Peran PKK dalam pendewasaan usia perkawinan bagi peningkatan kualitas kewarganegaraan: Studi kasus pada pernikahan di bawah umur di Desa Jayamekar, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat.

(1)

PERAN PKK DALAM PENDEWASAAN USIA

PERKAWINAN BAGI PENINGKATAN KUALITAS

KEWARGANEGARAAN

(Studi kasus di Desa Jayamekar, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syaratmendapatkan gelar sarjana pendidikan

Oleh : Puspita Permatahati

1102404

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Peran PKK dalam pendewasaan usia perkawinan bagi peningkatan kualitas kewarganegaraan (Studi kasus tentang pernikahan di bawah umur di Desa Jayamekar, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat)” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sediri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian ditemukan adanya pelanggran etika keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak yang lain terhadap karya saya.

Bumi Siliwangi, Juni 2015 Yang membuat pernyataan,

Puspita Permatahati NIM. 1102404


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Puspita Permatahati

(1102404)

PERAN PKK DALAM PENDEWASAAN USIA PERKAWINAN BAGI PENINGKATAN

KUALITAS KEWARGANEGARAAN

(Studi kasus di Desa Jayamekar, Kecamtan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING: Pembimbing I,

Prof. Dr. Karim Suryadi, M.Si NIP.19700814 199402 1 001

Pembimbing II,

Dr. Prayoga Bestari, S.Pd, M.Si NIP. 19750414 200501 1001

Mengetahui.

Ketua Departemen Pendidikan Kewarganegaran,

Prof.Dr.H. Sapriya, M.Ed NIP. 1963082019883 1 001


(4)

(5)

ABSTRAK

Puspita Permatahati (1102404) “Peran PKK dalam pendewasaan usia perkawinan bagi

peningkatan kualitas kewarganegaraan (Studi kasus pada pernikahan di bawah umur di Desa Jayamekar, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat)”.

Abstrak : Peran PKK dalam pendewasaan usia perkawinan bagi peningkatan

kualitas kewarganegaraan

Penelitian ini terfokus pada peran PKK dalam pendewasaan usia perkawinan di Desa Jayamekar. PKK sebagai salah satu civil society yang dekat dengan masyarakat memiliki peran serta terhadap salah satu program pembangunan pemerintah diantaranya pendewasaan usia perkawinan di Desa Jayamekar mengingat di Desa Jayamekar masih terdapat warga masyarakat yang menikah di bawah umur. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, metode studi kasus serta informan para kader PKK, pelaku pernikahan di bawah umur, orang tua pelaku pernikahan di bawah umur dan PLKB diharapkan penelitian ini berhasil mengungkapkan peran PKK untuk memberdayakan masyarakat, salah satunya melalui pendewasaan usia perkawinan agar kualitas kewarganegaraan warga masyarakat Desa Jayamekar meningkat. Temuan dari penelitian ini antara lain: 1) PKK telah melakukan sosialisasi pendewasaan usia perkawinan secara seporadis dan insidental tanpa program khusus yang terstruktur; 2) Hambatan yang dialami PKK antara lain kurangnya kemampuan kader untuk mengadvokasi masyarakat dan kurangnya kolaborasi kerjasama antara PKK dan stakeholder; 3)Kualitas kewarganegaraan yang kurang baik dari pasangan yang menikah di bawah umur. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa melakukan pernikahan di bawah umur menyebabkan kualitas kewarganegaraan seseorang menjadi kurang baik.

Kata Kunci: Peran PKK, Pendewasaan usia perkawinan, Pemberdaaan masyarakat,


(6)

ABSTRACT

Puspita Permatahati (1102404) “The role of PKK in Pendewasaan Usia Pekrawinan for improving the quality of citizenship ( in the case study of

Jayamekar village, Padalarang, West Bandung)”

Abstract : The role of PKK in Pendewasaan Usia Pekrawinan for improving the quality of citizenship ( in the case study of Jayamekar village, Padalarang, West Bandung)”

This focused on the role of PKK in Pendwasaan Usia Perkawinan in Jayamekar village. PKK as one of the civil society that close to the community has the role of one of the goverment’s program like Pendewasaan Usia Perkawinan. By using a qualitative approach, case study methods and informants

like PKK members, the community of underage marriages, the parents of underage marriages and PLKB hopes this research showing the role of PKK to empower people. The findings of this research are: 1) PKK has conducted socialization of Pendewasaan usia perkawinan with seporadis and incidental without a structured program; 2) The problem of PKK in Pendewasaan usia perkawinan are members of PKK has the lack of ability to advocate for the community and the lack collaboration berween PKK and stakeholders; 3) The quality of citizenship which not good from married couples under age. Results from this research that married underage is one of reason from a not good quality of citizenship.

Keywords : The role of PKK, Pendewasaan Usia Perkawinan, community empowerment, quality of citizenship.


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN... ...

PERSEMBAHAN... ....

KATA PENGANTAR... .... i

UCAPAN TERIMAKASIH... .... ii

ABSTRAK... .... v

DAFTAR ISI... ... vii

DAFTAR TABEL... ... xii

DAFTAR GAMBAR... .... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar belakang penelitian... 1

B.Identifikasi masalah penelitian... 3

C.Rumusan masalah penelitian... 4

D.Tujuan Penelitian... ... 4

E. Metode Penelitian... ... 4

F. Manfaat Penelitian... ... 5

G.Struktur organisasi skripsi... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 7

A.Civic education... ... 7

B.Good governance... ... 9

C.Civil society... ... 11

D.Pemberdayaan masyarakat... 14

E. Kualitas kewarganegaraan... 16


(8)

BAB III METODE PENELITIAN... 20

A. Lokasi dan Subjek penelitian... 20

1. Lokasi penelitan... ... 20

2. Subjek penelitian... ... 21

B. Desain Penelitian... ... 21

1. Tahap pra penelitian... 22

2. Tahap perizinan... 22

3. Tahap pelaksanaan penelitian... 23

4. Tahap analisis data... 23

5. Tahap penyusunan laporan... 23

C. Metode penelitan... 24

1. Pendekatan penelitan... 24

2. Metode Penelitian... 24

D. Definisi operasional ... 25

1. Peran... 25

2. PKK... 25

3. Warga ... 25

4. Usia Pernikahan... 25

5. Pendewasaan usia perkawinan ... 26

6. Usia Perkawinan pertama... 26

7. Kualitas kewarganegaraan... 26

E. Instrumen penelitian... 26

F. Pengujian keabsahan data... 27

1. Credibility... 27

2. Transferability... 29

3. Dependability (Reabilitas)... 30

4. Confirmability... ... 30

G. Teknik Pengumpulan data... ... 30

1. Observasi... ... 31

2. Studi dokumentasi... ... 31

3. Wawancara ... 31


(9)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi dan objek penelitian... ... 33

