Mindfulness sebagai mediator dalam hubungan antara kelekatan pada ibu dan self-silencing pada remaja laki dan perempuan.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

MINDFULNESS SEBAGAI MEDIATOR DALAM HUBUNGAN ANTARA
KELEKATAN PADA IBU DAN SELF-SILENCING PADA REMAJA LAKI
DAN PEREMPUAN
Maria Kristanti Dara Novianta Widodo
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat dinamika dalam pembentukan self-silencing
dengan dasar kelekatan pada ibu. Hipotesis peneliti adalah mindfulness memediatori hubungan
antara kelekatan pada ibu dengan self-silencing. Untuk mengetahui dinamika tersebut, maka
analisis mediator dilakukan dengan menggunakan SPSS 16.0. Subjek yang digunakan dalam
penelitian ini adalah remaja dengan rentang usia 13 – 22 tahun, dengan jumlah laki-laki sebanyak
216 subjek dan perempuan sebanyak 265 subjek. Skala yang digunakan dalam penelitian ini
adalah IPPA-M, KIMS, dan STSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara
kelekatan pada ibu dan self-silencing pada remaja perempuan dimediatori oleh mindfulness pada
kemampuan menerima tanpa menilai dan bertindak dengan kesadaran. Sedangkan kemampuan

untuk deskripsi tidak diprediksi oleh kelekatan pada ibu. Kemampuan observasi tidak signifikan
dalam memprediksi self-silencing baik pada remaja laki-laki maupun perempuan. Pada remaja
laki-laki, tidak dapat dilakukan analisis mindfulness sebagai mediator karena kelekatan pada ibu
tidak memprediksi self-silencing. Namun kemampuan mindfulness deskripsi, bertindak dengan
kesadaran dan menerima tanpa menilai dapat memprediksi self-silencing. Studi ini mengajak para
peneliti dengan minat sama untuk mengetahui secara lebih mendalam pada dinamika hubungan
tersebut. Untuk pembahasan, keterbatasan penelitian dan saran juga akan dijelaskan.
Kata kunci: kelekatan pada ibu, mindfulness, self-silencing, analisis mediator

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

MINDFULNESS AS MEDIATOR IN RELATION BETWEEN
ATTACHMENT TO MOTHER AND SELF-SILENCING IN
ADOLESCENT BOYS AND GIRLS
Maria Kristanti Dara Novianta Widodo

ABSTRACT
The aim of this study is to know the dynamics of self-silencing in based of attachment to
mother. The hypothesis of the study is that mindfulness is a mediator in the relation between
attachment to mother and self-silencing. In order to know these dynamics, researcher used the
mediator analysis in SPSS 16.0. Subject in this study consist of adolescent in age range between
13 – 22 years, males 216 subjects and females 265 subjects. The scales used are IPPA-M, KIMS,
and STSS. Results show that mindfulness, in particular the ability to act with awareness and
accept without judgment, is a mediator in relations between attachment to mother and selfsilencing in adolescent females. Besides, attachment to mother can’t predict the ability to describe.
For both subject, the ability to observe is not significant in predict self-silencing. The mediation
analysis can’t be apply for adolescent boys because attachment to mother can’t predict the selfsilencing in this study. This study recommend to any researcher with the same curiosity to assess
more about this relationship. For the discussion, limitedness of this study and the future research
will be explained in this study.
Keywords: attachment to mother, mindfulness, self-silencing, mediation analysis

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


MINDFULNESS SEBAGAI MEDIATOR DALAM HIBINGAN
ANTARA KELEKATAN PADA IBI DAN SELF-SILENCING PADA
REMAJA LAKI DAN PEREMPIAN
SKRSPSS
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Psikologi Program Studi Psikologi

Disusun oleh:
Maria Kristanti Dara Novianta Widodo
119114152

PROGRAM STIDI PSIKOLOGI JIRISAN PSIKOLOGI
FAKILTAS PSIKOLOGI
INIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN

MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Halaman motto


Apapun yang telah kamu dapatkan hari ini, akan mempersiapkanmu
untuk masa depanmu nanti, jadi tetaplah semangat selalu 

Berusahalah semaksimal mungkin dan biarlah nanti Tuhan yang akan
menyempurnakannya 

“Datanglah kepadaKu semua yang letih dan berbeban berat, Aku akan
memberi kelegaan padamu” Matius 11:28

Masalah yang kita hadapi menjadi masalah bukan karena masalahnya,
tetapi karena sikap kita terhadap masalah itu.

Lakukan yang kamu cintai, cintai yang kamu lakukan :*


iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN

MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Halaman Persembahan
Tugas akhir isi, dara persembahkas ustuk mereka yasg selalu memberikas
isspirasi, dukusgas das cista kepada dara:

Tuhas Yesus das Busda Maria yasg selalu mesusjukkas jalas yasg tertepat das
terbaik ustuk dara, sehisgga semua Kau bestuk isdah pada waktusya. Semoga
skripsi isi dapat mesjadi salah satu bestuk ustuk dapat messyukuri das
membagikas ilmu dalam mesjalasi kehidupas isi
Mama Giok tercista
Libertus Edwis Aditya
Mami, Papi, Ce Ria, Ko Hesdro, Felix, Asgel das Louissa
Sahabat-sahabat dara sejak kecil: Rista das Esy
Mari kita belajar relasi yasg baik yaa
Sahabat das temas yasg juga sesama pejuasg: Asita, Putri, Vivi, Hervy, Asi, temastemas kelas D das asgkatas 2011 Psikologi das temas2 asgkatas 18 VL. Tetap
semasgattt

das kepada
Semua yasg sedasg mesjalis relasi romastis ataupus berkehesdak ustuk mesjalis
relasi romastis 
ayoo perbaiki relasi das jasgas galau terus 


