Manfaat Analisis Cost-Volume-Profit sebagai Alat Bantu Manajemen dalam Menentukan Laba Optimum pada PT. "X" Bandung.

(1)

ABSTRACT

This research entitled The Benefit of Cost-Volume-Profit Analysis as A Tool for Assisting Management to Determine Optimum Profit. This research is based on an idea about the importance of Cost-Volume-Profit calculation to assist manager do planning and decision making and to determine optimum profit. Cost-Volume-Profit analysis has some tools for planning profit, such as Contribution Margin, Break Even Point analysis, Margin of Safety, Target Profit analysis, and managerial application of Cost-Volume-Profit analysis. The object of this research is PT.”X” which is oriented as knitted and garment industrial company that produce babies and kids wear in Bandung. The method of this research is descriptive analysis method to collect, cultivate, and analyze data therefore it can give a brief description toward the research object. This method is implemented by direct observation through the company, interview, documentation company’s data, and literature study. Based on this research, Cost-Volume-Profit analysis is really beneficial as a tool in assisting PT.”X”’s management for determining optimum profit. This analysis becomes an accurate tool in determining profit rate better than traditional calculation. It also assists management to decide which alternative should be chosen to reach planned profit by comparing the sales volume that should be reached in 2011 and 2012.


(2)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Analisis Cost-Volume-Profit sebagai Alat Bantu Manajemen Dalam Menentukan Laba Optimum. Penelitian ini didasari pada pemikiran bahwa pentingnya perhitungan Cost-Volume-Profit untuk membantu manajer dalam perencanaan dan pengambilan keputusan dalam menentukan laba optimum. Dalam analisis Cost-Volume-Profit, ada beberapa alat yang bermanfaat untuk perencanaan laba yaitu Contribution Margin, analisis Break Even Point, Margin of Safety, analisis target laba dan aplikasi manajerial dari analisis Cost-Volume-Profit. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah PT.”X” yang bergerak dalam industri knitting dan garmen yang memproduksi pakaian anak dan bayi di Bandung. Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam melakukan penelitian ini adalah metode deskriptif analitis, yaitu metode yang mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data sehingga dapat memberi gambaran yang cukup jelas atas objek yang diteliti. Metode ini dilakukan melalui observasi langsung ke perusahaan, wawancara, dan dokumentasi data perusahaan, serta studi kepustakaan. Dari penelitian yang telah dilakukan, analisis Cost-Volume-Profit sangat bermanfaat sebagai alat bantu manajemen PT.”X” untuk menentukan laba optimum. Analisis ini menjadi alat yang akurat dalam menentukan tingkat laba daripada perhitungan secara tradisional serta membantu pihak manajemen memutuskan alternatif mana sebaiknya dipilih untuk mencapai target laba yang direncanakan, dengan cara membandingkan volum penjualan yang harus dicapai pada tahun 2011 dengan tahun 2012.


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL………i

HALAMAN PENGESAHAN……….ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI……….. iii

KATA PENGANTAR……….iv

ABSTRACT………..vii

ABSTRAK……….viii

DAFTAR ISI………... ix

DAFTAR GAMBAR………. xiv

DAFTAR GRAFIK………. .. .xv

DAFTAR TABEL………. xvi

DAFTAR LAMPIRAN………. xix

BAB I PENDAHULUAN……… 1

1.1Latar Belakang……… 1

1.2Identifikasi Masalah………... 9

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian……….. 10


(4)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN………. 12

2.1.Kajian Pustaka……….. 12

2.1.1Pengertian Biaya ………... 12

2.1.2Klasifikasi Biaya……….. 14

2.1.3 Perilaku Biaya……….. 17

2.1.4 Pemisahan Biaya Semivariabel menjadi Biaya Tetap dan Biaya Variabel……….. 23

2.1.5 Tujuan Penggunaan Data Biaya………. 30

2.1.6 Analisis Cost-Volume-Profit………... 32

2.1.6.1 Perhitungan Analisis Cost-Volume-Profit……… 32

2.1.6.2 Kegunaan Analisis Cost-Volume-Profit……….. 33

2.1.6.3 Asumsi Analisis Cost-Volume-Profit……….. 34

2.1.7 Analisis Titik Impas (Break Even Point Analysis)……….. 35

2.1.7.1 Pengertian Analisis Titik Impas……….. 35

2.1.7.2 Asumsi Analisis Titik Impas……… 36

2.1.7.3 Perhitungan Analisis Titik Impas………. 37

2.1.8 Margin Kontribusi (Contribution Margin) dan Margin Keamanan (Margin of Safety)………... 40

2.1.8.1 Pengertian Margin Kontribusi (Contribution Margin)………40

2.1.8.2 Pengertian Margin Keamanan (Margin of Safety)…………... 41


(5)

2.1.10 Laba……… 43

2.1.10.1 Pengertian Laba……… 43

2.1.10.2 Jenis-Jenis Laba……… 44

2.1.11 Perencanaan Laba……… 45

2.1.12 Pengaruh Perubahan Faktor-Faktor dalam Cost-Volume-Profit Terhadap Pencapaian Laba Yang Direncanakan………. 47

2.1.12.1 Pengaruh Perubahan Harga Jual Produk……… 47

2.1.12.2 Pengaruh Perubahan Biaya Variabel……….. 48

2.1.12.3 Pengaruh Perubahan Biaya Tetap………... 49

2.1.12.5Pengaruh Perubahan Volum Penjualan……… 49

2.1.12.5 Pengaruh Perubahan Komposisi Penjualan Produk……… 50

2.1.13 Manfaat Analisis Cost-Volume-Profit sebagai Alat Bantu Manajemen dalam Menentukan Laba Optimum Perusahaan…….. 50

2.2. Kerangka Pemikiran………... 51

BAB III METODE PENELITIAN PENELITIAN……… 59

3.1 Objek Penelitian……… 59

3.2 Langkah-Langkah Penelitian……… 59

3.3 Metode Penelitian………. 60

3.4 Jenis data dan Sumber Data……….. 60

3.4.1 Jenis Data……… 60


(6)

3.5 Teknik Pengumpulan Data……….. 61

3.6 Metode Analisis Data……… 62

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……… 68

4.1 Hasil Penelitian……...……….. 68

4.1.1 Gambaran Umum PT.”X”……… 68

4.1.2 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas………. 73

4.1.2.1 Struktur Organisasi………... 73

4.1.2.2 Uraian Tugas (Job Description)……… 74

4.1.3 Informasi Laba Rugi PT. ”X” Tahun 2011……… 85

4.1.4.Biaya-Biaya pada PT.”X”……… 85

4.1.4.1 Pengklasifikasian Biaya Tetap, Biaya Variabel, dan Biaya Semivariabel……… 90

4.1.4.2 Pemisahan Biaya Semivariabel Menjadi Biaya Tetap dan Biaya Variabel……….. 96

4.1.4.3 Klasifikasi Biaya Setelah Pemisahan Biaya Semivariabel……….. 106

4.1.5 Analisis Cost-Volume-Profit………. 107

4.1.5.1Margin Kontribusi (Contribution Margin (CM))…………. 111

4.1.5.2 Perhitungan Break Even Point……….. 113

4.1.5.3 Perhitungan Analisis Target Laba………. 116


(7)