1. Profil Desa Jayamekar... ... 34

2. PKK Desa Jayamekar... ... 37

a. Struktur organisasi PKK Desa jayamekar... 37

b. Tugas PKK Desa Jayamekar... ... 37

c. Fungsi PKK... ... 38

d. Program PKK... ... 38

B. Deskripsi penelitian... ... 39

1. Peran PKK dalam pendewasaan usia perkawinan di desa Jayamekar. 39 a. Peran yang diharapkan... ... 40

b. Peran yang dilakukan... ... 42

2. Hambatan-hambatan dalam pendewasaan usia perkawinan di desa Jayamekar... ... 50

a. Hambatan dari internal PKK... ... ... 50

b. Hambatan dari orang tua pelaku pernikahan di bawah umur... 51

c. Hambatan dari pelaku pernikahan dibawah umur... 53

d. Hambatan dari perspektif Stakeholder... ... 54

3. Kualitas kewarganegaraan keluarga yang menikah dibawah umur... ... 57

a. Tingkat kesejahteraan ekonomi... 57

b. Pola pengasuhan anak... ... 60

c. Partisipasi dalam program pembangunan... ... 62

d. Nilai-nilai budaya yang berkembang dalam keluarga... ... 62

C. Pembahasan hasil Penelitian... 64

1. Peran PKK dalam pendewasaan usia perkawinan... 66

2. Hambatan-hambatan dalam pendewasaan usia perkawinan... 71

3. Kualitas kewarganegaraan keluarga yang menikah dibawah umur.... 71

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 82

A. Simpulan... ... 82


(10)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang penelitian

Indeks daya saing bangsa Indonesia terus mengalami perbaikan. Berdasarkan data yang dilansir oleh World Economis Forum (2011, hlm. 18) dalam Global Competitiviness Report 2013-2014, Indonesia menempati peringkat 38 dari 148 Negara, sedang pada 2012-2013 Indonesia menempati posisi 50.

Meski berhasil naik 12 peringkat dari tahun sebelumnya, Indonesia tentu tak bisa berbangga diri. Pasalnya, jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN, Indonesia masih menempati peringkat kelima. Empat negara yang berada di atas Indonesia ditempati oleh Singapura (urutan 2), Malaysia (24), Brunei Darussalam (26) dan Thailand (37). Enam negara lainnya yang berada di bawah Indonesia ditempati oleh oleh Filipina (urutan 59), Vietnam (70), Laos (81), Kamboja (88) dan Myanmar (139). Sedangkan sepuluh besar teratas dalam Global Competitiveness Index 2013-2014 ditempati oleh Swiss , Singapura, Finlandia, Jerman, Amerika Serikat, Swedia, Hongkong, Belanda, Jepang dan Inggris.

Indeks daya saing bangsa Indonesia sangat dipengaruhi kualitas sumber daya manusia. Sedangkan Indeks Sumber Daya Manusia (SDM) bangsa Indonesia saat ini berada di urutan ke-53 dari 122 negara di dunia berdasarkan pengukuran Forum Ekonomi Dunia (2013, hlm. 5) yang dikeluarkan Selasa (1/10/2013) di Jenewa, Swiss mengemukakan :

Dalam pengukuran Indeks Sumber Daya Manusia tersebut berdasarkan 4 pilar indikator pengukuran antara lain :

1. Pilar Kesehatan dan Kesejahteraan yang berisi indikator yang berhubungan dengan populasi kesehatan fisik dan mental, dari usia anak-anak hingga dewasa.

2. Pilar Pendidikan yang merujuk pada hubungan aspek-aspek pendidikan secara kuantitatif dan kualitatif dari pendidikan tingkat dasar, menengah hingga tinggi, dan berisi informasi baik ketersediaan tenaga kerja saat ini dan juga di masa depan.

3. Pilar Tenaga Kerja dan Lapangan Kerja yang didesain untuk mengukur tingkat pengalaman, bakat, pengetahuan dan pelatihan dalam satu negara pada populasi usia tenaga kerja produktif.


(11)

2

4. Pilar Dukungan Lingkungan yang menangkap faktor kerangka hukum, infrastruktur dan lainnya yang memungkinkan pengembalian modal manusia.

Dari beberapa indikator pengukuran Indeks Sumber Daya Manusia tersebut di antara bagaimana menciptakan kualitas warga negara yang berkualitas baik dari sudut kesehatan dan pendidikan. Ditinjau dari sudut proses kejadian manusia menuju kedewasaan, manusa yang berkualitas adalah manusia yang bertanggung jawab.

Kualitas sumber daya manusia sebagai warganegara dapat dibangun oleh keluarga yang sejahtera. Untuk membangun keluarga sejahtera maka diperlukan perencanaan dalam membangun keluarga. Salah satu bentuk perencanaan keluarga adalah merencanakan pernikahan di usia yang matang (dewasa) secara kesehatan produksi, ekonomi, psikologi, dan legal. Diharapkan pasangan yang melakukan pernikahan pada usia matang (dewasa) maka membangun anggota keluarga yang berkualitas.

Agar anggota masyarakat—terutama remaja yang belum dewasa tidak terburu-buru untuk menikah di usia mudah diperlukan sosialisasi dan internalisasi akan pentingnya usia pernikahan yang matang untuk membangun keluarga sejahtera. Peran untuk melakukan sosialisasi dan internalisasi kepada remaja agar tidak melakukan perkawinan dini atau muda merupakan tanggung jawab bersama antara orang tua, pemerintah, dan organisasi-organisasi kemasyarakatan. Salah satu organisasi kemasyarakatan yang berperan melakukan sosialisasi dan internalisasi pernikahan usia matang adalah Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK).

Berdasarkan Permendagri Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pedoman Penataan Organisasi Kemasyarakat, PKK diharapkan dapat berperan untuk membantu pemerintah Desa dan Kelurahan dalam meningkatkan kesejahteraan lahir batin menuju terwujudnya keluarga yang berbudaya, bahagia, sejahtera, maju, mandiri, dan harmonis serta mempunyai peran dalam menumbuhkembangkan potensi dan peran perempuan dalam meningkatkan pendapatan keluarga.

Selain itu, peran PKK sebagai penggali, pengembang potensi masyarakat khususnya keluarga, pembina, motivator, serta penggerak prakarsa, gotong royong dan swadaya perempuan dalam pembangunan sebagai bagian integral dalam


(12)

3

mewujudkan pembangunan partisipatif. Kader PKK juga ikut terlibat dalam penyuksesan program Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Lansia (BKL), atau Bina Keluarga Remaja (BKR) yang leading sektor-nya BKKBN.

Menurut Ahamudy (2004, hlm.2) Realitas di lapangan menunjukkan bahwa masih rendahnya usia perkawinan pertama penduduk. Tingginya angka kelahiran erat kaitannya dengan usia kawin pertama dengan pembentukan keluarga kecil yang berkualitas. Median usia kawin pertama di Indonesia adalah 18,6 tahun. Median usia kawin pertama di perdesaan lebih rendah yaitu 17,9 tahun, sedangkan di daerah perkotaan adalah 20,4 tahun. Tingginya angka kelahiran ini juga disebabkan karena sebagian kelompok masyarakat dan keluarga belum menerima dan menghayati norma keluarga kecil sebagai landasan untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas.

Demikian juga masih rendahnya usia pernikalahnan pertama penduduk terjadi di Desa Jayamekar Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat. Tidak remaja belia yang baru keluar dari SD dan SLTP yang sudah menikah. Kondisi menimbulkan pertanyaan sejauh mana peran PKK dalam upaya mengurangi maraknya usia kawin pertama penduduk yang rendah di desa Jayamekar Kecamatan Padalarang Kabupaten Barat.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan dengan judul “Peran PKK dalam pendewasaan usia perkawinan bagi peningkatkan kualitas kewarganegaran (Studi kasus di Desa Jayamekar, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat)”.