v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI

TERPUJI

MINDFULNESS SEBAGAI MEDIATOR DALAM HUBUNGAN ANTARA
KELEKATAN PADA IBU DAN SELF-SILENCING PADA REMAJA LAKI
DAN PEREMPUAN
Maria Kristanti Dara Novianta Widodo
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk lelihat dinalika dalal pelbentukan self-silencing
dengan dasar kelekatan pada ibu. Hipotesis peneliti adalah mindfulness lelediatori hubungan
antara kelekatan pada ibu dengan self-silencing. Untuk lengetahui dinalika tersebut, laka
analisis lediator dilakukan dengan lenggunakan SPSS 16.0. Subjek yang digunakan dalal
penelitian ini adalah relaja dengan rentang usia 13 – 22 tahun, dengan jullah laki-laki sebanyak
216 subjek dan perelpuan sebanyak 265 subjek. Skala yang digunakan dalal penelitian ini
adalah IPPA-M, KIMS, dan STSS. Hasil penelitian lenunjukkan bahwa hubungan antara
kelekatan pada ibu dan self-silencing pada relaja perelpuan dilediatori oleh mindfulness pada
kelalpuan lenerila tanpa lenilai dan bertindak dengan kesadaran. Sedangkan kelalpuan
untuk deskripsi tidak diprediksi oleh kelekatan pada ibu. Kelalpuan observasi tidak signifikan
dalal lelprediksi self-silencing baik pada relaja laki-laki laupun perelpuan. Pada relaja
laki-laki, tidak dapat dilakukan analisis mindfulness sebagai lediator karena kelekatan pada ibu
tidak lelprediksi self-silencing. Nalun kelalpuan mindfulness deskripsi, bertindak dengan

kesadaran dan lenerila tanpa lenilai dapat lelprediksi self-silencing. Studi ini lengajak para
peneliti dengan linat sala untuk lengetahui secara lebih lendalal pada dinalika hubungan
tersebut. Untuk pelbahasan, keterbatasan penelitian dan saran juga akan dijelaskan.
Kata kunci: kelekatan pada ibu, mindfulness, self-silencing, analisis lediator

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

MINDFULNESS AS MEDIATOR IN RELATION BETWEEN
ATTACHMENT TO MOTHER AND SELF-SILENCING IN
ADOLESCENT BOYS AND GIRLS
Maria Kristanti Dara Novianta Widodo
ABSTRACT
The aim of this study is to know the dynamics of self-silencing in based of attachment to

mother. The hypothesis of the study is that mindfulness is a mediator in the relation between
attachment to mother and self-silencing. In order to know these dynamics, researcher used the
mediator analysis in SPSS 16.0. Subject in this study consist of adolescent in age range between
13 – 22 years, males 216 subjects and females 265 subjects. The scales used are IPPA-M, KIMS,
and STSS. Results show that mindfulness, in particular the ability to act with awareness and
accept without judgment, is a mediator in relations between attachment to mother and selfsilencing in adolescent females. Besides, attachment to mother can’t predict the ability to describe.
For both subject, the ability to observe is not significant in predict self-silencing. The mediation
analysis can’t be apply for adolescent boys because attachment to mother can’t predict the selfsilencing in this study. This study recommend to any researcher with the same curiosity to assess
more about this relationship. For the discussion, limitedness of this study and the future research
will be explained in this study.
Keywords: attachlent to lother, lindfulness, self-silencing, lediation analysis

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis ucapkan pada Tuhan Yesus, Bunda Maria atas
penyertaan dan rahmatnNya, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan
pembuatan skripsi ini. Begitu banyak perjuangan dalam bertanding dengan sendiri
sehingga akhirnya mau untuk berjuang dalam pengerjaan skripsi ini. Tentu dalam
pengerjaan skripsi ini ada banyak pihak yang senantiasa membuat penulis merasa
terdukung karena cinta dan dukungannya. Oleh karenanya penulis ingin
mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1.

Bapak Dr. Tarsisius Priyo Widianto, M.Si selaku dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma

2.

Ibu Ratri Sunar Astuti, M.Si selaku Kepala Program Studi Universitas
Sanata Dharma

3.

Bapak C. Siswa Widyatmoko, M. Psi selaku dosen pembimbing saya yang
tetap sabar dalam mendukung penyelesaian skripsi ini serta atas 3,5 tahun
mendampingi saya dalam mengenal dunia penelitian dan menjadi mentor
layaknya orang tua sendiri .

4.

Bapak C. Wijoyo Adinugroho, M.Psi selaku dosen pembimbing akademik
saya dan kepala P2TKP tempat saya berdinamika selama setahun.
Terimakasih atas pengalaman yang luar biasa menyenangkan, sehingga
membawa perkembangan dalam diri saya. Terimakasih juga atas semua
refleksi yang membuat saya menjadi lebih mengenal diri saya.

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

5.

Mbak Elisabeth Haksi Mayawati, mentor, orang tua di psikologi yang luar
biasa sehingga dapat membuat 3,5 tahun di psikologi sungguh menjadi
momen yang tidak terduga dan membawa perkembangan terhadap diri 

6.

Bapak Agung Santoso M.A. yang selalu membimbing saya ketika saya
mengalami kebingungan dengan segala jenis analisis statistik. Terimakasih
atas kebaikan dalam membagikan ilmu kepada saya, hingga saya dapat
lebih memahami dan berteman baik dengan statistik.

7.

Ibu Dr. Tjipto Susana, terimakasih atas pendampingan ibu dalam
melakukan pengambilan data dalam teknik FGD. Terimakasih telah
mengajarkan kepada saya bagaimana untuk memahami orang lain. 

8.

Seluruh dosen Fakultas Psikologi yang mampu memberikan inspirasi
hidup bagi saya, membuat saya mau untuk semakin mencintai psikologi
dan menerapkan ilmu ini dalam kehidupan seharinhari. 

9.

Mas Gandung, Ibu Nanik, Mas Muji, Mas Doni, Pak Giek, Pak Rubi parkir
dan

bapak

parker

ataupun

karyawan

lainnya

yang

senantiasa

menyemarakkan suasana di Fakultas Psikologi maupun kampus 3 USD ini,
sehingga kampus menjadi tempat yang mendukung proses belajar kami
untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
10. Kepala Sekolah, temannteman SMP, SMA dan mahasiswa yang telah
mendukung saya dalam pengumpulan data ini, termasuk karyawan di
Provinsi Yogyakarta, Dinas Penelitian, dan Bappeda Sleman. Terimakasih
atas petunjuknya dan bantuannya dalam ijin penelitian ini.

