DAMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TADJIMALELA TERHADAP KEBUGARAN JASMANI DAN PERILAKU SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI.

(1)

SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

SARAH NIM 1104395

PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI DEPARTEMEN PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI

Oleh

Sarah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Sarah 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,


(3)

SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Drs. Sucipto, M. Kes., AIFO 19610612198703102

Pembimbing II

Alit Rahmat, M.Pd 197208262005011007

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Dr. Bambang Abduljabar, M.Pd 196509091991021001


(4)

Sarah, 2015

D AMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TAD JIMALELA TERHAD AP KEBUGARAN JASMANI D AN PERILAKU SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

DAMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TADJIMALELA TERHADAP KEBUGARAN JASMANI DAN PERILAKU

SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI Pembimbing I : Drs. Sucipto, M.Kes., AIFO

Pembimbing II : Alit Rahmat, M.Pd Sarah* 1104395

Penelitian ini didasarkan untuk mengetahui sejauhmana dampak kegiatan ekstrakurikuler pencak silat tadjimalela terhadap kebugaran jasmani dan perilaku sosial siswa SMP Negeri 1 Cileunyi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode ex post facto. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 1 Cileunyi dengan sampel 12 orang siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pencak silat tadjimalela dan sebagai kelompok kontrol sampelnya adalah 12 orang yang non ekstrakurikuler. Desain yang digunakan adalah Intact Group Design. Analisis data yang digunakan adalah uji kesamaan dua rata-rata dengan satu pihak. Berdasarkan pengolahan dan analisis data yang diperoleh dapat diketahui nilai thitung kebugaran jasmani (5.772) dan perilaku sosial (2.471)

lebih besar dari nilai ttabel (1.717) maka Ho ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa

kegiatan ekstrakurikuler pencak silat tadjimalela berdampak secara signifikan terhadap kebugaran jasmani dan perilaku sosial siswa SMP Negeri 1 Cileunyi.

*

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Angkatan 2011


(5)

Sarah, 2015

D AMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TAD JIMALELA TERHAD AP KEBUGARAN JASMANI D AN PERILAKU SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

THE IMPACT OF PENCAK SILAT TADJIMALELA

EXTRACURRICULAR ACTIVITY TOWARDS PHYSICAL FITNESS AND SOCIAL BEHAVIOR OF STUDENTS OF SMP NEGERI 1

CILEUNYI

Promotor : Drs. Sucipto, M.Kes, AIFO Co Promotor : Alit Rahmat, M.Pd

Sarah 1104395

The study aimed to determine the impact of Pencak Silat tadjimalela extracurricular activities for physical fitness and social behavior of students of SMP Negeri 1 Cileunyi. The method used in this research was ex post facto method. The populations in this study were students of SMP Negeri 1 Cileunyi with a sample of 12 students who took Pencak SIlat tadjimalela extracurricular activities and as a control group sample were 12 non extracurricular students. The design used was Intact Group Design. Analysis of the data used was the equality test two average with one hand. Based on the processing and analysis of data obtained, it can be known tcount physical fitness (5772) and social behavior (2471) were greater than the value ttable (1717), then Ho was rejected. So it can be concluded that the Pencak SIlat tadjimalela extracurricular activities significantly impact towards physical fitness and social behavior of students of SMP Negeri 1 Cileunyi.


(6)

Sarah, 2015

D AMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TAD JIMALELA TERHAD AP KEBUGARAN JASMANI D AN PERILAKU SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Hal

LEMBAR PERNYATAAN... i

ABSTRAK... ii

KATA PENGANTAR... iii

UCAPAN TERIMAKASIH... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GAMBAR... x

DAFTAR LAMPIRAN... xi

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Penelitian... B. Identifikasi Masalah... 1 7 C. Rumusan Masalah... 8

D. Tujuan Penelitian... 8

E. Manfaat Penelitian... 8

F. Struktur Organisasi Penelitian... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN... 10

A. Hakekat Pendidikan Jasmani... 10 B. Hakekat Ekstrakurikuler...

1. Definisi Kegiatan Ekstrakurikuler... 2. Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler... 3. Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler... 4. Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler...

11 11 13 14 14 C. Hakekat Pencak Silat...

D. Hakekat Kegiatan Ekstrakurikuler Pencak Silat Tadjimalela... 1. Sejarah Perguruan Pencak Silat Tadjimalela... 2. Prinsip, Lambang dan Arti Tadjimalela...

15 21 21 22


(7)

Sarah, 2015

D AMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TAD JIMALELA TERHAD AP KEBUGARAN JASMANI D AN PERILAKU SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Kegiatan Ekstrakurikuler Pencak Silat Tadjimalela... 24 E. Hakekat Kebugaran Jasmani...

1. Pengertian Kebugaran Jasmani... 2. Komponen-Komponen Kebugaran Jasmani... 3. Faktor yang Mempengaruhi Kebugaran Jasamani... 4. Pengukuran Kebugaran Jasmani...

27 27 29 30 30 F. Hakekat Perilaku Sosial...

1. Pengertian Perilaku Sosial... 2. Bentuk dan Jenis Perilaku Sosial... 3. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Sosial... 4. Karakteristik Perilaku Sosial SMP...

32 32 33 35 37 G. Hubungan Antara Kegiatan Ekstrakurikuler Pencak Silat Tadjimalela

Dengan Peningkatan Kebugaran Jasmani... H. Hubungan Antara Kegiatan Ekstrakurikuler Pencak Silat Tadjimalela

Dengan Perilaku Sosial... 38

39 I. Kerangka Pemikiran... 40 J. Hipotesis Penelitian... 42

BAB III METODE PENELITIAN... 43

A. Lokasi Penelitian... B. Desain Penelitian...

43 43 C. Populasi dan Sampel... 44 D. Metode Penelitian... 45 E. Instrumen Penelitian...

1. Instrumen untuk Mengukur Kebugaran Jasmani Siswa... 2. Instrumen untuk Mengukur Perilaku Sosial Siswa...

47 47 51 F. Uji Validitas dan Estimasi Reliabilitas Instrumen... G. Prosedur Penelitian...

55 62 H. Analisis Data... 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 65

A. Hasil Penelitian... 1. Analisis Data...

65 65


(8)

Sarah, 2015

D AMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TAD JIMALELA TERHAD AP KEBUGARAN JASMANI D AN PERILAKU SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Deskripsi Data... 65

B. Pembahasan Hasil Analisis Data... 1. Uji Normalitas Data... 2. Uji Homogenitas Data... 3. Uji Hipotesis Data... 66 66 67 68 C. Diskusi Penemuan... 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 72

A. Kesimpulan... 72

B. Saran... 72

DAFTAR PUSTAKA... 73 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(9)

Sarah, 2015

D AMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TAD JIMALELA TERHAD AP KEBUGARAN JASMANI D AN PERILAKU SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam kehidupan seseorang untuk mengembangkan potensi dirinya, untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keteramplan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara, ini berarti setiap manusia berhak untuk mendapatkan pendidikan. Dengan adanya pendidikan setiap orang dapat mempelajari berbagai ilmu dan hal–hal baru yang ada di dunia. Pendidikan tidak hanya didapat melalui pendidikan formal dan informal saja, namun pendidikan bisa didapat melalui pengalaman baik atau buruk seseorang.

Pendidikan diartikan sebagai proses pembelajaran bagi seseorang untuk mencapai pengetahuan dan pemahaman yang lebih tinggi. Pengetahuan tersebut diperoleh secara formal sehingga seseorang mempunyai pola pikir dan perilaku yang sesuai dengan pendidikan yang diperolehnya. Seperti yang terkandung dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 2 tahun 1998, pasal 1

mengemukakan: “Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik

melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan bagi peranannya dimasa yang

akan datang”. Salah satu pendidikan yang diberikan di sekolah berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP) adalah mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan (PJOK).

Pendidikan jasmani merupakan salah satu pendidikan yang berfungsi untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Menurut (Abduljabar, 2009, hlm.2)

“Pendidikan jasmani adalah semua gerakan badan termasuk: gerak berjalan kaki,

berlari, melempar, menangkap, melompat, berloncat, dan bentuk gerak dasar

lainnya”. Maka dari itu pendidikan jasmani penting untuk dilakukan karena dapat mengembangkan kemampuan gerak, mengenalkan lingkungan dan potensi dirinya, dan merupakan proses pendidikan secara keseluruhan baik fisik, mental,


(10)

maupun emosional. Sejalan dengan pendapat itu menurut Arsyad (dalam Nugraha, 2013, hlm.1) ”Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari proses pendidikan secara keseluruhan, sehinga tujuan pendidikan jasmani selaras dengan

tujuan yang ingin dicapai dalam dunia pendidikan di Indonesia”.

Pendidikan jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, daya ingat, dan kebiasaan pola hidup sehat yang memiliki inti untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang. Tujuan pendidikan jasmani selain untuk menyehatkan dan kebugaran jasmani, juga dapat membentuk perilaku sosial yang berhubungan dengan materi pembelajaran yang diberikan kepada anak. Salah satu materi pembelajaran penjas mengandung banyak unsur nilai kehidupan adalah materi ajar bela diri pencak silat. Materi pembelajaran pencak silat ini sudah terdapat dalam kurikulum pembelajaran pendidikan jasmani.

