PERBANDINGAN SENAM POCO-POCO DENGAN LINE DANCE TERHADAP KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA.

(1)

PERBANDINGAN SENAM POCO-POCO DENGAN LINE DANCE TERHADAP KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

(Studi Eksperimen Terhadap Siswa di SMP Negeri 9 Sumedang)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh

SUSI HERAWATI 1000770

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Perbandingan Senam Poco-poco

Dengan Line Dance Terhadap

Kebugaran Jasmani Siswa Sekolah

Menengah Pertama

Oleh Susi Herawati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Susi Herawati 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

SUSI HERAWATI

PERBANDINGAN SENAM POCO-POCO DENGAN LINE DANCE TERHADAP KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

(Studi Eksperimen Terhadap Siswa di SMP Negeri 9 Sumedang)

disetujui dan disahkan oleh pembimbing : Pembimbing I

Dr. Lucky Angkawidjaja R., M.Pd NIP.197103282000121001

Pembimbing II

Arif Wahyudi S.Pd NIP. 197405202001121001

Mengetahui Ketua Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Drs. Mudjihartono, M. Pd NIP. 196508171990011001


(4)

Susi Herawati, 2014

Perbandingan Senam Poco-Poco D engan Line D ance Terhadap Kebugaran Jasmani Siswa Sekolah Menengah Pertama

(Studi Eksperimen Terhadap Siswa di SMP Negeri 9 Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...i

KATA PENGANTAR...iii

UCAPAN TERIMAKASIH ...iv

DAFTAR ISI ...vi

DAFTAR TABEL ...viii

DAFTAR GAMBAR ...ix

DAFTAR BAGAN ...x

DAFTAR LAMPIRAN ...xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ...6

C. Rumusan Masalah Penelitian ...6

D. Tujuan Penelitian ...7

E. Manfaat Penelitian ...7

F. Batasan Penelitian ...7

G. Batasan Istilah ...8

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka ...9

1. Pendidikan Jasmani ...9


(5)

Susi Herawati, 2014

Perbandingan Senam Poco-Poco D engan Line D ance Terhadap Kebugaran Jasmani Siswa Sekolah Menengah Pertama

(Studi Eksperimen Terhadap Siswa di SMP Negeri 9 Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Tujuan Pendidikan Jasmani ...10

c. Ruang Lingkup Pengajaran Pendidikan Jasmani ...11

2. Kebugaran Jasmani...13

a. Pengertian Kebugaran Jasmani ...13

b. Komponen Komponen Kebugaran Jasmani ...13

c. Faktor yang mempengaruhi komponen komponen kebugaran jasmani ...16

3. Senam Poco-poco...18

a. Pengertian Senam Poco-poco...18

b. Manfaat Senam Poco-poco ...20

4. Line Dance ...21

a. Pengertian Line Dance...21

b. Manfaat Line Dance ...26

B. Kerangka Pemikiran ...28

C. Hipotesis ...29

BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian ...30

B. Populasi dan Sampel ...30

C. Desain Penelitian ...32

D. Instrumen Penelitian ...33

E. Pelaksanaan Latihan ...43

F. Prosedur Pengolahan Data ...48

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA A. Hasil Pengolahan Data...52

B. Diskusi Penemuan ...57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...60


(6)

Susi Herawati, 2014

Perbandingan Senam Poco-Poco D engan Line D ance Terhadap Kebugaran Jasmani Siswa Sekolah Menengah Pertama

(Studi Eksperimen Terhadap Siswa di SMP Negeri 9 Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA ...xiii LAMPIRAN


(7)

Susi Herawati, 2014

Perbandingan Senam Poco-Poco D engan Line D ance Terhadap Kebugaran Jasmani Siswa Sekolah Menengah Pertama

(Studi Eksperimen Terhadap Siswa di SMP Negeri 9 Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Susi Herawati ( 1000770)

Perbandingan Senam Poco-Poco Dengan Line Dance Terhadap Kebugaran Jasmani Siswa Sekolah Menengah Pertama. Skripsi. Pembimbing 1 Dr. Lucky Angkawidjaja R., M.Pd, Pembimbing 2 Arif

Wahyudi S.Pd. Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga. FPOK – UPI

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan senam poco-poco dengan line dance terhadap kebugaran jasmani siswa sekolah menengah pertama. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampel sebanyak 40 siswa dari populasi 145 siswa di SMP Negeri 9 Sumedang. Instrumen tes kebugaran jasmani adalah TKJI untuk rentang usia 13-15 tahun. Setelah dilakukan latihan selama 6 minggu dengan frekuensi 3 kali pertemuan tiap minggunya diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari senam poco-poco dan line dance terhadap peningkatan kebugaran jasmani. Sedangkan dari hasil perbandingan diperoleh bahwa line dance lebih baik dari senam poco-poco untuk meningkatkan kebugaran jasmani.Berdasarkan hasil penelitian ini penulis merekomendasikan agar line dance dipergunakan sebagai salah satu alternatif model latihan dalam peningkatan kebugaran jasmani.


(8)

Susi Herawati, 2014

Perbandingan Senam Poco-Poco D engan Line D ance Terhadap Kebugaran Jasmani Siswa Sekolah Menengah Pertama

(Studi Eksperimen Terhadap Siswa di SMP Negeri 9 Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memegang peranan penting yang menyangkut kemajuan dan masa depan bangsa, tanpa pendidikan yang baik mustahil suatu bangsa akan maju. Berbagai cara yang dilakukan oleh pengelola pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan dimulai dari penyusunan kurikulum. Tenaga pendidik termasuk metode yang akan diterapkan dalam pembelajaran.

Menurut Driyarkaya (1950, hlm. 74) “Pendidikan didefinisikan sebagai upaya memanusiakan manusia muda atau pengangkatan manusia muda ke taraf insani”. Dalam pengertian luas, pendidikan merupakan perangkat dengan mana kelompok sosial melanjutkan keberadaannya memperbaharui diri sendiri, dan mempertahankan ideal-idealnya. Menurut Good (1945, hlm. 24) bahwa “Pendidikan adalah proses perkembangan kecakapan seseorang dalam bentuk sikap dan prilaku yang berlaku dalam masyarakatnya. Proses sosial dimana seseorang dipengaruhi oleh sesuatu lingkungan yang terpimpin (khususnya di sekolah) sehingga dapat mencapai kecakapan sosial dan mengembangkan kepribadiannya.” maka dari itu pendidikan memegang peranan penting yang menyangkut kemajuan dan masa depan bangsa agar semakin maju.

Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, yang memfokuskan pengembangan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani. Barrow (2001, hlm. 29) mendefinisikan “pendidikan jasmani sebagai pendidikan melalui aktivitas gerak manusia di mana banyak dari tujuan pendidikan yang dicapai melalui kegiatan otot besar yang melibatkan olahraga, permainan, senam, tari dan latihan”.

Agar standar kompetensi pembelajaran pendidikan jasmani dapat terlaksana sesuai dengan pedoman dan tujuan, sebagaimana yang ada dalam kurikulum, maka guru pendidikan jasmani harus mampu membuat pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Untuk itu perlu adanya solusi untuk mengatasi kesulitan dan hambatan dalam proses pembelajaran tersebut. Salah satu solusi yang diduga mampu mewujudkan situasi pembelajaran yang kondusif, aktif, kreatif,


(9)

Susi Herawati, 2014

Perbandingan Senam Poco-Poco D engan Line D ance Terhadap Kebugaran Jasmani Siswa Sekolah Menengah Pertama

(Studi Eksperimen Terhadap Siswa di SMP Negeri 9 Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

efektif, dan menyenangkan adalah melalui penerapan kurikulum yang baik. Lebih lanjut Tarigan (2009. hlm. 14 ) mengemukakan bahwa:

Untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani yang berkaitan dengan peningkatan keterampilan gerak, kebugaran jasmani, dan kesehatan, diperlukan sebuah kurikulum yang baik. Kurikulum ditinjau dari aspek perencanaan dan penerapan, merupakan sebuah program jangka panjang yang berisi berbagai pengalaman belajar, seperti model pembelajaran, tujuan, materi, metode yang digunakan, evaluasi, serta sumber yang digunakan.

