HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN PAUD DENGAN KINERJA GURU : Penelitian Korelasional pada Guru PAUD Kecamatan Cibiru Kota Bandung Tahun Ajaran 2014/2015.
HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN PAUD DENGAN
KINERJA GURU
(Penelitian Korelasional pada Guru PAUD Kecamatan Cibiru Kota Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)
SKRIPSI
diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Oleh Wulan Tini NIM 1106623
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
DEPARTEMEN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
(3)
(4)
HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN PAUD DENGAN KINERJA GURU
(Penelitian Korelasional pada Guru PAUD Kecamatan Cibiru Kota Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)
Wulan Tini 1106623
Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Departemen Pedagogik Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
wulan.tini@student.upi.edu
ABSTRAK
Manajemen PAUD dengan kinerja guru adalah dua hal penting dalam penentuan kualitas sebuah layanan pendidikan. Fenomena yang sering ditemui di lapangan adalah ketidakmampuan para pendidik dalam mengimplementasikan manajemen PAUD yang termaktub pada Peraturan Menteri Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini. Jika hal ini tidak tertangani dengan baik, maka kualitas lembaga PAUD pada jenjang non formal tidak akan berkualitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara manajemen PAUD dengan kinerja guru. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional. Lokasi penelitian dilaksanakan di Lembaga PAUD se-Kecamatan Cibiru Kota Bandung Tahun Ajaran 2014/2015, dengan sampel penelitian 20 lembaga. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara manajemen PAUD dengan kinerja guru lembaga PAUD nonformal, seperti yang ditunjukkan oleh hasil nilai nilai sig = 0,000 lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Manajemen PAUD dan kinerja guru berada pada kategori yang sama, yaitu sedang. Besarnya korelasi tersebut adalah 0,845. Manajemen PAUD memberikan kontribusi sebesar 71,40 % terhadap kinerja guru, sedangkan 28, 60% kinerja guru dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti oleh penulis. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi manajemen PAUD maka semakin tinggi pula kinerja guru, sebaliknya jika semakin rendah manajemen PAUD maka semakin rendah pula kinerja guru.
(5)
THE CORRELATION BETWEEN EARLY CHILDHOOD EDUCATION MANAGEMENT AND TEACHER PERFORMANCE
(Correlational Research of Early Childhood Education Teachers in Cibiru District, Bandung City, Academic Year 2014/2015)
Wulan Tini 1106623
Early Childhood Teacher Education Study Program Department of Pedagogy, Faculty of Educational Sciences
Indonesia University of Education
wulan.tini@student.upi.edu
ABSTRACT
Early childhood education management and teacher performance are two key aspects in determining the quality of education services. The phenomenon frequently observed in the field is the inability of teachers to implement early childhood education management as stipulated in the Minister Regulation No. 137 of 2014 concerning National Standards for Early Childhood Education. If this issue remains unsolved, the quality of early childhood education institutions at non-formal level will be negatively affected. The research aims to find the correlation between early childhood education management and teacher performance. It adopted descriptive-quantitative method, employing correlational research. The research took place in all early childhood education institutions in Cibiru District, Bandung City, academic year 2014/2015, with a number of 20 institutions as the sample. Data were collected through questionnaires and documentary analysis. Research results show that there was a positive correlation between early childhood education management and teacher performance in non-formal early childhood education institution, as shown by the sig. value of 0.000, which was less than 0.05; hence, H0 was rejected and Ha was accepted. Early childhood education management and teacher performance were at the same category, namely medium, with a correlation value of 0.845. Early childhood education management contributed 71.40 % to teacher performance, while the rest 28.60% was influenced by other variables not included in the research. The finding suggests that the higher the level of early childhood education management, the higher the level of teacher performance; on the other hand, the lower the level of early childhood education management, the lower the level of teacher performance.
Keywords: Early Childhood Education Management, Teacher Performance, Non-formal Early Childhood Education Institution
(6)
DAFTAR ISI
Hal
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GRAFIK ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Penelitian ... 1
B Rumusan Masalah Penelitian ... 3
C Tujuan Penelitian ... 4
D Manfaat Penelitian ... 4
E Sistematika Penulisan Penelitian ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA A Konsep Manajemen PAUD ... 7
1 Pengertian Manajemen PAUD ... 7
2 Fungsi Manajemen ... 8
3 Ruang Lingkup Manajemen PAUD ... 10
4 Implementasi Manajemen PAUD ... 19
B Konsep Kinerja Guru ... 23
1 Pengertian Kinerja ... 23
2 Faktor yang Mempengaruhi Kinerja ... 24
3 Kinerja Guru ... 25
4 Penilaian Kinerja Guru ... 28
C Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A Desain Penelitian ... 35
(7)
B Variabel Penelitian ... 36
C Definisi Operasional Variabel ... 36
D Populasi dan Sampel Penelitian ... 37
E Instrumen Penelitian ... 42
F Teknik Analisis Data ... 61
G Prosedur Penelitian ... 64
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A Hasil Penelitian ... 66
B Pembahasan Penelitian ... 71
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A Kesimpulan ... 80
B Rekomendasi ... 81
DAFTAR PUSTAKA ... 82 LAMPIRAN
(8)
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
3.1 Jumlah Populasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Lembaga
PAUD di Kecamatan Cibiru Kota Bandung T.A 2014/2015 ... 38
3.2 Jumlah Sampel Daerah Penelitian ... 40
3.3 Pengambilan Sampel Penelitian ... 42
3.4 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Manajemen PAUD ... 44
3.5 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kinerja Guru ... 47
3.6 Lembaga Uji Coba Validasi ... 55
3.7 Hasil Rekapitulasi Uji Validasi Pertanyaan Manajemen PAUD ... 56
3.8 Hasil Rekapitulasi Uji Validasi Pertanyaan Kinerja Guru ... 57
3.9 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 61
3.10 Kriteria Variabel ... 63
4.1 Gambaran Manajemen Pada Lembaga PAUD Non Formal di Kecamatan Cibiru Kota Bandung Tahun Ajaran 2014/2015 ... 66
4.2 Profil Kinerja Guru Pada Lembaga PAUD Non Formal di Kecamatan Cibiru Kota Bandung Tahun Ajaran 2014/2015 ... 68
4.3 Hubungan antara Manajemen PAUD dengan Kinerja Guru ... 69
4.4 Manajemen PAUD Berdasarkan Kinerja Guru Lembaga PAUD Non Formal di Kecamatan Cibiru Kota Bandung Tahun Ajaran 2014/2015 ... 70
(9)
DAFTAR GRAFIK
Grafik Hal
4.1 Manajemen Pada Lembaga PAUD Non Formal di Kecamatan Cibiru Kota Bandung Tahun Ajaran 2014/205 ... 67 4.2 Kinerja Guru Pada Lembaga PAUD Non Formal di Kecamatan
(10)
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal
3.1 Desain Hubungan antara Variabel Penelitian ... 35 3.2 Tahapan Penelitian ... 65
(11)
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
1 Surat Keputusan Pembimbing Skripsi 2 Fotokopi Kartu Bimbingan Pembimbing I 3 Fotokopi Kartu Bimbingan Pembimbing II 4 Surat Pengantar Validasi Instrumen
5 Lembar Validasi Instrumen
6 Lembar Kuesioner Lembaga PAUD Kecamatan Cibiru Sebelum Validasi 7 Lembar Kuesioner Lembaga PAUD Kecamatan Cibiru Setelah Validasi 8 Lembar Hasil Penelitian Lembaga PAUD Kecamatan Cibiru
9 Lembar Revisi Penguji 10 Data r tabel
11 Curriculum Vitae
(12)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 menyatakan bahwa:
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 (enam) tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. (hlm. 3)
Barinto (2012) dalam jurnal penelitiannya menyatakan terdapat banyak faktor yang menentukan keberhasilan siswa, hal itu dapat dilihat dari beberapa faktor. Apabila dikelompokkan faktor-faktor tersebut terdiri dari dua jenis, yaitu faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal meliputi minat, bakat, potensi, kondisi psikologi, mental anak dan lain sebagainya. Dan faktor eksternal meliputi orangtua, pendidik, sarana prasarana dan hal penunjang lainnya. Diantara faktor-faktor tersebut, hal yang diduga mempengaruhi pendidikan adalah pengelolaan, kinerja guru, peserta didik maupun komponen administratif. Faktor-faktor ini saling berkesinambungan satu sama lainnya.
Berbagai temuan di lapangan kinerja guru di lembaga PAUD masih belum optimal. Hal ini dapat dilihat dari kualifikasi pendidikan para guru PAUD yang belum sesuai dengan standar kualifikasi pendidikan guru PAUD. Menurut Ngalim purwanto (dalam Barnawi, 2012, hlm. 157) mengemukakan bahwa “suatu pendidikan dapat dikatakan berhasil jika kinerja guru pada suatu lembaga memenuhi standar-standar yang sesuai dengan kualifikasi akademik dan berkompeten dibidangnya”.
