PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA: eksperimen pada kelas XI Akuntansi 3 SMK Negeri 1 Bandung Tahun Ajaran 2015/2016.

(1)

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

(Eksperimen Pada Kelas XI Akuntansi 3 SMK Negeri 1 Bandung Tahun Ajaran 2015/2016)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Anggit Gurnita Rosa 1105612

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

Oleh

ANGGIT GURNITA ROSA

Sebuah Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

©2015 Anggit Gurnita Rosa Universitas Pendididkan Indonesia

Oktober 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, Dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(3)

(4)

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

(Eksperimen Pada Kelas XI Akuntansi 3 SMK Negeri 1 Bandung Tahun Ajaran 2015/2016)

Anggit Gurnita Rosa

Pembimbing: Heni Mulyani, S.Pd, M.Pd

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang menerapkan model Problem Based Learning dengan kelas yang tidak menerapkan model Problem Based Learning di kelas XI Akuntansi SMK Negeri 1 Bandung. Penelitian dilakukan di SMK Negeri 1 Bandung dengan subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas XI Akuntansi semester ganjil tahun ajaran 2015/2016.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuasi eksperimen dengan bentuk desain penelitian adalah Post-test Only Control Group Design. Adapun teknik pengumpulan data adalah dengan menggunakan data tes hasil belajar akuntansi sebagai instrumen penelitian. Instrumen telah melalui uji validitas menggunakan korelasi product moment dan uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach. Data-data yang telah berhasil dikumpulkan kemudian dianalisis untuk melihat perbedaan hasil belajar dengan uji Independent Sample t-Test dengan menggunakan bantuan softwere pengolah data statistik (IBM SPSS Statistics 20).

Hasil uji hipotesis diperoleh nilai t hitung -4,764 dan nilai probabilitas atau signifikansi sebesar 0,000, maka Ho ditolak dan H1 diterima. Hal ini dapat diartikan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang menerapkan model Problem Based Learning dengan kelas yang tidak menerapkan model Problem Based Learning di kelas XI Akuntansi SMK Negeri 1 Bandung.


(5)

THE INFLUENCE OF PROBLRM BASED LEARNING MODELS IN STUDENT LEARNING OUTCOMES

(Experiment at XI Accounting 3 Class of SMK Negeri 1 Bandung Academic Year 2015/2016)

Anggit Gurnita Rosa

Advisor : Heni Mulyani, S.Pd, M.Pd

ABSTRACT

This research was conducted to determine the differences of student’s learning outcomes between the class which applying Problem Based Learning model by the class which not applying Problem Based Learning model in class of XI Accounting SMK Negeri 1 Bandung. The reserach was conducted in SMK Negeri 1 Bandung with the subjects were students of class XI Accounting in their 1st semester academic year 2015/2016.

The research method was using a quasi experiment method with the research design is Post-test Only Control Group Design. The data collection techniques used accounting learning outcomes’s data as a research instrument. The instruments have gone through the test of the validity of using the product moment correlation and reliability testing using Cronbach's Alpha formula. The data Independent Sample t-Test using softwere statistical data program (IBM SPSS Statistics 20).

Results of hypothesis testing obtained -4,764 and the t value or significance probability value of 0,000, then Ho is rejected and H1 is accepted. It can be interpreted that the difference in learning outcomes of students between class which applying Problem Based Learning model by the class which not applying Problem Based Learning Model in class of XI Accounting SMK Negeri 1 Bandung.


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK... vi

ABSTRACT ... ivi

KATA PENGANTAR ...iivi

UCAPAN TERIMAKASIH... viv

DAFTAR ISI ... vvi

DAFTAR TABEL...viivi

DAFTAR GAMBAR ... vix

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang Penelitian ...1

B. Identifikasi Masalah Penelitian...4

C. Rumusan Masalah Penelitian...8

D. Tujuan Penelitian ...9

E. Manfaat Penelitian ...9

BAB II LANDASAN TEORI ...11

A. Belajar ...11

1. Pengertian Belajar ...11

2. Faktor yang Mempengaruhi Belajar ...12

3. Prinsip-Prinsip Belajar ...12

4. Teori Belajar ...14

B. Hasil Belajar ...22

1. Pengertian Hasil Belajar...22

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ...23

3. Indikator Hasil Belajar ...24

4. Evaluasi Hasil Belajar ...26

C. Model Pembelajaran ...29

1. Pengertian Model Pembelajaran ...29

2. Komponen Model Pembelajaran...30

3. Ciri-ciri Model Pembelajaran...31

4. Fungsi Model Pembelajaran ...32

D. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ...32


(7)

2. Karakteristik Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ...35

3. Tujuan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)...36

4. Kelebihan dan Kekurangan Model Problem Based Learning (PBL)... 37

3. Langkah-Langkah Model Problem Based Learning (PBL) ...40

E. Penelitian Terdahulu ...41

F. Kerangka Pemikiran ...42

G. Hipotesis Penelitian ...48

BAB III METODE PENELITIAN ...49

A. Metode dan Desain Penelitian ...49

B. Operasionalisasi Variabel ...50

C. Populasi dan Sampel ...52

D. Teknik Pengumpulan Data ...53

E. Pengujian Instrumen Penelitian ...54

F. Prosedur Eksperimen...61

G. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ...63

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...66

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ...66

1. Deskripsi SMK Negeri 1 Bandung ...66

2. Visi, Misi dan Motto SMK Negeri 1 Bandung...67

3. Struktur Organisasi SMK Negeri 1 Bandung ...68

B. Deskripsi Hasil Penelitian...68

1. Pelaksanaan Eksperimen (Tindakan Penelitian) ...68

2. Deskripsi Hasil Belajar Siswa ...72

C. Analisis Data Hasil Penelitian ...75

1. Uji Normalitas ...75

2. Uji Homogenitas...78

3. Uji Hipotesis ...79

D. Pembahasan Hasil Penelitian ...81

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ...91

A. Simpulan ...91

B. Saran... 91

DAFTAR PUSTAKA ...93 LAMPIRAN


(8)

(9)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 menyebutkan bahwa “pendidikan

kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian akhlak mulia, serta keterampilan peserta didik untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

Permendiknas tersebut menyebutkan tujuan dari pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yaitu agar peserta didik memiliki pengetahuan, kepribadian serta keterampilan yang mereka butuhkan untuk bekerja langsung di lapangan juga untuk bisa mengikuti pendidikan yang lebih tinggi. Dan untuk mencapai hal tersebut dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 pasal 19 ayat 1 mengenai Standar Nasional Pendidikan dijelaskan bahwa :

proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Dari Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 pasal 19 ayat 1 tersebut bisa diketahui bahwa peningkatan kualitas pendidikan diawali dari institusi pendidikan yaitu sekolah, guru menjadi salah satu kunci pencapaian misi penyempurnaan proses pendidikan melalui proses pembelajaran. Menurut Slameto (2003: 2) ia menyatakan bahwa :

pembelajaran adalah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Inti dari pembelajaran adalah kegiatan yang menimbulkan interaksi untuk merubah tingkah laku seseorang sehingga prestasi belajar yang optimal dapat tercapai.

Belajar merupakan sebuah proses perubahan, maka dari itu sebuah proses belajar tentunya akan menghasilkan sesuatu hal berupa output yaitu hasil belajar. Hasil belajar merupakan muara dari tujuan belajar. Seperti yang dikemukakan


(10)

oleh Sudjana (2011:32) “hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang

dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”. Hasil belajar

biasanya berupa nilai yang dapat diukur atau diperoleh dari hasil ulangan atau tes sumatif. Hasil belajar mencerminkan tingkat penguasaan terhadap suatu materi pelajaran.

