PENGARUH KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK PGRI 2 CIMAHI.

(1)

PENGARUH KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK PGRI 2 CIMAHI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran

Oleh

Sany Arya Sonjaya 0906637

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

PENGARUH KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK PGRI 2 CIMAHI

Oleh

Sany Arya Sonjaya

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Sany Arya Sonjaya 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

September 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK PGRI 2 CIMAHI

Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I,

Drs. Uep Tatang Sontani, M.Si. NIP. 195704151985031005

Pembimbing II,

Hady Siti Hadijah, S.Pd, M.Si. NIP. 19720127 2006042001

Mengetahui, Ketua Program Studi

Pendidikan Manajemen Perkantoran FPEB UPI,

Dr. Rasto, M. Pd. NIP. 197207112001121001


(4)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK PGRI 2 CIMAHI

Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh:

Penguji I

Dr. H. Edi Suryadi, M.Si.

NIP. 196004121986031002

Penguji II

Adman, S.Pd., M.Pd. NIP. 197404122001121002

Penguji III

Drs.Budi Santoso, M.Si. NIP. 196008261987031001


(5)

Sany Arya Sonjaya, 2013

BERITA ACARA

Skripsi ini diajukan pada :

Hari/Tanggal : Rabu, 25 September 2013 Waktu : 08.00 – selesai

Tempat : Gedung Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran

Susunan Panitia :

Ketua : Dr. Rasto, M.Pd.

NIP. 197207112001121001 Sekretaris : Drs. Budi Santoso, M.Si.

NIP. 196008261987031001 Penguji : 1. Dr. H. Edi Suryadi, M.Si.

NIP. 196004121986031002 2. Adman, S.Pd., M.Pd.

NIP. 197404122001121002 3. Drs.Budi Santoso, M.Si.


(6)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan skripsi yang berjudul

“Pengaruh Kondisi Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Mengajar Guru di SMK PGRI 2 Cimahi”, sepenuhnya merupakan karya saya sendiri, tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku dalam masyarakat dan bidang keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko ataupun sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, September 2013 Penulis

Sany Arya Sonjaya 0906637


(7)

Sany Arya Sonjaya, 2013

ABSTRAK

PENGARUH KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK PGRI 2 CIMAHI

Oleh:

Sany Arya Sonjaya 0906637

Skripsi ini dibimbing oleh:

Drs. Uep Tatang Sontani, M.Si. dan Hady Siti Hadijah, S.Pd., M.Si.

Masalah yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah mengenai kinerja mengajar guru. Inti kajian dalam penelitian ini difokuskan pada salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja mengajar guru yaitu kondisi lingkungan kerja. Berdasarkan hal tersebut, tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah pengaruh kondisi lingkungan kerja terhadap kinerja mengajar guru.

Penelitian ini terdiri atas dua variabel yaitu kondisi lingkungan kerja pada variabel X dan kinerja mengajar guru pada variabel Y. Teori yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam penelitian ini adalah menggunakan teori atribusi dari Heider (1958).Teori ini menjelaskan bahwa kinerja merupakan hasil interaksi antara motivasi dan kemampuan. Variabel X dalam penelitian ini yakni kondisi lingkungan kerja berada pada faktor motivasi ekternal.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode explanatory survey. Teknik pengumpulan data dengan cara penyebaran angket, yang dianalisis menggunakan regresi sederhana. Responden dalam penelitian ini adalah seluruh guru di SMK PGRI 2 Cimahi yang berjumlah 53 orang.

Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa kondisi lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja mengajar guru di SMK PGRI 2 Cimahi.


(8)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF CONDITIONS OF WORK ENVIRONMENT TOWARD TEACHING PERFORMANCE OF TEACHER AT SMK PGRI 2

CIMAHI

by:

Sany Arya Sonjaya 0906637

This Script is guided by:

Drs. Uep Tatang Sontani, M.Si. and Hady Siti Hadijah, S.Pd., M.Si.

Issues were studied in this research is about teaching performance of teacher. Based on it, the purpose in this research is to find whether conditions of work environment have effect toward teaching performance of teacher.

This research is consisted of two variables, conditions of work environment as a variable of X and teaching performance of teacher as a variable of Y. the theory that is used to solve the problem is the theory of the attribution from Heider (1958). This theory explains that the performance is the result of interactions between motivation and ability. Variable X in this research as conditions of work environment are on external motivation factor.

The methods that used in this research is a method of explanatory survey. The technique to collect the data is gotten from the questioner that was analysis by a simple regression. Respondent is this research is all teachers at SMK PGRI 2 Cimahi which consisted of 53 people.

The research result it is found that the conditions of work environment influential positive and significant on the teaching performance of teacher at SMK PGRI 2 Cimahi.


(9)

Sany Arya Sonjaya, 2013

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... vii DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined. BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

1.1 Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah Error! Bookmark not defined.

1.2.1 Identifikasi Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.2.2 Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.3.1 Maksud Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.3.2 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.4 Kegunaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.4.1 Kegunaan Teoritik ... Error! Bookmark not defined. 1.4.2 Kegunaan Praktis ... Error! Bookmark not defined.

BAB II KERANGKA TEORITIS ... Error! Bookmark not defined.

2.1 Kajian Pustaka ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1 Konsep Kondisi Lingkungan Kerja .... Error! Bookmark not


(10)

2.1.2 Konsep Kinerja Mengajar Guru ... Error! Bookmark not

defined.

2.2 Kajian Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined. 2.3 Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined. 2.4 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

BAB III DESAIN PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.

3.1 Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2 Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.3 Operasionalisasi Variabel Penelitian Error! Bookmark not defined.

3.3.1 Operasional Variabel Kondisi Lingkungan Kerja... Error!

Bookmark not defined.

3.3.2 Operasional Variabel Kinerja Mengajar Guru ... Error!

Bookmark not defined.

3.4 Jenis dan Sumber Data ... Error! Bookmark not defined. 3.5 Populasi... Error! Bookmark not defined. 3.6 Teknik dan Alat Pengumpulan Data . Error! Bookmark not defined. 3.7 Pengujian Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.7.1 Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined. 3.7.2 Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined. 3.8 Uji Persyaratan Teknik Analisis DataError! Bookmark not defined. 3.8.1 Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined. 3.8.2 Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined. 3.8.3 Uji Linieritas ... Error! Bookmark not defined. 3.9 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 3.9.1 Teknis Analisis Data Deskriptif ... Error! Bookmark not


(11)

Sany Arya Sonjaya, 2013

3.9.2 Teknik Analisis Data Inferansial ... Error! Bookmark not

defined.

3.10Uji Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANError! Bookmark not defined.

4.1 Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... Error! Bookmark not

defined.

4.1.2 Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian .. Error! Bookmark not

defined.

4.1.3 Gambaran Variabel Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not

defined.

4.1.4 Pengujian Persyaratan Analisis Data .. Error! Bookmark not

defined.

4.1.5 Uji Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. 4.2 Pembahasan ... Error! Bookmark not defined. 4.2.2 Gambaran Kondisi Lingkungan Kerja Error! Bookmark not

defined.

4.2.3 Gambaran Kinerja Mengajar Guru ... Error! Bookmark not

defined.

4.2.4 Pengaruh Kondisi Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Mengajar Guru ... Error! Bookmark not defined.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined.

5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. 5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined.


(12)

(13)

Sany Arya Sonjaya, 2013

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran yang memiliki tujuan untuk mewujudkan individu yang memiliki kualitas kemampuan dan potensi dalam dirinya, sehingga mampu memberikan kontribusi bagi perkembangan dan pembangunan bangsa serta mendukung keberhasilan tujuan dari pendidikan itu sendiri.

Pendidikan yang berkualitas dan memiliki daya saing adalah pendidikan yang ditunjang oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kinerja mengajar guru. Peranan guru dalam kegiatan pembelajaran amat dominan. Guru merupakan ujung tombak dalam pelaksanaan dalam pendidikan di sekolah karena guru adalah orang yang langsung berhubungan dan berinteraksi dalam kegiatan belajar mengajar.

Mulyasa (2008:28) mengemukakan “guru sangat menentukan keberhasilan

peserta didik, terutama dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar”. Guru

pada hakekatnya merupakan salah satu unsur yang menjadi sumber daya dalam

suatu sekolah. ”Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam sebuah

organisasi, sebab keberhasilan atau kegagalan tujuan organisasi banyak

dipengaruhi oleh kualitas dari sumber daya ini” (Manullang, 2001:3). Dari hal

tersebut maka guru merupakan faktor terpenting dalam menunjang keberhasilan suatu sekolah. Sesempurna apapun suatu sekolah, baik dalam segi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, maupun sarana teknologi yang dimiliki, semua itu tidak akan bisa berjalan apabila tidak ada faktor manusia atau guru sebagai penggerak.


(14)

Seorang guru dituntut untuk meningkatkan kinerjanya agar kualitas pendidikan dapat tercapai sesuai dengan tujuan. Peningkatan kinerja mengajar guru dapat tercapai apabila ditunjang oleh kondisi lingkungan kerja yang sesuai. Kondisi lingkungan kerja akan mempengaruhi guru dalam bekerja sehingga baik secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh pula terhadap kinerja mengajar guru dan kondisi kerja yang memuaskan. Adapun yang dimaksud

dengan kondisi kerja menurut Nitisemito, (2008:183) yaitu “Segala sesuatu yang

ada di sekitar para pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan”.