B. Identifikasi masalah penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, penulis mencoba untuk menjabarkan berbagai macam masalah yang berkaitan dengan judul penelitian, diantaranya :

1. Masalah kesadaran warga desa jayamekar Kecamtan Padalarang mengenai usia perkawinan pertama

2. Tugas PKK dalam pendewasaan usia perkawinan di Desa Jaya Mekar

3. Persoalan yang dihadapi PKK dalam pendewasaan usia perkawinan di Desa Jayamekar


(13)

4

C.Rumusan masalah penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut di atas, penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Peran apa yang dilakukan oleh PKK dalam pendewasaan usia perkawinan di Desa Jaya Mekar Kecamaan Padalarang Kabupaten Bandung Barat?

2. Hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi PKK dalam pendewasaan usia perkawinan di Desa Jaya Mekar Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat?

3. Bagaimana kualitas kewarganegaraan keluarga yang menikah dibawah umur? D.Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis peran PKK untuk meningkatkan kesadaran warga dalam peningkatan usia perkawinan pertama warga Desa Jaya Mekar Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat .

Adapun secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mendapatkan deskripsi data tentang peran apa saja yang sudah dilakukan oleh PKK dalam pendewasaan usia perkawinan pada warga Desa Jaya Mekar Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat.

2. Mendapat deskripsi data tentang hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi PKK dalam pendewasaan usia perkawinan pada warga Desa Jaya Mekar Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat.

E.Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan kasus. Kasus dalam penelitian adalah peran dan upaya-upaya dilakukan oleh PKK dalam meningkatkan kesadaran warga tentang pendewasaan usia pernikahan di Desa Jaya Mekar Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat. Dengan pendekatan kasus ini, penulis merancang penelitian sebagai berikut:


(14)

5

1. Langkah pertama yang penulis lakukan dalam penelitian adalah melakukan observasi pendahuluan untuk mengindentifikasi dan merumuskan permasalahan.

2. Setelah terindentifikasi dan terumuskan masalah, melakukan kajian pustaka untuk merancang pedoman wawancara dan studi dokumentasi.

3. Merancang situasi sosial yang akan menjadi fokus kajian penelitian baik aktivitas, tempat, dan aktor dalam peran dan upaya-upaya PKK dalam pendewasaan usia perkawinan.

4. Selanjutnya, penulis merancang pedoman wawancara sesuai rumusan masalah yang sudah ditetapkan dalam Bab I.

5. Di samping merancang peodaman wawancara, menentukan narasumber yang diwawancarai sebagai informan, kegiatan-kegiatan dan tempat-tempat yang akan diobservasi.

6. Setiap hasil wawancara dengan narasumber dan hasil observasi dicatat dalam buku catatan penelitian.

7. Setelah data yang diperoleh jenuh maka langkah selanjutnya melakukan pengolahan dan analisis data.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut diantaranya :

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan model teoritik peran organisasi kemayarakatan terutama PKK untuk meningkatkan kesadaran warga tentang usia perkawinan dalam rangka peningkatan kualitas kewarganegaraan. Demikian secara teoritis diharapkan dapat mengembangkan konsep-konsep organisasi kemasyarakatan, kesadaran warga, dan kualitas kewarganegaraan.

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan implikasi kebijakan kepada pemerintah untuk membina PKK, dapat memberikan pedoman bagi PKK dalam menjalankan peran-perannya terutama peran dalam pendewasaan usia perkawinan.


(15)

6

G.Struktur organisasi skripsi Judul

Halaman pengesahan

Pernyataan mengenai maksud penelitian karya ilmiah Nama dan kedudukan tim pembimbing

Pernyataan tentang keaslian karya ilmiah Kata Pengantar

Ucapan terima kasih Abstrak

Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran Bab I Pendahuluan Bab II Kajian Pustaka Bab III Metode Penelitian

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi Daftar Pustaka


(16)

20

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek penelitian 1. Lokasi Penelitian

Menurut Nasution (2003, hlm. 49) “lokasi penelitian menunjukan pada pengertian tempat atau lokasi sosial penelitian yang dicirikan oleh adanya tiga

unsur yaitu, pelaku, tempat dan kegiatan yang dapat diobservasi”. Lokasi

penelitian dilakukan di desa Jayamekar kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh warga desa Jayamekar yang terdiri dari 3 Dusun, 24 RW, 144 RT. Sedangkan sampelnya yaitu warga yang menikah di Usia muda, Orang tua yang memiliki anak dengan usia muda, Tim Penggerak PKK tingkat desa, Tim Penggerak PKK tingkat RW, dan tim Penggerak PKK tingkat RT yang diambil secara purposive sampling dan

snowball sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sumber data

dengan pertimbangan tertentu.

Menurut Sudjana (1989, hlm. 168) “sampling purposve terjadi apabila pengambilan sampel dilakukan berdasarkan pengambilan perorangan atau peneliti”. Pertimbangan ini misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu

tentang apa yang peneliti harapkan sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek atau situasi sosial yang diteliti. Snowball samplig adalah teknik pengambilan sampel sumber data, yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar.

2. Subjek Penelitian

Nasution (2003, hlm. 32) mengemukakan bahwa “subjek penelitian adalah sumber penelitian yang dapat memberikan informasi, dipilih secara purposif dan

bertalian dengan purposif atau tujuan tertentu”.

Spradley (dalam Sugiono 2011, hlm. 297-298) menamai sasaran penelitian kualitatif sebagai social situation atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen yaitu: tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity). Situasi sosial dapat dinyatakan sebagai obyek penelitian yang ingin dipahami secara lebih mendalam


(17)

21

“apa yang terjadi” di dalamnya. Pada situasi sosial atau obyek penelitian ini, peneliti dapat mengamati secara mendalam aktivitas orang-orang (actors) yang ada pada tempat (place) tertentu.

Narasumber atau informan sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah Ketua dan anggota Tim Penggerak PKK Desa Jayamekar Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat; pengurus PKK RW dan RT; orang tua yang mempunyai usia remaja; serta remaja dan remaja yang menikah usia muda. Seperti yang terurai pada tabel dibawah ini

Tabel 3.1 Subyek Penelitian

No Subyek Penelitian Jumlah

1 Ketua PKK Desa JayaMekar (Siti Khoeriah)

1 orang 2 Tim Penggerak PKK Desa JayaMekar

(Elin & Nurhayati)

2 orang 3 Pengurus PKK RW & RT

(Suharti, Yeni, Imas)

3 orang 4 Orang tua yang mempunyai anak

menikah di bawah umur

(Ratisah, Juliah, Mamah, Yuyun)

4orang

6 Remaja yang menikah muda

(Utari, Riska, Rohayati, Widiawati, Susi)

5 orang 7 Tim Penyuluh KB

(Y.Eli)

1 orang

Jumlah 16 orang

Sumber: Data Subyek Penelitian yang disusun oleh peneliti pada tahun 2014

B. Desain Penelitian

Ada beberapa tahapan-tahapan atau prosedur-prosedur penelitian yang dirancang oleh peneliti agar penelitaian ini berjalan sebagaimana mestinya dan mendapatkan hasil yang optimal, diantaranya adalah :

1. Tahap Pra Penelitian

Langkah pertama yang penulis lakukan dalam penelitian adalah melakukan studi pendahuluan ke desa Jayamekar, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. Adapun tujuan dari studi pendahuluan ini adalah untuk mensurvey keadaan daerah tersebut sesuai atau tidak dengan rumusan tujuan atau fokus penelitian atau tidak.


