PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS XI-AP2 DI SMK PGRI 2 CIMAHI.
PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP
MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS XI-AP2 DI
SMK PGRI 2 CIMAHI
SKRIPSI
Disusun unutk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran, Fakultas Pendidikan
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pendidikan Indonesia
Oleh : Reni Andriyani
1001440
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
TAHUN 2014
(2)
PGRI 2 CIMAHI
Oleh Reni Andriyani
1001440
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
©Reni Andriyani 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Mei 2014
Hak cipta dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
Hari/Tanggal : Rabu, 28 Mei 2014
Waktu : 08.00 – Selesai
Tempat : Gedung Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran
Susunan Panitia :
Ketua : Dr. H. Edi Suryadi, M.Si.
NIP. 19600412 198603 1 002
Sekretaris : Dr. Rasto, M.Pd.
NIP. 19720711 200112 1 001
Penguji : 1. Dr. H. Edi Suryadi, M.Si.
NIP. 19600412 198603 1 002
2. Dr. Janah Sojanah, M.Si. NIP. 19571219 198403 2 002 3. Adman S.Pd, M.Pd.
(4)
PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP MOTIVASI
BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS XI-AP2 DI SMK PGRI 2
CIMAHI
Oleh :
Reni Andriyani
1001440
SKRIPSI
Untuk memenuhi salah satu ujian guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran ini, telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal seperti
tertera di bawah ini,
Bandung, 28 Mei 2014
Penguji 1 : Dr. H. Edi Suryadi, M.Si.
NIP. 19600412 198603 1 002
... .
Penguji 2 : Dr. Janah Sojanah, M.Si.
NIP. 19571219 198403 2 002
... .
Penguji 3 : Adman S.Pd, M.Pd.
NIP. 197412 2001 12 1 002
... ..
Mengetahui, Ketua Program Studi
Pendidikan Manajemen Perkantoran
Dr. Rasto, M.Pd. NIP. 197207112001121001
(5)
PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP
MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS XI-AP2 di
SMK PGRI 2 Cimahi
Disetujui dan disahkan oleh :
Pembimbing
Drs. Uep Tatang Sontani, M.Si., NIP. 19570415985031005
Mengetahui,
Ketua Program Studi
Pendidikan Manajemen Perkantoran
Dr. Rasto, M.Pd. NIP. 197207112001121001
(6)
(7)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Banyak pihak yang cukup memperhatikan berbagai kegiatan dan permasalahan yang ada dalam bidang pendidikan. Melalui kegiatan pendidikan kualitas sumber daya manusia dalam suatu negara dapat ditingkatkan. Pada era globalisasi ini sudah menjadi kepentingan dan kebutuhan di setiap negara untuk terus berusaha meningkatkan pembangunannya di bidang pendidikan. Sehingga dari usaha-usaha tersebut dapat tercipta sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu mengikuti berbagai kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pendidikan merupakan usaha pembinaan kepribadian dan kemajuan manusia baik jasmani maupun rohani. Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting untuk mempersiapkan kesuksesan masa depan pada era globalisasi. Pendidikan bisa diraih dengan berbagai macam cara salah satunya pendidikan di sekolah.
Dengan demikian bidang pendidikan menduduki posisi penting untuk menuju perkembangan dan kemajuan suatu bangsa. Sehingga tujuan pendidikan nasional akan dapat tercapai apabila ada tanggung jawab dari semua pihak. Baik peserta didik, orang tua, Pendidik, pemerintah, lembaga pendidikan (sekolah) serta masyarakat. Sehingga pendidikan bukan hanya tanggung jawab dari salah satu pihak saja melainkan semua pihak juga harus terlibat.
(8)
Dalam kegiatan belajar mengajar akan melibatkan semua komponen pengajaran, kegiatan belajar akan menentukan sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai. Dalam proses kegiatan belajar mengajar lingkungan adalah salah satu faktor penentu dan kunci membangun dan meningkatkan kemampuan peserta didik dalam belajar.
Motivasi belajar merupakan salah satu faktor penting dalam belajar, karena motivasi belajar merupakan dorongan peserta didik untuk belajar, dimana peserta didik semangat dalam proses pembelajaran yang diikuti dengan keaktifan Peserta didik di dalam kelas. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Koeswara dalam Dimyati dan Mudjiono (2006:81) mengatakan bahwa :
Motivasi merupakan dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar yang di dalamnya terkandung adanya keinginan untuk menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku dalam belajar.
Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji berkaitan dengan pencapaian tujuan dari lembaga pendidikan atau sekolah adalah mengenai motivasi belajar peserta didik. Salah satu sekolah yang diduga motivasi belajar peserta didiknya masih belum maksimal adalah SMK PGRI 2 Cimahi.
Fenomena yang muncul SMK PGRI 2 Cimahi adalah tidak semua peserta didik lulusan SMK PGRI 2 Cimahi mempunyai kualitas keahlian yang diharapkan. Salah satu penyebab hal tersebut, adalah masih rendahnya motivasi belajar peserta didik. Rendahnya motivasi belajar peserta didik, akan mengakibatkan seringnya ketidakhadiran peserta didik untuk masuk sekolah, atau kurangnya antusias peserta didik pada saat proses pembelajaran. Baik secara
(9)
langsung maupun tidak langsung hal tersebut akan berakibat pada kualitas peserta didik yang kurang dikarenakan motivasi belajar peserta didiknya rendah.
Menurut Hamzah B. Uno (2007: 23) hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada peserta didik, peserta didik yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: (1) adanya hasrat dan keinginan berhasil, (2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, (3) adanya harapan dan cita-cita masa depan, (4) adanya penghargaan dalam belajar, (5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, (6) adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seseorang peserta didik dapat belajar dengan baik.
Salah satu cara untuk melihat tinggi atau rendahnya motivasi belajar peserta didik adalah dengan melihat proses dan hasil belajar itu sendiri. Hal tersebut dapat terlihat dari tingkat absensi peserta didik yang tinggi, tingkat ketepatan waktu dalam mengumpulkan tugas, hal ini juga dapat dilihat dari rendahnya tanggung jawab peserta didik dalam belajar, dan tidak disiplin waktu serta dapat terlihat dari hasil belajar yang diperoleh oleh peserta didik setelah mengikuti pelajaran yaitu dilihat dari nilai akhir yang diperoleh oleh peserta didik.
Tinggi rendahnya motivasi belajar peserta didik dapat dilihat dari nilai yang diperoleh oleh peserta didik, berikut tabel rekapitulasi nilai Ujian Akhir Semester (UAS) Peserta didik kelas XI- AP 2:
(10)
Tabel 1.1
Rata-Rata Nilai UAS Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Peserta Didik Kelas XI- AP 2 Semetser Ganjil Tahun Ajaran 2013/2014
No Mata Pelajaran
Nilai Rata-rata
KKM Semester
Ganjil
1 Mengoperasikan Aplikasi Perangkat Lunak 53
75
2 Mengelola peralatan kantor 64
3 Menangani Penggandaan Dokumen 67
4 Menangani Surat 78
5 Membuat Dokumen 69
6 Mengelola Pertemuan Rapat 63
7 Memberikan Pelayanan Kepada Pela 62
Total Rata-rata
Sumber: Guru mata pelajaran produktif SMK PGRI 2 Cimahi
Berdasarkan tabel di atas diperoleh gambaran bahwa rata-rata nilai UAS pada mata pelajaran produktif Administrasi Perkantoran peserta didik kelas XI-AP2 masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Hal itu terlihat bahwa pada mata pelajaran mengoperasikan aplikasi perangkat lunak nilai rata-rata yang di peroleh oleh peserta didik masih jauh di bawah KKM yaitu sebesar 53 sedangkan KKM nya adalah sebesar 75, kemudian untuk mata pelajaran Mengelola Peralatan Kantor sama saja nilai rata-rata yang diperoleh peserta didik masih di bawah KKM yaitu sebesar 64, untuk mata pelajaran Menangani Penggandaan Dokumen juga sama nilai rata-rata yang diperoleh peserta didik masih di bawah KKM yaitu sebesar 67, kemudian lain halnya dengan mata pelajaran Menangani surat nilai rata-rata yang diperoleh oleh peserta didik sudah memenuhi KKM yaitu sebesar 78, kemudian untuk mata pelajaran membuat dokumen nilai rata-rata yang diperoleh masih di bawah KKM yaitu sebesar 69,
(11)
untuk mata pelajaran Mengelola Pertemuan Rapat nilai rata-rata yang diperoleh peserta didik juga masih di bawah KKM yaitu sebesar 63, dan untuk mata pelajaran Memberikan Pelayanan Kepada Pelanggan nilai rata-rata yang di peroleh peserta didik masih di bawah KKM pula yaitu sebesar 62.