Kinerja seseorang tidak timbul dengan sendirinya, tetapi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Simamora (dalam Wahyudi, 2014, hlm. 24), faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu sikap, keterlibatan kinerja, perilaku, partisipasi dan penampilan. Dengan demikian, dapat diartikan bahwa kinerja guru sangat dipengaruhi oleh karakteristik individu. Kinerja guru ini tidak terlepas dari kemampuan guru dalam mengelola sebuah layanan pendidikan. Mulyasa (2013,
(13)
guru dalam merencanakan, melaksanakan dan menilai pembelajaran baik yang berkaitan dengan proses maupun hasilnya”.
Kecamatan Cibiru merupakan salah satu Kecamatan dengan pertumbuhan lembaga PAUD yang cukup tinggi. Berdasarkan data yang diperoleh dari Data Direktori Lembaga Paud PNFI Kota Bandung Tahun 2014 tercatat lembaga Paud di Kecamatan Cibiru sebanyak 47 lembaga yang dikelola oleh swasta dan yang lainnya. Namun, sayangnya jumlah lembaga Paud tidak sesuai dengan kondisi guru yang berkompeten dibidangnya. Kualifikasi pendidikan yang dimilki oleh guru PAUD di Kecamatan Cibiru belum memenuhi standar pendidik yang telah ditetapkan oleh pemerintah termaktub pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
Pendirian dan penyelenggaraan lembaga PAUD yang berkembang dengan pesat ini tak semudah yang dibayangkan, karena “lembaga PAUD adalah suatu lembaga yang memberikan layanan pengasuhan, pendidikan dan pengembangan bagi anak lahir sampai enam tahun dan atau enam tahun sampai delapan tahun, baik yang diselenggarakan oleh instansi pemerintah dan non pemerintah” (Nurani S, 2013, hlm. 15).
Sebagian besar lembaga PAUD tidak memperhatikan standar-standar nasional dalam mendirikan dan menyelenggarakan PAUD. Padahal dalam rangka menciptakan kualitas lembaga pendidikan yang bermutu, lembaga PAUD harus memiliki tenaga yang berkompeten. Semua itu tak lepas dari adanya manajemen PAUD yang baik. Di lapangan lembaga PAUD belum mampu mengimplementasikan manajemen PAUD yang seharusnya. Menurut Bafadal
(2012, hlm. 2) “manajemen PAUD pada dasarnya merupakan implementasi manajemen pendidikan di PAUD, yaitu keseluruhan proses pendayagunaan semua sumber daya manusia maupun bukan manusia dalam rangka mencapai tujuan institusional pendidikan prasekolah”.
Artinya, jika manajemen PAUD diimplementasikan sesuai dengan standar nasional PAUD yang termaktub pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014, maka kinerja guru pada lembaga PAUD dapat berkembang dengan lebih baik. “Keberhasilan suatu
(14)
3
lembaga pendidikan berhubungan dengan manajemen yang diterapkan, sebagai pemaknaan yang universal dari seni dan ilmu dalam melaksanakan fungsi perencanaan, pengendalian, pengawasan, personalia dan profesionalitas seorang guru” (Hikmat, 2011, hlm. 19).
Melengkapi pernyataan di atas, terdapat beberapa penelitian yang mendukung atas penelitian yang akan peneliti lakukan, yaitu mengenai adanya hubungan dan kontribusi positif antara manajemen terhadap kinerja guru. Dimana implementasi manajemen Pendidikan Anak Usia Dini di sekolah mampu mempengaruhi seluruh aspek pada dunia pendidi kan khususnya lembaga satuan PAUD terhadap kinerja guru dalam upaya mengembangkan pendidikan yang bermutu dan berkualitas.
Berdasarkan permasalahan di atas, dibutuhkan suatu pembuktian secara empiris untuk mengetahui bagaimana hubungan antara variabel manajemen dengan kinerja guru pada lembaga PAUD di Kecamatan Cibiru Kota Bandung Tahun 2014/2015.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, maka secara umum, rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “Bagaimana hubungan implementasi manajemen
PAUD Nonformal dengan kinerja guru di Lembaga PAUD Kecamatan Cibiru Kota Bandung Tahun 2014/2015?”
Selanjutnya, rumusan masalah tersebut dijabarkan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran implementasi manajemen pada lembaga PAUD Nonformal di Kecamatan Cibiru Kota Bandung Tahun 2014/2015?
2. Bagaimana profil kinerja guru pada lembaga PAUD Nonformal di Kecamatan Cibiru Kota Bandung Tahun 2014/2015?
3. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara implementasi manajemen dengan kinerja guru pada lembaga PAUD Nonformal di Kecamatan Cibiru Kota Bandung Tahun 2014/2015?
(15)
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan umum penelitian ini
adalah “Mengetahui gambaran mengenai hubungan implementasi manajemen
dengan kinerja guru di Lembaga PAUD Nonformal Kecamatan Cibiru Kota Bandung Tahun 2014/2015”. Berikutnya, tujuan umum ini dijabarkan ke dalam tujuan khusus, diantaranya:
1. Mengetahui gambaran implementasi manajemen pada lembaga PAUD Nonformal di Kecamatan Cibiru Kota Bandung tahun 2014/2015.
2. Mengetahui profil kinerja guru pada lembaga PAUD Nonformal di Kecamatan Cibiru Kota Bandung tahun 2014/2015.
3. Mengetahui apakah terdapat hubungan antara implementasi manajemen dengan kinerja guru pada lembaga PAUD Nonformal di Kecamatan Cibiru Kota Bandung Tahun 2014/2015.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Sebagai bahan masukan teori untuk menambah dan memperluas wawasan keilmuan khususnya mengenai manajemen PAUD Nonformal dan kinerja guru.
2. Manfaat Praktis a. Untuk Peneliti
1) Memberikan gambaran nyata mengenai implementasi manajemen PAUD Nonformal dalam sebuah lembaga.
2) Memberikan gambaran mengenai hubungan antara implementasi manajemen dengan kinerja guru pada lembaga PAUD Nonformal. 3) Memberikan wawasan, pengalaman dan pemahaman pribadi
mengenai penyusunan, perencanaan, pelaksanaan serta perbaikan dari kemampuan yang dimilki.
(16)
5
b. Untuk Guru
Dapat memberikan pengetahuan bahwa implementasi manajemen PAUD sama pentingnya dengan peran seorang guru dalam keberhasilan sebuah lembaga atau layanan pendidikan.
c. Untuk Lembaga
1) Mengingatkan kepada lembaga akan pentingnya manajemen PAUD dalam layanan pendidikan lembaga PAUD.
2) Meningkatkan pengetahuan tentang manajemen PAUD yang berpengaruh besar pada kinerja guru dalam mengelola maupun mengajar dalam sebuah lembaga pendidikan.
3) Dapat menjadi bahan masukan dalam meningkatkan manajemen PAUD dengan yang seharusnya.
d. Untuk Peneliti Selanjutnya (Berkesinambungan)
Dapat menjadi dasar bagi peneliti selanjutnya untuk menggunakan metode lain dalam memperoleh gambaran mengenai hubungan manajemen PAUD dengan kinerja guru pada sebuah lembaga pendidikan.
E. Sistematika Penulisan Penelitian
1. Bab I Pendahuluan, merupakan bab perkenalan penelitian, terdiri dari: a. Latar Belakang Penelitian
b. Rumusan Masalah Penelitian c. Tujuan Penelitian
d. Manfaat Penelitian
e. Sistematika Penulisan Penelitian
2. Bab II Kajian Pustaka, berisikan berbagai konsep, teori, maupun penelitian terdahulu mengenai beberapa hal terkait dengan penelitian, diantaranya: a. Konsep Manajemen PAUD
b. Konsep Kinerja Guru
c. Penelitian Terdahulu yang Relevan
3. Bab III Metode Penelitian, membahas mengenai metodelogi penelitian secara lebih terperinci, yaitu:
(17)
a. Desain Penelitian b. Variabel Penelitian
c. Definisi Operasional Variabel d. Populasi dan Sampel Penelitian e. Instrumen Penelitian
f. Teknik Analisis Data g. Prosedur Penelitian
4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, terdiri dari: a. Hasil Penelitian
b. Pembahasan Penelitian
5. Bab V Kesimpulan dan Saran, memaparkan penafsiran hasil penelitian dengan subbab:
a. Kesimpulan b. Rekomendasi
(18)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional. Penelitian deskriptif kuantitatif menurut Sukmadinata (2012, hlm. 54) adalah suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang sedang berlangsung pada saat ini atau masa lampau. Hal ini dirancang untuk memperoleh informasi tentang gejala pada saat penelitian dilakukan. Penelitian deskriptif bertujuan untuk menjawab seberapa besar hubungan antar variabel yang diteliti (Sinambela, 2014, hlm. 68).
