Pengaruh Perpustakaan Sekolah terhadap Proses Belajar Siswa di SMA Negeri 6 Padang

(1)

PENGARUH PERPUSTAKAAN SEKOLAH TERHADAP PROSES BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 6 PADANG

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) dalam Bidang Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi

FADHLI AULIA ILHAM 130723032

DEPARTEMEN STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2015


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Pengaruh Perpustakaan Sekolah terhadap Proses Belajar Siswa di SMA Negeri 6 Padang

Oleh : Fadhli Aulia Ilham

NIM : 130723032

Pembimbing I : Dr. Irawaty A. Kahar, M.Pd

Tanda Tangan :

Tanggal :

Pembimbing II : Dra. Zaslina Zainuddin, M.Pd

Tanda Tangan :


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi : Pengaruh Perpustakaan Sekolah terhadap Proses Belajar Siswa di SMA Negeri 6 Padang

Oleh : Fadhli Aulia Ilham

NIM : 130723032

DEPARTEMEN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI

Ketua : Dr. Irawaty A. Kahar, M.Pd

Tanda Tangan :

Tanggal :

FAKULTAS ILMU BUDAYA

Dekan : Dr. Syahron Lubis, M.A

Tanda Tangan :


(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya ini adalah karya orisinal dan belum pernah disajikan sebagai suatu tulisan untuk memperoleh suatu klasifikasi tertentu atau dimuat pada media publikasi lain.

Penulis membedakan dengan jelas antara pendapat atau gagasan penulis dengan pendapat atau gagasan yang bukan berasal dari penulis dengan mencantumkan tanda kutip.

Medan, Juli 2015

Fadhli Aulia Ilham Nim: 130723032


(5)

ABSTRAK

Ilham, Fadhli Aulia. 2015. Penga ruh Perpusta ka a n Sekola h terha dap Proses

Bela ja r Siswa di SMA Negeri 6 Pa da ng. Medan: Departemen Studi Ilmu

Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari perpustakaan sekolah terhadap proses belajar siswa di SMA Negeri 6 Padang dan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh perpustakaan sekolah terhadap proses belajar siswa di SMA Negeri 6 Padang.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian asosiatif dan menganalisis data menggunakan analisis regresi sederhana. Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA dan siswa kelas XI IPS SMA Negeri 6 Padang sebanyak 252 orang. Penentuan sampel dilakukan menggunakan rumus Slovin dengan tingkat tolerir sebesar 5%, maka diperoleh sampel sebanyak 155 orang. Populasi penelitian ini adalah berstrata, maka teknik pengambilan sampel menggunakan teknik proportiona te stra tified

ra ndom sa mpling. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan

angket.

Hasil analisis data menunjukkan terdapat hubungan yang kuat antara kedua variabel tersebut. Berdasarkan dari data yang diperoleh, diketahui bahwa nilai thitung 11,282 pada tingkat signifikan 0,006. Sedangkan ttabel pada tingkat

kepercayaan 95% (α = 0,05) sebesar 1,83 karena thitung > ttabel atau 11,282 > 1,83,

maka H0 ditolak dan Ha diterima artinya terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan antara perpustakaan sekolah terhadap proses belajar siswa. Hasil uji determinasi sebesar 0,563 artinya variabel perpustakaan sekolah memberi pengaruh terhadap proses belajar siswa di SMA Negeri 6 Padang sebesar 56,3% dan sisanya sebesar 43,7% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Perpustakaan Sekolah terhadap Proses Belajar Siswa di SMA Negeri 6 Padang” sebagai salah satu syarat kelulusan dalam menyelesaikan studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) di Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis terlebih dahulu mengucapkan banyak terimakasih kepada kedua orangtua tercinta H. Bukhari Ismirat dan Dra. Hj. Khaiyarti Z, adinda tersayang Wilda Fhitriany Usman, S.Farm serta ketiga adikku Fadhlan Aulia Zikra, Farid Aulia Multazam, dan Fadhila Khairatun Nisa yang selama ini telah memberi dukungan, motivasi, bantuan, perhatian dan kasih sayang serta doa tanpa batas kepada penulis.

Dengan segala kerendahan hati, penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Irawaty A. Kahar selaku Ketua Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi sekaligus sebagai dosen pembimbing I yang telah meluangkan waktu dan sabar membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.


(7)

3. Ibu Dra. Zaslina Zainuddin, M.Pd selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan sabar membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Dra. Zurni Zahara Samosir, M.Si selaku dosen penguji I yang telah memberikan saran seta arahan yang lebih baik lagi dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Hotlan Siahaan, S.Sos., M.I.Kom selaku dosen penguji II yang telah memberikan ide-ide yang bermanfaat dalam menyelesaikan skripsi ini sehingga menjadi lebih baik lagi.

6. Seluruh Dosen dan Staf Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi yang telah mendidik serta membantu penulis selama perkuliahan.

7. Bapak Drs. Ramadansyah, M.Pd selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 6 Padang yang telah banyak membantu dan memberikan izin kepada penulis dalam melaksanakan penelitian serta pengambilan data di sekolah tersebut untuk menyelesaikan skripsi ini.

8. Teman-teman seperjuangan di Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi Ekstensi 2013 serta teman-teman di kontrakan yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada penulis.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan, pengorbanan dan amal baik mereka semua serta menjadi pahala yang besar di sisi Allah SWT. Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu penulis menerima masukan saran serta kritikan yang membangun terhadap


(8)

kekurangan atau kesalahan dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini. Penulis juga berharap agar skripsi ini dapat berguna bagi pembaca dan penulis.

Medan, Juli 2015

Fadhli Aulia Ilham Nim: 130723032


(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1.Latar Belakang Masalah ... 1

1.2.Perumusan Masalah ... 6

1.3.Tujuan Penelitian ... 6

1.4.Manfaat Penelitian ... 6

1.5.Hipotesis ... 7

BAB II KERANGKA TEORETIK ... 8

2.1. Pengertian Belajar ... 8

2.1.1. Proses Belajar ... 9

2.1.2. Tujuan Belajar ... 11

2.2. Perpustakaan Sekolah ... 13

2.2.1. Tujuan Perpustakaan Sekolah ... 14

2.2.2. Fungsi Perpustakaan Sekolah... 16

2.2.3. Manfaat Perpustakaan Sekolah ... 17

2.2.4. Tenaga Pengelola Perpustakaan Sekolah ... 19

2.2.5. Koleksi Perpustakaan Sekolah ... 20

2.2.6. Pelayanan Perpustakaan Sekolah ... 22

2.3. Kaitan Perpustakaan dengan Proses Belajar ... 25

2.4. Penelitian yang Relevan ... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

3.1. Metode Penelitian ... 29

3.2. Lokasi Penelitian... 29

3.3. Populasi dan Sampel ... 29

3.3.1. Populasi ... 29

3.3.2. Sampel ... 30

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 31

3.5. Jenis dan Sumber Data ... 32

3.6. Defenisi Operasional ... 32

3.7. Instrumen Penelitian ... 33

3.7.1. Pengujian Angket ... 34

3.7.1. Uji Validitas ... 35

3.7.2. Uji Reliabilitas ... 35

3.8. Teknik Analisis Data ... 36

3.8.1. Analisis Deskriptif ... 36

3.82. Uji Normalitas ... 37

3.8.3. Uji Homogenitas ... 37


(10)

3.8.6. Koefisien Determinasi (R2) ... 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 40

4.1. Pengumpulan Data ... 40

4.1.1. Pengujian Validitas ... 40

4.1.2. Pengujian Reliabilitas ... 43

4.2. Analisis Deskriptif ... 44

4.2.1. Tanggapan Responden terhadap Perpustakaan Sekolah ... 44

4.2.1.1. Proses Belajar Siswa ditinjau dari Sarana Penunjang Pendidikan ... 44

4.2.1.2. Proses Belajar Siswa ditinjau dari Sumber Bahan Pendidikan ... 47

4.2.1.3. Proses Belajar Siswa ditinjau dari Sarana dalam Mengembangkan Pengetahuan, Keterampilan, dan Sikap ... 48

4.2.2. Tanggapan Responden terhadap Proses Belajar Siswa ... 51

4.2.2.1. Proses Belajar Siswa ditinjau dari Kesiapan ... 51

4.2.2.2. Proses Belajar Siswa ditinjau dari Situasi ... 53

4.2.2.3. Proses Belajar Siswa ditinjau dari Evaluasi ... 55

4.2.2.4. Proses Belajar Siswa ditinjau dari Respons ... 58

4.2.2.5. Proses Belajar Siswa ditinjau dari Konsekuensi ... 59

4.3. Pengolahan Data Deskriptif ... 61

4.3.1. Deskriptif Data ... 61

4.3.1.1. Variabel Perpustakaan Sekolah ... 62

4.3.1.2. Variabel Proses Belajar Siswa ... 64

4.4. Pengujian Persyaratan Analisis ... 67

4.4.1. Uji Normalitas ... 67

4.4.2. Uji Homogenitas ... 69

4.5. Metode Analisis Statistik... 69

4.5.1. Regresi Linear Sederhana... 69

4.5. Uji Parsial (Uji-t) ... 71

4.6. Pengujian Koefisien Determinasi (R2) ... 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 73

5.1. Kesimpulan... 73

5.2. Saran ... 73


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Jumlah Siswa SMA Negeri 6 Padang ... 30

Tabel 3.2. Penentuan Sampel Penelitian Berdasarkan Strata ... 31

Tabel 3.3. Kisi-kisi Variabel Perpustakaan Sekolah dan Variabel Proses Belajar ... 34

Tabel 4.1. Hasil Pengujian Validitas Variabel Perpustakaan Sekolah ... 44

Tabel 4.2. Hasil Pengujian Validitas Variabel Proses Belajar... 42

Tabel 4.3. Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Perpustakaan Sekolah dan Variabel Proses Belajar ... 43

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Perpustakaan Sekolah ditinjau dari Sarana Penunjang Pendidikan ... 44

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Perpustakaan Sekolah ditinjau dari Sumber Bahan Pendidikan ... 47

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Perpustakaan Sekolah ditinjau dari Sarana dalam Mengembangkan Pengetahuan, Keterampilan, dan Sikap ... 49

Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Proses Belajar ditinjau dari Kesiapan ... 51

Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Proses Belajar ditinjau dari Situasi ... 54

Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Proses Belajar ditinjau dari Evaluasi ... 55

Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Proses Belajar ditinjau dari Respons ... 58