(18)

22

2. Tahap perizinan

Moelong (2010, hlm. 128 ) mengungkapkan bahwa “Pertama-tama yang harus diperhatikan oleh peneliti adalah siapa saja yang berwenang memberikan izin bagi pelaksanaan penelitian”.

Dalam perizinan ini peneliti harus melakukan perizinan secara prosedural formal, adapun tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut:

a. Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia.

b. Setelah ditandatangani ketua jurusan PKn lalu surat izin penelitan diserahkan kepada Dekan Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia melalui Dekan Pembantu bidang Akademik dan Kemahasiswaan.

c. Surat Izin penelitian diserahkan kepada pihak terkait yaitu Kepala Desa Jaya Mekar

d. Konfirmasi dari Kepala Desa Jayamekar setelah itu mendapat surat tembusan ke Ketua PKK Desa Jayamekar dan Ketua PKK RT dan RW.

e. Konfirmasi dari pihak PKK

f. Peneliti menyiapkan langkah awal penelitian dengan membuat pedoman wawancara dan observasi terlebih dahulu.

3. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Setelah mendapatkan perizinan, peneliti dapat melaksanakan penelitian lebih lanjut. Dalam tahap pelaksanaan penelitian ini, peneliti mencari berbagai informasi yang berkaitan dengan fokus penelitian sebagaimana yang telah direncanakan oleh peneliti. Data atau informasi yang diperoleh kemudian peneliti olah dan analisis berdasarkan fokus penelitian. Menurut Arikunnto (2009, hlm.

126), “dengan data, peneliti dapat menjawab permasalahan, dan mencari sesuatu yang menjadi tujuan penelitian”.

Berdasarkan pendapat tersebut kita dapat memahami bahwa data merupakan hal terpenting dalam penelitian ini. Dengan demikian, data yang didapat didalam penelitian ini adalah berdasarkan pedoman wawancara yang telah disiapkan sebelumnya oleh peneliti.


(19)

23

4. Tahap Analisis data

Setelah terindentifikasi dan terumuskan masalah, melakukan kajian pustaka untuk merancang pedoman wawancara dan studi dokumentasi.

Merancang situasi sosial yang akan menjadi fokus kajian penelitian baik aktivitas, tempat, dan aktor dalam peran dan upaya-upaya PKK meningkatkan kesadaran warga tentang pendewasaan usia perkawinan.

Selanjutnya, penulis merancang pedoman wawancara sesuai rumusan masalah yang sudah ditetapkan dalam Bab I. Pedoman wawancara inilah yang dasar penulis untuk melakukan pengumpulan data pada saat melaksanakan penelitian.

Di samping merancang peodaman wawancara, menentukan narasumber yang diwawancarai sebagai informan, kegiatan-kegiatan dan tempat-tempat yang akan diobservasi. Setiap hasil wawancara dengan narasumber dan hasil observasi dicatat dalam buku catatan penelitian. Setelah data yang diperoleh jenuh maka langkah selanjutnya melakukan pengolahan dan analisis data.

5. Tahap Penyusunan Laporan

Pada tahap penyusunan laporan, semua data dan informasi selama proses penelitian bahwa laporan penelitian adalah uraian tentang hal-hal yang berkaitan dengan proses kegiatan penelitian. Dengan demikian, isi laporan penelitian bukan hanya tentang langkah-langkah yang telah dilalui oleh peneliti saja, tetapi juga latar belakangnya, kerangka berpikir, dukungan teori, dan lain sebagainya yang bersifat memperkuat makna penelitian yang dilakukan.

Seluruh data yang telah didapat selama penelitian kemudian dirangkum dalam laporan yang disusun sistematis sesuai dengan buku panduan karya tulis ilmiah yang nantinya akan dipertaggungjawabkan pada ujian sidang.

C. Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk meneliti Peran PKK dalam pendewasaan usia perkawinan untuk meningkatkan kualitas kewarganegaran . Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan kasus. Kasus dalam penelitian


(20)

24

adalah peran dan upaya-upaya dilakukan oleh PKK dalam meningkatkan kesadaran warga tentang pendewasaan usia pernikahan di Desa Jaya Mekar Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat.

Lexi J Moeloeng (2010, hlm. 6) mengemukakan penelian kualitatif sebagai berikut :

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialai oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain. Secara holistik dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Melalui pengunaan metode dan pendekatan diatas, diharapkan peneliti dapat memperoleh gambaran peran PKK dalam pendewasaan usia perkawinan.

2. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif berkesiambungan (continuity descriptive

research).

Bogdan dan Taylor (dalam moleong, 2010, hlm 4) mendefinisikan metode penelitian kualitatif sebagai berikut:

Metodologi Kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Sedangkan menurut Sugiyono (2011, hlm. 15 ) mengungkapkan pengertian metode penelitian kualitatif sebagai berikut :

Metode penelitian kualitaatif adalah metode penelitian yang berlandasan pada filsafat postpotivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (Sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengunpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif seperti yang diungkapkan diatas.


(21)

25

D. Definisi Operasional 1. Peran

Istilah peran dalam “Kamus Besar Bahasa Indonesia” mempunyai arti pemain

sandiwara (film), tukang lawak pada permainan makyong, perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat.

Pengertian peran menurut Soerjono Soekanto (2002, hlm. 243), yaitu peran merupakan aspek dinamis kedudukan (status), apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan.

Dari hal diatas penulis menyimpulkan bahwa Peran yang dilakukan oleh PKK yaitu bagian dari aspek dinamis kedudukan anggotanya sebagai warga negara yang baik.

2. PKK

Pembinaan Kesejahteraan Keluarga, disingkat PKK, adalah organisasi kemasyarakatan yang memberdayakan wanita untuk turut berpartisipasi dalam pembangunan Indonesia.

3. Warga

Warga mengandung arti peserta, anggota atau warga dari suatu organisasi atau perkumpulan, Warga negara artinya warga ata anggota dari organisasi yang bernama negara.

4. Usia Pernikahan

Usia pernikahan menurut KUHPerdata dalam pasal 29 menentukan:

Setiap laki-laki yang belum berusia 18 tahun penuh dan wanita yang belum berusia 15 tahun penuh, tidak diperkenankan mengadakan perkawinan namun bila ada alasan-alasan penting Presiden dapat menghapuskan larangan itu dengan memberikan dispensasi.

Usia ideal perkawinan menurut BKBN yaitu perempuan diatas 20 tahun, sedangkan laki-laki diatas 25 tahun.

5. Pendewasaan usia perkawinan

Program Pendewasaan Usia kawin dan Perencanaan Keluarga merupakan kerangka dari program pendewasaan usia perkawinan. Kerangka ini terdiri dari


(22)

26

tiga masa reproduksi, yaitu: 1) Masa menunda perkawinan dan kehamilan, 2) Masa menjarangkan kehamilan dan 3) Masa mencegah kehamilan.