Alasan digunakannya metode ini dikarenakan peneliti bermaksud memperoleh serta mengumpulkan data asli yang akurat untuk mengetahui gambaran manajemen PAUD dengan kinerja guru di Kecamatan Cibiru Kota Bandung tanpa ada manipulasi data yang ada dan langsung mencari keberadaan hubungan serta tingkat hubungan variabel manajemen PAUD (X) dan variabel kinerja guru (Y). Data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan teknik statistik korelasi product moment jika data berdistribusi normal, jika data tidak berdistribusi normal maka menggunakan rumus rank spearman. Berikut gambar yang menggambarkan penelitian ini pada Gambar 3.1
Gambar 3.1
Desain Hubungan antara Variabel Penelitian
Sumber : Sugiyono (2013, hlm. 66) Keterangan:
X = Manajemen PAUD Y = Kinerja Guru
(19)
B. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah dua variabel yang terdiri dari satu variabel bebas dan satu variabel terikat, yaitu manajemen PAUD (X) sebagai variabel bebas dan kinerja guru (Y) sebagai variabel terikat.
C. Definisi Operasional Variabel
Agar terhindar dari kekeliruan dalam memahami permasalahan yang diangkat dari rumusan masalah, maka dibutuhkan penjelasan mengenai batasan masalah di dalam penelitian ini. Berikut ini adalah definisi operasional variabel dalam penelitian mengenai manajemen PAUD dengan kinerja guru.
1. Manajemen PAUD (X1)
Manajemen PAUD merupakan proses yang dilakukan oleh lembaga pendidikan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia secara efektif dan efisien yang dimulai sejak usia dini yang didukung oleh fasilitas yang saling berhubungan dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan dan pengawasan untuk mencapai tujuan pendidikan (Rochaety, 2008; Hikmat, 2009; Noorlaila, 2010; Mulyasa, 2012; Bafadal, 2012).
Manajemen yang dimaksud pada penelitian ini adalah implementasi manajemen pada lembaga PAUD Nonformal yang merujuk pada Peraturan Menteri Nomor 137 Tahun 2014 mengenai Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini. “Standar manajemen PAUD merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan dalam pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan anak usia dini.” Salah satu yang difokuskan pada penelitian ini adalah standar pengelolaan.
Implementasi manajemen PAUD Non formal pada penelitian ini mengenai standar pengelolaan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan yang dikaitkan dengan pembelajaran dan pendidik dan tenaga kependidikan.
2. Kinerja Guru (Y)
Wahyudi (2014, hlm. 24) menyatakan “kinerja guru adalah hasil
(20)
37
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya yang meliputi penyusunan program pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan evaluasi dan analisis evaluasi.”
Kinerja guru dalam penelitian ini didefinisikan sebagai gambaran mengenai kemampuan guru PAUD pada Lembaga Non Formal dalam melaksanakan tugas, fungsi dan perannya sebagai seorang pendidik. Kinerja guru dalam penelitian ini merujuk kepada Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan Mulyasa (2013, hlm. 226) bahwa penilaian kinerja guru dapat dilihat berdasarkan kompetensi guru, kompetensi guru yang difokuskan pada penelitian ini adalah kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional.
Kompetensi pedagogik pada penelitian ini berkaitan dengan guru dalam mengenal karakteristik anak, guru mampu menguasai teori belajar dan prinsip pembelajaran yang mendidik, kemampuan guru dalam mengembangkan kurikulum, kemampuan guru melakukan kegiatan pembelajaran sesuai konsep dan strategi pembelajaran, kemampuan guru dalam memanfaatkan teknologi serta kemapuan guru dalam merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan dan melakukan evaluasi pembelajaran.
Kompetensi pedagogik pada penelitian ini berkaitan dengan kemampuan guru dalam penguasaan materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung serta sejalan dengan kebutuhan dan tahapan perkembangan anak usia dini, kemampuan guru dalam merancang berbagai kegiatan pengembangan secara kreatif sesuai dengan tahapan perkembangan anak usia dini serta kemampuan guru dalam mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.
D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah yang menjadi lingkup penelitian serta mempunyai kualitas dan karakteristik yang akan diteliti kemudian ditarik
(21)
kesimpulannya (Sukmadinata, 2012; Sugiyono, 2013). Populasi yang dijadikan objek penelitian adalah pendidik dan tenaga kependidikan lembaga PAUD di Kecamatan Cibiru Kota Bandung Tahun Ajaran 2014/2015. Populasi tersebut akan digambarkan pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1
Jumlah Populasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan lembaga PAUD Non Formal di Kecamatan Cibiru Kota Bandung Tahun Ajaran
2014/2015
No Nama Lembaga Jumlah PTK
1 ALZ 3
2 ALH 4
3 ALHU 3
4 AL 2
5 ALJ 3
6 ALM 4
7 ALQ 3
8 AU 1
9 An 4
10 Ang 8
11 AC 3
12 ARS 4
13 ARJ 2
14 AR 5
15 As 5
16 AT 4
17 Ba 4
18 BCL 2
19 Ce 5
20 CAM 2
21 Da 3
22 Fla 5
23 Ib 3
24 IUR 3
25 IS 4
26 Ju 4
27 Mat 8
28 Ma 6
29 MB 5
(22)
39
31 Me 9
32 NA 9
34 PB 6
35 Pe 4
36 PC 3
37 QA 3
38 RP 4
39 RL 8
40 SH 5
41 Sa 4
42 SB 7
43 Te 6
44 Tu 4
45 TM 5
46 WC 4
47 Wi 6
Jumlah 212
Sumber : Pendataan Jumlah PTK PAUD Tahun Ajaran 2014-2015 Kecamatan Cibiru Kota Bandung.
2. Sampel Penelitian
Menurut Sukmadinata (2012, hlm. 252) dan Sugiyono (2013, hlm. 118) pengambilan sampel merupakan suatu proses pemilihan dan penentuan jenis sampel dan perhitungan besarnya sampel yang akan menjadi subjek atau objek penelitian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, pada penelitian ini akan menggunakan teknik probability sampling yaitu cluster sampling(Area Sampling).
Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas (Sugiyono, 2013, hlm. 121). Penentuan sampel pada penelitian ini, dilakukan dengan dua tahap.
Tahap pertama yang dilakukan pada penelitian ini adalah menentukkan sampel daerah, dimana populasi yang ada penelitian ini seluruhnya dijadikan sebagai sampel penelitian. Hal itu dikarenakan jumlah daerah yang ada pada populasi penelitian ini berjumlah 4
(23)
Kelurahan pada Kecamatan Cibiru Kota Bandung. Berikut gambaran dari jumlah sampel penelitian ini pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2
Jumlah Sampel Daerah Penelitian No Daerah
Penelitian
Nama
Lembaga Jumlah
1 Daerah 1
AL 6 AU Ang AS Da Sa
2 Daerah 2
ALZ 11 Ba CAM Ib IUR Me NA RP SH Te WC
3 Daerah 3
ALHU 16 ALJ ALQ An AT Ce Is Ju Ma Pe PC QA RL Tu TM Wi
(24)
41
ALM AC ARH
ARJ As BCL
Fla Mat MB Mbir
PB SB
Sumber : Pendataan Jumlah PTK PAUD Tahun Ajaran 2014-2015 Kecamatan Cibiru Kota Bandung
Tahap kedua yang dilakukan pada penelitian ini adalah memilih wakil lembaga PAUD dari tiap daerah yang telah dikelompokkan sebelumnya. Menurut Roscoe dalam buku R esearch Method For Business
(dalam Sugiyono, 2013, hlm. 131) “bah wa dalam peneltitian akan
melakukan analisis dengan multivariate (korelasi atau regresi ganda), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti. Dengan demikian ukuran sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ukuran sampel = 10 (Variabel bebas + variabel terikat) = 10 (1 + 1)
= 10 (2) = 20
Berdasarkan rumus diatas maka ukuran sampel pada penelitian ini adalah 20 Lembaga PAUD Non Formal se-Kecamatan Cibiru Kota Bandung Tahun Ajaran 2014/2015, dimana pengambilan sampel pada jumlah populasi yang telah dikelompokkan sebelumnya berdasarkan daerah ini diambil secara undian. Berikut pengambilan sampel yang telah ditetapkan menjadi sampel penelitian pada Tabel 3.3.
(25)
Tabel 3.3
Pengambilan Sampel Penelitian Kelompok
Daerah No Sub Kelompok
Daerah 1 1 AS
2 AU
Daerah 2
3 Ba
4 Me
5 NA
6 SH
Daerah 3
7 AT
8 QA
9 Tu
10 Ju
11 Wi
12 TM
13 An
14 Pe
Daerah 4
15 ALM
16 AC
17 ARH
18 ARJ
19 As
20 Mbir
Sumber : Pendataan Jumlah PTK PAUD Tahun Ajaran 2014-2015 Kecamatan Cibiru Kota Bandung
E. Instrumen Penelitian 1. Jenis Instrumen
Pada penelitian ini, peneliti akan menggunakan jenis instrumen kuesioner sebagai gambaran mengenai manajemen PAUD kepada kepala satuan PAUD dan kuesioner sebagai penilaian kinerja guru yang ditujukan kepada tenaga pendidik PAUD. Sugiyono (2013, hlm. 194) menyatakan
“kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
(26)
43
Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk memperoleh hasil data penelitian. Instrumen penelitian ini juga disebut sebagai teknik penelitian. Adapun dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti akan menggunakan kuesioner (angket) variabel manajemen PAUD yang ditujukan kepada kepala satuan PAUD dan variabel kinerja guru yang ditujukan kepada tenaga pendidik. Kuesioner (angket) akan memudahkan peneliti untuk mendapatkan gambaran mengenai manajemen PAUD dan kinerja guru secara lebih detail dan komprehensif di Lembaga PAUD se-Kecamatan Cibiru Kota Bandung.
