PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAKAN KEKERASAN DAN PERUSAKAN YANG DILAKUKAN OLEH FRONT PEMBELA ISLAM BERDASARKAN HUKUM PIDANA INDONESIA.

Abstrak
Demokrasi yang mulai tegak setelah masa orde baru berakhir menyebabkan kuatnya
peran serta masyarakat dalam dunia politik, lahirnya beberapa organisasi masyarakat di
Indonesia merupakan salah satu hasil dari proses demokrasi, hampir setiap ormas membawa
idealis dan tujuan masing-masing, bahkan ada yang lahir dengan membawa muatan agama
dengan tujuan untuk menegakan hukum agamanya di Indonesia.Salah satu Organisasi
Masyarakat yang lahir setelah masa orde baru yaitu Laskar Front Pembela Islam (FPI), Front
Pembela Islam (FPI) adalah sebuah organisasi massa Islam bergaris keras yang berpusat di
Jakarta yang bertujuan untuk menegakan Amar Ma ruf Nayhi Mungkar di kehidupan
bermasyarakat Indonesia, namun dalam penerapan tujuan dari Front Pembela Islam itu sendiri
kerap kali dilakukan dengan cara cara yang bertentangan dengan hukum. Tindakan kekerasan,
perusakan bahkan penganiayaan sering dilakukan oleh Anggota Front Pembela Islam dalam
melaksanakan kegiatan
kegiatannya oleh karena itu yang menjadi permasalahan dalam
penelitian ini adalah bagaimanakah perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh Front
Pembela Islam berdasarkan hukum pidana indonesia dan upaya penegakan hukum terhadap
tindakan kekerasan dan perusakan yang dilakukan oleh Front Pembela Islam.
Penelitian ini bersifat deskriptif analisis yang dilakukan dengan pendekatan yuridis
normatif, sumber data diperoleh dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder,
pengumpulan data dilakukan melalui dua tahap yaitu penelitian kepustakaan dan penelitian
lapangan. Selanjutnya data yang di peroleh dianalisis secara kualitatif serta dipaparkan secara

deskriptif.
Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa tindakan perusakan barang dan kekerasan
yang dilakukan oleh anggota Front Pembela Islam terhadap masyarakat merupakan perbuatan
yang bersifat melawan hukum formal, yaitu telah memenuhi unsur
unsur tindak pidana
sebagaimana diatur dalam pasal 170 KUHP tentang Tindak Pidana Pengeroyokan Dan
Perusakan, pasal 335 KUHP tentang Perbuatan Tidak Menyenangkan dan 351 KUHP tentang
Tindak Pidana Penganiayaan.Upaya penanggulangan terhadap tindak kekerasan dan perusakan
yang dilakukan oleh Front Pembela Islam terhadap barang maupun anggota masyarakat,
dilakukan melalui upaya
upaya secara preventif maupun represif yang dilakukan oleh
Kepolisian Republik Indonesia sesuai dengan hukum yang berlaku, kemudian sesuai dengan
Undang Undang Nomor 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Masyarakat maka pemerintah dapat
melakukan pembekuan dan atau pembubaran organisasi masyarakat yang melakukan kegiatan
yang mengganggu keamanan dan ketertiban umum. Kepolisian Republik Indonesia harus
bertindak tegas dan professional dalam proses penegakan hukum terhadap Anggota Front
Pembela Islam yang melakukan suatu tindak pidana dan juga Pemerintah dan penegak hukum
harus dapat memberikan perhatian yang khusus terhadap Organisasi Masyarakat Front Pembela
Islam khususnya perhatian berupa penindakan bukan berupa peringatan, agar Organisasi
Masyarakat Front Pembela Islam dapat lebih mengerti fungsi, hak dan kewajibannya sebagai

Organisasi Masyarakat sesuai dengan undang undang Organisasi Masyarakat.

Abstract
Democracy began to erect the new order after ending cause strong public participation in
the political world, the birth of several community organizations in Indonesia is one of the results
of the democratic process, almost every organization brings idealist and the purpose of each,
there are even born with a charge religion in order to enforce religious law in Indonesia.Salah the
Community Organizations that were born after the new order the Army of the Islamic Defenders
Front (FPI), Islamic Defenders Front (FPI) is a hardline Islamic organizations based in Jakarta
that aims to enforce Amar Ma'Ruf Nayhi Munkar in Indonesian public life, but in the
implementation of the goals of the Islamic Defenders Front itself is often done in a way - a way
which is contrary to law. Acts of violence, vandalism and even persecution are often carried out
by the Islamic Defenders Front members in carrying out activities - activities, therefore, the
problem in this research is how tort committed by the Islamic Defenders Front and the
Indonesian criminal law enforcement efforts against violence and destruction carried out by the
Islamic Defenders Front.
This study is a descriptive analysis conducted with normative juridical approach, the
source data is obtained by collecting primary data and secondary data, the data collection is done
through two stages of research literature and field research. Furthermore, the data obtained were
analyzed qualitatively and presented descriptively.

From the results of this study concluded that the destruction of action and violence
perpetrated by members of the Islamic Defenders Front to the public is an act that is against
formal law, which has the following elements - elements of the offenses set forth in article 170 of
the Criminal Code on Crime beatings and destruction, chapter 335 of the Criminal Code of
Deeds Not Fun and 351 of the Criminal Code on Crime about Torture .response to acts of
violence and destruction committed by the Islamic Defenders Front to goods or members of the
public, through the efforts - preventive and repressive efforts undertaken by the Indonesian
National Police in accordance with applicable law, then in accordance with the Law No. 8 of
1985 Concerning the Civil Society Organizations and the government can freeze or dissolution
of community organizations that engage in activities that disrupt public order and security.
Indonesian police have to act firmly and professionals in the law enforcement process against the
Islamic Defenders Front members who commit a crime and also the Government and law
enforcement should be able to give special attention to the Organization of the Islamic Defenders
Front Community particular attention to the form of action is not a warning, so that organizations
Islamic Defenders Front communities can better understand the functions, rights and obligations
as a society organizations in accordance with the Law Concerning Civil Society Organizations.