Branding Jamu Tradisional Yanto Lelono.

(1)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………..…...i

LEMBAR PENGESAHAN………..ii

KATA PENGANTAR………..……….…..iii

PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN………....v

DAFTAR ISI………...………...vi

DAFTAR TABEL………...………...ix

DAFTAR GAMBAR………...…...………..x

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang……….……….1

1.2Permasalahan dan Ruang Lingkup…….………..2

1.3Tujuan Perancangan……..………...3

1.4Sumber dan Teknik Pengumpulan Data………..………3

1.5Skema Perancangan……….4

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Brand (Merek)………..………5

2.1.1 Perbedaan Brand dan Logo………...6

2.1.2 Tujuan Pemberian Merek………..7

2.1.4 Syarat-syarat Memilih Merek………7

2.1.5 Cara Membangun Merek……….………..8

2.1.6 Brand Equity………..…9


(2)

2.4.1 Tujuan Promosi………...……...……….15

2.5 Packaging (pembungkus)………...15

2.5.1 Syarat Packaging / Pembungkus……….16

2.5.2 Aturan-aturan Desain Kemasan Obat Tradisional BPOM………..17

2.6 Pengertian tentang Jamu ………...20

2.6.1 Sejarah Jamu Tradisional …………..……….20

2.6.2 Macam Jamu Tradisional ……...………22

2.6.3 Perbedaan Jamu dengan Obat Modern………23

2.6.4 Jamu di Negara Lain………24

2.6.5 Bahan dan Cara Meracik Jamu………24

BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH 3.1 Data dan Fakta………...27

3.1.1 Jamu Tradisional Yanto Lelono………..27

3.1.2 Tinjauan terhadap proyek atau persoalan sejenis………33

3.2 Analisis Terhadap Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta……….36

3.2.1 Analisis berdasarkan SWOT………...36

3.2.2 Analisis berdasarkan Segmentasi, Targeting, dan Positioning…...37

3.2.3 Rencana Pengembangan Usaha Jamu Yanto Lelono 5 Tahun ke depan………...38

BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 Konsep Komunikasi………...40

4.2 Konsep Kreatif……….…..40

4.3 Konsep Media………43

4.4 Hasil Karya……….45

4.4.1 Logo Jamu Yanto Lelono………45

4.4.2 Aplikasi Terhadap Media………46


(3)

4.4.2.2 Media Promosi……….53

4.5 Perkiraan Biaya Branding & Promosi………66

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan……….67

5.2 Saran Penulis………..68

DAFTAR ISTILAH………...69

DAFTAR PUSTAKA……….70

DAFTAR LAMPIRAN DAN LAMPIRAN……….72

SARAN DAN KOMENTAR DOSEN PENGUJI SIDANG TUGAS AKHIR……..73

UCAPAN TERIMAKASIH……….……….74


(4)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Skema Perancangan………...4 Tabel 2. Pasangan Tumbuhan Obat Alami………...24 Tabel 3. Perbedaan Jamu Yanto Lelono dan Babah Kuya………...34


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Piramida Brand Awarene………..………10

Gambar 3.1 Jamu Yanto Lelono………...………29

Gambar 3.2 Jamu Babah Kuya………...………..35

Gambar 4.1 Fotografi bahan-bahan jamu………...………….….42

Gambar 4.2 Logo Jamu Yanto Lelono………...……….….45

Gambar 4.3 Kartu nama Jamu Yanto Lelono……...……….………...47

Gambar 4.4 Cover menu……...……….………...48

Gambar 4.5 Menu bagian dalam………..…………48

Gambar 4.6 Coaster………..…………49

Gambar 4.7 Guidelines book………...50

Gambar 4.7 Render 3d café jamu……….53

Gambar 4.8 Flyer promosi………..….…54

Gambar 4.9 Flyer info jamu………....…….55

Gambar 4.10 x-banner………....…….56

Gambar 4.11 Packaging jamu……….….57

Gambar 4.13 Paperbag jamu………..……….….58

Gambar 4.12 Label jamu pada toples………...60

Gambar 4.14 Menu meja………..61

Gambar 4.15 Poster café jamu……….62

Gambar 4.16 Advertorial………..63

Gambar 4.17 Mug………..…………..64


(6)