4.2. Manfaat Aplikasi Konsep Cost-Volume-Profit Terhadap

Tingkat Laba yang Direncanakan Perusahaan ……… 120

4.2.1 Pengaruh Perubahan Variabel-Variabel Dalam Analisis Cost-Volume-Profit Terhadap Tingkat Laba yang Direncanakan… 121 4.2.1.1 Pengaruh Perubahan Biaya Tetap dan Volum Penjualan... 121

4.2.1.2 Pengaruh Perubahan Biaya Variabel dan Volum Penjualan………. 123

4.2.1.3 Pengaruh Perubahan Harga Jual Produk dan Volum Penjualan………. 126

4.2.1.4 Pengaruh Perubahan Biaya Tetap, Harga Jual dan Volum Penjualan……… 129

4.3 Pembahasan………. 131

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………... 134

5.1 Kesimpulan………. 134

5.2 Saran………... 137

DAFTAR PUSTAKA………... 139

LAMPIRAN………. 141


(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran……… 58


(9)

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 2.1 Biaya Tetap……… 19

Grafik 2.2 Biaya Variabel……… 20

Grafik 2.3 Proportionately Variable Cost………... 21

Grafik 2.4 Step Variable Cost……….. 21

Grafik 2.5 Biaya Semivariabel……… 22

Grafik 2.6 Metode Scattergraph………. 26

Grafik 2.7 Biaya-Volum-Laba (Grafik titik impas)………... 39


(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I Data Biaya Listrik dan Jam Tenaga Kerja Langsung……….. 23

Tabel II Perubahan Aktivitas………. 24

Tabel III Perhitungan Metode Least Square Regression………. 29

Tabel IV Informasi Laba Rugi PT.”X” Tahun 2011………... 85

Tabel V Data Biaya PT.”X” Tahun 2011……….. 90

Tabel VI Penggolongan Biaya Tetap, Biaya Variabel, dan Biaya Semivariabel……….. 96

Tabel VII Rincian Biaya Tenaga Kerja Langsung……….. 97

Tabel VIII Pemisahan Biaya Semivariabel Biaya Tenaga Kerja Langsung…. 98 Tabel IX Rincian Pemakaian Biaya Listrik………... 99

Tabel X Pemisahan Biaya Semivariabel Biaya Listrik………. 99

Tabel XI Rincian Pemakaian Biaya Telepon………. 101

Tabel XII Pemisahan Biaya Semivariabel Biaya Telepon……….. 101

Tabel XIII Rincian Biaya Reparasi dan Pemeliharaan Mesin……….. 103

Tabel XIV Pemisahan Biaya Semivariabel Biaya Reparasi dan Pemeliharaan Mesin……… 103


(11)

Tabel XVI Pemisahan Biaya Semivariabel Biaya Reparasi dan

Pemeliharaan Kendaraan……… 105

Tabel XVII Klasifikasi Biaya Tetap dan Biaya Variabel Setelah Pemisahan Biaya Semivariabel………. 107

Tabel XVIII Daftar Biaya Bahan Baku……….. 108

Tabel XIX Daftar Biaya Bahan Pembungkus………... 109

Tabel XX Daftar Biaya Pengiriman Barang……… 111

Tabel XXI Ikhtisar Biaya Variabel Per Unit Masing-Masing Produk………. 111

Tabel XXII Perhitungan CM Kaos Oblong anak………... 112

Tabel XXIII Perhitungan CM Mantel Topi anak……… 112

Tabel XXIV Perhitungan CM Dress Anak………. 112

Tabel XXV Perhitungan CM Celana Katun bayi………... 112

Tabel XXVI Daftar Pendapatan Penjualan PT.”X” Tahun 2011………. 113

Tabel XXVII Ikhtisar Laba Rugi PT.”X” Tahun 2011………. 113

Tabel XXVIII BEP dalamUnit dan Rupiah Masing-Masing Produk………. 114

Tabel XXIX Pembuktian Hasil Perhitungan BEP………... 114

Tabel XXX Volum Sasaran Analisis Target Laba Masing-Masing Produk ……… 117

Tabel XXXI Pembuktian Hasil Perhitungan Analisis Target Laba………. 117

Tabel XXXII Perbandingan Unit dan Volum Sasaran dengan Unit dan Volum Aktual Tahun 2011……….. 118


(12)

Tabel XXXIII Perhitungan Margin of Safety Masing-Masing Produk………….. 119 Tabel XXXIV Volum Sasaran Baru dalam Unit dan Rupiah Masing-Masing

Produk (Alternatif 1)………... 123

Tabel XXXV Perubahan Biaya Variabel Setelah Adanya Peningkatan 5%... 124

Tabel XXXVI Contribution Margin Per Unit Setelah Peningkatan Biaya Variabel 5%... 124

Tabel XXXVII Volum Sasaran Baru dalam Unit dan Rupiah Masing-Masing Produk (Alternatif 2)………... 125

Tabel XXXVIII Perubahan Harga Jual Setelah Penurunan Harga Jual Produk 2% dan 3%... 126

Tabel XXXIX Contribution Margin Per Unit Setelah Perubahan Harga Jual

2% dan 3%……….. 127

Tabel XXXX Volum Sasaran Baru dalam Unit dan Rupiah Masing-Masing Produk (Alternatif 3)………... 128 Tabel XXXXI Perubahan Harga Jual Setelah Peningkatan 5 %... 129 Tabel XXXXII Contribution Margin Per Unit Setelah Perubahan

Harga Jual 5%... 129 Tabel XXXXIII Volum Sasaran Baru dalam Unit dan Rupiah Masing-Masing


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran A Struktur Organisasi PT.”X”………... 141


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Perkembangan industri garmen semakin mengglobal. Perkembangan ini dimulai dengan adanya mesin-mesin pembuat kain, baik yang menggunakan sistem rajut maupun dengan sistem tenun yang berkembang mulai dari negara AS dan Eropa lalu berkembang sampai ke Asia. Perkembangan industri garmen di Asia dimulai pada awal Tahun 1950-an deng1950-an b1950-anyaknya industri garmen di Jep1950-ang. China juga berkemb1950-ang dalam industri garmen namun belum bisa berdagang dengan Eropa karena berbagai isu HAM. Pada tahun 1960-an Hongkong mulai mengembangkan industri garmen. Pada saat itu Hongkong menjadi pusat terbesar perdagangan garmen dunia. Tahun 1970-an, Industri armen mulai bergeser ke Taiwan, China dan Korea Selatan. China terus berkembang dan semakin kuat sampai saat ini karena luasnya daerah dan banyaknya pekerja di China. Sampai pada Tahun 1975-an, kebangkitan industri garmen di Asia Tenggara dimulai, salah satunya ialah di Indonesia (Suryadi, 2012).