Tabel 4.11. Distribusi Frekuensi Proses Belajar ditinjau dari Konsekuensi... 60

Tabel 4.12. Statistik Variabel Perpustakaan Sekolah... 62

Tabel 4.13. Distribusi Frekuensi Data Variabel Perpustakaan Sekolah ... 63

Tabel 4.14. Statistik Variabel Proses Belajar Siswa ... 65

Tabel 4.15. Distribusi Frekuensi Data Variabel Proses Belajar Siswa ... 66

Tabel 4.16. Hasil Uji Normalitas... 68

Tabel 4.17. Hasil Uji Homogenitas ... 69

Tabel 4.18. Analisis Regresi Linear Sederhana... 70

Tabel 4.19. Hasil Pengujian Signifikan Secara Parsial ... 71


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1. ... 64 Gambar 4.2. ... 67


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Angket Penelitian ... 78

Lampiran 2. Validitas dan Reliabilitas ... 83

Lampiran 3. Frekuensi Jawaban Responden ... 87


(14)

ABSTRAK

Ilham, Fadhli Aulia. 2015. Penga ruh Perpusta ka a n Sekola h terha dap Proses

Bela ja r Siswa di SMA Negeri 6 Pa da ng. Medan: Departemen Studi Ilmu

Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari perpustakaan sekolah terhadap proses belajar siswa di SMA Negeri 6 Padang dan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh perpustakaan sekolah terhadap proses belajar siswa di SMA Negeri 6 Padang.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian asosiatif dan menganalisis data menggunakan analisis regresi sederhana. Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA dan siswa kelas XI IPS SMA Negeri 6 Padang sebanyak 252 orang. Penentuan sampel dilakukan menggunakan rumus Slovin dengan tingkat tolerir sebesar 5%, maka diperoleh sampel sebanyak 155 orang. Populasi penelitian ini adalah berstrata, maka teknik pengambilan sampel menggunakan teknik proportiona te stra tified

ra ndom sa mpling. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan

angket.

Hasil analisis data menunjukkan terdapat hubungan yang kuat antara kedua variabel tersebut. Berdasarkan dari data yang diperoleh, diketahui bahwa nilai thitung 11,282 pada tingkat signifikan 0,006. Sedangkan ttabel pada tingkat

kepercayaan 95% (α = 0,05) sebesar 1,83 karena thitung > ttabel atau 11,282 > 1,83,

maka H0 ditolak dan Ha diterima artinya terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan antara perpustakaan sekolah terhadap proses belajar siswa. Hasil uji determinasi sebesar 0,563 artinya variabel perpustakaan sekolah memberi pengaruh terhadap proses belajar siswa di SMA Negeri 6 Padang sebesar 56,3% dan sisanya sebesar 43,7% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.


(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat cepat mempengaruhi tuntutan masyarakat terhadap dunia pendidikan, baik secara kualitas maupun kuantitas. Pada era modern yang semakin canggih seperti sekarang ini, pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting bagi semua orang karena pendidikan merupakan akar dari peradaban bangsa. Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis, hal itu terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Lembaga pendidikan baik pengajar maupun peserta didik dituntut mampu meningkatkan daya pikir seiring dengan perkembagan zaman.

Kemajuan suatu bangsa sangat bergantung pada kualitas sumber daya manusianya. Demikian pula dalam upaya mewujudkan masyarakat Indonesia yang berkualitas tinggi tidak bisa lepas dari pendidikan, karena pendidikan suatu negara merupakan salah satu indikator untuk menentukan maju tidaknya bangsa tersebut. Kegiatan memajukan pendidikan di Indonesia telah dilakukan antara lain melalui peningkatan pendidikan yang diwujudkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Pada Pasal 1 menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mampu mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual


(16)

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan saat sekarang ini telah menjadi kebutuhan pokok bagi setiap orang untuk menjawab tantangan hidup. Untuk memperoleh pendidikan dan pengetahuan, banyak cara yang bisa ditempuh di antaranya dengan memanfaatkan perpustakaan termasuk perpustakaan sekolah. Konsep pendidikan sekarang tidak lagi menempatkan tenaga pengajar sebagai satu-satunya sumber ilmu pengetahuan, tetapi siswa dapat datang ke perpustakaan untuk memanfaatkan berbagai macam bahan pustaka yang ada di perpustakaan sekolah.

Perpustakaan sekolah bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi masyarakat yang ada di lingkungan sekolah, khususnya para guru dan siswa. Perpustakaan sekolah berperan sebagai sarana dan prasarana untuk menunjang proses belajar mengajar di lembaga pendidikan seperti sekolah. Selain itu, perpustakaan sekolah juga memberikan sumbangan yang sangat berharga dalam upaya meningkatkan aktivitas siswa dan kualitas pendidikan.

Pada saat ini, proses belajar harus diupayakan secara maksimal agar mutu pendidikan meningkat. Hal ini dilakukan karena majunya pendidikan membawa implikasi meluas terhadap pemikiran manusia dalam berbagai bidang, sehingga setiap generasi muda harus belajar banyak untuk menjadi manusia terdidik sesuai dengan tuntutan zaman. Berhasilnya suatu tujuan pendidikan tergantung bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa.

Dalam keseluruhan proses kegiatan di sekolah, proses belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan terutama


(17)

ditentukan oleh proses belajar yang dialami oleh siswa. Siswa yang belajar akan mengalami perubahan baik dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap. Hal ini karena proses belajar mampu menghasilkan manusia-manusia cerdas yang merencanakan, mengatur dan melaksanakan pembangunan nasional, akan tetapi hanya proses belajar yang baik saja yang mampu melakukan itu. Untuk mencapai proses belajar yang baik perlu didukung oleh fasilitas yang memadai seperti adanya perpustakaan sekolah, kurikulum yang cocok, kualitas sumber daya manusia yang kompeten serta sarana dan prasarana yang mendukung dalam proses belajar di sekolah.

SMA Negeri 6 Padang didirikan pada tanggal 14 Januari tahun 1984. Awalnya, sekolah ini merupakan kelas jauh dari SMA Negeri 1 Padang. Sebagai layaknya sekolah filial (cabang), tahun ajaran 1983/1984 proses pembelajaran berlangsung dengan status menumpang di SD Negeri 35 Jembatan Buai, Mata Air. Setahun di sana, pada tahun ajaran 1984/1985 proses pembelajaran berpindah ke SD Negeri 38 Seberang Padang Selatan dengan status kepala sekolah. SMA Negeri 6 yang dirangkap langsung oleh kepala SMAN 1 Padang yang bernama Drs. Rusdi, namun pelaksanaan tugas operasional sekolah saat itu diserahkan kepada Drs. Mahmud. AR. Selanjutnya, tiga bulan lamanya pembelajaran siswa SMA Negeri 6 Padang dipindahkan ke SD Koto Kacia sekarang menjadi SD Negeri 22 Padang.

Awal Oktober 1985, siswa SMA Negeri 6 Padang memiliki gedung sendiri dengan jumlah siswa sebanyak 280 orang. Sarana kelas waktu itu terdiri dari 7 ruang dengan rincian 4 lokal di sebelah selatan dan 3 lokal di sebelah utara. Cikal bakal lokal ini pun dari tahun ke tahun bertambah. Hingga kini ada 27 lokal selain itu ada laboratorium


(18)

komputer, ruang kepala sekolah, ruang guru, Mushalla, laboratorium biologi, laboratorium kimia, ruang OSIS, kantin, kolam ikan, kebun, dan fasilitas lainnya.

SMA Negeri 6 Padang memiliki luas lahan 15.000 m², luas bangunan 9.300 m², jumlah siswa 865 orang, jumlah guru 70 orang dan 20 orang pegawai non-Tendik. Sekolah ini memiliki hutan sekolah, kebun buah naga, kebun buah markisa,

green house, 6 ga zebo, lesehan, sumur serapan 6 buah, 2 TOGA, komposter 37 titik lubang biopori 21 lubang, 2 kolam ikan, galeri, dan bank sampah.

Perpustakaan SMA Negeri 6 Padang didirikan pada tahun 1992, perpustakaan ini berada di bawah naungan sekolah tersebut. Awalnya gedung perpustakaan SMA Negeri 6 Padang ini bergabung dengan ruang komputer, akan tetapi saat sekarang ini gedung

perpustakaan telah berdiri sendiri dengan luas bangunan 220 m2. Keberadaan

perpustakaan di SMA Negeri 6 Padang sebagai salah satu penunjang proses belajar siswa. Koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan SMA Negeri 6 Padang ini sebanyak 1.205 judul terdiri dari koleksi buku teks, referensi, dan koleksi DVD yang digunakan untuk seluruh siswa. Perpustakaan SMA Negeri 6 Padang ini memiliki ruang koleksi peminjaman dan referensi, ruang pengolahan, ruang baca, dan audio visual. Dari sisi SDM perpustakaan SMA Negeri 6 Padang tidak memiliki tenaga pustakawan, akan tetapi hanya dikelola oleh guru honorer.

Berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan oleh peneliti di SMA Negeri 6 Padang, kelas XI dibagi menjadi 2 jurusan yaitu jurusan IPA dan jurusan IPS. Pemberian jurusan ini disesuaikan dengan talenta yang dimiliki, yakni minat dan bakat siswa. Selanjutnya dipertimbangkan dengan kemampuan akademiknya sewaktu kelas X, barulah kemudian ditetapkan jurusan di kelas XI untuk siswa tersebut. Siswa jurusan IPA terlihat lebih disiplin dan lebih serius dalam belajar, namun siswa tersebut tidak semua yang bertingkah demikian akan tetapi sebagian siswa saja dari jurusan IPA yang lebih serius


(19)

dalam melaksanakan proses belajar. Dilihat dari observasi awal terhadap siswa jurusan IPS mereka lebih banyak bercanda, keluyuran ke kelas lain, dan mereka terlihat lebih

santai dalam belajar. Kurangnya pemahaman siswa dalam belajar kemungkinan

disebabkan kesulitan siswa mengingat kembali pelajaran yang telah lama dan kurangnya kreativitas guru untuk mengingatkan kembali materi yang telah lama diajarkan. Selain itu kurangnya perhatian guru terhadap siswa dalam melakasanakan proses pembelajaran dan guru lebih terfokus kepada materi yang akan diajarkan, sehingga membuat siswa mengalami kejenuhan dan kebanyakan dari siswa tersebut mencari kesibukan sendiri. Walaupun proses belajar mereka berbeda tetapi rasa ingin tau mereka terhadap pendidikan lumayan baik, terbukti dari data pengunjung Perpustakaan SMA Negeri 6 Padang dari bulan September sampai bulan

Desember berjumlah 33 orang dari kelas X, 71 orang dari kelas XI, dan 58 dari kelas XII.

