Gambaran Karakteristik Pekerja Anak di Pantai Bunga Desa Bogak Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara Tahun 2010

(1)

GAMBARAN KARAKTERISTIK PEKERJA ANAK DI PANTAI BUNGA DESA BOGAK KECAMATAN TANJUNG TIRAM

KABUPATEN BATU BARA TAHUN 2010

SKRIPSI

Oleh :

SURYANI NIM. 051000078

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010


(2)

GAMBARAN KARAKTERISTIK PEKERJA ANAK DI PANTAI BUNGA DESA BOGAK KECAMATAN TANJUNG TIRAM

KABUPATEN BATU BARA TAHUN 2010

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :

SURYANI NIM. 051000078

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010


(3)

ABSTRAK

Menurut Konvensi Hak Anak (KHA) definisi anak adalah manusia yang umurnya belum mencapai 18 tahun. Hal yang sama juga dijelaskan dalam Undang-Undang Perlindungan Anak No 23 Tahun 2002, bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun termasuk anak yang masih dalam kandungan. Pemerintah Indonesia merujuk kepada UU Nomor 20 Tahun 1999 tentang Ratifikasi Konvensi ILO 138, dinyatakan bahwa usia minimum diperbolehkan bekerja untuk pekerjaan-pekerjaan yang membahayakan kesehatan, keselamatan atau moral anak harus diupayakan tidak boleh kurang dari 18 tahun. Latar belakang penelitian ini didasari oleh banyaknya ditemukan pekerja anak di bawah usia 18 tahun yang bekerja di perairan pantai Bunga desa Bogak.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran karakteristik pekerja anak dengan menggali alasan mereka bekerja.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode pendekatan fenomenologis yang bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik pekerja anak di pantai Bunga Desa Bogak Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara dengan menggunakan metode wawancara mendalam, diskusi kelompok terarah dan observasi partisipasi. Informan dalam penelitian ini adalah orang tua pekerja anak, pekerja anak, juragan, kepala sekolah dan kepala desa. Analisis data menggunakan analisis domain.

Dari aspek pendidikan diketahui bahwa pekerja anak putus sekolah dan bekerja pada usia sekolah. Dari aspek kesehatan diketahui bahwa pekerja anak mengalami gangguan kesehatan pada saat bekerja. Dalam kerangka mencegah populasi pekerja anak semakin besar, maka diperlukan upaya pelayanan yang menyeluruh, simultan dari berbagai pihak yang mempunyai komitmen terhadap pekerja anak.

Kata kunci : Gambaran Karakteristik, Pekerja Anak, Pantai Bunga, Desa Bogak  

                       


(4)

ABSTRACT

According to the Convention on the Right of the Child, definition of a child is every human being below the age of 18 years. The same definition is described in the Republic of Indonesia Law number 23 year 2002 on child protection, that the child is every person who is under 18 years of age including the unborn. Indonesian government refers the Republic of Indonesia Law number 20 year 1999 on ratification of ILO Convention No. 138 concerning minimum age for admission to employment, stated that the minimum age for admission to any type of employment or work which by its nature or the circumstances in which it is carried out is likely to jeopardise the health, safety or morals of young persons shall not be less than 18 years. The background of this research was based on the condition that there were many child workers under 18 years of age who worked at Bunga Beach of Bogak village.

The purpose of this study was to know the description of characteristic of child workers by exploring the reasons they worked.

This research was qualitative research with phenomenological approach method that aimed to know the description of characteristic of child workers at Bunga Beach of Bogak Village, Tanjung Tiram Subdistrict Batu Bara District using in-depth interview, focussed group discussion and participation observation. Informan in this study were the child worker parents, child workers, employers, headmaster and head of the village. Data were analyzed by using analysis of domain.

From the aspect of the education it was known that child workers were dropouts and worked at age of school. From the aspect of health it was known that child workers experienced health disorders at work. In framework to prevent the growing of child worker population, it was necessary to make a comprehensive and simultaneous efforts from various parties which had commitment to child worker.

.

Keywords: Description of Characteristics, Child Worker, Bunga Beach, Bogak Village


(5)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Suryani

Tempat/Tanggal Lahir : Kisaran/ 06 September 1987

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum Menikah Jumlah Anggota Keluarga : 7 orang

Anak ke : 5 dari 5 bersaudara

Alamat Rumah : Jl. Seroja No. 154 RT 04/ RW 04 Sialang Indah Kab. Pelalawan – Riau

Alamat Kost : Jl. Jamin Ginting No. 221 (Apotik Cipta) P. Bulan Riwayat Pendidikan :

1992 – 1993 : TK Iqra Pesantren Modern Daar Al Uluum Kisaran 1993 – 1999 : SD Negeri 013857 Kisaran

1999 – 2002 : SMP Negeri 2 Kisaran 2002 – 2005 : SMA Negeri 3 Kisaran


(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT dengan taufiq dan hidayahnya yang telah memberikan kekuatan kepada penulis sehingga skripsi dengan judul “Gambaran Karakteristik Pekerja Anak di Pantai Bunga Desa Bogak Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara Tahun 2010” dapat hadir kedepan para pembaca.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat bagi penulis untuk menyandang gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) dan merupakan hasil dari study yang dilakukan penulis selama belajar di Fakultas Kesehatan Masyarakat yang berusaha dipersembahkan untuk dunia pendidikan dan pihak-pihak lain yang membutuhkannya.

Skripsi ini penulis persembahkan kepada orang tua tercinta Ayahanda H.Sriyono dan Ibunda Asmawati yang telah membesarkan, membimbing, mendidik, memberikan motivasi, semangat, dan dukungan dengan penuh kasih sayang dan pengorbanan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis juga telah banyak mendapatkan dukungan baik moril maupun meteril dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya, kepada :

1. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, MSi, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu dr. Yusniwarti Yusad , MSi, selaku Ketua Departemen Kependudukan dan Biostatistik FKM USU.

3. Ibu Asfriyati, SKM, M.Kes dan dr. Yusniwarti Yusad, MSi selaku dosen pembimbing yang telah banyak mengarahkan pikiran dan waktu untuk


(7)

memberikan saran, bimbingan, motivasi terbaik yang tiada terhingga dengan penuh kesabaran terus diberikan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

4. Ibu Dr. Ir. Erna Mutiara, M.Kes dan Bapak Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM, selaku dosen penguji yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu dr. Halinda Sari Lubis, MKKK, selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing penulis dari awal perkuliahan hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Keluarga besarku (Kak Cici, Bang Ewin, Kak Nani, Mas Slamet, Kak Yuni, Bang Bambang, Bang Imul, dan Kak Rika), keponakanku yang lucu (Putri, Mutia, Yuda, Rehan, dan Naya), Nenek, Paklek, Bulek, serta saudara-saudaraku yang lainnya yang selalu memberikan dukungan kepada penulis. 7. Bapak M. Amri, Ibu Ernawati Harahap, SPd, serta keluarga ( Widya, Farhan,

Nenek, Uwo) yang telah banyak membantu dan memberi dukungan kepada penulis.

8. Teruntuk abangda yang selalu berbagi Wahyu Wibowo yang telah banyak memberikan motivasi, semangat dan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman-teman seperjuanganku di Biostatistik dan Kependudukan (Juli, Ade, Mia, Kak Febry, Kak Betha, Kak Indri, Kak Ratna) yang tiada lelah untuk saling membantu dalam menyelesaikan skripsi.


(8)

10. Teman-teman seperjuangan stambuk 2005 (Devi, Nisa Baim, Kiki, Darnita, Rima, Ina, Wiwik, dan teman-teman lainnya), semoga kita menjadi orang sukses.

11. Para informan yang mau meluangkan waktu memberikan informasi ditengah padatnya aktifitas untuk membantu mempelancar penyelesaian skripsi ini. 12. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang

telah membantu.

Penulis berharap skripsi ini dapat memberi manfaat kepada pembaca dan seluruh pihak. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.

Medan, Maret 2010

Penulis   


(9)

DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan ...…….………... Abstrak ...

i ii Daftar Riwayat Hidup ………...………... Kata Pengantar ... Daftar Isi ... Daftar Matriks ...

iv v viii xiv

BAB I PENDAHULUAN ………... 1

1.1. Latar Belakang ………... 1.2. Perumusan Masalah ....………....………... 1.3. Tujuan Penelitian ... 1.3.1. Tujuan Umum ... 1.3.2. Tujuan Khusus ... 1.4. Manfaat Penelitian ...

1 3 4 4 4 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………... 5

2.1. Anak ………... 2.2. Pekerja Anak ... 2.3. Hak-Hak Anak ……… 2.4. Karakteristik Ekonomi dan Pendidikan Orang Tua Pekerja Anak ... 2.5. Sosial Budaya Pekerja Anak ………... 2.6. Pendidikan Anak ... 2.6.1. Hak Atas Pendidikan ... 2.6.2. Hak Anak Atas Pendidikan ... 2.6. Kerangka Pikir ………... 2.8. Definisi Istilah ...

5 5 12 15 16 17 17 17 18 18

BAB III METODE PENELITIAN ……….. 20

3.1. Jenis Penelitian ……….. 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ………

3.2.1. Lokasi Penelitian ………... 3.2.2. Waktu Penelitian ………... 3.3. Pemilihan Informan ………... 3.4. Metode Pengumpulan Data ...…………... 3.5. Pengolahan Data ... 3.6. Analisis Data ... BAB IV HASIL PENELITIAN ... 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 4.2. Gambaran Informan Dengan Wawancara Mendalam

(Indepth Interview)... 4.2.1. Karakteristik Identitas Informan... a. Pekerja Anak (PA)...

20 20 20 20 21 21 22 22 23 23 24 24 24


(10)

b. Orang Tua Pekerja Anak ... c. Juragan ... d. Kepala Sekolah ... e. Kepala Desa ... 4.2.2. Matriks Gambaran Karakteristik Pekerja Anak ...

1. Matriks Gambaran Karakteristik Pekerja Anak Menurut Informan Pekerja Anak ... a. Matriks Pernyataan Informan Tentang Usia Pekerja Anak Mulai Bekerja ... b. Matriks Pernyataan Informan Tentang Pekerja Anak

Bekerja Karena Disuruh Orang Tua ... c. Matriks Pernyataan Informan Tentang Pekerja Anak

Bekerja Untuk Membantu Orang Tua ... d. Matriks Pernyataan Informan Tentang Hal yang Dihadapi

PA Saat Masih Sekolah ...

e. Matriks Pernyataan Informan Tentang Hal yang Dihadapi PA Sehingga Putus Sekolah ...

f. Matriks Pernyataan Informan Tentang Hal yang Dihadapi PA Setelah Putus Sekolah ... g. Matriks Pernyataan Informan Tentang Jenis Pekerjaan

PA... h. Matriks Pernyataan Informan Tentang Cara PA

Memperoleh Pekerjaan ... i. Matriks Penyataan Informan Tentang Hubungan PA

Dengan Juragan ... j. Matriks Pernyataan Informan Tentang Pekerjaan PA

Berbahaya Bagi Kesehatan dan Kecelakaan yang Pernah Dialami Dalam Bekerja ... k. Matriks Pernyatan Informan Tentang Jumlah Hari Kerja

PA Dalam 1 Minggu ... l. Matriks Pernyataan Informan Tentang Jumlah Jam Kerja

PA Dalam 1 Hari ... m. Matriks Pernyataan Informan Tentang Dasar Perhitungan Upah yang Diterima PA ... n. Matriks Pernyataan Informan Tentang Kepuasan PA

Terhadap Upah yang Diterima Dan Penggunaannya ... o. Matriks Pernyataan Informan Tentang PA Membagi

Waktu Untuk Sekolah (Bagi Yang Masih Sekolah), Bekerja, Bermain, dan Istirahat. ... p. Matriks Pernyataan Informan Tentang Bekerja

Menyenangkan Bagi PA Dan Hal yang Disukai Dalam Bekerja. ... q. Matriks Pernyataan Informan Tentang Persoalan PA

Dalam Bekerja ... r. Matriks Pernyataan Informan Tentang Harapan PA

25 26 27 27 27 27 27 28 28 29 30 31 31 32 32 33 34 34 35 36 36 37 38


(11)

Terhadap Orang Tua ... 2. Matriks Gambaran Karakteristik Pekerja Anak Menurut

Informan Orang Tua ... a. Matriks Pernyataan Orang Tua Mengenai Pekerjaan

Mereka Waktu Kecil ... b. Matriks Pernyataan Orang Tua Mengenai Mengajarkan

Anak Bekerja Mencari Penghasilan di Pantai ... c. Matriks Pernyataan Orang Tua Mengenai Anak Bekerja