Namun pada kenyataannya, kinerja mengajar guru tidak selalu dalam kondisi yang optimal (tinggi) kadang kinerja mengajar guru dalam mengajar dan bekerja mengalami turun naik (fluktuatif). Hal ini bisa terlihat dari kehadiran guru baik dalam kegiatan sekolah maupun kegiatan pembelajaran di kelas. Hal ini sejalan dengan pendapat dari Husein Umar (1997:26) dalam Mangkunegara (2005:18), terdapat aspek-aspek yang dapat menilai kinerja, yaitu mutu pekerjaan, kejujuran, inisiatif, kehadiran, sikap, kerjasama, keandalan, pengetahuan tentang pekerjaan dan pemanfaatan waktu. Dari pendapat di atas, mutu pekerjaan dan kehadiran merupakan salah satu aspek yang dapat menilai kinerja, bila tingkat mutu rendah dan ketidakhadiran guru tinggi maka proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan efektif, sehingga tujuan pembelajaran pun tidak akan tercapai sesuai dengan tujuan. Selain itu ada faktor yang lainnya yang menyebabkan kinerja kerja guru menjadi turun yaitu, ketidakpuasan baik secara materil (gaji, intensif dan barang-barang) dan non materil (pekerjaan yang terjamin, piagam penghargaan, pujian dan kondisi kerja) tidak jarang membuat guru mengurangi


(15)

Sany Arya Sonjaya, 2013

usaha dan minat mereka dalam bekerja yang terlihat dari rendahnya kehadiran guru dan menurunnya tingkat kinerja mengajar guru tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara dengan Bapak Drs. Komarudin, M.Pd., MM. selaku wakasek kesiswaan SMK PGRI 2 Cimahi pada tanggal 22 April 2013 jam 09.30 WIB mengatakan bahwa kinerja mengajar guru di SMK PGRI 2 Cimahi belum optimal. Hal ini terlihat dari adanya sebagian guru yang pulang lebih awal bukan karena alasan tugas yang berkaitan dengan mengajar akan tetapi di luar tugasnya sebagai guru serta masih ada sebagian guru yang tidak hadir ke sekolah tanpa adanya keterangan. Ini menunjukkan ketidakdisiplinan terhadap tata tertib yang telah ditentukan oleh sekolah. Hal ini dapat dilihat dari tabel kehadiran dibawah ini.

Tabel 1. 1

Laporan Kehadiran Bulanan Guru SMK PGRI 2 Cimahi di Kelas Jumlah Guru 53 Orang

(Agustus 2012–April 2013)

Bulan Banyaknya Guru

yang Tidak hadir

Kehadiran Ketidakhadiran Keterangan

Agustus 13 Orang 75.5 % 24.5 % -

September 12 Orang 77.36 % 22.64 % Turun

Oktober 13 Orang 75.5 % 24.5 % Naik

November 14 Orang 73.6 % 26.4 % Naik

Desember 16 Orang 60 % 30 % Naik

Januari 15 Orang 71.70 % 28.30 % Turun

Februari 12 Orang 77.36 % 22.64 % Turun

Maret 9 Orang 83.02 % 16.98 % Turun

April 17 Orang 67.92 % 32.08 % Naik


(16)

15.00% 17.00% 19.00% 21.00% 23.00% 25.00% 27.00% 29.00% 31.00% 33.00%

Ketidakhadir… Sumber: Sub Bagian Tata Usaha SMK PGRI 2 Cimahi

Berdasarkan tabel di atas selama 9 bulan terakhir yaitu dari bulan Agustus 2012 sampai dengan bulan April 2013, menunjukan adanya naik turun absensi guru. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya yaitu kinerja mengajar guru yang belum optimal, karena dengan adanya tingkat ketidakhadiran yang tinggi menunjukan bahwa kinerja mengajar guru di SMK PGRI 2 Cimahi mengalami penurunan. Pernyataan ini diperkuat oleh data keterangan laporan kehadiran yang menunjukan bahwa selama periode Agustus 2012 - April 2013 jumlah rata-rata guru yang tidak hadir adalah 13 orang dari 53 orang guru yang adai di SMK PGRI 2 Cimahi. Jumlah rata-rata ini adalah jumlah keseluruhan guru yang tidak masuk pada jam mengajarnya.

Untuk lebih jelasnya, kenaikan tingkat ketidakhadiran guru SMK PGRI 2 Cimahi selama 9 bulan dari bulan Agustus 2012 hingga bulan April 2013 dapat dilihat dalam gambar berikut ini.


(17)

Sany Arya Sonjaya, 2013

Gambar 1. 1

Tingkat Ketidakhadiran Guru SMK PGRI 2 Cimahi Periode bulan Agustus 2012 sampai April 2013

Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui bahwa tingkat ketidakhadiran guru pada bulan Agustus sampai bulan Maret mengalami naik turun akan tetapi pada bulan Maret sampai April terjadi peningkatan ketidakhadiran yang sangat tinggi yakni 16.98% - 32.08%.

Menurut Bapak Drs. Komarudin, M.Pd., MM. bahwa tingkat kedisiplinan sebagian guru di SMK PGRI 2 Cimahi masih relatif rendah. Maka diperlukan kesadaran dan tanggung jawab dari pribadi guru masing-masing untuk memperbaiki tingkat disiplin yang masih rendah. Menurut beliau selain dari absensi terdapat indikasi lainnya yang menunjukan ketidakoptimalan kinerja mengajar guru yang terjadi di SMK PGRI 2 Cimahi. Hal ini terlihat dari fenomena diantaranya:

a. Rata-rata 24% guru datang terlambat ke sekolah terutama di hari Senin sehingga kewajiban Guru untuk mengikuti jalannya upacara bendera tiap hari senin tidak bisa dilaksanakan.

b. Rata-rata 19% guru terlambat datang ke sekolah dan terlambat masuk ke dalam kelas padahal sesuai aturan guru yang akan mengajar diwajibkan sudah datang dan berada di dalam kelas 10 menit sebelum pembelajaran berlangsung. Terkadang ada beberapa guru yang sudah mengakhiri jam pembelajaran (pulang lebih awal) padahal jam pembelajaran belum selesai. c. Belum efektifnya jam pembelajaran dimana pembelajaran berlangsung selama 2 x 40 menit dalam 1 kali pertemuannya. Ini mengakibatkan kurang efektifnya kegiatan pembelajaran.


(18)

d. Target kurikulum pendidikan sekolah yang belum tercapai dengan optimal ini disebabkan oleh kinerja mengajar guru yang belum maksimal padahal dari segi kesejahteraan setiap guru sudah mendapatkan hak yang sesuai, tinggal tanggung jawab dan kesadarannya saja dalam meningkatkan kinerjanya.

e. Dalam hal penyusunan RPP guru-guru yang baru mengajar (honorer) masih membuat RPP dengan format yang masih terdahulu padahal format RPP yang terbaru sudah ada kemudian tingkat kesesuaian RPP dari setiap guru dengan pelaksanaan pembelajaran di kelas hasilnya relatif, masih ada yang belum sesuai dalam prakteknya. Karena masih ada yang tidak terstruktur dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang harusnya sesuai dengan RPP yang telah dibuat, kemudian masih banyak guru-guru yang mengajar tidak membawa RPP ke dalam kelas.

f. Menurut Bapak Drs. Komarudin, M.Pd., MM. kinerja mengajar guru di SMK PGRI 2 Cimahi belum sepenuhnya optimal. Diperlukan rasa tanggung jawab yang tinggi dari setiap masing-masing guru untuk meningkatkan kualitas dan kinerjanya.

Selain wawancara dengan Wakasek Kesiswaan, pada tanggal 18 Mei 2013 penulis pun melakukan wawancara dengan sejumlah siswa berdasarkan program jurusan yang ada di SMK PGRI 2 Cimahi yakni program jurusan Administrasi Perkantoran yang diwakili oleh Yuli Handayani, Akuntansi diwakili Pipit, Pemasaran yang diwakili oleh Kokom Komalasari dan Farmasi yang diwakili oleh Ati Rahmawati. Dari keempat narasumber tersebut menyatakan bahwa proses


(19)

Sany Arya Sonjaya, 2013

pembelajaran yang berlangsung di kelas masih kurang efektif. Hal ini terlihat dari fenomena yang terjadi di setiap kelas, diantaranya:

a. Rata-rata 34% guru terlalu cepat dalam menjelaskan materi ajar, terkadang materi ajar yang disampaikan sulit untuk dipahami.

b. Dalam penggunaan media pembelajaran guru hanya menggunakan papan tulis saja sebagai media pembelajaran tidak menggunakan media lainnya sehingga dalam setiap pembelajarannya menjadi monoton.

c. Dalam metode pembelajaran yang diterapkan dalam pembelajaran hampir semua guru mengajar dengan metode ceramah. Sehingga metode pembelajarannya kurang variatif dan kurang menarik minat siswa dalam belajar karena cenderung monoton. Hanya satu atau dua guru saja yang menggunakan metode lainnya seperti presentasi, diskusi kelompok, games. d. Kemudian sumber belajar yang digunakan oleh guru-guru dalam kegiatan belajar mengajar hanya berfokuskan pada LKS (lembar kerja siswa) saja, hanya beberapa guru saja yang menggunakan buku sumber lainnya sebagai buku tambahan ilmu lainnya.

e. Sebagian siswa mengeluh dalam hal kesesuaian materi ajar yang disampaikan di kelas dengan soal ujian yang diberikan pada waktu UAS maupun UTS. Terkadang materi yang belum disampaikan tercantum pada soal ujian atau materi yang sudah disampaikan tidak tercantum pada soal ujian.

f. Hampir semua guru selalu datang terlambat ke kelas, terutama pada saat jam pertama pembelajaran dimulai. Seharusnya seorang guru tidak datang terlambat ke dalam kelas karena ini akan membuat waktu terbuang sia-sia.