Berdasarkan observasi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti, diperoleh kenyataan yang menunjukkan adanya permasalahan dalam proses belajar di SMA Negeri 6 Padang. Permasalahan yang dihadapi dalam proses belajar saat sekarang ini adalah lemahnya proses pembelajaran, terbukti dari nilai ujian semester ganjil tahun ajaran 2014/2015 yang diperoleh siswa kelas XI yang berjumlah 9 kelas dengan nilai rata-rata 69,45 pada bidang studi bahasa Indonesia, 74,48 pada bidang studi bahasa Inggris, dan 72,97 pada bidang studi matematika.

Salah satu cara agar siswa mampu mengingat dan memahami pelajaran yaitu dengan cara memanfaatkan perpustakaan sekolah. Pemanfaatan perpustakan sekolah saat ini masih kurang, karena siswa hanya dapat memanfaatkannya pada jam istirahat saja. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis


(20)

tertarik untuk melakukan penelitian tentang “pengaruh perpustakaan sekolah terhadap proses belajar siswa di SMA Negeri 6 Padang”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah ada pengaruh perpustakaan sekolah terhadap proses belajar siswa di SMA Negeri 6 Padang?

2. Apakah perpustakaan sekolah berkontribusi terhadap proses belajar siswa di SMA Negeri 6 Padang?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh perpustakaan sekolah terhadap proses belajar siswa di SMA Negeri 6 Padang.

2. Untuk mengetahui kontribusi perpustakaan sekolah terhadap proses belajar siswa di SMA Negeri 6 Padang.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari hasil penelitian ini adalah untuk dapat memberikan manfaat bagi:

1. Perpustakaan SMA Negeri 6 Padang, sebagai bahan masukan dalam menetapkan kebijakan untuk meningkatkan kualitas dalam proses belajar siswa.

2. Peneliti selanjutnya, sebagai sumber informasi dan referensi dalam melakukan penelitian pada masalah yang sama atau berkaitan.


(21)

3. Peneliti, untuk menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman dalam meneliti tentang pengaruh perpustakaan sekolah terhadap proses belajar siswa di SMA Negeri 6 Padang.

1.5 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah “terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara perpustakaan sekolah terhadap proses belajar siswa di SMA Negeri 6 Padang”.


(22)

BAB II

KERANGKA TEORETIK

2.1 Pengertian Belajar

Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan semua orang tanpa mengenal batas usia dan berlangsung seumur hidup (long live lea rning). Belajar merupakan kebutuhan pokok, karena belajar merupakan suatu hal yang sangat penting. Belajar itu tidak mengenal batas usia, proses, kejadian, dan tempat. Belajar akan membuat seseorang mampu berinteraksi dengan orang lain bahkan dengan lingkungannya sendiri. Selain itu, belajar juga memberi pengalaman baru buat seseorang untuk memecahkan permasalahan yang dihadapinya baik sekarang maupun yang akan datang. Menurut Siregar (Siregar dan Nara 2010, 3) belajar merupakan sebuah proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi (bahkan dalam kandungan) hingga liang lahat. Salah satu pertanda seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingah laku dalam dirinya.

Belajar merupakan suatu proses atau usaha yang dilakukan tiap individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan maupun sikap dan nilai yang positif sebagai pengalaman untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari. Menurut Hintzman yang dikutip oleh Syah (2012, 65) belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme, manusia atau hewan disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut. Sedangkan menurut Vernon S. Gerlach dan Donal P. Ely yang dikutip oleh Arsyad (2011, 3) belajar


(23)

adalah perubahan perilaku, sedangkan perilaku itu adalah tindakan yang dapat diamati. Dengan kata lain perilaku adalah suatu tindakan yang dapat diamati atau hasil yang diakibatkan oleh tindakan atau beberapa tindakan yang dapat diamati. Selain itu belajar menurut Whittaker yang dikutip oleh Djamarah (2011, 12) belajar adalah proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.

Menurut beberapa pendapat ahli tersebut, dapat dikatakan bahwa pengertian belajar adalah proses atau usaha yang dilakukan, diperoleh dari pengalaman, atau latihan oleh setiap individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai postif yang dapat diamati.

2.1.1 Proses Belajar

Proses belajar secara umum dapat diartikan sebagai suatu proses di mana terdapat perubahan tingkah laku pada diri siswa baik dari aspek pengetahuan, sikap dan psikomotor yang dihasilkan dari pentransferan dengan cara pengkondisian situasi belajar serta bimbingan untuk mengarahkan siswa sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Chaplin dan Reber yang dikutip oleh Syah (2012, 109) proses adalah suatu perubahan yang menyangkut perilaku atau kejiwaan. Dalam psikologi belajar proses berarti cara-cara khusus yang dengannya beberapa perubahan yang ditimbulkan hingga tercapainya hasil-hasil tertentu. Jadi proses belajar dapat diartikan sebagai tahapan perubahan tingkah laku kognitif, afektif, dan psikomotor yang terjadi dari siswa. Proses belajar yaitu


(24)

dimensi cara menguasai pengetahuan dan cara menghubungkan pengetahuan baru dengan struktur yang telah ada.

Proses belajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan. Peristiwa belajar banyak berakar pada berbagai pandangan dari konsep, oleh karena itu perwujudan proses belajar dapat terjadi dalam berbagai model. Menurut Bruner yang dikutip oleh Nasution (2011, 9) proses belajar dapat dibedakan menjadi tiga fase atau episode, yakni (1) informasi, (2) transformasi, (3) evaluasi.

Perta ma, informasi. Dalam tiap pelajaran kita peroleh sejumlah informasi, ada

yang menambah pengetahuan yang kita miliki, ada yang memperhalus dan memperdalamnya, ada pula informasi yang bertentangan dengan apa yang telah kita ketahui sebelumnya, misalnya bahwa tidak ada energi yang lenyap. Kedua, transformasi. Informasi itu harus dianalisis, diubah atau ditransformasi ke dalam bentuk yang lebih abstrak atau kenseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal yang lebih luas. Dalam hal ini bantuan guru sangat diperlukan. Ketiga, evaluasi. Kemudian kita nilai hingga manakah pengetahuan yang kita peroleh dan transformasi itu dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain.

Sedangkan menurut Cronbach yang dikutip oleh Sukmadinata (2011, 157) unsur utama dalam proses belajar, yaitu (1) Tujuan. Belajar dimulai karena adanya suatu tujuan yang ingin dicapai. Tujuan itu muncul untuk memenuhi suatu kebutuhan. (2) Kesiapan. Untuk dapat melakukan perbuatan belajar dengan baik, seseorang perlu memiliki kesiapan baik kesiapan fisik dan kesiapan psikis, kesiapan yang berupa kematangan untuk melakukan sesuatu, maupun penguasaan pengetahuan dan kecakapan-kecakapan yang mendasarinya. (3) Situasi. Kegiatan


(25)

belajar berlangsung dalam suatu situasi belajar. Dalam situasi belajar ini terlibat tempat, lingkungan sekitar, alat dan bahan yang dipelajari, orang-orang yang turut tersangkut dalam kegiatan belajar serta kondisi siswa yang belajar. (4) Respons. Berpegang kepada hasil dari interpretasi apakah individu mungkin atau tidak mungkin mencapai tujuan yang diharapkan, maka ia akan memberikan respons. (5) Konsekuensi. Setiap usaha akan membawa hasil, akibat atau konsekuensi entah itu keberhasilan atau kegagalan, demikian juga dengan respons atau usaha belajar siswa. (6) Reaksi terhadap kegagalan. Selain keberhasilan, kemungkinan lain yang diperoleh siswa dalam belajar adalah kegagalan.

Menurut beberapa pendapat ahli tersebut, dapat dikatakan bahwa proses belajar merupakan cara-cara khusus yang dengannya beberapa perubahan ditimbulkan seperti tahapan perubah tingkah laku, kognitif, afektif, dan psikomotor pada individu yang perwujudannya dapat terjadi dalam berbagai model dengan unsur utamanya yaitu tujuan, kesiapan, situasi, interpretasi, respons, konsekuensi, dan reaksi.

2.1.2 Tujuan Belajar

Tujuan belajar adalah untuk mengetahui sejumlah hasil belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah melakukan tugas belajar yang umumnya meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap yang baru dan diharapkan tercapai oleh siswa. Dalam hal ini tujuan besar dari belajar adalah mencari informasi yang dibutuhkan oleh masing-masing individu dengan tujuan untuk memperluas wawasan yang bermanfaat dan berguna di masa mendatang. Menurut Sardiman (2009, 26-28) dalam bukunya menjelaskan bahwa belajar memiliki 3 tujuan yaitu


(26)

(1) untuk mendapatkan pengetahuan; (2) penanaman konsep dan keterampilan; (3) pembentukan sikap. Pengertian ini menitikberatkan pada interaksi antara individu dengan lingkungan. Di dalam interaksi inilah terjadi serangkaian pengalaman-pengalaman belajar. Tujuan belajar merupakan hal yang penting dalam sistem pembelajaran, yakni merupakan suatu komponen sistem yang efektif.

Tujuan belajar merupakan suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsungnya proses belajar. Tujuan belajar yang utama ialah bahwa apa yang dipelajari itu berguna di kemudian hari, yakni membantu kita untuk dapat belajar terus dengan cara yang lebih mudah. Hal ini dikenal dengan transfer belajar (Nasution 2011, 3). Sedangkan menurut Hamalik (2008, 73-75), tujuan belajar terdiri dari tihga komponen:

1. Tingkah laku terminal. Tingkah laku terminal adalah komponen tujuan belajar yang menentukan tingkah laku siswa setelah belajar.

2. Kondisi-kondisi tes. Komponen kondisi tes tujuan belajar menentukan situasi di mana siswa dituntut untuk mempertunjukkan tingkah laku terminal.

3. Ukuran-ukuran perilaku. Komponen ini merupakan suatu pernyataan tentang ukuran yang diguakan untuk membuat pertimbangan mengenai perilaku siswa.

Menurut beberapa pendapat ahli tersebut, dapat dikatakan bahwa tujuan belajar adalah deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai dan berguna di kemudian hari setelah berlangsungnya proses belajar seperti mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan keterampilan, serta pembentukan sikap yang bertitikberat kepada interaksi antara individu dengan lingkungannya.


(27)

Sintesis; yang dimaksud dengan proses belajar adalah tahapan perubahan tingkah laku kognitif, afektif, dan psikomotor yang terjadi dari siswa, dengan indikator sebagai berikut:

1. Kesiapan 2. Situasi 3. Evaluasi 4. Respons 5. Konsekuensi

2.2 Perpustakaan Sekolah

Dewasa ini perpustakaan telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan lembaga pendidikan. Sekolah mempunyai peran yang sangat penting dalam pendidikan. Sekolah memerlukan berbagai fasilitas untuk menunjang proses belajar, salah satu di antaranya adalah perpustakaan sekolah. Perpustakaan sekolah merupakan jantung atau urat nadi bagi suatu instansi atau lembaga pendidikan. Menurut Supriyadi yang dikutip oleh Bafadal (2008, 4) perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang diselenggarakan di sekolah guna menunjang program belajar mengajar di lembaga pendidikan formal tingkat sekolah baik sekolah dasar maupun sekolah menengah, baik sekolah umum maupun sekolah lanjutan. Sedangkan menurut Mudyana dan Royani yang dikutip oleh Sinaga (2011, 16) perpustakaan sekolah ialah sarana penunjang pendidikan yang bertindak di satu pihak sebagai pelestari ilmu pengetahuan, dan di lain pihak sebagai sumber bahan pendidikan yang akan diwariskan kepada generasi yang lebih muda.