Untuk Membantu Orang Tua ... d. Matriks Pernyataan Orang Tua Mengenai Penyebab Anak Putus Sekolah ... e. Matriks Pernyataan Orang Tua Mengenai Jenis Pekerjaan yang Dilakukan Anak dan Bahayanya Bagi Kesehatan ... f. Matriks Pernyataan Orang Tua Mengenai Dukungan

Orang Tua Terhadap Pekerjaan Anaknya ... g. Matriks Pernyataan Orang Tua Mengenai Cara Anak

Membagi Waktu Untuk Sekolah (Bagi yang Masih Sekolah), Bekerja, Bermain dan Istirahat ... h. Matriks Pernyataan Orang Tua Mengenai Keadaan Anak

Dari Tahun ke Tahun ... 3. Matriks Gambaran Karakteristik Pekerja Anak Menurut

Informan Juragan ... a. Matriks Pernyataan Juragan Mengenai Jenis Usaha yang Dimiliki Dalam Mempekerjakan PA ... b. Matriks Pernyataan Juragan Mengenai Alasan

Mempekerjakan PA Sebagai Pekerja ... c. Matriks Pernyataan Juragan Mengenai Cara

Mendapatkan PA ... d. Matriks Pernyataan Juragan Mengenai Masalah yang

Dihadapi Dalam Mempekerjakan PA ... e. Matriks Pernyataan Juragan Mengenai Pemberian Upah

Terhadap PA... 4. Matriks Gambaran Karakteristik Pekerja Anak Menurut

Informan Kepala Sekolah ... a. Matriks Pernyataan Kepala Sekolah Mengenai Masalah

Yang Diketahui Guru yang Menyebabkan Anak Putus Sekolah ... b. Matriks Pernyataan Kepala Sekolah Mengenai

Tanggapan Terhadap Siswa yang Putus Sekolah dan Memilih Untuk Bekerja ... c. Matriks Pernyataan Kepala Sekolah Mengenai Upaya

yang Dilakukan Pihak Sekolah Agar Siswa yang Putus Sekolah Karena Bekerja Dapat Kembali Sekolah ... 5. Matriks Gambaran Karakteristik Pekerja Anak Menurut

Informan Kepala Desa ... 38 39 39 40 40 41 42 43 43 44 45 45 45 46 46 47 48 48 48 49


(12)

a. Matriks Pernyataan Kepala Desa Mengenai

Perkembangan PA di Pantai Bunga ... b. Matriks Pernyataan Kepala Desa Mengenai PA ... c. Matriks Pernyataan Kepala Desa Mengenai Upaya yang

Dilakukan Untuk Mengurangi Jumlah PA ... 4.3. Gambaran Pekerja Anak Dengan Focussed Group

Discussion (Diskusi Kelompok Terfokus) ... 4.3.1. Karakteristik Identitas Pekerja Anak (PA) ... 4.3.2. Matriks Gambaran Karakteristik Pekerja Anak ...

a. Matriks Pernyataan PA Tentang Bekerja Karena Disuruh Orang Tua ... b. Matriks Pernyataan PA Tentang Hal yang Dihadapi PA

Saat Masih Sekolah ... c. Matriks Pernyataan PA Tentang Hal yang Dihadapi PA

Sehingga Putus Sekolah ... d. Matriks Pernyataan PA Tentang Hal yang Dihadapi PA

Setelah Putus Sekolah ... e. Pernyataan PA Tentang Pekerjaan PA Berbahaya Bagi

Kesehatan... f. Matriks Pernyataan PA Tentang PA Membagi Waktu

Untuk Bekerja, Bermain dan Istirahat ... g. Matriks Pernyataan PA Tentang Bekerja Menyenangkan

Bagi PA... h. Matriks Pernyataan PA Tentang Harapan PA Terhadap

Orang Tua... BAB V PEMBAHASAN ...

5.1. Gambaran Karakteristik Informan... 5.1.1. Gambaran Karakteristik Identitas Informan Pekerja Anak (PA) Indepth Interview (Wawancara Mendalam)... 5.1.2. Gambaran Karakteristik Identitas Pekerja Anak (PA)

Dengan Focussed Group Discussion (Diskusi Kelompok Terfokus) ... 5.1.3. Gambaran Karakteristik Identitas Informan Orang Tua ... 5.1.4. Gambaran Karakteristik Identitas Informan Juragan ... 5.1.5. Gambaran Karakteristik Identitas Informan Kepala Sekolah 5.1.6. Gambaran Karekteristik Identitas Informan Kepala Desa ... 5.2. Gambaran Karakteritik Pekerja Anak ... 5.2.1. Gambaran Karakteristik Pekerja Anak Menurut Informan Pekerja Anak ...

a. Usia anak Mulai Bekerja ... b. Bekerja Karena Disuruh Orang Tua ... c. Bekerja Membantu Orang Tua ... d. Penyebab Pekerja Anak Tidak Sekolah dan Memutuskan

Bekerja... 49 50 50 51 51 52 52 52 53 53 54 55 56 57 58 58 58 59 60 61 61 61 61 61 61 63 64 66


(13)

e. Jenis Pekerjaan yang Dikerjakan Pekerja Anak ... f. Cara Pekerja Anak Memperoleh Pekerjaan ... g. Hubungan Pekerja Anak dengan Pemilik Tempat Bekerja.. h. Pekerjaan yang Dilakukan Pekerja Anak Berbahaya Bagi

Kesehatannya ... i. Jumlah Hari dan Jam Kerja Pekerja Anak ... j. Besarnya Upah yang Diterima Pekerja Anak ... k. Cara Informan Untuk Membagi Waktu Untuk Bermain ... l. Anak Merasa Suka Dengan Pekerjaannya ... m. Persoalan yang Dihadapi Pekerja Anak Dalam Bekerja ... n. Harapan Pekerja Anak Terhadap Orang Tuanya ... 5.2.2. Gambaran Karakteristik Pekerja Anak Menurut Informan Orang Tua ...

a. Pekerjaan Orang Tua Waktu Kecil ... b. Orang Tua Mengajarkan Anak Bekerja Di Pantai ... c. Anak Bekerja Untuk Membantu Orang Tua ... d. Penyebab Anak Putus Sekolah ... e. Jenis Pekerjaan yang Dilakukan anak dan Bahayanya

Terhadap Kesehatan ... f. Dukungan Orang Tua Terhadap Pekerjaan Anaknya ... g. Cara Anak Membagi Waktu Antara Bekerja dan Bermain/

Belajar... h. Keadaan Pekerja Anak Dari Tahun ke Tahun ... 5.2.3. Gambaran Karakteristik Pekerja Anak Menurut Informan Juragan ...

a. Usaha Yang Dimiliki ... b. Alasan Mempekerjakan Anak... c. Cara Mendapatkan Pekerja Anak... d. Masalah Dalam Mempekerjakan Pekerja Anak ... e. Pemberian Upah Terhadap Para Pekerja Anak ... 5.2.4. Gambaran Karakteristik Pekerja Anak Menurut Informan Kepala Sekolah...

a. Penyebab Anak Putus Sekolah ... b. Tanggapan Guru Terhadap Anak yang Putus Sekolah dan

Upaya yang Dilakukan Oleh Pihak Sekolah ... 5.2.5. Gambaran Karakteristik Pekerja Anak Menurut Informan Kepala Desa ...

a. Perkembangan Pekerja Anak ... b. Pendapat Mengenai Pekerja Anak ... c. Upaya yang Dilakukan Untuk Mengurangi Jumlah Pekerja Anak ... BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ...

6.2.Kesimpulan ... 6.2. Saran ...

68 70 71 71 74 76 77 79 80 81 82 82 83 84 85 86 87 88 88 89 89 90 91 91 92 92 92 93 94 94 94 95 97 97 98


(14)

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN :

Lampiran 1. Lembar Persetujuan Menjadi Informan Penelitian Lampiran 2. Panduan Wawancara Mendalam.


(15)

DAFTAR MATRIKS

Matriks 4.1 Karakteristik Identitas Informan Pekerja Anak ... Matriks 4.2 Karakteristik Identitas Informan Orang Tua Pekerja Anak ... Matriks 4.3 Karakteristik Identitas Informan Juragan ... Matriks 4.4 Pernyataan Informan Tentang Usia Pekerja Anak Mulai Bekerja ... Matriks 4.5 Pernyataan Informan Tentang Pekerja Anak Bekerja Karena.

Disuruh Orang Tua ... Matriks 4.6 Pernyataan Informan Tentang Pekerja Anak Bekerja Untuk

Membantu Orang Tua ... Matriks 4.7 Pernyataan Informan Tentang Persoalan Yang Dihadapi PA Saat

Masih Sekolah ... Matriks 4.8 Pernyataan Informan Tentang Persoalan Yang Dihadapi PA

Sehingga Putus Sekolah ... Matriks 4.9 Pernyataan Informan Tentang Persoalan Yang Dihadapi PA Setelah Putus Sekolah ... Matriks 4.10 Pernyataan Informan Tentang Jenis Pekerjaan PA ... Matriks 4.11 Pernyataan Informan Tentang Cara PA Memperoleh Pekerjaan ... Matriks 4.12 Pernyataan Informan Tentang Hubungan PA Dengan Juragan Kesehatan Dan Kecelakaan Yang Pernah Dialami Dalam Bekerja.. Matriks 4.13 Pernyataan Informan Tentang Pekerjaan PA Berbahaya Bagi

Kesehatan Dan Kecelakaan Yang Pernah Dialami Dalam Bekerja... Matriks 4.14 Pernyataan Informan Tentang Jumlah Hari Kerja PA Dalam 1

Minggu ... Matriks 4.15 Pernyataan Informan Tentang Jumlah Jam Kerja PA Dalam 1 Hari Matriks 4.16 Pernyataan Informan Tentang Dasar Perhitungan Upah Yang

Diterima PA ... Matriks 4.17 Pernyataan Informan Tentang Kepuasaan PA Terhadap Upah

Yang Diterima Dan Pengunaannya ... Matriks 4.18 Pernyataan Informan Tentang PA Membagi Waktu Untuk Sekolah

(Bagi Yang Masih Sekolah), Bekerja, Bermain, dan Istirahat... Matriks 4.19 Pernyataan Informan Tentang Bekerja Menyenangkan Bagi PA

Dan Hal Yang Disukai Dalam Bekerja ... Matriks 4.20 Pernyataan Informan Tentang Persoalan PA Dalam Bekerja ... Matriks 4.21 Matriks Pernyataan Informan Tentang Harapan PA Terhadap

Orang Tua ... Matriks 4.22 Pernyataan Orang Tua Mengenai Pekerjaan Mereka Waktu Kecil Matriks 4.23 Pernyataan Orang Tua Mengenai Mengajarkan Anak Bekerja

Mencari Penghasilan di Pantai ... Matriks 4.24 Pernyataan Orang Tua Mengenai Anak Bekerja Untuk Membantu

Orang Tua ... Matriks 4.25 Pernyataan Orang Tua Mengenai Penyabab Anak Putus Sekolah.... Matriks 4.26 Pernyataan Orang Tua Mengenai Jenis Pekerjaan Yang Dilakukan

Anak dan Bahayanya Bagi Kesehatan ... Matriks 4.27 Pernyataan Orang Tua Mengenai Dukungan Orang Tua Terhadap

Pekerjaan Anaknya ... 24 25 26 27 28 28 29 30 31 31 32 32 33 34 34 35 36 36 37 38 38 39 40 40 41 42 43


(16)

Matriks 4.28 Pernyataan Orang Tua Mengenai Cara Anak Membagi Waktu Untuk Sekolah (Bagi Yang Masih Sekolah), Bekerja, Bermain dan Istirahat... Matriks 4.29 Pernyataan Orang Tua Mengenai Keadaan Anak Dari Tahun ke

Tahun ... Matriks 4.30 Pernyataan Juragan Mengenai Jenis Usaha Yang Dimiliki Dalam

Mempekerjakan PA ... Matriks 4.31 Pernyataan Juragan Mengenai Alasan Mempekerjakan PA Sebagai

Pekerja ... Matriks 4.32 Pernyataan Juragan Mengenai Cara Mendapatkan PA ... Matriks 4.33 Pernyataan Juragan Mengenai Masalah Yang Dihadapi Dalam

Mempekerjakan PA ... Matriks 4.34 Pernyataan Juragan Mengenai Pemberian Upah Terhadap PA ... Matriks 4.35 Pernyataan Guru Mengenai Masalah Yang Diketahui Guru Yang

Menyebabkan Anak Putus Sekolah ... Matriks 4.36 Pernyataan Guru Mengenai Tanggapan Terhadap Siswa Yang

Putus Sekolah dan Memilih Untuk Bekerja ... Matriks 4.37 Pernyataan Guru Mengenai Upaya Yang Dilakukan Pihak Sekolah

Agar Siswa Yang Putus Sekolah Karena Bekerja Dapat Kembali Sekolah ... Matriks 4.38 Pernyataan Kepala Desa Mengenai Perkembangan PA di Pantai

Bunga ... Matriks 4.39 Pernyataan Kepala Desa Mengenai PA ... Matriks 4.40 Pernyataan Kepala Desa Mengenai Upaya Yang Dilakukan Untuk

Mengurangi Jumlah PA ...