Hasil analisis di atas mengindikasikan adanya permasalahan dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Berdasarkan analisis tersebut peneliti pmenyimpulkan bahwa kelas XI-AP2 dari setiap mata pelajaran produktif Administrasi Perkantoran masih belum memenuhi standar kriteria ketuntasan minimum.
Rendahnya motivasi belajar peserta didik dapat terlihat dari keikutsertaan peserta didik dalam proses pembelajaran. Berikut ini tabel rekapitulasi ketidakhadiran peserta didik selama satu semester :
Tabel 1.2
Rekapitulasi ketidakhadiran peserta didik kelas XI-AP2 Semester Ganjil di SMK PGRI 2 Cimahi Tahun Ajaran 2013/2014
No Bulan Alasan tidak hadir Jumlah ketidakhadiran Peserta didik keseluruhan Jumlah Peserta Didik Persentase Ketidakhadiran Peserta Didik
S I A
1 Juli 3 - 7 10
40
25%
2 Agustus 8 4 8 20 50%
3 September 13 2 2 17 42,5%
4 Oktober 5 7 13 25 62,5%
5 November 9 8 12 29 72,5%
(12)
Berdasarkan data diatas, jika dilihat dari rekapitulasi ketidakhadiran peserta didik kelas XI AP 2, pada bulan Juli sebesar 25%, pada bulan Agustus meningkat menjadi sebesar 50%, sednagkan pada bulan Sepetember menurun menjadi sebesar 42,5% , pada bulan Oktober kembali mengalami peningkatan menjadi 62,5%, dan pada bulan November sebesar 72,5%. Dilihat dari data di atas, maka tingkat ketidak hadiran peserta didik kelas XI-AP2 dari bulan ke bulan selama satu semseter mengalami fluktuatif, artinya dari bulan ke bulan tingkat ketidak hadirannya mengalami baik kenaikkan maupun penurunan. Dan untuk tingkat ketidakhadiran tertinggi terjadi pada bulan November 2013. Berdasarkan kondisi tersebut, maka diperlukan adanya upaya untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik, terutama motivasi dari lingkungan keluarga. Pada dasarnya peserta didik yang dalam lingkungan keluarga biasa disebut dengan anak, akan lebih merespon dukungan dari lingkungan keluarga untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik
Selanjutnya, motivasi dalam kegiatan belajar peserta didik merupakan suatu hal yang sangat penting, sebab dengan adanya motivasi ini, gairah dan semangat belajar peserta didik menjadi tinggi, serta akan membuat mereka tekun dan sungguh-sungguh. Dari observasi awal yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa motivasi belajar peserta didik SMK PGRI 2 CIMAHI sangat tergantung pada lingkungan keluarga dimana peserta didik tersebut tinggal. peserta didik yang berada di lingkungan keluarga yang memiliki kepedulian terhadap belajar, anak biasanya memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar. Begitu juga
(13)
sebaliknya, peserta didik yang berada di lingkungan keluarga yang kurang peduli terhadap belajar anak memiliki motivasi yang rendah dalam belajar.
Lingkungan sering dikatakan secara sempit, seolah-olah lingkungan hanyalah alam sekitar di luar diri manusia atau individu. Lingkungan sebenarnya mencakup segala aspek, baik materil dan stimuli di dalam dan luar diri individu.
Lingkungan pendidikan adalah sebagai segala sesuatu yang berada di luar diri anak dan yang mempengaruhi perkembangannya. Lingkungan yang buruk dapat mempengaruhi pembawaan yang buruk, tetapi lingkungan yang baik belum tentu dapat menjadi pengganti suatu pembawaan yang baik. Bila lingkungan sekitar merupakan lingkungan yang baik dan kondusif untuk belajar, maka dengan sendirinya masyarakat penghuni lingkungan tersebut akan terpanggil atau terpengaruh untuk belajar dengan baik. Sebagai contoh : kondisi masyarakat di pedesaan yang kebanyakan bekerja sebagai petani, maka orang-orang di sekitar itu akan ikut terpengaruh untuk bertani. Demikian juga jika pada lingkungan tersebut belajar yang baik sudah menjadi budaya, maka para penghuni lingkungan tersebut bisa terbawa ke dalam lingkungan belajar
Uraian di atas mengisyaratkan bahwa watak atau kepribadian seseorang selain ditentukan oleh potensi dasar yang dimilikinya juga ditentukan oleh lingkungan. Faktor lingkungan, baik lingkungan keluarga maupun lingkungan sosial memberikan andil yang kuat dalam pembentukan, penempatan potensi-potensi dasar yang dimiliki oleh anak serta dalam memotivasi belajar anak. Sehingga seorang anak didik akan beruntung bila mendapatkan lingkungan yang
(14)
baik, demikian pula sebaliknya anak didik akan sangat rugi bila berada dalam dengan lingkungan yang kurang baik yang kurang menunjang dalam hal belajar.
Permasalahan rendahnya motivasi belajar peserta didik kelas XI AP2 di SMK PGRI 2 Cimahi ini harus sangat diperhatikan, karena motivasi belajar merupakan salah satu hal yang penting untuk mencapai tujuan akhir dari sebuah proses pendidikan, motivasi belajar merupakan kunci utama dalam proses pendidikan. Dari data yang telah diperoleh tersebut apabila terus dibiarkan tanpa adanya penanganan maka hal itu akan berdampak kurang baik bagi peserta didik itu sendiri, yang dimana nantinya akan mengakibatkan peserta didik mengalami kesulitan dalam mengikuti pelajaran proses pembelajarannya akan terganggu yang pada akhirnya akan menyebabkan rendahnya kualitas hasil belajar yang diperoleh oleh peserta didik.
Untuk dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik memang bukanlah hal yang cukup mudah karena banyak faktor yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran di dalamnya. Faktor yang mempengaruhinya tersebut ada faktor dari dalam (intrinsik) dan faktor dari luar (ekstirnsik), faktor dari luar tersebut yaitu budaya, lingkungan keluarga, sekolah dan diri anak itu sendiri.
Lingkungan keluarga adalah tempat dimana seorang anak di didik dari awal sejak ia lahir dan perkembangannya akan selalu dipengaruhi oleh bagaimana cara lingkungan keluarga tersebut mempengaruhi psikologis anaknya, karena dari lingkungan keluarga pula anak akan belajar pada lingkungan yang lebih besar yaitu lingkungan masyarakat dan lingkungan sekolah tempat seseorang belajar.
(15)
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama bagi seseorang dalam memperoleh pendidikan dan lingkungan sekolah merupakan lingkungan kedua setelah lingkungan keluarga serta merupakan lembaga pendidikan formal untuk meperoleh ilmu dan pendidikan. Menurut Sukmadinata
(2009 :163) “keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama dalam
pendidikan, dimana lingkungan keluarga akan memberikan landasan dasar bagi
proses belajar pada lingkungan selanjutnya yaitu sekolah dan masyarakat.”
Sehingga apabila pendidikan dalam lingkungan keluarganya dapat berjalan dengan baik, maka hal itu akan mempengaruhi kegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta didik di sekolah. Keluarga memberikan dasar tingkah laku, watak, moral dan pendidikan kepada anak. Keluarga merupakan lembaga pendidikan yang besifat informal. Keluarga disebut lembaga pendidikan yang bersifat informal karena pendidikan dalam lingkungan keluarga tidak memiliki program yang resmi seperti lembaga pendidikan lainnya.
Dari sudut pandang lingkungan keluarga, orang tua seharusnya tidak mempercayakan pendidikan anaknya secara totalitas pada pihak sekolah dan masyarakat, karena keberadaan anak justru lebih banyak berada di lingkungan keluarga ataupun lingkungan sosialnya, sedangkan di sekolah selain waktu yang relatif singkat seorang pendidikpun tidak bisa menangani peserta didik secara intens karena keterbatasan waktu dan jumlah peserta didik yang banyak .
Lingkungan keluarga merupakan faktor yang mempengaruhi motivasi belajar. Dalam lingkungan keluarga, peserta didik menjadi anggota keluarga, dimana peserta didik akan berinteraksi dengan anggota keluarga yang lain seperti
(16)
orang tua, karena orangtualah yang membiayai pendidikan, menyediakan fasilitas untuk belajar, serta memberikan dukungan dan perhatian baik secara fisik maupun psikologis.
Penelitian Benjamin Bloom memberikan bukti gamblang tentang pengaruh yang sangat kuat dari keluarga terhadap motivasi. Tim penelitiannya melakukan interview yang mendalam terhadap profesional-profesional muda yang sukses, ia menemukan karakteristik umum dalam pendidikan keterlibatan orang tua merupakan poin referensi yang bermanfaat bagi tujuan-tujuan mereka hingga mereka bisa meraihnya. Keterlibatan orang tua secara antusias memberikan dampak yang baik bagi motivasi belajar anak.