(20)

Karena keterlambatan tersebut kebanyakan guru mengambil jam belajar guru lainnya padahal jam belajar sudah berakhir.

g. Dalam setiap minggunya pasti ada saja guru yang tidak masuk ke kelas. ini menyebabkan kegiatan belajar tidak berjalan dengan baik. Hanya sebagian guru saja yang memberikan tugas pengganti jika tidak masuk kelas. Sehingga jika ada tugas pengganti kelas menjadi ribut dan mengganggu kelas yang lain.

h. Terlalu banyak teori yang disampaikan daripada praktek. Ini terjadi pada beberapa mata pelajaran yang seharusnya lebih dominan praktek dibandingkan teori.

Dari fenomena yang didapatkan dari hasil wawancara terlihat bahwa tingkat kinerja mengajar guru dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di dalam kelas masih kurang efektif. Hal ini terlihat dari cara guru mengajar di dalam kelas yang belum terstruktur dengan baik dan target kurikulum yang belum tercapai. Dengan begitu menurut Bapak Drs. Komarudin, M.Pd., MM. kinerja mengajar guru di SMK PGRI 2 Cimahi belum sepenuhnya optimal, sehingga hal ini perlu diperhatikan dan ditingkatkan kembali. Karena jika kinerja mengajar guru kurang optimal maka hasil pembelajaran di sekolah pun tidak akan tercapai sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Kemudian dalam proses belajar mengajar di kelas dinilai masih kurang efektif, hal ini terlihat dari kurangnya tingkat penggunaan media pembelajaran yang dipakai dalam pembelajaran, metode yang digunakan hanya metode ceramah sehingga kurang variatif, selain itu buku sumber hanya berpatokan kepada LKS saja, tingkat


(21)

Sany Arya Sonjaya, 2013

kesesuaian materi ajar yang disampaikan terkadang tidak sesuai dengan soal ujian yang diberikan dan ketidakdisiplinan guru dalam ketepatan waktu mengajar.

Hal ini sesuai dengan SK Mendikbud Nomor 025 Pasal 01 Tahun 1995 mengenai penelitian kriteria yang digunakan untuk menilai kinerja guru adalah yang di dalamnya dinyatakan bahwa standar prestasi kerja guru adalah minimal yang wajib dilakukan guru dalam proses belajar dan mengajar atau bimbingan khususnya dalam Pelaksanaan Program Pembelajaran yang meliputi:

a. Pelaksanaan pembelajaran di kelas b. Penggunaan strategi pembelajaran

c. Penggunaan media, metode pembelajaran dan sumber belajar yang bervariatif

Upaya untuk meningkatkan kinerja mengajar guru bukanlah hal yang sederhana. Kinerja mengajar seseorang guru akan nampak pada situasi dan kondisi kerja sehari-hari. Sehingga keberhasilan suatu organisasi atau sekolah dalam mencapai tujuan juga tidak terlepas dari faktor kondisi lingkungan kerja. Kondisi lingkungan kerja yang kurang baik akan memberikan dampak yang negatif bagi guru dalam bekerja, sehingga kinerja yang dihasilkan akan kurang optimal. Hal ini dirasakan ketika guru mengajar di kelas ketika keadaan kelas yang panas, cahaya yang terlalu terang atau kurang terang, aroma yang kurang sedap di kelas dan kadang-kadang suara bising yang mengganggu guru yang sedang mengajar dan siswa yang sedang belajar sehingga berdampak pada motivasi guru menjadi turun meskipun tidak berlangsung lama, tetapi apabila situasi seperti ini terus berulang maka akan berdampak besar pada kinerja mengajar guru.


(22)

Salah satu cara yang harus ditempuh sekolah untuk meningkatkan kinerja mengajar guru yaitu dengan memperhatikan tingkat kenyamanan seorang guru di dalam bekerja atau mengajar dengan memperhatikan kondisi lingkungan kerja dan iklim kerja yang kondusif. Guru selalu menuntut adanya kondisi tempat mereka bekerja lebih nyaman sehingga optimalisasi kerja guru dapat tercapai dengan baik. Guru tidak akan bekerja secara optimal apabila kondisi lingkungan kerja tempat ia bekerja seperti penerangan tidak terpenuhi, suara gaduh, suhu udara terlalu lembab dan panas (kondisi lingkungan kerja fisik). Menurut Drucker (dalam Pupuh Fathurrohman, 2012:28) mengemukakan bahwa kinerja atau performance dipengaruhi oleh motif-motif individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Berkaitan dengan itu Mill (dalam Pupuh Fathurrohman, 2012:28) menyatakan bahwa:

“Hal yang sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan adalah

lingkungan kerja yang menyenangkan, oleh karena itu diperlukan

strategi-strategi khusus untuk menciptakannya”.

Dari pendapat di atas menjelaskan bahwa kondisi kerja yang baik dan menyenangkan akan memberikan dampak yang baik terhadap kinerja, karena dengan kondisi lingkungan kerja yang baik dan kondusif akan membuat guru menjadi semangat dalam bekerja sehingga kinerja mengajar guru akan menjadi optimal.

Kondisi lingkungan kerja yang baik akan memberikan dampak yang baik bagi guru, serta memberikan kenyamanan dalam bekerja. Sehingga perlu ditegaskan bahwa kondisi lingkungan kerja merupakan salah satu faktor yang ikut berpengaruh bagi seorang guru untuk mencapai kinerja yang optimal. Karena dengan kondusifnya kondisi lingkungan kerja akan memberikan kenyamanan


(23)

Sany Arya Sonjaya, 2013

kepada guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang telah diberikan kepadanya.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis ingin mengetahui lebih jauh tentang seberapa besar pengaruh kondisi lingkungan kerja terhadap kinerja mengajar guru agar dapat mewujudkan perserta didik yang berkualitas dan memiliki daya saing sesuai dengan program keahliannya. Maka dari itu perlu dilakukan penelitian lebih jauh mengenai “Pengaruh Kondisi Lingkungan

Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di SMK PGRI 2 Cimahi”.

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Inti kajian dalam penelitian ini adalah masalah kinerja mengajar guru di SMK PGRI 2 Cimahi. Aspek tersebut diduga sebagai kekuatan strategis yang perlu dibina dan dikembangkan secara simultan untuk menciptakan tujuan pendidikan yang baik. Oleh karena itu perlu adanya pendekatan tertentu terhadap guru dalam rangka mengembangkan kinerjanya.

Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja mengajar guru, menurut Gibson (dalam J. Winardi, 2004:196) mengemukakan tiga faktor yang berpengaruh terhadap kinerja, diantaranya faktor individu terdiri dari kemampuan, keterampilan, latar belakang keluarga, pengalaman kerja, tingkat sosial dan demografi seseorang. Faktor psikologis, seperti persepsi, peran, sikap, kepribadian, motiasi dan kepuasan kerja. Faktor organisasi, yaitu struktur organisasi, desain pekerjaan/kondisi kerja, kepemimpinan, sistem penghargaan. Dan berdasarkan hasil kajian secara empirik terhadap faktor-faktor yang


(24)

mempengaruhi kinerja mengajar guru di Sekolah Menengah Kejuruan PGRI 2 Cimahi, diduga faktor determinan yang paling berpengaruh terhadap kinerja mengajar guru adalah masalah kondisi lingkungan kerja. Oleh karena itu masalah kinerja mengajar guru dalam penelitan ini akan dikaji dalam perspektif kondisi lingkungan kerja.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis merumuskan masalah penelitian ini yaitu sebagai berikut:

a. Bagaimana gambaran kondusif tidaknya kondisi lingkungan kerja di SMK PGRI 2 Cimahi?

b. Bagaimana gambaran tingkat kinerja mengajar guru di SMK PGRI 2 Cimahi? c. Adakah pengaruh kondusif tidaknya kondisi lingkungan kerja terhadap

tingkat kinerja mengajar guru di SMK PGRI 2 Cimahi?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh antara kondisi lingkungan kerja terhadap kinerja mengajar guru di SMK PGRI 2 Cimahi.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data, mengolah, menganalisis dan kemudian menarik kesimpulan yang didasarkan atas


(25)

Sany Arya Sonjaya, 2013

hasil analisa data dan teori yang dikemukakan oleh para ahli atau ilmuan-ilmuan yang menguasai bidangnya.

Secara khusus, tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Mengetahui bagaimana gambaran kondusif tidaknya kondisi lingkungan kerja di SMK PGRI 2 Cimahi.

b. Mengetahui bagaimana gambaran tingkat kinerja mengajar guru di SMK PGRI 2 Cimahi.

c. Mengetahui adakah pengaruh kondusif tidaknya kondisi lingkungan kerja terhadap tingkat kinerja mengajar guru di SMK PGRI 2 Cimahi.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan sumbangan tehadap ilmu kependidikan khususnya mengenai pengaruh kondisi lingkungan kerja terhadap kinerja mengajar guru di SMK PGRI 2 Cimahi agar lebih berkualitas, serta dapat meningkatkan pemahaman tentang teori-teori yang telah diterima dan dipelajari.