Adapun beberapa pertanyaan dan pernyataan yang disajikan di dalam kuesioner tersebut adalah mengenai manajemen PAUD dan kinerja guru dengan beberapa indikator berdasarkan pengembangan dari definisi operasional variabel penelitian ini. Berikut kisi-kisi instrumen pada Tabel 3.4 dan Tabel 3.5.
(27)
Tabel 3.4
Kisi-kisi Instrumen Penelitian Manajemen PAUD
No Variabel Dimensi Aspek Indikator
1 Manajemen
PAUD
Perencanaan Program
Pembelajaran
1 Satuan PAUD menyusun Rencana Ker
Panjang (5 Tahun).
2 Satuan PAUD menyusun Rencana Ker
3 Satuan PAUD menyusun Program
4
Kepala satuan PAUD terlibat dalam Rencana Program Pembelajaran Mi dan Rencana Program Pembelajaran Ha
5 Satuan PAUD menyusun proses pem
visi, misi dan tujuan lembaga.
6 Kegiatan pembelajaran pada lembag
memanfaatkan model-model pembel
Pendidik dan Tenaga Kependidikan
7
kualifikasi pendidikan pendidik dan kependidikan pada satuan PAUD se undang-undang tentang guru dan do Tahun 2005)
8 Satuan PAUD menyusun kriteria k
merekrut pendidik dan tenaga kepe
9 Satuan PAUD menyusun tata tertib
tenaga kependidikan.
Pengorganisasian
Pembelajaran
10 Satuan PAUD mendayagunakan li
sumber belajar.
11 Satuan PAUD mengembangkan da
mengenai pembelajaran PAUD.
Pendidik dan Tenaga Kependidikan
12 Satuan PAUD menyusun struktur o
13
Satuan PAUD menyusun deskripsi tenaga kependidikan sesuai dengan k pendidikan. Pembelajaran 14
Waktu layanan pendidikan di satua dialokasikan dan disesuaikan deng PAUD.
15 Waktu layanan perminggu dialokas
satuan PAUD.
(28)
36
18 Satuan PAUD memiliki buku pandua
kurikulum.
19 Pembelajaran yang dilaksanakan di
berdasarkan pada kebutuhan dan k
20
Program satuan PAUD memiliki k yang sesuai dengan tahun ajaran lem PAUD.
21 Kalender pendidikan pada satuan PA
program kegiatan lembaga.
22 Satuan PAUD mensosialisasikan k
kepada orangtua.
23 Satuan PAUD menyusun buku pandua
pembelajaran.
24 Satuan PAUD menyusun pengemban
yang sesuai dengan kurikulum terbar
Tenaga Pendidik dan Kependidikan
25
Satuan PAUD mendokumentasikan k administrasi pegawai (CV, ijazah, riwayat kesehatan).
26
Satuan PAUD mendokumentasikan k administrasi kelembagaan (Daftar ha form surat tugas, daftar penerimaa evaluasi tenga pendidik dan kependi
27 Satuan PAUD membuat buku induk
Pengawasan
Pembelajaran
28 Satuan PAUD melakukan evaluasi
pengorganisasian dan pelaksanaan pem
29 Pada proses pengawasan pembelaj
melakukan teknik supervisi pendidi
Pendidik dan Tenaga Kependidikan
30
Satuan PAUD melakukan pengawasan t dan hasil pelaksanaan program deng tahun tiga kali.
31 Di satuan PAUD terdapat pembinaa
dan tenaga kependidikan.
32 Di satuan PAUD terdapat pengemban
tenaga kependidikan.
33
Pada satuan PAUD ada aturan pem pendidik dan tenaga kependidikan p tidak sesuai.
(29)
Tabel 3.5
Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kinerja Guru
No Variabel Dimensi Aspek Indikator
2 Kinerja Guru Kompetensi Pedagogik Guru mampu mengenal karakteristik anak usia dini 1
Guru mampu menelaah dan mengidentifika aspek perkembangan sesuai dengan ka anak usia dini.
2
Guru mampu mengelompokkan anak usi sesuai dengan kebutuhan pada berbag perkembangan.
3
Guru mampu mengidentifikasi kemampuan a anak usia dini dalam berbagai bidang
pengembangan.
4 Guru mampu mengidentifikasi kesulitan a dani dalam berbagai bidang Pengemb
5 Guru mampu membantu mengenali da kekurangan peserta didik.
Guru mampu menguasai teori belajar dan prinsip pembelajaran yang mendidik
6
Guru mampu memahami berbagai teo dan prinsip-prinsip bermain sambil bela mendidik yang terkait dengan berbaga pengembangan di PAUD .
7
Guru mampu menelaah teori pembelaja konteks bermain dan belajar yang sesuai de kebutuhan aspek perkembangan anak usi
8
Guru mampu menerapkan berbagai pe strategi, metode, dan teknik bermain sa belajar yang bersifat holistik, sesuai kebutuha anak usia dini, dan bemakna, yang ter
(30)
38
9
Guru mampu merancang kegiatan berm sebagai bentuk pembelajaran yang me anak usia dini.
10
Guru mampu mengidentifikasi teori ber prinsip pembelajaran yang dipelajari diimplementasikan dalam kegiatan seh anak usia dini.
Guru mampu mengembangkan kurikulum 11
Guru mampu menyusun isi program pengembangan anak sesuai dengan tema kebutuhan anak usia dini pada berbag perkembangan.
12
Guru mampu membuat rancangan keg bermain dalam bentuk program tahuna mingguan, dan harian.
Guru mampu melakukan kegiatan pembelajaran yang mendidik sesuai dengan konsep, prinsip dan strategi pembelajaran
13
Guru mampu memilih prinsip-prinsip pengembangan yang mendidik dan menyenangkan untuk setiap anak didi
14
Guru mampu merancang kegiatan pen yang mendidik dan lengkap, baik untuk ke di dalam kelas maupun diluar kelas.
15
Guru mampu menerapkan kegiatan be bersifat holistik, autentik, dan bermakn usia dini. Guru mampu memanfaatkan teknologi, informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik 16
Guru mampu memilih teknologi infor komunikasi serta bahan ajar yang sesua kegiatan pengembangan anak usia dini
17
Guru mampu menggunakan teknologi i dan komunikasi untuk meningkatkan kua kegiatan pengembangan yang mendidi
Guru mampu menciptakan situasi yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didi untuk berpartisipasi aktif, serta memberi ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian
18 Guru mampu mengkondisikan suasana peserta didik.
19 Guru mampu memberikan kegiatan ya
(31)
Guru mampu mengembangkan potensi peserta didik 20
Guru mampu memilih sarana kegiatan da belajar pengembangan yang disesuaik anak usia dini.
21
Guru mampu membuat media kegiata pengembangan yang disesuaikan deng usia dini.
22
Guru mampu mengembangkan potensi dan kreatifitas anak usia dini melalui kegiat sambil belajar. Guru mampu berkomunikasi dengan peserta didik 23
Guru mampu memilih berbagai strate berkomunikasi yang efektif, empatik dan sa dengan anak usia dini.
24 Guru mampu berkomunikasi secara efe
empatik dan santun dengan anak usia dini Guru mampu menyelenggarakan dan membuat laporan penilaian, proses evaluasi dan hasil belajar anak usia dini
25
Guru mampu memahami prinsip-prinsi dan evaluasi proses dan hasil belajar a dini.
26
Guru mampu menggunakan teknik eva disesuaikan dengan kebutuhan dan ha anak usia dini.
Guru mampu menentukan lingkup sasaran asesmen proses dan hasil pembelajaran pada anak usia dini
27
Mguru mampu memilih pendekatan, m teknik asesmen proses dan hasil kegiat pengembangan pada anak usia dini.
28
Guru mampu menggunakan prinsip dan pr asesmen proses dan hasil kegiatan pen anak usia dini.
29
Guru mampu mengadministrasikan pe
proses dan hasil belajar secara berkesinambun dengan mengunakan berbagai instrumen e anak usia dini.
30
Guru mampu menentukan tingkat capa perkembangan anak usia dini yang disesua dengan hasil belajar anak.
31 Guru mampu menganalisis hasil penil dan hasil belajar untuk berbagai tujuan.
32
Guru mampu melakukan evaluasi prose belajar anak usia dini.