Lingkungan keluarga ada bermacam-macam, ada keluarga yang kaya, ada pula yang miskin. Ada keluarga yang selalu diliputi oleh suasana tenteram dan damai, tetapi ada pula yang sebaliknya, ada keluarga yang terdiri dari ayah-ibu yang terpelajar dan ada pula yang kurang pengetahuan. Ada keluarga yang mempunyai cita-cita tinggi bagi anak-anaknya, ada pula yang biasa saja. Suasana dan keadaan keluarga bermacam-macam itu nantinya akan turut menentukan bagaimana dan sampai dimana belajar dialami dan dicapai oleh anak-anaknya. Termasuk dalam keluarga ini, ada tidaknya atau tersedia tidaknya fasilitas-fasilitas yang diperlukan dalam bealajar turut memegang peranan penting pula dalam proses pembelajaran.
Kurangnya dukungan dari lingkungan keluarga akan menyebabkan rendahnya motivasi belajar peserta didik. Oleh karena itu lingkungan keluarga
(17)
menjadi hal penting dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik yang maksimal.
Dengan demikian lingkungan keluarga merupakan kondisi yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang karena keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama bagi perkembangan individu. Kondisi keluarga yang harmonis dan perhatian akan mendorong anak untuk giat atau disiplin dalam belajar yang pada akhirnya akan meningkatkan motivasi belajarnya.
Berdasarkan dari fenomena dan data-data di atas, maka untuk mengetahui bagaimana pengaruh lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar peserta didik kelas XI AP 2 di SMK PGRI 2 Cimahi, penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul “Pengaruh Lingkungan Keluarga terhadap Motivasi Belajar Peserta didik Kelas XI-AP2 di SMK PGRI 2 Cimahi.”
1.2 Identifikasi dan Pembatasan Masalah
Inti kajian dalam penelitian ini adalah masalah motivasi belajar peserta didik kelas XI AP 2 di SMK PGRI 2 Cimahi. Hal tersebut diduga sebagai aspek yang paling penting yang perlu ditingkatkan untuk menciptakan kualitas peserta didik yang baik. Oleh karena itu, perlu adanya suatu pendekatan tertentu terhadap peserta didik untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
Banyak faktor yang mempengaruhi motivasi belajar peserta didik, yaitu ada faktor intrinsik maupun ekstrinsik diantaranya cita-cita, kondisi peserta didik, kecemasan terhadap lingkungan, penghargaan dan pujian, peran orang tua, peran pengajar, peran lingkungan dan lain sebagainya. Berdasarkan kajian empirik
(18)
faktor yang mempengaruhi motivasi belajar peserta didik kelas XI AP 2 SMK PGRI 2 Cimahi adalah masalah lingkungan, namun yang menjadi fokus kajian dalam penelitian ini yaitu lingkungan keluarga. Oleh karena itu, masalah motivasi belajar peserta didik dalam penelitian ini akan dikaji dalam perspektif lingkungan keluarga.
Seperti yang dijelaskan dalam uraian diatas, maka untuk memperjelas dan mempermudah pemahaman mengenai permasalahan yang akan diteliti, terlebih dahulu perlu mengindentifikasi masalah yang dirasa penting untuk diteliti serta
merumuskan masalah kedalam pernyataan sebagai berikut : “lingkungan keluarga
peserta didik kelas XI AP 2 SMK PGRI 2 Cimahi, belum mendukung sepenuhnya motivasi belajar peserta didik, dan hal ini akan menyebabkan motivasi belajar
peserta didik di rasa masih rendah”. 1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan pernyataan masalah di atas, yaitu mengenai pengaruh lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar peserta didik kelas XI-AP2 dan dari latar belakang dari masalah yang telah dijabarkan di atas, maka masalah dalam penelitian ini secara spesifik dirumuskan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran tingkat kondusif tidaknya lingkungan keluarga peserta didik kelas XI AP 2 di SMK PGRI 2 Cimahi ?
(19)
2. Bagaimana gambaran tingkat motivasi belajar peserta didik kelas XI AP 2 di SMK PGRI 2 Cimahi ?
3. Adakah pengaruh lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar peserta didik kelas XI AP 2 di SMK PGRI 2 Cimahi ?
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, tujuan dari penelitian yang peneliti lakukan adalah untuk memperoleh data, mengolah menganalisa dan kemudian menarik kesimpulan yang didasarkan atas analisa data, teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli yang sesuai dibidangnya.
Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini antara lain :
1. Untuk memperoleh gambaran tingkat kondusif tidaknya lingkungan keluarga peserta didik kelas XI AP 2 di SMK PGRI 2 Cimahi.
2. Untuk memperoleh gambaran tingkat motivasi belajar peserta didik kelas XI AP 2 di SMK PGRI 2 Cimahi.
3. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar peserta didik kelas XI AP 2 di SMK PGRI 2 Cimahi.
1.5 Kegunaan Penelitian
Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut :
(20)
Secara teori hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap perkembangan ilmu pendidikan khususnya mengenai lingkungan keluarga, dan motivasi belajar peserta didik. 2. Kegunaan secara praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pendidik SMK khususnya pendidik yang mengajar mata pelajaran produktif untuk meningkatkan kualitas belajar, pengembangan sikap, dan keterampilan sosial, kemasyarakatan, serta kemandirian dan motivasi belajar peserta didik, sehingga nantinya diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik dan secara tidak langsung dapat meningkatkan kualitas pendidikan.
(21)
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah pengaruh lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar peserta didik kelas XI-AP2 di SMK PGRI 2 Cimahi. Variabel independen (variabel bebas) dalam penelitian ini yaitu lingkungan keluarga yang terdiri dari enam indikator, yaitu : cara orang tua mendidik, relasi anataranggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi orang tua, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan. Sedangkan variabel dependen (variabel terikat) dalam penelitian ini yaitu motivasi belajar peserta didik, yang indikatornya ada delapan yaitu : durasi kegiatan (berapa lama kemampuan penggunaan waktunya untuk melakukan kegiatan), frekuensi kegiatan (seberapa sering kegiatan itu dilakukan dalam periode waktu tertentu), persistensinya (ketepatan dan kelekatannya) pada tujuan kegiatan, ketabahan, keuletan, dan kemampuannya dalam menghadapi rintangan dan kesulitan untuk mencapai tujuan, devosi (Pengabdian) dan pengorbanan (uang, tenaga, pikiran, bahkan jiwanya atau nyawanya) untuk mencapai tujuan, tingkatan aspirasinya (maksud rencana, cita-cita, sasaran atau target, dan idolanya) yang hendak dicapai dalam kegiatan yang dilakukan, tingkatan kualifikasi prestasi atau produk atau output yang dicapai dari kegiatannya berapa banyak, memadai atau tidak, memuaskan
(22)
atau tidak, dan arah sikapnya terhadap sasaran kegiatan ( like or dislike, positif atau negatif).
Penelitian ini dilakukan di salah satu sekolah yang berada di Cimahi yaitu Sekolah Menengah Kejuruan PGRI 2 Cimahi (SMK PGRI 2 Cimahi) yang beralamat di Jalan Encep Kartawiria No. 153, Kota Cimahi. Adapun yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI-AP 2 di SMK PGRI 2 Cimahi, dengan jumlah siswa dalam penelitian ini adalah 40 orang.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu alat yang dapat membantu peneliti untuk memperoleh hasil atau kesimpulan dari masalah yang sedang diteliti. Penggunaan metode yang tepat pada akhirnya akan menghasilkan sebuah kesimpulan yang tepat dan benar pula, termasuk di dalamnya untuk pengujian hipotesis yang diajukan oleh peneliti.
Menurut Sugiyono (2011 : 1), “Metode adalah suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.” Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode Survey Eksplanasi ( Explanatory Survey). Seperti yang dikemukakan oleh Sofian Effendi (dalam Kania Nurul Falah,
2013:51), bahwa: “Metode Explanatory Survey adalah metode yang menjelaskan
tentang hubungan kausal antara dua variabel atau lebih melalui pengajuan
hipotesis”.
Kerlinger (dalam Sugiyono 2011:7), juga mengungkapkan bahwa:
(23)
kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel sosilogis maupun psikologis”.
Pendekatan yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah melalui pendekatan analisis kuantitatif berdasarkan informasi statistika. Hal ini dilakukan karena metode survey memerlukan operasional variabel yang diteliti sehingga dapat dijadikan kedalam indikator yang dapat diukur secara kuantitatif untuk dapat digunakan model uji hipotesisnya dengan statistika.