Akan tetapi dari fenomena yang ditemui di lapangan, menunjukan masih terdapat masalah hasil belajar pada mata pelajaran akuntansi. Banyak siswa yang belum memenuhi standar Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). KKM yaitu tingkat pencapaian kompetensi dasar yang harus dicapai oleh setiap siswa pada setiap mata pelajaran, siswa yang tidak mencapai KKM dinyatakan belum tuntas atau di SMK pada mata pelajaran keahlian siswa yang belum mencapai KKM dinyatakan belum kompeten. Hal ini tentu bukan hal yang diharapkan bagi siswa dan guru.

Ketuntasan belajar minimal berdasarkan penilaian hasil belajar untuk kompetensi pengetahuan sesuai peraturan Kurikulum 2013 (Permendikbud RI Nomor 104 tahun 2014) ada pada rentang nilai 2,51 – 2,84 dengan predikat B- angka ketuntasan minimal tersebut ada pada kisaran nilai 75 – 80.

Fenomena masalah hasil belajar ini terjadi di kelas X AK SMK Negeri 1 Bandung pada mata pelajaran Akuntansi Perusahaan Jasa. Rendahnya hasil belajar siswa ditunjukkan oleh banyaknya siswa yang belum mencapai nilai KKM akuntansi yang ditetapkan oleh sekolah yaitu pada nilai 75. Rendahnya hasil belajar lebih jelasnya dapat dilihat dari data tabel deskripsi ketuntasan belajar siswa berikut ini:

Tabel 1.1

Ketuntasan Belajar Siswa (UAS) Kelas X Akuntansi Pada Mata Pelajaran Akuntansi Perusahaan Jasa

Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015 SMK Negeri 1 Bandung

Kelas Jumlah

Siswa

Tuntas Belum Tuntas

Nilai ≥ 75 % Nilai ≤ 75 %

X Akuntansi 1 34 13 38,24 21 61,76

X Akuntansi 2 35 18 51,43 17 48,57


(11)

Kelas Jumlah Siswa

Tuntas Belum Tuntas

Nilai ≥ 75 % Nilai ≤ 75 %

X Akuntansi 4 35 10 28,57 25 71,43

JUMLAH 139 41 29,49 98 70,51

Sumber : Pra Penelitian di SMK Negeri 1 Kota Bandung (data diolah) Berdasarkan tabel ketuntasan belajar siswa (UAS) kelas X Akuntansi, di kelas X AK 1 siswa yang mendapat nilai UAS dibawah KKM berjumlah 21 orang siswa (61,76%), kelas X AK 2 siswa yang mendapat nilai dibawah KKM berjumlah 17 orang siswa (48,57%), di kelas X AK 3 tidak ada satu orang siswa pun yang memenuhi nilai KKM, dan kelas X AK 4 siswa yang mendapat nilai dibawah KKM berjumlah 25 orang siswa (71,43%).

Dari fenomena diatas terlihat adanya masalah serius mengenai hasil belajar akuntansi siswa kelas X Akuntansi pada mata pelajaran akuntansi perusahaan jasa. Mata Pelajaran akuntansi perusahaan jasa merupakan mata pelajaran yang termasuk ke dalam mata pelajaran akuntansi produktif yang diberikan untuk membekali siswa agar memiliki kompetensi sesuai dengan program keahliannya. Dalam mata pelajaran akuntansi perusahaan jasa di dalamnya mencakup beberapa materi mulai dari dokumen transaksi, jurnal umum, buku besar, jurnal penyesuaian hingga jurnal pembalik. Dalam hal ini siswa dituntut untuk dapat mengerjakan setiap bagian dalam siklus akuntansi sampai siklus akuntansi terselesaikan dengan baik karena hal ini mencerminkan keterampilan siswa dalam menyelesaikan sebuah siklus akuntansi perusahaan jasa.

Dengan rendahnya hasil belajar yang ditunjukkan siswa dikhawatirkan akan menghambat proses pembelajaran selanjutnya di kelas XI dan kelas XII dengan materi yang lebih kompleks lagi. Lebih jauhnya lagi jika rendahnya hasil belajar siswa ini dibiarkan maka akan berdampak pada kesiapan siswa untuk memasuki dunia kerja karena seperti yang diketahui bahwa siswa SMK disiapkan khususnya untuk langsung memasuki dunia kerja setelah siswa lulus SMK, dan dikhawatirkan pula siswa tidak akan memiliki kompetensi yang cukup untuk bersaing dalam dunia kerja yang menuntut pekerjanya untuk memiliki kompetensi


(12)

tinggi, dan hal tersebut yang membuat persaingan dalam dunia kerja semakin ketat.

Oleh karena itu rendahnya hasil siswa ini tidak boleh dibiarkan, perlu diketahui penyebabnya dan ditentukan solusi yang tepat guna untuk mengatasinya. Apabila dibiarkan tentunya akan merugikan banyak pihak, merugikan siswa selaku subjek belajar, dan merugikan guru juga sekolah karena menunjukkan tujuan pendidikan belum tercapai.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Hasil belajar siswa ditentukan oleh berbagai faktor, baik faktor yang berasal dari dalam diri siswa atau faktor yang berasal dari luar siswa. Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut para ahli.

Slameto (2010:54) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu :

1. Faktor Intern

a. Faktor jasmaniah, seperti faktor kesehatan dan cacat tubuh

b. Faktor psikologi, seperti intelegensi, perhatian, bakat, kematangan dan kesiapan.

2. Faktor Ekstern

a. Faktor keluarga, seperti cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan.

b. Faktor sekolah, seperti metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar penilaian diatas ukuran, keadaan gedung, metode mengajar dan tugas rumah

Menurut Sudjana (2005: 39) hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor dari dalam diri siswa (intern) dan faktor dari luar diri siswa (ekstern). Faktor- faktor tersebut yaitu:

a. Faktor Internal (yang berasal dari dalam diri siswa), meliputi: 1) kemampuan yang dimilikinya

2) motivasi belajar 3) minat dan perhatian

4) sikap dan kebiasaan belajar 5) konsep diri

6) ketekunan 7) sosial ekonomi


(13)

8) fisik dan psikis

b. Faktor Eksternal (yang berasal dari luar diri), yaitu lingkungan dan yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar adalah kualitas pengajaran, yang dimaksud dengan kualitas pengajaran adalah tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran.

Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa digolongkan menjadi dua yaitu faktor internal yang berasal dari dalam diri siswa dan faktor eksternal yang berasal dari luar diri siswa. Ketika dalam proses belajar mengajar faktor-faktor tersebut tidak terpenuhi oleh siswa dengan baik, maka hal tersebut akan berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai oleh siswa.

Sekolah merupakan salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar siswa, faktor yang berasal dari sekolah dapat berasal dari guru, mata pelajaran yang ditempuh, dan metode mengajar yang diterapkan, hal-hal tersebut sesuai dengan faktor eksternal penentu hasil belajar siswa. Adapun faktor guru yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, yaitu yang menyangkut kemampuan dan keterampilan profesional guru dalam menyusun strategi dan model pembelajaran. Menurut Sudjana (2011:40) “salah satu lingkungan belajar yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar di sekolah ialah kualitas

pengajaran”. Kualitas pengajaran dapat terlihat dari efektif atau tidaknya proses

belajar mengajar yang terjadi di sekolah dan dapat dicapai melalui pendekatan belajar yang meliputi strategi dan model pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Seorang guru harus cermat dalam memilih model pembelajaran yang dapat mengakomodasi kebutuhan siswa dalam belajar, dan juga dapat menciptakan suasana belajar yang mengaktifkan seluruh siswa saat pembelajaran berlangsung. Hal ini didukung dengan beberapa teori antara lain yang dikemukakan oleh Aunurrahman (2009:143) bahwa :

penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat mendorong tumbuhnya rasa senang siswa terhadap pelajaran, menumbuhkan dan meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas, memberikan kemudahan bagi siswa untuk memahami pelajaran sehingga memungkinkan siswa mencapai hasil belajar yang lebih baik.