(28)

Pada umumnya masyarakat di lingkungan sekolah beranggapan bahwa perpustakaan sekolah merupakan tempat mengumpulkan dan menyimpan baha n-bahan pustaka saja. Sebenarnya perpustakaan sekolah merupakan sumber informasi terbesar yang ada di lingkungan sekolah. Perpustakaan sekolah merupakan salah satu sarana dan fasilitas penyelenggaraan pendidikan, sehingga setiap sekolah semestinya memiliki perpustakaan yang memadai (Sutarno 2006, 39-40). Bukan hanya sebagai pusat dan sumber informasi saja, perpustakaan sekolah merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari lembaga induknya. Perpustakaan sekolah merupakan salah satu sarana dalam mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap murid-murid (Bafadal 2008, 150).

Menurut beberapa pendapat ahli tersebut, dapat dikatakan bahwa perpustakaan sekolah merupakan salah satu pusat dan media untuk menunjang proses belajar. Perpustakaan sekolah juga merupakan institusi pengelola dalam melestarikan bahan pustaka. Selain itu juga sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan, penelitian, informasi, keterampilan, dan rekreasi bagi pemustaka. 2.2.1 Tujuan Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah berperan sebagai media pendidikan, tempat belajar, sumber informasi, dan sarana untuk menunjang proses belajar di sekolah. Perpustakaan sekolah diadakan bukan hanya sekedar untuk tempat penyimpanan bahan pustaka, perpustakaan sekolah diadakan untuk memenuhi kebutuhan pemustaka yang berada di lingkungan sekolah. Penyelenggaran perpustakaan sekolah bukan hanya untuk mengumpulkan dan menyimpan bahan-bahan pustaka, tetapi dengan adanya penyelenggaraan perpustakaan sekolah diharapkan dapat


(29)

membantu murid-murid dan guru menyelesaikan tugas-tugas dalam proses belajar mengajar (Bafadal 2008, 5). Tujuan didirikannya perpustakaan sekolah tidak terlepas dari tujuan diselenggarakannya pendidikan sekolah secara keseluruhan, yaitu untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik atau siswa.

Menurut Yusuf (Yusuf dan Suhendar 2007, 3), tujuan diadakannya perpustakaan sekolah yaitu:

1. Mendorong dan mempercepat proses penguasan teknik membaca para siswa.

2. Membantu menulis kreatif bagi para siswa dengan bimbingan guru dan pustakawan.

3. Menumbuh kembangkan minat dan kebiasaan membaca para siswa.

4. Menyediakan berbagai macam informasi untuk kepentingan pelaksanaan kurikulum.

5. Mendorong, menggairahkan, memelihara, dan memberi semangat membaca dan semangat belajar bagi para siswa.

6. Memperluas, memperdalam, dan memperkaya pengalaman belajar siswa dengan membaca buku dan koleksi lain yang mengandung ilmu pengetahuan dan teknologi yang disediakan oleh perpustakaan.

7. Memberikan hiburan sehat untuk mengisi waktu senggang melalui kegiatan membaca, khususnya buku-buku dan sumber bacaan lain yang bersifat kreatif dan ringan, seperti fiksi, cerpen, dan lainnya.

Lembaga pendidikan harus mampu mengikuti perkembangan sesuai dengan perkembangan ilmu pendidikan. Perpustakaan sekolah adalah salah satu sarana yang menunjang lembaga tersebut untuk dapat mengikuti perkembangan dunia pendidikan. Untuk itu, perpustakaan sekolah merupakan salah satu pusat ilmu pengetahuan yang dapat menunjang proses belajar di sekolah. Perpustakaan merupakan salah satu sarana pendidikan yang turut menentukan pencapaian lembaga penaungannya (Sinaga 2011, 16).

Menurut beberapa pendapat ahli tersebut, dapat dikatakan bahwa perpustakaan sekolah selain menjadi tempat penyimpanan bahan pustaka juga


(30)

berfungsi sebagai penarik minat baca bagi siswa dan sarana hiburan dalam memanfaatkan waktu luang. Dengan adanya perpustakaan sekolah, kebutuhan informasi yang hendak dicari oleh pemustaka dapat terpenuhi. Perpustakaan sekolah berfungsi sebagai media pendidikan yang membekali siswa dalam memenuhi pengetahuannya serta dapat menunjang pencapaian maksimal bagi siswa untuk mendapatkan hasil dan prestasi yang lebih baik.

2.2.2 Fungsi Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah merupakan bagian penting dari program pendidikan sehingga berpengaruh bagi program pendidikan secara menyeluruh. Perpustakaan sekolah dijadikan komponen yang tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan komponen pendidikan di lingkungan sekolah. Menurut Saleh (Saleh dan Komalasari 2010, 1.12) salah satu fungsi perpustakaan sekolah adalah untuk mencerdaskan kehidupan masyarakat. Selain itu, perpustakaan sekolah juga berfungsi sebagai sarana yang turut menentukan proses belajar sekaligus memberikan warna dalam proses interaktif edukatif yang lebih efektif dan efisien sesuai dengan misi serta visi yang diemban oleh perpustakaan sekolah tersebut.

Sedangkan menurut Yusuf (Yusuf dan Suhendar 2007, 4-6) perpustakaan sekolah memiliki empat fungsi umum yaitu edukatif, informatif, kreasi dan riset atau penelitian sederhana. Perta ma, fungsi edukatif. Maksudnya secara keseluruhan segala fasilitas dan sarana yang ada pada perpustakaan sekolah terutama koleksi yang dikelolanya banyak membantu para siswa sekolah untuk belajar dan memperoleh kemampuan dasar dalam mentransfer konsep-konsep pengetahuan sehingga di kemudian hari para siswa memiliki kemampuan untuk


(31)

mengembangkan dirinya lebih lanjut. Kedua, fungsi informatif. Ini berkaitan dengan mengupayakan penyediaan koleksi perpustakaan yang bersifat “memberi tahu” akan hal-hal yang berhubungan dengan kepentingan para siswa dan guru.

Ketiga, fungsi rekreasi. Dimaksudkan bahwa dengan disediakannya koleksi yang

bersifat ringan seperti surat kabar, majalah umum, buku-buku fiksi, dan sebagainya diharapkan dapat menghibur pembacanya di saat yang memungkinkan. Keempa t, fungsi riset atau penelitian. Maksudnya adalah koleksi perpustakaan sekolah bisa dijadikan bahan untuk membantu dilakukannya kegiatan penelitian sederhana.

Menurut beberapa pendapat ahli tersebut, dapat dikatakan bahwa perpustakaan sekolah merupakan sumber informasi terbesar yang ada di lingkungan sekolah. Perpustakaan sekolah berfungsi tidak hanya sebagai tempat menyimpan bahan pustaka saja, akan tetapi perpustakaan sekolah merupakan sarana rekreasi dan riset dalam suatu penelitian. Perpustakaan sekolah berfungsi sebagai pusat sumber belajar, perpustakaan juga berfungsi membantu program pendidikan pada umumnya sesuai dengan tujuan kurikulum masing-masing untuk mengembangkan kemampuan siswa menggunakan sumber informasi.

2.2.3 Manfaat Perpustakaan Sekolah

Manfaat perpustakaan sekolah bukan hanya sebagai tempat untuk mengumpulkan dan menyimpan bahan-bahan pustaka, tetapi dengan adanya perpustakaan sekolah diharapkan dapat membantu siswa untuk menyelesaikan tugas-tugas dalam proses belajar. Perpustakaan sekolah sangat bermanfaat dalam menunjang penyelenggaraan dan proses belajar, oleh karena itu pada prinsipnya


(32)

setiap sekolah diwajibkan menyediakan perpustakaan dan merupakan bagian dari kegiatan sekolah. Perpustakaan sekolah tampak bermanfaat apabila koleksi yang ada dimanfaatkan secara optimal dan benar-benar memperlancar penerapan tujuan proses belajar mengajar di sekolah (Bafadal 2008, 5).

Perpustakaan di suatu lembaga pendidikan sangat bermanfaat karena dapat membantu dan meningkatkan tugas para pendidik dan juga membantu siswa dalam proses belajarnya. Keberadaan perpustakaan di sekolah diharapkan mampu meningkatkan kualitas pendidikan. Beberapa manfaat dari keberadaan perpustakaan sekolah adalah untuk merangsang minat membaca siswa, karena membaca merupakan sumber pengetahuan yang besar. Menurut Bafadal (2008, 5-6) manfaat perpustakaan secara terinci baik yang diselenggarakan di sekolah dasar maupun di sekolah menengah sebagai berikut:

1. Perpustakaan sekolah dapat menimbulkan kecintaan murid-murid terhadap membaca.

2. Perpustakaan sekolah dapat memperkaya pengalaman belajar murid-murid.

3. Perpustakaan sekolah dapat menanamkan kebiasaan belajar mandiri yang akhirnya murid-murid mampu belajar mandiri.

4. Perpustakaan sekolah dapat mempercepat proses penguasaan teknik membaca.

5. Perpustakaan sekolah dapat membantu perkembangan kecakapan berbahasa.

6. Perpustakaan sekolah dapat melatih murid-murid ke arah tanggung jawab. 7. Perpustakaan sekolah dapat memperlancar murid-murid dalam

menyelesaikan tugas-tugas sekolah.

8. Perpustakaan sekolah dapat membantu guru-guru dalam menemukan sumber pengajaran.

9. Perpustakaan sekolah dapat membantu murid-murid, guru-guru, dan anggota staf sekolah dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.


(33)

lingkungan sekolah salah satunya dengan memanfaatkan koleksi yang ada di perpustakaan secara optimal untuk menunjang proses belajar. Tidak hanya itu, perpustakaan sekolah sangat bermanfaat sekali bagi siswa di antaranya menimbulkan kecintaan siswa dalam membaca, menunjang proses belajar siswa, mengajarkan siswa belajar mandiri serta mempercepat penguasaan teknik membaca dan perkembangan kecakapan berbahasa.