DAFTAR ISTILAH

Brand : Pelabelan

Brand Positioning : Strategi untuk memenangi dan menguasai benak pelanggan Brand Identity : Persepsi tentang brand dari suatu perusahaan

Brand Personality : Karakteristik brand

Brand Equity : Keinginan seseorang untuk melanjutkan menggunakan suatu brand atau tidak

Brand Awareness : Kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali suatu produk

Perceived Quality : Persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas Brand Loyalty : Ukuran kesetiaan seorang pelanggan

Corporate Identity : Identitas perusahaan


(7)

DAFTAR LAMPIRAN DAN LAMPIRAN

Berikut merupakan daftar lampiran dan lampiran yang terdapat pada laporan Tugas Akhir Branding Jamu Tradisional Yanto Lelono.

• Hasil Angket / Wawancara


(8)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kecenderungan masyarakat global untuk back to nature memberi dampak meningkatnya kebutuhan konsumsi produk-produk dari bahan alami. Jamu merupakan salah satu produk kesehatan dengan bahan baku dari alam (tanaman obat). Seiring dengan berkembangnya kemajuan teknologi, banyak orang kurang mengetahui khasiat dari jamu sendiri. Selain itu juga, walaupun semakin tinggi tingkat kompetisi produk obat-obatan, namun jamu sebagai warisan tradisional tidak pernah tergantikan karena khasiat yang dimiliki jamu sudah terbukti selama bertahun-tahun. Oleh sebab itu, diperlukan upaya konkrit untuk mengembangkan jamu sebagai warisan budaya bangsa dan aset nasional juga sebagai pelestarian budaya leluhur.

Yanto Lelono merupakan seorang yang memiliki usaha skala kecil dengan menjual minuman jamu tradisional, yang kemudian dikenal sebagai “Jamu Tradisional Yanto Lelono”. Jamu yang dibuat masih menggunakan cara tradisional (handmade) secara manual dengan menggunakan peralatan yang sederhana. Di Bandung masih sedikit tempat minuman jamu tradisional yang benar-benar mempertahankan kualitas dari jamunya. Hal tersebut disebabkan saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan jamu yang dalam skala besar memproduksi jamunya dengan berbagai kemasan namun khasiat jamunya tidak seperti jamu tradisional alami. Selain daripada itu, di jaman modern ini sudah jarang orang yang tinggal di perkotaan yang masih mau mengkonsumsi jamu, padahal jamu merupakan warisan cita rasa tradisional yang berkhasiat dan perlu dilestarikan. Oleh daripada itu, citra jamu tradisional perlu untuk ditingkatkan dengan cara melakukan branding sebagai suatu bentuk pelestarian warisan budaya Indonesia agar lebih dikenal masyarakat.


(9)

2

Citra jamu tradisonal Yanto Lelono dapat lebih ditingkatkan dengan melakukan

branding terhadap logo-nya dan pembuatan identitas visual-nya yang lebih menarik agar

jamu dapat menjadi suatu minuman sehat yang berkhasiat namun tidak mengenyampingkan unsur estetis dari produknya. Selain daripada itu, hal tersebut juga sebagai bentuk pelestarian cita rasa tradisional sehingga jamu Yanto Lelono dapat lebih dikenal oleh masyarakat terutama di Kota Bandung dan sekitarnya. Sehingga penulis berencana untuk membuat branding, beserta media promosi yang nantinya akan mendukung jalannya usaha jamu tradisional ini agar lebih bisa berkembang di masa yang akan datang.