Matriks 4.41.Karakteristik Identitas Pekerja Anak... Matriks 4.42.Pernyataan PA Tentang Bekerja Karena Disuruh Orang Tua... Matriks 4.43 Pernyataan PA Tentang Hal yang Dihadapi PA Saat Masih

Sekolah ... Matriks 4.44 Pernyataan PA Tentang Hal yang Dihadapi PA Sehingga Putus Sekolah ... Matriks 4.45 Pernyataan PA Tentang Persoalan Yang Dihadapi PA Setelah Putus Sekolah ... Matriks 4.46 Pernyataan PA Tentang Pekerjaan PA Berbahaya Bagi Kesehatan Matriks 4.47 Pernyataan PA Tentang PA Membagi Waktu Untuk Bekerja, Bermain, dan Istirahat... Matriks 4.48 Pernyataan PA Tentang Bekerja Menyenangkan Bagi PA ... Matriks 4.49 Matriks Pernyataan PA Tentang Harapan PA Terhadap Orang Tua

44 45 45 46 46 47 47 48 48 49 49 50 50 51 52 52 53 53 54 55 56 56


(17)

ABSTRAK

Menurut Konvensi Hak Anak (KHA) definisi anak adalah manusia yang umurnya belum mencapai 18 tahun. Hal yang sama juga dijelaskan dalam Undang-Undang Perlindungan Anak No 23 Tahun 2002, bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun termasuk anak yang masih dalam kandungan. Pemerintah Indonesia merujuk kepada UU Nomor 20 Tahun 1999 tentang Ratifikasi Konvensi ILO 138, dinyatakan bahwa usia minimum diperbolehkan bekerja untuk pekerjaan-pekerjaan yang membahayakan kesehatan, keselamatan atau moral anak harus diupayakan tidak boleh kurang dari 18 tahun. Latar belakang penelitian ini didasari oleh banyaknya ditemukan pekerja anak di bawah usia 18 tahun yang bekerja di perairan pantai Bunga desa Bogak.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran karakteristik pekerja anak dengan menggali alasan mereka bekerja.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode pendekatan fenomenologis yang bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik pekerja anak di pantai Bunga Desa Bogak Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara dengan menggunakan metode wawancara mendalam, diskusi kelompok terarah dan observasi partisipasi. Informan dalam penelitian ini adalah orang tua pekerja anak, pekerja anak, juragan, kepala sekolah dan kepala desa. Analisis data menggunakan analisis domain.

Dari aspek pendidikan diketahui bahwa pekerja anak putus sekolah dan bekerja pada usia sekolah. Dari aspek kesehatan diketahui bahwa pekerja anak mengalami gangguan kesehatan pada saat bekerja. Dalam kerangka mencegah populasi pekerja anak semakin besar, maka diperlukan upaya pelayanan yang menyeluruh, simultan dari berbagai pihak yang mempunyai komitmen terhadap pekerja anak.

Kata kunci : Gambaran Karakteristik, Pekerja Anak, Pantai Bunga, Desa Bogak  

                       


(18)

ABSTRACT

According to the Convention on the Right of the Child, definition of a child is every human being below the age of 18 years. The same definition is described in the Republic of Indonesia Law number 23 year 2002 on child protection, that the child is every person who is under 18 years of age including the unborn. Indonesian government refers the Republic of Indonesia Law number 20 year 1999 on ratification of ILO Convention No. 138 concerning minimum age for admission to employment, stated that the minimum age for admission to any type of employment or work which by its nature or the circumstances in which it is carried out is likely to jeopardise the health, safety or morals of young persons shall not be less than 18 years. The background of this research was based on the condition that there were many child workers under 18 years of age who worked at Bunga Beach of Bogak village.

The purpose of this study was to know the description of characteristic of child workers by exploring the reasons they worked.

This research was qualitative research with phenomenological approach method that aimed to know the description of characteristic of child workers at Bunga Beach of Bogak Village, Tanjung Tiram Subdistrict Batu Bara District using in-depth interview, focussed group discussion and participation observation. Informan in this study were the child worker parents, child workers, employers, headmaster and head of the village. Data were analyzed by using analysis of domain.

From the aspect of the education it was known that child workers were dropouts and worked at age of school. From the aspect of health it was known that child workers experienced health disorders at work. In framework to prevent the growing of child worker population, it was necessary to make a comprehensive and simultaneous efforts from various parties which had commitment to child worker.

.

Keywords: Description of Characteristics, Child Worker, Bunga Beach, Bogak Village


(19)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Permasalahan sosial anak merupakan fenomena yang telah menjadi isu, dan gerakan global yang bersifat kemanusiaan (humanity). Kondisi ini tercermin dari perhatian bangsa-bangsa di dunia untuk memberikan perlindungan dari perilaku diskriminasi dan eksploitasi. Menurut perkiraan ILO (International Labour Organization), sekitar 250 juta anak berusia antara 5 sampai 14 tahun ambil bagian

dalam aktivitas ekonomi di negara-negara berkembang. Anak yang bekerja purna waktu sebanyak 120 juta. Selebihnya adalah anak yang bekerja tetapi juga bersekolah atau melakukan kegiatan non ekonomis. Asia merupakan wilayah yang memiliki jumlah pekerja anak tertinggi di dunia, yaitu 61 %, sedangkan sisanya 32 % di Afrika dan 7 % di Amerika Latin (Yanuar, 2006).

Indonesia termasuk negara peratifikasi Konvensi Internasional tentang Hak-Hak Anak. Tentu saja ini bukan sekedar kesepakatan-kesepakatan yang tidak akan pernah sepakat. Tapi kesepakatan yang mengandung sebuah amanat. Kehidupan anak-anak dijamin oleh konvensi internasional sehingga mereka berhak menikmati hak-haknya dan terlindung secara optimal (Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, 2001).

Berkaitan dengan pekerja anak, Pasal 32 Konvensi Hak Anak tersebut menegaskan bahwa anak harus dilindungi dari eksploitasi ekonomi dan dari pelaksanaan setiap pekerjaan yang mungkin berbahaya atau mengganggu pendidikan anak atau merugikan kesehatan atau perkembangan fisik, mental, spritual, moral, atau


(20)

sosial. Dengan demikian pemerintah Indonesia bertanggung jawab untuk melindungi hak-hak anak terutama pekerja anak sebagaimana tercantum pada KHA tersebut (Edy, 2000).

Menurut data Badan Pusat Statistik pada tahun 2001 dari sekitar 20,86 juta penduduk usia 10-14 tahun, sebanyak 6,34% aktif dalam kegiatan ekonomis. Sebanyak 34,76 persen penduduk usia 10-14 tahun tidak bersekolah lagi dan 3,21% tidak/belum pernah bersekolah (Badan Pusat Statistik, 2001)

Dari data Sakernas 2003, terlihat jumlah pekerja anak-anak (di bawah usia 15 tahun) mencapai 556,526 orang. Kalau digunakan batasan dari UU No. 13 tentang ketenagakerjaan tahun 2003, dimana disebutkan yang termasuk pekerja anak-anak (PA) adalah mereka yang berusia di bawah 18 tahun maka jumlahnya akan semakin besar. Angka dari Sakernas (2003) menunjukkan para PA yang didaerah pedesaan jauh lebih banyak yaitu sebesar 79% dibanding diperkotaan yakni sebesar 21%. Dilihat dari jenis pekerjaannya, sebanyak 62% bekerja di sektor pertanian, 19% di industri dan 19% disektor jasa (Sjafri, 2008).

Menurut Direktur Ekskutif Organisasi Buruh Internasional (ILO) untuk Standar, Prinsip, dan Hak Dasar di Tempat Kerja, Kari Tapioka saat jumpa pers bersama Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Mennakertrans) Fahmi Idris, bahwa keterlibatan anak di bawah 17 tahun sebagai pekerja dipicu banyak faktor. Salah satunya adalah kemiskinan yang diderita orangtua atau keluarga anak-anak tersebut. Oleh karena itu, pemberdayaan ekonomi keluarga menjadi perhatian serius untuk dibenahi (Yanuar, 2006).


(21)

Sekalipun kemiskinan merupakan pendorong anak-anak terjun ke dunia kerja, tetapi kenyataan menunjukkan bahwa tidak semua orang miskin membiarkan anak-anaknya terjun ke dunia kerja. Berarti, ada faktor-faktor lain yang ikut mempengaruhi terjunnya anak-anak ke dunia kerja.

Terdapat lima sektor prioritas dalam hasil pertemuan yang dilakukan oleh Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) melalui Program Internasional Penghapusan Pekerja Anak (IPEC) pada tahun 2002. Kelima sektor ini meliputi anak-anak yang terlibat penjualan, pembuatan dan perdagangan obat-obat terlarang di Jakarta, perdagangan anak untuk dilacurkan di Jawa, pekerja anak di sektor perikanan lepas pantai Sumatera Utara, di pertambangan Kalimantan Timur, dan sektor alas kaki di Jawa Barat (Tempo Interaktif, 2003).

Selain anak laki-laki, anak perempuan yang menjadi pekerja anak menghadapi situasi yang lebih kompleks dan lebih buruk. Selain menghadapi lingkungan kerja orang dewasa, yang memungkinkan dieksploitasi sebagaimana pekerja anak laki-laki, pekerja anak perempuan juga menghadapi berbagai bentuk eksploitasi dan pelecehan seksual dalam bentuk verbal, psikis maupun fisik.

Berdasar dari kondisi di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui Gambaran Karakteristik Pekerja Anak Di Pantai Bunga Desa Bogak Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara Tahun 2010.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana gambaran karakteristik pekerja anak di pantai Bunga Desa Bogak Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara tahun 2010..


(22)

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran karakteristik pekerja anak di pantai Bunga Desa Bogak Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara tahun 2010.

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran kondisi umum pekerja anak dilihat dari aspek karakteristik pekerja anak dan penyebab anak bekerja.

b. Mengetahui permasalahan dalam pemenuhan hak anak, tinjauan tentang permasalahan pemenuhan hak anak ini dapat dilihat dari aspek pendidikan, kesehatan, rekreasi/waktu bermain, bahaya/resiko anak yang bekerja, serta pandangan orang tua, juragan, kepala sekolah dan kepala desa terhadap pekerja anak.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Sebagai masukan dan informasi bagi pemerintah kabupaten Batu Bara atau pun pembuat kebijakan berkaitan dengan pekerja anak dalam upaya pemenuhan atas hak-hak anak sesuai Undang-undang No. 4 Tahun 1979 tentang kesejahteraan anak.

2. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang gambaran karakteristik pekerja anak di pantai Bunga Desa Bogak Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anak

Dalam beberapa ketentuan hukum, manusia disebut sebagai anak dengan pengukuran/batasan usia. Kondisi ini tercermin dari perbedaan batasan usia, menurut Konvensi Hak Anak (KHA), maupun UU No 23/2002 tentang Perlindungan Anak. Menurut KHA definisi anak secara umum adalah manusia yang umurnya belum mencapai 18 tahun. Dalam implementasi keputusan KHA tersebut, setiap negara diberikan peluang untuk menentukan berapa usia manusia yang dikategorikan sebagai anak. Dalam KHA (pasal 1) disebutkan bahwa anak berarti setiap manusia yang berusia di bawah delapan belas tahun kecuali berdasarkan undang-undang yang berlaku untuk anak-anak, kedewasaan telah dicapai lebih cepat. Hal yang sama juga dijelaskan dalam Undang-Undang Perlindungan Anak No 23 Tahun 2002, bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun termasuk anak yang masih dalam kandungan (Yanuar, 2006).

2.2. Pekerja Anak

Pemerintah Indonesia merujuk kepada UU Nomor 20 Tahun 1999 tentang Ratifikasi Konvensi ILO 138, dinyatakan bahwa usia minimum diperbolehkan bekerja untuk pekerjaan-pekerjaan yang membahayakan kesehatan, keselamatan atau moral anak harus diupayakan tidak boleh kurang dari 18 tahun (Ghufran, 2009)

Menurut Sakernas pekerja anak-anak berusia di bawah 15 tahun (Wikipedia Indonesia,2008).


(24)

Dalam kaitannya dengan pekerja anak, Badan Pusat Statistik (BPS) mengemukakan bahwa pekerja anak adalah anak yang berusia 10-14 tahun yang melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh pendapatan keuntungan dan lamanya bekerja paling sedikit 1 jam secara kontinyu dalam seminggu yang lalu.