2.2.4 Tenaga Pengelola Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan bukanlah suatu tempat penyimpanan informasi yang bekerja secara otomatis. Perpustakaan lebih merupakan suatu sistem informasi yang di dalamnya melibatkan banyak aspek, baik itu benda dan terutama sekali manusia. Suatu hal yang sangat menentukan dalam peningkatan kualitas layanan adalah sumber daya manusia yang terdapat di perpustakaan, dalam hal ini yang berperan penting adalah pustakawan. Pustakawan adalah orang yang berhubungan dengan pustaka, sedangkan pustaka sinonim dari kata buku. Oleh karena itu, pustakawan selalu berhubungan dengan buku, sedangkan buku ada di perpustakaan, di sekolah, di toko buku, rumah. Dalam arti yang sangat sederhana pustakawan ialah seseorang yang bekerja di perpustakaan (Hasugian 2009, 137).

Pustakawan merupakan tenaga pengelola perpustakaan, oleh karena itu pustakawan harus pandai dalam mengelola semua yang ada di perpustakaan. Supaya dapat melaksanakan tugas-tugas dengan baik, maka petugas perpustakaan butuh pembinaan. Pembinaan petugas perpustakaan sekolah adalah segenap usaha yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan moral kerja petugas perpustakaan sekolah (Darmono 2007, 258). Pustakawan merupakan


(34)

sumber daya manusia yang sangat berperan dalam penyelenggaraan perpustakaan sekolah. Peran pustakawan selama ini membantu pengguna untuk mendapatkan informasi dengan cara mengarahkan agar pencarian informasi dapat efisien, efektif, tepat sasaran, serta tepat waktu.

Menurut beberapa pendapat ahli tersebut, dapat dikatakan bahwa perpustakaan merupakan sistem informasi yag melibatkan banyak aspek di antaranya adalah sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang dimaksud adalah pustakawan. Pustakawan adalah orang yang berperan penting dalam mengelola perpustakaan. Supaya dapat melaksanakan tugas-tugas dengan baik, maka pustakawan membutuhkan pembinaan. Pembinaan yang dilakukan kepada pustakawan bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan moral kerja petugas perpustakaan sekolah.

2.2.5 Koleksi Perpustakaan Sekolah

Kesiapan perpustakaan sekolah dalam menyediakan koleksi yang dibutuhkan oleh siswa dan guru harus tetap dilakukan, karena ketersediaan koleksi tersebut sangat berpengaruh dalam menunjang proses belajar. Pemenuhan kebutuhan tersebut tidak terlepas dari jumlah koleksi yag memadai dan relevan. Koleksi dasar perpustakaan sekolah adalah koleksi pertama yang harus dimiliki pada waktu sekolah memulai membangun koleksi perpustakaannya. Menurut Standar Nasional Indonesia (2009, 1) koleksi perpustakaan sekolah adala h semua materi perpustakaan yang dikumpulkan, diolah, disimpan, ditemukembali dan didayagunakan bagi pengguna untuk memenuhi kebutuhan informasi untuk pembelajaran. Koleksi perpustakaan sekolah harus dapat secara mudah


(35)

didayagunakan oleh setiap pemustaka, karena itu pustakawan harus memproses dan menyelenggarakan sistem peminjaman yang praktis serta disesuaikan dengan kondisi staf dan keperluan pemustaka. Koleksi perpustakaan atau Libra ry

collection diartikan sebagai keseluruhan bahan-bahan pustaka yang dibina dan

dikumpulkan oleh suatu perpustakaan melalui upaya pembelian, sumbangan, pertukaran, atau membuat sendiri dengan tujuan untuk disajikan dan didayagunakan oleh seluruh pemakai perpustakaan (Sinaga 2011, 37-38).

Jenis koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan sekolah harus beraneka ragam, supaya dapat memenuhi kebutuhan informasi siswa dan guru dalam menunjang proses belajar. Menurut Yusuf (Yusuf dan Suhendar 2007, 23) jenis koleksi perpustakaan sekolah terdiri dari bahan buku dan bahan nonbuku. Bahan buku umumnya terbuat dari kertas sebagai media rekam informasi. Bahan ini lebih praktis, luwes, dan dapat dibawa kemana-mana. Contoh dari bahan buku yaitu buku teks, buku ajar, buku referensi, buku paket, majalah, koran, jurnal, dan lainnya. Sedangkan bahan nonbuku yang biasa disebut sebagai bahan audiovisual merupakan bahan yang dibuat dari hasil teknologi elektronik bukan bahan hasil cetakan dari kertas. Contoh dari bahan nonbuku yaitu film, kaset video, tape recorder, mikrofis, CD dan lainnya. Sedangkan menurut Sutarno (2006, 82) secara umum koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan ada dua bagian utama yaitu:

1. Bahan pustaka yang tercetak, yang termasuk dalam kelompok ini buku teks, surat kabar, majalah, buletin, pamphlet, kamus, ensiklopedia, direktori, almanak, indeks, bibliografi, buku tahunan, buku pedoman, dan lain-lain.

2. Bahan pustaka yang terekam, yang termasuk dalam kelompok ini slide, kaset audio, kaset video, film, strip, CD, VCD, dan lain-lain.


(36)

Sumber informasi yang berada di perpustakaan sekolah dapat membantu pengembangan ilmu pengetahuan bagi siswa, tidak terkecuali bagi guru. Jumlah koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan harus dapat memenuhi kebutuhan guru dan siswa dalam menunjang proses belajar. Jumlah koleksi yang ada di perpustakaan sekolah harus menitikberatkan kepada fungsi perpustakaan dalam memberikan informasi. Menurut Perpustakaan Nasional RI (2001, 12) jumlah koleksi dasar perpustakaan sekolah minimal 1000 judul, terdiri dari berbagai disiplin ilmu atau pelajaran sesuai sekolah yang bersangkutan.

Menurut beberapa pendapat ahli tersebut, dapat dikatakan bahwa kebutuhan informasi berbanding lurus dengan ketersediaan jumlah koleksi yang memadai dan relevan. Semakin banyak jumlah koleksi yang ada di perpustakaan, maka kebutuhan informasi dalam menunjang proses belajar juga semakin terpenuhi. Koleksi perpustakaan adalah keseluruhan bahan pustaka di perpustakaan yang diperoleh baik dengan cara dibeli, sumbangan, maupun pertukaran untuk didayagunakan oleh pemustaka. Jenis koleksi dapat berupa buku dan nonbuku yang berasal dari berbagai disiplin ilmu sehingga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan informasi para siswa dan guru.

2.2.6 Pelayanan Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sebagai sumber belajar seharusnya juga mampu memberikan layanan yang baik bagi pemustaka. Layanan yang baik ini berguna untuk menciptakan kenyaman, bukan hanya bagi siswa saja akan tetapi juga dapat dirasakan oleh guru sebagai pendidik. Aktifitas layanan yang diberikan kepada pemustaka harus dapat memenuhi kebutuhan informasi bagi guru dan siswa.


(37)

Perpustakaan harus dapat melayani kebutuhan informasi untuk menunjang proses belajar dengan menyediakan berbagai macam sumber informasi bagi guru dan siswa. Layanan perpustakaan yang diberikan kepada pemustaka merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari layanan teknis dan layanan jasa. Kegiatan perpustakaan dalam memberikan pelayanan yang baik akan memberikan citra yang baik pula terhadap perpustakaan. Menurut Sutarno (2006, 90) layanan yang diberikan oleh perpustakaan tersebut mampu menciptakan rasa nyaman bagi pengguna perpustakaan. Adapun layanan perpustakaan tersebut:

1. Layanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan pengguna perpustakaan. 2. Berorientasi kepada pengguna perpustakaan.

3. Berlangsung cepat waktu dan tepat sasaran. 4. Berjalan mudah dan sederhana.

5. Murah dan ekonomis.

6. Menarik dan menyenangkan dan menimbulkan rasa empati. 7. Bervariatif.

8. Mengundang rasa ingin kembali. 9. Ramah tamah.

10.Bersifat informatif, membimbing, dan mengarahkan, tetapi tidak bersifat menggurui.

11.Mengembangankan hal-hal yang baru/inovatif.

12.Mampu berkompetisi dengan layanan di bidang yang lain.

13.Mampu menumbuhkan rasa percaya bagi pengguna perpustakaan dan bersifat mandiri.

Layanan perpustakaan sekolah memiliki sistem layanan yang langsung melayani guru dan siswa untuk memenuhi kebutuhannya, akan tetapi terdapat beberapa layanan yang tidak dapat langsung digunakan pemustaka. Sistem layanan yang dapat diberikan kepada pengguna perpustakaan untuk memperoleh informasi yang mereka butuhkan, antara lain sistem layanan terbuka dan sistem layanan tertutup.


(38)

Pada perpustakaan sekolah, pemustaka dapat mencari sendiri sumber informasi yang mereka butuhkan. Pada sistem layanan terbuka ini, pemustaka boleh langsung ke rak untuk mencari bahan pustaka yang menunjang proses belajar. Menurut Pujihastuti (Pujihastuti, 2012) dalam sistem layanan terbuka, perpustakaan memberi kebebasan kepada pengunjungnya untuk dapat masuk dan memilih sendiri koleksi yang diinginkannya di rak. Oleh karena itu, penataan ruang koleksi perlunya diperhatikan. Misalnya, rambu-rambu yang menunjukkan lokasi koleksi harus lengkap dan jelas. Jarak antara satu dengan rak yang lain lebih lebar.

Pada perpustakaan sekolah yang menggunakan sistem layanan tertutup, pemustaka tidak diperbolehkan mencari dan mengambil sendiri buku-buku yang dibutuhkan. Menurut Pujihastuti (Pujihastuti, 2012) layanan tertutup memiliki arti pengguna tidak boleh langsung mengambil koleksi bahan pustaka yang diinginkannya di rak, tetapi harus melalui petugas perpustakaan. Pengguna dapat memilih koleksi bahan pustaka yang diinginkannya melalui katalog yang disediakan.

Menurut beberapa pendapat ahli tersebut, dapat dikatakan bahwa pelayanan termasuk suatu hal yang penting. Pelayanan yang baik, tepat sasaran, inovatif, dan berorientasi kepada pemustaka akan menimbulkan rasa nyaman dan rasa empati bagi pemustaka sehingga para pemustaka tersebut akan berkeinginan untuk kembali mengunjungi perpustakaan. Sistem layanan terbagi dua yaitu layanan terbuka dan layanan tertutup. Layanan terbuka adalah layanan yang memberikan kebebasan kepada pemustaka untuk mencari dan menemukan sendiri


(39)

bahan pustaka, sedangkan layanan tertutup adalah layanan yang tidak memperbolehkan pemustaka untuk mengambil sendiri bahan pustaka melainkan melalui petugas perpustakaan dengan terlebih dahulu melihat koleksi yang ada di katalog.