Menurut (Sucipto, dkk, 2010, hlm. 10) berpendapat bahwa “Pencak silat merupakan ilmu bela diri warisan budaya nenek moyang bangsa Indonesia. Untuk mempertahankan kehidupannya, manusia selalu membela diri dari ancaman alam, binatang, maupun sesamanya yang dianggap mengancam integrasinya”. Pada zaman penjajahan Belanda di Indonesia, pencak silat diajarkan secara rahasia dan sembunyi- sembunyi, karena jika diketahui oleh penjajah akan dilarang. Pada zaman itu pula pencak silat tidak diberikan tempat untuk berkembang, tetapi masih banyak para pemuda yang mempelajari dan mendalami melaui guru–guru dan pendekar pencak silat, atau secara turun temurun di lingkungan keluarga. Jiwa dan semangat kebangkitan nasional, semenjak Budi Utomo didirikan mencari unsur–unsur warisan budaya yang dapat dikembangkan sebagai identitas nasional para pelajar setelah merdeka, terbentuklah wadah nasioanl pencak silat Indonesia yang didirikan pada tanggal 18 Mei 1984 yang bernama organisasi Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSSI), yang kemudian berganti nama menjadi Ikatan Pencak Siat Indonesia (IPSI). Persatuan para pendekar dalam organisasi IPSI tersebut dimaksudkan untuk menggalang kembali semangat juang bangsa Indonesia dan untuk menempatkan pembinaan pencak silat secara nasional, baik melalui pemerintah maupun masyarakat. Melalui panitia persiapan Persatuan


(11)

Pencak Silat Indonesia (PPPSI) maka pada tanggal 1948 Mei di Surakarta oleh Mr. Wongsonegoro. Program utama disamping mempersatukan seluruh aliran dan kalangan pencak silat di Indonesia, IPSI mengajukan program kepada pemerintah pada saat itu, agar pencak silat menjadi mata pelajaran wajib di Sekolah Rendah, Sekolah Lanjutan Pertama, dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas.

Perkembangan pencak silat di sekolah–sekolah pada masa awal perkembangan mengalami peningkatan yang baik. Terbukti dari sekolah-sekolah yang memasukan pencak silat sebagai salah satu mata pelajaran yang ada di kurikulum. Namun tidak hanya pada kurikulum, pada kenyataannya pencak silat juga berkembang melalui banyaknya aliran pencak silat melalui kegiatan ekstakurikuler, salah satunya adalah ekstrakurikuler perguruan pencak silat Tadjimalela.

Ekstrakurikuler adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan potensi dan bakat yang dimiliki anak diluar jam pelajaran sehingga tidak mengganggu jam kegiatan belajar mengajar. Adapun ekstrakurikuler dalam kamus besar bahasa Indonesia mempunyai arti kegiatan yang bersangkutan di luar kurikulum atau di luar susunan rencana pelajaran (Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1989). Secara sederhana istilah kegiatan ekstrakurikuler mengandung pengertian yang menunjukan segala macam aktifitas di sekolah atau lembaga pendidikan yang dilaksanakan di luar jam pelajaran.

Pada hakikatnya kegiatan ekstrakurikuler ini bertujuan untuk membantu perkembangan siswa sesuai kebutuhan, potensi, sikap, prilaku, bakat dan minat siswa. Diasumsikan bahwa setiap siswa akan memiliki kebutuhan, potensi, sikap, prilaku, bakat dan minat yang berbeda. Oleh sebab itu siswa boleh memilih kegiatan apa yang cocok dengan dirinya. Namun demikian, sekolah telah melakukan penelusuran dan penjaringan terhadap kebutuhan siswa tersebut sehingga sekolah bisa menentukan bentuk kegiatan yang akan dilaksanakan di sekolah.

Pencak silat Tadjimalela adalah salah satu aliran pencak silat yang ada di Jawa Barat yang mengajarkan sebuah arti dalam pembelaan terhadap diri.


(12)

Perguruan pencak silat Tadjimalela bukan hanya diarahkan untuk olahraga seni beladiri saja namun diarahkan juga ke dalam mental spiritual. Setelah guru besar meninggal dunia dan diteruskan oleh R. Iyan Koesoemahdinata, beliau lebih menitik beratkan pembinaan mental spiritual, sehingga lengkaplah Perguruan Silat Tadjimalela ini menjadi perguruan Silat yang tidak hanya mengajarkan ilmu gerak saja (belaraga, olahraga, seni budaya), melainkan juga ilmu batiniah.

Salah satu unit latihan ekstrakurikuler pencak silat tadjimalela adalah SMP Negeri 1 Cileunyi di Kabupaten Bandung. Kegiatan ekstakurikuler ini berjenjang dan berkesinambungan lebih terfokus, hal ini disebabkan karena seringnya diikutsertakan dalam pertandingan-pertandingan antar sekolah, olimpiade maupun antar perguruan. Oleh karena itu para siswa yang sering mengikuti ekstrakurikuler ini akan mempunyai tingkat kebugaran jasmani yang baik karena terbiasa untuk melakukan aktivitas fisik. Aktivitas fisik yang dilakukan dengan betul dan teratur dapat meningkatkan kebugaran jasmani seseorang. Seperti yang diungkapkan oleh (Giriwijoyo, 1984, hlm.4) : “olahraga atau aktivitas tubuh yang dilakukan dengan intensitas yang tepat akan mempertinggi atau setidak-tidaknya mempertahankan derajat sehat dinamis yang telah dimiliki oleh pelakunya apabila intensitasnya

dilakukan secara bertahap”.

Ekstrakurikuler pencak silat Tadjimalela ini diarahkan untuk membentuk gaya hidup yang sehat dan aktif sepanjang hidup. Apalagi sekarang Pemerintah dan DPR RI sudah berhasil mengundangkan UU N0. 3 Tahun 2005 tentang

“Sistem Keolahragaan Nasional”. Pada intinya, jika tingkat kebugaran jasmani

suatu bangsa meningkat, maka dapat dipastikan bahwa produktivitas bangsa tersebut akan meningkat juga. Dalam jangka panjang, peningkatan produktivitas bangsa ini akan berdampak pula terhadap peningkatan kesejahteraan rakyat. Dalam hal ini bukan hanya pendidikan jasmani saja yang diperlukan akan tetapi pendidikan kearah sportivitas.

Kegiatan ekstrakurikuler pencak silat tadjimalela berbeda dengan ekstrakurikuler yang lain, jika dilihat dari panca darma atau arti dari nama pencak silat tadjimalela, perguruan ini mengajarkan anggotanya untuk selalu menaklukan nafsu jahat dalam dirinya, memiliki jiwa yang bersih, selalu berserah kepada


(13)

Tuhan, berani dalam kebenaran, selalu rendah hati, selalu menjaga hubungan dengan sesama, dan tidak sombong. Contohnya sebelum melakukan kegiatan biasanya pelatih memimpin untuk selalu berdoa, bertukar pikiran, dan memberikan pengarahan mengenai nilai-nilai sosial yang berkaian dengan kegiatan yang berlangsung. Kegiatan yang dilakukan menimbulkan interaksi dengan orang lain yang tanpa disadari akan membentuk perilaku sosial.

Perilaku sosial menurut, Baron, 1991 yang dikutip oleh (Ibrahim 2001, hlm.

4) “Perilaku sosial adalah reaksi seseorang terhadap orang lain. Reaksi tersebut dinyatakan dalam tindakan, perasaan, keyakinan, kenangan, atau rasa hormat

terhadap orang lain”. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas tentang

perilaku sosial, bahwa perilaku sosial merupakan sebagai suatu sikap seseorang yang akan ditampilkan dalam interaksinya dengan lingkungan sosialnya seperti proses saling merespon, saling menghargai dan saling menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Di dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup sebagai dari pribadi manusia tidak dapat melakukannya sendiri, tetapi memerlukan bantuan dari pihak-pihak lain. Ada saling ketergantungan satu sama lain, dalam upaya memenuhi kebutuhan. Menurut Krech, Crutchfield dan Ballachey, 1982 dalam (Ibrahim, 2001) mengemukakan bahwa: “Perilaku sosial seseorang tampak dalam pola respon antar orang yang dinyatakan dengan hubungan timbal balik antar

pribadi”. Berdasarkan yang telah dikemukakan di atas, bahwa perilaku sosial seseorang bisa timbul atau nampak jika ada respon dari orang lain.

Manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial akan menampikan tingkah laku tertentu, akan terjadi peristiwa pengaruh dan mempengaruhi antara individu yang satu dengan yang lainnya. Hasil dari peristiwa saling mempengaruhi tersebut maka timbul perilaku sosial tertentu yang akan mewarnai pola interaksi tingkah laku setiap individu. Begitu pula dengan kegiatan ekstrakurikuler pencak silat tadjimalela yang tidak hanya bermanfaat bagi sisiwa dalam mengisi waktu luang dan kebugaran jasmani tetapi juga ditujukan untuk pembentukan perilaku sosial seperti kerjasama, kemurahan hati, persaingan, empati, sikap tidak mementingkan diri seniri, sikap ramah, memimpin dan memperthankan diri. Sebab perilaku sosial berkembang melalui interaksi dengan


(14)

lingkungan sekitarnya, kemudian lingkungan tersebut akan turut membentuk perilaku sosial seseorang. Seorang tokoh bernama Lewin mengemukakan formulasi mengenai perilaku sosial dengan bentuk B = F (E – O) dengan pengertian B adalah behavior; E adalah environment; dan O adalah organism. Formulasi tersebut mengandung pengertian bahwa perilaku (behavior) merupakan fungsi atau bergantung kepada lingkungan (environment) dan individu (organism) yang saling berinteraksi. Berdasarkan hal ini jelas bahwa seorang individu atau siswa membutuhkan kemampuan untuk dapat berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan itu adalah keterampilan sosia (social skills). Keterampian sosial merupakan salah satu kemampuan yang dimiliki individu dalam menjalin hubungan dengan orang lain dan kemampuan dalam memecahkan masalah. Salah satu bagian dari keterampilan sosial adalah perilaku sosial. Pembentukan perilaku tidak dapat terjadi dengan sendirinya atau tanpa adanya proses tetapi Pembentukannya senantiasa berlangsung dalam interaksi manusia.