Dalam UU No. 1 Tahun 2000 Tentang Pengesahan Konvensi ILO Mengenai Pelanggaran dan Tindakan Segera Penghapusan Bentuk-Bentuk Pekerjaan Terburuk Untuk Anak disebutkan pekerjaan terburuk untuk anak mengandung pengertian:

a. Segala bentuk perbudakan atau praktik-praktik sejenis perbudakan seperti penjualan dan perdagangan anak-anak, kerja dan perhambaan serta kerja paksa atau wajib kerja, termasuk pengerahan anak-anak secara paksa atau wajib untuk dimanfaatkan dalam konflik bersenjata.

b. Pemanfaatan, penyediaan atau penawaran anak untuk pelacuran, untuk produksi pornografi, atau untuk pertunjukan-pertunjukan porno.

c. Pemanfaatan, penyediaan atau penawaran anak untuk kegiatan haram, khususnya untuk produksi dan perdagangan obat-obatan sebagaimana diatur dalam perjanjian internasional yang relevan.

d. Pekerjaan yang sifatnya atau lingkungan tempat pekerjaan itu dilakukan dapat membahayakan kesehatan, keselamatan, atau moral anak-anak (Kepres RI No 59 Tahun 2002).

Konversi PBB mengenai Hak Anak pada tahun 1989 mengemukakan hak-hak yang harus diperhatikan pada anak. Hak-hak yang dimaksud mencakup: hak untuk kelangsungan hidup, yaitu hak untuk hidup dan memperoleh perlakuan dan


(25)

atas diskriminasi, perlakuan kasar, aniaya, dan penyalahgunaan lainnya; hak pengembangan, yaitu mencakup segala jenis pendidikan formal, non formal, dan hak

untuk hidup layak sesuai dengan kebutuhan pengembangan fisik, mental dan spiritual, moral dan sosial; hak berperan serta yang mencakup hak anak untuk menyampaikan pandangan pada semua hal–hal yang berkaitan dengan diskriminasi hukum, hak untuk didengar secara adil dalam kasus kejahatan dan sistem yang tersendiri dan terpisah untuk keadilan yang diakibatkan kenakalan, hak kebangsaan, hak untuk berkumpul kembali dengan keluarga, dan hak perlindungan lainya; serta hak sosial dan budaya mencakup kesehatan dan pendidikan dan hak-hak lainnya

(Edy, 2000).

Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Dalam pengertian ini tersirat bahwa anak terlindungi dari segala bentuk kekerasan, perlakuan salah, penelantaran, dan eksploitasi (Rahmat, 2007).

Masalah pekerja anak di Indonesia telah menjadi perhatian selama bertahun-tahun, walaupun pemerintah baru mulai menangani isu ini dengan lebih serius setelah krisis ekonomi 1997. Melalui UU No. 20/1999 dan UU No. 1/2000, pemerintah meratifikasi secara berturut-turut Konvensi ILO No. 138 mengenai usia minimum untuk bekerja dan Konvensi No. 182 mengenai pelarangan serta tindakan segera untuk menghapus bentuk-bentuk terburuk pekerjaan untuk anak. Namun, meski telah ada Undang-Undang yang melarang anak-anak berusia di bawah 15 tahun untuk


(26)

bekerja dalam semua jenis sektor ekonomi, jumlah pekerja anak masih terus mengalami peningkatan (Yanuar, 2006).

Pengertian bentuk-bentuk pekerjaan terburuk untuk anak tersebut di atas di Indonesia secara umum meliputi anak-anak yang dieksploitasi secara fisik maupun ekonomi yang antara lain dalam bentuk:

1. Anak-anak yang dilacurkan.

2. Anak-anak yang bekerja dipertambangan.

3. Anak-anak yang bekerja sebagai penyelam mutiara. 4. Anak-anak yang bekerja di sektor konstruksi. 5. Anak-anak yang bekerja di jermal.

6. Anak-anak yang bekerja sebagai pemulung sampah.

7. Anak-anak yang dilibatkan dalam produksi dan kegiatan yang menggunakan bahan-bahan peledak.

8. Anak-anak yang bekerja di jalan

9. Anak-anak yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga. 10. Anak-anak yang bekerja di industri rumah tangga.

11. Anak-anak yang bekerja di perkebunan.

12. Anak-anak yang bekerja pada penerbangan, pengolahan dan pengangkutan kayu.

13. Anak-anak yang bekerja pada industri dan jenis kegiatan yang menggunakan bahan kimia yang berbahaya (Kepres RI No 59 tahun 2002).

Putranto (1995) menyebutkan bahwa masalah kemiskinan bukanlah satu-satunya faktor penyebab timbulnya masalah pekerja anak. Dengan demikian, ada


(27)

anggapan bahwa permasalahan pekerja anak akan hilang dengan sendirinya apabila permasalahan kemiskinan dapat diatasi, merupakan pandangan yang keliru. Sedangkan kekuatan ekonomi telah mendorong anak-anak masuk ke dalam pekerjaan di lingkungan yang membahayakan merupakan kekuatan yang paling besar dari semuanya, tetapi adat dan pola sosial yang berakar juga memainkan peranan. Berbagai bentuk keterlantaran maupun eksploitasi anak dapat berdampak negatif bagi tumbuh kembang mereka. Sekalipun berbagai peraturan telah ditetapkan untuk melindungi anak, pada kenyataannya tidak sedikit perlakuan pengusaha atau majikan tanpa mempertimbangkan dampak buruknya pada anak, seperti: praktik eksploitasi, penempatan anak pada pekerjaan yang tidak sesuai dengan kondisi fisiknya, bahkan berbahaya bagi keselamatan jiwanya (Yanuar, 2006).

Maraknya pekerja anak di Indonesia minimal terdapat dua aspek yang berpengaruh besar. Pertama, meningkatnya angka kemiskinan terlebih lagi semenjak krisis. Tuntutan biaya hidup, biaya pendidikan anak, dan lain-lain semakin besar. Menurut Gunawan dan Sugiyanto (2005), salah satu strategi untuk mengatasi masalah ekonomi keluarga adalah pemanfaatan sumber daya manusia (anggota keluarga yang ada). Pandangan ini mengisyaratkan, bahwa anak merupakan salah satu aset untuk mengatasi masalah ekonomi keluarga. Akibatnya tidak ada lagi pilihan bagi anak, mereka harus bekerja untuk menambah penghasilan keluarga. Kedua, kurangnya pengawasan terhadap kecenderungan pengusaha menggunakan tenaga kerja anak. Salah satu alasannya adalah pekerja anak dapat dibayar dengan upah yang lebih rendah dibandingkan dengan orang dewasa (Yanuar, 2006)


(28)

Diperkirakan pekerja anak rata-rata memberi sumbangan 20-25 persen bagi ekonomi keluarga. Dengan jumlah sebesar itu wajar jika banyak orangtua dengan ekonomi pas-pasan merelakan anaknya mencari tambahan penghasilan. Kenyataan ini menyebabkan anak-anak tersebut semakin terkungkung dalam dunia kerja yang penuh dengan ketidakpastian. Efek lebih lanjut adalah ketidaksiapan anak dalam menghadapi masa depan. Pendidikan yang rendah dan kepribadian yang belum matang akan membuat mereka tidak memiliki posisi tawar yang tinggi dalam dunia kerja atau lingkungan sosial. Mereka akhirnya berfungsi sebagai pelestari siklus kemiskinan keluarganya. Dengan kata lain, tidak ada mobilitas vertikal yang dialami sang anak dalam perjalanan hidupnya.

Selain kerugian yang bersifat jangka panjang, pekerja anak juga sangat rawan terhadap tindak kekerasan, eksploitasi tenaga dan bahkan stres. Pekerja anak rawan mengalami tindakan-tindakan tersebut, sebab umumnya pekerjaan yang mereka geluti tidak mempunyai segmentasi pekerjaan atas dasar usia. Mereka bekerja di bidang pekerjaan yang layaknya dilakukan pekerja dewasa. Ini memaksa mereka matang sebelum waktunya, baik secara fisik maupun psikis. Walaupun ada alasan bahwa keterlibatan anak dalam dunia kerja karena alasan tradisi atau proses mewariskan keahlian oleh orangtua, namun kenyataannya, ketika ditelusuri lebih lanjut masalah anak-anak yang bekerja erat kaitannya dengan masalah ekonomi.

Ekonomi pembangunan kapitalis ketika memasuki wilayah-wilayah sumberdaya, baik sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia, akan melihat sumberdaya tersebut sebagai potensi ekonomi yang harus dioptimalkan pemanfataannya secara ekonomi. Karena itu, pemanfaatan tenaga anak sebagai


(29)

sumberdaya adalah pilihan ekonomis (murah). Pekerja anak mudah direkrut dan tidak sulit dipecat karena sifat bergantung dan tidak berdaya mereka. Selain itu, maraknya pekerja anak pada sektor informal yang sering luput dari pengawasan pemerintah, menyebabkan banyak temuan tentang upah yang sangat minim, jam kerja yang panjang dan melelahkan, serta tanpa mekanisme perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja (K3).

Penyebab lain yang justru lebih berbahaya adalah kemiskinan pola pikir. Lingkungan permisif, sikap apatis terhadap nilai-nilai pendidikan sebagai investasi ke masa depan, dan rendahnya kesadaran tentang Hak Anak semakin memperbesar angka pekerja anak. Angka putus sekolah yang disumbangkan oleh pekerja anak relatif tinggi karena sebagai anak berkebutuhan khusus, pekerja anak masih terpinggirkan dalam proses pembelajaran. Belum ada mekanisme tindakan afirmatif (diskriminasi positif) di sekolah terhadap pekerja anak.

Dalam perspektif sosio-psikologis, lingkungan pekerjaan tempat anak-anak dipekerjakan dihipotesiskan sebagai bukan lingkungan pendidikan atau media pembelajaran yang layak bagi mereka. Lingkungan pekerjaan anak menjadi lingkungan yang tidak representatif untuk menyokong proses pematangan intelektual anak. Lingkungan ini memendekkan proses pendewasaan diri anak dan membuat tersumbatnya ruang-ruang positif bagi pengaktualisasian diri anak dan bagi perkembangan jiwanya.

Karakteristik lainnya ialah lingkungan pekerjaan anak juga membangun hubungan antara anak-anak dan para pekerja dewasa. Mereka berada dalam poros komunikasi yang timpang. Dari pihak orang dewasa, pekerja anak dipandang oleh


(30)

mereka sebagai pihak yang inferior (lemah, mudah diatur, senantiasa patuh dan lain sebagainya). Dalam kacamata psikologi anak, orang dewasa dipandang mereka sebagai pihak yang sebaliknya. Orang dewasa diletakkan dalam posisi yang superior (kuat, suka memerintah, wajib dihormati, dapat dijadikan tempat mengadu, dan lain sebagainya).

Dari sekian jenis pekerjaan yang digeluti oleh pekerja anak di wilayah Sulawesi Selatan, ada beberapa di antaranya termasuk dalam Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk bagi Anak (BPTA) yang dilarang sesuai UU Nomor 1 Tahun 2000 tentang Ratifikasi Konvensi ILO 182 mengenai Pelarangan dan Tindakan segera Penghapusan Bentuk-Bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak. Selain kehilangan kesempatan meraih pendidikan yang setinggi-tingginya untuk masa depan, tanpa disadari banyak resiko dan bahaya lain yang dihadapi, seperti:

1. Gangguan fisik (kelelahan dan dehidrasi, luka, cacat fisik, penyakit akibat terpapar zat kimia berbahaya, pertumbuhan lambat akibat terbiasa dengan beban berat, gangguan pada penglihatan, dan pendengaran).

2. Gangguan psikis (trauma panjang karena indikasi perundungan seksual orang dewasa, gaya hidup konsumtif, anti sosial dan kurang kepercayaan diri) Beberapa jenis pekerjaan yang berpotensi tergolong BPTA adalah: produksi dan peredaran obat terlarang, anak korban perdagangan manusia, kuli pelabuhan, kuli bangunan, pekerja rumah tangga, anak di pembuangan akhir sampah, pekerja di perkebunan/pertanian dan perikanan. (Gufran, 2009).


(31)

2.3. Hak-Hak Anak

Undang-undang No. 4 Tahun 1979 tentang kesejahteraan anak, Bab II Pasal 2 sampai dengan 9 mengatur hak-hak anak atas kesejahteraan, sebagai berikut:

a. Hak atas kesejahteraan, perawatan, asuhan, dan bimbingan.

Anak berhak atas kesejahteraan, perawatan, asuhan dan bimbingan berdasarkan kasih sayang baik dalam keluarganya maupun di dalam asuhan khusus untuk tumbuh dan berkembang dengan wajar.