1.4.2 Kegunaan Praktis

a. Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi semua tenaga pendidik khususnya guru yang berada di SMK PGRI 2 Cimahi agar menjadi pendorong dalam membangun kinerja mengajar guru yang lebih optimal.


(26)

b. Secara praktis penelitian ini dapat berguna bagi penulis sehingga menjadi tambahan pengetahuan dan pengalaman agar dapat mengaplikasikan teori yang pernah dipelajari dan dipahami. Serta menjadi bahan dan sumber informasi bagi penulis dalam upaya meningkatkan kondisi lingkungan kerja agar memberikan dampak positif terhadap peningkatan kinerja mengajar guru.


(27)

Sany Arya Sonjaya, 2013

PENGARUH KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK PGRI 2 CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

DESAIN PENELITIAN

1.1 Objek Penelitian

Penelitian ini mengenai pengaruh kondisi lingkungan kerja terhadap kinerja mengajar guru yang akan dilakukan di SMK PGRI 2 Cimahi dengan responden guru-guru di SMK PGRI 2 Cimahi. Dalam hal ini penulis mencoba menganalisis ada tidaknya pengaruh kondisi lingkungan kerja terhadap kinerja mengajar guru di SMK PGRI 2 Cimahi yang terletak di Jl. Encep Kartawiria No. 153 Cimahi 40512, Telp. (022) 6654310.

Pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan Februari 2013 sampai dengan penelitian ini berakhir. Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah seluruh guru di SMK PGRI 2 Cimahi, dengan jumlah guru dalam penelitian ini berlangsung adalah 53 orang.

1.2 Metode Penelitian

Dalam mengadakan suatu penelitian, seorang peneliti terlebih dahulu harus menentukan metode apa yang akan digunakan, karena hal ini merupakan pedoman atau langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penelitian yang akan membawa peneliti kepada suatu kesimpulan penelitian yang merupakan pemecahan dari masalah yang diteliti, serta bertujuan agar peneliti memperoleh gambaran permasalahan sehingga tujuan penelitian akan tercapai dengan baik.


(28)

Sany Arya Sonjaya, 2013

PENGARUH KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK PGRI 2 CIMAHI

Menurut Sugiyono (2011:1) menyatakan bahwa : “metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu untuk melihat keterikatan anatara dua variabel atau lebih melalui analisa data yang tepat. Metode deskriptif lebih menekankan pada studi untuk memperoleh informasi mengenai gejala yang muncul pada saat penelitian berlangsung.

Selain itu, penelitian ini juga bersifat verifikatif. Penelitian verifikatif yaitu penelitian yang diarahkan untuk menguji kebenaran sesuatu dalam bidang yang telah ada (Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhidin, 2010:5). Dalam penelitian ini akan diuji apakah terdapat pengaruh antara kondisi lingkungan kerja terhadap kinerja mengajar guru di SMK PGRI 2 Cimahi.

Berdasarkan jenis penelitian yaitu deskriptif dan verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Explanatory Survey. Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan terhadap sejumlah individu atau unit analisis, sehingga ditemukan fakta atau keterangan secara faktual mengenai gejala suatu kelompok atau perilaku individu dan hasilnya dapat digunakan sebagai bahan pembuat rencana atau pengambilan keputusan. Masri Singarimbun dan Sofian

Effendi (1989:5) mengemukakan ”Metode explanatory survey yaitu metode untuk

menjelaskan hubungan kausal antara dua variabel atau lebih melalui pengajuan


(29)

Sany Arya Sonjaya, 2013

PENGARUH KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK PGRI 2 CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

umumnya survey menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan datanya. (Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhidin, 2010:6).

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan dan menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan perhitungan statistik. Dan juga penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis dalam hubungannya dengan variabel-variabel yang ada. Selain itu, penelitian ini juga dilakukan untuk mengetahui hubungan yang ada diantara variabel-variabel tersebut.

1.3 Operasionalisasi Variabel Penelitian

Penelitian ini membahas mengenai dua variabel, yaitu variabel kondisi lingkungan kerja sebagai variabel bebas (variabel independent) dan variabel kinerja mengajar guru sebagai variabel terikat (variabel dependent). Operasional Variabel dilakukan untuk membatasi pembahasan agar tidak terlalu meluas. Menurut Sugiyono (2004:31) menyatakan bahwa “Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan“.

1.3.1 Operasional Variabel Kondisi Lingkungan Kerja

Kondisi kerja menurut Mangkunegara (2005:105) “lingkungan atau kondisi kerja adalah semua aspek fisik kerja, psikologi kerja dan peraturan kerja yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja dan pencapaian produktivitas kerja”.


(30)

Sany Arya Sonjaya, 2013

PENGARUH KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK PGRI 2 CIMAHI

Menurut Mangkunegara (2005:105) variabel kondisi kerja dapat diukur melalui indikator yang meliputi: (1) Kondisi fisik lingkungan kerja, (2) Kondisi psikologi dari lingkungan kerja, dan (3) Kondisi lingkungan kerja non fisik.

Uraian dari indikator kondisi lingkungan kerja tersebut secara lebih rinci akan dibahas dalam tabel.

Tabel 3. 1

Operasionalisasi Variabel Kondisi Lingkungan Kerja

Variabel Indikator Ukuran Skala Item

soal

Kondisi Lingkungan kerja (X)

Lingkungan atau kondisi kerja adalah semua aspek fisik kerja, psikologi kerja dan peraturan kerja

yang dapat

mempengaruhi

kepuasan kerja dan pencapaian produktivitas kerja. Mangkunegara (2005:105) Kondisi fisik lingkungan kerja

(a) Pencahayaan dan

pewarnaan dinding kelas yang baik

(b) Kebisingan di ruangan kelas saat berlangsungnya pembelajaran

(c) Kesesuaian temperatur dan kelembaban udara di dalam kelas

(d) Kebersihan di lingkungan sekolah

(e) Kenyamanan layout ruang kantor dan kelas

Interval 1, 2

3 4, 5 6 7 Kondisi psikologi dari lingkungan kerja

(a) Konflik di lingkungan sekolah

(b) Kelelahan dalam mengajar

Interval 8

9

Kondisi lingkungan kerja non

(a) Hubungan kerja sama di lingkungan sekolah

(b) Komunikasi di lingkungan

Interval 10

11,12,13


(31)

Sany Arya Sonjaya, 2013

PENGARUH KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK PGRI 2 CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

fisik sekolah

1.3.2 Operasional Variabel Kinerja Mengajar Guru

Menurut Mangkunegara (2005:9) kinerja diartikan sebagai, ”Hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.

Adapun aspek-aspek yang dapat mengukur kinerja menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2005:18) terdiri dari aspek kuantitatif dan aspek kualitatif.

Uraian dari indikator kinerja mengajar guru tersebut secara lebih rinci akan dibahas dalam tabel.

Tabel 3. 2

Operasionalisasi Variabel Kinerja Mengajar Guru

Variabel Indikator Ukuran Skala Item

soal

Kinerja Mengajar Guru (Y)

Kinerja diartikan sebagai

”Hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung Kualitas mengajar (a) Kemampuan melaksanakan proses pembelajaran.

(b) Kemampuan guru menaati tugas mengajar dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab (c) Kemampuan dalam

memimpin kelas. (d) Kemampuan mengelola

suasana belajar mengajar. (e) Kemampuan melakukan

penilaian hasil

Interval 1

2

3

4


(32)

Sany Arya Sonjaya, 2013

PENGARUH KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK PGRI 2 CIMAHI jawab yang diberikan kepadanya. Mangkunegara (2005:9)

pembelajaran dan evaluasi pembelajaran.

(f) Penggunaan media dalam pembelajaran.

(g) Penggunaan berbagai metode dalam

pembelajaran. (h) Memilih dan

menggunakan sumber pembelajaran yang tepat.

7

8

9

Kuantitas mengajar

(a) Penyelesaian program pengajaran sesuai dengan kalender akedemik. (b) Ketepatan waktu jam

belajar mengajar. (c) Kehadiran guru dikelas.

Interval 10

11, 12

13 Sumber : Mangkunegara (2005:9)

1.4 Jenis dan Sumber Data

Menurut Arikunto (2010:172) “Sumber data penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh”. Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder. Kedua data tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Sumber data primer, merupakan sumber data yang diperoleh dan dikumpulkan penulis langsung dari objek penelitian melalui penyebaran


(33)

Sany Arya Sonjaya, 2013

PENGARUH KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK PGRI 2 CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

angket yang diberikan pada subjek penelitian, yaitu guru-guru di SMK PGRI 2 Cimahi.

b. Sumber data sekunder, merupakan sumber data yang diperoleh penulis tidak berhubungan langsung dengan objek penelitian tetapi sifatnya membantu dan dapat memberikan informasi untuk bahan penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi data sekunder yaitu buku-buku literatur, hasil observasi maupun laporan-laporan dan arsip atau dokumen yang berhubungan dengan permasalahan dalam penelitian yang ada di lingkungan SMK PGRI 2 Cimahi.