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disebutkan bahwa pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, jasmani, psikomotorik, kognitif, dan afektif setiap siswa. Begitupun di Kurikulum 2013, penjas merupakan salah satu pembelajaran yang wajib dipelajari, pembelajaran penjas di kelompokan dalam kelompok B bersamaan dengan Seni budaya dan Prakarya. Kelompok mata pelajaran A dan B merupakan mata pelajaran wajib baik untuk SMP maupun untuk MTs. Beban belajar di SMP/MTs untuk kelas VII, VIII, dan IX masing-masing 38 jam per minggu. Jam belajar SMP/MTs adalah 40 menit.

Pada saat ini dunia pendidikan berkembang dengan sangat pesat. Banyak metode dan model baru sudah ditemukan untuk lebih menunjang pembelajaran serta meningkatkan hasil belajar. Dengan perkembangan seperti ini bukan tidak mungkin siswa dapat lebih terampil dari guru. Oleh karena itu, seorang guru harus menemukan terobosan yang lebih inovatif dari hari ke hari agar apa yang akan disampaikan oleh guru dapat diterima dengan baik oleh siswa. Siswa yang menjadi subyek pembelajaran harus mendapatkan apa yang mereka butuhkan di kemudian hari. Pembelajaran yang monoton mengakibatkan penurunan minat terhadap apa yang akan dipelajari. Dengan memberikan pembelajaran aktivitas gerak berirama dengan bentuk rangkaian yang sederhana diharapkan dapat meningkatkan kembali minat siswa


(10)

Susi Herawati, 2014

Perbandingan Senam Poco-Poco D engan Line D ance Terhadap Kebugaran Jasmani Siswa Sekolah Menengah Pertama

(Studi Eksperimen Terhadap Siswa di SMP Negeri 9 Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terhadap apa yang mereka suka. Pemanfaatan media ini bisa berupa video, foto, atau bahkan alat-alat yang akan memudahkan siswa untuk menguasai keterampilan yang sedang diajarkan. Dalam pendidikan jasmani Kebugaran jasmani merupakan hal yang sangat penting dalam kelangsungan hidup manusia, tanpa memiliki kebugaran jasmani yang memadai, manusia tidak akan mudah untuk melakukan aktifitas dalam kehidupan sehari-harinya.

Karena manusia selalu mendambakan kepuasan dan kebahagian dalam hidupnya. Kebutuhan hidup yang semakain hari semakin bertambah banyak membuat manusia berusaha keras untuk memenuhinya. Maka dengan semakin kerasnya manusia menghadapi tantangan hidup dalam memenuhi kebutuhannya diperlukan jasmani yang bugar. Dengan mempunyai kebugaran jasmani yang baik atau memadai manusia akan lebih mudah melakukan aktivitas dalam kehidupan sehari-hari.

Aktivitas gerak yang dilakukan tidak dapat dipungkiri akan memperoleh suatu manfaat yang tidak ternilai harganya yaitu kebugaran jasmani sebagai salah satu aspek yang penting dalam kesehatan. Timbulnya kesadaran akan pentingnya aktivitas gerak dalam kehidupan sehari-hari merupakan hal yang sangat menggembirakan. Hal ini erat kaitanya dengan pelaksanaan dari tujuan kegiatan itu sendiri yaitu pendidikan jasmani, untuk meningkatkan kebugaran.

Kebugaran jasmani menurut Mahendra (2012, hlm. 11). Kebugaran jasmani adalah “merupakan aspek penting dari domain psikomotor, yang bertumpu pada perkembangan kemampuan biologis organ tubuh.”

Menurut Giriwijoyo (2010, hlm. 21) menjelaskan sebagai berikut: “kebugaran jasmani berasal dari istilah bangsa inggris, yaitu physical fitness yang artinya kemampuan koordinasi yang baik terhadap otot-otot, pernapasan dan kardiovaskuler.”

Berdasarkan konsep kebugaran jasmani tersebut, maka kebugaran jasmani yang dibutuhkan untuk setiap orang berbeda, tergantung dari sifat tantangan fisik untuk tugas rutin yang dihadapinya. Demikian juga para siswa SMP (sekolah menengah petama) membutuhkan tingkat kebugaran jasmani yang lebih baik untuk dapat belajar dengan baik. Kebugaran jasmani yang baik bagi para pelajar akan berfungsi untuk mempertinggi kemampuan dan kemauan belajar. Oleh karena itu, peningkatan kebugaran jasmani di lingkungan sekolah perlu dibina untuk menunjang tercapainya proses belajar mengajar yang optimal, karena apabila


(11)

Susi Herawati, 2014

Perbandingan Senam Poco-Poco D engan Line D ance Terhadap Kebugaran Jasmani Siswa Sekolah Menengah Pertama

(Studi Eksperimen Terhadap Siswa di SMP Negeri 9 Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa mempunyai kebugaran jasmani yang baik akan dapat melaksanakan kewajiban belajarnya dengan baik pula.

Apabila siswa memiliki tingkat kebugaran jasmani yang kurang baik dimungkinkan akan tidak mampu mengikuti/menerima beban belajar yang sebetulnya ini adalah tugas dari seorang siswa. Pada akhirnya semakin tinggi tingkat kebugaran jasmani siswa akan semakin tinggi pula gairah siswa untuk belajar. Sehingga tujuan pendidikan akan tercapai, walaupun faktor yang mempengaruhi berbeda-beda.

Namun pada kenyataanya, tingkat kebugaran jasmani di sekolah masih rendah, hal ini karena kurangnya aktifitas gerak siswa sehingga mudah mengalami kelelahan saat melakukan aktivitas olahraga dan mengalami kelebihan berat badan atau kegemukan yang membuat lemah fisiknya dan kurang tenaganya untuk mampu melakukan tugas fisik yang cukup berat. Seperti yang menjadi permasalahan di SMPN 9 Sumedang sekarang ini kurangnya aktivitas gerak yang mengakibatkan daya tahan jatung-paru yang kurang maksimal, apalagi saat melakukan olahraga, kebanyakan siswa mudah mengalami kelelahan. Sehingga proses pembelajaran penjas tidak dapat terlaksana secara maksimal. Hal tersebut menjadi masalah tersendiri dalam mata pembelajaran pendidikan jasmani karena mata pelajaran pendidikan jasmani dituntut untuk meninggkatnya serta mempertahankan tingkat kebugaran jasmani siswa.

Untuk mengembangkan kebugaran jasmani yang baik juga diperlukan ketepatan penggunaan aktivitas pembelajaran yang sesuai. Melalui pembelajaran yang tepat guru dapat mengendalikan peserta didiknya agar dapat mengikuti proses belajar mengajar dengan tetap semangat dan konsentrasi pada materi yang diajarkan. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan kebugaran jasmani siswa dengan baik.

Dalam pembelajaran aktivitas gerak seperti senam, biasanya siswa kelas VIII SMP kesulitan untuk menguasai aktivitas geraknya. Tetapi ada banyak cara dalam mengatasi kesulitan dan hambatan dalam sebuah proses pembelajaran. Oleh sebab itu, dalam hal ini penulis memilih untuk menerapkan pembelajaran senam poco-poco dengan line dance sebagai solusinya agar siswa kelas VIII SMP bisa mengikuti pembalajaran dengan baik.

Aktivitas rimik atau gerakan ritmik dapat memberikan sumbangan kepada setiap segi dari kurikulum sekolah menengah pertama meskipun gerakan ritmik hanya merupakan bagian dari pendidikan jasmani, namun juga mendasar dalam semua pengajaran. Penggunaan gerakan


(12)

Susi Herawati, 2014

Perbandingan Senam Poco-Poco D engan Line D ance Terhadap Kebugaran Jasmani Siswa Sekolah Menengah Pertama

(Studi Eksperimen Terhadap Siswa di SMP Negeri 9 Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bagian integral dari kurikulum hampir tidak terbatas. Aktivitas-aktivitas dalam kelas seperti bahasa dan seni, banyak memberikan dorongan pada aktivitas-aktivitas gerakan. Pelajaran gerak sangat penting bagi anak-anak, baik sebagai bagian independen maupun sebagai bagian integral dari kurukulim yang ada di sekolah menengah pertama. Gerak akan memberikan kesempatan yang besar bagi pertumbuhan anak dengan demikian memajukan serta mengintesifkan pengajaran dengan menumbuhkan berbagai kemampuan.

Memasukan aktivitas gerak dalam program sekolah menengah petama adalah tepat. Aktivitas tari atau berirama bagi anak-anak sekarang menempati porsi yang penting dalam pendidikan dasar secara keseluruhan. Melalui gerakan berirama kesempatan menanggapi atau merespon terhadap warna, bunyi, ruang, gerak, irama, dan akan menunjang perkembangan belajar anak.