Dengan menggunakan metode dan penedekatan yang telah dijabarkan di atas, maka diharapkan melalui metode tersebut peneliti dapat memperoleh gambaran mengenai dua variabel yaitu variabel lingkungan keluarga dan variabel motivasi belajar peserta didik. Apakah terdapat pengaruh dari lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar peserta didik dan seberapa besar pengaruh lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar peserta didik.
3.3 Desain Penelitian 3.3.1 Operasional Variabel
Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain. Sedangkan variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain.
Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel yaitu lingkungan keluarga sebagai variabel bebas (X) dan Motivasi belajar Peserta didik sebagai variabel
(24)
terikat (Y) Penulis merumuskan definisi-definisi variabel tersebut sebagai berikut :
3.3.1.1 Operasional variabel Lingkungan keluarga
Lingkungan keluarga adalah kesatuan ruang yang terdiri dari beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah yang disebabkan oleh perkawinan , kelahiran, adopsi dan sebagainya.
“Lingkungan keluarga adalah kondisi dalam keluarga yang dapat
mempengaruhi perilaku seseorang karena keluarga merupakan lingkungan yang
pertama, dan utama bagi perkembangan individu”. Menurut Ki Hajar Dewantoro, Lingkungan keluarga adalah tempat yang sebaik-baiknya untuk melakukan pendidikan individual maupun pendidikan sosial. Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama dialami oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh dan berkembang dengan baik.
Lingkungan keluarga merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap proses dan prestasi belajar seseorang. Sujtipto wirowidjojo (dalam Slameto, 2003 :61)
Lingkungan keluarga adalah lingkungan terkecil dalam kesatuan masyarakat. Keluarga dibangun dari sebuah perkawinan antara seorang laki-laki dengan seorang wanita, kemudian hidup bersama dan menghasilkan keturunan berupa anak.
Tabel 3.1
Operasional Variabel Lingkungan Keluarga Variabel Konsep
variabel
Indikator Ukuran Skala
(25)
keluarga (X)
keluarga adalah kondisi dalam keluarga yang dapat
mempengaruhi perilaku seseorang karena keluarga merupakan lingkungan yang pertama, dan utama bagi perkembangan individu.
(Slameto 2003 :
60)
tua mendidik orang tua b. Ketegasan
orang tua 2. Relasi antar
anggota keluarga
c. Adanya Komunik asi antar anggota keluarga d. Adanya keharmon isan keluarga e. Adanya rasa saling menghor mati antar anggota keluarga f. Iklim demokrasi dalam keluarga interval 3. Suasana rumah g. Suasana rumah yang tenang interval
(26)
dan tidak gaduh h. Suasana
rumah yang nyaman 4. Keadaan
ekonomi keluarga
i. Kebutuha n belajar terpenuhi j. Penyediaa n fasilitas belajar
interval
5. Pengertian orang tua
k. Dukungan orang tua dalam cita-cita l.
Menduku ng kegiatan anak anak di sekolah atau kelas. m.Memberik
an motivasi
(27)
n. Adanya hubungan yang baik antara orang tua dan anak. 6. Latar
belakang kebudayaan
o. Tingk at pendi dikan orang tua
interval
3.3.1.2 Operasional variabel Motivasi belajar
Drs.M dalyono memaparkan bahwa “ motivasi adalah daya penggerak atau
pendorong untuk melakukan sesuatu pekerjaan yang bisa berasal dari dalam diri
dan juga dari luar.” (Dalyono 2007:61)
Motivasi belajar didefinisikan Abin Syamsuddin (2007 : 37) yaitu “suatu
keadaan yang kompleks dan kesiapsediaan dalam diri individu untuk bergerak kearah tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak disadari.” Dalam penelitian ini motivasi belajar diteliti melalui indikator sebagai berikut :
a. Durasi kegiatan (beberapa lama kemampuan penggunaan waktunya untuk melakukan kegiatan)
(28)
b. Frekuensi kegiatan (berapa sering kegiatan dilakukan dalam periode
waktu tertentu)
c. Persistensinya (ketetapan dan kelekatannya) pada tujuan kegiatan.
d. Ketabahan, keuletan, dan kemampuannya dalam menghadapi rintangan dan kesulitan untuk mencapai tujuan.
e. Devosi (pengabdian) danpengorbanan(uang, tenaga, pikiran, bahkan jiwa
dan nyawanya) untuk mencapai tujuan
f. Tingkat aspirasinya(maksud, rencana, cita-cita, sasaran atau target, dan idolanya) yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan.
g. Tingkatan kualifikasi prestasi atau produkatau output yang dicapai dari kegiatannya (berapa banyak, me madai atau tidak, memuaskan atau tidak)
h. Arah sikapnya terhadap sasaran kegiatan(like or dislike ; positif atau negatif)
Jadi motivasi belajar adalah suatu keadaan yang terdapat pada diri seseorang individu dimana ada suatu dorongan untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan.
Tabel 3.2
Operasional Variabel Motivais Belajar Variabel Konsep
variabel
Indikator Ukuran Skala
(29)
belajar (Y)
keadaan yang kompleks dan
kesiapsediaan dalam diri individu untuk bergerak kearah tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak
disadari “
( Abin syamsuddin 2007 : 37 )
(berapa lama penggunaan waktu untuk belajar)
dalam belajar b. Pemanfaatan
waktu untuk belajar
c. Kemampuan menghindari gangguan d. Durasi
lamanya dalam menyelesaikan tugas
2. Frekuensi (seberapa sering kegiatan dilakukan)
a. Pengulangan kagiatan belajar b. Ketersediaan
waktu belajar di rumah 3. Persistensi
(ketetapan dan kelekatannya pada tujuan kegiatan )
a. Minat dalam belajar.
b. Rasa ingin tahu dalam belajar
c. Keseriusan dalam belajar 4. Ketabahan,
keuletan, dan
a. Keuletan dalam menghadapi
(30)
kemampuan menghadapi kesulitan kesulitan. b. Kemampuan mengatasi kesulitan c. Ketabahan menyikapi tugas 5. Devosi (pengabdian) dan pengorbanan untuk mencapai tujuan
a. Pengabdian dalam proses pembelajaran b. Pengorbanan
tenaga dalam belajar
c. Kesiapan untuk membantu teman dalam hal belajar 6. Aspirasi yang
hendak dicapai dengan
kegiatan yang dilakukan
a. Kesungguhan usaha dalam mencapai prestasi. b. Usaha menguasai materi pelajaran c. Antusiasme
(31)
untuk
berperan aktif dalam proses pembelajaran 7. Kualifikasi
prestasi yang dicapai (memuaskan atau tidak) a. Ketercapaian tujuan b. Kesesuaian
usaha dengan hasil c. Kepuasan terhadap prestasi d. Kepuasaan terhadap pengetahuan yang diperoleh 8. Arah sikap
terhadap sasaran
kegiatan ( like
or dislike, positif atau negatif )
a. Inisiatif dalam belajar
b. Tanggung jawab atas tugas
c. Menyenangi kegiatan belajar
3.3.2 Jenis dan Sumber Data Penelitian
Dalam suatu penelitian sudah tentu memerlukan data yang akan diteliti, baik sebagai subjek maupun sebagai objek penelitian. Sumber data dalam penelitian ini
(32)
adalah data primer dan data sekunder. Dalam penelitian ini, sumber data penelitian yang ada adalah :
3.3.2.1 Data Primer
Data primer menurut M. Burhan Bungin (2010:122), adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data pertama dilokasi penelitian atau objek penelitian. Berdasarkan pengertian tersebut maka data primer dalam penelitian ini diperoleh dari peserta didik kelas XI-AP2 di SMK PGRI 2 Cimahi. Data diperoleh dari kuesioner wawancara.
3.3.2.2 Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber data yang diperoleh penulis tidak langsung dari objek penelitia tetapi sifatnya membantu serta dapat memberikan informasi untuk bahan penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi data sekunder adalah buku-buku literatur, hasil observasi maupun laporan-laporan, serta arsip-arsip atau dokumen yang berhubungan dengan penelitian.
3.3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.3.1 Populasi
Populasi Menurut Hadari Nawawi dalam Metodologi Penelitian Pendidikan yang dikutip oleh S Margono “Populasi adalah keseluruhan objek penelitian, yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala nilai tes atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian.
(33)
Sedangkan menurut Sugiyono (2009:80) “ populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi Menurut Suharsimi Arikunto : “Populasi adalah keseluruhan
subjek penelitian, apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya adalah penelitian populasi, studi atau
penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensus.”