1.5 Populasi

Menurut Sugiyono (2006:90) berpendapat bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Pendapat lain Sambas A. Muhidin (2010:1) menyatakan bahwa “Populasi adalah keseluruhan elemen atau unit penelitian atau unit analisis yang memiliki ciri/karakteristik tertentu yang dijadikan sebagai objek penelitian atau menjadi perhatian dalam suatu penelitian (pengamatan)”.

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah guru-guru di SMK PGRI 2 Cimahi yang berjumlah 53 orang. Gambaran mengenai jumlah populasi dapat dilihat pada tabel. Seluruh ukuran populasi akan dijadikan sampel. Oleh karena itu ukuran sampelnya adalah 53 orang guru (sensus).


(34)

Sany Arya Sonjaya, 2013

PENGARUH KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK PGRI 2 CIMAHI

Tabel 3. 3 Populasi Penelitian

No Sekolah Jumlah Guru

1. SMK PGRI 2 Cimahi 53 orang

1.6 Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Dalam penelitian ini terdapat dua jenis sumber data yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Pelaksanaan pengumpulan data tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara atau alat yang digunakan untuk memperoleh data penelitian. Dalam mengumpulkan data yang diperlukan dalam membahas permasalahan penelitian ini, maka penulis menggunakan teknik pengumpul data sebagai berikut:

a. Teknik Wawancara. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara yang berisi sejumlah pertanyaan yang dirumuskan dan dilakukan pada waktu dan konteks yang dianggap tepat untuk memperoleh data yang lengkap. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk memperoleh kejelasan dari kondisi lingkungan kerja di SMK PGRI 2 Cimahi dan masalah yang berhubungan dengan kinerja mengajar guru. Dengan memberikan kebebasan kepada informan dalam memberikan informasi. Wawancara ini dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai kondisi lingkungan kerja dan kinerja mengajar guru di SMK PGRI 2 Cimahi yang menjadi objek penelitian. Informan sangat dibutuhkan dalam penelitian,


(35)

Sany Arya Sonjaya, 2013

PENGARUH KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK PGRI 2 CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dimana informan akan memberikan informasi yang diperlukan dalam penelitian, informan yang akan diminta keterangan dalam penelitian ini disesuaikan dengan kebutuhan.

b. Teknik angket adalah cara pengumpulan data berbentuk pengajuan pertanyaan tertulis melalui sebuah daftar pertanyaan yang sudah disiapkan sebelumnya. Alat pengumpul data dengan angket adalah kuesioner, yaitu alat pengumpul data berupa daftar pertanyaan yang disiapkan oleh peneliti untuk disampaikan kepada responden yang jawabannya diisi oleh responden sendiri (Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin, 2006:32). Angket merupakan salah satu teknik pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner untuk diisi langsung oleh responden seperti yang dilakukan dalam penelitian untuk menghimpun pendapat umum. Penulis menyebarkan angket berupa pernyataan-pernyataan tertulis yang harus dijawab oleh responden. Bentuk angket yang dipergunakan adalah angket tertutup yaitu pernyataan-pernyataan yang dibuat tidak memerlukan penjelasan sehingga responden tinggal memilih jawabn yang tersedia dengan memberikan tanda checklist

(√) pada masing-masing jawaban yang dianggap tepat. Penyusunan angket

beranjak dari ruang lingkup variabel yang diteliti.

1.7 Pengujian Instrumen Penelitian

Instrumen sebagai alat pengumpulan data perlu diuji kelayakannya, karena akan menjamin bahwa data yang dikumpulkan tidak bias. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel. Instrumen yang


(36)

Sany Arya Sonjaya, 2013

PENGARUH KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK PGRI 2 CIMAHI

valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Sedangkan instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data maka diharapkan hasil dari penelitian pun akan menjadi valid dan reliabel.

1.7.1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketetapan alat ukur terhadap konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Sugiyono (2006:137), “Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.”

Pengujian validitas instrumen dapat dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi product moment dari Karl Pearson dengan rumus sebagai berikut:

] ) ( ][ ) ( [ ) )( ( ) ( 2 2 2 2 i i i i i i i i xy Y Y N X X N Y X Y X N r           

(Arikunto dalam Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin, 2006:49) Keterangan :

xy

r = Koefisien korelasi antara Variabel X dan Y N = Jumlah responden

i

X = Nomor item ke i

i

X


(37)

Sany Arya Sonjaya, 2013

PENGARUH KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK PGRI 2 CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2 1

X = Kuadrat skor item ke i 2

i

X

 = Jumlah dari kuadrat item ke i

Y

 = Total dari jumlah skor yang diperoleh tiap responden

2

i

Y = Kuadrat dari jumlah skor yang diperoleh tiap responden

2

i

Y

 = Total dari kuadrat jumlah skor yang diperoleh tiap responden

i

iY

X

 = Jumlah hasil kali item angket ke i dengan jumlah skor yang diperoleh tiap respoden.

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur validitas instrumen penelitian adalah sebagai berikut:

a. Menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.

b. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

c. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul.

d. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Bertujuan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.

e. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi pada tabel pembantu.

f. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden.


(38)

Sany Arya Sonjaya, 2013

PENGARUH KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK PGRI 2 CIMAHI

g. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap bulir/item soal dari skor-skor yang diperoleh.

h. Membandingkan nilai koefisien korelasi product moment hasil perhitungan dengan nilai koefisien korelasi product moment yang terdapat di tabel, jadi membandingkan nilai rhitung dan nilai rtabel dengan kriteria kelayakannya sebagai berikut :

1) jika rxy hitung > r tabel, maka valid

2) jika rxy hitung ≤ r tabel, maka tidak valid 1.7.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Tujuan uji reliabilitas instrumen adalah untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya (Uep dan Sambas Ali Muhidin, 2011:117). Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin (2006:47),

Suatu instrumen pengukuran dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten dan cermat akurat. Jadi uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi dari istrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.

Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan menggunakan rumus Koefisien Alfa (α) dari Cronbach (dalam Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin, 2006:48) sebagai berikut:

             2 2 11 1 1 t i k k r 


(39)

Sany Arya Sonjaya, 2013

PENGARUH KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK PGRI 2 CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

N N X X 2 2 2 ) (     Keterangan: 11

r = Reliabilitas instrumen/koefisien alfa

k = Banyaknya bulir soal 2

i

 = Jumlah varians bulir 2

t

 = Varians total

X

 = Jumlah skor

N = Jumlah responden

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur validitas instrumen penelitian adalah sebagai berikut:

a. Menyebarkan instrumen yang akan diuji reliabilitasnya kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.

b. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

c. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul.

d. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Bertujuan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.

e. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi pada tabel pembantu.


(40)

Sany Arya Sonjaya, 2013

PENGARUH KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK PGRI 2 CIMAHI

g. Menghitung kuadrat jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden.

h. Menghitung nilai varians masing-masing item dan varians total i. Menghitung nilai koefisien Alfa.

j. Membandingkan nilai koefisien Alfa dengan nilai koefisien korelasi yang terdapat dalam tabel. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n-k-1. Sehingga tabel koefisien korelasi pada derajat bebas adalah (db) = n-2

k. Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai tabel r pada taraf nyata α = 5% dengan kriterianya:

1) Jika r11 hitung > r tabel, maka reliabel 2) Jika r11 hitung ≤ r tabel, maka tidak reliabel

1.8 Uji Persyaratan Teknik Analisis Data

Alasan dilakukannya pengujian persyaratan analisis data dalam penelitian ini adalah karena analisis data yang digunakan merupakan analisis parametrik. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian persyaratan analisis data untuk melihat apakah data yang diperoleh memenuhi atau tidak untuk dilakukannya analisis parametrik. Sebelum hipotesis diuji kebenarannya, terlebih dahulu dilakukan pengujian persyaratan pengolahan data. Uji persyaratan pengolahan data untuk uji hipotesis penelitian ini meliputi uji normalitas, homogenitas dan linieritas. Mengingat penelitian ini menggunakan data populasi, maka tidak diperlukan uji


(41)

Sany Arya Sonjaya, 2013

PENGARUH KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK PGRI 2 CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

normalitas karena dengan populasi, dipersepsikan data sudah terdistribusi secara normal. Sehingga hanya diperlukan pengujian homogenitas dan linieritas.

1.8.1 Uji Normalitas

Uji normalitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak, jika data berdistribusi normal maka proses selanjutnya menggunakan perhitungan statistik parametrik, sebaliknya jika data tidak berdistribusi normal maka untuk perhitungannnya menggunakan statistik non parametrik. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pengujian normalitas dengan uji Liliefors. Kelebihan dari teknik ini adalah penggunaan/perhitungannya yang sederhana, serta cukup kuat sekalipun dengan ukuran sampel kecil, n = 4 (Harun Al Rasyid,2004). Langkah kerja uji normalitas dengan metode Liliefors menurut (Sambas dan Maman, 2009:73), sebagai berikut:

1. Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada data yang sama

2. Periksa data, beberapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus ditulis).

3. Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya.

4. Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah proporsi empirik (observasi). 5. Hitung nilai z untuk mengetahui Theoritical Proportion pada table z 6. Menghitung Theoritical Proportion.

7. Bandingkan Empirical Proportion dengan Theoritical Proportion, kemudian carilah selisih terbesar didalam titik observasi antara kedua proporsi.