6. Usia perkawinan pertama

BPS mendefinisikan umur perkawinan pertama sebagai umur pada saat wanita melakukan perkawinan secara hukum dan biologis yang pertama kali. 7. Kualitas Kewarganegaraan

Kualitas kewarganegaraan adalah setiap warga negara yang memenuhi kriteria sebagai warga negara yang baik.

E.Instrumen penelitian

Moelong (2010, hlm. 168) mengungkapkan di dalam penelitian kualitatif, manusia merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analis, penafsir data dan pada akirnya ia menjadi pelopor hasil penelitiannya, sehingga ia menjadi segalanya dari kesuluruhan proses penelitian.

Pada penelitian ini peneliti menjadi pengatur penelitian dengan menggunakan prosedur seperti yang diungkapkan Moelong.

Sebagiamana diungkapkan oleh Kalidjernih (2010, hlm. 112)

mengungkapkan, “dalam penelitian kualitatif metode yang lazim digunakan

adalah wawancara, pengamatan (participant observation) dan analisis wacana. Peneliti menggunakan metode wawancara pada subjek penelitian dan observasi ke lapangan tempat peneliti melakukan penelitian.

Sugiyono (2010, hlm. 193) menjelaskan :

Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu kualitas instrumen penelitian, dan kualitas pengumpulan data. Kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan reabilitas instrumen dan kualitas pengumpulan data dengan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Oleh karena itu, instrument yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya, belum tentu dapat menghasilkan data yang valid dan reliable, apabila instrumen tersebut tidak digunakan secara tepat dalam pengumpulan datanya.


(23)

27

Dengan demikian, instrumen utama dalam penelitian ini adalah penulis sendiri yang terjun langsung ke lapangan untuk mencari informasi melalui observasi dan wawancara.

F. Pengujian keabsahan data

Moelong (2012, hlm. 324) menyebutkan bahwa keabsahan data yang diperoleh dalri penelitian kualittuf mempunyai derajat keperyaan (credibility). Pada penelitian ini keabsahan data adalah hal yang perlu diperhatikan oleh peneliti.

Sedangkan Sugiyono (2010, hlm. 363) menyebutkan bahwa data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian. Data valid dalam penelitian ini adalah data yang relevan antara yang peneliti laporkan dengan keadaan di lapangan. Untuk itu peneliti akan melakukan observasi terlebih dahulu sebelum melaporkan data.

Selanjutnya, Sugiyono (2010, hlm. 366) menjelaskan bahwa uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility (validitas internal)

transferability (validitas eksternal), dependability (reabilitas), dan comfirmability

(obyektifitas).

Dengan demikian data dinyatakan valid apabila ada kesesuaian antara laporan dan data yang peneliti temukan dilapangan. Keabsahan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah data-data yang diperoleh dari pendekatan kasus. 1. Credibility (Validitas internal)

Validitas internal atau uji kredibilitas data hasil penelitian kualitatif, menurut sugiyono (2010, hlm. 368) dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekuan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif dan member check. Rangkaian aktivitas creadibility data tersebut penulis terapkan dalam penelitian sebagai berikut:

a. Perpanjangan pengamatan

Penulis melakukan perpanjangan pengamatan guna memperoleh data yang sahih (valid) dari sumber data dengan cara menningkatkan intensitas pertemuan dan melakukan penelitian dalam kondisi dan waktu yang tepat.


(24)

28

b. Meningkatkan ketekunan dalam penelitian

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan, sehingga data atau peristiwa dapat direkam secara pasti dan sistematis tentang apa yang diamati.

c. Triangulasi data

Kegiatan trianguylasi data bertujuan untuk melakukan pengecekan kebenaran data tertentu dari berbagai cara dan waktu.

1) Triangulasi sumber

Tujuan dari triangulasi sumber adalah untuk menguji keabsahan data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh melalu beberapa sumber. Dalam penelitian ini peneliti mengecek dari tiga sumber data yaitu : Kader PKK, orang tua yang memiliki anak remaja, dan remaja yang menikah muda.

Dibawah ini adalah bagan dari triangulasi sumber dengan tiga sumber data :

Bagan 3.1

Triangulasi dengan tiga sumber data

(Sumber: Sugiyono, 2010, hlm. 372)

2) Triangulasi teknik

Triangulasi terbaik untuk menguji kreadibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumberuzr yang sama dengan teknik yang berbeda. Peneliti akan mengece dengan beberapa teknik yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi.

Ketua dan KADER PKK

Orang tua yang memiliki anak menikah di bawah umur+ remaja yang menikah di bawah umur


(25)

29

Bagan 3.2

Triangulasi dengan tiga teknik pengumpulan data

B

(Sumber: Sugiyono, 2010, hlm. 372)

3) Triangulasi waktu

Waktu merupakan salah satu hal yang mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara sesuai dengan waktu luang narasumber sehingga data yang didapat lebih valid dan kredibel.

d. Menggunakan referensi yang cukup

Menggunakan referensi yang cukup adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Oleh karena itu, agar validitas penelitian ini dapat dipercaya maka peneliti akan mengumpulkan semua bukti penelitian yang ada disertai foto dan dokumen dokumen yang otentik.

e. Member check

Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada

pemberi data. Pemberi data tujuan dari member check adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diberikan oleh pemberi data. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh pemberi data, berarti data tersebut valid, sehingga semakin kredibel, begitu pula sebaliknya.

2. Transferability (Validitas Eksternal)

Dalam hal ini, Sugiyono (2010, hlm. 368) menjelaskan:

Transferability merupakan validitas eksternal dalam penelitian kuantitatif.

Validitas eksternal menunjukan draat ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi dimana sampel tersebut diambil. Nilai transfer berkenaan dengan kenyataan. Hingga mana hasill penelitian dapat diterapkan atau digunakan dalam situasi lain. Supaya orang lain dapat memahami hasil penelitian kualitatif yang penulis lakukan sehingga ada kemungkinan menerapkan hasil penelitian ini maka penulis dalam membuat laporan

Wawancara observasi


(26)

30

Dengan demikian, penulis berharap pembaca menjadi jelas atas hasil penelitian ini.

3. Dependability (Reabilitas)

Dalam penelitian kualitatif, dependability disebut juga dengan reabilitas. Sugiyono (2010, hlm. 368) menjelaskan dependability sebagai berikut :

Suatu penelitian yang reliable adalah apabila orang lain dapat mengulangi/ merefleksi proses penelitian tersebut. Dalam penelitian kualitiatif, uji dependability, dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Sering terjadi peneliti tidak melakukan proses penelitian ke lapangan, tetapi bisa memberikan data.

Pengujian reabilitas dilakukan dengan cara melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Oleh karena itu, dalam hal ini penulis bekerja sama dengan pembimbing untuk mengaudit keseluruhan proses penelitian.

4. Confirmability (Obyektivitas)

Obyektifitas penelitian, Sugiyono (2010, hlm. 368) menjelaskan :

Penguian confirmability dalam penelitian kualitaitf disebut dengan uji obyektivitas penelitian. Penelitian ini dikatakan obyektif bila hasil penelitian telah disepakati banyak orang. Dalam penelitian kualitatif, uji confirmability berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar confirmability.