(14)

Arends (2008:35) menyatakan bahwa “Dapat dikatakan bahwa model mengajar adalah merupakan sebuah perencanaan pengajaran yang menggambarkan proses yang ditempuh pada proses belajar mengajar, agar dicapai

perubahan spesisfik pada perilaku siswa seperti yang diharapkan.” Jadi, model

pembelajaran merupakan suatu rencana pembelajaran yang dapat digunakan untuk menentukan tujuan pembelajaran, menyusun materi, memilih metode yang sesuai serta mengevaluasi pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran yang tepat bertujuan agar siswa lebih mudah dalam memahami materi yang disampaikan sehingga diharapkan hasil belajar siswa akan meningkat.

Menurut Suprijono (2012:46) “Model pembelajaran terdiri atas model

pembelajaran langsung, model pembelajaran kooperatif dan model pembelajaran

berbasis masalah.” Kemampuan berpikir analitis dapat diperoleh siswa melalui penerapan pembelajaran yang inovatif, konstruktifistik, kreatif dan mampu mengajak siswa membangun pemahaman terhadap konsep yang dipelajari. Salah satu model pembelajaran inovatif berorientasi konstruktivistik adalah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Model pembelajaran ini dapat mengoptimalkan potensi yang ada pada pada diri siswa secara aktif, baik aktif secara fisik maupun mental. Selain itu, kerjasama dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sama dan siswa memperoleh pengalaman sendiri untuk menyelesaikan suatu masalah. Tujuan dari menggunakan model Problem Based Learning menurut Ibrahim dan Nur (2005:13) :

PBL dikembangkan untuk mengembangkan kemampuan keterampilan berpikir, mengembangkan pengetahuan dan keterampilan proses pemecahan masalah dan keterampilan intelektual, belajar berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka pada pengalaman nyata, mengembangkan keterampilan belajar pengarahan sendiri yang efektif.

Hal ini sejalan dengan pendapat Sanjaya (2010:220) “Model Problem Based Learning memiliki keungulan diantaranya dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan membantu mentransfer pengetahuan siswa untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata, sehingga penyelesaian masalah dapat mendorong untuk


(15)

Pembelajaran akuntansi harus inovatif, kreatif, dan menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Debassay (2003:1) :

The call for introducing new pedagogical approaches has been persistent, loud, and clear. The American Accounting Association (Bedford Committee Report 1986), the Big Eight accounting firms (The White Paper, 1989), the Accounting Education Change Commission (AECC) 1994, and the AICPA (Core Competency Framework for Entry into the Accounting Profession, 2001), have all urged accounting educators to devise innovative educational reforms to equip accounting graduates with the skills and abilities necessary to meet the challenges of the ever growing and increasingly complex professional career.

Maksud dari pernyataan Debassay bahwa panggilan untuk memperkenalkan pendekatan pedagogik baru telah terus menerus, keras dan jelas. The American Accounting Association (Bedford Committee Report 1986), the Big Eight accounting firms (The White Paper, 1989), the Accounting Education Change Commission (AECC) 1994, and the AICPA (Core Competency Framework for Entry into the Accounting Profession, 2001), semua merekomendasikan pendidik akuntansi untuk merancang reformasi pendidikan yang inovatif untuk membekali lulusan akuntansi dengan keterampilan dan kemampuan yang diperlukan untuk memenuhi tantangan karir profesional yang pernah berkembang dan semakin kompleks.

Dari pernyataan tersebut Indonesia harus pula merubah paradigma pedagogik dalam pembelajaran akuntansi demi menghasilkan siswa yang kompeten dalam bidang akuntansi.

Model pembelajaran Problem Based Learning dapat diterapkan dalam pembelajaran akuntansi pada zaman sekarang yang menuntut pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan mengembangkan keterampilan memecahkan masalah. Mengingat dalam proses pembelajaran akuntansi siswa dihadapkan langsung pada masalah-masalah atau kasus-kasus riil dalam kehidupan sehari-hari dalam kegiatan perusahaan atau dunia industri. Karakteristik materi yang dipelajari

dalam akuntansi menurut Muawanah (2008 : 34) adalah “belajar informasi, konsep dan keterampilan”. Setyorini (2011:75) mengungkapkan “model Problem Based Learning bukanlah sekedar pembelajaran yang dipenuhi dengan


(16)

latihan-latihan saja, tetapi dalam Problem Based Learning siswa dihadapkan dengan permasalahan yang membangkitkan rasa keingintahuan untuk melakukan penyelidikan baik secara individu maupun berkelompok sehingga dapat menemukan sendiri jawabannya, dan mengemukakan hasilnya pada orang lain.”

Penelitian-penelitian sebelumnya mengenai penerapan model Problem Based Learning membuktikan keefektifan dan keberhasilan pengunaan model PBL untuk memperbaiki hasil belajar siswa. Penelitian yang dilakukan oleh Chairun Nisak dan Annisa Ratna Sari tahun 2013 dengan judul penelitian

“Penerapan Model Problem Based Learning untuk meningkatkan Aktivitas dan

Prestasi Akuntansi” dengan subjek penelitian siswa kelas X SMK

Muhammadiyah 2 Klaten Utara tahun ajaran 2012/2013 menunjukkan hasil penelitian bahwa dengan menerapkan pembelajaran dengan model Problem Based Learning aktivitas dan prestasi belajar akuntansi meningkat. Pada pra siklus hanya terdapat satu aspek aktivitas belajar siswa yaitu menjawab pertanyaan sebesar 15,79% siswa, pada siklus I yang menunjukkan aktivitas belajar sebanyak 36,84% siswa, pada siklus II sebanyak 89,47 % siswa. Prestasi belajar akuntansi siswa

yang mendapat nilai ≥75 atau mencapai KKM pada pra siklus adalah 9 siswa

(47%), pada siklus I sebanyak 16 siswa (84,21%), dan pada siklus II sebanyak 19 orang (100%).

Berdasarkan latar belakang masalahan yang telah dibahas sebelumnya, peneliti merasa perlu mengadakan sebuah penelitian mengenai pengaruh penggunaan model pembelajaran terhadap hasil belajar. Peneliti menduga dengan menggunakan model Problem Based Learning akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi. Hal tersebut yang menjadikan

peneliti tertarik mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa (Eksperimen pada Kelas XI AK 3

SMK Negeri 1 Bandung Tahun Ajaran 2015/2016).”

C. Rumusan Masalah Penelitian

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat perbedaan


(17)

Based Learning (PBL) dengan kelas yang tidak menerapkan model Problem Based Learning pada kelas XI Akuntansi SMK Negeri 1 Bandung”.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan kelas yang tidak menerapkan model Problem Based Learning pada kelas XI Akuntansi SMK Negeri 1 Bandung.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi berbagai pihak, adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi semua pihak terutama pihak-pihak yang telah berkontribusi dalam pelaksanaan model pembelajaran ini. Secara khusus penelitian ini diharapkan dapat memverifikasi mengenai hubungan antara model pembelajaran dan hasil belajar siswa.

2. Kegunaan Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada a. Guru

Dapat memberikan informasi sebagai referensi bagi guru dalam penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) agar dapat digunakan sebagai salah satu model yang mampu membantu guru untuk meningkatkan hasil serta kualitas belajar siswa.

b. Siswa

Dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning ini dapat memberikan pengalaman belajar baru bagi siswa serta dapat bermanfaat untuk meningkatkan hasil belajar siswa.


(18)

c. Sekolah

Dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning ini diharapkan dapat meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di sekolah yang bersangkutan.

d. Peneliti

Sebagai bahan referensi dalam proses pembelajaran akuntansi serta dapat memberikan pengetahuan yang baru bagi peneliti untuk melakukan kegiatan pembelajaran.


(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaaan tertentu (Sugiyono, 2012:3). Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen. Penelitian eksperimen menurut Sukardi (2011:179) “metode sistematis guna membangun hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat (causal-effect relationship).”

Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen atau eksperimen semu. Metode eksperimen ini merupakan pengembangan dari metode true experiment yang sulit dilaksanakan. Pengertian kuasi eksperimen menurut Sugiyono (2011:114) “dalam metode quasy eksperiment ini memiliki kelompok kontrol, sehingga tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Metode ini dikembangkan untuk mengatasi kesulitan dalam menentukkan kelompok kontrol dalam penelitian”.

Bentuk desain penelitian yang dipilih adalah Post-test Only Control Group Design. Dalam desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Dalam desain ini baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol dibandingkan. Kelas eksperimen yang mendapatkan perlakuan sedangkan kelas kontrol tidak mendapatkan perlakuan.

Skema Post-test Only Control Group Design ditunjukkan pada tabel 3.1 sebagai berikut:

Tabel 3.1

Skema Post-test Only Control Group Design Kelompok

Perlakuan Pascates

Eksperimen X O

Kontrol - O


(20)

B. Operasionalisasi Variabel

Operasional variabel dalam penelitian ini adalah hasil belajar akuntansi siswa. Model pembelajaran yang akan digunakan pada penelitian ini adalah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan bagi siswa untuk menggali kemampuannya untuk memecahkan suatu masalah dengan berpikir kritis dan kreatif melalui diskusi kelompok sehingga terjadinya pertukaran gagasan yang akan membentuk asumsi-asumsi terhadap suatu permasalahan yang diajukan oleh guru. Dalam model ini guru memiliki peranan untuk membimbing siswa agar mampu mengembangkan seluruh kemampuannya untuk memecahkan suatu permasalahan melalui proses berpikir kritis siswa, dalam model ini siswa juga dituntut untuk mampu mengkomunikasikan hasil pembelajarannya dengan mempresentasikan hasil karya berupa hasil diskusi.

Pada penelitian ini peneliti akan mengukur hasil belajar siswa pada domain kognitif. Purwanto (2008:50) menjelaskan tingkatan-tingkatan dalam domain kognitif sebgai berikut.

...Bloom membagi dan menyusun tingkat hasil belajar kognitif mulai dari yang paling rendah dan sederhana yaitu hafalan sampai tingkat yang paling tinggi dan kompleks yaitu evaluasi. Makin tinggi tingkatan maka makin kompleks dan penguasaan suatu tingkat mempersyaratkan penguasaan tingkat sebelumnya. Dua tingkatan kognitif pertama termasuk tingkatan kognitif rendah. Tingkatan kognitif selanjutnya yaitu dimulai dari tingkatan kognitif aplikasi, analisis, eveluasi termasuk dalam kategori tingkatan tinggi.

Dalam Kurikulum 2013 pengintegrasian muatan pembelajaran ada pada Kompetensi Inti KI-3 (pengetahuan) dan KI-4 (keterampilan). Untuk kelas XI isi Rumusan KI-3 adalah “memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan factual, konseptual, procedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab phenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan


(21)

masalah.” Merujuk pada paparan KI-3 tersebut, dengan demikian peneliti menggunakan indikator dimensi kognitif yang mencakup aspek Pengetahuan (C1) Pemahaman (C2), Penerapan C3, dan Analisis (C4) untuk mengukur hasil belajar siswa.

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel

Variabel Dimensi Indikator Skala

Hasil Belajar

Siswa Kognitif

Nilai posttest siswa berdasarkan dimensi kognitif. Dimensi kognitif yang digunakan yaitu pengetahuan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3) dan analisis (C4).

1. Pengetahuan (C1) Dalam hal ini siswa diminta untuk mengingat kembali satu atau lebih dari fakta-fakta yang sederhana.

2. Pemahaman (C.2) Siswa diharapkan

mampu untuk

membuktikan bahwa ia memahami makna atau hubungan yang sederhana diantara-fakta-fakta atau konsep.

3. Penerapan (C. 3) Siswa di tuntut untuk memiliki

kemampuan

menyeleksi atau memilih

generalisasi/abstraksi tertentu (konsep, hukum, dalil, aturan, cara) secara tepat untuk diterapkan dalam suatu situasi


(22)

Variabel Dimensi Indikator Skala

baru dan

menerapkannya secara benar. 4. Analisis (C. 4)

Merupakan

kemampuan siswa untuk menganalisis hubungan atau situasi yang kompleks atau konsep-konsep dasar.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2011:80) menjelaskan bahwa “populasi adalah generalisasi yang terdiri atas subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya”

Dari penjelasan di atas, yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Jurusan Akuntansi SMK Negeri 1 Bandung yang terdiri dari empat kelas yaitu XI AK 1, XI AK 2, XI AK 3, dan XI AK 4, dengan jumlah siswa keseluruhan yaitu 139 siswa.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2011:73) “sampel adalah bagian dari jumlah dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut”. Dan dalam penelitian ini penentuan sampel dilakukan dengan cara non random sampling (sampel tidak acak) dengan teknik purposive sampling. Purposive sampling menurut Purwanto (2012:257) adalah “pengambilan sampel yang dilakukan dengan memilih secara sengaja menyesuaikan dengan tujuan penelitian”. Cara pengambilan sampel secara tidak acak berdasarkan alasan yang menyangkut perizinan dari pihak sekolah yang tidak memperbolehkan peneliti membentuk kelas baru untuk dijadikan kelas eksperimen maupun kelas kontrol.


(23)

Dari penjelasan tersebut peneliti menentukan siswa kelas XI AK 3 yang berjumlah 35 siswa sebagai sampel untuk kelas eksperimen dan kelas XI AK 1 yang berjumlah 34 siswa sebagai kelas kontrol. Pengambilan sampel pada kedua kelas ini berdasarkan rekomendasi dari guru akuntansi yang didasarkan pada kemampuan yang dimiliki kedua kelas tersebut yaitu sama-sama memiliki kemampuan yang rendah dilihat dari rata-rata nila UAS pada kedua kelas.

D. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Arikunto (2009:53) “tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.” Tes ini diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan tujuan untuk melihat perbedaan hasil belajar yang dicapai siswa.

Dalam penelitian ini peneliti mengadakan satu kali tes yaitu post test yang dilakukan pada akhir penelitian dengan tujuan untuk mengetahui dan mengukur hasil belajar siswa pada kompetensi dasar: Menjelaskan penggunaan daftar akun (buku besar), buku harian dan buku pembantu untuk mencatat berbagai transaksi keuangan perusahaan dagang.

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Soal Post Test Aspek yang

Diukur Indikator No. Soal

Jenis Tes Pengetahuan

(C1)

 Siswa dapat menyebutkan akun-akun yang diguankan dalam transaksi perusahaan dagang

1

Uraian Pemahaman

(C2)

 Siswa dapat menjelaskan fungsi jurnal khusus dan jurnal umum pada perusahaan dagang

 Siswa dapat menjelaskan macam-macam jurnal khusus

 Siswa dapat menjelaskan fungsi buku besar pembantu persediaan, buku bedar pembantu utang, dan buku besar pembantu piutang perusahaan dagang

2 3


(24)

Aspek yang

Diukur Indikator No. Soal

Jenis Tes Penerapan

(C3)

 Siswa dapat melakukan pencatatan dari dokumen transaksi pembelian secara tunai maupun kredit pada perusahaan dagang ke dalam jurnal khusus

 Siswa dapat melakukan pencatatan dari dokumen transaksi penjualan secara tunai maupun kredit pada perusahaan dagang ke dalam jurnal khusus

 Siswa dapat melakukan pencatan pengeluaran kas transaksi perusahaan dagang ke dalam jurnal khusus  Siswa dapat melakukan pencatatan

penerimaan kas transaksi perusahaan dagang ke dalam jurnal khusus  Siswa dapat melakukan pencatatan

transaksi ke dalam subsidiary ledger  Siswa dapat melakukan pencatatan

nota kredit maupun nota debit ke dalam jurnal umum

6, 12 8,10 7,9,15,18,19 10,17 20,21 11,14 Uraian

Analisis (C4)  Siswa dapat menganalisis hubungan buku besar pembantu dan buku besar utama pada perusahaan dagang

5

E. Pengujian Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2009:148). Kegunaan instrumen penelitian adalah untuk memperoleh data yang diinginkan dalam menjawab permasalahan penelitian. Sebelum instrumen diberikan pada objek, terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen. Tujuan dari pengujian instrumen adalah untuk memastikan instrumen yang digunakan valid dan reliable. Oleh karena itu penguji akan menguji reliabilitas, validitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran dari soal uraian tersebut.