Berdasarkan pendapat diatas maka yang dimaksud dengan populasi adalah sejumlah individu yang diteliti dalam suatu penelitian, sehingga penulis menentukan populasi penelitian ini adalah seluruh Peserta didik Kelas XI AP 2 yang berjumlah 40 Peserta didik di SMK PGRI 2 Cimahi, jadi penelitian ini adalah penelitian yang respondennya kurang dari 100 orang, semua populasi dalam penelitian ini akan diteliti, jadi penelitian ini adalah penelitian populasi
3.3.4 Terknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Untuk kepentingan pengumpulan data, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
1. Angket (kuesioner) merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis yang sudah disiapkan sebelumnya dan diberikan kepada responden untuk dijawab. Angket ini digunakan untuk memperoleh informasi dari
(34)
responden yang terdiri dari pertanyaan mengenai karakteristik responden, pengalaman dan opini responden mengenai Lingkungan keluarga dan motivasi belajar peserta didik yang berlangsung pada saat itu. Penulis menggunakan teknik ini karena teknik angket ini memiliki beberapa kelebihan seperti yang dikemukakan oleh M. Burhan Bungin (2010 : 125), antara lain :
a) Metode angket membutuhkan biaya yang relatif lebih murah
b) Pengumpulan data lebih mudah, terutama pada responden yang terpencar pencar
c) Berkaitan dengan kebaikan-kebaikan diatas, metode ini relatif membutuhkan waktu yang sedikit
2. Wawancara (interview) merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya jawab dengan pihak sekolah untuk mengetahui profil sekolah, gambaran lingkungan keluarga dan gambaran motivasi belajar peserta didik di SMK PGRI 2 Cimahi.
3.3.5 Pengujian Instrumen Penelitian 3.3.5.1 Uji validitas
Uji validitas dilakukan berhubungan dengan ketetapan alat ukur terhadap konsep yang di ukur. Sugiyono (2011 : 267), validitas merupakan derajad ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Uji validitas dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor tiap bulir item dengan skor total.
(35)
Untuk menguji validitas adalah menggunakan koefisien Korelasi Product
Moment yang dikembangkan oleh Karl Pearson (Sambas Ali, 2010 : 26), seperti
berikut :
r = � −( ). ( )
� 2− ( )2
. � 2− 2
Keterangan :
r = koefisien korelasi N = Jumlah responden X = jumlah skor item
Y = Jumlah skor total (seluruh item)
Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur validitas instrumen penelitian menurut Sambas Ali Muhidin (2010 : 26-30), adalah sebagai berikut :
1. Menyebar instrumen yang akan diuji validitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.
2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.
3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk didalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket.
4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.
5. Memberikan/menempatkan (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi pada tabel pembantu .
6. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap bulir/item angket dari skor-skor yang diperoleh.
7. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n-2, dimana n merupakan jumlah responden yang dilibatkan dalam uji validitas dengan ∝ = 5%.
8. Membuat kesimpulan, yaitu dengan cara membandingkan nilai rhitung dan nilai
rtabel. Dengan kriteria sebagai berikut :
Jika rhitung > rtabel , maka instrumen dinyatakan valid.
(36)
Jika instrumen tersebut valid, maka item tersebut dapat dipergunakan pada kuesioner penelitian. Perhitungan uji validitas ini dilakukan dengan menggunakan bantuan Microsoft Office Excel 2013. Maka akan diperoleh nilai rxy hitung yang
kemudian dibandingkan dengan nilai rtabel dengan n = 20, dengan taraf nyata (∝) = 0,05 pada tingkat kepercayaan 95%. Jika rhitung >rtabel maka item tersebut
dinyatakan valid, dan sebaliknya jika rhitung<rtabel maka item tersebut
dinyatakan tidak valid. Berikut rekapitulasi perhitungannya :
Tabel 3.3
Hasil Uji Validitas Variabel Lingkungan Keluarga No item rhitung Rtabel Keterangan
1. 0,6105 0,444 Valid
2. 0,4591 0,444 Valid
3. 0,5189 0,444 Valid
4. 0,4824 0,444 Valid
5. 0,7089 0,444 Valid
6. 0,3705 0,444 Tidak Valid
7. 0,7709 0,444 Valid
8. 0,5335 0,444 Valid
9. 0,7464 0,444 Valid
10. 0,7268 0,444 Valid
11. 0,8156 0,444 Valid
12. 0,3739 0,444 Tidak Valid
13. 0,5189 0,444 Valid
14. 0,7733 0,444 Valid
15. 0,4586 0,444 Valid
16. 0,7499 0,444 Valid
(37)
Sumber : hasil pengolahan uji instrumen
Berdasarkan tabel hasil uji validitas terhadap 22 item pernyataan angket variabel X yaitu lingkungan keluarga menunjukkan ada dua item angket yang dinyatakan tidak valid, yaitu angket nomor enam dan dua belas, dan 20 item dinyatakan valid. Dengan demikian jumlah item yang digunakan untuk
18. 0,5009 0,444 Valid
19. 0,4646 0,444 Valid
20. 0,5655 0,444 Valid
21. 0,5042 0,444 Valid
(38)
mengumpulkan data variabel X yaitu sebanyak 20 item yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, dan 22.
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Motivasi Belajar Peserta Didik No item rhitung rtabel Keterangan
1. 0,6127 0,444 Valid
2. 0,7266 0,444 Valid
3. 0,6511 0,444 Valid
4. 0,7770 0,444 Valid
5. 0,4664 0,444 Valid
6. 0,4962 0,444 Valid
7. 0,4698 0,444 Valid
8. 0,4783 0,444 Valid
9. 0,4690 0,444 Valid
10. 0,6666 0,444 Valid
11. 0,5257 0,444 Valid
12. 0,6667 0,444 Valid
13. 0,5169 0,444 Valid
14. 0,7159 0,444 Valid
15. 0,4897 0,444 Valid
16. 0,7346 0,444 Valid
17. 0,4618 0,444 Valid
18. 0,6434 0,444 Valid
19. 0,6987 0,444 Valid
Sumber : hasil pengolahan data uji instrumen
Berdasarkan tabel hasil uji validitas terhadap 19 item pernyataan angket variabel Y yaitu Motivasi Belajar menunjukkan semua item dinyatakan valid. Dengan demikian jumlah item yang digunakan untuk mengumpulkan data
(39)
variabel Y yaitu sebanyak 19 item yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, dan 19.
Dengan demikian secara keseluruhan rekapitulasi dari jumlah angket hasil Uji coba tampak pada tabel berikut :
Tabel 3.5
Jumlah Item Angket Hasil Uji Coba o.
Variabel Jumlah Item Angket
Sebelum
Uji coba alid
Tidak Valid
.
Lingkungan Keluarga
22
0
2
.
Motivasi Belajar 19
9
-
Total 41
9
2
Sumber : Hasil pengolahan data
Item angket yang tidak valid terletak pada dimensi yang berbeda, sehingga walaupun item angket ini dibuang, angket yang lain masih dianggap representatif untuk mengukur dimensi yang dimaksud.
3.3.5.2 Uji Reliabilitas
Hasil penelitian yang realibel, bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda (Sugiyono, 2011 : 137). Sugiyono juga menyatakan bahwa :
“instrumen yang realiabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali
(40)
Suharsimi Arikunto (dalam Sambas Ali Muhidin, 2010 : 31) menyatakan
bahwa : “Formula yang dipergunakan untuk menguji reliabilitas instrumen dalam
penelitian ini adalah Koefisien alfa ( ) dari Cronbach (1951), yaitu :
11 = �−�1 . 1− ��2
�2
Dimana sebelum menentukan nilai reliabilitas, maka terlebih dahulu mencari nilai varians dengan rumus sebagai berikut :
�2
=
2 − 2
�
�
Keterangan :
11 = Reliabilitas instrumen/koefisien korelasi/korelasi alpha
K = Banyaknya bulir soal
��2 = Jumlah varians bulir
�2 = Varians total
N = Jumlah Responden
Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur reliabilitas instrumen penelitian seperti yang dijabarkan oleh Sambas Ali Muhidin (2010 : 31-35), adalah sebagai berikut :
1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji reliabilitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.
(41)
3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpu. Termasuk didalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket.
4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.
5. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi responden pada tabel pembantu.
6. Menghitung nilai varians masing-masing item dan varians total. 7. Menghitung nilai koefisien alfa.
8. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n – 2.
9. Membuat kesimpulan dengan cara membandingkan nilai rhitung dan nilai
rtabel. Kriterianya :
Jika nilai rhitung> nilai rtabel , maka instrumen dinyatakan reliabel.
Jika nilai rhitung≤ nilai rtabe , maka instrumen dinyatakan tidak reliabel.
Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabelitas angket terhadap variabel lingkungan keluarga dan variabel motivasi belajar peserta didik, rekapitulasi perhitungannya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3.6
Rekapitulasi Uji Reliabilitas Instrumen
No. Variabel Hasil Ket
(42)
1. Lingkungan Keluarga (X) 0,829 0,444 Reliabel 2. Motivasi Belajar Peserta Didik (Y) 0,648 0,444 Reliabel Sumber : Uji Coba Angket
Berdasarkan tabel di atas, hasil perhitungan reliabilitas terhadap variabel X (Lingkungan Keluarga) dinyatakan reliabel karena � � >� ��yaitu : 0,829> o,444. Selanjutnya, hasil perhitungan reliabilitas terhadap variabel Y (Motivasi Belajar Peserta Didik) dinyatakan reliabel karena � � >� ��yaitu :0,648 > 0,444 .
3.3.6 Pengujian Persyaratan analisis data
Alasan dilakukannya pengujian persyratan analisis data dalam penelitian ini adalah karena analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis parametrik. Maka dari itu, perlu dilakukan pengujian persyaratan analisis data untuk melihat apakah data yang diperoleh memenuhi atau tidak untuk dilakukannya analisis parametrik. Ada beberapa syarat yang harus dilakukan sebelum melakakukan analisis data, sebelum pengujian hipotesis dilakukan, terlebih dahulu dilakukan beberapa pengujian yaitu Uji Homogenitas dan Uji Linieritas.
3.3.6.1 Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas adalah pengujian mengenai sama tidaknya variansi-variansi dua buah distribusi atau lebih. Uji homogenitas merupakan uji perbedaan varians kelompoknya. Dengan demikian, pengujian homogenitas varians ini untuk mengasumsikan bahwa skor setiap variabel memiliki varians yang homogen. Uji
(43)
statistika yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah uji Burlett dengan menggunakan bantuan Microsoft Office Excel 2013. Kriteria yang digunakan adalah apabila nilai hitung 2 > nilai tabel 2 maka Ho menyatakan varians skornya ho,ogen ditolak, dalam hal lainnya diterima . Nilai hitung 2 diperoleh dengan rumus (Sambas A. Muhidin, 2010: 96):
2 = ln 10 [� −( . � �2)]
Dimana :
Si2 = varians tiap kelompok data
dbi = n - 1 = derajat kebebasan tiap kelompok
B = Nilai Barlett = ( Log S2gab) (∑dbi)
S2gab = varians gabungan =
db S db
S gab i
2
2 .
Menurut Sambas A. Muhidin (2010: 97), langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian homogenitas varians ini adalah:
1. Menentukan kelompok-kelompok data dan menghitung varians untuk tiap kelompok tersebut.
2. Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses penghitungan, dengan model tabel sebagai berikut:
(44)
Tabel 3.7
Model Tabel Uji Barlett
Sampel db = n-1 Si2 Log Si2 db. Log Si2 Db.si2 1
2 3 ... ... ∑
3. Menghitung varians gabungan.
4. Menghitung log dari varians gabungan. 5. Menghitung nilai Barlett.
6. Menghitung nilai 2
7. Menentukan nilai dan titik kritis. 8. Membuat kesimpulan.
Untuk kriteria homogenitas adalah sebagai berikut :
Nilai2hitung < nilai2tabel, H0 diterima (variasi data dinyatakan
homogen).
Nilai2hitung ≥ nilai2tabel, H0 ditolak (variasi data dinyatakan
tidak homogen).
3.3.6.2 Uji Linieritas
Uji linieritas menjadi salah satu syarat untuk analisis data yang menggunakan uji parametrik. Menurut Sambas Ali Muhidin (2010 : 99) menyatakan bahwa :
(45)
“Teknik analisis data yang didasarkan pada asumsi linieritas adalah analisis hubungan. Teknik analisis statistika yang dimaksud adalah teknik yang terkait dengan korelasi, khususnya korelasi Product Moment, termasuk di dalamnya teknik analisis regresi dan analisi jalur (path
analysis). Dengan demikian, tidak semua teknik statistik didasarkan pada asumsi ini”.
Sambas Ali Muhidin (2010 : 99), mengatakan bahwa pemeriksaan kelinieran regresi dilakukan melalui pengujian hipotesis nol, bahwa regresi linier melawan hipotesis tandingan bahwa regresi tidak linier. Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian linieritas regresi adalah :
a) Menyusun tabel kelompok data variabel x dan variabel y
X Y � � XY X Y � � XY
b) Menghitung jumlah kuadrat regresi (JK reg(a)) dengan rumus JK reg(a)=
( )2
c) Menghitung jumlah kuadrat regresi b a (JK reg b a) dengan rumus:
� ( ) = −
.
d) Menghitung jumlah kuadrat residu (JKres) dengan rumus: JKres= ΣY2– JKReg b a– JK Reg (a)
e) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJKreg(a)) dengan rumus: RJKreg(a)= JK Reg (a)
(46)
RJK reg (b a) = JKReg (b a)
g) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKres) dengan rumus: RJKres= −Res
2
h) Menghitung jumlah kuadrat error (JKE) dengan rumus:
� = 2 − 2
�
Untuk menghitung JKE urutkan data x mulai dari data yang paling kecil
sampai data yang paling besar berikut disertai pasangannya. i) Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok (JKTC) dengan rumus:
JKTC = JKRes – JKE
j) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJKTC) dengan rumus: RJKTC = JKTC
k – 2
k) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE) dengan rumus:
RJKE = JKE N – k
l) Mencari nilai uji F dengan rumus:
F= RJKTC RJKE
m) Menentukan kriteria pengukuran: Jika nilai uji F < nilai tabel F, maka distribusi berpola linier.
n) Mencari nilai F tabel pada taraf signifikansi 95% atau α = 5 % menggunakan
rumus: F tabel = F(1-)(db TC, db E) dimana db TC = k - 2 dan db E = n - k
o) Membandingkan nilai uji F dengan nilai tabel F kemudian membuat kesimpulan.
(47)
Jika Fhitung ≥ Ftabel maka data dinyatakan tidak berpola linier. 3.3.7 Teknik analisis data
Dalam penelitian ini untuk menguji reliabilitas instrumen penelitian, maka disusunlah langkah-langkah sebagai berikut :
1) Menyebarkan instrumen yang akan diuji reliabilitasnya, kepada responden.
2) Mengumpulkan data dari hasil uji coba instrumen.
3) Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul.
4) Pemberian kode atau tanda agar jawaban mudah untuk diperiksa 5) Pemberian skor untuk pilihan dari tiap item pertanyaan yang ada.
6) Rekapitulasi nilai angket, dalam hal ini hasil skoring dimasukan dalam tabel rekapitulasi secara lengkap untuk seluruh item tiap variabel.
3.3.7.1 Teknik Analisis Data Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menjabarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya.
Analisis data ini digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah. Untuk menjawab rumusan masalah nomor 1 dan rumusan masalah nomor 2, maka teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, yaitu untuk mengetahui gambaran tingkat kondusifitas lingkungan keluarga Peserta didik kleas XI AP 2 di SMK PGRI 2
(48)
Cimahi, dan untuk mengetahui gambaran tingkat motivasi belajar Peserta didik di SMK PGRI 2 Cimahi. Termasuk dalam teknik analisis data statistik deskriptif antara lain penyajian data melalui tabel, grafik, diagram, presentase, frekuensi, perhitungan mean, median atau modus.
Untuk mempermudah dalam mendeskripsikan variabel penelitian, maka digunakan kriteria tertentu yang mengacu pada rata-rata skor kategori angket yang diperoleh dari responden. Untuk mengetahui jarak rentang pada interval pertama sampai dengan interval kelima digunakan rumus sebagai berikut :
Rentang = skor maksimal – skor minimal = 5 – 1 = 4
Lebar Interval = rentang/banyaknya interval = 4/5 = 0,8
Jadi, interval pertama meemiliki batas bawah 1; interval kedua memiliki batas bawah 1,8; interval ketiga memiliki batas bawah 2,6; interval keempat memiliki batas bawah 3,4; dan interval kelima memiliki batas bawah 4,2. Selanjutnya disajikan kriteria penafsiran seperti pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.8
Kriteria Penafsiran Deskripsi Rentang
Penafsiran
X Y
1 – 1,7 Sangat tidak kondusif Sangat rendah
1,8 – 2,5 Tidak kondusif Rendah
2,6 – 3,3 Cukup kondusif Cukup
3,4 – 4,1 Kondusif Tinggi
(49)
Sumber : Diadaptasi dari skor kategori ratting scale, Sugiyono (2002:81)
3.3.7.2 Teknik Analisis Data Inferensial
Statistik inferensial ini meliputi statistik parametris yang digunakan untuk data interval dan ratio, serta statistik non parametris yang digunakan untuk data nominal dan ordinal. Dalam penelitian ini menggunakan analisis parametris karena data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data interval. Analisis data ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah nomor 3, yaitu untuk mengetahui adakah pengaruh lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar Peserta didik kelas XI AP 2 di SMK PGRI 2 Cimahi.