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

11. Mama yang selalu mendukung dara lewat halnhal kecil, selalu mendoakan
dara, selalu memenuhi kebutuhan dara seharinhari dan yang selalu
membuat dara tersenyum serta semangat bahkan ketika tertekan dalam
kehidupan seharinhari
12. Koko Edwin yang meski saat ini sedang samansama berjuang kuliah di
negeri seberang, namun tetap setia memberi semangat, cinta serta
dukungan lewat doa dan chat. Bentar lagi aku susul ya.. ^_^
13. Mami, Papi, Felix, Ce Ria, Ko Hendro, Angel, Louissa sebagai keluarga
baru dara yang senantiasa memberi dukungan dan rasa hangat sebagai
keluarga, sehingga dara tetap semangat menjalani hidup
14. Rinta sahabat dari kecilku yang manis dan sekarang sudah semakin
dewasa, menjadi gadis yang smart serta berprinsip, Anita teman van Lith
ku yang hingga sekarang terus berjuang bersama di psikologi ini, Putri
teman menggila bersama yang senantiasa semangat dan ceria menjalani
hidup, Vivi teman sesama ldr yang unyu dan ceria serta Hervy teman yang
begitu keibuan, lucu dan begitu ngefans dengan Mas Duta. Ani yang selalu
kuat dan sportif, teman berdiskusi yang akhirnya berujung pada curhat.
Temanntemanku di Psikologi kelas D angkatan 2011 yang penuh canda
tawa dan kebersamaan. Terimakasih untuk segala perjuangan bersama ini.
15. Kelompok Riset Payung: Mb Fiona, Mb Ditha, Marlincung, Natan, Rinta
yang selalu mendukung dalam perjuangan kita untuk belajar penelitian,
belajar mengenai arti kelompok, pertemanan, suka, duka demi mencapai
citancita. Tetap semangat ya ^_^
xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

16. Temen perjuangan P2TKP: Mbak Martha inpirasi untuk belajar menjadi
dewasa dan menghandle suatu acara, mbak Jeje yang menjadi inspirasi
buat jadi cewek, mb Alvia temen diskusi mengenai psikologi, mb Sherly,
mb Feny para pejuang LDR yang jadi inspirasi juga , Tutut martutut Tuti
yang lucu ngangenin dan ngegemesin, menginspirasi membuat teri medan
yang enak, Mas Lito, Mas Anju si jagonjago yang lucu, suka ngebanyol
tapi bertanggung jawab, dan Rinta hey ketemu lagi kita di sini .
17. Kelompok Riset Polikulturalisme: Mb Fiona, Anita, Sawilda, Samuel,
Angga yang begitu koplak dan membuat saya selalu tertawa meski yang
dilakukan adalah tugas penelitian. Semangat selalu buat kita ya ^_^
18. Temannteman van Lith angkatan 18 yang membuat penulis semakin
terpacu untuk segera menyelesaikan skripsi ini karena uploadan fotonfoto
pendadaran kalian. Maka tetap, 18 Siap tempurr!!
Akhir kata, dalam penelitian ini, penulis berharap dari penelitian ini dapat
membuat kita semua menyadari bahwa sebagai manusia yang tidak pernah jauh
dari interaksi sosial terutama relasi romantis, untuk dapat membangun hubungan
yang sehat. Meskipun begitu, penulis masih mengharapkan kritik dan saran yang
membangun, agar penelitian ini dapat semakin menyumbang perkembangan ilmu
kita ini. Terimakasih .
Yogyakarta, 15 Juli 2015
Penulis

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI
Halaman Judul ............................................................................................... i
Halaman Persetujuan Dosen Pembimbing .................................................... ii
Halaman Pengesahan .................................................................................... iii
Halaman Motto .............................................................................................. iv
Halaman Persembahan .................................................................................. v
Halaman Pernyataan Keaslian Karya ............................................................. vi
Abstrak ........................................................................................................... vii
Abstract .......................................................................................................... viii
Halaman Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah................................................ ix
Kata Pengantar ............................................................................................... x
Daftar Isi......................................................................................................... xiv
Daftar Tabel ................................................................................................... xviii
Daftar Gambar ............................................................................................... xx
Daftar Lampiran ............................................................................................ xxii
Bab I Pendahuluan ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 10
C. Tujuan Penelitian................................................................................ 10
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 10
Manfaat teoretis ................................................................................. 10
Manfaat Praktis ................................................................................. 11
Bab II Landasan Teori ................................................................................... 12
xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

A. Mindfulness ....................................................................................... 12
1. Pengertian ..................................................................................... 12
2. Faktor pembentuk mindfulness ..................................................... 16
3. Mindfulness pada remaja ............................................................... 16
4. Efek samping mindfulness ............................................................ 17
5. Pengukuran mindfulness ............................................................... 18
B. Kelekatan Pada Ibu............................................................................. 22
1. Pengertian ...................................................................................... 22
2. Mekanisme terbentuknya kelekatan pada ibu ............................... 24
3. Dinamika kelekatan pada remaja .................................................. 25
4. Dampak dari kelekatan pada ibu .................................................. 27
5. Pengukuran kelekatan pada ibu .................................................... 30
C. Self-Silencing ..................................................................................... 32
1. Pengertian dan aspek .................................................................... 32
2. Dinamika terbentuknya Self-Silencing ......................................... 34
3. Self-silencing pada lakinlaki .......................................................... 35
4. Self-silencing pada remaja ............................................................ 37
5. Dampak negatif self-silencing ...................................................... 38
6. Pengukuran Self-silencing ............................................................ 39
D. Remaja ............................................................................................... 40
1. Pengertian dan perkembangan remaja ........................................... 40
2. Dinamika relasi dalam perkembangan remaja .............................. 42
E. Dinamika ........................................................................................... 43
xv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