Menurut Casare ombroso (dalam Hekmatyar, 2011, hlm. 4), faktor yang mempengaruhi perilaku yaitu faktor biologis, faktor psikologis, dan faktor sosiologis. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku sosial (dalam Khodijah, 2013h, hlm. 19) yaitu:

1. Faktor Internal

a) Harga diri (self esteem) b) Inteligensi

2. Faktor Eksternal a) Teman sebaya b) Sekolah c) Keluarga d) Media masa

Perilaku sosial merupakan sifat yang relatif untuk menanggapi reaksi penolakan yang keras dari pihak lain. Sementara itu ada pula orang yang menunjukan perilaku yang tidak bersahabat, baik dalam ucapan yang menyakitkan perasaan orang atau bahkan tindakan meresahkan orang lain. Semua itu merupakan contoh perilaku yang melibatkan interaksi antar individu. Proses sosialisasi yang dilakukan individu tidak terlepas dari satu lingkungan saja melainkan dapat terjadi dalam lingkungan yang beraneka ragam. Bagi individu


(15)

yang termasuk dalam lingkungan sekolah, sosialisasinya juga dilakukan di lingkungan sekolah karena lembaga pendidikan formal tersebut merupakan salah satu lingkungan sosial yang dapat mempengaruhi perilaku sosial siswa.

Maka dapat disimpulkan bahwa dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pencak silat tadjimalela, nilai-nilai yang terkandung didalamnya secara tidak langsung akan masuk ke dalam karakteristik siswa melalui perkumpulan, interaksi dengan sesama anggota, latihan, permainan dan pertandingan.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengetahui sampai sejauhmana dampak kegiatan dari kegiatan ekstrakurikuler pencak silat tadjimalela terhadap tingkat kebugaran jasmani dan perilaku sosial siswa. Adapun judul yang penulis ambil adalah “Dampak Kegiatan Ekstrakurikuler Pencak Silat Tadjimalela terhadap Kebugaran Jasmani dan Perilaku Sosial Siswa SMP Negeri 1 Cileunyi?”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasi masalah yang berkaitan dengan kebugaran jasmani dan perilaku sosial siswa yang mengikuti ekstrakurikuler pencak silat Tadjimalela di SMP Negeri 1 Cileunyi antara lain:

1. Kebugaran jasmani dapat meningkat apabila seseorang melakukan latihan secara rutin dan berkesinambungan.

2. Kebugaran jasmani siswa yang mengikuti ekstrakurikuler pencak silat tadjimalela lebih baik dibandingkan dengan siswa yang tidak mengikuti ekstrakurikuler pencak silat tadjimalela.

3. Perilaku sosial dapat meningkat apabila seseorang berinteraksi dengan orang lain.

4. Perilaku sosial dapat meningkat apabila seseorang mengikuti organisasi seperti kegiatan ekstrakurikuler pencak silat tadjimalela yang mengajarkan anggotanya untuk selalu menaklukan nafsu jahat dalam dirinya, memiliki jiwa yang bersih, selalu berserah kepada Tuhan, berani


(16)

dalam kebenaran, selalu rendah hati, sealu menjaga hubungan dengan sesama, dan tidak sombong.

Adapun permasalahan intinya adalah sejauhmana dampak kegiatan ekstrakurikuler pencak silat tadjimalela terhadap kebugaran jasmani dan perilaku sosial siswa SMP Negeri 1 Cileunyi.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penelitian merumuskan rumusan masalah, rumusan masalah dalam melakukan penelitian ini merupakan bagian yang penting karena hasilnya akan menjadi penuntut bagi langkah – langkah selanjutnya. Perumusan masalah menurut Arikunto (2002, hlm.44) yaitu

“perumusan masalah merupakan langkah dari suatu problematika, subjek

penelitian, tujuan, sifat, dan merupakan bagian pokok dari kegiatan”. Berdasarkan pernyataan diatas maka secara umum yang menjadi rumusan masalah adalah

“apakah terdapat dampak kegiatan ekstrakurikuler pencak silat tadjimalela terhadap kebugaran jasmani dan perilaku sosial siswa SMP Negeri 1 Cileunyi?”.

D. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian terdapat tujuan penelitian. Agar penelitian terarah dan tidak menyimpang dari yang akan diteliti. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauhmana dampak kegiatan ekstrakurikuler pencak silat tadjimalela terhadap kebugaran jasmani dan perilaku sosial siswa SMP Negeri 1 Cileunyi.

E. Manfaat Penelitan

Manfaat dari hasil penelitian dapat digunakan oleh mereka yang memerlukan merupakan harapan yang didambakan oleh setiap peneliti.

Manfaat dibagi menjadi dua, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. Dalam penelitian ini mudah-mudah memiliki manfaat sebagai berikut:


(17)

1. Manfaat Teoritis

a. Secara teoritis hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sumbangan ilmu atau sumbangan informasi untuk pembelajaran di sekolah dan ekstrakurikuler.

b. Sebagai dasar untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang ekstrakurikuler di sekolah

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Penulis, dapat menerapkan ekstrakurikuler pencak silat tadjimalela sebagai suatu wahana dalam meningkatkan tigkat kebugaran jasmani dan membentuk perilaku sosial siswanya.

b. Bagi Siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat diimplementasikan pada mata pelajaran penjas di Sekolah.

c. Bagi Sekolah, dari hasil penelitian ini Sekolah lebih memperhatikan penuh dalam hal penyediaan sarana dan prasarana olahraga khususnya pencak silat tadjimalela.

F. Stuktur Organisasi Penelitian

Sistematika penulisan dalam penulisan skripsi ini meliputi : BAB I Pendahuluan

Terdiri latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi.

BAB II KajianPustaka atau Landasan Teoritis

Terdiri dari landasan teori, kerangka pemikiran dan hipotesis. BAB III: Metode Penelitian

Terdiri dari lokasi penelitan, desain penelitian, populasi dan sampel, metode penelitian, instrumen penelitian, prosedur penelitian dan analisis data

BAB IV Hasil penelitian dan Pembahasan

Terdiri dari hasil penelitian, pembahasan dan analisis data. BAB V Penutup


(18)

Sarah, 2015

D AMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TAD JIMALELA TERHAD AP KEBUGARAN JASMANI D AN PERILAKU SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Lokasi atau tempat penelitian ini dilakukan di salah satu SMP di Kab. Bandung, yakni SMP Negeri 1 Cileunyi yang bertempat di Jl. Raya Cinunuk, Cileunyi. Peneliti mengambil SMP Negeri 1 Cileunyi sebagai lokasi penelitian karena SMP Negeri 1 Cileunyi merupakan salah satu sekolah di Kab. Bandung yang memiliki banyak kegiatan ekstrakurikuler yang berjalan dengan baik contohnya kegiatan ekstrakurikuler pencak silat Tadjimalela yang sering mengikuti berbagai kejuaraan. Oleh karena itu, penulis memilih SMP Negeri 1 Cileunyi sebagai lokasi penelitian karena dinilai tepat untuk meneliti masalah yang akan diteliti.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian sangat dibutuhkan dalam suatu penelitian, hal ini mempunyai tujuan untuk memberikan arah dan jalan terhadap keberhasilan suatu penelitian. Menurut Nasution (dalam Koswara, 2013, hlm. 42) menyatakan bahwa

“...Desain penelitian merupakan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan penelitian”. Untuk menentukan suatu desain penelitian biasanya disesuaikan

dengan metode yang akan digunakan. Metode yang akan digunakan adalah metode ex post facto. Sedangkan desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Intact Group Design. Adapun bentuk dari desain ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Kel. Eksperimen X O1

Kel. Kontrol O2

Gambar 3.1

Desain Penelitian (dalam Puput, 2014, hlm. 37) Keterangan:

O1: Tes Akhir Kelompok Siswa Ekstrakurikuler Pencak Silat Tadjimaela

O2: Tes Akhir Kelompok Siswa Non Ekstrakurikuler Pencak Silat Tadjimalela


(19)

Sarah, 2015

D AMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TAD JIMALELA TERHAD AP KEBUGARAN JASMANI D AN PERILAKU SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Populasi dan Sampel

Menurut Hadjar (dalam Purwanto, 2012, hlm. 241) populasi adalah

“kelompok besar individu yang mempunyai karakteristik umum yang sama”.

Sudjana (dalam Purwanto, 2012, hlm.24) mengataka bahwa “populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin baik hasil menghitung mauun hasil mengukur baik kualitatif maupun kuantitatif dari karakteristik mengenai sekumpulan objek

yang lengkap dan jelas”. Sedangkan menurut (Sugiono, 2014, hlm. 117), populasi

adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Sesuai dengan pengertian-pengertian di

atas dan permasalahan penelitian, yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 1 Cileunyi yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pencak silat Tadjimalela.