Sejak Tahun 1975-an industri garmen di Indonesia terus berkembang dan persaingan semakin ketat. Persaingan ini membuat industri garmen di Indonesia selain bertambah di pasar lokal juga pasar internasional melalui ekspor dan impor. Selama 20 tahun terakhir, ekspor garmen tidak pernah menurun. Industri ini memang merupakan


(15)

Bab I Pendahuluan 2

penyumbang devisa yang tinggi. Pangsa pasar garmen Indonesia di pasar dunia mencapai 1,57% dengan nilai rata-rata 3,9 miliar dollar AS per tahun. (Kompas, 2011).

Kendati demikian, di tengah perkembangan industri garmen di Indonesia yang semakin pesat, industri garmen di Indonesia mengalami beberapa ancaman seperti Krisis Global Tahun 2008. Dalam artikel yang berjudul “Krisis Global dan Industri” dalam Cetak Kompas pada tanggal 15 September 2011, Mudrajad Kuncoro (2011) mengatakan bahwa beberapa tahun terakhir para pelaku bisnis industri tekstil dan produk tekstil prihatin karena sejumlah kejadian yang mengancam industri pertekstilan dan garmen di Indonesia, antara lain Bom Bali dan kebakaran Pasar Tanah Abang telah mengancam kelangsungan sentra-sentra industri kecil di Pulau Jawa dan Sumatera, padahal Bali dan Jakarta merupakan pusat sekaligus pintu gerbang memasuki pasar global. Sejak Tahun 2003, banyak perusahaan tekstil dan produk tekstil yang melakukan PHK besar-besaran dan menutup usahanya. Kekhawatiran para pelaku bisnis semakin bertambah karena dibebani berbagai kenaikan tarif dan pungutan resmi ataupun liar. Selain itu kenaikan harga BBM, tarif listrik, tarif telepon, tarif angkutan, dan harga bahan baku terbukti

semakin “mencekik leher”. Lingkungan bisnis domestik ini membuat daya saing tekstil

dan produk tekstil nasional semakin merosot. Hal ini diperparah oleh serbuan tekstil dan produk tekstil impor dengan adanya ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA) 2010 yang terbukti memukul sektor usaha ini.

Pada Tahun 2010, industri garmen juga dihadapi oleh ancaman dengan adanya keberadaan produk tekstil asal China yang telah menggusur produk tekstil dan garmen nasional. Ancaman ini semakin kuat ketika diberlakukannya pelaksanaan ASEAN-China


(16)

Bab I Pendahuluan 3

Free Trade Agreement (ACFTA) pada 1 Januari 2010. Kesepakatan perdagangan bebas yang dibuat oleh China tersebut merupakan upaya dari negara-negara maju dalam memperluas pangsa pasar produknya yang pada kenyataannya justru mematikan industri domestik negara berkembang, seperti Indonesia, sedangkan menurut pengamat ekonomi Universitas Indonesia, Ninasapti Triaswati (2010) pada diskusi Mingguan Trijaya pada tanggal 9 Januari 2010, mengatakan bahwa pasar bebas ini tak sepenuhnya mendatangkan keuntungan, untuk beberapa sektor industri, kerja sama ini justru mengancam. Angka ekspor yang lebih rendah dibandingkan impor selama 5 tahun terakhir turut menjadi faktor yang meresahkan.

Keberadaan produk tekstil asal China telah menggusur produk tekstil dan garmen nasional yang sebenarnya sudah memiliki jaringan kuat hingga ke pelosok tanah air. Peran tekstil dan garmen nasional memudar karena pasar di dalam negeri direbut oleh produk China. Menurut Ade Sudradjat (2011), Wakil Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) dalam artikel Bisnis Indonesia yang berjudul “Ekspor Garmen Berpotensi Meningkat 4%” pada tanggal 3 Desember 2011, mengatakan bahwa Indonesia hanya menempati posisi keempat setelah China, Bangladesh, dan Vietnam untuk ekspor garmen ke AS. Indonesia juga telah melorot ke posisi delapan besar eksportir garmen terbesar ke Uni Eropa setelah sempat menempati posisi kedua di belakang China. Negara-negara seperti Bangladesh, Maroko, Turki, Aljazair kini menjadi eksportir garmen besar baru bagi Uni Eropa. Penurunan tersebut terjadi karena permintaan terus meningkat tetapi Indonesia tidak mampu mengimbangi permintaan tersebut dengan pasokan yang cukup karena minimnya ekspansi. Kerja keras dan fokus


(17)

Bab I Pendahuluan 4

perhatian yang diberikan oleh negara-negara pesaing Indonesia yang justru berhasil merebut pertumbuhan permintaan tersebut.

Fenomena di atas menunjukkan bahwa di dalam era globalisasi tentunya tidak lekang oleh ancaman, tantangan, bahkan rintangan yang membuat persaingan dalam industri garmen semakin ketat, terutama di Indonesia. Untuk bertahan dalam era globalisasi tersebut, perusahaan memerlukan penanganan dan pengelolaan yang baik. Penanganan dan pengelolaan yang baik tersebut hanya dapat dilakukan oleh manajemen yang baik pula. Dengan adanya penanganan dan pengelolaan yang baik, perusahaan-perusahaan lokal diharapkan mampu menghasilkan produk-produk dalam negeri yang lebih berkualitas dan bersaing di pasar lokal bahkan internasional.

Pihak manajemen selain dituntut untuk dapat mengoordinasikan seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan secara efektif dan efisien, juga dituntut untuk menghasilkan keputusan-keputusan yang menunjang pencapaian tujuan perusahaan serta mempercepat perkembangan perusahaan. Manajer hendaknya dapat berpikir kritis dalam mengambil setiap keputusan agar dapat membawa dampak yang baik bagi perkembangan perusahaan. Kemampuan berpikir kritis inilah yang dapat membuat perusahaan dapat bertahan dalam persaingan pasar yang semakin tinggi. Selain itu, dalam mengambil keputusan, manajer hendaknya mempertimbangkan dan menilai aspek yang ada supaya keputusan itu memberi hasil yang maksimal terhadap pencapaian tujuan perusahaan dalam perkembangan perusahaan.