1. Dinamika ketiga variabel .............................................................. 43
2. Kaitan dengan budaya kolektif ..................................................... 49
F. Bagan .................................................................................................. 50
G. Hipotesis ............................................................................................ 51
Bab III Metode Penelitian .............................................................................. 53
A. Jenis Penelitian .................................................................................. 53
B. Variabel Penelitian ............................................................................. 53
C. Definisi Operasional .......................................................................... 54
1. Mindfulness ................................................................................... 54
2. Kelekatan pada ibu ....................................................................... 55
3. Self-silencing ................................................................................ 55
D. Subjek Penelitian ............................................................................... 56
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data ................................................ 57
1. Metode pengumpulan data ............................................................ 57
2. Alat pengumpulan data ................................................................. 58
F. Validitas Dan Reliabilitas .................................................................. 60
1. Validitas ........................................................................................ 60
2. Reliabilitas .................................................................................... 65
G. Uji Analisis Data ............................................................................... 68
1. Uji Prasyarat analisis .................................................................... 68
2. Uji hipotesis .................................................................................. 69
Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan .................................................... 73
A. Persiapan Penelitian .......................................................................... 73
xvi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

B. Pelaksanaan Penelitian ...................................................................... 74
C. Gambaran subjek penelitian .............................................................. 75
1. Data demografis ............................................................................ 75
2. Hasil rerata subjek terhadap skala ................................................. 76
D. Hasil Penelitian ................................................................................. 79
1. Uji Asumsi .................................................................................... 79
2. Uji Hipotesis ................................................................................. 82
E. Pembahasan ....................................................................................... 91
F. Keterbatasan Penelitian ..................................................................... 103
Bab V Kesimpulan dan Saran ....................................................................... 105
A. Kesimpulan ........................................................................................ 105
B. Saran .................................................................................................. 106
Daftar Pustaka ............................................................................................... 110
LampirannLampiran ...................................................................................... 120

xvii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Hasil ratanrata subjek pada skala kelekatan pada ibu ......................

76

Tabel 2. Hasil ratanrata subjek pada skala Mindfulness ................................

77

Tabel 3. Hasil ratanrata subjek pada skala Self-Silencing .............................

78

Tabel 4. Hasil Uji Asumsi .............................................................................

80

Tabel 5. Hasil Regresi Kelekatan pada ibu ke mindfulness observasi ...........

82

Tabel 6. Hasil Regresi Kelekatan pada ibu ke mindfulness deskripsi ............

83

Tabel 7. Hasil Regresi Kelekatan pada ibu ke mindfulness bertindak dengan
kesadaran .......................................................................................

84

Tabel 8. Hasil Regresi Kelekatan pada ibu ke mindfulness menerima tanpa menilai
.......................................................................................................

85

Tabel 9. Hasil Regresi Kelekatan pada ibu ke self-silencing .........................

86

Tabel 10. Hasil Regresi Kelekatan pada ibu–mindfulness-self-silencing ......

87

Tabel 11. Hasil Uji Reliabilitas Skala Kelekatan pada ibu ............................

127

Tabel 12. Hasil Uji Reliabilitas Skala Mindfulness Observasi ......................

129

Tabel 13. Hasil Uji Reliabilitas Skala Mindfulness Deskripsi .......................

130

Tabel 14. Hasil Uji Reliabilitas Skala Mindfulness Bertindak dengan kesadaran
.......................................................................................................

131

Tabel 15. Hasil Uji Reliabilitas Skala Mindfulness Menerima tanpa menilai
.......................................................................................................

132

Tabel 16. Hasil Uji Reliabilitas Skala Self-Silencing ....................................

133

Tabel 17. KisinKisi Skala Inventory of Parent and Peer Attachment-Mother
.......................................................................................................
xviii

135

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Tabel 18. KisinKisi Skala Kentucky Inventory of Mindfulness Skills.............

135

Tabel 19. KisinKisi Skala Silencing the Self Scale.........................................

135

xix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bagan dinamika antar variabel .....................................................

51

Gambar 2. Deskripsi dinamika antar variabel ...............................................

52

Gambar 3. Grafik Normal P-P Plot Standardized Residuals Kelekatan dengan ibu
– Mindfulness Observasi ............................................................

121

Gambar 4.Grafik Normal P-P Plot Standardized Residuals Kelekatan dengan ibu
– Mindfulness Deskripsi .............................................................

121

Gambar 5.Grafik Normal P-P Plot Standardized Residuals Kelekatan dengan ibu
– Mindfulness Bertindak dengan Kesadaran ..............................

122

Gambar 6.Grafik Normal P-P Plot Standardized Residuals Kelekatan dengan ibu
– Mindfulness Menerima tanpa menilai .....................................

122

Gambar 7.Grafik Normal P-P Plot Standardized Residuals Kelekatan dengan ibu
– Self-Silencing ...........................................................................

123

Gambar 8. Grafik Normal P-P Plot Standardized Residuals Kelekatan dengan ibu
- Mindfulness Observasi, Deskripsi, Bertindak dengan Kesadaran,
Menerima tanpa menilai – Self-Silencing ...................................

123

Gambar 9. Scatterplot Kelekatan dengan ibu – Mindfulness Observasi .......

124

Gambar 10. Scatterplot Kelekatan dengan ibu – Mindfulness Deskripsi ......

124

Gambar 11. Scatterplot Kelekatan dengan ibu – Mindfulness Bertindak dengan
Kesadaran ...................................................................................

125

Gambar 12. Scatterplot Kelekatan dengan ibu – Mindfulness Menerima tanpa
menilai ........................................................................................

125

Gambar 13. Scatterplot Kelekatan dengan ibu – Self-Silencing ...................

126

xx

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Gambar 14. Scatterplot Kelekatan dengan ibu- Mindfulness Observasi, Deskripsi,
Bertindak dengan Kesadaran, Menerima tanpa menilai– Self-Silencing
.....................................................................................................

xxi

126

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A. Uji Asumsi Normalitas ............................................................

121

Lampiran B. Uji Asumsi Heteroskedastisitas dan Uji Asumsi Linearitas ....

124

Lampiran C. Tabel uji reliabilitas skala ........................................................

127

Lampiran D. Kisinkisi masingnmasing skala yang digunakan ......................