Penulis memilih topik ini sebagai topik dari Tugas Akhir, karena penulis merasa di Bandung masih sangat jarang tempat yang menjual minuman jamu tradisional dengan ramuan alami dan diracik langsung, yang merupakan salah satu warisan kebudayaan tradisional yang perlu dilestarikan dan diperkenalkan kepada masyarakat umum tentang khasiat dan kegunaannya. Oleh sebab itu, penulis bermaksud untuk membuat branding dari jamu tradisional Yanto Lelono agar menaikkan positioning-nya di masyarakat bahwa minuman jamu tradisional merupakan minuman sehat yang merupakan warisan budaya Indonesia. Dengan membuat branding dari Jamu Yanto Lelono, hal tersebut akan menaikkan identitas dari jamunya sendiri sehingga jamu Yanto Lelono dapat bersaing dengan jamu-jamu lain yang ada di pasaran sehingga jamu tradisional ini dapat dikenal oleh masyarakat dan nantinya menentukan usaha jamu tersebut di masa yang akan datang. Maka dari itu, dengan membuat branding dari jamu tradisional Yanto Lelono ini, penulis ingin menunjukkan tentang pentingnya perananan DKV dalam menentukan keberhasilan suatu produk sehingga dapat dikenal oleh masyarakat luas.


(10)

3

yang sesuai, dan juga sebagai bentuk pelestarian terhadap warisan kekayaan budaya dan cita rasa tradisional.

Berikut merupakan beberapa pokok permasalahan dari topik yang dipilih:

1. Bagaimana cara membuat brand atau logo sebagai identitas dari Jamu Tradisional Yanto Lelono agar usahanya bisa berkembang dalam skala yang lebih besar?

2. Bagaimana cara agar Jamu Tradisional Yanto Lelono lebih dikenal masyarakat sebagai jamu tradisional yang masih asli (handmade)?

1.3 Tujuan Perancangan

Berdasarkan pokok permasalahan dan ruang lingkup yang telah dipaparkan, maka tujuan dari permasalahan tersebut adalah seperti di bawah ini:

1. Membuat branding yang sesuai dan tepat sasaran sehingga usaha Jamu Yanto Lelono dapat berkembang.

2. Mengenalkan Jamu Yanto Lelono terhadap masyarakat dengan lebih menonjolkan sisi tradisional dan keasliannya agar Jamu Yanto Lelono dikenal karena jamunya yang masih asli terbuat dari bahan alami.

3. Mengkomunikasikan kepada segmen dan target yang dituju sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu antara lain:

1. Melakukan wawancara kepada Bpk. Yanto Lelono sebagai pemilik usaha jamu tersebut dan kepada orang-orang yang menikmati jamu.


(11)

4

3. Studi kepustakaan, data diperoleh dengan cara membaca buku-buku tentang

branding dan promosi dan menarik kesimpulan berdasarkan data yang di

dapat.


(12)

67

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dari branding Jamu Yanto Lelono maka didapat beberapa kesimpulan. Pembuatan branding ini dimaksudkan agar Jamu Yanto Lelono dapat berkembang menjadi suatu usaha yang cukup menjanjikan di masa yang akan datang juga sebagai pelestarian dari warisan budaya leluhur yang masih ada hingga saat ini dan dikembangkan sesuai dengan perkembangan jaman. Oleh sebab itu, dibuatlah perencanaan usaha untuk 5 tahun ke depan dengan tujuan perancangan visual menjadi sebuah café jamu yang modern namun tetap bercirikan tradisional. Hal tersebut dapat dilakukan dengan adanya bantuan dari investor atau dengan melakukan pinjaman ke bank sesuai dengan rencana pembuatan café secara bertahap. Berikut merupakan perencanaan usahanya, pada tahun pertama berencana untuk membuat merek, hak paten, ijin Depkes, desain kemasan, dan logo dan stand jamu. Di tahun kedua berencana untuk membuat berencana untuk masuk iklan Koran Kompas selama 1 tahun secara berkala (advertorial) dan membuat media promosi seperti flyer. Di tahun ketiga, sewa di daerah Gardujati, membuat display, ruangan dan elemen desain, harga menjadi naik 10% - 20%. Di tahun keempat, diharapkan usaha Jamu Yanto Lelono semakin berkembang dengan semakin banyak orang yang mengkonsumsi jamu sehingga membutuhkan beberapa pegawai. Di tahun kelima, Yanto Lelono dapat membuka cabang di tempat lain seperti menyewa stand di daerah Pasar Balubur atau Dago, di tahun ini usaha menjadi skala menengah ke atas dan menjadi jamu yang terkenal di Bandung. Target market usia 25-40 tahun dengan kelas menengah atas. Dengan adanya perencanaan usaha ini, maka