Siswa SMP Negeri 1 Cileunyi yang aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pencak silat tadjimalela berjumlah siswa-siswi, yaitu:

Tabel 3.1

Jumlah Populasi Penelitian

No Kelas Jumlah Populasi

1 VII 15 siswa

2 VIII 12 siswa

3 IX 3 siswa

Jumlah 30 siswa

Sedangkan sampel menurut Suginono (2014, hlm. 118) adalah “sampel

adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”

Sedangkan menurut Purwanto (2012, hlm. 214) “sampel adalah sebagian dari

populasi yang mempunyai sifat dan ciri yang sama dengan poulasi karena ditarik dari populasi yang menggunakan teknik sampling tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan. Pendapat yang sama dikemukakan oleh Soenarto (dalam

Purwanto, 2012, hlm. 242), yang mengatakan “sampel adalah bagian yang dipilih dengan cara tertenu untuk mewakili keseluruhan kelompok populasi”.


(20)

Sarah, 2015

D AMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TAD JIMALELA TERHAD AP KEBUGARAN JASMANI D AN PERILAKU SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan data yang diperoleh bahwa jumlah populasi kurang dari 100, sehingga sampel yang digunakan dalam penelitian adalah seluruh bagian dari populasi itu sendiri, yaitu siswa yang mengikuti ekstrakurikuler. Hal ini sesuai dengan ketentuan pengambilan sampel menurut Arikunto (2008, Hlm. 16)

“Apabila populasi kurang dari 100 lebih baik diambil semua hingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.”

Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling

menurut Sugiyono (2012, Hlm. 124) “Purposive Sampling adalah teknik

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.” Sampel yang diambil hanya

kelas 8 yang mengikuti ekstrakurikuler pencak silat tadjimalela adapun kriteria siswa yang dijadikan sampel sebagai berikut:

1. Hanya siswa yang mengikuti ekstrakurikuler pencak silat tadjimalela 2. Selalu hadir atau aktif mengikuti ekstrakurikuler pencak silat tadjimalela 3. Hanya siswa kelas 8

4. Mengikuti ekstrakurikuler minimal satu tahun setengah.

Dengan penjelesan tersebut penulis menetapkan sampel sebanyak 12 siswa yang mengikuti ekstrakurikuler pencak silat tadjimalela di SMP Negeri 1 Cileunyi yang telah mengikuti kegiatan latihan selama minimal satu setengah tahun, sedangkan untuk kelompok kontrol diambil dari siswa yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pencak silat tadjimalela. Sebagai sampel penelitian adalah siswa putra maupun putri yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pencak silat tadjimalela di SMP Negeri 1 Cileunyi.

D. Metode Penelitian

Metode penelitian yakni suatu teknik ataupun cara yang digunakan dalam sebuah penelitian metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian deskriptif ex post facto dengan pendekatan komparatif. Menurut Sukmadinata (2005, hlm. 54) penelitian deskriptif (descriptive research) adalah suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau. Menurut Mohammad Ali (dalam Sugiyono, 2012, hlm. 89) menyebutkan bahwa:

Metode penelitia deksriptif digunakan untuk berupaya memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang.


(21)

Sarah, 2015

D AMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TAD JIMALELA TERHAD AP KEBUGARAN JASMANI D AN PERILAKU SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dilakukan dengan langkah-langkah pengumpulan klasifikasi dan analisis/pengolahan data serta membuat kesimpulan dan lapora dengan tujua utama untuk membuat penggambaran tentang suatu keadaan secara objektif dalam suatu deskripsi situasi.

Menurut Sukmadinata (dalam Riduwan, 2008, hlm. 8) menyatakan bahwa: Penelitian ex post facto (ex post facto research) yaitu untuk meneliti hubungan sebab akibat yang tidak dimanipulasi atau diberi perlakuan (dirancang dan dilaksanakan) oleh peneliti. Selanjutnya dikatakan bahwa penelitian ex post facto dilakukan terhadap program, kegiatan yang telah berlangsung atau telah terjadi. Penelitian ex post facto tidak ada pengontrolan variabel dan biasanya tidak ada pra tes.

Sedangkan penelitian komparatif menurut Sugiono (2012, hlm. 92) yakni penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda. Selain itu “..Variabel

adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian...” (Arikunto, 2010, hlm. 161). Sedangkan bahwa “...Variabel penelitian adalah suatu

hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan...” (Arikunto, 2010, hlm. 161).

Adapun variabel yang mempengaruhi (independent) dalam penelitian ini adalah kegiatan ekstrakurikuler pencak silat tadjimalela dan variabel yang dipengaruhi (dependent) adalah kebugaran jasmani dan perilaku sosial. Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas maka dalam penelitia ini, peneliti menggunakan metode penelitian ex post facto untuk menggambarkan masing-masing variabel yang akan diteliti secara empiris. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini yakni “Dampak Kegiatan Ekstrakurikuler Pencak Silat Tadjimalela terhadap Kebugaran Jasmani dan Perilaku Sosial Siswa”. Persoalan pertama yang harus diketahui yaitu gambaran tentang kegiatan ekstrakurikuler pencak silat tadjimalela, gambaran kebugaran jasmani dan gambaran perilaku sosial. Apabila telah diperoleh hasil gambaran dari masing-masing variabel, maka selanjutya dipakai untuk menjawab pertanyaan penelitian yang berikutnya, yakni apakah kegiatan ekstrakurikuler pencak silat berdampak terhadap kebugaran jasmani dan perilaku sosial siswa.


(22)

Sarah, 2015

D AMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TAD JIMALELA TERHAD AP KEBUGARAN JASMANI D AN PERILAKU SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Instrumen Penelitian

Penelitian pada prinsipnya adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial maupun alam. Dalam pengambilan data variabel penelitian maka diperlukan sebuah instrumen penelitian. Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang dinilai akurat untuk mengumpulkan dan memperoleh data variabel penelitian dan sejumlah populasi dan sampel penelitian yang telah ditentukan. “...instrumen penelitiaan adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam

maupun sosial yang diamati...” (Sugiyono, 2010, hlm. 46). Untuk memperoleh

data secara objektif, diperlukan instrumen yang tepat sehingga masalah yang diteliti akan terefleksi dengan baik. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan instrument kuisioner atau angket dengan menggunakan Skala Likert dan Tes Kebugaran Jasmani Indonesia.

1. Instrumen untuk Mengukur Kebugaran Jasmani

Pengumpulan data dalam pelaksanaan penelitian ini adalah menggunakan prosedur pelaksanaan tes yang sudah baku yaitu Tes Kebugaran Jasmani Indonesia untuk tingkat SMP atau sederajat usia 13-15 tahun, instrumen ini terdiri dari tes lima item, menurut Nurhasan dan Cholil (2007, hlm. 119) sebagai berikut: a) lari 50 meter, b) baring duduk 60 detik, c) angkat tubuh 60 detik, d) loncat tegak, e) lari 800 dan 1000 meter. Tes tersebut harus dilaksanakan dalam satu satuan waktu. Tujuan untuk mengukur kemampuan fisik siswa dan menentukan tigkat kesegaran jasmani siswa sekolah menengah pertama putra dan putri, serta remaja yang seusia. Tata cara tes pelaksanaan tes kebugaran jasmani Indonesia (TKJI)

a. Rangkaian Tes

1) Tes lari cepat 50 meter

2) Tes angkat tubuh (30 detik putri; 60 detik putra) 3) Tes baring duduk 60 detik

4) Tes loncat tegak (vertical jump)

5) Tes lari jauh (800 meter untuk putri; 1000 meter untuk putra)

b. Kegunaan/Fungsi tes


(23)

Sarah, 2015

D AMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TAD JIMALELA TERHAD AP KEBUGARAN JASMANI D AN PERILAKU SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2) Menentukan status kondisi fisik siswa

3) Menilai kemampuan fisik siswa, sebagai salah satu tujuan pengajaran penjaskes

4) Mengetahui perkembangan kemampuan fisik siswa

5) Sebagai bahan untuk memberikan bimbingan dalam meningkatkan kebugaran jasmaninya.

c. Alat dan Fasilitas

1) Lintasan lari atau lapangan yang datar tidak licin 2) Stop watch

3) Palang tunggal

4) Papan berskala dengan ukuran 30 x 150 cm dan berwarna gelap 5) Serbuk kapur

6) Penghapus

7) Formulir pencatatan hasil tes dan alat tulis

d. Ketentuan Tes

TKJI merupakan satu rangkaian tes, oleh karena itu semua butir tes harus dilaksanakan secara berurutan, terus-menerus dan tidak terputus dengan memperhatikan kecepatan perpindahan butir tes kebutir tes berikutnya dalam tiga menit. Perlu dipahami bahwa butir tes dalam TKJI bersifat baku dan tidak boleh dibolak-balik, dengan urutan pelaksanaan tes sebagai berikut:

1) Pertama : lari cepat 50 meter

2) Kedua : Angkat tubuh (pull up), 30 detik untuk putri, 60 detik untuk putra.

3) Ketiga : baring duduk (sit up) 60 detik 4) Keempat : loncat tegak (vertical jump)

5) Keenam : lari jauh 800 meter untuk putri; 1000 meter untuk putra

e. Tabel Nilai

Hasil setiap butir tes yang telah dicapai oleh siswa-siswi dapat disebut sebagai hasil kasar. Hal ini disebabkan satuan ukuran yang digunakan untuk masing-masing butir tes berbeda, yang, meliputi satuan waktu, ulangan gerak, dan ukuran tinggi.


(24)

Sarah, 2015

D AMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TAD JIMALELA TERHAD AP KEBUGARAN JASMANI D AN PERILAKU SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk mendapatkan hasil akhir, maka perlu diganti dalam satuan yang sama yaitu NILAI. Setelah hasil kasar setiap tes diubah menjadi satuan nilai, maka dilanjutkan dengan menjumlahkan nilai-nilai dari kelima butir TKJI. Hasil penjumlahan tersebut digunakan untuk dasar penentuan klasifikasi kesegaran jasmani.

