Hansen, Don R. dan Mowen, Marryane M. (1997). Management Accounting. 4th Editions. South Western Publishing Co., Cincinnati.

Helmkamp, John G. (1990). Managerial Accounting. 2nd Editions. John G. Willey and Sons, Toronto.

Hilton, Ronald W. (1994). Managerial Accounting. 2nd Editions. Mc Graw Hill, Inc., USA.

Horngren, Foster dan Datar (1995). Cost Accounting: A Managerial Emphasis. 8th Editions. Prentice Hall International, New Jersey.

M. Munandar (1995). Budgeting. Edisi ke-1. Penerbit: BPFE, Yogyakarta.

Stoner, James AF. dan Edward R. Freeman (1989). Management. 4th Editions. Prentice Hall International, New Jersey.

Welsch, Hilton dan Gordon (1996). Budgeting: Profit Planning And Control. 5th Editions. Prentice Hall International, New Jersey.

Universitas Kristen Maranatha xi


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di PT. Himalaya Tunas Texindo, penulis menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Anggaran penjualan disusun dan ditetapkan oleh direktur perusahaan sedangkan pelaksanaannya dilakukan oleh bagian departemen penjualan, departemen keuangan, dan departemen produksi, dengan pengendalian oleh bagian pengawasan. Perusahaan tidak baik dalam melakukan rencana penjualan karena penyusunannya hanya dilakukan oleh direktur saja tanpa melibatkan pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam pelaksanaan penjualan sehingga tidak ada koordinasi yang baik antara penyusunan dan pelaksanaan anggaran penjualan. Tidak adanya koordinasi yang baik antara pelaku perencanaan penjualan dengan pelaku pelaksanaan penjualan dalam perusahaan menyebabkan perusahaan tidak mampu mencapai anggaran penjualan setiap tahunnya (khususnya tahun 2003 – tahun 2005).

2. Banyak faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran penjualan, baik dari dalam maupun dari luar. Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi keberhasilan perusahaan untuk menyusun anggaran penjualannya agar efektif terhadap kegiatan penjualannya. Pada tahun 2003 – tahun 2005, perusahaan gagal mencapai rencana nilai penjualan yang telah disusun sebelumnya dalam


(2)

anggaran penjualan, dan lebih banyak faktor internal yang menyebabkan kegagalan tersebut.

3. Perusahaan kurang realistis dalam menyusun rencana penjualan produk mereka karena kurang memperhatikan data penjualan periode sebelumnya dan lebih menitikberatkan pada keadaan pasar saat ini yang sering berubah. Hal tersebut dapat mengakibatkan kegagalan rencana penjualan yang telah ditetapkan sebelumnya.

4. Setelah dilakukan analisis selisih, maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan selalu mengalami gap (selisih antara anggaran dengan realisasi) yang berbanding lurus dengan kenaikan anggaran nilai penjualannya. Apabila perusahaan menaikkan anggaran penjualannya, maka selisih yang terjadi antara anggaran dengan realisasi penjualannya pun semakin besar (anggaran > realisasi). Dalam hal ini perusahaan dapat dikatakan tidak efektif dalam menyusun anggaran penjualannya karena selalu gagal mencapai anggarannya tersebut pada akhir tahun.

5. Perusahaan kurang berhasil dalam melakukan aktivitas penjualannya karena masih kurang gencar melakukan promosi untuk mendapatkan kepercayaan dan order dari pelanggan dan kurang adanya kontrol yang terus-menerus untuk setiap penjualan produk mereka.

6. Perusahaan belum menyusun anggaran penjualan dengan periode yang lebih singkat seperti per bulan atau per enam bulan; penyusunannya hanya dilakukan pada awal tahun dengan menetapkan anggaran penjualan satu tahun ke depan.


(3)

7. Perusahaan belum memiliki komite anggaran yang berfungsi untuk mengkoordinasikan, mengesahkan, meninjau ulang, dan menganalisis anggaran yang dimiliki perusahaan secara keseluruhan sehingga terdapat permasalahan seperti kurangnya koordinasi pada saat penyusunan anggaran penjualan, dan lemahnya pengawasan/kontrol dalam pelaksanaan anggaran penjualan.

8. Secara keseluruhan, penulis dapat menyimpulkan bahwa pada tahun 2003 – tahun 2005, penyusunan anggaran penjualan pada PT. Himalaya Tunas Texindo tidak efektif terhadap kegiatan penjualannya karena jumlah realisasi penjualannya lebih kecil dibandingkan dengan jumlah anggaran penjualannya. Dengan demikian, terlihat bahwa betapa besarnya peranan anggaran penjualan dan pengendalian kegiatan penjualan dalam rangka meningkatkan efektivitas penjualan.