Berkenaan dengan uji comfirmability, peneliti berusaha menguji hasil ikatan dengan proses yang dilakukan selama penelitian di lapangan kemudian mengevaluasinya.

G. Teknik Pengumpulan data

Ditinjau dari sumber datanya maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.

Ditinjau dari segi cara atau teknik pengumpulan data maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan), interview


(27)

31

(wawancara), dokumentasi dan gabungan antara ketiganya. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:

1. Observasi

Observasi untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas sosialisasi dan internalisasi nilai-nilai pendewasaan usia perkawinan.

2. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi untuk mengumpulkan dokumen tentang kegiatan-kegiatanyang telah dilakukan oleh PKK Desa Jayamekar Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat terutama kegiatan PKK dalam meningkatkan kesadaran warga dalam pendewasaan usia perkawinan serta data-data tentang usia perkawinan pertama di Desa Jayamekar Kecamatan Padalarang Kabupaten Barat. 3. Wawancara

Wawancara untuk mengumpulkan data mengenai tingkat kesadaran warga Desa Jayamekar Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat, peran PKK dalam meningkatkan kesadaran warga tentang pendewasaan usia perkawinan, upaya-upaya PKK untuk meningkatan kesadaran warga dalam pendewasaan usia perkawinan, serta hambatan-hambatan PKK untuk meningkatkan kesadaran dalam pendewasaan usia perkawinan.


(28)

32

H.

Jadwal Penelitian

Tabel 3.2 Jadwal Penelitian

No. Nama Kegiatan Bulan

Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 1. Penyusunan

proposal dan persetujuan usul penelitian

2. Diskusi proposal 3. Studi pendahuluan

untuk menentukan lokasi penelitian 4. Pengumpulan data

di lapangan

5. Pengolahan dan analisis data 6. Penyusunan

laporan

7. Diskusi draf laporan

8. Penyempurnaan laporan

9. Ujian


(29)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dipaparkan dapat ditarik kesimpulan dan rekomendasi sebagai berikut :

A. Simpulan

Berdasarkan atas temuan hasil penelitian, penulis akan mengungkapkan beberapa kesimpulan antara lain sebagai berikut:

1. Peran yang sudah dilakukan PKK dalam pendewasaan usia perkawinan di Desa Jayamekar adalah: 1) Sosialisasi pendewasaan usia perkawinan kepada masyarakat Desa Jayamekar; 2) Bekerja sama dengan LSM dalam menambah wawasan guna mensukseskan program pendewasaan usia perkawinan. Maka dari itu peneliti menilai bahwa peran PKK dalam pendewasaan usia perkawinan di Desa Jayamekar belum optimal dilaksanakan disebabkan: 1) Tidak adanya program secara khusus dalam pendewasaan usia perkawinan; 2) Konsolidasi antar kader masih rendah; 3) Kurangnya kuantitas kader sebagai penggerak PKK.

2. Hambatan-hambatan dalam pendewasaan usia perkawinan di Desa Jayamerkar antara lain: 1) Tidak ada program secara khusus dan tersktruktur mengenai pendewasaan usia perkawinan di Desa Jayamekar; 2) Belum optimalnya BP3AKB Kecamatan Padalarang dalam memetakan turunan-turunan dari program nasional BKKBN menjadi poin-poinn program khusus sesuai kebutuhan masyarakat di wilayah kerjanya; 3) Kurang masifnya Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) Desa Jayamerkar dalam sosialisasi dan kerja sama dengan PKK; 4) Kurang digerakannya PKK sebagai organisasi yang dekat dengan masyarakat dalam pendewasaan usia perkawinan oleh para stakeholder; 5) Tidak terbukanya masyarakat terhadap program pemerintah, sehingga pola fikirnya berbeda dengan pemerintah.

3. Kualitas kewarganegaraan pasangan yang menikah di bawah umur yaitu tidak memiliki kualitas kewarganegaaran yang baik, dikarenakan: 1) Tidak


(30)

sesuai dengan beberapa teori mengenai warga negara yang baik yang diungkapkan oleh beberapa ahli, seperti tidak demokratis, belum memiliki sifat patriotik dan pancasilais, juga tidak terlibat aktif dalam masyarakat; 2) Belum sesuai dengan kriteria warga negara yang baik sesuai Undang-Undang seperti kurangnya rasa cinta terhadap tanah air.

B. Rekomendasi

Melalui penelitian ini penulis menyampaikan beberapa rekomendasi, yakni sebagai berikut:

1. Kepada Ketua PKK Desa Jayamekar antara lain:

a. Mengoptimalkan kerja kolektif dan pembagian tanggung jawab dalam PKK sesuai dengan kelompok kerja para kader.

b. Mengevaluasi setiap capaian dalam suatu program. 2. Penggerak PKK diantara lain:

a. Memasukan agenda kegiatan PKK mengenai pendewasaan usia perkawinan di Desa Jayamekar

b. Membuat program secara terstruktur mengenai pendewasaan usia perkawinan di Desa Jayamekar

c. Menginovasi metode dalam sosialisasi pendewasaan usia perkawinan agar bisa diterima oleh seluruh masyarakat hingga mampu menyadarkan masyarakat.

d. Mengorganisir unsur-unsur termaju dalam masyarakat untuk dijadikan kader baru PKK guna menambah sumber daya manusia sebagai tenaga penggerak PKK.

e. Merubah pola fikir masyarakat agar bisa terbuka terhadap setiap program pemerintah sehingga dapat memajukan masyarakat.

f. Merubah pola fikir masyarakat mengenai pendewasaan usia perkawinan agar mau menikah di usia yang ditetapkan pemerintah. 3. Kepada Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan

Keluarga Berencana (BP3AKB) antara lain:

a. Membuat turunan dari program-program Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada wilayah kerjanya,


(31)

b. Membuat program khusus pendewasaan usia perkawinan bagi Desa Jayamekar.

c. Mengoptimalkan kerjasama dengan PKK dalam pendewasaan usia perkawinan.

4. Kepada Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) Desa Jayamekar antara lain :

a. Lebih masif melakukan sosialisasi pendewasaan usia perkawinan b. Lebih masif melakukan kerjasama dengan masyarakat, khususnya

PKK dalam pendewasaan usia perkawinan di Desa Jayamekar. 5. Kepada orang tua dan pelaku pernikahan di bawah umur antara lain:

a. Bisa terbuka dan percaya kepada PKK sebagai organisasi dengan kader yang berasal dari masyarakat.

b. Berpartisipasi dalam berbagai program pembangunan pemerintah. 6. Kepada peneliti selanjutnya antara lain agar melakukan penelitian

mengenai menurunnya kuantitas pernikahan di bawah umur dengan kondisi peran para stakeholder yang belum maksimal.

7. Kepada Departemen Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia agar mengembangkan pembelajaran yang mengembangkan kapasitas dalam melakukan penyadaran dan pengembangan kelembagaan melalui beberapa mata kuliah antara lain:

a. Ilmu negara yakni harus ada perubahan paradigma mengenai konsep negara, bahwa negara bukan hanya pemerintah, tetapi ada sektor swasta dan civil society.

b. Ilmu kewarganegraan yakni bukan hanya mengajarkan tentang pancasila, UUD, dan konstitusi tetapi juga menambahkan pembelajaran mengenai isu-isu kemasyarakatan.

c. Sistem masyarakat Indonesia yakni dengan mengajarkan agar masyarakat Indonesia terbuka kepada setiap program pembangunan pemerintah, dan mengajarkan agar masyarakat Indonesia terhindar dari sifat apatis terhadap program pembangunan pemerintah yakni dengan cara mengkritisi apabila tidak menyetujuinya.