branding Jamu Yanto Lelono diharapkan dapat berkembang dan sampai kepada sasaran


(13)

68

Agar masyarakat mengetahui adanya Jamu Yanto Lelono sebagai jamu racik yang berasal dari bahan alami, maka dibutuhkan media promosi yang sesuai. Promosi yang dilakukan yaitu dengan menyebarkan flyer, membuat iklan koran, poster, dan media lainnya dengan menonjolkan unsur alami dan tradisional sehingga target audience tertarik untuk mencoba Jamu Yanto Lelono. Café jamu-nya memiliki konsep “Jamu yang Diracik Langsung di Depan Anda” untuk menarik target audience karena di Bandung belum ada café jamu tradisional dengan konsep ini dan dengan tempat yang nyaman bernuansa tradisonal-modern. Dengan begitu, masyarakat dapat mengetahui Jamu Yanto Lelono sebagai jamu tradisional yang masih asli terbuat dari bahan alami.

Dalam desain branding dan promosi yang dibuat, penulis berusaha untuk mengkomunikasikan secara visual usaha jamu Yanto Lelono dengan menonjolkan kesan alami, sehat (clean), dengan penggunaan warna dan typografi yang berkesan tradisional agar pesan yang ingin disampaikan dapat diterima dengan baik oleh target audience.

5.2 Saran Penulis

Usaha Jamu Yanto Lelono saat ini merupakan usaha skala kecil menengah, namun dengan perencanaan yang matang tidak mustahil menjadi suatu usaha yang cukup besar. Oleh karena itu, alangkah baiknya apabila usaha Jamu Yanto Lelono ini dapat berkembang dengan bantuan investor ataupun bank karena merupakan warisan budaya Indonesia mengingat usaha jamu ini sudah turun-temurun sejak tahun 1965.

Selain itu, karena merupakan warisan budaya alangkah baiknya apabila masyarakat Indonesia mengenal dan mulai menyukai jamu sebagai minuman yang berkhasiat untuk menjaga kesehatan mengingat banyaknya produk-produk pabrikan yang menggunakan bahan kimia karena tidak terlalu baik untuk kesehatan dan memiliki efek samping.


(14)

70

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari (2002), Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Alfabeta, Bandung 40152.

Harmanto, Ning, Subroto, M. Ahkam, (2007), Pilih Kamu dan Herbal Tanpa Efek

Samping, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.

Keller, Kevin Lane (1998), Strategic Brand Management, Building, Measuring, and

Managing Brnad Equity, Upper Saddle River, New Jersey 07458, Prentice Hall,

Inc.

Lasmadiwati, E. (2007), Taman Sringanis Panduan Percontohan Tanaman Obat. Taman Sringanis, Bogor.

Sangat, H. dan S. Riswan, (1990). Kontribusi TOGA bagi rumah tangga pedesaan.

Prosiding Simposium I Hasil Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri.

Buku VI. Tanaman Obat. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Bogor.

Morgan, Conway Llyod (1999), Logos, “Logo, Identity, Brand, Culture”, Rotovison SA, Switzerland.

Rangkuti, Freddy (2002), The Power of Brands, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 10270.

Rustan, Surianto (2009), Mendesain Logo, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 10270. Sangat, Harini M., Rahayu, Mulyati (2009), Kiat Meracik Jamu – Kosmetika

Tradisional Untuk Optimalisasi Khasiat & Aroma, Museum Etnobotani, Bidang

Botani Puslit Biologi-LIPI, Bogor 16122.