5.2 Saran

Setelah membahas tentang masalah-masalah yang dihadapi PT. Himalaya Tunas Texindo, penulis ingin memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Perusahaan sebaiknya mengadakan rapat yang rutin antar bagian dalam perusahaan; yaitu antara direktur selaku penyusun anggaran penjualan dengan pihak-pihak pelaksana penjualan; seperti bagian penjualan, bagian produksi, dan bagian keuangan. Rapat diadakan untuk membahas tentang penyusunan anggaran penjualan. Dengan adanya rapat tersebut, maka dalam penyusunan anggaran penjualan semua pihak terlibat dan dapat memberikan


(4)

masukan-masukan yang berguna sehingga dalam pelaksanaannya dapat berjalan dengan lebih baik. Selain itu, rapat tersebut berguna untuk mengkoordinasikan anggaran dari masing-masing bagian, mengevaluasi apakah kinerja aktual telah sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya, menyiapkan dan menganalisis laporan realisasi, menganalisis penyimpangan yang terjadi dan mencari solusi terbaik untuk memperbaiki penyimpangan yang terjadi tersebut, dan menilai efektivitas dari tindakan koreksi tersebut untuk membuat perencanaan pada periode berikutnya.

2. Perusahaan sebaiknya memperhatikan lebih baik faktor-faktor yang mempengaruhi anggaran penjualan untuk dijadikan pertimbangan dalam penyusunan anggaran penjualan agar penyusunannya dapat dikatakan efektif terhadap kegiatan penjualannya. Dan dalam hal ini perusahaan harus lebih banyak berbenah diri untuk memperbaiki segala kesalahan yang terjadi di dalam perusahaan.

3. Perusahaan seharusnya lebih realistis dalam menyusun anggaran penjualan dengan mempertimbangkan tingkat keberhasilan penyusunan anggaran pada periode sebelumnya tanpa mengesampingkan keadaan pasar pada saat dilaksanakan penyusunan tersebut. Dengan demikian, perusahaan dapat meminimalisasi penyimpangan yang terjadi atau bahkan jumlah realisasinya dapat melebihi anggaran penjualan yang telah ditetapkan sebelumnya.

4. Perusahaan sebaiknya melakukan promosi/pemasaran yang lebih gencar dan melakukan kontrol secara terus-menerus terhadap penjualan agar aktivitas


(5)

penjualan dapat meningkat sehingga dapat mengimbangi peningkatan anggaran yang telah ditetapkan perusahaan sebelumnya.

5. Perusahaan sebaiknya menyusun anggaran penjualan untuk periode bulanan atau periode enam bulanan disamping periode tahunan sehingga proses pengevaluasian dapat lebih cepat, efektif dan feedback dapat lebih cepat diperoleh.

6. Perusahaan sebaiknya memiliki komite anggaran agar koordinasi dalam penyusunan anggaran (terutama anggaran penjualan) dapat terjalin dengan lebih baik dan kontrol/pengendalian terhadap kegiatan penjualan dapat lebih meningkat.

7. Secara keseluruhan penulis ingin memberikan saran kepada perusahaan agar lebih baik lagi dalam menyusun anggaran penjualannya dengan mengambil banyak pertimbangan, dan dalam pelaksanaannya perusahaan harus melakukan kontrol yang lebih baik pula agar aktivitas penjualan yang dilakukan dapat mencapai anggaran penjualan yang telah ditetapkan sebelumnya.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Anthony, Dearden dan Bedford (1989). Management Control System. 6th Editions. Richard D. Irwin In Corp., Homewood Illinois.

Garrison, Ray H. (1988). Managerial Accounting. 5th Editions. Business Public, Inc.

Hammer, Carter dan Usry (1994). Cost Accounting. 11th Editions. South Western Publishing Co., Cincinnati.

Hansen, Don R. dan Mowen, Marryane M. (1997). Management Accounting. 4th Editions. South Western Publishing Co., Cincinnati.

Helmkamp, John G. (1990). Managerial Accounting. 2nd Editions. John G. Willey and Sons, Toronto.

Hilton, Ronald W. (1994). Managerial Accounting. 2nd Editions. Mc Graw Hill, Inc., USA.

Horngren, Foster dan Datar (1995). Cost Accounting: A Managerial Emphasis. 8th Editions. Prentice Hall International, New Jersey.

M. Munandar (1995). Budgeting. Edisi ke-1. Penerbit: BPFE, Yogyakarta.

Stoner, James AF. dan Edward R. Freeman (1989). Management. 4th Editions. Prentice Hall International, New Jersey.

Welsch, Hilton dan Gordon (1996). Budgeting: Profit Planning And Control. 5th Editions. Prentice Hall International, New Jersey.