135

Lampiran E. Skala Pengukuran ......................................................................

136

Lampiran F. Skala Kelekatan pada ibu .........................................................

139

Lampiran G. Skala Mindfulness ....................................................................

142

Lampiran H. Skala Self-Silencing ..................................................................

146

Lampiran I. Data demografis ........................................................................

150

xxii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BABBIB
PENDAHULUANB

A. LatarBBelakangB

B
B

“Sakit sama perasaan sendiri karena nggak bisa ngungkapin” (Pepatah, Twitter)
“Kadang, karena tak ingin menyakiti perasaan seseorang, kamu penuhi apa yang dia
inginkan. Dan tanpa kamu sadari, dirimulah yang terluka”
“Satu hal yang lo ga pernah tau gue lagi ngetik “wkwkwk” sambil nangis buat jaga
perasaan lo” (Quotes Life, Line)

Kalimat tersebut akhiriakhir ini merupakan kalimat yang sering terlihat
di status media sesial tertentu yang akhirnya disukai eleh banyak erang.
Kalimat yang menggambarkan bahwa seseerang tidak berani mengungkapkan
apa yang dirasakan, apa yang dipikirkan kepada erang lain, terutama pada
pasangannya. Bila dilihat dari kecenderungan seseerang yang terungkap dalam
kalimat tersebut, sejalan dengan kensep yang bernama self-silencing. Selfsilencing berarti seseerang berusaha untuk menekan apa yang dipikirkannya
dan dirasakan untuk tetap menjaga keutuhan relasi (Harper & Welsh, 2007;
Jack & Ali, 2010; Jack & Dill, 1992; Remen, Chambless & Redebaugh, 2002).
Kecenderungan untuk self-silencing ini juga erat hubungannya dengan budaya
di Indenesia yang cenderung kelektif dan bersifat feminin (Hefstede, 1983).
Dalam budaya kelektif, seseerang mempunyai kecenderungan untuk menjaga
perilakunya seperti tidak menampilkan emesi negatif mereka di depan erang
yang dekat dengan mereka (Hefstede, 1983; Jack, Pekharel & Subba, 2010;
Matsumete & Juang, 2008). Hal ini dikarenakan apabila seseerang berani
1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2

menampilkan emesi, maka dapat mengganggu hubungan interaksi antara satu
individu dengan yang lain, padahal mereka diharapkan mampu untuk menjaga
relasi dengan erang lain (Hefstede, 1983; Matsumete & Juang, 2008). Hal
tersebut sejalan dengan apa yang disebut dengan self-silencing.
Meskipun self-silencing merupakan suatu bentuk mekanisme dalam
menjaga kestabilan suatu hubungan (Flett, Besser, Hewitt & Davis, 2007; Jack
& Dill, 1992), namun self-silencing mempunyai dampak negatif yang dapat
mengurangi

well-being

seseerang

(Jack,

2011).

Beberapa

penelitian

sebelumnya menemukan bahwa self-silencing berkerelasi pesitif dengan
rendahnya harga diri (Cramer, Gallant & Langleis, 2005, Harper & Welsh,
2007; Schrick, Sharp, Zvenkevic & Reifman, 2012), ketidakpuasan dalam
menjalin relasi (Thempsen, 1995), gangguan makan (Sheuse, Nilssen, 2011;
Zaitseff, Geller, & Srikameswaran, 2002), sensivitas terhadap penelakan
(Harper, Dicksen, & Welsh, 2006; RemereiCanyas, Reddy, Redriguez, &
Dewney, 2013), kehilangan identitas diri dan merasa teriselasi (Jack, 2011;
Jerdan, 2010). Selain itu terdapat salah satu dampak dari perilaku self-silencing
yang kensisten ditemukan lewat penelitian sebelumnya yaitu depresi (Cramer
dkk., 2005; Flett, Besser, Hewitt & Davis; 2007; Gratch, Bassett & Attra, 1995;
Jack, 2011; Little, Welsh, Darling & Helmes; 2011; Schrick dkk., 2012;
Thempsen, 1995; Thempsen, Whiffen & Aube, 2001; Whiffen, Feet &
Thempsen; 2007). Hal ini dikarenakan seseerang merasa terpaksa serta tidak
memiliki pilihan lain selain membungkam dirinya (Flett dkk., 2007; Jack,
2011; Schrick dkk., 2012).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3

Bila dikaitkan dengan keadaan di Indenesia, tingkat bunuh diri semakin
meningkat jumlahnya dan usia pelaku yang melakukan bunuh diri mulai
merambah usia anak dan remaja (Amarullah, 2009; Ridhe, 2015). Penyebab
bunuh diri pada remaja yang ditemukan juga bermacam ragam mulai dari
merasa putus asa (Windratie, 2014), merasa tidak terdukung secara emesi
(Steinberg, 2002), rasa bersalah ataupun kemarahan yang tidak tersalurkan
(Dhamayanti, 2013). Bila melihat jumlah yang cukup banyak terhadap tingkat
bunuh diri di Indenesia yang berkaitan dengan depresi serta fakter yang
berpetensi menghasilkan depresi pada remaja, maka perlu dilakukan penelitian
lebih lanjut yang dapat mengurangi tingkat depresi pada remaja. Salah satunya
adalah dengan membuat remaja lebih berani mengungkapkan apa yang
dirasakannya, bekemunikasi secara sehat melalui pengurangan perilaku selfsilencing.
Berkaitan dengan resike untuk menjadi depresi karena self-silencing,
tahap perkembangan remaja merupakan tahap yang paling rentan terkena
resike tersebut. Hal ini karena pada tahap ini, remaja mengalami tahap untuk
mampu membangun relasi intim dengan lawan jenis dan merupakan usia
pertama relasi intim tersebut dikenal (Sullivan dalam Harper & Welsh, 2007;
Harper dkk., 2006; Welsh, Grelle, & Harper, 2003). Dalam menghadapi hal
tersebut, remaja berusaha untuk melakukan mekanisme tertentu untuk menjaga
agar hubungannya tetap stabil (Harper dkk., 2006). Namun, tingkat emesi pada
remaja masih belum stabil (Larsen, Meneta, Richards, & Wilsen, 2002),
sehingga remaja mudah memutuskan sesuatu, mudah untuk merasa takut