Senam poco-poco merupakan seni menyanyi dan menari khas masyarakat manado, Sulawesi Utara. Oleh karena berupa nyanyian, kesenian ini mempunyai lirik lagu yang menggunakan bahasa Manado. Lagu Poco-poco ini memiliki rentak ceria dengan irama seperti cha-cha dan selalu diiringi dengan gerakan menyerupai senam seperti line dance. Gerakan senam ini selalu dibawakan secara berkelompok. Senam poco-poco ini termasuk salah satu olahraga yang gerakan dasarnya sangat mudah dan simple, sehingga mudah untuk dipelajari dan dikembangkan.

Sedangkan line dance sendiri memunyai pengertian dansa bersama-sama atau massal dengan membuat garis lurus dengan beberapa saf. Irama line dance juga beraneka ragam. Istilah irama sama seperti dansa pasangan (couple), antara lain irama cha cha, rumba, samba, bachata, dan waltz. Dengan belajar line dance anak akan lebih konsentrasi karena kita belajar menghitung langkah- langkahnya dalam gerak tarian, juga sebagai olah raga ringan.

Berdasarkan uraian diatas, penulis melakukan penelitian dengan judul Perbandingan Senam Poco-poco Dengan Line Dance Terhadap Kebugaran Jasmani Siswa Sekolah Menengah Pertama.


(13)

Susi Herawati, 2014

Perbandingan Senam Poco-Poco D engan Line D ance Terhadap Kebugaran Jasmani Siswa Sekolah Menengah Pertama

(Studi Eksperimen Terhadap Siswa di SMP Negeri 9 Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana tersebut di atas, masalah-masalah yang berkenaan dengan meningkatkan kebugaran jasmani dalam pembelajaran senam poco-poco dan line dance dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Rendahnya kebugaran jasmani siswa SMP Negeri 9 sumedang

2. Aktivitas gerak atau aktivitas ritmik kurang dimanfaatkan oleh guru SMPN 9 Sumedang dalam upaya meningkatkan kebugaran jasmani di sekolah.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka masalahnya yang dikaji dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah ada pengaruh senam poco-poco terhadap kebugaran jasmani siswa? 2. Apakah ada pengaruh line dance terhadap kebugaran jasmani siswa?

3. Apakah terdapat perbedaan kebugaran jasmani antara pembelajaran senam poco-poco dengan line dance?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh senam poco-poco terhadap peningkatan kebugaran jasmani siswa.

2. Untuk mengetahui pengaruh line dance terhadap peningkatan kebugaran jasmani siswa. 3. Untuk mengetahui perbedaan yang signifikan antara senam poco-poco dan line dance

terhadap peningkatan kebugaran jasmani siswa.

E. Manfaat Penelitian a. Secara Teoritis

Secara teoritis, manfaat penelitian ini untuk menambah pengetahuan dan

pemahaman tentang penggunaan senam line dance dan senam poco-poco untuk meningkatkan kebugaran jasmani siswa kelas VIII di SMPN 9 Sumedang.


(14)

Susi Herawati, 2014

Perbandingan Senam Poco-Poco D engan Line D ance Terhadap Kebugaran Jasmani Siswa Sekolah Menengah Pertama

(Studi Eksperimen Terhadap Siswa di SMP Negeri 9 Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sebagai bahan pertimbangan bagi guru pendidikan jasmani terhadap penerapan pembelajaran yang diberikan yang sesuai untuk peningkatan kebugaran jasmani siswa khususnya umumnya dalam pembelajaran pendidikan jasmani

F. Batasan Penelitian

Untuk menghindari timbulnya penafsiran yang salah dan agar penelitian ini tidak menyimpang dari permasalahan dan tujuan penelitian. Adapun pembatasan ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Ruang lingkup penelitian ini hanya pada perbandingan aktivitas ritmik line dance dengan senam poco-poco terhadap kebugaran jasmani siswa SMPN 9 Sumedang.

2. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen.

3. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMPN 9 Sumedang di kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang. Untuk itu penulis akan mengambil sampel yaitu kelas VIII sebanyak 40 orang yang terdiri dari 20 siswa putra dan 20 siswa putri. Sedangkan pengambilan sampel dilakukan secara pertimbangan tertentu ( purposive sampel )

4. Lokasi yang menjadi tempat penelitian adalah SMPN 9 Sumedang.

G. Batasan Istilah

Dalam penelitian ini terdapat beberapa istilah yang dipandang perlu untuk diberikan penjelasan agar terdapat persamaan konsep dan penafsirannya. Penulis uraikan pengertian berbagai istilah yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Pendidikan jasmani adalah suatu proses aktivitas jasmani yang dirancang dan disusun secara sistematis, untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan, meningkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani, kecerdasan dan pembentukan watak, serta nilai dan sikap yang positif bagi setiap warga negara,dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. (Muhadi, 2002, hlm. 4)

2. Kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melakukan tugas fisik yang memerlukan kekuatan, daya tahan, dan fleksibilitas/kelentukan. (Lutan, 1988, hlm. 7)


(15)

Susi Herawati, 2014

Perbandingan Senam Poco-Poco D engan Line D ance Terhadap Kebugaran Jasmani Siswa Sekolah Menengah Pertama

(Studi Eksperimen Terhadap Siswa di SMP Negeri 9 Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Line dance adalah sejenis olahraga dansa yang berupa rangkaian langkah yang membentuk suatu koreografi dan digerakan pada sejumlah hitungan musik tertentu. (Herliessa.blogspot.com/the universal line dance)

4. Senam poco-poco merupakan gabungan gerakan-gerakan yang energik dan kreatif, berirama cepat serta bernuansa gembira. Senam poco-poco ini termasuk salah satu olahraga yang gerakan dasarnya sangat mudah dan simple, sehingga mudah untuk dipelajari dan dikembangkan. Dari pengembangan-pengembangan itu muncul variasi-variasi gerakan namun tidak merubah gerak dasar senam poco-poco itu sendiri. (diadjengfamelyla.blogspot.com/makalah-cabang-olahraga-senam).


(16)

Susi Herawati, 2014

Perbandingan Senam Poco-Poco D engan Line D ance Terhadap Kebugaran Jasmani Siswa Sekolah Menengah Pertama

(Studi Eksperimen Terhadap Siswa di SMP Negeri 9 Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode eksperimen bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan sebab akibat dari perlakuan-perlakuan tertentu pada kelompok objek uji coba. Selain dari pada itu penulis juga ingin mengetahui perbedaan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat yang diselidiki dan diamati. Sugiyono (2010, hlm.107) menjelaskan bahwa :

Metode penelitian eksperimen adalah suatu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan (treatment) tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali.

Berdasarkan pendapat Sugiyono tersebut metode eksperimen digunakan penulis untuk mencoba mengetahui pengaruh atau akibat dari perlakuan treatment. Selain dari pada itu metode penelitian eksperimen merupakan rangkaian kegiatan percobaan dengan tujuan untuk menyelidiki sesuatu hal atau masalah sehingga diperoleh hasil dari hipotesis yang telah diajukan. Dalam penelitian ini faktor yang dicoba penulis adalah pengeruh senam poco-poco dengan line dance terhadap kebugaran jasmani siswa di sekolah.

B. Populasi dan Sampel

Dalam sebuah penelitian diperlukan adanya data untuk memperoleh pemecahan masalah. Data ini diperoleh dari objek penelitian atau populasi yang diselidiki. Populasi dalam suatu penelitian merupakan kumpulan individu yang akan diteliti atau sebagai variabel-variabel yang akan diamati dalam sebuah penelitian. Hal yang akan diamati tersebut berbeda-beda tergantung tujuan penelitian. Populasi dapat diartikan sebagai objek penelitian, menurut Sugiyono (2010, hlm. 117) menjelaskan bahwa :


(17)

Susi Herawati, 2014

Perbandingan Senam Poco-Poco D engan Line D ance Terhadap Kebugaran Jasmani Siswa Sekolah Menengah Pertama

(Studi Eksperimen Terhadap Siswa di SMP Negeri 9 Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristis tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi kelas VIII SMPN 9 Sumedang, yang berjumlah 145 orang terdiri dari kelas VIII A, VIII B, VIII C, VIII D, VIII E. Alasan pemilihan populasi tersebut adalah dikarenakan siswa kelas VIII dinilai memenuhi kriteria penulis dalam melaksanakan penelitian, penulis dapat lebih fokus dalam memberikan program latihan yang dilakukan diluar jam pelajaran formal yang telah ditetapkan, sehingga tidak memaksa siswa yang tidak tertarik dalam penelitian ini serta tidak merubah satuan pembelajaran sekolah yang telah terprogram.