Sintesis; yang dimaksud dengan perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang diselenggarakan di sekolah guna menunjang program belajar mengajar di lembaga pendidikan formal tingkat sekolah baik sekolah dasar maupun sekolah menengah, baik sekolah umum maupun sekolah lanjutan, dengan indikator sebagai berikut:

1. Sarana penunjang pendidikan 2. Sumber bahan pendidikan

3. Sarana dalam mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap 2.3 Kaitan Perpustakaan dengan Proses Belajar

Penyelenggaraan perpustakaan merupakan upaya untuk memelihara dan meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam melaksanakan proses belajar. Perpustakaan yang terorganisir secara baik dan sistematis, secara langsung ataupun tidak langsung dapat memberikan kemudahan bagi proses belajar di sekolah tempat perpustakaan tersebut berada. Perpustakaan sekolah merupakan bagian integral dari program sekolah secara keseluruhan, dimana bersama -sama dengan komponen lainnya turut menentukan keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran (Darmono 2007, 3). Hal ini terkait dengan kemajuan bidang pendidikan dan dengan adanya perbaikan metode belajar yang dirasakan tidak bisa dipisahkan dari masalah penyediaan fasilitas dan sarana pendidikan.


(40)

Perpustakaan sekolah merupakan tempat untuk menemukan berbagai macam jenis informasi. Sumber informasi yang terlibat secara langsung di perpustakaan bisa dalam bentuk cetak maupun noncetak, karena dapat menunjang proses belajar. Menurut Reitz yang dikutip oleh Hasugian (2009, 78) perpustakaan sekolah adalah suatu perpustakaan yang berada pada sekolah dasar sampai dengan sekolah lanjutan baik milik pemerintah maupun swasta yang melayani kebutuhan informasi siswanya, kebutuhan kurikulum dari guru dan staf biasanya dikelola oleh pustakawan sekolah ataupun spesialis media. Perpustakaan sekolah sangat berpengaruh besar dalam menunjang proses belajar siswa. Namun perpustakaan sekolah tidak akan berarti apabila tidak dimanfaatkan secara efektif. Upaya penyelenggaraan perpustakaan sekolah merupakan upaya untuk memelihara dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses belajar-mengajar (Sinaga 2011, 15).

Saat sekarang ini perpustakaan sekolah sudah wajib ada di setiap sekolah, karena keberadaan perpustakaan sekolah sangat banyak manfaatnya bagi masyarakat di lingkungan sekolah. Penyelenggaran perpustakaan sekolah bukan hanya untuk mengumpulkan dan menyimpan bahan-bahan pustaka, tetapi dengan adanya penyelenggaraan perpustakaan sekolah diharapkan dapat membantu murid-murid dan guru menyelesaikan tugas-tugas dalam proses belajar mengajar (Bafadal 2008, 5). Perpustakaan sekolah harus memperhatikan kualitas dan kelengkapan buku-buku yang menjadi koleksinya serta kelengkapan media penunjang seperti komputer untuk pencarian buku. Selain itu, kualitas pelayanan dan kenyamanan tempat juga sangat berpengaruh terhadap kualitas perpustakaan. Apabila faktor-faktor di atas sudah terpenuhi dengan baik, maka keinginan untuk


(41)

mengunjungi perpustakaan pun akan meningkat dan membantu masyarakat di lingkungan sekolah dalam melaksanakan proses belajar.

Menurut beberapa pendapat ahli tersebut, dapat dikatakan bahwa perpustakaan sekolah sudah wajib ada di setiap sekolah karena selain sebagai pusat informasi perpustakan sekolah juga berperan penting dalam menunjang proses belajar. Perpustakaan yang terorganisir dengan baik, efisien, efektif, dan sistematis turut menentukan keberhasilan dalam proses belajar. Pustakawan juga harus memperhatikan kualitas perpustakaan sekolah supaya keberhasilan dalam menunjang proses belajar juga dapat tercapai. Namun apabila perpustakaan sekolah tidak dimanfaatkan secara efektif, maka keberadaan perpustakaan sekolah tersebut tidak akan berarti.

2.4 Penelitian yang Relevan

Menurut Suroso (2009) dengan judul penelitian “Persepsi siswa terhadap perpustakaan dalam menunjang proses belajar mengajar SD 3 Kadipiro Kabupaten Bantul Yogyakarta” dapat diketahui bahwa perpustakaan sekolah dalam menunjang proses belajar mengajar tergolong sangat baik. Penelitian Suroso ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian deskriptif. Suroso menganalisis data menggunakan analisis skor.

Menurut Fitriyani (2010) dengan judul penelitian “Peran perpustakaan sekolah dalam menunjang pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi (studi kasus pada SDN Ciputat VI dan SDN Cempaka Baru II)” dapat diketahui bahwa pelayanan dan koleksi yang ada pada perpustakaan sudah cukup lengkap, siswa maupun guru pun telah memanfaatkan perpustakaan untuk kegiatan belajar


(42)

mengajar sehingga keberadaan perpustakaan sekolah sangat menunjang pelaksanaan KBK dalam meningkatkan prestasi siswa. Penelitian Fitriyani ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian deskriptif. Fitriyani menganalisis data menggunakan skala presentase sederhana.

Menurut Rini (2010) dengan judul penelitian “ Pengaruh pemanfaatan perpustakaan sekolah terhadap prestasi belajar siswa kelas X SMAN 1 Karangdowo tahun ajaran 2009/2010” dapat diketahui bahwa perpustakaan sekolah sangat menunjang prestasi belajar siswa. Penelitian Rini ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian deskriptif. Rini menganalisis data menggunakan analisis statistik.

Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya yaitu sama-sama menggunakan pendekatan kuantitatif untuk melihat adanya pengaruh perpustakaan sekolah terhadap proses belajar mengajar. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya terletak pada analis data. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti menggunakan analisis regresi linear sederhana, sedangkan Suroso menganalisis data menggunakan analisis skor, Fitriyani menganalisis data menggunakan skala presentase sederhana, dan Rini menganalisis data menggunakan analisis statistik.


(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian asosiatif. Peneliti menganalisis data menggunakan analisis regresi linear sederhana karena peneliti ingin melihat pengaruh satu variabel independen (X) terhadap satu variabel dependen (Y), yaitu pengaruh variabel perpustakaan sekolah terhadap proses belajar siswa. Menurut Sugiyono (2008, 57) penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 6 Padang yang beralamat di Jalan Raya Sutan Syahrir, Koto Kaciak No. 11 Mata Air, Padang, Sumatera Barat. 3.3 Populasi dan Sampel

Dalam penelitian kuantitatif, populasi dan sampel merupakan sumber utama untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam mengungkapkan fenomena yang dijadikan fokus penelitian.

3.3.1 Populasi

Menurut Arikunto (2006, 130) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Sedangkan menurut Hasan (2002, 58) populasi adalah totalitas dari semua subjek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas XI (IPA dan IPS) SMA Negeri 6 Padang yang berjumlah 252 orang. Alasan peneliti


(44)

mengambil sampel hanya dari kelas XI, karena siswa kelas XI belum terfokus untuk pelaksanaan UN seperti siswa kelas XII dan sudah dapat dilihat frekuensi perolehan nilainya selama 2 semester sebelumnya yaitu pada kelas X. Adapun perincian dari populasi penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini: Tabel 3.1. Jumlah Siswa SMA Negeri 6 Padang

No. Siswa Jumlah

1 Kelas XI IPA 140

2 Kelas XI IPS 112

Total 252

3.3.2 Sampel

Menurut Arikunto (2006, 131) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sedangkan menurut Hasan (2002, 58) sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi. Untuk mengetahui jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rumus Slovin:

� = N

+ Ne2

Keterangan:

n = ukuran sampel, N = ukuran populasi,

e = kelonggaran atau ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir 5% (Umar 2008, 78).


(45)

� = + , 2

� = + ,

� = ,

� = ,

� = dibulatkan

Untuk menentukan besarnya sampel, maka peneliti menggunakan batas kesalahan yang dapat ditolelir sebesar 5% dan diperoleh sampel sebanyak 155 orang. Populasi pada penelitian ini berstrata, maka teknik pengambilan sampel adalah menggunakan teknik proportiona te stra tified ra ndom sa mpling. Menurut Sugiyono (2008, 120), teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.

Tabel 3.2. Penentuan Sampel Penelitian Berdasarkan Strata

No. Siswa Jumlah Populasi Sampel

1 Kelas XI IPA 140 � = 8 , 86

2 Kelas XI IS 112 = 8,8 69

Total 155

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

1. Angket, yaitu memberikan daftar pernyataan yang berkaitan dengan masalah penelitian kepada responden.


(46)

2. Studi kepustakaan, yaitu mengumpulkan data atau dokumen yang berhubungan dengan masalah penelitian melalui bahan pustaka yang dapat dijadikan sebagai sumber informasi.

3.5 Jenis dan Sumber Data

Adapun jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berasal dari:

1. Data primer yaitu memberikan daftar pernyataan yang berkaitan dengan masalah penelitian kepada responden.

2. Data sekunder yaitu mengumpulkan data atau dokumen yang berhubungan dengan masalah penelitian melalui bahan pustaka yang dapat dijadikan sebagai sumber informasi.

3.6 Definisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan diukur yaitu

independent va ria bel adalah perpustakaan sekolah (variabel X), dan dependent

va ria bel adalah proses belajar (variabel Y). Adapun uraian dari definisi

operasional variabel ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel perpustakaan sekolah (X)

Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang diselenggarakan di sekolah guna menunjang program belajar mengajar di lembaga pendidikan formal tingkat sekolah baik sekolah dasar maupun sekolah menengah, baik sekolah umum maupun sekolah lanjutan. Indikator perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut:


(47)

a. Sarana penunjang pendidikan b. Sumber bahan pendidikan

c. Sarana dalam mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap 2. Variabel proses belajar (Y)

Proses belajar adalah tahapan perubahan tingkah laku kognitif, afektif, dan psikomotor yang terjadi dari siswa. Indikator proses belajar adalah sebagai berikut:

a. Kesiapan b. Situasi c. Evaluasi d. Respons e. Konsekuensi

3.7 Instrumen Penelitian

Prinsip penelitian adalah melakukan pengukuran, oleh karena itu harus ada alat ukur yang digunakan. Alat ukur itu sering disebut sebagai instrumen penelitian, dalam hal ini penulis memilih menggunakan angket. Pada penelitian ini angket disusun dalam bentuk pernyataan dan menggunakan satuan skala Likert. Adapun bentuk setiap jawaban pada skala Likert sebagai berikut:

Jawaban sangat setuju diberi bobot = 5 Jawaban setuju diberi bobot = 4 Jawaban kurang setuju diberi bobot = 3 Jawaban tidak setuju diberi bobot = 2 Jawaban sangat tidak setuju diberi bobot = 1


(48)

Tabel 3.3. Kisi-kisi Variabel Perpustakaan Sekolah dan Variabel Proses Belajar

Variabel Indikator No. Item Jumlah

Item 1. Perpustakaan

sekolah

2. Proses belajar

1. Sarana penunjang pendidikan

2. Sumber bahan pendidikan 3. Sarana dalam

mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap 1. Kesiapan 2. Situasi 3. Evaluasi 4. Respons 5. Konsekuensi

1, 2, 3, 4

5, 6, 7, 8 9, 10, 11, 12, 13, 14

1, 2, 3 5, 6, 7, 8 9, 10, 11 13, 14, 15 17, 18, 19, 20 4 4 6 3 4 3 3 4

Total 31

3.7.1. Pengujian Angket

Sebelum pembuatan angket, terlebih dahulu diadakan pengujian angket kepada 30 orang responden yang tidak diikutsertakan sebagai sampel dalam penelitian ini. Pengujian angket ini dimaksudkan supaya peneliti dapat mengetahui apakah angket tersebut layak atau tidak untuk dijadikan sebagai data penelitian.