Tabel 3.2

Tabel nilai tes lari 50 meter

NO 13-15 Tahun Nilai

Putera Puteri

1 Sd - 6,7" Sd - 7,7" 5

2 6,8" - 7,6" 7,8" - 8,7 4

3 7,7" - 8,7" 8,8" - 9,9 3

4 8,8" - 10,3" 10,0" - 11,9" 2

5 10,4" - dst 12,0" - dst 1

Tabel 3.3

Tabel nilai angkat tubuh 60;30 detik

NO 13-15 Tahun Nilai

Putera Puteri

1 40 ke atas 16 ke atas 5

2 22 - 40 11 – 15 4

3 10 – 21 6 – 10 3

4 3 – 9 2 – 5 2


(25)

Sarah, 2015

D AMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TAD JIMALELA TERHAD AP KEBUGARAN JASMANI D AN PERILAKU SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.4

Tabel nilai tes baring duduk 60 detik

NO 13-15 Tahun Nilai

Putera Puteri

1 38 ke atas 28 ke atas 5

2 28 – 38 19 – 27 4

3 19 – 27 9 – 18 3

4 8 – 18 3 – 8 2

5 0 – 7 0 – 2 1

Tabel 3.5

Tabel nilai tes loncat tegak

NO 13-15 Tahun Nilai

Putera Puteri

1 66 ke atas 50 ke atas 5

2 52 – 65 39 – 49 4

3 42 – 52 30 – 38 3

4 31 – 41 21 – 29 2

5 0 – 30 0 – 20 1

Tabel 3.6

Tabel nilai tes lari jauh 1000;800 M

NO 13-15 Tahun Nilai

Putera Puteri

1 Sd –3’,04” Sd –3’,06” 5

2 3’,05” –3’,53” 3’,07” –3’,55” 4

3 3’,54 –4’,46” 3’,56” –4’,58” 3

4 4’,47” –6’,04” 4’,59” –6’,40” 2


(26)

Sarah, 2015

D AMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TAD JIMALELA TERHAD AP KEBUGARAN JASMANI D AN PERILAKU SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.7

Norma Tes Kesegaran Jasmani Indonesia

No Jumlah Nilai Klasifikasi Kesegaran Jasmani

1 22 – 25 Baik Sekali (BS)

2 18 – 21 Baik (B)

3 14 – 17 Sedang (S)

4 10 – 13 Kurang (K)

5 5 – 9 Kurang Sekali (KS)

Untuk menentukan tingkat kebugaran jasmani, ikuti langkah-langkah sebagai berikut:

1) Jumlahkan nilai kelima butir tes

2) Cocokkan hasil penjumlahan nilai tersebut dengan normal tes kebugaran jasmani diatas

2. Instrumen untuk Mengukur Perilaku Sosial Siswa

Untuk memperoleh dan mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam proses penelitian, maka diperlukan suatu instrumen. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dan tes. Menurut Sugiyono (2009, hlm. 199) angket adalah:

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Angket merupakan teknik pengumpulan data yang efisien apabila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.

Angket digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti. “Agar instrumen dapat menghasilkan data kuantitatif yang akurat, maka setiap instumen harus memiliki skala” (Sugiyono, 2014, hlm. 133).

Skala yang digunakan dalam angket ini adalah skala likert. Menurut Sugiono (2014, hlm 134) bahwa “Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,

dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.” Angket

yang digunakan ini dengan alternatif respon atau jawaban pernyataan satu sampai lima. Kelima alternatif jawaban tersebut diurutkan dari kemungkinan kesesuaian


(27)

Sarah, 2015

D AMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TAD JIMALELA TERHAD AP KEBUGARAN JASMANI D AN PERILAKU SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tertinggi sampai dengan kemungkinan kesesuaian terendah (SS) Sangat Setuju, (S) Setuju, (KS) Kurang Setuju, (TS) Tidak Setuju, dan (STS) Sangat Tidak Setuju.

Dalam mengidentifikasi perilaku sosial seseorang dalam menjawab setiap pernyataan dari setiap butir soal yang disajikan, terlebih dahulu diketahui secara tepat (valid) dan dapat dipercaya (realibel) dari alat pengumpulan datanya. Oleh karena, kecermatan penilaian dalam mempertimbangkan dan mengambil keputusan tergantung kepada tingkat ketepatan, kepercayaan, dan keobyektifan.

Kisi-kisi dalam penelitian ini mengacu pada pendapat para ahli yang berkaitan dengan perilaku sosial itu sendiri diantaranya adalah:

a. Menurut Mar’at (1981, hlm. 171) menjelaskan bahwa:

Perilaku sosial adalah perilaku yang merupakan tingkah laku yang bersifat umum. Perilaku sosial ini erat hubungannya dengan kebiasaan umum, pendapat umum, keyakinan umum, dan penilaian terhadap norma yang telah disepakati bersama.

b. Menurut Rusli Ibrahim (2001, hlm. 13) menjelaskan bahwa: Perilaku saling bergantung itu disebut perilaku sosial.

c. Krech, Crutchfield dan Ballachey, 1982 (dalam Ibrahim, 2001) perilaku sosial dapat dilihat melalui sifat-sifat dan pola respon antar pribadi, yaitu:

1) Kecenderungan Perilaku Peran

a) Sifat pemberani dan pengecut secara sosial

Orang yang memiliki sifat pemberani secara sosial, biasanya dia suka mempertahankan dan membela haknya, tidak malu-malu atau tidak segan melakukan sesuatu perbuatan yang sesuai norma di masyarakat dalam mengedepankan kepentingan diri sendiri sekuat tenaga. Sedangkan sifat pengecut menunjukkan perilaku atau keadaan sebaliknya, seperti kurang suka mempertahankan haknya, malu dan segan berbuat untuk mengedepankan kepentingannya.

b) Sifat berkuasa dan sifat patuh

Orang yang memiliki sifat berkuasa dalam perilaku sosial biasanya ditunjukkan oleh perilaku seperti bertindak tegas, berorientasi kepada kekuatan, percaya diri, berkemauan keras, suka memberi perintah dan memimpin langsung. Sedangkan sifat yang patuh atau penyerah menunjukkan perilaku sosial yang sebaliknya, misalnya kurang tegas dalam bertindak, tidak suka memberi perintah dan tidak berorientasi kepada kekuatan dan kekerasan.


(28)

Sarah, 2015

D AMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TAD JIMALELA TERHAD AP KEBUGARAN JASMANI D AN PERILAKU SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Orang yang memiliki sifat inisiatif biasanya ditunjukan dalam perilaku yang lebih dominan dalam kelompok, tidak suka mempersoalkan latar belakang, suka memberi masukan atau saran-saran dalam berbagai pertemuan, dan biasanya suka mengambil alih kepemimpinan. Sedangkan sifat orang yang pasif secara sosial ditunjukkan oleh perilaku yang bertentangan dengan sifat orang yang aktif, misalnya perilakunya yang dominan diam, kurang berinisiatif, tidak suka memberi saran atau masukan.

d) Sifat mandiri dan tergantung

Orang yang memiliki sifat mandiri biasanya membuat segala sesuatunya dilakukan oleh dirinya sendiri, seperti membuat rencana sendiri, melakukan sesuatu dengan cara-cara sendiri, tidak suak berusaha mencari nasihat atau dukungan dari orang lain, dan secara emosiaonal cukup stabil. Sedangkan sifat orang yang ketergantungan cenderung menunjukkan perilaku sosial sebaliknya.

2) Kecenderungan Perilaku Dalam Hubungan Sosial

a) Dapat diterima atau ditolak oleh orang lain

Orang yang memiliki sifat dapat diterima oleh orang lain biasanya dia tidak berprasangka buruk terhadap orang lain, loyal, dipercaya, pemaaf dan tulus menghargai kelebihan orang lain. Sementara sifat orang yang ditolak biasanya suak mencari kesalahan dan tidak mengakui kelebihan orang lain.

b) Suka bergaul dan tidak suka bergaul

Orang yang suka bergaul biasanya memiliki hubungan sosial yang baik, senang bersama dengan yang lain dan senang bepergian. Sedangkan orang yang tidak suka bergaul menunjukkan sifat dan perilaku yang sebaliknya.

c) Sifat ramah dan tidak ramah

Orang yang ramah biasanya periang, hangat, terbuka, mudah didekati orang,dan suka bersosialisasi. Sedang orang yang tidak ramah cenderung bersifat sebaliknya.

d) Simpatik dan tidak simpatik

Orang yang memiliki sifat simpatik biasanya peduli terhadap perasaan dan keinginan orang lain, murah hati dan suka membela orang tertindas. Sedangkan orang yang tidak simpatik menunjukkna sifat-sifat yang sebaliknya.

3) Kecenderungan Perilaku Ekspresif

a) Sifat suka bersaing dan tidak suka bersaing

Orang yang suka bersaing biasanya menganggap hubungan sosial sebagai perlombaan, lawan adalah saingan yang harus dikalahkan, memperkaya diri sendiri. Sedangkan orang yang tidak suka bersaing menunjukkan sifat-sifat yang sebaliknya.


(29)

Sarah, 2015

D AMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TAD JIMALELA TERHAD AP KEBUGARAN JASMANI D AN PERILAKU SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Orang yang agresif biasanya suka menyerang orang lain baik langsung ataupun tidak langsung, pendendam, menentang atau tidak patuh pada penguasa, suka bertengkar dan suka menyangkal. Sifat orang yang tidak agresif menunjukkan perilaku yang sebaliknya.

c) Sikap kalem atau tenang secara sosial

Orang yang kalem biasanya tidak nyaman jika berbeda dengan orang lain, mengalami kegugupan, malu, ragu-ragu, dan merasa terganggu jika ditonton orang.

d) Suka pamer atau menonjolkan diri

Orang yang suka pamer biasanya berperilaku berlebihan, suka mencari pengakuan, berperilaku aneh untuk mencari perhatian orang lain.

