STUDI PENILAIAN PEMUSTAKA TENTANG KOMPETENSI MANAJERIAL TENAGA PENGELOLA PERPUSTAKAAN SEKOLAH : Studi Deskriptif di Perpustakaan Sekolah SMA Negeri 3 Bandung dan SMA Negeri 6 Bandung).

(1)

STUDI PENILAIAN PEMUSTAKA TENTANG KOMPETENSI MANAJERIAL TENAGA PENGELOLA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

(Studi Deskriptif di Perpustakaan Sekolah SMA Negeri 3 Bandung dan SMA Negeri 6 Bandung)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memeroleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi

Oleh Dini Noviani NIM 1104882

PROGRAM STUDI PERPUSTAKAAN DAN ILMU INFORMASI DEPARTEMEN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

STUDI PENILAIAN PEMUSTAKA TENTANG

KOMPETENSI MANAJERIAL TENAGA

PENGELOLA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

(Studi Deskriptif di Perpustakaan Sekolah

SMA Negeri 3 Bandung dan

SMA Negeri 6 Bandung)

Oleh Dini Noviani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Dini Noviani 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Perkembangan zaman yang begitu cepat menyebabkan beberapa teknologi dan informasi yang tersedia mengalami beberapa perubahan pada berbagai aspek dan bidang. Salah satu perubahan yang sangat terlihat adalah pada upaya penyampaian informasi. Dengan perkembangan teknologi dan informasi, membuat perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi berkembang sangat pesat, sehingga membuat beberapa tempat dari berbagai pusat informasi harus mampu dan dituntut agar dapat menyesuaikan dengan perkembangan teknologi dan pengetahuan tersebut.

Di era perkembangan zaman saat ini yang sangat pesat, perpustakaan sebagai pusat atau unit informasi yang dapat berfungsi sebagai pusat penyebarluasan informasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam menunjang kegiatan pengguna perpustakaan. Termasuk di dalam dunia pendidikan, khususnya pada institusi sekolah keberadaan perpustakaan sangatlah penting. Karena keberadaan perpustakaan sangat dibutuhkan untuk menambah informasi bagi siswa yang menggunakannya.

Oleh karena itu, sebuah perpustakaan harus menyediakan informasi yang sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Undang-Undang No. 43 Tahun 2007 Pasal 1 Ayat 1 tentang perpustakaan menyatakan bahwa:

Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka.

Dalam Standar Nasional Perpustakaan (2011) mengenai perpustakaan sekolah bahwa “Perpustakaan yang berada pada satuan pendidikan formal di lingkungan pendidikan dasar dan menengah yang merupakan bagian integral dari kegiatan sekolah yang bersangkutan, dan merupakan pusat sumber belajar untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan.”


(5)

Menurut Undang-Undang No. 43 Tahun 2007 Pasal 23 ayat 1 dan 2:

1. Setiap sekolah/madrasah menyelenggarakan perpustakaan yang memenuhi standar nasional perpustakaan dengan memperhatikan Standar Nasional Pendidikan.

2. Perpustakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memiliki koleksi buku teks pelajaran yang ditetapkan sebagai buku teks wajib pada satuan pendidikan yang bersangkutan dalam jumlah yang mencukupi untuk melayani semua peserta didik dan pendidik. Lembaga perpustakaan mempunyai jenis yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan pengguna perpustakaan tersebut salah satunya adalah perpustakaan sekolah. Perpustakaan sekolah merupakan salah satu lembaga yang berada di dalam suatu sekolah yang bermanfaat sebagai penyedia informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat sekolah.

Berdasarkan kutipan diatas, untuk dapat menyelenggarakan perpustakaan sekolah sebaiknya perpustakaan harus memperhatikan terlebih dahulu standar nasional pendidikan yang sudah ditetapkan, hal ini berkaitan dengan koleksi yang harus disediakan di perpustakaan sekolah tersebut. Karena perpustakaan sekolah merupakan suatu lembaga yang berada di bawah naungan sekolah maka kebutuhan informasi pengguna perpustakaan sekolah yang berbeda-beda, namun pada intinya perpustakaan sekolah harus mampu menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna perpustakaan sekolah tersebut.

Hasil penelitian yang menjelaskan kondisi tentang pengelolaan perpustakaan yang dilakukan oleh Pratyaksa (2012) bahwa:

Perpustakaan sekolah dapat dikatakan sebagai jantungnya sekolah namun dalam praktiknya perhatian kepada perpustakaan tidak maksimal kenyatannya. Dalam proses pengelolaan perpustakaan sekolah pada SMA Negeri 4 Denpasar secara umum, baik sebagai sekolah yang menyandang gelar RSBI, tetapi sistem pengelolaannya masih kurang optimal dan hanya sekedar bergerak atau jalan). Koleksi buku belum mampu memenuhi kebutuhan pembacanya begitu juga unit-unit layanan yang ditugaskan melayani pengunjung dan pelanggan tidak berfungsi secara optimal, dan belum beroperasinya kemudahan peminjaman seperti sistem online.

Dengan pernyataan dan hasil penelitian yang diatas, kepala sekolah sebagai jabatan yang paling tertinggi harus memberikan perhatian yang khusus untuk perpustakaan sekolah. Perhatian ini dimaksudkan untuk mewujudkan dalam bentuk memberikan segala daya dan upaya, baik itu berupa tenaga, pikiran, maupun finansial. Hal ini dilakukan demi mengoptimalkan peranan perpustakaan sekolah. Pada dasarnya, perkembangan perpustakaan sekolah secara fisik sudah


(6)

3

cukup baik pada saat ini, baik itu di dalamnya sudah dilengkapi dengan berbagai koleksi, sarana dan prasarana yang mendukung perpustakaan sekolah tersebut.

Hasil penelitian yang menjelaskan mengenai kondisi perpustakaan sekolah oleh Kahar (2009) sebagai berikut:

Pengembangan perpustakaan sekolah di Indonesia cukup memprihatinkan. Data mengungkapkan baru 32% SD yang memiliki perpustakaan sekolah, sedangkan SLTP sebanyak 63% dengan penyebaran yang tidak merata untuk tiap-tiap daerah. Koleksi buku, sarana dan prasarana, serta tenaga pengelola masih jauh dari harapan.

Seperti data hasil penelitian diatas, mengenai kondisi perpustakaan sekolah yang mayoritas masih sangat kurang dari standar nasional perpustakaan yang sudah ditetapkan. Ditambah lagi dengan tidak tersedianya sumber daya yang berkompetensi dan profesional secara khusus yang mampu mengelola perpustakaan sekolah tersebut. Maka, dengan kondisi seperti ini, dengan demikian kehadiran perpustakaan di sebuah lembaga sekolah tersebut takkan membawa pengaruh apa-apa untuk kemajuan proses pembelajaran di sekolah tersebut. Seperti yang dijelaskan di Standar Nasional Perpustakaan (2011) tentang tenaga perpustakaan sekolah adalah “Tenaga kependidikan yang diberi tugas teknis serta tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh untuk melakukan kegiatan kepustakawanan di sekolah.”

Untuk menghindari hal yang negatif diatas, upaya yang perlu diperhatikan pihak sekolah, salah satunya adalah para tenaga pendidik harus dibekali dengan kemampuan mengelola perpustakaan sekolah secara professional. Hal ini berkaitan dengan kompetensi yang harus dimiliki seorang tenaga perpustakaan sekolah untuk dapat mengelola perpustakaan sekolah dengan baik. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki tenaga perpustakaan sekolah adalah kompetensi manajerial.

Utomo (dalam Hermawan & Zen, 2006, hlm. 174) menyatakan bahwa “kompetensi adalah kemampuan, pengetahuan dan keterampilan, sikap, nilai, perilaku dan karakteristik seseorang yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan tertentu dengan tingkat kesuksesan secara optimal.” Kompetensi selalu berkaitan dengan kemampuan yang dimiliki seseorang dalam suatu profesi (pekerjaan) yang memiliki beberapa sifat interpersonal. salah satu kompetensi


(7)

yang harus dimiliki oleh seorang tenagan pengelola perpustakaan adalah kompetensi manajerial, menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 25 Tahun 2008, yaitu: “melaksanakan kebijakan, melakukan perawatan koleksi, dan melakukan pengelolaan anggaran dan keuangan.”

Seperti data yang terdapat dari pusat pengembangan pustakawan pada tahun 2003 yang dilakukan sebanyak 2.240 orang yang tersebar di berbagai perpustakaan di Indonesia, yaitu sebagai berikut:

Data pustakawan yang ada saat ini menunjukkan bahwa keberadaan pejabat fungsional Pustakawan masih terkonsentrasi pada perpustakaan perguruan tinggi dan perpustakaan khusus. Pejabat fungsional yang berada di perpustakaan umum baru 36 orang (1,6%) dan perpustakaan sekolah 201 orang (8,9%).