Dimaksud dengan asuhan, adalah berbagai upaya yang dilakukan kepada anak-anak yang tidak mempunyai orang tua dan terlantar, anak terlantar dan anak dan anak yang mengalami masalah kelainan yang bersifat sementara sebagai pengganti orang tua atau keluarga agar dapat tumbuh dan berkembang dengan wajar, baik secara rohani, jasmani, maupun sosial.

b. Hak atas pelayanan

Anak berhak atas pelayanan untuk mengembangkan kemampuan dan kehidupan sosialnya sesuai dengan kebudayaan dan kepribadian bangsa untuk menjadi warga negara yang baik dan berguna.

c. Hak atas pemeliharaan dan perlindungan

Anak berhak atas pemeliharaan dan perlindungan, baik semasa dalam kandungan maupun sesudah dilahirkan.

d. Hak atas perlindungan lingkungan hidup

Anak berhak atas perlindungan terhadap lingkungan hidup yang dapat membahayakan atau menghambat pertumbuhan dan perkembangannya dengan wajar.


(32)

e. Hak mendapat pertolongan pertama

Dalam keadaan yang membahayakan, anaklah yang pertama-tama berhak mendapat pertolongan, bantuan dan perlindungan.

f. Hak memperoleh asuhan

Anak yang tidak mempunyai orang tua berhak memperoleh asuhan oleh negara, atau orang, atau badan lain. Dengan demikian anak yang tidak mempunyai orang tua itu dapat tumbuh dan berkembang secara wajar baik jasmani, rohani maupun sosial.

g. Hak memperoleh bantuan

Anak yang tidak mampu berhak memperoleh bantuan, agar dalam lingkungan keluarganya dapat tumbuh dan berkembang dengan wajar.

h. Hak diberi pelayanan dan asuhan

Anak yang mengalami masalah kelakuan diberi pelayanan dan asuhan yang bertujuan mendorong guna mengatasi hambatan yang terjadi dalam masa pertumbuhan dan perkembangannya.

i. Hak memperoleh pelayanan khusus

Anak cacat berhak memperoleh pelayan khusus untuk mencapai tingkat pertumbuhan dan perkembangan sejauh batas kemampuan dan kesanggupannya.

j. Hak mendapat bantuan dan pelayanan

Anak berhak mendapat bantuan dan pelayanan yang bertujuan mewujudkan kesejahteraan anak menjadi hak setiap anak, tanpa membedakan jenis kelamin, agama, pendidikan, dan kedudukan sosial (Darwan, 1997).


(33)

2.4. Karakteristik Ekonomi dan Pendidikan Orang Tua Pekerja Anak

Menurut data Sakernas (2001), sektor pertanian yang merupakan sektor primer tampak lebih dominan di daerah pedesaan, karena dapat menyerap sebanyak 78,42 persen dari orang tua yang mempunyai pekerja anak yang tinggal di daerah pedesaan. Ini mengindikasikan bahwa sektor pertanian masih cukup penting perannya sebagai lahan tempat bergantung bagi kehidupan dari orang tua pekerja anak yang tinggal di daerah pedesaan. Namun demikian, jika dilihat dari sisi ekonomi, ketergantungan orang tua pekerja anak pada sektor pertanian, cenderung kurang menguntungkan, hal ini mengingat masih rendahnya rata-rata pendapatan yang dihasilkan oleh mereka yang bekerja di sektor pertanian dibandingkan dengan mereka yang bekerja di sektor lainnya.

Dilihat dari status pekerjaannya, sebagian besar orang tua yang mempunyai pekerja anak bekerja pada sektor informal. Berarti sektor informal mempunyai peranan sangat penting bagi orang tua yang mempunyai pekerja anak. Sektor informal biasanya ditandai dengan kemudahan untuk dimasuki siapa saja, bergerak dalam skala kecil, padat karya, dan tidak memerlukan keahlian tertentu, serta tidak dilindungi oleh peraturan pemerintah. Sebagian besar (85 persen) orang tua pekerja anak berpendidikan SD atau pendidikan lainnya yang lebih rendah, sektor informal merupakan satu-satunya pilihan bagi mereka untuk senantiasa dapat menguntungkan hidupnya (Badan Pusat Statistik, 2001).


(34)

2.5. Sosial Budaya Pekerja Anak

Selain sosial ekonomi, sosial budaya juga sangat mempengaruhi keinginan anak untuk bekerja. Bekerja pada usia di bawah umur 18 tahun sudah menjadi suatu kebiasaan yang sudah mendarah daging dalam kehidupan masyarakat. Sebagai contoh kehidupan masyarakat di pesisir pantai. Dari kecil anak sudah terbiasa bekerja membantu orang tua. Jenis pekerjaan anak yang ada keterkaitannya dengan pekerjaan orang tua yaitu membelek atau membelah ikan dan mencari ikan dilaut. Anak-anak yang melakukan pekerjaan tersebut lebih banyak dilandasi oleh faktor ekonomi. Mereka membantu orang tua untuk meningkatkan pendapatan keluarga, bahkan ada beberapa anak yang terpaksa bekerja karena harus menggantikan peran sebagai kepala keluarga setelah bapaknya meninggal dunia.

Sejak kecil anak-anak telah disosialisasi pekerjaan orang tua, mulai dari mengenalkan pekerjaannya sampai dengan apa yang harus dikerjakan oleh anak, sehingga anak-anak tersebut telah terbiasa dengan pekerjaan itu. Sebagai ilustrasi, ibu yang bekerja sebagai pembelek ikan sambil mengasuh anak. Disadari ataupun tidak jenis pekerjaan ini akan tersosialisasi pada anak. Ketika itu anak mulai bermain dan akrab dengan jenis pekerjaan orang tuanya dan mulai ikut-ikutan. Pada saat sudah bisa produksi (dapat menghasilkan seperti orang tuanya), maka saat itulah anak mulai terlibat dengan pekerjaan orang tuanya (Yanuar, 2006).


(35)

2.6.Pendidikan Anak. 2.6.1. Hak Atas Pendidikan.

Setiap orang berhak atas pendidikan, pendidikan harus cuma-cuma setidaknya pada tingkat dasar dan pendidikan pokok. Pendidikan dasar harus diwajibkan bagi setiap penduduk, pendidikan teknis dan keahlian harus mudah diperoleh sedangkan pendidikan tinggi harus terjangkau oleh semua orang berdasarkan syarat yang semestinya. Kalimat tersebut menyebutkan bahwa setiap orang berhak atas pendidikan mangacu pada pendidikan bagi orang dewasa dan anak-anak. Sedangkan defenisi dari pendidikan itu sendiri harus dimaknai secara luas, pendidikan tidak hanya berarti pendidikan dasar dan formal saja tetapi juga dalam arti sarana untuk mengembangkan diri serta untuk tingkatan-tingkatan di atas pendidikan dasar bahkan pelatihan-pelatihan yang berhubungan dengan pekerjaan.

2.6.2. Hak Anak Atas Pendidikan

Pasal 28 Konvensi Hak anak menyebutkan negara yang telah meratifikasi konvensi ini mengakui hak anak akan pendidikan dan mewajibkan pendidikan dasar bagi anak serta pengembangan pendidikan untuk anak. Yang perlu dicatat, anak tidak akan mendapatkan keuntungan dari pendidikan kecuali mereka mendapatkan makanan yang cukup, perawatan kesehatan, rumah dan perlindungan dari eksploitasi buruh anak. Oleh karena itu hak anak atas pendidikan mensyaratkan adanya panduan atau asistensi terhadap hak anak, terutama terpenuhinya kebutuhan dasar mereka (Komisi Nasional Hak Asasi Manusia,2001).


(36)

2.7. Kerangka Pikir

2.8. Definisi Istilah

1. Umur adalah lamanya hidup informan terhitung sejak lahir hingga ulang tahun terakhir ketika diwawancarai.

2. Jenis kelamin adalah ciri khas tertentu yang dimiliki masyarakat yang dibedakan atas laki-laki dan perempuan.

3. Orang tua pekerja anak adalah ayah atau ibu dari anak yang bekerja.

4. Bekerja adalah kegiatan melakukan suatu pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan selama paling sedikit satu jam dalam seminggu yang lalu. Bekerja satu jam tersebut harus dilakukan berturut-turut dan tidak boleh terputus (Levi, 2004). 5. Pekerja anak adalah anak yang berusia di bawah 18 tahun yang melakukan

pekerjaan dengan maksud memperoleh pendapatan keuntungan dan lamanya bekerja paling sedikit 1 jam secara kontinyu dalam seminggu yang lalu.

- Orang tua - Juragan

- Kepala Sekolah - Kepala Desa

- Gambaran karakteristik pekerja anak

- Pemenuhan hak anak Pekerja anak


(37)

6. Pekerja anak di pantai adalah anak-anak yang berusia di bawah 18 tahun yang bermukim dalam komunitas penduduk yang terlibat dalam kegiatan di pantai, yang bekerja mendapatkan upah sendiri.

7. Penghasilan adalah penghasilan orang tua termasuk penghasilan pokok dan penghasilan tambahan/sampingan.

8. Pendidikan adalah jenjang/tingkat pendidikan formal tertinggi yang pernah diselesaikan informan..

9. Pekerjaan adalah aktivitas/kegiatan yang dilakukan seseorang sebagai sumber utama penghasilan/pendapatan bagi dirinya sendiri atau bagi keluarganya. 10. Sosial budaya adalah kebiasaan yang telah menjadi tradisi dimana dari dahulu

anak-anak sudah terbiasa bekerja dari kecil.

11. Hak anak adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib dijamin, dilindungi, dan dipenuhi oleh orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah dan negara (Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak).

12. Juragan adalah pemilik tempat penjemuran ikan atau pemilik kapal penangkap ikan dimana pekerja anak bekerja.

13. Kepala Desa adalah pemimpin desa, dimana dalam penelitian ini adalah kepala desa dimana pekerja anak tinggal dan bekerja.

14. Kepala Sekolah adalah kepala sekolah yang memimpin sekolah di sekitar tempat tinggal pekerja anak dan tempat pekerja anak bekerja, dimana di sekolah ini pekerja anak pernah bersekolah.


(38)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode kualitatif pendekatan fenomenologis yang bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik pekerja anak di pantai Bunga desa Bogak kecamatan Tanjung Tiram kabupaten Batu Bara. Fenomenologi adalah cabang filosofi yang menekankan pada subjektifitas pengalaman manusia (Moleong, 2002).

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di pantai Bunga Desa Bogak tepatnya Desa Bogak seberang Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara. Alasan pemilihan lokasi adalah desa ini merupakan daerah pesisir pantai yang digunakan sebagai tempat berlabuhnya para nelayan dan kegiatan jual beli hasil laut dan banyak ditemukan pekerja anak. Tidak ada data pasti mengenai jumlah pekerja anak di pantai ini, tetapi menurut salah satu kepala dusun di desa Bogak ada lebih dari 40 orang anak yang bekerja.

3.2.2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan mulai bulan Desember 2009 sampai dengan Februari 2010.


(39)

3.3. Pemilihan Informan

Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah orang tua pekerja anak, pekerja anak (di bawah umur 18 tahun), juragan, kepala sekolah dan kepala desa berdasarkan angka kecukupan dari informasi yang diterima, maksudnya adalah kekhususan makna dari informasi yang diberikan oleh informan telah ditemukan. Pemilihan informan dilakukan dengan teknik snowball yaitu peneliti memilih informan secara berantai dalam mencari informan berikutnya dan proses pengumpulan data dihentikan ketika informasi yang diterima mencapai angka kecukupan. Adapun kriteria informan dalam penelitian ini adalah informan yang dapat menggunakan bahasa Indonesia dengan baik, bertempat tinggal dan bekerja di sekitar pantai Bunga desa Bogak dan bersedia menjadi informan dalam penelitian.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Wawancara mendalam kepada pekerja anak, orang tua pekerja anak, juragan, kepala sekolah, dan kepala desa.

2. Focussed Group Discussion (Diskusi Kelompok Terfokus) dengan kelompok

pekerja anak.

3. Observasi Partisipasi yaitu mengamati dan berpartisipasi atau terlibat langsung dalam masyarakat untuk memahami dan mengetahui gambaran pekerja anak.

Observasi partisipasi dilakukan dengan mengembangkan catatan-catatan berbentuk catatan harian dan foto dari awal,saat dan setelah kunjungan.


(40)

Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan alat perekam berupa tape recorder dan catatan di lapangan.

3.5. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program komputer EZ-Test. Data yang telah dikumpulkan dari lapangan diterjemahkan dalam bentuk transkripsi hasil wawancara.

3.6.Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah analisis domain, dengan menjelaskan secara mendalam berdasarkan jawaban dan keterangan informan. Data disajikan dalam bentuk matriks dan kemudian akan dinarasikan dalam bentuk cerita dari jawaban yang diperoleh dari informan.


(41)

BAB IV

HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kecamatan Tanjung Tiram adalah salah satu dari 20 kecamatan yang terletak di Asahan Bawah yang didiami oleh banyak suku yaitu suku Jawa 7.187 jiwa, suku Melayu 40.675 jiwa, suku Aceh 1.698 jiwa, suku Batak 5.532 jiwa, suku Minang 1.728 jiwa dan Banjar 1.543 jiwa sehingga kebudayaan yang terlihat sehari-hari merupakan campuran dari berbagai suku dan budaya yang beraneka ragam.