1. Uji Reliabilitas

Menurut Arikunto (2011:86) “suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap”.


(25)

Dari penjelasan tersebut bisa disimpulkan bahwa suatu tes dikatakan reliabel jika dalam pengukuran tes tersebut hasilnya konsisten.

Berikut ini adalah rumus yang akan digunakan untuk mengukur reliabilitas dalam penelitian ini (Suharsimi Arikunto, 2006:196):

a. Langkah 1 : Mencari varian tiap butir item � =∑ �2−[

∑ �2 � ]

(Arikunto, 2006:110) Keterangan :

� = Harga varian tiap butir ∑X2

= Jumlah kuadrat jawaban responden dari tiap item (∑X)2

= Jumlah skor seluruh responden dari tiap item N = Jumlah responden

b. Langkah 2 : Mencari varian total � =∑ − [∑� ]

(Arikunto,2006:112) Keterangan :

: Harga varians total ∑Y2

: Jumlah kuadrat jawaban responden dari seluruh item (∑Y)2

: Jumlah skor seluruh responden dari seluruh item N : Jumlah responden

c. Langkah 3 : Mencari reliabilitas dengan rumus alpha � = [ � − 1� ] [1 −∑ �

� ]

(Arikunto,2006:112) Keterangan :

� : Reliabilitas soal � : Varians total


(26)

k : Banyaknya item/ butir pertanyaan ∑� : Jumlah varians butir

Taraf signifikansi yang digunakan adalah 5%. Dan kriteria dalam uji reliabilitas ini adalah jika r11 > rtabel maka item instrument dinyatakan reliabel, dan jika r11 < rtabel maka item instrument dinyatakan tidak reliabel.

Penghitungan uji reliabilitas dari instrumen post test menggunakan bantuan software Anates V.4. Dari hasil uji reliabilitas soal yang dibandingkan dengan rtabel maka diperoleh hasil reliabiltas soal atau r11 0,96 sedangkan rtabel 0,3438 dengan taraf signifikansi α = 0,05 dengan demikian r11 > rtabel maka dapat disimpulkan instrumen soal dinyatakan reliabel (hasil reliabilitas soal terlampir).

2. Uji Validitas

Menurut Arikunto (2011:65) “sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur”.

Pengujian validitas instrumen dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik korelasi product momen dari Karl Pearson dengan rumus sebagai berikut :

� = � ∑ − ∑ ∑

√{� ∑ − ∑ }{� ∑ − ∑

(Arikunto, 2006:162) Keterangan :

� : Koefisien korelasi yang dicari

∑ : Hasil skor X dan Y untuk setiap responden ∑ : Skor item

∑ : Skor responden ∑ : Kuadrat skor item ∑ : Kuadrat skor responden N : Jumlah responden


(27)

Untuk mengetahui valid atau tidaknya suatu item atau butir soal dilihat dari harga korelasi. Menurut pendapat Sugiyono (2009:35) “bila harga korelasi dibawah 0,30 maka dapat disimpulkan instrumen butir soal tersebut tidak valid, sehingga harus diperbaiki atau dibuang.” Pengunjian validitas soal ini dilakukan pada 35 responden dengan taraf signifikansi 5%.

Dalam penelitian ini untuk menguji validitas soal instrumen penelitian peneliti menggunakan bantuan software Anates V4, hasilnya disajikan pada tabel 3.4

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Soal No. Butir

Soal Koefisien Korelasi Keterangan

1 0,424 Valid

2 0,515 Valid

3 0,414 Valid

4 0,578 Valid

5 0,585 Valid

6 0,444 Valid

7 0,513 Valid

8 0,665 Valid

9 0,513 Valid

10 0,405 Valid

11 0,523 Valid

12 0,731 Valid

13 0,551 Valid

14 0,418 Valid

15 0,752 Valid

16 0,750 Valid

17 0,554 Valid

18 0.727 Valid

19 0,588 Valid

20 0,184 Tidak Valid

21 0,810 Valid

22 0,769 Valid

(data diolah, data terlampir)

Berdasarkan tabel 3.4 butir soal no 20 hasilnya tidak valid sehingga butir soal ini dibuang atau tidak disertakan dalam instrumen penelitian hasil belajar siswa. Sehingga jumlah soal yang layak digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa yaitu 21 soal.


(28)

3. Uji Tingkat Kesukaran

Menurut Arikunto (2009:207) “Tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sebuah soal”. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya dan soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya.

Rumus yang dipakai untuk menentukan derajat kesukaran suatu butir soal adalah sebagai berikut :

� = � ��

(Arikunto, 2009:208) Keterangan :

P = Indeks kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Cara memberikan penafsiran terhadap tingkat kesukaran butir soal Tabel 3.5

Interpretasi Tingkat Kesukaran

Nilai P Interpretasi

0,00 < P ≤ 0,30 Sukar

0,31 < P ≤ 0,70 Sedang

0,71 < P ≤ 1,00 Mudah

(Arikunto, 2009:210)

Dalam penelitian ini untuk menguji tingkat kesukaran soal instrumen menggunakan bantuan software Anates V4, hasilnya disajikan pada tabel 3.6

Tabel 3.6

Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal No. Butir

Soal Tingkat Kesukaran

Interpretasi Tingkat Kesukaran

1 67,78 % Sedang

2 43,33 % Sedang

3 81,11 % Mudah

4 78,89 % Mudah

5 81,11 % Mudah


(29)

No. Butir

Soal Tingkat Kesukaran

Interpretasi Tingkat Kesukaran

7 90,28 % Mudah

8 66,67 % Sedang

9 90,28 % Mudah

10 79,17 % Mudah

11 83,33 % Mudah

12 68,06 % Sedang

13 91,67 % Mudah

14 81,94 % Mudah

15 68,06 % Sedang

16 69,44 % Sedang

17 90,28 % Mudah

18 69,44 % Sedang

19 69,44 % Sedang

20 95,83 % Mudah

21 58,73 % Sedang

22 56,35 % Sedang

(data diolah, data terlampir)

Berdasarkan tabel 3.6 soal didominasi oleh tingkat soal yang memiliki kategori mudah terlihat sebanyak 12 soal dengan kategori mudah dan 10 soal dengan kategori sedang.

4. Uji Daya Pembeda

Menurut Arikunto (2009:211) “daya pembeda adalah kemampuan sebuah soal untuk membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang berkemampuan rendah”. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda soal disebut indeks diskriminasi (D). Seluruh peserta tes dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok atas (upper group) dan kelompok bawah (lower group).