Data diatas membuktikan bahwa perkembangan perpustakaannya yang belum berkembang seperti jenis perpustakaan lain. Untuk itu pengembangan pustakawan akan dititik beratkan pada pustakawan di perpustakaan sekolah. Dalam melaksanakan pembinaan dan pengembangan pustakawan tentunya harus koordinasi dengan instansi maupun unit kerja lainnya yang terkait.

Diadakannya perpustakaan sekolah adalah bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan informasi bagi lingkungan masyarakat sekolah tersebut. Perpustakaan sekolah ini sangat berperan sebagai media dan saran dalam menunjang kegiatan belajar mengajar di tingkat sekolah. Oleh karena itu, perpustakaan merupakan bagian integral dari beberapa program penyelenggaraan pendidikan tingkat sekolah.

Penyelenggaraan perpustakaan sekolah dapat mengacu pada Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 pada Pasal 35 mengenai Sistem Pendidikan Nasional, “Bahwa setiap satuan pendidikan jalur pendidikan sekolah, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat, harus menyediakan sumber-sumber belajar.”

Dari penjelasan diatas, salah satu sumber belajar yang sangat penting adalah perpustakaan, yang harus digunakan oleh para tenaga kependidikan dan peserta didik memperoleh kesempatan untuk dapat memperluas dan memperkaya pengetahuan melalui membaca buku dan koleksi lain yang diperlukan.


(8)

5

Untuk menyelenggarakan perpustakaan di sekolah dilakukan dengan tidak semena-mena. Hal ini dikarenakan Penyelenggaraan perpustakaan sekolah diatur dalam Undang-Undang No.43 Tahun 2007 pada Bab VII Pasal 23 Ayat 1-5, yang menjelaskan penyelenggaraan perpustakaan sekolah mencakup tiga hal utama yaitu koleksi, layanan, dan anggaran.

Jenis koleksi yang tersedia di perpustakaan sekolah adalah sejumlah bahan atau sumber-sumber informasi, baik itu berupa koleksi tercetak ataupun koleksi non cetak. Koleksi yang perpustakaan yang tercetak berupa buku, majalah, terbitan berseri, guntingan surat kabar, pamflet, dan lain sebagainya. Sedangkan koleksi non cetak meliputi mikrofilm, koleksi-koleksi digital, film, dan lain-lain.

Adapun layanan perpustakaan terdiri dari dua kegiatan layanan, yaitu layanan teknis dan layanan untuk pemustaka. Penjelasan mengenai layanan teknis adalah layanan yang berhubungan langsung dengan kegiatan dalam penyajian koleksi di perpustakaan, seperti proses pengadaan dari pemesanan buku, pembelian, penomoran, dan sampai pada penyusunan buku di rak yang ini berarti siap untuk disajikan bagi pemustaka. Sedangkan layanan pemustaka merupakan hal yang penting dalam kepuasan pemustakanya, layanan ini diberikan untuk memudahkan pemustaka untuk dapat mencari dan menerima informasi yang dibutuhkan.

Koleksi merupakan salah satu aspek layanan yang baik, oleh karena itu hal yang perlu diperhatikan oleh perpustakaan adalah koleksi perpustakaan yang harus dimiliki. Seperti yang dijelaskan di Undang-Undang No.43 Tahun 2007 Pasal 23 ayat 6 bahwa: “Sekolah/madrasah mengalokasikan dana paling sedikit 5% dari anggaran belanja operasional sekolah/madrasah atau belanja barang di luar belanja pegawai dan belanja modal untuk pengembangan perpustakaan.”

Hasil Departemen Perdagangan (2014) menyatakan bahwa “pada tahun 2015 di Indonesia akan memasuki era masyarakat ekonomi ASEAN atau ASEAN Economic Community (AEC). Salah satu elemen utama dari “AEC Blueprint” yaitu adanya arus bebas tenaga terampil.” Berdasarkan pemaparan tersebut maka dituntut untuk seorang pekerja memiliki kompetensi kerja, kompetensi kerja merupakan tuntutan profesionalisme yang harus dapat dipenuhi. AEC 2015 ini akan menjadi peluang dan sekaligus juga sebagai tantangan bagi pustakawan.


(9)

Oleh karenanya peningkatan kompetensi pustakawan sekolah sangatlah diperlukan untuk menunjang hasil kerja yang baik.

Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mahami (2013) terdapat pengaruh antara kompetensi pustakawan dalam manajemen perpustakaan sekolah. Kesimpulan dari penelitan tersebut adalah:

Pengaruh yang terjadi dengan adanya kompetensi pustakawan dalam manajemen perpustakaan sekolah adalah 1). Peningkatan pengunjung perpustakaan SMP Negeri 2 Colomadu, 2). Peningkatan Bahan Pustaka, 3). Peningkatan peminjaman bahan pustaka 4). Mendapat kunjungan perpustakaan dari sekolah lain, 5). Minat baca siswa semakin menigkat,6). Mendapat penghargaan kejuaraan dalam bidang perpustakaan 7). Sarana Prasarana bertambah untuk meningkatkan pengguna datang ke perpustakaan. Dari hasil penelitian diatas maka kompetensi yang dimiliki seorang pustakawan dan tenaga perpustakaan sangat penting dalam menyelenggarakan perpustakaan sekolah. Kenyataan yang ada pada saat ini mengenai kondisi perpustakaan sekolah yang masih sangat kurang dikarenakan dengan kondisi tenaga pengelola perpustakaan sekolah yang merupakan seseorang yang tidak berlatar belakang mengenai ilmu perpustakaan.

Penelitian yang membuktikan adanya permasalah mengenai kualifikasi kompetensi adalah penelitian yang dilakukan oleh Mandagie (2013) mengatakan bahwa:

Perbedaan yang signifikan antara jumlah dan kualifikasi ideal pustakawan dengan jumlah dan kualifikasi pustakawan yang ada saat ini:

 Jumlah dan kualifikasi ideal pustakawan adalah S2 sebanyak 52 orang, S1 sebanyak 160 orang, Non-Sarjana sebanyak 794 orang, sehingga seluruhnya berjumlah 1.006 orang pustakawan.

 Jumlah dan kualifikasi pustakawan yang tersedia saat ini adalah S2 sebanyak 5 orang, S1 sebanyak 13 orang, Non-sarjana sebanyak 55 orang, sehingga seluruhnya berjumlah 74 orang pustakawan.

 Kelompok perpustakaan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas di Provinsi Sumatra Utara yang berjumlah 39 SLTA masih membutuhkan 216 orang pustakawan dengan perincian S2: 11 orang, S1: 35 orang, dan Non-Sarjana: 170 orang pustakawan.

Dengan adanya hasil penelitian diatas tersebut membuktikan bahwa kurangnya kompetensi yang professional sesuai dengan ahlinya di bidang perpustakaan untuk dapat mengelola perpustakaan dengan baik. Melihat


(10)

7

kenyataan yang ada di lapangan saat ini belum semua sekolah dapat melaksanakan perpustakaan sekolah dengan standarisasi yang baik.

Penelitian yang membuktikan mengenai kompetensi tenaga perpustakaan sekolah di bandung dapat dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Arya, dkk (2015), yaitu:

“Tenaga perpustakaan dari SMAN 3, SMPN 12, SMPN 2, SD Bilingual School, SD Salman Al Farisi dan SD Bandung Internasional School (BIS). Hasil yang didapat menunjukan bahwa tenaga perpustakaan di sekolah sampel pada umumnya sudah memenuhi kualifikasi sebagai pengelola perpustakaan dan memiliki pemahaman serta kemampuan untuk melakukan tugas dan kewajibannya sesuai aturan penyelenggaraan perpustakaan sekolah.”

Hasil penelitian diatas menunjukan bahwa tenaga perpustakaan sekolah di Bandung sudah dapat memenuhi kualifikasi dengan standar yang telah ditetapkan. Namun, kenyataannya pada saat melakukan studi pendahuluan di beberapa sekolah di perpustakaan SMA negeri dan swasta di Bandung bahwa tenaga perpustakaan belum mampu memenuhi kualifikasi standar tenaga perpustakaan sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2008. Dengan kata lain, pengimplementasian Undang-Undang No.43 Tahun 2007 Pasal 23 dan Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2008 mengenai standar kerja tenaga pengelola perpustakaan sekolah/madrasah belum terlaksana dengan maksimal. Maka penelitian ini dipermasalahkan dengan melihat salah satu komponen dari kompetensi yang harus dimiliki tenaga perpustakaan sekolah, salah satu komponen yang dimaksud adalah kompetensi manajerial. Dengan melihat kompetensi manajerial yang dimiliki tenaga perpustakaan sekolah tersebut maka kurang maksimalnya penyelenggaraan perpustakaan sekolah.