8. Buat kesimpulan, dengan kriteria uji jika D hitung < D (n,a) dimana n adalah jumlah sampel dan a = 0,05, maka H0 diterima. Bentuk hipotesis statistik yang akan diuji adalah (Harun Al Rasyid, 2004):

H0 : X mengikuti distribusi normal H1 : X tidak mengikuti distribusi normal


(42)

Sany Arya Sonjaya, 2013

PENGARUH KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK PGRI 2 CIMAHI

1.8.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas, dilakukan untuk mengetahui apakah ada sampel yang terpilih menjadi responden berasal dari kelompok yang sama. Dengan kata lain, bahwa sampel yang diambil memiliki sifat-sifat yang sama atau homogen. Pengujian homogenitas dalam penelitian ini menggunakan uji Barlett. Kriteria yang peneliti gunakan adalah nilai hitung

χ

2 > nilai tabel, maka H0 menyatakan skornya homogen ditolak. Nilai hitung diperoleh dengan rumus berikut:

χ

2= (In10)[Σ

db. LogSi2)]

(Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin, 2006:294) Keterangan:

Si2 = Varians tiap kelompok data dbi n-1 = Derajat kebebasan tiap kelompok B = Nilai Burlett = (Log S2gab) (Σdbi) S2gab = varians gabungan = S2gab =

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian homogenitas varians ini menurut Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin (2006:295) adalah: 1. Menentukan kelompok-kelompok data, dan menghitung varians untuk tiap

kelompok tersebut.

2. Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses perhitungan, dengan model tabel Uji Barlett.

3. Menghitung varians gabungan.

4. Menghitung log dari varians gabungan. 5. Menghitung nilai Barlett.

6. Menghitung nilai χ 2

7. Menentukan nilai dan titik kritis. 8. Membuat kesimpulan.


(43)

Sany Arya Sonjaya, 2013

PENGARUH KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK PGRI 2 CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1.8.3 Uji Linieritas

Uji linieritas, dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebas bersifat linier. Uji linieritas dilakukan dengan uji kelinieran regresi. Langkah-langkah uji linearitas regresi (Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin, 2006: 296):

1. Menyusun tabel kelompok data variabel x dan variabel y. 2. Menghitung jumlah kuadrat regresi (JK reg(a)) dengan rumus:

JK reg(a) = (ΣY)2 n

3. Menghitung jumlah kuadrat regresi b І a (JK reg(a)) dengan rumus:

4. Menghitung jumlah kuadrat residu (JKres) dengan rumus: JKres = ΣY2– JKreg (b/a) – JK reg (a)

5. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJKreg(a)) dengan rumus: RJKreg(a) = JK reg (a)

6. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJKreg(a)) dengan rumus: RJKreg(a) = JKreg (b/a)

7. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKres) dengan rumus: RJKres = JKres

N – 2

8. Menghitung jumlah kuadrat error (JKE) dengan rumus:

Untuk menghitung JKE urutkan data x mulai dari data yang paling kecil sampai data yang paling besar berikut disertai pasangannya.

9. Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok (JKTC) dengan rumus: JKTC = JKres – JKE

10.Menghitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJKTC) dengan rumus: RJKTC = JKTC

K – 2

11.Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE) dengan rumus: RJKE = JKE


(44)

Sany Arya Sonjaya, 2013

PENGARUH KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK PGRI 2 CIMAHI

12.Mencari nilai uji F dengan rumus: F = RJKTC

RJKE

13.Menentukan kriteria pengukuran: Jika nilai uji F < nilai tabel F, maka distribusi berpola linier.

14.Mencari nilai Ftabel pada taraf signifikan 95% atau α = 5 %

15.Membandingkan nilai uji F dengan nilai tabel F kemudian membuat kesimpulan.

1.9 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dapat diartikan sebagai cara melaksanakan analisis terhadap data, dengan tujuan mengolah data tersebut menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat datanya dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yan berkaitan dengan kegiatan penelitian, baik berkaitan dengan deskripsi data maupun untuk membuat induksi, atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi (parameter) berdasarkan data yang diperoleh dari sampel (statistik).

Adapun tujuan dilakukannya analisis data antara lain : (a) mendeskripsikan data, dan (b) membuat induksi atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi, atau karakteristik populasi berdasarkan data yang diperoleh dari sampel (statistik). Untuk mencapai tujuan analisis data tersebut maka langkah-langkah atau prosedur yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :

a) Tahap mengumpulkan data, dilakukan melalui instrumen pengumpulan data. b) Tahap editing, yaitu memeriksa kejelasan dan kelengkapan pengisian

instrumen pengumpulan data.

c) Tahap koding, yaitu proses identifikasi dan klasifikasi dari setiap pertanyaan yang terdapat dalam instrumen pengumpulan data menurut Variabel-Variabel


(45)

Sany Arya Sonjaya, 2013

PENGARUH KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK PGRI 2 CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang diteliti. Dalam tahap ini dilakukan pemberian kode atau skor untuk setiap opsi dari setiap item berdasarkan ketentuan yang ada.

d) Tahap tabulasi data, yaitu mencatat atau entri data ke dalam tabel induk penelitian. Dalam hal ini hasil koding dituangkan ke dalam tabel rekapitulasi secara lengkap untuk seluruh item setiap Variabel. Adapun tabel rekapitulasi tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 3. 4

Rekapitulasi Hasil Skoring

Responden Skor Item Total

1 2 3 4 5 6 ... N

1. 2. N

Sumber : Ating dan Sambas (2006:39)

Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan dua macam teknik yaitu teknik analisis data deskriptif dan teknik analisis data inferensial.

1.9.1 Teknis Analisis Data Deskriptif

Sambas A.Muhidin dan Maman A (2007:53) menyatakan bahwa :

Teknik analisis data penelitian secara deskriptif dilakukan melalui statistika deskriptif, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat generalisasi hasil penelitian.

Analisis data ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah. Untuk menjawab rumusan masalah no.1 dan rumusan masalah no.2, maka teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, yakni untuk mengetahui gambaran kondusifitas kondisi lingkungan kerja, dan untuk mengetahui gambaran tingkat kinerja mengajar guru


(46)

Sany Arya Sonjaya, 2013

PENGARUH KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK PGRI 2 CIMAHI

di SMK PGRI 2 Cimahi. Termasuk dalam teknik analisis data statistik deskriptif antara lain penyajian data melalui tabel, grafik, diagram, persentase, frekuensi, perhitungan mean, median atau modul.

Untuk mempermudah dalam mendeskripsikan variabel penelitian, digunakan kriteria tertentu yang mengacu pada skor angket yang diperoleh dari responden. Untuk mempermudah dalam mendeskripsikan variabel penelitian, digunakan kriteria tertentu yang mengacu pada rata-rata skor kategori angket yang diperoleh dari responden. Untuk mengetahui jarak rentang pada interval pertama sampai dengan interval kelima digunakan rumus sebagai berikut :

Rentang = skor maksimal – skor minimal = 5 - 1 = 4 Lebar Interval = Rentang/banyaknya interval = 4/5 = 0,8

Jadi interval pertama memiliki batas bawah 1; interval kedua memiliki batas bawah 1,8; interval ketiga memiliki batas bawah 2,6; interval keempat memiliki batas bawah 3,4; dan interval kelima memiliki batas bawah 4,2. Selanjutnya disajikan kriteria penafsiran seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel 3. 5

Kriteria Penafsiran Deskripsi

Rentang Penafsiran

X Y

1 – 1,7 Sangat tidak kondusif Sangat Rendah 1,8 – 2,5 Tidak kondusif Rendah 2,6 – 3,3 Cukup kondusif Cukup tinggi

3,4 – 4,1 Kondusif Tinggi

4,2 – 5 Sangat kondusif Sangat tinggi

Sumber: Diadaptasi dari skor kategori Likert skala 5 (Sambas dan Maman, 2007:146)


(47)

Sany Arya Sonjaya, 2013

PENGARUH KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK PGRI 2 CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini menggunakan data dalam bentuk skala interval seperti yang dijelaskan dalam operasional variabel. Dan pengujian hipotesis menggunakan teknik statistik parametrik yang menuntut data minimal dalam bentuk interval.

1.9.2 Teknik Analisis Data Inferansial

Statistik inferensial meliputi statistik parametris yang digunakan untuk data interval dan ratio statistik nonparametris yang digunakan untuk data nominal dan ordinal. Dalam penelitian ini menggunakan analisis parametris karena data yang digunakan adalah data interval. Analisis data ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah no.3 yaitu untuk mengetahui adakah pengaruh kondusifitas kondisi lingkungan kerja terhadap tingkat kinerja mengajar guru di SMK PGRI 2 Cimahi.

Adapun untuk menguji hipotesis yang datanya berbentuk interval, maka digunakan analisis regresi yang dilakukan untuk melakukan prediksi, bagaimana perubahan nilai Variabel dependen bila nilai Variabel independen dinaikkan atau diturunkan nilainya (dimanipulasi).

Dalam penelitian ini, hipotesis yang telah dirumuskan akan diuji dengan statistik parametris antara lain dengan menggunakan t-test dan F-test terhadap koefisien regresi.