(32)

8. Bagi Mahasiswa Departemen Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia agar meningkatkan kepekaan terhadap masalah-masalah sosial kemasyarakatan terutama masalah sosial di lingkungan terderkat.


(33)

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Ahamudy, I. (2004) Pengendalian pertumbuhan penduduk, pembangunan

kependudukan dan keluarga kecil berkualitas- DRAF RUU Pengendalian penduduk dan pembangunan kependudukan. Jakarta : Kemendagri.

Akadun. (2009). Teknologi Informasi Administrasi. Bandung: Alfabeta. Arikunto, Suharsimi (2006). Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktik.

Jakarta: Rineka cipta.

BKKBN. (2008). Pendewasaan usia perkawinan dan hak reproduksi bagi remaja, BadanKoordinasi Keluarga berencana nasional. Jakarta: Direktorat remaja dan perlindungan hak-hak reproduksi.

Cogan, J. J. (1999). Developing in the civic society: The role of civic education. Bandung: CICED.

Fakih, Mansour. (2001). Pendidikan Populer Membangun Kesadaran Kritis, Jakarta: Read Book.

JICA. (2000). Pelatihan Perencanaan Pembangunan sosial lokal partisipatori. Makasar: UNHAS

Kalidjernih, Freddy K. (2010). Penulisan Akademik Esai, Makalah, Artikel,

Jurnal ilmiah, Skripsi, Tesis, Disertasi. Bandung: Widya Aksara Press

Korten, David.C. (2002). Menuju Abad ke-21: Tindakan Sukarela dan Agenda Global, Cetakan Ketiga. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Moeloeng, Lexy.J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif: Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Nasution, S (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Onyx. J & Benton Pam (1993). Empowerment adn Ageing; Toward Honoured Placed for Crones and Sages; comunity empowerment: London: Zed Book Ltd. Prijono S, Onny. (1996). Pemberdayaan Konsep, Kebijakan dan Implementasi.

Jakarta: CSIS

Sugiono. (2013) Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D, cetakan ke-13. Bandung: Alfabeta.


(34)

Sumarto, Hetijah Sj. (2004.) Inovasi, Partisipasi dan Good Governace. Jakarta: \ Yayasan Obor Indonesia.

Wahab. AA & Sapriya. (2011). Teori dan Landasan PKn. Bandung: Alfabeta. Winarno. (2009). Kewarganegaraan Indonesia Dari Sosiologis Menuju Yuridis.

Bandung: Alfabeta

Word Economic forum (2011) The global competitivines report 2011-2012. Swiss :Word Economic Forum.

Word Economic forum (2011) The indonesia competitivines report 2011. Swiss: Word Economic forum.

Zamroni. (2001). Pendidikan untuk demokrasi: Tantangan menuju civil

society.Yogyakarta: BigrafPublishing.

Jurnal :

Aslichati, L. (2011) Organisasi pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga

sebagai sarana pemberdayaan perempuan. Jurnal, 7(1), hlm1.

Sapriya. (2012). Pidato Pengukuhan Prof. Dr .H. Sapriya, M.Ed, hlm3. Tesis :

Prihasanti, A. (2008) Peran dan potensi gerakan pkk serta model

pemberdayaannya bagi perempuan dalam rangka membantu ekonomi keluarga. Tesis, Pascasarjana Fakultas ekonomi, Universitas Brawijaya

Malang. Disertasi :

Winataputra, U.S. (2001) Jatidiri pendidikan kewarganegaraan sebagai wahana sistematik Pendidikan Demokrasi, Ringkasan Disertasi Doktor Pada FPIPS,Universitas Pendidikan Indonesia.

Internet :

Adzlan,T. (2011) Pendewasaan Usia Perkawinan [online] tersedia di :

http://lampung.bkkbn.go.id/ViewArtikel.aspx?ArtikelID=21 (diunduh pada tanggal 11 November 2014).

BKKBN. (2011) Batasan dan Pengertian MDK [online] tersedia di :

http://aplikasi.bkkbn.go.id/mdk/BatasanMDK.aspx (diunduh pada tanggal 11 November 2014)


(35)

_______. (2013) Kamus Besar Bahasa Indonesia. [online] tersedia di : http://bahasa.kemendiknas.go.id/kbbi/index.php (diunduh tanggal 5

Januari 2015)

Undang-Undang :

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007 UU Nomor 20 Tahun 2003


(1)

sesuai dengan beberapa teori mengenai warga negara yang baik yang diungkapkan oleh beberapa ahli, seperti tidak demokratis, belum memiliki sifat patriotik dan pancasilais, juga tidak terlibat aktif dalam masyarakat; 2) Belum sesuai dengan kriteria warga negara yang baik sesuai Undang-Undang seperti kurangnya rasa cinta terhadap tanah air.

B. Rekomendasi

Melalui penelitian ini penulis menyampaikan beberapa rekomendasi, yakni sebagai berikut:

1. Kepada Ketua PKK Desa Jayamekar antara lain:

a. Mengoptimalkan kerja kolektif dan pembagian tanggung jawab dalam PKK sesuai dengan kelompok kerja para kader.

b. Mengevaluasi setiap capaian dalam suatu program. 2. Penggerak PKK diantara lain:

a. Memasukan agenda kegiatan PKK mengenai pendewasaan usia perkawinan di Desa Jayamekar

b. Membuat program secara terstruktur mengenai pendewasaan usia perkawinan di Desa Jayamekar

c. Menginovasi metode dalam sosialisasi pendewasaan usia perkawinan agar bisa diterima oleh seluruh masyarakat hingga mampu menyadarkan masyarakat.

d. Mengorganisir unsur-unsur termaju dalam masyarakat untuk dijadikan kader baru PKK guna menambah sumber daya manusia sebagai tenaga penggerak PKK.

e. Merubah pola fikir masyarakat agar bisa terbuka terhadap setiap program pemerintah sehingga dapat memajukan masyarakat.

f. Merubah pola fikir masyarakat mengenai pendewasaan usia perkawinan agar mau menikah di usia yang ditetapkan pemerintah. 3. Kepada Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan

Keluarga Berencana (BP3AKB) antara lain:

a. Membuat turunan dari program-program Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada wilayah kerjanya,


(2)

b. Membuat program khusus pendewasaan usia perkawinan bagi Desa Jayamekar.

c. Mengoptimalkan kerjasama dengan PKK dalam pendewasaan usia perkawinan.

4. Kepada Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) Desa Jayamekar antara lain :

a. Lebih masif melakukan sosialisasi pendewasaan usia perkawinan b. Lebih masif melakukan kerjasama dengan masyarakat, khususnya

PKK dalam pendewasaan usia perkawinan di Desa Jayamekar. 5. Kepada orang tua dan pelaku pernikahan di bawah umur antara lain:

a. Bisa terbuka dan percaya kepada PKK sebagai organisasi dengan kader yang berasal dari masyarakat.

b. Berpartisipasi dalam berbagai program pembangunan pemerintah. 6. Kepada peneliti selanjutnya antara lain agar melakukan penelitian

mengenai menurunnya kuantitas pernikahan di bawah umur dengan kondisi peran para stakeholder yang belum maksimal.