Adapun untuk menguji hipotesis yang datanya berbentuk interval, maka digunakan analisis regresi yang dilakukan untuk melakukan prediksi, bagaimana perubahan nilai variabel dependen bila nilai variabel independennya dinaikkan atau diturunkan nilainya (dimanipulasi).
3.3.8 Pengujian Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris. Dengan pengujian tersebut maka akan diperoleh suatu keputusan untuk menerima atau menolak suatu hipotesis. Sedangkan pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang akan menghasilkan suatu keputusan dalam menolak atau menerima hipotesis ini.
(50)
Pengujian hipotesis dengan menggunakan model statistik parametrik analisis regresi yang bertujuan untuk mempelajari hubungan linier antara dua variabel. Model regresi linier sederhana, yaitu :
= a + bx
Dimana : = variabel tak bebas (nilai duga) a = penduga bagi intersap (�)
b = penduga bagi koefisiensi regresi ( )
� = −
� = – bx dan b =
�. − �. 2− 2
Adapun langkah-langkah uji keberartian regresi (Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin, 2006 : 245-255) adalah sebagai berikut :
1. Menentukan rumusan hipotesis H0 dan H1
H0 : = 0 : Tidak ada pengaruh lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar Peserta didik.
H1 : ≠ 0 : Terdapat pengaruh lingkungan keluarga terhadap motivasi
belajar Peserta didik.
2. Menentukan uji statistika yang sesuai. Uji statistika yang digunakan adalah uji F, rumus dari uji F yaitu : F = 12
22
Untuk melakukan uji F, dapat mengikuti langkah-langkah berikut : a. Menghitung jumlah kuadran regresi ( �( )) dengan rumus :
� = 2
b. Menghitung jumlah kuadrat regresi b a (JKreg (b l a)), dengan rumus : �( / ) = b. −
.
c. Menghitung kuadrat residu (JK res), dengan rumus : = 2− �( / )− �( )
d. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJKreg (a)), dengan
rumus:
reg ( ) = �( )
e. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJKreg (a)), dengan
rumus :
(51)
f. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKres), dengan rumus : res = −2
g. Menghitung F, dengan rumus : F = � ( )
3. Menentukan nilai kritis dengan derajat kebebasan untuk
dbreg = 1 dan dbreg = n – 2
4. Membandingkan nilai uji F terhadap nilai Ftabel = F(1−a) db
reg b
a
(dbres
Dengan kriteria pengujian : jika nilai uji F >Ftabel , maka tolak H0 yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh antara lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar Peserta didik.
(52)
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan serta analisis data yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Gambaran lingkungan keluarga peserta didik kelas XI-AP2 di SMK PGRI 2 Cimahi, yang terdiri dari enam indikator yaitu : 1) cara orang tua menidik, 2) Relasi anta anggota keluarga, 3) Suasana rumah, 4) Keadaan ekonomi keluarga, 5) Pengertian orang tua dan 6) Latar belakang kebudayaan berada pada kategori kondusif. Dari keenam indikator tersebut, indikator yang berada pada kategori cukup kondusif, yaitu indikator cara orang tua mendidik dan keadaan ekonomi keluarga. Hal tersebut berimplikasi terhadap peningkatan motivasi Belajar Peserta Didik Kelas XI-AP2 di SMK PGRI 2 Cimahi. Berdasarkan indikator yang menjadi kajian dalam penelitian ini, diketahui bahwa indikator pengertian orang tua tingkat persentase tertinggi. Sedangkan indikator cara orang tua mendidik memiliki tingkat persentase terendah.
2. Gambaran tingkat Motivasi Belajar Peserta Didik di SMK PGRI 2 Cimahi, yang diukur melalui delapan yaitu : 1) Durasi Kegiatan (berapa lama kemampuan penggunaan waktunya untuk melakukan kegiatan), 2) frekuensi kegiatan (seberapa sering kegiatan itu dilakukan dalam periode waktu tertentu), 3) persistensinya (ketetapan dan kelekatannya) pada tujuan
(53)
rintangan dan kesulitan untuk mencapai tujuan, 5) devosi (pengabdian) dan pengorbanan (uang, tenaga, pikiran bahkan jiwanya atau nyawanya) untuk mencapai tujuan, 6) tingkatan aspirasinya ( maksud, rencana, cita-cita, sasaran atau target, dan idolanya) yang hendak dicapai dalam kegiatan yang dilakukan, 7) tingkatan kualifikasi prestasi atau produk atau output yang dicapai dari kegiatannya berapa banyak, memadai atau tidak, meuaskan atau tidak, dan 8) arah sikapnya terhadap sasaran kegiatan ( like or dislike, positif atau negatif) berada pada kategori tinggi. Dari kedelapan indikator tersebut, indikator yang berada pada kategori cukup, yaitu indikator persistensi kegiatan dan indikator devosi (pengabdian) dan pengorbanan. Persentase jawaban responden tertinggi pada variabel motivasi belajar berada pada indikator tingkat kualifikasi prestasi yang dicapai, sedangkan persentase jawaban responden terendah berada pada indikator persistensi (ketetapan dan kelekatan) pada tujuan kegiatan.
3. Lingkungan Keluarga berpengaruh positif terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik kelas XI-AP2 di SMK PGRI 2 Cimahi ditunjukkan oleh hasil perhitungan dan analisis data yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh Cukup Kuat dari Variabel Lingkungan Keluarga terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik. Artinya terdapat pengaruh yang positif dari lingkungan
keluarga terhadap peserta didik kelas XI-AP2 di SMK PGRI 2 Cimahi.
Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa lingkungan keluarga menjadi prediktor yang cukup diperhitungkan bagi motivasi belajar peserta didik.
(54)
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas dan merujuk kepada hasil dari penelitian yang telah peneliti lakukan maka peneliti memberikan saran yang dikemukakan sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil perhitungan dari skor jawaban responden menunjukkan bahwa indikator terendah adalah indikator cara orang tua mendidik. Merujuk pada hasil perhitungan tersebut, salah satu upaya agar motivasi belajar peserta didik meningkat, yaitu dengan cara orang tua mendidik anak di rumah lebih diperbaiki lagi yaitu seperti lebih memperhatikan lagi bagaimana siswa itu belajar di rumah, menengur anak apabila anak tidak mau belajar, mengambil peran dalam memperhatikan belajar anak dan dengan tidak terlalu memanjakan anak.
2. Berdasarkan hasil perhitungan dari skor jawaban responden menunjukkan bahwa indikator terendah adalah indikator Persistensinya(ketetapan dan kelekatannya) pada tujuan kegiatan. Merujuk pada hasil tersebut, salah satu upaya agar persistensi siswa dalam mencapai tujuan dalam pembelajaran lebih meningkat adalah dengan meningkatkan semangat dan kelekatannya terhadap prestasi belajar agar motivasi belajar peserta didik meningkat, serta pendidik harus mampu menciptakan suasan belajar yang kondusif, aman dan nyaman sehingga semnagat anak dalam belajar akan lebih meningkat dan anak akan lebih memperhatikan lagi terhadap materi yang sedang disampaikan.
(55)
3. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa lingkungan keluarga mempunyai pengaruh yang positif terhadap motivasi belajar peserta didik kelas XI-AP2 di SMK PGRI 2 Cimahi. Mengingat bahwa lingkungan keluarga berpengaruh terhadap motivasi belajar peserta didik, maka peneliti menyarankan agar orang tua peserta didik ikut mengawasi belajar anaknya. Senantiasa menciptakan kondisi lingkungan keluarga yang nyaman, tenang dan aman sebagai lingkungan pendidikan pertama dan utama bagi seorang anak atau peserta didik harus lebih ditingkatkan lagi tingkat kondusifitas lingkungan keluraga yang nantinya akan berpengaruh terhadap motivasi belajar peserta didik di sekolah.
(56)
Ahmadi,Abu. (2007). Sosiologi Pendidikan. Jakarta. PT Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Aunurrahman. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.
Baharudin. (2009). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media
Bahri, Djamarah Syaiful. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta : PT Rineka
Bungin, M Burhan. (2010). Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi. Kencana Dalyono. (2007). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta
Dimyati dan Mudjiona. (2002).Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hakim, Thursan. (2001). Belajar Secara Efektif “Panduan menenmukan teknik
belajar, memilih jurusan, dan menentukan cita-cita. Jakarata : Puspa
Swara
Hamalik,Oemar. 2001. Proses Belajar Mnegajar. Jakarta : PT Bumi Aksara
Huitt, W. (2001). Motivation to Learn :An Overview educational psychology
interactive. Valdosta, GA :Valdosta State University
J. Winardi. (2002). Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen . Jakarta : PT. Raja Grafindo persada
Khairuddin. (2008). Sosiologi Keluarga. Yogyakarta : Liberty
Makmun, Abin Syamsudin. (2005) Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya
Makmun, Abin Syamsudin. (2009). Psikologi Kependidikan. Bandung : Remaja Rosda karya.