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

4

kehilangan (Bewlby, 1988; Harper dkk., 2006) dan melakukan sesuatu yang
digerakkan eleh ketidaksadarannya (Elkind, 1967). Oleh karenanya dalam
menjaga hubungannya, ada kemungkinan remaja berusaha mempertahankan
hubungannya dengan cara self-silencing.
Remaja yang cenderung untuk melakukan self-silencing, pada lakiilaki
terkait dengan keinginan untuk menjaga kentrel dan etenemi mereka terhadap
pasangan (Jack & Ali, 2010). Di sisi lain, perempuan yang cenderung untuk
berperilaku self-silencing bertujuan agar dapat menghindari kenflik dengan
pasangan (Cellins, Cramer & SingleteniJacksen, 2005). Hal tersebut berkaitan
dengan kebutuhan dan kecenderungan dalam diri seerang individu termasuk
remaja untuk mencari titik aman dalam menjalani hidup serta menjalin relasi
yang intim dengan erang lain (Bewlby, 1988; BleuntiMatthews & Herstentein,
2006; Feeney & Neller, 1996; Jack, 2011; Thempsen, 1995). Titik aman dan
relasi yang intim merupakan fungsi kelekatan yang terbentuk sejak bayi
(Bewlby, 1988; Jack, 2011). Akan tetapi pada kenyataannya perilaku selfsilencing ini dapat membuat jarak secara emesi dalam relasi tersebut (Jack,
2011; Jack & Ali, 2010).
Dalam

perkembangan

kehidupannya,

seseerang

memiliki

dua

perkembangan kelekatan yaitu kelekatan yang aman atau kelekatan yang tidak
aman. Seseerang yang memiliki kelekatan yang aman, dalam relasinya akan
cenderung lebih hangat, percaya terhadap diri serta pada pasangan dan mampu
memberikan dukungan, sehingga terbentuk relasi yang intim (Hazan & Shaver,
1987; Mikulincer & Shaver, 2007). Di sisi lain, mereka yang memiliki

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

5

kelekatan yang tidak aman akan cenderung kurang percaya pada keberhasilan
relasinya, karena mereka terlalu fekus pada perhatian dan rasa cinta terhadap
diri (Mikulincer & Shaver, 2011). Berdasarkan hasil dari penelitian
sebelumnya ditemukan bahwa seseerang dengan kelekatan yang tidak aman
memiliki kecenderungan untuk melakukan self-silencing (Austin, 2001; Jack,
1991 dalam Jack & Ali, 2010; Remen, 1999; Samrai, 2011).
Kelekatan yang terbentuk sejak kecil terbawa sepanjang hidup seerang
individu dan membentuk internal working model yang menjadi pijakan
seseerang dalam berinteraksi dengan erang lain (Bewlby, 1988; Feeney &
Neller, 1996; Margelesse, Markiewicz & Deyle, 2005). Meskipun kelekatan
dapat terus stabil maupun berubah (Feeney & Neller, 1996), namun terdapat
satu pusat rasa aman relasi

yang membuat seseerang mempunyai

kecenderungan kelekatan tertentu. Berdasarkan penelitian sebelumnya, terdapat
suatu hirarki kelekatan pada diri individu (Trinke, 1995). Hirarki tertinggi dan
paling stabil adalah kelekatan dengan ibu yang tidak akan berubah meski
terpisah jarak ataupun memiliki frekuensi interaksi yang sedikit (Bewlby,
1988; Trinke, 1995; Trinke & Barthelemew, 1997). Namun apabila seseerang
sudah memiliki pasangan, maka titik kelekatan tersebut akan berubah ke
pasangannya dan hal tersebut terjadi terutama pada usia remaja akhir (Bewlby,
1988; Furman & Wehner, 1997; Trinke, 1995; Trinke & Barthelemew, 1997).
Meskipun begitu titik kelekatan yang aman terhadap pasangan dapat berbeda
tiap individu karena tergantung pada lama berpasangan dan seberapa dalam
hubungan tersebut (Heffernan, Fraley, Vicary & Brumbaugh, 2012; Trinke,

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

6

1995; Trinke & Barthelemew, 1997). Oleh karenanya peneliti menggunakan
kelekatan dengan ibu sebagai pijakan seseerang melakukan self-silencing
karena merupakan titik kelekatan yang stabil.
Bila dilihat kembali bahwa seseerang yang memiliki kecenderungan
untuk self-silencing merupakan seseerang dengan titik kelekatan yang tidak
aman, maka perlu diberikan intervensi terhadap hal tersebut. Hal ini karena
berbagai dampak negatif yang dihasilkan eleh self-silencing. Selain itu karena
dampak dari kelekatan yang tidak aman juga dapat mengurangi well-being
seseerang. Dampak tersebut antara lain depresi (Feeney & Neller, 1996;
Margelese, Markiewicz, & Deyle, 2005), berkurangnya kemampuan regulasi
emesi, ekspresi emesi dan menyumbang berbagai masalah sesial dan
psikelegis, sehingga lebih berperilaku secara defensif (Laible, 2007;
Mikulincer & Shaver, 2005; Mikulincer & Shaver, 2011).
Dari penelitian sebelumnya ditemukan bahwa self-silencing dapat
memberikan dampak pesitif apabila seseerang secara sadar memutuskan untuk
melakukan self-silencing, bukan karena tidak mempunyai pilihan lain (Jack,
2011). Ketika memiliki kesadaran untuk memilih, mereka mampu untuk
berperilaku secara refleksif dan bukan reaktif. Pemikiran tersebut meliputi
penyadaran dan penerimaan pengalaman. Ketika mereka mampu sadar dan
menerima pengalaman, maka mereka mampu menerima dan mengelah
perasaannya, sehingga meski self-silencing, namun tidak berdampak negatif.
Meskipun begitu, ketika mereka mampu secara sadar menerima pengalaman,
mereka lebih berani untuk terbuka kepada pasangan karena mereka ingin