7. Kepada Departemen Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia agar mengembangkan pembelajaran yang mengembangkan kapasitas dalam melakukan penyadaran dan pengembangan kelembagaan melalui beberapa mata kuliah antara lain:

a. Ilmu negara yakni harus ada perubahan paradigma mengenai konsep negara, bahwa negara bukan hanya pemerintah, tetapi ada sektor swasta dan civil society.

b. Ilmu kewarganegraan yakni bukan hanya mengajarkan tentang pancasila, UUD, dan konstitusi tetapi juga menambahkan pembelajaran mengenai isu-isu kemasyarakatan.

c. Sistem masyarakat Indonesia yakni dengan mengajarkan agar masyarakat Indonesia terbuka kepada setiap program pembangunan


(3)

8. Bagi Mahasiswa Departemen Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia agar meningkatkan kepekaan terhadap masalah-masalah sosial kemasyarakatan terutama masalah sosial di lingkungan terderkat.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Ahamudy, I. (2004) Pengendalian pertumbuhan penduduk, pembangunan

kependudukan dan keluarga kecil berkualitas- DRAF RUU Pengendalian penduduk dan pembangunan kependudukan. Jakarta : Kemendagri.

Akadun. (2009). Teknologi Informasi Administrasi. Bandung: Alfabeta. Arikunto, Suharsimi (2006). Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktik.

Jakarta: Rineka cipta.

BKKBN. (2008). Pendewasaan usia perkawinan dan hak reproduksi bagi remaja,

BadanKoordinasi Keluarga berencana nasional. Jakarta: Direktorat

remaja dan perlindungan hak-hak reproduksi.

Cogan, J. J. (1999). Developing in the civic society: The role of civic education. Bandung: CICED.

Fakih, Mansour. (2001). Pendidikan Populer Membangun Kesadaran Kritis, Jakarta: Read Book.

JICA. (2000). Pelatihan Perencanaan Pembangunan sosial lokal partisipatori. Makasar: UNHAS

Kalidjernih, Freddy K. (2010). Penulisan Akademik Esai, Makalah, Artikel, Jurnal ilmiah, Skripsi, Tesis, Disertasi. Bandung: Widya Aksara Press Korten, David.C. (2002). Menuju Abad ke-21: Tindakan Sukarela dan Agenda

Global, Cetakan Ketiga. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Moeloeng, Lexy.J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif: Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Nasution, S (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Onyx. J & Benton Pam (1993). Empowerment adn Ageing; Toward Honoured Placed for Crones and Sages; comunity empowerment: London: Zed Book Ltd. Prijono S, Onny. (1996). Pemberdayaan Konsep, Kebijakan dan Implementasi.


(5)

Sumarto, Hetijah Sj. (2004.) Inovasi, Partisipasi dan Good Governace. Jakarta: \ Yayasan Obor Indonesia.

Wahab. AA & Sapriya. (2011). Teori dan Landasan PKn. Bandung: Alfabeta. Winarno. (2009). Kewarganegaraan Indonesia Dari Sosiologis Menuju Yuridis.

Bandung: Alfabeta

Word Economic forum (2011) The global competitivines report 2011-2012. Swiss :Word Economic Forum.

Word Economic forum (2011) The indonesia competitivines report 2011. Swiss: Word Economic forum.

Zamroni. (2001). Pendidikan untuk demokrasi: Tantangan menuju civil society.Yogyakarta: BigrafPublishing.

Jurnal :

Aslichati, L. (2011) Organisasi pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga sebagai sarana pemberdayaan perempuan. Jurnal, 7(1), hlm1. Sapriya. (2012). Pidato Pengukuhan Prof. Dr .H. Sapriya, M.Ed, hlm3.

Tesis :

Prihasanti, A. (2008) Peran dan potensi gerakan pkk serta model

pemberdayaannya bagi perempuan dalam rangka membantu ekonomi keluarga. Tesis, Pascasarjana Fakultas ekonomi, Universitas Brawijaya Malang.

Disertasi :

Winataputra, U.S. (2001) Jatidiri pendidikan kewarganegaraan sebagai wahana

sistematik Pendidikan Demokrasi, Ringkasan Disertasi Doktor Pada FPIPS,Universitas Pendidikan Indonesia.

Internet :

Adzlan,T. (2011) Pendewasaan Usia Perkawinan [online] tersedia di :

http://lampung.bkkbn.go.id/ViewArtikel.aspx?ArtikelID=21 (diunduh pada tanggal 11 November 2014).

BKKBN. (2011) Batasan dan Pengertian MDK [online] tersedia di :

http://aplikasi.bkkbn.go.id/mdk/BatasanMDK.aspx (diunduh pada tanggal 11 November 2014)


(6)

_______. (2013) Kamus Besar Bahasa Indonesia. [online] tersedia di : http://bahasa.kemendiknas.go.id/kbbi/index.php (diunduh tanggal 5

Januari 2015)

Undang-Undang :

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007 UU Nomor 20 Tahun 2003


Dokumen yang terkait

Efektivitas Pelayanan Sosial Anak di Bidang Pendidikan di Panti Asuhan Yayasan Amal-Sosial Al-Washliyah Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor

9 101 95

Faktor Yang Berhubungan Dengan Perkawinan Usia Muda Pada Penduduk Kelompok Umur 12-19 Tahun Di Desa Puji Mulyo Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013

8 55 104

Efektivitas Pelayanan Sosial Anak Di Bidang Pendidikan Di Panti Asuhan Yayasan Amal-Sosial Al-Washliyah Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor

1 46 95

Gambaran Karakteristik Pekerja Anak di Pantai Bunga Desa Bogak Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara Tahun 2010

0 35 131

Pengaruh pernikahan di bawah umur terhadap kesejahteraan rumah tangga: studi kasus pada masyarakat di desa Tanjung Sari Kec. Cijeruk Bogor

0 9 99

Itsbat nikah akibat pernikahan di bawah tangan bagi pasangan menikah di bawah umur (studi analisis penetapan pengadilan agama Cibinong Nomor: 499/Pdt.P/2014/PA.Cbn)

4 22 105

KEMANDIRIAN BERKELUARGA PERKAWINAN DI BAWAH UMUR(Studi Kasus Di Desa Sumberjosari, Karangrayung, Grobogan) Kemandirian Berkeluarga Dalam Perkawinan Di Bawah Umur (Studi Kasus Di Desa Sumberjosari, Karangrayung, Grobogan).

0 0 16

PROFIL PERKAWINAN ANAK DI BAWAH UMUR (Studi Kasus di Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal) PROFIL PERKAWINAN ANAK DI BAWAH UMUR (Studi Kasus di Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal).

0 1 15

KAJIAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERNIKAHAN DI BAWAH UMUR (Study Kasus Pernikahan di Desa Pengkol Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo) SKRIPSI

1 2 66

TINJAUAN YURIDIS MENGENAI PERNIKAHAN DI BAWAH UMUR (Studi Pelaksanaan Perkawinan di bawah Umur Usia Nikah di Kantor Urusan Agama Mayong Kabupaten Jepara) - Unissula Repository

4 33 15