Dari teori-teori yang dipaparkan diatas, maka peneliti menyimpulkan dan mengembangkan komponen berdasarkan batasan dari variabel penelitian, selanjutnya ditentukan ciri umum dan indikator tersebut. Kriterial masing-masing variabel penelitian dijabarkan sebagai berikut:

Tabel 3.8

Kisi-Kisi Angket Perilaku Sosial Siswa

KOMPONEN SUB

KOMPONEN INDIKATOR

ITEM

Perilaku Sosial (Krech Crutcfield Ballachey, 1982)

1. Perilaku Peran

a. Pemberani 1, 16 37, 48

b. Berkuasa 25, 38 2, 17

c. Inisiatif 3, 18 26, 39

d. Mandiri atau tergantung 27, 40 4, 19

2. Perilaku dalam hubungan sosial

a. Sikap diterima atau tidak

diterima 5, 20 28, 41

b. Sikap suka bergaul atau

tidak suka bergaul 29, 42 6, 7 c. Sikap ramah atau tidak

ramah 8, 21 30, 31

d. Sikap simpati atau tidak

simpati 32, 43 9, 22

3. Perilaku Ekspresif

a. Sifat suka bersaing 10, 11 33, 34 b. Agresif atau tidak agresif 34, 45 12, 13 c. Sifat kalem atau tidak

kalem 14, 23 35, 46

d. Sikap pamer atau tidak


(30)

Sarah, 2015

D AMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TAD JIMALELA TERHAD AP KEBUGARAN JASMANI D AN PERILAKU SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pemberian skor dari angket ini menggunakan skala likert, mengenai hal ini

Sugiyono menjelaskan (2012, hlm. 134) “skala likert digunakan untuk mengukur

sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena

sosial.”

Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata anatara lain: sangat setuju, setuju, ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju. (Sugiyono, hlm.135).

Berdasarkan uraian diatas tentang alternatif jawaban dalam angket, penulis menetapkan kategori penskoran dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3.9

Skor Untuk Soal Positif Negatif

Positif Jawaban Negatif

5 Sangat Setuju (SS) 1

4 Setuju (S) 2

3 Kurang Setuju (KS) 3

2 Tidak Setuju (TS) 4

1 Sangat Tidak Setuju (STS) 5

F. Uji Validitas dan Estimasi Reliabilitas Instrumen

Sebelum angket disebarkan kesemua sampel untuk mendapatkan data, angket yang telah disusun akan diuji cobakan terlebih dahulu yang bertujuan untuk mengukur tingkat validitas dan reliabilitas dari setiap butir-butir atau item-item pernyataan. Dari uji coba angket tersebut akan diperoleh sebuah angket yang memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini. Angket akan diuji cobakan kepada peserta didik yang bukan termasuk sampel, uji coba angket dilaksanakan terhadap peserta didik di SMP Negeri 9 Bandung dan SMP Negeri 3 Cileunyi yang seluruhnya berjumlah 30


(31)

Sarah, 2015

D AMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TAD JIMALELA TERHAD AP KEBUGARAN JASMANI D AN PERILAKU SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

responden yang mengikuti ekstrakurikuler pencak silat Tadjimalela sebagai responden karena dianggap memiliki karakteristik yang sama dengan sampel yang akan dipakai untuk penelitian. Pengolahan data hasil uji coba akan diolah secara statistik, ada pun pengolahan data hasil uji coba dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel 2010.

1. Uji Validitas Instrumen

Untuk menggunakan instrumen dalam penelitian sangat diperlukan instrumen yang mempunyai validitas yang tinggi agar instrumen tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid, dalam hal ini alat ukur

tersebut adalah angket. “Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur” (Sugiyono, 2009, hlm. 173).

Langkah-langkah dalam mengolah data untuk menentukan validitas instrumen yang ditempuh oleh penulis adalah sebagai berikut:

1) Memberi skor pada masing-masing pernyataan sesuai dengan jawaban 2) Menjumlahkan seluruh skor yang merupakan skor total setiap

responden.

3) Setiap skor butir pernyataan dikorelasikan dengan skor total dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment (Arikunto, 2010, hlm. 213) sebagai berikut:

r

xy =

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan :

r

xy = Koefisien korelasi antara variabel dengan variabel N = Banyak subjek / responden

X = Jumlah skor butir Y = Jumlah skor total


(32)

Sarah, 2015

D AMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TAD JIMALELA TERHAD AP KEBUGARAN JASMANI D AN PERILAKU SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4) Perhitungan dilakukan dengan bantuan micrscoft excel.

5) Setelah dihasilkan nilai korelasi (rhitung), maka untuk mengetahui masing-masing butir soal valid atau tidak valid akan dilakukan perbandingan antara rhitung dengan rtabel, dimana rtabel yang

diperoleh berdasarkan “Tabel Harga dari r Product-Moment”

(Arikunto, 2010, hlm. 402) dengan jumlah sampel (n)=30 dan besarnya df dapat dihitung 30-2=28. Dengan df=28 dan alpha=0,05 didapat rtabel=0,374 (lihat rtabel pada df=28). Apabila rtabel lebih besar

atau sama dengan rhitung maka dapat dinyatakan butir soal tersebut valid, sebaliknya apabila rtabel lebih kecil atau tidak sama dengan rhitung maka dapat dinyatakan butir soal tersebut tidak valid. Berikut hasil perhitungan validitas instrumen penelitian.

Tabel 3.10

Hasil Uji Validitas Angket Perilaku Sosial

Indikator Korelasi Pearson Product (rhitung)

Angka Kritis (rtabe l)

Keterangan

P1 -0,267 0,374 TIDAK VALID

P2 0,442 0,374 VALID

P3 0,370 0,374 TIDAK VALID

P4 0,629 0,374 VALID

P5 0,479 0,374 VALID

P6 0,313 0,374 TIDAK VALID

P7 0,543 0,374 VALID

P8 0,125 0,374 TIDAK VALID

P9 0,429 0,374 VALID

P10 -0,117 0,374 TIDAK VALID

P11 0,658 0,374 VALID

P12 0,398 0,374 VALID

P13 0,09 0,374 TIDAK VALID

P14 0,478 0,374 VALID


(33)

Sarah, 2015

D AMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TAD JIMALELA TERHAD AP KEBUGARAN JASMANI D AN PERILAKU SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

P16 0,588 0,374 VALID

P17 0,495 0,374 VALID

P18 0,528 0,374 VALID

P19 0,691 0,374 VALID

P20 0,695 0,374 VALID

P21 0,355 0,374 TIDAK VALID

P22 0,438 0,374 VALID

P23 0,394 0,374 VALID

P24 0,273 0,374 TIDAK VALID

P25 0,337 0,374 TIDAK VALID

P26 0,453 0,374 VALID

P27 0,345 0,374 TIDAK VALID

P28 0,406 0,374 VALID

P29 0,392 0,374 VALID

P30 0,199 0,374 TIDAK VALID

P31 0,245 0,374 TIDAK VALID

P32 0,458 0,374 VALID

P33 0,449 0,374 VALID

P34 0,177 0,374 TIDAK VALID

P35 0,324 0,374 TIDAK VALID

P36 0,187 0,374 TIDAK VALID

P37 -0,05 0,374 TIDAK VALID

P38 0,451 0,374 VALID

P39 0,327 0,374 TIDAK VALID

P40 0,733 0,374 VALID

P41 -0,059 0,374 TIDAK VALID

P42 -0,041 0,374 TIDAK VALID

P43 0,258 0,374 TIDAK VALID

P44 0,239 0,374 TIDAK VALID

P45 0,477 0,374 VALID


(34)

Sarah, 2015

D AMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TAD JIMALELA TERHAD AP KEBUGARAN JASMANI D AN PERILAKU SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

P47 0,597 0,374 VALID

P48 0,371 0,374 TIDAK VALID

P49 -0,136 0,374 TIDAK VALID

P50 0,602 0,374 VALID

P51 0,448 0,374 VALID

P52 0,347 0,374 TIDAK VALID

P53 0,586 0,374 VALID

P54 -0,342 0,374 TIDAK VALID

P55 0,114 0,374 TIDAK VALID

P56 0,689 0,374 VALID

P57 0,414 0,374 VALID

P58 0,306 0,374 TIDAK VALID

P59 0,769 0,374 VALID

P60 0,798 0,374 VALID

P61 0,06 0,374 TIDAK VALID

P62 0,404 0,374 VALID

P63 0,587 0,374 VALID

P64 -0,075 0,374 TIDAK VALID

P65 0,145 0,374 TIDAK VALID

P66 0,467 0,374 VALID

P67 0,104 0,374 TIDAK VALID

P68 0,657 0,374 VALID

P69 0,482 0,374 VALID

P70 0,247 0,374 TIDAK VALID

P71 0,099 0,374 TIDAK VALID

P72 0,476 0,374 VALID

P73 -0,176 0,374 TIDAK VALID

P74 0,598 0,374 VALID

P75 0,45 0,374 VALID

P76 0,22 0,374 TIDAK VALID


(35)

Sarah, 2015

D AMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TAD JIMALELA TERHAD AP KEBUGARAN JASMANI D AN PERILAKU SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

P78 0,451 0,374 VALID

P79 0,115 0,374 TIDAK VALID

P80 0,598 0,374 VALID

P81 0,494 0,374 VALID

P82 -0,281 0,374 TIDAK VALID

P83 0,349 0,374 TIDAK VALID

P84 0,243 0,374 TIDAK VALID

P85 -0,029 0,374 TIDAK VALID

P86 0,432 0,374 VALID

P87 0,457 0,374 VALID

P88 -0,119 0,374 TIDAK VALID

P89 0,645 0,374 VALID

P90 0,044 0,374 TIDAK VALID

P91 0,542 0,374 VALID

P92 -0,144 0,374 TIDAK VALID

P93 0,194 0,374 TIDAK VALID

P94 0,688 0,374 VALID

P95 0,301 0,374 TIDAK VALID

P96 0,532 0,374 VALID

Sesuai dengan hasil perhitungan pada tabel 3.10 diatas dengan ketentuan rtabel 0,374 diketahui bahwa jumlah butir soal yang valid adalah 48 butir soal, sedangkan butir soal yang tidak valid berjumlah 48 butir soal. Selanjutnya butir soal yang valid akan dijadikan sebagai instrumen pengumpul data dalam penelitian ini.