Tabel 3.1

Jumlah Siswa Kelas VIII SMPN 9 Sumedang

NO KELAS JUMLAH

1 VIII A 29

2 VIII B 29

3 VIII C 29

4 VIII D 29

5 VIII E 29

Sedangkan sampel adalah sebagian unsur populasi yang dijadikan objek penelitian Sugiyono (2010, hlm. 118) menjelaskan bahwa “ Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Purposive sampel.

Mengenai hal ini, Sugiyono (2010. hlm, 124) menjelaskan bahwa “Purposive sampel adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”. Dan dikarenakan dalam penelitian


(18)

Susi Herawati, 2014

Perbandingan Senam Poco-Poco D engan Line D ance Terhadap Kebugaran Jasmani Siswa Sekolah Menengah Pertama

(Studi Eksperimen Terhadap Siswa di SMP Negeri 9 Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang tidak mempunyai kegiatan diluar setelah pulang sekolah sebagai sampel yang berjumlah 40 orang siswa sebagai sumber data (responden).

Dari 40 orang siswa kelas VIII tersebut dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok A dan kelompok B, masing-masing terdiri dari 20 orang siswa kelas VIII. Untuk menentukan kelompok A dan kelompok B dipilih secara acak dan kemudian menjadi dua kelompok yang berjumlah 20 orang siswa, kelompok A diberi pembelajaran senam poco-poco dan kelompok B diberi pembelajaran line dance.

C. Desain Penelitian

Dalam sebuah penelitian digunakan desain yang tepat dan sesuai dengan tuntutan variabel-variabel yang terkandung dan hipotesis yang telah penulis ajukan, agar mempermudah langkah-langkah yang harus dilaksanakan pada saat penelitian. Penggunaan desain dalam penelitian ini disesuaikan dengan aspek penelitian serta pokok masalah yang ingin diungkapkan, yaitu menggunakan pretest – posttest control group design, dalam desain

ini dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian diberikan pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok A dengan kelompok B . Hasil pretest yang baik bila nilai kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan Sugiyono (2010. hlm, 112) menjelaskan dalam pola sebagai berikut :

Tabel 3.2 Pola Penelitian

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

R O1 X1 O2

R O3 X2 O4

Keterangan :

R : kelompok yang dipilih secara acak

X1 : perlakuan dengan pembelajaran senam poco-poco X2 : perlakuan dengan pembelajaran senam line dance O1 dan O3 : hasil tes awal kebugaran jasmani


(19)

Susi Herawati, 2014

Perbandingan Senam Poco-Poco D engan Line D ance Terhadap Kebugaran Jasmani Siswa Sekolah Menengah Pertama

(Studi Eksperimen Terhadap Siswa di SMP Negeri 9 Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sedangkan langkah- langkah penelitian sebagai berikut :

Bagan 4.1

Langkah-langkah Penelitian

D. Instrumen Penelitian

Agar penelitian menjadi lebih konkret, perlu adanya sebuah data. Baik itu data yang diperoleh pada awal eksperimen maupun data yang diperoleh di akhir eksperimen. Hal ini

HASIL TES KELOMPOK A HASIL TES KELOMPOK B

PERBANDINGAN HASIL TES KELOMPOK A DAN B

KELOMPOK A KELOMPOK B

PEMBELAJARAN SENAM POCO-POCO

TES AKHIR KEBUGARAN JASMANI

POPULASI

SAMPEL

TES AWAL KEBUGARAN JASMANI

PEMBELAJARAN LINE DANCE


(20)

Susi Herawati, 2014

Perbandingan Senam Poco-Poco D engan Line D ance Terhadap Kebugaran Jasmani Siswa Sekolah Menengah Pertama

(Studi Eksperimen Terhadap Siswa di SMP Negeri 9 Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

agar dapat mengetahui pengaruh hasil perlakuan dan perbedaannya yang merupakan tujuan akhir dari penelitian eksperimen. Didalam pengumpulan data untuk mengetahui kemampuan awal dan kemampuan setelah diberikan perlakuan, penulis mengunakan tes kebugaran jasmani Indonesia (TKJI). Dalam lokakarya kebugaran jasmani yang dilaksanakan pada

tahun 1984 “ Tes Kebugaran Jasmani Indonesia “ (TKJI) telah disepakati dan ditetapkan

menjadi instrumen / alat tes yang berlaku diseluruh wilayah Indonesia karena TKJI disusun dan disesuaikan dengan kondisi anak Indonesia.

Menurut Nurhasan (2007. hlm, 104) tes kebugaran jasmani ini terdiri dari: 1. Tingkat sekolah dasar

a. Untuk kelas 1, 2 dan 3 ( umur 6 -9 tahun ) b. Untuk kelas 3, 4 dan 5 ( umur 10 – 12 tahun )

2. Tingkat sekolah menengah pertama ( umur 13 – 15 tahun ) 3. Tingkat sekolah menengah akhir ( umur 16 – 19 tahun )

Berdasarkan pernyataan diatas, maka penulis mengambil tes kebugaran jasmani tingkat sekolah menengah pertama umur 13 – 15 tahun yaitu kelas VIII. Berikut Prosedur tes Kebugaran Jasmani menurut Nurhasan (2007. hlm, 104) untuk sekolah menengah pertama.

1. Lari cepat 50 meter

a. Tujuan : Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan b. Alat dan Fasilitas :

1) Lintasan lurus, rata, tidak licin, dan berjarak 50 meter 2) Peluit

3) Stop watch 4) Serbuk kapur 5) Formulir TKJI 6) Alat tulis c. Petugas Tes

1) Petugas pemberangkatan (starter)

2) Pengukur waktu merangkap pencatat hasil tes d. Pelaksanaan


(21)

Susi Herawati, 2014

Perbandingan Senam Poco-Poco D engan Line D ance Terhadap Kebugaran Jasmani Siswa Sekolah Menengah Pertama

(Studi Eksperimen Terhadap Siswa di SMP Negeri 9 Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peserta berdiri dibelakang garis start 2) Gerakan

a) Pada aba-aba “SIAP” peserta mengambil sikap start berdiri, siap untuk berlari b) Pada aba-aba “YA” peserta lari secapat mungkin menuju garis finish

3) Lari masih bisa diulang apabila peserta : a) Mencuri start

b) Tidak melewati garis finish c) Terganggu oleh pelari lainnya d) Jatuh / terpeleset

4) Pengukur waktu

Pengukuran waktu dilakukan dari saat bendera start diangkat sampai pelari melintasi garis finish

5) Pencatat hasil

a) Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk menempuh jarak 50 meter dalam satuan detik

b) Waktu dicatat satu angka dibelakang koma

Gambar 3.1 Lari cepat 50 meter 2. Gantung Siku tekuk

a. Tujuan

Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot lengan dan bahu. b. Alat dan Fasilitas


(22)

Susi Herawati, 2014

Perbandingan Senam Poco-Poco D engan Line D ance Terhadap Kebugaran Jasmani Siswa Sekolah Menengah Pertama

(Studi Eksperimen Terhadap Siswa di SMP Negeri 9 Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Palang tunggal 3) Stop watch 4) Serbuk kapas 5) Alat tulis c. Petugas tes

1) Pengamat waktu

2) Penghitung gerakan merangkap pencatat hasil d. Pelaksanaan tes gantung siku tekuk

1) Sikap permulaan

Peserta berdiri dibawah palang tunggal. Kedua tangan berpegangan pada palang tunggal selebar bahu. Pegangan telapak tangan menghadap ke arah letak kepala.