Rumus yang digunakan untuk menghitung indeks diskriminasi (D) adalah sebagai berikut :

D = PA – PB =

� − �

Keterangan :

D = Daya pembeda

JA = Banyaknya peserta kelompok atas JB = Banyaknya peserta kelompok bawah


(30)

BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Tabel 3.7

Interpretasi Daya Pembeda

Indeks D (%) Kriteria Daya Pembeda

0,00-0,20 Jelek (poor)

0,20-0,40 Cukup (satisfactory)

0,40-0,70 Baik (good)

0,70-1,00 Baik sekali (excelent)

Negatif Semua tidak baik

(Arikunto, 2009:213) Dalam penelitian ini untuk menguji daya pembeda soal dengan menggunakan bantuan software Anates V4, hasilnya disajikan pada tabel 3.8

Tabel 3.8

Hasil Uji Daya Pembeda Soal No. Butir

Soal Indeks D (%)

Kriteria Daya Pembeda

1 15,56 Jelek

2 28,89 Cukup

3 15,56 Jelek

4 20,00 Cukup

5 24,44 Cukup

6 17,78 Jelek

7 19,44 Jelek

8 25,00 Cukup

9 27,78 Cukup

10 52,78 Baik

11 16,67 Jelek

12 25,00 Cukup

13 52,78 Baik

14 16,67 Jelek

15 25,00 Cukup

16 52,78 Baik

17 50,00 Baik

18 19,44 Jelek

19 50,00 Baik

20 8,33 Jelek

21 82,54 Baik Sekali

22 80,95 Baik Sekali


(31)

Berdasarkan tabel 3.8 terlihat soal dengan daya pembeda kriteria jelek (poor) berjumlah 8 soal, soal dengan daya pembeda kriteria cukup (satisfactory) berjumlah 7 soal, soal dengan daya pembeda kriteria baik (good) berjumlah 5 soal dan soal dengan daya pembeda kriteria baik sekali (excelent) berjumlah 2 soal. F. Prosedur Eksperimen

Pada penelitian ini penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) akan dilakukan pada siswa kelas XI AK 3 SMK Negeri 1 Bandung. Penerapan model ini akan diterapkan dalam tiga kali pertemuan. Dan berikut ini kegiatan yang akan dilakukan selama diterapkannya model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) :

Tabel 3.9 Prosedur Eksperimen Pertemuan

Ke- Sintaks Kegiatan

Jam Pelajaran

1

1.Orientasi peserta didik kepada masalah

 Peserta didik menyimak informasi dari guru melalui tayangan ppt tentang aktivitas pada perusahaan dagang

 Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa antara lain :

 “Transaksi apa saja yang dilakukan di perusahaan dagang?”  “Akun-akun apa saja yang

digunakan untuk mencatat transaksi pembelian dan penjualan barang dagang pada perusahaan dagang?”

 “Apa yang kalian ketahui mengenai jurnal khusus?”

 Apa yang kalian ketahui mengenai buku besar pembantu?”  Guru memberikan LKS kepada siswa

yang berisi 6 (enam) tahapan penugasan.

 Peserta didik memperhatikan problem atau masalah yang ada di LKS


(32)

Pertemuan

Ke- Sintaks Kegiatan

Jam Pelajaran 2.

Mengorganisasi-kan peserta didik untuk belajar

 Guru menugaskan peserta didik untuk mencari informasi dari buku siswa dan sumber lain yang relevan untuk dikaitkan dengan pemecahan masalah yang berkaitan dengan cara penggunaan akun, buku harian, dan buku besar pembantu dalam mencatata transkasi perusahaan dagang

 Peserta didik secara berkelompok melakukan kegiatan penyelidikan sesuai dengan petunjuk dan tahapan yang ada di LKS

 Guru memberikan dorongan agar semua peserta didik terlibat dalam proses pembelajaran

2

3. Mengembang-kan dan menyajikan hasil karya

 Guru megarahkan peserta didik dalam kelompok untuk menyelesaikan soal kasus pada LKS dan membuat laporan kegiatan penyelidikan sesuai dengan petunjuk pada LKS yaitu pada tahap VI

 Kelompok yang mendapat

kesempatan presentasi,

mempresentasikan hasil penyelesaian pada LKS dan laporan kegiatan penyelidikan

 Peserta didik secara individu maupun kelompok lainnya memberikan tanggapan ataupun komentar mengenai kelompok penampil.

 Guru memberikan komentar dan masukan untuk kelompok penampil.

2x45 menit 4. Menganalisis Mengevaluasi proses pemecahan masalah

 Peserta didik bersama guru membuat simpulan tentang kegiatan pemecahan masalah

 Peserta didik memperbaiki pencatatan transaksi berdasarkan masukan saat presentasi dan hal-hal yang dianggap belum tepat/benar  Guru menugaskan peserta didik


(33)

Pertemuan

Ke- Sintaks Kegiatan

Jam Pelajaran untuk mengumpulkan hasil diskusi

secara tertulis

 Setelah semua kelompok mempresentasikan hasil karyanya, guru mengajak siswa untuk berdiskusi mengenai pembelajaran yang telah dilakukan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan pembelajaran yang telah mereka ikuti.

Pelaksanaan post test 2x45 menit

G. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 1. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian merupakan data mentah yang belum memiliki makna sehingga harus diolah terlebih dahulu. Karena data yang diperoleh melalui eksperimen merupakan data kuantitatif maka pengolahannya melalui teknik statistik. Adapun langkah yang dilakukan dalam mengolah dan menganalisis data adalah sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas data dilaksanakan dengan tujuan agar dapat memperoleh informasi mengenai distribusi kenormalan data. Selain itu, uji normalitas menjadi syarat yang harus dipenuhi dalam menentukan analisis statistik yang digunakan selanjutnya untuk menguji hipotesis data. Apabila data berdistribusi normal maka analisis statistik untuk menguji hipotesis menggunakan statistik parametrik. Apabila data tidak berdistribusi normal maka analisis statistik untuk menguji hipotesis yang digunakan adalah statistik non parametrik. Oleh karena itu perlu dilakukan uji normalitas data terlebih dahulu. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan bantuan software IBM SPSS 20.


(34)

Untuk uji normalitas, peneliti mengacu pada analisis Shapiro-Wilk dan QQ plots. Hal ini dikarenakan responden atau sampelnya berjumlah 35 atau lebih dari 30 maka uji normalitas dengan menggunakan Shapiro-Wilk sangat relevan.

Untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak adalah dengan cara memperhatikan nilai probabilitas atau Sig. (signifikansi) pada kolom Shapiro-Wilk. Kriteria penentuan data berdistribusi normal adalah sebagai berikut:

a. Menentukan taraf signifikansi uji α = 0,05 b. Bandingkan nilai Sig. dengan taraf signifikansi

- Jika Sig. > 0,05 maka data berdistribusi normal. - Jika Sig. < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal. 2. Uji Homogenitas

Uji kesamaan dua varian (homogenitas) digunakan untuk menguji apakah kedua data tersebut homogen atau tidak, yaitu dengan membandingkan kedua variansinya. Menurut Arikunto (2009:321) “tujuan menggunakan uji homogenitas menjadi sangat penting apabila penelitian bermaksud melakukan generalisasi untuk hasil penelitian serta data hasil penelitiannya doambil dari kelompok-kelompok terpisah yang berasal dari satu populasi”.

Pada penelitian ini, uji homogenitas dilakukan dengan bantuan software IBM SPSS 20 dengan menggunakan uji Levene’s test dengan mengacu nilai probabilitas atau Sig. based on mean. Kriteria penentuan kesamaan varian adalah sebagai berikut:

a. Menentukan taraf signifikansi uji α = 0,05 b. Bandingkan nilai Sig. dengan taraf signifikansi

- Jika Sig. > 0,05 maka kedua varian homogen - Jika Sig. < 0,05 maka kedua varian tidak homogen H. Pengujian Hipotesis

Bila data berdistribusi normal, maka langkah selanjutnya untuk menguji hipotesis penelitian digunakan uji-t dua sampel independen (Independent sample t-test) dengan bantuan softwere IBM SPSS 20. Tujuan dilakukannya Independent


(35)

sample t-tes ini adalah untuk membandingkan dua kelompok mean dari dua sampel yang berbeda (independent) tujuannya untuk mengetahui apakah ada perbedaan mean antara dua populasi atau sampel. Untuk menguji hipotesis yaitu apakah terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang diberikan perlakuan dan pada kelas kontrol yang tidak diberikan perlakuan. Pengujian ini menggunakan uji dua pihak dengan menetapkan taraf signifikansi (α) sebesar 5%.