Guru mampu menggunakan hasil penilaian,
33
Guru mampu menggunakan informasi ha penilaian dan evaluasi untuk kesinambung belajar anak usia dini.
(32)
40 pengembangan dan evaluasi program untuk kepentingan pengembangan anak usia dini
34
Guru mampu melaksanakan program r dan pengayaan bagi anak usia dini yan membutuhkan.
35
Guru mampu memanfaatkan informasi ha penilaian dan evaluasi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
36
Guru mampu mengomunikasikan hasil pengembangan dan evaluasi program kep pemangku kepentingan. Guru mampu melakukan tindakan reflektif, korektif dan inovatif dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil
pengembangan anak usia dini
37
Guru mampu melakukan refleksi terh kegiatan pengembangan anak usia dini dilaksanakan.
38
Guru mampu meningkatkan kualitas pengembangan anak usia dini melalui tindakan kelas.
39 Guru mampu melakukan penelitian tinda kelas. Guru mampu merencanakan kegiatan program dan melaksanakan proses pendidikan, pengasuhan dan perlindungan 40
Guru mampu menetapkan kegiatan be mendukung tingkat pencapaian perkemban anak.
41
Guru mampu merencanakan kegiatan p pengasuhan dan perlindungan yang disus berdasarkan kelompok usia.
42
Guru mampu merencanakan kegiatan d mengatur segala aktivitas anak yang b dengan perlindungan anak.
43
Guru mampu memilih dan mengguna prasarana yang sesuai dengan kegiatan d kondisi anak.
44
Guru mampu melibatkan anak dalam pr kegiatan pemilihan kegiatan untuk ana
45
Guru mampu memberikan perlindunga segala aktivitas anak dengan mengontrol dan mengawasi setiap aktivitas yang dilakuka anak.
46 Guru mampu bersikap dan berperilaku dengan kondisi dan kebutuhan psikolog
(33)
Kompetensi Profesional Guru mampu menguasaan materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung serta sejalan dengan kebutuhan dan tahapan perkembangan anak usia dini.
47
Guru mampu menelaah konsep dasar k bidang matematika, sains, bahasa, stud seni dan agama yang sesuai dengan ke tahapan perkembangan dan psikomotor usia dini.
48
Guru mampu mengorganisasikan konse keilmuan sebagai alat, aktivitas dan konten da pengembangan anak usia dini.
49
Guru mampu memahami standar tingk pencapain perkembangan anak sesuai usianya.
50
Guru mampu memahami perkembanga sesuai dengan perkembangan maupun keterhambatannya.
51
Guru mampu memahami kekurangan d kelebihan anak sesuai dengan potensin
52
Guru mampu memahami bahwa setiap mempunyai tingkat kecepatan pencapa perkembangan yang berbeda.
53
Guru mampu mengintegrasikan berba pengembangan.
54 Guru mampu mengaitkan bidang pe dengan kehidupan sehari-hari.
55
Guru mampu memanfaatkan teknolog dan komunikasi untuk pengembang profesi.
56
Guru mampu merancang berbaga pengembangan secara kreatif sesuai tahapan perkembangan anak usia dini
57 Guru mampu merumuskan tujuan setiap ke pengembangan bagi anak usia dini.
Guru mampu merancang berbagai kegiatan pengembangan secara kreatif sesuai dengan tahapan perkembangan anak usia dini.
58 Guru mampu menganalisis perkemban usia dini dalam setiap bidang pengemban
59
Guru mampu memilih materi berbaga pengembangan sesuai dengan tingkat perkembangan anak usia dini.
60
Guru mampu mengorganisasikan kegiata pengembangan secara kreatif sesuai de tingkat perkembangan anak usia dini.
(34)
42
61
Guru mampu memahami faktor-faktor menghambat dan mendukung aspek-a perkembangan di atas.
62
Guru mampu memahami tanda-tanda k pada tiap aspek pertumbuhan dan perk anak.
63
Guru mampu mengenal kebutuhan giz makanan yang aman sesuai dengan usi
64
Guru mampu memahami cara memanta gizi, kesehatan dan keselamatan anak.
65
Guru mampu mengetahui pola asuh y dengan usia anak.
66 Guru mampu mengenal keunikan anak.
Guru mampu mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.
67 Guru mampu melakukan refleksi terh sendiri secara berkelanjutan.
68 Guru mampu memanfaatkan hasil refle
rangka peningkatan keprofesionalan g
Sumber : Instrumen Akreditasi, 2014; Mulyasa, 2012; Mulyasa, 2013; Permen No. 137, 2014; Supa Wahyudi, 2014.
(35)
2. Validitas dan Realibitas Instrumen a. Uji Validitas Instrumen
Pada penelitian ini, untuk mengetahui instrumen yang peneliti susun tersebut tepat atau tidak dalam mengukur suatu variabel, peneliti melakukan uji validitas instrumen terlebih dahulu, terdiri dari:
1) Uji konstruk, yaitu menguji ketepatan instrumen (kuesioner) ditinjau dari segi dimensi dan indikator yang ditanyakan. Pengujian ini melalui konsultasi para pakar (expert judgment), yaitu oleh Ali Nugraha, M.Pd, Dr. Ocih Setiasih, M.Pd dan Dr. Badru Zaman, M.Pd.
2) Uji keterbacaan, yaitu untuk melihat kalimat pertanyaan apakah setiap item terdapat kerancuan atau tidak.
3) Validitas internal, yaitu dengan mengkorelasikan skor setiap item instrumen dengan skor total. Instrumen diuji cobakan pada 10 lembaga PAUD Nonformal yang terdiri dari 10 masing-masing pendidik dan kepala satuan PAUD. Berikut daftar lembaga yang diuji coba validasi pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6
Lembaga Uji Coba Validasi
Kelompok
Daerah No
Sub Kelompok
Daerah 1 1 Sa
Daerah 2 2 IUR
3 Te
Daerah 3
4 ALJ
5 Ce
6 Ma
7 RL
Daerah 4
8 Mat
9 Fla
10 SB
Setelah itu, dianalisis dengan menggunakan rumus product
moment r hitung (rxy) sebagai berikut:
(36)
44
Sumber: Sugiyono (2013, hlm. 255) Keterangan:
rxy = koefisien korelasi skor butir dan skor total n = jumlah responden
∑xy = jumlah perkalian X dan Y ∑ x = Jumlah skor item
∑ y = Jumlah skor total
∑ x2 = Jumlah skor-skor X yang dikuadratkan ∑ y2 = Jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan
Penelitian ini digunakan taraf signifikansi sebesar 5%. Oleh karena itu, jika rxy > r tabel maka item soal tersebut valid. Namun, jika rxy < r tabel maka item soal tersebut tidak valid dan tidak bisa digunakan dalam penelitian.
Untuk lebih jelas tentang uji validitas item data, berikut disajikan hasil rekapitulasi uji validitas kedua variabel dengan menggunakan program SPSS Statistics 20 pada Tabel 3.6 dan Tabel 3.7.
Tabel 3.7
Hasil Rekapitulasi Uji Validitas Pertanyaan Manajemen PAUD
No.
Item rxy r tabel Kriteria Tindak Lanjut 1 0,421 0,632 Invalid Dihilangkan
2 0,852 0,632 Valid Dipakai
3 0,852 0,632 Valid Dipakai
4 0,824 0,632 Valid Dipakai
5 0,467 0,632 Invalid Dihilangkan
6 0,660 0,632 Valid Dipakai
7 0,592 0,632 Invalid Dihilangkan
8 0,780 0,632 Valid Dipakai
9 0,192 0,632 Invalid Dihilangkan
10 0,852 0,632 Valid Dipakai
(37)
12 0,312 0,632 Invalid Dihilangkan 13 0,495 0,632 Invalid Dihilangkan
14 0,639 0,632 Valid Dipakai
15 0,090 0,632 Invalid Dihilangkan
16 0,639 0,632 Valid Dipakai
17 0,449 0,632 Invalid Dihilangkan 18 0,220 0,632 Invalid Dihilangkan 19 0,312 0,632 Invalid Dihilangkan 20 0,398 0,632 Invalid Dihilangkan 21 0,449 0,632 Invalid Dihilangkan
22 0,679 0,632 Valid Dipakai
*23 0,503 0,632 Invalid Dihilangkan
24 0,824 0,632 Valid Dipakai
25 0,702 0,632 Valid Dipakai
26 0,931 0,632 Valid Dipakai
27 0,651 0,632 Valid Dipakai
28 0,633 0,632 Valid Dipakai
29 0,331 0,632 Invalid Dihilangkan 30 -0,055 0,632 Invalid Dihilangkan 31 0,146 0,632 Invalid Dihilangkan 32 0,202 0,632 Invalid Dihilangkan
Dari tabel tersebut, hasil uji validitas untuk variabel X yang terdiri dari 32 item pertanyaan terdapat 17 item yang tidak valid, sehingga tidak dapat digunakan dalam pengumpulan data dan 15 item yang digunakan dalam penghumpulan data penelitian.