Penelitian ini akan dilakukan di Perpustakaan SMA Negeri 3 Bandung dan SMA Negeri 6 Bandung, karena kompetensi manajerial yang dimiliki oleh setiap tenaga perpustakaan sekolah yang berbeda-beda mengharuskan peneliti untuk melihat perbedaan kompetensi yang dimiliki oleh setiap tenaga perpustakaan sekolah tersebut. Sebagaimana latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka penelitian ini memilih judul “Studi Tentang Penilaian Pemustaka Mengenai Kompetensi Manajerial Tenaga Pengelola Perpustakaan Dalam Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah (Studi Deskriptif di Perpustakaan SMA Negeri 3 Bandung dan SMA Negeri 6 Bandung)”


(11)

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan masalahnya adalah sebagai berikut:

a. Rumusan Masalah Umum:

“Bagaimana penilaian pemustaka tentang kompetensi manajerial tenaga pengelola perpustakaan sekolah di perpustakaan sekolah SMA Negeri 3 Bandung dan SMA Negeri 6 Bandung?”

b. Rumusan Masalah Khusus:

1. Bagaimana penilaian pemustaka tentang tenaga pengelola perpustakaan sekolah melaksanakan kebijakan dalam penyelenggaraan perpustakaan sekolah?

2. Bagaimana penilaian pemustaka tentang tenaga pengelola perpustakaan sekolah melakukan perawatan koleksi dalam penyelenggaraan perpustakaan sekolah?

3. Bagaimana penilaian pemustaka tentang tenaga pengelola perpustakaan sekolah mengelola anggaran dan keuangan dalam penyelenggaraan perpustakaan sekolah?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran penilaian pemustaka tentang tentang kompetensi manajerial tenaga pengelola perpustakaan sekolah di perpustakaan sekolah SMA Negeri 3 Bandung dan SMA Negeri 6 Bandung.

Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui gambaran tentang tenaga pengelola perpustakaan sekolah melaksanakan kebijakan dalam penyelenggaraan perpustakaan sekolah. 2. Untuk mengetahui gambaran tentang tenaga pengelola perpustakaan sekolah

melakukan perawatan koleksi dalam penyelenggaraan perpustakaan sekolah. 3. Untuk mengetahui gambaran tentang tenaga pengelola perpustakaan sekolah

mengelola anggaran dan keungan dalam penyelenggaraan perpustakaan sekolah.


(12)

9

D. Manfaat/ Signifikansi Penelitian a. Manfaat Teoritis

Manfaat dari penelitian ini secara teoritis adalah memberikan pemahaman dan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan di dalam dunia perpustakaan khususnya bagi peneliti dan semua pihak yang sudah terlibat baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Penelitian ini diharapkan mampu memperkaya pemahaman mengenai kompetensi manajerial tenaga perpustakaan sekolah.

b. Manfaat Kebijakan

Sebagai bahan evaluasi untuk memahami kompetensi manajerial di perpustakaan sekolah dalam melaksanakan penyelenggaraan perpustakaan sekolah.

c. Manfaat Praktis

1. Peneliti

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan, serta pemahaman tentang kompetensi manajerial tenaga perpustakaan dalam penyelenggaraan perpustakaan sekolah. Serta peneliti dapat mengaplikasikan ilmu perpustakaan dan informasi yang sudah didapatkan dibangku kuliah.

2. Perpustakaan Sekolah

Penelitian ini dapat bermanfaat untuk dapat memberikan masukan dan saran agar penyelenggaraan perpustakaan dapat berjalan dengan baik dan maksimal sesuai dengan Undang-Undang No.43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan.

3. Tenaga Perpustakaan

Hasil penelitian ini berguna untuk menambah pengetahuan tenaga perpustakaan dalam pentingnya kompetensi manajerial yang dimiliki tenaga perpustakaan sekolah dalam penyelenggarakan perpustakaan sekolah yang sesaui dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 25 Tahun 2008.


(13)

E. Struktur Organisasi Penelitian

Struktur organisasi yang digunakan dalam penulisan penelitian ini adalah: BAB I : Pendahuluan

Pada BAB I ini terdapat beberapa bagian yang dicantumkan dalam penelitian yaitu latar belakang masalah penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi penelitian.

BAB II : Kajian Teori

Pada tahapan BAB II peneliti akan melakukan dan memasukan kajian-kajian teori yang mendukung dan berkaitan dengan masalah yang diteliti serta menjelaskan kerangka pemikiran yang berkaitan dengan masalah didalam penelitian.

BAB III : Metode Penelitian

Di dalam BAB III ini peneliti mencantumkan beberapa hal yang berkaitan dengan metode penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu desain penelitian, populasi dan sampel, instrumen penelitian, prosedur penelitian, dan analisis data.

BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan

Didalam BAB IV peneliti akan mencantumkan hasil temuan penelitian yang berdasarkan dari hasil pengolahan dan analisis data dengan berbagai kemungkinan bentuknya sesuai dengan urutan rumusan permasalahan penelitian yang sudah dicantumkan sebelumnya dan pembahasan temuan penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya.

BAB V : Simpulan dan Rekomendasi

Pada BAB V ini peneliti akan mencantumkan kesimpulan dan rekomendasi dengan menyajikan penafsiran dan memberikan pemaknaan terhadap hasil analisis temuan penelitian sekaligus memberikan hal-hal penting yang dapat dimanfaatkan dari hasil penelitian tersebut.


(14)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat pelaksanaan pada proses penelitian yang dilakukan. Penelitian ini dilaksanakan di perpustakaan sekolah SMA Negeri 3 Bandung yang beralamatkan di Jalan Belitung No. 08 Kota Bandung dan perpustakaan sekolah SMA Negeri 6 Bandung yang beralamatkan di Jalan Pasir Kaliki No.51 Kota Bandung. Alasan peneliti memilih lokasi di dua perpustakaan sekolah tersebut sebagai lokasi penelitian adalah karena peneliti ingin melihat perbandingan penilaian pemustaka mengenai kompetensi manajerial tenaga pengelola perpustakaan dalam penyelenggaraan perpustakaan sekolah.

Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengujung perpustakaan yaitu siswa dan tenaga pengelola perpustakaan di SMA Negeri 3 Bandung dan SMA Negeri 6 Bandung.

2. Populasi Penelitian

Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh pengunjung perpustakaan pada bulan Januari-Maret dan tenaga pengelola perpustakaan di SMA Negeri 3 Bandung dan SMA Negeri 6 Bandung yang berjumlah 752 orang dan tenaga pengelola perpustakaan di SMA Negeri 3 Bandung yang berjumlah 2 orang dan SMA Negeri 6 Bandung yang berjumlah 5 orang.

Populasi merupakan keseluruhan dari subjek penelitian, dari subjek penelitian tersebut ini akan mendapatkan data sesuai dengan kebutuhan. Populasi adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Sugiyono (2011, hlm.119)

Berikut Tabel 3.1 mengenai statistik pengunjung perpustakaan di SMA Negeri 3 Bandung dan SMA Negeri 6 Bandung:


(15)

Tabel 3.1

Tabel Statistik Pengunjung Perpustakaan Sekolah SMA Negeri 3 Bandung dan SMA Negeri 6 Bandung

No SEKOLAH BULAN JUMLAH

PENGUNJUNG

1. SMA Negeri 3 Bandung

Januari 163

Februari 188

Maret 61

2. SMA Negeri 6 Bandung

Januari 133

Februari 139

Maret 68

JUMLAH 752

3. Sampel Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah tenaga pengelola perpustakaan sekolah dan pengunjung perpustakaan. Adapun tenaga pengelola perpustakaan terdiri dari dua orang, yakni kepala perpustakaan dan staff pengelola perpustakaan. Sedangkan untuk jumlah pengunjung yang dijadikan sampel diperoleh dari jumlah pengunjung bulan Januari-Maret (2015). Pengambilan sampel pada jumlah pengunjung bulan Januari-Maret ini dikarenakan pada bulan tersebut, aktivitas dalam kegiatan sekolah sangat efektif tidak terganggung dengan berbagai macam kegiatan yang dapat menggangu aktivitas sekolah.

Menurut Sugiyono (2011, hlm.120) sampel adalah “bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Sampel ini merupakan bagian dari populasi yang sudah ditentukan sebelumnya, dimana sampel yang diambil ini dapat mewakili populasinya.

Teknik sampling yang digunakan dalam pengambilan data ini adalah

probability sampling, yaitu “teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi

anggota sampel” Sugiyono (2011, hlm.122). Sedangkan teknik probability sampling yang digunakan adalah simple random sampling yaitu “…pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa


(16)

43

hlm.122). Untuk menentukan jumlah sampel yang diperlukan, menggunakan rumus Slovin menurut Prasetyo (2006, hlm.137), sebagai berikut:

Keterangan:

n : Jumlah sampel N : Jumlah populasi

e : Nilai kritis (batas kesalahan) yang diinginkan adalah 10% (persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan penarikan sampel)

= 88,26

Dari perhitungan diatas didapatkan sampel penelitian di perpustakaan SMA Negeri 3 Bandung dan SMA Negeri 6 Bandung adalah 88. Dengan demikian yang akan dijadikan responden adalah 88 responden. Namun untuk menentukan sampel dalam setiap lapisan/kelompok menggunakan rumus menurut Prasetyo dan Jannah (2006, hlm.130), yaitu sebagai berikut:

Dari rumus diatas maka dapat disimpulkan maka yang dijadikan responden dalam setiap kelompok dapat diketahui sebagai berikut:

1) SMA Negeri 3 Bandung: 412/752 x 88 = 48,21 48 2) SMA Negeri 6 Bandung: 340/752 x 88 = 39,78 40

Jadi, dari perhitungan diatas yang akan dijadikan sampel dalam setiap kelompoknya adalah SMA Negeri 3 Bandung sebanyak 48 responden dan SMA Negeri 6 Bandung sebanyak 40 responden.

Sedangkan yang dijadikan sampel untuk tenaga pengelola perpustakaan sekolah digunakan sampel jenuh yaitu sampel merupakan semua jumlah populasi, sehingga yang dijadikan sampel untuk tenaga pengelola perpustakaan berjumlah 7 orang.


(17)

B. Desain Penelitian

Mendesain berarti menrencanakan sehingga desain dapat dikatakan sebagai proses pengambilan keputusan sebelum pekerjaan tersebut siap dilaksanakan. Desain penelitian merupakan teknik untuk pengumpulan data yang dibutuhkan dalam membuat perencanaan untuk penelitian dan selanjutnya untuk dapat menganalisisnya.

Penelitian ini dimulai dengan studi pendahuluan dengan melakukan observasi awal untuk mengetahui terlebih dahulu permasalahan-permasalahan yang terdapat di perpustakaan sekolah. Permasalahan tersebut kemudian dianalisis dengan kebijakan yang ada dan studi literatur yang kemudian setiap permasalahan yang ada memiliki latar belakang munculnya permasalahan tersebut. Berangkat dari latar belakang tersebut, maka permasalahan yang ada dibuatlah rumusan masalah yang selanjutnya akan dibahas dalam penelitian ini.

Dalam suatu penelitian, harus memiliki lokasi untuk melakukan penelitian serta menentukan jumlah populasi dan sampel yang diteliti. Sampel ini ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin dengan menggunakan teknik simple random

sampling, setelah ditentukan jumlah sampel tersebut maka peneliti dapat

menentukan siapa yang akan dijadikan responden. Metode penelitian yang digunakan menggunakan metode deskriptif, yaitu dengan mengumpulkan informasi dan data mengenai hal-hal yang berkaitan dengan permalasalahan mengenai kompetensi manajerial tenaga pengelola perpustakaan.

Untuk mendapatkan informasi dan data tersebut, maka dibuatkan instrumen penelitian yaitu berupa kuesioner (angket). Selanjutnya instrumen yang sudah ada diuji terlebih dahulu dengan menguji validitas dan reliabilitasnya. Apabila instrument tersebut sudah valid maka dapat digunakan untuk pengambilan data. Setelah data didapatkan selanjutnya data dikumpulkan dan diolah, yang selanjutnya dibuatkan laporan hasil penelitian yang sudah dilaksanakan.

Seperti yang dijelaskan oleh Sarwono, 2006 (dalam Sujarweni, 2014, hlm.41)

“desain penelitian bagaikan sebuah peta jalan bagi peneliti yang menuntun serta menentukan arah berlangsungnya proses penelitian secara benar dan tepat sesuai


(18)

45

C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Alasan menggunakan metode deskriptif ini adalah untuk mengetahui dan melihat kondisi sebenarnya tentang kompetensi manajerial tenaga perpustakaan sekolah dalam penyelenggaraan perpustakaan sekolah.

Menurut Sugiyono, 2013, hlm.3 (dalam Sriyolja, 2013, hlm.29) metode

penelitian deskriptif adalah “penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki

keadaan, kondisi atau hal-hal lain yang sudah disebutkan, yang dihasilkan dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian”.

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian

Variabel dari penelitian ini adalah kompetensi manajerial tenaga perpustakaan dalam penyelenggaraan perpustakaan sekolah. Adapun beberapa indikator yang mencakup tentang kompetensi manjerial tenaga perpustakaan adalah:

1) Melaksanakan kebijakan yang meliputi kompetensi untuk melaksanakan pengembangan perpustakaan, mengorganisasikan sumber daya perpustakaan, melaksanakan fungsi, tugas, dan program perpustakaan, serta mengevaluasi program dan kinerja perpustakaan. 2) Melakukan perawatan koleksi yang meliputi kompetensi untuk

melakukan perawatan preventif, dan melakukan perawatan kuratif. 3) Melakukan pengelolaan anggaran dan keuangan yang meliputi

kompetensi untuk membantu menyusun anggaran perpustakaan, menggunakan anggaran secara efisien, efektif, dan bertanggung jawab, dan melaksanakan pelaporan penggunaan keuangan dan anggaran.

2. Definisi Operasional

Definisi operasional digunakan untuk membatasi beberapa pengertian dari variabel yang ada di dalam judul atau rumusan masalah penelitian untuk menghindari dari kesalahan penafsiran antara peneliti dan pembaca serta


(19)

berguna untuk membatasi penelitian tersebut. Berikut ini definisi operasional dari variabel yang terdapat dari judul penelitian:

1) Kompetensi Tenaga Perpustakaan Sekolah

Kompetensi adalah suatu kemampuan yang harus dimiliki oleh seseorang untuk melaksanakan kebijakan. Kompetensi juga dapat diartikan sebagai syarat untuk mampu melaksanakan tugas-tugas tertentu. Tenaga perpustakaan sekolah adalah seseorang yang diangkat atau ditugaskan untuk mengelola perpustakaan di sekolah. Tenaga pengelola sekolah dapat dikatakan sebagai tenaga non-pustakawan yang dapat mendukung pelaksanaan perpustakaan sekolah.

Kompetensi tenaga perperpustakaan sekolah adalah seorang yang memiliki kemampuan untuk dapat ditugaskan untuk mengelola perpustakaan sekolah.

2) Penyelenggaraan perpustakaan sekolah

Penyelenggaraan perpustakaan sekolah adalah ketersedian perpustakaan yang berada di lingkungan sekolah yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan warga sekolahnya serta mendukung tujuan sekolah dan mendukung pelaksanaan proses belajar mengajar.

E. Instrument Penelitian

Instrument yang digunakan pada penelitian yang berguna untuk sebagai alat pengumpulan data adalah angket. Instrument penelitian dapat dikatakan sebagai salah satu sumber keberhasilan dalam suatu penelitian, hal ini dikarenakan data yang diperlukan untuk dapat menjawab semua permasalahan berasal dari instrument penelitian.

Dari pernyataan diatas pengertian instrument penelitian menurut Sugiyono

(2011, hlm.148) adalah “suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.”

1. Kuesioner (angket)

Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Angket ini menjadi hal yang sangat diharapkan untuk dapat menggali informasi yang berasal dari responden yang berkaitan langsung dengan kompetensi


(20)

47

manajerial tenaga pengelola perpustakaan dalam penyelenggaraan perpustakaan sekolah yang menjadi fokus utama dalam penelitian ini. Karena angket ini merupakan hal yang sangat penting, maka angket yang dibuat ini merupakan hal yang dapat mewakili peneliti di lapangan.

Instrument penelitian yang akan digunakan merupakan sebagai alat pengukuran dengan tujuan untuk dapat menghasilkan data kuantitatif yang akurat, maka pada setiap instrument penelitian harus mempunyai skala. Dalam hal ini skala yang digunakan adalah skala Likert. Dengan skala likert yang digunakan, maka dari variabel yang akan diukur selanjutnya dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian dari indikator tersebut dapat dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun butir-butir pernyataan. Dari setiap butir pernyataan akan diberi skor sebagai berikut:

Tabel 3.2

Skala Penilaian Jawaban Angket Alternatif Jawaban Nilai Penyataan

Positif Negatif

Sangat Setuju 5 1

Setuju 4 2

Ragu-Ragu 3 3

Tidak Setuju 2 4

Sangat Tidak Setuju 1 5

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Untuk Pemustaka

No. Aspek Permasalahan Indikator Nomor

1.

Bagaimana tenaga perpustakaan sekolah melaksanakan kebijakan dalam penyelenggaraan

perpustakaan sekolah?

Melaksanakan pengembangan

perpustakaan. 1,2,3,4,

Mengorganisasikan sumber

daya perpustakaan. 5,6,7,8,9,10

Melaksanakan fungsi, tugas, dan program perpustakaan.

11,12,13,14,15, 16,17,18,19,20,

21 Mengevaluasi program dan


(21)

2.

Bagaimana tenaga perpustakaan sekolah melakukan perawatan koleksi dalam penyelenggaraan perpustakaan sekolah?

Melakukan perawatan preventif. 27,28,29,30

Melakukan perawatan kuratif. 31,32

3.

Bagaimana tenaga perpustakaan sekolah mengelola anggaran dan keungan dalam penyelenggaraan perpustakaan sekolah?

Membantu menyusun anggaran

perpustakaan. 33

Menggunakan anggaran secara efisien, efektif, dan bertanggung jawab.

34,35,36

Melaksanakan pelaporan penggunaan keungan dan anggaran.

37,38,39,40

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Instrumen Untuk Tenaga Pengelola Perpustakaan

No. Aspek Permasalahan Indikator Nomor

1.

Bagaimana tenaga perpustakaan sekolah melaksanakan kebijakan dalam penyelenggaraan perpustakaan sekolah? Melaksanakan pengembangan perpustakaan. 1,2,9,13,21,22, 23,26 Mengorganisasikan sumber daya perpustakaan. 3,7,8,15,27,29, 44,46,47,51,55, 56,58 Melaksanakan fungsi, tugas,

dan program perpustakaan.

4,5,6,10,28,45, 53,54,60 Mengevaluasi program dan

kinerja perpustakaan. 11,12,14,25,52

2.

Bagaimana tenaga perpustakaan sekolah melakukan perawatan koleksi dalam penyelenggaraan perpustakaan sekolah?

Melakukan perawatan preventif.

16,17,18,19,20, 30,31,32,33,57,

59 Melakukan perawatan kuratif. 34,35,36

3.

Bagaimana tenaga perpustakaan sekolah mengelola anggaran dan keuangan dalam penyelenggaraan

Membantu menyusun anggaran

perpustakaan. 37,39,41,42


(22)

49

perpustakaan sekolah? efisien, efektif, dan bertanggung jawab.

Melaksanakan pelaporan penggunaan keuangan dan anggaran.

24,43

F. Proses Pengembangan Instrumen 1. Uji Validitas

Setelah kuesioner dibuat, selanjutnya kuesioner diuji coba pada beberapa responden. Setelah data terkumpul dan diperoleh kemudian dilakukan uji validitas dengan melihat korelasi pada setiap item pernyataan. Seperti yang disebutkan oleh Arikunto (2010, hlm.211) validitas adalah “suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument.” Uji validitas ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan item pada suatu pernyataan dalam mendefinisikan suatu variabel.

Menurut Masrun dalam Sugiyono (2012, hlm.133) menyatakan “item yang

mempunyai kolerasi positif dengan kriterium (skor total) serta kolerasi yang tinggi, menunjukan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah r =

0,3”. Rumus yang digunakan untuk mengukur validitas instrument menurut Sugiyono (2012, hlm.356) adalah Person Product Moment sebagai berikut:

Keterangan:

rxy = Kolerasi antara instrumen pernyataan secara keseluruhan x = Skor tiap butir soal

y = Skor total


(23)

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Intrumen Pemustaka No. Pernyataan Corrected Item-Total

Correlation r table Keterangan

1. VAR00001 0.530 0.361 Valid

2. VAR00002 0.422 0.361 Valid

3. VAR00003 0.403 0.361 Valid

4. VAR00004 0.543 0.361 Valid

5. VAR00005 0.228 0.361 Tidak Valid

6. VAR00006 0.266 0.361 Tidak Valid

7. VAR00007 0.721 0.361 Valid

8. VAR00008 0.549 0.361 Valid

9. VAR00009 0.554 0.361 Valid

10. VAR00010 0.464 0.361 Valid

11. VAR00011 0.334 0.361 Tidak Valid

12. VAR00012 0.579 0.361 Valid

13. VAR00013 0.433 0.361 Valid

14. VAR00014 0.735 0.361 Valid

15. VAR00015 0.366 0.361 Valid

16. VAR00016 0.436 0.361 Valid

17. VAR00017 0.443 0.361 Valid

18. VAR00018 0.657 0.361 Valid

19. VAR00019 0.372 0.361 Valid

20. VAR00020 0.654 0.361 Valid

21. VAR00021 0.342 0.361 Tidak Valid

22. VAR00022 0.630 0.361 Valid

23. VAR00023 0.548 0.361 Valid


(24)

51

25. VAR00025 0.568 0.361 Valid

26. VAR00026 0.556 0.361 Valid

27. VAR00027 0.738 0.361 Valid

28. VAR00028 0.592 0.361 Valid

29. VAR00029 0.585 0.361 Valid

30. VAR00030 0.169 0.361 Tidak Valid

31. VAR00031 0.419 0.361 Valid

32. VAR00032 0.452 0.361 Valid

33. VAR00033 0.419 0.361 Valid

34. VAR00034 0.450 0.361 Valid

35. VAR00035 0.676 0.361 Valid

36. VAR00036 0.205 0.361 Tidak Valid

37. VAR00037 0.455 0.361 Valid

38. VAR00038 0.484 0.361 Valid

39. VAR00039 0.195 0.361 Tidak Valid

40. VAR00040 0.440 0.361 Valid

41. VAR00041 0.250 0.361 Tidak Valid

42. VAR00042 0.514 0.361 Valid

43. VAR00043 0.486 0.361 Valid

44. VAR00044 0.265 0.361 Tidak Valid

45. VAR00045 0.370 0.361 Valid

46. VAR00046 0.283 0.361 Tidak Valid

47. VAR00047 0.498 0.361 Valid

48. VAR00048 0.366 0.361 Valid

49. VAR00049 0.394 0.361 Valid


(25)

Dari tabel uji validitas diatas dapat diketahui dari jumlah pernyataan yang telah diuji coba kepada 30 responden, jumlah pernyataan yang tidak valid sebanyak 10 pernyataan dari 50 pernyataan. Adapun pernyataan yang tidak valid terdiri dari nomor 5, 6, 11, 21, 30, 36, 39, 41, 44, dan 46. Penyebaran angket selanjutnya, peneliti hanya menggunakan pernyataan-pernyataan yang sudah valid, karena pernyataan yang sudah valid tersebut dapat mewakili setiap indikator dalam masalah penelitian.

Uji validitas yang digunakan pada instrument tenaga pengelola perpustakaan sekolah dilakukan dengan validitas yang dilakukan dengan cara

expert judgement kepada ahli. Expert judgement dilakukan kepada dua orang

ahli yang menilai angket atau instrument peneliti, hal yang dinilai oleh kedua ahli adalah kesesuaian isi atau materi yang akan ditanyakan serta tata bahasa yang digunakan oleh peneliti dalam pembuatan instrument tersebut. Berikut hasil expert judgment yang dilakukan oleh dua ahli:

Tabel 3.6

Hasil Expert Judgment No Aspek/

Komponen

Penilaian Ahli 1 Penilaian Ahli 2 Baik Cukup Kurang Baik Cukup Kurang

1.

Kesesuaian dengan kisi-kisi

√ √

2. Penyampaian

informasi √ √

3.

Penggunaan kata-kata/ tata bahasa

√ √

Dari tabel diatas mengenai hasil expert judgemenet bahwa instrument penelitian yang sudah dibuat oleh peneliti sudah divalidisi dan layak untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data di lapangan untuk menjadi baha pengeolahan yang dikonversi menjadi informasi.


(26)

53

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas ini bertujuan untuk melihat kepercayaan yang diberikan oleh responden, dari hasil uji reliabilitas ini akan menghasilkan data yang sudah terkumpul dapat dipercaya oleh peneliti. Penjelasan tersebut diperkuat dengan peryataan oleh Arikunto (2010, hlm.221) bahwa “realibilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya unuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrument

tersebut sudah baik.”

Rumus yang digunakan untuk menguji reliabilitas pada insrumen adalah,

Croncbach’s Alpha, dengan rumus sebagai berikut:

[ ] [ ]

(Arikunto, 2010, hlm.239) Keterangan:

r = reliabilitas instrument

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

Σσb² = jumlah varians butir

σt² = varians total.

Tabel 3.7

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Pemustaka

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.927 50

Tabel 3.8

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tenaga Pengelola Perpustakaan Sekolah

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


(27)

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam peneitian ini adalah menggunakan kuesioner (angket). Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data dari angket yang diberikan kepada responden dan kepada tenaga pengelola perpustakaan sekolah. Berikut teknik pengumpulan data yang digunakan, yaitu:

1. Penyebaran kuesioner (angket)

Penyebaran kuesioner ini merupakan salah satu teknik untuk pengumpulan data. Teknik pengumpulan data ini sebagai salah satu teknik yang dibutuhkan oleh peneliti untuk mendapatkan data yang dibutuhkan. Penyebaran angket diberikan kepada siswa yang berkunung ke perpustakaan dan tenaga pengelola perpustakaan.

“Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya.” (Sugiyono, 2011, hlm.192)

Kuesioner atau angket yang berisikan pernyataan-pernyataan diberikan kepada responden, dalam hal ini yang menjadi responden adalah siswa yang berkunjung ke perpustakaan. Adapun cara untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dengan cara menyebarkan kuesioner atau angket kepada sampel yang sudah ditentukan dan kemudian hasilnya akan diperoleh untuk mendapatkan kesimpulan dari data yang sudah dikumpulkan, apakah data yang sudah didapatkan sesuai dengan kebutuhan peneliti atau tidak.

2. Interview (wawancara)

Wawancara adalah salah satu instrument yang digunakan untuk menggali data secara lisan. Hal ini haruslah dilakukan secara mendalam agar kita mendapatkan data yang valid dan detail. (Sujarweni, 2014, hlm.74)

Teknik ini dilakukan dengan mewawancarai tenaga pengelola perpustakaan sekolah secara langsung untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan kebutuhan penelitian.

3. Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan cara pengumpulan informasi yang dilakukan peneliti dengan mencari sumber-sumber literatur untuk mendapatkan suatu bahan referensi yang terdapat di bahan pustaka yang ada di perpustakaan.


(28)

55

H. Analisis Data

Data yang sudah terkumpul melalui kuesioner yang telah diisi oleh responden, maka tahapan selanjutnya adalah menganalisis dan mengolah data tersebut.

Analisis data menurut Sujarweni (2014, hlm.103) “… cara melaksanakan analisis

terhadap data, dengan tujuan mengolah data tersebut untuk menjawab rumusun

masalah.”

1. Tahapan-Tahapan Analisis Data

1) Tahap menyiapkan dan pengumpulan data

Tahapan pertama ini yang dilakukan memperhatikan kembali kelengkapan data yang akan diteliti seperti data responden, kelengkapan data instrumen, dan pengumpulan data melalui penyebaran instrumen dan wawancara.

2) Editing

Kegiatan editing yaitu memeriksa kejelasan dan kelengkapan dalam pengisian instrumen pengumpulan data. Hal ini dilakukan karena hasil data yang sudah dihimpun terkadang tidak sesuai dengan harapan peneliti.

3) Koding

Koding ini merupakan suatu proses pengelompokan dari setiap pertanyaan yang terdapat dalam instrumen pengumpulan data menurut variabel yang akan diteliti. Tujuan dari pengkodean ini adalah untuk memberikan identitas pada data yang sudah ada pada proses editing sebelumnya, yang berguna untuk memberikan arti tertentu pada saat data tersebut dianalisis.

4) Tabulasi Data

Tabulasi menurut Sujarweni (2014, hlm 104) yaitu “mencatat atau entri data ke dalam tabel induk penelitian.” Tabulasi data ini dilakukan untuk

mendapatkan penjelasan dari data, sesuai dengan data yang sudah dikelompokan dengan cara setiap item pernyataan dalam instrumen diberikan pengkodean yang selanjutnya dimasukan ke dalam tabel yang bertujuan untuk memudahkan peneliti dalam menganalisis data tersebut.

5) Mendeskripsikan hasil interview atau wawancara

Hasil wawancara yang sudah dilakukan peneliti kepada tenaga pengelola perpustakaan selanjutnya dideskripsikan dan dianalisis. Hasil dari wawancara


(29)

ini digunakan untuk menunjang analisis yang akan dijelaskan pada tahapan analisis data.

2. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data ini bertujuan untuk menjawab rumusan masalah. Setelah data sudah didapatkan, maka selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif. Selain menggunakan rumus-rumus yang ada dalam proses analisis data, peneliti menggunakan bantuan SPSS versi 21 dan Microsoft

Excel 2010.

Menurut Sugiyono (2011, hlm.199) mengenai statistik deskriptif, yaitu:

“…statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku

untuk umum atau generalisasi.”

Statistik deskriptif berusaha untuk menjelaskan dan menggambarkan berbagai macam karakteristik data yang berasal dari suatu sampel. Dalam perhitungannya peneliti dibantu menggunakan sistem komputer dan SPSS. Untuk pengolahan datanya menggunakan rumus dari Bungin (2005, hlm.172) yaitu:

Keterangan:

P = presentase n = jumlah sampel f = frekuensi

Dari rumus diatas hasilnya dapat ditafsirkan besarnya presentase yang sudah diperoleh dari hasil tabulasi data yang sudah dilakukan sebelumnya. Penafsiran yang digunakan dalam penelitian, ditafsirkan menurut Supardi (1979, hlm.20) yaitu sebagai berikut:


(30)

57

Tabel 3.9

Penafsiran Hasil Presentasi

Presentase Keterangan

1% - 24% Sebagian Kecil

25% - 49% Hampir Setengah

50% Setengah

51% - 74% Sebagian Besar

75% - 99% Pada Umumnya

100% Seluruhnya

Rumus presentasi yang dikemukakan Supardi digunakan untuk menganalisis data responden, sedangkan untuk menganalisis data hasil angket jawaban responden menggunakan grafik. Grafik digunakan untuk memudahkan peneliti untuk membaca data dari hasil jawaban responden yang sudah didapatkan dari setiap indikator masalah.

Untuk memudahkan peneliti dalam menganalisis hasil data dari responden, peneliti menggunakan rumus rating scale. Menurut Riduwan (2010, hlm.46)

rating scale yaitu “data mentah yang didapat berupa angka kemudian ditafsirkan

dalam pengertian kualitatif.” Rumus yang digunakan sebagai berikut:

Nilai Indeks Minimum = Skor Minimum x Jumlah Pernyataan x Jumlah Responden

Nilai Indeks Maksimum = Skor Masksimum x Jumlah Pernyataan x Jumlah Responden

Interval = Nilai Indeks Maksimum – Nilai Indeks Minimum

Jarak Interval = Interval : Jenjang


(31)

Menurut Riduwan (2010, hlm.48) kategori grafik sebagai berikut:

Skor Skor

Minimum Maksimum

STB TB CB B SB

Grafik 3.1 Kategori penilaian

Kriteria dari hasil setiap skor perindikator dapat dijelaskan sebagai berikut: STB : Sangat Tidak Baik

TB : Tidak Baik

CB : Cukup Baik

B : Baik

SB : Sangat Baik

Setelah menganalisis hasil data dari responden berdasarkan indikator, selanjutnya peneliti membandingkan hasil dari setiap sampel yang sudah dianalisis. Untuk melihat hasil perbandingan dari setiap sampel yang digunakan dalam penelitian ini, digunakan rumus Mann-Whitney U-Test sebagai berikut:

dan

(Sugiyono, 2008, hlm. 61) Keterangan:

n = Jumlah sampel 1 R = Jumlah rangking sampel n

n = Jumlah sampel 2 R = Jumlah rangking sampel n

U = Jumlah peringkat 1 U = Jumlah peringkat 2


(32)

59

I. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan beberapa tahapan yang harus dibuat dalam proses penelitian dengan tujuan untuk dapat memberikan petunjuk dalam pelaksanaan kegiatan penelitian agar berjalan secara sistematis. Langkah-langkah dalam prosedur penelitian, yaitu:

1. Pembuatan Rancangan Penelitian

Langkah pertama perancangan penelitian, dalam tahap ini meliputi penetapan masalah penelitian, studi pendahuluan, merumuskan masalah, merumuskan anggapan dasar, memilih pendekatan, menentukan variabel dan sumber data.

2. Pelaksanaan Penelitian

Langkah selanjunya yaitu pelaksanaan penelitian dalam tahap ini meliputi kegiatan menentukan dan menyusun instrumen, mengumpulkan data, analisis data hingga menarik kesimpulan penelitian.

3. Pembuatan Laporan Penelitian

Langkah terakhir dalam prosedur penelitian yaitu penulisan laporan diperoleh melalui data-data yang telah terkumpul selama kegiatan penelitian, hingga laporan tersebut dapat digunakan seagai bentuk pertanggung jawaban peneliti terhadap penelitian yang dilaksanakan.

Tujuan penyusunan prosedur penelitian dilakukan untuk mempermudah penelitian agar dapat berjalan secara sistematis dan dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan penelitian. Rancangan penelitian berguna untuk mempermudah dalam menentukan masalah yang akan diteliti. Pada kenyataannya dalam proses penelitian mengalami beberapa kendala yang berakibatkan langkah-langkah pada penelitian tidak sesuai dengan tujuan penelitian.


(33)

DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku dan Jurnal:

Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian: suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arya, D, dkk. (2015). Record and library journal. Implementasi kebijakan

pemerintah tentang perpustakaan sekolah di Kota Bandung. hlm. 1-9.

Bafadal, I. (2009). Pengelolaan: perpustakaan sekolah. Jakarta: Bumi Aksara. Bungin, B. (2005). Metodologi penelitian kuantitatif. Jakarta: Kencana.

Darmono. (2007). Perpustakaan sekolah: pendekatan aspek manajemen dan tata

kerja. Jakarta: Grasindo.

Dewiyana, H. (2006). Studi perpustakaan dan informasi. Pengaruh kompetensi

pustakawan terhadap manajemen perpustakaan sekolah di Smp Negeri 2 Colomadu. 2 (1).

Griffin, R. W. (2004). Manajemen. Jakarta: Erlangga.

Hermawan, R & Zen, Z. (2006). Etika Kepustakawanan: Suatu Pendekatan

Terhadap Kode Etik Pustakawan Indonesia. Jakarta: Sagung Seto.

Indrajit, R. E., & Djokopranoto, R. (2006). Manajemen perguruan tinggi modern. Yogyakarta: Andi.

Kahar, I. A. (2009). Tabularasa PPS Unimed. Pola strategi sinergis

pengembangan perpustakaan sekolah. 6 (2). hlm.1.

Lasa HS. (2009). Kamus kepustakawanan Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.

Pertamasari, R. B. (2003). Aplikasi analisis SWOT terhadap pengembangan

perpustakaan khusus: studi kasus pada pusat perpustakaan dan penyebaran teknologi pertanian. Depok: Program Pascasarjana FIPB UI.

Prasetyo, B. & Lina, M. J. (2006). Metode penelitian kuantitatif: teori dan

aplikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Prastowo, A. (2013). Manajemen perpustakaan sekolah Professional. Jogjakarta: DIVA Press.

Pratyaksa, A.A.Pt.D. P. (2012). Jurnal penelitian. Studi evaluatif efektifitas

pengelolaan perpustakaan sekolah di SMAN 4 Denpasar. 3 (1). hlm. 3.


(34)

Saleh, A. R. (2009). Manajemen perpustakaan. Jakarta: Universitas Terbuka. Sastradipoera, K. (2007). Manejemen sumber daya manusia. Bandung: Kappa

Sigma.

Satyagraha, H. (2013). The case method: mendidik manajer ala Harvard. Jakarta: Erlangga.

Schermerhorn, J. R. (2003). Manajemen buku 1. Yogyakarta: ANDI Sinaga, D. (2009). Mengelola perpustakaan sekolah. Bandung: Bejana. Siswanto, H.B. (2010). Pengantar manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.

Sudarmanto. (2009). Kinerja pengembangan kompetensi SDM: teori, dimensi

pengukuran, dan implementasi dalam organisasi. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Sugiyono. (2008). Statistik nonparametris: untuk penelitian. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2011). Metode penelitian kombinasi (mixed methods). Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2014). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta. Suharto, E. (2008). Analisis kebijakan publik. Bandung: Alfabeta.

Sujarweni, V. W. (2014). Metodologi penelitian: lengkap, praktis, dan mudah

dipahami. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Sulistyo-Basuki. (1991). Pengantar ilmu perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Supardi. (1979). Statistik. Bandung: Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Gunung Jati. Suryabrata, S. (2012). Metodologi penelitian. Jakarta: Rajawali Pers.

Sutarno NS. (2006). Manajemen perpustakaan: suatu pendekatan praktis. Jakarta: Sagung Seto.

Sutarno NS. (2008). Kamus perpustakaan dan informasi. Jakarta: Jala.

Suwarno, W. (2010). Pengetahuan dasar kepustakaan. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.


(35)

Soeatminah. (1992). Perpustakaan kepustakawanan dan pustakawan.

Yogyakarta: Kaninus.

Solihin, I. (2009). Pengantar manajemen. Jakarta: Erlangga.

Widiasa, I. K. (2007). Perpustakaan sekolah. Manajemen perpustakaan sekolah.1 (1), hlm. 1-14.

Yusuf, P. M. & Suhendar, Y. (2010). Pedoman penyelenggaraan perpustakaan

sekolah. Jakarta: Kencana. Sumber Skripsi:

Mahami, D. (2013). Pengaruh kompetensi pustakawan terhadap manajemen

perpustakaan sekolah di SMP Negeri 2 Colomadu. (Skripsi). Universitas

Dipenogoro, Semarang.

Mandagie, M, dkk. (2013). Kebutuhan pustakawan profesional di provinsi

Sumatera Utara. (Skripsi). Universitas Sumatera Utara, Sumatera Utara.

Srijolya, Z. (2013). Kontribusi literasi informasi terhadap hasil belajar siswa. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia.

Peraturan Perundang-Undangan:

Badan Standardisasi Nasional. (2008). Standar nasional Indonesia: perpustakaan

sekolah. Jakarta: BSN.

Depatermen Pendidikan Nasional. (2007). Undang-Undang Republik Indonesia

nomor 43 tahun 2007 tentang perpustakaan. Jakarta: Depdiknas.

Kementerian Pendidikan Nasional. (2008). Peraturan menteri pendidikan

nasional no. 25 tahun 2008 tentang standar kerja tenaga perpustakaan sekolah/madrasah. Kemendiknas.

IFLA. (2006). Pedoman perpustakaan sekolah. Roma: Unesco.

Presiden Republik Indonesia. (2008). Peraturan pemerintah Republik Indonesia

nomor 74 tahun 2008 tentang guru. Jakarta: Pemerintah Republik

Indonesia.

Sumber Internet:

Ajick. (2008). Jabatan fungsional pustakawan. [Online]. Diakses dari :

http://pustaka.uns.ac.id/?opt=1001&menu=news&option=detail&nid=68. pada 10 April 2015


(36)

Indonesia Departemen Perdagangan. (2014). Menuju ASEAN economic

community 2015. [Online]. Diakses dari:

http://ditjenkpi.kemendag.go.id/website_kpi/Umum/Setditjen/Buku%20M enuju%20ASEAN%20ECONOMIC%20COMMUNITY%202015.pdf. pada 03 Maret 2015

Undang-Undang. (1989). Sistem pendidikan nasional [Online]. Diakses dari: http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2& cad=rja&uact=8&ved=0CCMQFjAB&url=http%3A%2F%2Fwww.hukum online.com%2Fpusatdata%2Fdownloadfile%2Flt4c3d44a89102b%2Fpare nt%2F17215&ei=V8XhVJLrLY6luQTntIFw&usg=AFQjCNFwbX89R7p 9ycVyy6tjN7QFiIE0Jw&sig2=ZZDHMhYtKP_HLb254S9RSg. pada 10 November 2014


(1)

58

Menurut Riduwan (2010, hlm.48) kategori grafik sebagai berikut:

Skor Skor

Minimum Maksimum

STB TB CB B SB

Grafik 3.1 Kategori penilaian

Kriteria dari hasil setiap skor perindikator dapat dijelaskan sebagai berikut: STB : Sangat Tidak Baik

TB : Tidak Baik CB : Cukup Baik B : Baik

SB : Sangat Baik

Setelah menganalisis hasil data dari responden berdasarkan indikator, selanjutnya peneliti membandingkan hasil dari setiap sampel yang sudah dianalisis. Untuk melihat hasil perbandingan dari setiap sampel yang digunakan dalam penelitian ini, digunakan rumus Mann-Whitney U-Test sebagai berikut:

dan

(Sugiyono, 2008, hlm. 61) Keterangan:

n = Jumlah sampel 1 R = Jumlah rangking sampel n n = Jumlah sampel 2 R = Jumlah rangking sampel n U = Jumlah peringkat 1


(2)

59

I. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan beberapa tahapan yang harus dibuat dalam proses penelitian dengan tujuan untuk dapat memberikan petunjuk dalam pelaksanaan kegiatan penelitian agar berjalan secara sistematis. Langkah-langkah dalam prosedur penelitian, yaitu:

1. Pembuatan Rancangan Penelitian

Langkah pertama perancangan penelitian, dalam tahap ini meliputi penetapan masalah penelitian, studi pendahuluan, merumuskan masalah, merumuskan anggapan dasar, memilih pendekatan, menentukan variabel dan sumber data.

2. Pelaksanaan Penelitian

Langkah selanjunya yaitu pelaksanaan penelitian dalam tahap ini meliputi kegiatan menentukan dan menyusun instrumen, mengumpulkan data, analisis data hingga menarik kesimpulan penelitian.

3. Pembuatan Laporan Penelitian

Langkah terakhir dalam prosedur penelitian yaitu penulisan laporan diperoleh melalui data-data yang telah terkumpul selama kegiatan penelitian, hingga laporan tersebut dapat digunakan seagai bentuk pertanggung jawaban peneliti terhadap penelitian yang dilaksanakan.

Tujuan penyusunan prosedur penelitian dilakukan untuk mempermudah penelitian agar dapat berjalan secara sistematis dan dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan penelitian. Rancangan penelitian berguna untuk mempermudah dalam menentukan masalah yang akan diteliti. Pada kenyataannya dalam proses penelitian mengalami beberapa kendala yang berakibatkan langkah-langkah pada penelitian tidak sesuai dengan tujuan penelitian.


(3)

DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku dan Jurnal:

Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian: suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arya, D, dkk. (2015). Record and library journal. Implementasi kebijakan

pemerintah tentang perpustakaan sekolah di Kota Bandung. hlm. 1-9.

Bafadal, I. (2009). Pengelolaan: perpustakaan sekolah. Jakarta: Bumi Aksara. Bungin, B. (2005). Metodologi penelitian kuantitatif. Jakarta: Kencana.

Darmono. (2007). Perpustakaan sekolah: pendekatan aspek manajemen dan tata

kerja. Jakarta: Grasindo.

Dewiyana, H. (2006). Studi perpustakaan dan informasi. Pengaruh kompetensi

pustakawan terhadap manajemen perpustakaan sekolah di Smp Negeri 2 Colomadu. 2 (1).

Griffin, R. W. (2004). Manajemen. Jakarta: Erlangga.

Hermawan, R & Zen, Z. (2006). Etika Kepustakawanan: Suatu Pendekatan

Terhadap Kode Etik Pustakawan Indonesia. Jakarta: Sagung Seto.

Indrajit, R. E., & Djokopranoto, R. (2006). Manajemen perguruan tinggi modern. Yogyakarta: Andi.

Kahar, I. A. (2009). Tabularasa PPS Unimed. Pola strategi sinergis

pengembangan perpustakaan sekolah. 6 (2). hlm.1.

Lasa HS. (2009). Kamus kepustakawanan Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.

Pertamasari, R. B. (2003). Aplikasi analisis SWOT terhadap pengembangan

perpustakaan khusus: studi kasus pada pusat perpustakaan dan penyebaran teknologi pertanian. Depok: Program Pascasarjana FIPB UI.

Prasetyo, B. & Lina, M. J. (2006). Metode penelitian kuantitatif: teori dan

aplikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Prastowo, A. (2013). Manajemen perpustakaan sekolah Professional. Jogjakarta: DIVA Press.

Pratyaksa, A.A.Pt.D. P. (2012). Jurnal penelitian. Studi evaluatif efektifitas

pengelolaan perpustakaan sekolah di SMAN 4 Denpasar. 3 (1). hlm. 3.


(4)

Saleh, A. R. (2009). Manajemen perpustakaan. Jakarta: Universitas Terbuka. Sastradipoera, K. (2007). Manejemen sumber daya manusia. Bandung: Kappa

Sigma.

Satyagraha, H. (2013). The case method: mendidik manajer ala Harvard. Jakarta: Erlangga.

Schermerhorn, J. R. (2003). Manajemen buku 1. Yogyakarta: ANDI Sinaga, D. (2009). Mengelola perpustakaan sekolah. Bandung: Bejana. Siswanto, H.B. (2010). Pengantar manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.

Sudarmanto. (2009). Kinerja pengembangan kompetensi SDM: teori, dimensi

pengukuran, dan implementasi dalam organisasi. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Sugiyono. (2008). Statistik nonparametris: untuk penelitian. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2011). Metode penelitian kombinasi (mixed methods). Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2014). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta. Suharto, E. (2008). Analisis kebijakan publik. Bandung: Alfabeta.

Sujarweni, V. W. (2014). Metodologi penelitian: lengkap, praktis, dan mudah

dipahami. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Sulistyo-Basuki. (1991). Pengantar ilmu perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Supardi. (1979). Statistik. Bandung: Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Gunung Jati. Suryabrata, S. (2012). Metodologi penelitian. Jakarta: Rajawali Pers.

Sutarno NS. (2006). Manajemen perpustakaan: suatu pendekatan praktis. Jakarta: Sagung Seto.

Sutarno NS. (2008). Kamus perpustakaan dan informasi. Jakarta: Jala.

Suwarno, W. (2010). Pengetahuan dasar kepustakaan. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.


(5)

Soeatminah. (1992). Perpustakaan kepustakawanan dan pustakawan.

Yogyakarta: Kaninus.

Solihin, I. (2009). Pengantar manajemen. Jakarta: Erlangga.

Widiasa, I. K. (2007). Perpustakaan sekolah. Manajemen perpustakaan sekolah.1 (1), hlm. 1-14.

Yusuf, P. M. & Suhendar, Y. (2010). Pedoman penyelenggaraan perpustakaan

sekolah. Jakarta: Kencana. Sumber Skripsi:

Mahami, D. (2013). Pengaruh kompetensi pustakawan terhadap manajemen

perpustakaan sekolah di SMP Negeri 2 Colomadu. (Skripsi). Universitas

Dipenogoro, Semarang.

Mandagie, M, dkk. (2013). Kebutuhan pustakawan profesional di provinsi

Sumatera Utara. (Skripsi). Universitas Sumatera Utara, Sumatera Utara.

Srijolya, Z. (2013). Kontribusi literasi informasi terhadap hasil belajar siswa. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia.

Peraturan Perundang-Undangan:

Badan Standardisasi Nasional. (2008). Standar nasional Indonesia: perpustakaan

sekolah. Jakarta: BSN.

Depatermen Pendidikan Nasional. (2007). Undang-Undang Republik Indonesia

nomor 43 tahun 2007 tentang perpustakaan. Jakarta: Depdiknas.

Kementerian Pendidikan Nasional. (2008). Peraturan menteri pendidikan

nasional no. 25 tahun 2008 tentang standar kerja tenaga perpustakaan sekolah/madrasah. Kemendiknas.

IFLA. (2006). Pedoman perpustakaan sekolah. Roma: Unesco.

Presiden Republik Indonesia. (2008). Peraturan pemerintah Republik Indonesia

nomor 74 tahun 2008 tentang guru. Jakarta: Pemerintah Republik

Indonesia.

Sumber Internet:

Ajick. (2008). Jabatan fungsional pustakawan. [Online]. Diakses dari : http://pustaka.uns.ac.id/?opt=1001&menu=news&option=detail&nid=68. pada 10 April 2015


(6)

Indonesia Departemen Perdagangan. (2014). Menuju ASEAN economic

community 2015. [Online]. Diakses dari:

http://ditjenkpi.kemendag.go.id/website_kpi/Umum/Setditjen/Buku%20M enuju%20ASEAN%20ECONOMIC%20COMMUNITY%202015.pdf. pada 03 Maret 2015

Undang-Undang. (1989). Sistem pendidikan nasional [Online]. Diakses dari: http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2& cad=rja&uact=8&ved=0CCMQFjAB&url=http%3A%2F%2Fwww.hukum online.com%2Fpusatdata%2Fdownloadfile%2Flt4c3d44a89102b%2Fpare nt%2F17215&ei=V8XhVJLrLY6luQTntIFw&usg=AFQjCNFwbX89R7p 9ycVyy6tjN7QFiIE0Jw&sig2=ZZDHMhYtKP_HLb254S9RSg. pada 10 November 2014