(49)

3.7.2. Uji Validitas

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid (Sugiyono 2008, 173). Pengujian validitas data dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus dari Pearson yaitu korela si product

moment yang dikutip oleh Arikunto (2006, 273):

r

xy = Σ

√ Σ 2 Σ 2

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi yang dicari

xy = Perkalian dari x dan y

Pengukuran uji validitas menggunakan softwa re SPSS versi17.0 dengan kriteria sebagai berikut:

Jika rhitung > rtabel, maka pernyataan dikatakan valid,

Jika rhitung < rtabel, maka pernyataan dikatakan tidak valid.

3.7.3 Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal dan internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test-retest (stability), equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu (Sugiyono 2008, 183). Pengujian relibialitas data penelitian ini adalah dengan menggunakan uji Cronba ch Alpha. Dasar pengambilan keputusan adalah:


(50)

3.8 Teknik Analisis Data

Analisis data dimaksudkan untuk memahami apa yang terdapat dibalik semua data tersebut dengan mengelompokkannya menjadi suatu yang kompak dan mudah dimengerti serta menemukan pola umum yang timbul dari data tersebut. Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden terkumpul.

3.8.1 Analisis Deskriptif

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel perpustakaan sekolah dan variabel proses belajar, maka data yang dikumpulkan melalui angket selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif mengenai subjek penelitian berdasarkan data. Data yang diperoleh ditabulasi dengan menyusun ke dalam tabel kemudian dihitung persentasenya, selanjutnya dianalisis dan diinterpresentasikan. Cara menghitung presentasi jawaban yang diberikan oleh responden, maka digunakan rumus yang dibuat oleh Hadi (2001, 421):

P = �

� � %

Keterangan:

P = Presentase

f = Jumlah jawaban yang diperoleh n = Jumlah responden

Cara untuk menafsirkan besarnya presentase yang didapatkan dari tabulasi data, maka penulis menggunakan metode penafsiran yang dilakukan oleh Supardi (1979, 20) sebagai berikut:


(51)

1 – 25% = Sebagian kecil 26 – 49% = Hampir setengah

50 = Setengah

51 – 75% = Sebagian besar 76 – 99% = Pada umumnya 100% = Seluruhnya 3.8.2 Uji Normalitas

Untuk menguji normalitas data pada penelitian ini, peneliti menggunakan

uji Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan aplikasi SPSS versi 17.0. Dalam uji

Kolmogorov-Smirnov, untuk menerima atau menolak H0 dengan cara

membandingkan nilai p dengan taraf signifikan 0,05. Kriterianya sebagai berikut: H0 diterima jika nilai p > α atau berdistribusi normal

H0 ditolak jika nilai p < α atau berdistribusi normal

3.8.3 Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari populasi memiliki variasi yang sama. Perhitungan homogenitas dengan uji

Levene Sta tistic menggunakan SPSS versi 17.0. Cara menafsirkan pengujian ini

jika nilai Levene Statistic > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa variasi data adalah homogen.

3.8.4 Analisis Regresi Linear Sederhana

Dalam penelitian ini digunakan analisis regresi linear sederhana untuk mengetahui pengaruh perpustakaan sekolah terhadap proses belajar siswa di SMA Negeri 6 Padang. Menurut Situmorang (Situmorang dan Lutfi 2014, 161) pada regresi sederhana hanya terdapat satu β karena hanya ada satu variabel


(52)

independent, sedangkan pada regresi berganda terdapat lebih dari satu β karena variabel independennya lebih dari satu. Untuk mengukur pengaruh perpustakaan sekolah terhadap proses belajar digunakan analisis regresi linear sederhana dengan menggunakan softwa re SPSS versi 17.0. Adapun regresi linear sederhana dirumuskan sebagai berikut:

Ŷ = α + βx Keterangan:

α = Konstanta, yakni besaran yang tidak berubah, sehingga merupakan lawan dari variabel.

β = Slope parameter, misalnya kenaikan x sebesar satu satuan akan meningkatkan Ŷ sebesar β

x = Variabel independen (perpustakaan sekolah) Ŷ = Variabel dependen (proses belajar)

3.8.5 Uji Parsial (Uji-t)

Pengujian ini dilakukan untuk menentukan tingkat signifikan dari variabel perpustakaan sekolah terhadap variabel proses belajar. Pengujian koefisien regresi variabel perpustakaan sekolah, cara menentukan H0 dan Ha:

a. H0 diterima jika thitung > ttabel (α 0,05), terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan antara perpustakaan sekolah terhadap proses belajar siswa. b. Ha ditolak jika thitung < ttabel (α 0,05), tidak terdapat pengaruh yang positif


(53)

3.8.6 Koefisien Determinasi (R2)

Pengujian kontribusi pengaruh variabel perpustakaan sekolah terhadap variabel proses belajar dapat dilihat dari koefesien determinasi (R2) di mana 0 < R < 1. Hal ini menunjukkan nilai R semakin mendekati nilai 1. Sebaliknya jika nilai R semakin dekat pada nilai 0, maka pengaruh variabel perpustakaan sekolah terhadap variabel proses belajar semakin lemah. Menurut Situmorang (Situmorang dan Lutfi 2014, 163), pedoman pemberian interpretasi koefisien adalah:

Nilai Interpretasi

0,0 – 0,19 Sangat tidak erat

0,2 – 0,39 Tidak erat

0,4 – 0,59 Cukup erat

0,6 – 0,79 Erat


(54)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti berdasarkan angket dan studi kepustakaan. Pada bab ini yang menjadi pembahasan adalah pengumpulan data berdasarkan angket dengan cara memberikan daftar pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Angket diberikan kepada 155 responden yang terdiri dari kelas XI IPA dan kelas XI IPS. Penyebaran angket ini dilakukan untuk mengukur pengaruh perpustakaan sekolah terhadap proses belajar siswa di SMA Negeri 6 Padang.

4.1.1 Pengujian Validitas

Pengujian validitas instrumen bertujuan untuk mengetahui keakuratan atau ketepatan data dari setiap variabel yang diteliti. Pernyataan valid jika pernyataan angket tersebut memang cocok untuk mengukur variabel yang akan diteliti. Adapun tahap yang dilakukan peneliti dalam menguji validitas butir pernyataan dengan mengkorelasikan skor dari setiap butir dengan skor dari total jawaban. Teknik untuk menganlisis dengan menggunakan nilai r Product Moment

Correla tion. Pegujian ini dilakukan kepada 30 responden yang tidak termasuk

dalam sampel penelitian.

Uji validitas instrumen dalam penelitan ini dilakukan dengan membandingkan nilai Correla ted Item-Tota l Correla tion pada setiap butir pernyataan dengan nilai rtabel. Setiap butir pernyataan yang diketahui valid harus


(55)

28 dan menggunakan taraf signifikansi 5%, maka rtabel adalah 0,3610. Jika nilai

Correla ted Item-Tota l Correla tion lebih besar dari 0,3610 maka butir pernyataan

tersebut adalah valid. Adapun hasil pengujian validitas untuk setiap variabel adalah seperti yang tertera pada tabel berikut, untuk pengujian validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 17.0.

Tabel 4.1. Hasil Pengujian Validitas Variabel Perpustakaan Sekolah

Indikator Butir

Pernyataan rtabel rhitung Keterangan

a. Sarana penunjang pendidikan

1 0,3610 0,488 Valid

2 0,3610 0,396 Valid

3 0,3610 0,362 Valid

4 0,3610 0,408 Valid

b. Sumber bahan pendidikan (Cetak dan Non Cetak)

5 0,3610 0,163 Drop

6 0,3610 0,429 Valid

7 0,3610 0,378 Valid

8 0,3610 0,350 Drop

c. Sarana dalam mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap

9 0,3610 0,400 Valid

10 0,3610 0,363 Valid

11 0,3610 0,447 Valid

12 0,3610 0,195 Drop

13 0,3610 0,511 Drop

14 0,3610 0,465 Valid

Sumber: Hasil Penelitian, 2015

Dari Tabel 4.1 dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian validitas instrumen variabel perpustakaan sekolah yang dilakukan terhadap 30 responden ternyata dari variabel perpustakaan sekolah diperoleh 10 butir pernyataan yang dinyatakan valid, yaitu butir pernyataan nomor 1, 2, 3, 4, 6, 7, 9, 10, 11, dan 14.


(56)

Hanya 4 butir pernyataan yang dinyatakan tidak valid (drop) yaitu pernyataan nomor 5, 8, 12, dan 13.

Tabel 4.2. Hasil Pengujian Validitas Variabel Proses Belajar

Indikator Butir

Pernyataan rtabel rhitung Keterangan a. Kesiapan belajar

15 0,3610 0,521 Valid

16 0,3610 0,559 Valid

17 0,3610 0,371 Valid

b. Situasi belajar

18 0,3610 0,270 Drop

19 0,3610 0,328 Drop

20 0,3610 0,408 Valid

21 0,3610 0,379 Valid

c. Evaluasi belajar

22 0,3610 0,626 Valid

23 0,3610 0,723 Valid

24 0,3610 0,643 Valid

d. Respons belajar

25 0,3610 0,785 Valid

26 0,3610 0,594 Valid

27 0,3610 0,088 Drop

e. Konsekuensi belajar

28 0,3610 0,434 Valid

29 0,3610 0,439 Valid

30 0,3610 0,147 Drop

31 0,3610 0,289 Drop

Sumber: Hasil Penelitian, 2015

Dari Tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian validitas instrumen varibel proses belajar yang dilakukan kepada 30 responden ternyata dari variabel proses belajar diperoleh 12 butir pernyataan yang dinyatakan valid, yaitu butir pernyataan nomor 15, 16, 17, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 28, dan 29.