Dalam mempertimbangkan dan menilai aspek yang ada, manajer memerlukan suatu pedoman berupa perencanaan yang berisikan langkah-langkah yang akan dan


(18)

Bab I Pendahuluan 5

harus ditempuh perusahaan dalam mencapai tujuannya. Sesuai dengan empat dasar fungsi manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian, perencanaan berfungsi merumuskan sasaran, menetapkan suatu strategi untuk mencapai sasaran tersebut dan menyusun rencana guna mengintegrasikan dan mengoordinasikan kegiatan, serta sebagai alat untuk mengendalikan kegiatan-kegiatan perusahaan. Maka dari itu, perencanaan merupakan faktor yang penting dalam kegiatan perusahaan karena merupakan tahap awal dalam proses pencapaian keberhasilan perusahaan. Perencanaan yang buruk akan berakibat pada gagalnya perusahaan, sebaliknya perencanaan yang baik akan berpengaruh secara langsung terhadap keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya. Perencanaan yang baik dapat membantu perusahaan dalam menaksirkan tingkat laba yang hendak dicapai, sehingga laba yang didapat akan lebih optimal.

Persaingan ketat dan kondisi perekonomian yang berubah-ubah menjadi tantangan bagi sebuah perusahaan. Tantangan tersebut tidak hanya berhenti dalam jangka pendek saja , tetapi juga meliputi jangka panjang. Di sini perusahaan tidak hanya dituntut untuk tetap bertahan dalam bisnisnya tetapi juga harus memperoleh laba seoptimal mungkin, karena pada umumnya tujuan perusahaan ialah memperoleh laba yang optimum. Laba yang optimal (dalam perencanaan laba maupun realisasi) dapat dicapai dengan cara menekan biaya operasional serendah mungkin dengan mempertahankan tingkat harga jual dan volum penjualan yang ada, menentukan harga jual sedemikian rupa sesuai dengan laba yang dikehendaki, meningkatkan volum penjualan sebesar mungkin.


(19)

Bab I Pendahuluan 6

Perencanaan laba yang baik untuk mencapai laba yang optimal diperlukan alat bantu berupa Analisis Cost-Volume-Profit. Analisis Cost-Volume-Profit membantu manajer untuk memahami hubungan antara biaya, volum, dan laba. Alat analisis ini sangat berguna dalam proses pengambilan keputuan bisnis untuk menghasilkan laba jangka pendek. Metode ini menggunakan analisis berdasarkan variabilitas penghasilan penjualan maupun biaya terhadap volum kegiatan. Salah satu elemen analisis Cost-Volume-Profit yang penting adalah analisis titik impas (Break Even Point Analysis). Titik impas adalah titik yang menggambarkan keadaan dimana penjualan tidak rugi ataupun untung. Dengan melakukan analisis titik impas, manajemen akan memperoleh informasi tingkat penjualan minimum yang harus dicapai, agar tidak mengalami kerugian. Dari analisis tersebut juga dapat diketahui sampai seberapa jauh mana volum penjualan yang direncanakan boleh turun agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Oleh karena itu, analisis titik impas merupakan alat yang efektif dalam menyajikan informasi manajemen untuk keperluan perencanaan laba sehingga manajer dapat memilih berbagai usulan kegiatan yang memberikan kontribusi tersebesar terhadap pencapaian laba optimum di masa yang akan datang.

Fenomena ini diperkuat dengan adanya beberapa penelitian terdahulu. Berdasarkan penelitian Nelly Wiharjo (2011) tentang “Analisis Hubungan

Cost-Volume-Profit untuk Perencanaan Laba pada Hotel Losari Beach Makassar”, hasil perhitungan analisis Cost-Volume-Profit menunjukkan bahwa Hotel Losari Beach Makassar telah melakukan perencanaan laba dengan baik dilihat dari tingkat laba yang dihasilkan dan tingkat Margin of safety (penjualan minimal perusahaan agar tidak menderita kerugian)


(20)

Bab I Pendahuluan 7

yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Sedangkan menurut penelitian Diah Fauziah (2012) tentang “Analisis Dampak Penerapan Analisis Cost-Volume-Profit pada PT. Cladtek International Cabang Batam”, menunjukkan bahwa anggaran penjualan PT.Cladtek International yang disusun dengan menggunakan analisis Cost-Volume-Profit lebih terperinci dibandingkan dengan anggaran penjualan yang disusun perusahaan yaitu dengan menggunakan cara konvensional.

Adapun penelitian lain yaitu menurut penelitian Dwi Aryanti (2011) tentang “Analisis Cost-Volume-Profit dalam Perencanaan Laba Jangka Pendek pada PT.

Agronesia Divisi Industri Teknik Karet “Inkaba” Bandung”, menunjukkan bahwa

peranan analisis Cost-Volume-Profit dalam perencanaan laba jangka pendek perusahaan pada PT. Agronesia Divisi Industri Teknik Karet ”Inkaba” Bandung hubungannya sangat kuat dan searah, jika variabel X naik maka variabel Y akan naik. Berdasarkan penelitian Lamzihar (2009) tentang “Analisis Biaya-Volum-Laba untuk Mencapai Target Laba pada PT.Indoteras Medan”, menunjukkan bahwa penjualan perusahaan berada di atas titik impas, target laba yang direncanakan perusahaan tidak tercapai, serta untuk mencapai target laba yang direncanakan perusahaan perlu menjual sebanyak 7.566 unit. Selain itu berdasarkan penelitian Rita (2008) yang meneliti tentang “Peranan Analisis Cost-Volume-Profit sebagai Salah Satu Alat Manajemen untuk Mencapai Laba

Optimal pada PT.“X”, menunjukkan bahwa analisis Cost-Volume-Profit sangat

bermanfaat sebagai alat bantu manajemen PT.”X” untuk menentukan laba optimum yang dapat dicapai perusahaan. Dengan menggunakan analisis Cost-Volume Profit,


(21)

Bab I Pendahuluan 8

perusahaan juga dapat memilih keputusan mana yang dapat dipilih untuk menghasilkan laba optimum.

Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu di atas, dapat disimpukan bahwa analisis Cost-Volume-Profit sangat berguna dalam suatu perusahaan. Dengan analisis Cost-Volume-Profit, maka perusahaan dapat mengetahui apakah penjualan perusahaan telah mencapai titik impas, target laba telah tercapai, berapa banyak volum penjualan agar mencapai penjualan yang direncanakan, memilih berbagai alternatif supaya dapat mencapai laba optimum. Dengan kata lain, analisis Cost-Volume-Profit dapat menjadi alat perencanaan yang baik bagi suatu perusahaan untuk mencapai laba yang optimal.