Sebelum melakukan pengujian hipotesis maka peneliti akan merumuskan hipotesis statistik terlebih dahulu. Rumusan hipotesis statistik sebagai berikut: H0 : µ = µ : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas

yang menerapkan model Problem Based Learning (PBL) dengan kelas yang tidak menerapkan model Problem Based Learning (PBL)

H1 : µ ≠ µ : Terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang

menerapkan model Problem Based Learning (PBL) dengan kelas yang tidak menerapkan model Problem Based Learning (PBL)

a. Kriteria keputusannya adalah sebagai berikut: - Jika - ttabel ≤ - thitung ≤ ttabel maka Ho diterima,

- Jika - thitung ≤ ttabel atau thitung > ttabel maka Ho ditolak

b. Berdasarkan nilai signifikansi adalah sebagai berikut: - Jika Sig. (2- tailed) > 0,05 maka Ho ditolak - Jika Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Ho diterima


(36)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Setelah melalukan penelitian yang dilaksanakan di kelas XI Akuntansi SMK Negeri 1 Bandung dan berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil analisis menunjukkam terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang menerapkan model Problem Based Learning dengan kelas yang tidak menerapkan model Problem Based Learning di kelas XI Akuntansi SMK Negeri 1 Bandung. Dengan demikian maka model Problem Based Learning berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

B. Saran

Dari hasil penelitian ini, dengan mempertimbangkan hasil temuan baik hasil temuan penelitian di lapangan maupun secara teoritis, maka peneliti memberikan saran kepada pihak-pihak sebagai berikut:

1. Bagi Guru

Guru sebaiknya dapat menerapkan model Problem Based Learning dalam proses pembelajaran, pada mata pelajaran Akuntansi Perusahaan Dagang khususnya pada kompetensi dasar menggunakan akun, buku harian dan buku besar pembantu untuk mencatat berbagai transaksi perusahaan dagang

2. Bagi Sekolah

Saran bagi pihak sekolah adalah agar sekolah dapat mendorong atau memotivasi guru untuk dapat menggunakan model Problem Based Learning dalam proses pembelajaran.

3. Bagi Penelitian Selanjutnya

Saran bagi penelitian selanjutnya adalah agar peneliti menerapkan model Problem Based Learning pada Kompetensi Dasar (KD) lain atau pada materi lain


(37)

dengan menyesuaikan karakteristik materi pembelajaran dengan karakteristik model Problem Based Learning pada mata pelajaran Akuntansi Perusahaan Dagang, agar dapat memperkaya hasil temuan berdasarkan penggunaan model Problem Based Learning dalam kegiatan pembelajaran sebagai model pembelajaran yang inovatif.


(38)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Amir, M. T (2009). Inovasi Pendidikan melalui Problem Based Learning. Jakarta: Prenada Media Group

Arends, R.I. (2008). Learning to Teach. Terj. Drs. Helly Prajitno S, M.A,. Dra. Sri Mulyantini S. Yogyakarta: Pustaka Pelajar (Buku asli diterbitkan 2007)

Arikunto, S. (2011). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Baharuddin. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Baharuddin, dan Wahyuni, N (2007). Teori Belajar dan Pembelajaran.

Yogyakarta: Ar_ruzz Media

Djamarah, S.B. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Eggen, Paul dan Kouchak. (2012). Strategi dan Model Pembelajaran Mengajar Konten dan Keterampilan Berpikir. Jakarta:Indeks

Hamalik, O. (2004). Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Aglesindo

Ibrahim, M & Mohamad Nur (2005). Pengajaran Berdasarkan Masalah, Surabaya : Pusat Sains dan Matematika Sekolah, Program Pasca Sarjana Unesa, University Press

Ibrahim, M & Mohamad Nur. (2004). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : Penerbit UNESA

Indrawati dan Wawan. S (2009) Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Jakarta : PPPPTK IPA

Isjoni. (2007). Cooperative Leraning. Bandung: Alfabeta

Joyce, B, Weil, M, dan Calhoun, E. (2009). Models of Teaching : Model-model Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.


(39)

Nasrudin, E. (2010). Psikologi Manajemen, Bandung: CV. Pustaka Setia Program Studi Pendidikan Akuntansi. (2013). Pedoman Operasional Penulisan Skirpsi (POPS). Bandung : Pendidikan Akuntansi UPI.

Purwanto, M. N. (2011) Psikologi Kependidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Riduwan. (2012). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan, Peneliti Pemula. Bandung : Alfabeta.

Riduwan. (2010). Dasar-dasar Statistika. Bandung : Alfabeta.

Riyanto, Y. (2010). Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi bagi Guru/Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta: Kencana Media Group

Rusman (2012). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Edisi Kedua. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

Rusmono (2012). Strategi dengan Problem Based Learning Itu Perlu. Bogor: Ghalia Indonesia

Sanjaya, W. (2007). Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Kencana. Sardiman. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta

Sardiman. (2008). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Slavin, Robert E. (2011). Psikologi Pendidikan Teori Dan Praktek. Terj. Drs. Marianto Samosir, S.H. Jakarta: Indeks (Buku asli diterbitkan 2009)

Sudjana. (2004). Statistika. Bandung : Tarsito.

Sudjana (2005). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo

Sudjana. (2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya


(40)

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Sujarweni,V. W., & Endrayanto, P. (2012). Statistika untuk Penelitian. Yogyakarta:Graha Ilmu.

Suprijono, A. (2012). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar Suryosubroto. B (2002). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta

Syah, M. (2008).Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Syah, M. (2013). Psikologi Pendidikan. Cet.ke-18. Bandung: Remaja Rosdakarya. Syamsudin, A. (2007). Psikologi Kependidikan. Bandung : Remaja Rosda Karya. Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

Trianto. (2013). Mendsain Model Pembelajaran Inovatif-Regresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Wahab, A.A (2009). Metode dan Model-model Mengajar. Bandung : Alfabeta. Yamin, M. (2011). Paradigma Baru Pembelajaran. Jambi: Gaung Persada Press Sumber Karya Tulis :

Debessay, A. (2003). Application of Problem-Based Learning (PBL) in Accounting. The Accounting Educator, The Newsletter of the Teaching and Curriculum Section of AAA, Vol. XII No. 2, Winter 2003. University of Delaware. Falestin, Yuditya (2010). Peningkatan Prestasi Belajar Akuntansi Melalui

Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 6 Surakarta. Jurnal Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.

Hansen, J. (2006). Using problem-based learning in accounting. Journal of Education for Business., Vol. 81 n4, Mar-Apr 2006. Heldref Publications: Washington DC

Manaf, N., Ishak, Z., dan Hussin, W. (2011). Application of Problem Based Learning (PBL) in a Course on Financial Accounting Principles (Malaysian Journal of Learning and Instruction: Vol. 8, 2011). Malaysia


(41)

Sudarman. (2007). “PBL Suatu Model Pembelajaran Untuk Mengembangkan dan

Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah”. Jurnal pendidikan inovatif,

volume 2 nomor 2, halaman 68-73.