1.10 Uji Hipotesis

Hipotesis yaitu merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris dan dengan pengujian


(48)

Sany Arya Sonjaya, 2013

PENGARUH KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK PGRI 2 CIMAHI

tersebut maka akan didapat suatu keputusan untuk menolak atau menerima suatu hipotesis. Sedangkan pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang akan menghasilkan suatu keputusan dalam menerima atau menolak hipotesis ini.

Pengujian hipotesis dengan menggunakan model statistik parametrik analisis regresi dimaksudkan untuk mempelajari hubungan linier antara dua variabel. Model regresi linier sederhana : ŷ = a + bx

Dimana : ŷ : variabel tak bebas (nilai duga)

a : penduga bagi intersap (α)

b : penduga bagi koefisien regresi (β) dan

Adapun langkah-langkah uji keberartian regresi adalah sebagai berikut : 1. Menentukan rumusan hipotesis H0 dan H1 .

: β ≤ 0 : Tidak terdapat pengaruh positif kondusif tidaknya kondisi

lingkungan kerja terhadap kinerja mengajar guru.

: β > 0 : Terdapat pengaruh positif kondusif tidaknya kondisi lingkungan kerja terhadap kinerja mengajar guru.

2. Menentukan uji statistika yang sesuai. Uji statistika yang digunakan adalah uji F, yaitu:

Untuk menentukan nilai uji F dapat mengikuti langkah-langkah berikut: a. Menghitung jumlah kuadrat regresi dengan rumus :


(49)

Sany Arya Sonjaya, 2013

PENGARUH KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK PGRI 2 CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Menghitung jumlah kuadrat regresi b a , dengan rumus:

c. Menghitung jumlah kuadrat residu (JK res) dengan rumus:

d. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJK reg (a)) dengan rumus: RJK reg(a) = JK reg(a)

e. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJK reg (a)) dengan rumus: RJKreg(b/a) = JKreg(b/a)

f. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJK res) dengan rumus:

g. Menghitung F, dengan rumus :

3. Menentukan nilai kritis dengan derajat kebebasan untuk dbreg = 1 dan dbres = n-2

4. Membandingkan nilai uji F terhadap nilai Ftabel = F(1-a) (dbreg(b/a)(dbres)

Dengan kriteria pengujian: jika nilai uji F>Ftabel, maka tolak H0 yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh antara kondisi lingkungan kerja terhadap kinerja mengajar guru.


(50)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Gambaran kondusif tidaknya kondisi lingkungan kerja yang ditunjukkan dengan hasil penelitian didapat bahwa kondisi lingkungan kerja di SMK PGRI 2 Cimahi, secara keseluruhan berada pada kategori kondusif. Skor rata-rata jawaban responden tertinggi berada pada indikator kondisi lingkungan kerja non fisik, sedangkan kondisi psikologis dari lingkungan kerja berada pada jawaban terendah pada skor rata-rata tiap indikatornya, indikator tersebut diantaranya kondisi fisik lingkungan kerja, kondisi psikologis dari lingkungan kerja dan kondisi lingkungan kerja non fisik.

2. Gambaran tingkat kinerja mengajar guru yang ditunjukkan dengan hasil penelitian didapat bahwa kinerja mengajar guru di SMK PGRI 2 Cimahi, secara keseluruhan berada pada kategori cukup tinggi. Skor rata-rata jawaban responden tertinggi berada pada indikator kualitas mengajar, sedangkan kuantitas mengajar berada pada jawaban terendah pada skor rata-rata tiap indikatornya, indikator tersebut diantaranya kualitas mengajar dan kuantitas mengajar.

3. Berdasarkan hasil uji hipotesis menujukkan bahwa kondisi lingkungan kerja memiliki pengaruh positif terhadap kinerja mengajar guru. Artinya jika kondisi lingkungan kerja kondusif maka kinerja mengajar guru tinggi dan


(51)

Sany Arya Sonjaya, 2013

sebaliknya jika kondisi lingkungan kerja tidak kondusif maka kinerja mengajar guru rendah. Dalam penelitian ini menunjukan bahwa variabel kondisi lingkungan kerja itu menjadi prediktor yang cukup diperhitungkan bagi kinerja mengajar guru.

4.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas dan merujuk kepada skor rata-rata setiap indikator, saran yang dikemukakan mengacu kepada indikator yang memiliki skor rata-rata terendah di antara indikator yang lain untuk masing-masing variabel. Berdasarkan hal tersebut saran yang dapat dikemukan adalah sebagai berikut: 1. Hasil penelitian menujukkan bahwa kondusif tidaknya kondisi lingkungan

kerja di SMK PGRI 2 Cimahi sudah baik dan kondusif tetapi masih belum sepenuhnya optimal, kondisi demikian minimal dipertahankan dan ditingkatkan lagi dengan memperbaiki hal-hal yang masih lemah. Dalam hal kondisi psikologis dari lingkungan kerja dapat terlihat dari skor rata-rata yang diperoleh setiap indikator kondisi psikologis dari lingkungan kerja lebih kecil dibandingkan indikator yang lainnya. Merujuk kepada hasil tersebut salah satu upaya untuk mengoptimalkan kondisi psikologis dari lingkungan kerja yakni dengan memperhatikan dan mengatur jadwal mengajar guru dengan baik, agar guru tidak kelelahan pada saat mengajar, kemudian dalam hal konflik di lingkungan kerja juga harus diperhatikan dan diselesaikan secara bijak, agar tidak menguntungkan salah satu pihak.

2. Hasil penelitian menujukkan bahwa tingkat kinerja mengajar guru di SMK PGRI 2 Cimahi cukup tinggi tetapi masih belum sepenuhnya optimal, kondisi


(52)

demikian minimal dipertahankan dan ditingkatkan lagi dengan memperbaiki hal-hal yang masih lemah. Dalam hal kuantitas mengajar dapat terlihat dari skor rata-rata yang diperoleh setiap indikator kuantitas mengajar lebih kecil dibandingkan indikator yang lainnya. Merujuk kepada hasil tersebut salah satu upaya untuk meningkatkan kuantitas mengajar adalah dengan memberikan pengawasan dan memberikan contoh yang baik dari kepala sekolah dalam hal sikap kedisiplinan dan tanggung jawab dalam melaksanakan pembelajaran, kepala sekolah melakukan pendekatan preventif dan memberikan solusi kepada guru yang memiliki masalah dalam hal yang berkaitan dengan kuantitas mengajar.

3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja mengajar guru. Mengingat kondisi lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja mengajar guru, maka penulis merekomendasikan agar SMK PGRI 2 Cimahi harus tetap menjaga dan meningkatkan kondisi lingkungan kerja yang kondusif demi meningkatkan kinerja mengajar guru. Mengingat penelitian ini masih dalam ruang lingkup yang terbatas, maka bagi peneliti berikutnya diharapkan untuk memperluas ruang lingkup dan memperluas ukuran populasi maupun sampel penelitian.


(53)

Sany Arya Sonjaya, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Sumber buku:

Arikunto, Suharsimi. (2006). Hipotesis Penelitian. Bandung: PT Rosda.

____________. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

As’ad, M. (2003). Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty.

Djamarah dan Zain. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Fathurrohman, Pupuh. dan Suryana, AA. (2012). Guru Profesional. Bandung: PT

Refika Aditama.

Hasan, Bachtiar. (2003). Perencanaan Pengajaran Bidang Studi Edisi 2. Bandung: Pustaka Ramadhan.

Hasibuan, Malayu S.P. (2003). Organisasi dan Motivasi.: Dasar Peningkatan Produktivitas. Jakarta: Bumi Aksara.

Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahan. Bandung: Reflika Aditama.

____________. (2005). Evaluasi Kinerja SDM. Cetakan Pertama. Bandung: Reflika Aditama.

____________. (2006). Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: Reflika Aditama.

Manullang, Marihot. (2001). Manajemen Sumberdaya Manusia. Yogyakarta: BPFE.

Muhidin, Sambas A dan Ating Somantri (2006). Aplikasi Statistika Dalam Penelitian. Bandung: CV Karya Adika Utama.

Muhidin, Sambas A. (2010). Statistika 2 Pengantar untuk Penelitian. Bandung: Karya Adhika Utama.


(54)

103

Mulyasa, E. (2007). Menjadi Guru Profeional. Bandung: Remaja Rosdakarya. ____________. (2008). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Ivancevich, John M, Robert Konopaske dan Michael T. Matteson. (2006). Perilaku dan Manajemen Organisasi. Edisi Ke tujuh. Jakarta: Erlangga.

Nitisemito. (2008). Pengelolaan Tentang Kondisi Kerja. Jakarta: Erlangga.

Faisal, Sanapiah. (2007). Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sardiman. (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Sedarmayanti. (2001). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: Mandar Maju.

____________. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Refika Aditama.

____________. (2011). Tata kerja dan Produktivitas Kerja. Bandung: Mandar Maju.

Simamora, Henry. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE YKPN.

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. (1989). Metode Penelitian Survei. Jakarta: Midas Surya Grafindo.

Sontani, Uep Tatang dan Sambas Ali M. (2011). Desain Penelitian Kuantitatif. Bandung: Karya Andhika Utama

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. ____________. (2011). Statistika Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta. ____________. (2011). Statistika Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta. Sukadi. (2007). Guru Powerful Guru Masa Depan. Bandung: Kolbu.