Tabel 3.8
Hasil Rekapitulasi Uji Validitas Pertanyaan Kinerja Guru No.
Item rxy r tabel Kriteria Tindak Lanjut
1 0,8 0,632 Valid Dipakai
2 -0,273 0,632 Invalid Dihilangkan
3 a 0,632 Invalid Dihilangkan
4 a 0,632 Invalid Dihilangkan
5 a 0,632 Invalid Dihilangkan
6 0,573 0,632 Invalid Dihilangkan 7 0,573 0,632 Invalid Dihilangkan 8 0,573 0,632 Invalid Dihilangkan
(38)
46
10 0,265 0,632 Invalid Dihilangkan
11 0,713 0,632 Valid
Dipakai
12 0,713 0,632 Valid Dipakai
13 0,573 0,632 Invalid Dihilangkan
14 a 0,632 Invalid Dihilangkan
15 a 0,632 Invalid Dihilangkan
16 0,45 0,632 Invalid Dihilangkan
17 0,871 0,632 Valid Dipakai
18 a 0,632 Invalid Dihilangkan
19 a 0,632 Invalid Dihilangkan
20 a 0,632 Invalid Dihilangkan
21 0,822 0,632 Valid Dipakai
22 a 0,632 Invalid Dihilangkan
23 a 0,632 Invalid Dihilangkan
(39)
25 0,713 0,632 Valid Dipakai
26 0,644 0,632 Valid Dipakai
27 0,595 0,632 Invalid Dihilangkan
28 0,871 0,632 Valid Dipakai
29 0,595 0,632 Invalid Dihilangkan 30 0,145 0,632 Invalid Dihilangkan
31 0,713 0,632 Valid Dipakai
32 a 0,632 Invalid Dihilangkan
33 a 0,632 Invalid Dihilangkan
34 0,45 0,632 Invalid Dihilangkan 35 0,407 0,632 Invalid Dihilangkan 36 0,388 0,632 Invalid Dihilangkan 37 0,145 0,632 Invalid Dihilangkan 38 0,046 0,632 Invalid Dihilangkan
39 0,822 0,632 Valid Dipakai
40 0,713 0,632 Valid Dipakai
41 a 0,632 Invalid Dihilangkan
42 a 0,632 Invalid Dihilangkan
43 a 0,632 Invalid Dihilangkan
44 0,713 0,632 Valid Dipakai
45 a 0,632 Invalid Dihilangkan
46 a 0,632 Invalid Dihilangkan
47 0,713 0,632 Valid Dipakai
(40)
36
49 0,713 0,632 Valid Dipakai
50 0,644 0,632 Valid Dipakai
51 a 0,632 Invalid Dihilangkan
52 a 0,632 Invalid Dihilangkan
53 0,822 0,632 Valid Dipakai
54 0,407 0,632 Invalid Dihilangkan 55 0,858 0,632 Invalid Dihilangkan
56 0,822 0,632 Valid Dipakai
57 0,407 0,632 Invalid Dihilangkan 58 0,407 0,632 Invalid Dihilangkan
59 0,713 0,632 Valid Dipakai
60 0,713 0,632 Valid Dipakai
61 0,407 0,632 Invalid Dihilangkan
62 0,858 0,632 Valid Dipakai
63 0,713 0,632 Valid Dipakai
64 0,644 0,632 Valid Dipakai
65 a 0,632 Invalid Dihilangkan
66 a 0,632 Invalid Dihilangkan
67 0,713 0,632 Valid Dipakai
(41)
Dari tabel tersebut, hasil uji validitas untuk variabel Y yang terdiri dari 68 item pertanyan terdapat 43 yang tidak valid, sehingga tidak dapat digunakan dalam pengumpulan data dan 25 item pertanyaan valid yang akan digunakan dalam pengumpulan data penelitian.
b. Uji Reliabilitas Instrumen
Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen dalam penelitian ini yang berupa kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali atau konsisten. Untuk melihat hal tersebut, hasil dari uji validitas sebelumnya diuji kembali menggunakan rumus Cronbach Alpha untuk melihat reliabilitasnya, apakah layak dijadikan sebagai instrumen penelitian atau tidak. Menghitung nilai reliabilitas atau r hitung (r 11) dengan menggunakan rumus Cronbach Alpha sebagai berikut:
Sumber : Arikunto, 2002, hlm. 171
Keterangan:
r11 = Nilai Reliabilitas
n = Jumlah item pertasnyaan yang diuji
∑σt2 = Jumlah varians skor tiap-tiap item
σ t 2
= Varians total
(42)
38
1) Menghitung varians skor tiap-tiap item dengan rumus:
Keterangan:
Si = Varians skor tiap-tiap item ∑X2 = Jumlah kuadrat item Xi (∑Xi)2
= Jumlah item Xi dikuadratkan N = Jumlah sampel
2) Selanjutnya menjumlahkan varians semua item dengan rumus:
∑S
i= S
1+ S
2+ S
3..., S
nKeterangan:
∑S1 = Jumlah varian semua item S1, S2, S3 .... n = Varians item ke- 1, 2, 3 ... n 3) Menghitung varians total dengan rumus:
(43)
Keterangan:
St = Varians skor tiap-tiap item ∑Xt2 = Jumlah kuadrat item Xi (∑Xt)2 = Jumlah item Xi dikuadratkan N = Jumlah sampel
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka diperoleh hasil untuk variabel Manajemen PAUD (X) diperoleh rhitung = 0,934 sedangkan rtabel dengan taraf signifikansi 5% = 0,632. Dengan demikian variabel Manajemen PAUD (X) dinyatakan reliabel karena rhitung > rtabel.
Perhitungan untuk variabel Kinerja Guru (Y) diperoleh rhitung = 0,973 sedangkan rtabel dengan taraf signifikansi 5% = 0,632. Dengan demikian variabel Kinerja Guru (Y) dinyatakan reliabel karena rhitung > rtabel.
Tabel 3.9
lHasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel rhitung rtabel Keterangan Kesimpulan
Manajemen
(44)
40
Kinerja Guru 0,973 0,632 rhitung > rtabel Reliabel
Berdasarkan uji coba validitas dan reliabilitas instrumen (terlampir), maka dapat diambil kesimpukan mengenai kuesioner (angket) yang akan digunakan peneliti selanjutnya.
F. Teknik Analisis Data
Pelaksanaan dalam pengolahan data dilakukan melalui bantuan komputer dengan program SPSS 20. Selanjutnya langkah-langkah teknik pengolahan dan analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Seleksi Angket
Pada tahap yang pertama ini yang dilakukan adalah memeriksa, memilih dan memilah data-data yang terkumpul dari responden berupa kuesioner. Hal ini penting dilakukan untuk memastikan bahwa data-data yang telah terkumpul dan telah memenuhi syarat untuk diolah.
2. Analisis Gambaran Manajemen PAUD dan Profil Kinerja guru PAUD di Kecamatan Cibiru Kota Bandung Tahun Ajaran 2014/2015
a. Menentukan Skor maksimal ideal yang diperoleh sampel:
Variabel Sub
(45)
Skor maksimal ideal = jumlah soal x skor tertinggi
b. Menentukan Skor minimal idela yang diperoleh sampel:
Skor minimal ideal = Jumlah skor x skor terendah
Variabel Sub
Indikator Skor Minimal Ideal Manajemen
PAUD Keseluruhan 15 x 0 = 0
Kinerja Guru Keseluruhan 25 x 0 = 0
c. Mencari rentang skor yang diperoleh sampel:
Rentang skor = Skor maksimal ideal – skor minimal ideal
Variabel Sub
Indikator Rentang Skor Manajemen
PAUD Keseluruhan 15 - 0 = 15
Kinerja Guru Keseluruhan 25 - 0 = 25
d. Mencari interval skor: Manajemen
PAUD Keseluruhan 15 x 1 = 15
(46)
42
Interval skor = Rentang skor / 3
Variabel Sub
Indikator Interval Skor Manajemen
PAUD Keseluruhan 15/3 = 5
Kinerja Guru Keseluruhan 25/3 = 8,3
dari langkah-langkah di atas, kemudian didapat kriteria sebagai berikut:
Tabel 3.10 Kriteria Variabel
Variabel Sub
Indikator Kriteria Interval Manajemen
PAUD Keseluruhan
Tinggi 11-15 Sedang 6-10 Rendah 0-5
Kinerja
Guru Keseluruhan
Tinggi 17-24 Sedang 9-16 Rendah 0-8
(47)
3. Analisis Hubungan antara Manajemen PAUD dengan Kinerja Guru
Tahapan uji korelasi antara manajemen PAUD dengan kinerja guru adalah sebagai berikut: 1) Menghitung korelasi antara manajemen PAUD dengan kinerja guru dengan rumus sebagai berikut:
Sumber : Sugiyono (2013, hlm. 255) Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
X = Item soal yang dicari validitasnya Y = Skor total yang diperoleh sampel 2) Menguji Hipotesis
H0 = Tidak ada hubungan (korelasi) antara manajemen PAUD dengan kinerja guru. Ha = Terdapat hubungan (korelasi) antara manajemen PAUD dengan kinerja guru. 3) Dasar Pengambilan Keputusan
a) Jika nilai sig > 0,05 maka H0 diterima
2 2
2 2
) ( )(
) )( (
y y
n x
x n
y x y x n rxy
(48)
44
b) Jika nilai sig < 0,05 maka Ha ditolak 4) Pengambilan Keputusan
Keputusan diterima atau ditolak. 5) Analisis Koefisien Determinasi
Sumber : Sugiyono (2009, hlm. 185) Keterangan :
Kd = Nilai Koefisien determinasi
r2 = Koefisisen korelasi (pearson)
100% = Pengali yang dinyatakan dalam persentase
G. Prosedur Penelitian
Adapun tahapan penelitian yang dilakukan peneliti secara sistematis dijelaskan sebagaimana gambar bagan berikut ini: Kd = (r)2 x 100 %
(49)
Gambar 3.2 Tahapan Penelitian
Pembuatan Instrumen Studi literatur Tahap Persiapan
(50)
46
Judgement Instrumen
Tahap Penelitian Revisi Instrumen
Uji Coba Instrumen
Perizinan Setiap Lembaga
Data Penunjang
(Buku, jurnal) Pembahasan
Tahap Analisis dan Pengolahan data Hasil Penelitian
Pengisian Kuesioner & Studi Dokumentasi
(51)
Tahap perumusan kesimpulan
Tahap Penyusunan laporan
(52)
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang manajemen PAUD dengan kinerja guru pada lembaga PAUD nonformal di Kecamatan Cibiru Kota Bandung Tahun 2014/2015, dapat disimpulkan bahwa:
1. Gambaran manajemen pada lembaga PAUD nonformal di Kecamatan Cibiru Kota Bandung Tahun 2014/2015 masih dalam tahap pembinaan dan berada pada kategori sedang yaitu 50%. Dimana implementasi manajemen PAUD pada seluruh lembaga masih belum sepenuhnya terealisasikan dengan baik hal ini ditunjukkan pada hasil karya pada masing-masing lembaga yang berbeda, mengingat sosialisasi kurikulum 2013 yang masih terbatas.