U, Setyorini, dkk. (2011). Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Siswa SMP. Jurnal Pendidikan Fisiska Indonesia 7 (2011) 52-56. Jurusan FMIPA UNNES. Semarang

Yassa (2002). Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Mengembangkan Kecakapan Fisika Siswa sebagai Implementasi KBK (Usulan Research grant Program DUELIKE-BATCH III Tahun Anggaran 2004). FMIPA UNNES. Semarang

Sumber Internet :

Hamzah, (2008). Teori Belajar Konstruktivisme. Tersedia:

http://www.duniaguru.com. [Diakses tanggal 17 September 2015]

Marsigit dan Idris (2013). Berbagai Metode Pembelajaran yang Cocok Untuk Kurikulum 2013.

http://www.academia.edu/3854314/Metode_pembelajaran_yang_cocok_untuk_ku rikulum_2013 [Diakses tanggal 30 Maret 2015]

Menteri Pendidikan Indonesia. (2006). Peraturan Menteri Pendidikan Repuklik Indonesia No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan pendidikan Dasar dan Menengah. Tersedia :

http://asefts63.files.wordpress.com/2011/01/permendiknas-no-22-tahun-2006-standar-isi.pdf [Diakses tanggal 21 januari 2015]

Pemerintahan Republik Indonesia. (2003). Undang-undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. [Online]. Tersedia: http://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/13662/nprt/538/uu- no-20-tahun-2003-sistem-pendidikan-nasional [Diakses tanggal 21 Januari 2015]

Pemerintah Republik Indonesia. (2005). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar nasional Pendidikan. [Online]. Tersedia:

https://mediaa410080108.wordpress.com/2011/12/04/peraturan-pemerintah-republik-indonesia-nomor-19-tahun-2005/ [Diakses tanggal 21 januari 2015]

Samsulhadi (2010). Pembelajaran dengan Pendekatan Konstruktivis. Tersedia: https://unipajbr.files.wordpress.com/2011/02/100618-degeng-teori konstruktive. [Diakses tanggal 19 Agustus 2015]


(42)

(1)

92

Anggit Gurnita Rosa, 2015

dengan menyesuaikan karakteristik materi pembelajaran dengan karakteristik model Problem Based Learning pada mata pelajaran Akuntansi Perusahaan Dagang, agar dapat memperkaya hasil temuan berdasarkan penggunaan model Problem Based Learning dalam kegiatan pembelajaran sebagai model pembelajaran yang inovatif.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Amir, M. T (2009). Inovasi Pendidikan melalui Problem Based Learning. Jakarta: Prenada Media Group

Arends, R.I. (2008). Learning to Teach. Terj. Drs. Helly Prajitno S, M.A,. Dra. Sri Mulyantini S. Yogyakarta: Pustaka Pelajar (Buku asli diterbitkan 2007)

Arikunto, S. (2011). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Baharuddin. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Baharuddin, dan Wahyuni, N (2007). Teori Belajar dan Pembelajaran.

Yogyakarta: Ar_ruzz Media

Djamarah, S.B. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Eggen, Paul dan Kouchak. (2012). Strategi dan Model Pembelajaran Mengajar Konten dan Keterampilan Berpikir. Jakarta:Indeks

Hamalik, O. (2004). Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Aglesindo

Ibrahim, M & Mohamad Nur (2005). Pengajaran Berdasarkan Masalah, Surabaya : Pusat Sains dan Matematika Sekolah, Program Pasca Sarjana Unesa, University Press

Ibrahim, M & Mohamad Nur. (2004). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : Penerbit UNESA

Indrawati dan Wawan. S (2009) Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Jakarta : PPPPTK IPA

Isjoni. (2007). Cooperative Leraning. Bandung: Alfabeta

Joyce, B, Weil, M, dan Calhoun, E. (2009). Models of Teaching : Model-model Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.


(3)

94

Anggit Gurnita Rosa, 2015

Nasrudin, E. (2010). Psikologi Manajemen, Bandung: CV. Pustaka Setia Program Studi Pendidikan Akuntansi. (2013). Pedoman Operasional Penulisan Skirpsi (POPS). Bandung : Pendidikan Akuntansi UPI.

Purwanto, M. N. (2011) Psikologi Kependidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Riduwan. (2012). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan, Peneliti Pemula. Bandung : Alfabeta.

Riduwan. (2010). Dasar-dasar Statistika. Bandung : Alfabeta.

Riyanto, Y. (2010). Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi bagi Guru/Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta: Kencana Media Group

Rusman (2012). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Edisi Kedua. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

Rusmono (2012). Strategi dengan Problem Based Learning Itu Perlu. Bogor: Ghalia Indonesia

Sanjaya, W. (2007). Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Kencana. Sardiman. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta

Sardiman. (2008). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Slavin, Robert E. (2011). Psikologi Pendidikan Teori Dan Praktek. Terj. Drs. Marianto Samosir, S.H. Jakarta: Indeks (Buku asli diterbitkan 2009)

Sudjana. (2004). Statistika. Bandung : Tarsito.

Sudjana (2005). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo

Sudjana. (2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya


(4)

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Sujarweni,V. W., & Endrayanto, P. (2012). Statistika untuk Penelitian. Yogyakarta:Graha Ilmu.

Suprijono, A. (2012). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar Suryosubroto. B (2002). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta

Syah, M. (2008).Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Syah, M. (2013). Psikologi Pendidikan. Cet.ke-18. Bandung: Remaja Rosdakarya. Syamsudin, A. (2007). Psikologi Kependidikan. Bandung : Remaja Rosda Karya. Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

Trianto. (2013). Mendsain Model Pembelajaran Inovatif-Regresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Wahab, A.A (2009). Metode dan Model-model Mengajar. Bandung : Alfabeta. Yamin, M. (2011). Paradigma Baru Pembelajaran. Jambi: Gaung Persada Press

Sumber Karya Tulis :

Debessay, A. (2003). Application of Problem-Based Learning (PBL) in Accounting. The Accounting Educator, The Newsletter of the Teaching and Curriculum Section of AAA, Vol. XII No. 2, Winter 2003. University of Delaware. Falestin, Yuditya (2010). Peningkatan Prestasi Belajar Akuntansi Melalui

Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 6 Surakarta. Jurnal Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.

Hansen, J. (2006). Using problem-based learning in accounting. Journal of Education for Business., Vol. 81 n4, Mar-Apr 2006. Heldref Publications: Washington DC

Manaf, N., Ishak, Z., dan Hussin, W. (2011). Application of Problem Based Learning (PBL) in a Course on Financial Accounting Principles (Malaysian Journal of Learning and Instruction: Vol. 8, 2011). Malaysia


(5)

96

Anggit Gurnita Rosa, 2015

Sudarman. (2007). “PBL Suatu Model Pembelajaran Untuk Mengembangkan dan

Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah”. Jurnal pendidikan inovatif, volume 2 nomor 2, halaman 68-73.

U, Setyorini, dkk. (2011). Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Siswa SMP. Jurnal Pendidikan Fisiska Indonesia 7 (2011) 52-56. Jurusan FMIPA UNNES. Semarang

Yassa (2002). Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Mengembangkan Kecakapan Fisika Siswa sebagai Implementasi KBK (Usulan Research grant Program DUELIKE-BATCH III Tahun Anggaran 2004). FMIPA UNNES. Semarang

Sumber Internet :

Hamzah, (2008). Teori Belajar Konstruktivisme. Tersedia:

http://www.duniaguru.com. [Diakses tanggal 17 September 2015]

Marsigit dan Idris (2013). Berbagai Metode Pembelajaran yang Cocok Untuk Kurikulum 2013.

http://www.academia.edu/3854314/Metode_pembelajaran_yang_cocok_untuk_ku rikulum_2013 [Diakses tanggal 30 Maret 2015]

Menteri Pendidikan Indonesia. (2006). Peraturan Menteri Pendidikan Repuklik Indonesia No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan pendidikan Dasar dan Menengah. Tersedia :

http://asefts63.files.wordpress.com/2011/01/permendiknas-no-22-tahun-2006-standar-isi.pdf [Diakses tanggal 21 januari 2015]

Pemerintahan Republik Indonesia. (2003). Undang-undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. [Online]. Tersedia: http://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/13662/nprt/538/uu- no-20-tahun-2003-sistem-pendidikan-nasional [Diakses tanggal 21 Januari 2015]

Pemerintah Republik Indonesia. (2005). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar nasional Pendidikan. [Online]. Tersedia:

https://mediaa410080108.wordpress.com/2011/12/04/peraturan-pemerintah-republik-indonesia-nomor-19-tahun-2005/ [Diakses tanggal 21 januari 2015]

Samsulhadi (2010). Pembelajaran dengan Pendekatan Konstruktivis. Tersedia: https://unipajbr.files.wordpress.com/2011/02/100618-degeng-teori konstruktive. [Diakses tanggal 19 Agustus 2015]


(6)