Gambar 3.2

Sikap pegangan telapak tangan

2) Gerakan

Dengan bantuan tolakan kedua kaki, peserta melompat ke atas sampai dengan mencapai sikap bergantung sikut tekuk, dagu berada di atas palang tunggal (lihat gambar) sikap tersebut dipertahankan selama mungkin (dalam hitungan detik)


(23)

Susi Herawati, 2014

Perbandingan Senam Poco-Poco D engan Line D ance Terhadap Kebugaran Jasmani Siswa Sekolah Menengah Pertama

(Studi Eksperimen Terhadap Siswa di SMP Negeri 9 Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.3 Gantung sikut tekuk

3. Angkatan dianggap gagal dan tidak dihitung apabila

a) Pada waktu mengangkat badan, peserta melakukan gerakan mengayun

b) Pada saat mengangkat badan, dagu tidak melewati atau menyentuh palang tunggal

4. Pencatatan hasil

Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh peserta untuk mempertahankan sikap tersebut diatas, dalam satuan detik. Peserta yang tidak dapat melalukan sikap diatas maka dinyatakan gagal dan diberikan nilai nol (0).

3. Tes baring duduk (sit up) 60 detik a. Tujuan

Mengukur kekuatan dan ketahan otot perut b. Alat dan Fasilitas

1) Lantai / lapangan rata dan bersih 2) Matras / alat tikar


(24)

Susi Herawati, 2014

Perbandingan Senam Poco-Poco D engan Line D ance Terhadap Kebugaran Jasmani Siswa Sekolah Menengah Pertama

(Studi Eksperimen Terhadap Siswa di SMP Negeri 9 Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4) Alat tulis c. Petugas tes

1) Pengamat waktu

2) Penghitungan gerakan merangkap pencatat hasil d. Pelaksanaan

1) Sikap awal

a) Berbaring terlentang di lantai, kedua lutut ditekuk dengan kedua jari-jarinya diletakkan dibelakang kepala.

b) Peserta lain menekan / memegang kedua pergelangan kaki agar kaki tidak terangkat

Gambar 3.4

Posisi saat melakukan sit up

2) Gerakan

a) Gerakan aba-aba “YA” peserta bergerak mengambil sikap duduk sampai kedua sikutnya menyentuh paha, kemudian kembali ke sikap awal

b) Lakukan gerakan ini berulang-ulang tanpa henti selama 60 detik. e. Pencatatan hasil

1) Gerakan tes tidak dihitung apabila

a) Pegangan tangan terlepas sehingga kedua tangan tidak terjalin lagi. b) Kedua sikut tidak sampai menyentuh paha.


(25)

Susi Herawati, 2014

Perbandingan Senam Poco-Poco D engan Line D ance Terhadap Kebugaran Jasmani Siswa Sekolah Menengah Pertama

(Studi Eksperimen Terhadap Siswa di SMP Negeri 9 Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Hasil yang dihitung dan dicatat adalah gerakan tes yang dapat dilakukan dengan sempurna selama 60 detik.

3) Peserta yang tidak mampu melakukan tes ini diberikan nilai nol (0).

5. Loncat tegak (vertical jump) a. Tujuan

Tes ini bertujuan untuk mengukur daya ledak / tenaga eksplosif b. Alat dan Fasilitas

1) Papan berskala centimeter, warna gelap, ukuran 30 x 150 cm, dipasang pada dinding yang rata atau tiang. Jarak antara lantai dengan angka nol pada papan tes adalah 150 cm.

2) Serbuk kapur

3) Alat penghapus papan tulis 4) Alat tulis

c. Petugas tes

Pengamat dan pencatat hasil d. Pelaksanaan tes

1) Sikap permulaan

2) Terlebih dulu ujung jari peserta diolesi dengan serbuk kapur.

3) Peserta berdiri tegak dekat dinding, kaki rapat, papan skala berada pada sisi kanan / kiri badan peserta. Angkat tangan yang dekat dinding lurus keatas, telapak tangan ditempelkan pada papan skala hingga meninggalkan bekas.


(26)

Susi Herawati, 2014

Perbandingan Senam Poco-Poco D engan Line D ance Terhadap Kebugaran Jasmani Siswa Sekolah Menengah Pertama

(Studi Eksperimen Terhadap Siswa di SMP Negeri 9 Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.5

Posisi tegak pada saat melakukan vertikal jump

e. Gerakan

1) Peserta mengambil awalan dengan sikap menekukkan lutut dan kedua lengan diayun ke belakang. Kemudian peserta meloncat setinggi mungkin sambil menepuk papan dengan tangan yang terdekat sehingga menimbulkan bekas

2) Lakukan tes ini sebanyak tiga kali tanpa istirahat atau boleh diselingi peserta lain.

Gambar 3.6


(27)

Susi Herawati, 2014

Perbandingan Senam Poco-Poco D engan Line D ance Terhadap Kebugaran Jasmani Siswa Sekolah Menengah Pertama

(Studi Eksperimen Terhadap Siswa di SMP Negeri 9 Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

f. Pencatatan hasil

1) Selisih raihan loncatan dikurangi raihan tegak 2) Ketiga selisih hasil tes dicatat

3) Masukakan hasil selisih yang paling besar.

6. Lari 1000 meter a. Tujuan

Tes ini bertujuan untuk mengukur daya tahan jantung paru, peredaran darah dan pernafasan.

b. Alat dan Fasilitas 1) Lintasan lari 2) Stopwatch 3) Peluit 4) Alat tulis c. Petugas tes

1) Petugas pemberangkatan 2) Pengukur waktu

3) Pencatat hasil

4) Pengawasan dan pembantu umum d. Pelaksanaan tes

1) Sikap permulaan

Peserta berdiri dibelakang garis start 2) Gerakan


(28)

Susi Herawati, 2014

Perbandingan Senam Poco-Poco D engan Line D ance Terhadap Kebugaran Jasmani Siswa Sekolah Menengah Pertama

(Studi Eksperimen Terhadap Siswa di SMP Negeri 9 Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.7 Posisi pada saat start

b) Pada aba-aba “YA” peserta lari semaksimal mungkin menuju garis finish.

Gambar 3.8 Posisi pada saat finish

e. Pencatatan hasil

1) Pengambilan waktu dilakukan mulai saat bendera start diangkat sampai peserta tepat melintasi garis finish

2) Hasil dicatat dalam satuan menit dan detik


(29)

Susi Herawati, 2014

Perbandingan Senam Poco-Poco D engan Line D ance Terhadap Kebugaran Jasmani Siswa Sekolah Menengah Pertama

(Studi Eksperimen Terhadap Siswa di SMP Negeri 9 Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Pelaksanaan latihan

Pelaksanaan penelitian dilakukan selama kurang lebih 6 minggu. Penelitian dilaksanakan di lapangan Cigugur (Tes awal dan akhir TKJI dilaksanakan dilapangan Cigugur). Untuk lebih jelasnya mengenai aktivitas dan jadwal pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:

Hari latihan : Selasa, Kamis, Sabtu Waktu latihan : Pukul 13.00 – 15.00 WIB

Tempat latihan : Di Pendopo lapangan Cigugur Sumedang

Hal ini didasarkan pada pendapat Bompa (1991, hlm. 86) yang menyatakan, “siswa (atlet) berlatih tiga kali dalam seminggu, tergantung dari tingkat keterlibatannyadalam

olahraga.”

Mengenai jangka waktu lamanya latihan menurut Sadjoto (1995, hlm. 48) menjelaskan

bahwa : “latihan tiga kali setiap minggu, agar tidak terjadi kelelahan yang kronis. Adapun lama latihan yang diperlukan adalah enam minggu atau lebih.”

Dalam pelaksanaan latihan, digunakan sistematika kegiatan pembelajaran senam poco-poco dan pembelajaran line dance sebagai berikut :

1. Kegiatan pendahuluan

Latihan pendahuluan merupakan latihan yang dilakukan sebelum kegiatan inti. Latihan pendahuluan ini bertujuan untuk mempersiapkan keadaan tubuh diantaranya otot-otot agar menghindari terjadinya cedera serta merupakan persiapan ke tahap kegiatan inti.

2. Kegiatan inti

Pada dasarnya latihan inti meliputi kegiatan pembelajaran senam poco-poco dan pembelajaran line dance.

3. Kegiatan penutup

Latihan penutup memiliki tujuan mengembalikan atau menstabilkan kondisi tubuh pada keadaan semula sebelum melakukan latihan.