PT.”X” merupakan salah satu perusahaan garmen yang berada di wilayah Bandung Timur. Perusahaan ini memproduksi pakaian anak dan bayi. Manajemen perusahaan harus dapat menerapkan fungsi-fungsi manajemen dengan baik terutama dalam bidang perencanaan dan pengendalian sehingga manajer dapat mengambil keputusan secara tepat dan cepat dalam menjalankan aktivitas usahanya untuk menghadapi persaingan yang ketat. Persaingan yang ketat menyebabkan perlunya perencanaan dan pengendalian yang tepat dari pihak manajemen perusahaan bila perusahaan ingin memperoleh laba yang optimal.

Dengan Analisis Cost-Volume-Profit, pemilik usaha akan dengan mudah memutuskan mengenai harga jual yang pantas untuk suatu produk, tingkat laba yang diinginkan dan sebagainya. Selain itu, dengan analisis ini kita dapat mengetahui seberapa besar perubahan terjadi pada biaya, volum, dan harga jual dapat mempengaruhi laba usaha. Informasi kuantitatif yang diberikan dari analisis ini akan sangat berguna


(22)

Bab I Pendahuluan 9

bagi pemilik usaha untuk mengambil keputusan jangka pendek dan mencapai laba optimal.

Berdasarkan fenomena yang diuraikan atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul,”Manfaat Analisis Cost-Volume-Profit sebagai Alat Bantu Manajemen dalam Menentukan Laba Optimum pada PT. “X” Bandung.”

1.2. IDENTIFIKASI MASALAH

Seringkali dalam menjalankan usahanya, manajemen perusahaan dihadapkan pada kondisi untuk mengambil keputusan yang tepat mengenai biaya, harga jual, dan volum penjualan. Agar tidak mendatangkan kerugian bagi perusahaan itu sendiri, maka manajemen perusahaan dapat menggunakan analisis Cost-Volume-Profit dalam pengambilan keputusan.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Apakah PT.”X” telah menerapkan analisis Cost-Volume-Profit pada kegiatan perusahaan?

2. Apakah PT.”X” telah mengklasifikasikan biaya semivariabel ke dalam biaya tetap dan biaya variabel?

3. Bagaimana perubahan variabel-variabel yang mungkin terjadi mempengaruhi tingkat laba yang direncanakan PT.”X”?

4. Bagaimana manfaat analisis Cost-Volume-Profit sebagai alat bantu manajemen dalam menentukan laba optimum pada PT.”X”?


(23)

Bab I Pendahuluan 10

1.3. MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN

Dalam penelitian ini penulis bermaksud untuk memperoleh data dan informasi sebagai bahan yang diperlukan untuk menyusun penelitian, dalam rangka memperoleh salah satu persyaratan dalam menempuh ujian Strata-I Fakultas Ekonomi Jurusan-Akuntansi Universitas Kristen Maranatha.

Di samping itu, berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan, adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah PT.”X” telah menerapkan analisis Cost-Volume-Profit pada kegiatan perusahaan.

2. Untuk mengetahui apakah PT.”X” telah mengklasifikasikan biaya semivariabel ke dalam biaya tetap dan biaya variabel.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana perubahan variabel-variabel yang mungkin terjadi mempengaruhi tingkat laba yang direncanakan PT.”X”.

4. Untuk mengetahui dan memahami manfaat analisis Cost-Volume-Profit sebagai alat bantu manajemen dalam menentukan laba optimum pada PT.”X”.

1.4. KEGUNAAN PENELITIAN

Hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut:

1. Bagi perusahaan yang diteliti

- Diharapkan memberikan sumbangan pikiran tentang analisis Cost-Volume-Profit yang membantu manajemen dalam menentukan laba optimum.


(24)

Bab I Pendahuluan 11

- Hasil penelitian ini dapat menjadi usulan dan masukan yang baik dalam perkembangan perusahaan yang diteliti di masa yang akan datang.

2. Bagi penulis

- Sebagai perluasan wawasan ilmu akuntansi manajemen yang mendalam khususnya tentang analisis Cost-Volume-Profit dalam merencanakan laba dan menentukan laba optimum.

- Memperoleh pengetahuan mendalam tentang bagaimana cara mengklasifikasikan biaya semivariabel ke dalam biaya tetap dan biaya variabel.

- Memperoleh kesempatan mempraktikan akuntansi manajemen sehingga penulis mendapatkan gambaran serta pengalaman antara teori dan praktik.

- Sebagai salah satu syarat menempuh ujian sarjana pada Jurusan-Akuntansi Universitas Kristen Maranatha.

3. Rekan-rekan mahasiswa

- Menambah pengetahuan dan menjadi masukan bagi rekan-rekan mahasiswa yang akan melakukan penelitian.

4. Bagi masyarakat

- Memberikan sumbangan pikiran bagi masyarakat yang membutuhkan serta dapat dijadikan pemikiran dalam melakukan penelitian selanjutnya.

- Menjadi mengerti bagaimana manfaat penggunaan analisis Cost-Volume-Profit pada perusahaan dalam menentukan laba optimum.


(25)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan pada PT.”X”

di Bandung, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Analisis Cost-Volume-Profit belum diterapkan di dalam perusahaan. Hal ini didukung oleh beberapa alasan berikut:

a. PT.”X” belum melakukan pengklasifikasian biaya, yaitu biaya semivariabel

menjadi biaya tetap dan biaya variabel dengan tepat, sehingga perusahaan belum dapat melakukan analisis Cost-Volume-Profit.

b. PT.”X” belum melakukan perhitungan Break Even Point sehingga perusahaan

tidak dapat mengetahui pada volum penjualan berapa perusahaan mengalami kondisi tidak untung dan tidak rugi.

c. PT.”X” belum melakukan perhitungan Margin of Safety sehingga perusahaan

tidak dapat mengetahui seberapa besar realisasi penjualan boleh turun dari tingkat penjualan yang ditargetkan sebelum terjadi kerugian.

d. PT.”X” belum melakukan perhitungan Analisis Target Laba sehingga perusahaan

tidak dapat mengetahui berapa banyak volum penjualan yang harus dihasilkan untuk mencapai laba yang ditargetkan.


(26)

Bab V Kesimpulan dan Saran 135

2. Dari hasil pembahasan yang telah penulis lakukan pada Bab IV menunjukkan bahwa analisis Cost-Volume-Profit sangat bermanfaat sebagai alat bantu manajemen

PT.”X” untuk menentukan laba optimum yang dapat dicapai perusahaan di Tahun

2011. Hal ini dibuktikan bahwa pada Tahun 2011 berdasarkan analisis Cost-Volume-Profit, untuk mencapai laba optimum sebesar Rp 987.167.466,-, maka volum penjualan yang harus dicapai pada Tahun 2011 sebesar 590.737 unit atau total penjualan sebesar Rp 14.501.125.110, volum penjualan ini terdiri dari produk KO sebesar 342.627 unit, MT sebesar 135.870 unit, DA sebesar 64.981 unit, CK sebesar 44.575 unit. Sedangkan jika perusahaan masih menggunakan perhitungan tradisional, maka perusahaan harus memperoleh total penjualan sebesar Rp 15.046.658.000 atau sebesar 608.850 unit. Hal ini diakibatkan oleh perhitungan biaya yang lebih akurat dengan menggunakan analisis Cost-Volume-Profit yang telah membagi biaya ke dalam biaya tetap dan biaya variabel.