Tilaar, M., H. Sangat dan S. Riswan, (1991). Tumeric, the quen of Jamu. Proceeding

Regional Conferense Medicinal Product from Tropical Rain Forest. Institute

Penyelidikan Perhutanan, Kuala Lumpur, Malaysia.


(15)

71

Twemlow, Alice (2006), What id Graphic Design for?, Kaki Bukit Techpark II, Singapore 415956.

http:


(1)

yang sesuai, dan juga sebagai bentuk pelestarian terhadap warisan kekayaan budaya dan cita rasa tradisional.

Berikut merupakan beberapa pokok permasalahan dari topik yang dipilih:

1. Bagaimana cara membuat brand atau logo sebagai identitas dari Jamu Tradisional Yanto Lelono agar usahanya bisa berkembang dalam skala yang lebih besar?

2. Bagaimana cara agar Jamu Tradisional Yanto Lelono lebih dikenal masyarakat sebagai jamu tradisional yang masih asli (handmade)?

1.3 Tujuan Perancangan

Berdasarkan pokok permasalahan dan ruang lingkup yang telah dipaparkan, maka tujuan dari permasalahan tersebut adalah seperti di bawah ini:

1. Membuat branding yang sesuai dan tepat sasaran sehingga usaha Jamu Yanto Lelono dapat berkembang.

2. Mengenalkan Jamu Yanto Lelono terhadap masyarakat dengan lebih menonjolkan sisi tradisional dan keasliannya agar Jamu Yanto Lelono dikenal karena jamunya yang masih asli terbuat dari bahan alami.

3. Mengkomunikasikan kepada segmen dan target yang dituju sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu antara lain:

1. Melakukan wawancara kepada Bpk. Yanto Lelono sebagai pemilik usaha jamu tersebut dan kepada orang-orang yang menikmati jamu.


(2)

3. Studi kepustakaan, data diperoleh dengan cara membaca buku-buku tentang branding dan promosi dan menarik kesimpulan berdasarkan data yang di dapat.

1.5 Skema Perancangan


(3)

BAB V

PENUTUP

5.1Kesimpulan

Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dari branding Jamu Yanto Lelono maka didapat beberapa kesimpulan. Pembuatan branding ini dimaksudkan agar Jamu Yanto Lelono dapat berkembang menjadi suatu usaha yang cukup menjanjikan di masa yang akan datang juga sebagai pelestarian dari warisan budaya leluhur yang masih ada hingga saat ini dan dikembangkan sesuai dengan perkembangan jaman. Oleh sebab itu, dibuatlah perencanaan usaha untuk 5 tahun ke depan dengan tujuan perancangan visual menjadi sebuah café jamu yang modern namun tetap bercirikan tradisional. Hal tersebut dapat dilakukan dengan adanya bantuan dari investor atau dengan melakukan pinjaman ke bank sesuai dengan rencana pembuatan café secara bertahap. Berikut merupakan perencanaan usahanya, pada tahun pertama berencana untuk membuat merek, hak paten, ijin Depkes, desain kemasan, dan logo dan stand jamu. Di tahun kedua berencana untuk membuat berencana untuk masuk iklan Koran Kompas selama 1 tahun secara berkala (advertorial) dan membuat media promosi seperti flyer. Di tahun ketiga, sewa di daerah Gardujati, membuat display, ruangan dan elemen desain, harga menjadi naik 10% - 20%. Di tahun keempat, diharapkan usaha Jamu Yanto Lelono semakin berkembang dengan semakin banyak orang yang mengkonsumsi jamu sehingga membutuhkan beberapa pegawai. Di tahun kelima, Yanto Lelono dapat membuka cabang di tempat lain seperti menyewa stand di daerah Pasar Balubur atau Dago, di tahun ini usaha menjadi skala menengah ke atas dan menjadi jamu yang terkenal di Bandung. Target market usia 25-40 tahun dengan kelas menengah atas. Dengan adanya perencanaan usaha ini, maka branding Jamu Yanto Lelono diharapkan dapat berkembang dan sampai kepada sasaran yang dituju.