2. Uji Reabilitas Instrumen

Reliabilitas atau keterandalan menggambarkan derajat keajegan atau konsistensi hasil pengukuran. Suatu alat pengukuran atau tes dikatakan reliabel jika alat ukur menghasilkan suatu gambaran yang benar-benar dapat dipercaya dan dapat diandalkan untuk membuahkan hasil pengukuran yang sesungguhnya.


(36)

Sarah, 2015

D AMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TAD JIMALELA TERHAD AP KEBUGARAN JASMANI D AN PERILAKU SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengujian instrumen ini dilakukan dengan metode belah dua (split half metod). Berikut langkah-langkah pengolahan data untuk menentukan reliabilitas angket tersebut.

1) Membagi butir soal menjadi dua bagian soal bernomor ganjil dan genap.

2) Skor dari butir-butir pernyataan bernomor ganjil dikelompokkan menjadi variabel X dan skor dari butir-butir soal yang bernomor genap menjadi variabel Y.

3) Mengkorelasikan antara skor butir-butir soal valid yang bernomor ganjil dengan genap, dengan menggunakan formula correlation pearson product moment dalam microsoft excel.

4) Setelah koefisien korelasi diperoleh, kemudian disesuaikan dengan tabel interpretasi nilai.

Tabel 3.11 Interpretasi Nilai (Arikunto, 2010, hlm. 319)

Besarnya nilai r Interpretasi

Antara 0,800 sampai dengan 1,000 Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Antara 0,000 sampai dengan 0,200

Tinggi

Cukup Tinggi Agak Rendah Rendah

Sangat Rendah (Tidak Berkorelasi) Hasil uji reliabilitas akan disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 3.12

Hasil Uji Reliabiitas Instrumen Angket Perilaku Sosial

Ganjil Genap

Ganjil 1

Genap 0,917098 1


(37)

Sarah, 2015

D AMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TAD JIMALELA TERHAD AP KEBUGARAN JASMANI D AN PERILAKU SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Instrumen tersebut memiliki koefisien korelasi sebesar 0,917098, nilai tersebut menunjukan bahwa instrumen ini memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi.

G. Prosedur Penelitian

Berdasarkan desain penelitian diatas, maka penulis menentukan langkah-langkah penelitian sebagai berikut:

1. Menentukan populasi 2. Menentukan sampel

3. Melakukan tes kebugaran jasmani dengan menggunakan TKJI 4. Memberikan angket perilaku sosial

5. Melakukan analisis dan pengolahan data 6. Kesimpulan

Tabel 3.13

Langkah-langkah Penelitian SAMPEL

EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT

TADJIMALELA

NON EKSTRAKURIKULER

TES AKHIR: TKJI DAN ANGKET TES AKHIR: TKJI DAN ANGKET

ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA

KESIMPULAN POPULASI


(38)

Sarah, 2015

D AMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TAD JIMALELA TERHAD AP KEBUGARAN JASMANI D AN PERILAKU SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

H. Analisis Data

Menurut Sugiono (2013, hlm. 147) “Analisis data merupakan kegiatan setelah

data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul”. Adapun kegiatan

dalam analisis data adalah: mengelompokan data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Berikut ini langkah-langkah pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut:

1. Mencari nilai rata-rata (x ) dari setiap kelompok

X =

Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah: X = Skor rata-rata yang dicari

Xi = Nilai data  = Jumlah n = Jumlah sample

2. Mencari Simpangan Baku

Standard deviation (simpangan baku) adalah suatu nilai yang menunjukan tingkat (derajat) variasi kelompok atau ukuran standar penyimpangan reratanya.

S =

∑√

2

Keterangan:

S : simpangan baku yang dicari n : jumlah sampel

∑(xi-x)2 : jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata

3. Uji Normalitas

Uji normalitas ini bertujuan mengetahui apakah data dari hasil pengukuran normal atau tidak dan juga untuk menentukan jenis statistik yang akan digunakan selanjutnya. Uji normalitas yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah uji normalitas Liliefors. Prosedur yang digunakan menurut Bambang Abduljabar dan Jajat Sudrajat (2010, hlm. 256) adalah sebagai berikut:


(39)

Sarah, 2015

D AMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TAD JIMALELA TERHAD AP KEBUGARAN JASMANI D AN PERILAKU SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a) Membuat tabel penolong untuk mengurutkan data terkecil sampai terbesar, kemudian mencari nilai rata-rata dan simpangan baku.

b) Mencari Z skor dan tempatkan pada kolom Zi. Dengan rumus : c) Mencari luas Zi padatabel Z.

d) Pada kolom F(Zi), untuk luas daerah yang bertanda negatif maka 0,5 – luas daerah, sedangkan untuk luas daerah bertanda positif maka 0,5 + luas daerah.

e) S(Zi) adalah urutan n dibagi jumlah n.

f) Hasil pengurangan F(Zi) - S(Zi) ditempatkan pada kolom F(Zi) - S(Zi). g) Mencari data atau niai tertinggi, tanpa melihat (-) atau (+) sebagai nilai L0. h) Membuat kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis:

1) Jika L0 ≥ Ltabel tolak H0 dan H1 diterima artinya data tidak

berdistribusi normal.

2) Jika L0≤ Ltabel terima H0 artinya data berdistribusi normal

4. Menguji Homogenitas

Peneliti menggunakan uji homogenitas untuk mengasumsikan bahwa skor setiap variabel memiliki yang homogen dengan menggunakan rumus:

2 2 2 1 S S F  Keterangan: 2 1

S = Varians dari kelompok lebih besar

2 2

S = Varians dari kelompok kecil

Kriteria pengujian homogenitas adalah terima hipotesis jika Fhitung lebih kecil

dari Ftabel distribusi dengan derajat kebebasan = (V1.V2) dengan α = 0,05

5. Pengujian Signifikan

Uji signifikan pada hipotesis ini menggunakan uji kesamaan dua rata-rata dengan satu pihak atau uji t dengan dengan rumus:

t = 2 1 1 1 x -x1 2

n n S

Melihat perolehan hasil dari thitung, dengan menggunakan derajat kebebasan

(dk) = n1+n2-2; dan taraf signifikansi (α) = 0,05.

Kriteria:

a. Apabila thitung>ttabel maka H0 ditolak.


(40)

Sarah, 2015

D AMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TAD JIMALELA TERHAD AP KEBUGARAN JASMANI D AN PERILAKU SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah kegiatan ekstrakurikuler pencak silat tadjimalela berdampak secara signifikan terhadap kebugaran jasmani dan perilaku sosial siswa. Hal ini ditunjukkan dengan nilai distribusi tabel pada taraf signifikansi α=0.05 dengan (n1+n2-2) = 22, niai t pada tabel distribusi adalah 1.717, sedangkan thitung dari

hasil pengujian tingkat kebugaran jasmani diperoleh 4.840 dan hasil pengujian perilaku sosial diperoleh 2.471. Maka nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel.

B. Saran

Saran yang dapat penulis kemukakan berkaitan dengan hasil penelitian ini adalah kegiatan ekstrakurikuler pencak silat tadjimalela sebaiknya dipertahankan dan dikembangkan, karena sudah terbukti nyata dampaknya yaitu meningkatkan kebugaran jasmani dan perilaku sosial siswa.


(41)

Sarah, 2015

D AMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TAD JIMALELA TERHAD AP KEBUGARAN JASMANI D AN PERILAKU SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, Bambang. (2009). Manajemen Pendidikan Jasmani Dan Olahraga. Bandung: FPOK UPI Bandung

Abduljabar, dkk. (2013). Aplikasi Statistik dalam Penjas. Bandung: FPOK UPI Bandung

Andriani, Dini. (2013). Dampak Pembelajaran Hoki Terhadap Perkembangan Karakter dan Kebugaran Jasmani Siswa SMA Negeri 26 Bandung. Skripsi S1 pada FPOK UPI Bandung : Tidak diterbitkan

Arikunto, Suharsimi. (1983a). Prosedur Penelitian Ilmiah Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2002b). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2006c). Prosedur Penelitian Ilmiah Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Depdikbud. (1993). Kurikulum Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdikbud. Wiarto, Giri (2013). Fisiologi dan Olahraga. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Giriwijoyo, Santoso. (1992a). Ilmu Faal Olahraga. Bandung: FPOK IKIP Bandung.