(57)

Hanya 5 butir pernyataan yang dinyatakan tidak valid (drop) yaitu pernyataan nomor 18, 19, 27, 30, dan 31.

4.1.2 Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu alat untuk mengukur suatu angket yang merupakan indikator dari variabel. Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan setelah semua butir pernyataan dinyatakan valid. Reliabilitas instrumen digunakan untuk melihat apakah data yang dikumpulkan menunjukkan konsistensi dan stabilitas data. Uji reliabilitas dilakukan pada masing-masing variabel, hal ini bertujuan untuk melihat variabel yang reliabel. Dasar keputusan untuk mengatakan variabel itu reliabel, jika memiliki nilai Cronba ch Alpha > 0,60. Berikut ini hasil dari pengujian reliabel untuk masing-masing variabel.

Tabel 4.3. Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Perpustakaan Sekolah dan Varibel Proses Belajar

Variabel Nilai Cronba ch Alpha Keterangan

Perpustakaan Sekolah 0,750 Reliabel

Proses Belajar 0,860 Reliabel

Sumber: Hasil Penelitian, 2015

Berdasarkan Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa nilai Cronba ch Alpha dari setiap instrumen variabel pada penelitian ini memiliki nilai > 0,60. Hasil dari nilai di atas dapat dinyatakan bahwa variabel perpustakaan sekolah dan variabel proses belajar adalah reliabel.


(58)

4.2 Analisis Deskriptif

4.2.1 Tanggapan Responden terhadap Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang diselenggarakan di sekolah guna menunjang program belajar mengajar di lembaga pendidikan formal tingkat sekolah baik sekolah dasar maupun sekolah menengah, baik sekolah umum maupun sekolah lanjutan. Adapun indikator untuk mengukur variabel perpustakaan sekolah sebagai berikut: (1) sarana penunjang pendidikan; (2) sumber bahan pendidikan; dan (3) sarana dalam mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Supaya dapat mengetahui tanggapan responden terhadap perpustakaan sekolah dapat dilihat melalui jawaban yang telah dijawab responden pada angket yang telah disebarkan.

4.2.1.1Proses Belajar Siswa ditinjau dari Sarana Penunjang Pendidikan Proses belajar siswa harus terpenuhi dan berjalan dengan baik, maka untuk melihat proses belajar siswa dapat ditinjau dari sarana penunjang pendidikan yang ada di Perpustakaan SMA Negeri 6 Padang. Tanggapan yang diberikan responden dapat kita lihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Perpustakaan Sekolah ditinjau dari Sarana Penunjang Pendidikan

N o

Jawaban Responden

Jum lah

Jum lah

%

SS S KS TS STS

F % F % F % F % F %

1 29 18,7 68 43,9 38 24,5 15 9,7 5 3,2 155 100 2 29 18,7 62 40,0 48 31,0 14 9,0 2 1,3 155 100 3 33 21,3 52 33,5 48 31,0 17 11,0 5 3,2 155 100 4 28 18,1 64 41,3 45 29,0 15 9,7 3 1,9 155 100 Sumber: Data Primer, 2015


(59)

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa jawaban responden dapat dijelaskan sebagai berikut:

Jawaban pernyataan nomor 1 yaitu peralatan yang ada di Perpustakaan SMA Negeri 6 Padang sudah memenuhi kebutuhan belajar siswa dalam beberapa matapelajaran seperti kimia, fisika, biologi, bahasa indonesia, bahasa inggris, geografi, dan olahraga dengan cara menyediakan alat peraga sebagai sarana penunjang proses belajar sebanyak 29 responden (18,7%) menyatakan sangat setuju, 68 responden (43,9%) menyatakan setuju, 38 responden (24,5%) menyatakan kurang setuju, 15 responden (9,7%) menyatakan tidak setuju, dan 5 responden (3,2%) menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan hasil jawaban dari responden dapat disimpulkan bahwa lebih dari setengah siswa SMA Negeri 6 Padang (62,6%) membutuhkan alat peraga di perpustakaan agar dapat memenuhi kebutuhan dalam proses belajar di kelas. Perpustakaan yang memiliki alat peraga yang lengkap dapat memberi pengaruh yang positif dan signifikan dalam peningkatan proses belajar siswa dalam matapelajaran tertentu dengan baik.

Jawaban pernyataan nomor 2 yaitu koleksi Perpustakaan SMA Negeri 6 Padang ikut serta dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah sebanyak 29 responden (18,7%) menyatakan sangat setuju, 62 responden (40,0%) menyatakan setuju, 48 responden (31,0%) menyatakan kurang setuju, 14 responden (9,0%) menyatakan tidak setuju, dan 2 responden (1,3%) menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan hasil jawaban dari responden dapat disimpulkan bahwa lebih dari setengah siswa SMA Negeri 6 Padang (58,7%) menyatakan bahwa koleksi yang ada di Perpustakaan SMA Negeri 6 Padang ikut berperan


(60)

serta dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Perpustakaan yang ikut serta juga dalam peningkatan kualitas pendidikan dapat mempengaruhi proses belajar siswa dengan baik.

Jawaban pernyataan nomor 3 yaitu media yang ada di Perpustakaan SMA Negeri 6 Padang serperti media audio, media visual, dan media audio visual sudah memenuhi kebutuhan siswa dalam proses belajar sebanyak 33 responden (21,3%) menyatakan sangat setuju, 52 responden (33,5%) menyatakan setuju, 48 responden (31,0%) menyatakan kurang setuju, 17 responden (11,0%) menyatakan tidak setuju, dan 5 responden (3,2%) menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan hasil jawaban dari responden dapat disimpulkan bahwa lebih dari setengah siswa SMA Negeri 6 Padang (54,8%) menyatakan bahwa media yang ada di Perpustakaan SMA Negeri 6 Padang seperti media audio, media visual, dan media audio visulal juga ikut berperan serta dalam proses belajar siswa. Perpustakaan yang ikut serta dalam peningkatan kualitas dan mutu pendidikan pendidikan dapat mempengaruhi proses belajar siswa di kelas dengan baik.

Jawaban pernyataan nomor 4 yaitu Perpustakaan SMA Negeri 6 Padang menyediakan meja baca serta kursi untuk kenyamanan siswa dalam mencari informasi yang dibutuhkan sebanyak 28 responden (18,1%) menyatakan sangat setuju, 64 responden (41,3%) menyatakan setuju, 45 responden (29,0%) menyatakan kurang setuju, 15 responden (9,7%) menyatakan tidak setuju, dan 3 responden (1,9%) menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan hasil jawaban dari responden dapat disimpulkan bahwa lebih dari setengah siswa SMA Negeri 6 Padang (59,4%) menyatakan bahwa meja baca serta kursi yang ada di


(1)

Valid STS 2 1.3 1.3 1.3

TS 11 7.1 7.1 8.4

KS 40 25.8 25.8 34.2

S 74 47.7 47.7 81.9

SS 28 18.1 18.1 100.0

Total 155 100.0 100.0

PERNYATAAN 17

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid STS 3 1.9 1.9 1.9

TS 10 6.5 6.5 8.4

KS 37 23.9 23.9 32.3

S 70 45.2 45.2 77.4

SS 35 22.6 22.6 100.0

Total 155 100.0 100.0

PERNYATAAN 18

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid STS 1 .6 .6 .6

TS 12 7.7 7.7 8.4

KS 44 28.4 28.4 36.8

S 76 49.0 49.0 85.8

SS 22 14.2 14.2 100.0


(2)

Valid STS 2 1.3 1.3 1.3

TS 18 11.6 11.6 12.9

KS 38 24.5 24.5 37.4

S 76 49.0 49.0 86.5

SS 21 13.5 13.5 100.0

Total 155 100.0 100.0

PERNYATAAN 20

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid STS 1 .6 .6 .6

TS 11 7.1 7.1 7.7

KS 43 27.7 27.7 35.5

S 78 50.3 50.3 85.8

SS 22 14.2 14.2 100.0

Total 155 100.0 100.0

PERNYATAAN 21

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid STS 5 3.2 3.2 3.2

TS 12 7.7 7.7 11.0

KS 36 23.2 23.2 34.2

S 73 47.1 47.1 81.3


(3)

Valid STS 5 3.2 3.2 3.2

TS 16 10.3 10.3 13.5

KS 33 21.3 21.3 34.8

S 76 49.0 49.0 83.9

SS 25 16.1 16.1 100.0

Total 155 100.0 100.0

PERNYATAAN 23

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid STS 5 3.2 3.2 3.2

TS 11 7.1 7.1 10.3

KS 41 26.5 26.5 36.8

S 73 47.1 47.1 83.9

SS 25 16.1 16.1 100.0

Total 155 100.0 100.0

PERNYATAAN 24

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid STS 1 .6 .6 .6

TS 20 12.9 12.9 13.5

KS 39 25.2 25.2 38.7

S 65 41.9 41.9 80.6

SS 30 19.4 19.4 100.0


(4)

Valid STS 10 6.5 6.5 6.5

TS 16 10.3 10.3 16.8

KS 46 29.7 29.7 46.5

S 53 34.2 34.2 80.6

SS 30 19.4 19.4 100.0

Total 155 100.0 100.0

PERNYATAAN 26

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid STS 5 3.2 3.2 3.2

TS 14 9.0 9.0 12.3

KS 38 24.5 24.5 36.8

S 59 38.1 38.1 74.8

SS 39 25.2 25.2 100.0

Total 155 100.0 100.0

PERNYATAAN 27

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid STS 3 1.9 1.9 1.9

TS 38 24.5 24.5 26.5

KS 40 25.8 25.8 52.3

S 35 22.6 22.6 74.8


(5)

Valid STS 3 1.9 1.9 1.9

TS 26 16.8 16.8 18.7

KS 37 23.9 23.9 42.6

S 41 26.5 26.5 69.0

SS 48 31.0 31.0 100.0

Total 155 100.0 100.0

PERNYATAAN 29

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid STS 2 1.3 1.3 1.3

TS 8 5.2 5.2 6.5

KS 39 25.2 25.2 31.6

S 58 37.4 37.4 69.0

SS 48 31.0 31.0 100.0

Total 155 100.0 100.0

PERNYATAAN 30

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid STS 2 1.3 1.3 1.3

TS 25 16.1 16.1 17.4

KS 53 34.2 34.2 51.6

S 40 25.8 25.8 77.4


(6)

Valid STS 4 2.6 2.6 2.6

TS 22 14.2 14.2 16.8

KS 53 34.2 34.2 51.0

S 40 25.8 25.8 76.8

SS 36 23.2 23.2 100.0