(30)

Susi Herawati, 2014

Perbandingan Senam Poco-Poco D engan Line D ance Terhadap Kebugaran Jasmani Siswa Sekolah Menengah Pertama

(Studi Eksperimen Terhadap Siswa di SMP Negeri 9 Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Program Latihan Senam Kegiatan

Awal

Tes Awal TKJI Tes Awal TKJI

Pertemuan

Kegiatan Meningkatkan Kebugaran Jasmani Kelompok A

(Senam poco-poco)

Kelompok B (Line Dance)

Tes awal TKJI Tes awal TKJI

1,2,3 A. Kegiatan Awal (15 menit) 1. Pemanasan dengan permainan

B. Latihan inti (40 menit) 1. Penjelasan materi pelajaran

senam poco-poco

2. Perkenalan gerakan tanpa menggunakan musik hanya dengan menggunakan hitungan saja.

C. Latihan Penutup (10 menit) 1. peregangan statis dan relaksasi 2. koreksi dan motivasi

A. Kegiatan Awal (15 menit) 1. Pemanasan dengan permainan

B. Latihan inti (40 menit) 1. Penjelasan materi pelajaran line dance

2. Perkenalan gerakan tanpa menggunakan musik hanya dengan menggunakan hitungan saja.

C. Latihan Penutup (10 menit) 1. peregangan statis dan relaksasi 2. koreksi dan motivasi

Pertemuan

Kegiatan Meningkatkan Kebugaran Jasmani Kelompok A

(Senam Poco-poco)

Kelompok B (Line Dance) 4,5,6 A. Kegiatan Awal (15 menit)

1. Pemanasan dengan permainan 2. senam statis dan dinamis

B. Latihan inti (45 menit) 1. Penjelasan lebih jelas

mengenai senam poco poco. 2. Belajar gerakan langkah kaki

dan gerakan tangan pada

A. Kegiatan Awal (15 menit) 1. Peregangan dengan permainan 2. senam statis dan dinamis

B. Latihan inti (45 menit) 1. Penjelasan lebih jelas mengenai line dance.

2. Belajar gerakan sederhana line dance dengan mengunakan musik


(31)

Susi Herawati, 2014

Perbandingan Senam Poco-Poco D engan Line D ance Terhadap Kebugaran Jasmani Siswa Sekolah Menengah Pertama

(Studi Eksperimen Terhadap Siswa di SMP Negeri 9 Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

senam poco – poco. C. Latihan Penutup (10 menit)

1. peregangan statis dan relaksasi 2. koreksi dan motivasi

goyang dombret dan get down get fungky.

C. Latihan Penutup (10 menit) 1. peregangan statis dan relaksasi 2. koreksi dan motivasi

Pertemuan

Kegiatan Meningkatkan Kebugaran Jasmani Kelompok A

(Senam Poco - poco)

Kelompok B (Line dance) 7,8,9 A. Kegiatan Awal (15 menit)

1. Pemanasan dengan menggunakan permainana

2. Peregangang statis dan dinamis

B. Latihan inti (50 menit) 1. Memperdengarkan musik

senam poco – poco kepada siswa

2. Melakukan gerakan senam poco-poco yang telah di dipelajari sebelumnya dengan diiringi musik poco-poco.

C. Latihan Penutup (10 menit) 1. peregangan statis dan relaksasi 2. koreksi dan motivasi

A. Kegiatan Awal (15 menit) 1. Pemanasan dengan menggunakan permainana 2. Peregangang statis dan dinamis

B. Latihan inti (50 menit)

1. Memperdengarkan beberapa musik line dance.

2. Melakukan gerakan line dance dangan diiringa musik linda eh (marengue)

C. Latihan Penutup (10 menit) 1. peregangan statis dan relaksasi 2. koreksi dan motivasi

Pertemuan

Kegiatan Meningkatkan Kebugaran Jasmani Kelompok A

(Senam Poco-poco)

Kelompok B (Line Dance)


(32)

Susi Herawati, 2014

Perbandingan Senam Poco-Poco D engan Line D ance Terhadap Kebugaran Jasmani Siswa Sekolah Menengah Pertama

(Studi Eksperimen Terhadap Siswa di SMP Negeri 9 Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

10,11,12 A. Kegiatan Awal (15 menit) 1. Pemanasan dengan

menggunakan permainan dan diiringi musik

2. senam statis dan dinamis

B. Latihan inti (55 menit)

1. Mempraktekkan senam poco-poco sampai benar – benar mahir dan semua siswa bisa mengikuti dengan baik dan benar.

C. Latihan Penutup (10 menit) 1. peregangan statis dan relaksasi 2. koreksi dan motivasi

A. Kegiatan Awal (15 menit) 1. Pemanasan dengan

menggunakan permainan dan diiringi musik

2. senam statis dan dinamis

B. Latihan inti (55 menit) 1. mempraktekan gerakan line

dance goyang dombret dan get dow get fungky.

2. mempraktekan gerakan line dance dengan musik linda eh (merengue)

3. mempraktekan gerakan line

dance let’s get loud

C. Latihan Penutup (10 menit) 1. peregangan statis dan relaksasi 2. koreksi dan motivasi

Pertemuan

Kegiatan Meningkatkan Kebugaran Jasmani Kelompok A

(Senam Poco-poco)

Kelompok B (Line Dance) 13,14,15 A. Kegiatan Awal (15 menit)

1. Pemanasan dengan

menggunakan permainan dan diiringi musik

2. senam statis dan dinamis

B. Latihan inti (60 menit)

A. Kegiatan Awal (15 menit) 1. Pemanasan dengan

menggunakan permainan dan diiringi musik

2. senam statis dan dinamis


(33)

Susi Herawati, 2014

Perbandingan Senam Poco-Poco D engan Line D ance Terhadap Kebugaran Jasmani Siswa Sekolah Menengah Pertama

(Studi Eksperimen Terhadap Siswa di SMP Negeri 9 Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Mempraktekkan senam poco-poco sampai benar – benar mahir dan semua siswa bisa mengikuti dengan baik dan benar.

C. Latihan Penutup (10 menit) 1. peregangan statis dan relaksasi 2. koreksi dan motivasi

1. mempraktekan gerakan line dance goyang dombret dan get dow get fungky.

2. mempraktekan gerakan line dance dengan musik linda eh (merengue)

3. mempraktekan gerakan line

dance let’s get loud

C. Latihan Penutup (10 menit) 1. peregangan statis dan relaksasi 2. koreksi dan motivasi

Pertemuan

Kegiatan Meningkatkan Kebugaran Jasmani Kelompok A

(Senam Poco-poco)

Kelompok B (Line Dance) 16,17,18 A. Kegiatan Awal (15 menit)

1. Pemanasan dengan

menggunakan permainan dan diiringi musik

2. senam statis dan dinamis

B. Latihan inti (60 menit)

1. Mempraktekkan senam poco-poco sampai benar – benar mahir dan semua siswa bisa mengikuti dengan baik dan benar.

A. Kegiatan Awal (15 menit) 1. Pemanasan dengan

menggunakan permainan dan diiringi musik

2. senam statis dan dinamis

B. Latihan inti (60 menit) 1. mempraktekan gerakan line

dance goyang dombret dan get dow get fungky.

2. mempraktekan gerakan line dance dengan musik linda eh (merengue)


(34)

Susi Herawati, 2014

Perbandingan Senam Poco-Poco D engan Line D ance Terhadap Kebugaran Jasmani Siswa Sekolah Menengah Pertama

(Studi Eksperimen Terhadap Siswa di SMP Negeri 9 Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Latihan Penutup (10 menit) 1. peregangan statis dan relaksasi 2. koreksi dan motivasi

dance let’s get loud

C. Latihan Penutup (10 menit) 1. peregangan statis dan relaksasi 2. koreksi dan motivasi

Kegiatan Akhir

Tes akhir TKJI Tes akhir TKJI

F. Prosedur Pengolahan Data

Setelah uji coba, penulis melakukan pengumpulan data dan selanjutnya melakukan pengolahan data dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menghitung Rata-rata dan Simpangan Baku a. Mencari nilai rata-rata (X)

̅

= Keterangan:

X = Nilai rata-rata yang dicari X = Skor mentah

N = Jumlah sampel

∑ = Jumlah

b. Mencari simpangan baku dari setiap kelompok data dengan menggunakan rumus:

S =

Keterangan:


(35)

Susi Herawati, 2014

Perbandingan Senam Poco-Poco D engan Line D ance Terhadap Kebugaran Jasmani Siswa Sekolah Menengah Pertama

(Studi Eksperimen Terhadap Siswa di SMP Negeri 9 Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

∑ = Jumlah

X = Skor mentah n = Jumlah sampel 2. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data ini bertujuan untuk mengetahui apakah data dari hasil pengukuran normal atau tidak. Uji normalitas data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah uji normalitas Liliefors.

a. Menyusun data hasil pengamatan, yang dimulai dari mulai pengamatan paling kecil hingga paling besar.

b. Untuk semua nilai pengamatan dijadikan angka baku Z dengan pendekatan Z-skor.