3. Dengan menggunakan analisis Cost-Volume-Profit, perusahaan dapat memilih alternatif kebijakan mana yang menghasilkan laba optimum yang direncanakan. a. Pada alternatif 1, perusahaan melakukan peningkatan biaya tetap sebesar 10%

(dengan asumsi faktor lain tidak berubah). Peningkatan biaya tetap ini menyebabkan volum penjualan yang harus dicapai ialah sebesar 652.213 unit. Dengan membandingkan volum penjualan yang direncanakan pada Tahun 2011 sebesar 590.737 unit atau total penjualan sebesar Rp 14.501.125.110 dengan volum penjualan yang direncanakan pada Tahun 2012 sebesar 652.213 unit atau total penjualan sebesar Rp 16.010.185.750, maka volum penjualan yang harus


(27)

Bab V Kesimpulan dan Saran 136

dicapai pada Tahun 2012 dengan menggunakan alternatif ini harus meningkat sebesar sebesar 61.476 unit atau Rp 1.509.060.640.

b. Pada alternatif 2, perusahaan melakukan peningkatan biaya variabel sebesar 5% (dengan asumsi faktor lain tidak berubah). Peningkatan biaya variabel ini menyebabkan volum penjualan yang direncanakan pada Tahun 2011 sebesar 590.737 unit atau total penjualan sebesar Rp 14.501.125.110 dengan volum penjualan yang direncanakan pada Tahun 2012 sebesar 725.122 unit atau total penjualan sebesar Rp 17.799.919.800,maka volum penjualan yang harus dicapai pada Tahun 2012 dengan menggunakan alternatif ini meningkat sebesar sebesar 134.385 unit atau Rp 3.298.794.690.

c. Pada alternatif 3, perusahaan melakukan penurunan harga jual produk KO dan MT sebesar 2% sedangkan produk DA dan CK sebesar 3%. Penurunan harga jual ini menyebabkan volum penjualan yang harus dicapai ialah sebesar 673.992 unit. Dengan membandingkan volum penjualan yang direncanakan pada Tahun 2011 sebesar 590.737 unit atau total penjualan sebesar Rp 14.501.125.110 dengan volum penjualan yang direncanakan pada Tahun 2012 sebesar 673.992 unit atau total penjualan sebesar Rp 16.168.365.161, maka volum penjualan yang harus dicapai pada Tahun 2012 dengan menggunakan alternatif ini meningkat sebesar sebesar 83.255 unit atau Rp 1.667.240.050.

d. Pada alternatif 4, perusahaan melakukan peningkatan biaya tetap sebesar 10% dan meningkatkan harga jual sebesar 5% untuk masing-masing produk. Peningkatan biaya tetap dan harga jual ini menyebabkan volum penjualan yang


(28)

Bab V Kesimpulan dan Saran 137

harus dicapai ialah sebesar 539.532 unit. Dengan membandingkan volum penjualan yang direncanakan pada Tahun 2011 sebesar 590.737 unit atau total penjualan sebesar Rp 14.501.125.110 dengan volum penjualan yang direncanakan pada Tahun 2012 sebesar 539.532 unit atau total penjualan sebesar Rp 13.906.396.140, volum penjualan yang harus dicapai pada Tahun 2012 dengan menggunakan alternatif ini menurun sebesar 51.205 unit atau Rp 1.829.292.040.

5.2. SARAN

Berdasarkan analisis Cost-Volume-Profit yang penulis lakukan dalam pembahasan, penulis menyarankan bahwa:

a. Untuk menggunakan analisis Cost-Volume-Profit dengan baik, perusahaan harus memisahkan biaya yaitu memisahkan biaya semivariabel menjadi biaya tetap dan biaya variabel secara tepat karena merupakan asumsi yang harus dipenuhi dalam melakukan analisis Cost-Volume-Profit. Pemisahan biaya semivariabel menjadi elemen biaya tetap dan biaya variabel sebaiknya perusahaan menggunakan metode analisis Least Square Regression karena metode ini lebih objektif, tepat, teliti, dan matematis dibandingkan dengan metode yang lain.

b. PT.”X” sebaiknya melakukan perhitungan Break Even Point sehingga perusahaan

mengetahui pada volum penjualan berapa perusahaan mengalami kondisi tidak untung dan tidak rugi.


(29)

Bab V Kesimpulan dan Saran 138

c. PT.”X” sebaiknya melakukan perhitungan Margin of Safety untuk mengetahui

seberapa besar realisasi penjualan boleh turun dan tingkat penjualan yang ditargetkan sebelum terjadi kerugian.

d. PT.”X” sebaiknya melakukan perhitungan Analisis Target Laba untuk mengetahui

berapa banyak volum penjualan yang harus dihasilkan untuk mencapai laba yang ditargetkan.

e. PT.”X sebaiknya menjalankan alternatif 1 yaitu meningkatkan biaya tetap sebesar 10%, tanpa adanya peningkatan harga jual, namun memperbesar volum penjualan yang harus dicapai. Alternatif ini menyebabkan volum penjualan meningkat sebesar 61.476 unit dibandingkan alternatif 2 yang meningkat sebesar 134.385 unit, sehingga volum penjualan sebesar 61.476 unit ini lebih mudah dicapai oleh perusahaan.


(30)

139

DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Bustami, dan Nurlela. (2006). Akuntansi Biaya Tingkat Lanjut: Kajian Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Carter, William K., dan Milton F.,Usry. (2002). Cost Accounting, 13th edition. Cicianti, Ohio, South Western Publishing, Co.

Carter, William K., (2009). Akuntansi Biaya, Edisi 14. Buku II. Jakarta: Salemba Empat. Dewi, Rosdianah. (2009). China Incar Tanah Abang & Turi. Diakses dari

http://www.inilah.com/read/detail/201441/china-incar-tanah-abang-dan-turi/, 3

Desember 2009 pada tanggal 5 Desember 2012.

Garrison, Ray H., Erick W., Noreen, Peter C., Brewer. (2006). Akuntansi Manajerial, Edisi 11. Buku I. Jakarta: Salemba Empat.

Hansen, Don R., dan Maryanne M. Mowen. (2003). Cost Management Accounting and Control, 4th edition. South-Western, USA: Thomson Learning.