Tanjung Tiram memiliki luas wilayah 14.563,50 Ha. Terdiri daerah yang berdataran rendah dengan ketinggian 0-5 meter dari permukaan laut dan mempunyai 11 desa dan 1 kelurahan yang terdiri dari 99 dusun/lingkungan. Jumlah penduduk Kecamatan Tanjung Tiram 58.993 jiwa dan jumlah kepala keluarga 13.297.

Pantai Bunga termasuk wilayah desa Bogak, kecamatan Tanjung Tiram kabupaten Batu Bara. Desa Bogak terdiri dari desa Bogak darat dan desa Bogak seberang. Secara geografis daerah ini berbatasan dengan Selat Malaka (Utara), Kecamatan Sei Balai (Selatan), Kecamatan Talawi (Barat), Kecamatan Air Joman/Meranti (Timur). Jumlah penduduk desa Bogak 10.199 jiwa dengan 2416 kepala keluarga. Tata ruang desa Bogak ini sekilas tampak sesak karena rumah-rumah yang sangat berdekatan. Selain itu, banyak warga terutama yang letak rumahnya di pinggiran pantai tidak memiliki WC yang baik. Mereka hanya membangun kamar mandi dengan WC yang kotorannya langsung jatuh ke perairan pantai. Sebagian besar rumah warga berbentuk rumah panggung untuk menghindari


(42)

adanya air pasang. Fasilitas dari pemerintah yang telah dinikmati warga seperti listrik, jalan berupa jalan yang terbuat dari kayu yang di pasang di atas perairan.

4.2. Gambaran Karakteristik Pekerja Anak Dengan Wawancara Mendalam (Indepth Interview)

4.2.1. Karakteristik Identitas Informan a. Pekerja Anak (PA)

Dari hasil wawancara terhadap 5 orang informan pekerja anak diperoleh karakteristik identitas informan sebagai berikut :

Matriks 4.1 Karakteristik Identitas Informan Pekerja Anak

No Nama Umur

(tahun) Jenis Kelamin Tingkat Pendidikan

1 PA 1 16 Laki-laki Sampai kelas 2 SMP

2 PA 2 14 Laki-laki Sampai kelas 1 SMP

3 PA 3 16 Laki-laki Sampai kelas 1 SMP

4 PA 4 13 Perempuan Sampai kelas 4 SD

5 PA 5 15 Laki-laki Sampai kelas 5 SD

Berdasarkan matriks 4.1 karakteristik identitas informan pekerja anak di atas memperlihatkan bahwa informan berjumlah 5 orang. Terdiri dari informan laki-laki 4 orang dan informan perempuan 1 orang. Kelima informan memiliki umur yang bervariasi, yaitu umur 16 tahun 3 orang, umur 14 tahun 1 orang umur dan 13 tahun 1 orang. Tingkat pendidikan yang dicapai informan juga bervariasi, yaitu sampai kelas 2 SMP 1 orang, sampai kelas 1 SMP 2 orang, sampai kelas 4 SD 1 orang, sampai kelas 5 SD 1 orang.


(43)

b. Orang Tua Pekerja Anak

Dari hasil wawancara terhadap 5 orang informan orang tua pekerja anak diperoleh karakteristik identitas informan sebagai berikut :

Matriks 4.2 Karakteristik Identitas Informan Orang Tua Pekerja Anak

No Nama

Umur (tahun)

Tingkat

Pendidikan Pekerjaan Penghasilan

Jlh Tang- gungan (orang)

Ayah Ibu Ayah Ibu Ayah Ibu Ayah Ibu

1 Orang tua 1

42 35 SD SD Nelayan IRT Rp.

600.000,-

- 2 2 Orang

tua 2

46 40 Tdk

tamat SD

Tdk tamat SD

Nelayan IRT Tidak

tentu, rata-rata 30 ribu per hari - 7 3 Orang tua 3

41 38 Tdk

tamat SMP

Tamat SD

Nelayan Buruh gudang ikan Kira-kira RP. 800.00,- Kira-kira Rp. 700.000,- 5 4 Orang tua 4

43 42 Tdk

tamat SD

Tamat SD

Nelayan IRT Tidak

tentu, tergantung cuaca - 6 5 Orang tua 5

40 36 Tamat

SD

Tdk Tamat SD

Nelayan IRT Kira-kira

Rp. 700.000,-

- 3

Berdasarkan matriks 4.2 karakteristik identitas informan orang tua pekerja anak di atas memperlihatkan bahwa informan berjumlah 5 orang. Kelima informan merupakan ibu kandung dari pekerja anak. Umur informan bervariasi mulai dari umur 35 – 42 tahun. Pendidikan informan terdiri dari 3 orang informan tamat SD, 2 orang informan tidak tamat SD. Pekerjaan informan terdiri dari 4 orang informan Ibu rumah tangga, 1 orang informan karyawan/buruh gudang ikan. Penghasilan informan terdiri dari 4 orang informan tidak memiliki penghasilan dan 1 orang informan memiliki penghasilan kira-kira Rp.700.000 per bulan. Jumlah tanggungan berbeda-beda, yaitu 1 orang informan dengan jumlah tanggungan 2 orang anak, 1 orang informan dengan jumlah tanggungan 7 orang anak, 1 orang informan dengan jumlah tanggungan 5


(44)

orang anak, 1 orang informan dengan jumlah tanggungan 6 orang anak, 1 orang informan dengan jumlah tanggungan 3 orang anak.

Dari wawancara terhadap 5 orang informan yaitu ibu pekerja anak, diperoleh informasi tentang ayah dari pekerja anak. Umur ayah pekerja anak mulai dari umur 40-46 tahun. Pendidikan ayah pekerja anak terdiri dari 2 orang tamat SD, 2 orang tidak tamat SD, 1 orang tidak tamat SMP. Pekerjaan ayah dari pekerja anak kelimanya bekerja sebagai nelayan. Penghasilan ayah dari pekerja anak terdiri dari 1 orang dengan penghasilan Rp. 600.000,- per bulan,1 orang dengan penghasilan tidak tentu, rata-rata 30 ribu per hari, 1 orang dengan penghasilan kira-kira Rp.800.000 per bulan, 1 orang dengan penghasilan tidak tentu tergantung cuaca, 1 orang dengan penghasilan kira-kira Rp.700.000,- per bulan

c. Juragan

Dari hasil pengumpulan data terhadap 2 orang informan juragan diperoleh karakteristik identitas informan sebagai berikut :

Matriks 4.3 Karakteristik Identitas Informan Juragan

No Nama Umur (tahun) Jenis Kelamin

1 Juragan 1 30 Laki-laki

2 Juragan 2 29 Laki-laki

Berdasarkan matriks 4.3 karakteristik identitas informan juragan di atas memperlihatkan bahwa informan berjumlah 2 orang. Terdiri dari informan laki-laki 2 orang.

Wawancara dilakukan di tempat yang berbeda, 1 orang di gudang ikan tempat usaha yang dimiliki informan dan 1 orang di rumah informan.


(45)

d. Kepala Sekolah

Dari hasil wawancara terhadap 1 orang informan kepala sekolah diperoleh karakteristik identitas informan berumur 35 tahun dan berjenis kelamin Perempuan. Merupakan Kepala sekolah tempat dimana pekerja anak pernah bersekolah.

e. Kepala Desa

Dari hasil wawancara terhadap 1 orang informan kepala desa diperoleh karakteristik identitas informan kepala desa berumur 54 tahun dan berjenis kelamin laki-laki.

4.2.2. Matriks Gambaran Karakteristik Pekerja Anak

1. Matriks Gambaran Karakteristik Pekerja Anak Menurut Informan Pekerja Anak

a. Matriks Pernyataan Informan Tentang Usia Pekerja Anak Mulai Bekerja Matriks 4.4 Pernyataan Informan Tentang Usia Pekerja Anak Mulai Bekerja

Informan Pernyataan PA 1 Udah lama kak, mulainya kemaren dari kelas 2 SMP itu lah kak....

PA 2 Mulai masuk kelas 6 kak... waktu itu mulainya waktu masi sekolah SD PA 3 Kelas 6 kak.... waktu itu masih sekolah

PA 4 Ga tau pastinya kapan kak... tapi kayanya sekitar tahun 2009 la.... PA 5 Dari sekitar umur 15 tahun la kak.. kalau pastinya ga tau kak.. tapi

kayaknya sekitar umur 15an la...

Dari matriks 4.4 diatas dapat dilihat bahwa pernyataan informan mengenai usia anak mulai bekerja, semuanya mengatakan mulai bekerja di bawah umur 17 tahun. Dari semua informan 2 orang mengakui memulai bekerja pada saat kelas 6 SD yaitu sekitar 12 tahun, 1 orang pada saat kelas 2 SMP yaitu sekitar umur 14 tahun dan 1 orang mengatakan mulai bekerja pada umur 15 tahun.


(46)

b. Matriks Pernyataan Informan Tentang Pekerja Anak Bekerja Karena Disuruh Orang Tua.

Matriks 4.5 Pernyataan Informan Tentang Pekerja Anak Bekerja Karena Disuruh Orang Tua

Informan Pernyataan

PA 1 Saya mau sendiri kak... ga ada disuruh sama orang tua... ya... karena memang dah maunya sendiri kok....

PA 2 Kadang disuruh juga kak.. sama orang tua.. tapi lama-lama udah jadi kayak kebiasaan gitu la.... ga disuruh pun,, uda kerja aja....

PA 3 Ga ada kak.. memang udah mau sendiri aja... kan niatnya udah mau nyari duit aja...

PA 4 Mau sendiri la kak.... lagian kawan-kawan juga udah pada kerja.. makanya udah la ... ikut kerja juga...

PA 5 Ya mau sendiri.. mana ada di suruh-suruh orang tua.. kan supaya punya uang kan...

Dari matriks 4.5 di atas dapat dilihat bahwa 4 orang informan mengatakan bekerja karena kemauannya sendiri, tidak ada unsur paksaan ataupun disuruh oleh orang tua. Tetapi ada 1 orang yang mengatakan terkadang disuruh oleh orang tua tetapi menjadi kebiasaan bagi informan untuk tetap melakukan pekerjaan walaupun terkadang tidak disuruh oleh orang tua informan.

c. Matriks Pernyataan Informan Tentang Pekerja Anak Bekerja Untuk Membantu Orang Tua

Matriks 4.6 Pernyataan Informan Tentang Pekerja Anak Bekerja Untuk Membantu Orang Tua

Informan Pernyataan

PA 1 Ia kak.. kan niatnya memang mau bantuin orang tua...kan buat makan juga

PA 2 Buat makan di rumah juga kak.. bantu-bantu mamak sama bapak la... kan adek-adeknya juga masih kecil

PA 3 Ia.... kan biar banyak uangnya....

PA 4 Gak la kak..., untuk sendiri aja.... lagian kan aku sekarng juga udah besar.. udah banyak kebutuhannya.. orang tua juga kan punya uang sendiri

PA 5 Ya lah kak...., bantu nenek la, nenek kan sudah ga kuat lagi kalau kerja. Lagian juga ngapain dikasi sama orang tua, kan sekarang aku


(47)

Dari matriks 4.6 diatas di atas dapat dilihat bahwa dari 5 orang informan, 4 orang mengatakan bekerja untuk membantu perekonomian keluarga. 3 orang diantaranya mengatakan untuk membantu orang tuanya dan 1 orang mengatakan untuk membantu neneknya karena tinggal dengan neneknya. Sedangkan 1 orang informan mengatakan bekerja untuk diri sendiri saja dengan alasan sudah dewasa dan memiliki banyak kebutuhan.

d. Matriks Pernyataan Informan Tentang Hal yang Dihadapi PA Saat Masih Sekolah

Matriks 4.7 Pernyataan Informan Tentang Hal yang Dihadapi PA Saat Masih Sekolah

Informan Pernyataan

PA 1 Terganggu pikiran aku kak, waktu saya sekolah dulu kena...kena...kena marah aja sama guru masalah apa la kak, masalah cari uang.

PA 2 Gak ada kak... memang aku aja yang udah malas mau sekolah lagi... ya udah la.. kerja la aku...

PA 3 Karena ancam, diancam orang pake pisau di jalan waktu pigi sekolah. Jadinya takut la aku mau ke sekolah lagi kak... ya udah.. dah malas la aku ke sekolah.

PA 4 Orang tua corai, jadi ya cemana lah, jadi gak konsentrasi mau belajar... udah la kerja ajalah aku kak...

PA 5 Gak ada, Gak ada ya cuma malas aja mau sekolah... makanya aku kerja kak...