Pengamatan

,

...

dijadikan bilangan baku

,

,....,

dengan menggunakan rumus:

Z = ̅

c. Untuk tiap bilangan baku ini, dengan menggunakan tabel daftar distribusi normal baku (Tabel Distribusi Z)

Kemudian hitung peluang F ( ) = P (Z ≤ )

d. Selanjutnya dihitung proporsi

,

,....,

yang lebih kecil atau sama dengan Z jika proporsi ini dinyatakan dengan S ( ), maka:

S ( ) =

e. Hitung selisih F ( ) - S ( ). Kemudian tentukan harga mutlaknya.

f. Ambilah harga mutlak yang paling besar diantara harga mutlak selisih tersebut dan berilah symbol Lo.

g. Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, maka kita bandingkan Lo ini dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar nilai kritis L untuk uji liliefors, dengan taraf nyata ( penulis menggunakan = 0,05). Kriterianya adalah : tolak hipotesis nol bahwa populasi berdistribusi normal, jika Lo yang diperoleh dari data pengamatan melebihi L dari daftar


(36)

Susi Herawati, 2014

Perbandingan Senam Poco-Poco D engan Line D ance Terhadap Kebugaran Jasmani Siswa Sekolah Menengah Pertama

(Studi Eksperimen Terhadap Siswa di SMP Negeri 9 Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

nilai kritis uji liliefors. Dalam hal lain hipotesis nol diterima. ( Sudjana, 2005, hlm. 466-467)

3. Pengujian Uji Homogenitas sampel

Rumus yang digunakan untuk menghitung homogenitas menurut Nurhasan, dkk (2008:125-126) adalah sebagai berikut:

F =

a. Menentukan uji homogenitasnya dengan kriteria:

- Apabila , maka kedua varian homogen - Apabila , maka kedua varian tidak homogen. 4. Untuk pendekatan statistika digunakan rumus – rumus uji signifikan adalah :

a. Uji kesamaan Dua rata-rata (skor berpasangan) atau sering juga dikatakan uji beda. Rumus yang digunakan:

t =

√ ⁄

Keterangan

t = nilai kritis untuk uji signifikasi beda B = nilai rata-rata beda

SB = nilai simpangan baku N = jumlah sampel

b. Kriteria penolakan dan penerimaan Hipotesisnya

 Terima hipotesis jika t ( 1 - a) t t (1 - a), dk ( n – 1 )

 Tolak hipotesis jika t ( 1 - a) t t (1 - a) , dk ( n – 1 ) c. Uji satu pihak menggunakan rumus :


(37)

Susi Herawati, 2014

Perbandingan Senam Poco-Poco D engan Line D ance Terhadap Kebugaran Jasmani Siswa Sekolah Menengah Pertama

(Studi Eksperimen Terhadap Siswa di SMP Negeri 9 Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

t =

̅ – ̅ √

Keterangan:

t = nilai yang dicari

̅ = Rata-rata kelompok A

̅ = Rata-rata kelompok B S = Simpangan baku gabungan n1 = Jumlah sampel kelompok A n2 = Jumlah sampel kelompok B

= Variansi kelompok A = Variansi kelompok B

Untuk uji t kriteria pengujiannya adalah tolak hipotesis, jika t . Untuk harga lainnya Ho ditolak, distribusi t pada tingkat kepercayaan atau taraf signifikansi = 0,05 dengan harga t = 0,95 dan derajat kebebasan (dk) = ( ). Untuk lebih jelasnya lagi mengenai uji hipotesis nol (Ho), hipotesis statistika dirumuskan sebagai berikut :

Ho : H1 :


(38)

1

Susi Herawati, 2014

Perbandingan Senam Poco-Poco D engan Line D ance Terhadap Kebugaran Jasmani Siswa Sekolah Menengah Pertama

(Studi Eksperimen Terhadap Siswa di SMP Negeri 9 Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan, pengolahan dan analisis data melalui prosedur statistika, penulis mengambil keputusan sebagai hasil dari proses penelitian ini adalah:

1. Pembelajaran senam poco-poco memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kebugaran jasmani siswa SMPN 9 Sumedang.

2. Pembelajaran line dance memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kebugaran jasmani siswa SMPN 9 Sumedang.

3. Pembelajaran line dance memberikan pengaruh yang lebih baik secara signifikan dibandingakan dengan senam poco-poco terhadap kebugaran jasmani siswa SMPN 9 Sumedang.

B. Saran

Sehubungan dengan penelitian yang penulis lakukan, mka penulis ingin mengemukakan beberapa saran sebagai berikut.

1. Bagi siswa SMPN 9 Sumedang diharapkan sesering mungkin melakukans enam guna enjaga kesehatan tubuh melalui olahraga, salah satunya olahraga senam, baik sena poco-poco maupun line dance.

2. Bagi guru olahraga senantiasa selalu mengutamakan kesehatan siswi melalui olahraga senam guna menjaga kebugaran jasmani siswi SMPN 9 Sumedang. 3. Bagi pihak sekolah harus selalu mendukung daam hal peningkatan mutu

kualitas kesehatan siswi karena sesungguhnya dalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat, maka senantiasa pihak sekolah mendukung terciptanya kebugaran yang baik bagi siswa terutama melalui senam


(39)

poco-2

Susi Herawati, 2014

Perbandingan Senam Poco-Poco D engan Line D ance Terhadap Kebugaran Jasmani Siswa Sekolah Menengah Pertama

(Studi Eksperimen Terhadap Siswa di SMP Negeri 9 Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

poco atau line dance. Hal tersebut terbukti dengan hasil penelitian yang telah dilakukan.

4. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan agar dapat melanjutkan penelitian ini dengan cakupan yang lebih luas lagi.


(40)

Susi Herawati, 2014

Perbandingan Senam Poco-Poco D engan Line D ance Terhadap Kebugaran Jasmani Siswa Sekolah Menengah Pertama

(Studi Eksperimen Terhadap Siswa di SMP Negeri 9 Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Atmaja, Supardi Udung (2008). Teori dan Praktik Senam. bandung : FPOK UPI Bandung.

Bompa T, pasquale M dan Cornacchia L. (2008). Serious Strenght Training. canada : Human Kinetics.

Giriwijoyo. S Santoso. (2007). Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung : FPOK IKIP Bandung.

Giriwijoyo. S Santoso. (2010). Ilmu Faal Olahraga. FPOK IKIP Bandung:

Juliantine Tite, Yudiyana Yunyun, Subarjah Herman. (2007). Modul Teori

Latihan. Bandung. FPOK UPI Bandung.

Harsono. (1998). Coaching da Aspek-aspek Psikologi dalam Coaching. Jakarta: CV. Tambak Kusumah.

Lutan Rusli, Berliana, Sunaryadi Yadi (2007). Penelitian Pendidikan dalam

Pelatihan Olahraga. Bandung. FPOK UPI.

Nurhasan. (2000). Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. Bandung : FPOK UPI. Bandung.

Mahendra, Agus. (2007). Musik dan Gerak. Bandung: Prodi PJKR FPOK UPI Bandung

Mahendra, Agus. (2009). Azas dan Falsafah Pendidkan Jasmani. Bandung: Prodi PJKR FPOK UPI Bandung

Sadjoto. (1995). Pembinaan Kekuatan dan Daya tahan Fisik. Bandung : Angkasa.

Nurhasan, H. Cholil, D.Hasanudin dan Hidayah, Nidaul. Modul Mata Kuliah

Statistika. (2008). Bandung: FPOK UPI Bandung

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan – Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Penerbit Alfabeta


(41)

Susi Herawati, 2014

Perbandingan Senam Poco-Poco D engan Line D ance Terhadap Kebugaran Jasmani Siswa Sekolah Menengah Pertama

(Studi Eksperimen Terhadap Siswa di SMP Negeri 9 Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tarigan, Beltasar. (2012). Optimalisasi Pendidikan Jasmani Berdasarkan

Berlandaskan Ilmu Faal Olahraga – Sebuah Analisa Kritis. Bandung:

Penerbit Eidos

Wulandari, Dewi. (2013). Perbandingan Line Dance dan Dansa Cha-Cha

Terhadap Kemampuan Kardiovaskular dan Pemahaman Gerak Siswa.