Hansen, Don R., dan Maryanne M. Mowen. (2005). Management Accounting, 7th edition. South-Western, USA: Thomson Learning.

Hansen, Don R., dan Maryanne M. Mowen. (2007). Management Accounting, 8th edition. South-Western,USA: Thomson Learning.

Hammer, Lawrence H., William K. Carter, dan Milton F. Usry. (2001). Akuntansi Biaya (Perencanaan dan Pengendalian). Jakarta: Erlangga.

Hariadi, B. (2006). Akuntansi Manajemen: Suatu Pengantar. Yogyakarta: BPFE.

Hartono, J. (2004). Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman. Yogyakarta: BPFE.

Hilton, Ronald W., (2005). Managerial Accounting, 6th edition. McGraw-Hill Companies, Inc. New York.

__________________(2007). Managerial Accounting, 7th edition. McGraw-Hill

Companies, Inc. New York.

Horngren, Charles T., George Foster, Srikant M. Datar. (2008). Akuntansi Biaya: Penekanan Manajerial, Edisi 11. PT.Macanan Jaya Cemerlang. Jakarta.


(31)

140

Kuncoro, Mudrajad. (2011). Krisis Global dan Industri, Harian Kompas, 15 September 2011 diakses dari http://cetak.kompas.com/read/2011/09/14/04242071/krisis.

global.dan.industri pada tanggal 5 Desember 2012.

Mulyadi. (2000). Akuntansi Biaya. Edisi 5. Yogyakarta: STIE YKPN 1991.

_______.(2001). Akuntansi Biaya: Konsep, Manfaat, dan Rekayasa, Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat.

Samuelson, P.A., dan William D., Nordhaus. (2001). Macro Economics, 17th edition. New York: Mc Graw-Hill, Co.

Sudradjat, Ade. (2011). Ekspor Garmen Berpotensi Meningkat 4%. Harian Bisnis Indonesia, 3 Desember 2011. Diakses dari

http://www.bisnis.com/articles/ekspor-garmen-berpotensi-meningkat-4-percent pada tanggal 5 Desember 2012.

Supriyono. (2000). Akuntansi Manajemen: Konsep Dasar Akuntansi Manajemen dan Proses Perencanaan, Edisi 3. Yogyakarta: BPFE.

Suryadi, Nathanael. (2012). Perkembangan Industri Garmen dari Masa ke Masa, 5 Maret 2012.Diakses dari

http://nathanaelsuryadi.blogspot.com/2012/03/perkembangan-industri-garmen-dari-masa.html. pada tanggal 5 Desember 2012.

Triaswati, Ninasapti (2010). Produk China "Bombardir" Indonesia, Apa Kabar Produk Lokal?. Harian Kompas, 9 Januari 2010. Diakses dari

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/01/09/10134596/ pada tanggal 5

Desember 2012.

Welsch, Hilton, Gordon. (2000). Anggaran: Perencanaan dan Pengendalian Laba. Jakarta: Salemba Empat.

Warren, Carl S., James M. Reev, dan Philip E. Fess. (2005). Accounting, 21th edition.South Western, Australia: Thomson Learning.


(1)

2. Dari hasil pembahasan yang telah penulis lakukan pada Bab IV menunjukkan bahwa analisis Cost-Volume-Profit sangat bermanfaat sebagai alat bantu manajemen

PT.”X” untuk menentukan laba optimum yang dapat dicapai perusahaan di Tahun 2011. Hal ini dibuktikan bahwa pada Tahun 2011 berdasarkan analisis Cost-Volume-Profit, untuk mencapai laba optimum sebesar Rp 987.167.466,-, maka volum penjualan yang harus dicapai pada Tahun 2011 sebesar 590.737 unit atau total penjualan sebesar Rp 14.501.125.110, volum penjualan ini terdiri dari produk KO sebesar 342.627 unit, MT sebesar 135.870 unit, DA sebesar 64.981 unit, CK sebesar 44.575 unit. Sedangkan jika perusahaan masih menggunakan perhitungan tradisional, maka perusahaan harus memperoleh total penjualan sebesar Rp 15.046.658.000 atau sebesar 608.850 unit. Hal ini diakibatkan oleh perhitungan biaya yang lebih akurat dengan menggunakan analisis Cost-Volume-Profit yang telah membagi biaya ke dalam biaya tetap dan biaya variabel.

3. Dengan menggunakan analisis Cost-Volume-Profit, perusahaan dapat memilih alternatif kebijakan mana yang menghasilkan laba optimum yang direncanakan. a. Pada alternatif 1, perusahaan melakukan peningkatan biaya tetap sebesar 10%

(dengan asumsi faktor lain tidak berubah). Peningkatan biaya tetap ini menyebabkan volum penjualan yang harus dicapai ialah sebesar 652.213 unit. Dengan membandingkan volum penjualan yang direncanakan pada Tahun 2011 sebesar 590.737 unit atau total penjualan sebesar Rp 14.501.125.110 dengan volum penjualan yang direncanakan pada Tahun 2012 sebesar 652.213 unit atau total penjualan sebesar Rp 16.010.185.750, maka volum penjualan yang harus


(2)

Bab V Kesimpulan dan Saran 136

dicapai pada Tahun 2012 dengan menggunakan alternatif ini harus meningkat sebesar sebesar 61.476 unit atau Rp 1.509.060.640.

b. Pada alternatif 2, perusahaan melakukan peningkatan biaya variabel sebesar 5% (dengan asumsi faktor lain tidak berubah). Peningkatan biaya variabel ini menyebabkan volum penjualan yang direncanakan pada Tahun 2011 sebesar 590.737 unit atau total penjualan sebesar Rp 14.501.125.110 dengan volum penjualan yang direncanakan pada Tahun 2012 sebesar 725.122 unit atau total penjualan sebesar Rp 17.799.919.800,maka volum penjualan yang harus dicapai pada Tahun 2012 dengan menggunakan alternatif ini meningkat sebesar sebesar 134.385 unit atau Rp 3.298.794.690.

c. Pada alternatif 3, perusahaan melakukan penurunan harga jual produk KO dan MT sebesar 2% sedangkan produk DA dan CK sebesar 3%. Penurunan harga jual ini menyebabkan volum penjualan yang harus dicapai ialah sebesar 673.992 unit. Dengan membandingkan volum penjualan yang direncanakan pada Tahun 2011 sebesar 590.737 unit atau total penjualan sebesar Rp 14.501.125.110 dengan volum penjualan yang direncanakan pada Tahun 2012 sebesar 673.992 unit atau total penjualan sebesar Rp 16.168.365.161, maka volum penjualan yang harus dicapai pada Tahun 2012 dengan menggunakan alternatif ini meningkat sebesar sebesar 83.255 unit atau Rp 1.667.240.050.

d. Pada alternatif 4, perusahaan melakukan peningkatan biaya tetap sebesar 10% dan meningkatkan harga jual sebesar 5% untuk masing-masing produk.


