Status Negara Palestina Sebagai Negara Pengamat Non-Anggota di PBB Dikaitkan Dengan Pengajuan Perkara Kejahatan Internasional Ke International Criminal Court (ICC).
STATUS NEGARA PALESTINA SEBAGAI NEGARA PENGAMAT NONANGGOTA DI PBB DIKAITKAN DENGAN PENGAJUAN PERKARA
KEJAHATAN INTERNASIONAL KE INTERNATIONAL CRIMINAL
COURT (ICC)
Shara Angelia Sihombing
110110090213
ABSTRAK
Pada April 2012 ICC menolak klaim Palestina untuk menyelidiki
Perang Gaza tahun 2008-2009 dengan alasan bahwa Palestina belum
diakui sebagai negara oleh PBB. Palestina kemudian memperoleh status
sebagai negara pengamat non-anggota di PBB pada sidang Majelis
Umum PBB yang digelar pada Kamis, 29 November 2012. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui konsekuensi hukum dari status negara
Palestina sebagai negara pengamat non-anggota terhadap status negara
Palestina dalam masyarakat internasional dan untuk mengetahui
pengaruh status Palestina sebagai negara pengamat non-anggota di PBB
dengan pengajuan perkara kejahatan internasional yang terjadi di
Palestina ke hadapan ICC.
Metode pendekatan yang digunakan adalah yuridis normatif
dengan cara mengkaji aspek-aspek hukum yang terkait dan
pelaksanaannya. Spesifikasi penelitian yang dilakukan adalah deskriptif
analitis untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif melalui suatu
proses analisis dengan menggunakan peraturan hukum. Penelitian yang
dilakukan adalah penelitian kepustakaan dengan menggunakan media
kepustakaan dan sumber data sekunder lainnya. Analisis data yang
digunakan adalah dengan menggunakan metode normatif kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagai sebuah negara
Palestina memiliki kedudukan yang sederajat dengan negara lain di
hadapan hukum internasional, memiliki kemampuan untuk membuat
perjanjian dengan negara lain, memiliki kedaulatan atas wilayah, individuindividu dan benda-benda yang terdapat di wilayahnya, dan dapat
mengajukan tuntutan di hadapan pengadilan internasional. Dengan
statusnya sebagai negara pengamat non-anggota di PBB yang diperoleh
melalui sidang Majelis Umum pada 29 November 2012, Palestina memiliki
hak untuk mengajukan klaim ke ICC terkait dengan kejahatan
internasional yang terjadi di wilayah Palestina.
STATEHOOD OF PALESTINE AS NON-MEMBER OBSERVER STATE
IN UNITED NATIONS AND ITS ACCESS TO SUBMIT CASES OF
INTERNATIONAL CRIMES BEFORE THE INTERNATIONAL CRIMINAL
COURT (ICC)
Shara Angelia Sihombing
110110090213
ABSTRACT
In 2012 April ICC rejected the Palestinian’s claim to investigate
Gaza conflict between December 2008 and January 2009 with the
reasons that Palestine did not recognize as a state in United Nations.
Then, Palestine got status as non-member observer state in United
Nations through General Assembly session on Thursday on November 29,
2012. This study aims to determine legal consequences of Palestine’s
statehood as non-member observer state toward the status of Palestine in
international community and to determine the impact of the Palestine’s
status as non-member observer state in United Nations related to submit
cases of international crimes which have been committed in Palestine
before ICC.
The research method used is the normative juridical approach by
reviewing and testing the related legal aspects and its implementation.
Specification of the research is the descriptive analysis to obtain a
comprehensive view through a process of analysis by using the rules of
law. The research is carried out by using the library research and other
secondary data sources. The data is analyzed by the qualitative normative
method.