Dari matriks 4.7 di atas dapat dilihat bahwa dari 5 orang informan hampir semuanya memberikan jawaban yang berbeda. 2 orang informan mengatakan tidak ada hal yang dihadapai pada saat sekolah dahulu karena memang mereka niatnya untuk bekerja. 1 orang informan mangatakan terganggu pikirannya pada saat sekolah dulu karena sering dimarahi oleh gurunya. 1 orang informan mengatakan tidak melanjutkan sekolahnya karena pernah di ancam orang pakai pisau pada saat pergi ke


(48)

sekolah. 1 orang informan mengatakan tidak konsentrasi lagi belajar karena orang tuanya bercerai dan memutuskan untuk berhenti sekolah dan bekerja.

e. Matriks Pernyataan Informan Tentang Hal yang Dihadapi PA Sehingga Putus Sekolah

Matriks 4.8 Pernyataan Informan Tentang Hal yang Dihadapi PA Sehingga Putus Sekolah

Informan Pernyataan

PA 1 Gak pingin lagi sekolah kak, terganggu apa pikiran saya

Terganggu kak orang tua saya pikirin sekolah saya, adik-adik saya, itulah terus saya berenti kak

PA 2 Karena gak ada uang kak... ga cukup lagi katanya kalau di tambah biaya aku sekolah lagi. Ya udah la... ga usah aja lah aku sekolah PA 3 Karena gak mampu lagi katanya orang tua ku kak....

PA 4 Karena orang tua ku corainya kak... jadi siapa lah yang mau bayarin aku sekolah lagi.... ya udah la... kerja aja lah aku

PA 5 Gak mampu orang tua ku bayarin aku sekolah kak... makanya aku ini aja tinggal sama nenek ku... nenek ku la yang biasanya ngasi aku makan kak....

Dari matriks 4.8 di atas dapat dilihat bahwa dari 5 orang informan, kebanyakan berhenti sekolah karena masalah perekonomian. 3 orang informan mengatakan bahwa alasan tidak melanjutkan sekolah karena alasan biaya. Mereka mengatakan orang tuanya tidak memiliki cukup biaya untuk melanjutkan sekolah mereka. 1 orang informan mengatakan tidak melanjutkan sekolahnya karena memang tidak mau sekolah lagi karena pikirannya terganggu karena banyak sekali yang harus dipikirkan oleh orang tuanya selain dia dan adik-adiknya. 1 orang informan mengatakan tidak ada lagi yang menjadi penyangga dananya untuk sekolah karena orang tuanya sudah bercerai dan tidak ada yang membiayai dia.


(49)

f. Matriks Pernyataan Informan Tentang Hal yang Dihadapi PA Setelah Putus Sekolah

Matriks 4.9 Pernyataan Informan Tentang Persoalan Yang Dihadapi PA Setelah Putus Sekolah

Informan Pernyataan PA 1 Yah.... sebenarnya lebih enak sekolah lagi la kak. Masi bisa main-main

lagi sama kawan-kawan kak... tapi kalau ga kerja pun ga bisa juga la kak.... kayak mana nanti adek-adek itu

PA 2 Nyesal la kak, kayak mana pun dibilang kan lebih enak sekolah... maunya sekolah lagi kak tapi kayaknya udah ga bisa lagi la kak... PA 3 Ga juga kak... malah lebih enak kaya gini kak.... Jadi bebas pergaulan.

Mau kemana pun dah ga ada masalah lagi. Udah suka-suka aja lah... PA 4 Menyesal lah putus sekolah. Maunya tetap sekolah.., tapi dari mana

biaya kak....

PA 5 Nyesal kak.... kalau bisa sekolah lagi, maunya kak... tapi kayak mana la.... ga ada uangnya kak....

Dari matriks 4.9 di atas dapat dilihat dari 5 orang informan, 4 orang diantaranya mengatakan menyesal telah putus sekolah dan masih mengharapkan untuk tetap sekolah. Tetapi karena alasan biaya mereka tidak dapat melanjutkan sekolahnya. Sedang 1 orang informan mengatakan tidak menyesal telah putus sekolah karena merasa lebih bebas dan tidak ada yang menghalangi lagi.

g. Matriks Pernyataan Informan Tentang Jenis Pekerjaan PA Matriks 4.10 Pernyataan Informan Tentang Jenis Pekerjaan PA Informan Pernyataan

PA 1 Nangkap ikan la ka.... nelayan gitu namanya kak.... ke laut...

PA 2 Aku cuma jadi anak itik ajanya kak....kerjaanku cuma bersih-bersihin sampan itu aja kak....

PA 3 Nyuci boat yang dipakai orang yang ke laut la kak... kan nanti kalau dia pulang dari laut kan jorok boatnya itu kak...

PA 4 Kerja digudang apa ikan, membelek ikan itu la kerjaku...

PA 5 Ke laut... ikut-ikut ke laut aku kak.... nanti aku bantu-bantu la orang itu di sana waktu nangkap ikan....

Dari matriks 4.10 di atas dapat dilihat dari 5 orang informan, 2 orang informan bekerja sebagai nelayan menangkap ikan ke laut walaupun ada yang tidak


(50)

bekerja sebagai nelayan langsung. 2 orang informan bekerja sebagai pencuci kapal nelayan yang baru berlabuh maupun yang akan berangkat. 1 orang informan bekerja sebagai membelek ikan di gudang setelah ikan diserahkan nelayan.

h. Matriks Pernyataan Informan Tentang Cara PA Memperoleh Pekerjaan Matriks 4.11 Pernyataan Informan Tentang Cara PA Memperoleh Pekerjaan Informan Pernyataan

PA 1 Kadang dipanggil sama orangnya langsung kak, kadang gak dipanggil tidur dirumah ajalah....

PA 2 Dipanggil juragannya kak... ditawari kerja disana... ya udah la... PA 3 Saya datangi yang punya kapal, juragan itu.. ditawarinya aku kerja

disitu kak....

PA 4 Datang kegudangnya kak... pertamanya mau liat-liat aja... trus dikasi aku kerjaan, kalu banyak ikannya, ya dibelek

PA 5 Ditawari kerja sama juragannya... ya udah kerja disitu la aku...

Dari matriks 4.11 di atas dapat dilihat bahwa dari 5 orang informan, semuanya mengatakan bekerja karena ditawari oleh orang yang yang berkepentingan atau yang dalam hal ini mereka sebut dengan juragan untuk bekerja di tempat mereka. Walaupun ada 1 orang yang sengaja datang terlebih dahulu untuk melihat-melihat kondisi tempat dan kemudian diberikan pekerjan oleh pemilik tempat yang mereka panggil dengan juragan.

i. Matriks Penyataan Informan Tentang Hubungan PA Dengan Juragan Matriks 4.12 Pernyataan Informan Tentang Hubungan PA Dengan Juragan Informan Pernyataan

PA 1 Bukan kak.... ga sodaraan kami... bukan sodaraku dia.. cuma juragan aja

PA 2 Katanya memang masih ada hubungan sodara kami kak... makanya aku ditawarinya kerja disitu karena aku kan udah ga sekolah lagi...

PA 3 Gak ada... memang aku cuma jadi yang kerja aja ma dia kak... PA 4 Saudara memang kami kak.... aku pun ga rau ntah dari mana

sodaranya.. tapi katanya masih sodara la...


(51)

Dari matriks 4.12 di atas dapat dilihat dari 5 orang informan, 3 orang informan mengatakan tidak ada hubungan dengan juragan dan bekerja karena memang tanpa ada ikatan saudara. 2 orang informan mengatakan bekerja di tempat itu karena memang ada hubungan saudara dengan juragan yang menjadi pemilik tempat mereka bekerja.

j. Matriks Pernyataan Informan Tentang Pekerjaan PA Berbahaya Bagi Kesehatan dan Kecelakaan Yang Pernah Dialami Dalam Bekerja

Matriks 4.13 Pernyataan Informan Tentang Pekerjaan PA Berbahaya Bagi Kesehatan dan Kecelakaan Yang Pernah Dialami Dalam Bekerja Informan Pernyataan

PA 1 Bahaya la kak, kalau boat tu tenggelam mati la kak.

Kadang kita kena batu kan sakit-sakit la kak badan kita, kadang balek kita ada yang sakit pingggang la, sakit tangan

Pernah kak,kaki ini la, kejepit batu karna narik-narik ikan tu, boatnya jalan, patah la bisa kaki kita tu

PA 2 Ada kak waktu ngengkol mesin.. kan kalau salah-salah bisa bahaya juga itu kan kak....

PA 3 Ada, bisa kena boatnya yang tajam-tajam itu kayunya kak...., bisa juga kalau waktu ngengkolnya kak... mesin boatnya itu.. kena itunya la kak....

PA 4 Kayanya ga ada la kak.. biasa-biasa aja pun ku rasa... ga ada la... atau mungkin sampe sekaranga memang belum ada la ku rasa...

PA 5 Gak... mana ada bahayanya kalau cuma kerja kayak gitu aja.... makanya hati-hati lah kitanya kak....

Dari matriks 4.13 di atas dapat dilihat bahwa dari 5 orang informan, 3 orang informan mengatakan bahwa pekerjaan mereka memiki bahaya tersendiri. Ada yang megatakan boat yang mereka kendarai dapat tenggelam, gangguan dalam ergonomi tubuh, maupun hal-hal lain yang dapat mengancam nyawa manusia. Sedangkan 2 orang informan mengatakan tidak ada masalah yang dapat mengancam keselamatan mereka. Jika dilihat dari jawaban-jawaban yang diberikan oleh informan pada umumnya mereka tidak merasa pekerjaan yang mereka lakoni mengancam


(52)

keselamatan jiwa mereka karena mereka tidak mengatahui bahaya-bahaya apa saja yang dapat mengancam keselamatan jiwa mereka.

k. Matriks Pernyatan Informan Tentang Jumlah Hari Kerja PA Dalam 1 Minggu

Matriks 4.14 Pernyataan Informan Tentang Jumlah Hari Kerja PA Dalam 1 Minggu

Informan Pernyataan

PA 1 Kalau satu minggu itu biasanya aku kerja 4 hari ajanya kak.... PA 2 3 hari kak...

PA 3 3 hari aja aku kerjanya kak...

PA 4 Kadang 5 hari, seminggu 5 hari la, kalau gak ada ikan gak kerja PA 5 Paling 2 hari aja dalam satu minggu....

Dari matriks 4.14 di atas dapat dilihat bahwa dari 5 orang informan hampir semuanya memiliki lama waktu kerja dalam 1 minggu berbeda-beda, 2 orang informan mengatakan waktu kerjanya 3 hari dalam 1 minggu, 1 orang informan mengatakan waktu kerjanya 2 hari dalam 1 minggu, 1 orang informan mengatakan waktu kerjanya 4 hari dalam 1 minggu dan 1 orang informan mengatakan waktu kerjanya 2 hari dalam 1 minggu.

l. Matriks Pernyataan Informan Tentang Jumlah Jam Kerja PA Dalam 1 Hari Matriks 4.15 Pernyataan Informan Tentang Jumlah Jam Kerja PA Dalam 1

Hari Informan Pernyataan

PA 1 Dari masih gelap kak...subuh.... sampe jam 5 sore la biasanya aku kerja kak...

PA 2 Pagi sampe sore, pagi 1 jam, sore 1 jam, jadi 2 jam la jadinya kalau di hitung-hitung kak...

PA 3 2 jam, pagi sama sore kerjanya...

PA 4 Tergantung kalau ikannya banyak kadang sampe 1 harian, kalau ikannya dikit 3 jam, 2 jam siap

PA 5 Pergi subuh kak.... masih gelap la pokoknya...baleknya kalau sudah malam


(53)

Dari matriks 4.15 di atas dapat dilihat bahwa dari 5 orang informan memiliki waktu kerja yang berbeda-beda. 2 orang informan mengatakan waktu kerjanya mulai dari subuh sekitar jam 5 pagi sampai dengan jam 5 sore, yaitu sekitar 12 jam kerja. 2 orang informan mengatakan waktu kerjanya 2 jam perharinya yaitu 1 jam pada pagi hari dan 1 jam pada waktu sore hari. Sedangkan 1 orang informan mengatakan tidak memiliki waktu kerja yang jelas tergantung terhadap hasil yang di dapat.

m. Matriks Pernyataan Informan Tentang Dasar Perhitungan Upah Yang Diterima PA

Matriks 4.16 Pernyataan Informan Tentang Dasar Perhitungan Upah Yang Diterima PA

Informan Pernyataan

PA 1 Gaji gak tentu kak kadang 50 kadang 35

Ngitungnya target dari toke 35 kan, kadang kalau lagi baek 20 tambahannya

PA 2 1 hari 30 ribu, kalok sama uang jaga sampan 35 ribu la kak.... PA 3 Tergantung anggotanya, karena sistemnya kan potong bagi.