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

7

menjalin keneksi dengan pasangan dan membentuk relasi yang sehat (Caldwell
& Shaver 2013). Di sisi lain, menurut Caldwell dan Shaver (2013), ketika
seseerang cenderung self-silencing, mereka takut menghadapi kenflik dengan
pasangan, sehingga mereka melindungi diri agar tetap aman, berfekus kepada
dirinya dan bukan pada perkembangan hubungan. Fekus pada dirinya membuat
mereka kurang mampu sadar memutuskan sehingga berperilaku reaktif. Bila
dikaitkan dengan keinginan dasar manusia untuk menjalin relasi yang intim
dengan erang lain, maka self-silencing merupakan dampak dari kelekatan pada
ibu yang tidak aman (Austin, 2001; Jack, 1991 dalam Jack & Ali, 2010;
Remen, 1999; Samrai, 2011). Ketika mereka memiliki pandangan bahwa dunia
ini tidak aman, maka mereka berusaha melindungi dirinya agar tetap merasa
aman. Oleh karenanya dalam berelasi mereka lebih fekus pada ketakutannya
dan pandangan biasnya, sehingga kurang dapat fekus pada relasi. Hal tersebut
menunjukkan bahwa seseerang yang memiliki kelekatan tidak aman, dia
kurang mampu fekus pada relasinya, melainkan lebih kepada pemikiran
negatifnya, sehingga akhirnya mudah untuk self-silencing.
Pein fekus pada pengalaman (kesadaran) dan penerimaan ini terlihat
menjadi kunci yang penting untuk mengurangi dampak self-silencing, terutama
bila berdampak negatif, serta menjadi penting dalam dinamika kelekatan dan
self-silencing. Pein tersebut berkaitan dengan kensep mindfulness yaitu
memberikan perhatian murni pada situasi saat ini dengan tidak melakukan
penilaian (Bishep dkk., 2004; Caldwell & Shaver, 2013; Heppner dkk., 2008;
Thempsen & GauntlettiGilbert, 2008). Dalam hal ini aspek kemampuan untuk

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

8

mampu mindfulness antara lain mencakup kesadaran diri dan penerimaan tanpa
menilai (Baer, Smith & Allen, 2004). Mindfulness ini terbentuk eleh adanya
kemunikasi dan rasa percaya yang diberikan eleh pengasuh kepada anak sejak
kecil dan berkaitan dengan kelekatan yang aman (Fenagy & Target, 1997;
Ryan, Brewn & Creswell, 2007; Ryan, 2005). Namun dalam memprediksi selfsilencing, penelitian Clark (2014) menunjukkan bahwa mindfulness merupakan
mederater dalam hubungannya dengan dampak negatif self-silencing.
Meskipun begitu, peneliti melihat bahwa seseerang self-silencing dikarenakan
mereka tidak mampu untuk fekus pada pengalamannya, dan lebih fekus untuk
melindungi dirinya. Oleh karenanya peneliti menduga bahwa mindfulness
merupakan predikter self-silencing.
Mindfulness sendiri merupakan hal yang sangat penting dalam
perkembangan remaja. Hal ini dikarenakan dari beberapa penelitian
sebelumnya ditemukan bahwa mindfulness memberikan dampak pesitif pada
perkembangan individu, terutama remaja. Dampak tersebut antara lain dapat
meningkatkan regulasi emesi sehingga tidak bertindak secara reaktif (Caldwell
& Shaver, 2013; Keng, Smeski & Rebins, 2011; Thempsen & Gauntletti
Gilbert, 2008). Hal tersebut juga memunculkan suatu respen adaptif yang lebih
fleksibel serta pemikiran yang lebih pesitif sehingga mampu membuat
kesehatan mental secara jangka panjang (Caldwell & Shaver, 2013; Dekeyser,
Raes, Leijssen, Leysen, & Dewulf, 2008; Keng dkk., 2011).
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa seseerang yang
memiliki kelekatan aman, mampu untuk fekus kepada pengalaman dan bukan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

9

kepada dirinya, sehingga dia mampu untuk terbuka kepada pasangannya.
Namun apabila seseerang memiliki kelekatan tidak aman, maka dia kurang
mampu untuk fekus, mindful kepada pengalaman, melainkan fekus kepada
dirinya, sehingga untuk melindungi dirinya, dia melakukan self-silencing.
Maka peneliti menduga bahwa kemungkinan terdapat hubungan mediater di
antara kelekatan pada ibu, mindfulness dan self-silencing. Selain itu, peneliti
menduga bahwa mindfulness dapat membuat seseerang menjadi berani lebih
terbuka kepada pasangannya.
Dari hasil penelitian sebelumnya juga ditemukan diperlukan adanya
penelitian lebih lanjut mengenai self-silencing. Penemuan hasil penelitian selfsilencing akan menjadi mendalam dan kaya infermasi apabila penelitian selfsilencing dilakukan pada pria maupun wanita dengan budaya timur, karena
penelitian tentang self-silencing masih banyak dilakukan pada wanita kulit
putih (Austin, 2001; Remen, 1999). Padahal kultur feminin yang identik
dengan budaya timur merupakan kultur yang rentan dengan perilaku selfsilencing (Schrick dkk., 2012). Selain itu masih diperlukan penelitian selfsilencing dalam dinamika relasi remaja (Harper & Welsh, 2007). Berdasarkan
hasil penelitian sebelumnya juga ditemukan bahwa studi mindfulness pada
remaja juga masih minimal, meskipun mulai banyak diajukan eleh peneliti
(Thempsen & GauntlettiGilbert, 2008). Di sisi lain, dari penelitian sebelumnya
juga diduga kemungkinan adanya hubungan mediasi antara kelekatan,
mindfulness serta penekanan emesi, namun belum dilakukan penelitian lebih
lanjut (Caldwell & Shaver, 2013).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