(3)

harus dicapai ialah sebesar 539.532 unit. Dengan membandingkan volum penjualan yang direncanakan pada Tahun 2011 sebesar 590.737 unit atau total penjualan sebesar Rp 14.501.125.110 dengan volum penjualan yang direncanakan pada Tahun 2012 sebesar 539.532 unit atau total penjualan sebesar Rp 13.906.396.140, volum penjualan yang harus dicapai pada Tahun 2012 dengan menggunakan alternatif ini menurun sebesar 51.205 unit atau Rp 1.829.292.040.

5.2. SARAN

Berdasarkan analisis Cost-Volume-Profit yang penulis lakukan dalam pembahasan, penulis menyarankan bahwa:

a. Untuk menggunakan analisis Cost-Volume-Profit dengan baik, perusahaan harus memisahkan biaya yaitu memisahkan biaya semivariabel menjadi biaya tetap dan biaya variabel secara tepat karena merupakan asumsi yang harus dipenuhi dalam melakukan analisis Cost-Volume-Profit. Pemisahan biaya semivariabel menjadi elemen biaya tetap dan biaya variabel sebaiknya perusahaan menggunakan metode analisis Least Square Regression karena metode ini lebih objektif, tepat, teliti, dan matematis dibandingkan dengan metode yang lain.

b. PT.”X” sebaiknya melakukan perhitungan Break Even Point sehingga perusahaan mengetahui pada volum penjualan berapa perusahaan mengalami kondisi tidak untung dan tidak rugi.


(4)

Bab V Kesimpulan dan Saran 138

c. PT.”X” sebaiknya melakukan perhitungan Margin of Safety untuk mengetahui seberapa besar realisasi penjualan boleh turun dan tingkat penjualan yang ditargetkan sebelum terjadi kerugian.

d. PT.”X” sebaiknya melakukan perhitungan Analisis Target Laba untuk mengetahui berapa banyak volum penjualan yang harus dihasilkan untuk mencapai laba yang ditargetkan.

e. PT.”X sebaiknya menjalankan alternatif 1 yaitu meningkatkan biaya tetap sebesar 10%, tanpa adanya peningkatan harga jual, namun memperbesar volum penjualan yang harus dicapai. Alternatif ini menyebabkan volum penjualan meningkat sebesar 61.476 unit dibandingkan alternatif 2 yang meningkat sebesar 134.385 unit, sehingga volum penjualan sebesar 61.476 unit ini lebih mudah dicapai oleh perusahaan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Bustami, dan Nurlela. (2006). Akuntansi Biaya Tingkat Lanjut: Kajian Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Carter, William K., dan Milton F.,Usry. (2002). Cost Accounting, 13th edition. Cicianti, Ohio, South Western Publishing, Co.

Carter, William K., (2009). Akuntansi Biaya, Edisi 14. Buku II. Jakarta: Salemba Empat.

Dewi, Rosdianah. (2009). China Incar Tanah Abang & Turi. Diakses dari

http://www.inilah.com/read/detail/201441/china-incar-tanah-abang-dan-turi/, 3 Desember 2009 pada tanggal 5 Desember 2012.

Garrison, Ray H., Erick W., Noreen, Peter C., Brewer. (2006). Akuntansi Manajerial, Edisi 11. Buku I. Jakarta: Salemba Empat.

Hansen, Don R., dan Maryanne M. Mowen. (2003). Cost Management Accounting and

Control, 4th edition. South-Western, USA: Thomson Learning.

Hansen, Don R., dan Maryanne M. Mowen. (2005). Management Accounting, 7th

edition. South-Western, USA: Thomson Learning.

Hansen, Don R., dan Maryanne M. Mowen. (2007). Management Accounting, 8th

edition. South-Western,USA: Thomson Learning.

Hammer, Lawrence H., William K. Carter, dan Milton F. Usry. (2001). Akuntansi Biaya

(Perencanaan dan Pengendalian). Jakarta: Erlangga.

Hariadi, B. (2006). Akuntansi Manajemen: Suatu Pengantar. Yogyakarta: BPFE.

Hartono, J. (2004). Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan

Pengalaman-Pengalaman. Yogyakarta: BPFE.

Hilton, Ronald W., (2005). Managerial Accounting, 6th edition. McGraw-Hill

Companies, Inc. New York.

__________________(2007). Managerial Accounting, 7th edition. McGraw-Hill

Companies, Inc. New York.

Horngren, Charles T., George Foster, Srikant M. Datar. (2008). Akuntansi Biaya:

Penekanan Manajerial, Edisi 11. PT.Macanan Jaya Cemerlang. Jakarta.


(6)

140

Kuncoro, Mudrajad. (2011). Krisis Global dan Industri, Harian Kompas, 15 September

2011 diakses dari http://cetak.kompas.com/read/2011/09/14/04242071/krisis.

global.dan.industri pada tanggal 5 Desember 2012.

Mulyadi. (2000). Akuntansi Biaya. Edisi 5. Yogyakarta: STIE YKPN 1991.

_______.(2001). Akuntansi Biaya: Konsep, Manfaat, dan Rekayasa, Edisi 3. Jakarta:

Salemba Empat.

Samuelson, P.A., dan William D., Nordhaus. (2001). Macro Economics, 17th edition. New York: Mc Graw-Hill, Co.

Sudradjat, Ade. (2011). Ekspor Garmen Berpotensi Meningkat 4%. Harian Bisnis

Indonesia, 3 Desember 2011. Diakses dari

http://www.bisnis.com/articles/ekspor-garmen-berpotensi-meningkat-4-percent

pada tanggal 5 Desember 2012.

Supriyono. (2000). Akuntansi Manajemen: Konsep Dasar Akuntansi Manajemen dan

Proses Perencanaan, Edisi 3. Yogyakarta: BPFE.

Suryadi, Nathanael. (2012). Perkembangan Industri Garmen dari Masa ke Masa, 5 Maret

2012.Diakses dari

http://nathanaelsuryadi.blogspot.com/2012/03/perkembangan-industri-garmen-dari-masa.html. pada tanggal 5 Desember 2012.

Triaswati, Ninasapti (2010). Produk China "Bombardir" Indonesia, Apa Kabar Produk

Lokal?. Harian Kompas, 9 Januari 2010. Diakses dari

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/01/09/10134596/ pada tanggal 5 Desember 2012.

Welsch, Hilton, Gordon. (2000). Anggaran: Perencanaan dan Pengendalian Laba.

Jakarta: Salemba Empat.

Warren, Carl S., James M. Reev, dan Philip E. Fess. (2005). Accounting, 21th