(57)
Muhidin, Sambas Ali. 2010. Statistika 1 Pengantar untuk Penelitian. Bandung : Karya Adhika Utama.
Muhidin, Sambas Ali. 2010. Statistika 2 Pengantar untuk Penelitian. Bandung : Karya Adhika Utama.
Mulyasa, E. (2003). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung : Rosda Karya Purwanto,Ngalim. (2010). Psikologi pendidikan. Jakarta : Remaja Rosda Karya.
S, Nasution. (1992) Asas-asas Kurikulum. Jakarata : Bumi Aksara
Sagala, Syaiful,M.pd. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.
Sardiman. (2012). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Depok : PT Rajagrafindo Persada
Slameto, (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Bina aksara.
Sudarwa, Danim. (2004) Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok. Jakarta : Rineka Cipta
Sudjana. (2004). Statiistika untuk Ekonomi dan Niaga. Bandung : Tarsito
Sugiyono. 2002. Teknik Analisis Regresi dan Korelasi Bagi Peneliti. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Administrasi dilengkapi dengan Metode
R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata,Nana syaodih. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Sukmadinata. (2009). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung : Rosda.
Supardi, iman. (2003). Lingkungan Hidup dan Kelestariannya. Bandung : PT Alumni
Syamsu, Yusuf. (2008). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Uno,Hamzah B. (2004). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : Andy.
Wlodkowski,Raymond J. (2004). Hasrat untuk belajar (judul asli Aeger To
(58)
Sumber Jurnal :
Ames, Carole. (1990) Teachers College Record Volume 91, Number 3. Columbia University
Lumdsen, Linda S. (1994) Student Motivation to Learn, Eric Digest, 1-7
Retrieved, November 24th, 2004, From Eric Database
Ridho, Muhamad Akbar. (2012). Pengaruh Lingkungan Terhadap Motivasi
Belajar Siswa dan Dampaknya Terhadap Prestasi Belajar Siswa Keahlian Audio Video SMK Muh.Kutowaringun Kebumen.
jurnal pendidikan. Volume 1, No.1.
Sudarma K, Nugraheni F. (2006). Pengaruh Motivasi Berprestasi dan Strategi
Belajar Efektif Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi. Dinamika
Pendidiakn.1, (1), 28-43.
Suhardiansyah. (2013). Pengaruh Lingkungan Belajar di Sekolah, Motivasi dan
Disiplin Belajar Terhadap Hasil Belajar. Jurnal Kependidikan.
Volume 1, No 5.
Usmam, Tambat. (2009). Hubungan Motivasi Orang Tua dengan Prestasi Belajar
Siswa Kelas II SMU Yayasan Budaya Bandar Lampung.
(59)
(1)
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas dan merujuk kepada hasil dari penelitian yang telah peneliti lakukan maka peneliti memberikan saran yang dikemukakan sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil perhitungan dari skor jawaban responden menunjukkan bahwa indikator terendah adalah indikator cara orang tua mendidik. Merujuk pada hasil perhitungan tersebut, salah satu upaya agar motivasi belajar peserta didik meningkat, yaitu dengan cara orang tua mendidik anak di rumah lebih diperbaiki lagi yaitu seperti lebih memperhatikan lagi bagaimana siswa itu belajar di rumah, menengur anak apabila anak tidak mau belajar, mengambil peran dalam memperhatikan belajar anak dan dengan tidak terlalu memanjakan anak.
2. Berdasarkan hasil perhitungan dari skor jawaban responden menunjukkan bahwa indikator terendah adalah indikator Persistensinya(ketetapan dan kelekatannya) pada tujuan kegiatan. Merujuk pada hasil tersebut, salah satu upaya agar persistensi siswa dalam mencapai tujuan dalam pembelajaran lebih meningkat adalah dengan meningkatkan semangat dan kelekatannya terhadap prestasi belajar agar motivasi belajar peserta didik meningkat, serta pendidik harus mampu menciptakan suasan belajar yang kondusif, aman dan nyaman sehingga semnagat anak dalam belajar akan lebih meningkat dan anak akan lebih memperhatikan lagi terhadap materi yang sedang disampaikan.
(2)
142
3. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa lingkungan keluarga mempunyai pengaruh yang positif terhadap motivasi belajar peserta didik kelas XI-AP2 di SMK PGRI 2 Cimahi. Mengingat bahwa lingkungan keluarga berpengaruh terhadap motivasi belajar peserta didik, maka peneliti menyarankan agar orang tua peserta didik ikut mengawasi belajar anaknya. Senantiasa menciptakan kondisi lingkungan keluarga yang nyaman, tenang dan aman sebagai lingkungan pendidikan pertama dan utama bagi seorang anak atau peserta didik harus lebih ditingkatkan lagi tingkat kondusifitas lingkungan keluraga yang nantinya akan berpengaruh terhadap motivasi belajar peserta didik di sekolah.
(3)
Ahmadi,Abu. (2007). Sosiologi Pendidikan. Jakarta. PT Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta : PT Rineka Cipta. Aunurrahman. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta. Baharudin. (2009). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media Bahri, Djamarah Syaiful. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta : PT Rineka
Bungin, M Burhan. (2010). Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi. Kencana Dalyono. (2007). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta
Dimyati dan Mudjiona. (2002).Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Hakim, Thursan. (2001). Belajar Secara Efektif “Panduan menenmukan teknik belajar, memilih jurusan, dan menentukan cita-cita. Jakarata : Puspa Swara
Hamalik,Oemar. 2001. Proses Belajar Mnegajar. Jakarta : PT Bumi Aksara Huitt, W. (2001). Motivation to Learn :An Overview educational psychology
interactive. Valdosta, GA :Valdosta State University
J. Winardi. (2002). Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen . Jakarta : PT. Raja Grafindo persada
Khairuddin. (2008). Sosiologi Keluarga. Yogyakarta : Liberty
Makmun, Abin Syamsudin. (2005) Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya
Makmun, Abin Syamsudin. (2009). Psikologi Kependidikan. Bandung : Remaja Rosda karya.
(4)
2
Muhidin, Sambas Ali. 2010. Statistika 1 Pengantar untuk Penelitian. Bandung : Karya Adhika Utama.
Muhidin, Sambas Ali. 2010. Statistika 2 Pengantar untuk Penelitian. Bandung : Karya Adhika Utama.
Mulyasa, E. (2003). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung : Rosda Karya Purwanto,Ngalim. (2010). Psikologi pendidikan. Jakarta : Remaja Rosda Karya. S, Nasution. (1992) Asas-asas Kurikulum. Jakarata : Bumi Aksara
Sagala, Syaiful,M.pd. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.
Sardiman. (2012). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Depok : PT Rajagrafindo Persada
Slameto, (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Bina aksara.
Sudarwa, Danim. (2004) Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok. Jakarta : Rineka Cipta
Sudjana. (2004). Statiistika untuk Ekonomi dan Niaga. Bandung : Tarsito
Sugiyono. 2002. Teknik Analisis Regresi dan Korelasi Bagi Peneliti. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Administrasi dilengkapi dengan Metode R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata,Nana syaodih. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Sukmadinata. (2009). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung : Rosda. Supardi, iman. (2003). Lingkungan Hidup dan Kelestariannya. Bandung : PT
Alumni
Syamsu, Yusuf. (2008). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Uno,Hamzah B. (2004). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : Andy.
Wlodkowski,Raymond J. (2004). Hasrat untuk belajar (judul asli Aeger To Learn). Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
(5)
Sumber Jurnal :
Ames, Carole. (1990) Teachers College Record Volume 91, Number 3. Columbia University
Lumdsen, Linda S. (1994) Student Motivation to Learn, Eric Digest, 1-7 Retrieved, November 24th, 2004, From Eric Database
Ridho, Muhamad Akbar. (2012). Pengaruh Lingkungan Terhadap Motivasi Belajar Siswa dan Dampaknya Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Keahlian Audio Video SMK Muh.Kutowaringun Kebumen.
jurnal pendidikan. Volume 1, No.1.
Sudarma K, Nugraheni F. (2006). Pengaruh Motivasi Berprestasi dan Strategi Belajar Efektif Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi. Dinamika Pendidiakn.1, (1), 28-43.
Suhardiansyah. (2013). Pengaruh Lingkungan Belajar di Sekolah, Motivasi dan Disiplin Belajar Terhadap Hasil Belajar. Jurnal Kependidikan. Volume 1, No 5.
Usmam, Tambat. (2009). Hubungan Motivasi Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas II SMU Yayasan Budaya Bandar Lampung.
(6)