B. RumusanBmasalahB

10

B

Apakah mindfulness merupakan mediater dalam mekanisme hubungan
antara kelekatan pada ibu dengan self-silencing pada remaja terutama dalam
budaya kelektif?
C. TujuanBpenelitianB
Tujuan dalam melakukan penelitian ini adalah mengetahui peran
mindfulness dalam hubungan antara hubungan kelekatan pada ibu dan selfsilencing pada remaja dalam budaya kelektif serta mengetahui dinamika yang
terjadi pada ketiga variabel tersebut. Secara lebih khusus, peneliti juga ingin
mengetahui aspek mindfulness yang berperan dalam hubungan antara kelekatan
pada ibu dan self silencing.
D. ManfaatBpenelitianB
ManfaatBteoritisB
Dalam bidang penelitian, dapat memberikan tambahan infermasi
mengenai predikter perilaku self-silencing pada individu, sehingga dapat
mengetahui variabel yang dapat mengurangi dampak negatif dari self-silencing.
Dapat menjawab pertanyaan penelitian mengenai hubungan mindfulness
dengan self-silencing, serta dinamika dari kelekatan pada ibu dalam diri
individu. Selain itu dapat memberikan tambahan hasil penelitian mengenai
kemampuan mindfulness yang berperan dalam dinamika tersebut.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

11

ManfaatBpraktisB
Memberikan pengetahuan pada erangtua, khususnya sesek ibu mengenai
peran penting mereka dalam kehidupan relasi remaja. Memberikan
pengetahuan pada praktisi psikeleg klinis, psikeleg di sekelah maupun praktisi
yang memiliki ketertarikan pada dunia remaja, mengenai pertimbangan
pelatihan maupun intervensi dalam menghadapi masalah relasi di kehidupan
remaja.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BABBIIB
LANDASANBTEORIB

A. MindfulnessB
1. PengertianBB
Mindfulness merupakan suatu kensep yang diambil berdasarkan
tradisi meditasi yang sudah diintegrasikan dengan terapi psikelegis (Hansen,
Lundh, Hemman & Lundh, 2009). Mindfulness sendiri mempunyai arti
perhatian, kesadaran murni pada keadaan sekarang sehingga dapat berfekus
pada tujuan dan menerima tanpa penilaian (Thempsen & GauntlettiGilbert,
2008). Keadaan sekarang tersebut melibatkan perhatian murni pada kendisi
saat itu dari tiap detik ke detik berikutnya meskipun dalam tekanan (Derjee,
2010; KabatiZinn, 1990; Thempsen & GauntlettiGilbert, 2008). Kendisi
yang menjadi perhatian pada tiap detik merupakan dunia eksternal maupun
bagaimana dirinya memberikan reaksi terhadap sensasi itu (Thempsen &
GauntlettiGilbert, 2008). Oleh karenanya individu tidak berusaha untuk
melakukan defense, menekan pengalaman tersebut, melainkan menerima
dan mengebservasi serta mendeskripsikan pengalaman tanpa mengelaberasi
(Bishep dkk., 2004).
Mindfulness ini merupakan preses psikelegis inti yang dapat merubah
respen seseerang dalam menghadapi kesulitan hidup yang tidak dapat kita
telak (Siegel, Germer, & Olendzki, 2009). Setiap erang memiliki kapasitas
untuk menjadi mindful, terutama melakukan perilaku secara sadar. Namun
12

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

13

hal tersebut hanya berada dalam jangka yang singkat, atau ketika kita
melakukan refleksi. Di sisi lain, kapasitas seseerang untuk dapat terus sadar
dan menerima dari detik ke detik meski dalam situasi yang sulit merupakan
kemampuan khusus. Meskipun begitu, kemampuan untuk terus sadar dan
menerima tersebut dapat dipelajari.
Sehubungan dengan hal tersebut, mindfulness diartikan dalam dua
bentuk yaitu sebagai trait (kecenderungan umum) atau sebagai sebuah state
yang bersifat sementara. Bishep dkk (2004) mengatakan bahwa mindfulness
merupakan sebuah state yang tidak permanen dan dapat ditingkatkan
melalui latihan. State ini muncul ketika seseerang sedang berfekus pada
pengalaman tertentu dengan penerimaan dan keingintahuan (Baer dkk;
2009). Hal ini berkaitan dengan pengalaman mindfulness yang dialami
seseerang ketika melakukan meditasi tertentu (Bishep dkk, 2004). Oleh
karenanya state mindfulness ini tidak menunjukkan kecenderungan
seseerang untuk menjadi mindful. Di sisi lain, sebagian besar mindfulness
diartikan sebagai trait (Baer dkk., 2004; Baer dkk., 2006; Brewn & Ryan,
2003; Cardaciette dkk., 2008). Trait ini meliputi kecenderungan seseerang
yang terdiri dari berbagai segi, yaitu ebservasi, deskripsi pengalaman yang
sedang terjadi dan bertindak secara sadar dan mampu menerimanya.
Meskipun begitu, state mindfulness ini juga berkaitan dengan trait
mindfulness (Baer dkk, 2009).
Mindfulness diambil berdasarkan tradisi meditasi. Akan tetapi
mindfulness ini memiliki beberapa perbedaan arti dengan meditasi. Hal ini

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

14

dikarenakan meditasi lebih menekankan pada sisi religiusitas seseerang, dan
berfekus pada kebahagiaan seseerang (Thempsen & GauntlettiGilbert,
2008). Meskipun mindfulness dapat dicapai melalui meditasi (Bishep dkk.,
2004), tetapi mindfulness lebih menekankan pada kesadaran dan penerimaan
setiap waktu. Kensep mindfulness ini juga berbeda dengan relaksasi (Bishep
dkk., 2004). Hal ini dikarenakan mindfulness menuntut erang untuk tetap
dapat sadar, memiliki pemikiran yang bersih dan menerima meski dalam
keadaan yang tidak rileks (Thempsen & GauntlettiGilbert, 2008). Selain itu
mindfulness juga memiliki perbedaan arti dengan Cognitive Behavior
Therapy meski memiliki hasil yang mirip, yaitu adanya perubahan pada diri
seseerang. Hal ini dikarenakan mindfulness lebih menekankan pada
penerimaan tanpa penilaian, dan CBT lebih menekankan pada perubahan
pela pikir (Thempsen & GauntlettiGilbert, 2008). Oleh karenanya
mindfulness lebih menekankan pada perhatia