2. Kinerja guru pada lembaga PAUD non formal di Kecamatan Cibiru Kota Bandung Tahun 2014/2015 berada pada kategori sedang, yaitu 50%. masih dalam tahap berkembang guna mengoptimalkan kinerja pada setiap lembaga PAUD. Hal ini tercermin dalam semangat mereka meningkatkan kompetensinya.
3. Nilai sig = 0,000 lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Disimpulkan bahwa terdapat hubungan (korelasi) yang signifikan antara manajeman PAUD dengan kinerja guru Lembaga PAUD Non Formal di Kecamatan Cibiru Kota Bandung Tahun Ajaran 2014/2015. Besarnya korelasi tersebut adalah 0,845. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi manajemen PAUD, maka kinerja guru semakin tinggi dan sebaliknya jika semakin rendah manajemen PAUD maka kinerja guru semakin rendah pula. Manajemen PAUD memberikan kontribusi sebesar 71,40 % terhadap kinerja guru, sedangkan 28, 60% kinerja guru dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti oleh penulis.
(53)
B. Rekomendasi
Mengacu pada hasil temuan penelitian, peneliti akan mengemukakan beberapa rekomendasi yang diharapkan dapat dijadikan masukan bagi pihak-pihak yang terkait dengan pendidikan anak usia dini. Adapun rekomendasi tersebut antara lain ditujukan bagi:
1. Pihak Lembaga
Kesuksesan anak di masa yang akan datang adalah bukti keberhasilan sebuah lembaga dalam membimbing, mengajar dan mendidik anak pada masa emasnya. Beberapa hal yang dapat lembaga lakukan adalah sebagai berikut:
a. Keterbukaan lembaga dalam perbaikan manajemen yang seharusnya disesuaikan dengan standar nasional PAUD.
b. Adanya tindak lanjut dari penilaian kinerja guru yang rutin dilakukan guna memperbaiki kinerja guru yang sesuai.
2. Pihak Pemerintah
Keberhasilan sebuah lembaga pendidikan tak lepas dari dukungan dan dorongan pihak pemerintah. Seharusnya untuk memperbaiki manajemen PAUD dan kinerja guru yang ada di lapangan, pemerintah melalui pengawas atau penilik harus lebih ketat dalam mengeluarkan izin operasional penyelenggaraan PAUD. Serta adanya supervisi yang dilakukan oleh pengawas/penilik tersebut guna meninjau penyelenggaraan PAUD di lapangan.
3. Peneliti Berikutnya
Penelitian ini masih dalam ruang lingkup terbatas, sehingga masih banyak aspek lain yang belum terungkap. Faktor lain yang berpengaruh yaitu sebesar 28, 60% agar dilakukan penelitian lebih lanjut tentang faktor lain yang pengaruhnya lebih besar selain manajemen PAUD terhadap kinerja guru, sehingga memberikan sumbangan ilmu terhadap pengembangan sistem pendidikan yang lebih baik.
(54)
82
DAFTAR PUSTAKA Buku:
Aedy, H. (2009). Karya Agung Sang Guru Sejati. Bandung: Alfabeta.
Alma, B, dkk. (2009). Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampil
Mengajar. Bandung: Alfabeta.
Anwar & Arsyad. (2009). Pendidikan Anak Usia Dini. Bandung: Alfabeta. Ardy Wiyani, dkk. (2012). Format PAUD. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Bafadal, I. (2012). Dasar-dasar Manajemen dan Supervisi Taman Kanak-Kanak. Cetakan Keempat. Jakarta: Bumi Aksara.
Barnawi & M. Arifin. (2012). Etika dan Profesi Kependidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Barizi, A. (2009). Menjadi Guru Unggul. Malang: Ar-Ruzz Media.
Hikmat, (2011). Manajemen Pendidikan. Cetakan Kedua. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Jannah, L. (2013). Kesalahan-Kesalahan Guru Paud yang SeringDianggapSepele. Malang: DIVA Press
Kunandar. (2007). Guru Profesional. Jakarta: Rajawali Pers.
Mukhtar & Iskandar. (2009). Orientasi Baru Supervisi Pendidikan. Jambi: GP Press.
Mulyasa. (2008). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Cetakan Ketiga. Bandung: Rosdakarya.
Mulyasa. (2012). Manajemen PAUD. Bandung: Rosdakarya.
Mulyasa. (2013). Uji Kompetensi dan Penilaian Kinerja Guru. Cetakan Kedua. Bandung: Rosdakarya.
Munir, A. (2010). Super Teacher Sosok Guru yang Dihormati,Disegani dan
Dicintai. Yogyakarta: Pedagogia.
Noorlaila, I. (2010). Panduan Lengkap Mengajar PAUD-Kreatif Mendidik dan
Bermain Bersama Anak. Yogyakarta: Pinus (KPP).
Nurani, S. (2013). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Cetakan Ketujuh. Jakarta: Indeks.
Parkay., Forrest, W., & Beverly, H.S. (2011). Menjadi Seorang Guru. . Edisi Kedelapan. Jakarta: PT. Indeks.
Rochaety, E. dkk. (2008). Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Sinambela, L. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif. Cetakan Pertama. Jakarta: Graha Ilmu.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Cetakan Kedelapan Belas. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata & Nana Syaodih. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Cetakan Kedelapan. Bandung: Rosdakarya.
Supardi. (2013). Kinerja Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Syaripudin, T dan Kurniasih. (2012). Pedagogik Teoritis Sistematis. Cetakan Keempat. Bandung: Percikan Ilmu.
Wahyudi, I. (2014). Administrasi Mengajar Guru. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.
(55)
Jurnal:
Barinto. (2012). Hubungan Kompetensi Guru dan Supervisi Akademik dengan
Kinerja Guru SMP Negeri Se-Kecamatan Percut Sei Tuan. Jurnal
Tabularasa: PPS UNIMED, 9(2), hlm. 201-214.
Bustami., Murniati., & Harus, C.Z. (2012). Manajemen Pendidikan PAUD
Al-Fath Sabang. Jurnal Administrasi Pendidikan: Pascasarjana Universitas
Syiah Kuala, 1(2), hlm. 1-12.
Prapta, P., Dantes, N., & Natajaya, N. (2013), Hubungan Kualitas Pengelolaan,
Supervisi Akademik Kepala Sekolah dan Iklim Kerja Terhadap Kinerja Guru SMP Negeri di Kabupaten Jembrana. E-Journal: Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha, 3, hlm. 1-10.
Supriyadi, E & Sumarjo. (2012). Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu
ISO 9001:2008 Terhadap Kinerja Guru di SMK Negeri 1 Sedayu Bantul.
(Skripsi). Program Studi Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.
Dokumen:
Data Direktori Lembaga Paud PNFI Kota Bandung Tahun 2014. Bandung: Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini.