(Skripsi). Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

Surakhmad, Winarno. (1991). Pengantar Penelitian Ilmiah. Dasar Metode

Teknik. Bandung: Tarsito

Pusat Kebugaran Jasmani dan Rekreasi. (1990). Tes Kebugaran Jasmani

Indonesia. Bogor.

Gilbert, Cecile. (1974). International Folk Dance at A Glance. Minneapolis: Burgess Publshing Company

Suroto. (2010). Buku Pegangan Kuliah Senam. Surabaya.

Driyarkara, (1950). Driyarkara Tentang Pendidikan, Yayasan Kanisius,

Yogyakarta

Triatmojo, Sofyan. (2001). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Populer. Surakarta: Nusantara.

Internet : diadjengfamelyla.blogspot.com/makalah-cabang-olahraga-senam

Herliessa.blogspot.com/the universal line dance

xiv xiii


(1)

Susi Herawati, 2014

Perbandingan Senam Poco-Poco D engan Line D ance Terhadap Kebugaran Jasmani Siswa Sekolah Menengah Pertama

(Studi Eksperimen Terhadap Siswa di SMP Negeri 9 Sumedang)

nilai kritis uji liliefors. Dalam hal lain hipotesis nol diterima. ( Sudjana, 2005, hlm. 466-467)

3. Pengujian Uji Homogenitas sampel

Rumus yang digunakan untuk menghitung homogenitas menurut Nurhasan, dkk (2008:125-126) adalah sebagai berikut:

F =

a. Menentukan uji homogenitasnya dengan kriteria:

- Apabila , maka kedua varian homogen - Apabila , maka kedua varian tidak homogen. 4. Untuk pendekatan statistika digunakan rumus – rumus uji signifikan adalah :

a. Uji kesamaan Dua rata-rata (skor berpasangan) atau sering juga dikatakan uji beda. Rumus yang digunakan:

t =

√ ⁄

Keterangan

t = nilai kritis untuk uji signifikasi beda B = nilai rata-rata beda

SB = nilai simpangan baku N = jumlah sampel

b. Kriteria penolakan dan penerimaan Hipotesisnya

 Terima hipotesis jika t ( 1 - a) t t (1 - a), dk ( n – 1 )  Tolak hipotesis jika t ( 1 - a) t t (1 - a) , dk ( n – 1 ) c. Uji satu pihak menggunakan rumus :


(2)

t =

̅ – ̅ √

Keterangan:

t = nilai yang dicari ̅ = Rata-rata kelompok A ̅ = Rata-rata kelompok B S = Simpangan baku gabungan n1 = Jumlah sampel kelompok A n2 = Jumlah sampel kelompok B

= Variansi kelompok A = Variansi kelompok B

Untuk uji t kriteria pengujiannya adalah tolak hipotesis, jika t . Untuk harga lainnya Ho ditolak, distribusi t pada tingkat kepercayaan atau taraf signifikansi = 0,05 dengan harga t = 0,95 dan derajat kebebasan (dk) = ( ). Untuk lebih jelasnya lagi mengenai uji hipotesis nol (Ho), hipotesis statistika dirumuskan sebagai berikut :

Ho : H1 :


(3)

1

Susi Herawati, 2014

Perbandingan Senam Poco-Poco D engan Line D ance Terhadap Kebugaran Jasmani Siswa Sekolah Menengah Pertama

(Studi Eksperimen Terhadap Siswa di SMP Negeri 9 Sumedang)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan, pengolahan dan analisis data melalui prosedur statistika, penulis mengambil keputusan sebagai hasil dari proses penelitian ini adalah:

1. Pembelajaran senam poco-poco memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kebugaran jasmani siswa SMPN 9 Sumedang.

2. Pembelajaran line dance memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kebugaran jasmani siswa SMPN 9 Sumedang.

3. Pembelajaran line dance memberikan pengaruh yang lebih baik secara signifikan dibandingakan dengan senam poco-poco terhadap kebugaran jasmani siswa SMPN 9 Sumedang.

B. Saran

Sehubungan dengan penelitian yang penulis lakukan, mka penulis ingin mengemukakan beberapa saran sebagai berikut.

1. Bagi siswa SMPN 9 Sumedang diharapkan sesering mungkin melakukans enam guna enjaga kesehatan tubuh melalui olahraga, salah satunya olahraga senam, baik sena poco-poco maupun line dance.

2. Bagi guru olahraga senantiasa selalu mengutamakan kesehatan siswi melalui olahraga senam guna menjaga kebugaran jasmani siswi SMPN 9 Sumedang. 3. Bagi pihak sekolah harus selalu mendukung daam hal peningkatan mutu

kualitas kesehatan siswi karena sesungguhnya dalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat, maka senantiasa pihak sekolah mendukung terciptanya kebugaran yang baik bagi siswa terutama melalui senam


(4)

poco-2

poco atau line dance. Hal tersebut terbukti dengan hasil penelitian yang telah dilakukan.

4. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan agar dapat melanjutkan penelitian ini dengan cakupan yang lebih luas lagi.


(5)

Susi Herawati, 2014

Perbandingan Senam Poco-Poco D engan Line D ance Terhadap Kebugaran Jasmani Siswa Sekolah Menengah Pertama

(Studi Eksperimen Terhadap Siswa di SMP Negeri 9 Sumedang)

DAFTAR PUSTAKA

Atmaja, Supardi Udung (2008). Teori dan Praktik Senam. bandung : FPOK UPI Bandung.

Bompa T, pasquale M dan Cornacchia L. (2008). Serious Strenght Training. canada : Human Kinetics.

Giriwijoyo. S Santoso. (2007). Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung : FPOK IKIP Bandung.

Giriwijoyo. S Santoso. (2010). Ilmu Faal Olahraga. FPOK IKIP Bandung:

Juliantine Tite, Yudiyana Yunyun, Subarjah Herman. (2007). Modul Teori Latihan. Bandung. FPOK UPI Bandung.

Harsono. (1998). Coaching da Aspek-aspek Psikologi dalam Coaching. Jakarta: CV. Tambak Kusumah.

Lutan Rusli, Berliana, Sunaryadi Yadi (2007). Penelitian Pendidikan dalam Pelatihan Olahraga. Bandung. FPOK UPI.

Nurhasan. (2000). Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. Bandung : FPOK UPI. Bandung.

Mahendra, Agus. (2007). Musik dan Gerak. Bandung: Prodi PJKR FPOK UPI Bandung

Mahendra, Agus. (2009). Azas dan Falsafah Pendidkan Jasmani. Bandung: Prodi PJKR FPOK UPI Bandung

Sadjoto. (1995). Pembinaan Kekuatan dan Daya tahan Fisik. Bandung : Angkasa.

Nurhasan, H. Cholil, D.Hasanudin dan Hidayah, Nidaul. Modul Mata Kuliah Statistika. (2008). Bandung: FPOK UPI Bandung

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan – Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Penerbit Alfabeta


(6)

Tarigan, Beltasar. (2012). Optimalisasi Pendidikan Jasmani Berdasarkan Berlandaskan Ilmu Faal Olahraga – Sebuah Analisa Kritis. Bandung: Penerbit Eidos

Wulandari, Dewi. (2013). Perbandingan Line Dance dan Dansa Cha-Cha Terhadap Kemampuan Kardiovaskular dan Pemahaman Gerak Siswa. (Skripsi). Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

Surakhmad, Winarno. (1991). Pengantar Penelitian Ilmiah. Dasar Metode Teknik. Bandung: Tarsito

Pusat Kebugaran Jasmani dan Rekreasi. (1990). Tes Kebugaran Jasmani Indonesia. Bogor.

Gilbert, Cecile. (1974). International Folk Dance at A Glance. Minneapolis: Burgess Publshing Company

Suroto. (2010). Buku Pegangan Kuliah Senam. Surabaya.

Driyarkara, (1950). Driyarkara Tentang Pendidikan, Yayasan Kanisius,

Yogyakarta

Triatmojo, Sofyan. (2001). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Populer. Surakarta: Nusantara.

Internet : diadjengfamelyla.blogspot.com/makalah-cabang-olahraga-senam

Herliessa.blogspot.com/the universal line dance xiii