The result of this study shows that as a state, Palestine has equal
position with other states before the international law, capabiliity to make
agreements with other states, sovereignty within its territory, population,
and resources of its state, and is capable to submit claim before the
international court. With its status as a non-member observer state in
United Nations gained by Palestine through General Assembly session on
November 29, 2012, Palestine has rights to submit claim before the ICC
related to international crimes which have been committed in its territory.
KEJAHATAN INTERNASIONAL KE INTERNATIONAL CRIMINAL
COURT (ICC)
Shara Angelia Sihombing
110110090213
ABSTRAK
Pada April 2012 ICC menolak klaim Palestina untuk menyelidiki
Perang Gaza tahun 2008-2009 dengan alasan bahwa Palestina belum
diakui sebagai negara oleh PBB. Palestina kemudian memperoleh status
sebagai negara pengamat non-anggota di PBB pada sidang Majelis
Umum PBB yang digelar pada Kamis, 29 November 2012. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui konsekuensi hukum dari status negara
Palestina sebagai negara pengamat non-anggota terhadap status negara
Palestina dalam masyarakat internasional dan untuk mengetahui
pengaruh status Palestina sebagai negara pengamat non-anggota di PBB
dengan pengajuan perkara kejahatan internasional yang terjadi di
Palestina ke hadapan ICC.
Metode pendekatan yang digunakan adalah yuridis normatif
dengan cara mengkaji aspek-aspek hukum yang terkait dan
pelaksanaannya. Spesifikasi penelitian yang dilakukan adalah deskriptif
analitis untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif melalui suatu
proses analisis dengan menggunakan peraturan hukum. Penelitian yang
dilakukan adalah penelitian kepustakaan dengan menggunakan media
kepustakaan dan sumber data sekunder lainnya. Analisis data yang
digunakan adalah dengan menggunakan metode normatif kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagai sebuah negara
Palestina memiliki kedudukan yang sederajat dengan negara lain di
hadapan hukum internasional, memiliki kemampuan untuk membuat
perjanjian dengan negara lain, memiliki kedaulatan atas wilayah, individuindividu dan benda-benda yang terdapat di wilayahnya, dan dapat
mengajukan tuntutan di hadapan pengadilan internasional. Dengan
statusnya sebagai negara pengamat non-anggota di PBB yang diperoleh
melalui sidang Majelis Umum pada 29 November 2012, Palestina memiliki
hak untuk mengajukan klaim ke ICC terkait dengan kejahatan
internasional yang terjadi di wilayah Palestina.
STATEHOOD OF PALESTINE AS NON-MEMBER OBSERVER STATE
IN UNITED NATIONS AND ITS ACCESS TO SUBMIT CASES OF
INTERNATIONAL CRIMES BEFORE THE INTERNATIONAL CRIMINAL
COURT (ICC)
Shara Angelia Sihombing
110110090213
ABSTRACT
In 2012 April ICC rejected the Palestinian’s claim to investigate
Gaza conflict between December 2008 and January 2009 with the
reasons that Palestine did not recognize as a state in United Nations.
Then, Palestine got status as non-member observer state in United
Nations through General Assembly session on Thursday on November 29,
2012. This study aims to determine legal consequences of Palestine’s
statehood as non-member observer state toward the status of Palestine in
international community and to determine the impact of the Palestine’s
status as non-member observer state in United Nations related to submit
cases of international crimes which have been committed in Palestine
before ICC.
The research method used is the normative juridical approach by
reviewing and testing the related legal aspects and its implementation.
Specification of the research is the descriptive analysis to obtain a
comprehensive view through a process of analysis by using the rules of
law. The research is carried out by using the library research and other
secondary data sources. The data is analyzed by the qualitative normative
method.
The result of this study shows that as a state, Palestine has equal
position with other states before the international law, capabiliity to make
agreements with other states, sovereignty within its territory, population,
and resources of its state, and is capable to submit claim before the
international court. With its status as a non-member observer state in
United Nations gained by Palestine through General Assembly session on
November 29, 2012, Palestine has rights to submit claim before the ICC
related to international crimes which have been committed in its territory.