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini. (2012), Petunjuk Teknis
Penyelenggaraan Kelompok Bermain. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Himpunan Pendidikan Anak Usia Dini. (2014). Dokumen Data Jumlah Pendidik
dan Tenaga Kependidikan Tahun Ajaran 2014/2015. Bandung:
HIMPAUDI Kecamatan Cibiru.
Instrumen Akreditasi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Tahun 2014, Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Non Formal (BAN-PNF).
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Bandung: Citra Utama.
Pedoman Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru
dan Dosen. Jakarta: Republik Indonesia.
Pedoman Undang-Undang Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 Tentang
Standar Nasional Pendidikan.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
Peraturan Menteri Nomor 137 Tahun 2014 Tentang Standar Pendidikan Anak
Usia Dini. Jakarta: Direktorat Pendidikan Nasional.
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia Tahun 2014.
(1)
Judgement Instrumen
Tahap Penelitian Revisi Instrumen
Uji Coba Instrumen
Perizinan Setiap Lembaga
Tahap Analisis dan Pengolahan data Hasil Penelitian
Pengisian Kuesioner & Studi Dokumentasi
(2)
47
Tahap perumusan kesimpulan
Tahap Penyusunan laporan
(3)
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang manajemen PAUD dengan kinerja guru pada lembaga PAUD nonformal di Kecamatan Cibiru Kota Bandung Tahun 2014/2015, dapat disimpulkan bahwa:
1. Gambaran manajemen pada lembaga PAUD nonformal di Kecamatan Cibiru Kota Bandung Tahun 2014/2015 masih dalam tahap pembinaan dan berada pada kategori sedang yaitu 50%. Dimana implementasi manajemen PAUD pada seluruh lembaga masih belum sepenuhnya terealisasikan dengan baik hal ini ditunjukkan pada hasil karya pada masing-masing lembaga yang berbeda, mengingat sosialisasi kurikulum 2013 yang masih terbatas.
2. Kinerja guru pada lembaga PAUD non formal di Kecamatan Cibiru Kota Bandung Tahun 2014/2015 berada pada kategori sedang, yaitu 50%. masih dalam tahap berkembang guna mengoptimalkan kinerja pada setiap lembaga PAUD. Hal ini tercermin dalam semangat mereka meningkatkan kompetensinya.
3. Nilai sig = 0,000 lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Disimpulkan bahwa terdapat hubungan (korelasi) yang signifikan antara manajeman PAUD dengan kinerja guru Lembaga PAUD Non Formal di Kecamatan Cibiru Kota Bandung Tahun Ajaran 2014/2015. Besarnya korelasi tersebut adalah 0,845. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi manajemen PAUD, maka kinerja guru semakin tinggi dan sebaliknya jika semakin rendah manajemen PAUD maka kinerja guru semakin rendah pula. Manajemen PAUD memberikan kontribusi sebesar 71,40 % terhadap kinerja guru, sedangkan 28, 60% kinerja guru dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti oleh penulis.
(4)
81
B. Rekomendasi
Mengacu pada hasil temuan penelitian, peneliti akan mengemukakan beberapa rekomendasi yang diharapkan dapat dijadikan masukan bagi pihak-pihak yang terkait dengan pendidikan anak usia dini. Adapun rekomendasi tersebut antara lain ditujukan bagi:
1. Pihak Lembaga
Kesuksesan anak di masa yang akan datang adalah bukti keberhasilan sebuah lembaga dalam membimbing, mengajar dan mendidik anak pada masa emasnya. Beberapa hal yang dapat lembaga lakukan adalah sebagai berikut:
a. Keterbukaan lembaga dalam perbaikan manajemen yang seharusnya disesuaikan dengan standar nasional PAUD.
b. Adanya tindak lanjut dari penilaian kinerja guru yang rutin dilakukan guna memperbaiki kinerja guru yang sesuai.
2. Pihak Pemerintah
Keberhasilan sebuah lembaga pendidikan tak lepas dari dukungan dan dorongan pihak pemerintah. Seharusnya untuk memperbaiki manajemen PAUD dan kinerja guru yang ada di lapangan, pemerintah melalui pengawas atau penilik harus lebih ketat dalam mengeluarkan izin operasional penyelenggaraan PAUD. Serta adanya supervisi yang dilakukan oleh pengawas/penilik tersebut guna meninjau penyelenggaraan PAUD di lapangan.
3. Peneliti Berikutnya
Penelitian ini masih dalam ruang lingkup terbatas, sehingga masih banyak aspek lain yang belum terungkap. Faktor lain yang berpengaruh yaitu sebesar 28, 60% agar dilakukan penelitian lebih lanjut tentang faktor lain yang pengaruhnya lebih besar selain manajemen PAUD terhadap kinerja guru, sehingga memberikan sumbangan ilmu terhadap pengembangan sistem pendidikan yang lebih baik.
(5)
Buku:
Aedy, H. (2009). Karya Agung Sang Guru Sejati. Bandung: Alfabeta.
Alma, B, dkk. (2009). Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampil Mengajar. Bandung: Alfabeta.
Anwar & Arsyad. (2009). Pendidikan Anak Usia Dini. Bandung: Alfabeta. Ardy Wiyani, dkk. (2012). Format PAUD. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Bafadal, I. (2012). Dasar-dasar Manajemen dan Supervisi Taman Kanak-Kanak. Cetakan Keempat. Jakarta: Bumi Aksara.
Barnawi & M. Arifin. (2012). Etika dan Profesi Kependidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Barizi, A. (2009). Menjadi Guru Unggul. Malang: Ar-Ruzz Media.
Hikmat, (2011). Manajemen Pendidikan. Cetakan Kedua. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Jannah, L. (2013). Kesalahan-Kesalahan Guru Paud yang SeringDianggapSepele. Malang: DIVA Press
Kunandar. (2007). Guru Profesional. Jakarta: Rajawali Pers.
Mukhtar & Iskandar. (2009). Orientasi Baru Supervisi Pendidikan. Jambi: GP Press.
Mulyasa. (2008). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Cetakan Ketiga. Bandung: Rosdakarya.
Mulyasa. (2012). Manajemen PAUD. Bandung: Rosdakarya.
Mulyasa. (2013). Uji Kompetensi dan Penilaian Kinerja Guru. Cetakan Kedua. Bandung: Rosdakarya.
Munir, A. (2010). Super Teacher Sosok Guru yang Dihormati,Disegani dan Dicintai. Yogyakarta: Pedagogia.
Noorlaila, I. (2010). Panduan Lengkap Mengajar PAUD-Kreatif Mendidik dan Bermain Bersama Anak. Yogyakarta: Pinus (KPP).
Nurani, S. (2013). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Cetakan Ketujuh. Jakarta: Indeks.
Parkay., Forrest, W., & Beverly, H.S. (2011). Menjadi Seorang Guru. . Edisi Kedelapan. Jakarta: PT. Indeks.
Rochaety, E. dkk. (2008). Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Sinambela, L. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif. Cetakan Pertama. Jakarta: Graha Ilmu.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Cetakan Kedelapan Belas. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata & Nana Syaodih. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Cetakan Kedelapan. Bandung: Rosdakarya.
Supardi. (2013). Kinerja Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Syaripudin, T dan Kurniasih. (2012). Pedagogik Teoritis Sistematis. Cetakan Keempat. Bandung: Percikan Ilmu.
(6)
83
Jurnal:
Barinto. (2012). Hubungan Kompetensi Guru dan Supervisi Akademik dengan Kinerja Guru SMP Negeri Se-Kecamatan Percut Sei Tuan. Jurnal Tabularasa: PPS UNIMED, 9(2), hlm. 201-214.
Bustami., Murniati., & Harus, C.Z. (2012). Manajemen Pendidikan PAUD Al-Fath Sabang. Jurnal Administrasi Pendidikan: Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, 1(2), hlm. 1-12.
Prapta, P., Dantes, N., & Natajaya, N. (2013), Hubungan Kualitas Pengelolaan, Supervisi Akademik Kepala Sekolah dan Iklim Kerja Terhadap Kinerja Guru SMP Negeri di Kabupaten Jembrana. E-Journal: Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, 3, hlm. 1-10.
Supriyadi, E & Sumarjo. (2012). Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kinerja Guru di SMK Negeri 1 Sedayu Bantul. (Skripsi). Program Studi Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.
Dokumen:
Data Direktori Lembaga Paud PNFI Kota Bandung Tahun 2014. Bandung: Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini.
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini. (2012), Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Kelompok Bermain. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Himpunan Pendidikan Anak Usia Dini. (2014). Dokumen Data Jumlah Pendidik dan Tenaga Kependidikan Tahun Ajaran 2014/2015. Bandung: HIMPAUDI Kecamatan Cibiru.
Instrumen Akreditasi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Tahun 2014, Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Non Formal (BAN-PNF).
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Citra Utama.
Pedoman Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Republik Indonesia.
Pedoman Undang-Undang Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
Peraturan Menteri Nomor 137 Tahun 2014 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Direktorat Pendidikan Nasional.
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia Tahun 2014.