Giriwijoyo, S. dkk. (2007b). Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung: FPOK UPI. Giriwijoyo, S. dkk. (2012c). Ilmu Faal Olahraga (Fisiologi Olahraga). Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Howard. (1997). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebuguaran Jasmani. Diakses dari http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2239769-faktor-faktor-yang- mempengaruhi-kebugaran.

Kosasih, Engkos. (1985). Olahraga: Teknik dan Program Latihan. Jakarta: Akademika Pressindo.


(42)

Sarah, 2015

D AMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TAD JIMALELA TERHAD AP KEBUGARAN JASMANI D AN PERILAKU SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lutan. (1988). Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode.

Depdikbud. Jakarta.

Lutan, Rusli. (1996). Manusia dan Olahraga. Bandung. ITB dan FPOK UPI Bandung.

M. Atok Iskandar, Soemarjono, Soegianto M . S, (1989), Pencak Silat. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Direktorat Jendral Pendidikdn Tinggi, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.

Nurhasan. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung. FPOK UPI Bandung.

Pandjaitan. (1992). Pengertian Ekstrakurikuler. Diakses dari http://www.ras-eko.com/2013/05/pengertian-kegiatan-ekstrakurikuler.htm.

Sucipto, dkk. (2010). Pembelajaran Pencak Silat. FPOK UPI Bandung.

Sumardiyanto, dkk. (2010). Sejarah dan Filsafat Olahraga. FPOK UPI Bandung. Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung. Alfabeta.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung: ALFABETA

Silalahi, Ulber. (2010). Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama

WEBSITE

http://bedande.blogspot.com/2012/01/pengertian-kebugaran-jasmani.html http://id.scribd.com/doc/22056994/kebugaran-jasmani


(43)

Sarah, 2015

D AMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TAD JIMALELA TERHAD AP KEBUGARAN JASMANI D AN PERILAKU SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu http://expresisastra.blogspot.com/2013/10/Fungsi-fungsi-sekolah.html http://sawfadise.blogspot.com/2012/07/pengertian-kurikulum-dan-jenis-kegiatan.htlm


(1)

63

Sarah, 2015

D AMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TAD JIMALELA TERHAD AP KEBUGARAN JASMANI D AN PERILAKU SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

H. Analisis Data

Menurut Sugiono (2013, hlm. 147) “Analisis data merupakan kegiatan setelah

data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul”. Adapun kegiatan

dalam analisis data adalah: mengelompokan data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Berikut ini langkah-langkah pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut:

1. Mencari nilai rata-rata (x ) dari setiap kelompok

X =

Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah: X = Skor rata-rata yang dicari

Xi = Nilai data

 = Jumlah n = Jumlah sample

2. Mencari Simpangan Baku

Standard deviation (simpangan baku) adalah suatu nilai yang menunjukan

tingkat (derajat) variasi kelompok atau ukuran standar penyimpangan reratanya.

S =

∑√

2

Keterangan:

S : simpangan baku yang dicari

n : jumlah sampel

∑(xi-x)2 : jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata 3. Uji Normalitas

Uji normalitas ini bertujuan mengetahui apakah data dari hasil pengukuran normal atau tidak dan juga untuk menentukan jenis statistik yang akan digunakan selanjutnya. Uji normalitas yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah uji normalitas Liliefors. Prosedur yang digunakan menurut Bambang Abduljabar dan Jajat Sudrajat (2010, hlm. 256) adalah sebagai berikut:


(2)

64

Sarah, 2015

D AMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TAD JIMALELA TERHAD AP KEBUGARAN JASMANI D AN PERILAKU SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a) Membuat tabel penolong untuk mengurutkan data terkecil sampai terbesar, kemudian mencari nilai rata-rata dan simpangan baku.

b) Mencari Z skor dan tempatkan pada kolom Zi. Dengan rumus : c) Mencari luas Zi padatabel Z.

d) Pada kolom F(Zi), untuk luas daerah yang bertanda negatif maka 0,5 – luas daerah, sedangkan untuk luas daerah bertanda positif maka 0,5 + luas daerah.

e) S(Zi) adalah urutan n dibagi jumlah n.

f) Hasil pengurangan F(Zi) - S(Zi) ditempatkan pada kolom F(Zi) - S(Zi). g) Mencari data atau niai tertinggi, tanpa melihat (-) atau (+) sebagai nilai L0. h) Membuat kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis:

1) Jika L0 ≥ Ltabel tolak H0 dan H1 diterima artinya data tidak

berdistribusi normal.

2) Jika L0≤ Ltabel terima H0 artinya data berdistribusi normal

4. Menguji Homogenitas

Peneliti menggunakan uji homogenitas untuk mengasumsikan bahwa skor setiap variabel memiliki yang homogen dengan menggunakan rumus:

2 2 2 1 S S F  Keterangan: 2 1

S = Varians dari kelompok lebih besar

2 2

S = Varians dari kelompok kecil

Kriteria pengujian homogenitas adalah terima hipotesis jika Fhitung lebih kecil dari Ftabel distribusi dengan derajat kebebasan = (V1.V2) dengan α = 0,05

5. Pengujian Signifikan

Uji signifikan pada hipotesis ini menggunakan uji kesamaan dua rata-rata dengan satu pihak atau uji t dengan dengan rumus:

t = 2 1 1 1 x

-x1 2

n n

S

Melihat perolehan hasil dari thitung, dengan menggunakan derajat kebebasan (dk) = n1+n2-2; dan taraf signifikansi (α) = 0,05.

Kriteria:

a. Apabila thitung>ttabel maka H0 ditolak. b. Apabila thitung<ttabel maka H1 diterima


(3)

Sarah, 2015

D AMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TAD JIMALELA TERHAD AP KEBUGARAN JASMANI D AN PERILAKU SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah kegiatan ekstrakurikuler pencak silat tadjimalela berdampak secara signifikan terhadap kebugaran jasmani dan perilaku sosial siswa. Hal ini ditunjukkan dengan nilai distribusi tabel pada taraf signifikansi α=0.05 dengan (n1+n2-2) = 22, niai t pada tabel distribusi adalah 1.717, sedangkan thitung dari hasil pengujian tingkat kebugaran jasmani diperoleh 4.840 dan hasil pengujian perilaku sosial diperoleh 2.471. Maka nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel.

B. Saran

Saran yang dapat penulis kemukakan berkaitan dengan hasil penelitian ini adalah kegiatan ekstrakurikuler pencak silat tadjimalela sebaiknya dipertahankan dan dikembangkan, karena sudah terbukti nyata dampaknya yaitu meningkatkan kebugaran jasmani dan perilaku sosial siswa.


(4)

Sarah, 2015

D AMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TAD JIMALELA TERHAD AP KEBUGARAN JASMANI D AN PERILAKU SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, Bambang. (2009). Manajemen Pendidikan Jasmani Dan Olahraga. Bandung: FPOK UPI Bandung

Abduljabar, dkk. (2013). Aplikasi Statistik dalam Penjas. Bandung: FPOK UPI Bandung

Andriani, Dini. (2013). Dampak Pembelajaran Hoki Terhadap Perkembangan

Karakter dan Kebugaran Jasmani Siswa SMA Negeri 26 Bandung. Skripsi

S1 pada FPOK UPI Bandung : Tidak diterbitkan

Arikunto, Suharsimi. (1983a). Prosedur Penelitian Ilmiah Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2002b). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2006c). Prosedur Penelitian Ilmiah Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Depdikbud. (1993). Kurikulum Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdikbud. Wiarto, Giri (2013). Fisiologi dan Olahraga. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Giriwijoyo, Santoso. (1992a). Ilmu Faal Olahraga. Bandung: FPOK IKIP Bandung.

Giriwijoyo, S. dkk. (2007b). Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung: FPOK UPI. Giriwijoyo, S. dkk. (2012c). Ilmu Faal Olahraga (Fisiologi Olahraga). Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Howard. (1997). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebuguaran Jasmani.

Diakses dari

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2239769-faktor-faktor-yang- mempengaruhi-kebugaran.

Kosasih, Engkos. (1985). Olahraga: Teknik dan Program Latihan. Jakarta: Akademika Pressindo.


(5)

Sarah, 2015

D AMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TAD JIMALELA TERHAD AP KEBUGARAN JASMANI D AN PERILAKU SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lutan. (1988). Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode.

Depdikbud. Jakarta.

Lutan, Rusli. (1996). Manusia dan Olahraga. Bandung. ITB dan FPOK UPI Bandung.

M. Atok Iskandar, Soemarjono, Soegianto M . S, (1989), Pencak Silat. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Direktorat Jendral Pendidikdn Tinggi, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.

Nurhasan. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung. FPOK UPI Bandung.

Pandjaitan. (1992). Pengertian Ekstrakurikuler. Diakses dari http://www.ras-eko.com/2013/05/pengertian-kegiatan-ekstrakurikuler.htm.

Sucipto, dkk. (2010). Pembelajaran Pencak Silat. FPOK UPI Bandung.

Sumardiyanto, dkk. (2010). Sejarah dan Filsafat Olahraga. FPOK UPI Bandung. Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung. Alfabeta.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, Dan R&D. Bandung: ALFABETA

Silalahi, Ulber. (2010). Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama

WEBSITE

http://bedande.blogspot.com/2012/01/pengertian-kebugaran-jasmani.html http://id.scribd.com/doc/22056994/kebugaran-jasmani


(6)

Sarah, 2015

D AMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TAD JIMALELA TERHAD AP KEBUGARAN JASMANI D AN PERILAKU SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu http://expresisastra.blogspot.com/2013/10/Fungsi-fungsi-sekolah.html http://sawfadise.blogspot.com/2012/07/pengertian-kurikulum-dan-jenis-kegiatan.htlm