(4)

Agar masyarakat mengetahui adanya Jamu Yanto Lelono sebagai jamu racik yang berasal dari bahan alami, maka dibutuhkan media promosi yang sesuai. Promosi yang dilakukan yaitu dengan menyebarkan flyer, membuat iklan koran, poster, dan media lainnya dengan menonjolkan unsur alami dan tradisional sehingga target audience tertarik untuk mencoba Jamu Yanto Lelono. Café jamu-nya memiliki konsep “Jamu yang Diracik Langsung di Depan Anda” untuk menarik target audience karena di Bandung belum ada café jamu tradisional dengan konsep ini dan dengan tempat yang nyaman bernuansa tradisonal-modern. Dengan begitu, masyarakat dapat mengetahui Jamu Yanto Lelono sebagai jamu tradisional yang masih asli terbuat dari bahan alami.

Dalam desain branding dan promosi yang dibuat, penulis berusaha untuk mengkomunikasikan secara visual usaha jamu Yanto Lelono dengan menonjolkan kesan alami, sehat (clean), dengan penggunaan warna dan typografi yang berkesan tradisional agar pesan yang ingin disampaikan dapat diterima dengan baik oleh target audience.

5.2Saran Penulis

Usaha Jamu Yanto Lelono saat ini merupakan usaha skala kecil menengah, namun dengan perencanaan yang matang tidak mustahil menjadi suatu usaha yang cukup besar. Oleh karena itu, alangkah baiknya apabila usaha Jamu Yanto Lelono ini dapat berkembang dengan bantuan investor ataupun bank karena merupakan warisan budaya Indonesia mengingat usaha jamu ini sudah turun-temurun sejak tahun 1965.

Selain itu, karena merupakan warisan budaya alangkah baiknya apabila masyarakat Indonesia mengenal dan mulai menyukai jamu sebagai minuman yang berkhasiat untuk menjaga kesehatan mengingat banyaknya produk-produk pabrikan yang menggunakan bahan kimia karena tidak terlalu baik untuk kesehatan dan memiliki efek samping.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari (2002), Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Alfabeta, Bandung 40152.

Harmanto, Ning, Subroto, M. Ahkam, (2007), Pilih Kamu dan Herbal Tanpa Efek Samping, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.

Keller, Kevin Lane (1998), Strategic Brand Management, Building, Measuring, and Managing Brnad Equity, Upper Saddle River, New Jersey 07458, Prentice Hall, Inc.

Lasmadiwati, E. (2007), Taman Sringanis Panduan Percontohan Tanaman Obat. Taman Sringanis, Bogor.

Sangat, H. dan S. Riswan, (1990). Kontribusi TOGA bagi rumah tangga pedesaan. Prosiding Simposium I Hasil Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri. Buku VI. Tanaman Obat. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Bogor.

Morgan, Conway Llyod (1999), Logos, “Logo, Identity, Brand, Culture”, Rotovison SA, Switzerland.

Rangkuti, Freddy (2002), The Power of Brands, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 10270.

Rustan, Surianto (2009), Mendesain Logo, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 10270. Sangat, Harini M., Rahayu, Mulyati (2009), Kiat Meracik Jamu – Kosmetika

Tradisional Untuk Optimalisasi Khasiat & Aroma, Museum Etnobotani, Bidang Botani Puslit Biologi-LIPI, Bogor 16122.

Tilaar, M., H. Sangat dan S. Riswan, (1991). Tumeric, the quen of Jamu. Proceeding Regional Conferense Medicinal Product from Tropical Rain Forest. Institute Penyelidikan Perhutanan, Kuala Lumpur, Malaysia.


(6)

Twemlow, Alice (2006), What id Graphic Design for?, Kaki Bukit Techpark II, Singapore 415956.

http: