Pembinaan koleksi pada Perpustakaan SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 3 Depok

(1)

PEMBINAAN KOLEKSI PADA PERPUSTAKAAN:

SMA NEGERI 1 DAN SMA NEGERI 3 DEPOK

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan

Oleh

Syarif Hidayatullah

NIM : 0025018639

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430 H/2009 M


(2)

PEMBINAAN KOLEKSI PADA PERPUSTAKAAN: SMA NEGERI 1 DAN SMA NEGERI 3

DEPOK

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai

Gelar Sarjana Perpustakaan

Oleh

Syarif Hidayatullah

NIM : 0025018639

Di Bawah Bimbingan

Agus Rifai, SS, M.Ag. NIP : 150289482

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1430 H/2009 M


(3)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul PEMBINAAN KOLEKSI PADA PERPUSTAKAAN: SMA NEGERI 1 DAN SMA NEGERI 3 DEPOK telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 21 April 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Ilmu Perpustakaan (S.I.P.) pada Program Studi Ilmu Perpustakaan

Jakarta, 21 April 2008

Sidang Munaqasyah

Ketua Sidang Sekertaris Sidang

Drs. Rizal Saiful Haq, MA Pungki Purnomo, MLIS. NIP. 780 005 380 NIP. 150 295 486

Penguji Pembimbing

Pungki Purnomo, MLIS. Agus Rifai, SS, M.Ag. NIP. 150 295 486 NIP. 150 289 282


(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 8 April 2008


(5)

ABSTRAK

SYARIF HIDAYATULLAH. Pembinaan Koleksi pada Perpustakaan: SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 3 Depok.

Perpustakaan sekolah merupakan sarana belajar mengajar penting yang menunjang aktivitas belajar mengajar di sekolah. Tersedianya koleksi bahan pustaka yang memadai serta berkualitas dapat mewujudkan suasana belajar mengajar yang kondusif. Agar perpustakaan dapat memenuhi fungsinya, koleksi perpustakaan sekolah memerlukan adanya pembinaan. Menurut Larasati Milburga, pembinaan koleksi ini meliputi kegiatan pemilihan (seleksi), pengadaan dan inventarisasi perpustakaan.

Skripsi ini ingin mengetahui keadaan koleksi, pelaksanaan pembinaan koleksi, peran sekolah terhadap pengadaan serta pengembangan koleksi pada perpustakaan SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 3 Depok. Selain itu, pembinaan koleksi di kedua SMA ini diteliti apakah telah memenuhi standar yang ada.

Data penelitian ini didapatkan melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menujukkan bahwa perpustakaan SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 3 Depok masih memiliki kekurangan dalam pembinaan koleksi. Jumlah koleksi dasar, pertumbuhan koleksi per tahun, keseimbangan antara koleksi fiksi dan non fiksi belum memenuhi standar. Begitu pula dengan sumber koleksi serta dana/anggaran yang masih memerlukan pembenahan.


(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’aalamiin, segala puji serta syukur kita kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, hidayah dan karunia yang telah dilimpahkanNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Pembinaan Koleksi pada Perpustakaan: SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 3 Depok.”

Shalawat serta salam kita sampaikan kepada kekasih Allah, Rasulullah Muhammad saw beserta keluarga, sahabat serta orang-orang yang senantiasa mengikuti sunnahNya.

Selama dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan bantuan dan dukungan. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Agus Rifa’i, SS, M.Ag., selaku pembimbing yang telah membimbing penulis dalam penulisan skripsi ini, juga memberikan saran sertan masukan kepada penulis.

2. Bapak DR.H.Abdul Chair, selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Drs.Rizal Syaiful Haq, MA., selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Pungki Purnomo, MLS., selaku Sekertaris Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Segenap dosen yang memberi bekal pengetahuan kepada penulis baik secara teoritis maupun praktis selam penulis berada di bangku perkuliahan.

6. Ketua Perpustakaan SMA Negeri 1, Ibu Hj. Heni Herningsih, S.Pd. dan SMA Negeri 3, Ibu Tuti Taeneha, S.Pd, terima kasih telah memberikan kesempatan dan waktunya kepada penulis untuk melakukan penelitian.

7. Orang tua tercinta, Ibunda Muniroh dan Ayahanda M.Ishak (Alm) yang selalu sabar mendidik penulis dengan penuh kasih sayang. Terima kasih atas dukungan moril dan materilnya.


(7)

8. Mertua tersayang, Ayahanda Bambang Sriyono dan Ibunda Poppy Sapijah yang selalu memompakan semangat.

9. Istri tercinta, Arnitia yang selalu memberikan motivasi, meluangkan tenaga, pikiran dan waktu serta selalu mendampingi setiap saat hingga skripsi ini selesai.

10.Kepala Sekolah SDIT Rahmaniyah, Bapak M.Fahmi Basyir, S.Ag. beserta rekan-rekan guru yang tak henti-hentinya memebrikan semangat.

11.Teman-teman IPI 2000 khususnya Novi, Ani, Ida atas segala saran dan dukungan yang tiada henti.

12.Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih atas bantuannya.

Akhirnya penulis berharap semoga amal dan niat baik kalian dibalas dengan pahala yang berlipat ganda. Semoga skripsi ini dapat bermafaat dan digunakan sebagaiman mestinya.

Jakarta, 14 April 2008


(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR………... ii

DAFTAR ISI……….. ... iv

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Metode Penelitian ... 6

F. Sistematika Penulisan ... 8

BAB II TINJAUAN LITERATUR ... 10

A. Perpustakaan Sekolah ... 10

1. Pengertian Perpustakaan Sekolah ... 10

2. Tujuan Perpustakaan Sekolah ... 11

3. Peran dan Fungsi Perpustakaan Sekolah ... 13

B. Koleksi... 15

1. Definisi Koleksi ... 15

2. Jenis-jenis Koleksi ... 16

C. Pembinaan Koleksi ... 18

1. Pemilihan (Seleksi) Bahan Pustaka ... 19

2. Alat Bantu Seleksi ... 21

3. Pengadaan ... 22

a. Pembelian ... 23

b. Sumbangan/Hadiah... 23

c. Tukar Menukar ... 24

d. Titipan... 24

e. Terbitan sendiri... 24

4. Pengolahan Bahan Pustaka ... 24

5. Pemeliharaan ... 27

D. Dana/Anggaran ... 29

E. Perbandingan Koleksi ... 30

1. Koleksi Dasar ... 31

2. Pengembangan ... 31

BAB III TINJAUAN UMUM ... 32

A. Sekolah Menengah Atas ... 32

1. SMA Negeri 1 Depok ... 32


(9)

B. Perpustakaan Sekolah ... 34

1. Perpustakaan SMA Negeri 1 Depok ... 34

2. Perpustakaan SMA Negeri 3 Depok ... 35

C. Metode Analisa ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38

A. Hasil Penelitian ... 38

1. Perpustakaan SMA Negeri 1 Depok ... 38

a. Keadaan Koleksi ... 38

b. Pengadaan ... 39

1) Sumbangan ... 40

2) Pembelian ... 40

c. Dana/Anggaran ... 42

d. Jumlah Pemakai ... 42

2. Perpustakaan SMA Negeri 3 Depok ... 43

a. Keadaaan Koleksi ... 43

b. Pengadaan ... 45

1) Sumbangan ... 45

2) Pembelian ... 45

c. Dana/Anggaran ... 47

d. Jumlah Pemakai ... 47

B. Pembahasan ... 48

1. Keadaan Koleksi ... 48

2. Pengadaan ... 49

3. Dana/Anggaran ... 50

4. Rasio Jumlah Pemakai ... 51

C. Kesimpulan ... 53

1. Jumlah ... 54

2. Keseimbangan ... 54

BAB V PENUTUP ... 55

A. Kesimpulan ... 55

B. Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 58


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perpustakaan sekolah merupakan salah satu jenis perpustakaan yang pada umumnya terbentuk dalam suatu lembaga yang dinamakan sekolah. Perpustakaan ini didirikan agar kegiatan belajar mengajar yang digariskan kurikulum berjalan lancar. Adapun para pemakai perpustakaan sekolah adalah orang-orang yang berada dalam lingkungan sekolah, yaitu guru, karyawan, dan yang terutama para siswa sekolah tersebut.

Perpustakaan merupakan bagian yang sangat penting dalam menunjang kegiatan aktivitas belajar mengajar, karena dengan adanya perpustakaan sekolah baik siswa maupun guru tidak hanya terbantu dalam menyelesaikan tugas saja akan tetapi dengan presensi sebuah perpustakaan juga dapat menjadikan peluang yang besar bagi civitas kependidikan untuk memperoleh dan memperluas cakrawala pengetahuan dengan membaca bahan pustaka yang ada di perpustakaan. 1

Telah kita ketahui bahwa perpustakaan sekolah sebagai sarana belajar mengajar sudah seharusnya dapat dijadikan tempat atau sarana untuk membantu menggairahkan semangat belajar, menumbuhkan minat baca dan mendorong siswa untuk belajar mandiri, karena perpustakaan berfungsi sebagai sarana edukatif,

1

Soekarman Kertosedono, Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah, (Jakarta:Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, 2001), h.1.


(11)

informatif, riset dan rekreatif.2 Ironis, belum semua sekolah memilki perpustakaan,

sedangkan sekolah yang mempunyai perpustakaan belum sepenuhnya memenuhi harapan tersebut. Hal ini disebabkan oleh berbagai kendala antara lain: (1) lokasi perpustakaan yang kurang nyaman (kondusif), jam buka yang terbatas (hanya pada saat jam istirahat sekolah), koleksi yang terbatas, (2) pengelolaaan yang kurang professional, (3) guru kurang berpartisipasi dalam pemanfaatan perpustakaan bagi siswa, (4) kurangnya koordinasi antar perpustakaan.3

Dilihat dari keterangan yang telah disebutkan, bahwa salah satu sebab perpustakaan belum dapat memenuhi harapan bagi siswa, dikarenakan koleksi yang ada di perpustakaan sekolah tersebut sangat terbatas, terutama perpustakaan sekolah di Indonesia secara umum masih lemah. Ini terlihat dari kurangnya jumlah dan rendahnya kualitas buku serta bahan cetak lainnya yang tersedia di sekolah-sekolah.4

Oleh karena itu, adanya koleksi yang memadai didukung ruang baca yang nyaman sangat berpengaruh sekali bagi keberadaan sebuah perpustakaan sekolah. Jika koleksi yang ada merupakan bahan-bahan pustaka yang sudah terseleksi berdasarkan kebutuhan siswa dan guru, serta didukung dengan sarana ruang baca yang nyaman, maka tidak menutup kemungkinan akan mendorong siswa atau guru untuk senantiasa memanfaatkan koleksi yang ada di perpustakaan sekolah tersebut, serta menambah kepuasan pemakai itu sendiri.

2

Arif Wijaya,”Perpustakaan Sekolah dan Problematikanya, Angkatan Bersenjata,h.1. 3

“Pengembangan Perpustakaan Sebagai Sarana Sumber Belajar”, Kompas,(Jakarta:15 Desember 2005)

4

Chuzaimah D. Dien,”Peran Buku Pendidikan dan Pustakawan dalam Menciptakan Masyarakat Gemar Membaca, www.indolib.net/kliping/ka004.htm


(12)

Namun sebaliknya, jika koleksi bukan merupakan bahan-bahan yang terseleksi berdasarkan kebutuhan para siswa dan guru serta sarana ruang baca yang biasa saja, maka kemungkinan akan mengurangi daya tarik pemakai dalam hal ini para siswa ,guru dan karyawan sekolah. Bahkan sedikit demi sedikit akan mengurangi jumlah pengunjung perpustakaan, koleksi bahan pustaka sudah tidak lagi sering dimanfaatkan serta pengujung mulai jenuh untuk datang. Bahkan kemungkinan hanya para siswa yang mempunyai hobi baca yang datang ke perpustakaan sekolah. Jumlah mereka hanya sedikit bila dibandingkan dengan jumlah siswa yang ada. Misalnya perbandingan antara siswa yang berkunjung dan memanfaatkan koleksi yang ada dengan yang tidak antara 30%:70% bahkan kurang dari jumlah tersebut. Ini menandakan bahwa perpustakaan belum sepenuhnya berjalan dengan baik disebabkan koleksi bahan pustaka tidak terseleksi berdasarkan kebutuhan pemakai. Keberadaan bahan-bahan pustaka yang bermutu dan bervariasi sangatlah penting. Dengan banyaknya variasi bahan pustaka, anak akan semakin senang berada di perpustakaan, kegemaran membaca dapat tumbuh subur sehingga memiliki kemampuan bahasa yang baik.5

Agar perpustakaan sekolah juga mempuyai fungsi kembarnya yaitu melayani kurikulum dan melayani hasrat baca siswa bisa terlaksana dengan baik dan terpenuhi, terutama dalam menyelesaikan tugas-tugas dari sekolah, maka sangat diperlukan sekali dukungan dari berbagai pihak. Perpustakaan sekolah merupkan investasi masa depan yang bersifat non materil, yang hasilnya tidak dapat diukur secara kuantitatif, melainkan kualitatif. Jika dunia pendidikan kita serius dalam memperhatikan

5


(13)

perpustakaan sekolah, terbentuknya sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas bukanlah merupakan impian. Bagaimanapun juga investasi non materil inilah yang merupakan kunci utama bagi kemajuan suatu peradaban Indonesia.6

Permasalahan seperti di atas bisa saja terjadi pada beberapa perpustakaan sekolah yang ada di Indonesia, dan masalah yang seperti ini harus dapat diselesaikan dan dicarikan solusinya agar program perpustakaan di setiap sekolah dapat berjalan dengan lancar.

Berangkat dari permasalahan di atas tema tentang “Pembinaan Koleksi pada Perpustakaan: SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 3 Depok” sangat menarik bagi penulis untuk diambil sebagai subjek penelitian.

B.Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah

Untuk mencegah meluasnya permasalahan yang dibahas serta dikarenakan keterbatasan waktu, tenaga, biaya dalam penulisan skripsi ini, maka penulis mengkhususkan diri untuk membahas secara dalam mengenai pelaksanaan pembinaan koleksi perpustakaan SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 3 Depok. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan pembinaan koleksi di perpustakaan SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 3 Depok berjalan sesuai dengan teori tentang pembinaan koleksi perpustakaan.

6

Romi Febriyanto Saputro,”Perpustakaan Sumber Ilmu yang Terabaikan”,Pikiran Rakyat,(Bandung:17 Mei 2004)


(14)

Subjek dalam penelitian ini adalah SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 3 Depok, sedangkan objek penelitian adalah pembinaan koleksi bahan pustaka di perpustakaan sekolah.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka makalah skripsi ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana keadaan koleksi perpustakaan di SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 3 Depok ?

2. Apakah pelaksanaan pembinaan koleksi di perpustakaan SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 3 Depok sudah berjalan baik ?

3. Sejauh mana peran sekolah terhadap pengadaan dan pengembangan koleksi perpustakaan SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 3 Depok ?

4. Apakah perpustakaan SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 3 Depok dalam melaksanakan pembinaan koleksi sudah berjalan sesuai dengan landasan teori pembinaan koleksi perpustakaan sekolah ?

C.Tujuan Penelitian

Penelitian mengenai pembinaan koleksi bahan pustaka di perpustakaan SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 3 Depok ini dimaksudkan untuk:

1. Mengetahui bagaimana kedaan koleksi perpustakaan di SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 3 Depok


(15)

2. Mengetahui apakah pelaksanaan pembinaan koleksi di perpustakaan SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 3 Depok sudah berjalan baik

3. Mengetahui sejauh mana peran sekolah terhadap pengadaan dan pengembangan koleksi perpustakaan SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 3 Depok

4. Mengetahui apakah perpustakaan SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 3 Depok dalam melaksanakan pembinaan koleksi sudahberjalan sesuai dengan landasan teori pembinaan koleksi perpustakaan sekolah

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini:

1. Dapat dijadikan bahan rujukan oleh pihak perpustakaan sekolah untuk meningkatkan mutu perpustakaan dalam pelaksanaan pembinaan koleksi 2. Skripsi ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan nuansa baru

serta menambah wawasan bagi para pustakwan di sekolah dan juga dapat dijadikan sebagai acuan bagi penyediaan koleksi yang sesuai dengan keinginan siswa, yang pada akhirnya dapat menarik siswa untuk datang dan memanfaatkan koleksi.

3. Skripsi in dapat membantu para mahasiswa yang tengah mengadakan perkuliahan dan sekaligus dapat menjadikan skripsi ini sumber informasi dalam penyelesaian tugas.


(16)

E. Metode Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif yaitu suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.7

Dengan tujuan dari penelitian deskriftif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfonomena yang diselidiki.8 Penelitian ini juga

menggunakan metode sebagai berikut : 1. Riset Perpustakaan

Penelitian ini dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku, literatur, dokumen atau artikel yang isinya terkait dengan tema judul skripsi agar memperoleh gambaran yang jelas.

2. Riset Lapangan (Field Research)

Tujuan penelitian ini untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang, interaksi lingkungan suatu unit sosial: individu, kelompok, lembaga,atau masyarakat.9

Untuk memperoleh data secara langsung, maka penelitian lapangan ini dilakukan dengan beberapa cara diantaranya:

a. Observasi yaitu peneliti mengamati secara langsung untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini. Metode ini dilakukan sebagai langkah awal melakukan penelitian.

7

Moh Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta:Ghalia Indonesia, 1988), h.63. 8Ibid

9


(17)

b. Wawancara yaitu peneliti melakukan pembicaraan secara langsung dengan pihak yang kaitannya dengan subjek penelitian. Sehingga hasil dari wawancara tersebut dapat dijadikan sebagai bahan pelengkap penulisan skripsi ini.

c. Studi dokumentasi dengan melakukan penelitian terhadap dokumentasi yang dimiliki sekolah.

E. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan buku pedoman penulisan skripsi, tesis dan disertasi yang berlaku di Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Selanjutnya untuk memperoleh penulisan skripsi ini, penulis menggunakan beberapa hal tentang sistematika penulisan. Sistematika penulisan tersebut adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang, batasan dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, sistematika penelitian

BAB II TINJAUAN LITERATUR

Berisi tentang pengertian perpustakaan sekolah, tujuan perpustakaan sekolah, peran dan fungsi perpustakaan sekolh dalam proses belajar mengajar, definisi koleksi, jenis-jenis koleksi, pemilihan (seleksi) bahan pustaka, alat bantu seleksi, pengadaan yang meliputi pembelian,


(18)

sumbangan/hadiah dan tukar menukar, pengolahan bahan pustaka, dana/anggaran, perbandingan koleksi

BAB III TINJAUAN UMUM

Berisi tentang profil SMU Negeri 1 dan SMU Negeri 3 Depok, profil perpustakaan SMU Negeri 1 dan SMU Negeri 3 Depok, metode analisa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berisi tentang hasil penelitian di perpustakaan SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 3 Depok yang meliputi keadaan koleksi, pengadaan, dana/anggaran, inventarisasi, jumlah pemakai, pembahasan, kesimpulan

BAB V PENUTUP


(19)

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

A. Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah merupakan alternatif sumber ilmu yang menunjang proses belajar. Oleh karena itu, perpustakaan menjadi salah satu bagian penting di sekolah. Pentingnya perpustakaan sekolah terletak pada sumbangan langsungnya terhadap pendidikan. Satu sumbangan utama dari perpustakaan sekolah terhadap pendidikan adalah melengkapi siswa dengan keahlian yang memungkinkan mereka untuk belajar lebih efektif melalui penggunaan berbagai bahan yang disediakan perpustakaan sekolah.10

Bisa dikatakan bahwa perpustakaan tidak hanya menyediakan bacaan sebagai sarana belajar tetapi merupakan bagian intregal pembelajaran.

1. Pengertian Perpustakaan Sekolah

Menurut kamus “The Oxford English Dictionary”, tidak ada definisi khusus mengenai pengertian perpustakaan sekolah (school library) tetapi terdapat definisi kata library atau perpustakaan yang mulai digunakan dalam bahasa Inggris tahun 1374 berarti “suatu tempat buku-buku diatur untuk dibaca, dipelajari atau dipakai sebagai bahan rujukan”.11

10

James E.Herring, School Librarianship, (London:Clive Bingley, 1982), h.8. 11

AS Hornby, Oxford Advanced Learner’s Dictionary, 5th ed, (Britain: Oxford University Press, 1995), h.1428


(20)

Dalam pengertian menurut “Harrod’s Librarian Glossary”, perpustakaan sekolah adalah koleksi buku yang terdapat di sekolah dan digunakan oleh guru dan murid-murid.12

Batasan yang diberikan Young Heartsill untuk perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang dikelola dan didirikan oleh suatu badan pendidikan dengan tujuan mempersiapkan para pelajar sehingga mampu menggunakan koleksi yang baik di perpustakaan atau organisasi lain.13

Pada tahun 1981, Karmidi Martoatmodjo mendefinisikan istilah perpustakaan sekolah yaitu suatu unit perangkat perlengkapan pendidikan yang merupakan bagian terpadu dari sistem kurikulum yang mempunyai ruang, koleksi, pengelolaan dan tenaga pengelola yang memadai menurut standar sebagai pusat kegiatan belajar mengajar.14

2. Tujuan Perpustakaan Sekolah

Salah satu tujuan utama dari perpustakaan sekolah menunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah. Oleh karena itu, bahan-bahan pustaka yang tersedia bukan hanya buku-buku paket pelajaran melainkan buku pendamping lainnya juga tersedia atau buku yang menarik minat baca siswa. Perpustakaan juga tidak sebatas koleksi cetakan tetapi dapat diperluas media atau multimedia. Hal ini perlu dilakukan agar siswa dalam proses pembelajaran mampu mengembangkan potensi dirinya.

12

Montague Heartsill Harrod, Harrod’s Librarian Glossary Term Used in Librarianship, Documentation, and Book Crafts, (England:Gower, 1987), h.690.

13

Heartsill Young, The ALA Glossary of Library and Information Science, (Chicago:ALA, 1983),g.132.

14

Karmidi Martoatmodjo, “Perpustakaan Sekolah dalam Mendukung Tugas Belajar Mengajar”, Berita Perpustakaan Sekolah, vol 9, 39(1981), h.13.


(21)

Menurut Carter dalam bukunya “Building Library Collection” menyatakan bahwa tujuan perpustakaan sekolah adalah untuk menunjang kurikulum denagn menyediakan bahan-bahan yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.15

Dalam Manifesto Perpustkaan Sekolah yang diterbitkan IFLA/UNESCO tahun 2002 dipaparkan butiran penting bagi pengembangan literasi: literasi informasi, pengajaran, pembelajaran dan kebudayaan serta merupakan jasa inti perpustakaan sekolah atau tujuan perpustakaan sekolah yaitu16

1. Mendukung dan memperluas sarana pendidikan sebagaimana digariskan dalam misi dan kurikulum sekolah.

2. Mengembangkan dan mempertahankan kelanjutan anak dalam kebiasaan dan keceriaan membaca dan belajar, serta menggunakan perpustakaan sepanjang hayat mereka.45

3. Memberikan kesempatan untuk memperoleh pengalaman dalam menciptakan dan menggunakan informasi untuk pengetahuan, pemahaman , daya piker dan keceriaan.

4. Mendukung semua murid dalam pembelajaran dan praktek keterampilan mengevaluasi dan menggunakan informasi, tanpa memandang bentuk, format atau media, termasuk kepekaan berkomunikasi di komunitas

5. Menyediakan akses ke sumber daya lokal, regional, nasional dan global dan kesempatan pembelajar menyingkap ide, pengalaman dan opini yang beraneka ragam.

15

Mary Duncan Carter, Building Library Collection, Metuchen:Screcrow,1969),3.r.ed,h.53. 16

IFLA/UNESCO, The School Library Manifesto: The School Library in Teaching and Learning for All, (IFLA,2000), www.ifla.org/VII/s11/pubs/manifest.htm.


(22)

6. Mengorganisasi aktivitas yang mendorong kesadaran serta kepekaan budaya dan sosial.

7. Bekerja dengan murid, guru, administrator dan orang tua untuk mencapai misi sekolah.

8. Menyatakan bahwa konsep kebebasan intelektual dan akses informasi merupakan hal penting terciptanya warga negara yang bertanggung jawab dan efektif serta partisipasi di alam demokrasi.

9. Promosi membaca dan sumber daya serta jasa perpustakaan sekolah kepada seluruh komunitas sekolah dan masyarakat luas.

Jadi, dapat dikatakan bahwa perpustakaan sekolah merupakan sarana bagi murid agar terampil belajar sepanjang hayat dan mampu mengembangkan daya pikir agar mereka dapat hidup sebagai warga negara yang bertanggung jawab.

3. Peran dan Fungsi Perpustakaan Sekolah

Dalam Undang-undang no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) pasal 1 menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mampu mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.17

Salah satu pusat sumber informasi dan pusat sumber belajar yang efektif untuk menunjang proses pendidikan adalah perpustakaan disebabkan para pendidik dan

17

“UU RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional”, www. tempointeraktif.com/hg/peraturan/2004/03/31/prn,20040331-09,id.html


(23)

peserta didik dapat menambah wawasan dan memperdalam pengetahuan. Pernyataan di atas telah menggambarkan dengan jelas peranan perpustakaan dalam dunia pendidikan yaitu menunjang proses pendidikan agar terselenggara dengan baik. Dengan demikian tujun operasional dari perpustakaan sekolah adalah untuk memperkaya, mendukung, memberi kekuatan dan mengupayakan penerapan program pendidikan yang memenuhi kebutuhan tiap siswa untuk mengoptimalkan potensi mereka sebagai pelajar, warga masyarakat dan sebagai manusia sejati.18

Selain peran yang dimiliki perpustakaan di atas, menurut Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 0103/0/1981 tanggal 11 Maret 1981 perpustakaan sekolah mempunyai fungsi sebagai berikut19:

1) Pusat kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan seperti tercantum dalam kurikulum sekolah

2) Pusat penelitian sederhana yang memungkinkan para siswa mengembangkan kreativitas dan imajinasinya.

3) Pusat membaca buku-buku yang bersifat rekreatif dan mengisi waktu luang (buku-buku hiburan)

Dalam dunia pendidikan perpustakaan sekolah merupakan perangkat mutlak bagi keberlansungan proses belajar mengajar. Bahkan perpustakaan merupakan jantung pelaksanaan pendidikan menuju belajar sepanjang hayat (long life education).

18

Ruth Ann Davies, The School Library: A Force for Educational Excellence, (New York: Bowker, 19690, h.17.

19

Rohanda, “Fungsi dan Peranan Perpustakaan Sekolah”, Makalah Seminar Ikatan Pustakawan Indonesia Pustakawan dan Guru, (16 September 2000)


(24)

B. Koleksi

Keberadaan bahan-bahan pustaka yang berkualitas serta variasi subjek yang cukup, memperluas kesempatan kepada para pemakainya untuk menambah cakrawala pengetahuannya. Dan untuk tujuan tersebut, koleksi perpustakaan terdiri atas berbagai jenis bahan pustaka yang dipilih dengan seksama mengenai semua mata pelajaran dan tingkatan kemampuan kebutuhan kelas, melayani guru-guru yang ingin memberi pelajaran yang hidup, menarik dan praktis, guna melayani para pelajar yang haus akan pengetahuan ingin mengembangkan jiwanya.20

1. Definisi Koleksi

Rahmat Nata Djumena Sukarman memberikan definisi bahwa koleksi itu sendiri mengandung pemahaman tentang semua bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah dan disimpan untuk disebarluaskan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan pemakai.21

Koleksi perpustakaan sekolah adalah sekumpulan sumber informasi dalam berbagai bentuk yang telah dipilih sesuai dengan tujuan program pendidikan sekolah yang bersangkutan.22

Untuk menunjang pengajaran di kelas tersebut, koleksi perpustakaan tidak hanya koleksi buku pelajaran saja tetapi buku penunjang lainnya antara lain yaitu23

20

Noerhayati S, Pengelolaan Perpustakaan, (Bandung: Alumni, 1988), h.12. 21

Rahmat Nata Djumena Sukarman, Pedoman Umum Pengelolaan Penyelenggaran Perpustakaan Perguruan Tinggi, (Jakarta: Pernas, 2000), h.5.

22Pedoman Teknis Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah

, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1991), h.11.

23

Soekarman Kartosedono, “Peranan dan Fungsi Perpustakaan Sekolah dalam Acuan Undang-undang taun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional”, Makalah Kongres IPI ke 5, (Banjarmasin:19890


(25)

a. Sumber-sumber informasi yang dapat digunakan untuk memperdalam dan memperluas ilmu dan keterampilan yang disajikan dalam buku pelajaran. b. Sumber-sumber informasi bagi pelaksanaan penelitian sederhana.

c. Sumber-sumber mengenai berbagai keterampilan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan praktis.

d. Sumber-sumber informasi bagi pengembangan pribadi serta untuk memperoleh rekreasi sehat.

2. Jenis-jenis Koleksi

Koleksi perpustakaan sekolah harus memadai kebutuhan siswa dan guru dari jumlah, variasi maupun kualitas.

Adapun jenis koleksi perpustakaan terbagi atas koleksi buku dan koleksi non buku.24

1. Koleksi buku

Buku perpustakaan sekolah adalah semua buku yang merupakan koleksi perpustakaan baik buku bacaan, buku sumber, maupun buku pelajaran. Semua buku yang ada di perpustakaan sekolah memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar.

Koleksi sumber daya buku yang sesuai hendaknya menyediakan sepuluh buku/murid. Sekolah terkecil hendaknya memiliki paling sedikit

24Pedoman Teknis Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah Lanjutan Atas

, (Jakarta: Departeen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994),h.10.


(26)

2.500 judul materi perpustakaan yang relevan dan mutakhir agar stok buku berimbang untuk semua umur, kemampuan dan latar belakang.25

a. Buku pelajaran pokok

Buku pelajaran pokok adalah buku yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar yang memuat bahan pelajaran yang dipilih dan disusun pada tingkat dan jenis pendidikan tertentu. Buku pelajaran pokok diterbitkan oleh pemerintah dan isinya sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

b. Buku pelajaran pelengkap

Buku pelajaran pelengkap adalah buku yang sifatnya membantu atau merupakan buku tambahan bagi buku pelajaran pokok yang dipakai oleh siswa dan guru; yang sebagian besar atau seluruhnya sesuai dengan kurikulum.

c. Buku bacaan

Buku yang digunakan sebagai bacaan, yang menurut isinya dapat dibedakan menjadi bacaan fiksi dan non fiksi.

1. Bacaan fiksi

Bacaan fiksi adalah buku yang ditulis berdasarkan khayalan pengarang dalam bentuk cerita. Buku bacaan fiksi yang baik dapat memberikan pendidikan dan hiburan sehat.

2. Bacaan non fiksi

25


(27)

Bacaan non fiksi adalah buku yang ditulis berdasarkan kenyataan yang bersifat umum. Buku bacaan non fiksi dapat menunjang atau memperjelas salah satu pokok bahasan dan dapat pula bersifat umum.

d. Buku sumber atau referensi

Buku sumber atau buku referensi adalah buku yang digunakan sebagai sumber informasi oleh siswa dan atau guru untuk memperoleh pengetahuan tambahan tentang suatu bidang ilmu atau keterampilan. Buku referensi terdiri atas beberapa macam, antara lain kamus, ensiklopedia, almanak, direktori, atlas, buku indeks dan abstrak.

2. Koleksi non buku

Koleksi non buku terdiri atas terbitan berkala, peta, kliping, brosur, bahan pandang-dengar dan alat peraga.

Terbitan berkala adalah jenis terbitan yang diterbitkan secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu, contoh jenis terbitan ini adalah majalah, surat kabar, bulletin dan majalah.

Kliping adalah guntingan artikel atau berita dari surat kabar atau majalah yang dianggap pentig untuk disimpan.

Bahan pandang-dengar meliputi slide, film, microfilm, video dan piringan hitam sedangkan yang termasuk alat peraga misalnya globe.


(28)

C. Pembinaan Koleksi

Pembinaan adalah usaha atau tindakan dan kegiatan yang dilakukan secxara berdaya guna untuk memperol.eh hasil yang lebih baik.26 Pembinaan perpustakaan

adalah sesuatu kegiatan yang dilakukan secara terus menerus agar segala sesuatunya berjalan pada jalur dan rel yang benar sehingga dapat mengikuti perkembangan yang terjadi di sekitarnya.27

Instruksi Presiden nomor 5 tahun 1974, tanggal 13 September 1974, pasal 4 menyebutkan bahwa yang disebut dengan pembinaan secara menyeluruh mencakup perencanaan , pengaturan, pengendalian dan penilaian kegiatan yang berhubungan dengan suatu sistem tertentu.28

Sedangkan koleksi perpustakaan sekolah didefinisikan sebagai kumpulan sumber informasi dalam berbagai bentuk yang dipilih sesuai dengan tujuan program pendidikan sekolah yang bersangkutan.29

Jadi yang dimaksud dengan pembinaan koleksi perpustakaan mencakup perencanaan, pengendalian dan penilaian kegiatan di perpustakaan sekolah sesuai dengan tujuan program pendidikan sekolah yang bersangkutan. Kegiatan pembinaan koleksi termasuk di dalamnya kegiatan pemilihan (seleksi), pengadaan dan inventarisasi bahan pustaka.30

26

Soejono Trimo, MLS, Pengantar Ilmu Dokumentasi, (Bandung: CV. Remadja Karya, 1987), h.19.

27

Haryono, Pembinaan dan Pengembangan Koleksi pada Pusat Perpustakaan Islam Indonesia, (Jakarta: Masjid Istiqlal, 2005), h.10.

28

Moedjito, “Pembinaan Minat Baca di Asia Afrika”, Makalah KPP Pusdokinfo IV(1991),h.11.

29Pedoman Teknis Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah

, loc.cit. 30


(29)

1. Pemilihan (Seleksi) Bahan Pustaka

Seleksi bahan pustaka dilakukan untuk menunjang pendidikan sehingga pustakawan harus memilih koleksi terutama buku mengacu pada kurikulum. Di samping itu, perpustakaan pun harus memilih koleksi yang bersifat melayani minat baca. Seleksi dilakukan oleh petugas perpustakaan dan guru. Dengan cara ini seleksi dapat lebih objektif dan efektif.31

Kriteria yang perlu diperhatikan dalam pemilihan buku adalah sebagai berikut32:

a. Buku yang dibeli itu dapat membantu para pelajar menjawab pertanyaan yang timbul di kelas, timbul dalam percakapan-percakapan atau diskusi-diskusi dan timbul dalam hatinya sendiri.

b. Buku-buku itu harus dapat memberi informasi yang teliti dan tepat tentang sesuatu hal atau sesuatu kejadian

Untuk selanjutnya dapat kita lihat syarat-syarat bahan-bahan yang ada di perpustakaan seperti dibawah ini :

1. Dapat membantu para pelajar menyesuaikan diri dengan masyarakat di sekitarnya. 2. Dapat membantu anak-anak untuk memahami peradaban masyarakat sendiri.

3. Dapat memberi petunjuk untuk aktivitas di luar sekolah, misalnya aktivitas di hari- hari libur.

4. Dapat membantu guru dan pelajar mengikuti perkembangan penting di bagian lain dari dunia lain.

5. Dapat dipakai sebagai bahan bacaan hiburan.

31Ibid 32


(30)

6. Dapat membantu membentuk nilai-nilai etika dan membantu mempertinggi nilai- nilai itu.

7. Dapat memberi inspirasi dan dapat memperkenalkan ciptaan-ciptaan dan

penemuan-penemuan baru yang mungkin belum pernah diketahui oleh anak-anak oleh guru-guru.

8. Dapat membantu anak-anak mematangkan pemikiran

9. Dapat menolong yang kurang pandai, karena tertentu memberikan hal-hal yang disenangi dan dapat membantunya mempercepat daya baca dan langkah

kemajuannya.

Pertimbangan-pertimbangan baik dipakai dalam menentukan pilihan buku dari segimutusebagai berikut :

1. Selidikilah dahulu kecakapaan pengarang.

2. Bacalah daftar buku yang dinilai, disusun olah pihak yang netral.

3. Selidikilah tinjauan atau penilaian buku-buku tersebut dalam surat kabar atau majalah

4. Perhatikanlah kemampuan membaca para pelajar.

2. Alat Bantu Seleksi

Beberapa alat Bantu seleksi yang digunkan pustakawan antara lain33

1) Pengadaan buku perpustakaan yang dananya berasal dari pemeritah. Alat pemilihan koleksi menggunakan Daftar Judul Buku yang disahkan oleh Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

33Pedoman Teknis Penyelengaraan Sekolah Lanjutan Atas


(31)

2) Pengadaan buku perpustakaan yang dananya berasal dari selain dana pemerintah. Selain Daftar Judul Buku dapat digunakan sebagai alat bantu koleksi, beberapa alat Bantu lainnya dapat juga digunakan yaitu:

a. Bibiliografi Nasional Indonesia

Bibiliografi Nasional Indonesia memuat semua jenis penerbitan di Indonesia yang dapat dicakup oleh redaksi. Majalah ini terbit triwulan oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

b. Daftar Buku Beranotasi dengan Berekomendasi

Daftar ini memuat sekitar 400 entri dengan merekomendasikan untuk perpustakaan sekolah (SD,SMP,SMA,PT). Diterbitakan oleh Perpustakaan Nasinal Republik Indonesia.

3) Daftar Buku IKAPI

Memuat daftar buku terbitan anggota IKAPI setiap tahun. 4) Lain-lain

a. Katalog penerbit

b. Daftar usulan dari siswa dan guru c. Resensi buku dari koran atau majalah

3. Pengadaan

Pengadaan adalah proses, cara, pembuatan untuk mengadakan atau menyediakan. Kegiatan pengadaan adalah kegiatan yang berhubungan dengan pemerolehan bahan pustaka.

Gorman mengatakan bahwa pengadaan selayaknya mempertimbangkan : 1). Mengatur relasi dengan tokoh buku/agen/penerbit, mengirimkan pesanan, dan


(32)

melakukan pembayaran.

2). Memeriksa bahan pustaka yang diterima 3). Memonitor dana yang dibelanjakan

Koleksi atau sumber informasi merupakan salah satu pilar atau kekuatan dan daya tarik bagi pengunjung. Oleh karena itu koleksi perpustakaan harus memadai dalam hal jumlah, jenis, ragam dan mutu. Dan koleksi yang dihimpun harus direncanakan dengan sebaik-baiknya, sehingga sesuai dengan kebutuhan pemakai dan tidak menyimpang dari kegiatan perpustakaan

Pengadaan koleksi adalah dalam rangka dan mempersiapkan dan mengisi sumber informasi perpustakaan. Pengadaan koleksi perpustakaan merupakan salah satu bidang kegiatan perpustakaan yang mempunyai tugas mengadakan dan mengembangkan semua jenis koleksi perpustakaan.

Pengadaan bahan pustaka dapat dilakukan dengan cara yaitu : a. Pembelian

Pengadaan bahan pustaka dengan cara membeli merupakan cara yang ideal karena perpustakaan bisa mendapatkan koleksi sesuai dengan yang dibutuhkan. Bagian pengadaan perpustakaan dapat membeli buku melalui toko buku, distributor atau langsung dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku.

b. Sumbangan/hadiah

Perpustakaan pun dapat memperoleh buku dengan cara sumbangan dari berbagai instansi, baik pemerintah maupun swasta. Sumbangan dapat diperoleh juga dari perorangan. Ada yang bersifat rutin atau di waktu tertentu


(33)

saja. Kelemahan cara ini adalah tidak semua buku sesuai dengan kurikulum atau kebijakan sekolah.

c. Tukar menukar

Cara ini jarang dilakukan pada perpustakaan sekolah. Biasanya terjadi antar sekolah yang mampu menerbitkan buku atau mempunyai buku hasil terbitan sendiri.

d. Titipan

Perpustakaan kadang-kadang memperoleh titipan bahan pustaka dari perorangan atau lembaga lain agar bisa dimanfaatkan oleh pemakai

perpustakaan. Dalam hal ini perpustakaan sekedar menjaga keberadaannya tanpa memikul resiko.

e. Terbitan sendiri

Perpustakaan hendaknya menghimpun semua bahan pustaka seperti majalah, buku, brosur, laporan yang diterbitkan oleh perpustakaan atau sekolah.

4. Pengolahan Bahan Pustaka

Bahan pustaka yang telah diadakan segera diolah untuk dapat dimanfaatkan oleh pengguna. Tujuan pengolahan koleksi adalah membuat sarana temu kembali sehingga memungkinkan pengguna menemukan kembali koleksi yang diperlukan melalui kartu katalog dan atau melalui susunan koleksi di rak.

Pengolahan bahan pustaka meliputi inventarisasi, katalogisasi, klasifikasi, dan penyelesaian.

a. Inventarisasi perpustakaan adalah pemeriksaan dari koleksi perpustakaan dan dilakukan secara berkala atau tiap hari. Koleksi yang diinventarisasi biasanya


(34)

berbentuk bahan cetakan karena sebagian besar koleksi perpustakaan di Indonesia masih berupa bahan cetakan.34

Untuk pelaksanaan kegiatan itu digunakan beberapa perlengkapan, ialah buku inventaris, cap inventaris dan cap perpustakaan.

Buku yang diterima oleh perpustakaan diperiksa terlebih dahulu. Setelah itu, buku diberi stempel perpustakaan di bagian yang penting, yaitu pada halaman judul, daftar isi dan beberapa halaman lain di dalamnya. Di balik halaman judul diberi stempel inventaris yang memuat kolom untuk nomor inventaris dan tanggal inventaris buku itu.

Buku yang telah diperiksa dan telah diberi stempel perpustakaan dan stempel inventaris, diberi nomor induk buku. Nomor induk buku adalah nomor urut dari semua buku yang ada di dalam perpustakaan, mulai nomor satu sampai samapai nomor terakhir yang dimiliki.

Selanjutnya buku itu dicatat dalam buku inventaris sesuai dengan asal buku pustaka tersebut, yaitu

1. Inventaris buku-buku pembelian, untuk mencatat buku-buku hasil pembelian 2. Inventaris buku hadiah, untuk mencatat buku berasal dari hadiah

3. Inventaris buku pengganti, untuk mencatat buku hasil tukar menukar

4. Inventaris buku teks merupakan buku tambahan yang berfungsi untuk laporan pertanggungjawaban kepada Direktur Jendral Pendidikan Dasar Menengah. Selain buku-buku inventaris tersebut, masih ada satu buku lagi yang erat hubungannya dengan inventarisasi, yaitu buku penghapusan. Buku ini memuat

34


(35)

data buku-buku yang dinyatakan dihapus lengakap dengan tanggal dan alasannya.35

b. Katalogisasi adalah kegiatan membuat entri dalam kartu atau daftar mengenai buku dan bahan pustaka lainnya yang ada dalam koleksi perpustakaan yang disusun menurut aturan tertentu.

Katalogisasi diawali dengan kegiatan pengatalogan deskriptif yaitu menentukan tajuk entri utama dan tajuk entri tambahan. Kegiatan ini berpedoman pada peraturan katalogisasi Indonesia edisi 4 (Perpustakaan Nasional, 1994) yang bersumber pada peraturan pengatalogan standar inetrnasional yaitu "The Anglo American Cataloguing Rules"(AACR).

Kegiatan dilanjutkan dengan pembuatan kartu katalog yang kemudian digandakan sesuai kebutuhan (pengarang, judul, subyek dan jejakan lain) serta shelf list dan dijajarkan pada laci-laci katalog.

c. Klasifikasi

Klasifikasi adalah kegiatan menganalisa isi bahan pustaka dan menetapkan kode menurut sistem tertentu yang tepat untuk sebuah buku, karangan dalam majalah dan lain-lain

Penetapan nomor klasifikasi bahan pustaka menggunakan sarana bantu "Terjemahan Ringkasan Desimal dan Indeks Relatif disesuaikan dengan DDC 20"(Perpustakaan Nasional, 1983).

Mekanisme skema klasifikasi tersebut di atas perlu dipahami untuk menjamin kelancaran dan ketaatasasan klasifikasi.

35


(36)

d. Penyelesaian

Penyelesaian adalah kegiatan pembuatan dan pemasangan kelengkapan fisik bahan pustaka seperti kantong buku, kartu buku, lembar tanggal kembali dan label atau tanda buku (nomor panggil).

5. Pemeliharaan

Pemeliharaan koleksi perpustakaan merupakan kegiatan yang cukup penting untuk menjaga agar koleksi perpustakaan tidak cepat rusak atau bahkan musnah. Tujuan pemeliharaan antara lain memperpanjang usia koleksi.

Kegiatan pemeliharaan koleksi meliputi reproduksi, penjilidan, laminasi, dan penyiangan.

a. Reproduksi dilakukan terhadap koleksi langka yang hendak dilestarikan. Selain itu juga reproduksi juga dilakukan atas pustaka yang mudah rusak karean jenis kertasnya ataupun bentuknya. Reproduksi dilakukan dengan cara:

1) Fotokopi

2) Membuat bentuk mikro

3) Membuat duplikasi dari pustaka bukan buku dan koleksi yang sering digunakan

b. Penjilidan

Kegiatan ini dilakukan terhadap: 1) Bahan pustaka yang rusak sampulnya 2) Bahan pustaka yang sampulnya terlalu tipis 3) Bahan pustaka yang terlepas jilidnya 4) Majalah yang nomornya telah lepas


(37)

Penjilidan dapat dilakukan oleh perpustakaan sendiri atau oleh pihak luar. Dalam kegiatan penjilidan, perpustakaan diharuskan melengkapi lembar catatan penjilidan untuk buku, majalah atau dokumen lain.

c. Laminasi

Pelestarian dengan cara laminasi yaitu memberi pelindung plastik pada dokumen agar bahan pustaka tidak sobek atau hancur. Cara lain untuk penanganan bahan pustaka pola laminasi dapat dilakukan dengan pelapisan/penyemprotan bahan pustaka dengan kimia (coating).

d. Penyiangan

Penyiangan, lawandari nselection yaitu kegiatan pembuangan atau pemindahan ke penyimpanan gudang untuk buku yang jarang digunakan,. Dan bahan-bahan lama yang lama tidak digunakan.36

Koleksi perpustakaan secara berkala perlu disiangi agar bahan pustaka yang sudah tidak sesuai lagi dapat diganti dengan bahan pustaka yang baru. Pemilihan bahan pustaka yang dikeluarkan dari koleksi sebaiknya dilakukan oleh petugas perpustakaan dan guru, kemudian diputuskan untuk dipisahkan atau dipindahkan, dihibahkan atau dimusnahkan. Keputusan tersebut berdasarkan pertimbangan kemutakhiran, kesesuaian, dan kondisi fisik dokumen.

Buku-buku yang sudah disiangi berdasarkan pedoman penyiangan harus dinyatakan keluar dari koleksi secara resmi, yaitu denagan cara memberi tanda " dikeluarkan dari koleksi ". Tanda ini perlu sebagai bukti bahwa pemegang buku berikutnya tidak akan dituduh sebagai pencuri buku perpustakaan.

36


(38)

Bahan pustaka yang perlu dikeluarkan dari koleksi: 1) Bahan pustaka yang isinya tidak sesuai lagi

2) Edisi dan cetakan lama

3) Bahan pustaka yang rusak dan tidak dapat diperbaiki lagi 4) Bahan pustaka yang isinya tidak lengkap

5) Bahan pustaka yang jumlah copinya terlalu banyak

D. Dana/Anggaran

Perpustakaan sekolah harus memperoleh dana yang mencukupi dan berlanjut untuk tenaga yang terlatih, materi perpustakaan, tekhnologi dan fasilitas serta aksesnya harus bebas biaya.37

1. Sumber Keuangan Perpustakaan Sekolah

Sumber keuangan untuk mengembangkan perpustakaan sekolah di Indonesia masih sangat tergantung dari dana pemerintah yang dialokasaikan tiap yahun untuk stiap sekolah. Selain dari pemerintah anggaran juga diperoleh dari murid sebagai anggota perpustakaan, hal ini diatur sesuai dengan kemampuan sekoah tingkat daerah masing-masing.38

2. Pengeluaran perpustakaan sekolah

Sebagai ketentuan umum, anggaran material perpustakaan sekolah paling sedikit adalah 5% untuk biaya per murid dalam sistem persekolahan, tidak termasuk untuk

37

IFLA/UNESCO, op.cit., h.9.

38Pedoman Tekhnis Penyelenggaran Perpustakaan Sekolah


(39)

belanja gaji dan upah, pengeluaran pendidikan khusus, anggaran transportasi serta perbaiakn gedung dan sarana lain.39

Agar pertumbuhan dan kelangsungan perpustakaan sekolah berjalan dengan baik diperlukan adanya pengaturan rencana anggaran.

a. Dana Penumbuh Koleksi

Koleksi bertambah sekitar 20% setahun, terdiri atas koleksi buku dan non buku. Faktor yang harus diperhatikan ialah harga bahan per eksemplar/unit, harga perlengkapan (kartu katalog, label, slip, dan lain sebagainya) serta biaya lain (pengolahan, administrasi dan lain lain).

b. Dana Pelayanan

Kegiatan pelayanan memerlukan perlengkapan administrasi untuk anggota dan pencatatan misalnya kartu anggota, formulir pendaftaran, surat panggilan dan lain lain

c. Dana Perawatan Koleksi

Setiap tahun ada kerusakan akibat pemakaian, pengaruh kondisi alam dan sebagainya. Oleh karena itu, dana perawatan koleksi diperlukan untuk upaya perawatan.40

Penggunaan anggaran harus direncanakan secara cermat untuk keperluan setahun serta berkaitan dengan kerangka kebijakan.41

39

IFLA/UNESCO, loc.cit.

40Pedoman Tekhnis Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah Lanjutan Atas

, op.cit., h.87. 41


(40)

E. Perbandingan Koleksi

Perbandingan koleksi menurut jenis buku yaitu buku fiksi dan non fiksi disarankan 25%:75%.42

1. Koleksi Dasar

Koleksi dasar perpustakaan sekolah adalah koleksi pertama yang harus dimiliki pada waktu sekolah memulai membangun koleksi perpustakaannya.43 Setiap sekolah

memualai dengan suatu kondisi dasar dengan perbandingan 10 judul buku untuk setiap murid. Bahkan menurut American Library Association 40 judul buku untuk setiap siswa.44 Koleksi dasar merupakan 50% dari jumlah koleksi minimum yang

hendaknya dapat dicapai dalam waktu 10 tahun.45

2. Pengembangan

Perpustakaan sekolah sebagaimana diamanatkan Undang-Undang nomor 2 tahun 1989 harus menyediakan koleksi yang memungkinkan para tenaga kependidikan dan peserta didik memperoleh kesempatan memperluas dan memperdalam pengetahuan. Untuk itu koleksi perpustakan sekolah harus selalu dikembangkan sesuai tuntutan kurikulum serta perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Pengembangan atau penambahan koleksi ini dilakukan secara bertahap, dan paling lama harus dapat dipenuhi selama 5 tahun sejak berdirinya perpustakaan sekolah.

42

Munayah, ”Pembinaan Koleksi di Perpustakaan Ponpes Darunajah dan Assyafi’iyah”, Skripsi Sarjana Ilmu Perpustakaan, (Depok: Perpustakaan FIB UI, 1996, h.50, t.d.

43Pedoman Teknis Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah,

op.cit., h.24 44

Ine, ”Perpustakaan Sekolah Harus Jadi Alternatif Sumber Ilmu”, Kompas, (Jakarta), 28 April 2005

45Pedoman Tekhnis Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah


(41)

BAB III TINJAUAN UMUM

A. Sekolah Menengah Atas 1. SMA Negeri 1 Depok

Sekitar 31 tahun yang lalu tepatnya 30 November 1976, SMA Negeri 1 Depok didirikan oleh Gubernur DKI, Ali Sadikin. Pada waktu itu sekolah yang beralamat di Jalan Nusantara Raya no.317 Kota Depok ini masih termasuk wilayah DKI Jakarta.

SMA Negeri 1 Depok memiliki visi menjadi salah satu sekolah unggulan dan terbaik di Jawa Barat dan juga memiliki misi yaitu meningkatkan aparatur sekolah yang efektif, efisien dan professional serta mengembangkan wawasann keunggulann kreatif dan inovatif di bidang pendidikann.

Saat ini jumlah siswa mulai dari kelas X sampai dengan kelas XII mencapai 743. Berikut ini adalah tabel jumlah siswa :

Rombongan Belajar Jumlah Siswa Total

Jumlah Siswa Kelas X Kelas XI-IA Kelas XI-IS Kelas III IPA Kelas III IPS Kelas III BHS Kelas X Kelas XI-IA Kelas XI-IS Kelas III IPA Kelas III IPS Kelas III BHS


(42)

Adapun kepemimpinan di SMA Negeri 1 Depok, kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi sekolah membawahi kepala tata usaha, 4 orang wakil kepala sekolah yang terdiri atas kurikulum, kesiswaan, humas, sarana. Struktur organisasi SMA Negeri 1 Depok adalah sebagai berikut:

2. SMA Negeri 3 Depok

SMA Negeri 3 Depok yang beralamat di Jalan Raden Saleh no 45 Kota Depok didirikan pada tanggal 20 September 1987. Sekolah ini memiliki visi yaitu menjadikan warga sekolah yang mengutamakan pembentukan akhlaqul karimah, unggul dalam prestasi, prima dalam pelayanan dan berwawasan ke masa depan. Adapun pengorganisasian sekolah, kepala sekolah membawahi kepala tata usaha serta 3 orang wakil kepala sekolah yang terdiri atas kurikulum, kesiswaan dan humas.

Guru-guru

Peserta Didik Kepala Sekolah

Kepala Tata Usaha

Komite Sekolah

Wakasek Kesiswaan

Wakasek Kurikulum

Wakasek Humas

Wakasek Sarana


(43)

Untuk lebih jelasnya lihat organigram SMA Negeri 3 Depok tahun 2007/2008

Saat ini SMA Negeri 3 Depok memiliki 763 siswa. Jumlah tabel siswa adalahh sebagai berikut

Rombongan Belajar Jumlah Siswa Total Jumlah Siswa

X XI XII X XI XII

6 6 6 232 265 266 763


(44)

B. Perpustakaan Sekolah

1. Perpustakaan SMA Negeri 1 Depok

Perpustakaan SMA Negeri 1 Depok didirikan pada tahun 1980, empat tahun setelah berdirinya sekolah ini. Perpustakaan ini memiliki fungsi sebagai sarana penunjang kegiatan belajar/mengajar di sekolah, baik siswa maupun guru dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan; sarana utama dalam memperluas pengetahuan di berbagai bidang ilmu dalam usaha membina manusia Indonesia seutuhnya dan juga tempat yang menyediakan bahan hiburan sehat sebagai selingan daripada kegiatan belajar yang melelahkan.

Perpustakaan ini menempati sebuah ruangan berukuran 15mX8m atau 120 m2. Di dalam ruangan terdapat meja sirkulasi, rak perpustakaan serta meja baca.. Pengelola perpustakaan ini adalah seorang koordinator yang memiliki dua orang staf yaitu staf administrasi dan staf tekhnis. Koordinator perpustakaan langsung bertanggung jawab kepada kepala sekolah. Struktur organisasi perpustakaan SMA Negeri 1 Depok adalah sebagai berikut

Dalam layanan jasa, perpustakaan memberlakukan jam buka perpustakaan yaitu Senin-Kamis pukul 07.10-13.30 WIB, Jum’at pukul 07.10-11.15 WIB.

Kepala Sekolah

Koordinator Perpustakaan

Staf Tekhnis Staf Administrasi


(45)

2. Perpustakaan SMA Negeri 3 Depok

Perpustakaan SMA Negeri 3 Depok didirikan pada tahun ke 8 berdirinya sekolah yaitu tahun 1995. Dalam memenuhi aspek-aspek yang dimiliki perpustakaan sekolah pada umumnya, perpustakaan ini memilki meja pelayanan, penitipan tas, lemari katalog, lemari penyimpanan sementara, lemari referensi, meja baca, rak surat kabar dan rak buku.

Seorang koordinator perpustakaan bertanggung jawab langsung kepada kepala sekolah. Ia membawahi dua unit layanan yaitu unit layanan tekhnis dan unit layanan sirkulasi. Untuk peningkatan kualitas staf perpustakaan, pelatihan pustakawan dipilih menjadi solusinya. Berikut ini adalah struktur organisasi perpustakaan SMA Negeri 3 Depok:

C. Metode Analisa

Sebelum data yang terkumpul dianalisa terlebih dahulu data dicatat. Data didapat melalui wawancara, pengamatan dan melalui data tertulis, seperti buku induk, laporan tahunan, brosur, buletin dan lain sebagainya.

Pencatatan data dilakukan pada saat wawancara. Selain catatan hasil wawancara, data juga diperoleh melalui pengamatan. Catatan pengamatan berisi pertanyaan

Kepala Sekolah

Koordinator Perpustakaan

Unit Layanan Sirkulasi Unit Layanan


(46)

tentang semua peristiwa yang dialami, yaitu yang dilihat dan didengar pada saat penelitian. Catatan lain adalah catatan dari data tertulis seperti buku induk, laporan tahunan, buletin dan brosur. Kesemua catatan itu kemudian digolongkan untuk dianalisa.

Proses selanjutnya menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber. Semua data tesebut kemudian disusun dalam satuan-satuan untuk menghaluskan agar terkumpul menjadi satuan informasi.46 Satuan-satuan ini kemudian dikategorisasikan.

Menurut Maleong kategorisasi adalah salah satu tumpukan dari seperangkat tumpukan yang disusun atas dasar pikiran, intuisi, pendapat atau kriteria tertentu.47

Pada penelitian ini, kategori terkumpul dalam: a. Keadaan koleksi

b. Pengadaan c. Dana/Anggaran

d. Rasio jumlah pemakai dan koleksi

Setelah data dikategorisasikan, tahap selanjutnya adalah penafsiran data. Penafsiran data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisa komparasi. Menurut Dra. Aswarni Sujud tentang penelitian komparasi bahwa penelitian komparasi akan dapat menemukan persamaan-persamaan dan

46

Lexy J Maleong, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990), h. 193)

47


(47)

perbedaan tentang benda-benda, tentang orang, tentang prosedur, kerja, tentang ide-ide, kritik terhadap orang, kelompok.48

Dengan cara ini diharapkan dapat mendeskripsikan tentang keadaan koleksi, cara pengadaan, dana/anggaran, inventarisasi dan rasio jumlah pemakai dan koleksi. Kesemua itu pada akhirnya akan memperlihatkan tentang pembinaan koleksi yang sudah dilakukan perpustakaan SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 3 Depok.

48

Dra. Aswarni Sujud, M.Sc, ”Beberapa Pemikiran Tentang Penelitian Komparasi”, Pidato Pengukuhan, (Yogyakarta: FIP IKIP, 1978), h. 6


(48)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Perpustakaan SMA Negeri 1 Depok

a. Keadaaan koleksi

Koleksi merupakan hal yang sangat vital dalam perpustakaan dimanapun. Demikian juga dengan perpustakaan SMA Negeri 1 Depok yang hingga saat ini telah memiliki koleksi sebanyak 3572 eksemplar. Koleksi tersebut terbagi atas koleksi buku fiksi dan non fiksi. Buku fiksi berjumlah 514 judul, 824 eksemplar sedangkan buku non fiksi berjumlah 1964 judul, 2748 eksemplar. Dari jumlah tersebut, 103 eksemplar diantaranya merupakan buku penunjang dan koleksi rujukan. Buku paket sekolah tidak dimasukkan ke dalam koleksi perpustakaan karena buku tersebut disimpan di kelas masing-masing.

Adapun jenis koleksi yang lain adalah majalah, surat kabar, buku tahunan siswa serta makalah. Majalah yang dimiliki saat ini terdapat 3 judul yaitu majalah Bola, majalah Pengadaian dan majalah Horison. Adapun koleksi makalah ada yang berbahasa Inggris dan berbahasa Indonesia. Makalah berbahasa Indonesia terdiri atas makalah Bahasa Indonesia, makalah Sosiologi, makalah Antropologi dan makalah Tata Negara. Surat kabar memiliki dua judul yang menjadi langganan secara rutin selama kegiatan belajar mengajar berlangsung yaitu Republika dan Jakarta Post.


(49)

Sebagai bagian dari perawatan terhadap koleksi yang ada, pihak perpustakaan melakukan penjilidan terhadap majalah. Selain itu, upaya membuat kliping pun dilakukan sebagai bagian dari penambahan koleksi lain.

Perpustakaan SMA Negeri 1 Depok juga melakukan penyiangan terhadap koleksi yang sudah tidak layak. Penyiangan sudah dilakukan dua kali selama tahun 2007. Dalam proses penyiangan pihak perpustakaan memisahkan buku-buku yang sudah tidak layak dipakai seperti buku-buku paket. Sedangkan buku-buku bacaan yang rusak dan kondisinya tidak parah, seperti sampul buku dan beberapa halaman yang robek, langsung dipisahkan kemudian dicopy ulang setelah itu baru diletakan di rak kembali.

Ada beberapa koleksi yang hilang dikarenakan para siswa yang lupa menegembalikan buku yang telah dipinjam, bahkan beberapa alumnus belum mengembalikannya. Untuk koleksi yang hilang, para siswa mengganti buku tersebut sesuai dengan kesepakatan dengan pihak perpustakaan yaitu mengganti buku dengan judul yang sama atau mengganti sesuai dengan harga buku yang hilang.

b. Pengadaan

Dalam pengadaan koleksi perpustakaan SMA Negeri 1 Depok melakukannya dengan melalui sumbangan dan pembelian. Cara yang paling banyak dilakukan adalah pembelian agar koleksi yang didapatkan sesuai dengan kebutuhan. Perpustakaan SMA Negeri 1 Depok tidak melakukan tukar menukar dengan sekolah lain untuk menambah koleksi.


(50)

a. Sumbangan

Merupakan bagian dari pengadaan koleksi perpustakaan SMA Negeri 1 Depok salah satunya adalah didapat melalui sumbangan, baik sumbangan wajib maupun sumbangan yang bersifat sukarela. Sumbangan wajib berasal dari siswa yang sudah lulus. Siswa tersebut dikenai kewajiban untuk menyumbangkan buku dengan subjek apapun yang sesuai dengan apa yang disepakati oleh pihak perpustakaan terhadap para siswa yang akan memberikan sumbangan .

Sumbangan sukarela ditujukan kepada seluruh siswa yang ingin memberikan sumbangan baik berupa buku atau karya tulis ilmiah. Sumbangan berupa koleksi juga diberikan oleh Diknas berupa buku paket. Jenis buku paket yang diberikan sesuai dengan kurikulum yang berlaku yaitu buku agama, tata negara dan sosiologi.

b. Pembelian

Prosedur pengadaan koleksi dengan cara pembelian dimulai dengan pemilihan bahan pustaka melalui alat bantu seleksi selanjutnya membuat daftar buku yang akan diajukan. Daftar ini kemudian diajukan ke koordinator perpustakaan yang meneruskannya kepada kepala sekolah. Apabila daftar ini disetujui maka koordinator perpustakaan yang akan melakukan pemesanan buku ke penerbit.

Pihak perpustakaan SMA Negeri 1 Depok dalam proses seleksi melibatkan guru, para siswa dan pustakawan. Dalam proses penyeleksian terhadap buku-buku yang ingin dibeli, biasanya pihak perpustakaan


(51)

melibatkan siswa dan guru dengan cara mengajukan kusioner, atau siswa dan guru diberi kesempatan untuk mencatat dan menulis buku-buku yang diinginkan melalui kotak saran, kemudian semua bahan masukan dari siswa dan guru didiskusikan oleh pihak pustakawan yang telah ditunjuk.

Setelah diperoleh buku yang akan dibeli akan disesuaikan dengan keadaan uang, sehingga pembelian buku lebih diperioritaskan buku yang paling digunakan oleh siswa, khususnya buku yang menunjang prestasi belajar siswaa. Keputusan terakhir mengenai buku yang akan dibeli ditentukan koordiantor perpustakaan dalam hal in adalah Ibu Hj. Heni Herningsih, S.Pd yang ditunjuk sebagai penanggung jawab perpustakaan sekaligus salah satu guru Bahasa Indonesia. Sedangkan pencairan dana pembelian dilakukan oleh bagian keuangan yang jumlah dana tersebut telah disetujui kepala sekolah. Pelibatan pemakai perpustakaan dalam pengadaan koleksi yaitu melalui forum dialog dengan anggota dan dengan mengisi form yang berisi tentang usulan buku yang perlu disediakan. Forum dialog dengan anggota perpustakaan biasanya dilakukan pada saat perpustakaan ingin menambah jumlah koleksi yang ada, dan biasanya dilakukan di saat waktu yang luang seperti jam–jam istirahat..

Mengenai alat bantu yang digunakan dalam pemilihan koleksi, perpustakaan menggunakan daftar buku terbitan Depdiknas, katalog penerbit dan bibiliografi.

Pemilihan koleksi di perpustakaan SMA Negeri 1 Depok tidak ada batasan khusus kecuali buku-buku yang dilarang beredar oleh pemerintah.


(52)

c. Dana/Anggaran

Perpustakaan SMA Negeri 1 Depok mendapatkan dana rutin dari pihak sekolah untuk pengembangan perpustakaan. Dana sejumlah Rp.10.000.000,00 diberikan langsung dari kepala sekolah 1 tahun sekali saat akhir semester genap yaitu terdiri atas dana sekolah sebesar Rp.5.000.000, 00 dan dana iuran anggota kurang lebih sebesar Rp.5.000.000,00 (tergantung jumlah siswa yang masuk pada tahun ajaran baru). Dana tersebut pernah juga diberikan dua kali dalam setahun. Hal ini terjadi disebabkan keadaan anggaran sekolah pada waktu itu.

Selain dana rutin tersebut, dana juga didapat melalui pendaftaran anggota baru dan denda atas keterlambatan pengembalian buku. Pendaftaran anggota baru diberlakukan untuk siswa baru. Mereka wajib menjadi anggota perpustakaan dengan biaya sebesar Rp.30.000,00 per siswa.

Dana bantuan dari Diknas setempat juga didapatkan sebagai dana tambahan perpustakaan. Dana yang diberikan sifatnya insidental yang kadang berupa pemberian buku paket. Dengan cara-cara inilah perpustakaan SMA Negeri 1 Depok mencoba untuk menutupi kekurangan pendanaan meski pada akhirnya kebutuhan tidak sepenuhnya dapat terpenuhi.

Perpustakaan SMA Negeri 1 Depok mengalokasikan dananya untuk pengolahan dan perawatan bahan pustaka sebanyak 45% dengan jumlah Rp 4.950.000 , pengadaan bahan pustaka sebanyak 50% dengan jumlah Rp 5.500.000 dan 5% dengan jumlah Rp 550.000 untuk pengeluaran tak terduga.


(53)

d. Jumlah Pemakai

Pemakai perpustakaan SMA Negeri 1 Depok adalah para siswa, guru dan staf sekolah lainnya. Siswa yang menggunakan perpustakaan adalah siswa dari kelas X sampai dengan kelas XII dengan jumlah siswa 743 orang. Jumlah anggota aktif pemakai tercatat pada laporan terakhir adalah 720 orang. Pengunjung perpustakaan rata-rata per perbulan sebanyak 877 orang sedangkan rata-rata perharinya 67 orang. Untuk peminjam rata-rata per bulan sebanyak 304 orang sedangkan rata-rata perhari sebanyak 23 orang..

Ini berarti jumlah pemakai perpustakaan adalah 743 orang yang terdiri atas berbagai tingkatan kelas. Jadi, para siswa tersebut memiliki tingkat kebutuhan informasi yang berbeda. Hal yang menjadi salah satu kendala bagi perpustakaan yaitu tingkat kebutuhan informasi yang tinggi tidak dibarengi dengan tersedianya koleksi yang memadai.

2. Perpustakaan SMA Negeri 3 Depok

a. Keadaaan koleksi

Berbeda halnya dengan koleksi perpustakaan SMA Negeri 1 Depok, perpustakaan SMA Negeri 3 Depok memiliki jumlah koleksi yang lebih banyak yaitu 15539 eksemplar. Hal ini terjadi dikarenakan buku paket termasuk dalam koleksi perpustakaan. Jumlah yang mendominasi koleksi perpustakaan adalah buku paket. Koleksi buku fiksi dan non fiksi berjumlah 2500 eksemplar. Koleksi buku fiksi berjumlah 1000 eksemplar sedangkan buku nonfiksinya berjumlah 1500 ekslempar 13539 eksemplar adalah buku paket. Sedangkan perbandingan buku fiksi dan non fiksi adalah 40%:60%.


(54)

Menurut laporan terakhir jenis koleksi fiksi ternyata lebih sering dibaca dan dipinjam daripada koleksi buku non fiksi. Hal ini menujukkan bahwa koleksi buku fiksi lebih digemari dan lebih menarik untuk dibaca.

Jenis koleksi yang dimiliki meliputi kelas umum (000) sampai kelas sejarah dan geografi (900). Koleksinya terdiri atas dua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

Koleksi majalah saat ini hanya dua judul yang dimiliki yaitu majalah bola dan majalah berbahasa inggris, satu judul mjalah tersebut merupakan sumbangan dari Sampoerna Foundation. Majalah tersebut merupakan pemberian yang sifatnya tidak rutin, waktu pemberian tidak menentu, hanya saja pihak sekolah bekerja sama dengan Sampoerna Foundation. Sedangkan untuk surat kabar ada dua judul yang menjadi langganan yaitu Republika dan Kompas.

Sebagai upaya perawatan perpustakaan SMA Negeri 3 Depok melakukan penjilidan majalah. Sedangkan dalam hal penambahan koleksi, pihak perpustakaan tidak membuat kliping dari surat kabar yang tersedia.

Dalam melakukan proses penyiangan, koordinator perpustakaan dibantu oleh stafnya terlebih dahulu menseleksi buku-buku yang akan disiangkan. Kriteria buku yang akan dsiangkan hádala buku-buku yang sudah tidak layak pakai dan dibaca seperti cacat yang terdapat dibagian cover buku, salah satu bagian kertasnya tersobek, terdapat tulisan yang sudah pudar, bagian halamannya yang hilang dan sebagainya. Dalam hal penyiangan, perpustakaan SMA Negeri 3 Depok telah melakukan penyiangan dua kali, terakhir kali dilakukan Juni 2006. Buku paket yang termasuk


(55)

dalam koleksi perpustakaan masih belum tertangani dengan baik. Kondisi buku paket masih tertumpuk

Penanganan koleksi yang hilang sama halnya dengan perpustakaan SMA Negeri 1 Depok yaitu para siswa diminta mengganti buku dengan buku yang sama atau memberikan sejumlah uang senilai buku yang hilang. Sedangkan penanganan koleksi yang rusak kurang adanya perhatian. Buku-buku tersebut kadang dibiarkan begitu saja sampai tidak layak digunakan baru setelah itu buku-buku itu disiangi.

b. Pengadaan

Pengadaan koleksi di SMA Negeri 3 Depok dilakukan dengan dua cara yaitu melalu sumbangan dan pembelian.

1) Sumbangan

Sama halnya dengan koleksi perpustakaan SMA Negeri 1 Depok, sebagian koleksi didapat melalui sumbangan baik sumbangan wajib maupun sumbangan sukarela. Perpustakaan tidak menetapkan aturan khusus mengenai sumbangan wajib bagi siswa yang sudah lulus sehingga buku-buku sumbangan tergantung sepenuhnya pada pihak pemberi baik subjek maupun jumlah eksemplar.

Sumbangan berupa buku paket biasanya diberikan oleh pemerintah setempat. Buku-buku tersebut diberikan sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Buku paket yang diberikan adalah buku mata pelajaran agama Islam, Ekonomi, Geografi, Kimia, Fisika, dan lain-lain. Buku-buku itu dismpan di rak khusus buku paket.


(56)

2) Pembelian

Prosedur pengadaan koleksi melalui cara pembelian dimulai dengan pemilihan bahan pustaka. Pihak yang terlibat dalam proses ini adalah kepala perpustakaan, guru dan para siswa. Para siswa memberi masukan melalui kotak saran yang disediakan di perpustakaan. Seperti juga pada perpustakaan SMA Negeri 1 Depok, keputusan mengenai buku-buku yang akan dibeli berada di tangan koordinator perpustakaan.

Untuk pemilihan bahan pustaka, perpustakaan SMA Negeri 3 Depok menggunakan katalog penerbit dan biasanya pemilihan juga berdasarkan dari masukan para siswa melalui kotak saran yang disediakan pihak perpustakaan. Dalam pemilihan bahan pustaka tidak ada batasan khusus kecuali buku yang mengandung unsur SARA (Suku, Agama, Ras dan Golongan) yang tentu saja merupakan buku terlarang.

Pada prosedur pengadaan koleksi perpustakaan, perpustakaan SMA Negeri 3 Depok sama halnya dengan yang dilakukan SMA Negeri 1 Depok. Diawali dengan pemilihan bahan pustaka selanjutnya membuat daftar buku yang akan dibeli dan diajukan ke kepala sekolah yang kemudian setelah disetujui, kepala/koordinator perpustakaan langsung melakukan pemesanan ke penerbit. Pembayaran diberikan setelah buku pemesanan datang.

Berdasarkan data dalam kartu buku peminjaman dan hasil pengamatan petugas sirkulasi terlihat bahwa koleksi yang paling banyak diminati pada perpustakaan SMA Negeri 3 Depok adalah koleksi buku fiksi.


(57)

Perpustakaan SMA Negeri 3 Depok membuat daftar statistik pengunjung. Selain itu juga terdapat daftar peminjaman yang dimuat di laporan tahunan. Daftar ini hanya memuat jumlah buku yang dipinjam per bulan tetapi tidak memuat subjek bukunya.

Untuk panduan klasifikasi, perpustakaan SMA Negeri 3 Depok menggunakan Daftar Tajuk Subjek dan DDC (Dewey Decimal Clasification). c. Dana/ Anggaran

Perpustakaan SMA Negeri 3 Depok tidak mendapatkan dana rutin yang khusus disediakan sebagai dana perpustakaan. Pihak sekolah memberikan anggaran RAPBS yang tidak rutin sebesar Rp.3.500.000,00 sampai dengan Rp.5.000.000,00 dalam bentuk buku. Oleh karena itu, pertambahan koleksinya tidak menentu setiap tahunnya. Bantuan dana juga didapatkan dari anggaran Komite Sekolah dengan jumlah yang tidak menentu. Selain itu, perpustakaan mendapatkan sumbangan buku dari proyek serta sponsor dari Sampoerna Foundation berupa majalah.

Perpustakaan juga mendapatkan dana dari pendaftaran anggota perpustakaan sebesar Rp.5.000,00/siswa dan siswa yang terkena denda serta mendapat tambahan koleksi dari kelas 3 yang akan lulus.

Pembelian buku hanya dilakukan apabila keperluan untuk menambah buku sudah sangat mendesak..

d. Jumlah Pemakai

Pemakai perpustakaan SMA Negeri 3 Depok adalah para siswa dari kelas X sampai dengan kelas XII yang berjumlah 763 siswa, guru dan karyawan sekolah.


(58)

B. Pembahasan 1. Keadaan Koleksi

Dilihat dari segi koleksi, perpustakaan SMA Negeri 1 Depok memiliki jumlah koleksi yang lebih besar apabila dibandingkan dengan koleksi perpustakaan SMA Negeri 3 Depok. Hal ini disebabkan perpustakaan SMA Negeri 1 Depok mendapatkan fasilitas yang lebih baik daripada perpustakaan SMA Negeri 3 Depok. Adalah dana rutin yang diberikan sekolah dengan jumlah yang cukup besar sehingga dapat menopang biaya operasional perpustakaan meski belum sebanding dengan jumlah pemakainya. Perpustakaan SMA Negeri 1 Depok memang perlu memiliki jumlah koleksi yang lebih besar apabila mengingat jumlah pemakainya. Sedangkan perpustakaan SMA Negeri 3 Depok mempunyai jumlah pemakai yang lebih besar jumlahnya daripada SMA Negeri 1 Depok sedangkan koleksinya lebih sedikit dibandingkan koleksi perpustakaan SMA Negeri 1 Depok.

Mengenai keadaan jenis koleksi yang dimiliki oleh kedua perpustakaan ini, ternyata koleksi fiksi lebih mendominasi dalam hal daya tarik minat baca siswa dibandingkan buku non fiksi. Secara jumlah bila dilihat dari pembahasan sebelumnya memang kedua perpustakaan belum memenuhi standar ysng disarankan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Akan tetapi secara fungi kedua perpustakaan sudah berjalan dengan baik bila dilihat dari hasil survei dan data yang ada, bahwa dengan adanyan buku fiksi mengundang daya tarik tersendiri. Hal ini dilakukan dalam memenuhi salah satu fungsi perpustakaan yaitu sarana rekreasi. Seperti yang dikatakan oleh Karmidi Martoatmojo bahwa


(59)

salah satu fungsi perpustakaan sekolah adalah sebagai tempat rekreasi sehat, melalui bacaan fiksi.49 Meskipun bacaan fiksi dibutuhkan dalam memenuhi fungsi

rekreasi, kedua perpustakaan ini tidak memenuhi ketentuan koleksi perpustakaan sekolah yang telah dijelaskan di pembahasan sebelumnya. Jumlah buku-buku non fiksi jumlahnya masih kurang diperhatikan oleh kedua perpustakaan ini. Perbedaan yang cukup jauh terlihat pada perpustakaan SMA Negeri 3 Depok. Perbandingan fiksi dan non fiksi perpustakaan ini mencapai 40%:60%. Menurut standar yang disarankan dalam pedoman baik yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan maupun yang dikeluarkan oleh Perpustakaan Nasional, perbandingan yang sesuai untuk siswa setingkat Sekolah Menengah Atas adalah 25%:75% untuk bacaan fiksi dan non fiksi.50 Sedangkan 40%:60%

adalah perbandingan untuk perpustakaan Sekolah Dasar. Ini menunjukkan belum adanya keseimbangan koleksi.

Berdasarkan pengamatan, koleksi kedua perpustakaan masih jauh dari memadai. Hal ini juga disadari oleh mereka. Kedua perpustakaan mengakui bahwa koleksi mereka belum memadai baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Namun perpustakaan SMA Negeri 1 Depok menganggap bahwa koleksi perpustakaan sekolah ini 75% dari segi kualitas sudah memadai.

49

Karmidi Martoatmodjo, “Tugas dan Fungsi Perpustakaan Sekolah”, Pembimbing Pembaca, (1989), h.267

50


(60)

2. Pengadaan

Kedua perpustakaan dalam pengadaan koleksi tidak mempunyai kebijakan tertulis. Hal ini menyebabkan ketidakjelasan karena koleksi yang berdaya guna penuh, pengadaannnya harus didasarkan pada kriteria pemilihan yang telah ditetapkan bersama pihak-pihak yang berwenang.51

Mengenai cara pengadaan, perpustakaan SMA Negeri 1 Depok lebih mengandalkan pembelian buku. Di sisi lain, SMA Negeri 3 Depok cara pengadaan yang paling banyak adalah melalui sumbangan atau hadiah disebabkan dana yang diberikan pihak sekolah tidak menentu dan jumlahnya pun tidak banyak. Cara pengadaan melalui sumbangan bukanlah cara terbaik dalam pengadaan koleksi karena pengadaan dengan cara ini tergantung pada pihak pemberi. Selain itu, buku-buku yang diberikan belum tentu sesuai dengan kebutuhan dan misi perpustakaan yaitu mendukung kurikulum sekolah.

Masalah lain adalah kedua perpustakaan tidak menetapkan aturan tertentu bagi sumbangan wajib siswa. Pihak perpustakaan memberikan kebebasan subjek bacaan. Hal ini menyebabkan adanya buku-buku yang tidak sesuai dengan kurikulum dan misi perpustakaan.

Hal-hal tersebut bukan saja mengurangi kapasitas ruang perpustakaan melainkan juga pemborosan dalam pengolahan dan perawatannya.

3. Dana/Anggaran

Masalah yang dialami kedua perpustakaan sebenarnya tidak jauh berbeda. Perpustakaan SMA Negeri 3 Depok mengalami kekurangan dana yang diberikan

51Pedoman Tekhnis Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah Lanjutan Atas


(1)

13.Pertanyaan: Dari nama Ibu mengetahui minat baca pemakai tersebut? Jawaban: Dari data peminjaman buku

14.Pertanyaan: Berapakah penambahan koleksi tiap bulan/tiap tahunnya? Jawaban: Penambahan koleksi kira-kira 6 buku/bulan

15.Pertanyaan: Adakah kendala dalam pengadaan koleksi?

Jawaban: Tidak ada. Tapi sebenarnya dengan minat baca pemakai yang tinggi, koleksi perlu diadakan lebih banyak

16.Pertanyaan: Apakah perpustakaan sudah melakukan penyiangan (memisahkan buku-buku yang tidak perlu dalam koleksi perpustakaan)?

Jawaban: Kami sudah melakukannya

17.Pertanyaan: Kapan terakhir melakukannya?Dan berapa kali sudah dilakukan? Jawaban: Terakhir dilakukan tahun 2000 dan kami sudah melakukan sebanyak 2 kali

18.Pertanyaan: Apa pedoman yang digunakan? Jawaban: Buku pegangan perpustakaan sekolah

19.Pertanyaan: Apa ada program khusus untuk memperbaiki buku-buku yang rusak Jawaban: Ya

20.Pertanyaan: Apakah ada upaya penjilidan majalah dan pembuatan kliping? Jawaban: Ada

21.Pertanyaan: Apakah ada buku paket? Bagaimana memperoleh buku paket tersebut? Apakah perlu diseleksi?

Jawaban: Ada, kami memperoleh dari Diknas dan itu tidak perlu lagi diseleksi oleh pihak sekolah karena sudah diseleksi terlebih dahulu oleh Diknas.


(2)

22.Pertanyaan: Apa saja jenis buku paket yang diterima? Jawaban: Buku agama, tata negara dan sosiologi

23.Pertanyaan: Apakah buku paket termasuk koleksi perpustakaan?

Jawaban: Tidak karena sebagian buku paket diletakkan di masing-masing kelas dan sebagian yang sudah tidak digunakan diberikan kepada sekolah lain yang membutuhkan

24.Pertanyaan: Secara keseluruhan dari mana sumber dana perpustakaan? Anggaran khusus, sumbangan, dan lain-lain?

Jawaban: Anggaran khusus dan iuran anggota 25.Pertanyaan: Berapa jumlah keseluruhan?

Jawaban: Rp.10.000.000,00

26.Pertanyaan: Apakah dana tersebut berlangsung rutin? Jika ya, berapa jangka waktunya?


(3)

A. Identitas Sekolah

6. Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Depok 7. Tahun Berdiri : 30 November 1976 8. Jumlah siswa : 743

9. Berdirinya Perpustakaan : 1980 10.Jumlah Staf Perpustakaan : 3 orang

B. Koleksi Perpustakaan

1. Pertanyaan : Jenis koleksi apa saja yang dimiliki oleh perpustakaan? Berapa jumlahnya?

Jawaban : Koleksi yang kami miliki diantaranya buku berjumlah 15539 eksemplar terdiri atas 13039 buku paket dan 2500 buku fiksi dan non fiksi, majalah 1 judul, koran 1 judul

2. Pertanyaan: Dari segi isinya apa saja buku yang dikoleksi?

Jawaban: Karya umum, filsafat, agama, ilmu sosial, pengetahuan bahasa, pengetahuan eksakta, pengetahuan tekhnologi, kesenian, kesusastraan, sejarah, geografi dan biografi

3. Pertanyaan: Berapakah perbandingan fiksi dan non fiksi yang ada? Jawaban: Untuk buku fiksi sekitar 40% dan buku non fiksi 60% 4. Pertanyaan: Siapakah yang dilibatkan dalam pemilihan koleksi?

Jawaban: Yang terlibat dalam pemilihan yaitu guru, pustakawan dan siswa 5. Pertanyaan: Apakah alat bantu yang digunakan dalam pemilihan koleksi?


(4)

6. Pertanyaan: Apakah ada batasan khusus untuk koleksi? Jawaban: Tidak ada

7. Pertanyaan: Darimanakah sumber dana pembelian koleksi yang dimiliki?

Jawaban: Sumber dana berasal dari pemerintah, sumbangan dan anggaran khusus perpustakaan

8. Pertanyaan: Apakah sumber dana yang diberikan berlangsung rutin? Jawaban : Tidak

9. Pertanyaan: Bagaimana prosedur pengadaan koleksi yang dilakukan?

Jawaban: Dengan melakukan pembelian, jika diberikan dana dari pihak sekolah. Pengadaan koleksi juga melalui sumbangan yang diberikan Sampoerna Foundation biasanya berupa majalah dan juga sumbangan siswa

10.Pertanyaan: Apakah menurut Ibu jumlah koleksi sudah memadai? Jawaban: Belum

11.Pertanyaan: Apakah menurut Ibu mutu koleksi sudah memadai?

Jawaban: Belum. Kami berusaha menambah koleksi dengan cara membeli sesuai dana yang ada

12.Pertanyaan: Menurut Ibu koleksi apa yang paling banyak diminati? Mengapa? Jawaban: Buku fiksi karena mudah dipahami oleh siswa

13.Pertanyaan: Dari nama Ibu mengetahui minat baca pemakai tersebut? Jawaban: Dari buku daftar peminjaman

14.Pertanyaan: Berapakah penambahan koleksi tiap bulan/tiap tahunnya? Jawaban: Tidak menentu tergantung dari dana yang diberikan


(5)

Jawaban: Ada. Disebakan keterbatasan dana. Selain itu, dana tersebut diberikan tidak secara rutin

16.Pertanyaan: Apakah perpustakaan sudah melakukan penyiangan (memisahkan buku-buku yang tidak perlu dalam koleksi perpustakaan)?

Jawaban: Kami sudah melakukannya

17.Pertanyaan: Kapan terakhir melakukannya?Dan berapa kali sudah dilakukan? Jawaban: Terakhir dilakukan bulan Juni 2006(akhir tahun pelajaran 2005/2006) dan kami sudah melakukan sebanyak 2 kali

18.Pertanyaan: Apa pedoman yang digunakan? Jawaban: Buku pegangan perpustakaan sekolah

19.Pertanyaan: Apa ada program khusus untuk memperbaiki buku-buku yang rusak Jawaban: Ya

20.Pertanyaan: Apakah ada upaya penjilidan majalah dan pembuatan kliping?

Jawaban: Upaya penjilidan sudah dilakukan tetapi pembuatan kliping tidak dilakukan karena kurangnya sumber yang diperlukan

21.Pertanyaan: Apakah ada buku paket? Bagaimana memperoleh buku paket tersebut? Apakah perlu diseleksi?

Jawaban: Ya ada, kami memperoleh dari pemerintah dan buku-buku tersebut harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

22.Pertanyaan: Apa saja jenis buku paket yang diterima?

Jawaban: Agama Islam, ekonomi, geografi, fisika, kimia dan lain-lain 23.Pertanyaan: Apakah buku paket termasuk koleksi perpustakaan?


(6)

24.Pertanyaan: Secara keseluruhan dari mana sumber dana perpustakaan? Anggaran khusus, sumbangan, dan lain-lain?

Jawaban: Anggaran khusus dan iuran anggota sebesar Rp.5.000,00 25.Pertanyaan: Berapa jumlah keseluruhan?

Jawaban: Rp.3.500.000,00 sampai dengan Rp.5.000.000,00

26.Pertanyaan: Apakah dana tersebut berlangsung rutin? Jika ya, berapa jangka waktunya?

Jawaban: Setahun sekali tetapi tidak rutin dan dana tersebut diberikan dalam bentuk buku