Tergantung banyak ikannya, kalau dapat 500.000 ya dibagi lagi sama berapa orang yang pergi. Jadi kalau dikasarkan ya sekitar 25 ribu la 1 harinya kak....

PA 4 Cuma dibayar 20 ribunya 1 harinya

PA 5 Ya tergantung ikan, kalau banyak ikan banyak gajinya. Gak pernah kelaut selama seminggu, paling 300,200 gitu la

Dari matriks 4.16 di atas dapat dilihat bahwa dari 5 orang informan memiliki upah kerja yang berbeda-beda. 2 orang informan mengatakan gajinya cukup lumayan tetapi tidak tetap berkisar antara 500 ribu rupiah sampai dengan sekitar 200 ribu rupiah. 1 orang informan memiliki rata-rata penghasilan antara 35 sampai dengan 50 ribu rupiah perharinya. 1 orang informan memiliki rata-rata penghasilan dari 30 sampai dengan 35 ribu rupiah. 1 orang informan memiliki penghasilan 20 ribu rupiah perharinya.


(54)

n. Matriks Pernyataan Informan Tentang Kepuasan PA Terhadap Upah Yang Diterima dan Penggunaannya

Matriks 4.17 Pernyataan Informan Tentang Kepuasaan PA Terhadap Upah Yang Diterima dan Pengunaannya

Informan Pernyataan

PA 1 Gak puas kak, uangnya buat maen tabungan kak, sehari 5 ribu kak Uangnya untuk membangun rumah sikit-sikit kak.

PA 2 Puas, kadang disimpan, kalau ada adek dikasih untuk adek PA 3 (menggeleng), karna gak ada kerja lagi

Kadang makan, jalan-jalan gitu, kadang mau beli pakaian PA 4 Puas, disimpan, untuk beli baju

PA 5 Ya puas gitu la, untuk apa la, untuk pakean, untuk nenek, untuk awak sendiri la, ntah untuk ngapa-ngapain la

Dari matriks 4.17 di atas dapat dilihat bahwa dari 5 orang informan,3 orang informan mengatakan puas terhadap upah yang di dapat karena bisa dimanfaatkan untuk membiayai kebutuhan sehari-hari, dapat memberikan sebagian untuk orang-orang sekitarnya. 2 orang-orang informan mengatakan tidak puas atas upah yang mereka dapatkan karena tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

o. Matriks Pernyataan Informan Tentang PA Membagi Waktu Untuk Bekerja, Bermain, dan Istirahat.

Matriks 4.18 Pernyataan Informan Tentang PA Membagi Waktu Untuk Bekerja, Bermain, dan Istirahat.

Informan Pernyataan PA 1 Bagi waktu?

Kadang sama teman kan satu hari tu jumpa kan kak kadang pas jumpa diluar

PA 2 Kalau siang, siap makan tidur kejap, siap itu kerja lagi Paling malam la

PA 3 Sama kawan-kawan? Malam la

PA 4 Ada, waktu sore, jam 5 nongkrong, istirahat malam

PA 5 Ya gak tau la, kadang kalau gak kerja baru la main sama kawan, ni kelaut aja kerjanya


(55)

Dari matriks 4.18 di atas dapat dilihat bahwa dari 5 orang informan hampir semua informan mengatakan hanya punya waktu sore dan malam, karena dari pagi biasanya mereka bekerja. 1 orang informan mengatakan hanya dapat bertemu dengan temannya apabila berada di luar atau pada saat bekerja. 2 orang informan mengatakan hanya dapat berkumpul dengan temannya pada waktu malam hari saja. 1 orang informan mengatakan hanya dapat bertemu dengan teman-temannya pada waktu sore hari saja karena pada malam hari dimanfaatkannya untuk istirahat. 1 orang informan mengatakan hampir tidak ada waktu untuk berkumpul dan bermain degan teman-temannya karena kebanyakan waktunya dihabiskan untuk melaut.

p. Matriks Pernyataan Informan Tentang Bekerja Menyenangkan Bagi PA Dan Hal Yang Disukai Dalam Bekerja.

Matriks 4.19 Pernyataan Informan Tentang Bekerja Menyenangkan Bagi PA Dan Hal Yang Disukai Dalam Bekerja

Informan Pernyataan

PA 1 Asalkan dibilang senang gak juga kak, asalkan dibilang gak senang gak juga kak, gak tau kak

Kalau senang kan kita ini ada ketawa-ketawanya sama orang yang gak kita kenal kak, dapat teman kita dilautan kak, dapat duit lagi

PA 2 Senang juga la kak..., ada duit jadinya.... kalau mau yang mau di beli ada duit sendiri. Jadi ga pala minta-minta lagi sama orangtua kak... PA 3 Senang, karna bisa punya duit sendiri....

PA 4 Memang suka juga nya kerjanya... kan dapat duit dari kerjanya... enak aja lah rasanya kerjanya kak...

PA 5 Senang, karena bisa bebas, selain itu gak ada lagi la enaknya kayanya...

Dari matriks 4.19 di atas dapat dilihat bahwa dari 5 orang informan, semuanya menyatakan senang mejalankan pekerjaan mereka. Hampir semuanya mengatakan alasan mereka adalah karena mereka memiliki penghasilan sendiri sehingga tidak membutuhkan bantuan orang lain untuk mendapatkan apa yang mereka butuhkan.


(56)

q. Matriks Pernyataan Informan Tentang Persoalan PA Dalam Bekerja Matriks 4.20 Pernyataan Informan Tentang Persoalan PA Dalam Bekerja Informan Pernyataan

PA 1 Apa juragannya. Suka kali juragannya marah-marah kak... kadang gondok juga aku

PA 2 Dimarahi aku kak....,jadinya kadang aku malas juga PA 3 Kena marah sama juragan. Dibentak-bentak

PA 4 Persoalan apa ya, persoalannya panjang la ceritanya. Susah la kak kalau mau diceritakan...

PA 5 Kayaknya gak ada, yang namanya kerja capek la

Dari matriks 4.20 di atas dapat dilihat bahwa dari 5 orang informan hampir semuanya permasalahannya yang dihadapi para informan adalah dimarahi oleh juragan mereka. 3 orang informan mengatakan masalah yang umumnya mereka hadapi adalah dimarahi oleh juragannya yang terkadang berakibat terhadap malasnya mereka untuk bekerja. 1 orang informan mengatakan tidak ada masalah berarti yang dia hadapi selama bekerja karena merupakan bagian dari resiko pekerjaannya. Sedangkan 1 orang informan mengatakan tidak dapat menceritakan masalah yang dia hadapi karena terlalu panjang.

r. Matriks Pernyataan Informan Tentang Harapan PA Terhadap Orang Tua Matriks 4.21 Matriks Pernyataan Informan Tentang Harapan PA Terhadap

Orang Tua Informan Pernyataan

PA 1 Harapan saya sama orang tua, supaya sekolahkan adik saya yang tinggi, biar jangan kek saya kak

PA 2 Bapak nyuruh sekolah lagi, tapi aku gak mau, kalau bapak kelaut ada duit bisa sekolah, kalau gak kelaut mana bisa.

PA 3 Ya ada, pernah juga aku disuruh lagi, tapi aku gak mau, takut aku gak ada duit lagi

PA 4 Gak ada harapan apa-apa lagi PA 5 Gak ada


(1)

I. Karakteristik Identitas Informan

5. Nama : ……….. (ayah/ibu)

6. Umur : a. Ayah : ……… tahun

b. Ibu : ... tahun 7. Tingkat Pendidikan : a. Ayah : ...

b. Ibu : ... 8. Pekerjaan : a. Ayah : ...

b. Ibu : ... 9. Penghasilan / Ekonomi : a. Ayah : ...

b. Ibu : ...

6. Jumlah anak yang masih menjadi tanggungan orang tua : ... orang

II. Pertanyaan Penelitian

14.Apakah dahulu sewaktu kecil orang tua juga sudah bekerja?

15.Apakah orang tua mengajarkan anak bekerja mencari penghasilan di pantai?

16.Apakah anak bekerja untuk membantu orang tua?

17.Jika anak sudah putus sekolah, apa yang menyebabkan anak putus sekolah?

18.Apa yang orang tua ketahui tentang jenis pekerjaan yang dilakukan anak dan bahayanya bagi kesehatan?


(2)

20.Apa yang orang tua ketahui tentang bagaimana anak membagi waktu untuk sekolah (bagi yang masih sekolah),bekerja, bermain dan istirahat? 21.Menurut pandangan orang tua, bagaimana keadaan tentang pekerja anak

dari tahun ketahun?

PANDUAN WAWANCARA MENDALAM ( Juragan )


(3)

1. Nama : ... 2. Umur : ... 3. Jenis Kelamin : ...

II. Pertanyaan Penelitian

1. Apa jenis usaha yang dimiliki yang mempekerjakan PA? 2. Mengapa mempekerjakan PA sebagai pekerja?

3. Bagaimana cara mendapatkan PA?

4. Persoalan apa yang dihadapi dalam mempekerjakan PA? 5. Bagaimana dasar pemberian upah terhadap PA?

PANDUAN WAWANCARA MENDALAM ( Kepala Sekolah )


(4)

1. Nama : ... 2. Umur : ... 3. Jenis Kelamin : ... II. Pertanyaan Penelitian

1. Bagi siswa yang masih sekolah. Probing :

a. Apakah kepala sekolah mengetahui bahwa siswa juga bekerja.

b. Persoalan apa yang kepala sekolah ketahui sehingga siswa harus bekerja selain sekolah.

c. Bagaimana tanggapan kepala sekolah terhadap siswa yang bersekolah juga bekerja.

2. Bagi siswa yang sudah putus sekolah. Probing :

a. Persoalan apa yang kepala sekolah ketahui sehingga siswa putus sekolah.

b. Bagaimana tanggapan kepala sekolah terhadap siswa yang putus sekolah dan memilih untuk bekerja?

c. Adakah upaya yang dilakukan pihak sekolah agar siswa yang putus sekolah karena bekerja kembali bersekolah

PANDUAN WAWANCARA MENDALAM ( Kepala Desa )


(5)

I. Karakteristik Informan

1. Nama : ... 2. Umur : ... 3. Jenis Kelamin : ...

II. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana perkembangan PA di pantai Bunga? 2. Apa tanggapan kepala desa terhadap PA?

3. Apakah ada upaya yang dilakukan untuk mengurangi jumlah PA?

Lampiran 3

PANDUAN WAWANCARA

FOCUSSED GROUP DISCUSSION (FGD)


(6)

No Nama Umur (tahun)

Jenis Kelamin

Status Pendidikan

Jenis pekerjaan

II. Pertanyaan Penelitian

1. Apakah PA bekerja karena disuruh orang tua? 2. Persoalan apa yang dihadapi PA saat masih sekolah. 3. Persoalan apa yang dihadapi PA sehingga putus sekolah. 4. Persoalan apa yang dihadapi PA setelah putus sekolah. 5. Apakah menurut PA pekerjaannya berbahaya bagi kesehatan?

6. Bagaimana PA membagi waktu untuk sekolah (bagi yang masih sekolah), bekerja, bermain dan istirahat?

7. Apakah PA senang bekerja?


Dokumen yang terkait

Studi Perspektif Masyarakat untuk Program Restorasi Ekosistem Hutan Mangrove (Studi Kasus Masyarakat Desa Bogak Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara)

1 55 78

KARAKTERISTIK NELAYAN DI DESA BANDAR RAHMAT KECAMATAN TANJUNG TIRAM KABUPATEN BATU BARA.

2 13 24

Analisis Tingkat Kesejahteraan dan Pola Pendapatan Nelayan di Desa Bogak Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara, Provinsi Sumatera Utara

0 3 13

Analisis Tingkat Kesejahteraan dan Pola Pendapatan Nelayan di Desa Bogak Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara, Provinsi Sumatera Utara

0 0 1

Analisis Tingkat Kesejahteraan dan Pola Pendapatan Nelayan di Desa Bogak Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara, Provinsi Sumatera Utara

0 0 6

Analisis Tingkat Kesejahteraan dan Pola Pendapatan Nelayan di Desa Bogak Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara, Provinsi Sumatera Utara

0 0 12

Analisis Tingkat Kesejahteraan dan Pola Pendapatan Nelayan di Desa Bogak Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara, Provinsi Sumatera Utara

0 1 2

Analisis Tingkat Kesejahteraan dan Pola Pendapatan Nelayan di Desa Bogak Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara, Provinsi Sumatera Utara

0 0 20

Studi Perspektif Masyarakat untuk Program Restorasi Ekosistem Hutan Mangrove (Studi Kasus Masyarakat Desa Bogak Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara)

0 1 5

Studi Perspektif Masyarakat untuk Program Restorasi Ekosistem Hutan Mangrove (Studi Kasus Masyarakat Desa Bogak Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara)

0 2 10