(55)

104

Sany Arya Sonjaya, 2013

Supardi dan Soeprapto. (1998). Mutu Pendidikan: Pengertian, indicator dan faktor-faktor yang berpengaruh Balitbang Pendidikan dan kebudayaan. Jakarta.

Suparyanto. (2010). Kinerja / Job Performance. [On line]. Tersedia:

http://dr-suparyanto.blogspot.com/2010/10/kinerja-job-performance.html. [21 oktober 2010].

Syah, Muhibbin. (2004). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Uno, Hamzah B. (2009). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.

Uzer Usman, Moh. (1990). Menjadi Guru Professional. Bandung: PT Remaja. Rosdakarya.

____________. (2010). Menjadi Guru Professional. Bandung: PT Remaja. Rosdakarya.

Wibowo. (2007). Manajemen Kinerja. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Winardi, J. (2004). Manajemen Perilaku Organisasi. Jakarta: Kencana.

Wungu, Jiwo dan Hartanto. (2003). Tingkatkan Kinerja Perusahaan Anda Dengan Merit System. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Sumber Jurnal:

Anwaruddin, Awang. (296:2006). Pengembangan Model Penilaian Kinerja Pegawai. Jurnal Ilmu Administrasi Volume 2.

Manajerial. (2010). Jurnal Manajemen dan Sistem Informasi. Program Studi Pendidikan Manajemen, FPEB Universitas Pendidikan Indonesia. Vol 9, 25-33.


(56)

105

Mohammad Yahya (2008). Pelita Ilmu : Jurnal Ilmiah Ekonomi, Akuntansi, Manajemen. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pelita Bangsa, Bekasi. Vol. 2, No. 2, 27-50.

Nuchiyah, Nunu (2007). Jurnal Pendidikan Dasar. Vol. 5, No. 7.

Sunarso dan Sumadi (2007). Jurnal Manajemen Sumberdaya Manusia. Vol. 1, No. 2, 59-70.

Literatur Perundang-undangan:

SK Mendikbud Nomor 025 Pasal 01 Tahun 1995. Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Pasal 39. Uundang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.


(1)

sebaliknya jika kondisi lingkungan kerja tidak kondusif maka kinerja mengajar guru rendah. Dalam penelitian ini menunjukan bahwa variabel kondisi lingkungan kerja itu menjadi prediktor yang cukup diperhitungkan bagi kinerja mengajar guru.

4.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas dan merujuk kepada skor rata-rata setiap indikator, saran yang dikemukakan mengacu kepada indikator yang memiliki skor rata-rata terendah di antara indikator yang lain untuk masing-masing variabel. Berdasarkan hal tersebut saran yang dapat dikemukan adalah sebagai berikut: 1. Hasil penelitian menujukkan bahwa kondusif tidaknya kondisi lingkungan

kerja di SMK PGRI 2 Cimahi sudah baik dan kondusif tetapi masih belum sepenuhnya optimal, kondisi demikian minimal dipertahankan dan ditingkatkan lagi dengan memperbaiki hal-hal yang masih lemah. Dalam hal kondisi psikologis dari lingkungan kerja dapat terlihat dari skor rata-rata yang diperoleh setiap indikator kondisi psikologis dari lingkungan kerja lebih kecil dibandingkan indikator yang lainnya. Merujuk kepada hasil tersebut salah satu upaya untuk mengoptimalkan kondisi psikologis dari lingkungan kerja yakni dengan memperhatikan dan mengatur jadwal mengajar guru dengan baik, agar guru tidak kelelahan pada saat mengajar, kemudian dalam hal konflik di lingkungan kerja juga harus diperhatikan dan diselesaikan secara bijak, agar tidak menguntungkan salah satu pihak.

2. Hasil penelitian menujukkan bahwa tingkat kinerja mengajar guru di SMK PGRI 2 Cimahi cukup tinggi tetapi masih belum sepenuhnya optimal, kondisi


(2)

demikian minimal dipertahankan dan ditingkatkan lagi dengan memperbaiki hal-hal yang masih lemah. Dalam hal kuantitas mengajar dapat terlihat dari skor rata-rata yang diperoleh setiap indikator kuantitas mengajar lebih kecil dibandingkan indikator yang lainnya. Merujuk kepada hasil tersebut salah satu upaya untuk meningkatkan kuantitas mengajar adalah dengan memberikan pengawasan dan memberikan contoh yang baik dari kepala sekolah dalam hal sikap kedisiplinan dan tanggung jawab dalam melaksanakan pembelajaran, kepala sekolah melakukan pendekatan preventif dan memberikan solusi kepada guru yang memiliki masalah dalam hal yang berkaitan dengan kuantitas mengajar.

3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja mengajar guru. Mengingat kondisi lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja mengajar guru, maka penulis merekomendasikan agar SMK PGRI 2 Cimahi harus tetap menjaga dan meningkatkan kondisi lingkungan kerja yang kondusif demi meningkatkan kinerja mengajar guru. Mengingat penelitian ini masih dalam ruang lingkup yang terbatas, maka bagi peneliti berikutnya diharapkan untuk memperluas ruang lingkup dan memperluas ukuran populasi maupun sampel penelitian.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber buku:

Arikunto, Suharsimi. (2006). Hipotesis Penelitian. Bandung: PT Rosda.

____________. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

As’ad, M. (2003). Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty.

Djamarah dan Zain. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Fathurrohman, Pupuh. dan Suryana, AA. (2012). Guru Profesional. Bandung: PT

Refika Aditama.

Hasan, Bachtiar. (2003). Perencanaan Pengajaran Bidang Studi Edisi 2. Bandung: Pustaka Ramadhan.

Hasibuan, Malayu S.P. (2003). Organisasi dan Motivasi.: Dasar Peningkatan

Produktivitas. Jakarta: Bumi Aksara.

Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahan. Bandung: Reflika Aditama.

____________. (2005). Evaluasi Kinerja SDM. Cetakan Pertama. Bandung: Reflika Aditama.

____________. (2006). Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: Reflika Aditama.

Manullang, Marihot. (2001). Manajemen Sumberdaya Manusia. Yogyakarta: BPFE.

Muhidin, Sambas A dan Ating Somantri (2006). Aplikasi Statistika Dalam Penelitian. Bandung: CV Karya Adika Utama.

Muhidin, Sambas A. (2010). Statistika 2 Pengantar untuk Penelitian. Bandung: Karya Adhika Utama.


(4)

103

Mulyasa, E. (2007). Menjadi Guru Profeional. Bandung: Remaja Rosdakarya. ____________. (2008). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Ivancevich, John M, Robert Konopaske dan Michael T. Matteson. (2006). Perilaku dan Manajemen Organisasi. Edisi Ke tujuh. Jakarta: Erlangga.

Nitisemito. (2008). Pengelolaan Tentang Kondisi Kerja. Jakarta: Erlangga.

Faisal, Sanapiah. (2007). Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sardiman. (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Sedarmayanti. (2001). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: Mandar Maju.

____________. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Refika Aditama.

____________. (2011). Tata kerja dan Produktivitas Kerja. Bandung: Mandar Maju.

Simamora, Henry. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE YKPN.

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. (1989). Metode Penelitian Survei. Jakarta: Midas Surya Grafindo.

Sontani, Uep Tatang dan Sambas Ali M. (2011). Desain Penelitian Kuantitatif. Bandung: Karya Andhika Utama

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. ____________. (2011). Statistika Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta. ____________. (2011). Statistika Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta.


(5)

104

Supardi dan Soeprapto. (1998). Mutu Pendidikan: Pengertian, indicator dan

faktor-faktor yang berpengaruh Balitbang Pendidikan dan kebudayaan.

Jakarta.

Suparyanto. (2010). Kinerja / Job Performance. [On line]. Tersedia:

http://dr-suparyanto.blogspot.com/2010/10/kinerja-job-performance.html. [21 oktober 2010].

Syah, Muhibbin. (2004). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Uno, Hamzah B. (2009). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.

Uzer Usman, Moh. (1990). Menjadi Guru Professional. Bandung: PT Remaja. Rosdakarya.

____________. (2010). Menjadi Guru Professional. Bandung: PT Remaja. Rosdakarya.

Wibowo. (2007). Manajemen Kinerja. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Winardi, J. (2004). Manajemen Perilaku Organisasi. Jakarta: Kencana.

Wungu, Jiwo dan Hartanto. (2003). Tingkatkan Kinerja Perusahaan Anda Dengan

Merit System. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Sumber Jurnal:

Anwaruddin, Awang. (296:2006). Pengembangan Model Penilaian Kinerja

Pegawai. Jurnal Ilmu Administrasi Volume 2.

Manajerial. (2010). Jurnal Manajemen dan Sistem Informasi. Program Studi Pendidikan Manajemen, FPEB Universitas Pendidikan Indonesia. Vol 9, 25-33.


(6)

105

Mohammad Yahya (2008). Pelita Ilmu : Jurnal Ilmiah Ekonomi, Akuntansi,

Manajemen. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pelita Bangsa, Bekasi. Vol. 2, No. 2,

27-50.

Nuchiyah, Nunu (2007). Jurnal Pendidikan Dasar. Vol. 5, No. 7.

Sunarso dan Sumadi (2007). Jurnal Manajemen Sumberdaya Manusia. Vol. 1, No. 2, 59-70.

Literatur Perundang-undangan:

SK Mendikbud Nomor 025 Pasal 01 Tahun 1995. Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Pasal 39. Uundang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.